Tarimokasiah Angku Riri. Dari otobiogarafi urang Minang nan lah sukses ambo baco, kabanyakan penuh perjuangan dan bergelut jo rintangan demi rintangan. Barani manyarempet-nyarempet bahaya bak kecek Buya Syafii. Walaupun sabananyo secaro ekonomi urang tuo mereka mampu, akan tetapi mereka lebih memilih untuk berjuang sendiri sebatas kemampuan. Manuruik ambo kamiskinan bukanlah alasan dan halangan untuak bisa maju dan sukses. Karano dimano ado kamauan di situ ado jalan.
Afrinaldi Sumpur ________________________________ Dari: "riri.mairizal.chai...@gmail.com" <riri.mairizal.chai...@gmail.com> Kepada: Milis RantauNet <rantaunet@googlegroups.com> Terkirim: Kam, 26 Mei, 2011 06:53:02 Judul: Salut ke AFRINALDI - Re: Bls: [R@ntau-Net] Empat Mahasiswa Undangan dari SMAN 1 PariamanTerancam Batal karena Miskin Afrinaldi, Partamo, untuak Afrinaldi, terlalu banyak yang ingin ambo sampaikan, tapi simpannya satu Nal, ambo sangat salut dangan perjuangan Afrinaldi Riri 49/L/Bekasi Powered by Telkomsel BlackBerry® ________________________________ From: Afrinaldi Nal <rinal_...@yahoo.co.id> Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Thu, 26 May 2011 01:04:43 +0800 (SGT) To: <rantaunet@googlegroups.com> ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com Subject: Bls: [R@ntau-Net] Empat Mahasiswa Undangan dari SMAN 1 Pariaman Terancam Batal karena Miskin Assalamu'alaikum.wr.wb. Mambaco tulisan Uda Armen jo Ajo Duta ko, mangingekkan ambo 4 tahun yang lalu. Karano ambo mngalami persoalan yang samo yg dihadapi adiak2 ko. Setamat MAN tahun 2007, wakatu tu ambo lulus PMDK di IAIN Imam Bonjol jurusan SKI, Penyuluhan & Komunikasi Pertanian di UNAND dan Analisis Kimia di ATIP. Tapi harapan ambo untuak kuliah di salah satu PT tsb kandas, karano terkendala biaya. Akhirnyo jadilah ambo pengagguran baru di kmpuang. Salamo manganggur ko apopun karajo ambo lakukan untuak mngumpulkan biaya untuak kuliah tahun barikuiknyo. Mulai dari manakiak karet, ka sawah jo ka ladang dll. Singkek carito tahun barikuiknyo alhamdulilah ambo di tarimo kuliah di UIN SUKA Jogja jalur SNMPTN. Walaupun barangkek ka jogja jo biaya pas2an dan hanyo karano tekad sajo. Salamo kuliah di Jogja karajo apopun ambo lakukan agar bisa kuliah, walaupun tertatih-tatih jo acok agak kelaparan. Alhmdlllh sampai juo kini ambo smster 6. Dari smster 1 ambo tingga di Masjid jadi garinnyo. Karano memang ndak ado biaya untuak kos dan kiriman ndak ado dari kmpuang. Kini walaupun hanyo bisa sekadar mnymbuang hiduik jo kuliah di Jogja, tapi yg mambuek ambo bahagia dan bisa bertahan adolah karano masih ado harapan untuak manjadi sarjana. Iko ambo caritokan, karano bnyak anak2 Minang yg mmpunyai prestasi indak bs mnyambuang kuliah karano terkendala biaya. Mereka harus mngubua cita2nyo. Kdangkala ado batuanyo juo "Urang miskin dilarang sekolah", karano kbijakan pmerintah indak berpihak kpd rakyat kecil. Ambo berharap untuak ka muko YPRN mmbuek suatu program untuak mhsswa yg memiliki prestasi tapi terkendala biaya ko. Hndaknyo untuak ka muko jan ado juo lai anak kamanakan yg berprestasi ndak bisa malanjuikan kuliah, hanyo karano terkndala biaya. Jan smpai yg tajadi ka ambo tajadi pulo ka adiak2 ko. Ambo do'akan smga adiak2 ko diberikan jalan dan kekuatan oleh Allah, krano "dimana ada kemauan, disitu ada jalan". Salam, Afrinaldi Sumpur (Lk/22/Jgja) (Rang Makkah Darek) ________________________________ Dari: ajo duta <ajod...@gmail.com> Kepada: rantaunet@googlegroups.com Terkirim: Rab, 25 Mei, 2011 19:55:40 Judul: [R@ntau-Net] Empat Mahasiswa Undangan dari SMAN 1 Pariaman Terancam Batal karena Miskin Iko ciek lai soal nan samo. ________________________________ Empat Mahasiswa Undangan dari SMAN 1 Pariaman Terancam Batal karena Miskin Padang Ekspres • Rabu, 25/05/2011 10:10 WIB • zikriniati zn • 72 klik Kemiskinan membelit kehidupan mereka berempat. Dalam serba kekurangan, mereka berhasil membuktikan diri sebagai pelajar berprestasi. Tertera sebagai mahasiswa undangan di perguruan tinggi negeri papan atas, namun nasib memberi mereka liku yang pahit. Karena tidak tak punya biaya, mereka terancam batal kuliah. Empat siswa SMAN 1 Pariaman diterima sebagai mahasiswa undangan melalui jalur ”Bidik Misi” di tiga perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia. Mereka adalah Hendri, diterima di Fisika Universitas Indonesia (UI), Adilla Sari di Psikologi UI, Amalia Roza pada Teknologi Pangan Universitas Padjajaran dan Annisa Amelia, Pendidikan Akuntansi Universitas Medan (Unimed). Mestinya, keempat anak bangsa ini bersuka cita merayakan prestasi belajar mereka. Namun, hingga hari ini, mata mereka masih lembab oleh air mata. Pasalnya, tiga hari lagi, tepatnya Jumat (27/5), mereka harus sudah ada di kampus yang ”mengundang” mereka sebagai mahasiswa pilihan. Artinya, untuk sampai ke perguruan tinggi sasaran mereka tersebut, ternyata membutuhkan biaya. Sementara, orangtua mereka miskin, dengan apa tiket pesawat atau ongkos ke sana didapat. Untuk makan sehari-hari saja susahnya minta ampun. Dengan kesedihan dan gundah hati yang dalam, keempat ”anak hebat” ini menghadap Zalmiruddin, kepala sekolah mereka di SMAN 1 Pariaman. Di hati dan pikiran mereka mulai tertanam ragu, apakah mungkin bisa mengubah nasib dengan kuliah di negeri orang sementara badan diri dalam kemiskinan yang tak terbantahkan. Bayangan kelam seakan menyungkup mata mereka dalam melihat masa depan. ”Maaf Pak, saya mundur saja, tidak jadi kuliah, orangtua betul-betul tidak punya biaya untuk keberangkatan saya. Sudah kami coba pinjam ke tetangga, tetapi hingga hari ini belum dapat,” ujar Hendri serak. Siswa yang berhasil lulus di Fisika UI tersebut kemudian menunduk dan menyeka air matanya, di ruangan kepala sekolah, kemarin. Sang kepala sekolah tak bisa menyembunyikan kemurungan hatinya. Ia pun terlihat sedih, dan berpikir (tapi lebih banyak berharap), semoga ada jalan keluar untuk keempat anak-anaknya ini. Ia bisa merasakan kepedihan hati siswanya yang bercita-cita tinggi. Hendri dan tiga teman lainnya memang lulus sebagai mahasiswa undangan lewat jalur Bidik Misi. Dengan jalur ini, nantinya ia tidak perlu memikirkan uang kuliah dan pemondokan, karena ditanggung pemerintah. Namun untuk biaya keberangkatan ke Jakarta, jelas ia harus mengusahakan sendiri, karena itu di luar tanggungan pemerintah. Hendri sendiri berasal dari keluarga sangat miskin, bertempat tinggal di Marabau Pariaman. Hendri meraih nilai UN 47,50. Ayahnya, Ilyas, seorang buruh tani yang harus menafkahi sembilan anaknya. Penghasilan sang ayah, hanya bisa memenuhi sekadar kebutuhan hari-hari. Hingga saat ini, Hendri dan delapan saudaranya harus bertahan hidup di gubuk reot, berlantai tanah. Saat tidur, mereka pun hanya mengandalkan tikar lusuh yang biasa digunakan orang untuk menaruh daging kurban pada saat Idul Adha. Tidak jauh beda dengan Hendri, Adila Sari yang lulus di Psikologi UI juga demikian. Anak bungsu dari delapan bersaudara yang juga anak yatim tersebut, hingga saat ini belum menemui solusi masaah biaya keberangkatannya. Betul, ia memiliki tujuh orang kakak, namun hidup mereka tidak jauh lebih baik, sehingga ia pun tidak bisa berharap banyak. Langganan juara sejak sekolah dasar ini, selama ini hanya mengandalkan beasiswa dan zakat dari Bazda Pariaman, untuk menyelesaikan pendidikannya hingga sekolah menengah. Rumahnya pun tidak lebih baik dari empat rekan-rekannya. Warga Sungai Sariak Padangpariaman ini, tinggal di rumah semi permanen, tanpa fasilitas hiburan apa pun. ”Annisa Amelia yang lulus di Pendidikan Akuntansi Unimed juga menyatakan mundur, karena orangtuanya tidak mampu. Namun kami bilang jangan patah semangat, mudah-mudahan ada jalan. Sayang anak secerdas dia mengabaikan kesempatan melanjutkan pendidikan,” ujar Kepala SMAN 1 Pariaman didampingi Wakasek Kesiswaan Azma, kemarin. Realita empat siswa ini, membuat suasana memang menjadi terasa pilu. Sementara, Amalia Roza yang lulus di Unpad sudah berangkat, karena kemarin merupakan jadwal terakhir pendaftaran di Unpad. Ia berangkat dengan biaya pinjaman dari tetangga dan dibantu sumbangan majelis guru SMAN 1 Pariaman. Warga Pauh Timur Kota Pariaman tersebut, ayahnya, Agusti Anwar, 47, buruh serabutan yang juga harus membiayai sekolah empat orang adiknya. Ia berangkat dengan mengenakan pakaian sekolah yang lusuh dan beberapa helai pakaiannya. Baginya yang penting berangkat dan mendaftar dulu. Untuk urusan lainnya, ia yakin bakal ada ”malaikat penolong”. Sebenarnya, masih ada dua orang lagi peraih mahasiswa undangan jalur Bidik Misi, Afriani Fitri yang lulus di Matematika Unand serta M Rizki Dharmawan yang lulus di Fakultas Sistem Informatika Unand. Keduanya sama-sama miskin. Namun karena lokasi kampusnya masih berada di Sumbar, para guru berusaha menanggulangi biaya transportasi mereka. Keempat siswa SMAN 1 Pariaman ini, ketika ditanya, hanya berharap uluran tangan agar mereka bisa ”terbang” ke kampus tujuan masing-masing. Tentu, tangan-tangan mulia para dermawan, salah satu yang bisa memudahkan mereka menapaki langkah awal meraih masa depan, sangat diharapkan. Hal ini tentu agar kemiskinan bukan semacam kutukan turun temurun dalam kehidupan keluarga mereka, karena mereka kelak mampu mengubah nasib karena pendidikan yang baik. Hendri, Adilla, Amalia dan Annisa sangat membutuhkan biaya keberangkatan, paling lambat Jumat lusa. Jika tidak, impian mereka tentang perguruan tinggi harapan, kerja keras dan prestasi belajar yang sungguh-sungguh, sebuah dunia yang lebih baik di masa depan, akan pupus. Mereka akan menyesal, bersedih tak berkesudahan, karena merasa negara ini, bangsanya, tidak berpihak pada anak miskin yang pintar. Nah, tegakah kita membiarkan mereka, sementara mereka mampu bersaing untuk menjadi yang terbaik di negeri ini? Jangan biarkan mereka bersedih, uluran tangan kita, bakal membuat air matanya terhapus bahagia, karena mereka merasa tidak sendiri. (***) [ Red/Redaksi_ILS ] __._,_.___ Reply to sender | Reply to group | Reply via web post | Start a New Topic Messages in this topic (1) Recent Activity: * New Members 3 Visit Your Group MARKETPLACE Find useful articles and helpful tips on living with Fibromyalgia. Visit the Fibromyalgia Zone today! ________________________________ Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now. Switch to: Text-Only, Daily Digest • Unsubscribe • Terms of Use . __,_._,___ -- Wassalaamu'alaikum Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta), gelar Bagindo, suku Mandahiliang, lahir 17 Agustus 1947. di Nagari Gasan Gadang, Kab. Pariaman. rantau: Deli dan Jakarta, kini Sterling, Virginia-USA ------------------------------------------------------------ "Kepedulian sanak terhadap anak-anak nagari ditunggu. Mari sisihkan rejeki kita Rp.250.000 untuk satu paket baju seragam bagi anak-anak yang tak bersekolah, hanya karena tak sanggup beli baju seragam". Transfer infaq sanak ke rek YPRN No. 0221919932 Bank BNI -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/