Walaikum salam wr. wb.
 
Lihat saja bumi tempat kita berpijak, tanyolah mak Lembang kapan timbulnya minyak yang jadi rebutan sekarang, apa pada masa sekunder atau tersier. Begitu pula kebudayaan manusia, semuanya mengalami paling tidak tigo fase. Fase mitologi seperti aborigin dan animisme, fase ontologi seperti zaman raja-raja feodal eropa, fase fungsional, sejak revolusi industri sampai milenium ketiga sekarang ini. Pada suatu bangsa ketiga fase sering bercampur karena ada sebagian masyarakatnya berubah lebih cepat dibanding yang lain. Kalau melihat sejarah, maka fase mitologi ini sangat mendominasi peradaban manusia sejak dari masa Neanderthal (mungkin zaman Adam dan Nuh) sampai ke Ibrahim. Kelengkapan yang dibawa Muhammad SAW justru pengentasan total dari mitologi dan ontologi bahkan langsung ke fungsional, karena itu Islam menjadi wacana yang sangat kuat pada waktu itu, seharusnya juga sekarang. Sayangnya sekarang ditutupi oleh pemujaan skriptual dan semangat marti yang berlebihan. Semangat martir sebenarnya punya akar dalam kebudayaan fase mitologi yaitu kemauan untuk berkurban atau mempersembahkan kurban untuk penguasa transendental, sekarang mentranfomasi jadi bom bunuh diri.
Kembali ke pertanyaan St Parpatiah,  yang namanya alam termasuk dunia ini semuanya berubah, yang pasti tidak berubah ialah Tuhan (silahkan pelajari Asmaul Husna). Kalau mengingkari perubahan alam artinya mengikuti syirik, karena yang tidak berubah itu hanyalah Allah SWT.
Kok Tan Parpatiah paralu bacaan, mungkin doens Evi Gamut bisa mambantu.
Salm
 
SBN 
----- Original Message -----
Sent: Tuesday, September 02, 2003 10:47 AM
Subject: [RantauNet.Com] Renungan Minggu pagi

Assalamualaikum Ww
 
Kalu boleh tanya:
Berubahnya kemana dan apa saja yang boleh berubah?
 
Menurut saya yang dha'if ini, tidak semua boleh berubah. Tapi mungkin interpretasi yang berbeda.
 
Wass. Ww
DM

SBN <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Walaikum salam wr.wb.,
 
Hukum terjadi karena manusia bisa berfikir, pengalaman pergulatan manusia mencari dan menegakkan kebenaran dalam sejarah tidak pernah bisa lepas dari sejarah peradaban itu sendiri. Termasuk dalam sejarah peradaban itu hukum-hukum yang dklaim berasal dari Tuhan, penerapannya memerlukan perangkat yang bisa disebut adat, hukum positif, undang-undang dan sebagainya. Termasuk pada masa Rasulullah SAW penerapan hukum itu tetap mengambil adat istiadat bangsa Arab pada waktu itu, sehingga jadilah negeri2 Islam menjadi mercu-suar sampai 500 tahun kemudian, salah satu kelebihan sistim hukum Islam pada waktu itu ialah menghargai manusia sebagai manusia, dicontohkan langsung oleh Rasululah SAW. Setelah kejayaan negeri2 Islam yang penuh dengan fiqih yang ruwet dalam perkembangannya yang dipengaruhi oleh budaya lokal justru kembali menghilangkan keistimewaan Islam pada awalnya. Pasang surut itu masih berlangsung sampai sekarang, apalagi dengan se mangat mau menegakkan syariat Islam persis pada zaman Rasullah SAW hidup, artinya mengingkari sunatullah alam yang patuh berubah sesuai kodratnya. Manusia sebagai bagian dari alam dalam tingkah lakunya juga mengalami perubahan, bagi yang tidak mau memahami perubahan jaman akan digilas oleh jaman itu sendiri (AL-Asr). Semua hukum alam adalah sunatullah, ada memang bagian hukum-hukum antar manusia yang diwahyukan pada mereka2 yang terpilih sebagai Rasul dan Nabi, namun penerapanya dalam keseharian tetap saja memerlukan kecerdasan yang kontekstual, bukan seperti menghalalkan membunuh manusia tak berdosa dengan bom bunuh diri. Karena penerapan hukum apapun sangat terkait dengan tingkat pendidikan (pendidikan yang benar "memuliakan manusia") dan tingkat ekonomi, lebih naik memulai dengan yang terakhir ini daripada sekedar menghujat perubahan jaman.
Salam
 
SBN   


Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software

Kirim email ke