Sanak Palanta RN NAH utamonyo Dinda ANB. Tarimo kasih alah malewakan pembahasan yg tamasuak perang pemikiran. Alhamdulillah batambah pulo ilmu ambo. Lanjutkan perjuangannyo dinda.
Darwin Chalidi On Jan 4, 2014 6:31 AM, "Akmal Nasery Basral" <ak...@rantaunet.org> wrote: > Kanda ZulTan n.a.h. > > Tentang film DESTIN nan disabuik dalam posting ko, kalau nan dimukasuik > adolah LE DESTIN karya sutradara Youssef Chahine (versi Inggris berjudul > DESTINY dan versi Arab berjudul AL MASSIR) dan dibintangi aktir > veteran Nour El Sherif sebagai Averroes (Ibnu Rusyd) maka pandapek ambo sbb: > > 1. Penilaian suka atau tidak suka terhadap sebuah film sering bersifat > subyektif. Sama juga dengan mencecap makanan. Apa yang dipuji-puji > seseorang belum tentu disukai orang lain lagi, tersebab selera tak bisa > diperdebatkan. Orang Prancis punya ungkapan untuk ini "chacun à son goût" > (setiap orang punya selera masing-masing). Artinya, subyektifitas memegang > kendali terhadap opini. > > Meski begitu, sebuah film selalu memiliki unsur intriksik dan ekstrinsik > yang lebih obyektif, misalnya dari biografi sang sutradara. Dan dari sisi > iko ambo akan mancubo mengomentari LE DESTIN nan memang menjadi film > kontroversial di akhir era 90-an. > > 2. Siapa Youssef Chahine (1926-2008)? Ambo kutip pendapat Sheila Whitaker, > kolumnis film di "The Guardian" yang menuliskan obituari pado saat kematian > sutradara legendaris (dan kontroversial) dari Mesir itu. > > Chahine was born in British-occupied Alexandria, into a family that spoke > four languages. His father was a Christian Lebanese lawyer and supporter of > the Wafd nationalist party; his mother was Greek (The Guardian, 28 Juli > 2008). > > Fakta #1: Chahine berayah Kristen Lebanon dan beribu Yunani. > > Fakta ini penting bukan dalam konteks SARA, tetapi sebagai filter awal > dalam menakar bagaimana seorang non-muslim akan membuat sebuah biopic (film > biografi/biographic picture) dari seorang tokoh muslim. > > Dengan memiliki ibu Yunani, bisa diduga ketertarikan Chahine pada tema > filsafat akan semakin tinggi mengingat Yunani adalah negeri para filsuf > yang memengaruhi cara pandang Barat modern, dan dalam konteks ini, juga > cara pandang Averroes. > > Untuk profil lengkap Chahine, filmography, dan tentang > kontroversi-kontroversi yang pernah dihasilkan film-filmnya, silakan lihat > di Wikipedia. > > 3. Mengenai obyek film Averroes/Ibnu Rusyd (1126-1198), sang filsuf > muslim yang ditabalkan Philosophybasic.com sebagai "founding father of > secular thought in Western Europe", sebagaimana kita ketahui > filsafat Averroes (yang berbasis pemikiran Aristoteles) adalah penentang > utama teologi Asy'ari yang dikembangkan Imam AL Ghazali. Polemik keduanya > lewat kitab "Tahafut Al Falasifa" (Kesalahan Filsafat) karya Al Ghazali > yang mengkritik pemikiran Averroes, dibalas Averroes dengan kitab "Tahafut > Al Tahafut" (Kesalahan Kitab Tahafut), sudah menjadi bahan kajian > tersendiri. > > 4. Dengan melihat konfigurasi pemikiran seperti ini, menjadi anehkah jika > Youssef Chahine (yang keturunan Yunani dari pihak ibu, dan berayah Kristen > Lebanon) begitu mendewa-dewakan Averroes dalam filmnya LE DESTIN? Tentu > tidak aneh bukan? > > Jadi jika ada penonton (muslim) begitu mendewa-dewakan LE DESTIN tanpa > melihat elemen ekstrinsik dari biografi sang sutradara, aneh juga karena > mengabaikan konteks pertarungan ide saat itu antara filsafat Averroes yang > bulat-bulat mengadopsi pemikiran Aristoteles (dan Plato) dengan pemikiran > Asy'arian (yang antara lain menjadi basis Ahlussunah Wal Jamaah). > > Wass, > > ANB > > Pada Jumat, 03 Januari 2014, ZulTan menulis: > >> >> Sanak sa-Palanta NAH, >> >> Dek thread "Sanak, Ternyata Anda Non Muslim..." lah disaok dek Rang >> Dapua, izinkanlah ambo manukuak saketek lai, bukan untuak mamparunciang >> atau mampakaruah apolai mampa-angek tapi kok bisa tantu sabaliaknyo, >> mampaluruih atau mampajaniah kok bisa mampadingin. >> >> Ambo indak kenal dengan Kanda Zorion Anas dan indak sakali juo panah >> basuo salain di Palanta ko, ambo inshaallah bisa mamastikan baso namo >> Zorion Anas ("n" tunggal) ko memang asli namo baliau. Namun, ambo tidak >> bisa mangklarifikasi namo-namo lain nan disampaikan dek Akmal tamasuak ZA >> dengan "n" ganda. >> >> Walaupun baitu, tampaknyo babeda caro ZA "n tunggal" jo gaya Z "n ganda" >> dalam mamandang Islam sarupo nan ambo tampilkan di bawah beko. >> >> Harapan ambo, kok bisa marilah kito baelok-baelok baliak dan saliang >> mamaafkan. >> >> Ambo sabana salut jo sikap kritis Akmal nan berdasarkan kajian nan cukuik >> dalam tapi ambo pun bangga dengan gaya rilek Kanda Zorion dalam mananggapi >> tuduhan barek Da mm*** nan jauh dari sikap berang. >> >> Sakadar tambahan, Da Zorion ko dalam keadaan tidak sehat akibat serangan >> struk sajak 5 tahun nan lalu. Tapi dari gaya baliau manulis di Palanta ko >> awak bisa marasokan tidak tampak saketek pun deraan panyakik ko didiri >> baliau. Semoga makin cegak Da Zor. >> >> From owner-indonesi...@indopubs.com Mon Nov 24 20:09:16 1997 >> Date: Mon, 24 Nov 1997 18:05:28 -0700 (MST) >> Message-Id: <199711250105.saa28...@indopubs.com> >> To: indonesi...@indopubs.com >> From: apaka...@clark.net >> Subject: [INDONESIA-L] RUBRIK - Diskusi Agama >> Sender: owner-indonesi...@indopubs.com >> Date: Sun, 23 Nov 1997 22:36:17 +0000 >> From: Zorion Anas <zor...@sprynet.fr> >> To: apaka...@clark.net >> Subject: DISKUSI AGAMA >> Saya sangat terkesan dengan komentar para netters pas rubrik ini. >> Namun saya melihat begitu sempitnya cara berpikir para intelektual kita >> dalam menanggapi masalah ini. Mereka tidak mau melihat sejarah >> perkembangan Islam sendiri. Apakah anda pernah nonton film : DESTIN yang >> menceritakan perjuangan seorang yang bernama AVEROES (Ibnu Rusyid) >> memperjuangkan keadilan semasa khalifah Mansyur di Andalusia. Ia >> memiliki murid tidak saja dari kalangan Islam, tapi juga dari seorang >> kristiani Anglouadoc Prancis yang bernama Yossef yang bapaknya dibakar >> oleh penguasa setempat karena menjadi pengikut Averoes yang tidak >> diterima oleh Gereja. Ia dikenal sebagai hakim yang adil yang >> kadang-kadang juga ditentang oleh kekuasaan khalifah. Sekali waktu sang >> Khalifah bersekutu dengan raja Sheik Riyadh dan kelompok sekte >> fundamentalis Islam untuk menghapuskan semua ajaran Averoes yang sudah >> menjadi kultur di Andalusia, tapi anak-anak sang khalifah menjadi >> penyelamat bagi Philosof ini dan berhasil menyadarkan ayahnya sang >> Khalifah untuk kembali kepada kebenaran. Namun Averoes justru berterima >> kasih kepada para pembakar karya-karyanya (walaupun copy hasil karyanya >> sudah diselamatkan di Mesir oleh anak sang khalifah). Alasannya karena >> ia sudah putus asa karena hasil karyanya tidak bisa membantu rakyat dan >> penguasa, toh akhirnya hasil karyanya dibaca oleh orang-orang barat >> sebagai sumber kemajuan; sedangkan kaum muslimin sendiri lebih senang >> mengabaikan apa yang telah dihasilkan oleh pemikir terkenal dari >> Andalusia ini. >> Apa yang kita pelajari dari cerita ini adalah, betapa pentingnya bagi >> intelektual Indonesia untuk belajar sejarah kejayaaan Islam lebih dahulu >> dengan philosofi ajaran yang telah dibawa oleh Muhammad SAW beserta >> pengikut-pengikutnya. Janganlah terlalu cepat menyimpulkan sesuatu >> terlalu cepat dengan cara menghasut dan melampiaskan emosi tanpa melihat >> inti persoalan secara jelas. Satu mata bisa sakit, tapi tidak berarti >> seluruh kepala harus diperban. Islam bukanlah agama yang mengajarkan >> perbedaan pendapat untuk perkelahian, melainkan adalah sebagai rakhmat >> untuk beroleh kemajuan kulitas kehidupan. >> Kalau kita lihat negara seperti Russia dan Prancis, di mana >> komposisi kaum intelektualnya seperti piramid, dengan arti kata kaum >> ahlinya tamatan universitas memang tidak sebanyak rakyat yang >> berpendidikan SMA atau sarjana muda, namun mereka bisa mencipta pesawat >> dan terbang ke ruang angkasa. Sedangkan kita lebih banyak menghabiskan >> waktu untuk bercaci maki dan ngalor ngidul. Itupun dilakukan oleh >> kita-kita yang namanya bergelar sarjana intelek. Saya akan merasa malu >> bila sebagai seorang muslim, saya tidak bisa berpikir positip untuk >> negara saya. Terlepas dari persoalan politik yang ada, kita memang >> tidak pernah puas dengan segala macam masalah yang timbul, padahal akal >> yang sehat dengan iman yang kuat sebenarnya adalah modal utama bagi >> penyelesaian masalah. Seharusnya kita harus percaya kepada keadilan >> ALLAH SWT, bukan kepada keadilan yang dibuat manusia. Bukankah Allah SWT >> telah berfirman bahwa Ia tidak akan menyia-nyiakan ummat-Nya yang >> bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa. Apakah kita sudah termasuk di >> dalamnya. Kalau belum belajarlah dari sejarah hidup Averoes (Ibnu >> Rusyid) atau nontonlah film Destin dari Suriah ini, mudah-mudahan mata >> kita tidak sakit lagi. >> ------------------------------ >> >> Salam >> ZulTan, L, 53, Bogor >> >> -- >> . >> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat >> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ >> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. >> =========================================================== >> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: >> * DILARANG: >> 1. Email besar dari 200KB; >> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; >> 3. Email One Liner. >> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta >> mengirimkan biodata! >> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting >> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply >> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & >> mengganti subjeknya. >> =========================================================== >> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: >> http://groups.google.com/group/RantauNet/ >> --- >> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari >> Grup Google. >> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, >> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . >> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. >> > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari > Grup Google. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . > Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.