Ambo 100 % satuju jo carito Pak khairi ko,,,,
Tapi ambo alum bisa magiah komentar sampai ending carito ko do....

salam untuak Germany Hill commudity.

wassalam

F,24+


On 4/21/09, Sutan Sinaro <stsin...@yahoo.com> wrote:
>
>   >Kemudian, kalau kita teruskan tingkatnya bila selesai kuliah atau lepas
> dari bangku
> >perguruan tinggai atau sudah memasuki masa kerja (baik bagi yang kuliah
> atau yang
> >langsung kerja sesudah SMA), sudah tentu mereka akan memasuki alam mencari
>
> >pasangan atau berumah tangga.
>
> Assalaamu'alaikum. w.w.
>
> ... kito taruihkan ....
>
> Nah, pada masa ini pula nampaknya masyarakat Minang sudah beralih perilaku.
> Kalau
> dulu yang namanya “cinta” tidak menjadi ukuran betul meskipun suka atau
> tidak suka
> ada dalam diri manusia. Dahulu, perkawinan diikuti secara adat dengan
> pinang
> meminang dan “bacarikan”. Dahulu bagi pasangan-pasangan yang menikah “cinta
>
> sesudah kawin” adalah lumrah kalau tidak boleh dikatakan teradat. Kalaupun
> ada cinta
>  dari seorang lelaki pada seorang perempuan atau sebaliknya, cukup dengan
> melihat
> “bubungan atap” saja, hati sudah senang, serasa sudah berjumpa dengan orang
> yang
> dicinta, dan seolah-olah cinta terjawab sudah. Tapi sekarang semua menjadi
> lain
> semenjak pengaruh Westernisasi sudah merasuk ke dalam masyarakat Minang
> pada
> khususnya dan Indonesia pada umumnya. Sekarang pameo orang-orang tua sudah
> sangat memprihatinkan, “anak-anak kini ndak dapek dek awak lai do”.
>     Keadaan orang tua seperti ini adalah gambaran dari ketidak berdayaan
> orang tua
> menghadapi pengaruh dari luar. Jangan disebut ini sebagai tuntutan zaman
> karena
> zaman pada ghalibnya adalah perubahan tingkah laku manusia itu sendiri
> terhadap
> panduan hidup yang dipegangnya. Dan sayangnya “Islam for all era” tidak
> diyakini
> oleh para orang tua sehingga “Islam is relevant until the day of judgement”
> tidak
> menjadi perhatian lagi. Ditambah dengan perubahan signifikant pada
> keruntuhan
> adat yang terasa mulai lekang dan lapuk. Lalu bagaimana harus bersikap ?.
>   Sebagai orang tua mestilah kembali kepada panduan yang menjamin hidup
> bahagia
> sampai ribuan bahkan jutaan bahkan milyaran tahun mendatang yakni Islam.
> Keyakinan ini harus dipegang kuat sehingga konsep “anak kini ndak dapek di
> awak
> lai do” menjadi hilang sama sekali. Justru pada masa-masa seperti ini
> mereka sedang
>  mencari bentuk yang dapat menjamin kebahagiaan mereka setelah berpasangan
> nanti
> sampai akhir hayat. Jangan dibiarkan mereka melanglang buana dengan
> pikiran sendiri
> tanpa pedoman atau dibiarkan terbawa arus zaman yang akan menghancurkan
> diri
> mereka kelak. Oleh sebab itu konsep Islam, pedoman pendidikan anak di usia
> mencari
> pasangan hendaklah dibaca dan diamalkan dengan baik.
>    Dalam Islam, mulai dari berpakaian, hendaklah yang menutup aurat sesuai
> dengan
> ketentuan Islam, jangan sebaliknya menonjolkan aurat. Kan anak-anak
> perempuan
> sekarang di umur pubertas berpakaian sangat minim, istilah para guru di
> surau, “nyo
> pakai baju adiaknyo”, walaupun berjilbab. Ada pula jilbab di kepala tapi
> bagian dada
> terbuka, ada pula yang berkerudung tapi berlengan pendek. Bagi yang tidak
> berjilbab
> sudah semakin parah sampai-sampai kalau ia duduk, celana dalam kelihatan
> di atas
> pinggulnya (istilah anak muda sekarang kalau ndak salah saya “narkoba”,
> kepanjangannya tanya sama mereka). Dalam Islam dilarang
> berpacaran, duduk berdua-dua tidak diperbolehkan karena belum menjadi suami
> isteri,
> pergi ke tempat-tempat sunyi sangat dilarang karena yang ketiga adalah
> Syetan. Nah ini
> semua mesti dijaga oleh orang tua. Karena ketidak pedulian para orang tua
> sekarang,
> sudah sekian banyak kasus perzinahan dalam masyarakat dan menjadi hal yang
> biasa
> sehingga kepedulian terhadap hal ini menjadi hilang. Yang parahnya kasus
> itu bukan lagi perzinahan tapi meningkat jadi perkosaan yang kriminal. Mereka
> lupa zaman yang
> diperturutkan nanti akan memakan mereka dan membawa korban pada keluarga
> mereka. Pengaruh televisi dan bahkan sekarang Internet sudah sangat kuat
> sehingga
> apa yang dikatakan ustadz di masjid tempat saya mengikuti ceramah di tahun
> 70-an
> sudah menjadi kenyataan. “nanti syetan-syetan itu (maksudnya pengaruh
> film-film)
> akan sampai ke dalam tempat tidur ibu-ibu dan bapak-bapak”. Dan sudah biasa
> pula
>  kita lihat di satu rumah internet tanpa saringan apapun diminati anak-anak
> di bawah
> umur apalagi usia remaja dan hendak mencari pasangan, berada di dekat
> tempat tidur
> mereka. Kalau sudah setiap malam mereka menyaksikan adegan-adegan yang
> disuguhkan secara sengaja oleh musuh-musuh Islam, perzinahan dalam
> pandangan
> mereka adalah hal yang biasa. Dan kasus “Incest”, (sumbang salah dalam
> keluarga,
> antara anak lelaki dan anak perempuan, ayah dan anak, ibu dan anak) sudah
> marak
> tetapi orang diam saja. Kalau dahulu, satu kasus saja yang terjadi di
> Masyarakat
> Minang, semua orang tahu dari Tapan sampai ka Rao. “Apak Rutiang” akan
> menjadi
> buah mulut orang-orang yang lalu, baik ia menggalas atau hanya sekedar
> bepergian.
> Dan banyak lagi kasus yang mengemuka dalam masyarakat akan tetapi hampir
> semua
> orang sudah tidak peduli lagi, sampai bagalintin pintin di lubuak bonta
> yang
> mengakibatkan datangnya gempa tahun 2006.
>
> ..... ooop.. tunggu dulu sudah panjang pula.., beresok kita sambung...
>
> April 2009
> Engineering Design and Manufacture Laboratory
> Dr. Ir. Khairi Yusuf St. Sinaro
>
>
>
>
>
> >
>

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke