RE: [balita-anda] Pilih kasih thd anak
Mbak, kalau tetangga mbak itu (suaminya) punya e-mail, coba di-forward-in cerita ini: TRUE STORY Of John Carmody a successful executive Untuk para Ayah Semuanya itu disadari John pada saat dia termenung seorang diri, menatap kosong keluar jendela rumahnya. Dengan susah payah ia mencoba untuk memikirkan mengenai pekerjaannya yang menumpuk. Semuanya sia-sia belaka. Yang ada dalam pikirannya hanyalah perkataan anaknya Magy disuatu sore sekitar 3 minggu yang lalu. Malam itu, 3 minggu yang lalu John membawa pekerjaannya pulang. Ada rapat umum yang sangat penting besok pagi dengan para pemegang saham. Pada saat John memeriksa pekerjaannya, Magy putrinya yang baru berusia 2 tahun datang menghampiri, sambil membawa buku ceritanya yang masih baru. Buku baru bersampul hijau dengan gambar peri. Dia berkata dengan suara manjanya, "Papa lihat !" John menengok kearahnya dan berkata, " Wah, buku baru ya ?" "Ya Papa!" katanya berseri-seri, "Bacain dong !" "Wah, Ayah sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh", kata John dengan cepat sambil mengalihkan perhatiannya pada tumpukan kertas didepan hidungnya. Magy hanya berdiri terpaku disamping John sambil memperhatikan. Lalu dengan suaranya yang lembut dan sedikit dibuat-buat mulai merayu kembali : "Tapi mama bilang Papa akan membacakannya untuk Magy". Dengan persaan agak kesal John menjawab: "Magy dengar, Papa sangat sibuk. Minta saja Mama untuk membacakannya." "Tapi Mama lebih sibuk daripada Papa," katanya sendu. "Lihat Papa, gambarnya bagus dan lucu." Lain kali Magy, sana! Papa sedang banyak kerjaan." John berusaha untuk tidak memperhatikan Magy lagi. Waktu berlalu, Magy masih berdiri kaku disebelah Ayahnya sambil memegang erat bukunya. Lama sekali John mengacuhkan anaknya. Tiba-tiba Magy mulai lagi: "Tapi Papa, gambarnya bagus sekali dan ceritanya pasti bagus! Papa pasti akan suka." "Magy, sekali lagi Ayah bilang: Lain kali !" dengan agak keras John membentak anaknya. Hampir menangis Magy mulai menjauh, "Iya deh, lain kali ya Papa, lain kali." Tapi Magy kemudian mendekati Ayahnya sambil menyentuh lembut tangannya, menaruh bukunya dipangkuan sang Ayah sambil berkata: "Kapan saja Papa ada waktu ya, Papa tidak usah baca untuk Magy, baca saja untuk Papa. Tapi kalau Papa bisa, bacanya yang keras ya, supaya Magy juga bisa ikut dengar." John hanya diam. Kejadian 3 minggu yang lalu itulah sekarang yang ada dalam pikiran John. John teringat akan Magy yang dengan penuh pengertian mengalah. Magy yang baru berusia 2 tahun meletakan tangannya yang mungil di atas tangannya yang kasar mengatakan: "Tapi kalau bisa bacanya yang keras ya Pa, supaya Magy bisa ikut dengar." Dan karena itulah John mulai membuka buku cerita yang diambilnya dari tumpukan mainan Magy di pojok ruangan. Bukunya sudah tidak terlalu baru, sampulnya sudah mulai usang dan koyak. John mulai membuka halaman pertama dan dengan suara parau mulai membacanya. John sudah melupakan pekerjaannya yang dulunya amat sangat penting. Ia bahkan lupa akan kemarahan dan kebenciannya terhadap pemuda mabuk yang dengan kencangnya menghantam tubuh anak gadisnya di jalan depan rumah. John terus membaca halaman demi halaman sekeras mungkin, cukup keras bagi Magy untuk dapat mendengar dari tempat peristirahatannya yang terakhir. Mungkin. -Original Message- From: Dewi Hayu [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Wednesday, April 18, 2001 9:29 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [balita-anda] Pilih kasih thd anak Selamat pagi rekan balita anda Tetanggaku punya masalah yang sangat pelik. Dia mempunyai 3 orang anak, yang sulung kelas 2 SD (cowok ). Suaminya seorang dosen univ.negri, dan temenku juga dosen. Si sulung memang rada bandel ( men.saya masih normal) Bapak,ibunya memperlakukan si sulung agak keras karena kebandelannya. Dengan 2 anaknya yang lain si suami tidak bermasalah. Nach waktu si suami berencana mengambil S3 di amrik, istrinya bilang kalau dia tidak sanggup mengasuh si sulung sendirian. Alhasil sisuami tak jadi ambil S3. Tapi si sulung jadi sering dikasarin papanya( dia bilang sama saya"tante, waktu papa marah, saya dibanting ke lantai, padahal saya tidak tahu salah saya apa", aduh saya kuatin hati saya mendengarnya, saya peluk anak itu). Sekarang sudah sekitar 1 tahun dia tak pernah diajak ngomong sama papanya. Momen yang penting seperti ulang tahun untuk dialog dengan papanya tidak berhasil ( " waktu ultahnya, dia disuruh neneknya kasih nasi kuning ke papanya, alhasil dicuekin saja. Tidak tega rasanya mendengarnya). Pernah dia ngomong ke mamanya, untuk cari papa baru. Setiap kali main ke rumah ia begitu senang, kadang tidak mau pulang,saya peluk dan cium dengan tulus. Sepertinya ia iri tidak punya papa. Ia begitu iri melihat kami bertiga bermesraan Ia merindukan seorang papa. Teman-teman, kalau kasih saran suaminya saya kurang sreg, karena saya tidak akrab dengan suaminya. Ada masukan supaya suaminya bisa luluh hatinya ? Saya sangat menunggu jawaban teman-teman. Wassalam Dewi kirim bunga ke
RE: [balita-anda] Pilih kasih thd anak
Sangat sedih saya membaca tulisan di bawah ini. Saya tidak punya komentar utk mengatasi masalah ini. Tetapi yang perlu diingat oleh kita semua sebagai orang tua adalah : Untuk menjadi seorang professional, entah itu sebagai dosen, pegawai biasa atau apapun juga, diperlukan ilmu untuk mendukungnya. Demikian juga dengan mengasuh anak, diperlukan ILMU untuk bisa melakukannya. Kita hidup di dunia professionalisme dan di tengah keluarga. Kita HARUS tahu ilmu kedua-duanya. Bagi saya, apalah artinya ilmu S3 jika tidak mempunyai ilmu mengasuh anak. Semoga kita semua di milis ini menyadari pentingnya hal ini, dan dapat menyampaikannya kepada rekan-rekan yang lain. Taufan -Original Message- From: Dewi Hayu [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Wednesday, April 18, 2001 11:29 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [balita-anda] Pilih kasih thd anak Selamat pagi rekan balita anda Tetanggaku punya masalah yang sangat pelik. Dia mempunyai 3 orang anak, yang sulung kelas 2 SD (cowok ). Suaminya seorang dosen univ.negri, dan temenku juga dosen. Si sulung memang rada bandel ( men.saya masih normal) Bapak,ibunya memperlakukan si sulung agak keras karena kebandelannya. Dengan 2 anaknya yang lain si suami tidak bermasalah. Nach waktu si suami berencana mengambil S3 di amrik, istrinya bilang kalau dia tidak sanggup mengasuh si sulung sendirian. Alhasil sisuami tak jadi ambil S3. Tapi si sulung jadi sering dikasarin papanya( dia bilang sama saya"tante, waktu papa marah, saya dibanting ke lantai, padahal saya tidak tahu salah saya apa", aduh saya kuatin hati saya mendengarnya, saya peluk anak itu). Sekarang sudah sekitar 1 tahun dia tak pernah diajak ngomong sama papanya. Momen yang penting seperti ulang tahun untuk dialog dengan papanya tidak berhasil ( " waktu ultahnya, dia disuruh neneknya kasih nasi kuning ke papanya, alhasil dicuekin saja. Tidak tega rasanya mendengarnya). Pernah dia ngomong ke mamanya, untuk cari papa baru. Setiap kali main ke rumah ia begitu senang, kadang tidak mau pulang,saya peluk dan cium dengan tulus. Sepertinya ia iri tidak punya papa. Ia begitu iri melihat kami bertiga bermesraan Ia merindukan seorang papa. Teman-teman, kalau kasih saran suaminya saya kurang sreg, karena saya tidak akrab dengan suaminya. Ada masukan supaya suaminya bisa luluh hatinya ? Saya sangat menunggu jawaban teman-teman. Wassalam Dewi kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Pilih kasih thd anak
Saya juga sedih baca tulisan itu, koq ada sich Ayah yang tega seperti itu, merasa bahwa ilmu adalah segalanya, dan menganggap anak adalah penghambat karir, picik .padahal kalau kita mati engga ada materi yang kita bawa mati..tapi doa dari anak shalehlah yang bakal menolong kita..salah satu netter pernah kirim email surat seorang ayah yang sangat menyentuh sekali..seandainya semua orang tua menyadari anak adalah titipan Allah yang benar-benar harus kita jaga, saya salut dan bangga dengan Bapak-bapak yang ada di mailist ini yang begitu peduli dengan anak-anaknya..hidup Pak Taufan, pak Basuki dan lain-lain...!!! Bagaimana kalau dibawa ke Psikolog..? atau mungkin ada yang dia hormati dan di tuakan yang berbicara padanya dengan memberikan pandangan tanpa bermaksud menggurui, sehingga bisa membuat dia lebih benci kepada anaknya sendiri..atau buat surat tanpa pengirim yang isinya tulisan-tulisan mengenai seorang Ayah..bisa berupa puisi atau surat dari Pak Taufan...ini hanya sekedar saran.. Salam Bundanya Sulthan ** This email and any files transmitted with it are confidential and intended solely for the use of the individual or entity to whom they are addressed. If you have received this email in error please notify the system manager. This footnote also confirms that this email message has been swept by MIMEsweeper for the presence of computer viruses. www.mimesweeper.com ** kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Pilih kasih thd anak
seandainya bapak yang pilih kasih itu bisa baca surat ini.. Sepucuk surat dari seorang ayah Aku tuliskan surat ini atas nama rindu yang besarnya hanya Allah yang tahu. Sebelum kulanjutkan, bacalah surat ini sebagai surat seorang laki-laki kepada seorang laki-laki; surat seorang ayah kepada seorang ayah. Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia. Besar kecemasanku menanti kelahiranmu dulu belum hilang hingga saat ini. Kecemasan yang indah karena ia didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang telah terasakan bahkan ketika yang dicintai belum sekalipun kutemui. Nak, menjadi ayah itu mulia. Bacalah sejarah Nabi-Nabi dan Rasul dan temukanlah betapa nasehat yang terbaik itu dicatat dari dialog seorang ayah dengan anak-anaknya. Meskipun demikian, ketahuilah Nak, menjadi ayah itu berat dan sulit. Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu di sisiku, aku seperti menemui keberadaanku, makna keberadaanmu, dan makna tugas kebapakanku terhadapmu. Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindah dan paling aku banggakan di depan siapapun. Bahkan dihadapan Tuhan, ketika aku duduk berduaan berhadapan dengan Nya, hingga saat usia senja ini. Nak, saat pertama engkau hadir, kucium dan kupeluk engkau sebagai buah cintaku dan ibumu. Sebagai bukti, bahwa aku dan ibumu tak lagi terpisahkan oleh apapun jua. Tapi seiring waktu, ketika engkau suatu kali telah mampu berkata: "TIDAK", timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya. Engkau bukan milikku, atau milik ibumu Nak. Engkau lahir bukan karena cintaku dan cinta ibumu. Engkau adalah milik Tuhan. Tak ada hakku menuntut pengabdian darimu. Karena pengabdianmu semata-mata seharusnya hanya untuk Tuhan. Nak, sedih, pedih dan terhempaskan rasanya menyadari siapa sebenarnya aku dan siapa engkau. Dan dalam waktu panjang di malam-malam sepi, kusesali kesalahanku itu sepenuh -penuh air mata dihadapan Tuhan. Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku. Sejak saat itu Nak, satu-satunya usahaku adalah mendekatkanmu kepada pemilikmu yang sebenarnya. Membuatmu senantiasa berusaha memenuhi keinginan pemilikmu. Melakukan segala sesuatu karena Nya, bukan karena kau dan ibumu. Tugasku bukan membuatmu dikagumi orang lain, tapi agar engkau dikagumi dan dicintai Tuhan. Inilah usaha terberatku Nak, karena artinya aku harus lebih dulu memberi contoh kepadamu dekat dengan Tuhan. Keinginanku harus lebih dulu sesuai dengan keinginan Tuhan. Agar perjalananmu mendekati Nya tak lagi terlalu sulit. Kemudian, kitapun memulai perjalanan itu berdua, tak pernah engkau kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku cuma menggeng- gam jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapat kau rasakan perjalanan ruhaniah yang sebenarnya. Saat engkau mengeluh letih berjalan, kukuatkan engkau karena kita memang tak boleh berhenti. Perjalanan mengenal Tuhan tak kenal letih dan berhenti, Nak. Berhenti berarti mati, inilah kata-kataku tiap kali memeluk dan menghapus air matamu, ketika engkau hampir putus asa. Akhirnya Nak, kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan di hadapan Tuhan, dan kudapati jarakku amat jauh dari Nya, aku akan ikhlas. Karena seperti itulah aku di dunia. Tapi, kalau boleh aku berharap, aku ingin saat itu aku melihatmu dekat dengan Tuhan. Aku akan bangga Nak, karena itulah bukti bahwa semua titipan bisa kita kembalikan kepada pemiliknya. Dari ayah yang senantiasa merindukanmu. (disalin dari lembaran da'wah "MISYKAT" No.8) kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Pilih kasih thd anak
Saya sangat setuju dengan pendapat Pak Taufan. Kita memerlukan ILMU PENGETAHUAN (mis: ilmu-ilmu eksakta, sosial, teknologi, dll.) dan ILMU HIDUP (mis: bagaimana membina keluarga yang harmonis, mendidik anak, menjalin hubungan sosial yang baik dg. lingkungan sekitar, dll.)dalam menjalani kehidupan ini. Dan menurut saya, kedua - duanya harus seimbang karena kedua ilmu tersebut saling mendukung satu sama lain. Dalam kasus ini, menurut saya, ilmu S3 bukanlah suatu kebanggaan bila ternyata untuk mendapatkannya harus mengorbankan anak/keluarga. Yang perlu kita ingat: kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan melalui sekolah, buku-buku, maupun sarana informasi lainnya, begitu juga dengan teori tentang ilmu hidup. Tapi ilmu hidup yang sebenarnya HANYA dapat diperoleh dari PENGALAMAN/PRAKTEK. Untuk Ibu Dewi Hayu, Apabila si suami itu punya e-mail, saran dari ibu Susan Sumali bisa dilakukan sebab kalau dia punya hati nurani sebagai seorang ayah (apalagi dia masih punya 2 anak yg lain), saya rasa, dia akan mempertimbangkan kembali tindakannya selama ini kepada anak sulungnya itu. Seandainya tidak berhasil, mungkin ada baiknya ibu bilang pada isterinya untuk minta jasa psikolog/counselor. Karena mungkin saja, ia sebenarnya tidak mau memperlakukan anaknya dengan buruk, tapi ia tidak dapat mengendalikan dirinya untuk menghindari hal tsb. (semacam gangguan kejiwaan). Menurut saya, masalah ini harus segera dicarikan jalan keluarnya. Karena akan sangat berdampak dalam kehidupan anak tsb di masa depan. Jangan sampai, karena punya pengalaman buruk dengan ayahnya, ia menjadi trauma sehingga mengakibatkan ia tidak mau menikah dan punya anak atau yang paling parah, ia mungkin saja mengulangi semua perlakuan buruk ayahnya pada anaknya bila ia menikah dan punya anak kelak. Demikian pendapat saya, semoga bermanfaat. Maaf, kalau kepanjangan (abis gemes sih, koq bisa ada ayah yang seperti itu!) - Original Message - From: "Taufan Surana" [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, April 17, 2001 8:05 PM Subject: RE: [balita-anda] Pilih kasih thd anak Sangat sedih saya membaca tulisan di bawah ini. Saya tidak punya komentar utk mengatasi masalah ini. Tetapi yang perlu diingat oleh kita semua sebagai orang tua adalah : Untuk menjadi seorang professional, entah itu sebagai dosen, pegawai biasa atau apapun juga, diperlukan ilmu untuk mendukungnya. Demikian juga dengan mengasuh anak, diperlukan ILMU untuk bisa melakukannya. Kita hidup di dunia professionalisme dan di tengah keluarga. Kita HARUS tahu ilmu kedua-duanya. Bagi saya, apalah artinya ilmu S3 jika tidak mempunyai ilmu mengasuh anak. Semoga kita semua di milis ini menyadari pentingnya hal ini, dan dapat menyampaikannya kepada rekan-rekan yang lain. Taufan -Original Message- From: Dewi Hayu [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Wednesday, April 18, 2001 11:29 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [balita-anda] Pilih kasih thd anak Selamat pagi rekan balita anda Tetanggaku punya masalah yang sangat pelik. Dia mempunyai 3 orang anak, yang sulung kelas 2 SD (cowok ). Suaminya seorang dosen univ.negri, dan temenku juga dosen. Si sulung memang rada bandel ( men.saya masih normal) Bapak,ibunya memperlakukan si sulung agak keras karena kebandelannya. Dengan 2 anaknya yang lain si suami tidak bermasalah. Nach waktu si suami berencana mengambil S3 di amrik, istrinya bilang kalau dia tidak sanggup mengasuh si sulung sendirian. Alhasil sisuami tak jadi ambil S3. Tapi si sulung jadi sering dikasarin papanya( dia bilang sama saya"tante, waktu papa marah, saya dibanting ke lantai, padahal saya tidak tahu salah saya apa", aduh saya kuatin hati saya mendengarnya, saya peluk anak itu). Sekarang sudah sekitar 1 tahun dia tak pernah diajak ngomong sama papanya. Momen yang penting seperti ulang tahun untuk dialog dengan papanya tidak berhasil ( " waktu ultahnya, dia disuruh neneknya kasih nasi kuning ke papanya, alhasil dicuekin saja. Tidak tega rasanya mendengarnya). Pernah dia ngomong ke mamanya, untuk cari papa baru. Setiap kali main ke rumah ia begitu senang, kadang tidak mau pulang,saya peluk dan cium dengan tulus. Sepertinya ia iri tidak punya papa. Ia begitu iri melihat kami bertiga bermesraan Ia merindukan seorang papa. Teman-teman, kalau kasih saran suaminya saya kurang sreg, karena saya tidak akrab dengan suaminya. Ada masukan supaya suaminya bisa luluh hatinya ? Saya sangat menunggu jawaban teman-teman. Wassalam Dewi kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] kirim bunga ke negara2 di Asia? klik
RE: [balita-anda] Pilih kasih thd anak
Astagfirullahilazim..terus terang saya jadi terharu baca kisah ini. Saya jadi pengen nangis ngebayangin anaknya yang sangat mengharap perhatian papanya. Saya heran kenapa papanya yang seorang pendidik dan berpendidikan tinggi bisa berprilaku demikian, seperti seorang yang tidak berpendidikan dan tidak beriman. Tidakkah istrinya punya keberanian untuk memberikan pengertian kepada suaminya? Atau mungkin bisa minta bantuan orang tua atau kakek nenek si anak untuk menyadarkan si papa yang lagi stress ini, mungkin orang tua papanya bisa menceritakan bagaimana dulu papanya sewaktu kecil dan bagaimana orang tuanya mendidik dan mengasuhnya, bagaimana juga arti seorang anak dan benar" menyadarkan papanya bahwa anak adalah titipan Yang Kuasa, mungkin anaknya nakal (menurut dia) karena kurang mendapat perhatian. Sebelum semuanya terlambat orang tua si papa atau orang yang disegani si papa ini harus memberikan pengertian dan menyadarkan dia bahwa anak adalah amanah dari Yang Kuasa yang mempunyai hak untuk diasuh dengan layak. Selain itu mamanya juga harus dengan sabar memberikan pengertian kepada anaknya, walau gimanapun papanya adalah ayahnya dan yakinkan si anak suatu saat kelak papanya akan bangga padanya apalagi kalau anaknya bisa berprestasi disekolah, hal ini saya rasa bisa menjadikan si anak untuk giat belajar. Demikian semoga membantu. Mamanya Naufal -- From: Dewi Hayu[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Reply To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 18, 2001 9:28 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [balita-anda] Pilih kasih thd anak Selamat pagi rekan balita anda Tetanggaku punya masalah yang sangat pelik. Dia mempunyai 3 orang anak, yang sulung kelas 2 SD (cowok ). Suaminya seorang dosen univ.negri, dan temenku juga dosen. Si sulung memang rada bandel ( men.saya masih normal) Bapak,ibunya memperlakukan si sulung agak keras karena kebandelannya. Dengan 2 anaknya yang lain si suami tidak bermasalah. Nach waktu si suami berencana mengambil S3 di amrik, istrinya bilang kalau dia tidak sanggup mengasuh si sulung sendirian. Alhasil sisuami tak jadi ambil S3. Tapi si sulung jadi sering dikasarin papanya( dia bilang sama saya"tante, waktu papa marah, saya dibanting ke lantai, padahal saya tidak tahu salah saya apa", aduh saya kuatin hati saya mendengarnya, saya peluk anak itu). Sekarang sudah sekitar 1 tahun dia tak pernah diajak ngomong sama papanya. Momen yang penting seperti ulang tahun untuk dialog dengan papanya tidak berhasil ( " waktu ultahnya, dia disuruh neneknya kasih nasi kuning ke papanya, alhasil dicuekin saja. Tidak tega rasanya mendengarnya). Pernah dia ngomong ke mamanya, untuk cari papa baru. Setiap kali main ke rumah ia begitu senang, kadang tidak mau pulang,saya peluk dan cium dengan tulus. Sepertinya ia iri tidak punya papa. Ia begitu iri melihat kami bertiga bermesraan Ia merindukan seorang papa. Teman-teman, kalau kasih saran suaminya saya kurang sreg, karena saya tidak akrab dengan suaminya. Ada masukan supaya suaminya bisa luluh hatinya ? Saya sangat menunggu jawaban teman-teman. Wassalam Dewi kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]