Sanak sa-Palanta NAH,

Dek thread "Sanak, Ternyata Anda Non Muslim..." lah disaok dek Rang Dapua, 
izinkanlah ambo manukuak saketek lai, bukan untuak mamparunciang atau 
mampakaruah apolai mampa-angek tapi kok bisa tantu sabaliaknyo, mampaluruih 
atau mampajaniah kok bisa mampadingin.

Ambo indak kenal dengan Kanda Zorion Anas dan indak sakali juo panah basuo 
salain di Palanta ko, ambo inshaallah bisa mamastikan baso namo Zorion Anas 
("n" tunggal) ko memang asli namo baliau.  Namun, ambo tidak bisa 
mangklarifikasi namo-namo lain nan disampaikan dek Akmal tamasuak ZA dengan "n" 
ganda.

Walaupun baitu, tampaknyo babeda caro ZA "n tunggal" jo gaya Z "n ganda" dalam 
mamandang Islam sarupo nan ambo tampilkan di bawah beko.

Harapan ambo, kok bisa marilah kito baelok-baelok baliak dan saliang mamaafkan.

Ambo sabana salut jo sikap kritis Akmal nan berdasarkan kajian nan cukuik dalam 
tapi ambo pun bangga dengan gaya rilek Kanda Zorion dalam mananggapi tuduhan 
barek Da mm*** nan jauh dari sikap berang.

Sakadar tambahan, Da Zorion ko dalam keadaan tidak sehat akibat serangan struk 
sajak 5 tahun nan lalu.  Tapi dari gaya baliau manulis di Palanta ko awak bisa 
marasokan tidak tampak saketek pun deraan panyakik ko didiri baliau.  Semoga 
makin cegak Da Zor.


 From owner-indonesi...@indopubs.com Mon Nov 24 20:09:16 1997 
Date: Mon, 24 Nov 1997 18:05:28 -0700 (MST) 
Message-Id: <199711250105.saa28...@indopubs.com> 
To: indonesi...@indopubs.com 
From: apaka...@clark.net 
Subject: [INDONESIA-L] RUBRIK - Diskusi Agama 
Sender: owner-indonesi...@indopubs.com 

Date: Sun, 23 Nov 1997 22:36:17 +0000 
From: Zorion Anas <zor...@sprynet.fr> 
To: apaka...@clark.net 
Subject: DISKUSI AGAMA 

    Saya sangat terkesan dengan komentar para netters  pas rubrik ini. 
Namun saya melihat begitu sempitnya cara berpikir para intelektual kita 
dalam menanggapi masalah ini. Mereka tidak mau melihat sejarah 
perkembangan Islam sendiri. Apakah anda pernah nonton film : DESTIN yang 
menceritakan perjuangan seorang yang bernama AVEROES (Ibnu Rusyid) 
memperjuangkan keadilan semasa khalifah Mansyur di Andalusia. Ia 
memiliki murid tidak saja dari kalangan Islam, tapi juga dari seorang 
kristiani Anglouadoc Prancis yang bernama Yossef yang bapaknya dibakar 
oleh penguasa setempat karena menjadi pengikut Averoes yang tidak 
diterima oleh Gereja.  Ia dikenal sebagai hakim yang adil yang 
kadang-kadang juga ditentang oleh kekuasaan khalifah. Sekali waktu sang 
Khalifah bersekutu dengan raja Sheik Riyadh dan kelompok sekte 
fundamentalis Islam untuk menghapuskan semua ajaran Averoes yang sudah 
menjadi kultur di Andalusia, tapi anak-anak sang khalifah menjadi 
penyelamat bagi Philosof ini dan berhasil menyadarkan ayahnya sang 
Khalifah untuk kembali kepada kebenaran. Namun Averoes justru berterima 
kasih kepada para pembakar karya-karyanya (walaupun copy hasil karyanya 
sudah diselamatkan di Mesir oleh anak sang khalifah). Alasannya karena 
ia sudah putus asa karena hasil karyanya tidak bisa membantu rakyat dan 
penguasa, toh akhirnya hasil karyanya dibaca oleh orang-orang barat 
sebagai sumber kemajuan; sedangkan kaum muslimin sendiri lebih senang 
mengabaikan apa yang telah dihasilkan oleh pemikir terkenal dari 
Andalusia ini. 
  Apa yang kita pelajari dari cerita ini adalah, betapa pentingnya bagi 
intelektual Indonesia untuk belajar sejarah kejayaaan Islam lebih dahulu 
dengan philosofi ajaran yang telah dibawa oleh Muhammad SAW beserta 
pengikut-pengikutnya. Janganlah terlalu cepat menyimpulkan sesuatu 
terlalu cepat dengan cara menghasut dan melampiaskan emosi tanpa melihat 
inti persoalan secara jelas. Satu mata bisa sakit, tapi tidak berarti 
seluruh kepala harus diperban. Islam bukanlah agama yang mengajarkan 
perbedaan pendapat untuk perkelahian, melainkan adalah sebagai rakhmat 
untuk beroleh kemajuan kulitas kehidupan. 
      Kalau kita lihat negara seperti Russia dan Prancis, di mana 
komposisi kaum intelektualnya seperti piramid, dengan arti kata kaum 
ahlinya tamatan universitas memang tidak sebanyak rakyat yang 
berpendidikan SMA atau sarjana muda, namun mereka bisa mencipta pesawat 
dan terbang ke ruang angkasa. Sedangkan kita lebih banyak menghabiskan 
waktu untuk bercaci maki dan ngalor ngidul. Itupun dilakukan oleh 
kita-kita yang namanya bergelar sarjana intelek. Saya akan merasa malu 
bila sebagai seorang muslim, saya tidak bisa berpikir positip untuk 
negara saya. Terlepas dari persoalan politik yang ada, kita  memang 
tidak pernah puas dengan segala macam masalah yang timbul, padahal akal 
yang sehat dengan iman yang kuat sebenarnya adalah modal utama bagi 
penyelesaian masalah. Seharusnya kita harus percaya kepada keadilan 
ALLAH SWT, bukan kepada keadilan yang dibuat manusia. Bukankah Allah SWT 
telah berfirman bahwa Ia tidak akan menyia-nyiakan ummat-Nya yang 
bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa. Apakah kita sudah termasuk di 
dalamnya. Kalau belum belajarlah dari sejarah hidup Averoes (Ibnu 
Rusyid) atau nontonlah film Destin dari Suriah ini, mudah-mudahan mata 
kita tidak sakit lagi. 

________________________________


Salam
ZulTan, L, 53, Bogor

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke