Mas Gigi,

Inforasi tersebut sangat menarik, karena biasanya meskipun di Sumatra, para
pembur tersebut berasal dari Pantai utara Jawa. Ini bisa jadi bahan
tulisan/laporan yang sangat berharga. Saran saya, coba lakukan penelitian
yang lebih mendalam, termasuk bagaimana mereka menangkap, darimana
bahan-bahan diperoleh, jaring-jaring perdagangan, bagaimana sistem
penjualan, bagaimana dan kapan mereka melakukan perburuan, apakah ada
dorongan tertentu dalam melakukan kegiatan perburuan, apkah mereka tahu
mengenai peraturan di Indonesia, dan informasi lainnya.

Sebagai rujukan bisa dilihat berbagai laporan dari pantai utara Jawa. Saya
akan dengan senang hati membantu metodologi dan penulisan laporannya serta
suplai bahan bacaan. Mungkin kalau ada teman-teman S1 yang akan ambil
skripsi menarik juga. Pendekatannya bisa dari sudut konservasi/biologi
(perburuan + ekosistem) atau antropologi.



Yus

2009/10/7 giyanto gigi <gigi_giya...@yahoo.com>

>
>
> Pak Yus dan mas mono,
> pemburunya warga setempat..net nya sama dengan jaring yang digunakan untuk
> menangkap ikan, pemburu membeli bahan baku untuk membuat net seharga 150
> ribu, kemudian bahan baku tersebut di jadikan net oleh seseorang yang bisa
> merajut/menyulam menjadi net dengan upah 150ribu..jadi untuk net denagn
> ukuran yang saya sampaikan di email sebelumnya pemburu mengeluarkan dana
> sekitar 300ribu.
> hasil tangkapan di jual kepada siapa saja yang mau membeli, terutama warga
> sekitar..tapi kadang di jual ke warung nasi/rumah makan..harga untuk jenis
> gajahan rata-rata 10.000/ekor, sedangkan untuk trinil 10.000 untuk 2-3 ekor
> burung.
> kalau lebih detail estimasi hasil tangkapan dalam sebulan sampai saat ini
> saya belum bisa pasti kan, kebetulan pemburu yang saya jumpai ini
> menangkap burung di sela-sela aktivitas utama mereka. hanya sebagai gambaran
> pada malam minggu sebelumnya 102 ekor berhasil mereka tangkap.mungkin mereka
> belum berani begitu terbuka kepada saya karena baru kenal..jd masih belum
> mau memberi banyak info..menurut salah seorang pemburu yg saya temui, ada
> satu kelompok pemburu lagi yang lebih rutin dan dengan hasil tangkapan yg
> lebih banyak, tapi saya belum berhasi menjumpainya.
>
> salam
> gigi
>
> salam
> gigi
>
>
> --- On *Wed, 10/7/09, Yus Rusila Noor <yus.n...@gmail.com>* wrote:
>
>
> From: Yus Rusila Noor <yus.n...@gmail.com>
> Subject: Re: [SBI-InFo] email lanjutan : pemburu shorebirds.........
> To: sbi-info@yahoogroups.com
> Date: Wednesday, October 7, 2009, 1:53 AM
>
>
>
> Bisa diterima Bang Gigi ...
>
> Yus
>
> 2009/10/6 giyanto gigi <gigi_giyanto@ yahoo.com>
>
>>
>>
>> sekedar test...saya 2 kali merespon email Pak Yus, dan mas mono..kok ga
>> masuk yah...??
>>
>> thanks
>>
>> --- On *Tue, 10/6/09, Dwi Nugroho <adhia...@yahoo. com>* wrote:
>>
>>
>> From: Dwi Nugroho <adhia...@yahoo. com>
>> Subject: Re: [SBI-InFo] email lanjutan : pemburu shorebirds.. .......
>> To: sbi-i...@yahoogroup s.com
>> Date: Tuesday, October 6, 2009, 5:43 AM
>>
>>
>>
>> Informasi yang menarik,
>>
>> Memang selama ini yang menjadi fokus penegakan hukum bagi satwa di
>> Indonesia (termasuk burung) adalah perlindungan jenis. Ini seringkali lemah
>> karena ada jenis satwa yang tidak dilindungi yang kesannya 'dianaktirikan' .
>>
>> Demikian pula dengan burung pantai, tidak semua burung pantai dilindungi.
>> Bahkan untuk yang dilindungi-pun sering luput dari pemantauan karena faktor
>> yang mendominasi perburuan dan penangkapan burung pantai seringkali adalah
>> bushmeat yang lebih susah mengukur dan mendeteksinya daripada untuk hobby
>> atau koleksi.
>>
>> Sekedar ide nakal, kenapa sih nggak ada perlindungan yang diberlakukan
>> pada suatu kelompok jenis yang spesifik, dimana itu dilakukan karena tingkat
>> spesifikasi dan karakter khas dari kelompok satwa itu, bisa berdasarkan
>> karakter habitat yang didiami, atau karakter perilaku. Misalkan burung
>> pantai, ada nggak sih peran mereka dalam sebuah kelompok dalam ekosistem,
>> manfaatnya bagi manusia, atau apa saja yang bisa menimbulkan (setidaknya)
>> ide untuk memikirkan suatu upaya proteksi yang lebih real? JAdi burung
>> pantai dipandang sebagai sebuag satu kesatuan kelompok, bukan sekedar dara
>> laut, cerek, trinil, dll?
>>
>> salam,
>>
>> dwi
>>
>> ------------------------------
>> *From:* giyanto gigi <gigi_giyanto@ yahoo.com>
>> *To:* sbi sbi <sbi-i...@yahoogroup s.com>
>> *Sent:* Monday, October 5, 2009 3:32:58 PM
>> *Subject:* [SBI-InFo] email lanjutan : pemburu shorebirds.. ....... [3
>> Attachments]
>>
>>
>>
>> Lokasi masih di Bagan serdang,
>>
>> 16.00 :  Bertemu dengan masyarakat yang sedang menangkap burung pantai
>> dengan menggunakan  jaring...!!!
>>
>> 2 orang warga memasang jaring sejak jam 12.00, dengan panjang jaring
>> sekitar 35 meter, tinggi jaring 2,5 meter yang di topang dgn 3 bambu..net di
>> pasang di benteng tambak tidak jauh dari bluwok,stilt dan shorebirds yang
>> beristirahat di tambak yang sedang saya amati.
>>
>> Hasil tangkapan : 10 ekor Tringa totanus di masuk kan dalam satu karung
>> goni...
>>
>> Menurut salah seorang pemburu, pada hari sabtu malam yang lalu (malam
>> minggu) mereka berhasil menangkap 102 ekor burung pantai, burung pantai
>> secara umum mereka namakan dengan bahasa lokal, Kaluk (untuk jenis gajahan)
>> dan berkik/berkik laut (untuk jenis trinil), berkik darat/berkik sawah
>> (untuk jenis berkik).
>>
>> Penangkapan malam hari dalam waktu dekat akan mereka lakukan saat selesai
>> purnama, pada saat malam gelap tanpa cahaya bulan..dari hasil ngobrol,
>> menurut saya mereka sangat berpengalaman menangkap burung....:(
>>
>>
>> salam hangat dari medan
>>
>> gigi
>>
>>
>>
>>
>>
>
>  
>

Kirim email ke