Sayangnya KPK lupa dpt bagian, jadi sekarang jadi skandal.



>________________________________
> From: Sunny <am...@tele2.se>
>To: undisclosed-recipi...@yahoo.com 
>Sent: Thursday, June 21, 2012 4:07 PM
>Subject: [proletar] SKANDAL ANGGARAN INFRASTRUKTUR PARTAI POLITIK BERBAGI 
>PROYEK RP 7,7 TRILIUN
> 
>
>  
>Ref: Mana bisa skandal, bukankah ini suatu kebiasaan. Kebiasaan yang telah 
>ditradisikan bukan lagi skandal! 
>
>http://epaper.tempo.co/PUBLICATIONS/KT/KT/2012/06/20/ArticleHtmls/SKANDAL-ANGGARAN-INFRASTRUKTUR-PARTAI-POLITIK-BERBAGI-PROYEK-RP-20062012001009.shtml?Mode=0#
>
>SKANDAL ANGGARAN INFRASTRUKTUR PARTAI POLITIK BERBAGI PROYEK RP 7,7 TRILIUN 
>
>JAKARTA 
>
>
>KPK tunggu fakta persidangan.
>
>Politikus wanita Partai Amanat Nasional, Wa Ode Nurhayati, mengungkap praktek 
>bagi-bagi proyek senilai Rp 7,7 triliun yang dilakukan partaipartai politik 
>dan pemimpin Dewan Perwakilan Rakyat. 
>Terdakwa perkara suap Rp 6,25 miliar dalam penetapan daerah penerima Dana 
>Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID) dan pencucian uang ini membongkar 
>permainan itu dalam sidang pembacaan eksepsi atas dakwaan jaksa kemarin. 
>“Semua sudah diplot.
>Tak ada satu pun daerah yang tak diplot (guna mendapatkan jatah),“ katanya di 
>Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.
>
>Nurhayati menjelaskan, pembagian itu tergambar dalam dokumen pembahasan 
>penggunaan DPID untuk 126 daerah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 
>2011. Dokumen tersebut terdapat dalam komputer jinjing Nando, Kepala Subbagian 
>Rapat Sekretariat Badan Anggaran, yang disita Komisi Pemberantasan Korupsi 
>sejak 10 Februari lalu.
>
>Di situ, penerima jatah diberi tanda dengan huruf, angka, dan warna. Simbol 
>warna untuk partai-partai: huruf P1-P4 untuk empat pemimpin Badan Anggaran, 
>sedangkan K sandi lima pemimpin DPR. Dalam dokumen tertulis, K1 mendapat jatah 
>proyek senilai Rp 300 miliar, sedangkan K2, K3, K4, dan K5 masing-masing Rp 
>250 miliar.“Itu bukan saya yang bilang, tapi dari berita acara pemeriksaan 
>Nando,“ ucap Nurhayati.
>
>Juru bicara KPK, Johan Budi S.P., memastikan lembaganya terus mengembangkan 
>pengusutan kasus DPID. Salah satu bahannya digali dari fakta persidangan 
>Nurhayati. “Akan dilihat sejauh mana proses persidangan, apakah muncul 
>fakta-fakta baru atau keterangan, baik dari terdakwa maupun saksi yang 
>dihadirkan,“ ucapnya.
>
>Ketua DPR Marzuki Alie, yang disebut bersimbol K1 dan mendapat jatah proyek 
>senilai Rp Komisi Pemberantasan Korupsi menyelidiki dugaan korupsi para 
>pemimpin Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat dalam penyusunan anggaran 
>proyek dengan Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah sebesar Rp 7,7 triliun 
>pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2011.
>“Penyelidikan sudah sejak tiga bulan yang lalu,“ kata sumber Tempo di KPK 
>pekan lalu. “Fokus pengusutan pada keterlibatan pemimpin Badan Anggaran DPR.“
>
>Menurut dia, modal pengusutan antara lain hasil penggeledahan di Sekretariat 
>Badan Anggaran di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, pada 10 Februari lalu. 
>“Ada beberapa data yang kami peroleh di sana,“ucap sumber itu. Dia menyebutkan 
>para pemimpin Badan Anggaran menerima fee dari daerah penerima DPID. Juru 
>bicara KPK, Johan Budi S.P., mengaku belum mengetahui perihal penyelidikan 
>tersebut. Tapi ia menyatakan pengusutan kasus korupsi dalam penggunaan DPID 
>tak berhenti pada anggota Badan Anggaran dari Partai Amanat Nasional, Wa Ode 
>Nurhayati. 
>
>“Kasus ini sedang dikembangkan oleh KPK.” Ia menuturkan informasi dan fakta 
>yang muncul dalam persidangan perkara suap Rp 6,26 miliar dan pencucian uang 
>yang melilit Nurhayati akan dijadikan masukan untuk mengembangkan pengusutan. 
>
>Dalam sidang pembacaan eksepsi kemarin, Nurhayati mengungkap adanya bancakan 
>proyek DPID senilai Rp 7,7 triliun yang diatur di Badan Anggaran. Alokasi 
>anggaran untuk 126 daerah itu disahkan dalam Sidang Paripurna DPR pada akhir 
>2010 sebagai bagian dari APBN 2011. Partai dan orang-orang penerima jatah 
>diberi simbol warna, angka, dan huruf. Sandi P1
>
>P4 untuk empat pemimpin Badan Anggaran. 
>Menurut dokumen yang salinan yang ada pada Tempo, Kepala Subbagian Rapat Badan 
>Anggaran Nando menyatakan perincian anggaran DPID itu dibuat oleh pemimpin 
>Badan Anggaran. 
>
>Catatan itu berisi kode, seperti P1 adalah Melchias Marcus Mekeng (ketua dari 
>Golkar), P2 Mirwan Amir (Demokrat), P3 Olly Dondokambey (Partai Demokrasi 
>Indonesia Perjuangan), dan P4 Tamsil Linrung (Partai Keadilan Sejahtera). 
>Nando mengaku, dalam sebuah rapat pada Oktober 2010, ia diminta menyalin 
>catatan itu ke dalam komputer yang belakangan disita KPK. 
>
>Ketika hendak dimintai konfirmasi, empat petinggi Badan Anggaran tak menjawab 
>panggilan telepon. Tapi, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan KPK, mereka 
>menyatakan membantah. 
>
>“Tak ada duit mengalir ke pimpinan Banggar,” ujar Mekeng. Para pemimpin 
>
>Banggar menyatakan usulan daerah penerima dan besaran anggaran datang dari 
>fraksi. “Fraksi menyampaikan nama daerah penerima DPID beserta besaran 
>dananya,” kata Tamsil Linrung. Mirwan Amir dan Olly Dondokambey memberi 
>penjelasan senada. 
>“Penentuan alokasi sesuai rapat fraksi,” kata Olly. 
>
>Adapun Melchias Marcus Mekeng memberikan penjelasan berbeda. Kata dia, 
>penyusun draf DPID disesuaikan dengan proposal yang tak harus diajukan anggota 
>dan pemimpin Badan Anggaran. 
>
>“Tapi bisa langsung dikirim ke DPR atau pemerintah.” Pengamat politik dari 
>Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, berpendapat tak adanya kejelasan 
>ukuran alokasi DPID itu membuka peluang besar politikus mengintervensi 
>penyusunan anggaran. “Daerah seperti apa yang diprioritaskan tak ada 
>patokannya, tergantung lobi daerah dengan elite di Jakarta.” ● TRI S | RUSMAN 
>P | A. BADUDU | 
>
>[Non-text portions of this message have been removed]
>
>
> 
>
>

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke