Jadi sekali lagi yang penting buat manusia bertabiat nista lagi menjijikkan ini hanyalah "keadaan Yunani yang pengaruhnya sangat besar karena telah mengakibatkan gonjang-ganjingnya pasar matauang dan saham seluruh dunia" yang bikin dia berhenti main saham ... . Korupsi, penindasan minoritas serta orang yang kurang gizi, orang yang mati kelaparan di Indonesia tidak begitu dipedulikannnya
Ni orang emang egois yang memnjijikkan. --- In proletar@yahoogroups.com, "Teddy S." <teddyr@...> wrote: > > Saya punya kepentingan untuk mengetahui keadaan Yunani yang pengaruhnya > sangat besar karena telah mengakibatkan gonjang-ganjingnya pasar matauang dan > saham seluruh dunia. Saya sudah beberapa tahun ini berhenti main saham hingga > saat pasar saham rontok besar karena berita krisis Yunani, saya bisa > senyum-senyum saja di pinggiran karena tidak terpengaruh secara langsung. > > Baru saja selesai menarik keuntungan permainan valas dari broker Rusia. Maaf > saja, santunan dana pensiun Belanda yang jumlahnya aduhai itu jumlahnya tidak > berarti bila dibandingkan dengan keuntungan permainan valas karena bisa > didapat dalam hitungan jam atau bahkan menit saja. Itu bagi orang-orang yang > percaya akan adanya berkat Tuhan. Ooops, anda tidak percaya adanya Tuhan ya? > Ya, sudah. > > > > --- In proletar@yahoogroups.com, "Bukan Pedanda" <bukan.pedanda@> wrote: > > > > > > > > Ada berapa orang Islam plus-plus yang merasa prihatin dengan berita tentang > > korupsi yang boleh dibilang tiap hari kita baca di koran Indonesia? > > > > Teddy yang berotak anjing mah ngeributin Yunani yang diurus oleh orang > > Eropa.. > > > > > > --- In proletar@yahoogroups.com, item abu <itemabu@> wrote: > > > > > > Sayangnya KPK lupa dpt bagian, jadi sekarang jadi skandal. > > > > > > > > > > > > > > > >________________________________ > > > > From: Sunny <ambon@> > > > >To: Undisclosed-Recipient@ > > > >Sent: Thursday, June 21, 2012 4:07 PM > > > >Subject: [proletar] SKANDAL ANGGARAN INFRASTRUKTUR PARTAI POLITIK > > > >BERBAGI PROYEK RP 7,7 TRILIUN > > > > > > > > > > > >Â > > > >Ref: Mana bisa skandal, bukankah ini suatu kebiasaan. Kebiasaan yang > > > >telah ditradisikan bukan lagi skandal! > > > > > > > >http://epaper.tempo.co/PUBLICATIONS/KT/KT/2012/06/20/ArticleHtmls/SKANDAL-ANGGARAN-INFRASTRUKTUR-PARTAI-POLITIK-BERBAGI-PROYEK-RP-20062012001009.shtml?Mode=0# > > > > > > > >SKANDAL ANGGARAN INFRASTRUKTUR PARTAI POLITIK BERBAGI PROYEK RP 7,7 > > > >TRILIUN > > > > > > > >JAKARTA > > > > > > > > > > > >KPK tunggu fakta persidangan. > > > > > > > >Politikus wanita Partai Amanat Nasional, Wa Ode Nurhayati, mengungkap > > > >praktek bagi-bagi proyek senilai Rp 7,7 triliun yang dilakukan > > > >partaipartai politik dan pemimpin Dewan Perwakilan Rakyat. > > > >Terdakwa perkara suap Rp 6,25 miliar dalam penetapan daerah penerima > > > >Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID) dan pencucian uang ini > > > >membongkar permainan itu dalam sidang pembacaan eksepsi atas dakwaan > > > >jaksa kemarin. âSemua sudah diplot. > > > >Tak ada satu pun daerah yang tak diplot (guna mendapatkan jatah),â > > > >katanya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. > > > > > > > >Nurhayati menjelaskan, pembagian itu tergambar dalam dokumen pembahasan > > > >penggunaan DPID untuk 126 daerah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja > > > >Negara 2011. Dokumen tersebut terdapat dalam komputer jinjing Nando, > > > >Kepala Subbagian Rapat Sekretariat Badan Anggaran, yang disita Komisi > > > >Pemberantasan Korupsi sejak 10 Februari lalu. > > > > > > > >Di situ, penerima jatah diberi tanda dengan huruf, angka, dan warna. > > > >Simbol warna untuk partai-partai: huruf P1-P4 untuk empat pemimpin Badan > > > >Anggaran, sedangkan K sandi lima pemimpin DPR. Dalam dokumen tertulis, > > > >K1 mendapat jatah proyek senilai Rp 300 miliar, sedangkan K2, K3, K4, > > > >dan K5 masing-masing Rp 250 miliar.âItu bukan saya yang bilang, tapi > > > >dari berita acara pemeriksaan Nando,â ucap Nurhayati. > > > > > > > >Juru bicara KPK, Johan Budi S.P., memastikan lembaganya terus > > > >mengembangkan pengusutan kasus DPID. Salah satu bahannya digali dari > > > >fakta persidangan Nurhayati. âAkan dilihat sejauh mana proses > > > >persidangan, apakah muncul fakta-fakta baru atau keterangan, baik dari > > > >terdakwa maupun saksi yang dihadirkan,â ucapnya. > > > > > > > >Ketua DPR Marzuki Alie, yang disebut bersimbol K1 dan mendapat jatah > > > >proyek senilai Rp Komisi Pemberantasan Korupsi menyelidiki dugaan > > > >korupsi para pemimpin Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat dalam > > > >penyusunan anggaran proyek dengan Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah > > > >sebesar Rp 7,7 triliun pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2011. > > > >âPenyelidikan sudah sejak tiga bulan yang lalu,â kata sumber Tempo > > > >di KPK pekan lalu. âFokus pengusutan pada keterlibatan pemimpin Badan > > > >Anggaran DPR.â > > > > > > > >Menurut dia, modal pengusutan antara lain hasil penggeledahan di > > > >Sekretariat Badan Anggaran di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, pada > > > >10 Februari lalu. âAda beberapa data yang kami peroleh di sana,âucap > > > >sumber itu. Dia menyebutkan para pemimpin Badan Anggaran menerima fee > > > >dari daerah penerima DPID. Juru bicara KPK, Johan Budi S.P., mengaku > > > >belum mengetahui perihal penyelidikan tersebut. Tapi ia menyatakan > > > >pengusutan kasus korupsi dalam penggunaan DPID tak berhenti pada anggota > > > >Badan Anggaran dari Partai Amanat Nasional, Wa Ode Nurhayati. > > > > > > > >âKasus ini sedang dikembangkan oleh KPK.â Ia menuturkan informasi > > > >dan fakta yang muncul dalam persidangan perkara suap Rp 6,26 miliar dan > > > >pencucian uang yang melilit Nurhayati akan dijadikan masukan untuk > > > >mengembangkan pengusutan. > > > > > > > >Dalam sidang pembacaan eksepsi kemarin, Nurhayati mengungkap adanya > > > >bancakan proyek DPID senilai Rp 7,7 triliun yang diatur di Badan > > > >Anggaran. Alokasi anggaran untuk 126 daerah itu disahkan dalam Sidang > > > >Paripurna DPR pada akhir 2010 sebagai bagian dari APBN 2011. Partai dan > > > >orang-orang penerima jatah diberi simbol warna, angka, dan huruf. Sandi > > > >P1 > > > > > > > >P4 untuk empat pemimpin Badan Anggaran. > > > >Menurut dokumen yang salinan yang ada pada Tempo, Kepala Subbagian Rapat > > > >Badan Anggaran Nando menyatakan perincian anggaran DPID itu dibuat oleh > > > >pemimpin Badan Anggaran. > > > > > > > >Catatan itu berisi kode, seperti P1 adalah Melchias Marcus Mekeng (ketua > > > >dari Golkar), P2 Mirwan Amir (Demokrat), P3 Olly Dondokambey (Partai > > > >Demokrasi Indonesia Perjuangan), dan P4 Tamsil Linrung (Partai Keadilan > > > >Sejahtera). Nando mengaku, dalam sebuah rapat pada Oktober 2010, ia > > > >diminta menyalin catatan itu ke dalam komputer yang belakangan disita > > > >KPK. > > > > > > > >Ketika hendak dimintai konfirmasi, empat petinggi Badan Anggaran tak > > > >menjawab panggilan telepon. Tapi, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan > > > >KPK, mereka menyatakan membantah. > > > > > > > >âTak ada duit mengalir ke pimpinan Banggar,â ujar Mekeng. Para > > > >pemimpin > > > > > > > >Banggar menyatakan usulan daerah penerima dan besaran anggaran datang > > > >dari fraksi. âFraksi menyampaikan nama daerah penerima DPID beserta > > > >besaran dananya,â kata Tamsil Linrung. Mirwan Amir dan Olly > > > >Dondokambey memberi penjelasan senada. > > > >âPenentuan alokasi sesuai rapat fraksi,â kata Olly. > > > > > > > >Adapun Melchias Marcus Mekeng memberikan penjelasan berbeda. Kata dia, > > > >penyusun draf DPID disesuaikan dengan proposal yang tak harus diajukan > > > >anggota dan pemimpin Badan Anggaran. > > > > > > > >âTapi bisa langsung dikirim ke DPR atau pemerintah.â Pengamat > > > >politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, berpendapat tak > > > >adanya kejelasan ukuran alokasi DPID itu membuka peluang besar politikus > > > >mengintervensi penyusunan anggaran. âDaerah seperti apa yang > > > >diprioritaskan tak ada patokannya, tergantung lobi daerah dengan elite > > > >di Jakarta.â â TRI S | RUSMAN P | A. BADUDU | > > > > > > > >[Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/