Mungkin disinilah kekurangan peran bapak dan ibu guru untuk melihat dan memberi konseling pada anak anak didik berbakat, sebaiknya kemana akan melangkah.
Cerita duka ini akan terus bersambung dari tahun ke tahun seperti tak akan pernah tamat. Sementara para pemimpin (bupati, wali kota, gubernur) yang bertindak jadi Bapak nagari tak berniat untuk mengubur cerita duka bersambung ini. Mungkin lebih baik mengalokasikan dana pemda untuk studi banding, pameran kesenian esetara, dari pada membantu anak negeri untuk belajar.. "antahlah yuang...kok pulang abak ang adiak ang jua nan kabatambah" Zulkarnain Kahar kesian deh lu pemimpin... -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/