Assalamualaikum w.w. Sanak Arman Bahar, Dinda Ajoduta, dan para sanak sa palanta,Informasi ini sangat menarik, karena menjelaskan bahwa gelar 'tuanku' dewasa ini adalah 1) gelar khas untuk para guru agama dari kelompok tharikat [di Sumbar kelihatannya ada dua: Syattariah dan Naqsyabandiah, (?)] dan hanya -- atau terutama terdapat di Pariaman. 2) gelar 'tuanku' sama dengan gelar 'khalifah', dan setara dengah gelar 'kiyai' di Jawa; 3) gelar kehormatan yang diberikan baru-baru oleh kerabat Pagaruyung Saya kurang tahu, apakah dalam zaman Paderi dahulu [1803-1838] juga demikian, oleh karena menurut kesan saya gelar 'tuanku' dan 'tuanku imam' Paderi lebih merupakan penguasa wilayah,, yang mempunyai dua bidang kewibawaan, yaitu dalam bidang keagamaan dan militer, dan disifatkan baik dengan ciri pribadinya [seperti Tuanku nan Tuo, Tuanku nan Renceh] atau dengan nama wilayah yang dikuasainya [Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Rao, Tuanku Koto Tuo, Tuanku Tambusai ]. Jadi dengan arti ini total jenderal ada empat arti gelar 'tuanku'.Tolong sanak yang lebih mengetahui hal ini -- terutama Sanak Suryadi di Leiden -- bisa mencerahkan kita semua. Wassalam, Saafroedin Bahar(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)
--- On Sat, 1/16/10, Arman Bahar <arman_ba...@ymail.com> wrote: From: Arman Bahar <arman_ba...@ymail.com> Subject: Bls: [...@ntau-net] Tuanku To: rantaunet@googlegroups.com Date: Saturday, January 16, 2010, 9:57 AM Assalamualaikum ww Ajo Duta sarato mamak ‘n dunsanak sadonyo Maaf, bia lah ambo sato ciek satantangan Tuanku ko Badeda jo gelaran Tuanku nan dilakek-kan Tuanku Imam Bonjol cs dizaman-nya gelaran tuanku kadang2 dilafazkan tuangku di Pariaman Tuanku di Pariaman umum dipakaikan untuk pemuka atau yang telah dianggap lulus dalam pengajian ala Tharikat Satariyah yang berpusat di Ulakan Pariaman Pengukuhan gelar ini tentu juga ada seremoni tertentu minimum ba-bantai-an sa-ikua kambiang (babeda jo pengukuhan gelar datuak se-ekor kerbau) Macam2 gelar yang dipakaikan seperti misalnya mamak dari nenek saya yang berkedudukan di Surau Bungo di Koto Marapak Pariaman dulu, beliau bergelar Tuanku Palak Ubi karena pada siang hari kalau ingin ketemu dia di-palak atau kebun dan kebetulan sedang panen2nya ubi maka lekatlah gelar baru Tuanku Palak Ubi –padahal gelar aslinya bukan itu Para Tuanku ini disamping dianggap lebih banyak tahu soal2 agama hingga tidak pula salah kalau ditingkat lokal mereka dikategorikan sebagai ulama walau tidak sama ke-ulama-an mereka dengan ulama MUI misalnya yang banyak bergelar propfessor yang S3 atau tamatan perguruan tinggi Al Azhar Mesir atau Timur Tengah lain-nya yang jelas ulama lokalan ini dianggap banyak kelebihan lain seperti misalnya merangkap “pandai ubek” yang dapat menyembuhkan banyak penyakit hanya dengan semburan air putih saja atau kepandaian2 lain-nya sehingga tidak hairan mereka sangat dihormati bahkan di-kultus-kan sebagaimana kiyai2 NU di Jawa sono, maklumlah masyarakat kita dikampung2 yang pendidikan mereka dibawah rata2 untuk soal2 seperti ini apalagi berbau gaib bahkan klenik sangat laris sehingga banyak tuanku, khalifah maupun kiyai yang dikeramatkan seperti misalnya ada saja pelayat yang mengauik agak sakauik tanah kuburan Gus Dur untuk keperluan tertentu Nenek saya dulu enak sih, karena setiap hari ada saja orang yang datang minta di”tawa-i” oleh mamaknya Tuangku Palak Ubi tersebut dan tentu saja para pasien akan meninggalkan tips entah itu berupa se-ekor ayam, pisang satandan, talua itiak atau ayam dan lain2 bahkan ada juga yang bernazar “ kok cegak-lah anak awak sudahko, basidakah juo awak-nyeh sikua kambiang ka tuangku” Ambo kurang pasti apokah tharikat iko alah ado juo sajak zaman Shekh Burhanuddin di abad ke 17 dulu karena dizaman itu di Sumatera terutama Aceh dan pesisir Sumatera sedang berkembang Islam Syiah ataukah mungkin juga tharikat ini berkembangnya lama berpuluh tahun sesudah beliau tiada Berbeda dengan pengikut tharikat Naqsabandiyah yang berkembang disebagian Riau, Sumbar, Jambi dan Sumut, mereka tidak melekatkan gelar Tuanku kepada pemuka atau lulusan pengajian mereka tetapi yang dilekatkan adalah gelar Khalifah misal gelar Khalifah Abu Kasim, salah seorang kenalan saya di Duri Riau Wasalam abp57 Dari: ajo duta <ajod...@gmail.com> Kepada: rantaunet@googlegroups.com Terkirim: Jum, 15 Januari, 2010 22:10:42 Judul: [...@ntau-net] Tuanku Assalaamu'alaikum sanak kasado alahe, Kito sadonyo tau panggilan Tuanku, yaitu tampek batanyo masalah masalah ugamo, dikampuang awak, baik itu soal ibadah, muamalah dan dakwah. Kalau di Jawa samo jo Kyai, kalau di Sumba disabuik Tuan Guru. Posisiko Tuanku tantu sangat mulia. Namun kalau terjadi pelencengan maka posisi ini menjadi baban pada umat. Rayo Haji lalu ambo dikampuang ambo Gasan Gadang, Pariaman sekalian bakurban. Saat jawi siap didabiah, indak bisa dilakukan, karano alun ado Tuanku. "Lho kok?", tanyo ambo ka kamanakan nan makordinir. Ambo dapek penjelasan sado urusan disiko supayo dapek berkah harus melalui do'a Tuanku. Mulai mambangun rumah, baralek, basunaik dan sagalo macam. Melaluiko artinyo ado upacara do'a dengan sagalo pernik persyaratan nasi kuniang, bungo pinang, bungo rampai and last but not least amplop baisi pitih untuk sia kalau bukan untuak Tuanku. Ruponyo zakat fitrahpun ruponyo harus diserahkan ka tuanku. Alah maak..........ambo dek indak pernah tingga di kampuang iyo cuma bisa tangongong sajo. Kembali ka jawi nan kadidabiah, Tuanku akhirnyo datang diiringi beberapa "pengawal" disaat ambo ka bagageh ka BIM. Memang akhirnyo ambo cuma bisa basalaman jo Tuanku, indak bisa ikuik mandabiah jawi jawi tu. Di ateh oto, nakan nan tingga di Padang, karajo di Piaman manjalehkan bahwa kiprah Tuanku indak ado dikota-kota. Itu hanyo praktek di jorong dan nagari. Kalau di kampuang sanak baa? Apokah iko cuma di Piaman sajo? Wassalaamu'alaikum ajoduta/17081947/usa Coba Yahoo! Messenger 10 Beta yang baru Kini dengan update real-time, panggilan video, dan banyak lagi!-- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-- . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe