Re: [budaya_tionghua] Konfusianisme-- Martha vs Holy Uncle
Ini ngomongin mengenai apa, tentang siapa, pangkal soalnya apa sih? Persoalan di milis lain nggak usah dibawa-bawa ke milis ini deh... Wasalam. == - Original Message - From: Ken Ken To: [EMAIL PROTECTED] Cc: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, November 29, 2006 1:32 PM Subject: [budaya_tionghua] Konfusianisme-- Martha vs Holy Uncle Dear ci Martha yang baik, Saya tidak terlalu detail memahami Konfusianisme. Karena itu saya tidak sanggup untuk bicara mengenai etika, sistem nilai dan filsafat konfusius. Ada baiknya, saya hanya berkomentar dari sisi politiknya saja. Konfusianisme (#20754;#23416;), bagi saya, merupakan sistem yang kompleks mengenai moralitas, kehidupan social-politik, dan religi. Pengaruh konfusianisme sangat mengakar dalam kehidupan orang-orang Tenglang sampai abad 21 ini. Beberapa ahli Barat menyimpulkan bahwa Konfusianisme merupakan state religion bagi kerajaan-kerajaan Tiongkok kuno. Sekalipun pada zaman dinasti Tang, pengaruh Konfusianisme berkurang. But it is our cultural heritage, and we should therefore preserve it well. Bahkan PBB, saat ini, telah mengakui bahwa Konfusianisme itu adalah agama! Jangan meniru omongan si Holy Uncle yang mengatakan bahwa Konfusianisme merupakan a vanguard of a feudal system dan stumbling block to modernisasi. Si Holy Uncle tidak mengetahui bahwa RRT sendiri sudah me-revive Konfusianisme. Begitu juga dengan Singapura yang lebih dulu menyadari arti penting Konfusianisme bagi orang-orang Tenglang. Diakui atau tidak, Konfusianisme mempengaruhi cara berpikir dan perilaku orang-orang Jepang, Korea, Vietnam dsb. Korea dibawah dinasti Chosun memproklamirkan diri sebagai negara konfusius. Bahkan saat ini, Konfusian institute sudah didirikan di Serbia. . [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [budaya_tionghua] Re: OOT: Study in Taiwan
Qiao Sheng Da Xue itu bukan hanya sekolah bahasa, itu semacam jembatan untuk kuliah S1 di Taiwan, khusus Indo Overseas Chinese, harus lewat program kelas 1 bulan lalu ujian, kalau ngga lulus, harus ikut program preparatory selama 1-2 tahun. Kalau lulus, langsung terjun bebas ke medan perang yang sesungguhnya . walaupun luka sana-sini jatuh bangun, tapi dijamin Mandarin pasti oye punya. Sedangkan sekolah bahasa, lebih tepat disebut kursus, karena hanya 2 jam per hari (Taiwan). Improve nya kalah jauh dibanding dengan yang kuliah. Masalah di luar negeri bergaul dengan siapa ini cukup menarik. Dari pengalaman, beda bahasa tidak selalu menghalangi untuk bersahabat, bahkan di sini kita tertantang untuk mencoba mengemukakan opini, isi pikiran, isi hati bahkan meyakinkan orang lain menggunakkan bahasa yang sedang kita pelajari. Kalau di luar negeri melulu bergaul dengan orang Indo, menurut saya harus ada alasan tertentu yang jelas, kalau ngga, namanya sayang melewatkan kesempatan. Best, Richard NB: Qiao Sheng Da Xue di Taiwan, sekarang sudah bergabung dengan National Taiwan Normal University (She Fan Da Xue) Tentang pergaulan, yang menentukan sukses/tidak adalah orang itu sendiri. Kalau kita ke Taiwan/Cina dengan tujuan untuk belajar Mandarin, ya capailah cita-cita itu! Santi, di negara maju mana pun di dunia ini (Taiwan juga negara maju), pasti banyak orang Indonesianya. Bulan September 2006, ECS Jakarta mengirim 26 siswa baru yang bersekolah di Qiaosheng Daxue di Taiwan. Saat briefing 1 hari sebelum keberangkatan di Hotel Mulia Senayan, ada 1 siswa yang bertanya, Saat di Taiwan, apakah lebih baik kumpul dengan teman- teman dari Indonesia atau dengan teman Taiwan? Menurut saya, itu balik lagi ke kebutuhan masing-masing siswa. kalau kamu memang bertujuan belajar Mandarin di Taiwan, ya lebih baik sering-sering bergaul dengan orang Taiwan. Tapi kalau kamu memang bertujuan hanya ingin main atau cari koneksi saat kembali ke Indonesia nanti, bergaullah dengan orang Indonesia! Maka, tetapkan tujuan kamu dulu sebelum berangkat! Dapatkan informasi sekolah Mandarin Taiwan yang lengkap: Everyday Chinese School (ECS) Jakarta (PLUIT) Jl. Pluit Timur Blok MM, A-16 No.76 - Jakarta Utara Tel; 021-685 99 100 dan 021-687 87 100 Kami siap membantu Anda. regards, Alfonso Huang [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [budaya_tionghua] Konfusianisme-- Martha vs Holy Uncle
Ini ada link mengenai KongHucu: http://en.wikipedia.org/wiki/Confucianism_%28Kongzism%29_in_Indonesia Salah satu ajarannya: What you don't want done to yourself, don't do to others. Adakah agama lain yang mempunyai ajaran seperti point di atas? Ken Ken [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear ci Martha yang baik, Saya tidak terlalu detail memahami Konfusianisme. Karena itu saya tidak sanggup untuk bicara mengenai etika, sistem nilai dan filsafat konfusius. Ada baiknya, saya hanya berkomentar dari sisi politiknya saja. Konfusianisme (#20754;#23416;), bagi saya, merupakan sistem yang kompleks mengenai moralitas, kehidupan social-politik, dan religi. Pengaruh konfusianisme sangat mengakar dalam kehidupan orang-orang Tenglang sampai abad 21 ini. Beberapa ahli Barat menyimpulkan bahwa Konfusianisme merupakan state religion bagi kerajaan-kerajaan Tiongkok kuno. Sekalipun pada zaman dinasti Tang, pengaruh Konfusianisme berkurang. But it is our cultural heritage, and we should therefore preserve it well. Bahkan PBB, saat ini, telah mengakui bahwa Konfusianisme itu adalah agama! Jangan meniru omongan si Holy Uncle yang mengatakan bahwa Konfusianisme merupakan a vanguard of a feudal system dan stumbling block to modernisasi. Si Holy Uncle tidak mengetahui bahwa RRT sendiri sudah me-revive Konfusianisme. Begitu juga dengan Singapura yang lebih dulu menyadari arti penting Konfusianisme bagi orang-orang Tenglang. Diakui atau tidak, Konfusianisme mempengaruhi cara berpikir dan perilaku orang-orang Jepang, Korea, Vietnam dsb. Korea dibawah dinasti Chosun memproklamirkan diri sebagai negara konfusius. Bahkan saat ini, Konfusian institute sudah didirikan di Serbia. Holy Uncle ndak pernah baca ajaran Kongzi yang mengatakan In teaching, there should be no distinction of classes (Analects XV, 39). Pemikir dan filsuf barat seperti Voltaire dan H.G. Creel memuji Kongzi yang mengganti sistem kebangsawanan by bloodline dengan kebangsawanan berdasarkan virtue. Sehingga dalam kosmologi Konfusian, seorang anak dari fakir miskin tetapi memiliki kebajikan dan moralitas akan dihormati sebagai bangsawan sedangkan Tomi Soeharto yang merupakan putera dari seorang diktator besar nan tajir tidak perlu dihormati kalau si Tomi Soeharto itu suka membunuh hakim, korupsi, menghamili banyak perempuan, jualan ganja dsb. Saya tidak tau apakah pelembagaan sistem Konfusian oleh MATAKIN itu merupakan tatanan ideal atau merupakan pola pelembagaan murni yang diadobsi oleh Tiongkok kuno. Tetapi Lionel Jensen berpendapat bahwa pelembagaan Konfusius menjadi sebuah lembaga agama yang disponsori oleh negara merupakan hasil manufakturisasi Jesuit Eropa yang berupaya menggambarkan pola kehidupan masyarakat Tiongkok kepada pengertian bangsa Eropa. Namun bagi saya, Jesuit Eropa hendak mereplikasi pola Eropa ke dalam masyarakat Tiongkok. Salah satu dampak yang dibuat oleh MATAKIN adalah klaim sincia sebagai hari raya agama Konghucu. Karena Indonesia tak pernah mengenal hari raya satu golongan etnis tertentu. Sehingga penetapan Imlek sebagai hari raya dikarenakan pengakuan Konfusianisme sebagai agama (sesuai dengan sikap PBB terhadap konfusianisme sebagai agama). Ini tidak pernah salah. Tetapi yang perlu dimatangkan oleh MATAKIN adalah bahwa kenyataan prinsip dan cara berpikir Konfusius sebagai agama berbeda dengan pola-pola agama lain. Artinya, setiap Tenglang yang telah mengadobsi sistem keagamaan lain tetap diharuskan merayakan Sincia karena Ketionghoaannya itu, bukan karena agamanya. Karakteristik paling fundamental dari seorang Tenglang konfusianistis adalah kelenturannya dalam menempatkan diri. Agama dalam perspektif budaya Tenglang bukanlah sebuah exclusif entity. Artinya, seorang Kristen, Islam, Budhis, Katolik, Hindu, Anand Krisnaisme, Falun Gongisme dsb masih tetap dapat menjadi seorang Konfusianis. Hendaknya, kita tidak perlu membentur-benturkan prinsip seperti omongan kalau sudah kristen mbok ya jangan pegang hio lagi, karena pegang itu tradisi Konghucu. Jadilah orang Tenglang bukan orang Bule atau orang Arab. Jadilah seorang Konfusian sejati. Jangan karena sudah memakai sendok-garpu maka sumpit dibuang. Toch, ci Martha bisa berperilaku sebagai seorang Konfusianis sejati sekalipun anda beragama Katolik. Jangan tiru perilaku budhis theravada yang pernah sempat sangat anti terhadap Imlek tapi merayakan hari Valentine day di vihara Sunter. Bagi saya, perilaku Konfusianisme itu bisa diawali dengan menerapkan kembali sistem etika Tenglang (tak perduli beragama apa). Menghormati ayah-ibu dan orang-orang yang lebih tua itu karakter Konfusianis. Apa perilaku ini salah?? Kan tidak apa bertentangan dengan ajaran suatu agama? Kan tidak apa kristen mengajarkan umatnya untuk durhaka kepada orang tua?
Re: [budaya_tionghua] Konfusianisme-- Martha vs Holy Uncle
On 11/29/06, Ronen Tejaya [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini ada link mengenai KongHucu: http://en.wikipedia.org/wiki/Confucianism_%28Kongzism%29_in_Indonesia Salah satu ajarannya: What you don't want done to yourself, don't do to others. Adakah agama lain yang mempunyai ajaran seperti point di atas? Banyak! Itu bukan monopoli Confusianism sendiri. Itu kayaknya sudah jadi standar di banyak kebudayaan. Istilah lainnya Golden Rule. Coba lihat http://en.wikipedia.org/wiki/Ethic_of_reciprocity Dan sebenarnya peraturan Golden Rule itu punya kelemahan juga, apalagi kalau penganutnya masokishttp://cacianqalbukunderemp.blogspot.com/2006/02/masalah-terhadap-golden-rule.html:p. hormat saya, Kunderemp Ratnawati Hardjito a.k.a Narpati Wisjnu Ari Pradana -- help thy brother, just or unjust [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [budaya_tionghua] Konfusianisme-- Martha vs Holy Uncle
Jadi jelas semua agama mengajarkan kebaikan, tetapi kenapa masih ada pemeluk agama yg cenderung menganggap agamanya yg paling benar dan berusaha mendikte pemeluk agama lainnya bahkan dengan kekerasan. Ajaran di kitab suci tidak akan berguna selama tidak diterapkan dalam kehidupan nyata. Untuk toleransi antar umat beragama seharusnya tiap agama mengajarkan prinsip di bawah ini (kutipan dari SP) : bahwa tidak ada seorangpun yang berhak apa yang diyakini seseorang itu agama atau bukan, jika seseorang mengakui apa yang dipercayai sebagai agama, maka orang lain tidak boleh mengatakan bahwa itu bukan agama. Narpati Pradana [EMAIL PROTECTED] wrote: On 11/29/06, Ronen Tejaya [EMAIL PROTECTED] wrote: Ini ada link mengenai KongHucu: http://en.wikipedia.org/wiki/Confucianism_%28Kongzism%29_in_Indonesia Salah satu ajarannya: What you don't want done to yourself, don't do to others. Adakah agama lain yang mempunyai ajaran seperti point di atas? Banyak! Itu bukan monopoli Confusianism sendiri. Itu kayaknya sudah jadi standar di banyak kebudayaan. Istilah lainnya Golden Rule. Coba lihat http://en.wikipedia.org/wiki/Ethic_of_reciprocity Dan sebenarnya peraturan Golden Rule itu punya kelemahan juga, apalagi kalau penganutnya masokishttp://cacianqalbukunderemp.blogspot.com/2006/02/masalah-terhadap-golden-rule.html:p. hormat saya, Kunderemp Ratnawati Hardjito a.k.a Narpati Wisjnu Ari Pradana -- help thy brother, just or unjust [Non-text portions of this message have been removed] - Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [budaya_tionghua] Re: Meridian tubuh
Latihan TayChi yg sebetulnya berasal dari aliran Wutang [Butong] sebetulnya secara theory latihannya berlainan dgn latihan chi dari Siao Lin. Yg satu berdasarkan aliran agama Tao dan yg kedua berdasarkan aliran Fu [Budha] Kalau SiaoLin latihan ini disebut Weitankung. Konsentrasi napas dan dantiannya agak saling bertentangan maskipun hasil jadinya kurang lebih sama. Weitan dan Taychi semua bagus utk yg sudah berumur sebab tidak boleh mempergunakan tenaga - agar chi dpt mengalir. DanTian posisinya adalah dibawah puser di- laki2 kira2 3 jari dibawah puser - dan diwanita 4 jari lebih. Menemukan senter ini agak sulit dan biasanya harus dibantu = tetapi sekali ketemu tidak hilang. Menemukannya biasanya melalui samedi / meditasi dgn arah muka ketimur dgn berduduk secara lotus. Kalian yg masih mendapat latihan kuntao dari cabang LauJengTie dari Jateng pasti ingat latihan samedi ini yg utk yg kurang mengerti ada agak aneh latigan napasnya - tetapi latihan ini sekarang sering dipakai oleh western homeopath medicine. Yg dari LoBanTeng biasanya latihan samedi tidak diberikan. Yg dipakai biasanya Weitan. Andreas perfect_harmony2000 [EMAIL PROTECTED] wrote: Sdr.Miao, yang dimaksud adalah konsep Qi chen dantian atau qi turun ke dantian. Konsep ini adalah konsep praktisi TaiJi dan yang dimaksud DanTian dalam pelatihan TaiJi adalah DanTian bawah. Selain fokus kepada DanTian yang menjadi central tubuh juga fokus kepada gerakan serta merasakan aliran qi yang bergerak. TaiJi secara umum memiliki teknik menghilangkan keseimbangan lawan. Tapi selain itu juga memiliki faktor pelatihan tenaga dalam. Dengan bernafas yang benar, cara berdiri yang benar, gerakan yang tepat, serta pikiran yang fokus bisa membuat praktisi mendapatkan ketenangan, tubuh sehat serta qi yang baik. Hormat saya, Xuan Tong --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, RQiu888 [EMAIL PROTECTED] wrote: Xuan Tong Heng, Bicara soal Meridian, saya pernah dengar dari suhu bahwa belajar Taiji quan behubungan erat dengan Dan Tian, jelasnya setiap latihan harus pakai pernapasan Dan Tian. kalau tidak maka taiji quan tidak ada bedanya dengan olah raga jasmani biasa, misalnya gerak badan, senam pagi, jogging, main bulu tangkis dan lain lain.saya tidak mengerti soal ini, tolong Xuan Tong Heng berikan pengarahan dirubik ini atau mengirim email pada saya pada [EMAIL PROTECTED] Owe haturkan ban ban kamsia. Wassalam, Miaufo [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [budaya_tionghua] Re: Tenglan, bermakna rasis? == Ida
Dear Ko / Bung Rasul Paulus; Sorry baru bales, saya sengaja emang ngebuat terlalu extreme dengan alesan kadang kita ga merasa kalo ga terlalu extreme, tapi saya minta ma'af kalo anda ga trima. Saya tidak mem-besar2kan masalah ini, saya hanya ikut berpartisipasi dalam pembahasan diskusi ini, mungkin anda yang merasa saya yang mem-besar2kan, tapi bagi saya justru anda yang mem-besar2kan masalah ini (anda pasti tau maksud dibalik tulisan saya ini adalah itu tergantung persepsi orang)!!! Ape anda tau kalo etnis lain di Indonesia senang atau tidak disebut/dibilang HuaNa? Kalo tidak tau, perhatikanlah sesamamu antar etnis di Indonesia! Intinye: Kalo orang itu ga trima merasa terhina disebut/dibilang begitu, janganlah kita terus melakukan penyebutan itu walaupun kepada sesama etnis, sekarang suku lain tau kalo orang TiongHua menyebut mereka dengan kata HuaNa, mereka tidak suka, kita sebagai bangsa TiongHua yang berbudaya lebih dari 5000 tahun tentu kita mengerti etika, jadi kita harus bisa menjaga mulut kita!!! Ini saya kasih postingan dari millis lain tentang arti kata Huana! Sebutan Huanna Sekarang silahkan saya menerangkan dalam batas-batas pengetahuan saya sebutan-sebutan yang tidak enak didengar ialah Huanna (orang yang barbar) dan Gue (setan) Tiongkok dalam sejarahnya mengalami pengantian satu dinasti ke dinasiti yang lainnya bahkan juga pernah di kuasahi oleh bangsa minoritas diantaranya yang ternama ialah dua dinasti bangsa Monggol dan Manchu yang menguasahi Tiongkok sampai seratus tahun lebih. Disampingnya bangsa-bangsa minoritas lainnya juga merongrong dinasti yang didirikan oleh mayoritas (bangsa Han) yang berjumblah kira-kira antara 90% rakyat Tiongkok. Karena ini dibangunlah Great wall, untuk menjaga penyerbuan dari orang-orang yang itu waktu dikatakan oleh bangsa Han, barbardan berani berperang (maaf ini bukanlah maksud saya menulis demikian hanya untuk memberi latar belakang timbulnya sebutan Huanna), kurang kebudayaan. Demikian timbullah perkataan Huanna. Kebudayaan Tionghoa asal mulanya datang dari central plain dari Tiongkok, terutama disekitar sungai Kuning (Huang Ho). Zhuang Zi ( hidup pada masa sebelum masehi=B.C.) orang besar kedua dari Taoisme, pernah pergi ke daerah yang sekarang daerah Shanghai, Hang Zhou etc. dikatakan masih terbelakang dalam kebudayaannya, dus barbar, mereka tidak mengenal seremoni dan norma-norma kehidupan dari Kong Fu Zi. Tetapi Beliau sangat puji sifat-sifat dari orang-orang yang barbar ini yang spontan dan dekat dengan alam. Zhuang Zi makan bersama mereka dan mengikuti pesta-pesta mereka. Zhuang Zi menulisnya esay-esay yang memuji orang-orang ini. Juga Lao Zi sangat memuji sifat-sifat dari orang-orang yang barbar ini sewaktu beliau dari Luo Yang, ibu kota dinasti Chou ke Barat, melalui Hanggu Pass, sampai pengikut kepercayaannya Xu Jia dikawinkan dengan seorang gadis dari bangsa Yue, (desa Tiantunli ) yang terkenal dengan kebarbarannya. Lao Zi tidak menyebutnya sebagai orang barbar tetapi adalah bangsa yang unsophisticated people, Beliau masih berkata bahwa Negara Lu (Negara dimana Kong Fu Zi lahir dan dibesarkan) tidaklah lebih baik dari negara Yue. Lao Zi masih berkata, kalau baik mengapa seorang yang tinggi ilmunya seperti Kong Fu Zi meninggalkan Lu dan mencari pekerjaan di Negara lainnya? Orang Tionghoa menyebut terutama untuk orang Barat sebagai Gue (setan), ini karena delapan Negara kekuatan Barat dan Jepang menyerbu Tiongkok dan tidak segan-segannya mengambil barang-barang antik Tiongkok ke negaranya dan meracuni orang Tionghoa dengan candu yang ditanam dan di buat menjadi candu di India lalu dijual di Tiongkok. Terekanal sebagai akibat ini ialah dibakarnya candu di pelabuhan Guangzhou oleh seorang patriotic Lin Zhi Xu. Karena dibakarnya candu ini Pemerintah Mancu harus membayar kerugian dari pembakaran ini. Banyak perak dan emas mengalir ke Barat. Sekarang panggilan Huanna ini saya tidak pernah dengar lagi, karena anak-anak mudah tidak tahu sebutan ini dan golongan generasi tua juga tidak menyebutnya untuk keharmonian kehidupan antar bangsa dalam masyarakat Indonesia. Maka kalau kita tahu artinya sebutan-sebutan tsb. sebaiknya jangan menggunakan sebutan-sebutan yang rasis ini baik diluar maupun didalam rumah, demi keharmonian bangsa, kesatuan dan kedamaian Negara. Dr. Han Hwie-Song Breda, 10 november 2006 Belanda - Original Message - From: rasul paulus [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, 27 November, 2006 16:52 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Tenglan, bermakna rasis? == Ida Sory, Ko, Bung atawa apalah, contoh ang anda kemukakan terlalu extrime gak pada tempatnya, saya kalo baru kenal denga teman anda juga apakah saya akan memanggil begitu ??? yang saya sendiri tahu kalo memanggil nama orang , apa lagi yang baru kenal dengan binatang apa lagi gila maka tentunya sayanya yang harus di treatment.( siapapun akan tersinggung ) konteks kita
Re: [budaya_tionghua] OOT syaraf kejepit
Bung Halim, Thanks banget atas informasi yang sangat berharga ini. Dan anda telah memberikan penjelasan yang begitu berharga. Memang sungguh tidak dapat dimengerti, bahwa sewaktu disc hernia sudah keluar dari tempatnya. dengan menembus bantalan tulang rawan, dan disc tersebut mengenai syaraf tulang punggung. Bahwa terapi pengobatan lauw lay ho tersebut dapat dikembalikan ke tempatnya. Dalam dunia kedokteran, caranya dengan operasi, dengan membuang sebagian tulang rawan, kemudian membuang disc yang mengenai syaraf punggung. Resikonya, karena sebagian tulang rawan dibuang, maka setelah operasi juga harus sangat dijaga kondisi badan dan biasanya susah untuk bungkuk. Karena sebagian kecil tulang rawan di buang, padahal tulang rawan tersebut sangat diperlukan untuk meredam gerakan tubuh dan mengangga berat tubuh. Maka tempat tersebut akan rawan sekali terjadi kecelakaan lagi. Bisakah memberikan saya no hp dari Mrs XXX tersebut, informasi anda akan sangat berharga buat saya. Dan saya akan jaga rahasia tersebut. Mungkin bisa melalui japri dengan saya. Karena adik saya juga mengalami hal yang sama, tonjolan yang merobel tulang rawan tersebut terjadi di L4 dan L5 atau tepatnya di L5 S1 dengan penekanan ke kiri (sehingga kaki kiri yang sakit). Karena adik saya syaraf terjepiynya bukan karena kecelakaan, tapi karena olah raga terlalu berat, saya percaya keadaannya tentu tidak separah ms xxx tersebut. Sesudah keluar 2 minggu, dia tetap merasa ngilu di kaki kiri (walaupun tidak sehebat sebelumnya) dan juga pinggangnya kalau di tekuk merasa sakt. Oh ya, Bung halim, kata anda, anda juga pernah ke tempat tersebut berobat, bolehkah sharing, penyakitmu apa dan bagaimana hasilnya ? Terima kasih Ridwan Aritonang harry alim [EMAIL PROTECTED] wrote: ada isteri seorang teman, sebut saja mrs XX beberapa tahun yang lalu (tepatnya tahun 2000) mengalami kejadian serupa, di diagnosa dokter dengan foto mri, ada hnp di l4 l5. menurut dokter satu2nya jalan harus di operasi, dan karena operasi ini menyangkut tulang belakang ada risiko gagal dan bisa lumpuh permanen bila salah atau gagal. mereka tidak berani melakukan operasi. karena mereka tinggal di jakarta, akhirnya mereka kemudian mengubak (mengaduk) wilayah mulai dari banten, bogor bandung sampai cirebon mencari alternatif yang lain. mereka berusaha lebih dari setengah tahun , mencari alternatif terutama dengan pijat sana pijat sini dan banyak orang yang dikata pintar ini dan itu mereka kunjungi, sayang tidak pernah berhasil. dan sang isteri mengalami kesakitan karena hanya ada posisi tertentu yang membuat rasa sakit agak kurangan. sekarang sudah sembuh. untuk menyatakan sembuh tentu dengan foto mri lagi, ternyata 'disc' antara dua tulang belakang l4 l5 yang tadinya keluar sekarang sudah kembali ke posisi semula. bahkan dokter yang tadinya mendiagnosa dan melihat dua foto mri cukup kaget juga. karena disc bisa kembali ke posisi semula. mereka dibantu oleh seorang bernama 'lauw lay ho', lauw lay ho ini tinggal di salatiga, tepatnya tinggal di kilometer 6 kalau dari salatiga atau patok salatiga kurang 6 km kalau datang dari arah solo. dari solo rumah tinggalnya sebelah kanan jalan kalau dari salatiga sebelah kiri. saking terkenalnya beliau ini kalau melihat patok km salatiga kurang 6 km dan bertanya orang pasti juga penduduk sekitar situ bisa menunjukkan rumah lauw lay ho. lauw lay ho ini bukan sinshe atau dukun, saya juga nggak jelas apa kategori tepatnya. dia mempunyai satu teknik pijat yang ternyata cocok untuk problem syaraf kejepit. sebelum datangnya mrs xx ini, lauw lay ho sehari hari membantu orang dengan memijat terutama orang yang kena stroke, tidak dalam bentuk komersiel karena dia tidak menarik bayaran tertentu tetapi sukarela saja. banyak orang yang kena stroke akhirnya indekos di rumah penduduk sekitar tempat tinggal lauw lay ho. sehingga lauw lay ho bisa memijat orang2 yang kena stroke itu dengan mengunjungi rumah tetangganya. disamping itu ia juga membantu orang yang matanya plus terlalu besar, dengan tehnik pijatan yang sama. sebetulnya tidak tepat kalau dikatakan pijatan, karena lauw lay ho tidak melakukan pijatan sama sekali, seperti yang umum dilakukan tukang pijat. lantas apa yang dilakukan? biasanya oang yang datang kedia, akan diketuk ketuk telapak kakinya sebelum dilakukan 'pijatan'. kemudian orang tersebut akan diminta rebah di bale2 atau dipan. dan melakukan gerakan tertentu, yaitu sambil rebah menarik kaki sehingga berbentuk v terbalik dan menggerakkan kaki kiri dan kanan bersama sama, dengan merebahkan kedua kaki itu kekiri dan kekanan. gerakan ini dengan sumbu putar di tulang belakang. setelah dirasa cukup (kurang lebih 5 sd 15 menit). lauw lay ho dengan menggunakan jari kelingking kanan nya kemudian menekan ke titik tertentu di telapak kaki. se akan akan tidak perlu atau tidak menggunakan tenaga. dan biasanya disini pasien kemudian teriak