Sato ciek,
Investasi di Sumbar memang harus di tingkatkan.Kalo ada aparat yang
masih korup di buka saja di forum ini. Gaji mereka dari kita2 juga,
setiap pembelian barang sudah dikenakan pajak 10%, setiap jengkal
tanah yang kita miliki di bayarkan pajaknya ke pemerintah, untuk
pengusaha lebih banyak lagi. Karena setiap lini pasti ada pajaknya,
Seperti pajak PPN, PPNBM, PPH dll.
Tks

On 9 Des, 17:18, yurpino wahid sinaro <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Ass.WW
>   Baa dek coitu bana mangatai urang kampuang awak "Kok Pamaleh bana wano tu 
> urang awak juo dan dunsanak awak juo". Urang awak nan coitu kan indak banyak, 
> buktino kasadono member palantako pasti rang gaekno indak pamaleh, sakirono 
> rang gaekno pamaleh pasti anak-anakno indak mangarati jo internet.
>   Urang awak sabanano indak siap untuak barado di level bawah, menyikapi 
> kondisiko ado dengan positif dan ado pulo dengan sikap negatif
>   Nan menyikapi secara positif tantu wano rajin mangarajokan 
> pekerja/profesino serendah apopun jo tangguang jawab nan tinggi, dan kamudian 
> tingkat kehidupanno barubah kearah nan labiah baiak.
>   Dan menyikapi kehidupanno jo negatif, tantu wano melakoni pekerjaanno jo 
> maleh-maleh sarato indak mapunyoi raso tangguang jawab. Tantu urang nan coiko 
> makin lamo makin tapuruak (tambah dalam kecek wong Palembang)
>   Di Nagari Urang banyak juo nan pamaleh dan pamaliang pulo.
>   Tantu untuak marubah sikap iduik nan buruakko tantu manjadi tangguang jawab 
> awak basamo tamasuak urang rantau. Jadi kalau pulang kampuang rancak awak 
> ansua mampaelokno. Kan yo coitu Sanak Sa Palanta
>
>   Wassalam,
>
>   Yurpino Wahid. St. Sinaro
>   (>48 th)
>
>   Rahima <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakaatuh.
>
> Ada lagi suatu keanehan yang saya lihat dan rasakan
> sendiri di ranah Minang ini(tapi bisa jadi hal ini
> juga terjadi didaerah lain, tetapi belum saya rasakan
> didaerah lain tersebut).
>
> Saya minta tukang (urang Minang), untuk angkat tanah
> kebelakang rumah saya dari depan rumah saya, karena
> saya ingin menimbun tanah dibelakang dengan tanah yang
> bisa subur ditanami tanaman kelaknya. Ada lima kali
> truk. Saya tanya berapa biayanya. Jawab si tukang
> untuk upah angkatnya saja Rp 50.000 pertruk. Jadi
> Rp250rb semuanya. Kemudian dia minta uang mukanya 150
> rb. Diangkat baru empat truk, dah berhenti.
>
> Kemudian datang lebaran idul fitri, dia minta libur
> dan juga uang sisanya. yah saya berikan saja. Tapi apa
> yang terjadi? Habis lebaran juga ngak diangkat2nya itu
> tanah. Saya dah sampaikan tolong diangkat sisanya
> lagi.
>
> Ketika saya di Jakarta, ibu saya bilang ke tukang
> tersebut: " Nak, koq ngak diangkat tanah sisanya itu
> lagi kedalam?" Apa jawabnya?" Panek awak buk?". Jawab
> ibu saya saja lagi:" Lha koq gitu kan uangnya semua
> dah diterima?". Dia terdiam dan mengangkatnya dengan
> rada malasan. Hmmm....
>
> Begitupun kejadian ketika saya memasang talang untuk
> penyanggah hujan. Atas dan bawah, sekeliling rumah.
> Dia minta biayanya semua didahulukan. Biaya atas
> perhitungan dia, saya serahkan semua menurut
> kehendaknya demi menjaga perasaannya agar kita ngak
> terlalu cerewet dan pelit.Akhirnya saya berikan uang,
> saya ngak sampai hati, karena katanya dia butuh biaya
> itu untuk anaknya kuliyah. Tapi apa yang terjadi?
> Belum selesai tingkat atas dia minta tambah biaya,
> katanya kurang. Saya berikan saja sesuai yang dia
> minta itu lagi.
>
> Begitupun kerja sungguh lama sekali, alasannya
> barangnya ngak ada. Saya ngak bodoh, saya tau barang
> banyak dan ada dipasar koq. Tapi saya diam aja, dalam
> hati saya cukup sekali ini, lain kali saya ngak akan
> pakai dia lagi, ngak ada gunanya juga merepet2 sama
> orang kampung.Akhirnya dia berusaha untuk minjam uang
> saya, saya sampaikan saja : " Maaf Pak, saya harus
> beritahu dulu suami saya masalah pinjam meminjam ini"
> Dengan nada memaksa dia bilang, :" Kapan bisanya, sore
> bisa ngak?" Saya jawab : " Maaf Pak, saya mo kePadang
> dan nginap di Padang sore ini". Setelah itu, saya
> ngak banyak ngomong hanya sikap saya tidaklah seramah
> dulu lagi kepada tukang-tukang. Kalau dulu, karena
> kasihan dengan para tukang, saya suka memberi mereka
> makan siang,makan kue2 yang saya bawa/beli dari pasar,
> beri buahan bahkan saya beri mereka teh,
> kopi,cappuchino, dllnya. Padahal juga tukang yang saya
> beri ngak ada sangkut pautnya dengan rumah saya, satu
> tukang yang kerja di rumah saya, namun saya beri
> tukang hampir seluruhnya yang bekerja disekitar rumah
> tersebut. Begitu rasa kasihan saya pada orang lain,
> tetapi sayangnya kepercayaan ini hampir punah, hanya
> dikarenakan beberapa kali saya melihat keganjilan2
> pada hampir semua tukang. Bahkan ada yang tidak
> amanah.
>
> Saya pernah berikan uang untuk buka bersama beli nasi
> bungkus dan bukaan bulan puasa. Saya amanahkan untuk
> semua yang ada disana. Tapi apa yang terjadi, orang
> yang saya amanahkan itu tidak amanah. Uang hanya
> diberikan setengahnya saja, Setengahnya lagi masuk
> kantongnya. Dia memang malu setelah ketahuan sama yang
> lain, untuk ketemu saya saja wajahnya dah malu. Tapi
> saya ngak singgung2 dan banyak diam saja. Yang penting
> saya dah tau bagaimana bersikap di ranah Minang ini.
>
> Begitupun disekolah saya, saking tidak amanahnya,
> tanda tangan saya saja sering dipalsukan, (ini baru
> saya ketahui belakangan pengakuan dari salah seorang
> pegawai TU, teman saya sendiri yang mengakuinya),
> hanya untuk mendapatkan uang(lagi-lagi gara-gara uang
> orang mau melakukan apa saja). Kalaulah saya orang
> jahat, dah saya adukan hal ini. Tapi saya ngak suka
> bermasalah hanya gara-gara uang saya pribadi dirampas
> orang.
>
> Untuk meminimalisir rasa iri, dan ribut2 sekeliling
> saya hanya gara-gara uang, dari gaji saya, ketika saya
> tidak ada saya berusaha mengatasinya dengan hanya
> menerima gaji perbulannya boleh dikatakan ngak ada
> arti apa-apanya lagi. Untuk sekolah anak saya
> dipesantren saja dah ngak bisa.Kalau dulu, memang gaji
> saya terkumpul selama bertahun2, sehingga cukup
> banyak, bikin orang iri, kerja hanya belajar, gaji
> menumpuk.
>
> Padahal bukan saya ngak butuh uang itu, siapa sih yang
> tak butuh uang? Tapi,..uang itu saya butuhkan saat
> pulang, buat tiket juga biaya hidup selama di
> Indonesia.Kalau dulu, memang sebahagian gaji saya,
> saya berikan untuk sekolah dengan niat untuk bantu
> beberapa orang anak murid yang ortunya tak mampu.Tapi
> lagi-lagi uang itu tak dijalankan sesuai dengan amanah
> saya. Pada akhirnya saya merasa ngak enak memberikan
> bantuan diranah Minang ini. Kecewa, banyak orang yang
> tidak amanah.
>
> Ketika saya datang kesekolah, ada juga sindiran kediri
> saya, agar sebahagian gaji saya yang bersisa diberikan
> ke sekolah lagi. Saya hanya tersenyum saja
> menanggapinya. Masih belum hilang rasa kecewa, sedih
> karena surat pengantar tak diberikan sama sekali dari
> sekolah, saya dapatkan semua ini atas izin Allah,
> pertolongan Allah semata, dengan usaha yang cukup
> keras, kesana kemari, saya dapatkan justru dari
> Jakarta, kini malah minta uang lagi dari saya. Saya
> berfikir, begini sekalikah bangsaku terhadap uang?.
> Aku pernah ditawarkan agar dapat surat pengantar
> dengan menyogok. Kalau dipikir2, kalau saja aku tak
> ingat Iman didada, ingat untung ruginya, apalah
> artinya uang dua tiga juta yang diberikan sebagai
> sogokan asal urusan selesai, ketimbang aku kehilangan
> uang 100 juta lebih, bahkan bisa 125 juta, apalagi
> tiap tahun gaji naik, mana gaji 13, belum lagi
> lainnya. Kalau aku tak ingat iman didada, apalah
> artinya uang 2-3 juta dibandingkan dengan 100 juta
> lebih?.
>
> Tapi aku bukan menjual imanku dengan 2-3 juta. Aku
> lebih rela kehilangan pekerjaanku, lebih rela
> kehilangan uang 100 juta ketimbang aku harus menyogok
> dan mengorbankan iman didadaku. Tapi itulah realita
> kehidupanku selama di Indonesia. Inilah
> bangsaku.Inilah Ranah Minangku.Tanah tumpah darah
> ibuku.
>
> Wassalamu'alaikum. Rahima.
>
>
>
> --- auliah azza wrote:
> > Samo toh pak, rupanya di nagari lain baitu yach.
> > Kamarin kaluarga ambo
> > ingin memperbaiki rumah keluarga di kampuang,
> > tatimpa tanah longsor. Sewa
> > ughang minang, duh... bayar mahal bona tapi
> > karajonyo ... sabonta-sabonta
> > istirahat, setelah karajo minta makan dibungkuas
> > untuak dibawa pulang.
>
> > Kalau ughang jawa, karajonya giat, agak lebih murah
> > dan rapi, copek lagi ...
>
> > Kita maunya mambari pekerjaan tapi lagaknyo ...
> > ampun deh, makan ati ...
>
> > On Dec 8, 2007 7:12 PM, chaidir latief
> > wrote:
>
> > > Nof yang baik
>
> > > Ado ciek nan paralu dirunah oleh urang Minang Iko
> > manuruik bannya yang
> > > memekerkalan uarang Minang URANG MINANG PAMALEH
> > Banyak kawan ambo nan
> > > mambao pekerka jari Jawa Ambo alami sendi dalam
> > memperbaiki Rumah Gadang
> > > kami nan rusak dek Gampo kami terpaksa memakai
> > tukang dari Jawa
> > > Babaeapa teori sederhana kalau Sum Bar mau maju
> > bia sajo mereka marantau
> > > Pembangunan akan lebih cepat
> > > Sementaro itu kito benahi PELAN PELAN Mental
> > pamaleh harus dirobaj pelan
> > > prlan
>
> > > Chaidir N Latief
> > > **
>
> ____________________________________________________________________________________
> Never miss a thing. Make Yahoo your home page.http://www.yahoo.com/r/hs
>
> ---------------------------------
> Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
> Answers

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
Website: http://www.rantaunet.org 
=============================================================== 
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: 
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. 
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. 
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: 
[EMAIL PROTECTED] 

Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe 
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di
https://www.google.com/accounts/NewAccount
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke