Jumat, 06 Agustus 2010

Ildia Murni dan Gusti Rahma - Tersandera Dana ke Al Azhar

Padang - Gusti Rahma Yeni, 19 dan Ildia Murni, 19 melangkah gontai ke
redaksi Harian Singgalang. Mereka adalah dua anak hebat yang diterima di
Universitas Al-Azhar. Namun status mereka sebagai mahasiswa nyaris pupus.
Sebab mereka tidak memiliki dana yang cukup untuk menimba ilmu ke sana. 

Tapi keinginan dua gadis dari keluarga ekonomi lemah itu begitu besar, dalam
mengejar impian di masa depan. 
Gusti Rahma merupakan anak dari seorang petani yang mengandalkan setumpak
sawah. Sedangkan Ildia Murni adalah piatu, yang telah ditinggal ayahnya
sejak duduk di kelas dua sekolah dasar. 

Mereka senasib seperjuangan dalam menggapai asa. Mereka dipertemukan dalam
sebuah kompetisi untuk masuk ke Universitas Al-Azhar.
"Saya dan Ildia punya cita-cita yang sama. Kami juga berasal dari keluarga
yang sama. Keluarga pas-pasan, namun punya cita-cita setinggi langit," kata
Gusti, kepada Singgalang, Kamis (5/8). 
Menurutnya, dulu ayahnya adalah seorang pemotong kayu di hutan, dengan hasil
itulah mereka di sekolahkan. Namun, sejak maraknya penangkapan kayu ilegal,
profesi ayahnya beralih menjadi petani, yang mengelola setumpak sawah yang
tersisa dari harta yang ada. 

Ketika lulus dari MAN Koto Baru Padang Panjang, Gusti, mencoba peruntungan
dengan mengikuti PMDK. Alhasil dia lulus di dua perguruan tinggi negeri.
Namun ada keinginan lain untuk mengapai cita-cita di negeri Sungai Nil itu. 
"Dari dulu saya berkeinginan untuk belajar di Mesir. Saya pupuk mimpi itu
agar menjadi nyata. Caranya hanya dengan belajar dan belajar, khususnya di
bidang keagamaan," cerita anak ketiga dari empat bersaudara ini. 
Lalu, saat ada kesempatan untuk tes masuk ke Universitas Al-Azhar, ia
mencobanya. Dengan keyakinan yang teguh, ia jalani tes tersebut. Hasilnya
sangat mengejutkan, anak pasangan Muhammad Taher ini lulus dan dinyatakan
diterima di Universitas Al-Azhar. 
"Saya sangat bersyukur karena lulus, tapi saya juga gamang karena ketiadaan
biaya. Hati saya menjerit, ingin sekali berteriak tapi mulut ini terkunci,"
beber gadis jolong gadang itu. 
Lalu mengadulah ia kepada ayah ibunya, dengan niat ada harapan untuk
mendapatkan biaya pendidikannya di Mesir kelak. Namun, orangtuanya tak
berdaya, mereka tampak pasrah. 
"Ketika itu bapak/ibu begitu gembira mendengar saya lulus di Al-Azhar, namun
kegirangan mereka sirna dalam sekejap. Mengingat biaya yang saya paparkan
begitu besar untuk masuk ke Al-Azhar" sebut gadis kelahiran, Batusangkar, 8
Agustus 1991 ini. 

Tapi Gusti berusaha meyakinkan kedua orangtuanya, jika Allah, memberi
kesempatan kepadanya, kuliah di Mesir hal itu pasti bisa terwujud. Ia pun
memutar otak mencari cara mendapatkan dana, dengan mengajukan proposal.
Mulai ke pemerintah Kabupaten Tanah Datar hingga ke BAZ Sumbar. Hasilnya
terkumpul dana sebesar Rp5 juta. 
"Dana itu juga dari keluarga saya di kampung, mereka mendorong saya untuk
sekolah di mesir. Namun dana itu belum cukup dibanding biaya yang dibutuhkan
untuk pendidikan," terangnya. 

Untuk masuk ke Universitas Al-Azhar, membutuhkan dana sebesar Rp35 juta. 

Lain lagi perjuangan yang dilakukan Ildia Murni, anak piatu alumni MAN 2
Padang ini. Meski sedari kecil sudah ditinggal ayahnya, yang namanya
keinginan untuk mengejar cita-cita itu begitu tinggi. 
"Ibu dan kakak saya awalnya sudah lepas tangan, namun saya tetap bisa
meyakinkan mereka. Kalau saya bisa sekolah di Mesir. Lalu saya ajukan
proposal, hasilnya baru Rp5,5 juta. Dana itu masih jauh dari biaya yang
dibutuhkan," sebut Ildia, yang berasal dari Air Bangis, Pasaman Barat ini. 

Putri pasangan Maswardi dan (almarhum) Marnis ini punya keyakinan, di mana
kemauan sana ada jalan.
Gusti dan Ildia, berharap uluran tangan dermawan untuk mendapatkan biaya
penyambung cita-cita yang kini tergantung di langit. Kelak ketika mereka
lulus dari universitas ternama di Timur Tengah itu, mereka berencana
mengabdikan diri untuk masyarakat di daerahnya masing-masing. (*)

http://www.hariansinggalang.co.id/sgl.php?module=detailberita&id=352

-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke