RE: [balita-anda] Pilih kasih thd anak

2001-04-17 Terurut Topik Susan Sumali

Mbak, kalau tetangga mbak itu (suaminya) punya e-mail, coba di-forward-in
cerita ini:

TRUE STORY Of John Carmody a successful executive
Untuk para Ayah 

Semuanya itu disadari John pada saat dia termenung seorang diri, menatap
kosong keluar jendela rumahnya. Dengan susah payah ia mencoba untuk
memikirkan mengenai pekerjaannya yang menumpuk. Semuanya sia-sia belaka.
Yang ada dalam pikirannya hanyalah perkataan anaknya Magy disuatu sore
sekitar 3 minggu yang lalu. Malam itu, 3 minggu yang lalu John membawa
pekerjaannya pulang. Ada rapat umum yang sangat penting besok pagi dengan
para pemegang saham. Pada saat John memeriksa pekerjaannya, Magy putrinya
yang baru berusia 2 tahun datang menghampiri, sambil membawa buku ceritanya
yang masih baru. Buku baru bersampul hijau dengan gambar peri. 
Dia berkata dengan suara manjanya, "Papa lihat !"
 John menengok kearahnya dan berkata, " Wah, buku baru ya ?" 
"Ya Papa!" katanya berseri-seri, "Bacain dong !" 
"Wah, Ayah sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh", kata John dengan cepat
sambil mengalihkan perhatiannya pada tumpukan kertas didepan hidungnya. Magy
hanya berdiri terpaku disamping John sambil memperhatikan. Lalu dengan
suaranya yang lembut dan sedikit dibuat-buat mulai merayu kembali : "Tapi
mama bilang Papa akan membacakannya untuk Magy".
Dengan persaan agak kesal John menjawab: "Magy dengar, Papa sangat sibuk.
Minta saja Mama untuk membacakannya." 
"Tapi Mama lebih sibuk daripada Papa," katanya sendu.  "Lihat Papa,
gambarnya bagus dan lucu." 
Lain kali Magy, sana! Papa sedang banyak kerjaan."
 John berusaha untuk tidak memperhatikan Magy lagi. Waktu berlalu, Magy
masih berdiri kaku disebelah Ayahnya sambil memegang erat bukunya. Lama
sekali John mengacuhkan anaknya. 
Tiba-tiba Magy mulai lagi: "Tapi Papa, gambarnya bagus sekali dan ceritanya
pasti bagus! Papa pasti akan suka." 
"Magy, sekali lagi Ayah bilang: Lain kali !" dengan agak keras John
membentak anaknya. 
Hampir menangis Magy mulai menjauh, "Iya deh, lain kali ya Papa, lain kali."

Tapi Magy kemudian mendekati Ayahnya sambil menyentuh lembut tangannya,
menaruh bukunya dipangkuan sang Ayah sambil berkata: "Kapan saja Papa ada
waktu ya, Papa tidak usah baca untuk Magy, baca saja untuk Papa. Tapi kalau
Papa bisa, bacanya yang keras ya, supaya Magy juga bisa ikut dengar." John
hanya diam. 
Kejadian 3 minggu yang lalu itulah sekarang yang ada dalam pikiran John.
John teringat akan Magy yang dengan penuh pengertian mengalah. Magy yang
baru berusia 2 tahun meletakan tangannya yang mungil di atas tangannya yang
kasar mengatakan: "Tapi kalau bisa bacanya yang keras ya Pa, supaya Magy
bisa ikut dengar." Dan karena itulah John mulai membuka buku cerita yang
diambilnya dari tumpukan mainan Magy di pojok ruangan. Bukunya sudah tidak
terlalu baru, sampulnya sudah mulai usang dan koyak. John mulai membuka
halaman pertama dan dengan suara parau mulai membacanya. John sudah
melupakan pekerjaannya yang dulunya amat sangat penting. Ia bahkan lupa akan
kemarahan dan kebenciannya terhadap pemuda mabuk yang dengan kencangnya
menghantam tubuh anak gadisnya di jalan depan rumah. John terus membaca
halaman demi halaman sekeras mungkin, cukup keras bagi Magy untuk dapat
mendengar dari tempat peristirahatannya yang terakhir. Mungkin.



-Original Message-
From: Dewi Hayu [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Wednesday, April 18, 2001 9:29 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] Pilih kasih thd anak


Selamat pagi rekan balita anda

Tetanggaku punya masalah yang sangat pelik. Dia mempunyai 3 orang anak, yang
sulung kelas 2 SD (cowok ).
Suaminya seorang dosen univ.negri, dan temenku juga dosen. Si sulung memang
rada bandel ( men.saya masih normal)
Bapak,ibunya memperlakukan si sulung agak keras karena kebandelannya. Dengan
2 anaknya yang lain si suami tidak bermasalah. Nach waktu si suami berencana
mengambil S3 di amrik, istrinya bilang kalau dia tidak sanggup mengasuh si
sulung sendirian. Alhasil sisuami tak jadi ambil S3. Tapi si sulung jadi
sering dikasarin papanya( dia bilang sama saya"tante, waktu papa marah, saya
dibanting ke lantai, padahal saya tidak tahu salah saya apa", aduh saya
kuatin hati saya mendengarnya, saya peluk anak itu). Sekarang sudah sekitar
1 tahun dia tak pernah diajak ngomong sama papanya.
Momen yang penting seperti ulang tahun untuk dialog dengan papanya tidak
berhasil ( " waktu ultahnya, dia disuruh neneknya kasih nasi kuning ke
papanya, alhasil dicuekin saja. Tidak tega rasanya mendengarnya). Pernah dia
ngomong ke mamanya, untuk cari papa baru. Setiap kali main ke rumah ia
begitu senang, kadang tidak mau pulang,saya peluk dan cium dengan tulus.
Sepertinya ia iri tidak punya papa. Ia begitu iri melihat kami bertiga
bermesraan Ia merindukan seorang papa.

Teman-teman, kalau kasih saran suaminya saya kurang sreg, karena saya tidak
akrab dengan suaminya.
Ada masukan supaya suaminya bisa luluh hatinya ?
Saya sangat menunggu jawaban teman-teman.


Wassalam
Dewi



 kirim bunga ke 

RE: [balita-anda] Pilih kasih thd anak

2001-04-17 Terurut Topik Taufan Surana

Sangat sedih saya membaca tulisan di bawah ini.
Saya tidak punya komentar utk mengatasi masalah ini. Tetapi yang perlu
diingat oleh kita semua sebagai orang tua adalah :
Untuk menjadi seorang professional, entah itu sebagai dosen, pegawai biasa
atau apapun juga, diperlukan ilmu untuk mendukungnya. Demikian juga dengan
mengasuh anak, diperlukan ILMU untuk bisa melakukannya. Kita hidup di dunia
professionalisme dan di tengah keluarga. Kita HARUS tahu ilmu kedua-duanya.
Bagi saya, apalah artinya ilmu S3 jika tidak mempunyai ilmu mengasuh anak.

Semoga kita semua di milis ini menyadari pentingnya hal ini, dan dapat
menyampaikannya kepada rekan-rekan yang lain.

Taufan



-Original Message-
From: Dewi Hayu [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Wednesday, April 18, 2001 11:29 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] Pilih kasih thd anak


Selamat pagi rekan balita anda

Tetanggaku punya masalah yang sangat pelik. Dia mempunyai 3 orang anak, yang
sulung kelas 2 SD (cowok ).
Suaminya seorang dosen univ.negri, dan temenku juga dosen. Si sulung memang
rada bandel ( men.saya masih normal)
Bapak,ibunya memperlakukan si sulung agak keras karena kebandelannya. Dengan
2 anaknya yang lain si suami tidak bermasalah. Nach waktu si suami berencana
mengambil S3 di amrik, istrinya bilang kalau dia tidak sanggup mengasuh si
sulung sendirian. Alhasil sisuami tak jadi ambil S3. Tapi si sulung jadi
sering dikasarin papanya( dia bilang sama saya"tante, waktu papa marah, saya
dibanting ke lantai, padahal saya tidak tahu salah saya apa", aduh saya
kuatin hati saya mendengarnya, saya peluk anak itu). Sekarang sudah sekitar
1 tahun dia tak pernah diajak ngomong sama papanya.
Momen yang penting seperti ulang tahun untuk dialog dengan papanya tidak
berhasil ( " waktu ultahnya, dia disuruh neneknya kasih nasi kuning ke
papanya, alhasil dicuekin saja. Tidak tega rasanya mendengarnya). Pernah dia
ngomong ke mamanya, untuk cari papa baru. Setiap kali main ke rumah ia
begitu senang, kadang tidak mau pulang,saya peluk dan cium dengan tulus.
Sepertinya ia iri tidak punya papa. Ia begitu iri melihat kami bertiga
bermesraan Ia merindukan seorang papa.

Teman-teman, kalau kasih saran suaminya saya kurang sreg, karena saya tidak
akrab dengan suaminya.
Ada masukan supaya suaminya bisa luluh hatinya ?
Saya sangat menunggu jawaban teman-teman.


Wassalam
Dewi



 kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]




 kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





RE: [balita-anda] Pilih kasih thd anak

2001-04-17 Terurut Topik Patria, Diah

Saya juga sedih baca tulisan itu, koq ada sich Ayah yang tega seperti itu,
merasa bahwa ilmu adalah segalanya, dan menganggap anak adalah penghambat
karir, picik .padahal kalau kita mati engga ada materi yang kita bawa
mati..tapi doa dari anak shalehlah yang bakal menolong kita..salah satu
netter pernah kirim email surat seorang ayah yang sangat menyentuh
sekali..seandainya semua orang tua menyadari anak adalah titipan Allah yang
benar-benar harus kita jaga, saya salut dan bangga dengan Bapak-bapak yang
ada di mailist ini yang begitu peduli dengan anak-anaknya..hidup Pak Taufan,
pak Basuki dan lain-lain...!!! Bagaimana kalau dibawa ke Psikolog..? atau
mungkin ada yang dia hormati dan di tuakan yang berbicara padanya dengan
memberikan pandangan tanpa bermaksud menggurui, sehingga bisa membuat dia
lebih benci kepada anaknya sendiri..atau buat surat tanpa pengirim yang
isinya tulisan-tulisan mengenai seorang Ayah..bisa berupa puisi atau surat
dari Pak Taufan...ini hanya sekedar saran..


Salam

Bundanya Sulthan

**
This email and any files transmitted with it are confidential and 
intended solely for the use of the individual or entity to whom they   
are addressed. If you have received this email in error please notify 
the system manager.

This footnote also confirms that this email message has been swept by 
MIMEsweeper for the presence of computer viruses.

www.mimesweeper.com
**

 kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





Re: [balita-anda] Pilih kasih thd anak

2001-04-17 Terurut Topik Tittu Riana Sari

seandainya bapak yang pilih kasih itu bisa baca surat ini..




Sepucuk surat dari seorang ayah





Aku tuliskan surat ini atas nama rindu yang besarnya hanya Allah
yang tahu. Sebelum kulanjutkan, bacalah surat ini sebagai surat
seorang laki-laki kepada seorang laki-laki; surat seorang ayah
kepada seorang ayah.


Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia. Besar kecemasanku menanti
kelahiranmu dulu belum hilang hingga saat ini. Kecemasan yang indah
karena ia didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang telah terasakan
bahkan ketika yang dicintai belum sekalipun kutemui.


Nak, menjadi ayah itu mulia. Bacalah sejarah Nabi-Nabi dan Rasul
dan temukanlah betapa nasehat yang terbaik itu dicatat dari dialog
seorang ayah dengan anak-anaknya.


Meskipun demikian, ketahuilah Nak, menjadi ayah itu berat dan sulit.
Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu di sisiku, aku seperti
menemui keberadaanku, makna keberadaanmu, dan makna tugas kebapakanku
terhadapmu. Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindah
dan paling aku banggakan di depan siapapun. Bahkan dihadapan Tuhan,
ketika aku duduk berduaan berhadapan dengan Nya, hingga saat usia senja ini.


Nak, saat pertama engkau hadir, kucium dan kupeluk engkau sebagai
buah cintaku dan ibumu. Sebagai bukti, bahwa aku dan ibumu tak lagi
terpisahkan oleh apapun jua.


Tapi seiring waktu, ketika engkau suatu kali telah mampu berkata:
"TIDAK", timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya. Engkau
bukan milikku, atau milik ibumu Nak. Engkau lahir bukan karena
cintaku dan cinta ibumu. Engkau adalah milik Tuhan. Tak ada hakku
menuntut pengabdian darimu. Karena pengabdianmu semata-mata
seharusnya hanya untuk Tuhan.


Nak, sedih, pedih dan terhempaskan rasanya menyadari siapa sebenarnya
aku dan siapa engkau. Dan dalam waktu panjang di malam-malam sepi,
kusesali kesalahanku itu sepenuh -penuh air mata dihadapan Tuhan.
Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku.


Sejak saat itu Nak, satu-satunya usahaku adalah mendekatkanmu kepada
pemilikmu yang sebenarnya. Membuatmu senantiasa berusaha memenuhi
keinginan pemilikmu. Melakukan segala sesuatu karena Nya, bukan karena
kau dan ibumu. Tugasku bukan membuatmu dikagumi orang lain, tapi
agar engkau dikagumi dan dicintai Tuhan.


Inilah usaha terberatku Nak, karena artinya aku harus lebih dulu
memberi contoh kepadamu dekat dengan Tuhan. Keinginanku harus
lebih dulu sesuai dengan keinginan Tuhan. Agar perjalananmu
mendekati Nya tak lagi terlalu sulit.


Kemudian, kitapun memulai perjalanan itu berdua, tak pernah engkau
kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku cuma menggeng-
gam jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapat
kau rasakan perjalanan ruhaniah yang sebenarnya.


Saat engkau mengeluh letih berjalan, kukuatkan engkau karena kita
memang tak boleh berhenti. Perjalanan mengenal Tuhan tak kenal
letih dan berhenti, Nak. Berhenti berarti mati, inilah kata-kataku
tiap kali memeluk dan menghapus air matamu, ketika engkau hampir
putus asa.


Akhirnya Nak, kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan di
hadapan Tuhan, dan kudapati jarakku amat jauh dari Nya, aku akan
ikhlas. Karena seperti itulah aku di dunia. Tapi, kalau boleh
aku berharap, aku ingin saat itu aku melihatmu dekat dengan Tuhan.
Aku akan bangga Nak, karena itulah bukti bahwa semua titipan bisa
kita kembalikan kepada pemiliknya.
Dari ayah yang senantiasa merindukanmu.

(disalin dari lembaran da'wah "MISYKAT" No.8)



 kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





Re: [balita-anda] Pilih kasih thd anak

2001-04-17 Terurut Topik Jane Sipasulta

Saya sangat setuju dengan pendapat Pak Taufan.

Kita memerlukan ILMU PENGETAHUAN (mis: ilmu-ilmu eksakta, sosial, teknologi,
dll.) dan ILMU HIDUP (mis: bagaimana membina keluarga yang harmonis,
mendidik anak, menjalin hubungan sosial yang baik dg. lingkungan sekitar,
dll.)dalam menjalani kehidupan ini. Dan menurut saya, kedua - duanya harus
seimbang karena kedua ilmu tersebut saling mendukung satu sama lain. Dalam
kasus ini, menurut saya, ilmu S3 bukanlah suatu kebanggaan bila ternyata
untuk mendapatkannya harus mengorbankan anak/keluarga.

Yang perlu kita ingat: kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan melalui
sekolah, buku-buku, maupun sarana informasi lainnya, begitu juga dengan
teori tentang ilmu hidup. Tapi ilmu hidup yang sebenarnya HANYA dapat
diperoleh dari PENGALAMAN/PRAKTEK.

Untuk Ibu Dewi Hayu,

Apabila si suami itu punya e-mail, saran dari ibu Susan Sumali bisa
dilakukan sebab kalau dia punya hati nurani sebagai seorang ayah (apalagi
dia masih punya 2 anak yg lain), saya rasa, dia akan mempertimbangkan
kembali tindakannya selama ini kepada anak sulungnya itu.

Seandainya tidak berhasil, mungkin ada baiknya ibu bilang pada isterinya
untuk minta jasa psikolog/counselor. Karena mungkin saja, ia sebenarnya
tidak mau memperlakukan anaknya dengan buruk, tapi ia tidak dapat
mengendalikan dirinya untuk menghindari hal tsb. (semacam gangguan
kejiwaan).

Menurut saya, masalah ini harus segera dicarikan jalan keluarnya. Karena
akan sangat berdampak dalam kehidupan anak tsb di masa depan. Jangan sampai,
karena punya pengalaman buruk dengan ayahnya, ia menjadi trauma sehingga
mengakibatkan ia tidak mau menikah dan punya anak atau yang paling parah, ia
mungkin saja mengulangi semua perlakuan buruk ayahnya pada anaknya bila ia
menikah dan punya anak kelak.

Demikian pendapat saya, semoga bermanfaat.
Maaf, kalau kepanjangan (abis gemes sih, koq bisa ada ayah yang seperti
itu!)

- Original Message -
From: "Taufan Surana" [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, April 17, 2001 8:05 PM
Subject: RE: [balita-anda] Pilih kasih thd anak


 Sangat sedih saya membaca tulisan di bawah ini.
 Saya tidak punya komentar utk mengatasi masalah ini. Tetapi yang perlu
 diingat oleh kita semua sebagai orang tua adalah :
 Untuk menjadi seorang professional, entah itu sebagai dosen, pegawai biasa
 atau apapun juga, diperlukan ilmu untuk mendukungnya. Demikian juga dengan
 mengasuh anak, diperlukan ILMU untuk bisa melakukannya. Kita hidup di
dunia
 professionalisme dan di tengah keluarga. Kita HARUS tahu ilmu
kedua-duanya.
 Bagi saya, apalah artinya ilmu S3 jika tidak mempunyai ilmu mengasuh anak.

 Semoga kita semua di milis ini menyadari pentingnya hal ini, dan dapat
 menyampaikannya kepada rekan-rekan yang lain.

 Taufan



 -Original Message-
 From: Dewi Hayu [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
 Sent: Wednesday, April 18, 2001 11:29 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [balita-anda] Pilih kasih thd anak


 Selamat pagi rekan balita anda

 Tetanggaku punya masalah yang sangat pelik. Dia mempunyai 3 orang anak,
yang
 sulung kelas 2 SD (cowok ).
 Suaminya seorang dosen univ.negri, dan temenku juga dosen. Si sulung
memang
 rada bandel ( men.saya masih normal)
 Bapak,ibunya memperlakukan si sulung agak keras karena kebandelannya.
Dengan
 2 anaknya yang lain si suami tidak bermasalah. Nach waktu si suami
berencana
 mengambil S3 di amrik, istrinya bilang kalau dia tidak sanggup mengasuh si
 sulung sendirian. Alhasil sisuami tak jadi ambil S3. Tapi si sulung jadi
 sering dikasarin papanya( dia bilang sama saya"tante, waktu papa marah,
saya
 dibanting ke lantai, padahal saya tidak tahu salah saya apa", aduh saya
 kuatin hati saya mendengarnya, saya peluk anak itu). Sekarang sudah
sekitar
 1 tahun dia tak pernah diajak ngomong sama papanya.
 Momen yang penting seperti ulang tahun untuk dialog dengan papanya tidak
 berhasil ( " waktu ultahnya, dia disuruh neneknya kasih nasi kuning ke
 papanya, alhasil dicuekin saja. Tidak tega rasanya mendengarnya). Pernah
dia
 ngomong ke mamanya, untuk cari papa baru. Setiap kali main ke rumah ia
 begitu senang, kadang tidak mau pulang,saya peluk dan cium dengan tulus.
 Sepertinya ia iri tidak punya papa. Ia begitu iri melihat kami bertiga
 bermesraan Ia merindukan seorang papa.

 Teman-teman, kalau kasih saran suaminya saya kurang sreg, karena saya
tidak
 akrab dengan suaminya.
 Ada masukan supaya suaminya bisa luluh hatinya ?
 Saya sangat menunggu jawaban teman-teman.


 Wassalam
 Dewi



  kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com
  Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
 Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]




  kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com
  Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
 Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





 kirim bunga ke negara2 di Asia? klik

RE: [balita-anda] Pilih kasih thd anak

2001-04-17 Terurut Topik Yenni Afrianti

Astagfirullahilazim..terus terang saya jadi terharu baca kisah ini.
Saya jadi pengen nangis ngebayangin anaknya yang sangat mengharap perhatian
papanya.  Saya heran kenapa papanya yang seorang pendidik dan berpendidikan
tinggi bisa berprilaku demikian, seperti seorang yang tidak berpendidikan
dan tidak beriman.  Tidakkah istrinya punya keberanian untuk memberikan
pengertian kepada suaminya?  Atau mungkin bisa minta bantuan orang tua atau
kakek nenek si  anak untuk menyadarkan si papa yang lagi stress ini, mungkin
orang tua papanya bisa menceritakan bagaimana dulu papanya sewaktu kecil dan
bagaimana orang tuanya mendidik dan mengasuhnya, bagaimana juga arti seorang
anak dan benar" menyadarkan papanya bahwa anak adalah titipan Yang Kuasa,
mungkin anaknya nakal (menurut dia) karena kurang mendapat perhatian.
Sebelum semuanya terlambat orang tua si papa atau orang yang disegani si
papa ini harus memberikan pengertian dan menyadarkan dia bahwa anak adalah
amanah dari Yang Kuasa yang mempunyai hak untuk diasuh dengan layak.
Selain itu mamanya juga harus dengan sabar memberikan pengertian kepada
anaknya, walau gimanapun papanya adalah ayahnya dan yakinkan si anak suatu
saat kelak papanya akan bangga padanya apalagi kalau anaknya bisa
berprestasi disekolah, hal ini saya rasa bisa menjadikan si anak untuk giat
belajar.  Demikian semoga membantu.

Mamanya Naufal



 --
 From: Dewi Hayu[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
 Reply To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, April 18, 2001 9:28 AM
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  [balita-anda] Pilih kasih thd anak
 
 Selamat pagi rekan balita anda
 
 Tetanggaku punya masalah yang sangat pelik. Dia mempunyai 3 orang anak,
 yang
 sulung kelas 2 SD (cowok ).
 Suaminya seorang dosen univ.negri, dan temenku juga dosen. Si sulung
 memang
 rada bandel ( men.saya masih normal)
 Bapak,ibunya memperlakukan si sulung agak keras karena kebandelannya.
 Dengan
 2 anaknya yang lain si suami tidak bermasalah. Nach waktu si suami
 berencana
 mengambil S3 di amrik, istrinya bilang kalau dia tidak sanggup mengasuh si
 sulung sendirian. Alhasil sisuami tak jadi ambil S3. Tapi si sulung jadi
 sering dikasarin papanya( dia bilang sama saya"tante, waktu papa marah,
 saya
 dibanting ke lantai, padahal saya tidak tahu salah saya apa", aduh saya
 kuatin hati saya mendengarnya, saya peluk anak itu). Sekarang sudah
 sekitar
 1 tahun dia tak pernah diajak ngomong sama papanya.
 Momen yang penting seperti ulang tahun untuk dialog dengan papanya tidak
 berhasil ( " waktu ultahnya, dia disuruh neneknya kasih nasi kuning ke
 papanya, alhasil dicuekin saja. Tidak tega rasanya mendengarnya). Pernah
 dia
 ngomong ke mamanya, untuk cari papa baru. Setiap kali main ke rumah ia
 begitu senang, kadang tidak mau pulang,saya peluk dan cium dengan tulus.
 Sepertinya ia iri tidak punya papa. Ia begitu iri melihat kami bertiga
 bermesraan Ia merindukan seorang papa.
 
 Teman-teman, kalau kasih saran suaminya saya kurang sreg, karena saya
 tidak
 akrab dengan suaminya.
 Ada masukan supaya suaminya bisa luluh hatinya ?
 Saya sangat menunggu jawaban teman-teman.
 
 
 Wassalam
 Dewi
 
 
 
  kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com  
  Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
 Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
 
 

 kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]