Re: [balita-anda] Flat Feet Re: [balita-anda] Nanya bela diri untuk anak2

2011-02-17 Terurut Topik Bunda ChasiaRais
Flat feet itu kakinya rata. Ngetesnya mudah, basahin kaki anak, terus
suruh dia jalan di atas lantai. Kalau bekasnya ceper, nggak ada
lekukan sama sekali. Itu flat feet. Kalau dari  info Mayo  Clinic
selama anak tidak mengeluh sakit, tidak ada perawatan khusus.
Hanya saja berat badan di jaga, kalau kegemukan beban di kaki bertambah berat.
Pakai alas khusus yg dimasukan ke sepatu  dan rajin Stretching
exercises berguna buat mengurangi dampak flat feet.

Bisanya keluhan flat feet itu sakit di tumit kaki, sakit/nggak kuat
jinjit. Bengkak di sekitar pergelangan kaki.

Kebetulan anakku juga flat feet,Mamaku flat feet, adik yang cowok juga
flat feet, ada faktor keturunan juga.

Salam,
Meidya
http://FromZeroToHeroMom.co.cc

2011/2/16  marisalu...@gmail.com:
 Dear ibu2
 Saya mau nanya dong, yang dimaksud dengan flat feet itu gmn ya? Kenapa bisa 
 begitu dan apa efeknya?
 Mohon pencerahannya...


 Thanks
 Mia

--
Yuk berkunjung ke Web Balita-Anda: bisa baca dongeng, download
lagu, print buku mewarnai, origami dan masih banyak lagi...
Balita-Anda Online: http://www.balita-anda.com
Peraturan Milis: peraturan_mi...@balita-anda.com
Menghubungi Admin: balita-anda-ow...@balita-anda.com
Unsubscribe dari Milis: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com
--
Balita-Anda: Panduan Orangtua yang Cerdas, Kreatif dan Inovatif dalam Merawat 
dan Mendidik Balita 



Re: [balita-anda] Perut keroncongan

2011-01-28 Terurut Topik Bunda ChasiaRais
Usia bayinya berapa Mbak?
Sejak kapan mengalami masalah tersebut.
Coba ditinjau lagi makanan Ibunya :-)
Bisa juga bayi alergi dengan suatu makanan.

Salam,
Meidya
Penulis buku Serba Serbi Menyusui
http://MeidyaDerni.com

--
Yuk berkunjung ke Web Balita-Anda: bisa baca dongeng, download
lagu, print buku mewarnai, origami dan masih banyak lagi...
Balita-Anda Online: http://www.balita-anda.com
Peraturan Milis: peraturan_mi...@balita-anda.com
Menghubungi Admin: balita-anda-ow...@balita-anda.com
Unsubscribe dari Milis: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com
--
Balita-Anda: Panduan Orangtua yang Cerdas, Kreatif dan Inovatif dalam Merawat 
dan Mendidik Balita 



[balita-anda] Re: Mainan edu utk anak 1th

2011-01-28 Terurut Topik Bunda ChasiaRais
Usia seperti Alvin memang masanya suka memasuki sesuatu ke mulut.
Karena rasa ingin tahu anak, mereka mulai menjelajahi sesuatu dengan
panca inderanya.
Dorongan rasa ingin tahu itu yg bikin anak tidak bisa diam.
Untuk mainan berikan aja yang banyak teksturnya.
Bisa balok-balok yang ada teksturnya, juga berbeda warna.
Bisa juga yg ukurannya berbeda.
Jadi bisa ditumpuk, disatukan, dijejer dll.
Alat-alat dapur juga anak senang, apalagi kalau ortunya ikut main.
Pastikan saja tidak tajam dan bersih.

Salam,
Meidya
Penulis buku Happy Parenting
http://MeidyaDerni.com

2011/1/26 M Y mieyi...@yahoo.com:
 Moms  dads,

 Mohon share nya,

 Aku mau tanya mainan edukatif apa aja ya?
 Trus anak ku Alvin kalo ada mainan atau lg kpegang apa saja pasti slalu 
 dimasukin ke mulut..
 Bagaimana caranya utk menghentikan kebiasaan Alvin yg slalu memasukkan barang 
 ke mulut? Dan Alvin termasuk anak yg sangat aktif, tidak mau diam, dan juga 
 gak betah main dengan mainannya berlama2...

 Thks,

 Mom Alvin


--
Yuk berkunjung ke Web Balita-Anda: bisa baca dongeng, download
lagu, print buku mewarnai, origami dan masih banyak lagi...
Balita-Anda Online: http://www.balita-anda.com
Peraturan Milis: peraturan_mi...@balita-anda.com
Menghubungi Admin: balita-anda-ow...@balita-anda.com
Unsubscribe dari Milis: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com
--
Balita-Anda: Panduan Orangtua yang Cerdas, Kreatif dan Inovatif dalam Merawat 
dan Mendidik Balita 



Re: [balita-anda] Tanya vaksin influenza

2011-01-16 Terurut Topik Bunda ChasiaRais
Dear All,

Benar vaksin flu cocok utk di negara 4 musim, diberikan menjelang winter.
Karena kalau musim dingin, banyak org terkena flu.
Akibat org lebih sering tinggal di dalam rumah, jadinya penyebaran
virus lebih cepat.
Tiap tahun di vaksin lagi.

Salam,
Meidya
http://MeidyaDerni.com

--
Yuk berkunjung ke Web Balita-Anda: bisa baca dongeng, download
lagu, print buku mewarnai, origami dan masih banyak lagi...
Balita-Anda Online: http://www.balita-anda.com
Peraturan Milis: peraturan_mi...@balita-anda.com
Menghubungi Admin: balita-anda-ow...@balita-anda.com
Unsubscribe dari Milis: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com
--
Balita-Anda: Panduan Orangtua yang Cerdas, Kreatif dan Inovatif dalam Merawat 
dan Mendidik Balita 



[balita-anda] Keamanan Anak

2009-11-28 Terurut Topik Bunda ChasiaRais
Sumber:
http://meidyaderni.com/?p=282

Semalam saya berbincang-bincang dengan seorang teman. Perbincangan
kami mulai dari makanan, black friday, sampai dengan masalah kekerasan
pada wanita dan anak-anak. Awalnya perbincangan kami santai, tetapi
setelah meningkat membahas kasus kekerasan, pembicaraan kami menjadi
serius.

Teman saya membagikan pengalaman saat bekerja di lembaga sosial yang
menangani masalah kekerasan yang dialami oleh wanita dan anak-anak.
Sebelumnya dia tidak tertarik dengan masalah tersebut. Tetapi setelah
hal buruk terjadi pada dirinya akhirnya dia pun bekerja beberapa tahun
di lembaga sosial tersebut.

Teman saya bercerita bahwa kekerasan seksual yang terjadi pada anak
biasanya dilakukan oleh keluarganya sendiri! Contohnya saja apa yang
terjadi pada putranya. Saat itu putranya berusia 7 tahun. Dia menjadi
mangsa ayah kandungnya sendiri. Tentu saja hal tersebut merupakan
pukulan telak bagi teman saya. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa
suaminya yang dia hormati, dia sayangi memangsa anak kandungnya.

Selama 7 bulan anaknya hidup dalam cengkraman nafsu ayah kandungnya.
Semua itu terbongkar saat si anak bercerita pada temannya tentang apa
yang dilakukan ayahnya. Saat itu ibu temannya mendengar apa yang
dikatakan oleh anak tersebut. Segera saja teman saya dipanggil untuk
dipertemukan dengan anaknya.

“Saat itu saya merasa dunia yang saya pijak runtuh. Kepala saya mau
meledak, saya mau bunuh suami saya seketika,” ucap teman saya. Selama
itu anaknya tidak berani bercerita pada ibunya karena ayahnya
mengancam akan membunuh ibunya jika dia bercerita. Karena cintanya
anak pada ibunya anak tersebut diam saja.

Akhirnya si ayah di penjara selama 8 tahun sedangkan anak dan ibunya
di terapi karena keduanya adalah korban. Untuk teman saya, dia bisa
berdamai dengan pukulan tersebut, tetapi bagi anaknya terapi masih
terus dilakukan walaupun dia sekarang sudah berusia 18 tahun.

Saya pun bertanya pada teman saya, apakah dia tidak pernah sedikit pun
menaruh kecurigaan pada suaminya dan anaknya. Teman saya menjawab
tidak. “Saya merasa tidak ada yang berbeda dengan suami saya. Selama
itu saya merasa hubungan ayah-anak baik-baik saja. Saya tinggalkan dia
di rumah dengan ayahnya saat saya belanja. Saat saya tidur siang, dia
main dengan ayahnya. Hubungan dalam pernikahan pun tidak ada masalah,
semua tidak ada yang mencurigakan. Makanya saya merasa benar-benar
terpukul.”

Korban lain anak-anak yang pernah teman teman saya tangani adalah anak
perempuan yang jadi korban kakaknya, anak perempuan yang jadi korban
kakeknya, bapaknya dan pamannya.

Lalu teman saya berkata bahwa ada kesamaan dari setiap korban, bahwa
setelah kejadian tersebut korban merasa hidupnya sudah tidak ada
gunanya. Pelaku membuat korban percaya bahwa jika dia mengadu maka hal
buruk akan terjadi pada dirinya ataupun orang yang dia cintai.

Pelaku benar-benar membuat korban berada dalam cengramannya, sehingga
apapun yang dikatakann pelaku dipercayai oleh korban. Jika pelakuka
berkata kamu itu sampah, maka dia percaya bahwa dia sampah dan pantas
diperlakukan seperti sampah.

Ada pula anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Dia kira begitulah cara
orang dewasa menunjukkan kasih sayangnya. Sampai akhirnya dia mengerti
bahwa itu tidak benar.

Untuk itu jika Anda memiliki anak, baik laki-laki ataupun perempuan,
ajaklah anak Anda sedini mungkin untuk bicara mengenai tubuhnya.
Katakan bagian mana saja yang boleh disentuh dan bagian mana yang
merupakan privacy anak. Walaupun dia keluarga dekat tetap tidak boleh
melanggar “privacy’ anak. Jika ada orang berkata jangan bilang-bilang,
itu tandanya bahaya maka dia harus segera bercerita pada orang yang
dia percayai. Semoga semua wanita dan anak-anak di dunia ini
dilindungi selalu.(MeidyaDerni.com)

--
Info Balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com
Menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com
Unsubscribe dari milis, email ke: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com



[balita-anda] [Info Buku] Happy Bunda

2009-10-02 Terurut Topik Bunda ChasiaRais
Setelah membaca buku Happy Bunda mereka berkata:

Mb mey, q srasa hidup lagi stlah mmbaca happy bunda. Problem2 ku ada
smua disitu. Kutemukan kmbali duniaku dan .. Ku pengen bilang akulah
HAPPY BUNDA itu.

Sudah selesai baca, Mbak, dan menurut saya inspiratif... Penggalian
latar belakangnya itu lho Mbak. Banyak kalimat yang langsung memancing
letupan ide tulisan...

Bagaimana dengan Anda?

Anda siap menghadapi perubahan dalam kehidupan Anda sebagai seorang Ibu?

Menjadi seorang ibu adalah perjalanan hidup luar biasa bagi kaum
wanita. Inilah masanya, ketika Anda harus siap bersahabat dengan
perubahan demi perubahan hidup, yang bahkan mungkin tak sempat Anda
duga sebelumnya. Inilah masanya, ketika perjuangan seorang ibu
menuntut pemahaman dan kebijaksanaan tanpa batas.

Namun, ini bukan masa yang menandakan bahwa kebahagiaan Anda sebagai
wanita menjadi terhenti. Berbagai pengalaman di dalam buku ini akan
membukti bahwa dengan menjadi seorang ibu, kebahagiaan Anda sebagai
wanita tidak lantas terhenti. Beragam tips jitu dibagikan, mulai dari
tips manajemen waktu dan uang, tips mengurangi depresi dan
meningkatkan self-esteem bagi para ibu, menjaga keutuhan keluarga,
hingga tips menghadapi hari tua.

HAPPY BUNDA
Penulis: Meidya Derni
Penerbit: Lingkar Pena Publishing House
Jumlah hlm: 222
Harga: Rp 37.000,-

Jangan lupa lengkapi koleksi buku Anda yang ditulis oleh Meidya Derni
dan diterbitkan oleh Lingkar Pena Publishing House

- HAPPY PARENTING: Catatan Cinta Ibu

“Ditulis dengan gaya bahasa yang enak dibaca dan mudah dimengerti,
serta sarat dengan panduan mendidik anak tanpa kesan menggurui, buku
ini dapat menjadi rujukan yang menarik dan mencerahkan para orangtua.
(Adi D. Adinugroho, Special Education Specialist dan Assistant
Professor, Dept. Of Educational Psychology, University of Hawaii at
Hillo, USA.)

- Catatan Cinta Sang Isteri

Buku ini sangat penting dibaca oleh setiap calon pasangan suami
istri, agar lebih siap menempuh kehidupan rumah tangga, sehingga mampu
meraih kebahagiaan yang mereka impikan. Bahkan, buku ini juga perlu
dibaca oleh mereka yang sudah sekian lama menikah, untuk merajut
kembali serpihan-serpihan kebahagiaan yang mungkin sudah berserakan.
(Koran Republika 27 Febuari 2009)

--
Info Balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com
Menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com
Unsubscribe dari milis, email ke: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com



[balita-anda] Cinta Yang Unik

2009-09-27 Terurut Topik Bunda ChasiaRais
Cinta Yang Unik
Oleh: Meidya Derni

http://meidyaderni.com/?p=241

Pernahkan Anda menerima pertanyaan seperti berikut dari anak Anda?
“Mama, lebih sayang sama aku atau sama adik?” atau “Papa lebih sayang
aku atau abang?” Saat mendapatkan pertanyaan demikian, seringkali kita
langsung menjawab “sayang dua-duanya,” atau “Ya sama besarnya. Papa
sayang sama kamu dan abang.”

Sebagai orangtua kita selalu berusaha bersikap adil terhadap anak-anak
kita, demikian pulanya dengan rasa sayang kita kepada mereka. Tetapi
tahukah Anda bahwa sebenarnya cinta yang mereka butuhkan adalah cinta
yang unik? Cinta yang hanya mereka yang menerimanya.

Mengapa cinta yang unik? Karena setiap anak manusia terlahir unik ke
dunia ini, tidak ada yang menyamainya. Mereka memiliki kelebihan,
kekurangan yang berbeda dan semua itu harus kita sikapi dengan cara
yang berbeda pula. Kita tidak bisa menuntut si adik agar dapat seperti
kakak atau sebaliknya.

Dan juga karena rasa sayang kita memang berbeda terhadap setiap anak
dan ini tidak bisa Anda pungkiri. Contohnya saja rasa sayang Anda
terhadap bayi Anda berbeda dengan rasa sayang Anda terhadap gadis
remaja Anda.

Cara Anda dalam bersikap  terhadap setiap anak pun berbeda. Anda harus
memikirkan watak dan karakter anak dalam membesarkannya.  Terhadap
seorang anak lelaki Anda harus bisa mempersiapkan dia agar kelak dapat
menjadi suami dan ayah. Terhadap anak perempuan agar kelak dia siap
menjadi isteri dan ibu.

Untuk itulah saya sering mengajurkan kepada teman-teman saya untuk
memiliki quality time dengan hanya satu orang anak pada waktu
tertentu. Saat itu biarkan anak merasa hanya dia di hati Anda, hanya
dia perhatian Anda. Sehingga anak dapat merasa cinta yang unik yang
hanya Anda berikan padanya, tidak kepada kakak/adiknya. Saat itu tidak
perlu Anda berbicara tentang kakak/adik pada dirinya, bahkan berpikir
tentang anak-anak yang lain. Biarkan anak tersebut menikmati kedekatan
sepenuhnya.

Jika setiap anak merasa special/unik di hati orangtuanya, maka mereka
tidak perlu “berlomba” untuk  mendapatkan cinta dari orangtuanya.
Mereka tahu bahwa mereka adalah “seseorang” yang istimewa di hati
orangtuanya, tidak ada yang dapat merebut cinta tersebut. Karena hanya
ada satu “Abang”  atau satu “Kakak” atau satu “Adik” di hati
orangtuanya.

*Penulis Buku: Happy Parenting

--
Info Balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com
Menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com
Unsubscribe dari milis, email ke: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com



Re: [balita-anda] help dong...ngadepin si kakak

2009-04-14 Terurut Topik Bunda ChasiaRais
Dear Mom Elis,

Coba saat kakaknya benar-benar mukul namai, gambarkan  perasaannya dengan
kata-kata misalnya:
- Oh kakak kesal yach saat sedang main dipukul adik. Oh kakak nggak suka
yach saat nonton TV dicubit  adik.

Jelaskan juga dengan kata-kata keinginan anak sebenarnya, misalnya
- Kakak berharap bisa main sendiri tanpa gangguan adik. Kakak inginnya
...

Kedua anak Mom Elis masih balita, mereka belum dapat mengerti apa yang
dirasakannya, untuk itu tugas kita sebagai orangtua harus dapat menjelaskan
dengan kata-kata apa yang dirasakan anak. Tujuannya kelak anak dapat
mengerti, menamai apa yang sedang mereka rasakan. Sehingga mereka dapat
mengungkapkan dengan kata-kata tidak dengan tindakan.

Jika mereka sudah mengerti perasaan mereka, maka bisa kita beritahukan atau
menerapkan aturan:
- Gunakan kalimat bukan tangan atau kaki.
- Berbagi kasih bukan berbagi kemarahan.

Anak-anak itu sanggat butuh cinta kasih orangtua, terkadang mereka berpikir
saudaranya lebih dicintai, untuk itu sebagai orangtua kita harus dapat
mengungkapakan cinta kasih kita dengan tepat. Kesalahannya terkadang anak
tidak dapat menangkap cinta kasih yang diungkapkan orangtuannya.

Untuk itu saran saya:
- Lakukan one on one quality time kepada seluruh anak yang kita miliki.
Maksudnya berikan perhatian, berikan momen khusus pada satu anak pada waktu
tertentu, tanpa ada anak/ orang lain. Berduaan dengan anak baca buku,
jalan-jalan, atau makan di luar. Intinya saat itu anak merasa benar-benar
menjadi orang penting dalam kehidupan orangtua. Anak akan merasa dicintai.
- Penuhi kebutuhan sentuhan anak.  Saat kita berbicara pad anak, sentuh
bahunya, pegang tangannya agar anak tahu benar maksud dan keseriusan Anda.
- Penuhi kebutuhan kontak mata. Sering kali saat ortu saat bicara pada anak
saat melakukan sesuatu, akibatnya anak merasa diabaikan orangtua. Untuk itu
saat bicara ke anak lihat ke mata anak, kalau perlu berlutut agar selevel
dengan anak.

Semoga berguna

Salam,
Meidya Derni
 Free ebook pengasuhan anak di http://meidyaderni.com  ***



2009/4/13 Elis Murti elismu...@yahoo.co.id

 Mom sekalian...
 Aku lagi bingung nih ngadepin kebiasaan kedua anakku Nathan (3 th 10 bln)
 dan Ian (2 th 2 bln), mereka suka bercanda dan saling iseng... tapi si kakak
 suka bales keisengan adiknya dengan benar-benar keras (mukul, nendang) yang
 akhirnya adiknya nangis kesakitan. Mom gimana nih cara ngadepin ke kakak,
 karena tiap dikasih pengertian pasti kakaknya jadi makin emosi dan malah
 bilang adik dicakar aja atau adik dipukul aja..dsb.

 Thanks sebelumnya atas tanggapannya

 **Elis**




[balita-anda] Never Give Up!

2009-04-11 Terurut Topik Bunda ChasiaRais
Never Give Up

Oleh : Gede Prama

Sejumlah sejarahwan yakin, bahwa pidato Winston Churchill yang paling
berpengaruh adalah ketika beliau berpidato di wisuda Universitas Oxford.
Churchill mempersiapkan pidato ini selama berjam-jam. Dan ketika saat
pidatonya tiba, Churchill hanya mengucapkan tiga kata : never give up
(jangan pernah berhenti).

Sejenak saya merasa ini biasa-biasa saja. Tetapi ketika ada orang yang
bertanya ke saya, bagaimana saya bisa berpresentasi di depan publik dengan
cara yang demikian menguasai, saya teringat lagi pidato Churchill ini.

Banyak orang berfikir kalau saya bisa berbicara di depan publik seperti
sekarang sudah sejak awal. Tentu saja semua itu tidak benar. Awalnya, saya
adalah seorang pemalu, mudah tersinggung, takut bergaul dan minder.

Dan ketika memulai profesi pembicara publik, sering sekali saya dihina,
dilecehkan dan direndahkan orang. Dari lafal T yang tidak pernah lempeng,
kaki seperti cacing kepanasan, tidak bisa membuat orang tertawa, pembicaraan
yang terlalu teoritis, istilah-istilah canggih yang tidak perlu, serta
segudang kelemahan lainnya.

Tidak bisa tidur beberapa minggu, stress atau jatuh sakit, itu sudah biasa.
Pernah bahkan oleh murid dianjurkan agar saya dipecat saja menjadi dosen di
tempat saya mengajar.

Pengalaman serupa juga pernah dialami oleh banyak agen asuransi jempolan.
Ditolak, dibanting pintu, dihina, dicurigai orang, sampai
dengan dilecehkan mungkin sudah kebal. Pejuang kemanusiaan seperti Nelson
Mandela dan Kim Dae Jung juga demikian. Tabungan kesulitan yang mereka
miliki demikian menggunung. Dari dipenjara,hampir dibunuh, disiksa,
dikencingin, tetapi toh tidak berhenti berjuang.

Apa yang ada di balik semua pengalaman ini, rupanya di balik sikap ulet
untuk tidak pernah berhenti ini, sering bersembunyi banyak
kesempurnaan hidup. Mirip dengan air yang menetesi batu yang sama
berulang-ulang, hanya karena sikap tidak pernah berhentilah yang membuat
batu berlobang.

Besi hanya menjadi pisau setelah ditempa palu besar berulang-ulang, dan
dibakar api panas ratusan derajat celsius. Pohon beringin besar yang berumur
ratusan tahun, berhasil melewati ribuan angin ribut, jutaan hujan, dan
berbagai godaan yang meruntuhkan.

Di satu kesempatan di awal Juni 1999, sambil menemani istri dan anak-anak,
saya sempat makan malam di salah satu restoran di depan hotel Hyatt Sanur
Bali. Yang membuat kejadian ini demikian terkenang, karena di restoran ini
saya dan istri bertemu dengan seorang penyanyi penghibur yang demikian
menghibur.

Pria dengan wajah biasa-biasa ini, hanya memainkan musik dan bernyanyi
seorang diri. Modalnya, hanya sebuah gitar dan sebuah organ. Akan tetapi,
ramuan musik yang dihasilkan demikian mengagumkan. Saya dan istri telah
masuk banyak restoran dan kafe. Namun, ramuan musik yang dihadirkan penyanyi
dan pemusik solo ini demikian menyentuh. Hampir setiap lagu yang ia
nyanyikan mengundang kagum saya, istri dan banyak turis lainnya. Rasanya
susah sekali melupakan kenangan manis bersama
penyanyi ini. Sejumlah uang tip serta ucapan terimakasih saya yang dalam,
tampaknya belum cukup untuk membayar keterhiburan saya dan istri.

Di satu kesempatan menginap di salah satu guest house Caltex Pacific
Indonesia di Pekan Baru, sekali lagi saya bertemu seorang manusia
mengagumkan. House boy (baca : pembantu) yang bertanggungjawab terhadap
guest house yang saya tempati demikian menyentuh hati saya. Setiap gerakan
kerjanya dilakukan sambil bersiul. Atau setidaknya sambil bergembira dan
tersenyum kecil. Hampir semua hal yang ada di kepala, tanpa perlu
diterjemahkan ke dalam perintah, ia laksanakan dengan sempurna. Purwanto,
demikian nama pegawai kecil ini, melakoni profesinya dengan tanpa keluhan.

Bedanya penyanyi Sanur di atas serta Purwanto dengan manusia kebanyakan,
semakin lama dan semakin rutinnya pekerjaan dilakukan, ia tidak diikuti oleh
kebosanan yang kemudian disertai oleh keinginan untuk berhenti.

Ketika timbul rasa bosan dalam mengajar, ada godaan politicking kotor di
kantor yang diikuti keinginan ego untuk berhenti, atau jenuh menulis, saya
malu dengan penyanyi Sanur dan house boy di atas. Di tengah demikian
menyesakkannya rutinitas, demikian monotonnya kehidupan, kedua orang di
atas, seakan-akan faham betul dengan pidato Winston Churchill : never give
up.

Anda boleh mengagumi tulisan ini, atau juga mengagumi saya, tetapi Anda
sebenarnya lebih layak kagum pada penyanyi Sanur dan house boy di atas.
Tanpa banyak teori, tanpa perlu menulis, tanpa perlu menggurui, mereka
sedang melaksanakan profesinya dengan prinsip sederhana : jangan pernah
berhenti.

Saya kerap merasa rendah dan hina di depan manusia seperti penyanyi dan
pembantu di atas. Bayangkan, sebagai konsultan, pembicara publik dan
direktur sebuah perusahaan swasta, tentu saja saya berada pada status sosial
yang lebih tinggi dan berpenghasilan lebih besar dibandingkan mereka. Akan
tetapi, mereka memiliki mental never give up yang lebih mengagumkan.

Kadang saya sempat berfikir, 

[balita-anda] Sempurna Itu Membosankan

2009-04-03 Terurut Topik Bunda ChasiaRais
Sempurna Itu Membosankan
Oleh: Yuli Nava

http://wrm-indonesia.org/content/view/1341/1/

Sempurna Itu Membosankan. Itu kalimat yang saya pilih untuk menggambarkan
sebuah pernikahan yang “steril”, pernikahan ala putri dan pengeran dalam
dongeng-dongeng.

Buat saya pribadi, sebuah pernikahan yang datar tanpa diwarnai riak
perbedaan, adu argumen, kejengkelan, kelucuan, dan kekonyolan, selain
membosankan juga terlihat tidak manusiawi. Seperti memakai topeng yang sudah
dibentuk untuk selalu tampil tanpa cela, apapun yang terjadi.

Celakanya (atau sayangnya), sebagian besar dari kita -termasuk saya- sudah
kadung dibesarkan dengan gambaran pernikahan yang demikian adanya, yang
hanya berisi kebahagiaan, tanpa riak dan tanpa masalah.

Sedari kecil, kita sudah dijejali banyak dongeng tentang putri dan pangeran
yang bertemu, jatuh cinta, menikah, tinggal di istana gemerlap, bahagia
selamanya. Tidak perlu bangun berkali-kali tengah malam untuk mengurus bayi
yang menangis (toh sudah banyak dayang), tidak perlu ribut mengatur uang
bulanan (sudah ada simpanan emas yang tak ada habisnya), tidak perlu cemburu
atau merasa kurang perhatian dari pasangan (tugas putri dan pangeran dalam
dongeng adalah untuk saling mencintai selamanya dengan sempurna. Titik.
Tamat.)

Itulah sebabnya, tanpa sadar diam-diam kita membentuk harapan yang tinggi
saat menikah. Berharap bahwa kehidupan dalam pernikahan akan lebih baik
dibandingkan saat masih bujang, berharap bahwa semua masalah akan selesai
dengan sendirinya tanpa harus berurai airmata atau menguras tenaga dan
emosi.

Kenyataannya, menikah itu seperti naik roller coaster. Harus siap
muntah-muntah, pusing, cemas. Atau seperti memasuki ruang gelap yang
dipenuhi ranjau (hal. 11). Begitu yang digambarkan oleh penulis buku ini.
Saat menjalani tahun-tahun pertama pernikahan, si penulis merasakan betapa
banyak hal yang harus dijalani dan pahami sebelum bisa melihat esensi sejati
dalam sebuah pernikahan.

Perjuangan sang penulis saat menyelami dunia barunya saat itu membawanya
pada banyak konflik, kejutan, dan kegamangan. “
pertengkaran-pertengkaran pun sering terjadi. Apa saja dapat menjadi api
penyulut pertikaian”(hal. 16). “Hal tersebut membuat saya sering
bertanya pada Allah. Apakah Dia telah salah memberi kan suami untuk saya?”
(hal. 16)

Saat penulis merasa letih dengan berbagai kendala komunikasi yang belum bisa
terselesaikan, dia akhirnya mulai melihat apa yang sebenarnya menjadi batu
sandungan selama ini. “Saya berharap dia dapat menjadi suami idaman seperti
yang ada di dalam benak saya tetapi semakin saya berusaha, semakin saya
merasa gagal...”(hal. 26). “Saya mulai menerima kenyataan bahwa dia bukan
tipe lelaki romantis seperti yang ada di benak saya. Bahwa definisi romantis
antara saya dan dia berbeda” (hal. 28).

Dengan melihat satu demi satu akar permasalahan itu, penulis akhirnya mampu
untuk memahami bahwa bagaimanapun, dia dan pasangan hidupnya adalah dua
karakter yang berbeda. “Seleranya, kepribadiannya, gayanya, sudah terbentuk
sebelum kami menikah” (hal. 28).

Dengan pemahaman baru tentang perbedaan karakter ini, penulis akhirnya mampu
melihat jalan keluar yang lebih baik. Perlahan-lahan dia mulai bisa menerima
kehidupan barunya yang sama sekali beda dibandingkan saat masih lajang.
“Saya pun mulai belajar menerima kenyataan bahwa saya tidak bisa lagi pergi
sesukanya, belanja sesukanya, kumpul-kumpul sesukanya, dan bicara sesukanya”
(hal. 33). “Saya juga mulai menerima sikap suami yang lebih senang
menyendiri dalam menyelesaikan masalahnya. Berbeda dengan cara saya jika
menghadapi masalah” (hal. 34).

Perubahan cara pandang dan penerimaan tersebut juga berdampak positif pada
pasangannya, seperti yang dia gambarkan berikut: “Kebiasaan saya yang senang
berbicara pada suami di rumah mulai dimengerti oleh suami. Perlahan, dia pun
mulai menikmati celotehan saya” (hal. 34).

Membaca buku ini, mengingatkan saya pada perjalanan pernikahan saya sendiri.
Banyak hal yang diceritakan dalam buku ini juga saya alami, diantaranya
kejutan karena perbedaan pola pikir, budaya, kebiasaan, gaya hidup, dan
sebagainya.

Meskipun tidak sampai sedahsyat pengalaman pribadi sang penulis, guncangan
perbedaan itu cukup untuk membuat saya bertanya: benarkah pilihan yang saya
buat ini? Benarkah langkah yang saya tempuh ini, dengan meninggalkan
keluarga dan pekerjaan di tanah air untuk memulai hidup yang sama sekali
baru dengan orang yang sebenarnya juga baru saya temui saat menikah?

Wah, ternyata saya tidak sendirian. Demikian pikir saya ketika membaca baris
demi baris kalimat dalam buku ini. Alhamdulillah, buku ini turut membantu
saya untuk menguatkan kembali keyakinan bahwa menikah adalah sebuah
keputusan paling tepat yang pernah saya ambil.

Kelebihan dari buku ini adalah alur cerita yang tertata rapi. Membaca buku
ini, seperti mengunjungi ruang hati si penulis dan bercakap-cakap dengannya.
Sangat memikat dan mengalir lancar. Di dalamnya ada kiat-kiat sederhana
bagaimana untuk bisa 

[balita-anda] Kado Pernikahan untuk Suami Istri

2009-02-28 Terurut Topik Bunda ChasiaRais
http://www.republika.co.id/koran/0/34324/Kado_Pernikahan_untuk_Suami_Istri

RESENSI

Setiap pasangan suami istri ingin memiliki rumah tangga yang bahagia. Namun
ternyata, tidak semua pasangan dapat merasakannya. Banyak masalah yang
dihadapi pasangan suami istri (pasutri). Dimulai dari penyatuan dua
kepribadian yang berbeda, hingga masalah yang berkaitan dengan ekonomi
ataupun keluarga.

Ada pasangan yang dapat dengan tangguh menghadapi badai pernikahan. Namun
ada pula pasangan yang akhirnya memilih jalan masing-masing, walaupun
keputusan tersebut tidaklah mudah.

Dalam buku ini penulis mengemukakan, kenyataannya, memang banyak wanita yang
beranggapan bahwa pernikahan itu seperti fairy tale. Saat wanita menikah, ia
membawa daftar harapan. Beberapa dari harapan yang tercantum itu kadang ada
yang tidak realistis. Beberapa lebih menyerupai fantasi yang didapat dari
film, buku, televise dan lain sebagainya. Dan ternyata, memang harapan akan
sering tidak sesuai dengan yang dialami. Ketika kenyataan tak sesuai daftar
harapan tersebut, wanitamulai berkesimpulan bahwa ia telah menikah dengan
orang yang salah. Dengan setiap kekecewaan tersebut wanita mulai berpikir
bahwa pernikahannya tidak akan berjalan dengan baik.

Penulis buku ini mengemukakan, bahwa sebagai seorang istri, ia pun pada
masa-masa awal pernikahan menghadapi kehidupan rumah tangga yang tidak
mudah. Kesedihan, kegalauan, kemarahan dan pertengkaran dengan suami, pernah
dia lalui. Bahkan ia pernah bertanya pada diri sendiri, apakah ia telah
salah melangkah, salah dalam mengambil keputusan. Nikah itu seperti seperti
naik roller coaster harus siap dijungkirbalikkan, siap muntah-muntah, kapok,
bahkan, akan mati jika terjatuh,’‘ demikian ungkapnya.

Karena itulah ia menuliskan buku ini sebagai kado pernikahan untuk berbagi
kepada sesama pasangan suami istri baik yang baru menikah, ataupun yang
telah beberapa tahun menikah. ‘Saya tuliskan hari-hari kelabu saya hingga
akhirnya saya menemukan kembali pelangi di kehidupan saya. Walaupun saya
masih terus belajar untuk itu, karena pernikahan bagi saya adalah sebuah
pelajaran kehidupan yang hanya Allah saja yang mengetahui masa depannya,’
tuturnya.

Penulis membagi bukunya menjadi empat bab. Dimulai dari babI, keterpurukan,
yang memaparkan persoalan-persoalan yang diawali oleh penulis pada awal-awal
pernikahannya dan membuatnya merasa tidak bahagia. Apalagi ia dan suami
tinggal di Amerika Serikat, negeri yang secara kultur berbeda dengan
Indonesia. Di sini ia mengungkapkan hal-hal yang menjadi
ranjau-ranjaupernikahan. Misalnya selera makanan yang berbeda, hingga
kebiasaan yang berbeda. Sang suami lebih senang menyendiri, berjam-jam di
depan komputer dan pekerjaannya. Sedangkan ia tidak suka menyendiri. Ia
senang berkumpul bersama teman-teman ataupun hadir di acara-acara pertemuan.
Ia senang bergaul, berkenalan dengan banyak orang.

Hari-hari kelam saya lalui hingga akhirnya saya menemukan cahaya yang
membawa saya keluar dari keterpurukan. Cahaya yang ternyata tersimpan di
diri saya sendiri dan saya tak menyadarinya. Bahwa ternyata, kebahagiaan
saya dibuat dan ditentukan oleh saya sendiri, bukan oleh suami saya. Saya
yang bertanggung jawab terhadap kehidupan saya sendiri. Sayalah yang menjadi
bos bagi diri saya sendiri, sehingga saya dapat menyadari kehebatan yang ada
pada diri saya.’‘ (hlm 20)

Bab II mengupas jalan kebahagiaan. Ada banyak harapan dan perbedaan pada
awalnya, namun begitu kita bisa menerima pasangan kita apa adanya, dan
berdamai dengan kenyataan, segalanya jadi lebih mudah, kebahagiaan pun
bukanlah sesuatu yang jauh untuk digapai. Ketika saya dapat menghormati dan
menerima perbedaan tersebut, maka saya dapat memberikan kesempatan untuk
menumbuhkan rasa pengertian di antara kami. (hlm 32)

Bagian III , menjaga kebahagiaan. Di bab ini penulis membagi berbagai tips
menjaga kebahagiaan, termasuk tips harian. Salah satu cara terpenting adalah
bersyukur. ‘’Ah, bersyukur! Alhamdulillah, itulah resep untuk mendapatkan
apa yang saya inginkan.’‘ (hlm 153)

Penulis menutup bukunya dengan bab IV yang intinya mem bahas bahwa ia dan
suami masih terus berproses untuk menciptakan rumah tangga yang bahagia.
‘’Sampai saat ini kami pun masih menemukan krikil-krikil dalam kehidupan
sehari-hari, karena saya tahu, tidak ada manusia yang sempurna. Bahkan kami
masih menemukan banyak sekali perbedaan di antara kami. Tetapi ketika saya
dapat menghormati dan menerima perbedaan tersebut, maka saya dapat
memberikan kesempatan untuk menumbuhkan rasa pengertian di antara kami.’‘
(hlm 174)

Buku ini sangat penting dibaca oleh setiap calon pasangan suami istri, agar
lebih siap menempuh kehidupan rumah tangga, sehingga mampu meraih
kebahagiaan yang mereka impikan. Bahkan, buku ini juga perlu dibaca oleh
mereka yang sudah sekian lama menikah, untuk merajut kembali
serpihan-serpihan kebahagiaan yang mungkin sudah berserakan. ¦ ika

Judul buku: Catatan Cinta Seorang Istri
Penulis: Meidya Derni
Penerbit: Lingkar Pena Kreativa