Wallaikum salam pak Bahar,

Ambo sanag pak kalau di undang, tapi ambo kini lagi di luar kota. Ambo 5 tahun 
melakukan penelitian kebencanaan di sumatera barat termasuk kampuang ambo 
Matur. 
Dari tahun 2001-2007 Ambo pernah manjadi Koordinator Program Kencanaan di Pusat 
Penelitian dan Pengembangan Geologi. Kini ambo sebagai peneliti di Badan 
Geologi. Insyaallah pak Bahar nanti awak ketemu,

Salam kami,
HM




________________________________
From: Dr Saafroedin Bahar <saafroedin.ba...@rantaunet.org>
To: Rantau Net <rantaunet@googlegroups.com>
Sent: Fri, November 5, 2010 8:31:40 PM
Subject: Re: [...@ntau-net] Re: Ke Jerman di tengah Bencana

Assalamualaikum ww Sanak Dr Herman Moechtar,
Saya senang sekali membaca informasi Sanak tentang kebencanaan ini. Bersediakah 
Sanak diundang pengurus Gebu Minang untuk memberikan pencerahan lebih lanjut  
tentang masalah yg amat penting ini ?
Wassalam,
Saafroedin Bahar. Taqdir di tangan Allah swt, nasib di tangan kita.
________________________________

From:  Herman Moechtar <hmoech...@yahoo.com> 
Sender:  rantaunet@googlegroups.com 
Date: Sat, 6 Nov 2010 02:53:38 +0800 (SGT)
To: <rantaunet@googlegroups.com>
ReplyTo:  rantaunet@googlegroups.com 
Subject: [...@ntau-net] Re: Ke Jerman di tengah Bencana

Sebaiknya bahaslah yang  menyentuh semua pihak terutama masyarakat yang kena 
musibah. Saya sangat perihatin pada ekssekutif dan legeslatif yang bangga dan 
membusungkan dada pergi keluar negeri. Semua itu menyedihan.

Jangan mengharap terlalu banyak memperoleh segala sesuatu apabila  keluar 
negeri, mereka tau betul bagaimana memperlakukan kita. Dan apabila kita untung 
mereka akan berlipat ganda untungnya. Percayalah kita hanya 
dibodoh-bodohi..................................... Saya sempat mengikuti 
berbagai kegiatan di luar negeri (sekolah, seminar, lokakarya dsbnya). Setelah 
saya menyelesaikan studi saya hanya satu yang saya ingini yaitu TIDAK MAU 
KELUAR 
NEGERI LAGI....... 


Sedikit saya ingin sampaaikan sehubungan dengan latarbelakang pengetahuan saya 
menyangkut bencana  alam, sbb.:

Pengalaman saya untuk sistem penangulangan bencana yang terbaik adalah di 
Jepang. Saya pernah belajar di NRCDP (National Research Center for Disaster 
Prevention), mereka dengan sempurna melakukan penangulangan bencana secara 
baik. 
Sulit buat kita mengimbangimya, bukan saja masalah biaya tapi menyangkut Sumber 
Daya Manusianya (SDM). Begitu pula sesudah itu, saya sempat mengunjungi 
berbagai 
sistem penangulangan bencana di beberapa negara Eropa termasuk Jerman akan 
tetapi sistem mereka tidak baik jauh tertinggal dengan Jepang.

Kemudian saya berkesempatan pula belajar ilmu kebumian dan saya bersyukur dapat 
meyelesaikan PhD saya disalah satu Universitas terbaik di Eropa Barat (State 
Univeristy of Utrecht). Sangat sulit berkesempatan belajar disana dan hanya 
segelintir orang di luar Belanda yang memiliki kesempatan belajar termasuk Bang 
Buyung Nasution. Artinya apa ?, orang Indonesia adalah termasuk orang-orang 
pintar dan saya yakin  kita masih unggul dan tidak kalah pintar dibanding 
negara-negara lain termasuk Eropa dan Amerika apalagi dengan Asia. Dan saya 
tau, 
banyak ahli kebumian Indonesia yang sebetulnya dibutuhkan untuk pemahaman 
peristiwa bumi khususnya bencana alam yang pemikirannya luar biasa. Meski 
demikian SDM tersebut bermasalah 
lagi..............................................

Bapak dan Ibu, mungkin tidak sependapat dengan saya dan mudah-mudahan saya 
salah. Apa yang saya simpulkan adalah:

Kita merupakan negara yang sangat rawan bencana alam di dunia ini, dan itu 
harus 
betul-betul dikelola secara ilmiah oleh ahli kebumian dan sebetulnya kita mampu 
melakukannya. Namun yang saya rasakan adalah sama sekali masih jauh dari 
pengharapan itu, kenapa ?. Kita memiliki SDM yang mentalnya perlu 
dipertanyakan. 
Saya mohon maaf, akhir-akhir semakin tinggi orang memiliki ilmu pengetahuan di 
Indonesia (berdasarkan titelnya ?..........) ternyata semakin sedikit 
sumbangsih  
ilmu pengetahuannya. Pada dahulu kala seseorang yang menuntut ilmu di puncak 
keilmuannya (PhD) memperoleh ijasah betuliskan huruf romawi
antara lain disebutkan bahwa: anda seorang Doctor Philosophy yang memliki 
puncak 
tertinggi ilmu pengetahuan maka mulai saat ini anda harus bertanggung jawab dan 
memberi kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dan masyarakat. Tentunya seiring 
dengan zamannya berbagai sistem pendidikan tersebut telah dirubah, dan saat ini 
hanya 3 universitas di Eropa yang masih mempertahankannya tentunya sebagai 
prestrise saja yaitu di Inggeris, Perancis, dan Belanda.
 
Kembali ke masalah penanggulangan bencana alam, kita sbetulnya mampu 
melakukannya dengan baik karena SDM kita memadai, sayang sebagain besar dari 
mereka kurang bertanggung jawab terhadap ilmu pengetahuannya. Bayangkan, 
sesorang yang bekerja di Pemerintah dengan perolehan gelarnya yang dicari 
mereka 
adalah kedudukan, termasuk Perguruan Tinggi yang bukannya  mengembangan ilmunya 
untuk pendidikan akan tetapi bergerilya mencari kedudukan di Kementerian 
termasuk di Pemda-Pemda. Banyak Pejabat Es. I dan II berasal dari Perguruan 
Tinggi. Sebaliknya PNS yang di Kementerian dengan berbagai cara merncari 
posisi. 
Bayangan, banyak pejabat di Indonesia yang begerlar S.3 malahan Professor 
menduduki jabatan struktural. Ini salah kaprah dan menyedihan, mana tanggung 
jawab mereka pada ilmu pengetahuannya. Inilah yang saya artikan SDM kita 
bermasalah. Apabila ini masih terus berlangsung, maka saya berkeyakinan kita 
akan sangat minim memiliki SDM yang tagguh di kemudia hari.

Akhirnya apa yang saya lihat sekarang muncul SELEBRTI MODE BARU BERTITEL. 
Mereka 
pejabat yang memiliki titel yang lengkap, doyan bepergian ke luar negeri, demam 
kemewahan, dan bermain mata dengan lawan jenisnya. Ya ...... ampun inilah 
kondisi negara kita yang sangat menyedihkan.

Wassalam,

Herman Moechtar





________________________________
From: Indra J Piliang <pi_li...@yahoo.com>
To: RantauNet <RantauNet@googlegroups.com>
Sent: Fri, November 5, 2010 8:15:13 AM
Subject: Re: KITO DO'A KAN: Re: Bls: [...@ntau-net] Iko versi 
Ambotentangpresentasi IP (BA 1) kaJerman ditengah bencana

Yg mengundang IP BUKAN pemerintah Jerman, tp pemerintah RI di Jerman alias 
Dubes 
RI di Jerman. 


Program sister city antara Bavaria dg Sumbar jg mengada2. Padang itu punya 
sister city entah berapa byk di seluruh dunia, setiap walikota punya program 
sister2an itu. 


Sbtlnya niat sy mengkritisi IP adlg agar IP segera konsolidasi 
ide+gagasan+kekuatan+dllnya. Sumbar ini tak mungkin bisa direkonstruksi selama 
5 
thn ke dpn. Butuh dana byk. Ktr Gub Sumbar saja rusak berat, dllnya. IP aja tak 
berani berktr di ruangan Gub, tp di tempat lain. 


Tp semakin byk bicara kan semakin tak elok. Maka, ya, cukup ini saja.


~~."IJP".~~
________________________________

From:  Fitrianto <fitr.tanju...@gmail.com> 
Sender:  rantaunet@googlegroups.com 
Date: Fri, 5 Nov 2010 12:06:37 -0400
To: <rantaunet@googlegroups.com>
ReplyTo:  rantaunet@googlegroups.com 
Subject: Re: KITO DO'A KAN: Re: Bls: [...@ntau-net] Iko versi Ambo  
tentangpresentasi IP (BA 1) kaJerman ditengah bencana

Sanak IJP,
 
"investasi" Jerman di SB itu adolah tide gauge (tsunami warning alarm) tu...
Kini sadang heboh pulo di Jerman masalah itu.
Mungkin untuak itu IP ka sinan, untuak memberangi insinyur2 Jerman nan indak 
beres karajonyo tu..:))
 
Taingek ambo jo Obama (kalau kisah Umar bin Khattab jauah bana) nan mambatalkan 
jalan2 kalua nagari (tamasuak ka Indo) pas adoh oil rig di Gulf Mexico. 

Wakatu tu indak adoh nan mati bagai doh...
 
Wassalam
fitr tanjuang
lk/36/albany NY
 
---
 
http://www.spiegel.de/international/world/0,1518,726124,00.html
 
Why a German Tsunami Warning System Couldn't Help
By Axel Bojanowski 
 

Photo Gallery: 10 Photos 
GITEWS / A. Rudloff
Criticism has arisen this week over a German tsunami warning system installed 
in 
southeast Asia. On Monday, hundreds of people in Indonesia were killed by 
tsunami waves when warnings failed to reach them. But it was human error, not 
technology, that probably led to the failure.
Following Monday's tsunami in Indonesia, a dispute has broken out over the 
local 
tsunami warning system that was designed largely by German engineers.So far at 
408 bodies have been found on the beaches of the Metawai island chain, a 
spokesperson for the West Sumatra disaster protection agency reported. An 
additional 338 people are reported missing. Search and rescue officials fear 
that the missing were dragged out to sea by the waves. Tsunamis measuring up to 
eight meters (26 feet) rolled over the west coast Monday evening after a 7.7 
magnitude undersea quake near the island of Sumatra. Local media reports the 
destruction of up to 25,000 homes.
 
http://www.spiegel.de/international/world/0,1518,726124,00.html


2010/11/5 Indra J Piliang <pi_li...@yahoo.com>

Ya, bisa aja. Tp Mendagri+Menesneg+DPR memandang IP keliru. Dan akan ada sanksi.
>
>Multitafsir memang. Btw, ada investasi Jerman atau tdk selama ini di Sumbar? 
>Di 
>masa perang atau damai?
>
>Sy tahu ada bbrp hal sbtlnya, tp cukuplah skrg. Kata org2: lbh diplomatis:)
>
>
>~~."IJP".~~
> 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib 
mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib 
mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib 
mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib 
mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.



      

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke