"Lain saat Roni menyemir sepatu karyawan karyawan Pertamina Tongkang di jalan Yos Sudarso" 
Jan jan sipatu Da MM pernah di semir si Roni ko

Wassalam
Tan Ameh

Sent from my BlackBerry 10 smartphone.

From: ZulTan
Sent: Sunday, October 27, 2013 15:21 PM
To: rantaunet@googlegroups.com
Reply To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Ahmad Sahroni


Hehe... Pak Muchlis pandai bana manghibur urang.

Sekalian manjawab Kanda Iqbal. Ambo mambalinyo di Gramedia salapeh shalat Jumaik kapatang haragonya Rp 55.000. Ambo cubo ago Rp 50.000 ndak bisa. Katonyo harago pas.

Cubo cari di Gramedia Padang mungkin ado.
Buku ko tabanyo: xviii + 131 halaman. Cukuik leba: 18 x 24 cm.

Salam,
ZulTan, L, 53, Bogor

From: hamid_much...@yahoo.com
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sun, 27 Oct 2013 15:08:50 +0700
To: <rantaunet@googlegroups.com>
ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Ahmad Sahroni

Sanak Zultan,
Racikannya menarik dan enak dibaca.
Mau cari bukunya ah.
Salam,
Muchlis Hamid

Sent from my BlackBerry 10 smartphone.
From: ZulTan
Sent: Sunday, 27 October 2013 11:06 AM
To: rantaunet@googlegroups.com
Reply To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] Ahmad Sahroni


Dunsanak sa-Palanta NAH,

Bukan cerpen.

AHMAD SAHRONI, dipanggil Roni, lahir 8 Agustus 1977, di bilangan Tanjung Priok. Seratus hari kemudian, orangtuanya bercerai. Ayahnya pergi dan tak pernah mengenal Roni hingga kini.

Roni kecil sering dibawa ibunya, Hernawaty, berjualan nasi Padang di pelabuhan yang sebenarnya merupakan usaha Neneknya yang berasal dari Naras, Pariaman, Sumatera Barat. Roni ditaruh digerobak dan bila kepanasan dikipasi dengan potongan kardus.

Ibunya kemudian menikah lagi dan Roni mendapat adik bernama Heri Susanto, yang dipanggil Iko. Keluarga ini menempati rumah tanpa kamar di sebuah gang sempit dan hanya bisa dilintasi sepeda motor. Kamar dibuat dengan dinding bufet dan gorden. Di belakang ada dapur dan kamar mandi kecil. Di rumah berdinding tanpa plester ini Roni dan adiknya tidur di ruang tamu dengan menggelar kasur dan menumpuk kursi ke pinggir jika malam tiba. Naas bagi mereka jika ada tamu yang bertandang hingga larut malam karena harus melawan kantuk.

Tak ada televisi di rumah, tidak ada kulkas. Bila hujan, lantai dijejeri ember dan baskom menampung tetesan air karena atap bocor. Di luar rumah, rawa yang dipenuhi enceng gondok meluap dan mengakibatkan dinding rumah dirayapi lintah. Jalanan becek.

Saat SD, tanpa sepengetahuan ibu dan neneknya, Roni mulai menawarkan jasa ojek payung. Lain saat Roni menyemir sepatu karyawan-karyawan Pertamina tongkang di Jalan Yos Sudarso. Kelas 3 SD, tinggal di rumah neneknya dan paman yang paling bungsu. Ini memang permintaan neneknya, karena melihat kesibukan ibunya berjualan nasi, dan Roni terbengkalai hingga tinggal kelas.

Tujuh tahun kemudian Roni diusir oleh pamannya dari rumah neneknya karena tidak ke masjid untuk shalat dan mengaji. Pakaiannya dilempar ke luar rumah. Semasa SMP dua temannya meninggal karena narkoba dan seorang lagi dipenjara.

Awal 90-an marak balapan motor di kalangan remaja. Roni terkenal di kelompok tersebut. Padahal tidak memiliki sepeda motor karena hanya punya sepeda. Jasa Roni diperlukan oleh mereka karena bisa mengoprek mesin.

Tahun 1994 Roni masuk SMA Negeri Baru Cilincing (kini SMAN 114) yang menumpang di sebuah SD di depan rawa. Nilai rapor Roni sedang-sedang saja. Kelas dua Roni menjadi Ketua OSIS. Tahun itu juga, Roni menjadi supir pemasok instalasi air (keran, pipa) milik ayah temannya dengan gaji Rp 5.000 sehari termasuk mencuci mobil.

Di akhir pekan Roni bergabung dengan anak-anak pejabat dan konglomerat yang tergabung dalam berbagai klub mobil di Parkir Timur Senayan. Roni datang dengan naik bis. Roni adalah satu-satunya anggota yang tidak memiliki mobil dalam klub tapi diterima karena keahliannya mengutak-atik mesin. Roni juga sering jadi perbincangan karena kemahirannya di balik kemudi dan hampir selalu menjadi juara dalam "trek-trekan".
Michael Bayu seorang pentolan klub terkesan dengan keberanian Roni dan menjadi akrab. Ia bahkan membelikan Roni telepon genggam yang saat itu masih tergolong barang mewah.

Michael adalah anak pengusaha sukses pemilik hotel, perkebunan, dan pertambangan, yang sekolah di Australia sejak SMP. Ia hanya ada di Jakarta saat liburan. Ayahnya khwatir anaknya bergaul dengan Roni, setelah mengetahui Roni anak Tanjung Priok. Ketika Michael sakit Roni menjenguk sahabatnya yang tinggal di kawasan Menteng ini, namun terpaksa balik kanan karena tidak diizinkan masuk. Sambil menenteng bubur ayam hangat untuk sahabat, ia naik bis dan pulang. Sejak itu ia bersumpah tidak akan mengajarkan anaknya untuk membeda-bedakan orang dari asul-usulnya.

Neneknya pernah bilang: "Wa-ang harus mandiri. Jangan pernah mengeluh. Biarlah apa yang orang caci-maki menjadi pelajaran wa-ang agar lebih pintar, dan bersabar. Sabar bukan berarti kalah. Sabar untuk menang."

Berbekal ijazah SMA, Roni melamar. Tapi selalu ditolak karena tidak memiliki sepeda motor. Ibunya tak kalah sibuk selalu menanyai setiap orang apakah ada lowongan untuk anaknya. Akhirnya Roni mendapatkan pekerjaannya menjadi supir di PT Niaga Gemilang Samudera di Rawa Badak.

Tanggal 14 Mei 1998, ketika kerusuhan pecah, saat melintas di ruas tol Cawang guna menghantar bosnya, ia harus menghentikan kendaraan karena massa memblokir jalanan sampai pukul sebelas malam.

Karena menjadi supir kurang menjanjikan, Roni mencoba peruntungan di kapal pesiar Celebrity Cruise yang melayani rute antarbenua dengan segala macam persyaratan dan dokumen yang menghabiskan dana Om yang dulu menggusirnya sebesar US$2.800. Ia bertugas mencuci enam kuali besar berdiameter satu setengah meter tiap dua jam selama sebelas jam setiap hari. Enam bulan kemudian ia menyerah dan kabur ketika kapal tengah berlabuh di Miami, Florida. Lalu kembali ke tanah air membawa badan.

Sepulang dari AS pada tahun 1999, mungkin sudah takdir, Roni kembali menjadi supir antar-jemput anak sekolah dari seorang pengusaha bernama Muslim, pemilik lima kapal tanker dan usaha angkutan bahan bakar.

Lambat laun Roni sadar bahwa pekerjaan ini tidak akan membawanya kemana-mana. Pergaulannya pun tak meluas. Roni mengundurkan diri. Syukur, Roni akhirnya diterima di PT Millenium Inti Samudera, yang bergerak di bidang pengisian bahan bakar minyak (BBM), namun tetap sebagai supir merangkap orang suruhan yang dibayar seikhlasnya.

Suatu siang yang panas, Roni masuk ke lobi perusahaan tempatnya bekerja untuk menikmati penyejuk udara. Tak lama ia diusir. "Supir itu tidak di sini tempatnya, di luar sana."

Ini mencambuk semangatnya untuk mengubah hidup dan bertekad menguasai seluk beluk bisnis yang telah membuatt atasan-atasannya hidup berkecukupan.
"Saya ikuti atasan bekerja dari pagi sampai pagi lagi. Dia engga pulang, saya pun engga pulang. Terus kalau diminta bantuin ke kapal, narik selang BBM yang beratnya 75 kg, ya saya bantu. Balik lagi kekantor, bikin administrrasi, bayar ke Pertamina, dan seterusnya. Begitulah kerjaan saya sehari-hari."

Edi Rahmat mengakui 'kegilaan' supirnya. "Saya belum bangun, dia sudah rapi. Dan dia cepat belajar. Kalau saya naik ke kapal dan bicara dalam bahasa Inggris dengan klien, dia simak baik-baik apa yang saya katakan."

Pengetahuan Roni tentang seluk-beluk pengisian bahan bakar perkapalan semakin bertambah. Ia mulai mengenal para konsumen dan kebutuhan mereka. "Setiap waktu saya manfaatkan untuk menyerap ilmu."

Setelah menjadi karyawan tetap kehidupan Roni perlahan membaik. Roni berprinsip, "Kalau kerja ya kerja saja. Jangan berpikir berapa uang yang harus Anda dapat."

Akhirnya Roni diangkat jadi kepala operasi. Kurang dari setahun kemudian menjadi manajer. Kini ia memiliki mobil sendiri.
Ketika seorang direktur dipecat karena menggelapkan uang, Roni naik jabatan menggantikannya.
Tanggung jawab semakin berat, namun gaji tidak bertambah. Penguasaannya terhadap pekerjaan sudah lebih dari cukup. Selain komitmen, ia juga loyal dan menjaga kepercayaan yang diberikan. Namun, perusahaan tidak mengindahkannya. Setelah dipertimbangkan, Roni mengundurkan diri dari perusahaan dan nekad membuka kantor sendiri di sebuah warung kopi di bawah pohon palem dekat kantor. Di situlah ia dan dua rekannya yang ikut keluar menerima telepon, mencatat permintaan, membukukan transaksi keuangan, dan lain-lain.

Lima bulan pertama tidak ada pemasukan, minus. Segala usaha mencari order ditambah doa sudah dilakukan. "Shalat, baca Yasin. Shalat, baca Yasin. Saking seringnya, saya hapal di luar kepala. Begitu terus selama setahun. Saya mintanya kesuksesan sama Yang Di Atas. Saya mau kaya supaya bisa bagi-bagi, bikin orang senang, dan supaya orang engga sirik sama saya." Akhirnya doa Roni terjawab, pesanan pengisian bahan bakar datang berturut-turut.

Tahun 2002 Roni melepaskan diri dari kerjasama dengan pemilik modal karena ia merasa dizalimi.
Lalu Roni mendirikan perusahaan baru dilandasi doa, "Ya Allah, mudah-mudahan perusahaan yang aku bawa ini bisa sampai ketitik paling atas, dan mudah-mudahan orang tahuu aku bukan menadahkan tangan, tapi bekerja keras yang tidak mengandalkan seseorang untuk mencari kesempatan."

"Waktu terima gaji pertama dia bilang ke saya, 'Mak, ini ada duit segini, ini buat Mamak, terus Roni mau sedekahin segini ke anak yatim, boleh Mak?' Selalu kalau gajian, ada bagian untuk anak yatim. Terus gaji berikutnya, dia izin untuk beli AC kredit di kamarnya. Abis itu AC buat saya. Seberapa pun dia dapat, walau sedikit, dia kasih saya. Selalu begitu," kata Ibunya. "Pokoknya saya benar-benar disenangkan oleh Roni. Saya engga pernah minta, tapi kesadarannya luar biasa. Pernah dia protes, 'Mak, minta apa kek ke Roni!?' Saya jawab, Mamak malu. Semuanya sudah Roni cukupkan. Mamak mau apalagi?"

"Setelah sukses, Roni pernah ketemu dengan orangtua saya dan saya ingetin mereka, 'Mom, Dad, do you remember Roni?' Mereka angkat topi. Mereka bangga anaknya tidak keliru memilih teman. Dude, you never know what is going to happen to people. You never know...!" kata Michael Bayu. "Waktu saya pindah kuliah dari Australia ke Singapura, Roni sudah mulai sukses. Saya ingat dia kasih uang dua ribu dollar, katanya buat jajan. Saya tolak, tapi dia maksa. Dia bilang, 'Demi persahabatan kita, geng'. Dan saya saksikan dia melejit dari tahun kke tahun.

Tahun 2007 dalam acara midnight sale di Butik Kanaya Tabitha ia berkenalan dengan seorang gadis bernama Feby Belinda. Tahun 2008 menikahinya lalu punya anak dan diberi nama Rofbell diambil dari gabung nama mereka. Tahun 2010, keduanya naik haji.

Kini Roni memiliki dua perusahaan; PT Ekasamudera Lima dan PT Ruwanda. Di rumah ibunya terpampang foto Roni dan kolega di berbagai event antara lain juara Formula Asia GP Super Sport 600cc di Sentul International Circuit (2007), juara I golf Asian Championship di Australia (2007). Latihan menembak bareng Irjen Nanan Sukarna, golf bareng Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.

Kalau dulu Roni anggota klub mobil karena montir, kini ia menjadi ketua Ferrari Owner's Club Indonesia (FOCI) karena memang memilikinya.

Saya ringkas dari buku yang belum usai dibaca, "AHMAD SAHRONI: Anak Priok Meraih Mimpi" oleh Fenty Efendy. Jakarta: RUAS, 2013.

Unbelievable!

Salam,
ZulTan, L, 53, Bogor

--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke