Assalammualaikum Wr Wb bapak Suheimi yth
   
  Dulu hanifah pernah juga membaca novel Mahabrata dan pernah pula menonton 
filmnya di TV. Rasanya memahami novelnya sama susahnya dengan memahami pesan 
bapak. Jadi tak ingat lagi isi novelnya. Filmnya juga tak lengkap di tonton, 
karena nontonnya numpang di rumah teman he he he. 
   
  Sedikit-sedikit hanifah sudah bisa menangkap pesan bapak tersebut. Yang jelas 
pesan tersebut merupakan jawaban dari beberapa tulisan yang berkembang di RN. 
(benar nggak sanak Khairul?, karna sanak yang menyimak semua tulisan di RN, 
sedang uni hanya menyimak sebagian ). Walaupun begitu, pesan bapak tersebut 
jelas berlaku untuk siapa saja, kapan saja, dan dimana saja, 
  Intinya : 
   
    
   Sesama saudara kita harus saling mengingatkan, mengingatkan dengan rasa 
kasih sayang bukan dengan kekerasan.   
   Jaga Silaturrahim  
   Tak perlu bertengkar untuk memperebutkan sesuatu yang belum tentu ada 
nilainya.  
   Jangan terlalu cepat menilai keimanan orang lain, karena penilaian itu Hak 
Allah.   
   Sebelum menilai keimanan orang lain, tanya dulu ke diri sendiri, apa kita 
sudah termasuk orang yang beriman?. 
   
  Bapak Suheimi, kebetulan bapak akan ikut jd pemakalah di UNAND nanti. 
Kebetulan pula Mak Lembang dan pak Saaf, mengangkat tentang garis keturunan 
menurut ayah. Rasanya bisa dimaklumilah kenapa di ranah hal ini tidak sempat 
jadi perhatian dulunya, karena adat salingka nagari dan jodoh tak jauh dari 
salingka nagari. Jadi tak susah menelusuri keturunan baik dari pihak ayah 
maupun dari pihak ibu  Tapi saat ini menelusuri hal tersebut tentu sudah tidak 
mudah lagi karena jodoh ada dimana saja, bahkan ada yang lintas Benua.
   
  Papa Damanhuri sudah berbuat sebelum orang lain memikirkan he he he.
  Salah satu cara lagi yang dilakukan papa selain yang pernah hanifah tulis di 
RN yaitu menjalin silaturrahim antar saudara dari pihak ayah dan memberi nama 
Djalil (nama kakek) di belakang nama anak, adalah memberi nama cucu dari anak 
laki-laki satu-satunnya sama dengan  nama ayahnya yaitu Abdul Djalil.  Dengan 
begitu diharapkan sang cucu kelak lebih mudah menelusuri keturunan dari pihak 
ayahnya. Tidak mudah memang karena tidak lazim. Yang protes ada juga yaitu 
adik-adik papa. 
   
   
   
  Wassalam
   
  Hanifah Damanhuri


suheimi ksuheimi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:    Hanifah yg baik
  Tulisan kali ini memang susah dicerna, sulit di mengert dan tak mudah untuk 
dipahami  sarat dg beribu makna
  Butuh waktu, nanti kalau Ifah beranjak lebih dewasa lagi   akan tahu makna, 
dan mampu membaca yg tersirat dari sesuatu yg tersurat
  Saya dulu suka membaca Mahabrata, dan tertarik dg Sri Kresna yg bijaksana. 
dia punya panah Cakra. Panah cakra itu walaupun tampaknya diarahkan ke tanah 
namun dia tetap meluncur lepas dari busrnya menancap disasaran yg dinginkan. 
Bukan hanya itu Cakra inipun mempunyai kemampuan yg beragam. Satu yg di bidik 
banyak yg didapat
  Mungkin diantara komik yg menarik adalah Mahabrata dan bratayuda
  Diantara semua panah yg dimiliki arjuna dan dipati karna  tak satupun yg 
mampu bila dihadapkan pada panah Cakra  he 3 x  ;}
   
  salam dan do'a
   
  K Suheimi

hanifah daman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
    Assalammualaikum Wr Wb bapak Suheimi yth
   
  He he he walau tulisan bapak ditujukan untuk sanak Khairul, tapi panahnya 
menembus kemana mana nih. Makasih atas peringatan bapak ya. Berulang-ulang 
hanifah baca tulisan bapak dibawah ini. Tulisan yang sarat dengan pesan, agak 
susah dicerna, apalagi kalau lagi capek. 
   
  Bapak Suheimi
   
  Diantara anggota milis ini, bapak termasuk yang berada di ranah. Bapakp[un 
termasuk orang yang suka menyiarkan agama di berbagai kesempatan. Hanifah mau 
tanya, apa benar keadaan ranah sama seperti jaman bahela ???
  Hanifah berada dikota Bengkulu yang heterogen. Dengan begitu apa yang akan 
dilakukan terserah kepada warga, mau beribadah atau tidak. Terpulang kepada 
warga juga untuk mencari jalan keluar agar anak-anak tetap beribadah sesuai 
kepercayaan masing-masing.
  Bagi yang beragama Islam didiklah anak-anak sedini mungkin mengenal agama 
Islam dan menjalankan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Kalau lengah, 
jadi santapan orang lain. Dengan begitu kemungkinan anak-anak Bengkulu jauh 
lebih siap mengahadapi tantangan kristenisasi dibanding anak-anak di Ranah yang 
terlena karena berada dalam komunitas yang homogen. Mudah-m,udahan analisa 
hanifah salah ya.
   
  Wass
   
  Hanifah Damanhuri
  

suheimi ksuheimi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
    Add Khairul
   
  Terima kasih, saya terharu add juga ada membaca tulisan yg saya kirim 
bukankah kita sesama Ummat Islam  bersaudara?. Dalam satu persaudaraan, mereka 
saling mencintai, dia akan mencintai saudaranya, sebagaimana dia mencintai 
dirinya sendiri, demikian pesan agama kita melalui Rasul. "Belumlah dikatakan 
beriman seorang sebelum dia mencintai saudaranya sebagaimana dia 
mencintaidirinya sendiri ". 
   
  Masing-masing akan berusaha berbuat sesuatu pada saudaranya sebagaimana dia 
ingin diperlakukan. Dan diapun berusaha untuk tidak melakukan sesuatu 
sebagaimana dia tidak ingin diperlakukan, karena dia merasakan bahwa mereka 
berusaha, maka kepada saudaranya dia akan saling berbagi dan bersambung rasa, 
dalam satu tali persaudaraan.
   
  Apa yang kita cari dalam hidup ini, jika persaudaraan sesuatu yang amat 
langka rela kita rusak? Apa yang kita cari dalam hidup jika kenangan manis di 
masa perjuangan ketika masih sama-sama gigih bahu membahu penuh semangat 
korp--lalu direnggut hingga tali penghubung itu putus?
   
  Masa lalu, ternyata merupakan kekayaan yang paling berharga bagi kita. 
Apalagi dibanding dengan kemungkinan nasib di masa depan yang masih penuh 
teka-teki. Kadang-kadang kita lupa, sikut-menyikut dan sikap menjegal dalam 
perjuangan hidup, ternyata tak membuahkan apa-apa. Kadang-kadang, pertarungan 
kita Cuma ibarat "rebutan balung tanpa isi" berebut tulang kosong.
   
  Kita tak pernah tahu apa yang sesungguhnya terjadi pada pihak lain. Karena 
itu, sering lebih arif kita diam, atau barhati-hati menyatakan pendapat.
   
  Lalu saya teringat pesan guru saya : "Jangan terlalu cepat menilai karena 
penilaian itu adalah hak Tuhan. Dan Tuhan pun memberikan penilaian pada 
Yaumuddin, pada hari agama di akhirat kelak, apaka seseorang akan diberi pahala 
atau dapat ganjaran.
   
  Guru saya berkata lagi : "Kita sangat lemah, jangankan menilai orang lain, 
menilai diri sendiri saja kita belum mampu. Pernahkah kita tahu bahwa kita 
sudah beriman ? dan berapa tebal keimannan kita ?
   
  Kalau kita tak pernah mampu menilai diri, kenapa kita bernafsu betul menilai 
orang lain?. Padahal yang tahu adalah Yang Maha Tahu. Hanya yang tahu, bahwa 
seseorang itu beriman, sesorang kafir, seseorang berdosa. Dan penilain serta 
ganjaran diberikan pada Yaumuddin, di akhirat kelak. 
   
  "Kita sering salah semat" kata guru saya; kita sering terlalu cepat menilai. 
Padahal penilaian itu  haknya Allah dan kita sering keliru menggunakannya.
  "Janganlah kau benci pada sesuatu mungkin dalam sesuatu yang kita benci itu 
ada gunanya bagimu" pesan guru saya
   
  salam teriring do'a  semoga kita selalu dalam lindungannya  amin
   
  K Suheimi

       
---------------------------------
Choose the right car based on your needs.  Check out Yahoo! Autos new Car 
Finder tool.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan 
email yang terdaftar di mailing list ini.
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke