Re: [budaya_tionghua] Re: Ulysee dan Mao Zedong
Aduh...kenapa saling memaki...mestinya tdk diloloskan saudara moderator,...namanya juga diskusi, ya berjiwa besarlah... Suryana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Bukan aku membela si mayat perempuan, ketika di T-net dia di ban tanpa alasan yang jelas, dimana tema diskusi di potong oleh moderator T-net, dan mengakibatkan diskusi tidak berjalan seimbang, dalam hal ini aku suryana yang pernah menjadi salah satu moderator pun menjadi usnsubscribe dari t-net ( akan kembali di saat PDI-P akan bergerak lagi, maklum aku mah asli mau orat-oret di bidang politiknya, dan hal ini sudah aku sampaikan ke moderator T-net ). Dengan kata lain di Tnet mayat perempuan TIDAK DIBERIKAN kesempatan membalas tulisan/diskusi mengenai LPKB yang ada malah memaki-maki mayat perempuan sedang disaat yang bersamaan si mayat perempuan di ban oleh moderator T-net...jelas T-net 'kurang memiliki etika melakukan penghinaan kepada seseorang yang orang tersebut tidak dapat membela diri. Yang menjadi permasalahan apakah isi oretan si mayat perempuan mengenai LPKB dan pergerakan Tionghoa sejak Gestok masih bisa di debat dengan jelas dan apa tidak nya, jadi dengan menulis dibawah yang oretan nya tidak menjawab pertanyaan mayat perempuan mengenai LPKB sudah seharusnya tahu diri dan bisa juga membantah dengan alasan yang masuk akal, selama alasan tidak masuk akal maka diskusi bisa dikatakan belum tuntas. Anda membawa-bawa pribadi yang tidak anda kenal dengan baik malah lebih menyedihkan dibandingkan dengan si mayat perempuan, karena anda tidak menulis sedikitpun bantahan, di millis budaya Tionghoa ini tulisan mayat perempuan sangatlah relevan, karena salah satu budaya Tionghoa yang menjadi akar asal usul etnis Tionghoa Indonesia DIHILANGKAN dengan paksa oleh kekuatan LPKB, dan sekarang sejak reformasi DIBOLEHKAN lagi tentunya harus dikaji ulang agar dimasa yang akan datang TIDAK TERJADI lagi penghianat-penghianat budaya Tionghoa yang memang menjadi salah satu asal usul eksistensinya etnis Tionghoa di Indonesia. Pengertian Budaya disini mohon di renungkan dengan sangat mendalam, karena Budaya bukan semata soja dan tetek bengeknya, Bahasa, Nama. sur ( paling sebel dengan penulis yang demennya ngomel tanpa isi, yang dicari kentutnya mayat doangan kapan bisa kenyang ? ) ps. mengenai T-net banyak orang pinter, apakah di millis Budaya Tionghoa jadi banyak orang bodoh ?..dari mana anda menjusfikasi banyak pintar dan tidak nya member di sebuah millis ?..asal anda tahu masih banyak millis lain yang lebih pintar, dan membernya tidak pernah mengagulkan bahwa millisnya di isi oleh orang pinter doangansilahkan anda perhatikan berapa banyak penulis aktif di sebuah millis dan berapa jumlah members nya ?anda yakin bisa menentukan kwalitas membersnya ?...pakai analisa jenis apa pula ? + - Original Message - From: "bh_tanoto" <[EMAIL PROTECTED]> Ngomong putar puter buntutnya ya itu lagi, itu lagi. Shindunata, Hary Tjan Silalahi, Junus Jahja, Siauw Giok Tjhan, CSIS, LPKB, Baperki, dsb. Sofjan Wanadi dan Jusuf Wanadinya kemana, lupa? Sekarang musuhnya tambah lagi, T-net yang ngeban dia karena bikin kacau. Anak Siauw Giok Tjhan sendiri yang tokoh Baperki juga aktif nulis di tnet, tidak ada masalah, malah banyak yang hormat dia. Tnet anggotanya banyak orang pinter, ada propesor, doktor, master, yang sarjana tak terhitung lagi. Kamu sendiri pernah sekolah apa sih? SMA tamat tidak? Diskusi disitu tinggi bobotnya tidak bolak balik soal Baperki dan LPKB melulu. Beberapa kali dia bikin tnet palsu dan bikin milis sendiri buat saingin tnet, tapi semua bangkrut tak laku. Muak aku liat setan kuburan yang tak tahu diri ini. Sadar bung, dimilis ini juga kamu sudah tidak disukai. Ini milis budaya bukan milis politik, jangan bawa2 urusan politik basi ke milis ini. Buat yang belum tahu, yang ngaku odeon cafe ini sebenarnya setan kuburan dengan alias segudang. Sub Rosa II, alias mayat perempuan, alias Kenken, alias Ken Kertapati, alias Gending Suralaya, alias vibriiyanti (yang kirim tulisan cabul ke member bt), alias abbadon_mason, alias Ignatius Loyola, alias sangraal_77, alias Michael, alias kuburan_tua, dan masih banyak lagi alias2 lain yang bau kuburan dan bau mayat. Yang aneh ini orang pengangguran tidak punya kerja, tapi bisa aksi terus ngerokok Dji Sam Su (234) yang mahal, maen internet terus2an, dari mana duitnya? Tulisan dia dibeberapa milis selalu seputar kejahatan LPKB dan kehebatan Baperki. Gua jadi curiga jangan2 orang ini digaji sama ex Baperki buat bikin provokasi anti LPKB di milis dan rencana menghidupkan kembali Baperki. Member milis budaya tionghoa harap ati2 jangan sampe kepengaruh provokator ini. maap moderator, gua tahu nulis begini sebenarnya tidak boleh, tapi musti pigimana buat kasi tahu kalian semua. Beny Husen Tanoto (Tan Beng Hoat) .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/gr
[budaya_tionghua] Re: Ulysee dan Mao Zedong
Sebagai pelaku sejarah yang sudah cukup usur, dan menganggap komunitas Tionghoa adalah BAGIAN dari bangsa leluhurku, kuserukan, marilah kita renungkan kalimat mas Sur ini: ". di millis budaya Tionghoa ini tulisan mayat perempuan sangatlah relevan, karena salah satu budaya Tionghoa yang menjadi akar asal usul etnis Tionghoa Indonesia DIHILANGKAN dengan paksa oleh kekuatan LPKB, dan sekarang sejak reformasi DIBOLEHKAN lagi tentunya harus dikaji ulang agar dimasa yang akan datang TIDAK TERJADI lagi penghianat-penghianat budaya Tionghoa yang memang menjadi salah satu asal usul eksistensinya etnis Tionghoa di Indonesia"--- end of quote. LPKB memang bertujuan meleburkan komunitas Tionghoa didalam bangsa Indonesia, hingga tak ada sisanya. Akupun, tak rela, suku dan budaya Jawa hilang lenyap dalam kebangsaan Indonesia. Mau jadi apa kita? Untuk apa kita rayakan kembali Imlek, kita rayakan barongsai? Karena ini BAGIAN dari budaya bangsa kita. Sebagai pengagum ajaran Siddharta Gautama, saya banyak belajar dari almarhum bikhu Jinarakkita, saya sering soja dimuka tempat penghormatan beliau di vihara Sakyavanaram. Budaya Tionghoa yang membawa Buddhisme ketanah ini, yang membawa kejayaan Majapahit. Apa yang dibawa LPKB? Salam nasional Danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Suryana" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bukan aku membela si mayat perempuan, ketika di T-net dia di ban tanpa > alasan yang jelas, dimana tema diskusi di potong oleh moderator T- net, dan > mengakibatkan diskusi tidak berjalan seimbang, dalam hal ini aku suryana > yang pernah menjadi salah satu moderator pun menjadi usnsubscribe dari t-net > ( akan kembali di saat PDI-P akan bergerak lagi, maklum aku mah asli mau > orat-oret di bidang politiknya, dan hal ini sudah aku sampaikan ke moderator > T-net ). > Dengan kata lain di Tnet mayat perempuan TIDAK DIBERIKAN kesempatan membalas > tulisan/diskusi mengenai LPKB yang ada malah memaki-maki mayat perempuan > sedang disaat yang bersamaan si mayat perempuan di ban oleh moderator > T-net...jelas T-net 'kurang memiliki etika melakukan penghinaan > kepada seseorang yang orang tersebut tidak dapat membela diri. > > Yang menjadi permasalahan apakah isi oretan si mayat perempuan mengenai LPKB > dan pergerakan Tionghoa sejak Gestok masih bisa di debat dengan jelas dan > apa tidak nya, jadi dengan menulis dibawah yang oretan nya tidak menjawab > pertanyaan mayat perempuan mengenai LPKB sudah seharusnya tahu diri dan bisa > juga membantah dengan alasan yang masuk akal, selama alasan tidak masuk akal > maka diskusi bisa dikatakan belum tuntas. > > Anda membawa-bawa pribadi yang tidak anda kenal dengan baik malah lebih > menyedihkan dibandingkan dengan si mayat perempuan, karena anda tidak > menulis sedikitpun bantahan, di millis budaya Tionghoa ini tulisan mayat > perempuan sangatlah relevan, karena salah satu budaya Tionghoa yang menjadi > akar asal usul etnis Tionghoa Indonesia DIHILANGKAN dengan paksa oleh > kekuatan LPKB, dan sekarang sejak reformasi DIBOLEHKAN lagi tentunya harus > dikaji ulang agar dimasa yang akan datang TIDAK TERJADI lagi > penghianat-penghianat budaya Tionghoa yang memang menjadi salah satu asal > usul eksistensinya etnis Tionghoa di Indonesia. > > Pengertian Budaya disini mohon di renungkan dengan sangat mendalam, karena > Budaya bukan semata soja dan tetek bengeknya, Bahasa, Nama. > > sur ( paling sebel dengan penulis yang demennya ngomel tanpa isi, yang > dicari kentutnya mayat doangan kapan bisa kenyang ? ) > ps. > mengenai T-net banyak orang pinter, apakah di millis Budaya Tionghoa jadi > banyak orang bodoh ?..dari mana anda menjusfikasi banyak pintar dan > tidak nya member di sebuah millis ?..asal anda tahu masih banyak > millis lain yang lebih pintar, dan membernya tidak pernah mengagulkan bahwa > millisnya di isi oleh orang pinter doangansilahkan anda perhatikan > berapa banyak penulis aktif di sebuah millis dan berapa jumlah members nya > ?anda yakin bisa menentukan kwalitas membersnya ?...pakai > analisa jenis apa pula ? > + > - Original Message - > From: "bh_tanoto" <[EMAIL PROTECTED]> > > > Ngomong putar puter buntutnya ya itu lagi, itu lagi. Shindunata, Hary > Tjan Silalahi, Junus Jahja, Siauw Giok Tjhan, CSIS, LPKB, Baperki, > dsb. Sofjan Wanadi dan Jusuf Wanadinya kemana, lupa? Sekarang > musuhnya tambah lagi, T-net yang ngeban dia karena bikin kacau. Anak > Siauw Giok Tjhan sendiri yang tokoh Baperki juga aktif nulis di tnet, > tidak ada masalah, malah banyak yang hormat dia. > > Tnet anggotanya banyak orang pinter, ada propesor, doktor, master, > yang sarjana tak terhitung lagi. Kamu sendiri pernah sekolah apa sih? > SMA tamat tidak? Diskusi disitu tinggi bobotnya tidak bolak balik > soal Baperki dan LPKB melulu. Beberapa kali dia bikin tnet palsu dan > bikin milis sendiri buat saingin tnet, tapi semua bangkrut tak laku. > Muak aku l
Re: [budaya_tionghua] Re: Ulysee dan Mao Zedong
Bukan aku membela si mayat perempuan, ketika di T-net dia di ban tanpa alasan yang jelas, dimana tema diskusi di potong oleh moderator T-net, dan mengakibatkan diskusi tidak berjalan seimbang, dalam hal ini aku suryana yang pernah menjadi salah satu moderator pun menjadi usnsubscribe dari t-net ( akan kembali di saat PDI-P akan bergerak lagi, maklum aku mah asli mau orat-oret di bidang politiknya, dan hal ini sudah aku sampaikan ke moderator T-net ). Dengan kata lain di Tnet mayat perempuan TIDAK DIBERIKAN kesempatan membalas tulisan/diskusi mengenai LPKB yang ada malah memaki-maki mayat perempuan sedang disaat yang bersamaan si mayat perempuan di ban oleh moderator T-net...jelas T-net 'kurang memiliki etika melakukan penghinaan kepada seseorang yang orang tersebut tidak dapat membela diri. Yang menjadi permasalahan apakah isi oretan si mayat perempuan mengenai LPKB dan pergerakan Tionghoa sejak Gestok masih bisa di debat dengan jelas dan apa tidak nya, jadi dengan menulis dibawah yang oretan nya tidak menjawab pertanyaan mayat perempuan mengenai LPKB sudah seharusnya tahu diri dan bisa juga membantah dengan alasan yang masuk akal, selama alasan tidak masuk akal maka diskusi bisa dikatakan belum tuntas. Anda membawa-bawa pribadi yang tidak anda kenal dengan baik malah lebih menyedihkan dibandingkan dengan si mayat perempuan, karena anda tidak menulis sedikitpun bantahan, di millis budaya Tionghoa ini tulisan mayat perempuan sangatlah relevan, karena salah satu budaya Tionghoa yang menjadi akar asal usul etnis Tionghoa Indonesia DIHILANGKAN dengan paksa oleh kekuatan LPKB, dan sekarang sejak reformasi DIBOLEHKAN lagi tentunya harus dikaji ulang agar dimasa yang akan datang TIDAK TERJADI lagi penghianat-penghianat budaya Tionghoa yang memang menjadi salah satu asal usul eksistensinya etnis Tionghoa di Indonesia. Pengertian Budaya disini mohon di renungkan dengan sangat mendalam, karena Budaya bukan semata soja dan tetek bengeknya, Bahasa, Nama. sur ( paling sebel dengan penulis yang demennya ngomel tanpa isi, yang dicari kentutnya mayat doangan kapan bisa kenyang ? ) ps. mengenai T-net banyak orang pinter, apakah di millis Budaya Tionghoa jadi banyak orang bodoh ?..dari mana anda menjusfikasi banyak pintar dan tidak nya member di sebuah millis ?..asal anda tahu masih banyak millis lain yang lebih pintar, dan membernya tidak pernah mengagulkan bahwa millisnya di isi oleh orang pinter doangansilahkan anda perhatikan berapa banyak penulis aktif di sebuah millis dan berapa jumlah members nya ?anda yakin bisa menentukan kwalitas membersnya ?...pakai analisa jenis apa pula ? + - Original Message - From: "bh_tanoto" <[EMAIL PROTECTED]> Ngomong putar puter buntutnya ya itu lagi, itu lagi. Shindunata, Hary Tjan Silalahi, Junus Jahja, Siauw Giok Tjhan, CSIS, LPKB, Baperki, dsb. Sofjan Wanadi dan Jusuf Wanadinya kemana, lupa? Sekarang musuhnya tambah lagi, T-net yang ngeban dia karena bikin kacau. Anak Siauw Giok Tjhan sendiri yang tokoh Baperki juga aktif nulis di tnet, tidak ada masalah, malah banyak yang hormat dia. Tnet anggotanya banyak orang pinter, ada propesor, doktor, master, yang sarjana tak terhitung lagi. Kamu sendiri pernah sekolah apa sih? SMA tamat tidak? Diskusi disitu tinggi bobotnya tidak bolak balik soal Baperki dan LPKB melulu. Beberapa kali dia bikin tnet palsu dan bikin milis sendiri buat saingin tnet, tapi semua bangkrut tak laku. Muak aku liat setan kuburan yang tak tahu diri ini. Sadar bung, dimilis ini juga kamu sudah tidak disukai. Ini milis budaya bukan milis politik, jangan bawa2 urusan politik basi ke milis ini. Buat yang belum tahu, yang ngaku odeon cafe ini sebenarnya setan kuburan dengan alias segudang. Sub Rosa II, alias mayat perempuan, alias Kenken, alias Ken Kertapati, alias Gending Suralaya, alias vibriiyanti (yang kirim tulisan cabul ke member bt), alias abbadon_mason, alias Ignatius Loyola, alias sangraal_77, alias Michael, alias kuburan_tua, dan masih banyak lagi alias2 lain yang bau kuburan dan bau mayat. Yang aneh ini orang pengangguran tidak punya kerja, tapi bisa aksi terus ngerokok Dji Sam Su (234) yang mahal, maen internet terus2an, dari mana duitnya? Tulisan dia dibeberapa milis selalu seputar kejahatan LPKB dan kehebatan Baperki. Gua jadi curiga jangan2 orang ini digaji sama ex Baperki buat bikin provokasi anti LPKB di milis dan rencana menghidupkan kembali Baperki. Member milis budaya tionghoa harap ati2 jangan sampe kepengaruh provokator ini. maap moderator, gua tahu nulis begini sebenarnya tidak boleh, tapi musti pigimana buat kasi tahu kalian semua. Beny Husen Tanoto (Tan Beng Hoat) .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://gr
Re: [budaya_tionghua] Re: Ulysee dan Mao Zedong>> bh_tanoto minta dikampak !
Bung Tanoto. kok begitu ngomongnya? ngerendahin orang banget lu. ati-ati bisa dikampak orang lu. owe gak ada urusan ama si odeon. cuman mo nasehatin lu aja. ojo dumeh, kode. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "bh_tanoto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ngomong putar puter buntutnya ya itu lagi, itu lagi. Shindunata, Hary > Tjan Silalahi, Junus Jahja, Siauw Giok Tjhan, CSIS, LPKB, Baperki, > dsb. Sofjan Wanadi dan Jusuf Wanadinya kemana, lupa? Sekarang > musuhnya tambah lagi, T-net yang ngeban dia karena bikin kacau. Anak > Siauw Giok Tjhan sendiri yang tokoh Baperki juga aktif nulis di tnet, > tidak ada masalah, malah banyak yang hormat dia. > > Tnet anggotanya banyak orang pinter, ada propesor, doktor, master, > yang sarjana tak terhitung lagi. Kamu sendiri pernah sekolah apa sih? > SMA tamat tidak? Diskusi disitu tinggi bobotnya tidak bolak balik > soal Baperki dan LPKB melulu. Beberapa kali dia bikin tnet palsu dan > bikin milis sendiri buat saingin tnet, tapi semua bangkrut tak laku. > Muak aku liat setan kuburan yang tak tahu diri ini. Sadar bung, > dimilis ini juga kamu sudah tidak disukai. Ini milis budaya bukan > milis politik, jangan bawa2 urusan politik basi ke milis ini. > > Buat yang belum tahu, yang ngaku odeon cafe ini sebenarnya setan > kuburan dengan alias segudang. Sub Rosa II, alias mayat perempuan, > alias Kenken, alias Ken Kertapati, alias Gending Suralaya, alias > vibriiyanti (yang kirim tulisan cabul ke member bt), alias > abbadon_mason, alias Ignatius Loyola, alias sangraal_77, alias > Michael, alias kuburan_tua, dan masih banyak lagi alias2 lain yang > bau kuburan dan bau mayat. > > Yang aneh ini orang pengangguran tidak punya kerja, tapi bisa aksi > terus ngerokok Dji Sam Su (234) yang mahal, maen internet terus2an, > dari mana duitnya? Tulisan dia dibeberapa milis selalu seputar > kejahatan LPKB dan kehebatan Baperki. Gua jadi curiga jangan2 orang > ini digaji sama ex Baperki buat bikin provokasi anti LPKB di milis > dan rencana menghidupkan kembali Baperki. Member milis budaya > tionghoa harap ati2 jangan sampe kepengaruh provokator ini. maap > moderator, gua tahu nulis begini sebenarnya tidak boleh, tapi musti > pigimana buat kasi tahu kalian semua. > > > Beny Husen Tanoto > (Tan Beng Hoat) > > > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "odeon_cafe" > wrote: > > > > Dear Ulysee yang baik, > > > > Kamu adalah seorang pendukung SBKRI atas saran orang-orang Tnet. > > Saya mau sharing dengan kamu masalah ini. Saya tidak tau mana yang > > benar, tetapi tentunya sebagai seorang yang waras seperti kamu > tentu > > kamu memiliki landasan berpikir mengapa mengatakan SBKRI itu tidak > > diskriminatif. > > > > Saya memandang SBKRI itu tidak etis. Nah, mungkin saya salah. untuk > > itu, saya minta kamu juga menerangkan mengapa kamu bilang SBKRI itu > > diskriminatif. > > > > Ini argumentasi saya > > > > Salah satu pembelaan terhadap praktek SBKRI adalah argumentasi Pak > > Yusril Izra Mahendra tentang klaim Mao Zedong atas warganegara > etnis > > Tionghoa. > > > > Apakah warisan sejarah itu menjadi dasar dibenarkannya praktek > > SBKRI? Saya katakan jelas TIDAK. > > > > Tetapi argumentasi pembenaran ini ternyata dimakan oleh begitu > > banyak Tionghoa sehingga banyak yang menjadi kabur atas perjuangan > > sebagian besar sodara-sodara Tionghoa untuk menghapuskan praktek > > SBKRI. > > > > Patut diakui memang terdapat dilema seputar aturan kewarganegaraan. > > Bukan hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia. Disebabkan oleh > > ketidak-samaan asas yang diberlakukan di setiap negara. Tetapi > > persoalan itu di negara lain tidak serumit apa yang terjadi atas > > Tionghoa di Indonesia. > > > > Tionghoa pun memiliki masalah kewarganegaraan terkait dengan policy > > RRT dan RI. Tetapi seharusnya, apabila terdapat good political will > > untuk menyelesaikannya, tentu masalah kewarganegaraan ini tidak > > berlarut-larut sampai sekarang. > > > > Masalah bertambah rumit pada saat kita tidak memiliki BAPERKI lagi. > > > > Akibat dari asas ius sanguinis yang diberlakukan Tiongkok sejak > > zaman Qing, Sun Yat Sen, Kuomintang sampai RRT. RI ternyata > > menerapkan ius soli lewat UU No. 3/1946. > > > > Hal ini menjadikan etnis Tionghoa mendapat dwi-kewarganegaraan > tanpa > > disadari oleh mereka-mereka yang sudah bergenerasi tinggal menetap > > di Indonesia. Etnis tionghoa tidak pernah meminta > > dwikewarganegaraan. Banyak juga yang tidak sadar bahwa dirinya ber- > > dwikewarganegaraan. > > > > Penyelesaian tentang dwi kewarganegaraan yang dimiliki oleh etnis > > Tionghoa di Indonesia dilakukan di tahun 1955 oleh PM Chou En Lai > > dan PM Ali Sastroamidjojo dan menlu Sunario. Dalam proses > perjanjian > > tersebut, pemerintah RRT menyerahkan sepenuhnya mekanisme > > penyelesaian kepada pemerintah RI. Hal ini merupakan pertanda good > > will dari RRT untuk menyelesa
[budaya_tionghua] Re: Ulysee dan Mao Zedong-->protes moderator
saya agak bingung mau menanggapi orang yang bernama Beni Tanoto ini. tetapi pertanyaan saya kepada moderator yang meloloskan posting yang sama sekali tidak membahas tema diskusi. berulang kali saya baca tulisan orang yang bernama bh_tanoto ini. tidak menyentuh substansi posting saya. cuma menuding-nuding dan menebar gosip-gosip murahan. ini terakhir kali saya merespon posting sdr. Bh_tanoto. untuk selanjutnya, saya tidak bersedia menanggapi isi dan tudingan tanpa bukti dan tanpa argument yang jelas. saya tidak akan menuntut balik atas tudingan terhadap ex-baperki, siapa pun yang dimaksud oleh bh-tanoto. karena omongan murahan seperti ini memang tidak perlu dikomentari. kepada moderator, saya kira mesti bijak dalam menggapprove posting seperti posting bh-tanoto ini. Sub-Rosa II --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "bh_tanoto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ngomong putar puter buntutnya ya itu lagi, itu lagi. Shindunata, Hary > Tjan Silalahi, Junus Jahja, Siauw Giok Tjhan, CSIS, LPKB, Baperki, > dsb. Sofjan Wanadi dan Jusuf Wanadinya kemana, lupa? Sekarang > musuhnya tambah lagi, T-net yang ngeban dia karena bikin kacau. Anak > Siauw Giok Tjhan sendiri yang tokoh Baperki juga aktif nulis di tnet, > tidak ada masalah, malah banyak yang hormat dia. > > Tnet anggotanya banyak orang pinter, ada propesor, doktor, master, > yang sarjana tak terhitung lagi. Kamu sendiri pernah sekolah apa sih? > SMA tamat tidak? Diskusi disitu tinggi bobotnya tidak bolak balik > soal Baperki dan LPKB melulu. Beberapa kali dia bikin tnet palsu dan > bikin milis sendiri buat saingin tnet, tapi semua bangkrut tak laku. > Muak aku liat setan kuburan yang tak tahu diri ini. Sadar bung, > dimilis ini juga kamu sudah tidak disukai. Ini milis budaya bukan > milis politik, jangan bawa2 urusan politik basi ke milis ini. > > Buat yang belum tahu, yang ngaku odeon cafe ini sebenarnya setan > kuburan dengan alias segudang. Sub Rosa II, alias mayat perempuan, > alias Kenken, alias Ken Kertapati, alias Gending Suralaya, alias > vibriiyanti (yang kirim tulisan cabul ke member bt), alias > abbadon_mason, alias Ignatius Loyola, alias sangraal_77, alias > Michael, alias kuburan_tua, dan masih banyak lagi alias2 lain yang > bau kuburan dan bau mayat. > > Yang aneh ini orang pengangguran tidak punya kerja, tapi bisa aksi > terus ngerokok Dji Sam Su (234) yang mahal, maen internet terus2an, > dari mana duitnya? Tulisan dia dibeberapa milis selalu seputar > kejahatan LPKB dan kehebatan Baperki. Gua jadi curiga jangan2 orang > ini digaji sama ex Baperki buat bikin provokasi anti LPKB di milis > dan rencana menghidupkan kembali Baperki. Member milis budaya > tionghoa harap ati2 jangan sampe kepengaruh provokator ini. maap > moderator, gua tahu nulis begini sebenarnya tidak boleh, tapi musti > pigimana buat kasi tahu kalian semua. > > > Beny Husen Tanoto > (Tan Beng Hoat) > > > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "odeon_cafe" > wrote: > > > > Dear Ulysee yang baik, > > > > Kamu adalah seorang pendukung SBKRI atas saran orang-orang Tnet. > > Saya mau sharing dengan kamu masalah ini. Saya tidak tau mana yang > > benar, tetapi tentunya sebagai seorang yang waras seperti kamu > tentu > > kamu memiliki landasan berpikir mengapa mengatakan SBKRI itu tidak > > diskriminatif. > > > > Saya memandang SBKRI itu tidak etis. Nah, mungkin saya salah. untuk > > itu, saya minta kamu juga menerangkan mengapa kamu bilang SBKRI itu > > diskriminatif. > > > > Ini argumentasi saya > > > > Salah satu pembelaan terhadap praktek SBKRI adalah argumentasi Pak > > Yusril Izra Mahendra tentang klaim Mao Zedong atas warganegara > etnis > > Tionghoa. > > > > Apakah warisan sejarah itu menjadi dasar dibenarkannya praktek > > SBKRI? Saya katakan jelas TIDAK. > > > > Tetapi argumentasi pembenaran ini ternyata dimakan oleh begitu > > banyak Tionghoa sehingga banyak yang menjadi kabur atas perjuangan > > sebagian besar sodara-sodara Tionghoa untuk menghapuskan praktek > > SBKRI. > > > > Patut diakui memang terdapat dilema seputar aturan kewarganegaraan. > > Bukan hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia. Disebabkan oleh > > ketidak-samaan asas yang diberlakukan di setiap negara. Tetapi > > persoalan itu di negara lain tidak serumit apa yang terjadi atas > > Tionghoa di Indonesia. > > > > Tionghoa pun memiliki masalah kewarganegaraan terkait dengan policy > > RRT dan RI. Tetapi seharusnya, apabila terdapat good political will > > untuk menyelesaikannya, tentu masalah kewarganegaraan ini tidak > > berlarut-larut sampai sekarang. > > > > Masalah bertambah rumit pada saat kita tidak memiliki BAPERKI lagi. > > > > Akibat dari asas ius sanguinis yang diberlakukan Tiongkok sejak > > zaman Qing, Sun Yat Sen, Kuomintang sampai RRT. RI ternyata > > menerapkan ius soli lewat UU No. 3/1946. > > > > Hal ini menjadikan etnis Tionghoa mendapat dwi-kewarganegaraan > tanpa > > dis
[budaya_tionghua] Re: Ulysee dan Mao Zedong
Saya setuju dengan bung Tanoto. Saya kira saya ini mengikuti milis yang membicarakan kebudayaan orang tionghoa dan bukan mengikuti milis yang membicarakan politik. Cobalah sedikit membaca tujuan dari milis sebelum menuliskan artikel yang sama sekali tidak ada hubungan dengan tujuan milisnya. Terus terang saja tanpa mengurangi rasa hormat saya terhadap oom Siauw, oom Go, tokoh-tokoh Baperki yang dijebloskan kedalam penjara oleh OrdeBaru, tetapi sudah bukan saatnya lagi membicarakan masa lalu yang sudah lewat, apalagi di sarana yang disediakan untuk persoalan lain (budaya). salam, Steve Haryono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "bh_tanoto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ngomong putar puter buntutnya ya itu lagi, itu lagi. Shindunata, Hary > Tjan Silalahi, Junus Jahja, Siauw Giok Tjhan, CSIS, LPKB, Baperki, > dsb. Sofjan Wanadi dan Jusuf Wanadinya kemana, lupa? Sekarang > musuhnya tambah lagi, T-net yang ngeban dia karena bikin kacau. Anak > Siauw Giok Tjhan sendiri yang tokoh Baperki juga aktif nulis di tnet, > tidak ada masalah, malah banyak yang hormat dia. > > Tnet anggotanya banyak orang pinter, ada propesor, doktor, master, > yang sarjana tak terhitung lagi. Kamu sendiri pernah sekolah apa sih? > SMA tamat tidak? Diskusi disitu tinggi bobotnya tidak bolak balik > soal Baperki dan LPKB melulu. Beberapa kali dia bikin tnet palsu dan > bikin milis sendiri buat saingin tnet, tapi semua bangkrut tak laku. > Muak aku liat setan kuburan yang tak tahu diri ini. Sadar bung, > dimilis ini juga kamu sudah tidak disukai. Ini milis budaya bukan > milis politik, jangan bawa2 urusan politik basi ke milis ini. > > Buat yang belum tahu, yang ngaku odeon cafe ini sebenarnya setan > kuburan dengan alias segudang. Sub Rosa II, alias mayat perempuan, > alias Kenken, alias Ken Kertapati, alias Gending Suralaya, alias > vibriiyanti (yang kirim tulisan cabul ke member bt), alias > abbadon_mason, alias Ignatius Loyola, alias sangraal_77, alias > Michael, alias kuburan_tua, dan masih banyak lagi alias2 lain yang > bau kuburan dan bau mayat. > > Yang aneh ini orang pengangguran tidak punya kerja, tapi bisa aksi > terus ngerokok Dji Sam Su (234) yang mahal, maen internet terus2an, > dari mana duitnya? Tulisan dia dibeberapa milis selalu seputar > kejahatan LPKB dan kehebatan Baperki. Gua jadi curiga jangan2 orang > ini digaji sama ex Baperki buat bikin provokasi anti LPKB di milis > dan rencana menghidupkan kembali Baperki. Member milis budaya > tionghoa harap ati2 jangan sampe kepengaruh provokator ini. maap > moderator, gua tahu nulis begini sebenarnya tidak boleh, tapi musti > pigimana buat kasi tahu kalian semua. > > > Beny Husen Tanoto > (Tan Beng Hoat) > > > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "odeon_cafe" > wrote: > > > > Dear Ulysee yang baik, > > > > Kamu adalah seorang pendukung SBKRI atas saran orang-orang Tnet. > > Saya mau sharing dengan kamu masalah ini. Saya tidak tau mana yang > > benar, tetapi tentunya sebagai seorang yang waras seperti kamu > tentu > > kamu memiliki landasan berpikir mengapa mengatakan SBKRI itu tidak > > diskriminatif. > > > > Saya memandang SBKRI itu tidak etis. Nah, mungkin saya salah. untuk > > itu, saya minta kamu juga menerangkan mengapa kamu bilang SBKRI itu > > diskriminatif. > > > > Ini argumentasi saya > > > > Salah satu pembelaan terhadap praktek SBKRI adalah argumentasi Pak > > Yusril Izra Mahendra tentang klaim Mao Zedong atas warganegara > etnis > > Tionghoa. > > > > Apakah warisan sejarah itu menjadi dasar dibenarkannya praktek > > SBKRI? Saya katakan jelas TIDAK. > > > > Tetapi argumentasi pembenaran ini ternyata dimakan oleh begitu > > banyak Tionghoa sehingga banyak yang menjadi kabur atas perjuangan > > sebagian besar sodara-sodara Tionghoa untuk menghapuskan praktek > > SBKRI. > > > > Patut diakui memang terdapat dilema seputar aturan kewarganegaraan. > > Bukan hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia. Disebabkan oleh > > ketidak-samaan asas yang diberlakukan di setiap negara. Tetapi > > persoalan itu di negara lain tidak serumit apa yang terjadi atas > > Tionghoa di Indonesia. > > > > Tionghoa pun memiliki masalah kewarganegaraan terkait dengan policy > > RRT dan RI. Tetapi seharusnya, apabila terdapat good political will > > untuk menyelesaikannya, tentu masalah kewarganegaraan ini tidak > > berlarut-larut sampai sekarang. > > > > Masalah bertambah rumit pada saat kita tidak memiliki BAPERKI lagi. > > > > Akibat dari asas ius sanguinis yang diberlakukan Tiongkok sejak > > zaman Qing, Sun Yat Sen, Kuomintang sampai RRT. RI ternyata > > menerapkan ius soli lewat UU No. 3/1946. > > > > Hal ini menjadikan etnis Tionghoa mendapat dwi-kewarganegaraan > tanpa > > disadari oleh mereka-mereka yang sudah bergenerasi tinggal menetap > > di Indonesia. Etnis tionghoa tidak pernah meminta > > dwikewarganegaraan. Banyak juga yang tidak sadar bahwa diriny
[budaya_tionghua] Re: Ulysee dan Mao Zedong
Ngomong putar puter buntutnya ya itu lagi, itu lagi. Shindunata, Hary Tjan Silalahi, Junus Jahja, Siauw Giok Tjhan, CSIS, LPKB, Baperki, dsb. Sofjan Wanadi dan Jusuf Wanadinya kemana, lupa? Sekarang musuhnya tambah lagi, T-net yang ngeban dia karena bikin kacau. Anak Siauw Giok Tjhan sendiri yang tokoh Baperki juga aktif nulis di tnet, tidak ada masalah, malah banyak yang hormat dia. Tnet anggotanya banyak orang pinter, ada propesor, doktor, master, yang sarjana tak terhitung lagi. Kamu sendiri pernah sekolah apa sih? SMA tamat tidak? Diskusi disitu tinggi bobotnya tidak bolak balik soal Baperki dan LPKB melulu. Beberapa kali dia bikin tnet palsu dan bikin milis sendiri buat saingin tnet, tapi semua bangkrut tak laku. Muak aku liat setan kuburan yang tak tahu diri ini. Sadar bung, dimilis ini juga kamu sudah tidak disukai. Ini milis budaya bukan milis politik, jangan bawa2 urusan politik basi ke milis ini. Buat yang belum tahu, yang ngaku odeon cafe ini sebenarnya setan kuburan dengan alias segudang. Sub Rosa II, alias mayat perempuan, alias Kenken, alias Ken Kertapati, alias Gending Suralaya, alias vibriiyanti (yang kirim tulisan cabul ke member bt), alias abbadon_mason, alias Ignatius Loyola, alias sangraal_77, alias Michael, alias kuburan_tua, dan masih banyak lagi alias2 lain yang bau kuburan dan bau mayat. Yang aneh ini orang pengangguran tidak punya kerja, tapi bisa aksi terus ngerokok Dji Sam Su (234) yang mahal, maen internet terus2an, dari mana duitnya? Tulisan dia dibeberapa milis selalu seputar kejahatan LPKB dan kehebatan Baperki. Gua jadi curiga jangan2 orang ini digaji sama ex Baperki buat bikin provokasi anti LPKB di milis dan rencana menghidupkan kembali Baperki. Member milis budaya tionghoa harap ati2 jangan sampe kepengaruh provokator ini. maap moderator, gua tahu nulis begini sebenarnya tidak boleh, tapi musti pigimana buat kasi tahu kalian semua. Beny Husen Tanoto (Tan Beng Hoat) --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "odeon_cafe" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Dear Ulysee yang baik, > > Kamu adalah seorang pendukung SBKRI atas saran orang-orang Tnet. > Saya mau sharing dengan kamu masalah ini. Saya tidak tau mana yang > benar, tetapi tentunya sebagai seorang yang waras seperti kamu tentu > kamu memiliki landasan berpikir mengapa mengatakan SBKRI itu tidak > diskriminatif. > > Saya memandang SBKRI itu tidak etis. Nah, mungkin saya salah. untuk > itu, saya minta kamu juga menerangkan mengapa kamu bilang SBKRI itu > diskriminatif. > > Ini argumentasi saya > > Salah satu pembelaan terhadap praktek SBKRI adalah argumentasi Pak > Yusril Izra Mahendra tentang klaim Mao Zedong atas warganegara etnis > Tionghoa. > > Apakah warisan sejarah itu menjadi dasar dibenarkannya praktek > SBKRI? Saya katakan jelas TIDAK. > > Tetapi argumentasi pembenaran ini ternyata dimakan oleh begitu > banyak Tionghoa sehingga banyak yang menjadi kabur atas perjuangan > sebagian besar sodara-sodara Tionghoa untuk menghapuskan praktek > SBKRI. > > Patut diakui memang terdapat dilema seputar aturan kewarganegaraan. > Bukan hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia. Disebabkan oleh > ketidak-samaan asas yang diberlakukan di setiap negara. Tetapi > persoalan itu di negara lain tidak serumit apa yang terjadi atas > Tionghoa di Indonesia. > > Tionghoa pun memiliki masalah kewarganegaraan terkait dengan policy > RRT dan RI. Tetapi seharusnya, apabila terdapat good political will > untuk menyelesaikannya, tentu masalah kewarganegaraan ini tidak > berlarut-larut sampai sekarang. > > Masalah bertambah rumit pada saat kita tidak memiliki BAPERKI lagi. > > Akibat dari asas ius sanguinis yang diberlakukan Tiongkok sejak > zaman Qing, Sun Yat Sen, Kuomintang sampai RRT. RI ternyata > menerapkan ius soli lewat UU No. 3/1946. > > Hal ini menjadikan etnis Tionghoa mendapat dwi-kewarganegaraan tanpa > disadari oleh mereka-mereka yang sudah bergenerasi tinggal menetap > di Indonesia. Etnis tionghoa tidak pernah meminta > dwikewarganegaraan. Banyak juga yang tidak sadar bahwa dirinya ber- > dwikewarganegaraan. > > Penyelesaian tentang dwi kewarganegaraan yang dimiliki oleh etnis > Tionghoa di Indonesia dilakukan di tahun 1955 oleh PM Chou En Lai > dan PM Ali Sastroamidjojo dan menlu Sunario. Dalam proses perjanjian > tersebut, pemerintah RRT menyerahkan sepenuhnya mekanisme > penyelesaian kepada pemerintah RI. Hal ini merupakan pertanda good > will dari RRT untuk menyelesaikan masalah dwi-kewarganegaraan. > > Siauw Giok Tjhan memberi masukan kepada PM Chou. Lantas perjanjian > penyelesaian dwi kewarganegaraan itu disempurnakan dengan exchange > of notes. Siauw Giok Tjhan berpendapat bahwa mereka yang pernah ikut > pemilu, pernah disumpah setia kepada RI spt militer, PNS dan mereka- > mereka yang berjasa untuk RI, orang Tionghoa yang berprofesi tani > dan nelayan otomatis WNI. Siauw juga menolak stelsel aktif yang > disepakati oleh perj