Ini ada tambahan info buat rekan-rekan di daerah Pelalawan, Riau, tahun lalu 
kami  sempat mengunjungi daerah ini dan mampir di pasar, ternyata di pasar 
tradisional tempat penjual alat pancing dll. banyak dijual jaring untuk 
menangkap burung buatan Thailand dengan harga sekitar Rp. 50.000,- , ini cukup 
membuat shock kami (sedangkan kami secara resmi sangat sulit untuk mendapat 
jaring kabut / mist net). Mudah-mudahan usaha penyadar tahuan tentang 
pelestarian di masyarakat  lebih digiatkan.

Don

--- On Thu, 10/8/09, Yus Rusila Noor <yus.n...@gmail.com> wrote:

From: Yus Rusila Noor <yus.n...@gmail.com>
Subject: RE: [SBI-InFo] email lanjutan : pemburu shorebirds.........
To: sbi-info@yahoogroups.com
Date: Thursday, October 8, 2009, 8:43 PM






 




    
                  







Mas Gigi, 

   

Apa yang dialami Mas gigi memang menjadi tantangan kita semua.
Saya mengalami hal yang sama ketika melakukan kegiatan penelitian di Pantura
sekitar 20 tahuan yang lalu. Saya harus tinggal di lokasi tersebut hampirs
selama setahun lebih, bahkan terus menerus kontak sampai 5 tahun kemudian. Jadi
memang betul yang harus dibangun adalah rasa saling percaya dengan mereka, dan
sekaligus menanamkan pengertian bahwa yang kita lakukan adalah untuk membantu
mereka juga dalam jangka panjang. Waktu itu, kami “berhasil”
menanamkan pengertian untuk tidak memburu jenis-jenis tertentu yang dilindungi
undang-undang, dan mereka mau ikut karena mungkin tidak enak juga kalau harus
berhadapan dengan aparat negara. Itulah sebabnya kita mesti bisa mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya mengenai teknik dan metodologi penangkapan,
jenis-jenis dan lain sebagainya, sehingga kalau kita diminta memberikan jalan
keluar bisa memberikan saran yang tepat. Misalnya saja kalau kebetulan ada yang
mau memberikan dana pendampingan, dimana dulu yang harus kita tangani, apakah
pemburu, pengumpul, penjual daging atau lainnnya. 

   

Selamat berjuang Mas Gigi !!! 

   

Yus 

   





From: sbi-i...@yahoogroup s.com
[mailto:sbi- i...@yahoogroups .com] On Behalf Of giyanto gigi

Sent: Thursday, October 08, 2009 3:37 PM

To: sbi-i...@yahoogroup s.com

Subject: Re: [SBI-InFo] email lanjutan : pemburu shorebirds.. ....... 





   

   








 
  
  Pak Yus, mas dwi dan yang lain...

  Terima kasih masukan2nya. ..saya masih mencoba membangun kepercayaan mereka
  agar mereka lebih terbuka dan mau memberi informasi lebih kepada saya..dan
  saat ini, hal itu sudah mulai terbangun..beberapa kali kontak dengan mereka
  sudah saya lakukan..saya tidak mau langsung mengatakan bahwa yang mereka
  lakukan salah, karena menurut saya itu tidak menjamin mereka akan
  menghentikan aktivitas mereka, bahkan mereka bisa saja semakin tidak
  bersahabat dan menutup diri, dan yang lebih ekstrim bisa saja mereka akan
  bertindak "jahat" saat saya berkunjung ke lokasi tersebut di
  kemudian hari. yang akhirnya data tidak saya dapatkan, bahkan untuk ngamatin
  burung di lokasi tersebut pun bisa jadi saya di larang.

  saya akan coba pendekatan seperti layaknya seorang teman kepada mereka
  sehingga mereka tidak menganggap kehadiran saya sebagai "ancaman". 

  Mereka sudah cukup lama melakukan aktivitas menangkap burung, walaupun bukan
  sebagai kegiatan utama. teknik atau cara mereka menangkap burung juga sudah
  "canggih" menurut saya. teknik untuk menangkap burung berbeda
  berdasarkan kelompok tertentu, terkadang mereka kombinasikan.

  Dari bincang-bincang dengan mereka, Ada semacam kekecewaan terhadap
  "keadaan" yang terjadi di daerah mereka yang semakin mempersulit
  apabila akan dilakukan penyadaran. sebagai contoh, keberadaan perusahaan atau
  perorangan yang menguasai lahan mangrove yang ada di desa mereka, pembukaan
  lahan mangrove untuk tambak intensive dan bahkan sebagai kebun kelapa sawit
  dangan jarak tidak sampai 50 meter dari bibir pantai (hal yang lazin ditemui
  di wilayah sumut) , hal ini seolah2 menjadi justifikasi bagi sebagian
  masyarakat untuk ikut melakukan hal yang sama. bahasa medan nya..kalau mereka
  boleh kenapa kami yang orang susah nggak boleh menangkap burung untuk
  menyokong dapur kami..heheh

  untuk itu, menurut saya perlu pendekatan2 khusus terhadap mereka..sehingga
  tidak hanya data yang di dapatkan, tapi juga bisa pelan2 memberi penyadaran.

  

  salam

  gigi

  

  

  --- On Wed, 10/7/09, Yus Rusila Noor <yus.n...@gmail. com>
  wrote: 
  

  From: Yus Rusila Noor <yus.n...@gmail. com>

  Subject: Re: [SBI-InFo] email lanjutan : pemburu shorebirds.. .......

  To: sbi-i...@yahoogroup s.com

  Date: Wednesday, October 7, 2009, 7:12 PM 
  
     
  
  Mas Gigi,

  

  Inforasi tersebut sangat menarik, karena biasanya meskipun di Sumatra, para
  pembur tersebut berasal dari Pantai utara Jawa. Ini bisa jadi bahan
  tulisan/laporan yang sangat berharga. Saran saya, coba lakukan penelitian
  yang lebih mendalam, termasuk bagaimana mereka menangkap, darimana
  bahan-bahan diperoleh, jaring-jaring perdagangan, bagaimana sistem penjualan,
  bagaimana dan kapan mereka melakukan perburuan, apakah ada dorongan tertentu
  dalam melakukan kegiatan perburuan, apkah mereka tahu mengenai peraturan di
  Indonesia, dan informasi lainnya.

  

  Sebagai rujukan bisa dilihat berbagai laporan dari pantai utara Jawa. Saya
  akan dengan senang hati membantu metodologi dan penulisan laporannya serta
  suplai bahan bacaan. Mungkin kalau ada teman-teman S1 yang akan ambil skripsi
  menarik juga. Pendekatannya bisa dari sudut konservasi/biologi (perburuan +
  ekosistem) atau antropologi.

  

  

  

  Yus 
  
  2009/10/7 giyanto gigi <gigi_giyanto@
  yahoo.com> 
  
     
  
  
  
  
   
    
    
    
    Pak Yus dan
    mas mono, 
    
    
    pemburunya
    warga setempat..net nya sama dengan jaring yang digunakan untuk menangkap
    ikan, pemburu membeli bahan baku untuk membuat net seharga 150 ribu,
    kemudian bahan baku tersebut di jadikan net oleh seseorang yang bisa
    merajut/menyulam menjadi net dengan upah 150ribu..jadi untuk net denagn
    ukuran yang saya sampaikan di email sebelumnya pemburu mengeluarkan dana
    sekitar 300ribu. 
    
    
    hasil
    tangkapan di jual kepada siapa saja yang mau membeli, terutama warga
    sekitar..tapi kadang di jual ke warung nasi/rumah makan..harga untuk jenis
    gajahan rata-rata 10.000/ekor, sedangkan untuk trinil 10.000 untuk 2-3 ekor
    burung.

    kalau lebih detail estimasi hasil tangkapan dalam sebulan sampai saat ini
    saya belum bisa pasti kan, kebetulan pemburu yang saya jumpai ini menangkap
    burung di sela-sela aktivitas utama mereka. hanya sebagai gambaran pada
    malam minggu sebelumnya 102 ekor berhasil mereka tangkap.mungkin mereka
    belum berani begitu terbuka kepada saya karena baru kenal..jd masih belum
    mau memberi banyak info..menurut salah seorang pemburu yg saya temui, ada
    satu kelompok pemburu lagi yang lebih rutin dan dengan hasil tangkapan yg
    lebih banyak, tapi saya belum berhasi menjumpainya.

    

    salam

    gigi 
    
    
      
    
    
    salam 
    
    
    gigi 
    
    

    

    --- On Wed, 10/7/09, Yus Rusila Noor <yus.n...@gmail.
    com> wrote: 
    

    From: Yus Rusila Noor <yus.n...@gmail. com> 
    
    

    Subject: Re: [SBI-InFo] email lanjutan : pemburu shorebirds.. .......

    To: sbi-i...@yahoogroup
    s.com 
    
    Date: Wednesday, October 7, 2009, 1:53 AM 
    
       
    
    
    Bisa
    diterima Bang Gigi ...

    

    Yus 
    
    
    
    2009/10/6
    giyanto gigi <gigi_giyanto@ yahoo.com> 
    
    
    
     
     
    
    
    
    
     
      
      
      sekedar
      test...saya 2 kali merespon email Pak Yus, dan mas mono..kok ga masuk
      yah...??

      

      thanks

      

      --- On Tue, 10/6/09, Dwi Nugroho <adhia...@yahoo. com>
      wrote: 
      
      
      
      

      From: Dwi Nugroho <adhia...@yahoo. com>

      Subject: Re: [SBI-InFo] email lanjutan : pemburu shorebirds.. ....... 
      
      To:
      sbi-i...@yahoogroup s.com 
      
      

      Date: Tuesday, October 6, 2009, 5:43 AM 
      
         
      
      
      
      
      Informasi yang menarik, 
      
      
         
      
      
      Memang selama ini yang menjadi fokus penegakan hukum
      bagi satwa di Indonesia (termasuk burung) adalah perlindungan jenis. Ini
      seringkali lemah karena ada jenis satwa yang tidak dilindungi yang
      kesannya 'dianaktirikan' . 
      
      
         
      
      
      Demikian pula dengan burung pantai, tidak semua burung
      pantai dilindungi. Bahkan untuk yang dilindungi-pun sering luput dari
      pemantauan karena faktor yang mendominasi perburuan dan penangkapan
      burung pantai seringkali adalah bushmeat yang lebih susah mengukur dan
      mendeteksinya daripada untuk hobby atau koleksi.  
      
      
         
      
      
      Sekedar ide nakal, kenapa sih nggak ada perlindungan
      yang diberlakukan pada suatu kelompok jenis yang spesifik, dimana itu
      dilakukan karena tingkat spesifikasi dan karakter khas dari kelompok
      satwa itu, bisa berdasarkan karakter habitat yang didiami, atau karakter
      perilaku. Misalkan burung pantai, ada nggak sih peran mereka dalam sebuah
      kelompok dalam ekosistem, manfaatnya bagi manusia, atau apa saja yang
      bisa menimbulkan (setidaknya) ide untuk memikirkan suatu upaya proteksi
      yang lebih real? JAdi burung pantai dipandang sebagai sebuag satu
      kesatuan kelompok, bukan sekedar dara laut, cerek, trinil, dll? 
      
      
         
      
      
      salam, 
      
      
         
      
      
      dwi 
      
      
      
         
      
      
      
      
      
      From: giyanto gigi
      <gigi_giyanto@ yahoo.com> 
      
      To: sbi sbi
      <sbi-i...@yahoogroup s.com> 
      
      

      Sent: Monday, October 5, 2009 3:32:58 PM

      Subject: [SBI-InFo] email lanjutan : pemburu shorebirds.. .......
      [3 Attachments] 
      
      
      

         
      
      
       
        
        Lokasi
        masih di Bagan serdang, 
        16.00 : 
        Bertemu dengan masyarakat yang sedang menangkap burung pantai dengan
        menggunakan  jaring...!!!  
        2 orang warga
        memasang jaring sejak jam 12.00, dengan panjang jaring sekitar 35
        meter, tinggi jaring 2,5 meter yang di topang dgn 3 bambu..net di
        pasang di benteng tambak
        tidak jauh dari
        bluwok,stilt dan shorebirds yang beristirahat di tambak yang sedang
        saya amati.  
        Hasil tangkapan
        : 10 ekor Tringa totanus di masuk kan dalam satu karung goni... 
        Menurut salah
        seorang pemburu, pada hari sabtu malam yang lalu (malam minggu) mereka
        berhasil menangkap 102 ekor burung pantai, burung pantai secara umum
        mereka namakan dengan bahasa lokal, Kaluk (untuk jenis gajahan) dan
        berkik/berkik laut (untuk jenis trinil), berkik darat/berkik sawah
        (untuk jenis berkik). 
        Penangkapan
        malam hari dalam waktu dekat akan mereka lakukan saat selesai purnama,
        pada saat malam gelap tanpa cahaya bulan..dari hasil ngobrol, menurut
        saya mereka sangat berpengalaman menangkap burung....:( 
           
        salam hangat dari medan 
        gigi 
        
       
      
         
      
      
      
      
      
      
      
      
      
      
     
    
       
    
    
    
    
    
    
    
    
    
    
   
  
     
  
  
  
  
  
  

  

   
  
  
  
 


   





 









 

      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

Reply via email to