Evi manulih :

>Saya sedang membaca buku Tan Malaka berjudul Madilog yang diterbitkan oleh
>Teplok. Belum tamat,baru beberapa lembar, tapi  saya sungguh surprise bahwa
>kesaktian si Sutan satu ini bak kesaktian pendekar bukik tambun tulang yang
>membangkitkan Marx dari kuburnya. Dan saya mulai mengerti mengapa Tan Malaka
>"harus"  di lupakan orang. Mana ada sih para pemikir tidak mendahului jaman,
>yang terlalu jauh berlari di muka, yang tak terasing dari masyarakatnya
>sendiri? Mak Ngah ingatkan pemikir nyentrik yang di bakar oleh penguasa
>gereja cuma gara-gara mengatakan bahwa Matahari itu tidak mutar tapi bumilah
>yang memutari matahari? Tan Malaka, walau tak  sedahsyat itu, tampaknya juga
>diasingkan gara-gara orang-orang berotak sedang seperti kita tak sanggup
>mengikuti kerja otaknya. Alih-alih mencoba memahami dia kita lebih suka cari
>jalan singkat; mencap dia  beraliran kiri. Dan aliran kiri tak cocok untuk
>bangsa yang rejiulitasnya tinggi! Sungguh ironis!
>
>Wassalam,
>Evi

Wa'alaikum salam.w.w.

Sato manyolo snek.

  Kita ini manusia, berpikir adalah disuruh, dan alangkah ruginya orang
yang tak menggunakan pikirannya dengan baik. Akan tetapi jangan mengandalkan
pikiran atas segala sesuatunya. Dan yang paling tidak boleh lagi adalah
menjadikan pikiran sebagai Tuhan yang bisa segalanya. 
  Maaf, saya tak melarang gamut membaca buku itu, silahkan teruskan, lalu
kemudian rasakan apa pengaruhnya terhadap pikiran dan keimanan di dalam
dada. Dan yang perlu diingat, Setan adalah musuh ummat manusia. 
Sebagai orang Minang saya bangga dengan Tan Malaka karena dapat menjadi salah
satu tokoh nasional, akan tetapi saya tak bangga dengan jalan pikirannya dan 
malah menyesali orang secerdas dia harus berada di lingkungan negeri yang tak
ber-Tuhan. Akibatnya, masuk kandang kambing mengembik, masuk kandang kerbau
melenguh. Apa yang dituliskannya sesuai benar dengan akibat akal merdeka yang
digambarkan oleh Buya M. Natsir, dan menjadi orang yang kehilangan akal sebagai-
mana yang digambarkan Buya Hamka, karena telah mempertuhankan Materi dan Logika.
  Akan lain hal nya bila beliau pergi belajar ke Al-Azhar di Kairo. Tentu akan
lahir seorang pahlawan Islam dengan pikiran cemerlang. Sungguh sangat-sangat
disayangkan. 
  Kemudian, mungkin karena gamut baru membaca sedikit, apa yang gamut katakan
bahwa beliau sama dengan Galileo dan Copernicus adalah tidak benar. Galileo dan 
Copernicus mengatakan sesuatu  yang benar tapi ditentang oleh agama yang salah, 
akan tetapi dibenarkan oleh  Yang punya kebenaran mutlak, sedangkan beliau 
mengatakan sesuatu salah dan bertentangan dengan Yang punya kebenaran mutlak. Di 
zaman modern sekarang ini, Yang punya kebenaran mutlak telah memperlihatkan 
bukti-buktinya dan ini membuat apa yang ditulis Tan Malaka menjadi tidak masuk 
akal. 
  Maaf, saya tidak bermaksud mengebiri akal dan pikiran gamut bila ingin 
membuatnya merdeka. He he he he.
Yang saya sayangkan adalah kata-kata rejiulitas... eh harusnya relijusitas 
tinggi. Kata-kata ini memang sering keluar dari orang-orang yang 
berpikiran sekuler.

Wallahu'alam.

Wassalam

Khairi Yusuf


LAPAU RantauNet di http://lapau.rantaunet.web.id
Isi Database ke anggotaan RantauNet:
http://www.egroups.com/database/rantaunet?method=addRecord&tbl=1
=================================================
WEB-EMAIL GRATIS ... @rantaunet.web.id ---> http://mail.rantaunet.web.id
=================================================
Subscribe - Mendaftar RantauNet Mailing List, kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email / Messages: subscribe rantau-net email_anda

Unsubscribe - Berhenti menerima RantauNet Mailing List, kirimkan email
Ke / To: [EMAIL PROTECTED]
Isi emai / Messages: unsubscribe rantau-net email_anda
=================================================
WebPage RantauNet http://www.rantaunet.web.id dan Mailing List RantauNet
adalah servis dari EEBNET http://eebnet.com, Airland Groups, USA
=================================================

Kirim email ke