Pak Zultan jo Pak Eltaf sarato dunsanak kasadonyo.
True story bantuak iko paralu untuak spirit manampuah hiduik untuak  labiah 
berhasil makonyo satalah mambaco posting tantang Ahmad Sahroni nan Pak Zultan 
kirim , angan-angan ambo  alah tabang se untuak mem forward dek nilai juang dan 
moral rancak untuak di bagi  ka anak kamanakan nan tagabuang ka group bbm ( 70 
members 70 % masih dibawah 30 tahun ) dan fB kampuang nan beranggota 91.
Pak Zultan baa caro untuak mandapek bukunyo apo ala ado di jua di toko buku ?
Wss
Iqbal 60 L pdg  
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: eltha...@gmail.com
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sun, 27 Oct 2013 06:57:56 
To: <rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Ahmad Sahroni

Kanda eh Pak ZulTan,
Mhn maaf, salah manulihkan namo apak ambo tadi. Ambo tulihkan Zulfan, harusnyo 
ZulTan.

Kalau baitu ambo samolah jo palk Iqbal, ambo minta izin malewakan ka biliak 
sabalah, untuak mamacu semangat anak kamanakan kito, bahwasonyo hiduik jan 
capek putuih aso, roni pernah satahun ndak dapek order.

Salut salut.

Salam,
Elthaf
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: eltha...@gmail.com
Date: Sun, 27 Oct 2013 06:11:06 
To: <rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: eltha...@gmail.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Ahmad Sahroni

Pak Zultan, 
Impressive, 
Kisah seorang Ahmad Sahroni, anak Periok asli Minang yg hidupnya begitu papa 
dan duafa, alhamdulillah, Allah membimbing Roni menjadi anak yg berguna, dan 
malah masuk keluarga papan atas dg jabatan menterng pemilik bbrp perusahaan, 
dan jabatan prestise sebagai ketua group pemilik mobil Ferrary yg konon 
harganya minimal Rp. 5 Milyar, wow.

Tapi yg bikin tulisan makin menarik, karena resensi pak Zulfan yg sangat 
rancak, urutannya runtut dan membuat saya makin penasaran mengulang ulang 
membacanya dan ingin membeli buku itu untuk koleksi dan juga akan dihadiahkan 
buat saudara dan teman2, itu adalh kebiasaan sy suka menghadiahkan buku.

Terimakasih pak Zulfan atas resensinya yg juga cukup melelahkan.

Salam,

Elthaf, hampia sepangkat dg pak Zulfan kini, alias hampia 53 th, he hee
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: "ZulTan" <zul_...@yahoo.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sun, 27 Oct 2013 04:06:36 
To: <rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] Ahmad Sahroni


Dunsanak sa-Palanta NAH,
 
Bukan cerpen.

AHMAD SAHRONI, dipanggil Roni, lahir 8 Agustus 1977, di bilangan Tanjung Priok. 
Seratus hari kemudian, orangtuanya bercerai. Ayahnya pergi dan tak pernah 
mengenal Roni hingga kini.

Roni kecil sering dibawa ibunya, Hernawaty, berjualan nasi Padang di pelabuhan 
yang sebenarnya merupakan usaha Neneknya yang berasal dari Naras, Pariaman, 
Sumatera Barat. Roni ditaruh digerobak dan bila kepanasan dikipasi dengan 
potongan kardus. 

Ibunya kemudian menikah lagi dan Roni mendapat adik bernama Heri Susanto, yang 
dipanggil Iko. Keluarga ini menempati rumah tanpa kamar di sebuah gang sempit 
dan hanya bisa dilintasi sepeda motor.  Kamar dibuat dengan dinding bufet dan 
gorden. Di belakang ada dapur dan kamar mandi kecil.  Di rumah berdinding tanpa 
plester ini Roni dan adiknya tidur di ruang tamu dengan menggelar kasur dan 
menumpuk kursi ke pinggir jika malam tiba.  Naas bagi mereka jika ada tamu yang 
bertandang hingga larut malam karena harus melawan kantuk.

Tak ada televisi di rumah, tidak ada kulkas. Bila hujan, lantai dijejeri ember 
dan baskom menampung tetesan air karena atap bocor. Di luar rumah, rawa yang 
dipenuhi enceng gondok meluap dan mengakibatkan dinding rumah dirayapi lintah. 
Jalanan becek.

Saat SD, tanpa sepengetahuan ibu dan neneknya, Roni mulai menawarkan jasa ojek 
payung. Lain saat Roni menyemir sepatu karyawan-karyawan Pertamina tongkang di 
Jalan Yos Sudarso.  Kelas 3 SD, tinggal di rumah neneknya dan paman yang paling 
bungsu.  Ini memang permintaan neneknya, karena melihat kesibukan ibunya 
berjualan nasi, dan Roni terbengkalai hingga tinggal kelas.

Tujuh tahun kemudian Roni diusir oleh pamannya dari rumah neneknya karena tidak 
ke masjid untuk shalat dan mengaji. Pakaiannya dilempar ke luar rumah.  Semasa 
SMP dua temannya meninggal karena narkoba dan seorang lagi dipenjara.

Awal 90-an marak balapan motor di kalangan remaja. Roni terkenal di kelompok 
tersebut. Padahal tidak memiliki sepeda motor karena hanya punya sepeda. Jasa 
Roni diperlukan oleh mereka karena bisa mengoprek mesin.

Tahun 1994 Roni masuk SMA Negeri Baru Cilincing (kini SMAN 114) yang menumpang 
di sebuah SD di depan rawa.  Nilai rapor Roni sedang-sedang saja.  Kelas dua 
Roni menjadi Ketua OSIS. Tahun itu juga, Roni menjadi supir pemasok instalasi 
air (keran, pipa) milik ayah temannya dengan gaji Rp 5.000 sehari termasuk 
mencuci mobil.

Di akhir pekan Roni bergabung dengan anak-anak pejabat dan konglomerat yang 
tergabung dalam berbagai klub mobil di Parkir Timur Senayan.  Roni datang 
dengan naik bis.  Roni adalah satu-satunya anggota yang tidak memiliki mobil 
dalam klub tapi diterima karena keahliannya mengutak-atik mesin. Roni juga 
sering jadi perbincangan karena kemahirannya di balik kemudi dan hampir selalu 
menjadi juara dalam "trek-trekan".
Michael Bayu seorang pentolan klub terkesan dengan keberanian Roni dan menjadi 
akrab. Ia bahkan membelikan Roni telepon genggam yang saat itu masih tergolong 
barang mewah.

Michael adalah anak pengusaha sukses pemilik hotel, perkebunan, dan 
pertambangan, yang sekolah di Australia sejak SMP. Ia hanya ada di Jakarta saat 
liburan.  Ayahnya khwatir anaknya bergaul dengan Roni, setelah mengetahui Roni 
anak Tanjung Priok.  Ketika Michael sakit Roni menjenguk sahabatnya yang 
tinggal di kawasan Menteng ini, namun terpaksa balik kanan karena tidak 
diizinkan masuk. Sambil menenteng bubur ayam hangat untuk sahabat, ia naik bis 
dan pulang.  Sejak itu ia bersumpah tidak akan mengajarkan anaknya untuk 
membeda-bedakan orang dari asul-usulnya.

Neneknya pernah bilang: "Wa-ang harus mandiri. Jangan pernah mengeluh. Biarlah 
apa yang orang caci-maki menjadi pelajaran wa-ang agar lebih pintar, dan 
bersabar.  Sabar bukan berarti kalah.  Sabar untuk menang."

Berbekal ijazah SMA, Roni melamar. Tapi selalu ditolak karena tidak memiliki 
sepeda motor.  Ibunya tak kalah sibuk selalu menanyai setiap orang apakah ada 
lowongan untuk anaknya. Akhirnya Roni mendapatkan pekerjaannya menjadi supir di 
PT Niaga Gemilang Samudera di Rawa Badak.

Tanggal 14 Mei 1998, ketika kerusuhan pecah, saat melintas di ruas tol Cawang 
guna menghantar bosnya, ia harus menghentikan kendaraan karena massa memblokir 
jalanan sampai pukul sebelas malam.

Karena menjadi supir kurang menjanjikan, Roni mencoba peruntungan di kapal 
pesiar Celebrity Cruise yang melayani rute antarbenua dengan segala macam 
persyaratan dan dokumen yang menghabiskan dana Om yang dulu menggusirnya 
sebesar US$2.800. Ia bertugas mencuci enam kuali besar berdiameter satu 
setengah meter tiap dua jam selama sebelas jam setiap hari. Enam bulan kemudian 
ia menyerah dan kabur ketika kapal tengah berlabuh di Miami, Florida. Lalu 
kembali ke tanah air membawa badan.

Sepulang dari AS pada tahun 1999, mungkin sudah takdir, Roni kembali menjadi 
supir antar-jemput anak sekolah dari seorang pengusaha bernama Muslim, pemilik 
lima kapal tanker dan usaha angkutan bahan bakar.

Lambat laun Roni sadar bahwa pekerjaan ini tidak akan membawanya kemana-mana. 
Pergaulannya pun tak meluas.  Roni mengundurkan diri.  Syukur, Roni akhirnya 
diterima di PT Millenium Inti Samudera, yang bergerak di bidang pengisian bahan 
bakar minyak (BBM), namun tetap sebagai supir merangkap orang suruhan yang 
dibayar seikhlasnya.

Suatu siang yang panas, Roni masuk ke lobi perusahaan tempatnya bekerja untuk 
menikmati penyejuk udara. Tak lama ia diusir. "Supir itu tidak di sini 
tempatnya, di luar sana."

Ini mencambuk semangatnya untuk mengubah hidup dan bertekad menguasai seluk 
beluk bisnis yang telah membuatt atasan-atasannya hidup berkecukupan.
"Saya ikuti atasan bekerja dari pagi sampai pagi lagi. Dia engga pulang, saya 
pun engga pulang. Terus kalau diminta bantuin ke kapal, narik selang BBM yang 
beratnya 75 kg, ya saya bantu. Balik lagi kekantor, bikin administrrasi, bayar 
ke Pertamina, dan seterusnya. Begitulah kerjaan saya sehari-hari."

Edi Rahmat mengakui 'kegilaan' supirnya. "Saya belum bangun, dia sudah rapi. 
Dan dia cepat belajar. Kalau saya naik ke kapal dan bicara dalam bahasa Inggris 
dengan klien, dia simak baik-baik apa yang saya katakan."

Pengetahuan Roni tentang seluk-beluk pengisian bahan bakar perkapalan semakin 
bertambah. Ia mulai mengenal para konsumen dan kebutuhan mereka. "Setiap waktu 
saya manfaatkan untuk menyerap ilmu."

Setelah menjadi karyawan tetap kehidupan Roni perlahan membaik. Roni 
berprinsip, "Kalau kerja ya kerja saja. Jangan berpikir berapa uang yang harus 
Anda dapat."

Akhirnya Roni diangkat jadi kepala operasi. Kurang dari setahun kemudian 
menjadi manajer. Kini ia memiliki mobil sendiri.
Ketika seorang direktur dipecat karena menggelapkan uang, Roni naik jabatan 
menggantikannya.
Tanggung jawab semakin berat, namun gaji tidak bertambah. Penguasaannya 
terhadap pekerjaan sudah lebih dari cukup. Selain komitmen, ia juga loyal dan 
menjaga kepercayaan yang diberikan. Namun, perusahaan tidak mengindahkannya. 
Setelah dipertimbangkan, Roni mengundurkan diri dari perusahaan dan nekad 
membuka kantor sendiri di sebuah warung kopi di bawah pohon palem dekat kantor. 
Di situlah ia dan dua rekannya yang ikut keluar menerima telepon, mencatat 
permintaan, membukukan transaksi keuangan, dan lain-lain.

Lima bulan pertama tidak ada pemasukan, minus. Segala usaha mencari order 
ditambah doa sudah dilakukan. "Shalat, baca Yasin. Shalat, baca Yasin. Saking 
seringnya, saya hapal di luar kepala.  Begitu terus selama setahun.  Saya 
mintanya kesuksesan sama Yang Di Atas.  Saya mau kaya supaya bisa bagi-bagi, 
bikin orang senang, dan supaya orang engga sirik sama saya." Akhirnya doa Roni 
terjawab, pesanan pengisian bahan bakar datang berturut-turut.

Tahun 2002 Roni melepaskan diri dari kerjasama dengan pemilik modal karena ia 
merasa dizalimi.
Lalu Roni mendirikan perusahaan baru dilandasi doa, "Ya Allah, mudah-mudahan 
perusahaan yang aku bawa ini bisa sampai ketitik paling atas, dan mudah-mudahan 
orang tahuu aku bukan menadahkan tangan, tapi bekerja keras yang tidak 
mengandalkan seseorang untuk mencari kesempatan."

"Waktu terima gaji pertama dia bilang ke saya, 'Mak, ini ada duit segini, ini 
buat Mamak, terus Roni mau sedekahin segini ke anak yatim, boleh Mak?' Selalu 
kalau gajian, ada bagian untuk anak yatim. Terus gaji berikutnya, dia izin 
untuk beli AC kredit di kamarnya. Abis itu AC buat saya. Seberapa pun dia 
dapat, walau sedikit, dia kasih saya. Selalu begitu," kata Ibunya. "Pokoknya 
saya benar-benar disenangkan oleh Roni. Saya engga pernah minta, tapi 
kesadarannya luar biasa. Pernah dia protes, 'Mak, minta apa kek ke Roni!?' Saya 
jawab, Mamak malu. Semuanya sudah Roni cukupkan. Mamak mau apalagi?"

"Setelah sukses, Roni pernah ketemu dengan orangtua saya dan saya ingetin 
mereka, 'Mom, Dad, do you remember Roni?' Mereka angkat topi. Mereka bangga 
anaknya tidak keliru memilih teman. Dude, you never know what is going to 
happen to people. You never know...!" kata Michael Bayu. "Waktu saya pindah 
kuliah dari Australia ke Singapura, Roni sudah mulai sukses. Saya ingat dia 
kasih uang dua ribu dollar, katanya buat jajan. Saya tolak, tapi dia maksa. Dia 
bilang, 'Demi persahabatan kita, geng'. Dan saya saksikan dia melejit dari 
tahun kke tahun.

Tahun 2007 dalam acara midnight sale di Butik Kanaya Tabitha ia berkenalan 
dengan seorang gadis bernama Feby Belinda. Tahun 2008 menikahinya lalu punya 
anak dan diberi nama Rofbell diambil dari gabung nama mereka. Tahun 2010, 
keduanya naik haji.

Kini Roni memiliki dua perusahaan; PT Ekasamudera Lima dan PT Ruwanda. Di rumah 
ibunya terpampang foto Roni dan kolega di berbagai event antara lain juara 
Formula Asia GP Super Sport 600cc di Sentul International Circuit (2007), juara 
I golf Asian Championship di Australia (2007). Latihan menembak bareng Irjen 
Nanan Sukarna,  golf bareng Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.

Kalau dulu Roni anggota klub mobil karena montir, kini ia menjadi ketua Ferrari 
Owner's Club Indonesia (FOCI) karena memang memilikinya.

Saya ringkas dari buku yang belum usai dibaca, "AHMAD SAHRONI: Anak Priok 
Meraih Mimpi" oleh Fenty Efendy. Jakarta: RUAS, 2013.

Unbelievable!

Salam,
ZulTan, L, 53, Bogor

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Reply via email to