Assalamu'alaikum wr. wb.
 
Sato ciek,
Satu lagi ialah Kerajaan Saudia Arabia (KSA) itu tidak mau memberikan visa haji untuk orang
perorang muslim hanya memberikan secara berkelompok kepada pembawa kelompok yang
mereka kenal artinya silahkan cari sendiri.
Kelihatan sekali betapa jiwa Islam yang berupa pembebasan itu telah didistorsi oleh yang
bernama syariat islam, klaifah islam dan seabreg taghut2 yang diciptakan manusia.
Sementara penghormatan atas manusia justru dilupakan, persis tkw yang diperkosa, kalau
tidak ada dua saksi laki-laki, pengaduan ditolak.

Salam buka puasa untuk Evi
 
SBN
----- Original Message -----
From: Darul M
Sent: Saturday, November 22, 2003 4:19 PM
Subject: RE: [RantauNet.Com] interesting article....

Assl. WW

 

Evi dan sanak di RN nan terhormat. Bolehkan saya berkomentar singkat?

 

Kalau saya membaca tulisan Evi di bawah, kelihatan sekali bahwa komunikasi kita memang telah dikuasai oleh orang non muslim. Jadi kita terbawa dengan mereka dalam penilaian tentang yang sebenarnya kita lebih tahu dari mereka.

 

Menurut saya menjalankan syariat Islam dalam semua tingkah polah dan segala bidang kehidupan se-hari2 adalah kewajiban bagi seluruh umat Islam. Tapi jangan diterjemahkan Syariat Islam dari satu aliran atau satu warna saja. Bagi saya Syariat Islam adalah undang-undang tata hidup kita yang dijiwai oleh jiwa Islami. Jadi harus dijauhkan terjemahan kata secara leterlek. Harus ada kajian mendalam dan komprehensif dengan semua keadaan dilingkungan tempat kita berada. Mungkin bias sedikit rujukan spt ABSSBK.

 

Wass. WW

St.P

Takabalallahu minna waminkum

Salamiak babuko puaso untuak nan di Ina.

 

-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]On Behalf Of -- (*o*) --
Sent: Thursday, November 20, 2003 2:08 PM
 

Yap Uda!

 

Selama ini bila ada yang berteriak soal penegakan syariat islam yang ditangkap sebagian besar orang  hanyalah soal potong tangan, rajam dan pakaikan kerudung pada perempuan.Saya tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi di afganistan sana waktu taliban mendirikan negara islam, tapi dari media yang sampai kerumah saya, yang tertangkap kebanyakan hanyalah soal pemasungan. baik itu pemasungan kebebasan berpendapat, kebebasan untuk mendapatkan hiburan maupun kebebasan perempuan untuk menikmati pendidikan dan berkarya di luar rumah. saya rasa wacana negara syariat seharusnya diperluas dan harus keluar dari konteks pemasungan. bila media massa (barat) kita salahkan bahwa mereka telah mamanipulasi isi berita seharusnya pertanyaan kita kembalikan pada diri sendiri, mengapa mereka bisa memanipulasi?  mengapa mereka tidak menuliskan seperti yang kita ingin kan? jangan2 disamping emang gak jago berdiplomasi, niat negara syariat kita memang hanya sekedar keinginan politik temporer: memasung?

 

saya tertarik tentang pernyataan Uda bahwa arab rendah tingkat kriminalitasnya. apakah ini benar bahwa realita emang bicara demikian ataukah kita saja yang tidak membaca. seberapa jauh sih pemerintah arab membebaskan pers mereka? saya tidak bicara ttg statistik yang akurat, tapi dari kira-kita. perasaan kebanyakan tkw yang mengalami penyiksaan dari arab deh. apakah ini bukan suatu cermin bahwa masyarakat arab tidak lah seindah tampak dari jauh?

 

--Gm

 

Kirim email ke