Waalaikumsalam.Wr.Wb. Soal nama,banyak sekali di dunia maya ini tidak bisa dibedakan.Dan betapa banyaknya diantara kita yang salah manggil.Dan itu tidak dapat di jadikan menjadi tolak ukur,seseorang emosi menghadapi ibunda ? justru saya yang merasa aneh,orang biasa aja di bilang emosi,kalau saya emosi saya pakai kata-kata kasar.Alhamdulillah saya ngak emosi,bahkan sangat tenang .Apalagi kalau nama tersebut bisa di pakai untuk lelaki dan perempuan.Ananda punya teman lelaki namanya Isna.Dan juga pernah punya guru namanya pak Huriati.
Sikap Pak Masdar lari,bukan karena melihat sikon kami,tapi karena tidak mau berdiskusi dan menjawab argument yang kami berikan sebelumnya.mereka banyak rombongannya,bukan seorang.Kenapa harus takut?,kalau memang berani dan benar dengan pernyataan yang dibuat,silahkan face to face dengan kami secara langsung.jangankan face to face,menjawab mail atas tanggapan kami saja,atas pernyataannya haji boleh saja di bulan syawal,Dzulkaedah dan empat bulan sebelumnya,ngak mau. Jawab terakhirnya apa..? Yah..itu cuman pemikiran saya.Makanya kami bilang,kalau cuman pemikiran,harus berlandaskan argument yang tepat donk,jangan mencomot satu ayat,melupakan ayat lain,juga hadist lain.Kita ajak diskusi besoknya lagi ,..eh..sudah kabur..( hehehe..ini bukan nada sok hebat,tapi lucu rasanya seorang tokoh,tidak menyelesaikan masalah yang ia buat sendiri,bendingan kita yang masih muda-muda ini,ini pak Masdar sudah cukup berumur,yang di hadapi toh masih muda-muda,dan ketika itu jawaban nya juga emosi,sehingga saat diancam begituan doank ,..seharusnya dibilang donk,saya tidak takut dengan ancaman saudara,kalau saya yakin apa yang saya sampaikan ini benar,dan tidak akan merusak nama bangsa Indonesia ). jangankan untuk menjawab itu,kita ajak berdiskusi atas pernyataannya itu saja malah kabur.Bagi kami hal ini suatu hal yang sangat aneh sekali.kalau orang biasa yang kabur wajar2 saja,tapi ini seorang yang katanya " tokoh ".Akhirnya saya berfikir,wajar saja teman saya baik yang di Amerika sana,maupun teman saya muchlis itu mengatakannya " Mujtahid Picisan ",Dengan arti kata,tidak dapat mempertanggung jawabkan pernyataannya,dan tidak berani berdiskusi langsung menghadapi argumen yang dikemukakan oleh mahasiswa. Dan sepanjang setahu ananda ulama dan Imam-imam dari Mujtahid zaman dahulu tidak seperti itu dalam menghadapi perbedaan,mereka bahkan siap dan mampu di penjarakan demi mempertahankan pendapatnya itu.kalau ia merasa memang benar,dan benar2 sudah matang dalam berpendapat sebelum ia mengeluarkannya di depan publik. Kalau anak muda bersikap tersesa-gesa mengeluarkan pendapat wajar saja,jiwanya masih muda,namun yang sudah berumur ,seharusnya lebih bersikap arif dan bijaksana lagi. Sebagaimana yang disebutkan,kalau mau berdiskusi,silahkan ajukan argumen masing-masing,tapi kalau argument itu di tolak,jangan takut,tapi dihadapi.Kenapa harus takut hanya sekedar ancaman yang jelas hal itu tidak mungkin terjadi ?.Koq takut sih,.kalau jadi tokoh itu ngak ada yang ditakutkannya selain yang diatas sana.Sikap larinya tersebut menambah kurangnya simpati orang padanya. Wassalam.Rahima. --- Isna Huriati <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Assalamu'alaikum wr wb > 1. Emosi tidak akan pernah menyelesaikan persoalan. > Kepiawaian dalam > mengendalikan emosi dalam menyampaikan sesuatu, > dalam menanggapi > sesuatu, bahkan dalam menghadapi hinaan. menunjukkan > derajad seseorang. > . Saya kira sdr. Masdar sudah mengambil keputusan > yang tepat, yaitu > setelah melihat situasi yang emosial dia pergi. > Berarti secara pribadi > sdr. Masdar sudah bersikap arif. __________________________________ Do you Yahoo!? Yahoo! Finance: Get your refund fast by filing online. http://taxes.yahoo.com/filing.html ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net ____________________________________________________