[iagi-net-l] Katarak Gratis
Friends, Berikut ku copy kan berita dari milis kawan lain, mgkin ada yg (kita ketahui) memerlukan: RS Fakultas Kedokteran UKI Cawang bekerja sama dengan CBM (Christoffel Blinde Mission), NGO dari Jerman, mengadakan pelayanan Operasi Katarak untuk orang yang kurang mampu. bagi yang memerlukan pelayanan tersebut, keterangan lebih lanjut dapat menghubungi dr. herny P., SpM dan dr. Elisabeth di no telp. (021) 8092317 ext. 313 dan 80870762 (Poli Mata RSU FK UKI). Mass msg ini juga dapat disebarkan ke contact Anda, agar orang-orang yang kurang mampu dapat terbantu. Jika bukan Anda yang memerlukan, Anda tidak keberatan membagi informasi 'kan? Trims bat - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
[iagi-net-l] aliran sesat di sulawesi tengah
Menguak Tabir Ajaran Agama Adat Hukuman Mati Bagi Anggota 'Murtad' saya kutip dari : http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=12127 NAMA lingkungan Salena, tiba-tiba mencuat dan menjadi bahan perbincangan di tingkat nasional. Di lingkungan yang berada di pinggiran kota Palu ini, memang menjadi lokasi meregangnya nyawa dua perwira polisi di lingkungan Polresta Palu, saat berusaha menjemput Mahdi,--pria yang dianggap sebagai pimpinan spritual aliran agama adat. Bagaimana ajaran yang dibawa Mahdi, dan seperti apa misi yang dibawanya? SALENA, jika dalam pemetaan kota Palu, lingkungan yang masuk dalam Kelurahan Buluri, Kecamatan Palu Barat. Salena dibagi dalam dua lingkungan (sebutan dusun bagi desa). Lingkungan I Salena, berada di atas lingkungan Lekatu, Kelurahan Tipo dan berjarak sekitar 15 km dari pusat kota Palu ke arah barat daya. Akses untuk masuk ke lingkungan I Salena, cukup bagus. Walaupun medannya menanjak, namun untuk mencapai lingkungan I Salena, bisa dengan menggunakan kendaraan apa pun, karena sudah ada proyek peningkatan jalan. Lingkungan II Salena berada di atas lingkungan Salena I. Untuk bisa mencapai lingkungan II Salena, cukup sulit. Lingkungan ini, hanya bisa dijangkau dengan jalan kaki, karena jalannya setapak dan menanjak menuju ke punggung gunung Gawalise. Di sisi kiri jalan setapak terdapat jurang dan gunung sebelah kanannya. Untuk mencapai lingkungan II Salena, memakan waktu perjalanan sekitar dua jam, tanpa istirahat. Lingkungan I Salena dihuni 200 KK, sedangkan lingkungan II Salena jumlah penduduknya, diperkirakan jumlahnya hanya setengah jumlah penduduk di lingkungan I Salena. Pola hidup warga di lingkungan II Salena, adalah kehidupan masyarakat pegunungan yang suka hidup berpencar di daerah-daerah yang bisa diolah menjadi lahan perkebunan. Struktur tanah di wilayah Salena, adalah tanah pegunungan yang sedikit tandus, sehingga jarang tanaman palawija yang hidup, kecuali singkong, serta tanaman keras lainnya. Masyarakat Lingkungan I dan II Salena, banyak yang berprofesi sebagai buruh kasar dan penarik becak di kota Palu. Tingkat pendidikan masyarakat Salena, hanya sebatas pendidikan SMP. Agama yang dianut warga lingkungan I Salena mayoritas Islam, sementara lingkungan Lekatu yang berada di bawah lingkungan I Salena, mayoritas pemeluk agama Kristen. Siapa sebenarnya Mahdi dan bagaimana sosok kontroversi ini bisa mempengaruhi warga? Mahdi yang bernama asli Arifin, adalah pria asli kelahiran lingkungan II Salena, 32 tahun silam. Bila dibandingkan warga lainnya di lingkungan II Salena, Arifin alias Mahdi, lebih beruntung karena bisa mengenyam pendidikan hingga kelas II Madrasah Tsanawiyah (MTs). Namun warga tidak ada yang mengetahui MTs mana Mahdi bersekolah. Yang pasti, Mahdi dikenal di lingkungannya sebagai sosok yang agak fasih melantunkan ayat suci Alquran. Tidak ada yang tahu secara jelas, kapan Mahdi mendapatkan 'ilham' sehingga kemudian memproklamirkan diri sebagai pembawa ajaran baru bagi warga di lingkungan II Salena dan sekitarnya. Kehidupan Mahdi yang sedikit tertutup, ditambah lagi daerah tempat tinggalnya yang terpencil dan jauh dari jangkauan informasi dan komunikasi, sehingga tidak banyak warga lingkungan Lekatu yang mengetahui secara persis latarbelakang kehidupan Mahdi. Namun, berdasarkan informasi yang diperoleh, diketahui kalau Mahdi sebelumnya berprofesi sebagai dukun. Ajaran yang dibawa Mahdi sendiri, kabarnya telah berkembang sejak dua tahun silam. Hanya saja, belakangan merebak isu ajaran Mahdi tidak mengakui adanya Tuhan. Isu ini kemudian membuat resah masyarakat di sekitar lingkungan Salena. Saat itu, juga belum mendapat respon dari pemerintah. Seperti apa misi yang dibawa Mahdi? Dari penuturan beberapa warga yang sempat menjalani proses pengukuhan, inti dari ajaran yang dibawa Mahdi adalah kembali pada ajaran adat. Sehingga bagi mereka yang sudah menyatakan diri sebagai pengikut Mahdi, dilarang untuk melakukan ritual ibadah yang mereka anut sebelumnya. Bagi yang Islam, dilarang untuk salat, puasa, dan rangkaian ibadah lain. Sementara bagi yang beragama Kristen, dilarang untuk masuk gereja, dan melakukan amalan lainnya. Ironisnya, yang melanggar ajaran itu setelah dikukuhkan oleh sang pemimpin spiritual, dianggap 'murtad'. Parahnya lagi, bagi yang 'murtad' hukumannya berat; dibunuh. Selain itu, mereka yang telah dikukuhkan, akan disematkan dengan kain putih yang diikatkan di kepala dan kain kuning di bagian perut. Kedua simbol warna ini, menjadi pertanda bahwa putih adalah kesucian, sedangkan kuning adalah simbol dari badaniah dan fisik manusia. Bagi mereka yang sudah memakai tanda ini, dilarang untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan keluarganya yang masih belum menjadi anggota agama adat. Bagi mereka yang kedapatan tetap berhubungan dengan keluarganya, lagi-lagi bayarannya adalah nyawa. Tidak itu saja. Penganut agama adat ini juga disuruh untuk 'berdakwah' kepada anggota keluarganya yang lain untuk bergabung dengan agama adat. Bagi
