Ref: Mana bisa skandal, bukankah ini suatu kebiasaan. Kebiasaan yang 
telah ditradisikan bukan lagi skandal! 


      
http://epaper.tempo.co/PUBLICATIONS/KT/KT/2012/06/20/ArticleHtmls/SKANDAL-ANGGARAN-INFRASTRUKTUR-PARTAI-POLITIK-BERBAGI-PROYEK-RP-20062012001009.shtml?Mode=0#


            SKANDAL ANGGARAN INFRASTRUKTUR PARTAI POLITIK BERBAGI PROYEK RP 7,7 
TRILIUN  
           
            JAKARTA  
     

                       
                  KPK tunggu fakta persidangan.

                  Politikus wanita Partai Amanat Nasional, Wa Ode Nurhayati, 
mengungkap praktek bagi-bagi proyek senilai Rp 7,7 triliun yang dilakukan 
partaipartai politik dan pemimpin Dewan Perwakilan Rakyat. 
                  Terdakwa perkara suap Rp 6,25 miliar dalam penetapan daerah 
penerima Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID) dan pencucian uang ini 
membongkar permainan itu dalam sidang pembacaan eksepsi atas dakwaan jaksa 
kemarin. “Semua sudah diplot.
                  Tak ada satu pun daerah yang tak diplot (guna mendapatkan 
jatah),“ katanya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.

                  Nurhayati menjelaskan, pembagian itu tergambar dalam dokumen 
pembahasan penggunaan DPID untuk 126 daerah pada Anggaran Pendapatan dan 
Belanja Negara 2011. Dokumen tersebut terdapat dalam komputer jinjing Nando, 
Kepala Subbagian Rapat Sekretariat Badan Anggaran, yang disita Komisi 
Pemberantasan Korupsi sejak 10 Februari lalu.

                  Di situ, penerima jatah diberi tanda dengan huruf, angka, dan 
warna. Simbol warna untuk partai-partai: huruf P1-P4 untuk empat pemimpin Badan 
Anggaran, sedangkan K sandi lima pemimpin DPR. Dalam dokumen tertulis, K1 
mendapat jatah proyek senilai Rp 300 miliar, sedangkan K2, K3, K4, dan K5 
masing-masing Rp 250 miliar.“Itu bukan saya yang bilang, tapi dari berita acara 
pemeriksaan Nando,“ ucap Nurhayati.

                  Juru bicara KPK, Johan Budi S.P., memastikan lembaganya terus 
mengembangkan pengusutan kasus DPID. Salah satu bahannya digali dari fakta 
persidangan Nurhayati. “Akan dilihat sejauh mana proses persidangan, apakah 
muncul fakta-fakta baru atau keterangan, baik dari terdakwa maupun saksi yang 
dihadirkan,“ ucapnya.

                  Ketua DPR Marzuki Alie, yang disebut bersimbol K1 dan 
mendapat jatah proyek senilai Rp Komisi Pemberantasan Korupsi menyelidiki 
dugaan korupsi para pemimpin Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat dalam 
penyusunan anggaran proyek dengan Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah sebesar 
Rp 7,7 triliun pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2011.
                  “Penyelidikan sudah sejak tiga bulan yang lalu,“ kata sumber 
Tempo di KPK pekan lalu. “Fokus pengusutan pada keterlibatan pemimpin Badan 
Anggaran DPR.“

                  Menurut dia, modal pengusutan antara lain hasil penggeledahan 
di Sekretariat Badan Anggaran di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, pada 10 
Februari lalu. “Ada beberapa data yang kami peroleh di sana,“ucap sumber itu. 
Dia menyebutkan para pemimpin Badan Anggaran menerima fee dari daerah penerima 
DPID. Juru bicara KPK, Johan Budi S.P., mengaku belum mengetahui perihal 
penyelidikan tersebut. Tapi ia menyatakan pengusutan kasus korupsi dalam 
penggunaan DPID tak berhenti pada anggota Badan Anggaran dari Partai Amanat 
Nasional, Wa Ode Nurhayati. 

                  “Kasus ini sedang dikembangkan oleh KPK.” Ia menuturkan 
informasi dan fakta yang muncul dalam persidangan perkara suap Rp 6,26 miliar 
dan pencucian uang yang melilit Nurhayati akan dijadikan masukan untuk 
mengembangkan pengusutan. 

                  Dalam sidang pembacaan eksepsi kemarin, Nurhayati mengungkap 
adanya bancakan proyek DPID senilai Rp 7,7 triliun yang diatur di Badan 
Anggaran. Alokasi anggaran untuk 126 daerah itu disahkan dalam Sidang Paripurna 
DPR pada akhir 2010 sebagai bagian dari APBN 2011. Partai dan orang-orang 
penerima jatah diberi simbol warna, angka, dan huruf. Sandi P1

                  P4 untuk empat pemimpin Badan Anggaran. 
                  Menurut dokumen yang salinan yang ada pada Tempo, Kepala 
Subbagian Rapat Badan Anggaran Nando menyatakan perincian anggaran DPID itu 
dibuat oleh pemimpin Badan Anggaran. 

                  Catatan itu berisi kode, seperti P1 adalah Melchias Marcus 
Mekeng (ketua dari Golkar), P2 Mirwan Amir (Demokrat), P3 Olly Dondokambey 
(Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), dan P4 Tamsil Linrung (Partai Keadilan 
Sejahtera). Nando mengaku, dalam sebuah rapat pada Oktober 2010, ia diminta 
menyalin catatan itu ke dalam komputer yang belakangan disita KPK. 

                  Ketika hendak dimintai konfirmasi, empat petinggi Badan 
Anggaran tak menjawab panggilan telepon. Tapi, berdasarkan pemeriksaan yang 
dilakukan KPK, mereka menyatakan membantah. 

                  “Tak ada duit mengalir ke pimpinan Banggar,” ujar Mekeng. 
Para pemimpin 

                  Banggar menyatakan usulan daerah penerima dan besaran 
anggaran datang dari fraksi. “Fraksi menyampaikan nama daerah penerima DPID 
beserta besaran dananya,” kata Tamsil Linrung. Mirwan Amir dan Olly Dondokambey 
memberi penjelasan senada. 
                  “Penentuan alokasi sesuai rapat fraksi,” kata Olly. 

                  Adapun Melchias Marcus Mekeng memberikan penjelasan berbeda. 
Kata dia, penyusun draf DPID disesuaikan dengan proposal yang tak harus 
diajukan anggota dan pemimpin Badan Anggaran. 

                  “Tapi bisa langsung dikirim ke DPR atau pemerintah.” Pengamat 
politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, berpendapat tak adanya 
kejelasan ukuran alokasi DPID itu membuka peluang besar politikus 
mengintervensi penyusunan anggaran. “Daerah seperti apa yang diprioritaskan tak 
ada patokannya, tergantung lobi daerah dengan elite di Jakarta.” ● TRI S | 
RUSMAN P | A. BADUDU | 

                       

                 
           
     


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke