Anwar Ibrahim Kunjungi The Habibie  Center
                                                       
  Anwar Ibrahim menghadiri International Executive Forum yang berlangsung di 
The Habibie Center, Senin, 29 Oktober 2007. Dalam forum tersebut, Anwar Ibrahim 
membawakan pidato bertajuk "Peningkatan Hubungan Indonesia - Malaysia menuju 
Tatanan Kehidupan Global yang Berkeadilan dan Bermartabat". Selain Anwar, hadir 
pula Wakil Ketua Dewan Pengawas Bidang Maritim The Habibie Center, Laksda Purn. 
Abu Hartono dan Direktur Eksekutif The Habibie Center, Dr. Ahmad Watik 
Pratiknya, mantan Menteri pendidikan, Malik Fadjar dan mantan Ketua ICMI, 
Muslimin Nasution. 
  Anwar Ibrahim Kunjungi The Habibie Center 
  Pemerintah Malaysia masih harus berkaca dan belajar dari Indonesia dalam hal 
kehidupan demokrasi, penerapan hak asasi manusia dan kebebasan pers. Di lain 
pihak, pemerintah Indonesia pun seharusnya dapat belajar dari Malaysia tentang 
kebijakan makro ekonomi yang diterapkan pemerintah Malaysia. 
  Ketegangan Indonesia-Malaysia, menurut Anwar, disebabkan karena hilangnya 
rasa kasih sayang di antara sahabat, khususnya hilangnya sikap humble atau 
tawadhu di antara sahabat. Dan pada akhirnya kedua negara yang bersahabat ini 
menjadi sibuk dengan hal-hal remeh temeh, bahkan sekarang ini tidak ada lagi 
cukup ruang bagi kedua negara untuk menyelesaikan persoalan ini secara 
baik-baik. 
  Demikian cuplikan pandangan Anwar Ibrahim dalam International Executive Forum 
yang berlangsung di The Habibie Center, Senin, 29 Oktober 2007. Dalam forum 
tersebut, Anwar Ibrahim membawakan pidato bertajuk "Peningkatan Hubungan 
Indonesia - Malaysia menuju Tatanan Kehidupan Global yang Berkeadilan dan 
Bermartabat". Selain Anwar, hadir pula Wakil Ketua Dewan Pengawas Bidang 
Maritim The Habibie Center, Laksda Purn. Abu Hartono dan Direktur Eksekutif The 
Habibie Center, Dr. Ahmad Watik Pratiknya, mantan Menteri pendidikan, Malik 
Fadjar dan mantan Ketua ICMI, Muslimin Nasution. 
  Menurut Anwar, ketegangan yang terjadi antara Indonesia-Malaysia sekarang ini 
lebih bersifat elitis. Lebih dipicu oleh sejumlah komentar partai politik. 
Kasus yang baru-baru ini terjadi adalah klaim Malaysia terhadap lagu 
Sayang-sayange, yang menuai protes keras dari masyarakat Indonesia. Anwar 
menyayangkan sikap Malaysia mengenai hal ini. "Bilang saja, ini memang milik 
Indonesia, tapi kami suka", ungkap Anwar. 
  Anwar menambahkan, sejak masa mudanya dia mengagumi beberapa karya sastra dan 
sastrawan-sastrawan Indonesia, di antaranya Abdul Muis, Chairil Anwar dan lain 
sebagainya. Perpustakaanya pun berisi buku-buku sastra Indonesia. Namun, Anwar 
juga mengkritik pemerintah Indonesia yang tidak aktif melindungi hak cipta 
rakyatnya. "Indonesia seharusnya mematenkan segala miliknya", kata Anwar. 
  Persoalan TKI juga turut menjadi pemicu meruncingnya hubungan kedua negara. 
"Persoalan TKI memang memprihatinkan, dan saya hanya mengusulkan jika 
memungkinkan perekrutan tenaga kerja ini dilaksanakan secara direct tanpa 
melalui agen, karena agen menjadikan perekrutan ini sepersi system perbudakan 
modern," ungkap Anwar. Sehingga, kata Anwar, seharusnya pemerintah Malaysia 
langsung merekrut tenaga kerja dengan mendatangi daerah-daerah di Indonesia 
yang berpotensi mendatangkan tenaga kerja. Selama ini pemerintah Indonesia 
dinilai tidak cukup melindungi tenaga kerja mereka dan tidak tegas menangani 
masalah ini. 
  
http://www.habibiecenter.or.id/index.cfm?fuseaction=artikel.detail&detailid=469&bhs=ina
   
  KOMPAS, Selasa, 30 Oktober 2007
 
 ELIT POLITIK MALAYSIA ANGKUH
 
 JAKARTA, KOMPAS - Mantan Wakil PM Malaysia Anwar Ibrahim meminta agar 
Indonesia membedakan pandangan umum rakyat Malaysia terhadap Indonesia
 dengan sikap yang diambil Pemerintah Malaysia. 
 
 "Politik (Malaysia) sekarang sangat jelek dan sentimen rakyatnya harus 
dididik. Orang Malaysia bukannya tidak peduli dengan apa yang terjadi,
 tetapi dia tidak tahu karena media tidak memberitakan sama sekali," kata tokoh 
yang pernah dipenjarakan semasa Mahathir Mohamad berkuasa itu. 
 
 Anwar datang ke Jakarta untuk menyampaikan pandangannya mengenai hubungan 
Indonesia-Malaysia atas undangan The Habibie Center, Senin (29/10). 
 
 Oleh karena tidak diberitakan media, kalaupun diberitakan sangat kecil 
porsinya, tambah Anwar, rakyat Malaysia tidak tahu apa yang terjadi
 sehingga sering kali menganggap mengapa rakyat Indonesia begitu cemburu dengan 
keberhasilan Malaysia. "Bukan itu soalnya," tegasnya. 
 
 Dia mengajak seluruh rakyat Indonesia maupun rakyat Malaysia untuk memiliki 
pemahaman mendalam mengenai saudara dan tetangganya itu, sebagaimana dimiliki 
para tokoh kedua negara pada masa lalu. "Isu menjadi panas justru karena 
keadaan sudah gawat. Sudah hilang rasa kasih sebagai tetangga, sahabat, 
sehingga isu yang kecil pun menjadi panas," kata tokoh oposisi itu. 
 
 Anwar menyesalkan sikap elite politik di Malaysia yang seolah-olah hanya kenal 
Indonesia dari para pekerja kasar dan pekerja tanpa izin. "Kita lupa, kita 
kenal Indonesia dari tokoh-tokoh besar, para
 sastrawan besar, Soekarno-Hatta. Tidak ada penyair Malaysia yang bisa 
menandingi Khairil Anwar dan Rendra sampai sekarang ataupun
 karya-karya pujangga itu. Ini masalah politik yang dangkal. Bagi mereka soal 
itu tak penting," jelasnya. 
 
 Anwar pun dengan panjang lebih mengutarakan bagaimana tergantungnya Malaysia 
kepada Indonesia pascamendapatkan kemerdekaan pada 1957. Ketika itu, puluhan 
ribu dokter, ahli teknik, guru dari Indonesia didatangkan untuk meningkatkan 
kemampuan warga Melayu yang jauh ketinggalan dari warga China. 
 
 "Ini yang selalu saya ingatkan di Malaysia. Janganlah kasus TKI menghapuskan 
sejarah. Malaysia pernah sangat tergantung pada
 Indonesia. Harus ada keseimbangan, " tuturnya. 
 
 Rendah hati 
 
 Ditegaskan, Malaysia bisa tetap banyak belajar dari Indonesia dalam banyak 
hal, bukan hanya demokrasi dan reformasi. Indonesia juga bisa
 belajar dari Malaysia dalam meletakkan sistem makro- ekonomi yang lebih 
meyakinkan. "Kedua-duanya harus belajar untuk lebih rendah hati
 dan bersungguh-sungguh melihat kepentingan lebih besar," paparnya. 
 
 Ketika ditanya mengenai penggunaan lagu Rasa Sayange dan Jali-jali, Anwar 
mengatakan, memang tidak ada salahnya mengatakan, memang betul
 itu lagu Indonesia, tetapi kami minta pengertian untuk kami anggap sebagai 
budaya kami. "Sebagai elite itu seharusnya punya kerendahan hati," paparnya. 
 
 Oleh karena itulah Anwar mengkritik keras penggunaan cara hukuman, bahkan 
penyitaan harta, milik para TKI yang terkena operasi pekerja
 ilegal. "Ini urusan manusia, karena itu harus ada dimensi manusianya. Jangan 
semata-mata menggunakan hukuman keras," ujarnya. 
 
 Anwar mengakui, dalam kenyataannya, mayoritas rakyat Malaysia masih lebih suka 
bekerja sama dengan anak-anak dari Indonesia.(OKI)
  http://www.topix.com/forum/world/malaysia/TLJ19T18R8HCBH105
  

"Rasyid, Taufiq (taufiqr)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:    
 
 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
Website: http://www.rantaunet.org 
=============================================================== 
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: 
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. 
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. 
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
=============================================================== 
Jika anda, kirim email kosong ke >>: 
berhenti >> [EMAIL PROTECTED] 
Cuti: >> [EMAIL PROTECTED] 
digest: >> [EMAIL PROTECTED] 
terima email individu lagi: >> [EMAIL PROTECTED] 

Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe 
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke