Sanak Ahmad Ridha,
Saya telah membaca pandangan Sanak dan faham maksudnya. Jika saya amati, memang 
agak susah juga untuk bertukar pendapat dengan Sanak, khususnya oleh karena 
saya memandang seorang muslim Indonesia juga sekaligus warga negara Republik 
Indonesia yang harus mematuhi UUD dan peraturan perundang-undangannya. Sanak 
Ahmad Ridha terkesan tidak mempunyai pandangan seperti itu.  Jadi 'frame of 
reference'-nya tidak sama.

Saya senang mengetahui bahwa Sanak adalah warga negara Republik Indonesia, 
sehingga suatu saat kita bisa bertukar fikiran sebagai sesama warga negara 
dengan kerangka referensi yang sama.
Saya sambut baik ajakan Sanak untuk lebih mendalami Al Quran dan As Sunnah 
serta  penerapannya oleh Rasulullah s.a.w. Itu yang sedang saya lakukan 
sekarang ini, tentunya semampu saya, baik secara pribadi maupun dalam rangka 
ikut mempersiapkan berbagai bahan tentang ABS SBK yang insya Allah akan 
disepakati bersama secara formal dalam Kongres Kebudayaan Minangkabau 
mendatang.  Apa saya berhasil apa tidak, sama-sama kita serahkanlah kepada 
Allah swt.
Sungguh, saya sangat senang mengetahui bahwa Sanak telah lebih dahulu -- dan 
tentunya lebih dalam -- memahami ajaran Al Quran, As Sunnah, serta penerapannya 
oleh Rasulullah s.a.w.
Mengenai orang 'kafir' : susah juga jika seluruh konsep HAM yang diakui seluruh 
dunia dewasa ini disebut sebagai 'konsep orang kafir', oleh karena cukup banyak 
pandangan islami tentang manusia yang tercakup di dalamnya, antara lain jaminan 
terhadap kebebasan beribadat; pengakuan dan jaminan tentang tingginya harkat 
dan martabat manusia, baik dalam hak sipil dan politik maupun dalam hak 
ekonomi, sosial, dan budaya; atau perlindungan terhadap perempuan, anak-anak 
dan orang tua. 
Lagi pula, kalau suatu negara -- misalnya Republik Indonesia yang berpenduduk 
mayoritas muslim -- tidak setuju dengan beberapa pasal dari instrumen HAM 
tersebut, negara yang bersangkutan berhak untuk mengadakan 'reservations' 
terhadap pasal-pasal itu.  Tidak usah seluruhnya ditolak sebagai 'produk orang 
kapir'.
Secara menyeluruh, mungkin akan bermanfaat bagi kita semua, jika Sanak Ridha 
selain memberikan tanggapan parsial dan insidental terhadap pandangan netters 
lain seperti yang sudah dilaksanakan di Rantau Net selama ini, juga bersedia 
meluangkan waktu mengarang sebuah buku yang komprehensif tentang pandangan 
Sanak tentang Islam dan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. [ Mungkin saya 
salah, tetapi kesan saya nampaknya Sanak lebih banyak membantah dan 
mempertanyakan pendapat netters lain, dan jarang sekali memberikan apresiasi. ] 
Mungkin tidak sekarang, tapi dua atau tiga tahun lagi, jika umur panjang. 
Masalahnya sangat mendasar. Yang dapat saya tanggap dari pandangan Sanak selama 
ini hanya potongan-potongan pendapat, belum suatu visi menyeluruh, sehingga 
saya hanya bisa menduga-duga apa pesan yang hendak Sanak sampaikan. Jika buku 
seperti itu bisa ditulis dan diterbitkan, mana tahu, kesimpulan saya yang malah 
salah, dan pandangan Sanak yang benar.

Wassalam,
Saafroedin Bahar(Laki-laki, Tanjung, masuk 73 th, Jakarta) 


--- On Sun, 5/23/10, Ahmad Ridha <ahmad.ri...@gmail.com> wrote:

From: Ahmad Ridha <ahmad.ri...@gmail.com>
Subject: Re: [...@ntau-net] Sertifikat Baca Al-Quran Masuk SMP Bertentangan  
dengan UU Pendidikan Nasional
To: rantaunet@googlegroups.com
Date: Sunday, May 23, 2010, 8:56 PM

On 5/22/10, Dr. Saafroedin Bahar <saaf10...@yahoo.com> wrote:

Saya baru kembali ke rumah jadi baru bisa online pakai kompuiter.

> Persoalannya apakah perda itu khusus untuk muslim saja atau berlaku umum,
> Sanak Ridha. Kalau untuk muslim saja kan lebih baik diatur sendiri secara
> internal, didukung oleh etika dan moral ? Kok mesti di-perda-kan, dgn
> implikasi ancaman pidana dan penegakan oleh satpol PP?
>

Pak Saaf, suatu aturan dapat berjalan baik dengan sistem reward &
punishment.  Perda memungkinkan sistem itu jadi kenapa tidak boleh?
Juga lucu ketika dikatakan "Perda Syari'at" seakan kata syari'at
menjadi bermakna jelek.  Bukankah ketika ditetapkan menjadi perda maka
dia menjadi bagian dari hukum positif?

Kemudian, jika dipermasalahkan pengaturan urusan umat Islam melalui
aturan formal, padahal selama ini sudah ada beberapa UU yang mengatur
urusan umat Islam misalnya tentang perkawinan, haji, dll.

Baiknya kita kembali ke masalah bertentangan tidaknya.  Apakah memang
sama sekali tidak boleh ada syarat tambahan?  Misalkan sebuah sekolah
negeri mewajibkan siswanya mengenakan seragam tertentu, apakah itu
berarti bertentangan dengan UU Sisdiknas jika di dalam UU Sisdiknas
tidak diatur masalah seragam?

Pak Saaf, marilah kita ambil contoh lain.  Apakah boleh dibuat Perda
yang mewajibkan setiap perusahaan memberikan izin pegawainya untuk
melaksanakan ibadah wajib agamanya (misanya yang muslim untuk
melaksanakan shalat fardhu pada waktunya)?

> Mengenai pertanyaan kedua,memang menarik untuk dikaji. Tuanku nan Renceh
> dahulu pernah memberikan 'jawaban tegas' soal ini, dgn menyuruh membunuh
> eteknya yg masih makan sirih yg menurutnya melanggar syarak, dgn akibat
> perang saudara, yg kemudian dikoreksi Tuanku Imam Bonjol, yg menjadi dasar
> ABS SBK pd saat ini. Apa mau kita hidupkan lagi 'ajaran' Tuanku nan Renceh
> ini ?
>

Saya tidak tertarik untuk menghidupkan ajaran Tuanku nan Renceh karena
beliau bukanlah patokan kebenaran.  Urusan beliau telah kembali ke
Allah Ta'ala.  Saya hanya seorang muslim yang dengan segala kekurangan
saya berharap dapat menjalankan agama saya sebaik-baiknya.  Kabarnya
sih Indonesia menjamin hak saya untuk menjalankan agama saya.

> Bagaimana komentar Sanak terhadap Piagam Madinah di zaman Rasulullah saw?
>

Piagam Madinah tentunya harus dilihat secara utuh.  Misalnya, hukum
apakah yang diterapkan?  Sebenarnya beberapa ayat yang saya singgung
sebelumnya di Surat al-Maa-idah terkait sekali dengan pelaksanaan
Piagam Madinah.

> Maaf, sekedar ingin tahu saja, jangan tersinggung, apakah Sanak Ahmad Ridha
> warga negara RI ? Apakah sdh sempat membaca UUD 1945 dan undang-undang
> lainnya ?
>

Saya tercatat sebagai warga negara Indonesia.  Sepanjang yang saya
baca dan pahami, Indonesia merdeka dengan rahmat Allah Yang Maha Esa.
Indonesia diperjuangkan oleh banyak muslim dengan nama Allah.
Tidaklah mereka memperjuangkannya demi menegakkan fantasi orang-orang
kafir untuk membuat negara yang sekuler.

Pak Saaf, bolehlah saya juga bertanya, bukankah kita semua hamba dan
ciptaan Allah Ta'ala?  Sudahkah sempat kita membaca dan memahami
al-Qur'an dan as-Sunnah serta bagaimana penerapannya oleh Rasululah
Shallallahu 'alayhi wa Sallam?

Wassalaamu'alaykum warahmatullahi wabarakaatuh,

-- 
Abu 'Abdirrahman, Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim
(l. 1400 H/1980 M)

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe



      

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke