[budaya_tionghua] Fw: Dirgahayu Indonesia ke 63! Sedikit foto2 tempo dulu untuk mengenang Presiden Indonesia pertama, Achmad Sukarno.

2008-08-19 Thread ChanCT

- Original Message - 
From: Chang Lien Chai 
To: 
Sent: Tuesday, August 19, 2008 1:35 PM
Subject:  Dirgahayu Indonesia ke 63! Sedikit foto2 tempo dulu untuk mengenang 
Presiden Indonesia pertama, Achmad Sukarno.



Dirgahayu Indonesia ke 63! 
Sedikit foto2 tempo dulu untuk mengenang Presiden Indonesia pertama, Achmad 
Sukarno.

Please Click Here!



[budaya_tionghua] Isu Akulturasi pada Kelompok Budaya Tionghoa di Indonesia

2008-08-19 Thread ang.graini
Seseorang yang menjadi immigran mengalami menjadi minoritas, 
baik sebagai "immigrant sojourn" (tinggal selama perjalanan jangka 
pendek), "immigrant refugee" (pengungsi), maupun "immigrant 
voluntary" (karena kehendak sendiri). Perasaan sebagai minoritas ada 
dalam kaitannya dengan perbedaan bangsa, bahasa, agama, ras, dll. 
atau yang terlihat secara fisik, yaitu bentuk wajah, warna kulit, 
warna rambut, aksen bahasa, dll. Perbedaan yang dirasakan oleh panca 
indera tersebut menarik keluar sebuah kesadaran akan identitas diri 
yang berhubungan dengan situasi sosial (SOSIAL IDENTITY). Bahwa 
dirinya berbeda dan memiliki latar belakang yang berbeda menimbulkan 
problema penerimaan sosial, dan menimbulkan reaksi adaptasi yang 
bermacam-macam tergantung pada individu yang mengalaminya. 
   Pada umumnya individu dewasa akan segera mengidentifikasikan 
dirinya dengan kelompoknya yang sebangsa, atau sebudaya, dengan cara 
mencari mereka yang sama dengan dirinya, berkumpul bersama dengan 
mereka untuk lebih mudah mengatasi perbedaan tersebut. Mereka lebih 
banyak menggunakan bahasa dan tata caranya sendiri. Motivasi ini 
disebut loyalitas etnis atau "ethnic loyality". Namun inklusivitas 
ini menimbulkan reaksi dari kelompok budaya yang lebih dominan, 
yaitu diskriminasi. Ada pendapat yang mengatakan bahwa semakin 
individu tersebut mengalami diskriminasi semakin ia akan 
mengidentifikasikan dirinya dengan kelompoknya, membedakan diri, 
maka semakin ia mengalami diskriminasi hingga kehilangan respek 
(discreditable). Reaksi lain yang bisa ditunjukkan oleh individu 
minoritas adalah berkemampuan seperti kelompok budaya yang dominan, 
seperti belajar bahasa, tata cara berbusana, berbicara, condong 
bergaul dengan kelompok budaya dominan, sehingga meminimalkan 
perbedaan latar belakang budaya yang terbawa oleh individu 
minoritas. Motivasi ini disebut "cultural competence", ia sadar akan 
perbedaan budaya yang dibawanya sebagai minoritas dan budaya yang 
dominan, dan ia memiliki pengetahuan akan kedua budaya tersebut. 
Individu ini akan bersikap berbeda sesuai dengan situasi kelompok 
budaya yang dihadapinya, bilamana berhadapan dengan sesama kelompok 
budayanya ia akan menggunakan bahasa dan tata caranya sendiri, namun 
bila berhadapan dengan kelompok budaya dominan, ia akan mampu 
berbicara atau bersikap seperti mereka. 
Kesadaran berbudaya muncul bersamaan dengan munculnya loyalitas 
etnis dalam diri individu tersebut ketika ia mengalami diskriminasi, 
yang tidak selalu bermakna negatif. Immigrant akan mengalami 
diskriminasi karena status minoritasnya. Sebenarnya, status 
minoritas inilah yang menjadi inti dari masalah status sosial. 
Bagaimana minoritas mengatasi masalahnya dalam seting budaya, tempat 
yang secara fisik lebih dominan terhadap dia? Ia akan beradaptasi 
secara budaya (akulturasi) seperti telah diuraikan sebelumnya. Jadi 
proses akulturasi terjadi mula-mula ketika sekelompok individu dari 
dua kelompok budaya yang berbeda mengadakan kontak secara terus-
menerus satu sama lain dan setelahnya mengalami perubahan pola 
budaya pada salah satu atau keduanya seperti model akulturasi yang 
dikemukakan oleh Robert Park yaitu KONTAK (dari tangan pertama)-> 
AKOMODASI (menerima) -> ASIMILASI (diterima/menjadi bagian). 
Perbedaan reaksi adaptasi dapat terjadi antar individu dalam 
kelompok minoritas yang sama atau memiliki latar belakang atau 
tingkat pendidikan yang sama yang disebabkan oleh perbedaan motivasi 
(pendorong) seperti keputusan/keinginan pribadi, motivasi ekonomi, 
politik, dll yang mana yang lebih menguntungkan/berguna baginya 
maupun hanya sekedar untuk mempertahankan hidup. Reaksi adaptasi 
budaya ini juga selektif terhadap perilaku, nilai-nilai, dll, 
tergantung pada individu masing-masing; hal lama apakah yang akan 
digantinya dengan hal yang baru, dan sebaliknya hal lama yang akan 
tetap dipegangnya. Contoh kasus: kelompok minoritas Tionghoa di 
Jakarta, akan berbeda dengan kelompok minoritas Tionghoa di Medan, 
dst. yang mana masing-masing anggota kelompok dalam sebuah keluarga 
juga akan mengalami perubahan pola budaya yang berbeda. 
Telah dibahas sebelumnya bahwa ada dua reaksi adaptasi budaya, 
pertama adalah menarik diri (mengidentifikasi dirinya dengan 
kelompoknya), dan yang kedua adalah melebur (memiliki kemampuan 
terhadap budaya asal dan budaya yang baru). Keduanya melibatkan 
reaksi kelompok budaya mayoritas juga, jadi proses akulturasi adalah 
dua arah, yang dapat membalikkan reaksi adaptasi menjadi 
berkembangnya budaya kelompok minoritas melalui 
bangkitnya/digunakannya bahasa mereka oleh kelompok budaya yang 
dominan, atau material fisik lain. Jadi reaksi dan aksi adaptasi 
budaya ini sangat dinamis melibatkan lebih dari satu motivasi. 
Contoh kasus: hasil proses akulturasi kelompok Tionghoa di Jakarta 
lebih kentara dibandingkan dengan hasil akulturasi kelompok Tionghoa 
di Medan, dilihat dari keseringan/kemampuan menggunakan bahasa asal 
(Mandarin/Hokkian).

[budaya_tionghua] Re:Kehidupan luks dan dekadensi Tempo Doeloe dan sekarang-dipanang dari sudut kebudayaan Tionghoa (Bagian tiga)

2008-08-19 Thread Han Hwie Song
Kehidupan luks dan dekadensi Tempo Doeloe dan sekarang-dipanang dari sudut
kebudayaan Tionghoa (Bagian tiga)

 

 

Nyonya-nyonya dan anak-anaknya umumnya makan dirumah, diners yang luks dan
ekssesif, bisa juga ditamui oleh kecintaan anak-anaknya yang telah disetujui
oleh orangtuanya, chususnya oleh sang ayah. Makan diluar tidak sesering
seperti jaman sekarang. Saya dengar omongan seorang ibu yang berkata pada
saya pernah makan "Pao Hi, Abalone" satu blik (kaleng) begitu saja tanpa di
liao-li dibumbuhi dan dimasak, meskipun Abalone itu dalam kalengan itu sudah
matang.. Bayangkan satu blik Abalone sangat mahal harganya , satu, dua tahun
yang lalu harganya sudah satu juta rupiah satu bliknya. Sifat yang
betul-betul berkelebihan tipikal dekadensi dalam keluarga kaya. Bukankah
lebih baik kalau Pao Hi ini dimasak dan dinikmati bersama dalam keluarga?

Kita tidak boleh melupahkan bahwa diantara mereka tentunya ada yang mau
mendidik masyarakat Tionghoa dan dengan kekreativannya mereka
memperkembangan masakan Indonesia, fusi antara masakan Indonesia dengan
Belanda, atau masakan Indonesia difusikan dengan bahan-bahan makanan
Tiongkok yang terkenal dengan masakan Nyonya. Mereka sambil membuka
toko-toko kuwe dan masakan, juga memberi kursus-kursus masak, toko-toko kuwe
tersebut di Surabaya yang terkenal ialah Buyut dan Tjwan Bo. Istri saya
masih mudanya juga mengikuti cursus ini. Nyonya-nyonya Tionghoa  juga
kembangkan teknologi batik dan membuka industri batik kebanyakan di Jawa
tengah yaitu di Surakarta, Yogjakarta dan pekalongan dan di Betawi. Tentang
ini sudah banyak saya tulis dalam artikel-artikel saya dan tentunya juga
dalam buku ini.

Rumah-rumah mereka besar-besar dengan cagak-cagaknya menyerupai
pipa-pipa beton massif yang besar-besar-dan kokoh, dindingnya dicat putih
bersih, didalam rumahnya terdapat mebel-mebelnya  yang bermotif Tiongkok
kuno, dan dinding dalamnya digantung lukisan-lukisan Tiongkok, umumnya San
Sui, ada gunung, air dan pohon-pohon, juga lukisan alam-alam dengan embun,
hewan-hewan, bunga-bunga. Ditempat yang hormat digantung potret dari sesepuh
leluhur suami istri. Ditengah-tengah terdapat meja sembahyang untuk
menghormat pada leluhurnya. Disana sini terdapat vas-vas besar-besar buatan
Tiongkok. Kebun deoan besar dan dijaga oleh dua patung dari marmer singa
betina dan jantan.

Babahnya  mengisih waktu-waktu yang senggang di luar
bersenang-senang dengan teman-temannya, hisap candu, atau adu jago.
Kebiasaan Tempo Doeloe yang dikatakan sebagai makan-makan, minum arak,
nyandu dan nonton tandak-tandak yang diachiri dengan seks. Mereka mempunyai
rumah vakansi dimana tampak pohon nyiur dan dahan serta daon-daon pohon
waringin bergerak-gerak menurut ritme angin. Dirumah inilah mereka bertemu
dan bersenang-senang dengan teman-temannya, atau dengan wanita. Orang-orang
lelaki kaya Jaman Doeloe banyak yang punya gundik, tidak satu tetapi
beberapa, maka turunannya banyak. Karena banyaknya turunannya, maka kerja
sama antar keluarga saling mencurigai, apalagi dipengaruhi oleh istrinya
agar putranya mempunyai kedudukan  yang tinggi dalam perusahaan keluarga,
lebih tinggi lebih baik, maka dari itu perusahan keluarga paling lama tiga
turunan achirnya pecah. 

Contoh dekadensi yang kelewatan ini anda dapat baca tingka laku dari
putra seorang letnan Tionghoa yang kaya raya : Oei Tambahhsia, play boy
Betawi yang mempunyai beberapa gundik, mengambil istri orang dengan
bantuan-tukang pukulnya. Kekuasahannya bertambah karena kakak perempuannya
Raden Ayu Bupati menikah dengan bupati Pekalongan. Orang ini tidak takut
dengan kekuasahan dari mayor, kapten atau letnan Tionghoa. Salah satu
gundiknya ialah pesinden yang kenamaan di Jawa Mas Ajeng Gunjing. Dia tidak
segan-segan membunuh orang angsalkan dapat memenuhi nafsu berahinya.
Achirnya dia dihukum mati oleh pemerintah Hindia Belanda. Kejahatan Oey
dibongkar oleh menantu dari seorang kapten Tionghoa.(Kisah Jakarta Tempo
Doeloe Intisari. PT Gramedia Jakarta 1988). Kalau kita dengar cerita orang
doeloe-doeloe kita bisa tahu bahwa kekayahan dan kekuasahan banyak disalah
gunakan demi kepentingan kepuasan dirinya. Mereka mempunyai beberapa tukang
pukul untuk mensukseskan keinginannya dan lupa bahwa kejahatan itu tidak
bisa berjalan terus. Masyarakat menghindari dia dan terisolir, achirnya dia
mendapatkan hukuman yang setimpal. Ini tidak mengherankan karena orang
semacam dia ini adalah satu zelzaamheid, rarity, rare occurrance dan pasti
hilang dari dunia ini.

 

Dr. Han Hwie-Song

Breda, 17 agustus 2008 Holland



[budaya_tionghua] OOT : Teh Oolong, Segar dan Menyehatkan

2008-08-19 Thread Lim Wiss
Teh Oolong, Segar dan Menyehatkan


(Erabaru.or.id) - Teh Oolong tidak hanya enak, namun kandungan flavonoid
(unsur antioksidan) di dalamnya juga dapat menggerakkan energi inti
seseorang. Seperti yang telah diuraikan oleh berbagai legenda tradisional
Tiongkok, nama Oolong berarti "Naga Hitam" atau "Ular Hitam". Salah satu
dari cerita ini menggambarkan bagaimana seorang pemilik perkebunan teh
ketakutan setelah sekilas melihat ular hitam di dekat tempat dia memungut
daun teh. Selama beberapa hari, ia tidak berani mendatangi tempat itu,
sampai akhirnya dia memutuskan kembali untuk mengumpulkan daun teh dengan
hati-hati, embun dan matahari telah melakukan tugasnya - oksidasi telah
mengambil alih. Hemat seperti biasanya, dia tidak ingin membuang daun-daun
yang telah terfermentasi, sehingga ia membawanya pulang dan memasak satu
teko teh. Secara mengejutkan, ternyata ia mendapatkan minuman yang harum
semerbak.

Asal Biologis Teh Oolong

Thea sinensis dan Thea assamica adalah dua jenis tumbuhan, teh jenis ini
diperoleh. Yang belakangan, biasanya dikenal sebagai "Teh Assam", kebanyakan
tumbuh di India, minuman ini memiliki rasa yang sangat jauh berbeda Teh
Tiongkok.

Untuk membuat teh oolong sesuai yang diinginkan, setelah dipetik harus
dijemur di bawah sinar matahari hingga layu. Kemudian, daun-daun disimpan di
suatu ruangan, diayak secara rutin, dan letakkan di loteng di ayakan bambu.

Proses ini memecahkan struktur sel di tepian daun dan oksigen yang muncul,
akan bereaksi dengan udara. Daun-daun berwarna tembaga yang dihasilkan
menegaskan efek fermentasi, yang saat ini telah nampak, dan daun-daun teh
telah mencapai derajat fermentasi yang sesuai diinginkan.

Panaskan daun-daun dengan panci besi, langkah berikutnya, hentikan proses
fermentasi. Cakupan aroma teh - yang tergantung pada kualitas - bervariasi
mulai dari aroma seperti buah-bunga hingga rasa-malt (kecambah barley atau
sereal lainnya yang dikeringkan).

Karena teh oolong hanya setengah fermentasi, maka lidah mengenalnya sebagai
minuman yang berasa antara teh hijau dan teh hitam. Dari daun yang sama
dapat dimasak beberapa kali, namun semakin sering dimasak, aroma minumannya
semakin melemah.

Kualitas terbaik teh oolong tumbuh dan diproses di Taiwan. Yang paling mahal
adalah Dong Ding, diambil dari nama Gunung Dong Ding di propinsi Nantou,
Taiwan. Varietas terkenal lain berasal dari Provinsi Fujian di tanah daratan
Tiongkok dinamakan Te Kwan Yin. Beberapa tahun yang lalu India dan Malaysia
juga mulai memproduksi teh oolong.
Beberapa tahun lalu para komunitas medis dan para ahli nutrisi telah
menemukan berbagai keuntungan dari teh hijau bagi kesehatan, terutama
oolong. Riset ilmiah telah membuktikan kemampuan efek teh oolong untuk
memperkecil masalah kesehatan spesifik dan mencegah beragam penyakit
tertentu. Itu terutama sekali berguna bagi sistem peredaran dan efektif
melawan gangguan perut. Lao Cha dikenali karena efektif melawan penyakit
yang disebut belakangan.

Teh Oolong Taiwan

Pulau Taiwan, dengan luas 36,000 kilometer persegi, terletak kira-kira 200
kilometer sebelah selatan Tiongkok daratan. Ekspor tahunan teh oolong Taiwan
yang bervolume 20,000 ton memainkan peran utama di bidang ekonomi. Taiwan
mendapatkan tanaman teh pertama dari Provinsi Fujian pada pertengahan abad
17. Nantou, pulau penghasil teh utama, mempunyai kondisi optimum atas
kesuksesan hasil perkebunan karena tempat itu memiliki kombinasi lahan,
kabut, dan sinar matahari yang baik. Kondisi iklim ini diperlukan untuk
menghasilkan teh unggulan. Lembah tinggi yang lebar dapat membuat
pertumbuhan teh hingga elevasi 2,400 meter. Kota Loku adalah penghasil teh
unggulan. Loku juga memiliki museum teh tertua.

Berdasarkan tingkat peragian, oolong dibagi ke dalam empat kategori

Pouchong, difermentasi hingga 12 persen, Zheng Cha, difermentasi hingga 30
persen, So Cha Oolong difermentasikan hingga 50 persen, dan digulung dengan
ketat, serta Kao Shan Cha atau Highland Tea yang tumbuh pada ketinggian
1,800 meter diatas permukaan laut.

Zhu-Gu - suatu teh oolong pilihan - juga disebut Lao Cha. Hanya teh langka
yang sedikitnya berusia dua tahun yang dapat memenuhi syarat Lao Cha.
Diterjemahkan dari susunan-kata bahasa Tiongkok tradisional, Lao Cha berarti
"tua, teh matang". Teh itu hanya diproduksi dalam jumlah kecil, pada elevasi
sekitar 1,000 meter. Produksinya dimaksudkan sebagai hasil seni dan jarang
ditemukan dalam perdagangan teh. Teh ini juga tidak dikenal secara luas.
Seperti anggur bagus, teh jenis ini bertambah enak seiring dengan
pertumbuhan umurnya, jika disimpan dengan tepat. Tiap dua tahun teh ini
harus mengalami proses pemanggangan. Karena kafein teh jenis ini hilang
dalam penyimpanan dan pengulangan pemanggangan, bahkan orang dengan masalah
perut dapat meminumnya. Itu adalah satu alasan penggunaan teh ini di dalam
Pengobatan tradisional Tiongkok.

Teh Oolong Bai Shan Yuan

Dinamakan "Champagne of Teas" atau "Teh Sampanye" dan tumbuh pada elevasi
1,000 meter di lokasi paling pusat 

[budaya_tionghua] Re: Uang , pengakuan, keegoisan .siapa benar siapa salah :)

2008-08-19 Thread karang_terjal
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Hendri Irawan" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Pak David,
> 
> Masih tinggal di Indonesia dan ikutin berita ? Itu Marie Pangestu ?
> Teddy Joesoef ? Kwik Kian Gie yang tersingkir ?
> 
> Di milis ini ada loh yang jadi tentara juga. Coba anda perhatikan
> nama-nama aneh seperti tong sampah, tang obeng, gan tio lie, kunci
> pas, kotak pen.  
> 
> Denger-denger mereka semua berkedudukan tinggi tuh.
> 

Ah.. Hendri...
YAng beneerrr aja? Moso mereka itu tentara?
Gue lihat tanggal 17 an agustus, pagi-pagi saat gue masih upacara 
bendera... tukh die (oops mereka) udah pada online berbalasan 
email..tentara kan harusnya upacara bendera or setidaknya 
mengamankan tempat upacara..dan membantu P3K kalo ada yg pingsan 
saat upacara..

Hati-hati lho kalo bicara ama tentara...ga takut di ancam?
Gue sih ngeri...kalo memang tentara, gue menghilang aja alias ga 
berbalasan dgn dia..opps tentara, daripada dihilangkan..

maklum gue itu rakyat kecil..

> Hormat saya,
> 
> Yongde
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "david"  wrote:
> >
> > Masalahnya bukan tidak mau berbakti ke negara sendiri...di indo 
kita
> merasa tidak di welcome..mo gmn berbakti..apa pernah liat ada orang
> keturunan china jadi jendral ato posisi penting di pemerintahan..?
> > Powered by Telkomsel BlackBerry?> > 
> > -Original Message-
> > From: Hung wicaksana 
> > 
> > Date: Sun, 17 Aug 2008 22:51:29 
> > To: 
> > Subject: [budaya_tionghua] Uang , pengakuan, keegoisan .siapa 
benar
> siapa salah :)
> > 
> > 
> > 
> > 
> > Dari bacaan tentang pengakuan orang china terhadap orang
> > tionghua Indonesia, ada yg merasa masih diakui, ada yg bilang 
tidak,
> ada yg
> > perlu duit baru diakui, ada yg bilang tidak, semua argumentasi 
itu
> benar semua,
> > tidak ada yg salah, tergantung siapa yang dihadapi, lokasi mana 
yg
> dihadapi,
> > provinsi mana yg dimaksud, pengalaman sebelum saya ke china dan 
saat
> tinggal di
> > china adalah :
> >
>




Re: [budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional pada penyiaran pembuka

2008-08-19 Thread Fy Zhou
Benar, sudah saatnya sejarah Pao An Tui ditinjau kembali.. Bukan untuk 
membalikkan yang htam menjadi putih. tapi untuk melhat lebih jelas...sisi abu2 
nya.
 
ZFY


--- On Sun, 8/17/08, ardian_c <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: ardian_c <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional pada 
penyiaran pembuka
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, August 17, 2008, 2:28 PM






aduh tulisan yohanes anak NIM ya ? ck ck ck ck ck.

kirain tulisan sapa huehehehehehehheheh e

PAO AN TUI gak bakalan terbentuk kalu gak ada penjarahan besar2an.
Juga kalu gak ada kejadian Tangerang yg memiriskan hati lho.

Jadi mereka TIDAK memiliki hak utk bertahan ?

Masalah pro NICA or pro REPUBLIK, itu pilihan perseorang tidak bisa
digeneralisir. Buktinya banyak yg peranakan ikut berbondong2 kabur ke
BELANDA yg totok ngkale berbondong2 kabur ke Hongkong or Singapore.

Janji keamanan itu penting mas, dan itu perlu bukti. Liem Koen Hian
aja bisa kecewa gara2 apa seh ?

Coba jgn selalu cari kambing item org lain dah , belajar open mind dikit.
JGn selalu cari salah si A si B melulu , cape 





Recent Activity


 15
New MembersVisit Your Group 


New web site?
Drive traffic now.
Get your business
on Yahoo! search.

Health Groups
for people over 40
Join people who are
staying in shape.

Healthy Living
Learn to live life
to the fullest
on Yahoo! Groups.
.. 
 














  

Re: [budaya_tionghua] Re: identitas was: Fenomena diskriminasi media internasional

2008-08-19 Thread Fy Zhou
Oho, saya kalau ke RRT sering tuh ditraktir sama family dan teman, malah ada 
teman yang baru kenal. dan saya jelas bukan pedagang yang bisa memberi mereka 
keuntungan.
 
RRT sekarang memang beda dng dulu, dulu mereka masih miskin. kalau ke sana ya 
kita yang traktir makan. dan ninggali angpao ke family. Sekarang mereka bisa 
wisata ke Indonesia, sembari belanja sekardus sarang burung untuk oleh2, 
bayankan harga sarang burung itu...
 
semua itu jelas memang pengalaman personal. 
 
ZFy

--- On Mon, 8/18/08, Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Hendri Irawan <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [budaya_tionghua] Re: identitas was: Fenomena diskriminasi media 
internasional
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Monday, August 18, 2008, 1:14 AM






Pengalaman saya sendiri jauh berbeda. Dan itu saya dapatkan di
Shanghai sebuah kota metropolitan. 

Saya tidak bawa uang berlebihan.
Saya bukan orang kaya.
Saya tidak bawa angpao.

Tapi anehnya orang-orang situ tetap ramah, dan malah bilang
zhongguoren ke saya. Dan kebaliknya kali ini saya yang beritahukan
bahwa terminologi zhongguoren itu tidak tepat, ganti pakai huaren.

Jadi ini saya yang aneh atau apa ? Apa karena orang-orang yang saya
ajak interaksi itu cuma orang rendahan ? Karena memang saya ngobrol
sama supir taksi, supir bus, pemilik toko kecil, orang-orang tua yang
lagi maen musik di pinggir jalan. Maklum lah saya kan bukan
siapa-siapa, jadi jalan-jalan ke situ gak bakalan ketemu tuh sama
orang kaya, sama profesor, sama orang-orang pintar.

Menurut saya semua pengalaman ini sifatnya personal. Di PRC ada 1,3
milyar orang. Tidak semua isi kepala orang itu sama !

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Liquid Yahoo" <[EMAIL PROTECTED] .>
wrote:
>
> Pengalaman saya sih waktu ke kampung leluhur di katain "FaCiau" ama 
> orang sono & dikatain "Fan Kui" ama sodara sendiri...
> 
> Tapi emang bener kalo bawa duit banyak, banyak orang yang
menanyai kita 
> terus di runut2 persaudaraannya, kalo ga ada tali persaudaraan kita
langsung 
> di tinggalin, tapi kalo masih ada tali persaudaraan biarpun jauuuh
bener ya 
> kita langsung "di rangkul" karena ngarepin AngPau (banyak kenalan
juga yang 
> bilang begitu), ude jadi kebiasaan kalo orang rantau sampe bisa
pulang lagi 
> berarti ude sukses & kalo ketemu sodara kudu ngasih AngPau
> 
> 
> 
> - Original Message - 
> From: "Hendri Irawan" <[EMAIL PROTECTED] >
> To: 
> Sent: Sunday, 17 August, 2008 20:15
> Subject: [budaya_tionghua] Re: identitas was: Fenomena diskriminasi
media 
> internasional
> 
> 
> > 1. Anda itu gaul dengan orang mana saja ? Kalau pebisnis dan orang
> > kota tentu saja pikirannya duit. Sudah baca pengalaman apeq Liang U
> > tinggal di pedalaman ?
> >
> > 2. Anda yakin kalau cari silsilah cuma buat pamer-pamer saja ? Jangan
> > terlalu berlebihan lah. Banyak yang benar-benar menjadi jati dirinya,
> > bukan seperti sementara orang yang sudah lupa diri karena banyak hal.
> >
> > Mungkin saja anda itu merasa bahwa anda itu tinggal di Beijing dan
> > punya otoritas memberikan komentar. Tapi jangan lupa dunia ini tidak
> > sesempit yang anda duga. Yang anda alami itu bisa jadi adalah kejadian
> > personal. Banyak yang punya pengalaman yang jauh berbeda bahkan di
> > kota besar sekalipun. Sudah refleksi diri belum ke siapa saja
> > interaksi anda dan cara interaksi anda ?
> >
> > Hormat saya,
> >
> > Yongde
> >
> > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Eddy Prabowo Witanto"
> >  wrote:
> >>
> >> Hahaha ya iya lah, siapa sih Anda, cuman sekedar orang asing yg
mencoba
> >> merunut2 --katanya, katanya-- punya garis nenek moyang dari sini.
Mbok
> >> Anda sampe jontor mulutnya berbusa2 bilang "wo shi zhongguo ren",
> >> mereka cuman senyum dan sambil menggeleng bilang "Anda itu siapa ya?"
> >> Kelemahannya kurang lebih ada 2: Pertama, Anda sudah keturunan
ke-antah
> >> berantah, yg mana sudah gak akan dihitung sebagai bagian mereka.
Kedua,
> >> Anda orang asing.
> >> Tapi Anda akan dipeluk2 dan dianggap sebagai saudara, bahkan kayak
> >> sodara sekandung, kalau you bawa duit minimal 1T. Maka karpet merah
> >> menanti Anda.
> >> Hmm..mungkin topik ini harus diulang2 terus ya supaya banyak orang
> >> sadar untuk tidak lagi terjebak dalam ilusi yg semu (pseudoillution) ?
> >>
> >> Belakangan ini emang makin banyak aja orang2 yg datang ke beberapa
> >> provinsi, mencoba menelusuri lagi --katanya-- jejak nenek moyang,
> >> sambil ke sana bawa buku silsilah. Tapi sih --kalo ketemu-- biasanya
> >> ujung2nya buat pamer sepulang ke Indonesia, pamer ke tetangga2 dan
> >> handai taulan bahwa "iya lho, ternyata gue masih punya sodara di
sana,
> >> namanya si ini, gue udah ketemu desanya, dll." Terus, so what gitu
> >> lho...
> >>
> >> Padahal, kalo memang berasal dari "the great culture of our
ancestors",
> >> maka seharusnya kita ingat, nilai2 apa saja yg unggul, yg
positif, dan
> >> itu harus di-share-kan kepada tetangga2, sehingga sebagai bagian dari
> >> masyarakat m

Re: [budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional pada penyiaran pembukaan Olympiade

2008-08-19 Thread Eko Boenandar
Mumpung belum terlambat sebaiknya yang belum punya antena parabola segera beli 
antena parabola untuk lihat siaran penutupan olimpiade tgl 24 agst. 

--- On Sat, 8/16/08, Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Sunny <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional 
pada penyiaran pembukaan Olympiade
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Saturday, August 16, 2008, 4:12 PM






 
Bagus bila  ada yang punya koneksi dengan LSM  untuk memberikan informasi  di 
kampung-kampung, yaitu seperti dulu  diputar film di lapangan atau antar 
tetangga. biar orang kampung bisa lihat dan tidak selalu dicekokin dengan racun 
kebodohan.
 

- Original Message - 
From: Tony Setiabudhi 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Friday, August 15, 2008 5:53 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional 
pada penyiaran pembukaan Olympiade





Saya yakin dalam waktu dekat akan ada VCD yang dapat diperoleh di GLODOK/Mangga 
Dua.
Peristiwa BERSEJARAH serta KEMEGAHAN baru ini akan mengangkat derajat warga 
keturunan juga - karena sejak PERANG CANDU - Tiongkok itu mengalami 
keterpurukan yang luar biasa !! ; dan baru saat ini ; PERISTIWA OLY
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Friday, August 15, 2008 15:36:39
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional 
pada penyiaran pembukaan Olympiade




Untuk mempertunjukkan upacara pembukaan olimpiade harus bayar kepada  
penyelengara dan Komite Olympiade,  mungkin saja TV channels di Indonesia tidak 
mampu membayar royality tsb dan oleh karena itu tidak ada  transmisi upacara 
pembukaan secara keseluruahan. . Upacaranya 4 jam lebih.
 
Mudahan-mudahan ada yang merekam upacara tsb dan dengan senang hari 
menyebarkan di Indonesia dengan ongkos murah, agar banyak orang  bisa lihat..
 

- Original Message - 
From: astri rahadi 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Thursday, August 14, 2008 4:33 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional 
pada penyiaran pembukaan Olympiade




Stasiun TV di indonesia juga ga ada yg nyiarin (boro2 pembukaan..berita 
olimpiadenya aja cuman seuprit..masa liputan 6 ikut nayangin berita sekelas 
infotainment kaya ketangkepnya sheila marcia...aaaggg hhh)..saya bolak 
balik gonta ganti channel TV waktu itu tapi yg ada cuma sinetron2 menjijikkan 
itu (maaf emosi...tapi kenyataan sih..)... saya berharap banyak sama Metro 
TV...tapi sama juga tuh..sampe akhirnya kmaren malem iseng2 nonton dunia dalam 
berita TVRI...dan mereka menyatakan sebagai stasiun TV resmi Olimpiade..apa 
TVRI menayangkan siaran langsung pembukaan olimpiade??? ?? hiks...kecele dong 
klo gitu...mungkin ini kualat karena anggep remeh TVRI kali yah. 




- Original Message 
From: prometheus_promise 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Wednesday, August 13, 2008 6:58:09 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional pada 
penyiaran pembukaan Olympiade



Ini sih sudah jelas. Media barat memang antipati terhadap kemajuan 
timur. 

Eh, tapi nanti dulu... 
NBC memang mendapat hak siar pembukaan olympics untuk AS, walaupun 
menyiarkannya melalui siaran tunda. Tapi, BBC One menyiarkan secara 
live bukan ? Kemudian France 2 di Perancis juga menyiarkan live, ya 
toch ?

Hmm, dimana letak kekurangpantasnya ? 
Mungkin bisa di-elaborate lagi lebih jauh.

Prometheus

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Ning M. Widjaja" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kawan,
> 
> Apakah ada yang memperhatikan bahwa pada saat pembukaan event olah 
raga
> terbesar di awal milenia ini jaringan stasiun pemancar besar spt 
CNN, BBC
> dan sejenisnya - tidak mealkukian penyiaran yang pantas untuk 
sebuah even
> yang amat besar dan indah di Peking?
> 
> Mohon komentar.
> 
> NMW
>




Send instant messages to your online friends http://uk.messenger .yahoo.com 
 














  

Re: [budaya_tionghua] identitas was: Fenomena diskriminasi media internasional

2008-08-19 Thread Fy Zhou
Saya kira, dalam soal identitas dan orientasi sosial, tak pantas bicara "mesti 
semestinya". 
 
Di dunia ini tak ada Tionghoa yang seragam, dan sebaiknya juga tak seragam. 
ketidak seragaman ini bahkan tidak bisa dijadikan dasar dikotomi, tak cukup 
hanya dikelompokkan menjadi dua, totok dan babah misalnya. orientasi budaya dan 
politik Tionghoa di Indonesiapun bisa sangat beragam, lebih tepat dibuat skema 
segi 3, ditiap kutub kita tempatkan tiga titik orientasi: Indonesia, Tionghoa, 
dan Barat. dalam skema ini, setiap orang pasti menempati posisi ber beda2 , 
jauh dekatnya terhadap masing2 kutub bisa berbeda secara gradasi. 
 
Jika dibuat skala, ada yang keIndonesiaan 5 Tionghoa 3 barat 2, ada yang 
Tionghoa 5 indonesia4 barat 1, tapi juga ada yang barat 5 indonesia 4 Tionghoa 
1. tak ada yang seragam, tergantung pengalaman hidup masing2.   Orang yang 
pengalaman menjadi Indonesia menyenangkan pasti akan berbeda dng yang pernah 
diperkosa dalam kerusuhan Mei tentunya. 
 
Demikian juga, orang yang sedari kecil dibesarkan dng nilai2 kristen pasti beda 
dng yang dibesarkan dng nilai klenteng, bahkan, terdapat babah yang lebih 
fanatik dng klenteng dibanding totok. ini sangatlah alami. Tak perlu 
diseragamkan, tak usahlah membuat segala anjuran dan imbauan, biarkanlah semua 
berjalan alami. Yang penting, sesuai dng perkataan Aquino saat mengunjungi 
tanah leluhur  di Tiongkok: " di manapun, orang baik akan selalu dihormati "
 
ZFY

 
--- On Sun, 8/17/08, Santo Putra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Santo Putra <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [budaya_tionghua] identitas was: Fenomena diskriminasi media 
internasional
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, August 17, 2008, 7:34 AM








Lao Xiong Iwan Kustiawan yang Bijaksana,

Saya sependapat dengan Anda, sudah semestinyalah kita segera mengindentitaskan 
diri secara tegas khususnya orang-orang Tionghua yang berwarganegara Indonesia 
dan tidak ngambang lagi atau dualisme.
Menurut hukum kewarganegaraan Indonesia juga tidak dibenarkan adanya Dwi 
Kewarnegaraan, jadi sesungguhnya tidak ada alasan bagi kita untuk mengaku-ngaku 
bahwa kita adalah Zhongguo Ren atau Chinase Indonesia maupun Indonesia Chinase 
yang benar ialah Indonesia tanpa embel-embel.
Dan dengan pengakuan kita sebagai bangsa Indonesia tidaklah berarti kita 
meninggalkan segala budaya Tionghua yang kita warisi dari leluhur kita dan 
tidak berarti juga kita harus tetap memegang teguh budaya warisan tersebut, 
mungkin untuk bijaknya adalah jalan polos tengah, artinya yang mana masih 
relevan kita pertahankan dan yang tidak cocok lagi kita tinggalkan. Budaya 
adalah berkembang seiring zaman dan berbaur dengan kondisi setempat dimana kita 
bertempat tinggal yang kemudian menjadi budaya baru, saya maklumi masih banyak 
Laowei-Laowei kita yang masih menganggap kita-kita ini adalah Chongguo Ren, itu 
dikarena mereka dibesarkan dalam kondisi yang berbeda dan mereka mengalami 
kondisi yang memaksa mereka harus meninggalkan tanah leluhurnya, kerinduan akan 
tanah leluhur diwariskan kepada anak-cucunya yaitu kita-kita ini.
Terus terang saya sampai saat ini pun masih ragu-ragu untuk mengindentitaskan 
diri sebagai bangsa Indonesia terutama dihadapan para Laowei-Laowei dan di 
forum umum kelompok Tionghua, takut dikucilkan dan dianggap Bo Jin Chou (dialek 
Tio Cio) maksudnya tidak mengakui leluhur atau kualat pada leluhur.  

Saya juga punya pengalaman yang menarik khususnya menyangkut indentitas diri 
selama di Chongguo (nanti dilain waktu akan saya ceritakan), ringkasnya adalah 
bahwa saya bersama beberapa teman dari Indonesia berkunjung ke Chongguo dalam 
rangka jalan-jalan dan mencari keluarga ditanah leluhur.Ternyata baik orang 
pemerintahan maupun masyarakat kota dan masyarakat di desa dan termasuk 
keluarga-keluarga yang berada di tanah leluhur tersebut tidak ada satupun yang 
mengakui dan menerima bahwa kami ini adalah Chongguo Ren walaupun kami ini 
berkulit kuning langsat dan mata sipit berbahasa mandarin dan juga bahasa 
daerah seperti hakka, tio ciu, dan hokkian. Bahkan ada yang marah-marah ketika 
kami mengaku bahwa kami adalah Chongguo Ren, betapa kecewanya hati setelah 
melihat kenyataan ini dan pada akhirnya kami memutuskan untuk secara tegas 
menyatakan diri sebagai orang Indonesia, setelah itu tidak ada lagi masalah 
yang kami temui, semua orang menerima kami dengan
 tangan terbuka serta penuh senyum.
Mohon maaf kalau ada yang mempunyai pengalaman yang berbeda.

Zai Jian
Santo Putra

 = = = = = = 
=   

- Original Message 
From: iwan kustiawan <[EMAIL PROTECTED] com>
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Saturday, August 16, 2008 10:08:21 PM
Subject: [budaya_tionghua] identitas was: Fenomena diskriminasi media 
internasional



NO Offense. .
sekedar memberikan pendapat ..
Menurut saya orang Tiong hoa di Indonesia memiliki keunikan sendiri yang agak 
berbeda ( bahkan mungkin sangat berbeda)

Re: [budaya_tionghua] Re: Kosakata Hokkian

2008-08-19 Thread Smart einstein
saya kurang tau ttg silsilahnya
cuma memang Chen untuk nama mandarin sedangkan tan untuk nama hokkien
harusnya Chan J Kuang tapi saya singkat Chen kuang saja

memang di Sumut banyak sekali tionghua suku Hookien,Tio ciu ,Khek dan
sebagainya

saya kurang tau mengenai sejarah Chen kuang tai, maklum baru belajar ttg
Sejarah Cina

Panglong itu artinya sejenis toko kayu
Pang = kayu
Long itu kurang tau mungkin sejenis gudang

kalau chiu kin
chiu = tangan
kin = handuk

thiam tang, harusnya thiam teng (lafal tio ciu)
thiam = menyalakan
teng = lampu kecil atau mangkok yg ada sumbu api dan minyak sebagai bahan
bakar

hio low itu artinya mangkok atau tempat untuk menancapkan dupa atau hio
itu saja yang saya tau

salam
Chen kuang

Pada 19 Agustus 2008 11:07, hartantodedy <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

>   Hallo Chen Kuang,
>
> Owe pernah di Medan 5 tahun.
> Anda generasi ke berapa di Indonesia, apakah sne anda memang pakai
> Chen, bukan Tan dari dulunya?
>
> Apa anda saudaranya (satu generasi) sama Chen Kuang Tai, yang
> katanya sealiran sama Lo Ban Teng (Ngo Co Kun).
>
> Terus apa artinya Panglong?
>
> Salam,
> Dedy
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com ,
> "Smart einstein"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Hi temen2 semua
> >
> > saya miliser baru disini
> > sebelum gue komen
> > wa perkenalkan dulu
> > nama saya Chen Kuang
> > saya orang Medan, saya suku tio chu
> >
> > untuk rekan2 semua mohon petunjuk
> >
> > bicara tentang bahasa hokkien dan tio chiu memang unik
> > masing2 kedua bahasa banyak sekali persamaan tetapi banyak
> perbedaan hanya
> > pada cara pengucapan
> >
> > Chen Kuang
> >
> > Pada 18 Agustus 2008 17:12, hartantodedy <[EMAIL PROTECTED]>
> menulis:
> >
> > > Buat yang penasaran sama cukin, yang biasanya bau pesing
> > >
> > > Ibu-ibu sering menggendong anak yang masih kecil dengan cukin
> (chiu-
> > > kin). Untuk ikat pinggang dipakai angkin (ang-kin).
> > > http://15meh.blogspot.com/2008/04/pengaruh-budaya-tionghoa-dalam-
> > > budaya.html
> > >
> > > Ngomong punya omong kemana empe punya Liang U
> > >
> > > Salam,
> > > Dedy
> > >
> > > --- In 
> > > budaya_tionghua@yahoogroups.com 40yahoogroups.com>,
> > > greysia susilo junus
> > >  wrote:
> > > >
> > > > halo temen2,
> > > >
> > > > yang saya masih penasaran itu adalah gendongan bayi...
> biasanya di
> > > rumah panggilannya cukin...
> > > > kaen panjang warna merah (biasanya) yang bergambar liong en
> > > phoenix. itu bahasa hokkian bukan? soalnya saya sendiri kan
> keluarga
> > > khek...
> > > >
> > > > greysia
> > > >
> > > > - Original Message 
> > > > From: ibc 
> > > > To: 
> > > > budaya_tionghua@yahoogroups.com 40yahoogroups.com>
> > > > Sent: Sunday, August 17, 2008 9:05:40 AM
> > > > Subject: [budaya_tionghua] Kosakata Hokkian
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > -Original Message-
> > > > From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> > > > [mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of
> > > hartantodedy
> > > > Sent: 17 Agustus 2008 11:15
> > > > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> > > > Subject: [budaya_tionghua] Kosakata Hokkian
> > > >
> > > > Dear all,
> > > >
> > > > Kalau boleh saya ingin mengingat-ingat (nostalgia)
> perbendaharaan
> > > > kosakata hokkian tempo doeloe.
> > > > pangkeng = kamar tidur
> > > > loteng = lantai dua
> > > > ciakah = telanjang kaki (dulu saya pikir ini bahasa sunda)
> > > > kemoceng = pembersih debu dari bulu ayam
> > > >
> > > > Apakah bahasa hokkiannya ketimun (bonteng-sunda) , binatu,
> tukang
> > > gigi
> > > > palsu.
> > > >
> > > > Apakah artinya panglong ( di Medan semua orang pakai kata ini
> > > untuk
> > > > menyebut toko material bangunan), toko kelontong ( kalau
> dipikir-
> > > pikir
> > > > kata tokonya juga koq jadi aneh).
> > > >
> > > > Lalu apa sebutannya alat bunyi-bunyian pedagang kain keliling,
> > > yang
> > > > terbuat dari kulit ular, ada antingnya dua berbunyi til-tok
> kalau
> > > > diputar bolak balik.
> > > >
> > > > # mungkin bunyinya tang-tong  #
> > > >
> > > > ## dari ini muncul asalnya istilah pedagang kelontong ( sunda :
> > > kolontong)
> > > > , keliling kekampung-kampung bawa macam-macam kain dan alat
> rumah
> > > tangga ##
> > > >
> > > > sekarang orang dari Tasikmalaya yang rajin jualan keliling alat
> > > rumah
> > > > tangga.
> > > >
> > > > Kelenteng : katnya asalnya dari suara lonceng yang mengiringi
> > > ketika rahib /
> > > > hwesio berdoa, liam keng.
> > > >
> > > > Pernah dengar : hun keng, thiam tang, sim ceh, hio low, tie
> > > kong, toa pe
> > > > kong, su hu ?
> > > >
> > > > Salam,
> > > >
> > > > No virus found in this outgoing message.
> > > > Checked by AVG.
> > > > Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.4/1616 - Release Date:
> > > 16/08/2008
> > > > 17:12
> > > >
> > >
> > >
> > >
> >
>
>  
>


Re: [budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional pada penyiaran pembukaan Olympiade

2008-08-19 Thread Fy Zhou
Ya, karena siaran TVRI tidak lengkap, sudah di potong2. sedangkan TV kabel 
malah memblokir acara pembukan TVRI.

--- On Tue, 8/19/08, Eko Boenandar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Eko Boenandar <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional 
pada penyiaran pembukaan Olympiade
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Tuesday, August 19, 2008, 1:07 PM










Mumpung belum terlambat sebaiknya yang belum punya antena parabola segera beli 
antena parabola untuk lihat siaran penutupan olimpiade tgl 24 agst. 

--- On Sat, 8/16/08, Sunny <[EMAIL PROTECTED] se> wrote:

From: Sunny <[EMAIL PROTECTED] se>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional 
pada penyiaran pembukaan Olympiade
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Saturday, August 16, 2008, 4:12 PM




 
Bagus bila  ada yang punya koneksi dengan LSM  untuk memberikan informasi  di 
kampung-kampung, yaitu seperti dulu  diputar film di lapangan atau antar 
tetangga. biar orang kampung bisa lihat dan tidak selalu dicekokin dengan racun 
kebodohan.
 

- Original Message - 
From: Tony Setiabudhi 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Friday, August 15, 2008 5:53 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional 
pada penyiaran pembukaan Olympiade





Saya yakin dalam waktu dekat akan ada VCD yang dapat diperoleh di GLODOK/Mangga 
Dua.
Peristiwa BERSEJARAH serta KEMEGAHAN baru ini akan mengangkat derajat warga 
keturunan juga - karena sejak PERANG CANDU - Tiongkok itu mengalami 
keterpurukan yang luar biasa !! ; dan baru saat ini ; PERISTIWA OLY
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Friday, August 15, 2008 15:36:39
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional 
pada penyiaran pembukaan Olympiade




Untuk mempertunjukkan upacara pembukaan olimpiade harus bayar kepada  
penyelengara dan Komite Olympiade,  mungkin saja TV channels di Indonesia tidak 
mampu membayar royality tsb dan oleh karena itu tidak ada  transmisi upacara 
pembukaan secara keseluruahan. . Upacaranya 4 jam lebih.
 
Mudahan-mudahan ada yang merekam upacara tsb dan dengan senang hari 
menyebarkan di Indonesia dengan ongkos murah, agar banyak orang  bisa lihat..
 

- Original Message - 
From: astri rahadi 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Thursday, August 14, 2008 4:33 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional 
pada penyiaran pembukaan Olympiade




Stasiun TV di indonesia juga ga ada yg nyiarin (boro2 pembukaan..berita 
olimpiadenya aja cuman seuprit..masa liputan 6 ikut nayangin berita sekelas 
infotainment kaya ketangkepnya sheila marcia...aaaggg hhh)..saya bolak 
balik gonta ganti channel TV waktu itu tapi yg ada cuma sinetron2 menjijikkan 
itu (maaf emosi...tapi kenyataan sih..)... saya berharap banyak sama Metro 
TV...tapi sama juga tuh..sampe akhirnya kmaren malem iseng2 nonton dunia dalam 
berita TVRI...dan mereka menyatakan sebagai stasiun TV resmi Olimpiade...apa 
TVRI menayangkan siaran langsung pembukaan olimpiade??? ?? hiks...kecele dong 
klo gitu...mungkin ini kualat karena anggep remeh TVRI kali yah.. 




- Original Message 
From: prometheus_promise 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Wednesday, August 13, 2008 6:58:09 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional pada 
penyiaran pembukaan Olympiade



Ini sih sudah jelas. Media barat memang antipati terhadap kemajuan 
timur. 

Eh, tapi nanti dulu... 
NBC memang mendapat hak siar pembukaan olympics untuk AS, walaupun 
menyiarkannya melalui siaran tunda. Tapi, BBC One menyiarkan secara 
live bukan ? Kemudian France 2 di Perancis juga menyiarkan live, ya 
toch ?

Hmm, dimana letak kekurangpantasnya ? 
Mungkin bisa di-elaborate lagi lebih jauh.

Prometheus

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Ning M. Widjaja" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kawan,
> 
> Apakah ada yang memperhatikan bahwa pada saat pembukaan event olah 
raga
> terbesar di awal milenia ini jaringan stasiun pemancar besar spt 
CNN, BBC
> dan sejenisnya - tidak mealkukian penyiaran yang pantas untuk 
sebuah even
> yang amat besar dan indah di Peking?
> 
> Mohon komentar.
> 
> NMW
>




Send instant messages to your online friends http://uk.messenger .yahoo.com 

 














  

[budaya_tionghua] Saya Merindukan Indonesia Maju

2008-08-19 Thread Adib M
(Tulisan dibawah ini saya tulis pada tanggal 12 April 2008 ketika saya masih 
tinggal di China)

Saat ini saya tinggal di China dan sangat merindukan Indonesia bisa maju dan 
menemukan jaman keemasan, apakah itu hanya sebuah mimpi belaka dan mimpi 
tersebut tidak akan pernah bisa terwujud ?. Saya tidak bisa menjawabnya, saya 
hanyalah orang kecil seperti sebutir debu dalam padang pasir yang sangat luas, 
saya hanyalah orang kecil yang merindukan kemajuan bangsaku tercinta.

Dalam keterbatasan saya sebagai orang kecil, saya mencoba mencari apa saja sih 
yang bisa memajukan bangsaku, walaupun saya yakin point-point ini mungkin sudah 
menjemukan untuk dibahas, dan mungkin bila dibahas lebih jauh, maka akan ada 
ribuan point tambahan lainnya, namun sekali lagi saat ini saya sedang 
merindukan kemajuan bangsaku, point-point tersebut adalah :
1. Hukum ditegakkan dengan sebenar-benarnya.
2. Pemerintah sangat mensupport kegiatan rakyatnya.
3. Pajak benar-benar dioptimalkan untuk pembangunan.
4. Korupsi, kolusi dan nepotisme benar-benar dihilangkan.
5. Pembangunan yang merata diseluruh penjuru tanah air.

Dilain pihak rakyatnya juga harus mau merubah attitudenya, yaitu :
1. Mau disiplin dan jujur.
2. Tidak gengsian dan jauhi virus instant ingin cepat kaya.
3. Tidak banyak komentar dan tidak suka gossip.
4. Mau kerja keras, kerja cerdas dengan hati ikhlas dan bekerja dengan penuh 
cinta.
5. Mau menghargai perbedaan dalam nafas persatuan.
6. Tidak mudah tersulut isyu dan mau meningkatkan mental entrepreneur.
7. Mau menerapkan jiwa memberi, melayani, syukur dan sabar. 

Sekali lagi saya hanya orang kecil yang merindukan bangsaku maju, setidaknya 
saya yang sebagai orang kecil akan memulai dari keluarga dan lingkungan 
sekitar. Daripada banyak berkomentar namun tidak pernah action, mending saya 
action dari hal-hal yang paling kecil. Saya berpegangan pada sebuah pendapat 
yaitu, lebih hebat orang kecil yang mau action dibanding orang besar yang hanya 
bisa berkomentar saja tanpa action.

Salam Merdeka !!!,

Adib M

www.adibm.com






[budaya_tionghua] Re: Saya Merindukan Indonesia Maju

2008-08-19 Thread karang_terjal
Tidak hanya anda, sayapun merindukan INDONESIA MAJU, MAJULAH 
INDONESIAKU..

Satu point penting yang belum disebutkan adalah Membangun SDM 
Indonesia yang berkualitas, dimana sekarang untuk mendapatkan 
pendidikan yang berkualitas di bangku sekolah itu, harus membayar 
mahal. Apalagi bila akan melanjutkan ke perguruan tinggi (negri dan 
swasta), berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk itu.
Pemerintah harus mencurahkan perhatian yang besar untuk pembangunan 
SDM yang mempunyai intelektual dan moral yang bagus.
Negara miskin alam tapi mempunyai SDM yang berkualitas terbukti 
sanggup membangun negaranya sejajar dengan negara maju, apalagi bila 
negara kita yang kaya alam dan ditunjang oleh SDM yang bagus...

Sayang sekali...sungguh sayang...

Point lainnya adalah harus bisa melakukan otokritik terhadap negara 
sendiri dan siap menerima perbedaan pendapat. Saya pernah mengkritik 
negara sendiri, tapi kemudian mendapat email japri yang menanyakan 
kenapa tidak tinggalkan negara ini kalau tidak suka negaranya... 
membuat saya termenung lama..apakah mengkritik negara sendiri bisa 
diartikan membenci?

Tiba tiba saya menjadi tidak bernafsu lagi...dan banyak menghabiskan 
waktu di darat untuk berdiskusi dan belajar dari pada menulis dan 
berdiskusi di dunia maya..

Semoga kita mempunyai pemimpin bangsa yang sanggup membawa bangsa 
ini keluar dari keterpurukan..dan tak akan ada pemimpin bangsa yang 
sanggup tanpa di dukung oleh rakyat...justru orang seperti anda lah 
yang kita harapkan balik ke sini setelah menuntut ilmu di tempat 
lain..untuk mengamalkan ilmunya...

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Adib M" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> (Tulisan dibawah ini saya tulis pada tanggal 12 April 2008 ketika 
saya masih tinggal di China)
> 
> Saat ini saya tinggal di China dan sangat merindukan Indonesia 
bisa maju dan menemukan jaman keemasan, apakah itu hanya sebuah 
mimpi belaka dan mimpi tersebut tidak akan pernah bisa terwujud ?. 
Saya tidak bisa menjawabnya, saya hanyalah orang kecil seperti 
sebutir debu dalam padang pasir yang sangat luas, saya hanyalah 
orang kecil yang merindukan kemajuan bangsaku tercinta.
> 
> Dalam keterbatasan saya sebagai orang kecil, saya mencoba mencari 
apa saja sih yang bisa memajukan bangsaku, walaupun saya yakin point-
point ini mungkin sudah menjemukan untuk dibahas, dan mungkin bila 
dibahas lebih jauh, maka akan ada ribuan point tambahan lainnya, 
namun sekali lagi saat ini saya sedang merindukan kemajuan bangsaku, 
point-point tersebut adalah :
> 1. Hukum ditegakkan dengan sebenar-benarnya.
> 2. Pemerintah sangat mensupport kegiatan rakyatnya.
> 3. Pajak benar-benar dioptimalkan untuk pembangunan.
> 4. Korupsi, kolusi dan nepotisme benar-benar dihilangkan.
> 5. Pembangunan yang merata diseluruh penjuru tanah air.
> 
> Dilain pihak rakyatnya juga harus mau merubah attitudenya, yaitu :
> 1. Mau disiplin dan jujur.
> 2. Tidak gengsian dan jauhi virus instant ingin cepat kaya.
> 3. Tidak banyak komentar dan tidak suka gossip.
> 4. Mau kerja keras, kerja cerdas dengan hati ikhlas dan bekerja 
dengan penuh cinta.
> 5. Mau menghargai perbedaan dalam nafas persatuan.
> 6. Tidak mudah tersulut isyu dan mau meningkatkan mental 
entrepreneur.
> 7. Mau menerapkan jiwa memberi, melayani, syukur dan sabar. 
> 
> Sekali lagi saya hanya orang kecil yang merindukan bangsaku maju, 
setidaknya saya yang sebagai orang kecil akan memulai dari keluarga 
dan lingkungan sekitar. Daripada banyak berkomentar namun tidak 
pernah action, mending saya action dari hal-hal yang paling kecil. 
Saya berpegangan pada sebuah pendapat yaitu, lebih hebat orang kecil 
yang mau action dibanding orang besar yang hanya bisa berkomentar 
saja tanpa action.
> 
> Salam Merdeka !!!,
> 
> Adib M
> 
> www.adibm.com
>




Re: [budaya_tionghua] Re: Kosakata Hokkian

2008-08-19 Thread *
salam kenal juga
di Medan?didaerah mana sih??

kalau saya dulu di Jln. Yoserizal

Eddy Lim

--- Smart einstein <[EMAIL PROTECTED]> schrieb am Mo, 18.8.2008:
Von: Smart einstein <[EMAIL PROTECTED]>
Betreff: Re: [budaya_tionghua] Re: Kosakata Hokkian
An: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Datum: Montag, 18. August 2008, 16:53











Hi temen2 semua

saya miliser baru disini
sebelum gue komen
wa perkenalkan dulu
nama saya Chen Kuang
saya orang Medan, saya suku tio chu

untuk  rekan2 semua mohon petunjuk

bicara tentang bahasa hokkien dan tio chiu memang unik 

masing2 kedua bahasa banyak sekali persamaan tetapi banyak perbedaan hanya pada 
cara pengucapan

  Chen Kuang

Pada 18 Agustus 2008 17:12, hartantodedy  menulis:


















Buat yang penasaran sama cukin, yang biasanya bau pesing



Ibu-ibu sering menggendong anak yang masih kecil dengan cukin (chiu-

kin). Untuk ikat pinggang dipakai angkin (ang-kin). 

http://15meh. blogspot. com/2008/ 04/pengaruh- budaya-tionghoa- dalam-

budaya.html



Ngomong punya omong kemana empe punya Liang U



Salam,

Dedy



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, greysia susilo junus 

 wrote:

>

> halo temen2,

> 

> yang saya masih penasaran itu adalah gendongan bayi... biasanya di 

rumah panggilannya cukin... 

> kaen panjang warna merah (biasanya) yang bergambar liong en 

phoenix. itu bahasa hokkian bukan? soalnya saya sendiri kan keluarga 

khek...

> 

> greysia

> 

> - Original Message 

> From: ibc <[EMAIL PROTECTED]>

> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

> Sent: Sunday, August 17, 2008 9:05:40 AM

> Subject: [budaya_tionghua] Kosakata Hokkian

> 

> 

> 

> 

> -Original Message-

> From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

> [mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of 

hartantodedy

> Sent: 17 Agustus 2008 11:15

> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

> Subject: [budaya_tionghua] Kosakata Hokkian

> 

> Dear all,

> 

> Kalau boleh saya ingin mengingat-ingat (nostalgia) perbendaharaan 

> kosakata hokkian tempo doeloe.

> pangkeng = kamar tidur

> loteng = lantai dua

> ciakah = telanjang kaki (dulu saya pikir ini bahasa sunda)

> kemoceng = pembersih debu dari bulu ayam

> 

> Apakah bahasa hokkiannya ketimun (bonteng-sunda) , binatu, tukang 

gigi 

> palsu.

> 

> Apakah artinya panglong ( di Medan semua orang pakai kata ini 

untuk 

> menyebut toko material bangunan), toko kelontong ( kalau dipikir-

pikir 

> kata tokonya juga koq jadi aneh).

> 

> Lalu apa sebutannya alat bunyi-bunyian pedagang kain keliling, 

yang 

> terbuat dari kulit ular, ada antingnya dua berbunyi til-tok kalau 

> diputar bolak balik. 

> 

> # mungkin bunyinya tang-tong  #

> 

> ## dari ini muncul  asalnya istilah pedagang kelontong ( sunda : 

kolontong)

> , keliling kekampung-kampung bawa macam-macam kain dan alat rumah 

tangga ##

> 

> sekarang orang dari Tasikmalaya yang rajin jualan keliling alat 

rumah

> tangga.

> 

> Kelenteng : katnya asalnya dari suara lonceng yang mengiringi 

ketika rahib /

> hwesio berdoa, liam keng.

> 

> Pernah dengar :  hun keng,  thiam tang, sim ceh, hio low, tie 

kong, toa pe

> kong, su hu   ?

> 

> Salam,

> 

> No virus found in this outgoing message.

> Checked by AVG. 

> Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.4/1616 - Release Date: 

16/08/2008

> 17:12

>




  





















  




 
















__
Do You Yahoo!?
Sie sind Spam leid? Yahoo! Mail verfügt über einen herausragenden Schutz gegen 
Massenmails. 
http://mail.yahoo.com 

[budaya_tionghua] Re: Canine cuisine = Cia Hopeng

2008-08-19 Thread hartantodedy
Dear All,

Apakah benar yang saya dengar bahwa di Lokasari (dulu), kita bisa 
makan otak monyet hidup-hidup.

Saya sungguh tidak ngeh apa yang dimaksud Yongde dengan "Ini namanya 
pemaksaan nilai budaya. Salah satu bentuk arogansi budaya
yang disamarkan dengan halus."

Bukankah tindakkan primitip = tidak berbudaya

Salam,
Dedy

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Hendri Irawan" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ini namanya pemaksaan nilai budaya. Salah satu bentuk arogansi 
budaya
> yang disamarkan dengan halus. Tidak semua kebudayaan memiliki nilai
> pandang yang sama terhadap anjing maupun jenis-jenis hewan yang 
lain.
> 
> Anjing yang dimakan di Tiongkok sana adalah anjing yang memang
> diternakkan sebagai makanan. Sekarang di Amerika Serikat, trend
> memelihara babi sebagai hewan peliharaan semakin meningkat. Salah
> satunya adalah karena babi ternyata lebih mudah dididik daripada 
anjing.
> 
> Hanya Tian yang tahu, mungkin 100 tahun dari sekarang orang Amerika
> akan juga berkampanye makanan dengan daging babi juga dilarang 
hanya
> karena babi menjadi "Mankind NEW best friend".
> 
> Hormat saya,
> 
> Yongde (belum pernah makan daging anjing, tetapi selalu berusaha
> menghormati pilihan orang lain tanpa menghakimi)
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "hartantodedy"
>  wrote:
> >
> > Dear All,
> > 
> > Orang barat bilang Dog is human best fried, jadi kalau sampai 
> > dimakan maka inilah sesungguhnya Cia Hopeng.
> > 
> > Menurut saya, anjing adalah satu-satunya mahluk Tuhan, yang 
otomatis 
> > menjaga rumah, tanpa perlu dilatih, mempercayakan dirinya penuh 
pada 
> > tuannya, bahkan dihajar sampai terkaing-kaingpun tidak melawan, 
> > tidak diberi makanpun tidak protes.
> > 
> > Kalau orang Tionghoa katanya lebih pakai hati, coba camkan ini.
> > 
> > Masihkah kita boleh berharap Tuan/Tuhan kita tidak memakan kita, 
> > sementara kesetian kita tidak ada apa-apanya dibanding kesetian 
> > anjing, siancai, siancai
> > 
> > Kong Hu Tze, berujar aku setia seperti anjing, tetapi aku 
> > diperlakukan seperti anjing.
> > 
> > Salam,
> > Dedy
> >
>




[budaya_tionghua] Re: Saya Merindukan Indonesia Maju

2008-08-19 Thread B.H. Jo
Sedikit komentar:

Poin2 yg. anda sebut adalah poin2 yg. penting. Tetapi poin yg. sangat
penting utk. kemajuan/kekayaan negara adalah pendidikan, terutama
dibagian Science & Technology. Poin ini yg. ditekankan dan selalu
sangat dipentingkan utk. kemajuan negara dimana saja.

Waktu saya masih di Eropa tahun 70-han, masih ada ribuan orang Jepang
yg. belajar disana selain yg. di US. Ini terjadi juga sejak
selesainya Perang Dunia ke II. Kalau kita lihat negara maju lain di
Asia seperti Singapore, orang2 professional disana (misalnya:
dibidang saya, hampir semua mempunyai kualifikasi LN, majoritas
kualifikasi dari United Kingdom). Ini salah satu karakteristik dari
negara2 maju di Asia. Juga orang2 Korea Selatan tidak sedikit yg.
belajar di US dan masih banyak yg. menetap di US.

Sekarang ini China dan India mempunyai ratusan ribu student (saya
pakai kata student drpd. mahasiswa karena student mencakup PhD
candidate; sedangkan, saya kira, kata mahasiswa lebih sempit
pemakaiannya) dan termasuk yg. kecantol utk. menetap di US. China
mengirim ribuan student sejak era dari Deng X-Ping (pragmatisme yg.
harus dikagumi sebab walaupun komunis idiologinya dan masih anti US
waktu itu), tidak sekikit dari mereka adalah post-graduate student
utk. mendapat PhD. Walaupun US mendapat patent2/nama-nya tetapi ilmu
akan menguntungkan negara lain tidak sedikit. US sudah lama kuatir
akan situasi ini dimana pengetahuan2 tinggi dari US dibawa balik ke
China. But now it is too late.

Sebaliknya saya/kita tidak melihat banyak student2 Indonesia di LN
(kalau dibanding dgn. negara2 tsb. diatas) dan, dari pengamatan saya
disini, juga majoritas dari mereka, bukan dibagian Science &
Technology.

Saya kira, salah satu drawback lain (selain mengirim student2 ke LN), 
yg. tidak kalah pentingnya, adalah tidak gampang ahli2 LN/asing utk.
memegang pimpinan di perguruan tinggi dan non-strategic area di
Indonesia. Sedangkan di US atau negara2 maju/Barat lain, tidak ada
masalah utk. orang LN utk. memegang pimpinan atau menjadi pengajar di
universitas/perguruan tinggi,saja berkualikasi, biasanya lebih
berkualifikasi (sebab kalau kualifikasinya sama, WN harus mendapat
priority dulu menurut UU). Situasi seperti ini sepertinya agak "tabu"
di Indonesia (kalau saya ikut berdiskudi dimilis profesi dari
Indonesia) karena barangkali masih adanya sentimen nasionalisme yg.
kurang pragmatis atau alasan lain di Indonesia yg. bisa merugikan
kemajuan. Sebagai contoh, sebaliknya, waktu saya belajar dibidang
saya di Canada, saya mempunyai 8 mentor/guru: 6 profesor dari
UK/Britain, 1 dari Argentinia dan "cuma" 1 dari Canada (white).
Canada tidak perlu malu dgn. pimpinan2-nya dari LN tetapi beuntung
dgn. brain drain dari LN. Waktu saya bekerja di Univewrsity of New 
York State di department saya: 3 dari/keturunan orang Jahudi, 2 Korea 
dan 1 India (no white).

Sekarang saya bekerja di Wayne State University sebagai di Detroit
locum tenens/pekerja tamu, yg. ada di department ini adalah: 1 orang
Greek imigrant dgn. titel berentet termasuk PhD (sebagai kepala 
sementara/acting chief of service sebab masih kurang kualikasi utk. 
menjadi chairman), 1 orang Korea, 1 orang US (white), 1 orang dari 
Shanghai dan mereka yg. mengajar calon2 postgraduate yg. kompeten 
yaitu 2 orang India, 3 Chinese (2 asal/lahir di China dan 1 1st 
generation Chinese), 1 white, 1 Arab. Dari sini bisa dilihat tidak 
ada "nasionalisme tetapi internasionalisme", asal bisa berguna bagi 
universitas atau negara.

My favorite quote yg. juga diaplikasikan dibidang kemajuan/pendidikan:
"Nationalism is an infantile disease. It is the measles of mankind."
(Albert Einstein, 1921).

Quote dari surat kabar US Today, April 2006:
"The number of Chinese students granted U.S. visas rose 25% last year
to 20,244, returning to pre-2001 levels for the first time, according
to the U.S. Embassy in Beijing. China had more than 61,000 students
in American universities last year, more than any country except
India".

Quote dari November 2008:
Number of Chinese Students in US at Record High
Aggregated Source: China Challenges
November 15, 2007|
"Consulate statistics reveal that the total number of Chinese
students in the US "higher education system" increased by 8.2 percent
during the 2006/2007 academic year to reach 67,723, a record high".

US (negara Barat lain) tidak akan bisa mempertahankan dominasinya di 
brain power dari Science & Technology-nya kalau ilmu2-nya dibawa 
balik dan kemudian diperbaiki dan dikembangkan seperti yg. telah 
diperbuat oleh Jepang dan Korea Selatan sebelumnya.

BH Jo



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Adib M" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> (Tulisan dibawah ini saya tulis pada tanggal 12 April 2008 ketika 
saya masih tinggal di China)
> 
> Saat ini saya tinggal di China dan sangat merindukan Indonesia bisa 
maju dan menemukan jaman keemasan, apakah itu hanya sebuah mimpi 
belaka dan mimpi tersebut tidak akan pernah bisa terwujud ?. Saya 
tidak bisa menjawabnya, saya hanyalah orang k

[budaya_tionghua] Re: Saya Merindukan Indonesia Maju

2008-08-19 Thread B.H. Jo
Komentar anda dibawah (karang_terjal) mirip dgn. komentar saya. Saya 
mohon utk. meng-posting tulisan anda utk. melengkapi komentar saya 
(yg. saya juga tulis dimilis ini) dimilis tetangga. 

Memang betul dan tepat sekali pengalaman anda ttg. otokritik terhadap 
negara sendiri, saya sudah jarang menulis "dimilis tetangga" sebab 
memberi otokritik sering/bisa terus di-cap "menghina atau anti 
Indonesia". Bahkan menulis dgn. campuran bahasa asing pernah dibilang 
kurang menghargai bhs. Indonesia dll. Kalau caranya dgn. basa-basi 
nasionalisme yg. beginian, mana negara bisa maju.

BH Jo 
 

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "karang_terjal" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Tidak hanya anda, sayapun merindukan INDONESIA MAJU, MAJULAH 
> INDONESIAKU..
> 
> Satu point penting yang belum disebutkan adalah Membangun SDM 
> Indonesia yang berkualitas, dimana sekarang untuk mendapatkan 
> pendidikan yang berkualitas di bangku sekolah itu, harus membayar 
> mahal. Apalagi bila akan melanjutkan ke perguruan tinggi (negri dan 
> swasta), berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk itu.
> Pemerintah harus mencurahkan perhatian yang besar untuk pembangunan 
> SDM yang mempunyai intelektual dan moral yang bagus.
> Negara miskin alam tapi mempunyai SDM yang berkualitas terbukti 
> sanggup membangun negaranya sejajar dengan negara maju, apalagi 
bila 
> negara kita yang kaya alam dan ditunjang oleh SDM yang bagus...
> 
> Sayang sekali...sungguh sayang...
> 
> Point lainnya adalah harus bisa melakukan otokritik terhadap negara 
> sendiri dan siap menerima perbedaan pendapat. Saya pernah 
mengkritik 
> negara sendiri, tapi kemudian mendapat email japri yang menanyakan 
> kenapa tidak tinggalkan negara ini kalau tidak suka negaranya... 
> membuat saya termenung lama..apakah mengkritik negara sendiri bisa 
> diartikan membenci?
> 
> Tiba tiba saya menjadi tidak bernafsu lagi...dan banyak 
menghabiskan 
> waktu di darat untuk berdiskusi dan belajar dari pada menulis dan 
> berdiskusi di dunia maya..
> 
> Semoga kita mempunyai pemimpin bangsa yang sanggup membawa bangsa 
> ini keluar dari keterpurukan..dan tak akan ada pemimpin bangsa yang 
> sanggup tanpa di dukung oleh rakyat...justru orang seperti anda lah 
> yang kita harapkan balik ke sini setelah menuntut ilmu di tempat 
> lain..untuk mengamalkan ilmunya...
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Adib M"  
> wrote:
> >
> > (Tulisan dibawah ini saya tulis pada tanggal 12 April 2008 ketika 
> saya masih tinggal di China)
> > 
> > Saat ini saya tinggal di China dan sangat merindukan Indonesia 
> bisa maju dan menemukan jaman keemasan, apakah itu hanya sebuah 
> mimpi belaka dan mimpi tersebut tidak akan pernah bisa terwujud ?. 
> Saya tidak bisa menjawabnya, saya hanyalah orang kecil seperti 
> sebutir debu dalam padang pasir yang sangat luas, saya hanyalah 
> orang kecil yang merindukan kemajuan bangsaku tercinta.
> > 
> > Dalam keterbatasan saya sebagai orang kecil, saya mencoba mencari 
> apa saja sih yang bisa memajukan bangsaku, walaupun saya yakin 
point-
> point ini mungkin sudah menjemukan untuk dibahas, dan mungkin bila 
> dibahas lebih jauh, maka akan ada ribuan point tambahan lainnya, 
> namun sekali lagi saat ini saya sedang merindukan kemajuan 
bangsaku, 
> point-point tersebut adalah :
> > 1. Hukum ditegakkan dengan sebenar-benarnya.
> > 2. Pemerintah sangat mensupport kegiatan rakyatnya.
> > 3. Pajak benar-benar dioptimalkan untuk pembangunan.
> > 4. Korupsi, kolusi dan nepotisme benar-benar dihilangkan.
> > 5. Pembangunan yang merata diseluruh penjuru tanah air.
> > 
> > Dilain pihak rakyatnya juga harus mau merubah attitudenya, yaitu :
> > 1. Mau disiplin dan jujur.
> > 2. Tidak gengsian dan jauhi virus instant ingin cepat kaya.
> > 3. Tidak banyak komentar dan tidak suka gossip.
> > 4. Mau kerja keras, kerja cerdas dengan hati ikhlas dan bekerja 
> dengan penuh cinta.
> > 5. Mau menghargai perbedaan dalam nafas persatuan.
> > 6. Tidak mudah tersulut isyu dan mau meningkatkan mental 
> entrepreneur.
> > 7. Mau menerapkan jiwa memberi, melayani, syukur dan sabar. 
> > 
> > Sekali lagi saya hanya orang kecil yang merindukan bangsaku maju, 
> setidaknya saya yang sebagai orang kecil akan memulai dari keluarga 
> dan lingkungan sekitar. Daripada banyak berkomentar namun tidak 
> pernah action, mending saya action dari hal-hal yang paling kecil. 
> Saya berpegangan pada sebuah pendapat yaitu, lebih hebat orang 
kecil 
> yang mau action dibanding orang besar yang hanya bisa berkomentar 
> saja tanpa action.
> > 
> > Salam Merdeka !!!,
> > 
> > Adib M
> > 
> > www.adibm.com
> >
>




[budaya_tionghua] Re: identitas was: Fenomena diskriminasi media internasional

2008-08-19 Thread bumachan
Halo semua, apa kabar? Sudah makan belum? (ikutan bung Ophoeng ah...)
Saya belum pernah sih ke Tiongkok, tapi omong-omong tentang orang RRT
yg berwisata, saya juga terkejut dgn banyaknya mereka yg datang
berwisata di Swiss (kebetulan saya sdg di negara ini sekarang dlm
rangka tugas).
Sering sekali dijumpai orang RRT, saya tahu karena saat mereka
berbicara menggunakan Putonghua dan ada juga  yg berbahasa dgn dialek
daerah (biasanya yg sdh tua atau dgn keluarga). Yang paling
mengherankan lagi adalah mereka masih sangat2 muda, perkiraan saya
hanya sekitar awal 20-an, biasanya berkelompok 2-4 orang (bahkan hanya
wanita semua). Sampai di stasiun-stasiun kecil pun (biasanya dekat
kota-kota tempat tujuan wisata)mereka ada. Yg datang dgn keluarga juga
banyak sih.
Perkiraan saya mereka yg muda-muda memang datang berwisata dan
avonturir saja, bukan dgn paket-paket wisata (lbh banyak yg sdh tua
dan berkeluarga yg menggunakan jasa paket wisata ini). Luar biasa yah
mereka sdh punya uang utk wisata sampai ke Eropa, tdk
tanggung-tanggung di Swiss yg terkenal biaya hidupnya tinggi.
Minggu lalu saya ke Puncak Jungfrau (salah satu gunung di Swiss dgn
salju abadi bersebelahan dgn Eiger), kereta yg tertinggi di Eropa itu
sdh menggunakan bahasa Mandarin sbg salah satu bahasa utk
annauncement-nya, dan ditaruh diurutan ketiga setelah bhs Jerman dan
Inggris, setelah itu baru Itali, Jepang(karena dulu katanya kebanyakan
orang Jepang yg berkunjung ke Puncak Jungfrau ini) dan bhs Perancis.
Padahal bahasa resmi di Swiss adalah Jerman, Itali dan Perancis (satu
lagi Romans, ttp jarang sekali). Dalam gerbong kereta yg saya naiki,
segerbong orang Asia semua (termasuk saya bermata sipit juga) kecuali
teman  saya yg dari Jerman, kebanyakan yg dari RRT (ada yg mengobrol,
bermain elektronik yg mengeluarkan suara dgn bhs mandarin,dll)
sebagian lagi dari Jepang (sdh tua2) juga korea, dan beberapa dari India.
Selain orang RRT, memang orang India juga yg termasuk banyak berwisata
ke Swiss tetapi mereka kebanyakan datang dengan keluarga dan
berombongan, cuma hebat juga mereka sdh mulai makin baik ekonominya
krn bisa berwisata ke sini. Tetapi orang India juga banyak yg kerja di
Swiss (biasanya di pabrik dan kantoran), dan juga orang  Vietnam dan
Thailand yg kebanyakan ada di kota-kota utk bekerja tetapi bidangnya
beda dgn orang India, biasanya kerja di retoran atau toko atau ada yg
punya usaha toko makanan/barang/restoran asia.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Oho, saya kalau ke RRT sering tuh ditraktir sama family dan teman,
malah ada teman yang baru kenal. dan saya jelas bukan pedagang yang
bisa memberi mereka keuntungan.
>  
> RRT sekarang memang beda dng dulu, dulu mereka masih miskin. kalau
ke sana ya kita yang traktir makan. dan ninggali angpao ke family.
Sekarang mereka bisa wisata ke Indonesia, sembari belanja sekardus
sarang burung untuk oleh2, bayankan harga sarang burung itu...
>  
> semua itu jelas memang pengalaman personal. 
>  
> ZFy
> 




[budaya_tionghua] Kasus Suap BLBI : Jaksa UTG mengaku sangat-sangat menyesal

2008-08-19 Thread John Siswanto


Jaksa Urip Tri Gunawan tidak mengakui uang Rp 6 miliar dari Artalyta Suryani 
adalah suap. Namun, dengan tegas, Urip mengaku sangat-sangat menyesal. Kenapa?

http://www.detiknews.com/read/2008/08/14/151223/988616/10/jaksa-urip-hidup-saya-hancur

Loo, kalau bukan suap, apa dong namanya pak ? pemerasan ?

Berani berbuat, kenapa tidak berani bertanggung jawab ? 

Kenapa menyesal ? Karena ketahuan ya ? Oo. kamu ketauan korupsi 
(lagi).

John Siswanto







  

[budaya_tionghua] Re: Canine cuisine = Cia Hopeng

2008-08-19 Thread Hendri Irawan
Nah tuh, anda mengulangi lagi pemaksaan nilai budaya dengan mengatakan
"tindakan primitip".

Gini saja pak Hartanto, kebetulan kemarin juga bahas soal
vegetarianisme. Nah dengan ini saya menyatakan semua yang makan daging
itu PRIMITIF dan TIDAK BERBUDAYA.

Contoh lagi, di sebuah anak benua terdapat ratusan juta orang yang
mensucikan hewan sapi dan kerabatnya (kerbau, lembu cs). Lalu apakah
dengan begitu mereka boleh mencap orang lain di dunia ini yang suka
sekali makan daging sapi ???

Mengenai Lokasari makan otak monyet hidup-hidup saya kurang tahu. Yang
saya tahu ini sudah semi urban legend. Asal mula legenda ini dimulai
dari sebuah film barat yang memberikan potret kehidupan di Vietnam.
Kalau di Vietnam, kucing monyet musang itu makanan umum. Wah nanti
kalau ada penggemar kucing baca, bisa tidak mereka mencap orang
Vietnam itu "primitip dan tidak berbudaya".

Di milis ini ada orang batak dan minahasa loh, semoga mereka tidak
tersinggung dengan penilaian anda tentang primitip dan tidak berbudaya.

Hormat saya,

Yongde


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "hartantodedy"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dear All,
> 
> Apakah benar yang saya dengar bahwa di Lokasari (dulu), kita bisa 
> makan otak monyet hidup-hidup.
> 
> Saya sungguh tidak ngeh apa yang dimaksud Yongde dengan "Ini namanya 
> pemaksaan nilai budaya. Salah satu bentuk arogansi budaya
> yang disamarkan dengan halus."
> 
> Bukankah tindakkan primitip = tidak berbudaya
> 
> Salam,
> Dedy
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Hendri Irawan" 
>  wrote:
> >
> > Ini namanya pemaksaan nilai budaya. Salah satu bentuk arogansi 
> budaya
> > yang disamarkan dengan halus. Tidak semua kebudayaan memiliki nilai
> > pandang yang sama terhadap anjing maupun jenis-jenis hewan yang 
> lain.
> > 
> > Anjing yang dimakan di Tiongkok sana adalah anjing yang memang
> > diternakkan sebagai makanan. Sekarang di Amerika Serikat, trend
> > memelihara babi sebagai hewan peliharaan semakin meningkat. Salah
> > satunya adalah karena babi ternyata lebih mudah dididik daripada 
> anjing.
> > 
> > Hanya Tian yang tahu, mungkin 100 tahun dari sekarang orang Amerika
> > akan juga berkampanye makanan dengan daging babi juga dilarang 
> hanya
> > karena babi menjadi "Mankind NEW best friend".
> > 
> > Hormat saya,
> > 
> > Yongde (belum pernah makan daging anjing, tetapi selalu berusaha
> > menghormati pilihan orang lain tanpa menghakimi)
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "hartantodedy"
> >  wrote:
> > >
> > > Dear All,
> > > 
> > > Orang barat bilang Dog is human best fried, jadi kalau sampai 
> > > dimakan maka inilah sesungguhnya Cia Hopeng.
> > > 
> > > Menurut saya, anjing adalah satu-satunya mahluk Tuhan, yang 
> otomatis 
> > > menjaga rumah, tanpa perlu dilatih, mempercayakan dirinya penuh 
> pada 
> > > tuannya, bahkan dihajar sampai terkaing-kaingpun tidak melawan, 
> > > tidak diberi makanpun tidak protes.
> > > 
> > > Kalau orang Tionghoa katanya lebih pakai hati, coba camkan ini.
> > > 
> > > Masihkah kita boleh berharap Tuan/Tuhan kita tidak memakan kita, 
> > > sementara kesetian kita tidak ada apa-apanya dibanding kesetian 
> > > anjing, siancai, siancai
> > > 
> > > Kong Hu Tze, berujar aku setia seperti anjing, tetapi aku 
> > > diperlakukan seperti anjing.
> > > 
> > > Salam,
> > > Dedy
> > >
> >
>




Makanan orang jangan diurus : Re: [budaya_tionghua] Re: Canine cuisine = Cia Hopeng

2008-08-19 Thread Tantono Subagyo
Makanan orang jangan diurus dan mengurus makanan orang itulah jadi tak
berbudaya.  Di Barat dianggap makan "jerohan" itu tidak berbudaya, tetapi
kita makan enak saja.  Di Korea ada pasar anjing potong, dikurungin dan kita
bisa milih, di Vietnam ada "anjing guling" instead of "kambing guling" so
what ?.
Best regards, Tantono Subagyo


[budaya_tionghua] Re: Tanya ttg pengucapan bhs Mandarin (periode kritis)

2008-08-19 Thread Benny Lin
Saya rasa "bakat" ada pengaruhnya dalam keberadaan/ketiadaann suatu
aksen. Kalau seseorang berbakat dalam linguistik, maka dia dapat
menguasai suatu bahasa asing dengan aksen yang minimal. Tapi orang
seperti itu ibaratnya satu di antara sejuta. Untuk sisanya, dari
pengalaman pribadi, saya setuju dengan efek Kissinger yang Anda sebutkan.

Teman saya dan adiknya pindah dari Indonesia waktu ia SMA dan adiknya
SMP. Sekarang sang kakak masih berbicara dengan bahasa Indonesia
dengan mahasiswa-mahasiswa dari Indonesia lainnya, sedangkan kalau
berbicara dengan adiknya, para mahasiswa otomatis menggunakan bahasa
Inggris. Teman-teman mahasiswa Indo di Amrik juga rata-rata memiliki
aksen. Hanya mereka yang ber-SMA di AS saja yang aksennya hampir tidak
ada. 

Itu saja bahasa Inggris yang notabene tidak sesusah bahasa Tionghoa,
apalagi kalau bahasanya punya empat nada, ribuan huruf yang
pengucapannya hampir sama, pengaruh "Guoyi Jowo" (bagi yang bahasa
ibunya bahasa Jawa) ataupun dialek-dialek non-Mandarin lainnya, dan
kesulitan-kesulitan lainnya. 

Pengucapan yang kurang tepat tentu saja dapat mempengaruhi arti,
terlebih seperti yang saya kemukakan, kombinasi antara empat nada
dapat membuat kata "Ma" berarti lain-lain (ibu, kuda, marah, dll).
Karena saya bukan guru, maka pengamatan saya sampai di sini saja.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
>
> Dear millister,
> 
> di dunia pengajaran bhs (Inggris), ada istilah "Kissinger effect" (dari 
> Henry Kissinger, bekas Menlu AS) yaitu setelah melewati masa2 kritis 
> (critical period), seseorang tdk dpt lagi (atau susah sekali) utk
merubah 
> pengucapan bhs yg dipelajarinya. Critical period ini terjadi sekitar
masa 
> puber dari seorang anak. Melewati batas usia itu, seseorang dpt belajar 
> bahasa (baca: grammar) secara sempurna, tetapi pengucapannya sdh kental 
> dgn bhs ibunya.
> Contoh yg paling terkenal adalah Henry Kissinger (makanya diberi nama 
> Kissinger effect). Henry Kissinger beserta keluarganya berimigrasi
ke US 
> sewaktu Henry berumur 13 dan adik laki2nya berumur 11 thn. Hasilnya:
Henry 
> Kissinger berbicara bhs Inggris dgn aksen Jerman yg kental,
sedangkan adik 
> laki2nya berbicara tanpa aksen Jerman sama sekali.
> Banyak contoh2 lain. Yg ekstrim: 2 penulis terkenal sastra Inggris 
> (namanya lupa krn susah) merupakan org Eropa Timur. Mereka tdk
pernah mau 
> diwawancara langsung krn logat Inggris mereka yg berantakan (tapi
grammar 
> mereka sempurna, terbukti dari karya2 mereka).
> 
> Saat ini banyak sekali org yg sdh melewati umur pubernya mulai
belajar bhs 
> Mandarin. Saya ingin menanyakan pendapat / pengalaman anda semua
mengenai 
> pengucapan kalimat dlm bhs Mandarin. Saya ada beberapa pertanyaan: 
> - Apakah ada yg mempunyai pengalaman bahwa mempelajari bhs Mandarin 
> setelah masa puber berdampak (besar) thd pengucapan?
> - Apakah pengucapan yg kurang tepat mengganggu didalam pembicaraan bhs 
> Mandarin?
> Butir terakhir saya tanyakan krn saya sendiri tdk berbahasa Mandarin. 
> Kalau pengucapan / nada seseorang didalam bhs Inggris / beberapa bhs 
> lainnya kurang tepat, orang masih bisa mengerti artinya. Tapi saya rasa 
> utk bhs Mandarin lain ceritanya. Mohon pencerahannya.
> 
> Terima kasih banyak atas sharingnya.
> 
> Salam,
> 
> Petrus
> 
> 
> 
> 
> --
> The information contained in this communication is intended solely
for the use of the individual or entity to whom it is addressed and
others authorized to receive it.   It may contain confidential or
legally privileged information.   If you are not the intended
recipient you are hereby notified that any disclosure, copying,
distribution or taking any action in reliance on the contents of this
information is strictly prohibited and may be unlawful. If you have
received this communication in error, please notify us immediately by
responding to this email and then delete it from your system. Ernst &
Young is neither liable for the proper and complete transmission of
the information contained in this communication nor for any delay in
its receipt.
>




[budaya_tionghua] Re: Canine cuisine = Cia Hopeng

2008-08-19 Thread hartantodedy
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Hendri Irawan" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Nah tuh, anda mengulangi lagi pemaksaan nilai budaya dengan 
mengatakan
> "tindakan primitip".

Ketika saya menulis mengenai makan anjing, sebenarnya saya cuma 
heran, apakah mereka tidak melihat/merasakan apa yang saya 
lihat/rasa, koq tega, itu saja sih, jadi tidak ada maksud saya 
memaksakan ataupun menghina nilai budaya orang.
Andaikatapun kanibal, syahdan dulu orang tua yang dianggap sudah 
tidak berguna, ditukar dengan orang tua tetangga, untuk dimakan, mau 
dianggap budaya, ya what can I do toh

> Gini saja pak Hartanto, kebetulan kemarin juga bahas soal
> vegetarianisme. Nah dengan ini saya menyatakan semua yang makan 
daging
> itu PRIMITIF dan TIDAK BERBUDAYA.

Memang teman saya yang beragama Jain pernah bilang bahwa menjadi 
vegetarian adalah pencapaian evolusi manusia, sementara manusia 
purba  (primitive) dasarnya adalah pemakan daging.
 
> Contoh lagi, di sebuah anak benua terdapat ratusan juta orang yang
> mensucikan hewan sapi dan kerabatnya (kerbau, lembu cs). Lalu 
apakah
> dengan begitu mereka boleh mencap orang lain di dunia ini yang suka
> sekali makan daging sapi ???

Pernah ada seorang anak India bernama Namu yang dipelihara sejak 
bayi oleh srigala, disusui dan diberi makan sampai besar. Apa 
penilaian kita kalau kemudian Namu membunuh srigala ? Begitu juga 
dengan sapi, kata engkong saya, ibu yang tidak keluar susunya, pakai 
susu sapi untuk bayinya, kita makan beras, sawahnya dibajak oleh 
sapi, jadi bukankah sapi "ibu" kita.
Dibanding babi yang anaknya banyak, sapi hanya beranak seekor dalam 
setahun, jadi babi yang tidak ada kerjanya lebih pantas untuk 
dimakan.

> Mengenai Lokasari makan otak monyet hidup-hidup saya kurang tahu. 
Yang
> saya tahu ini sudah semi urban legend. Asal mula legenda ini 
dimulai
> dari sebuah film barat yang memberikan potret kehidupan di Vietnam.
> Kalau di Vietnam, kucing monyet musang itu makanan umum. Wah nanti
> kalau ada penggemar kucing baca, bisa tidak mereka mencap orang
> Vietnam itu "primitip dan tidak berbudaya".

http://gueimon.multiply.com/journal/item/92
Pendapat saya, kalau ada sekelompok orang makan daging mentah 
apalagi (berdarah-darah), pasti saya akan bilang tidak berbudaya 
alias primitif, seperti hewan carnivora memakan mangsanya hidup-
hidup (budaya kan hanya ada pada manusia yang berhubungan dengan 
bud, budi, hewan ;kan tidak punya?)

> Di milis ini ada orang batak dan minahasa loh, semoga mereka tidak
> tersinggung dengan penilaian anda tentang primitip dan tidak 
berbudaya.

Kalau saya masuk milis Islam, lalu agama saya dihina-hina, ya saya 
maklum, karena ini milis budaya tionghoa, yang lain ya harus maklum.

Pernah saya dikasih tahu, bahwa karakter kita dipengaruhi apa yang 
kita makan, apa pendapat anda ?
Tapi memang kayanya Batak yang advent lebih lemah lembut.

Salam,
Dedy
 
 
> Hormat saya,
> 
> Yongde
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "hartantodedy"
>  wrote:
> >
> > Dear All,
> > 
> > Apakah benar yang saya dengar bahwa di Lokasari (dulu), kita 
bisa 
> > makan otak monyet hidup-hidup.
> > 
> > Saya sungguh tidak ngeh apa yang dimaksud Yongde dengan "Ini 
namanya 
> > pemaksaan nilai budaya. Salah satu bentuk arogansi budaya
> > yang disamarkan dengan halus."
> > 
> > Bukankah tindakkan primitip = tidak berbudaya
> > 
> > Salam,
> > Dedy
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Hendri Irawan" 
> >  wrote:
> > >
> > > Ini namanya pemaksaan nilai budaya. Salah satu bentuk arogansi 
> > budaya
> > > yang disamarkan dengan halus. Tidak semua kebudayaan memiliki 
nilai
> > > pandang yang sama terhadap anjing maupun jenis-jenis hewan 
yang 
> > lain.
> > > 
> > > Anjing yang dimakan di Tiongkok sana adalah anjing yang memang
> > > diternakkan sebagai makanan. Sekarang di Amerika Serikat, trend
> > > memelihara babi sebagai hewan peliharaan semakin meningkat. 
Salah
> > > satunya adalah karena babi ternyata lebih mudah dididik 
daripada 
> > anjing.
> > > 
> > > Hanya Tian yang tahu, mungkin 100 tahun dari sekarang orang 
Amerika
> > > akan juga berkampanye makanan dengan daging babi juga dilarang 
> > hanya
> > > karena babi menjadi "Mankind NEW best friend".
> > > 
> > > Hormat saya,
> > > 
> > > Yongde (belum pernah makan daging anjing, tetapi selalu 
berusaha
> > > menghormati pilihan orang lain tanpa menghakimi)
> > > 
> > > 
> > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "hartantodedy"
> > >  wrote:
> > > >
> > > > Dear All,
> > > > 
> > > > Orang barat bilang Dog is human best fried, jadi kalau 
sampai 
> > > > dimakan maka inilah sesungguhnya Cia Hopeng.
> > > > 
> > > > Menurut saya, anjing adalah satu-satunya mahluk Tuhan, yang 
> > otomatis 
> > > > menjaga rumah, tanpa perlu dilatih, mempercayakan dirinya 
penuh 
> > pada 
> > > > tuannya, bahkan dihajar sampai terkaing-kaingpun tidak 
melawan, 
> > > > tidak diberi makanpun tidak protes.
> > > > 
> > > > Kalau orang Tionghoa katanya lebih pakai hati, co

[budaya_tionghua] Re: Canine cuisine = Cia Hopeng

2008-08-19 Thread Hendri Irawan
Pak Dedy,

Kelihatannya pendapat kita tidak akan bertemu. Jadi ini terakhir kali
saya mengutarakan pendapat.

Ini pendapat saya:

Semua orang bebas dan berhak untuk menolak makanan jenis tertentu
termasuk cara makannya.

Semua orang juga bebas dan berhak untuk menentukan apa yang dia makan
dan cara memakannya sesuai budaya masing-masing.

TETAPI

Adalah suatu keangkuhan kalau hendak menilai budaya makan orang lain
dari sudut pandang budaya yang diyakini sendiri. Apalagi sampai
memaksakan.


Sudah, itu saja.

Hormat saya,

Yongde