Lina Dahlan <[EMAIL PROTECTED]> schrieb:
 
 

Lina:
Lanjut ah mbah, lagi ada waktu....

Mbah pernah menganalogikan agama sebagai kendaraan..dan sekarang 
mbah menganalogikan sebagai jalanan (rel KA). Pikiran macam begini, 
menurut saya sih pikiran orang pengaruh sekularis and/or pluralis 
atau duniawi sekali (seperti kutipan dari W. Churchill tsb) Memang 
di Barat, pikiran ini sangat dominan. Menganggap agama itu untuk 
urusan pribadi saja (urusan moral saja), kalau untuk urusan lain, 
agama harus dikantongin. Bisa di lihat ketika Mbah 
menanggapi "ekonomi Islam"...:-)
 
DH: Apalah agama kalau bukan jalan menuju sang Pencipta. Statement inti saya, 
adalah, bahwa agama BUKANLAH tujuan itu sendiri. Jadi, jangan mengagungkan 
agama, karena yang kita agungkan adalah sang Pencipta.
Wahana, kendaraan, rel, semua menggambarkan hal yang sama. 
 
Saya memang sekularis, dalam arti memisahkan kehidupan bernegara dengan agama, 
karena dalam bernegara saya harus hidup dengan manusia lain, yang beragama, 
budaya lain. kalau saya mau hidup menurut agama saya dalam bernegara, bagaimana 
dengan umat lain? Sebagai umat Kristen saya mengimani, bahwa polygami itu 
dilarang oleh Tuhan, tetapi saudara saudara saya lain yang berakidah lain, tak 
mengikuti ajaran ini, masak ya harus saya tentang?
Non-sekularis dimata saya, adalah manusia yang memaksakan akidahnya sebagai 
hukum umum, juga bagi umat lain.
--------------------------------

Islam tidak bisa dibandingkan dengan agama-agama lain. Islam terdiri 
atas tiga prinsip: Keyakinan (Akidah Tauhid),Hukum (syariah), dan 
Budi Pekerti (Akhlak). Muslim yang (mencoba utk) sempurna tidak 
memisahkan diantara ketiganya.
 
DH: Tidakkah tiap umat agama memandang agamanya demikian?
Juga agama Kristen mempunyai tiga hal ini. Hukum Gereja ada, yang dinamakan 
Codex Iuris Cannonicii. Ini dirangkum dalam Kathekismus.
 
-------------------------------

Jadi kalau hanya bicara soal moral, itu hanya membicarakan satu 
prinsip dalam Islam yaitu Akhlak. Saya kira bicara soal moral, 
standard dari masing-masing agamapun ada persamaan dan perbedaan. 
Semisal, agama mana yang mengajarkan moral universal utk menghormati 
dan santun kepada nabi-nabi Allah dalam proporsinya masing-masing.
 
DH: Moral, bukan "hanya", moral adalah isi pokok setiap ajaran agama. Ibadah 
adalah pengantar untuk mampu hidup bermoral.
----------------------------------


Namun ketika bicara pada hal Akidah dan Hukum, perbedaannya menjadi  
sangat substantif. Misal dalam hal hukum, bagi umat Islam..membagi 
waris telas jelas pembagiannya menurut AlQur'an, namun bagi non-
Islam (misalkan Kristen) harus membuat hukum sendiri krn tidak ada 
rujukan dalam Bible. Bagi Budhapun, mereka hanya mengikuti hukum 
yang dibuat negara. Pada hal perbankan, Islam mengisyaratkan bagi 
hasil bukan 'bunga', bagaimana dengan agama lain? terserah negara...
 
DH: Juga agama Yahudi sangat rinci. Demikian pula Hindu. Hukum dalam agama 
Kristen tertulis dalam Perjanjian Lama, yang adalah sudah berlaku bagi umat 
Yahudi. 
 
Tak adanya hukum yang "khusus", misalnya dalam perbankan, tak berati, bahwa 
manusia tak mengikuti akhlak dalam ber-banking. Ajaran Kristen juga mengenal 
peraturan anti riba.
 
Bagi umat Buddha cukup mereka ikuti prinsip Pancasila, maka tak perlu lagi 
membuat hukum yang rinci, karena semua yang bathil sudah terlarang:
 
--->Like all aspects of Buddhist dharma or teaching, the Pancasila are regarded 
as logically rather than supernaturally derived and are to be undertaken 
voluntarily rather than as "commandments" from a supernatural or mundane 
authority.

   1. I undertake the precept to refrain from destroying living creatures. 
   2. I undertake the precept to refrain from taking that which is not given. 
   3. I undertake the precept to refrain from sexual misconduct. 
   4. I undertake the precept to refrain from incorrect speech. 
   5. I undertake the precept to refrain from intoxicants which lead to 
carelessness. 
It is often recited in Pali as follows:

   1. Pânâtipâtâ veramani sikkhapadam samâdiyâmi 
   2. Adinnâdânâ veramani sikkhapadam samâdiyâmi 
   3. Kâmesu micchâcâra veramani sikkhapadam samâdiyâmi 
   4. Musâvâda veramani sikkhapadam samâdiyâmi 
   5. Surâ meraya majja pamâdatthânâ veramani sikkhapadam samâdiyâmi 
   -----------------------
    
   

Agama ada untuk diambil faedah dan manfaatnya. Kalau ada agama hanya 
menyediakan ajaran moral saja...itulah "agama-agama". Namun agama 
apa yang menyediakan semua aspek kehidupan? 
    
   DH: Apabila kita ikuti ajaran secara mencakup (comprehensive), cukup sekali 
menjadi dasar hukum kehidupan kita. Contoh jelas kita lihat, bahwa disemua 
negara mayoritas Islam, yang memiliki hukum yang rinci, kekacauan dalam 
kehidupan tetap sama dengan negara yang menganut agama lain. Kejahatan dan 
kekacauam moral di Mesir, Pakistan, Bangla desh, Tunisia, Marokko, Saudi dll, 
tak lebih dan tak kurang dari Thailand, Jerman, Korean, Nepal, Bhutan, Austria. 
Dengan tambahan: negara negara Eropa barat, yang tak memiliki hukum agama yang 
rinci memiliki kehidupan yang teratur...
   Aneh kan?
   ----------------------------------------------------

Kalau kembali kepada sejarah, di Abad ke-8 (atau sebelumnya?) orang-
orang di Barat telah gagal memahami jalan pikiran atau menaruh 
empati terhadap leluhur mereka. Ada yang putus dalam hubungan mereka 
dengan leluhurnya. Kemajuan ilmu dan tekhnologi telah mengakibatkan 
peradaban Barat mengabaikan dan memandang rendah agama (Kristen) di 
Eropah pada Abad Pertengahan. Mereka menjadi Amnesia...tidak mampu 
menarik garis penghubung dengannya. Mereka tidak bisa menjembatani 
antara agama (Kristen)nya dengan kemajuan ilmu. Mereka harus 
memisahkan keduanya.
    
   DH: negara negara yang menganut Islam tak pernah memisahkan agama dan 
negara, namun tetap tak berhasil membangun budaya moral sampai kini. Negara 
kita adalah contoh soal terjelas..
   -------------------------------------
   

Dengan latar belakang sejarah seperti itu, sangatlah wajar bila 
Sekularis and/or Pluralis menjadi dominan (karena mereka tidak 
mengenal nenek moyang mereka: Adam as, Ibrahim as, Musa as, Isa as, 
dan Muhammad SAW).
    
   DH: Adam Abraham dll, adalah hal hal yang dipercayai suku suku Semit. Budaya 
yang bukan Semit pasti tak mengenalnya, seperti Jepang, Korea, India, Tiongkok. 
Abraham bukan nenek moyang bangsa Indonesia, Bhutan, Nepal, Tiongkok, India, 
Jepang, malaysia, Singapura, Brunei, dll. Kita berasal dari wilayah Yunnan, 
yang datang ribuan tahun silam. Juga bangsa bangsa di samudra Pacific bukjan 
keturunan Abraham. Kita bukan suku Semit.
 

Gitu lho Mbak.

Salam

 

danardono


Kita menjalani kehidupan dengan apa yang 
kita peroleh, tetapi kita menciptakan 
kehidupan dengan apa yang kita berikan. 

(Winston Churchill)

                
---------------------------------
Gesendet von Yahoo! Mail - Jetzt mit 1GB kostenlosem Speicher

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke