Sanak Bot Sosani Piliang nan ambo hormati, ambo labih melihat "Nagari" sebagai "grass root" dari tatanan masyarakat adat minangkabau. Sebagaimana yang kita ketahui, nagari adalah persekutuan dari kaum-kaum yang dipimpin oleh penghulu-penghulu. Namun, pada saat ini, teramat banyak kaum yang terlipat sako penghulunya (tidak memiliki penghulu). Dan pada kaum yang ada penghulunya, tidaklah terdapat komunikasi yang berjalan baik diantara kaumnya, dikarenakan banyak faktor, seperti tidak berdomisili di wilayah pusakonya (bermukim dirantau), kurang memahami keberadaan anggota kaum & pusako tingginya, miss komunikasi & miss understanding (kesalahpahaman) antara anggota kaum dengan penghulunya, dan masih banyak masalah-masalah lain yang bisa kita inventarisir dikemudian hari.
Oleh karena itu pula, saya lebih sependapat bagaimana kita memperkuat Nagari terlebih dahulu, baik sosial kulturalnya, teknologi & perekonomian nagari. Sehingga dengan begitu bisa dijalin komunikasi antara nagari, paling tidak pada nagari-nagari yang ada di 11 kabupaten yang saat ini berjumlah 630 Nagari. Saya sendiri memiliki daftar kontak masing-masing ketua persatuan wali nagari di seluruh kabupaten. Dengan begitu, "network" antar seluruh nagari bisa mulai dirintis, yang selama ini masih terkotak-kotak dikabupaten masing-masing. Dengan begitu, bisa dilakukan sharing antar nagari sehingga raso badunsanak bisa ditumbuhkan di ranah minang. Mengenai LKAAM, saya masih optimis lembaga ini masih bisa "direformasi" dengan melepas ketergantungannya selama ini pada Pemerintah Daerah, dan mulai membuka diri dengan Nagari - Nagari sehingga mewakili seluruh Nagari - Nagari di Minangkabau. Mengenai " tunduknya LKAAM pada penguasa wilayah dalam hal ini Gurbernur (Pemrov) & ternyata tidak mampu menjadi payung panji adat Minangkabu" saya kira hal ini dikeranakan segelintir kelompok elit, yang tidak bisa dibantah memang lebih mementingkan kepentingan individu/kelompok dari pada kepentingan Nagari - Nagari. Masa 44 tahun bukanlah waktu yang sebentar, dimana Orde Baru berperan besar memberikan pengaruh pada lembaga ini. Namun dunsanak Bot Sosani Piliang nan ambo hormati, saya kira sejak lebih 10 tahun masa reformasi ini, adalah waktu yang baik untuk membenahi "ke dalam" rumah kita yang disebut Minangkabau. Tentunya, akan ada pertentangan-pertentangan menanggapi hal ini, dan "bola panas" itu memang sudah menggelinding sejak Januari 2010 yang lalu, dimana KKM mulai diwacanakan. wasalam AZ - 32 th Padang ________________________________ Dari: Bot S Piliang <botsos...@yahoo.com> Kepada: rantaunet@googlegroups.com Terkirim: Sel, 5 Oktober, 2010 15:30:38 Judul: Re: Bls: [...@ntau-net] Feodalism jo Sapacokian di Minangkabau, Antah Bilo ka ba Akhia Uda Armen nan nyo denai... Email balasan saya sebenarnya bukan bentuk protes atau apapun, hanya berupaya meluruskan ide saja, takut nanti ada yang salah persepsi. Suku ambo iyo lah Piliang, tapi kok dicari pangka hulnyo,m yo agakjauah dari Pagaruyuang karano ambo lahia di Pariaman, keluarga ambo dari pihak Ibu berasal dari Pariaman yang konon katanya turun dari daerah Jao Padang Panjang baru pada abad ke 15. Jadi, saya sama sekali tidak ada kepentingan dari kelarasan koto piliang maupun body chaniago. Terima kasih atas pencerahan dari Uda Armen. Saya memang belum sampai sedalam itu memahami persoalannya. Hanya saja, usulan saya untuk membentuk kembali lembaga Rajo nan Tigo Selo (saya tidak tahu apakah rajo nan tigo selo itu hanya berlaku untuk kelarasan koto piliang saja atau seluruh Minangkabau, Luhak dan Rantau) sebenarnya hanya salah satu upaya untuk menegakkan kembali kewibawaan adat Minangkabau yang selama ini cenderung dipolitisasi oleh kepentingan penguasa. Artinya terlepas dari sekat-sekat provinsi karena Minangkabau tidak hanya Sumatera Barat. Lembaga pranata ada yang ada saat ini, yang merupakan bentukan penguasa Orde Baru, yaitu LKAAM ternyata tidak mampu menjadi payung panji adat Minang karena harus tunduk pada penguasa wilayah dalam hal ini Gurbernur (mohon di koreksi kalau statement saya salah). Tentu ini keliru, karena Gurbernur adalah perwakilan pemerintah pusat secara administratif di daerah tersebut, dan tidak serta merta menjadi penguasa adat dan budaya setempat, khususnya di Minangkabau. Kalau pemikiran bodoh saya mungkin seperti ini Da, raja alam, adat dan ibadat merujuk pada lembaga bukan perserorangan. OK Lah kalau Raja Alam diserahkan kembali kepada penghulu waris keluarga Pagaruyung, namun konteksnya lebih kepada simbol pemersatu adat saja. Namun Raja Adat dan Ibadat penunjukannya dilakukan dengan cara-cara musyawarah dan mufakat dari seluruh penghulu2 adat di tiap-tiap lihak dan rantau di Minangkabau. Jadi bisa saja Raja Adat dipegang oleh seorang datuk/penghulu dari Rantau Pasisie Banda Sapuluah. Maaf, mungkin agak tidaklazim, tapi kira-kria begitulah gambaran yang muncul di kepala saya. Banyak maaf Bot Sosani Piliang Just an Ordinary Man with Extra Ordinary Dream www.botsosani.wordpress.com Hp. 08123885300 --- On Tue, 10/5/10, Armen Zulkarnain <emeneschoo...@yahoo.co.id> wrote: >From: Armen Zulkarnain <emeneschoo...@yahoo.co.id> >Subject: Bls: [...@ntau-net] Feodalism jo Sapacokian di Minangkabau, Antah >Bilo >ka ba Akhia >To: rantaunet@googlegroups.com >Date: Tuesday, October 5, 2010, 3:58 AM > > >Sanak Bot Sosani Piliang nan ambo hormati. Paralu pulo ambo manarangkan indak >ado pulo tabatiak dihati ambo "mendiskreditkan" dunsanak mengenai hal iko, >sabab >banyak pulo nan ambo danga ide dari dunsanak nan lain untuk kembali managakan >"Lembaga Rajo Nan Tigo Selo". Dek karano postingan terbaru di milist ko adolah >dunsanak nan melewakan, karano itu pulo ambo sabuik namo dunsanak untuak >pamanciang diskusi di milist ko dan bukan pulo satantang karano dunsanak Bot >Sosani basuku Piliang, sabab hal iko labiah berfokus kapado perihal "Kelarasan >(lareh)" nan bahubungan bana caro memandang sebuah permasalaha sebagai >kultural >cara berpikir & tidak ada kaitannya dengan kesukuan kita masing-masing. (sabab >Dt Perpatih Nan Sabatang jo Dt Katumangguangan kan lain samo indukanyo - cuma >berbeda ayah/bapak). > > >Manuruik asumsi ambo, Rajo Nan Tigo Selo memang pernah menjadi lembaga-lembaga >dan pranata adat yang memiliki kekuatan secara kultur. Tentu saja hal itu >berlangsung ketika Kerajaan Pagaruyung masih berdaulat. Sepanjang nan ambo >ketahui, kerajaan Pagaruyung runtuh pada masa Perang Padri. Raja terakhirnya - >Yang Dipertuan Sultan Tangkal Alam Bagagar - meninggal dalam pembuangan >pemerintah Hindia Belanda di Batavia pada tanggal 12 Februari 1849. > >http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Pagaruyung > > >Kelarasan Koto Piliang tampak mendominasi struktur dan gaya pemerintahan >Kerajaan Pagaruyung yang aristokratis sesuai nilai-nilai dan falsafah yang >dianut kerajaan-kerajaan Jawa. Nilai nilai feodal, sentralistik, otokratis dan >aristokratis ini dibawa oleh Adityawarman yang kemudian dirajakan sebagai >salah >satu anggota Rajo Tigo Selo (Rajo Alam). Kelarasan Koto Piliang yang didirikan >oleh Datuk Katumanggungan ini memang berpandangan bahwa lembaga raja dalam hal >ini Rajo Tigo Selo sangat dihormati. Kedudukan raja berada diatas segalanya >menurut adat (lareh) Koto Piliang. >http://mozaikminang.wordpress.com/2009/10/25/kronologi-langgam-nan-tujuah-rajo-tigo-selo-dan-basa-ampek-balai/ > > >Kelarasan Bodi Caniago memposisikan raja dan lembaga raja hanya sebagai simbol >pemersatu. Akibatnya walaupun kelarasan ini memiliki 7 daerah istimewa beserta >pemimpin-pemimpinnya, tidak ada bagian struktur kelarasan ini yang menyatu >secara struktural dengan pemerintahan Kerajaan Pagaruyung. Daerah-daerah >penganut kelarasan Bodi Caniago tersebar di Luhak Agam, Luhak Limopuluah, >Solok >dan sebagian kecil nagari di Luhak Tanah Datar (ex: Tanjung Sungayang). >Daerah-daerah ini menganut kultur egaliterian dan anti sentralisme kekuasaan. >Terbukti sebagian daerah-daerah di wilayah ini menjadi pendukung gerakan PRRI >tahun 1957-1960 sebagai reaksi atas kebijakan sentralistik dari pusat >kekuasaan >di Jawa. Daerah-daerah wilayah ini pula yang paling bersemangat untuk kembali >ke sistem pemerintahan nagari setelah periode reformasi. > > >Dek karano itu, manuruik ambo nan masih mudo mantah ko, elok dikaji bana paham >feodal, sentralistik, otokratis jo aristokratis dalam budaya minangkabau ko, >sabab lareh koto piliang pun alah banyak takikih dengan apo nan disabuik > "Pisang sikalek-kalek hutan, pisang timbatu nan bagatah, Koto Piliang inyo >bukan, Bodi Chaniago inyo antah" nan bisa di inok manuangkan pado kilas balik >peritiwa sejarah Kubuang Tigo Baleh dan Konflik Kerajaan Pagaruyung. >http://mozaikminang.wordpress.com/2009/10/15/kubuang-tigo-baleh-dan-konflik-kerajaan-pagaruyung/ > > > >Nan tabayang di ambo, suatu masa masyarakat adat minangkabau ko adolah >persekutuan seluruh nagari-nagari di minangkabau - nan duduak samo randah, >tagak >samo tinggi - sahinggo "stake holder" nan alah ado kini bisa direformasi >dengan >kesepakatan bersama (musyawarah & mufakat), tidak ada yang lebih tinggi >ataupun >lebih rendah. Mengenai "Lareh Koto Piliang" toh tetap bisa diselenggarakan, >sebab kita mengenal "Adat Salingka Nagari". Semoga dipahami, amin ya Rabbal >alamin. > > >wasalam > > >AZ -32 th (masih mudo mantah, kok khilaf mohon ditunjuak ajari) >Padang > > > > > ________________________________ Dari: Bot S Piliang <botsos...@yahoo.com> >Kepada: rantaunet@googlegroups.com >Terkirim: Sel, 5 Oktober, 2010 10:09:30 >Judul: Re: [...@ntau-net] Feodalism jo Sapacokian di Minangkabau, Antah Bilo >ka >ba Akhia > > >Aslkm Wr Wb > >Ninik, Mamak, Bundo jo Dunsanak ambo di palanta.. > >Dek karano ado namo ambo tasabuik dalam percakapan tema ko, buliah ambo cibo >meguraikan sedikti usulan ambo waktu tiu untuk perihal rajo tigo selo tadi. > >Maksud ambo disana lebih kepada penegakan lagi lembaga-lembaga dan pranata >adat >yang memiliki kekuatan secara kultur dalam perihal pengaturan kehidupan adat >dan >budaya Minangkabau. Namun bukan berarti mendirikan lagi romantisme kerajaan >Pagaruyung yang masih debatable, bagaimana bentuk ikatan kerajaan itu terhadap >rantau-rantau Minangkabau. > > >Semangat untuk menghidupkan lagi pranata adat dan budaya inilah yang saya >maksudkan, bukan sekedar kembali bernostalgia dengan romantisme Minangkabau >masa lalu. sukur2 kalau ternyata masih up date dan sesuai dengan kebuthan / >dinamika zaman. > >Sedikit berkenaan dengan polemik KKM yang terjadi, sebagai anak mudo matah >nan >mungkin alun bisa mancaliak nan takilek jo takalam, saya turut prihatin dengan >kondisi tsb. Saya merasa ada bi-polarisasi dalam komunitas masyarakat >Minangkabau, khususnya antara Komunitas Rantau dan Ranah (Sumatera Barat). >Alih-alih kita akan merangkul kembali seluruh entitas etnis Minang di luar >Sumbar, untuk didalam Sumbar sendiri kita masih belum satu visi. Kalau bicara >Minangkabau, bukan hanya Sumbar, tapi bicara dengan konteks ruang yang lebih >luas. > >Mohon maaf, bukannya bermaksud berpihak pada satu kubu, tapi disini saya >merasakan ada dua arus besar dalam masy minang saat ini, dan saya melihat ada >pihak2 yang cendrung status quo. Sementara dilain sisi, dalam pemahaman saya >sendiri, perlu ada revolusi dalam pemahaman budaya, khususnya budaya Minang. >Revolusi yang paling mendasar...yaitu revolusi pola pikir dan cara pandang >terhadap kemajuan dan perubahan jaman. >Sekali lagi, ambo mohon maaf kok ado kato nan salah, jiko ado nan talantuang >ka >naiak talendo ka turun. Iko cuma risau hari ambo nan cuma bisa tasampaikan >lewat >ujuang jari jo ujuang keyboard PC. > >Wasalam > >Bot Sosani Piliang >Just an Ordinary Man with Extra Ordinary Dream >www.botsosani.wordpress.com >Hp. 08123885300 > >--- On Mon, 10/4/10, Armen Zulkarnain <emeneschoo...@yahoo.co.id> wrote: > > >>From: Armen Zulkarnain <emeneschoo...@yahoo.co.id> >>Subject: [...@ntau-net] Feodalism jo Sapacokian di Minangkabau, Antah Bilo >>ka ba >>Akhia >>To: rantaunet@googlegroups.com >>Date: Monday, October 4, 2010, 7:05 AM >> >> >>Inyiak Buyuang nan ambo hormati, insya Allah indak ado talinteh pangana ka >>sinan didiri ambo pada inyiak Buyuang salamo nan ko. Sajak tanggal 19 Juni >>2010 >>ambo taruih memprediksi apo-apo nan sabananyo manjadi pertentangan oleh >>pihak-pihak nan manulak KKM nan ko. Setelah ambo inok manuang bana, ado >>babarapo >>alasan nan bisa dikamukoan mengenai nan manulak KKM. >>1. Kok bacarito soal minangkabau, harus organisasi ninik mamak nan >>didaulukan >>salangkah. >>2. Kok bacarito soal budaya, harus budayawan nan didaulukan salangkah. >>3. Kok bacarito soal kongres, harus keluarga Pagaruyuang nan didaulukan >>salangkah. >>4. Manga pulo "wong ndeso" nan didanga bana pandapeknyo (nagari). >>5. Manga pulo gebu minang sato-sato urusan iko. >> >> >>Inyiak Buyuang nan hormati, ambo mancaliak kentalnyo aroma "Feodalism" jo >>"Sapacokian" dipolemik iko, nan "wong ndeso" kan samakin marasai >>juo...antalah. >>Sumago iko hanyo "dugaan sajo", kalau indak, memang egaliter hanyo miliki >>urang >>minang sebahagian sajo. >> >> >>Dek karano ambo labiah suko jo paham egaliter, tantu indak bapitih bana & >>bakuaso, insya Allah bilo ado wakatu Inyiak ka Padang, ambo usahokan bana >>manamui sakalian mamintak maaf sacaro lansuang. >> >> >>wasalam >> >> >>AZ - 32 th >>Padang >> >> >> ________________________________ Dari: "zubir.a...@gmail.com" <zubir.a...@gmail.com> >>Kepada: rantaunet@googlegroups.com >>Terkirim: Sen, 4 Oktober, 2010 17:20:50 >>Judul: Re: Bls: Bls: [...@ntau-net] Gelar Sutan,"nasibmu kini terutama dirantau". >> >>Kanakan Armen Zulkarnain nn diRahmati Allah sarato dun sanak palanta. >>Jaan salah tafsir kanakan, BAGI JB,NKRI dengan segala totalitasnya,adalah >>final >>dalam kehidupan berbangsa n berne gara.Itu nn jadi peganga JB.Ja di kalau ado >>usul agar KKM 20 10 dirubah menjadi Kongres Kerajaan Minangkabau,itu lah >>dilua >>garih namonyo. >>Kalau JB mangurai senek so al hubungan kerabat Istano Si linduang >>Bulan,Pagaruyuang jo kerabat di Piaman,ndak lain hanya sekedar informasi je >>nyeh. >>Bagi kanakan AZ,kok basuo jo JB,biaso je lah,karano JB urang badarai >>juo.Kanakan >>kan alun kenal secaro pribadi jo JB.Batanyolah ka rang Da pua,mereka tahu >>banyak >>sake tekno pribadi JB nn urang ba darai ko. >>Sekian kanakan,sampai ba suo di Padang antah bilo,n sa nang sekali kalau >>kanakan >>ka Jakarta,mau singgah di dang au JB di Bonjer.Salam dr JB >>JB,71thn,Bonjer,Jakbar. >> >>Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone ________________________________ >>From: Armen Zulkarnain <emeneschoo...@yahoo.co.id> >>Sender: rantaunet@googlegroups.com >>Date: Mon, 4 Oct 2010 17:33:40 +0800 (SGT) >>To: <rantaunet@googlegroups.com> >>ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com >>Subject: Bls: Bls: [...@ntau-net] Gelar Sutan,"nasibmu kini terutama >>dirantau". >> >> >>Assallammualaikum wr wb nan ambo hormati Inyiak Tuanku Magek Jabang Sutan >>Riayat >>Syah. >> >> >> >>Mohon ampun jo maaf dari ambo nan mudo mantah ko, baa kok KKM tu disabuik >>sajo >>Kongres Kerajaan Minangkabau, atau KKMP Kongres Kerajaan Minangkabau >>Pagaruyuang, sakalian awak tagakan baliak Rajo Nan Tigo Selo, baiak Rajo >>Alam, >>Rajo Adat jo Rajo Ibadat sasuai jo usul dunsanak Bot Sosani Piliang kapatang. >> >> >>Kok iyo mangarah kasitu, mohon maaf tarimo sujuik sambah dari ambo, iyo >>indak >>ado "kapasitas" sahalai rambuik pun di badan nan ko "berpartisipasi" di alek >>nan >>banamo KKM. Sabab ambo sato untuk mambangun "jaringan" nagari - nagari ka >>"stake >>holder" bukan untuk managakan Kerajaan Pagaruyuang baliak di ranah >>Minangkabau. >> >> >>wasalam >> >> >>Armen Zulkarnain Dt Patiah Nan Paruik >>pangulu andiko suku caniago ambacang urang nan 4 >>Nagari Kubang Luhak 50 Koto >> >> >> ________________________________ Dari: "zubir.a...@gmail.com" <zubir.a...@gmail.com> >>Kepada: rantaunet@googlegroups.com >>Terkirim: Sen, 4 Oktober, 2010 16:06:38 >>Judul: Re: Bls: [...@ntau-net] Gelar Sutan,"nasibmu kini terutama dirantau". >> >>'Alaikum salam wrwb.Semo ga Rahmat Allah selalu tercu rah kepada sanak Arman >>sekel di Pakanbaru n untuak kito sa dono nn duduak2 di palanta RN ini. >> >>Itulah inti nn Jo Buyuang mukasuik dengan,"nasib gala sutan" di zaman >>kemajuaan >>IPTEK sekarang ini.Ambo puji kan ketajaman analia sanak ABP dalam manembak >>'burung nn ambo lapehkan'. >>Sabananyo JB agak barek maungkik sijarah lamo,antaro kaitan Istano Silinduang >>Bulan di Pagaruyuang dengan Nan Tongga Magek Jabang Sutan Riayat Syah dari >>Durian Kam buik,Padusunan,Piaman. >>Gala Sutan memang baasa dari Pagaruyuang n ini diakui sendiri oleh Tuanku >>Mudo >>Mahkota Alam,Pagaruyuang, Sutan Muhammad Taufik Taib SH kepada JB pada waktu >>per >>tama basuo di Jakarta kl thn 2006 nnlalu.Beliau agak supprise mangatahui >>bahws >>JB masih keturunan(cicit) Nan Tongga Magek Jabang Sutan Riayat Syah. >> Dari ranji n silsilah keturu nan Pagaruyuang,memang ter dapat,kerajaan >>Pariaman.Di Istana Pagaruyuang,ranji ini ikut tabaka baru2 ini,tapi ma sih >>ado >>duplikatnyo,dirumah Prof.DR Upik Rauda Taib,istri dari sdr.Wisran Hadi di >>Padang >>Soal usul sanak ABP agar panitia KKM 20100 menemui Sutan Taufik Taib nn >>direspon >>dengan baik oleh Uda Syafru din Bahar,tampaknyo belum ado follow up nyo dari >>Panitia GM baik ka JB or Sutan Taufik sendiri.Bak kecek2 Buya Mas' ud >>Abidin(ketua MUI Sumbar) ka JB wakatu batamu dirumah Liau di Padang,ado >>baiknyo >>pa nitia KKM2010 or GM berkun jung kepada Sutan Taufik Taib sekedar >>basilturahim >>sajo. >>Itulah senek dari JB,semoga sanak ABP selalu mendapat Rahmat dari Ilahi >>Rabbi,siang n malam,didunia wal akhirat. >>JB,Tuanku Magek Jabang Sutan Riayat Syah,71thn,Bon jer,Jakbar. >>Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone ________________________________ >>From: Arman Bahar <arman_ba...@ymail.com> >>Sender: rantaunet@googlegroups.com >>Date: Mon, 4 Oct 2010 00:53:31 -0700 (PDT) >>To: <rantaunet@googlegroups.com> >>ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com >>Subject: Bls: [...@ntau-net] Gelar Sutan,"nasibmu kini terutama dirantau". >> >> >>Assalamualikum ww >> >>Ambo jawek basicapek je dulu mak JB yo? >>Kok ambo mughah bana je nyeh ka jawek'e tanyo Mak JB ko >> >>Cubolah dek Mak JB, kok ka diagiah gala Bagindo, gala Bagindo ko kan asal'e >>dari >>Bangsawan Aceh nan dulu manjajah Piaman, samantaro kini Piaman kan alah >>merdeka >>dari jajahan Aceh, lah kembali kedalam pangkuan Rajo Alam Pagaruyuang, jadi >>dek >>indak ado basuo kini Bangsawan Aceh tu lai doh mako untuak apo juo gala >>Bagindo >>eks Aceh ko dibanyak juo lai dek awak, sadangkan gala Bagindo nan lah ado ko >>sajo lah inflasi kini dek lah ba-labiah2 bahkan samakin-kambang2 juo dari >>tahun >>ka tahun >> >>Kok Gala Sidi baitu juo Mak JB, ulama penyebar agamo Islam nan katurunan >>Sayyid2 >>asal Hadramaut Yaman Selatan tu indak ado lai doh di Piaman, jadi indak juo >>paralu doh dek awak kok di-tambah2 juo, jadi rancak di-pado2 kan sajolah nan >>lah ado ko >> >>Kok nan gala Sutan iyo paralu dipabanyak, apolagi sajak Bangsawan Aceh indak >>talok kamari baliak tantu gala Sutan nan berasal dari Bangsawan Pagaruyuang >>tu >>dapek angin baliak, bukti'e tu mah Mak JB nan Komandan Paliang Gadang'e kini >>nan >>bakaduduakan di Kampuang Gadang Padusunan Piaman mamacik pucuak bulek >>sapanjang >>Pasisia Ombak nan Badabua sajak Sikilang Aia Bangih sampai Bangkahulu, >>pewaris >>Rajo Rantau Piaman Laweh "YAM Sutan Riayat Syah" Tuanku Magek Jabang" >> >>Mohon maaf dek Mak JB kok talonsong ambo >>wasaam >>abp58 kawula rakyat Rajo Piaman di Padusunan YAM Sutan Riayat Syah >>-- >> > > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.