Re: [balita-anda] Flat Feet Re: [balita-anda] Nanya bela diri untuk anak2
Flat feet itu kakinya rata. Ngetesnya mudah, basahin kaki anak, terus suruh dia jalan di atas lantai. Kalau bekasnya ceper, nggak ada lekukan sama sekali. Itu flat feet. Kalau dari info Mayo Clinic selama anak tidak mengeluh sakit, tidak ada perawatan khusus. Hanya saja berat badan di jaga, kalau kegemukan beban di kaki bertambah berat. Pakai alas khusus yg dimasukan ke sepatu dan rajin Stretching exercises berguna buat mengurangi dampak flat feet. Bisanya keluhan flat feet itu sakit di tumit kaki, sakit/nggak kuat jinjit. Bengkak di sekitar pergelangan kaki. Kebetulan anakku juga flat feet,Mamaku flat feet, adik yang cowok juga flat feet, ada faktor keturunan juga. Salam, Meidya http://FromZeroToHeroMom.co.cc 2011/2/16 marisalu...@gmail.com: Dear ibu2 Saya mau nanya dong, yang dimaksud dengan flat feet itu gmn ya? Kenapa bisa begitu dan apa efeknya? Mohon pencerahannya... Thanks Mia -- Yuk berkunjung ke Web Balita-Anda: bisa baca dongeng, download lagu, print buku mewarnai, origami dan masih banyak lagi... Balita-Anda Online: http://www.balita-anda.com Peraturan Milis: peraturan_mi...@balita-anda.com Menghubungi Admin: balita-anda-ow...@balita-anda.com Unsubscribe dari Milis: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com -- Balita-Anda: Panduan Orangtua yang Cerdas, Kreatif dan Inovatif dalam Merawat dan Mendidik Balita
Re: [balita-anda] Perut keroncongan
Usia bayinya berapa Mbak? Sejak kapan mengalami masalah tersebut. Coba ditinjau lagi makanan Ibunya :-) Bisa juga bayi alergi dengan suatu makanan. Salam, Meidya Penulis buku Serba Serbi Menyusui http://MeidyaDerni.com -- Yuk berkunjung ke Web Balita-Anda: bisa baca dongeng, download lagu, print buku mewarnai, origami dan masih banyak lagi... Balita-Anda Online: http://www.balita-anda.com Peraturan Milis: peraturan_mi...@balita-anda.com Menghubungi Admin: balita-anda-ow...@balita-anda.com Unsubscribe dari Milis: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com -- Balita-Anda: Panduan Orangtua yang Cerdas, Kreatif dan Inovatif dalam Merawat dan Mendidik Balita
[balita-anda] Re: Mainan edu utk anak 1th
Usia seperti Alvin memang masanya suka memasuki sesuatu ke mulut. Karena rasa ingin tahu anak, mereka mulai menjelajahi sesuatu dengan panca inderanya. Dorongan rasa ingin tahu itu yg bikin anak tidak bisa diam. Untuk mainan berikan aja yang banyak teksturnya. Bisa balok-balok yang ada teksturnya, juga berbeda warna. Bisa juga yg ukurannya berbeda. Jadi bisa ditumpuk, disatukan, dijejer dll. Alat-alat dapur juga anak senang, apalagi kalau ortunya ikut main. Pastikan saja tidak tajam dan bersih. Salam, Meidya Penulis buku Happy Parenting http://MeidyaDerni.com 2011/1/26 M Y mieyi...@yahoo.com: Moms dads, Mohon share nya, Aku mau tanya mainan edukatif apa aja ya? Trus anak ku Alvin kalo ada mainan atau lg kpegang apa saja pasti slalu dimasukin ke mulut.. Bagaimana caranya utk menghentikan kebiasaan Alvin yg slalu memasukkan barang ke mulut? Dan Alvin termasuk anak yg sangat aktif, tidak mau diam, dan juga gak betah main dengan mainannya berlama2... Thks, Mom Alvin -- Yuk berkunjung ke Web Balita-Anda: bisa baca dongeng, download lagu, print buku mewarnai, origami dan masih banyak lagi... Balita-Anda Online: http://www.balita-anda.com Peraturan Milis: peraturan_mi...@balita-anda.com Menghubungi Admin: balita-anda-ow...@balita-anda.com Unsubscribe dari Milis: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com -- Balita-Anda: Panduan Orangtua yang Cerdas, Kreatif dan Inovatif dalam Merawat dan Mendidik Balita
Re: [balita-anda] Tanya vaksin influenza
Dear All, Benar vaksin flu cocok utk di negara 4 musim, diberikan menjelang winter. Karena kalau musim dingin, banyak org terkena flu. Akibat org lebih sering tinggal di dalam rumah, jadinya penyebaran virus lebih cepat. Tiap tahun di vaksin lagi. Salam, Meidya http://MeidyaDerni.com -- Yuk berkunjung ke Web Balita-Anda: bisa baca dongeng, download lagu, print buku mewarnai, origami dan masih banyak lagi... Balita-Anda Online: http://www.balita-anda.com Peraturan Milis: peraturan_mi...@balita-anda.com Menghubungi Admin: balita-anda-ow...@balita-anda.com Unsubscribe dari Milis: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com -- Balita-Anda: Panduan Orangtua yang Cerdas, Kreatif dan Inovatif dalam Merawat dan Mendidik Balita
[balita-anda] Keamanan Anak
Sumber: http://meidyaderni.com/?p=282 Semalam saya berbincang-bincang dengan seorang teman. Perbincangan kami mulai dari makanan, black friday, sampai dengan masalah kekerasan pada wanita dan anak-anak. Awalnya perbincangan kami santai, tetapi setelah meningkat membahas kasus kekerasan, pembicaraan kami menjadi serius. Teman saya membagikan pengalaman saat bekerja di lembaga sosial yang menangani masalah kekerasan yang dialami oleh wanita dan anak-anak. Sebelumnya dia tidak tertarik dengan masalah tersebut. Tetapi setelah hal buruk terjadi pada dirinya akhirnya dia pun bekerja beberapa tahun di lembaga sosial tersebut. Teman saya bercerita bahwa kekerasan seksual yang terjadi pada anak biasanya dilakukan oleh keluarganya sendiri! Contohnya saja apa yang terjadi pada putranya. Saat itu putranya berusia 7 tahun. Dia menjadi mangsa ayah kandungnya sendiri. Tentu saja hal tersebut merupakan pukulan telak bagi teman saya. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa suaminya yang dia hormati, dia sayangi memangsa anak kandungnya. Selama 7 bulan anaknya hidup dalam cengkraman nafsu ayah kandungnya. Semua itu terbongkar saat si anak bercerita pada temannya tentang apa yang dilakukan ayahnya. Saat itu ibu temannya mendengar apa yang dikatakan oleh anak tersebut. Segera saja teman saya dipanggil untuk dipertemukan dengan anaknya. “Saat itu saya merasa dunia yang saya pijak runtuh. Kepala saya mau meledak, saya mau bunuh suami saya seketika,” ucap teman saya. Selama itu anaknya tidak berani bercerita pada ibunya karena ayahnya mengancam akan membunuh ibunya jika dia bercerita. Karena cintanya anak pada ibunya anak tersebut diam saja. Akhirnya si ayah di penjara selama 8 tahun sedangkan anak dan ibunya di terapi karena keduanya adalah korban. Untuk teman saya, dia bisa berdamai dengan pukulan tersebut, tetapi bagi anaknya terapi masih terus dilakukan walaupun dia sekarang sudah berusia 18 tahun. Saya pun bertanya pada teman saya, apakah dia tidak pernah sedikit pun menaruh kecurigaan pada suaminya dan anaknya. Teman saya menjawab tidak. “Saya merasa tidak ada yang berbeda dengan suami saya. Selama itu saya merasa hubungan ayah-anak baik-baik saja. Saya tinggalkan dia di rumah dengan ayahnya saat saya belanja. Saat saya tidur siang, dia main dengan ayahnya. Hubungan dalam pernikahan pun tidak ada masalah, semua tidak ada yang mencurigakan. Makanya saya merasa benar-benar terpukul.” Korban lain anak-anak yang pernah teman teman saya tangani adalah anak perempuan yang jadi korban kakaknya, anak perempuan yang jadi korban kakeknya, bapaknya dan pamannya. Lalu teman saya berkata bahwa ada kesamaan dari setiap korban, bahwa setelah kejadian tersebut korban merasa hidupnya sudah tidak ada gunanya. Pelaku membuat korban percaya bahwa jika dia mengadu maka hal buruk akan terjadi pada dirinya ataupun orang yang dia cintai. Pelaku benar-benar membuat korban berada dalam cengramannya, sehingga apapun yang dikatakann pelaku dipercayai oleh korban. Jika pelakuka berkata kamu itu sampah, maka dia percaya bahwa dia sampah dan pantas diperlakukan seperti sampah. Ada pula anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Dia kira begitulah cara orang dewasa menunjukkan kasih sayangnya. Sampai akhirnya dia mengerti bahwa itu tidak benar. Untuk itu jika Anda memiliki anak, baik laki-laki ataupun perempuan, ajaklah anak Anda sedini mungkin untuk bicara mengenai tubuhnya. Katakan bagian mana saja yang boleh disentuh dan bagian mana yang merupakan privacy anak. Walaupun dia keluarga dekat tetap tidak boleh melanggar “privacy’ anak. Jika ada orang berkata jangan bilang-bilang, itu tandanya bahaya maka dia harus segera bercerita pada orang yang dia percayai. Semoga semua wanita dan anak-anak di dunia ini dilindungi selalu.(MeidyaDerni.com) -- Info Balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com Menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com Unsubscribe dari milis, email ke: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com
[balita-anda] [Info Buku] Happy Bunda
Setelah membaca buku Happy Bunda mereka berkata: Mb mey, q srasa hidup lagi stlah mmbaca happy bunda. Problem2 ku ada smua disitu. Kutemukan kmbali duniaku dan .. Ku pengen bilang akulah HAPPY BUNDA itu. Sudah selesai baca, Mbak, dan menurut saya inspiratif... Penggalian latar belakangnya itu lho Mbak. Banyak kalimat yang langsung memancing letupan ide tulisan... Bagaimana dengan Anda? Anda siap menghadapi perubahan dalam kehidupan Anda sebagai seorang Ibu? Menjadi seorang ibu adalah perjalanan hidup luar biasa bagi kaum wanita. Inilah masanya, ketika Anda harus siap bersahabat dengan perubahan demi perubahan hidup, yang bahkan mungkin tak sempat Anda duga sebelumnya. Inilah masanya, ketika perjuangan seorang ibu menuntut pemahaman dan kebijaksanaan tanpa batas. Namun, ini bukan masa yang menandakan bahwa kebahagiaan Anda sebagai wanita menjadi terhenti. Berbagai pengalaman di dalam buku ini akan membukti bahwa dengan menjadi seorang ibu, kebahagiaan Anda sebagai wanita tidak lantas terhenti. Beragam tips jitu dibagikan, mulai dari tips manajemen waktu dan uang, tips mengurangi depresi dan meningkatkan self-esteem bagi para ibu, menjaga keutuhan keluarga, hingga tips menghadapi hari tua. HAPPY BUNDA Penulis: Meidya Derni Penerbit: Lingkar Pena Publishing House Jumlah hlm: 222 Harga: Rp 37.000,- Jangan lupa lengkapi koleksi buku Anda yang ditulis oleh Meidya Derni dan diterbitkan oleh Lingkar Pena Publishing House - HAPPY PARENTING: Catatan Cinta Ibu “Ditulis dengan gaya bahasa yang enak dibaca dan mudah dimengerti, serta sarat dengan panduan mendidik anak tanpa kesan menggurui, buku ini dapat menjadi rujukan yang menarik dan mencerahkan para orangtua. (Adi D. Adinugroho, Special Education Specialist dan Assistant Professor, Dept. Of Educational Psychology, University of Hawaii at Hillo, USA.) - Catatan Cinta Sang Isteri Buku ini sangat penting dibaca oleh setiap calon pasangan suami istri, agar lebih siap menempuh kehidupan rumah tangga, sehingga mampu meraih kebahagiaan yang mereka impikan. Bahkan, buku ini juga perlu dibaca oleh mereka yang sudah sekian lama menikah, untuk merajut kembali serpihan-serpihan kebahagiaan yang mungkin sudah berserakan. (Koran Republika 27 Febuari 2009) -- Info Balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com Menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com Unsubscribe dari milis, email ke: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com
[balita-anda] Cinta Yang Unik
Cinta Yang Unik Oleh: Meidya Derni http://meidyaderni.com/?p=241 Pernahkan Anda menerima pertanyaan seperti berikut dari anak Anda? “Mama, lebih sayang sama aku atau sama adik?” atau “Papa lebih sayang aku atau abang?” Saat mendapatkan pertanyaan demikian, seringkali kita langsung menjawab “sayang dua-duanya,” atau “Ya sama besarnya. Papa sayang sama kamu dan abang.” Sebagai orangtua kita selalu berusaha bersikap adil terhadap anak-anak kita, demikian pulanya dengan rasa sayang kita kepada mereka. Tetapi tahukah Anda bahwa sebenarnya cinta yang mereka butuhkan adalah cinta yang unik? Cinta yang hanya mereka yang menerimanya. Mengapa cinta yang unik? Karena setiap anak manusia terlahir unik ke dunia ini, tidak ada yang menyamainya. Mereka memiliki kelebihan, kekurangan yang berbeda dan semua itu harus kita sikapi dengan cara yang berbeda pula. Kita tidak bisa menuntut si adik agar dapat seperti kakak atau sebaliknya. Dan juga karena rasa sayang kita memang berbeda terhadap setiap anak dan ini tidak bisa Anda pungkiri. Contohnya saja rasa sayang Anda terhadap bayi Anda berbeda dengan rasa sayang Anda terhadap gadis remaja Anda. Cara Anda dalam bersikap terhadap setiap anak pun berbeda. Anda harus memikirkan watak dan karakter anak dalam membesarkannya. Terhadap seorang anak lelaki Anda harus bisa mempersiapkan dia agar kelak dapat menjadi suami dan ayah. Terhadap anak perempuan agar kelak dia siap menjadi isteri dan ibu. Untuk itulah saya sering mengajurkan kepada teman-teman saya untuk memiliki quality time dengan hanya satu orang anak pada waktu tertentu. Saat itu biarkan anak merasa hanya dia di hati Anda, hanya dia perhatian Anda. Sehingga anak dapat merasa cinta yang unik yang hanya Anda berikan padanya, tidak kepada kakak/adiknya. Saat itu tidak perlu Anda berbicara tentang kakak/adik pada dirinya, bahkan berpikir tentang anak-anak yang lain. Biarkan anak tersebut menikmati kedekatan sepenuhnya. Jika setiap anak merasa special/unik di hati orangtuanya, maka mereka tidak perlu “berlomba” untuk mendapatkan cinta dari orangtuanya. Mereka tahu bahwa mereka adalah “seseorang” yang istimewa di hati orangtuanya, tidak ada yang dapat merebut cinta tersebut. Karena hanya ada satu “Abang” atau satu “Kakak” atau satu “Adik” di hati orangtuanya. *Penulis Buku: Happy Parenting -- Info Balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com Menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com Unsubscribe dari milis, email ke: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com
Re: [balita-anda] help dong...ngadepin si kakak
Dear Mom Elis, Coba saat kakaknya benar-benar mukul namai, gambarkan perasaannya dengan kata-kata misalnya: - Oh kakak kesal yach saat sedang main dipukul adik. Oh kakak nggak suka yach saat nonton TV dicubit adik. Jelaskan juga dengan kata-kata keinginan anak sebenarnya, misalnya - Kakak berharap bisa main sendiri tanpa gangguan adik. Kakak inginnya ... Kedua anak Mom Elis masih balita, mereka belum dapat mengerti apa yang dirasakannya, untuk itu tugas kita sebagai orangtua harus dapat menjelaskan dengan kata-kata apa yang dirasakan anak. Tujuannya kelak anak dapat mengerti, menamai apa yang sedang mereka rasakan. Sehingga mereka dapat mengungkapkan dengan kata-kata tidak dengan tindakan. Jika mereka sudah mengerti perasaan mereka, maka bisa kita beritahukan atau menerapkan aturan: - Gunakan kalimat bukan tangan atau kaki. - Berbagi kasih bukan berbagi kemarahan. Anak-anak itu sanggat butuh cinta kasih orangtua, terkadang mereka berpikir saudaranya lebih dicintai, untuk itu sebagai orangtua kita harus dapat mengungkapakan cinta kasih kita dengan tepat. Kesalahannya terkadang anak tidak dapat menangkap cinta kasih yang diungkapkan orangtuannya. Untuk itu saran saya: - Lakukan one on one quality time kepada seluruh anak yang kita miliki. Maksudnya berikan perhatian, berikan momen khusus pada satu anak pada waktu tertentu, tanpa ada anak/ orang lain. Berduaan dengan anak baca buku, jalan-jalan, atau makan di luar. Intinya saat itu anak merasa benar-benar menjadi orang penting dalam kehidupan orangtua. Anak akan merasa dicintai. - Penuhi kebutuhan sentuhan anak. Saat kita berbicara pad anak, sentuh bahunya, pegang tangannya agar anak tahu benar maksud dan keseriusan Anda. - Penuhi kebutuhan kontak mata. Sering kali saat ortu saat bicara pada anak saat melakukan sesuatu, akibatnya anak merasa diabaikan orangtua. Untuk itu saat bicara ke anak lihat ke mata anak, kalau perlu berlutut agar selevel dengan anak. Semoga berguna Salam, Meidya Derni Free ebook pengasuhan anak di http://meidyaderni.com *** 2009/4/13 Elis Murti elismu...@yahoo.co.id Mom sekalian... Aku lagi bingung nih ngadepin kebiasaan kedua anakku Nathan (3 th 10 bln) dan Ian (2 th 2 bln), mereka suka bercanda dan saling iseng... tapi si kakak suka bales keisengan adiknya dengan benar-benar keras (mukul, nendang) yang akhirnya adiknya nangis kesakitan. Mom gimana nih cara ngadepin ke kakak, karena tiap dikasih pengertian pasti kakaknya jadi makin emosi dan malah bilang adik dicakar aja atau adik dipukul aja..dsb. Thanks sebelumnya atas tanggapannya **Elis**
[balita-anda] Never Give Up!
Never Give Up Oleh : Gede Prama Sejumlah sejarahwan yakin, bahwa pidato Winston Churchill yang paling berpengaruh adalah ketika beliau berpidato di wisuda Universitas Oxford. Churchill mempersiapkan pidato ini selama berjam-jam. Dan ketika saat pidatonya tiba, Churchill hanya mengucapkan tiga kata : never give up (jangan pernah berhenti). Sejenak saya merasa ini biasa-biasa saja. Tetapi ketika ada orang yang bertanya ke saya, bagaimana saya bisa berpresentasi di depan publik dengan cara yang demikian menguasai, saya teringat lagi pidato Churchill ini. Banyak orang berfikir kalau saya bisa berbicara di depan publik seperti sekarang sudah sejak awal. Tentu saja semua itu tidak benar. Awalnya, saya adalah seorang pemalu, mudah tersinggung, takut bergaul dan minder. Dan ketika memulai profesi pembicara publik, sering sekali saya dihina, dilecehkan dan direndahkan orang. Dari lafal T yang tidak pernah lempeng, kaki seperti cacing kepanasan, tidak bisa membuat orang tertawa, pembicaraan yang terlalu teoritis, istilah-istilah canggih yang tidak perlu, serta segudang kelemahan lainnya. Tidak bisa tidur beberapa minggu, stress atau jatuh sakit, itu sudah biasa. Pernah bahkan oleh murid dianjurkan agar saya dipecat saja menjadi dosen di tempat saya mengajar. Pengalaman serupa juga pernah dialami oleh banyak agen asuransi jempolan. Ditolak, dibanting pintu, dihina, dicurigai orang, sampai dengan dilecehkan mungkin sudah kebal. Pejuang kemanusiaan seperti Nelson Mandela dan Kim Dae Jung juga demikian. Tabungan kesulitan yang mereka miliki demikian menggunung. Dari dipenjara,hampir dibunuh, disiksa, dikencingin, tetapi toh tidak berhenti berjuang. Apa yang ada di balik semua pengalaman ini, rupanya di balik sikap ulet untuk tidak pernah berhenti ini, sering bersembunyi banyak kesempurnaan hidup. Mirip dengan air yang menetesi batu yang sama berulang-ulang, hanya karena sikap tidak pernah berhentilah yang membuat batu berlobang. Besi hanya menjadi pisau setelah ditempa palu besar berulang-ulang, dan dibakar api panas ratusan derajat celsius. Pohon beringin besar yang berumur ratusan tahun, berhasil melewati ribuan angin ribut, jutaan hujan, dan berbagai godaan yang meruntuhkan. Di satu kesempatan di awal Juni 1999, sambil menemani istri dan anak-anak, saya sempat makan malam di salah satu restoran di depan hotel Hyatt Sanur Bali. Yang membuat kejadian ini demikian terkenang, karena di restoran ini saya dan istri bertemu dengan seorang penyanyi penghibur yang demikian menghibur. Pria dengan wajah biasa-biasa ini, hanya memainkan musik dan bernyanyi seorang diri. Modalnya, hanya sebuah gitar dan sebuah organ. Akan tetapi, ramuan musik yang dihasilkan demikian mengagumkan. Saya dan istri telah masuk banyak restoran dan kafe. Namun, ramuan musik yang dihadirkan penyanyi dan pemusik solo ini demikian menyentuh. Hampir setiap lagu yang ia nyanyikan mengundang kagum saya, istri dan banyak turis lainnya. Rasanya susah sekali melupakan kenangan manis bersama penyanyi ini. Sejumlah uang tip serta ucapan terimakasih saya yang dalam, tampaknya belum cukup untuk membayar keterhiburan saya dan istri. Di satu kesempatan menginap di salah satu guest house Caltex Pacific Indonesia di Pekan Baru, sekali lagi saya bertemu seorang manusia mengagumkan. House boy (baca : pembantu) yang bertanggungjawab terhadap guest house yang saya tempati demikian menyentuh hati saya. Setiap gerakan kerjanya dilakukan sambil bersiul. Atau setidaknya sambil bergembira dan tersenyum kecil. Hampir semua hal yang ada di kepala, tanpa perlu diterjemahkan ke dalam perintah, ia laksanakan dengan sempurna. Purwanto, demikian nama pegawai kecil ini, melakoni profesinya dengan tanpa keluhan. Bedanya penyanyi Sanur di atas serta Purwanto dengan manusia kebanyakan, semakin lama dan semakin rutinnya pekerjaan dilakukan, ia tidak diikuti oleh kebosanan yang kemudian disertai oleh keinginan untuk berhenti. Ketika timbul rasa bosan dalam mengajar, ada godaan politicking kotor di kantor yang diikuti keinginan ego untuk berhenti, atau jenuh menulis, saya malu dengan penyanyi Sanur dan house boy di atas. Di tengah demikian menyesakkannya rutinitas, demikian monotonnya kehidupan, kedua orang di atas, seakan-akan faham betul dengan pidato Winston Churchill : never give up. Anda boleh mengagumi tulisan ini, atau juga mengagumi saya, tetapi Anda sebenarnya lebih layak kagum pada penyanyi Sanur dan house boy di atas. Tanpa banyak teori, tanpa perlu menulis, tanpa perlu menggurui, mereka sedang melaksanakan profesinya dengan prinsip sederhana : jangan pernah berhenti. Saya kerap merasa rendah dan hina di depan manusia seperti penyanyi dan pembantu di atas. Bayangkan, sebagai konsultan, pembicara publik dan direktur sebuah perusahaan swasta, tentu saja saya berada pada status sosial yang lebih tinggi dan berpenghasilan lebih besar dibandingkan mereka. Akan tetapi, mereka memiliki mental never give up yang lebih mengagumkan. Kadang saya sempat berfikir,
[balita-anda] Sempurna Itu Membosankan
Sempurna Itu Membosankan Oleh: Yuli Nava http://wrm-indonesia.org/content/view/1341/1/ Sempurna Itu Membosankan. Itu kalimat yang saya pilih untuk menggambarkan sebuah pernikahan yang “steril”, pernikahan ala putri dan pengeran dalam dongeng-dongeng. Buat saya pribadi, sebuah pernikahan yang datar tanpa diwarnai riak perbedaan, adu argumen, kejengkelan, kelucuan, dan kekonyolan, selain membosankan juga terlihat tidak manusiawi. Seperti memakai topeng yang sudah dibentuk untuk selalu tampil tanpa cela, apapun yang terjadi. Celakanya (atau sayangnya), sebagian besar dari kita -termasuk saya- sudah kadung dibesarkan dengan gambaran pernikahan yang demikian adanya, yang hanya berisi kebahagiaan, tanpa riak dan tanpa masalah. Sedari kecil, kita sudah dijejali banyak dongeng tentang putri dan pangeran yang bertemu, jatuh cinta, menikah, tinggal di istana gemerlap, bahagia selamanya. Tidak perlu bangun berkali-kali tengah malam untuk mengurus bayi yang menangis (toh sudah banyak dayang), tidak perlu ribut mengatur uang bulanan (sudah ada simpanan emas yang tak ada habisnya), tidak perlu cemburu atau merasa kurang perhatian dari pasangan (tugas putri dan pangeran dalam dongeng adalah untuk saling mencintai selamanya dengan sempurna. Titik. Tamat.) Itulah sebabnya, tanpa sadar diam-diam kita membentuk harapan yang tinggi saat menikah. Berharap bahwa kehidupan dalam pernikahan akan lebih baik dibandingkan saat masih bujang, berharap bahwa semua masalah akan selesai dengan sendirinya tanpa harus berurai airmata atau menguras tenaga dan emosi. Kenyataannya, menikah itu seperti naik roller coaster. Harus siap muntah-muntah, pusing, cemas. Atau seperti memasuki ruang gelap yang dipenuhi ranjau (hal. 11). Begitu yang digambarkan oleh penulis buku ini. Saat menjalani tahun-tahun pertama pernikahan, si penulis merasakan betapa banyak hal yang harus dijalani dan pahami sebelum bisa melihat esensi sejati dalam sebuah pernikahan. Perjuangan sang penulis saat menyelami dunia barunya saat itu membawanya pada banyak konflik, kejutan, dan kegamangan. “ pertengkaran-pertengkaran pun sering terjadi. Apa saja dapat menjadi api penyulut pertikaian”(hal. 16). “Hal tersebut membuat saya sering bertanya pada Allah. Apakah Dia telah salah memberi kan suami untuk saya?” (hal. 16) Saat penulis merasa letih dengan berbagai kendala komunikasi yang belum bisa terselesaikan, dia akhirnya mulai melihat apa yang sebenarnya menjadi batu sandungan selama ini. “Saya berharap dia dapat menjadi suami idaman seperti yang ada di dalam benak saya tetapi semakin saya berusaha, semakin saya merasa gagal...”(hal. 26). “Saya mulai menerima kenyataan bahwa dia bukan tipe lelaki romantis seperti yang ada di benak saya. Bahwa definisi romantis antara saya dan dia berbeda” (hal. 28). Dengan melihat satu demi satu akar permasalahan itu, penulis akhirnya mampu untuk memahami bahwa bagaimanapun, dia dan pasangan hidupnya adalah dua karakter yang berbeda. “Seleranya, kepribadiannya, gayanya, sudah terbentuk sebelum kami menikah” (hal. 28). Dengan pemahaman baru tentang perbedaan karakter ini, penulis akhirnya mampu melihat jalan keluar yang lebih baik. Perlahan-lahan dia mulai bisa menerima kehidupan barunya yang sama sekali beda dibandingkan saat masih lajang. “Saya pun mulai belajar menerima kenyataan bahwa saya tidak bisa lagi pergi sesukanya, belanja sesukanya, kumpul-kumpul sesukanya, dan bicara sesukanya” (hal. 33). “Saya juga mulai menerima sikap suami yang lebih senang menyendiri dalam menyelesaikan masalahnya. Berbeda dengan cara saya jika menghadapi masalah” (hal. 34). Perubahan cara pandang dan penerimaan tersebut juga berdampak positif pada pasangannya, seperti yang dia gambarkan berikut: “Kebiasaan saya yang senang berbicara pada suami di rumah mulai dimengerti oleh suami. Perlahan, dia pun mulai menikmati celotehan saya” (hal. 34). Membaca buku ini, mengingatkan saya pada perjalanan pernikahan saya sendiri. Banyak hal yang diceritakan dalam buku ini juga saya alami, diantaranya kejutan karena perbedaan pola pikir, budaya, kebiasaan, gaya hidup, dan sebagainya. Meskipun tidak sampai sedahsyat pengalaman pribadi sang penulis, guncangan perbedaan itu cukup untuk membuat saya bertanya: benarkah pilihan yang saya buat ini? Benarkah langkah yang saya tempuh ini, dengan meninggalkan keluarga dan pekerjaan di tanah air untuk memulai hidup yang sama sekali baru dengan orang yang sebenarnya juga baru saya temui saat menikah? Wah, ternyata saya tidak sendirian. Demikian pikir saya ketika membaca baris demi baris kalimat dalam buku ini. Alhamdulillah, buku ini turut membantu saya untuk menguatkan kembali keyakinan bahwa menikah adalah sebuah keputusan paling tepat yang pernah saya ambil. Kelebihan dari buku ini adalah alur cerita yang tertata rapi. Membaca buku ini, seperti mengunjungi ruang hati si penulis dan bercakap-cakap dengannya. Sangat memikat dan mengalir lancar. Di dalamnya ada kiat-kiat sederhana bagaimana untuk bisa
[balita-anda] Kado Pernikahan untuk Suami Istri
http://www.republika.co.id/koran/0/34324/Kado_Pernikahan_untuk_Suami_Istri RESENSI Setiap pasangan suami istri ingin memiliki rumah tangga yang bahagia. Namun ternyata, tidak semua pasangan dapat merasakannya. Banyak masalah yang dihadapi pasangan suami istri (pasutri). Dimulai dari penyatuan dua kepribadian yang berbeda, hingga masalah yang berkaitan dengan ekonomi ataupun keluarga. Ada pasangan yang dapat dengan tangguh menghadapi badai pernikahan. Namun ada pula pasangan yang akhirnya memilih jalan masing-masing, walaupun keputusan tersebut tidaklah mudah. Dalam buku ini penulis mengemukakan, kenyataannya, memang banyak wanita yang beranggapan bahwa pernikahan itu seperti fairy tale. Saat wanita menikah, ia membawa daftar harapan. Beberapa dari harapan yang tercantum itu kadang ada yang tidak realistis. Beberapa lebih menyerupai fantasi yang didapat dari film, buku, televise dan lain sebagainya. Dan ternyata, memang harapan akan sering tidak sesuai dengan yang dialami. Ketika kenyataan tak sesuai daftar harapan tersebut, wanitamulai berkesimpulan bahwa ia telah menikah dengan orang yang salah. Dengan setiap kekecewaan tersebut wanita mulai berpikir bahwa pernikahannya tidak akan berjalan dengan baik. Penulis buku ini mengemukakan, bahwa sebagai seorang istri, ia pun pada masa-masa awal pernikahan menghadapi kehidupan rumah tangga yang tidak mudah. Kesedihan, kegalauan, kemarahan dan pertengkaran dengan suami, pernah dia lalui. Bahkan ia pernah bertanya pada diri sendiri, apakah ia telah salah melangkah, salah dalam mengambil keputusan. Nikah itu seperti seperti naik roller coaster harus siap dijungkirbalikkan, siap muntah-muntah, kapok, bahkan, akan mati jika terjatuh,’‘ demikian ungkapnya. Karena itulah ia menuliskan buku ini sebagai kado pernikahan untuk berbagi kepada sesama pasangan suami istri baik yang baru menikah, ataupun yang telah beberapa tahun menikah. ‘Saya tuliskan hari-hari kelabu saya hingga akhirnya saya menemukan kembali pelangi di kehidupan saya. Walaupun saya masih terus belajar untuk itu, karena pernikahan bagi saya adalah sebuah pelajaran kehidupan yang hanya Allah saja yang mengetahui masa depannya,’ tuturnya. Penulis membagi bukunya menjadi empat bab. Dimulai dari babI, keterpurukan, yang memaparkan persoalan-persoalan yang diawali oleh penulis pada awal-awal pernikahannya dan membuatnya merasa tidak bahagia. Apalagi ia dan suami tinggal di Amerika Serikat, negeri yang secara kultur berbeda dengan Indonesia. Di sini ia mengungkapkan hal-hal yang menjadi ranjau-ranjaupernikahan. Misalnya selera makanan yang berbeda, hingga kebiasaan yang berbeda. Sang suami lebih senang menyendiri, berjam-jam di depan komputer dan pekerjaannya. Sedangkan ia tidak suka menyendiri. Ia senang berkumpul bersama teman-teman ataupun hadir di acara-acara pertemuan. Ia senang bergaul, berkenalan dengan banyak orang. Hari-hari kelam saya lalui hingga akhirnya saya menemukan cahaya yang membawa saya keluar dari keterpurukan. Cahaya yang ternyata tersimpan di diri saya sendiri dan saya tak menyadarinya. Bahwa ternyata, kebahagiaan saya dibuat dan ditentukan oleh saya sendiri, bukan oleh suami saya. Saya yang bertanggung jawab terhadap kehidupan saya sendiri. Sayalah yang menjadi bos bagi diri saya sendiri, sehingga saya dapat menyadari kehebatan yang ada pada diri saya.’‘ (hlm 20) Bab II mengupas jalan kebahagiaan. Ada banyak harapan dan perbedaan pada awalnya, namun begitu kita bisa menerima pasangan kita apa adanya, dan berdamai dengan kenyataan, segalanya jadi lebih mudah, kebahagiaan pun bukanlah sesuatu yang jauh untuk digapai. Ketika saya dapat menghormati dan menerima perbedaan tersebut, maka saya dapat memberikan kesempatan untuk menumbuhkan rasa pengertian di antara kami. (hlm 32) Bagian III , menjaga kebahagiaan. Di bab ini penulis membagi berbagai tips menjaga kebahagiaan, termasuk tips harian. Salah satu cara terpenting adalah bersyukur. ‘’Ah, bersyukur! Alhamdulillah, itulah resep untuk mendapatkan apa yang saya inginkan.’‘ (hlm 153) Penulis menutup bukunya dengan bab IV yang intinya mem bahas bahwa ia dan suami masih terus berproses untuk menciptakan rumah tangga yang bahagia. ‘’Sampai saat ini kami pun masih menemukan krikil-krikil dalam kehidupan sehari-hari, karena saya tahu, tidak ada manusia yang sempurna. Bahkan kami masih menemukan banyak sekali perbedaan di antara kami. Tetapi ketika saya dapat menghormati dan menerima perbedaan tersebut, maka saya dapat memberikan kesempatan untuk menumbuhkan rasa pengertian di antara kami.’‘ (hlm 174) Buku ini sangat penting dibaca oleh setiap calon pasangan suami istri, agar lebih siap menempuh kehidupan rumah tangga, sehingga mampu meraih kebahagiaan yang mereka impikan. Bahkan, buku ini juga perlu dibaca oleh mereka yang sudah sekian lama menikah, untuk merajut kembali serpihan-serpihan kebahagiaan yang mungkin sudah berserakan. ¦ ika Judul buku: Catatan Cinta Seorang Istri Penulis: Meidya Derni Penerbit: Lingkar Pena Kreativa