>Kemudian, kalau kita teruskan tingkatnya bila selesai kuliah atau lepas dari 
>bangku 
>perguruan tinggai atau sudah memasuki masa kerja (baik bagi yang kuliah atau 
>yang 
>langsung kerja sesudah SMA), sudah tentu mereka akan memasuki alam mencari 
>pasangan atau berumah tangga. 
 
Assalaamu'alaikum. w.w.
 
... kito taruihkan ....
 
Nah, pada masa ini pula nampaknya masyarakat Minang sudah beralih perilaku. 
Kalau 
dulu yang namanya “cinta” tidak menjadi ukuran betul meskipun suka atau tidak 
suka 
ada dalam diri manusia. Dahulu, perkawinan diikuti secara adat dengan pinang 
meminang dan “bacarikan”. Dahulu bagi pasangan-pasangan yang menikah “cinta 
sesudah kawin” adalah lumrah kalau tidak boleh dikatakan teradat. Kalaupun ada 
cinta
 dari seorang lelaki pada seorang perempuan atau sebaliknya, cukup dengan 
melihat 
“bubungan atap” saja, hati sudah senang, serasa sudah berjumpa dengan orang 
yang 
dicinta, dan seolah-olah cinta terjawab sudah. Tapi sekarang semua menjadi lain 
semenjak pengaruh Westernisasi sudah merasuk ke dalam masyarakat Minang pada 
khususnya dan Indonesia pada umumnya. Sekarang pameo orang-orang tua sudah 
sangat memprihatinkan, “anak-anak kini ndak dapek dek awak lai do”.
    Keadaan orang tua seperti ini adalah gambaran dari ketidak berdayaan orang 
tua 
menghadapi pengaruh dari luar. Jangan disebut ini sebagai tuntutan zaman karena 
zaman pada ghalibnya adalah perubahan tingkah laku manusia itu sendiri terhadap
panduan hidup yang dipegangnya. Dan sayangnya “Islam for all era” tidak diyakini
oleh para orang tua sehingga “Islam is relevant until the day of judgement” 
tidak 
menjadi perhatian lagi. Ditambah dengan perubahan signifikant pada keruntuhan 
adat yang terasa mulai lekang dan lapuk. Lalu bagaimana harus bersikap ?. 
  Sebagai orang tua mestilah kembali kepada panduan yang menjamin hidup bahagia 
sampai ribuan bahkan jutaan bahkan milyaran tahun mendatang yakni Islam. 
Keyakinan ini harus dipegang kuat sehingga konsep “anak kini ndak dapek di awak 
lai do” menjadi hilang sama sekali. Justru pada masa-masa seperti ini mereka 
sedang
 mencari bentuk yang dapat menjamin kebahagiaan mereka setelah berpasangan 
nanti 
sampai akhir hayat. Jangan dibiarkan mereka melanglang buana dengan pikiran 
sendiri 
tanpa pedoman atau dibiarkan terbawa arus zaman yang akan menghancurkan diri 
mereka kelak. Oleh sebab itu konsep Islam, pedoman pendidikan anak di usia 
mencari 
pasangan hendaklah dibaca dan diamalkan dengan baik. 
   Dalam Islam, mulai dari berpakaian, hendaklah yang menutup aurat sesuai 
dengan 
ketentuan Islam, jangan sebaliknya menonjolkan aurat. Kan anak-anak perempuan 
sekarang di umur pubertas berpakaian sangat minim, istilah para guru di surau, 
“nyo 
pakai baju adiaknyo”, walaupun berjilbab. Ada pula jilbab di kepala tapi bagian 
dada 
terbuka, ada pula yang berkerudung tapi berlengan pendek. Bagi yang tidak 
berjilbab
sudah semakin parah sampai-sampai kalau ia duduk, celana dalam kelihatan di atas
pinggulnya (istilah anak muda sekarang kalau ndak salah saya “narkoba”, 
kepanjangannya tanya sama mereka). Dalam Islam dilarang 
berpacaran, duduk berdua-dua tidak diperbolehkan karena belum menjadi suami 
isteri, 
pergi ke tempat-tempat sunyi sangat dilarang karena yang ketiga adalah Syetan. 
Nah ini
semua mesti dijaga oleh orang tua. Karena ketidak pedulian para orang tua 
sekarang, 
sudah sekian banyak kasus perzinahan dalam masyarakat dan menjadi hal yang 
biasa 
sehingga kepedulian terhadap hal ini menjadi hilang. Yang parahnya kasus itu 
bukan lagi perzinahan tapi meningkat jadi perkosaan yang kriminal. Mereka lupa 
zaman yang 
diperturutkan nanti akan memakan mereka dan membawa korban pada keluarga 
mereka. Pengaruh televisi dan bahkan sekarang Internet sudah sangat kuat 
sehingga 
apa yang dikatakan ustadz di masjid tempat saya mengikuti ceramah di tahun 
70-an 
sudah menjadi kenyataan. “nanti syetan-syetan itu (maksudnya pengaruh 
film-film) 
akan sampai ke dalam tempat tidur ibu-ibu dan bapak-bapak”. Dan sudah biasa pula
 kita lihat di satu rumah internet tanpa saringan apapun diminati anak-anak di 
bawah 
umur apalagi usia remaja dan hendak mencari pasangan, berada di dekat tempat 
tidur 
mereka. Kalau sudah setiap malam mereka menyaksikan adegan-adegan yang 
disuguhkan secara sengaja oleh musuh-musuh Islam, perzinahan dalam pandangan 
mereka adalah hal yang biasa. Dan kasus “Incest”, (sumbang salah dalam 
keluarga, 
antara anak lelaki dan anak perempuan, ayah dan anak, ibu dan anak) sudah marak 
tetapi orang diam saja. Kalau dahulu, satu kasus saja yang terjadi di 
Masyarakat 
Minang, semua orang tahu dari Tapan sampai ka Rao. “Apak Rutiang” akan menjadi 
buah mulut orang-orang yang lalu, baik ia menggalas atau hanya sekedar 
bepergian. 
Dan banyak lagi kasus yang mengemuka dalam masyarakat akan tetapi hampir semua 
orang sudah tidak peduli lagi, sampai bagalintin pintin di lubuak bonta yang 
mengakibatkan datangnya gempa tahun 2006.
 
..... ooop.. tunggu dulu sudah panjang pula.., beresok kita sambung...
 
April 2009
Engineering Design and Manufacture Laboratory
Dr. Ir. Khairi Yusuf St. Sinaro
 




      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke