Mantap banget Pak,

Kito harus implementasikan "Ka Lauik Ba Bungo Karang". Salah satu nagari
yang memiliki ulayat laut yang panah ambo tahu caritonyo adaolah nagari
Sasak di Pasaman Barat

Salam

Andiko Sutan Mancayo

Pada 5 Maret 2010 09:21, Dr.Saafroedin BAHAR <saaf10...@yahoo.com> menulis:

> Assalamualaikum w.w. para sanak sa palanta,
>
> Selama ini orientasi kita orang Minangkabau terkesan sangat terikat dengan
> darat belaka, sehingga mengabaikan potensi laut, yang bisa dipandang sebagai
> 'pusako tinggi' Minangkabau. Padahal, seperti ditulis oleh Prof Dr Gusti
> Asnan, pesisir Barat  Minangkabau juga pernah jaya di laut, dalam
> perdagangan internasional sekitar abad ke 18 dan 19.Rasanya kita bisa
> mengembalikan kejayaan Minangkabau di laut.
>
> Secara berkebetulan saya mengenal beberapa urang awak, yang justru 'besar
> di laut', antara lain Capt Darul Makmur, dan -- tentu saja -- Inyiak Lako.
> Pak etek saya Thamrin (almarhum) adalah kapten kapal. Ipar saya Ismet Hermet
> dan kemenakan saya Timoer Indra Prasta juga pernah berkiprah di laut.
> Seorang keluarga dari isteri saya sekarang juga jadi kapten kapal.
>
> Dahulu di Teluk Bayur pernah ada galangan kapal. Sekarang kita tahu bahwa
> Bungus juga dirancang sebagai pelabuhan ikan.  Rupanya Lautan Hindia di
> depan pantai Sumatera Barat sangat kaya dengan ikan tuna, yang sekarang
> sudah diekspor dengan pesawat Cardig Air. Bp Ir Ermansyah Yamin Dt
> Tanmapiluti -- yang memperoleh pendidikan di Jepang -- bahkan sudah
> melakukan uji coba ekspor cumi-cumi dan *octopus. *Bukan main.
>
> Adalah alamiah, bahwa dalam berbincang-bincang di SC KKM 2010 berkembang
> gagasan kuat untuk mendayagunakan potensi laut ini sebagai wujud rasa syukur
> kepada Allah swt, dengan menjadikannya sebagai lahan baru untuk lapangan
> kerja kaum muda.
>
> Dalam hubungan ini ada hasrat untuk mendirikan sebuah akademi maritim,
> bekerjasama dengan perguruan tinggi yang sudah ada.Ternyata, permintaan
> untuk anak buah kapal (ABK) sangat tinggi, sehingga rasanya tak akan cukup
> terpenuhi.
> Bagaimana pendapat sanak sekalian ?
>
>
> Wassalam,
> Saafroedin Bahar
> (Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)
>
>
> <http://us.mc575.mail.yahoo.com/mc/showMessage?fid=Inbox&mid=1_26691132_AFFkxEIAAAvzSoF%2FLw4GFX2qLAk&sort=date&order=down&enc=auto&startMid=50&pSize=25&filterBy=&clean=&acrumb=7D5fWXteb99&.rand=236325964&cmd=msg.scan&pid=2&fn=08082009134.jpg>
>
>
> *Pesawat Cardig Air Ekspor Ikan Tuna*
>
> *
> *
>
> Kompas, Jumat, 5 Maret 2010 | 04:04 WIB
>
> Padang, Kompas - Potensi ekspor tuna segar melalui sarana kargo di Padang,
> Sumatera Barat, tergolong besar. Sejak April 2009, pesawat kargo Cardig Air
> telah mengekspor tuna segar ke Jepang hingga 408.000 kilogram.
>
> CEO PT Cardig Air Boyke Soebroto di Padang, Rabu (3/3), mengemukakan,
> potensi ekspor tuna dari Padang terhitung potensial karena waktu tempuh dari
> pabrik pengolahan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bungus ke Bandar
> Udara Minangkabau hanya satu jam.
>
> ”Sarana infrastruktur transportasi di Padang tergolong memadai. Ini
> mendorong ekspor langsung tuna segar ke negara tujuan,” ujarnya.
>
> Sarana infrastruktur transportasi di Padang paling baik dibandingkan dengan
> wilayah lain di Indonesia. Pesawat kargo membutuhkan jaminan barang sampai
> tepat waktu di negara tujuan.
>
> Oleh karena itu, diperlukan efisiensi waktu untuk proses pengolahan,
> distribusi, ataupun volume pasokan barang secara kontinu. Dengan ketepatan
> waktu, kualitas ikan terjamin.
>
> Pengiriman produk perikanan membutuhkan ruang bagasi khusus di pesawat yang
> hanya bisa disediakan oleh pesawat kargo. Hal itu disebabkan pesawat
> penumpang hanya mampu mengangkut barang maksimum 3-4 ton.
>
> Ia menambahkan, kebutuhan tuna segar di pasar internasional tergolong
> tinggi. Setiap minggu, pihaknya mengirim ikan tuna segar ke Jepang dengan
> pesawat Boeing 737 rata-rata sebanyak 11 ton. Ikan yang dikirim berupa ikan
> utuh, dengan isi perut yang sudah dikeluarkan.
>
> Kapasitas kargo tersebut mampu mengangkut ikan sebanyak 17 ton dalam setiap
> penerbangan. Sementara kemampuan ekspor ikan tuna melalui kargo baru
> sebanyak 11 ton.
>
> Minim kapal
>
> Meskipun Padang berpotensi untuk ekspor tuna segar, volume pasokan ikan
> tuna di PPS Bungus hingga kini belum berkembang.
>
> Padahal, PPS Bungus melayani kapal-kapal besar berukuran di atas 30 gross
> ton (GT) dengan daya jelajah hingga ke zona ekonomi eksklusif Indonesia.
>
> Ibrahim, petugas di PPS Bungus, mengemukakan, kapal berkapasitas di atas 30
> GT yang sandar di pelabuhan itu hanya 60 unit. Semua kapal itu dimiliki
> oleh pengusaha dari luar Padang. Minimnya jumlah kapal di pelabuhan itu
> membuat serapan bahan bakar minyak bersubsidi menjadi tidak optimal, yakni
> kurang dari 100 ton per bulan.
>
> Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengemukakan,
> pihaknya meresmikan stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) hari Kamis
> kemarin.
>
> Pendirian SPBN, ujar Fadel Muhammad, dimaksudkan untuk merangsang
> kapal-kapal besar agar bisa sandar di pelabuhan dan mendaratkan ikan untuk
> diolah di pabrik yang berlokasi di pelabuhan itu. (LKT)
>
>
>  --
> .
> Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat
> lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~<http://groups.google.com/group/RantauNet/%7E>
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan
> keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
>

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke