Dear Bpk Khairi Yusu St. Sinaro Yang Mulia,

1. Terima kasih Pak, sangat menarik dan perlu serta berharga bagi saya. 

2. Krn sdg sangat sibuk, mhn maaf belum bisa bertanya banyak agar bisa lebih 
mendapat makna dan rasa. . Mhn ijin utk ikut membaca dulu saja sampai akhir 
bulan ini. 

Salam,
r.a.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Sutan Sinaro <stsin...@yahoo.com>

Date: Mon, 20 Apr 2009 00:57:42 
To: <RantauNet@googlegroups.com>
Subject: [...@ntau-net] Pembelajaran dari buaian sampai ke liang kubur (4)


>Aiii... kecek ambo, mahasiswa ko, indak ado bana itu lai maleh juo baraja, 
>kunun pulo 
>diagiah itu....aiii... hancai kabirau...
 
 
Assalaamu'alaikum. w.w.
 
..... Kito taruihkan, ....
 
Beberapa orang tua mungkin sudah mulai berusaha untuk menjaga lingkungan 
anaknya dengan memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah dasar yang mengajarkan 
sebagian ilmu-ilmu Islam seperti baiturrahmah dan sebagainya, atau selain 
bersekolah di sekolah dasar umum milik pemerintah atau swasta, juga memasukkan 
anaknya ke madrasah-madrasah atau mengaji di masjid-masjid atau surau-surau. 
Akan tetapi sayangnya pendidikan ini tidak berlanjut sampai dewasa. Ketika 
mereka masuk sekolah menengah pertama atau yang atas, pendidikan agama tidak 
lagi menjadi perhatian. Sehingga anak yang tadinya telah terdidik baik dari SD, 
ketika sekolah menengah mulai bertukar warna, apalagi ketika itu mereka 
memasuki masa pubertas, dan ketika di sekolah menengah atas, al-hasil anaknya 
lupa segalanya dan sudah mengikuti dunia modern. 
Hal ini banyak terjadi di Padang atau di Minang atau di Indonesia pada umumnya. 
Anak yang ditingkat SD bisa memenangkan lomba baca tulis Qur-an, hafal Qur-an 
dan hadits, bakan banyak pula yang mampu menjadi mubaligh cilik, tapi kemudian 
bertukar seratus delapan puluh derajat setelah di SMA. 
Dimana letak salahnya ?, 
para orang tua tidak menjaga lagi anaknya setelah sekolah menengah, artinya 
kontionyuitas pendidikan tidak dijaga sehingga tidak jarang orang tua takut 
pada anaknya setelah anaknya menanjak dewasa. Pesantren ramadhan ternyata tidak
efektif, karena dianggap main-main saja oleh mereka. 
Dan yang sangat menyedihkan adalah film-film yang ada di televisi menggambarkan 
bagaimana seorang anak dengan mudah melawan orang tuanya tanpa dapat sensor 
dari siapapun. Yang pernah saya saksikan adalah sinteron yang dibintangi 
Basuki, pemeran mudanya saya tidak perhatikan dan tidak diperhatikan pula siapa 
produsernya, karena sudah sangat menjijikkan. Sang anak dengan mudah menggebuki 
bapak dan ibunya. Inilah yang mengkhawatirkan kita, sudah tidak dapat disangkal 
lagi bahwa sebagian besar televisi Indonesia sudah dikendalikan oleh Yahudi 
meskipun tidak dapat ditunjuk hidungnya siapa yang menjadi dalang di 
belakangnya, tapi dari siaran-siaran yang tiap hari disaksikan, tujuan lain 
tidak ada dari mereka melainka melemahkan aqidah ummat Islam dan menjauhkan 
ummat dari ajarannya.
  Kita kembali ke pokok persoalan.
Sebagai orang tua justru anak di masa puber mereka itulah yang harus 
diperhatikan dengan baik diberi pandangan yang sesuai dengan agama dan cukup 
sehingga mereka tidak mudah terpengaruh oleh dunia luar yang selalu 
menggerogoti pemikiran mereka. Diberikan arahan supaya dalam berpikir selalu 
memakai cara berpikir Islam bukan sebaliknya. Sehingga ketika menginjak bangku 
perguruan tinggi nanti yang tantangannya lebih berat disebabkan intelijensia 
mulai tinggi dan pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi serta filsafat sudah 
memberondong mereka, ketika itulah mereka masih mampu menapis dengan baik dan 
memilih untuk tepat memegang agamanya karena dasar yang diberikan sudah kuat. 
Alhamdulillah anak saya selalu datang setiap bulan untuk menanyakan hal-hal 
yang tidak dimengertinya mengenai ilmu pengetahuan dan pengaruhnya terhadap 
aqidah Islam. Dan alhmadulillah, dan Insya Allah selanjutnya akan terus begitu, 
saya masih dapat memberi penerangan yang cukup padanya
 meskipun serangan pertanyaan sudah mendekati gaya berpikir Einstein dan 
serangan kaum orientalist dan yahudi. 
   Kemudian, kalau kita teruskan tingkatnya bila selesai kuliah atau lepas dari 
bangku perguruan tinggai atau sudah memasuki masa kerja (baik bagi yang kuliah 
atau yang langsung kerja sesudah SMA), sudah tentu mereka akan memasuki alam 
mencari pasangan atau berumah tangga. 
 
..... ooop.. tunggu dulu sudah panjang pula.., beresok kita sambung...
 
April 2009
Engineering Design and Manufacturing Laboratory
Dr. Ir. Khairi Yusuf St. Sinaro


 


      



--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Reply via email to