Re: [balita-anda] Sisi positif dan negatif mengajarkan anak membaca terlalu dini
Saya pernah mendengar bahwa sebaiknya untuk pembelajaran anak usia dini yang perlu diingat adalah belajar tidak perlu lama2, cukup sekitar 10-15 menit, harus ada jeda, harus dilakukan rutin & harus berhenti sebelum anak merasa bosan. Hal ini dimaksudkan agar si anak merasa bahwa belajar adalah sesuatu yang fun/menyenangkan & bukan sesuatu yang membuat trauma atau membosankan. Itulah mengapa metode yg sebaiknya diterapkan adalah metode belajar sambil bermain. - Original Message - From: "Jerry A H" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Wednesday, March 28, 2001 9:53 AM Subject: Re: [balita-anda] Sisi positif dan negatif mengajarkan anak membaca terlalu dini > Setuju sekali bu, > > Menurut saya apapun yang kita ajarkan kepada anak itu, baik membaca, menulis, > menggambar, berbahasa asing ataupun yang lain, harus disesuaikan dengan > kebutuhan anak, bukan hanya kehendak orang tua. Untuk itulah harus terjalin > komunikasi yang baik dan lancar antara orang tua dan anak sehingga orang tua > bisa mengerti tingkat kebutuhan anak pada saat itu dan memenuhinya. > > Seringkali banyak orang tua yang lupa bahwa masa anak-anak (bahkan masa > kehidupan) adalah masa belajar yang panjang, dan tidak boleh terputus. Jika kita > dari kecil sudah mempersingkat masa belajar anak kita, dia akan berkembang > terlalu cepat dan akibatnya muncullah masalah 'terlalu cepat dewasa', dan > lain-lain. Dan jika anak sudah merasa bahwa apa yang diajarkan orang tua tidak > cukup, dia akan mencari 'pelajaran' di luar, yang hingga saat ini lebih banyak > dampak buruknya. > > Saya sendiri dari sejak sebelum TK sudah bisa membaca, sehingga pada saat SD, > waktu teman-teman mulai belajar mengeja, saya sudah bisa mengisi TTS di majalah > Bobo. Tapi toh akhirnya mulai saat di SMA tidak banyak bedanya dengan yang > lain. > > Kembali lagi ke topik, saya tidak menilai bahwa mengajar membaca itu positif > atau negatif, tergantung dari bagaimana cara pandang orang tua kepada anak pada > kebutuhannya. Yang penting bagaimana hubungan anak dan orang tua bisa tetap > berkembang ke arah yang positif, untuk kebaikan semua. > > Terima kasih > > Lusie wrote: > > > Kalau menurut saya .. mengajarkan anak membaca sejak dini tidak ada > > jeleknya. Masalah nanti apakah yang dibaca akan sesuai dengan umurnya, pasti > > akan ada action dari si anak sendiri sesuai dengan perkembangan umurnya. > > Artinya pada saat dia membaca sesuatu entah majalah, entah buku atau koran, > > dia pasti langsung bisa merasakan apakah ini cocok atau tidak dengan > > dirinya. Kalau tidak cocok pasti akan ditinggalkan, oleh karena itu penting > > bagi kita untuk menyediakan bahan bacaan yang cocok buat anak. > > Teman sekolah anak saya di Play Group ada yang sudah bisa membaca dan > > kayaknya nggak ada masalah dengan si anak. Ibunya mengajarkan sambil > > bermain --- jadi bukan ada waktu khusus. > > Saya sendiri juga mulai terpikir mengajak Irfan (anak saya -- 2 tahun 10 > > bulan) untuk mulai mengenal angka dan huruf. > > Sepanjang yang bisa saya ingat ... waktu saya kecil , sebelum masuk SD saya > > sendiri udah bisa baca dan hanya saya seorang diri di kelas 1 itu yang udah > > bisa baca (SD waktu itu masih mengajarkan membaca). Saya nggak merasa aneh > > dan juga bosan ... di sekolah. Biasa-biasa aja tuh .. yang membedakan ya > > hanya itu tadi saat mereka belajar "Ini Budi", saya asyik membaca buku > > bacaan wajib sampai habis dan guru saya juga nggak melarang krn tahu saya > > memang sudah bisa membaca, malah kadang membawakan buku-buku lain untuk saya > > baca. > > > > salam, > > Lusie > > > >> kirim bunga, pesan cake & balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com > >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com > Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] > Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] > > > > > > > > > > > > > > > > > > > >> kirim bunga, pesan cake & balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Sisi positif dan negatif mengajarkan anak membaca terlalu dini
Setuju sekali bu, Menurut saya apapun yang kita ajarkan kepada anak itu, baik membaca, menulis, menggambar, berbahasa asing ataupun yang lain, harus disesuaikan dengan kebutuhan anak, bukan hanya kehendak orang tua. Untuk itulah harus terjalin komunikasi yang baik dan lancar antara orang tua dan anak sehingga orang tua bisa mengerti tingkat kebutuhan anak pada saat itu dan memenuhinya. Seringkali banyak orang tua yang lupa bahwa masa anak-anak (bahkan masa kehidupan) adalah masa belajar yang panjang, dan tidak boleh terputus. Jika kita dari kecil sudah mempersingkat masa belajar anak kita, dia akan berkembang terlalu cepat dan akibatnya muncullah masalah 'terlalu cepat dewasa', dan lain-lain. Dan jika anak sudah merasa bahwa apa yang diajarkan orang tua tidak cukup, dia akan mencari 'pelajaran' di luar, yang hingga saat ini lebih banyak dampak buruknya. Saya sendiri dari sejak sebelum TK sudah bisa membaca, sehingga pada saat SD, waktu teman-teman mulai belajar mengeja, saya sudah bisa mengisi TTS di majalah Bobo. Tapi toh akhirnya mulai saat di SMA tidak banyak bedanya dengan yang lain. Kembali lagi ke topik, saya tidak menilai bahwa mengajar membaca itu positif atau negatif, tergantung dari bagaimana cara pandang orang tua kepada anak pada kebutuhannya. Yang penting bagaimana hubungan anak dan orang tua bisa tetap berkembang ke arah yang positif, untuk kebaikan semua. Terima kasih Lusie wrote: > Kalau menurut saya .. mengajarkan anak membaca sejak dini tidak ada > jeleknya. Masalah nanti apakah yang dibaca akan sesuai dengan umurnya, pasti > akan ada action dari si anak sendiri sesuai dengan perkembangan umurnya. > Artinya pada saat dia membaca sesuatu entah majalah, entah buku atau koran, > dia pasti langsung bisa merasakan apakah ini cocok atau tidak dengan > dirinya. Kalau tidak cocok pasti akan ditinggalkan, oleh karena itu penting > bagi kita untuk menyediakan bahan bacaan yang cocok buat anak. > Teman sekolah anak saya di Play Group ada yang sudah bisa membaca dan > kayaknya nggak ada masalah dengan si anak. Ibunya mengajarkan sambil > bermain --- jadi bukan ada waktu khusus. > Saya sendiri juga mulai terpikir mengajak Irfan (anak saya -- 2 tahun 10 > bulan) untuk mulai mengenal angka dan huruf. > Sepanjang yang bisa saya ingat ... waktu saya kecil , sebelum masuk SD saya > sendiri udah bisa baca dan hanya saya seorang diri di kelas 1 itu yang udah > bisa baca (SD waktu itu masih mengajarkan membaca). Saya nggak merasa aneh > dan juga bosan ... di sekolah. Biasa-biasa aja tuh .. yang membedakan ya > hanya itu tadi saat mereka belajar "Ini Budi", saya asyik membaca buku > bacaan wajib sampai habis dan guru saya juga nggak melarang krn tahu saya > memang sudah bisa membaca, malah kadang membawakan buku-buku lain untuk saya > baca. > > salam, > Lusie >> kirim bunga, pesan cake & balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Sisi positif dan negatif mengajarkan anak membaca terlalu dini
Kalau menurut saya .. mengajarkan anak membaca sejak dini tidak ada jeleknya. Masalah nanti apakah yang dibaca akan sesuai dengan umurnya, pasti akan ada action dari si anak sendiri sesuai dengan perkembangan umurnya. Artinya pada saat dia membaca sesuatu entah majalah, entah buku atau koran, dia pasti langsung bisa merasakan apakah ini cocok atau tidak dengan dirinya. Kalau tidak cocok pasti akan ditinggalkan, oleh karena itu penting bagi kita untuk menyediakan bahan bacaan yang cocok buat anak. Teman sekolah anak saya di Play Group ada yang sudah bisa membaca dan kayaknya nggak ada masalah dengan si anak. Ibunya mengajarkan sambil bermain --- jadi bukan ada waktu khusus. Saya sendiri juga mulai terpikir mengajak Irfan (anak saya -- 2 tahun 10 bulan) untuk mulai mengenal angka dan huruf. Sepanjang yang bisa saya ingat ... waktu saya kecil , sebelum masuk SD saya sendiri udah bisa baca dan hanya saya seorang diri di kelas 1 itu yang udah bisa baca (SD waktu itu masih mengajarkan membaca). Saya nggak merasa aneh dan juga bosan ... di sekolah. Biasa-biasa aja tuh .. yang membedakan ya hanya itu tadi saat mereka belajar "Ini Budi", saya asyik membaca buku bacaan wajib sampai habis dan guru saya juga nggak melarang krn tahu saya memang sudah bisa membaca, malah kadang membawakan buku-buku lain untuk saya baca. salam, Lusie - Original Message - From: Sukarno <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Wednesday, March 28, 2001 2:48 PM Subject: Re: [balita-anda] Sisi positif dan negatif mengajarkan anak membaca terlalu dini > Menurut saya kalau hanya mengajarkan baca tidak ada salahnya. > maksudnya kita mengajarkan anak kecil baca bukan buat baca koran atau berita > lho. > > - Original Message - > From: Ira Mashura <[EMAIL PROTECTED]> > To: <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Tuesday, March 27, 2001 4:31 AM > Subject: RE: [balita-anda] Sisi positif dan negatif mengajarkan anak membaca > terlalu dini > > > > Membaca pengalaman pak Sis ini, saya jadi bertanya2, apakah memang besar > > manfaatnya mengajarkan membaca terlalu dini bagi anak2, jika kita masih > > tergantung pada sistem pendidikan formal ? Bagaimana kalau akibatnya spt > yg > > dialami Steven, dia jadi jenuh dan akhirnya malah mogok sekolah. > > Terkadang, saya sendiri merasa bahwa ambisi saya sbg orang tua serasa > tidak > > tertahankan utk memberikan anak yang terbaik yang bisa saya dapatkan, > moril > > maupun materil. Dalam segi pendidikan pun kita inginkan yg terbaik buat > buah > > hati kita. Tetapi, mengajarkan membaca pada balita (malah pada bayi spt > > judul buku Glenn Doman), kalau kita telaah apakah relevan dengan usianya.. > ? > > Di saat anak2 lain bermain tanpa beban, anak kita malah membaca koran dan > > melahap berita yg bukan porsinya...!!? Di satu sisi, ada kebanggaan > > tersendiri melihat anak kita melebihi teman2 seusianya. Apalagi kalau > > anaknya sendiri memang antusias saat diajarkan, tanpa perlu dipaksakan.. > > Tapi, ya.. itu tadi.. efeknya ya.. kembali ke si anak, syukur2 kalau cuma > > bosen aja, kalau malah timbul sifat jelek yang lain, spt suka menganggap > > remeh orang lain, egois, merasa dirinya yg terbaik, dst.., wah.. malah > > berabe.. tujuan meningkatkan IQ eh.. ujung2nya malah menurunkan EQ > (bukankah > > utk anak seusia balita, yg lebih dipentingkan sosialisasi dan bukan > prestasi > > ??). > > Senang sekali kalau rekan2 bersedia urun pendapat ttg sisi2 positif dan > > negatifnya mengajarkan membaca terlalu dini. Terima kasih sebelumnya. > > > > Wassalam, > > Mama Mia & Rafi. > > > > -Original Message- > > From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]] > > Sent: Saturday, March 24, 2001 11:33 AM > > To: [EMAIL PROTECTED] > > Subject: Re: [balita-anda] Mogok Sekolah > > > > > > > > Mbak Yani, > > > > sepertinya masalah mbak hampir sama dengan pengalaman saya > > pada anak saya pertama (Steven). Saat itu Steven sudah saya ikut > > sertakan dalam play group ketika berusia 2.5 tahun. Sampai akhirnya > > ketika sudah mengikuti play group hampir 1 tahun. Steven melakukan > > aksi mogok sekolah. Kami coba berbicara dengan gurunya siapa > > tahu ada masalah di kelas bersama dengan teman atau pun gurunya. > > Segalanya berjalan normal dan tidak ada masalah sama sekali. > > Saya bersama istri hampir setiap hari mendampingi di sekolah sampai > > steven masuk kelas, kami sering mengintip apa yang dikerjakan steven > > di kelas bersama dengan teman dan gurunya. Segalanya kami anggap > > tidak ada apa-apa yang mengherankan. Tapi mengapa 'mogok sekolah' > > harus dilakukan oleh steven? > > Akhirnya kam
Re: [balita-anda] Sisi positif dan negatif mengajarkan anak membaca terlalu dini
Menurut saya kalau hanya mengajarkan baca tidak ada salahnya. maksudnya kita mengajarkan anak kecil baca bukan buat baca koran atau berita lho. - Original Message - From: Ira Mashura <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Tuesday, March 27, 2001 4:31 AM Subject: RE: [balita-anda] Sisi positif dan negatif mengajarkan anak membaca terlalu dini > Membaca pengalaman pak Sis ini, saya jadi bertanya2, apakah memang besar > manfaatnya mengajarkan membaca terlalu dini bagi anak2, jika kita masih > tergantung pada sistem pendidikan formal ? Bagaimana kalau akibatnya spt yg > dialami Steven, dia jadi jenuh dan akhirnya malah mogok sekolah. > Terkadang, saya sendiri merasa bahwa ambisi saya sbg orang tua serasa tidak > tertahankan utk memberikan anak yang terbaik yang bisa saya dapatkan, moril > maupun materil. Dalam segi pendidikan pun kita inginkan yg terbaik buat buah > hati kita. Tetapi, mengajarkan membaca pada balita (malah pada bayi spt > judul buku Glenn Doman), kalau kita telaah apakah relevan dengan usianya.. ? > Di saat anak2 lain bermain tanpa beban, anak kita malah membaca koran dan > melahap berita yg bukan porsinya...!!? Di satu sisi, ada kebanggaan > tersendiri melihat anak kita melebihi teman2 seusianya. Apalagi kalau > anaknya sendiri memang antusias saat diajarkan, tanpa perlu dipaksakan.. > Tapi, ya.. itu tadi.. efeknya ya.. kembali ke si anak, syukur2 kalau cuma > bosen aja, kalau malah timbul sifat jelek yang lain, spt suka menganggap > remeh orang lain, egois, merasa dirinya yg terbaik, dst.., wah.. malah > berabe.. tujuan meningkatkan IQ eh.. ujung2nya malah menurunkan EQ (bukankah > utk anak seusia balita, yg lebih dipentingkan sosialisasi dan bukan prestasi > ??). > Senang sekali kalau rekan2 bersedia urun pendapat ttg sisi2 positif dan > negatifnya mengajarkan membaca terlalu dini. Terima kasih sebelumnya. > > Wassalam, > Mama Mia & Rafi. > > -Original Message- > From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]] > Sent: Saturday, March 24, 2001 11:33 AM > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: Re: [balita-anda] Mogok Sekolah > > > > Mbak Yani, > > sepertinya masalah mbak hampir sama dengan pengalaman saya > pada anak saya pertama (Steven). Saat itu Steven sudah saya ikut > sertakan dalam play group ketika berusia 2.5 tahun. Sampai akhirnya > ketika sudah mengikuti play group hampir 1 tahun. Steven melakukan > aksi mogok sekolah. Kami coba berbicara dengan gurunya siapa > tahu ada masalah di kelas bersama dengan teman atau pun gurunya. > Segalanya berjalan normal dan tidak ada masalah sama sekali. > Saya bersama istri hampir setiap hari mendampingi di sekolah sampai > steven masuk kelas, kami sering mengintip apa yang dikerjakan steven > di kelas bersama dengan teman dan gurunya. Segalanya kami anggap > tidak ada apa-apa yang mengherankan. Tapi mengapa 'mogok sekolah' > harus dilakukan oleh steven? > Akhirnya kami melakukan analisa terhadap kegiatan yang dilakukan > di sekolah maupun di rumah. Akhirnya kami melihat penyebabnya > (menurut kami), yaitu steven memang jenuh dengan aktivitas/pelajaran/ > permainan yang diberikan di sekolah. Apa sebabnya? Sepertinya > yang menjadi penyebab utama adalah apa yang diperoleh di kelas > baginya sudah membosankan karena apa yang kami berikan di rumah > sudah jauh melebihi kebutuhannya yang dia peroleh di dalam kelas. > (Steven memang anak yang cerdas menurut kami - seperti yang pernah > saya sampaikan pada subject mengajar anak untuk membaca) > Sehingga, kami memutuskan anak saya untuk berhenti sekolah di play > group. Kemudian kami baru mendaftarkan kembali pada saat dia > harus masuk ke TK-A. Dan ternyata saat ini dia sudah menikmati sekolahnya > sampai saat ini. > > Saran saya, sebaiknya mbak Yani bertemu dengan gurunya di sekolah > dan cobalah pelajari apa sesungguhnya penyebab utama atas aksi > mogok sekolah yang dilakukan oleh Farhan. > Semoga sharing dan saran ini bermanfaat. > > Salam, > sw > [EMAIL PROTECTED] > > > > >> kirim bunga, pesan cake & balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com > >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com > Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] > Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] > > > > > > > > > > > > > > > > > > > >> kirim bunga, pesan cake & balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Sisi positif dan negatif mengajarkan anak membaca terlalu dini
Membaca pengalaman pak Sis ini, saya jadi bertanya2, apakah memang besar manfaatnya mengajarkan membaca terlalu dini bagi anak2, jika kita masih tergantung pada sistem pendidikan formal ? Bagaimana kalau akibatnya spt yg dialami Steven, dia jadi jenuh dan akhirnya malah mogok sekolah. Terkadang, saya sendiri merasa bahwa ambisi saya sbg orang tua serasa tidak tertahankan utk memberikan anak yang terbaik yang bisa saya dapatkan, moril maupun materil. Dalam segi pendidikan pun kita inginkan yg terbaik buat buah hati kita. Tetapi, mengajarkan membaca pada balita (malah pada bayi spt judul buku Glenn Doman), kalau kita telaah apakah relevan dengan usianya.. ? Di saat anak2 lain bermain tanpa beban, anak kita malah membaca koran dan melahap berita yg bukan porsinya...!!? Di satu sisi, ada kebanggaan tersendiri melihat anak kita melebihi teman2 seusianya. Apalagi kalau anaknya sendiri memang antusias saat diajarkan, tanpa perlu dipaksakan.. Tapi, ya.. itu tadi.. efeknya ya.. kembali ke si anak, syukur2 kalau cuma bosen aja, kalau malah timbul sifat jelek yang lain, spt suka menganggap remeh orang lain, egois, merasa dirinya yg terbaik, dst.., wah.. malah berabe.. tujuan meningkatkan IQ eh.. ujung2nya malah menurunkan EQ (bukankah utk anak seusia balita, yg lebih dipentingkan sosialisasi dan bukan prestasi ??). Senang sekali kalau rekan2 bersedia urun pendapat ttg sisi2 positif dan negatifnya mengajarkan membaca terlalu dini. Terima kasih sebelumnya. Wassalam, Mama Mia & Rafi. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Saturday, March 24, 2001 11:33 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Mogok Sekolah Mbak Yani, sepertinya masalah mbak hampir sama dengan pengalaman saya pada anak saya pertama (Steven). Saat itu Steven sudah saya ikut sertakan dalam play group ketika berusia 2.5 tahun. Sampai akhirnya ketika sudah mengikuti play group hampir 1 tahun. Steven melakukan aksi mogok sekolah. Kami coba berbicara dengan gurunya siapa tahu ada masalah di kelas bersama dengan teman atau pun gurunya. Segalanya berjalan normal dan tidak ada masalah sama sekali. Saya bersama istri hampir setiap hari mendampingi di sekolah sampai steven masuk kelas, kami sering mengintip apa yang dikerjakan steven di kelas bersama dengan teman dan gurunya. Segalanya kami anggap tidak ada apa-apa yang mengherankan. Tapi mengapa 'mogok sekolah' harus dilakukan oleh steven? Akhirnya kami melakukan analisa terhadap kegiatan yang dilakukan di sekolah maupun di rumah. Akhirnya kami melihat penyebabnya (menurut kami), yaitu steven memang jenuh dengan aktivitas/pelajaran/ permainan yang diberikan di sekolah. Apa sebabnya? Sepertinya yang menjadi penyebab utama adalah apa yang diperoleh di kelas baginya sudah membosankan karena apa yang kami berikan di rumah sudah jauh melebihi kebutuhannya yang dia peroleh di dalam kelas. (Steven memang anak yang cerdas menurut kami - seperti yang pernah saya sampaikan pada subject mengajar anak untuk membaca) Sehingga, kami memutuskan anak saya untuk berhenti sekolah di play group. Kemudian kami baru mendaftarkan kembali pada saat dia harus masuk ke TK-A. Dan ternyata saat ini dia sudah menikmati sekolahnya sampai saat ini. Saran saya, sebaiknya mbak Yani bertemu dengan gurunya di sekolah dan cobalah pelajari apa sesungguhnya penyebab utama atas aksi mogok sekolah yang dilakukan oleh Farhan. Semoga sharing dan saran ini bermanfaat. Salam, sw [EMAIL PROTECTED] >> kirim bunga, pesan cake & balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]