Jika anda setuju sila tambahkan nama anda dan sebarkan seruan ini. SERUAN AKSI: SELAMATKAN ANAK BANGSA: EVAKUASI BALITA DAN KELOMPOK RENTAN LAINNYA KORBAN ASAP. Hari ini (21/10) satu lagi balita meninggal dunia karena asap. Ada 370 ribu anak dan orang dewasa menderita sakit ISPA. Jumlahnya akan terus bertambah karena api di lahan gambut yang dibakar perusahaan perkebunan dan kehutanan belum berhasil dipadamkan. Banyak ahli memperkirakan api hanya dapat dipadamkan oleh hujan lebat tiga hari berturut-turut. Padahal tanda-tanda turunya hujan masih belum tampak, bahkan diperkirakan kemarau masih akan berkepanjangan. Bagaimana nasib 43 juta warga negara yang terpapar langsung asap pembakaran lahan dan hutan? Bisakah mereka bertahan? Beberapa wilayah terdampak sudah menyerukan agar Balita dan kelompok rentan lainnya segera dievakuasi keluar dari wilayah terdampak. Dibutuhkan tindakan nyata EVAKUASI BALITA DAN KELOMPOK RENTAN LAINNYA KORBAN ASAP. Negara pasti tidak mampu melakukannya sendiri. Perlu gotong royong selamatkan generasi penerus bangsa. Caranya? 1. Ajak keluarga, kerabat, handai taulan yang terdampak yang memiliki balita untuk mengungsi sementara waktu ke rumah-rumah kita yang jauh dari serangan asap. Atau hubungi kami untuk mendapatkan informasi tempat yang aman.
2. Ajak keluarga, sahabat, tetangga yang bebas dari serangan asap bersedia menerima balita korban asap tinggal sementara waktu di rumah mereka hingga musim penghujan tiba. Atau hubungi kami untuk mendata tempat yang siap membantu. 3. Desak Pemerintah untuk mengerahkan semua kemampuan demi keselamatan rakyat termasuk menyediakan tempat penampungan sementara dan alat pembersih udara agar penderita ISPA bisa dicegah. 4. Desak pemerintah Pusat dan Daerah, khususnya Kementrian Sosial, Kementrian Kesehatan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) untuk membantu proses evakuasi. 5. Mendesak Pemda Provinsi dan Kabupaten/ Kota memperbanyak tempat-tempat evakuasi lokal dengan sistem pembersih udara yang memadai terutama untuk evakuasi kelompok rentan lainnya. 6. Memanjatkan doa semoga hujan bisa segera turun dan api bisa segera padam. Semoga Allah SWT meridhoi usaha ini dan Pemerintah benar-benar menindak perusahaan-perusahaan yang melakukan pembakaran. SOLIDARITAS RAKYAT UNTUK KORBAN ASAP Pendukung 1. Chalid Muhammad, Jakarta 2. Siti Maimunah, Tangerang 3. Maryati Abdullah, Jakarta 4. Sri Palupi, Jakarta 5. Uslaini, Padang 6. Kahar Albahri, Kalimantan Timur 7. Selamet Daroyni, Jakarta 8. Hendrik Siregar, Jakarta 9. Riza Damanik, Jakarta 10. Ony Mahardhika, Surabaya 11. Fajri Nailus S, Pontianak 12. Tri Mumpuni, Jakarta 13. Matheus Pilin, Kalimantan Barat 14. Muhamad Nafik, 15. Gatot Prio Utomo 16. Sri Bramantoro Abdinagoro 17. Khalid Saifullah, Padang 18. Henri Subagyo, Jakarta 19. Teguh Surya, Parung, Bogor 20. Martua Sirait, Jakarta 21. Yasser Arafat Ritonga, Jakarta 22. M. Ridha Saleh, Depok 23. Abdullah dahlan, Depok 24. Dedy Askari, Palu 25. Erwin Basrin, Bengkulu 26. Harsin, Palu 27. Ahmad, Palu 28. Abdul Muis, Palu 29. Sofyan, Palu 30. Berly Martawardaya, Jakarta 31. Hanni Adiati, Bogor 32. Toni Pangcu, Malang 33. Andre Barahamin, Jakarta 34. Usman, Pekan Baru 35. Dian Kartikasari, Depok 36. Sarie Wahyuni, Bogor 37. Puspa dewy, Jakarta 38. Sadar Subagyo, Jakarta 39. Nabiha Shihab, Jakarta 40. Abdul Waidl, Depok 41. Trinirmalaningrum, Cimanggis, Depok 42. Arimbi Haroepoetri, Jakarta 43. YL. Franky, Jakarta 44. Longgena Ginting, Jakarta 45. Dian Abraham, Depok 46. Firdaus Cahyadi, Jakarta 47. Aiden Yusti, Pekan Baru 48. Giorgio Budi Indarto, Jakarta 49. Julia Kalmirah, Jakarta 50. Nur Amalia, Jakarta 51. Irma Sutisna, Bogor 52. Hening Parlan, Jakarta 53. Anung Karyadi, Jakarta 54. Joko Waluyo, Pontianak 55. Denni Nurdwiansyah, Pontianak 56. Selvianus Saludan, Kapuas Hulu 57. Anggraini Moryana, Kubu Raya 58. Ekha Ishak, KKU 59. Ronny Christianto, Mempawah 60. Ambarsari Dwicahyani, 61. Isnu Hardono, Jakarta 62. Iwan Nurdin, Jakarta 63. Budi Hernawan, Jakarta 64. Max Binur, Sorong – Papua 65. Rizki Ananda Wulan, Jakarta 66. Meliana Lumbantoruan, Jakarta 67. Purnawan Dwi negara, Malang 68. Ridho Syaiful Ashadi, Surabya 69. Bambang Catur N, Sidoarjo 70. Dian Purnama, Bekasi 71. Aquino Hayunta, Jakarta 72. Dian Ekowati, Bogor 73. Agung Budiono, Jakarta 74. Aryanto Nugroho, Jakarta 75. Hexa Rahmawati , Jakarta 76. Melly Setyawati, Solo 77. Chatarina Dwihastarini, Jakarta 78. Myrna Safitri, Jakarta 79. Voni Novita, Jakarta 80. Megawati, Jakarta 81. Achmad Yakub, Jakarta 82. Carolus Tuah, Samarinda 83. Amran Tambaru, Palu 84. Nugroho Purwanto, Jakarta 85. Sony Mumbunan, Jakarta 86. Dani Setiawan, Ciputat 87. Samsul Hadi, Bekasi 88. Sad Dian Utomo, Depok 89. Triwurjani, Depok 90. Aszkar Ahsinin, Depok 91. Hemasari Dharmabumi, Bandung 92. Mouna Wasef, Depok 93. Dewi Pelitawati, Bandung 94. Eko Cahyono, Bogor 95. Wanda Saroinsong, Jakarta 96. Adi Widodo, Bandung 97. Herman Dias, Bekasi 98. Sheilla Agustin, Tangerang 99. Yayan Wiludiharto, Jakarta 100. Zen Smith, Jakarta 101.M.Hatta Taliwang , Jkt 102. Anwar Djambak, Pekanbaru Riau 103. Nurlely Muchtar Piliang, Binjai 104. H. Syaifullah Adnawi, Jakarta 105. Abdulrachman, Pekanbaru Kontak Person : Uslaini – Padang (hp 081374342663) Siti Maimunah – Tangerang (hp 0811920462) Chalid Muhammad – Jakarta (hp 0811847163) Kahar Albahri – Samarinda Kaltim, (hp 081347900913) Joko Waluyo – Pontianak Kalbar (hp 0811845648) Riko Kurniawan – Pekan Baru Riau (hp 081371302269) Copas AnwarDjambak Alam Takambang Jadikan Guru Sent by Maxis from my BlackBerry® smartphone -----Original Message----- From: Sjamsir Sjarif <sjamsirsja...@gmail.com> Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Wed, 21 Oct 2015 23:04:35 To: RantauNet<rantaunet@googlegroups.com> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Duo Ribuan Urang Jambi Gaca Manceret Kanai Asok Kabut Asap “Usir” Orang Suku Anak Dalam Ondeeh, baa lah Nasib Urang Rimbo Anak Dalam. Dari Haluan di bawah ko kito baco pulo saketek sekelumit kisah pelarian Anak Dalam dari bencana Asok. -- MakNgah Kabut Asap “Usir” Orang Suku Anak Dalam [image: PDF] <http://www.harianhaluan.com/index.php/feature/44390-kabut-asap-usir-orang-suku-anak-dalam?format=pdf> [image: Cetak] <http://www.harianhaluan.com/index.php/feature/44390-kabut-asap-usir-orang-suku-anak-dalam?tmpl=component&print=1&layout=default&page=> [image: Surel] <http://www.harianhaluan.com/index.php/component/mailto/?tmpl=component&link=958c6b40fb6475e356abc5027849f42289463318> Kamis, 22 Oktober 2015 02:33 *Bencana kabut asap tak hanya berimbas pada masalah kesehatan hingga kematian, tapi menimbulkan fenomena sosial baru. Pekatnya kabut asap yang melanda Riau, Jambi dan Sumatera Selatan membuat warga harus beranjak meninggalkan daerah mereka, demi kelangsungan hidup.* *Salah* satu kelompok masyarakat yang melakukan migrasi itu adalah masyarakat Suku Anak Dalam yang biasa “menghuni” hutan Bukit Barisan di Provinsi Jambi. Mereka seperti terusir dari kampungnya, tempat selama ini mereka hidup dari alam tanpa terjamah perkembangan. Secara berkelompok, mereka bergerak meninggalkan Jambi. Dari jumlah tersebut, beberapa sudah ada yang sampai di Pekanbaru hingga Sumbar sendiri, salah satunya kelompok warga Suku Anak Dalam yang mengaku berasal dari Desa Mentawak, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Mereka terlihat “menetap” di perkebunan kakao warga di Jorong Batang Lawe Timur, Kecamatan Sungai Pagu. “Mereka (suku anak dalam) datang sebanyak 10 orang di antaranya tiga wanita, empat pria dan tiga anak-anak, diperkirakan mereka masuk kebun warga saat malam,” kata salah seorang warga sekitar Robi,(34) pada *Haluan* kemarin. Pemilik kebun kakao, Pramai (65) mengaku terkejut saat membersihkan kebun pada pagi hari, Rabu (21/10) melihat ada sekumpulan anggota suku anak dalam mendirikan tenda terpal dalam kebun miliknya. “Ketika ditanya, salah seorang dari mereka minta izin untuk istirahat beberapa hari untuk melanjutkan perjalanan menuju Pekanbaru. Saya tidak merasa terganggu dengan kehadiran mereka, kebetulan ada pondok di dalam kebun yang bisa digunakan jika hujan datang,” tutur Pramai. Berkat kepedulian, masyarakat Jorong Batang Lawe memberikan bantuan berupa beras, ubi dan bantuan lainnya untuk memenuhi kebutuhan anggota suku anak dalam. Ketika ditemui *Haluan*, anggota suku anak dalam terlihat tengah melakukan aktivitas memasak dan tidur-tiduran dalam tenda terpal yang mereka dirikan dalam kebun kakao tersebut. Salah seorang anggota yang mampu berbahasa Indonesia, M. Sodik (26) mengatakan datang dari Sungai Penuh dan hendak menuju Pekanbaru.”Kami telah menghabiskan waktu sekitar 20 hari untuk sampai di Solok Selatan, rencana istirahat untuk dua malam sebelum melanjutkan perjalanan,”terang M.Sodik. Diceritakannya, selama di Sungai Penuh ia menghabiskan waktunya untuk mengobati orang yang sakit dan telah lima orang dalam keadaan sakit kejiwaan disembuhkan “Sementara untuk tarif pengobatan tidak dipatok harga, seikhlasnya saja,”katanya. Pengobatan yang dilakukan menggunakan ramuan dan kebatinan yang telah diperoleh dari tetua adat di kampungnya di Sarolangun. “Tujuan ke Pekanbaru untuk mengobati orang juga, selain itu akibat kekeringan dan asap persediaan makanan di kampung tinggal sedikit,” tandasnya. Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dikatakannya, berharap belas kasihan masyarakat yang masih peduli kepada mereka. Dari dua wanita yang ikut rombongan adalah dalam keadaan hamil masing-masing tiga bulan dan lima bulan. Sedangkan tiga orang anak masing-masing berusia 3 tahun, 4 tahun dan 1 tahun dimana, satu dari tiga anak mengalami batuk-batuk. “Kasihan anak saya, apalagi malam hari batuknya makin menjadi-jadi, besok kami melanjutkan perjalanan melewati Alahan Panjang,”keluhnya. (*) Laporan: *JEFLI* On Wednesday, October 21, 2015 at 5:13:21 PM UTC-7, Fitr Tanjuang wrote: > > 2 gubernur riau masuk panjaro dek masalah korupsi kolusi konsesi hutan, > tamasuak jo pengusaha nan mambaka hutan. > > Baa caronyo rakyat riau mamiliah gubernur tu? > > Wassalam > Fitr > On Oct 21, 2015 7:25 PM, "Maturidi Donsan" <matur...@gmail.com > <javascript:>> wrote: > >> Di Riau kami lah bagalimang asok sajo mak Ngah, baa kamangatoannyo, kito >> Indonesiako dipihak nan lamah >> >> Kalau dikecekan ka nan mamacik, inyo masih batah jo pandapeknyo. >> >> Asok ko lah dari zaman pak Harto. >> >> Seperti apo nan dikatokan tokoh Riau / Presiden Riau berdaulat: Riau ko >> dianggap tak ado urang (ILC beberapa minggu lalu). >> >> Hutan dipetak dibagi-bagi dst, akhirnyo memproduksi, termasuk asap. Di >> Provinsi lain kini sedang dimulai kata beliau. >> >> Anak sikola libur dek olah asok, cucu sakalah satu SD, pagi jam 6:45 WIB >> pai sikola, jam 8:00 WIB pulang. alah balangsuang saminggu labniah >> >> >> Dibawahko baru kapatangko kajadian: >> >> *Liputan6.com, Pekanbaru -* Kabut asap di Riau akibat [kebakaran >> hutan](2345326/ "") dan lahan kembali menelan korban jiwa. Ramadhani Lutfi >> Aerli (9) mengembuskan napas terakhir pada Rabu (21/10/2015) dini hari >> setelah mengalami gangguan pernapasan. >> >> Sebelumnya, murid kelas 3 SD di Jalan Sumatera, Pekanbaru, itu sempat >> dirawat intensif di Rumah Sakit Santa Maria. Sejumlah perawatan medis tak >> mampu menyelamatkan nyawanya karena paru-parunya sudah dipenuhi asap. >> >> "Hasil pemeriksaan medis menyebutkan kalau paru-paru anak saya ini penuh >> dengan asap, sehingga tidak mendapat oksigen yang cukup," ucap Eri Wirya, >> ayah bocah malang ini di di rumah duka di Jalan Pangeran Hidayat, >> Pekanbaru, Rabu (21/10/2015). >> >> Eri menuturkan, pada Senin 19 Oktober 2015 lalu anaknya masih bersekolah. >> Sepulang dari sekolah sang anak mulai mengeluh pernapasannya terganggu >> <http://news.liputan6.com/read/2345379/akibat-kabut-asap-jam-pelajaran-sekolah-di-jambi-dipangkas> >> . >> >> "Lalu pada Selasa almarhum demam tinggi dan kejang-kejang. Kami sempat >> beri obat demam dan tak sadarkan diri. Makanya kami bawa ke Rumah Sakit >> Santa Maria," tutur dia. >> >> Setibanya di rumah sakit, kondisi sang anak kian memburuk dan tak >> sadarkan diri. Dokter langsung memberikan penanganan awal dengan menginfus, >> memberi oksigen dan uap. Namun Ramadhani tak juga sadar. >> >> Tepat pada Rabu sekitar pukul 01.00 WIB, sang anak sempat sadar dan >> memanggil ibunya. Eri sempat mendapat secercah harapan, lalu hilang setelah >> sang anak kembali tak sadarkan diri. >> >> "Kemudian dokter menekan-nekan dadanya. Saya tidak tega melihatnya, saya >> istighfar. Subuhnya anak saya sudah tiada," kisah sang ayah dengan berurai >> air mata. >> >> Dengan kondisi badan tak bernyawa lagi, bocah malang itu kemudian dibawa >> ke rumah duka, Jalan Pangeran Hidayat, Gang Nikmat Nomor 57, Kelurahan Kota >> Baru, Kecamatan Pekanbaru Kota. >> >> Isak tangis ayah, ibu dan keluarganya tak terbendung. Setelah >> disemayamkan beberapa jam di rumah duka, akhirnya jenazah Ramadhani Lutfi >> Earli dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU), Jalan Air Hitam, Pekanbaru. >> >> Meski sudah ikhlas, Eri meminta pemerintah bertanggung jawab atas >> kejadian ini. Dia tak ingin lagi ada korban jiwa lainnya karena kabut >> asap >> <http://news.liputan6.com/read/345300/uu-terorisme-arab-saudi-dikritik>yang >> hampir 4 bulan menyelimuti Riau dan Sumatera ini. >> >> "Saya minta pemerintah bertanggung jawab atas hal ini. Jangan sampai ada >> korban lainnya berjatuhan, sudah cukup rasanya," sebut Eri. >> >> Meninggalnya Ramadhani kian memperpanjang daftar korban tewas karena >> kabut asap. Sebelumnya, ada bocah 12 tahun, Muhanum Angriawati dan seorang >> PNS meninggal karena kabut asap. (Hmb/Mut)* >> >> >> Maturidi >> >> -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.