Wueleh, yang ini rupanya kelewatan. Abis, semalam ada yang nyolek, yah.. melon yah..
huehe... --- "pinpinyuliansyah" <pinpinyuliansyah@...> wrote: > > --- "ajeg" <ajegilelu@> wrote: > > > > > > Yang standar-standar begitu memang nggak terhindarkan, > > baik di keluarga muslim, kristen, atau lainnya. Dan sebaiknya > > itu diperkenalkan ke bocah-bocah sebagai tradisi keluarga, > > bukan kewajiban beragama. Hindari dulu bicara 'agama'. > > > > bener. > Saya rada "Shock" saat si kecil cerita "Ayah aku punya temen baik, > tapi dia kristen !" Saya kaget bener. Trus tanya "Emang kenapa de > kalau kristen ?" Si ade jawab : "Kalau kristen kan masuk neraka yah > ..." Ini fatal. sangat fatal. Saya langsung klarifikasi ke guru > agama di sekolahnya, dan saya mesti format ulang pemahaman si > kecil. Surga dan neraka itu bukan milik islam atau kristen. Semua > orang baik, akan menerima balasan kebaikan. Dan alhamdulillah ... > sekarang si ade berteman baik dengan temannya yang suka ke gereja. > Sebetulnya pengin tau komentar kristen-kristen palsu di sini. Apa mereka punya pengalaman sebagus ini. > > Misalnya : Uplik jelek bukan karena ates. Si Nub tolol bukan karena > agamanya kristen. Itumah emng sudah dari "sono" nya begitu ;-) > hehehe Kayaknya memang lebih pas nyebut mereka krispal (kristen palsu) dan aspal (ateis palsu). Lha ngaku meluk suatu ajaran tapi ya cuma dipeluk doang, nggak pernah diajak jalan. Inisiatif jeblok. Mereka seperti menolak sadar bahwa semakin dewasa orang harus semakin terampil mandi sendiri. Mandiri. Menentukan & memutuskan sendiri langkah yang akan ditempuh dalam hidup (selain 2 hal: kelahiran & kematian - kecuali berani seppuku / harakiri), lalu menanggung konsekuensi & resiko dari keputusannya itu. Mereka keliatan lebih terlatih untuk menyerahkan nasibnya ke tangan orang lain sambil menunggu perintah. Sehingga ketika langkahnya terhadang musibah, mereka tidak boleh ditempatkan di posisi si salah. Sebab, menurut mereka, musibah dan kesalahan itu adalah tanggungjawab si pemberi perintah, bukan si pelangkah. Sementara, mereka sendiri merasa jadi korban dari salah langkah akibat salah perintah. Ah ah ah..! Oleh karena itulah, mereka merasa berhak untuk morang-maring. Tuntut sana-sini, curhat sini-sana kepada siapa saja yang mereka jumpai dalam hidup. Ini, jelas ketololan berat dalam kemanusiaan. Merasa punya hak untuk diurus segala kepentingannya tapi melalaikan kewajibannya untuk mengurus kepentingannya sendiri. Mereka jadi buta tentang dirinya sendiri tapi benderang tentang orang lain. Membabibuta. Ketololan model begini samasekali nggak ada kaitannya dengan ajaran apa pun termasuk ajaran Kristus. Ini memang murni ketololan dari 'sononya'. Hanya saja di sini mayoritas pemeluk ketololan ini mengaku sebagai "kristen". Pendeknya, dalam konteks kristen, ungkapan ini nggak salah lahir: "Yesus menyembuhkan orang buta Paulus membutakan orang tolol" Karena memang tolol dari sononya, maka mau meluk apapun tetap saja "buta". Paling lucu yang ateis palsu. Dia langsung menghujat tuhan telah salah mendesain hidupnya.. Kesian, ateis kok menghujat tuhan.. :) > > > Menyinggung ketegasan Cak Nur, rasanya pernah cerita waktu > > beliau meresmikan TK Paramadina beberapa tahun setelah Soeharto > > jatuh. > > > > Dalam pidatonya Cak Nur bikin hidung para ortu kembang-kempis. > > Kira-kira bunyinya tentang krisis pemimpin. Lalu dia bilang > > 20 tahun yad TK ini akan melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa... > > > > Waktu tak tanya kalau TK ini punya metode mencetak pemimpin > > sejak usia dini, kenapa metode itu tidak disebar saja ke seluruh > > TK di negeri yang katanya krisis pemimpin ini. > > > > Sebelum pindah ke Banten, si kecil beda sekolah nya dengan si > teteh. Si kecil sekolah di sekolah yang dikelola oleh jalaluddin > rachmat. Dalam pertemuan dengan orang tua, pak Jalal bercerita > "Selama ini kita salah menerjemahkan bahwa rasa dan hati itu adanya > di dalam dada ... rasa dan hati itu terbukti secara empiris adanya > di kepala ". > > Jadi ... hadits yang menyatakan "Kalau hatinya rusak, maka rusak > pula lah semuanya" ini mesti dipertanyakan lagi. karena yang bisa > merasa, dan yang menentukan tindakan itu terntara bukan organ yang > bernama hati. namun organ yang bernama otak. Contoh sederhana : Si > Nub ditabok kepalanya sama popor bedil. gegar otak. jadinya gitu > deh ... suka ngayal...suka berhalusinasi. Bukan si Nub ditabok > bagian dada nya terus hatinya jadi rusak, terus "gegar ati". > > Orang bilang... kalau kepala sudah ditabokin atawa kejedot benda > keras, orang apanan pikirannya jadi nddak normal. ngomongnya jadi > nddak normal. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah itu kepala > dijedotin lagi. > > hehe > > intinya, menurut jalaluddin, yang membuat manusia "menyenangkan" > dan "menyebalkan" itu adanya di kepala. makanya istilahnya "gegar > otak" bukan "Gegar hati". > > Pernyataan yang sangat sederhana ... > > Namun jadi serius ketika harus berhadapan dengan hadits yang > menyatakan bahwa baik buruk itu adanya di "hati" :-) > Hm...:) Jadi inget waktu ngobrol soal godlob sama basmien, jd, koh gu, dan zhao yun kalo nggak salah. Terus terang ngaku bahwa yang memperkenalkan saya dengan batang otak adalah guru biologi SMP (dulu ilmu hayat) yang emosi macarin saya :) Pada sesi les privat di rumahnya, bu hayati (sebut saja begitu) kasih liat buku-buku koleksinya yang penuh gambar otak berikut jalinan syaraf ke seluruh tubuh. Seperti lagi mendongeng dia menjelaskan semua gambar di buku-buku itu termasuk batang otak yang menjadi pusat kontrol perkara abstrak dalam diri manusia, baik itu godlob/naluri; emosi/sedih-gembira; cinta; syahwat; bahkan tuhan, katanya. Nah, menurut bu guru berhayat sexy itu, omong-kosonglah dengan cinta bergambar hati seperti di kartu remi. Dia bersumpah pilih melengos kalau saya panggil: "jantung hatiku" sambil dekap dada, meski emoh juga dibelai rasional dengan bisikan: "oh, batang otakku.." :p Sejujurnya, yang amat serius itu: manusia masih menjadi misteri bagi ilmu pengetahuan. Dan kaum Venus.. adalah misteri terbesar bagi puak Mars :) Setubuh? eh, setujuh? ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/