[iagi-net-l] Please STOP -- aliran sesat di sulawesi tengah
Duh, semestinya kalau yg begini jangan masuk milist IAGI-net lah .. Milsit ini bebas tetapi sebenarnya moderated by subscriber. Artinya anggota sendiri yg memoderasi dirinya, memilah dan memilih mana yg cocok buat IAGI. Salam RDP On 10/27/05, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Menguak Tabir Ajaran Agama Adat Hukuman Mati Bagi Anggota 'Murtad' saya kutip dari : http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=12127 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
[iagi-net-l] Buku untuk Universitas
Pak Eddy, Terimakasih sudah membuka wawasan saya. Maaf kalau menyinggung perasaan Anda. Mungkin saya salah tangkap tetapi dari email Pak Bandono yang saya baca, kesannya apa tidak ada budget untuk buku dari kampus? Lepas dari UAC, bukankan perguruan tinggi musti punya budget paling tidak 2 text booklah per tahun, untuk koleksi di perpustakaan? Maaf ya, mungkin pertanyaan ini polos, soalnya saya ndak tahu. Kalau memang tidak ada budget buku baru untuk jurusan per tahun, wah, kasihan sekali ya. Artinya dunia pendidikan di Indonesia memang tidak termasuk dalam prioritas utama. Ya mirislah, Pak, namanya juga orang punya perasaan. Sedih campur kaget (campur lapar) aja gitu. Kalau UAC-IPA sudah pasti mengirimkan buku2 sumbangan dan lain2 untuk universitas2 karena sadar dengan keterbatasan perguruan2 tinggi. Tetapi dari email2 yang saya baca sebagaian follow upnya email Pak Bandono, sepertinya PT kok sulit sekali keluar uang untuk sebuah buku. Kalau dosen punya library sendiri itu sudah biasa, Pak, dan dipinjamkan ke mahasiswa sampai dedel duel dicopy. Dosen saya di Amerika juga begitu kok dulu. Dan percayalah, halal kok, kalau atas nama pencerdasan. Seperti kata Mas Noor, kalau butuh buku, sila kontak UAC-IPA. Dan juga saya ingat dulu Mas Bambang Istadi dan Pak Fadjar sempat juga bagi2 buku2 waktu mereka di Houston untuk universitas2 di sini. Mungkin ada buku2 yang penting dan esensial untuk dimiliki jurusan2, bisa diusahakan dari jalur ini. salam damai, Parvita H. Siregar Geologist-ENI Indonesia Atrium Mulia 3A floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B10-11 Jakarta 12910 Indonesia Tel: (62-21) 3000-3200, 5296-2200 Fax: (62-21) 3000-3230 mailto:[EMAIL PROTECTED] Eddy Subroto [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id b.ac.id cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: Coalbed methan : Buku IMCD 10/27/2005 09:02 AM Please respond to iagi-net Mbak Vita, Saya tidak tahu, dari berita yang mana Anda sampai miris. Sepengetahuan saya, email masalah minta buku ini bermula (memang) dari kolega saya yang di ITB. Dia usul agar ada sumbangan buku IMCD ke PT (perguruan tinggi, bukan ITB saja maksudnya). Gayung ini disambut beberapa netters baik yang bukan dari ITB maupun yang alumni ITB. Saya rasa ini sesuatu yang wajar, karena IPA selalu menyumbangkan prosidingsnya ke PT di Indonesia yang tergabung dalam IPA-UAC. Jadi mbok ya jangan lalu mengatakan bahwa untuk beli buku satu saja kita minta-minta! Untuk bahan pengetahuan Anda, bahwa sebagian besar dosen (saya rasa tidak di ITB saja) pasti menyubsidi pemerintah! Kami harus membeli buku atau melanggani jurnal sendiri agar tidak terlalu ketinggalan zaman. Hanya saja tentunya tidak dapat terlalu banyak. Saya punya koleksi jurnal Organic Geochemistry, yang saya langgani sejak tahun 1995, demikian pula beberapa buku teks geokimia sampai dengan tahun 2005 juga ada. Sudah pasti buku ini sangat terbuka bagi mahasiswa jika mau meminjam bahkan sering mereka memfotokopinya. Karena saya pernah mengurusi HaKI (Hak Kekayaan Intelektual), maka saya tidak berani mengatakan hal itu halal tetapi karena saya yakin bahwa tujuan memfotokopi adalah untuk pencerdasan anak bangsa dan bukan buat tujuan komersial, maka saya jalankan saja. Ini adalah subsidi kami terhadap pemerintah, karena seharusnya buku dan jurnal itu disediakan oleh pemerintah seperti di negara maju. Mas Herman Darman, ketika masih menjadi mahasiswa, pernah pinjam buku koleksi saya dan mengusulkan/minta izin saya untuk membuatkan master beberapa buku (atas biaya dia) agar buku aslinya tidak cepat rusak, seperti diceritakan Pak Ukat. Semoga hal ini membuka wawasan Anda agar tidak terlalu miris. Wasalam, EAS Bacanya kok miris ya. Kesannya jurusan geologi ITB ndak punya budget untuk buku. Buat beli buku satu aja musti minta2. Mudah2an aja murid2nya kreatif ngutak ngatik website di warnet, atau kaya2, jadi bisa beli buku sendiri. Terus terang miris campur kesel, almamaterku kok ya kasihan banget. Maaf ya bapak2 dan ibu2 dosen, kalau
Re: [iagi-net-l] Please STOP -- aliran sesat di sulawesi tengah
OK setuju RDP! Yang seperti ini malah nambahin ruwet, paling tidak kalau forward yang ada segi pencerahan atau apa gitu sebagai selingan mikir geologi Salam, Yatno Duh, semestinya kalau yg begini jangan masuk milist IAGI-net lah .. Milsit ini bebas tetapi sebenarnya moderated by subscriber. Artinya anggota sendiri yg memoderasi dirinya, memilah dan memilih mana yg cocok buat IAGI. Salam RDP On 10/27/05, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Menguak Tabir Ajaran Agama Adat Hukuman Mati Bagi Anggota 'Murtad' saya kutip dari : http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=12127 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Please STOP -- aliran sesat di sulawesi tengah
ass wr wb mas RDP dan pak yatno kalo saya sih mungkin bisa jadi bacaan selingan saja (walaupun tidak ada hubungannya dengan geologi)...tentang apa yang terjadi di indonesia atau mungkin juga bisa jadi pembelajaran...bukan tidak mungkin suatu saat seorang geologist mapping atau lagi jalan2 ke daerah2 yang seperti itu ...walau pun ajal kita Allah SWT yang menentukan toh kita juga harus berhati-hati membawa diri supaya gak mati seperti polisi2 di sulawesi tengah itu wassalam Johnson Achmad Paju - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, October 27, 2005 3:14 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Please STOP -- aliran sesat di sulawesi tengah OK setuju RDP! Yang seperti ini malah nambahin ruwet, paling tidak kalau forward yang ada segi pencerahan atau apa gitu sebagai selingan mikir geologi Salam, Yatno Duh, semestinya kalau yg begini jangan masuk milist IAGI-net lah .. Milsit ini bebas tetapi sebenarnya moderated by subscriber. Artinya anggota sendiri yg memoderasi dirinya, memilah dan memilih mana yg cocok buat IAGI. Salam RDP On 10/27/05, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Menguak Tabir Ajaran Agama Adat Hukuman Mati Bagi Anggota 'Murtad' saya kutip dari : http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=12127 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Please STOP -- aliran sesat di sulawesi tengah
Its OK John, no worries lah. Asal jangan kebanyakan aja. Emang kadang kala kalao banyak banyak diskusi teknis bikin mumeth ya ? Apalagi kalau pas laper-laper puasa heheheh OK Met lebaran buat yg merayakan met liburan buat semuanya RDP On 10/27/05, johnson [EMAIL PROTECTED] wrote: ass wr wb mas RDP dan pak yatno kalo saya sih mungkin bisa jadi bacaan selingan saja (walaupun tidak ada hubungannya dengan geologi)...tentang apa yang terjadi di indonesia atau mungkin juga bisa jadi pembelajaran...bukan tidak mungkin suatu saat seorang geologist mapping atau lagi jalan2 ke daerah2 yang seperti itu ...walau pun ajal kita Allah SWT yang menentukan toh kita juga harus berhati-hati membawa diri supaya gak mati seperti polisi2 di sulawesi tengah itu wassalam Johnson Achmad Paju - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] aliran sesat di sulawesi tengah
lho kok? apa IAGI : Ikatan Alirankok jadi ngomongin soal aliran... hik..hik..hik.. - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, October 27, 2005 9:25 AM Subject: [iagi-net-l] aliran sesat di sulawesi tengah Menguak Tabir Ajaran Agama Adat Hukuman Mati Bagi Anggota 'Murtad' saya kutip dari : http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=12127 NAMA lingkungan Salena, tiba-tiba mencuat dan menjadi bahan perbincangan di tingkat nasional. Di lingkungan yang berada di pinggiran kota Palu ini, memang menjadi lokasi meregangnya nyawa dua perwira polisi di lingkungan Polresta Palu, saat berusaha menjemput Mahdi,--pria yang dianggap sebagai pimpinan spritual aliran agama adat. Bagaimana ajaran yang dibawa Mahdi, dan seperti apa misi yang dibawanya? SALENA, jika dalam pemetaan kota Palu, lingkungan yang masuk dalam Kelurahan Buluri, Kecamatan Palu Barat. Salena dibagi dalam dua lingkungan (sebutan dusun bagi desa). Lingkungan I Salena, berada di atas lingkungan Lekatu, Kelurahan Tipo dan berjarak sekitar 15 km dari pusat kota Palu ke arah barat daya. Akses untuk masuk ke lingkungan I Salena, cukup bagus. Walaupun medannya menanjak, namun untuk mencapai lingkungan I Salena, bisa dengan menggunakan kendaraan apa pun, karena sudah ada proyek peningkatan jalan. Lingkungan II Salena berada di atas lingkungan Salena I. Untuk bisa mencapai lingkungan II Salena, cukup sulit. Lingkungan ini, hanya bisa dijangkau dengan jalan kaki, karena jalannya setapak dan menanjak menuju ke punggung gunung Gawalise. Di sisi kiri jalan setapak terdapat jurang dan gunung sebelah kanannya. Untuk mencapai lingkungan II Salena, memakan waktu perjalanan sekitar dua jam, tanpa istirahat. Lingkungan I Salena dihuni 200 KK, sedangkan lingkungan II Salena jumlah penduduknya, diperkirakan jumlahnya hanya setengah jumlah penduduk di lingkungan I Salena. Pola hidup warga di lingkungan II Salena, adalah kehidupan masyarakat pegunungan yang suka hidup berpencar di daerah-daerah yang bisa diolah menjadi lahan perkebunan. Struktur tanah di wilayah Salena, adalah tanah pegunungan yang sedikit tandus, sehingga jarang tanaman palawija yang hidup, kecuali singkong, serta tanaman keras lainnya. Masyarakat Lingkungan I dan II Salena, banyak yang berprofesi sebagai buruh kasar dan penarik becak di kota Palu. Tingkat pendidikan masyarakat Salena, hanya sebatas pendidikan SMP. Agama yang dianut warga lingkungan I Salena mayoritas Islam, sementara lingkungan Lekatu yang berada di bawah lingkungan I Salena, mayoritas pemeluk agama Kristen. Siapa sebenarnya Mahdi dan bagaimana sosok kontroversi ini bisa mempengaruhi warga? Mahdi yang bernama asli Arifin, adalah pria asli kelahiran lingkungan II Salena, 32 tahun silam. Bila dibandingkan warga lainnya di lingkungan II Salena, Arifin alias Mahdi, lebih beruntung karena bisa mengenyam pendidikan hingga kelas II Madrasah Tsanawiyah (MTs). Namun warga tidak ada yang mengetahui MTs mana Mahdi bersekolah. Yang pasti, Mahdi dikenal di lingkungannya sebagai sosok yang agak fasih melantunkan ayat suci Alquran. Tidak ada yang tahu secara jelas, kapan Mahdi mendapatkan 'ilham' sehingga kemudian memproklamirkan diri sebagai pembawa ajaran baru bagi warga di lingkungan II Salena dan sekitarnya. Kehidupan Mahdi yang sedikit tertutup, ditambah lagi daerah tempat tinggalnya yang terpencil dan jauh dari jangkauan informasi dan komunikasi, sehingga tidak banyak warga lingkungan Lekatu yang mengetahui secara persis latarbelakang kehidupan Mahdi. Namun, berdasarkan informasi yang diperoleh, diketahui kalau Mahdi sebelumnya berprofesi sebagai dukun. Ajaran yang dibawa Mahdi sendiri, kabarnya telah berkembang sejak dua tahun silam. Hanya saja, belakangan merebak isu ajaran Mahdi tidak mengakui adanya Tuhan. Isu ini kemudian membuat resah masyarakat di sekitar lingkungan Salena. Saat itu, juga belum mendapat respon dari pemerintah. Seperti apa misi yang dibawa Mahdi? Dari penuturan beberapa warga yang sempat menjalani proses pengukuhan, inti dari ajaran yang dibawa Mahdi adalah kembali pada ajaran adat. Sehingga bagi mereka yang sudah menyatakan diri sebagai pengikut Mahdi, dilarang untuk melakukan ritual ibadah yang mereka anut sebelumnya. Bagi yang Islam, dilarang untuk salat, puasa, dan rangkaian ibadah lain. Sementara bagi yang beragama Kristen, dilarang untuk masuk gereja, dan melakukan amalan lainnya. Ironisnya, yang melanggar ajaran itu setelah dikukuhkan oleh sang pemimpin spiritual, dianggap 'murtad'. Parahnya lagi, bagi yang 'murtad' hukumannya berat; dibunuh. Selain itu, mereka yang telah dikukuhkan, akan disematkan dengan kain putih yang diikatkan di kepala dan kain kuning di bagian perut. Kedua simbol warna ini, menjadi pertanda bahwa putih adalah kesucian, sedangkan kuning adalah simbol dari badaniah dan fisik manusia. Bagi mereka yang sudah memakai tanda ini, dilarang untuk
Re: [iagi-net-l] Buku untuk Universitas
Mbak Vita, Syukur Anda sudah mulai mengerti. Ada data yang perlu saya tambahkan yang tidak sempat saya tulis kemarin. Untuk acara di Bogor yang berkaitan dengan peluncuran buku IMDC itu, Departemen Teknik Geologi ITB telah membiayai (via kantong Departemen sendiri) 4 orang dosen, yaitu Pak Bambang Priadi, Pak Bandono, Pak Andri, dan Ibu Rina. Mereka juga dibiayai untuk membeli satu kopi buku IMDC. Jadi, sebenarnya buku tersebut sudah ada di Perpustakaan Dept. Teknik Geologi ITB (bukan Perpustakaan Pusat lho, jadi lebih dekat ke mahasiswa GL). Mengenai dana pembelian buku, ITB menganggarkan sampai ratusan juta rupiah per tahun tetapi melalui Perpustakaan Pusat (PP). Hanya saja PP harus memasok buku untuk seluruh prodi yang jumlahnya sekitar 30an di ITB. Jadi kalau hanya sekitar 2 atau 3 buku per tahun pasti ada, tetapi dikoleksi di PP. Nah ini yang kadang menjadi rebutan mahasiswa. Kalau jadi rebutan kami senang, tetapi kalau alasannya mahasiswa malas ke perpustakaan, itu yang agak menyesakkan dada pengajar. Terima kasih atas pengertian Anda dan jangan jera membantu kami yang di PT ya. Wasalam, Eddy Pak Eddy, Terimakasih sudah membuka wawasan saya. Maaf kalau menyinggung perasaan Anda. Mungkin saya salah tangkap tetapi dari email Pak Bandono yang saya baca, kesannya apa tidak ada budget untuk buku dari kampus? Lepas dari UAC, bukankan perguruan tinggi musti punya budget paling tidak 2 text booklah per tahun, untuk koleksi di perpustakaan? Maaf ya, mungkin pertanyaan ini polos, soalnya saya ndak tahu. Kalau memang tidak ada budget buku baru untuk jurusan per tahun, wah, kasihan sekali ya. Artinya dunia pendidikan di Indonesia memang tidak termasuk dalam prioritas utama. Ya mirislah, Pak, namanya juga orang punya perasaan. Sedih campur kaget (campur lapar) aja gitu. Kalau UAC-IPA sudah pasti mengirimkan buku2 sumbangan dan lain2 untuk universitas2 karena sadar dengan keterbatasan perguruan2 tinggi. Tetapi dari email2 yang saya baca sebagaian follow upnya email Pak Bandono, sepertinya PT kok sulit sekali keluar uang untuk sebuah buku. Kalau dosen punya library sendiri itu sudah biasa, Pak, dan dipinjamkan ke mahasiswa sampai dedel duel dicopy. Dosen saya di Amerika juga begitu kok dulu. Dan percayalah, halal kok, kalau atas nama pencerdasan. Seperti kata Mas Noor, kalau butuh buku, sila kontak UAC-IPA. Dan juga saya ingat dulu Mas Bambang Istadi dan Pak Fadjar sempat juga bagi2 buku2 waktu mereka di Houston untuk universitas2 di sini. Mungkin ada buku2 yang penting dan esensial untuk dimiliki jurusan2, bisa diusahakan dari jalur ini. salam damai, Parvita H. Siregar Geologist-ENI Indonesia Atrium Mulia 3A floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B10-11 Jakarta 12910 Indonesia Tel: (62-21) 3000-3200, 5296-2200 Fax: (62-21) 3000-3230 mailto:[EMAIL PROTECTED] Eddy Subroto [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id b.ac.id cc: Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: Coalbed methan : Buku IMCD 10/27/2005 09:02 AM Please respond to iagi-net Mbak Vita, Saya tidak tahu, dari berita yang mana Anda sampai miris. Sepengetahuan saya, email masalah minta buku ini bermula (memang) dari kolega saya yang di ITB. Dia usul agar ada sumbangan buku IMCD ke PT (perguruan tinggi, bukan ITB saja maksudnya). Gayung ini disambut beberapa netters baik yang bukan dari ITB maupun yang alumni ITB. Saya rasa ini sesuatu yang wajar, karena IPA selalu menyumbangkan prosidingsnya ke PT di Indonesia yang tergabung dalam IPA-UAC. Jadi mbok ya jangan lalu mengatakan bahwa untuk beli buku satu saja kita minta-minta! Untuk bahan pengetahuan Anda, bahwa sebagian besar dosen (saya rasa tidak di ITB saja) pasti menyubsidi pemerintah! Kami harus membeli buku atau melanggani jurnal sendiri agar tidak terlalu ketinggalan zaman. Hanya saja tentunya tidak dapat terlalu banyak. Saya punya koleksi jurnal Organic Geochemistry, yang saya langgani sejak tahun 1995, demikian pula beberapa buku teks geokimia sampai dengan tahun 2005 juga ada. Sudah pasti buku ini sangat terbuka bagi mahasiswa jika mau meminjam bahkan sering mereka memfotokopinya. Karena saya pernah mengurusi HaKI (Hak Kekayaan Intelektual), maka saya tidak berani mengatakan hal itu halal tetapi karena saya yakin bahwa tujuan memfotokopi adalah untuk pencerdasan anak bangsa dan bukan buat tujuan komersial, maka saya jalankan saja. Ini adalah subsidi kami terhadap pemerintah, karena seharusnya buku dan jurnal itu disediakan oleh pemerintah seperti di negara maju. Mas Herman Darman, ketika masih menjadi mahasiswa, pernah pinjam buku koleksi saya dan mengusulkan/minta izin saya untuk membuatkan master beberapa buku (atas biaya dia) agar buku aslinya tidak cepat rusak, seperti
[iagi-net-l] fee untuk pensiunan
Rekan rekan Dibawah ini adalah JCS Fee Surabaya: Non Member ... 900.000,- Member 750.000I Gov't employee 250.000,- Student... 100.000,- Pertanyaannya : Berapa fee untuk member yang pensiunan? Apakah sama dengan Gov't employee ataukah student ? Si Abah - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] fee untuk pensiunan
Sori, there is no place for pensiunan, pak. Maka segeralah ambil kuliah lagi biar qualified sebagai student. He he, sekedar joke. Sunu. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, October 28, 2005 10:40 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] fee untuk pensiunan Rekan rekan Dibawah ini adalah JCS Fee Surabaya: Non Member ... 900.000,- Member 750.000I Gov't employee 250.000,- Student... 100.000,- Pertanyaannya : Berapa fee untuk member yang pensiunan? Apakah sama dengan Gov't employee ataukah student ? Si Abah - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Cadangan Minyak
Sedikit koreksi: dalam wawancara dengan wartawan Jakarta Post dan Surabaya Dot Com disela-sela memberikan kuliah sehari tentang Sedimentologi dan GeologiMinyak Bumi Indonesia di Jurusan Geofisika Unibraw -Malang- kemarin (27/10/05) saya mengungkapkan bahwa: 1. Paradigma berpikir semua pihak yang terlibat di urusan migas (pemerintah, dpr, perg tinggi, assosiasi profesi, swasta, industri, lembaga penelitian) mustinya diubah dari pesimisme apatis menganggap minyak kita sudah habis menjadi optimisme kreatif mengeksplorasi pemikiran, konsep, dan cara-cara baru untuk mendapatkan tambahan cadangan migas Indonesia. Bukannya migas Indonesia potensinya terbatas, tetapi sebenarnya justru pemikiran kitalah yang terbatas. Untuk itu kita semua perlu membuka diri terhadap ide-ide baru, opini-opini baru, fakta-fakta baru yang selama ini tersembunyi dibalik tumpukan pemikiran, kertas-kertas publikasi, hasil-hasil diskusi para ahli eksplorasi Indonesia. Diantaranya adalah fakta bahwa hanya 25% dari 60 jumlah cekungan di Indonesia yang berproduksi, sisanya ada yang sudah dieksplorasi tapi belum juga diproduksikan, sudah diekplorasi tapi tidak optimum, atau sama sekali belum dijamah. Jangan dulu bicara soal migas kita terbatas kalau belum menjelajah keseluruhan cekungan di Indonesia dan memperlakukan mereka secara adil sama dengan cekungan2 lain yang sudah berproduksi. 2. Untuk membuka jalan eksplorasi ke cekungan-cekungan selain yang sudah berproduksi kita harus lebih memprioritaskan survei-survei spekulatif (spec surveys, bukan spot mapping seperti dituliskan oleh wartawan) terutama dengan mengakuisisi data geofisik (seismik, gravity, magnetic) daerah-daerah tersebut; tentunya bukan dengan hanya mengandalkan bujet anggaran dari pemerintah, tetapi lebih menggalakkan peran swasta (asing maupun nasional) untuk melakukan survei-survei spec tersebut. Tentunya yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah memberikan kemudahan-kemudahan melalui regulasi untuk spec survei tersebut, baik dengan membuat bentuk kontrak-kontrak baru yang tidak harus ada komitmen pemborannya (cukup akuisisi data dan interpretasi saja); maupun dengan menerapkan kebijakan data terbuka (open data source) sesuai dengan yang diamanatkan oleh UU22/2001 maupun PP35/2004, tanpa harus terbebani oleh kepentingan sempit perusahaan kontraktor eksisting yang kadang-kadang bisa menahan data dg umur 8tahun atas alasan bisnis/komersial perusahaan ybs. 3. Dalam rangka penambahan cadangan migas skala fast-medium track kita bisa konsentrasi di 16 cekungan yang sudah berproduksi dengan menerapkan prinsip/konsep 3 siklus/fasa eksplorasi migas yang belum paripurna di cekungan-cekungan tersebut. Yang bisa dilakukan pemerintah adalah membuat regulasi khusus (sub-kontrak, split, insentif, dll) untuk mereka yang mau melakukan eksplorasi di zona-zona yang masuk dalam kategori siklus yang berbeda dari yang sudah ada dan berproduksi di lapangan/cekungan tersebut. Perhitungan jumlah cadangan terbuktipotensial yang keluar angka resminya dari pemerintah 8-9 Milyar Barrel itu samasekali tidak memperhitungkan upside potensial dari target-target eksplorasi dari siklus yang berbeda di berbagai lapangan/cekungan yang ada. Mustinya kalau upside potential itu ikut diperhitungkan dan didorong untuk dikejar, maka angka cadangan kita dengan cepat akan berubah naik signifikan (bisa 2 kali lipat dalam waktu 5 tahun kedepan: refer to Cepu Block dan JBB Block Pertamina). Secara terpisah, ketika wartawan menanyakan usulan apa yang selama ini diajukan oleh IAGI dan nampaknya diresponse positif oleh pemerintah menyangkut bidang kegeologian sumberdaya ekstraktif, saya menjawab: 4. Bahwa statement IAGI tentang bahwa pemetaan geologi (dan geofisik) Indonesia belum selesai ternyata diacknowledge juga oleh pemerintah; karena saya mendengar bahwa mulai tahun depan lewat Badan Geologi ESDM (nantinya Badan Geologi Nasional) akan dilaksanakan program-pprogram pemetaan lebih rinci dari skala100.000 di Jawa dan lebih rinci dari skala 250.000 di luar Jawa. Rupanya sang wartawan menggabungkan nomer 4 dengan nomer 1-2 sedemikian rupa sehingga di running text_nya Metro TV yang keluar seperti itu. Salam adb - Original Message - From: ismail [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, October 28, 2005 10:00 AM Subject: [iagi-net-l] Cadangan Minyak Sambil dengerin pengjiannya Pak Khurais Shihab di Metro TV tadi pagi, ada berita di bawahnya( tulisan berjalan) : Statment Pak Ketum IAGI ttg Cadangan minyak yang tinggal 18 th , oleh karenanya disarankan untuk mengadakan pemetaan Geologi dan Geofisika lagi. Kalau cadangan tinggal 18 th , maka paling lama thn 2023 minyak habis, dg asumsi produksi tetap. tdk ada tambahan cadangan kira kira cad tinggal 6-7 milyar Brl. Padahal dari data terjadi penurunan produksi sejak '77 sekitar 2,5 %/thn. disiisi lain penambahan konsumsi mencapai 5,5 % / thn.Kayaknya dg asumsi tsb kedepan semakin berat . Dalam Media Indonesia Kemarin, diberitakan
Re: [iagi-net-l] fee untuk pensiunan
Abah mah pensiunan dari satu perusahaan namun tetap jadi boss conglomerate jadi yaaa jangan gitu ahhh. Ngomong-omong untuk yang pensiunan benar-benar perlu diberikan diskon juga ya kalau mau ikutan JCS dan juga iuran tahunan. SEG memang ada yang gituan, AAPG saya nggak tahu. Selamat Idul Fitri mendatang mohon maaf segala kesalahan. Basuki Puspoputro --- [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan rekan Dibawah ini adalah JCS Fee Surabaya: Non Member ... 900.000,- Member 750.000I Gov't employee 250.000,- Student... 100.000,- Pertanyaannya : Berapa fee untuk member yang pensiunan? Apakah sama dengan Gov't employee ataukah student ? Si Abah - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Cadangan Minyak
Waktu th 1967 masih mhs dulu juga sudah dikatakan minyak kita akan habis 20 th lagi. Yatno Sambil dengerin pengjiannya Pak Khurais Shihab di Metro TV tadi pagi, ada berita di bawahnya( tulisan berjalan) : Statment Pak Ketum IAGI ttg Cadangan minyak yang tinggal 18 th , oleh karenanya disarankan untuk mengadakan pemetaan Geologi dan Geofisika lagi. Kalau cadangan tinggal 18 th , maka paling lama thn 2023 minyak habis, dg asumsi produksi tetap. tdk ada tambahan cadangan kira kira cad tinggal 6-7 milyar Brl. Padahal dari data terjadi penurunan produksi sejak '77 sekitar 2,5 %/thn. disiisi lain penambahan konsumsi mencapai 5,5 % / thn.Kayaknya dg asumsi tsb kedepan semakin berat . Dalam Media Indonesia Kemarin, diberitakan adanya cadangan Gas Hidrat yang cukup besar dan belum tersentuh 850 TCF , itupun baru dua tempat. Sebetulnya Gimana sih Gas Hidrat ini ? apakah sama dg gas alam biasa . bagaimana propek eksploitasinya , Dan Media tsb juga dikatakan kalau harga minyak 50$ gas ini akan ekonomis, sebetulnya berapa sih cost produksinya ? Konsumsi BBM terutama untuk transportasi, data Gaikindo menunjukan setiap tahun mobil baru yang terjual sudah mencapai 500.000 an . belum sepeda motor mencapai 1 jutaan.Kalau mobil rata rata mengkonsumsi BBM 10 l/hari dan motor 1 l/hari , maka dalam satu hari ada penambahan 6 juta ltr , atau kira kira 40 an ribu barel / hr, dan ini akan meningkat terus.Padahal untuk menambah produksi sebesar itu dibutuhkan waktu dan investasi yg tdk sedikit. Ini baru dari trasportasi, belum untuk Industri dan Listrik. Kalau dua sektor ini dapat diganti dg energi lain ( Batubara, Gas , Geothermal ) maka secara significant akan mengurangi konsumsi BBM tadi, apalagi kalau potensi Gas Hidrat tadi dapat direalisasikan. Cuma kembali lagi , biasanya yg ramai itu ditingkat wacana, padahal untuk mengatasi permasalahan permasalahan tsb yg dibutuhkan action. Kalau bicara action , sama dg bicara investasi , kalau bicara investasi sekarang ini bukan masalah keekonomiannya maupun teknis , kyaknya sekarang ini, yg lebih penting adalah iklim invesatsi / pengakaan hukum/kepastian hukum/ kepastian aturan perundang undangan. Jadi Krisis energi itu sebetulnya adalah krisis Hukum.kalau di kita ini, oleh karena itu kalau hukumnya baik/meningkat maka secara otomatis produksi minyak kita juga akan naik. Dalam Editorial Republika Kemarin ( Tulisan Pak Syafii Ma,marif , ditulis kalau Syetan Syetan sudah mengajukan pensiun dini kepada Tuhan, alasanya kawatir justru dia ( syetan) yang akan tergoda oleh manusia Indonesia.., karena penegak hukumnya saja sudah melenceng.. ) Ism - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Cadangan Minyak
Ndang Baiknya Anda menggunakan hak jawab Anda di Media Indonesia. Si Abah __ Sedikit koreksi: dalam wawancara dengan wartawan Jakarta Post dan Surabaya Dot Com disela-sela memberikan kuliah sehari tentang Sedimentologi dan GeologiMinyak Bumi Indonesia di Jurusan Geofisika Unibraw -Malang- kemarin (27/10/05) saya mengungkapkan bahwa: 1. Paradigma berpikir semua pihak yang terlibat di urusan migas (pemerintah, dpr, perg tinggi, assosiasi profesi, swasta, industri, lembaga penelitian) mustinya diubah dari pesimisme apatis menganggap minyak kita sudah habis menjadi optimisme kreatif mengeksplorasi pemikiran, konsep, dan cara-cara baru untuk mendapatkan tambahan cadangan migas Indonesia. Bukannya migas Indonesia potensinya terbatas, tetapi sebenarnya justru pemikiran kitalah yang terbatas. Untuk itu kita semua perlu membuka diri terhadap ide-ide baru, opini-opini baru, fakta-fakta baru yang selama ini tersembunyi dibalik tumpukan pemikiran, kertas-kertas publikasi, hasil-hasil diskusi para ahli eksplorasi Indonesia. Diantaranya adalah fakta bahwa hanya 25% dari 60 jumlah cekungan di Indonesia yang berproduksi, sisanya ada yang sudah dieksplorasi tapi belum juga diproduksikan, sudah diekplorasi tapi tidak optimum, atau sama sekali belum dijamah. Jangan dulu bicara soal migas kita terbatas kalau belum menjelajah keseluruhan cekungan di Indonesia dan memperlakukan mereka secara adil sama dengan cekungan2 lain yang sudah berproduksi. 2. Untuk membuka jalan eksplorasi ke cekungan-cekungan selain yang sudah berproduksi kita harus lebih memprioritaskan survei-survei spekulatif (spec surveys, bukan spot mapping seperti dituliskan oleh wartawan) terutama dengan mengakuisisi data geofisik (seismik, gravity, magnetic) daerah-daerah tersebut; tentunya bukan dengan hanya mengandalkan bujet anggaran dari pemerintah, tetapi lebih menggalakkan peran swasta (asing maupun nasional) untuk melakukan survei-survei spec tersebut. Tentunya yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah memberikan kemudahan-kemudahan melalui regulasi untuk spec survei tersebut, baik dengan membuat bentuk kontrak-kontrak baru yang tidak harus ada komitmen pemborannya (cukup akuisisi data dan interpretasi saja); maupun dengan menerapkan kebijakan data terbuka (open data source) sesuai dengan yang diamanatkan oleh UU22/2001 maupun PP35/2004, tanpa harus terbebani oleh kepentingan sempit perusahaan kontraktor eksisting yang kadang-kadang bisa menahan data dg umur 8tahun atas alasan bisnis/komersial perusahaan ybs. 3. Dalam rangka penambahan cadangan migas skala fast-medium track kita bisa konsentrasi di 16 cekungan yang sudah berproduksi dengan menerapkan prinsip/konsep 3 siklus/fasa eksplorasi migas yang belum paripurna di cekungan-cekungan tersebut. Yang bisa dilakukan pemerintah adalah membuat regulasi khusus (sub-kontrak, split, insentif, dll) untuk mereka yang mau melakukan eksplorasi di zona-zona yang masuk dalam kategori siklus yang berbeda dari yang sudah ada dan berproduksi di lapangan/cekungan tersebut. Perhitungan jumlah cadangan terbuktipotensial yang keluar angka resminya dari pemerintah 8-9 Milyar Barrel itu samasekali tidak memperhitungkan upside potensial dari target-target eksplorasi dari siklus yang berbeda di berbagai lapangan/cekungan yang ada. Mustinya kalau upside potential itu ikut diperhitungkan dan didorong untuk dikejar, maka angka cadangan kita dengan cepat akan berubah naik signifikan (bisa 2 kali lipat dalam waktu 5 tahun kedepan: refer to Cepu Block dan JBB Block Pertamina). Secara terpisah, ketika wartawan menanyakan usulan apa yang selama ini diajukan oleh IAGI dan nampaknya diresponse positif oleh pemerintah menyangkut bidang kegeologian sumberdaya ekstraktif, saya menjawab: 4. Bahwa statement IAGI tentang bahwa pemetaan geologi (dan geofisik) Indonesia belum selesai ternyata diacknowledge juga oleh pemerintah; karena saya mendengar bahwa mulai tahun depan lewat Badan Geologi ESDM (nantinya Badan Geologi Nasional) akan dilaksanakan program-pprogram pemetaan lebih rinci dari skala100.000 di Jawa dan lebih rinci dari skala 250.000 di luar Jawa. Rupanya sang wartawan menggabungkan nomer 4 dengan nomer 1-2 sedemikian rupa sehingga di running text_nya Metro TV yang keluar seperti itu. Salam adb - Original Message - From: ismail [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, October 28, 2005 10:00 AM Subject: [iagi-net-l] Cadangan Minyak Sambil dengerin pengjiannya Pak Khurais Shihab di Metro TV tadi pagi, ada berita di bawahnya( tulisan berjalan) : Statment Pak Ketum IAGI ttg Cadangan minyak yang tinggal 18 th , oleh karenanya disarankan untuk mengadakan pemetaan Geologi dan Geofisika lagi. Kalau cadangan tinggal 18 th , maka paling lama thn 2023 minyak habis, dg asumsi produksi tetap. tdk ada tambahan cadangan kira kira cad
RE: [iagi-net-l] Cadangan Minyak
Waktu th 1987 masih mhs dulu, saya dengar masih 25 tahun lagi. Saya percaya masih banyak minyak cuma mesti pinter-pinter memproduksi dan mencarinya. Sekarang saya kerja di Brunei untuk explorasi di bawah existing field. Untuk yang namanya Seria Field, yang sudah produksi selama 75 tahun, sudah menghasilkan 1 billion barrer, dan di penetrasi oleh lebih dari 830 sumur, masih saja ada bagian dalam yang belum di test. Kadang-kadang ekonomi, infra stuktur, global market, dan isu-isu non tehcnial lainnya menghalangi kita untuk mencarinya. Salam, Herman -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 28 October 2005 12:42 To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Cadangan Minyak Waktu th 1967 masih mhs dulu juga sudah dikatakan minyak kita akan habis 20 th lagi. Yatno Sambil dengerin pengjiannya Pak Khurais Shihab di Metro TV tadi pagi, ada berita di bawahnya( tulisan berjalan) : Statment Pak Ketum IAGI ttg Cadangan minyak yang tinggal 18 th , oleh karenanya disarankan untuk mengadakan pemetaan Geologi dan Geofisika lagi. Kalau cadangan tinggal 18 th , maka paling lama thn 2023 minyak habis, dg asumsi produksi tetap. tdk ada tambahan cadangan kira kira cad tinggal 6-7 milyar Brl. Padahal dari data terjadi penurunan produksi sejak '77 sekitar 2,5 %/thn. disiisi lain penambahan konsumsi mencapai 5,5 % / thn.Kayaknya dg asumsi tsb kedepan semakin berat . Dalam Media Indonesia Kemarin, diberitakan adanya cadangan Gas Hidrat yang cukup besar dan belum tersentuh 850 TCF , itupun baru dua tempat. Sebetulnya Gimana sih Gas Hidrat ini ? apakah sama dg gas alam biasa . bagaimana propek eksploitasinya , Dan Media tsb juga dikatakan kalau harga minyak 50$ gas ini akan ekonomis, sebetulnya berapa sih cost produksinya ? Konsumsi BBM terutama untuk transportasi, data Gaikindo menunjukan setiap tahun mobil baru yang terjual sudah mencapai 500.000 an . belum sepeda motor mencapai 1 jutaan.Kalau mobil rata rata mengkonsumsi BBM 10 l/hari dan motor 1 l/hari , maka dalam satu hari ada penambahan 6 juta ltr , atau kira kira 40 an ribu barel / hr, dan ini akan meningkat terus.Padahal untuk menambah produksi sebesar itu dibutuhkan waktu dan investasi yg tdk sedikit. Ini baru dari trasportasi, belum untuk Industri dan Listrik. Kalau dua sektor ini dapat diganti dg energi lain ( Batubara, Gas , Geothermal ) maka secara significant akan mengurangi konsumsi BBM tadi, apalagi kalau potensi Gas Hidrat tadi dapat direalisasikan. Cuma kembali lagi , biasanya yg ramai itu ditingkat wacana, padahal untuk mengatasi permasalahan permasalahan tsb yg dibutuhkan action. Kalau bicara action , sama dg bicara investasi , kalau bicara investasi sekarang ini bukan masalah keekonomiannya maupun teknis , kyaknya sekarang ini, yg lebih penting adalah iklim invesatsi / pengakaan hukum/kepastian hukum/ kepastian aturan perundang undangan. Jadi Krisis energi itu sebetulnya adalah krisis Hukum.kalau di kita ini, oleh karena itu kalau hukumnya baik/meningkat maka secara otomatis produksi minyak kita juga akan naik. Dalam Editorial Republika Kemarin ( Tulisan Pak Syafii Ma,marif , ditulis kalau Syetan Syetan sudah mengajukan pensiun dini kepada Tuhan, alasanya kawatir justru dia ( syetan) yang akan tergoda oleh manusia Indonesia.., karena penegak hukumnya saja sudah melenceng.. ) Ism - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M.