Bagaimana kalau begini:

1. Tebak-tebak buah mangga
"jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka ngomongin
orang melayu"

2. Tebak-tebakan buah kedondong
"jeffrey keturunan cina yg benci dengan pengusaha keturunan cina yg suka
menerapkan gaji standar"

3. Tebak-tebakan buah apel
"jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka melarang
anaknya nikah dengan melayu"

4. Tebak-tebakan buah kiwi
"jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka tidak mau
bertoleransi dengan masyarakat sekitar yg sedang susah, dan maksa untuk
pesta dansa dansi. Yang protes kalau dilarang dengan alasan melanggar hak
azasi dan membatasi kebudayaan leluhur"


Mbak Juni sara, masih ratusan jenis buah lainnya. Diakui atau tidak, itulah
kenyataan di masyarakat cina di Indonesia. Jadi jangan hanya senang
menggugat dan menghujat dengan berbagai masalah kemasyarakatan. Silakan
lihat batok kepala sendiri apakah masih ada unsur rasis dalam kepala anda
atau tidak. Si Rendra kemarin kan kelihatan kalau masih sangat rasis. Apa
mau membantah bahwa masih terlalu banyak keturunan cina yg berlaku seperti
rendra? Wake up mbak Juni sara....:) Pembauran harus didasari oleh
kesetaraan. Kalau tidak maka pembauran hanya dilakukan untuk mengeksploitasi
masyarakat melayu. Pembauran juga tidak dapat dilakukan dengan memasang
tembok tinggi di kawasan rumahnya. Pembauran tidak dapat dilakukan dengan
cara menguasai usaha partai besar, dan tidak adil dalam mendistribusikan ke
retailer berdasarkan sipit tidaknya mata. Kalau ini bisa dihilangkan, nah,
barulah keturunan cina dapat dikatakan berbaur dengan yg melayu. Kalau
tidak, itulah bukti bahwa yg cina yg diskriminasi kepada yg melayu. Gitu
kan?

Satu lagi, siapa yg nggak ingin Indonesia bersatu? Bukannya si Mardhika yg
bilang bercerai berai bukan berarti runtuh? Dimana-mana kalau sudah bercerai
berai ya runtuh. Kok aneh. Masih ada postingnya tuh....:) Lho kok anda
potong sih? Wah, curang.


Jeffrey Anjasmara

NB: Masak umur 19 tahun dibilang remaja belum matang? Umur segitu sih remaja
ketuaan. Kan batas remaja itu 17 tahun. Lagi pula umur 19 tahun sih sudah
ada yg punya anak 3 tuh.


--------------------------------
>From: E R Juni <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Date: Tue, 7 Dec 1999 13:16:46 -0600
>
>setelah saya lihat2, jeffrey ini kok benci sekali sama keturunan cina yah ?
>
>hmm....  tebak2 buah manggis :
>
>"jeffrey adalah keturunan cina yang nggak suka kalau keturunan cina berbaur
>dengan yang lain"
>
>heheh... bener nggak jef ?
>
>saya paling geli liat kata2 'divide et impera' di sini.... hihihi.... yang
>ngadu domba itu sapa ?
>
>satu lagi tebakan saya :
>
>"umur jeffrey sekitar 19 tahun, remaja yang masih belum matang, tapi hobby
>politik"
>
>yah, baguslah... ada juga remaja indonesia yang pandai omong seperti
>jeffrey ini, saya dukung deh, hanya mungkin milis permias harus lebih
>membimbing supaya adik2 seperti jeffrey ini tidak salah langkah....
>
>jadi bagi yang sudah dewasa (tidak hanya usia tapi lebih penting adalah
>pikiran), mari kita bimbing adik jeffrey supaya pikirannya cepat matang,
>jangan terus ikut terpancing dan jadi ikut2an 'childish' seperti dia....
>dan terjebak untuk perang (s/a/r/a -- pick your choice) dan membuat
>indonesia tak kunjung bersatu.
>
>kalau tebakan kedua saya di atas salah, ya mohon dimaafkan,
>
>tapi tolong jef : "GROW UP !"
>
>
>e r juni
>
>At 11:03 AM 12/7/99 -0500, you wrote:
>
>>Sebagai bangsa pengembara, suatu state yang lemah jelas akan lebih
>>menguntungkan. Untuk itulah orang-orang seperti Mardika Wisesa dan juga
>>Christianto Wibisono sangat gencar melancarkan apa yang saya sebut divide
>>et
>>impera. Mari kita lihat pendapat Mardhika lagi:
>>
>>Nah, memang yang diharapkan adalah bercerai berai, yang diharapkan adalah
>>agar Irian merdeka. Mengapa? Semua mempunyai motif ekonomi. Kalau berhasil
>>jadi negara baru, siapa yang berpeluang ke sana? Yang terjadi selama ini
>>adalah usaha eksploitasi pada kelompok yg lebih rendah taraf berpikirnya,
>>kemampuan bersaing ekonominya, dll. Tak heran ungkapan diskriminasi paling
>>sering disuarakan karena membahayakan kepentingan kelompok tertentu.
>>Ingat,
>>kapan mengucapkan, siapa yg mengucapkan mempunyai dampak yg sangat
>>berbeda.
>>
>>
>>Jeffrey Anjasmara
>

______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

Kirim email ke