AssWrWb, Wah dr mana mulai pembangunan itu , suatu diskusi yg menarik,
Pembangunan itu seharus nya mempunyai prinsip kita " lamak dek awak katuju
dek urang,
krn mengunakan dana APBD dan pajak dari rakyat, dan akibat dan implikasi nya
akan terkenai rakyat. Masalah nya adakah "political will n implementation
"nya melibat kan rakyat.
Rakyat dlm arti kata mengundang pakar2 pembangunan dalam suatu forum
terbuka, termasuk  rakyat badarai,. kalau tidak ada yg setuju di adakan
voting terhadap wacana
pembangunan tsb. Dgn suara terbanyak lah wacana pembanguanan sesuatu tsb
terus bisa dilaksanakan.
Krn pembangunan tsb sering dikatakan " seperti si buta merasakan gajah",
yang satu mengatakan gajah itu kulit nya tebal,  yg satu lagi mengatakan
keras dan runcing (cula).
Sang Gub. mengatakan pembagunan Mesjid Agung itu utk dan termasuk juga
perlindunagAN TERHADAP tSUNAMI yg memanfaat kan lbh 240 milyar APBD, Saya
mengatakan llbh baik digunakan utk credit micro pd pedangang dll. Krn suara
rakyat belum bisa di tampung/didengar, apalagi suara DPRD.... dll. ya
pembanguanan tergantung pada kebijakan elit saja. Kalau boleh saya
mengusulkan setiap pembanguan yg melebihi 5 milyar (berapanya??) sebaik nya
diadakan debat publik dengar pendapat dgn rakyat disamping DPRD. Krn
UU/Peraturan belum ada disinilah para anggora DPRD utk menginisiasi nya.
Saya maklum UU/Peraturan tsb merupakan jauh pangang dari api"ken
bersifatmengurangi kekuasaan executive".
Antalah sanak, awak bercana ria dan berdiskusi sen bisa nyo,..apa kata
seorang anggo ta DPR, " Di DPR itu banyak setannya" (terlampir)
=======================================

05/12/2009 - 21:35
Oneng: DPR Banyak Setannya

Rieke Diah Pitaloka
(inilah.com /Dokumen)
INILAH.COM, Surabaya - Anggota komisi IX DPR yang membawahi divisi
ketenagakerjaan, Rieke Diah Pitaloka menyindir instansinya sendiri.
Kekesalan Rieke didasari belum dibahasnya RUU tentang Perlindungan Pekerja
Rumah Tangga (PRT).
Mungkin saking kesalnya, wanita yang akrab disapa Oneng itu menyindir
instansinya sebagai tempat setan dan orang amnesia. Sebab di DPR, UU
perlindungan PRT tidak pernah dibahas dan tidak menjadi prioritas. Sebab ini
proses yang sangat rumit.
"Sejak 2008 lalu kita sudah besikan draft, bahkan sudah lima kali, tapi
selalu gagal. Mungkin karena gedung DPR sudah tua� jadi banyak setan dan
banyak orang amnesia," sebut Rieke ketika ditemui di salah satu cafe, Sabtu
(5/12) siang tadi.
Rieke menambahkan, UU Perlindungan PRT sangat berguna, tak hanya untuk PRT
itu sendiri. Namun, untuk banyak pihak, termasuk majikannya. Menurutnya, UU
itu nantinya akan bermanfaat sebagai modalitas dalam proses MoU dengan
negara lain.
"Jadi jangan melihat PRT sebagai komoditi inves. Ini manusia bukan barang
dagangan," serunya.
Tak heran jika ia marah ketika mantan Menakertrans, Erman Suparno menyebut
PRT hanya bisa 'ngenger' sehingga tidak perlu digaji. "waduh kalau Menteri
bicara seperti itu kan bahaya," lanjut politisi asal PDIP itu.
Rieke kesulitan menjawab ketika ditanya jumlah seluruh PRT yang ada di
Indonesia. Hal ini karena tidak ada catatan akurat yang membeberkan berapa
jumlah pastinya. Selain itu, masalah juga datang dari tim pengawas. Menurut
UU nomor 13 tahun 2003, seorang pengawas haruslah orang yang kompeten dan
independen.
Kabar baiknya, perlahan masalah RUU Perlindungan PRT sudah tidak dicueki
oleh anggota dewan. Rieke menyebut, mulai 2010 nanti RUU ini akan masuk
dalam tahap pembahasan.
"Saya sendiri berharap UU ini segera selesai tahun 2010 nanti agar kita tak
semakin larut dengan problem ini," pungkasnya. [beritajatim.com/bar]
--------------------------------------------------------------------
Hanya sekian saja, semoga Bp, mamak dansanak2 semua terus dan jangan mandek
utk berdisikusi dan maaf saya sdh merasakan " waste of time: to discuss with
Government officials through this superhighway technology." Fed up and
boring"...

Wass. Muzirman Tanjung.



2009/12/5 Datuk Endang <datuk_end...@yahoo.com>

>   Pak Riri dan Pak Bakhtiar sarato dunsanak yth.
> Sedikit memberikan masukan, untuk memulai pembangunan adalah melalui
> perencanaan. Pada dasarnya terdapat 3 sasaran perencanaan pembangunan :
> fisik, sosial, ekonomi. Bila dikembangkan masing-masing maka akan terdapat 2
> pendekatan : komprehensif (melalui RPJP/M dan RTRW), dan strategis (melalui
> prioritas). Untuk komprehensif membutuhkan waktu : evaluasi, penyusunan, dan
> legalisasi. Contoh RTRW Sumbar yang baru direvisi 2008, sekarang ini harus
> direvisi lagi, sekurangnya butuh 2 tahun. Untuk strategis, bisa dilakukan
> kapan saja, oleh siapa saja, dan dengan dana darimana saja. Contoh :
> penanganan bencana, pengelolaan pariwisata, rehabilitasi madrasah.
> Perencanaan ini membutuhkan skala waktu : pendek, menengah, dan panjang.
> Untuk perencanaan strategis bisa menentukan targetnya, lalu membangun
> tahapannya. Kemudian menyusun program-program. Kemudian mencari
> pendanaannya. Kemudian memulai pembangunan.
> Namun harus diperhatikan, bila pembangunan meliputi : fisik (infrastruktur
> dan sarana), sosial (adat-budaya), dan ekonomi; secara proporsional. Serta
> dilakukan oleh masing-masing : pemerintah dan masyarakat. Terkadang dengan
> resourcesnya, pemerintah harus membangkitkan masyarakat untuk melakukan hal
> ini.
> Demikian nan ambo liek di buku-buku.
>
> Wassalam,
> -datuk endang
>
>
> --- On *Sun, 12/6/09, Riri Chaidir <riri.chai...@rantaunet.org>* wrote:
>
> Uda Bakhtiar Muin dan Dunsanak Sadonyo.
>
>
> Dari mana mulainya? Kalau di ambo (dari hasil menyimak diskusi di RN dan
> berbagai media lain), ini harus dimulai dengan mensosialisasikan ke mereka -
> masyarakat dan pemerintah di Sumbar - bahwa yang namanya "maju", "well
> developed"", (atau lain2 terminologi senada dengan itu) adalah seperti ini
> ini ini lho (seperti yang kita bayangkan, I mean)
>
> Menurut saya, itu kata kuncinya, "agreement" bahwa kita sekarang
> ketinggalan, yang namanya maju harusnya begini.
>
> Kalau tidak (lagi2 berdasarkan hasil menyimak diskusi di RN), di satu sisi
> kita2 berpikir tentang suatu kondisi yang bisa dan harus diperbaiki/
> ditingkatkan. Di sisi lain, mereka yang disana enjoy - enjoy aja tuh, dengan
> keadaan mereka.
>
> Nah, kalau kita sepakat dengan mereka bahwa yang namanya "maju" itu seperti
> ini, seperti ini, baru kita bicarakan bagaimana cara mencapainya.
>
> Maaf, mungkin pikiran saya salah, karena "riset" saya terbatas
>
> Riri
> Bekasi, L, 47
>
>
> 2009/12/5 Bakhtiar Muin 
> <bmsa...@gmail.com<http://us.mc562.mail.yahoo.com/mc/compose?to=bmsa...@gmail.com>
> >
>
>>
>>
>>
>>
>> BakhtiarM:
>
> Dari mana memulainya, itulah yg jadi pikiran ambo saat ini?
>
> Mudah untuk dikatakan, sulit untuk dilaksanakan.
>
>
>
>
>
>
>
> >
>

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke