[budaya_tionghua] Re: Setiap Pribadi Itu Unik. (Was: sejarah baju koko: Koko Masuk Islam)
Bahasan Topik yang menarik, artikelnya sangat menarik, mohon ijin kopasnya. Saya mau koment saja menurut Pandangan saya tentang Baju koko, sebenarnya tidak lah aneh bagi Masyarakat Tionghoa, Bahkan baju koko Tidak harus motif Islami, mungkin ditulis oleh bung Helmi, Menjadi batu acuan sebernarnya beraneka ragam Budaya Indonesia itu, memang sangat disayangkan kalau ada orang Tionghoa anti memakai Baju koko, saya sendiri memiliki 2 baju koko, tapi bukan versi islami, polos dengan motif cukup menarik. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng opho...@... wrote: Bund David Kwa dan Ttm semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Hehehe.. maksud hati sih diam ajah dan senyum baca komentar anda, tapi apalah daya tangan ni gatal tak kuasa menahan gejolak hati untuk mengetuk-ketuk-kannya di atas keyboard. Nama Remy Sylado konon benar adanya diambil dari nada lagu, karena dia penggemar musik di samping menjadi novelis. Tapi, sorry, Re = 2 mi = 3, bener adanya. Cuma Sy = 4? Kayaknya anda salah terpeleset jari di atas keyboard. Sy atau si dalam nada lagu adalah 7, jadi yang bener - sorry, agak betrele-trele nih: 23 761. Lalu, kalau soal 'engkoh' untuk merujuk 'ko', kayaknya sih sah ajah, lha bukankah (anda sendiri yang ngepost?) pernah dibahas di milis kita, bahwa 'enso' itu dari 'sousou', engkong dari 'kungkung', encim, encek, engkim, jadi kayaknya emang bener sih 'engkoh' itu untuk koko. Kalau anda bilang gaya dia bertutur itu mengada-ada, lebai, rasanya sih ya boleh-boleh saja dan sah-sah saja, sebab dia sedang bertutur di novel tulisannya: Pangeran Diponegoro: Menuju Sosok Khalifah. Dan, kalau ditanya, kenapa harus âpake ribetâ sebab dihubungkan dulu dengan âengkoh-engkohâ segala rupa (pake tambahan âengâ di depannya)? Kenapa bahasa Indonesia (apakah pasti bahasa Indonesia dan bukan bahasa lain, Melayu, Sunda, atau Jawa, misalnya?) harus mengejanya DARI kata âengkoh-engkohâ, seperti kata dia, bukan LANGSUNG dari kata âkokoâ saja? -- Jawabnya: karena dia namanya Remy Sylado, bukan David Kwa, sih, jeh! Hehehe. kalem ajah-lah, sesama bus kota kabarnya dilarang saling menyalip, tiap individu katanya memang unik, gak ada yang sama persis, bahkan sepasang anak kembar sekalipun! Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, David dkhkwa@ wrote: Owe rasa Remy Sylado (23 461) terlalu âmaksaâ di sini. Bila baju koko mau dihubungkan dengan âbaju kakak laki-lakiâ, itu sah-sah saja; toh tidak ada yang melarang, sebab âkoko ����â kan artinya âkakak laki-lakiâ dalam bahasa Indonesia; âabangâ dalam bahasa Melayu; âlaeâ dalam bahasa Batak; âakang atau aâaâ dalam bahasa Sunda; âmasâ dalam bahasa Jawa; dan âbelihâ dalam bahasa Bali. Tapi âKokoâ ya MBOK cukup âkokoâ saja, karena kata ini cukup populer dan singkat pula, kenapa harus âpake ribetâ sebab dihubungkan dulu dengan âengkoh-engkohâ segala rupa (pake tambahan âengâ di depannya)? Kenapa bahasa Indonesia (apakah pasti bahasa Indonesia dan bukan bahasa lain, Melayu, Sunda, atau Jawa, misalnya?) harus mengejanya DARI kata âengkoh-engkohâ, seperti kata dia, bukan LANGSUNG dari kata âkokoâ saja? Koq rasanya dia terlalu mengada-ada alias Lebay ya⦠--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hendri f isnaeni hendrifisnaeni@ wrote: Bagaimana ceritanya tui-khim menjadi baju koko? Menurut Remy Sylado, karena yang memakai tui-khim itu engkoh-engkoh sebutan umum bagi lelaki Cina maka baju ini pun disebut baju engkoh-engkoh. Dieja bahasa Indonesia sekarang menjadi baju koko, kata Remy dalam novelnya Pangeran Diponegoro: Menuju Sosok Khalifah.
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Hahaha, kalau begitu saya lebih baik pilih jadi tionghoa yg tidak mau maju saja deh. Toh sudah cukup bahagia. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: agoeng_...@yahoo.com Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 05:20:47 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. -Original Message- From: sf sa...@indosat.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin dihilangkan. di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, hehehe…. komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe… dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika. yg mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe… padahal ia adalah seorang sarjana hukum. semoga di pontianak dan daerah2 lain semakin banyak orang2 spt teman makassar itu atau spt koko dari ikkyosensei, maka menurut sy, huaren akan lebih dipandang dlm kehidupan bermasyarakat secara nasional. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ikkyosensei_ym Sent: 05 September 2010 7:50 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta […] Tapi, untuk kasus koko saya itu, memang sempat keluar umpatan tongsenghugnya Cino kowe. Dasar jiwa fisik muda, apalagi koko saya waktu itu khan pelatih karate di batalyon 511 Blitar. :) Ya setelah itu, di rumah, dia menyesal juga. Diajak duduk ngomong, mungkin akan memberikan dampak positif yang lebih luas.
RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Maju atau mundur bukan dinilai dari agamanya. Tapi dari cara bertingkah lakunya baik dengan pikiran, perbuatan atau perkataannya. Dalam segala aspek, kita harus tetap berpikir secara bijaksana dan jangan hanya mengedepankan keyakinan yang membuta. Ada sebab dan ada akibat. Thanks. Namaste, Iwan From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: 06 September 2010 12:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. _ From: sf sa...@indosat.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 +0700 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin dihilangkan. di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, hehehe.. komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe. dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika. yg mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe. padahal ia adalah seorang sarjana hukum. semoga di pontianak dan daerah2 lain semakin banyak orang2 spt teman makassar itu atau spt koko dari ikkyosensei, maka menurut sy, huaren akan lebih dipandang dlm kehidupan bermasyarakat secara nasional. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ikkyosensei_ym Sent: 05 September 2010 7:50 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta [.] Tapi, untuk kasus koko saya itu, memang sempat keluar umpatan tongsenghugnya Cino kowe. Dasar jiwa fisik muda, apalagi koko saya waktu itu khan pelatih karate di batalyon 511 Blitar. :) Ya setelah itu, di rumah, dia menyesal juga. Diajak duduk ngomong, mungkin akan memberikan dampak positif yang lebih luas.
RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak, singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta. stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang, dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang? implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2 kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka kedua premis itu (kristal orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan itu. mereka juga lebih pinter main biola atau piano drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung tenaga dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui. meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju, lho. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: 06 September 2010 12:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. _ .
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Yah kalo kejadian seperti itu berarti apa yg saya katakan ga salah donk, mungkin agustin boleh bilang ke org2 tersebut, kalo engga mau dengar disebut seperti itu yah coba kelalukannya diperhatikan. Kan ga enak diblg kalo belom ke gereja blom maju. Apa ga takut terdengar sodara2 sesama tionghoa yg bukan kristiani? -Original Message- From: sf sa...@indosat.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 13:49:51 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak, singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta. stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang, dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang? implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2 kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka kedua premis itu (kristal orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan itu. mereka juga lebih pinter main biola atau piano drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung tenaga dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui. meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju, lho. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: 06 September 2010 12:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. _ .
Bls: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir
terima kasih banyak atas jawabannya ini sangat membantu sekali karena selama ini saya bingung dengan perbedaan tanggal lahir china dan masehi dan sekarang saya tahu tanggal lahir masehi saya thanks banyak --- Pada Ming, 5/9/10, Jen Ku Luk jenku...@yahoo.co.id menulis: Dari: Jen Ku Luk jenku...@yahoo.co.id Judul: Bls: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 5 September, 2010, 9:48 AM Ibu Evi. Menurut perhitungan 8 Nyet Cho 8,1984 (8 Agustus 1984 Imlek) jatuh pd tgl.3 September 1984 Hari Senin. Sedangkan 8 Nyet 18,1965 (18 Agustus 1965 Imlek) jatuh pd tgl.13 September 1965 Hari Senin. Semoga membantu.Terima kasih. Dari: evi riana v1ol3...@yahoo.com Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Terkirim: Ming, 5 September, 2010 14:11:27 Judul: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir sebelumnya salam kenal ya saya baru neh di group budaya tionghua saya mo tanya maslah tanggal lahir karena selama ini saya tidak tau tanggal lahir masehi saya. tanggal lahir china saya tgl 8 agustus 1984 saya mo tau tanggal lahir masehi saya berapa dan saya jg mo tanya tanggal lahir mama saya tgl cina nya 18 agustus 1965 berapa tanggal lahir masehinya
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
tapi komunis kan tidak ada hubungannya dengan agamis ya sebetulnya.. walau komunis tidak menganggap agama sebagai hal yang penting, tapi komunis bukan berarti atheis, dan jua sepertinya memang tidak cocok untuk negara kepulauan seperti Indonesia ah tapi hal seperti ini sudah sering dibahas ya? dan juga masih banyak masyarakat kita yang masih percaya bahwa komunis adalah kata lain dari atheis Salam Lauw Ong Bun sf wrote: -cut- implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2 kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka �kedua premis itu (kristal orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan itu. -cut-
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
hahahahahhahahahahaha betul betul betul... saya juga terbelakang hehehehehe Salam, Lauw Ong Bun zho...@yahoo.com wrote: Hahaha, kalau begitu saya lebih baik pilih jadi tionghoa yg tidak mau maju saja deh. Toh sudah cukup bahagia. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT *From: * agoeng_...@yahoo.com *Sender: * budaya_tionghua@yahoogroups.com *Date: *Mon, 6 Sep 2010 05:20:47 + *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com *ReplyTo: * budaya_tionghua@yahoogroups.com *Subject: *Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu.
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Ya iya Sdr. Se Wen, seharusnya sdh pernah dibahas. Komunisme/sosialisme itu ideologi di politik pemerintahan, spt liberalisme. Seharusnya tdk ada hub nya dgn masalah agama. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: 刘恩文 ayam_o...@yahoo.com.sg Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 06 Sep 2010 15:08:33 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta tapi komunis kan tidak ada hubungannya dengan agamis ya sebetulnya.. walau komunis tidak menganggap agama sebagai hal yang penting, tapi komunis bukan berarti atheis, dan jua sepertinya memang tidak cocok untuk negara kepulauan seperti Indonesia ah tapi hal seperti ini sudah sering dibahas ya? dan juga masih banyak masyarakat kita yang masih percaya bahwa komunis adalah kata lain dari atheis Salam Lauw Ong Bun sf wrote: -cut- implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2 kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka �kedua premis itu (kristal orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan itu. -cut- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links
RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Tergabung di gerej? 听天安命? - No ! 生命不息,战斗不止 ! - Yes ! From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: Monday, September 06, 2010 3:02 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Yah kalo kejadian seperti itu berarti apa yg saya katakan ga salah donk, mungkin agustin boleh bilang ke org2 tersebut, kalo engga mau dengar disebut seperti itu yah coba kelalukannya diperhatikan. Kan ga enak diblg kalo belom ke gereja blom maju. Apa ga takut terdengar sodara2 sesama tionghoa yg bukan kristiani? _ From: sf sa...@indosat.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 13:49:51 +0700 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak, singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta. stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang, dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang? implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2 kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka kedua premis itu (kristal orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan itu. mereka juga lebih pinter main biola atau piano drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung tenaga dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui. meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju, lho. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: 06 September 2010 12:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. _ . http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgI d=51674/stime=1283750454/nc1=3848586/nc2=5741392/nc3=3848644
RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
betul pak lauw. itu bagian dari point yg mau sy sampaikan dlm cerita thread ini, masyarakat masih banyak yg percaya bahwa komunis adalah kata lain dari atheis, padahal akademisi sangat paham perbedaannya. tetapi mengapa masyarakat bisa begitu? hal ini tidak terlepas dari orba yg selalu mendengung2kan kalimat : bahaya laten komunis, tanpa ada penjelasan lebih lanjut yg lebih jelas (atau memang sengaja bikin tidak jelas?). kesemuanya itu di tingkat akar rumput bermuara pd opini rasial thd tionghua. padahal masyarakat yg bisa berpikir jernih tentu akan bertanya lebih jauh: apa hubungannya antara konsep2 filosofis itu dg tionghua? dlm rangka mencari jawaban : mengapa melayu di pontianak (kebetulan kota ini disebut dlm email thread ini oleh sdr.yitzhak) bisa rasial sejak usia kanak2, sy menduga hal ini terjadi, ada hubungannya dg kebijakan penguasa. (cmiiw). -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ??? Sent: 06 September 2010 15:09 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta tapi komunis kan tidak ada hubungannya dengan agamis ya sebetulnya.. walau komunis tidak menganggap agama sebagai hal yang penting, tapi komunis bukan berarti atheis, dan jua sepertinya memang tidak cocok untuk negara kepulauan seperti Indonesia ah tapi hal seperti ini sudah sering dibahas ya? dan juga masih banyak masyarakat kita yang masih percaya bahwa komunis adalah kata lain dari atheis Salam Lauw Ong Bun
RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
haiy…, mesti coba2 buka translator nih (sekalian ngetes font AR HeiWSHYL, tau kebaca gak yah) tapi koq artinya jadi gini yah : 听 天 安 命 - No ! = Listen Heaven Peaceful Life - No ! 生命不息,战斗不止 ! - Yes ! = Birth Life No Breath, Fight Struggle No Stop - Yes ! (Life does not be cease, Battle more than) barangkali maksudnya kayak gini kali yah: selama masih bernapas, berjuanglah terus dg sungguh-sungguh. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of Leon Agustian Sent: 06 September 2010 15:55 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Tergabung di gerej? 听天安命? - No ! 生命不息,战斗不止 ! - Yes !
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
天行健,君子自强不息! Tian xing jian, junzi zi qiang bu xi! Itu baru tionghoa!haha Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Leon Agustian leon.agust...@telkom.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 15:55:23 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Tergabung di gerej? 听天安命? - No ! 生命不息,战斗不止 ! - Yes ! From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: Monday, September 06, 2010 3:02 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Yah kalo kejadian seperti itu berarti apa yg saya katakan ga salah donk, mungkin agustin boleh bilang ke org2 tersebut, kalo engga mau dengar disebut seperti itu yah coba kelalukannya diperhatikan. Kan ga enak diblg kalo belom ke gereja blom maju. Apa ga takut terdengar sodara2 sesama tionghoa yg bukan kristiani? _ From: sf sa...@indosat.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 13:49:51 +0700 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak, singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta. stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang, dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang? implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2 kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka kedua premis itu (kristal orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan itu. mereka juga lebih pinter main biola atau piano drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung tenaga dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui. meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju, lho. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: 06 September 2010 12:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. _ . http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgI d=51674/stime=1283750454/nc1=3848586/nc2=5741392/nc3=3848644
[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Pemenang yang menentukan , dalam hal ini , imbas dari perang dingin , di Indonesia , komunis di pihak yang kalah . Di Vietnam , komunis yang menang , di Tiongkok komunis yang menang dan seterusnya. Yang kalah menjadi sesuatu yang haram , perlu menjalani semacam ghetto , karantina atau pembantaian. Dalam kondisi bangsa Indonesia ini , hampir sebagian besar rakyatnya kurang terdidik. Mudah di setir , mudah di boncengi , mudah di provokasi dan melahap propaganda , melahap informasi , berita , yang memang bertujuan untuk membentuk opini publik . Katakanlah seperti seorang anak kecil yang di katakan oleh orang tuanya , jangan keluar sore2 , nanti kesambet setan . Begitu juga dengan (komunis = atheist) yang jelas2 salah kaprah memang suatu cara jitu dari pihak yang berseberangan dengan komunis , untuk mengkonfrontasikan komunis dengan agama . Padahal sejarah komunisme di Indonesia ini tidak lepas dari Sarikat Islam. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sa...@... wrote: betul pak lauw. itu bagian dari point yg mau sy sampaikan dlm cerita thread ini, masyarakat masih banyak yg percaya bahwa komunis adalah kata lain dari atheis, padahal akademisi sangat paham perbedaannya. tetapi mengapa masyarakat bisa begitu? hal ini tidak terlepas dari orba yg selalu mendengung2kan kalimat : bahaya laten komunis, tanpa ada penjelasan lebih lanjut yg lebih jelas (atau memang sengaja  bikin tidak jelas?). kesemuanya itu di tingkat akar rumput bermuara pd opini rasial thd tionghua. padahal masyarakat yg bisa berpikir jernih tentu akan bertanya lebih jauh: apa hubungannya antara konsep2 filosofis itu dg tionghua? dlm rangka mencari jawaban : mengapa melayu di pontianak (kebetulan kota ini disebut dlm email thread ini oleh sdr.yitzhak) bisa rasial sejak usia kanak2, sy menduga hal ini terjadi, ada hubungannya dg kebijakan penguasa. (cmiiw). -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ??? Sent: 06 September 2010 15:09 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta tapi komunis kan tidak ada hubungannya dengan agamis ya sebetulnya.. walau komunis tidak menganggap agama sebagai hal yang penting, tapi komunis bukan berarti atheis, dan jua sepertinya memang tidak cocok untuk negara kepulauan seperti Indonesia ah tapi hal seperti ini sudah sering dibahas ya? dan juga masih banyak masyarakat kita yang masih percaya bahwa komunis adalah kata lain dari atheis Salam Lauw Ong Bun
[budaya_tionghua] Harga Sebuah Permintaan Maaf!
Permintaan maaf Pemerintah Australia kepada Rakyat Aborigin tentu bukan hanya kemenangan besar Rakyat Aborigin, tetapi sekaligus juga merupakan kemenangan telak kemanusiaan; kemenangan etnis minoritas; kemenangan kaum pribumi dan kemenangan sejarah atas pembelokan (Manipulasi). Permintaan maaf nasional itu telah mempertegas dan mempersatukan kembali nation Australia yang tidak hanya terdiri dari kulit putih, tetapi juga ada kulit berwarna dan penduduk Aborigin. Permintaan ini patut diapresiasi, kendati tindakan Perdana Menteri Kevin Rudd dari partai buruh ini merupakan keharusan untuk dilakukan sebagai imbalan kepada konstituennya yang kebanyakan etnis minoritas dan kelompok kulit berwarna yang menjadi pekerja di Australia. Permohonan maaf ini juga menambah deretan negara-negara yang melakukan hal serupa. Pada th 1998, Pemerintah Kanada meminta maaf kepada warga indian yang telah dirampas tanahnya oleh warga kulit putih. Pemerintah Afrika Selatan, pada th 1992, meminta maaf atas kebijakan pemisahan ras atau apartheid. Pada th 1998, Kongres Amerika Serikat juga meminta maaf atas perlakukan terhadap kaum Amerika keturunan Jepang yang ditindas selama Perang Dunia II. Tindakan-tindakan Pemerintah Negara ini belum setimpal dengan penderitaan akibat politik diskriminasi politik, ekonomi, kekerasan dan upaya permusnahan. Namun, setidaknya ini merupakan langkah maju. Permohonan maaf kepada Negara mewakili sebuah bangasa merupakan perwujudan rekonsiliasi Nasional untuk melangkah ke masa depan, tanpa adanya perbedaan. Bagaimana dengan Indonesia? Di Indonesia, kediktatoran Orde Baru telah meluluh-lantakkan semangat kesukarelaan membentuk nation yang berbasiskan seluruh suku bangasa/Etnis, aliran kepercayaan, agama dan ideologi yang dibangun semasa revolusi nasional. Orde Baru menggantikan prinsip “Kesukarelaan” berdasarkan kesamaan nasib dan kepentingan menjadi pemaksaan dengan todongan senjata. Pada saat merebut kekuasaan dari Bung Karno, Orba telah melakukan pembinasaan dan pemusnahan terhadap kelompok ideologis lain, yakni kaum komunis dan kaum nasionalis kiri. Sekitar 500.000 orang hingga 2.000.000 dinyatakan dibunuh tanpa proses peradilan. Mereka menjalankan kerja paksa dibawah kontrol militer selama puluhan tahun dalam kamp konsentrasi tersebut. Keluarga mereka yang lolos proses hukum dikenakan “wajib lapor” tiap bulannya. Tahanan-tahanan politik walau telah menjalani proses hukum, tetap tidak bisa di integrasikan dengan masyarakat luas, karena masih di anggap sebagai “Penyakit” berbahaya. Oleh Pejabat Orde Baru, mereka mendapatkan cap “ET” yang berarti “Eks Tapol” di KTP-nya. Dan sudah pasti, kartu identitas mereka tidak dapat dipergunakan untuk melamar pekerjaan, karena diskriminasi politik. Selain politik kekerasan terhadap PKI, Orde Baru juga melakukan serangan-serangan terhadap etnis lain, terutama Tionghoa. Selain karena orang China banyak yang menjadi anggota dan penyebar ide komunisme dan terkait dengan revolusi komunis yang berkembang di Tiongkok, juga ada kaitannya dengan kepentingan Orba untuk mengalihkan persoalan kesenjangan ekonomi kepada kelompok etnis Tionghoa sebagai biang-kerok. Sejak awal kekuasaannya, Penguasa Orba dan militer aktif mengkampanyekan isu Anti-Tionghoa dengan memanfaatkan provokasi dari media massa dan organisasi-organisasi yang berhasil di kooptasi dan dikontrol. Setidaknya, puluhan ribu orang Tionghoa tewas sejak th 1966 hingga th 1998. Belum lagi yang diperkosa, mengalami cacat permanen, harta dan asetnya dijarah dan sebagainya. Rencana Pemerintah untuk memberikan maaf terhadap Penguasa Orde Baru tentu sangat melukai korban kejahatan Orde Baru, melukai kebenaran dan keadilan, serta melukai bangsa ini dalam melangkah ke masa depan yang lebih baik. Memberikan maaf terhadap SOEHARTO atas alasan kemanusiaan adalah sangat manipulatif. Justru, setelah SOEHARTO meninggal harus ada kejelasan sejarah yang dibuat oleh Pemerintah. Dengan berdasarkan fakta-fakta yang dibeberkan oleh korban, media massa, peneliti asing maupun dalam negeri, pengakuan pelaku, sudah semestinya, Pemerintah Indonesia secara terbuka dan rendah hati meminta maaf kepada ratusan ribu hingga jutaan anggota, simpatisan dan keluarga PKI. Pemerintah Indonesia juga harus meminta maaf kepada etnis Tionghoa, korban DOM di Aceh dan Papua, Korban Tanjung Priok, Talang Sari, Petrus dan kasus Timor-Leste. Hakikat “Permohonan Maaf” Permaafan berarti kesukarelaan, pengakuan dan kebebasan. Harus ada kesukarelaan kita untuk melepaskan dendam pribadi/golongan atas sebuah golongan terhadap golongan lain. Kesukarelaan biasanya sangat susah diberikan oleh korban, mengingat rentetan kejadian masa lalu yang membentuk memori yang kuat, kebencian, pertentangan dan permusuhan. Pemberian maaf juga harus disertai pengakuan, keterbukaan untuk melihat konteks sejarah secara objektif, tidak di tutup-tutupi. Setelah itu, diharuskan ada sikap berani untuk mengakui. Sangat
[budaya_tionghua] Re: Harga Sebuah Permintaan Maaf!
Dari peringkat jumlah populasi di australia (excluding imigran asia dll ) 1. kulit putih 2. kangguru 3. aborigin hehe *** ini untuk menggambarkan betapa mengenaskannya nasib aborigin. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, david_ap...@... wrote: Permintaan maaf Pemerintah Australia kepada Rakyat Aborigin tentu bukan hanya kemenangan besar Rakyat Aborigin, tetapi sekaligus juga merupakan kemenangan telak kemanusiaan; kemenangan etnis minoritas; kemenangan kaum pribumi dan kemenangan sejarah atas pembelokan (Manipulasi). Permintaan maaf nasional itu telah mempertegas dan mempersatukan kembali nation Australia yang tidak hanya terdiri dari kulit putih, tetapi juga ada kulit berwarna dan penduduk Aborigin. Permintaan ini patut diapresiasi, kendati tindakan Perdana Menteri Kevin Rudd dari partai buruh ini merupakan keharusan untuk dilakukan sebagai imbalan kepada konstituennya yang kebanyakan etnis minoritas dan kelompok kulit berwarna yang menjadi pekerja di Australia. Permohonan maaf ini juga menambah deretan negara-negara yang melakukan hal serupa. Pada th 1998, Pemerintah Kanada meminta maaf kepada warga indian yang telah dirampas tanahnya oleh warga kulit putih. Pemerintah Afrika Selatan, pada th 1992, meminta maaf atas kebijakan pemisahan ras atau apartheid. Pada th 1998, Kongres Amerika Serikat juga meminta maaf atas perlakukan terhadap kaum Amerika keturunan Jepang yang ditindas selama Perang Dunia II. Tindakan-tindakan Pemerintah Negara ini belum setimpal dengan penderitaan akibat politik diskriminasi politik, ekonomi, kekerasan dan upaya permusnahan. Namun, setidaknya ini merupakan langkah maju. Permohonan maaf kepada Negara mewakili sebuah bangasa merupakan perwujudan rekonsiliasi Nasional untuk melangkah ke masa depan, tanpa adanya perbedaan. Bagaimana dengan Indonesia? Di Indonesia, kediktatoran Orde Baru telah meluluh-lantakkan semangat kesukarelaan membentuk nation yang berbasiskan seluruh suku bangasa/Etnis, aliran kepercayaan, agama dan ideologi yang dibangun semasa revolusi nasional. Orde Baru menggantikan prinsip Kesukarelaan berdasarkan kesamaan nasib dan kepentingan menjadi pemaksaan dengan todongan senjata. Pada saat merebut kekuasaan dari Bung Karno, Orba telah melakukan pembinasaan dan pemusnahan terhadap kelompok ideologis lain, yakni kaum komunis dan kaum nasionalis kiri. Sekitar 500.000 orang hingga 2.000.000 dinyatakan dibunuh tanpa proses peradilan. Mereka menjalankan kerja paksa dibawah kontrol militer selama puluhan tahun dalam kamp konsentrasi tersebut. Keluarga mereka yang lolos proses hukum dikenakan wajib lapor tiap bulannya. Tahanan-tahanan politik walau telah menjalani proses hukum, tetap tidak bisa di integrasikan dengan masyarakat luas, karena masih di anggap sebagai Penyakit berbahaya. Oleh Pejabat Orde Baru, mereka mendapatkan cap ET yang berarti Eks Tapol di KTP-nya. Dan sudah pasti, kartu identitas mereka tidak dapat dipergunakan untuk melamar pekerjaan, karena diskriminasi politik. Selain politik kekerasan terhadap PKI, Orde Baru juga melakukan serangan-serangan terhadap etnis lain, terutama Tionghoa. Selain karena orang China banyak yang menjadi anggota dan penyebar ide komunisme dan terkait dengan revolusi komunis yang berkembang di Tiongkok, juga ada kaitannya dengan kepentingan Orba untuk mengalihkan persoalan kesenjangan ekonomi kepada kelompok etnis Tionghoa sebagai biang-kerok. Sejak awal kekuasaannya, Penguasa Orba dan militer aktif mengkampanyekan isu Anti-Tionghoa dengan memanfaatkan provokasi dari media massa dan organisasi-organisasi yang berhasil di kooptasi dan dikontrol. Setidaknya, puluhan ribu orang Tionghoa tewas sejak th 1966 hingga th 1998. Belum lagi yang diperkosa, mengalami cacat permanen, harta dan asetnya dijarah dan sebagainya. Rencana Pemerintah untuk memberikan maaf terhadap Penguasa Orde Baru tentu sangat melukai korban kejahatan Orde Baru, melukai kebenaran dan keadilan, serta melukai bangsa ini dalam melangkah ke masa depan yang lebih baik. Memberikan maaf terhadap SOEHARTO atas alasan kemanusiaan adalah sangat manipulatif. Justru, setelah SOEHARTO meninggal harus ada kejelasan sejarah yang dibuat oleh Pemerintah. Dengan berdasarkan fakta-fakta yang dibeberkan oleh korban, media massa, peneliti asing maupun dalam negeri, pengakuan pelaku, sudah semestinya, Pemerintah Indonesia secara terbuka dan rendah hati meminta maaf kepada ratusan ribu hingga jutaan anggota, simpatisan dan keluarga PKI. Pemerintah Indonesia juga harus meminta maaf kepada etnis Tionghoa, korban DOM di Aceh dan Papua, Korban Tanjung Priok, Talang Sari, Petrus dan kasus Timor-Leste. Hakikat Permohonan Maaf Permaafan berarti kesukarelaan, pengakuan dan kebebasan. Harus ada kesukarelaan kita untuk melepaskan dendam pribadi/golongan atas sebuah golongan terhadap golongan lain. Kesukarelaan biasanya sangat susah diberikan oleh korban, mengingat rentetan kejadian masa lalu yang membentuk memori yang kuat, kebencian, pertentangan dan
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
天行健,君子自强不息! Artinya: Alam semesta kukuh berjalan, satria tiada henti memperkuat diri. Ini adalah filosofi yg memacu semangat orang tionghoa menghadapi tantangan hidup! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: zho...@yahoo.com Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 10:21:27 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta 天行健,君子自强不息! Tian xing jian, junzi zi qiang bu xi! Itu baru tionghoa!haha Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Leon Agustian leon.agust...@telkom.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 15:55:23 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Tergabung di gerej? 听天安命? - No ! 生命不息,战斗不止 ! - Yes ! From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: Monday, September 06, 2010 3:02 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Yah kalo kejadian seperti itu berarti apa yg saya katakan ga salah donk, mungkin agustin boleh bilang ke org2 tersebut, kalo engga mau dengar disebut seperti itu yah coba kelalukannya diperhatikan. Kan ga enak diblg kalo belom ke gereja blom maju. Apa ga takut terdengar sodara2 sesama tionghoa yg bukan kristiani? _ From: sf sa...@indosat.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 13:49:51 +0700 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak, singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta. stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang, dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang? implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2 kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka kedua premis itu (kristal orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan itu. mereka juga lebih pinter main biola atau piano drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung tenaga dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui. meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju, lho. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: 06 September 2010 12:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. _ . http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgI d=51674/stime=1283750454/nc1=3848586/nc2=5741392/nc3=3848644
RE: [budaya_tionghua] Harga Sebuah Permintaan Ma af!
hehehe, sangking semangatnya, kata2 penutup sepertinya kepleset. barangkali yg dimaksud dg kata MEMAAFKAN, adalah: MEMINTA MAAF KEPADA.. MASA DENGAN, maksudnya adalah : ...MASA DEPAN.. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of david_ap...@yahoo.com Sent: 06 September 2010 18:34 [...] Justru, penguasa negeri ini sekarang ditantang dan berada dalam tantangan untuk melakukan tindakan serupa dengan Kevin Rudd di Australia: memaafkan ratusan ribu hingga jutaan anggota PKI, etnis Tionghoa, maupun korban kekerasan HAM lainnya selama masa kekuasaan Order Baru. Denngan jalan inilah, masa dengan bangsa Indonesia akan lebih cerah. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Dong Bao yb, Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi, jarang diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja mengajak umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian. KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei disini) Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan. Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan. Dalam hal ini saya tidak menyalahkan gereja , karena memang filosofinya sudah begitu. Tapi bukan berarti semua pandita begitu. Ada juga pendeta atau pastur (romo) yang memanggil barongsai untuk main di gerejanya waktu chinese new year. Maka dalam hal ini kita punya pilihan, ibarat kalau kita nggak senang belanja di Care four , kita bisa belanja di Hero . Atau kalau kita tidak mau mencampur adukan agama dengan kesenian tradisionil, maka kita bisa membentuk atau bergabung kepada club martial art Naga Sakti, misalnya. salam, Dr.Irawan. komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe… dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika. yg mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe… padahal ia adalah seorang sarjana hukum. 2010/9/5 agoeng_...@yahoo.com komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. -- *From: * sf sa...@indosat.net.id *Sender: * budaya_tionghua@yahoogroups.com *Date: *Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 +0700 *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com *ReplyTo: * budaya_tionghua@yahoogroups.com *Subject: *RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin dihilangkan. di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, hehehe…. komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe… dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah
[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Filosofi gereja mengajak umat tidak menggunakan kekerasan? Ya, bukan cuma gereja tapi juga kelenteng, vihara, pura dan mesjid pun menganut filosofi yg sama. Pertanyaannya adalah mengapa cuma Kungfu dan Taichi saja yang jarang diajarkan di komunitas Gereja, sementara perguruan Karate banyak bertaburan dalam komunitas Gereja?? Saya kira dasar pemikirannya bukan cuma filosofi non kekerasan, tapi ada pertimbangan-pertimbangan lain. Salam, Erik \ - In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drira...@... wrote: Dong Bao yb, Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi, jarang diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja mengajak umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian. KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei disini) Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan. Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan.
[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
@Ko Zhou: Saya pikir, menutup muka itu hanya untuk menghindari jeratan hukum saja.. :) Saya menyarankan pendekatan lain lagi. Ini juga masih terkait dengan koko saya (cuman ini ide dari yang paling besar, koh de). Ketika koko yang nomor 3 (koh lek) dikeroyok oleh komunitas Madura di Blitar, siang hari. Koh lek mengambil keputusan bijak, lari secepat-cepatnya ... meskipun masih terkena beberapa puluh gebukan. Ha ha ha. Malam harinya, bertiga datang ke perkampungan Madura, tempat tinggal para pengeroyok. Dengan sopan ramah, koh de menanyakan alamat orang yang pertama kali berperkara dengan koh lek. Setelah mengetuk, dan berbasa-basi dengan bapak dari anak yang telah menggerakkan massa etnis Madura untuk mengeroyok tersebut. Disampaikan ketidakpuasan koh lek atas pengeroyokan tersebut. Esensinya, kami sangat menghargai jiwa besar etnis Madura ... mengapa harus mengeroyok? Akhirnya disepakati untuk re-match satu lawan satu, ... sayang harus berakhir dengan anak tersebut digebuki bapaknya sendiri, karena menolak (takut?). Kunjungan dilanjut ke rumah para pengeroyok, satu demi satu, dengan diantar oleh sang bapak berjiwa terhormat tersebut, anaknya, dan ketua RT/RW kampung Meduran. Selesai, dengan saling terhormat, saling akrab bahkan disuguhi makan/minum. Datang dengan penghormatan terhormat, pulang dengan benjut namun juga terhormat ... bonus diamuk2 mamah di rumah. Saya yakin, semua etnis pasti memiliki jiwa terhormat jiwa besar. Jika sempat terbakar emosi, dengan mengabaikan sikap ksatria ... akan mudah diselesaikan jika kita datang dengan hormat untuk menyelesaikan masalah. Bukan mendiamkan masalah. Salam --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Yg ditakutkan memang: satu orang melayu digebukin seorang tionghoa, satu kampung orang melayu menyerbu satu kota orang tionghoa. Maka selain unjuk keberanian melawan, juga hrs diimbangin dng kecerdikan melihat situasi. Bila perlu nggebukinnya pakai cara kkk, menutupi muka dan identitas si penggebuk! Atau habis menggebuk langsung rapat dng semua warga tionghoa, siap menghadapi pembalasan, secepatnya lapor ke pihak berwajib minta perlindungan keamanan. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: sf sa...@... Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin dihilangkan. di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, heheheâ¦. komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe⦠dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika. yg mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia
Re: [budaya_tionghua] Harga Sebuah Permintaan Maaf!
Silakan simak dengan seksama dan sepenuh hati, ok? http://johanku.wordpress.com/2008/07/23/makanan-terkutuk-laknat- Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: sf sa...@indosat.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 20:27:03 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Harga Sebuah Permintaan Ma af! hehehe, sangking semangatnya, kata2 penutup sepertinya kepleset. barangkali yg dimaksud dg kata MEMAAFKAN, adalah: MEMINTA MAAF KEPADA.. MASA DENGAN, maksudnya adalah : ...MASA DEPAN.. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of david_ap...@yahoo.com Sent: 06 September 2010 18:34 [...] Justru, penguasa negeri ini sekarang ditantang dan berada dalam tantangan untuk melakukan tindakan serupa dengan Kevin Rudd di Australia: memaafkan ratusan ribu hingga jutaan anggota PKI, etnis Tionghoa, maupun korban kekerasan HAM lainnya selama masa kekuasaan Order Baru. Denngan jalan inilah, masa dengan bangsa Indonesia akan lebih cerah. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [budaya_tionghua] Harga Sebuah Permintaan Ma af!
hm... maap, barangkali hati saya sudah agak low-bat, jadi kurang tersentuh tuh. pertama, sumber / penulis asli tidak jelas. kedua, kalaupun diasumsikan kejadian itu benar, spekulasi kalimat : ... Menurut beberapa sumber, janin yang dikonsumsi semua adalah janin bayi perempuan. Apakah ini merupakan akibat kebijaksanaan pemerintah China untuk mewajibkan satu anak dalam satu keluarga yg berlaku sampai sekarang,... menurut sy, utk ukuran masa kini, statement itu sangat dangkal shg merusak artikel itu. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of revli_manda...@yahoo.com Sent: 06 September 2010 20:34 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Harga Sebuah Permintaan Maaf! Silakan simak dengan seksama dan sepenuh hati, ok? http://johanku.wordpress.com/2008/07/23/makanan-terkutuk-laknat- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: Harga Sebuah Permintaan�Maaf!
Bagaimana kalau diganti simak seksama dengan rasio, logika dan tidak hanya berdasarkan hati ? Mau sampai kapan anda-anda semua percaya dengan hoax sup janin manusia dan varian-variannya ? Ini sudah bertahun-tahun dibahas di internet dan sudah sejak bertahun-tahun sebelumnya, si biang kerok pemulai isu haram jadah ini mengaku bahwa dia memulainya hanya untuk sebuah proyek seni. Entah apa yang ada di otak biang kerok itu dengan definisi seni. Singkat kata, ini termasuk HOAX !!! Sayangnya isu-isu sejenis ini seringkali dipakai untuk menyudutkan budaya tertentu. Lihat itu budaya CINA, bayi juga dimakan !!! --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, revli_manda...@... wrote: Silakan simak dengan seksama dan sepenuh hati, ok? http://johanku.wordpress.com/2008/07/23/makanan-terkutuk-laknat-
RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Gereja Khatolik di Sukabumi malah punya barongsay sendiri, biasanya dimainkan saat imlek untuk memeriahkan suasana di komunitas sendiri saja (lingkungan gereja). Tentunya barongsay tsb tidak ditempel 'hu' seperti saat perayaan imlek umumnya yang harus 'pai-pai' dulu ke kelenteng sebelum mulai arak-arakan. Jadi kalau mau ditilik, sebenarnya yang ngawur itu adalah pendetanya, yang ga ngerti apa2, tapi sudah main tuduh sesat atau setan atau apalah .! From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Dr. Irawan Sent: Tuesday, September 07, 2010 2:29 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Dong Bao yb, Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi, jarang diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja mengajak umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian. KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei disini) Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan. Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan. Dalam hal ini saya tidak menyalahkan gereja , karena memang filosofinya sudah begitu. Tapi bukan berarti semua pandita begitu. Ada juga pendeta atau pastur (romo) yang memanggil barongsai untuk main di gerejanya waktu chinese new year. Maka dalam hal ini kita punya pilihan, ibarat kalau kita nggak senang belanja di Care four , kita bisa belanja di Hero . Atau kalau kita tidak mau mencampur adukan agama dengan kesenian tradisionil, maka kita bisa membentuk atau bergabung kepada club martial art Naga Sakti, misalnya. salam, Dr.Irawan. komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe. dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika. yg mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe. padahal ia adalah seorang sarjana hukum. 2010/9/5 agoeng_...@yahoo.com komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. _ From: sf sa...@indosat.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 +0700 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin dihilangkan. di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya daripada mati konyol.
RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Haiy…. Klo menurut kamus owe adalah sbb: 听天安命 = To accept one’s situation as dictated by heaven (terima nasib yang digariskan Tuhan) 生命不息,战斗不止 = While there is life, the fight continues; to fight to the last (selama hayat masih dikandung badan, berjuang terus) From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of sf Sent: Monday, September 06, 2010 5:11 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta haiy…, mesti coba2 buka translator nih (sekalian ngetes font AR HeiWSHYL, tau kebaca gak yah) tapi koq artinya jadi gini yah : 听 天 安 命 - No ! = Listen Heaven Peaceful Life - No ! 生命不息,战斗不止 ! - Yes ! = Birth Life No Breath, Fight Struggle No Stop - Yes ! (Life does not be cease, Battle more than) barangkali maksudnya kayak gini kali yah: selama masih bernapas, berjuanglah terus dg sungguh-sungguh. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of Leon Agustian Sent: 06 September 2010 15:55 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Tergabung di gerej? 听天安命? - No ! 生命不息,战斗不止 ! - Yes !
RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Sungguh sulit ditemukan satria di zaman ini, bayar pajak aja susah, malah cari makan juga susah - buat hidup aja musti berjuang ., apalagi buat para Tionghoa di Indonesia sini …… so … 生命不息,战斗不止! Ini adalah filosofi orang Tionghoa (baca: Leon Agustian) di Indonesia dalam menghadapi tantangan diskriminasi ! From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of zho...@yahoo.com Sent: Monday, September 06, 2010 8:12 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta 天行健,君子自强不息! Artinya: Alam semesta kukuh berjalan, satria tiada henti memperkuat diri. Ini adalah filosofi yg memacu semangat orang tionghoa menghadapi tantangan hidup! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT _ From: zho...@yahoo.com Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 10:21:27 + To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta 天行健,君子自强不息! Tian xing jian, junzi zi qiang bu xi! Itu baru tionghoa!haha Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT _ From: Leon Agustian leon.agust...@telkom.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 15:55:23 +0700 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Tergabung di gerej? 听天安命? - No ! 生命不息,战斗不止 ! - Yes ! From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: Monday, September 06, 2010 3:02 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Yah kalo kejadian seperti itu berarti apa yg saya katakan ga salah donk, mungkin agustin boleh bilang ke org2 tersebut, kalo engga mau dengar disebut seperti itu yah coba kelalukannya diperhatikan. Kan ga enak diblg kalo belom ke gereja blom maju. Apa ga takut terdengar sodara2 sesama tionghoa yg bukan kristiani? _ From: sf sa...@indosat.net.id Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Mon, 6 Sep 2010 13:49:51 +0700 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak, singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta. stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang, dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang? implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2 kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka kedua premis itu (kristal orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan itu. mereka juga lebih pinter main biola atau piano drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung tenaga dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui. meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju, lho. -Original Message- From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: 06 September 2010 12:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya seperti itu. _ . http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgId=51674/stime=1283750454/nc1=3848586/nc2=5741392/nc3=3848644
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
ya betul pak.. sebetulnya bukan salah agamanya, tapi salah orang yang menyalahgunakannya entah dengan sengaja atau karena keterbatasan pengetahuan.. setahu saya, proses brainwash juga merupakan tindakan kekerasan, bahkan lebih bahaya daripada adu jotos Salam, Lauw Ong Bun Leon Agustian wrote: -cut- Jadi kalau mau ditilik, sebenarnya yang ngawur itu adalah pendetanya, yang ga ngerti apa2, tapi sudah main tuduh sesat atau setan atau apalah …!
[budaya_tionghua] Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)
Bung SF or Sawfa dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Nimbrung dikit ya... Saya suka heran ajah, mengapa ya ada saja TTM yang suka membaca posting cuma sekelebatan ajah, lantas buru-buru respon cuma satu-dua kalimat saja, yang lantas konteks-nya jadi seolah berdiri sendiri dan ditanggapi secara apa istilahnya nih: salah, sembrono, ngawur, atau sempit - nanti pasti dibahas lagi masalah yang ini. Coba saja baca lagi posting Bung SF di bawah secara lengkap, mestinya ndak perlu lantas pada tersinggung dan merespon dengan reaktip oleh kalimat yang ini: komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja - sebab kalimat tsb utuhnya adalah sebagai berikut: komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe Apakah hal ini - baca sepotong-sepotong, langsung spontan respon sepenggal-dua kalimat, karena pengaruh 'kemajuan' (atau kemunduran?) teknologi, anda bisa secara mobile mengikuti milis, baca-nya pakai BB di jalan, di mobil, di kantor, jadi mesti buru-buru - sebab lampu lalin sudah ijo atau boss manggil, hurufnya kecil-kecil tak terbaca, jadi secara acak saja comot satu dua baris kalimat yang kebetulan pas dapatnya yang sepotong itu, lantas merespon-nya tanpa mau baca selebihnya lagi? Yah kalau sudah begitu, anda tidak salah sih, kalau dibilang salah nanti jadi manjang, sebab memang bukan salah anda memegang BB, tapi salah si BB yang menyediakan fasilitas layar mini dengan huruf mini ya? Gak apa-apa sih, saya bukan bermaksud protes, malah bagus juga, jadi milis gak sepi, rame terus dengan pemahaman sepotong-sepotong yang menggiring respon lain yang juga sepotong-sepotong, makin kabur dan jadi OOT. Mayan, daripada milis sepi toh yah? (jawab si Ipin: betul! betul! betul!) Saya pernah mukim di Pontianak agak lama, sekitar 2 tahunan - waktu KM Tampomas terbakar dan tenggelam di perairan Masalembo itu, dan bergaul dengan masyarakat Tionghua maupun Melayu di sana karena tuntutan perut: gawean saya mesti ke rumah sakit, dokter-dokter, apotik dan toko obat. Setidaknya yang dikatakan Bung SF adalah cerminan masyarakat setempat di sana. Saya rasa, gak ada salahnya mereka merasa 'terbelakang' dibanding komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, sebab memang begitulah selalu 'positioning' yang mereka terima sejak kecil. Jangan anda bayangkan masyarakat Tionghua di sana (juga di Medan?) dengan yang di Jawa. Di Jawa, boleh dibilang semiskin-miskinnya orang Tionghua, gak ada yang sampai menjadi petani penggarap gurem, kuli, tukang becak atau babu, yang mesti tinggal di rumah gedek berlantai tanah becek deket kandang babi, mandi dan berak di sungai berair soklat - sampai juga mesti terpaksa 'menjual' anak perempuannya untuk dikawin ama duda atau perjaka tua di Taiwan sana. Cuma mereka yang 'maju' - secara ekonomi terutama, yang bisa 'makan' bangku sekolah - sekolah itu suatu kemewahan, di sekolah Katolik atau Kristen, karena tak mungkin mereka bersekolah di sekolah negeri - kecuali yang berkahwin-mahwin dengan suku-suku lain. Tapi, memang susah sih ya, seperti kata teman saya, anak Tionghua Dili (Timtim) waktu tahu saya naksir anak perempuan tetangganya: bebek itu ber-kwek-kwek-kwek, sementara ayam berkok-kok-kok, keduanya susah bertemu. Kalau membayangkan masyarakat tertentu sebagai masyarakat yang ada di lingkungannya sendiri, tentu saja referensi-nya berbeda, dan kayaknya kalau sudah begitu, ibarat membandingkan apel vs jeruk - sampai kapan pun gak bisa ketemu atuh, euy! O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?), jual memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka pada maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita juga tuh, pegang HP, dan ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek moyang (di Saolin gak ada 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin masih ada, kayaknya mereka akan merestui langkah kami ini, jeh! Begitu sajah sih ya kira-kira. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sa...@... wrote: sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Pak Erik yb, Benar kata anda , Ini memang aneh, tapi jangan salah juga banyak orang melihat permainan barongsai dimulai dari club2 yang ada di Bio yang katanya Bio itu adalah tempat orang2 Tionghoa berkumpul dan bermufakat dulu, belakangan antara Kelenteng dan Bio sulit dibedakan, Maaf kalau ada istilah yang saya keliru, setidaknya pernah saya baca kasus ini di BT dulu. Nah, dari pada itu setiap kali barongsai keluar biasanya ada pasang Hio dan berdoa untuk memohon agar prosesi berjalan lancar dan tidak ada kecelakaan , maksudnya hanya untuk menjaga keselamatan. Disaat inilah barongsai disorot oleh pendeta2 Kristen itu saya kira, dibilangnya barongsai itu ada setannya, disembahyangi pakai Hio, karena permainan Chai Lan Shen (jailangkung) juga pakai sembayhang pakai hio , maka itu diidentikkan dengan pemanggilan setan, alhasil pegang Hio itu nggak boleh kalau di Kristen, Tapi kalau di Katholik boleh2 saja. Di Indonesia Media pernah memuat berita misa untuk Chinese New Year , dimana Kardinal Roger Mahony menyulut Hio besar. Ini hanya kenyataan yang terjadi , tidak dimaksudkan untuk membangkitkan persengketaan antar Kristiani. Namun kita selaku orang Tionghoa harus menyikapi phenomena ini dengan arif , dan berusaha sedemikian rupa agar kebudayaan kita bisa dipelihara, namun tetap tidak ada pergesekan dengan agamawan dan umat agama lainnya. salam, Dr.Irawan.. 2010/9/6 Erik rsn...@yahoo.com Filosofi gereja mengajak umat tidak menggunakan kekerasan? Ya, bukan cuma gereja tapi juga kelenteng, vihara, pura dan mesjid pun menganut filosofi yg sama. Pertanyaannya adalah mengapa cuma Kungfu dan Taichi saja yang jarang diajarkan di komunitas Gereja, sementara perguruan Karate banyak bertaburan dalam komunitas Gereja?? Saya kira dasar pemikirannya bukan cuma filosofi non kekerasan, tapi ada pertimbangan-pertimbangan lain. Salam, Erik - In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drira...@... wrote: Dong Bao yb, Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi, jarang diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja mengajak umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian. KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei disini) Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan. Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan.
RE: [budaya_tionghua] Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)
Wakakak . daripada sepi, malah ga ada bahasan sama sekali. Jadi . menurut saya sih, tuliskan sajalah apa opini kita .. Namanya juga ngobrol ngalor ngidul . n ngibul .. Tapi kalo ngibulnya kelewatan, pasti ada yang protes . hehe . From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Ophoeng Sent: Tuesday, September 07, 2010 11:00 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta) Bung SF or Sawfa dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Nimbrung dikit ya... Saya suka heran ajah, mengapa ya ada saja TTM yang suka membaca posting cuma sekelebatan ajah, lantas buru-buru respon cuma satu-dua kalimat saja, yang lantas konteks-nya jadi seolah berdiri sendiri dan ditanggapi secara apa istilahnya nih: salah, sembrono, ngawur, atau sempit - nanti pasti dibahas lagi masalah yang ini. Coba saja baca lagi posting Bung SF di bawah secara lengkap, mestinya ndak perlu lantas pada tersinggung dan merespon dengan reaktip oleh kalimat yang ini: komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja - sebab kalimat tsb utuhnya adalah sebagai berikut: komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe. Apakah hal ini - baca sepotong-sepotong, langsung spontan respon sepenggal-dua kalimat, karena pengaruh 'kemajuan' (atau kemunduran?) teknologi, anda bisa secara mobile mengikuti milis, baca-nya pakai BB di jalan, di mobil, di kantor, jadi mesti buru-buru - sebab lampu lalin sudah ijo atau boss manggil, hurufnya kecil-kecil tak terbaca, jadi secara acak saja comot satu dua baris kalimat yang kebetulan pas dapatnya yang sepotong itu, lantas merespon-nya tanpa mau baca selebihnya lagi? Yah kalau sudah begitu, anda tidak salah sih, kalau dibilang salah nanti jadi manjang, sebab memang bukan salah anda memegang BB, tapi salah si BB yang menyediakan fasilitas layar mini dengan huruf mini ya? Gak apa-apa sih, saya bukan bermaksud protes, malah bagus juga, jadi milis gak sepi, rame terus dengan pemahaman sepotong-sepotong yang menggiring respon lain yang juga sepotong-sepotong, makin kabur dan jadi OOT. Mayan, daripada milis sepi toh yah? (jawab si Ipin: betul! betul! betul!) Saya pernah mukim di Pontianak agak lama, sekitar 2 tahunan - waktu KM Tampomas terbakar dan tenggelam di perairan Masalembo itu, dan bergaul dengan masyarakat Tionghua maupun Melayu di sana karena tuntutan perut: gawean saya mesti ke rumah sakit, dokter-dokter, apotik dan toko obat. Setidaknya yang dikatakan Bung SF adalah cerminan masyarakat setempat di sana. Saya rasa, gak ada salahnya mereka merasa 'terbelakang' dibanding komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, sebab memang begitulah selalu 'positioning' yang mereka terima sejak kecil. Jangan anda bayangkan masyarakat Tionghua di sana (juga di Medan?) dengan yang di Jawa. Di Jawa, boleh dibilang semiskin-miskinnya orang Tionghua, gak ada yang sampai menjadi petani penggarap gurem, kuli, tukang becak atau babu, yang mesti tinggal di rumah gedek berlantai tanah becek deket kandang babi, mandi dan berak di sungai berair soklat - sampai juga mesti terpaksa 'menjual' anak perempuannya untuk dikawin ama duda atau perjaka tua di Taiwan sana. Cuma mereka yang 'maju' - secara ekonomi terutama, yang bisa 'makan' bangku sekolah - sekolah itu suatu kemewahan, di sekolah Katolik atau Kristen, karena tak mungkin mereka bersekolah di sekolah negeri - kecuali yang berkahwin-mahwin dengan suku-suku lain. Tapi, memang susah sih ya, seperti kata teman saya, anak Tionghua Dili (Timtim) waktu tahu saya naksir anak perempuan tetangganya: bebek itu ber-kwek-kwek-kwek, sementara ayam berkok-kok-kok, keduanya susah bertemu. Kalau membayangkan masyarakat tertentu sebagai masyarakat yang ada di lingkungannya sendiri, tentu saja referensi-nya berbeda, dan kayaknya kalau sudah begitu, ibarat membandingkan apel vs jeruk - sampai kapan pun gak bisa ketemu atuh, euy! O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?), jual memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka pada maen kompi juga - jangan-jangan
[budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)
Ini setahu saya yah. Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song itu sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu aliran Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata. Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah foya-foya. Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu. Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin lengkap dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah berkilat-kilat. Di mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung oleh seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor. Penyelenggaranya satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa. Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor. Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya bersilahturahim dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu pulang pas rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan botak tersebut setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk berdoa (Zhao Ke), tentu saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala bukan di hati, ini sama saja dengan menyiksa. Sekian, agar jelas. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng opho...@... wrote: Bung SF or Sawfa dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Nimbrung dikit ya... --- dipotong --- biar hemat bandwith O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?), jual memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka pada maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita juga tuh, pegang HP, dan ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek moyang (di Saolin gak ada 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin masih ada, kayaknya mereka akan merestui langkah kami ini, jeh! Begitu sajah sih ya kira-kira. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sawfa@ wrote: sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin dihilangkan. di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, hehehe . komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika. yg mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di sana.
Re: [budaya_tionghua] Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)
Om ophoeng, Dlm konteks postingan saya kan sudah diconfrim ama yg posting om SF sendiri bahwa emang itu yg dia maksud n berdasarkan kejadian yg dialaminya sendiri. Lagian perkataan seperti itu sudah biasa terlontar dr para tionghoa modern kok. Jd tidak perlu menyalahkan BB atau lampu merah dkk krn emang saya mau menanyakan n menanggapi kalimat tersebut. -Original Message- From: Ophoeng opho...@yahoo.com Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tue, 07 Sep 2010 03:59:32 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta) Bung SF or Sawfa dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Nimbrung dikit ya... Saya suka heran ajah, mengapa ya ada saja TTM yang suka membaca posting cuma sekelebatan ajah, lantas buru-buru respon cuma satu-dua kalimat saja, yang lantas konteks-nya jadi seolah berdiri sendiri dan ditanggapi secara apa istilahnya nih: salah, sembrono, ngawur, atau sempit - nanti pasti dibahas lagi masalah yang ini. Coba saja baca lagi posting Bung SF di bawah secara lengkap, mestinya ndak perlu lantas pada tersinggung dan merespon dengan reaktip oleh kalimat yang ini: komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja - sebab kalimat tsb utuhnya adalah sebagai berikut: komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe… Apakah hal ini - baca sepotong-sepotong, langsung spontan respon sepenggal-dua kalimat, karena pengaruh 'kemajuan' (atau kemunduran?) teknologi, anda bisa secara mobile mengikuti milis, baca-nya pakai BB di jalan, di mobil, di kantor, jadi mesti buru-buru - sebab lampu lalin sudah ijo atau boss manggil, hurufnya kecil-kecil tak terbaca, jadi secara acak saja comot satu dua baris kalimat yang kebetulan pas dapatnya yang sepotong itu, lantas merespon-nya tanpa mau baca selebihnya lagi? Yah kalau sudah begitu, anda tidak salah sih, kalau dibilang salah nanti jadi manjang, sebab memang bukan salah anda memegang BB, tapi salah si BB yang menyediakan fasilitas layar mini dengan huruf mini ya? Gak apa-apa sih, saya bukan bermaksud protes, malah bagus juga, jadi milis gak sepi, rame terus dengan pemahaman sepotong-sepotong yang menggiring respon lain yang juga sepotong-sepotong, makin kabur dan jadi OOT. Mayan, daripada milis sepi toh yah? (jawab si Ipin: betul! betul! betul!) Saya pernah mukim di Pontianak agak lama, sekitar 2 tahunan - waktu KM Tampomas terbakar dan tenggelam di perairan Masalembo itu, dan bergaul dengan masyarakat Tionghua maupun Melayu di sana karena tuntutan perut: gawean saya mesti ke rumah sakit, dokter-dokter, apotik dan toko obat. Setidaknya yang dikatakan Bung SF adalah cerminan masyarakat setempat di sana. Saya rasa, gak ada salahnya mereka merasa 'terbelakang' dibanding komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, sebab memang begitulah selalu 'positioning' yang mereka terima sejak kecil. Jangan anda bayangkan masyarakat Tionghua di sana (juga di Medan?) dengan yang di Jawa. Di Jawa, boleh dibilang semiskin-miskinnya orang Tionghua, gak ada yang sampai menjadi petani penggarap gurem, kuli, tukang becak atau babu, yang mesti tinggal di rumah gedek berlantai tanah becek deket kandang babi, mandi dan berak di sungai berair soklat - sampai juga mesti terpaksa 'menjual' anak perempuannya untuk dikawin ama duda atau perjaka tua di Taiwan sana. Cuma mereka yang 'maju' - secara ekonomi terutama, yang bisa 'makan' bangku sekolah - sekolah itu suatu kemewahan, di sekolah Katolik atau Kristen, karena tak mungkin mereka bersekolah di sekolah negeri - kecuali yang berkahwin-mahwin dengan suku-suku lain. Tapi, memang susah sih ya, seperti kata teman saya, anak Tionghua Dili (Timtim) waktu tahu saya naksir anak perempuan tetangganya: bebek itu ber-kwek-kwek-kwek, sementara ayam berkok-kok-kok, keduanya susah bertemu. Kalau membayangkan masyarakat tertentu sebagai masyarakat yang ada di lingkungannya sendiri, tentu saja referensi-nya berbeda, dan kayaknya kalau sudah begitu, ibarat membandingkan apel vs jeruk - sampai kapan pun gak bisa ketemu atuh, euy! O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show
Re: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)
Yg kmrn seh katanya shaolin asli kok, yg pernah dibahas di kompas ketuanya rahib shi klo ga salah. N merupakan wakil propinsi (henan?) Untuk duduk diparlemen n disebut2 merupakan salah seorang paling berpengaruh di tiongkok. -Original Message- From: henyung heny...@yahoo.com Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tue, 07 Sep 2010 04:23:58 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta) Ini setahu saya yah. Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song itu sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu aliran Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata. Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah foya-foya. Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu. Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin lengkap dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah berkilat-kilat. Di mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung oleh seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor. Penyelenggaranya satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa. Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor. Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya bersilahturahim dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu pulang pas rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan botak tersebut setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk berdoa (Zhao Ke), tentu saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala bukan di hati, ini sama saja dengan menyiksa. Sekian, agar jelas. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng opho...@... wrote: Bung SF or Sawfa dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Nimbrung dikit ya... --- dipotong --- biar hemat bandwith O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?), jual memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka pada maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita juga tuh, pegang HP, dan ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek moyang (di Saolin gak ada 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin masih ada, kayaknya mereka akan merestui langkah kami ini, jeh! Begitu sajah sih ya kira-kira. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sawfa@ wrote: sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin dihilangkan. di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, hehehe…. komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat
[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Beginilah salah persepsi atau sengaja dengan tujuan ... gak tau lah daripada perang lagi di sini. Giliran pihak sendiri dibilang suci, giliran pihak lain dibilang setan. Sepertinya label setan ini mudah sekali terucap. Asal bukan gue/kami yah setan. Hebat betul. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drira...@... wrote: Pak Erik yb, Benar kata anda , Ini memang aneh, tapi jangan salah juga banyak orang melihat permainan barongsai dimulai dari club2 yang ada di Bio yang katanya Bio itu adalah tempat orang2 Tionghoa berkumpul dan bermufakat dulu, belakangan antara Kelenteng dan Bio sulit dibedakan, Maaf kalau ada istilah yang saya keliru, setidaknya pernah saya baca kasus ini di BT dulu. Nah, dari pada itu setiap kali barongsai keluar biasanya ada pasang Hio dan berdoa untuk memohon agar prosesi berjalan lancar dan tidak ada kecelakaan , maksudnya hanya untuk menjaga keselamatan. Disaat inilah barongsai disorot oleh pendeta2 Kristen itu saya kira, dibilangnya barongsai itu ada setannya, disembahyangi pakai Hio, karena permainan Chai Lan Shen (jailangkung) juga pakai sembayhang pakai hio , maka itu diidentikkan dengan pemanggilan setan, alhasil pegang Hio itu nggak boleh kalau di Kristen, Tapi kalau di Katholik boleh2 saja. Di Indonesia Media pernah memuat berita misa untuk Chinese New Year , dimana Kardinal Roger Mahony menyulut Hio besar. Ini hanya kenyataan yang terjadi , tidak dimaksudkan untuk membangkitkan persengketaan antar Kristiani. Namun kita selaku orang Tionghoa harus menyikapi phenomena ini dengan arif , dan berusaha sedemikian rupa agar kebudayaan kita bisa dipelihara, namun tetap tidak ada pergesekan dengan agamawan dan umat agama lainnya. salam, Dr.Irawan.. 2010/9/6 Erik rsn...@... Filosofi gereja mengajak umat tidak menggunakan kekerasan? Ya, bukan cuma gereja tapi juga kelenteng, vihara, pura dan mesjid pun menganut filosofi yg sama. Pertanyaannya adalah mengapa cuma Kungfu dan Taichi saja yang jarang diajarkan di komunitas Gereja, sementara perguruan Karate banyak bertaburan dalam komunitas Gereja?? Saya kira dasar pemikirannya bukan cuma filosofi non kekerasan, tapi ada pertimbangan-pertimbangan lain. Salam, Erik - In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drirawan@ wrote: Dong Bao yb, Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi, jarang diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja mengajak umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian. KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei disini) Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan. Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan.
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Ah masa seh? Jgnlah terlalu gampang mencari kambing hitam kepada oknum orgnya. Coba diteliti sejarah kebijakan agama tertentu dalam menyebarkan ajarannya. Apakah itu memang kebijakan dan cara mereka atau oknum tertentu saja yg ngaco. -Original Message- From: 刘恩文 ayam_o...@yahoo.com.sg Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tue, 07 Sep 2010 10:22:56 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta ya betul pak.. sebetulnya bukan salah agamanya, tapi salah orang yang menyalahgunakannya entah dengan sengaja atau karena keterbatasan pengetahuan.. setahu saya, proses brainwash juga merupakan tindakan kekerasan, bahkan lebih bahaya daripada adu jotos Salam, Lauw Ong Bun Leon Agustian wrote: -cut- Jadi kalau mau ditilik, sebenarnya yang ngawur itu adalah pendetanya, yang ga ngerti apa2, tapi sudah main tuduh sesat atau setan atau apalah …!
Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Pa Irawan Menurut saya melakukan aktifitas apapun dibuka denga doa baik memang cara dan pemahaman orang perorang memang berbeda Diagama apapun pasti membenarkan Tapi yaitu manusianya...hehhe Salam Heru --- Pada Sel, 7/9/10, Dr. Irawan drira...@indonesiamedia.com menulis: Dari: Dr. Irawan drira...@indonesiamedia.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 7 September, 2010, 4:07 AM Pak Erik yb, Benar kata anda , Ini memang aneh, tapi jangan salah juga banyak orang melihat permainan barongsai dimulai dari club2 yang ada di Bio yang katanya Bio itu adalah tempat orang2 Tionghoa berkumpul dan bermufakat dulu, belakangan antara Kelenteng dan Bio sulit dibedakan, Maaf kalau ada istilah yang saya keliru, setidaknya pernah saya baca kasus ini di BT dulu. Nah, dari pada itu setiap kali barongsai keluar biasanya ada pasang Hio dan berdoa untuk memohon agar prosesi berjalan lancar dan tidak ada kecelakaan , maksudnya hanya untuk menjaga keselamatan. Disaat inilah barongsai disorot oleh pendeta2 Kristen itu saya kira, dibilangnya barongsai itu ada setannya, disembahyangi pakai Hio, karena permainan Chai Lan Shen (jailangkung) juga pakai sembayhang pakai hio , maka itu diidentikkan dengan pemanggilan setan, alhasil pegang Hio itu nggak boleh kalau di Kristen, Tapi kalau di Katholik boleh2 saja. Di Indonesia Media pernah memuat berita misa untuk Chinese New Year , dimana Kardinal Roger Mahony menyulut Hio besar. Ini hanya kenyataan yang terjadi , tidak dimaksudkan untuk membangkitkan persengketaan antar Kristiani. Namun kita selaku orang Tionghoa harus menyikapi phenomena ini dengan arif , dan berusaha sedemikian rupa agar kebudayaan kita bisa dipelihara, namun tetap tidak ada pergesekan dengan agamawan dan umat agama lainnya. salam, Dr.Irawan. . 2010/9/6 Erik rsn...@yahoo.com Filosofi gereja mengajak umat tidak menggunakan kekerasan? Ya, bukan cuma gereja tapi juga kelenteng, vihara, pura dan mesjid pun menganut filosofi yg sama. Pertanyaannya adalah mengapa cuma Kungfu dan Taichi saja yang jarang diajarkan di komunitas Gereja, sementara perguruan Karate banyak bertaburan dalam komunitas Gereja?? Saya kira dasar pemikirannya bukan cuma filosofi non kekerasan, tapi ada pertimbangan-pertimbangan lain. Salam, Erik - In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drira...@... wrote: Dong Bao yb, Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi, jarang diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja mengajak umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian. KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei disini) Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan. Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan.
[budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)
Yang mana yang kemaren ? Di Kompas atau di NatGeo ? Semua rahib itu marganya Shi. Kalau pun benar itu rahib ketuanya, berarti campur tangan Gongchandang semakin merajalela. Jadi ingat Shanghai, satu biara 4 rahib ketua. Karena ada 4 botak pake baju kilat2 khusus rahib kepala yang pasang harga, jualan servis doa. Tiket masuknya aja 10 rmb ! Liat patung giok tambah lagi 10 rmb ! Welcome to China, mate --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote: Yg kmrn seh katanya shaolin asli kok, yg pernah dibahas di kompas ketuanya rahib shi klo ga salah. N merupakan wakil propinsi (henan?) Untuk duduk diparlemen n disebut2 merupakan salah seorang paling berpengaruh di tiongkok. -Original Message- From: henyung heny...@... Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tue, 07 Sep 2010 04:23:58 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta) Ini setahu saya yah. Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song itu sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu aliran Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata. Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah foya-foya. Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu. Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin lengkap dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah berkilat-kilat. Di mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung oleh seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor. Penyelenggaranya satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa. Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor. Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya bersilahturahim dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu pulang pas rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan botak tersebut setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk berdoa (Zhao Ke), tentu saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala bukan di hati, ini sama saja dengan menyiksa. Sekian, agar jelas. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote: Bung SF or Sawfa dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Nimbrung dikit ya... --- dipotong --- biar hemat bandwith O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?), jual memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka pada maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita juga tuh, pegang HP, dan ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek moyang (di Saolin gak ada 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin masih ada, kayaknya mereka akan merestui langkah kami ini, jeh! Begitu sajah sih ya kira-kira. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sawfa@ wrote: sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin dihilangkan. di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di
Re: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)
Semalem di natgeo, tp pernah dibahas dikompas beberapa bulan lalu. -Original Message- From: henyung heny...@yahoo.com Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tue, 07 Sep 2010 05:01:11 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta) Yang mana yang kemaren ? Di Kompas atau di NatGeo ? Semua rahib itu marganya Shi. Kalau pun benar itu rahib ketuanya, berarti campur tangan Gongchandang semakin merajalela. Jadi ingat Shanghai, satu biara 4 rahib ketua. Karena ada 4 botak pake baju kilat2 khusus rahib kepala yang pasang harga, jualan servis doa. Tiket masuknya aja 10 rmb ! Liat patung giok tambah lagi 10 rmb ! Welcome to China, mate --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote: Yg kmrn seh katanya shaolin asli kok, yg pernah dibahas di kompas ketuanya rahib shi klo ga salah. N merupakan wakil propinsi (henan?) Untuk duduk diparlemen n disebut2 merupakan salah seorang paling berpengaruh di tiongkok. -Original Message- From: henyung heny...@... Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tue, 07 Sep 2010 04:23:58 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta) Ini setahu saya yah. Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song itu sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu aliran Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata. Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah foya-foya. Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu. Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin lengkap dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah berkilat-kilat. Di mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung oleh seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor. Penyelenggaranya satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa. Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor. Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya bersilahturahim dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu pulang pas rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan botak tersebut setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk berdoa (Zhao Ke), tentu saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala bukan di hati, ini sama saja dengan menyiksa. Sekian, agar jelas. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote: Bung SF or Sawfa dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Nimbrung dikit ya... --- dipotong --- biar hemat bandwith O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?), jual memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka pada maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita juga tuh, pegang HP, dan ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek moyang (di Saolin gak ada 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin masih ada, kayaknya mereka akan merestui langkah kami ini, jeh! Begitu sajah sih ya kira-kira. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sawfa@ wrote: sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg berat. pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin
RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Agama apakah itu? Bukankah kita lagi membahas gerj / pendeta yang mengharamkan pemakaian hio, barongsay, taichi, dll yang berhubungan ke Tionghoaisasi? Apakah maksud anda yang ini? Setahu saya, ga ada di alkitab tertulis bahwa yang berbau Tionghoa itu diharamkan, alias mengandung ‘setan’. From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com Sent: Tuesday, September 07, 2010 11:53 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta Ah masa seh? Jgnlah terlalu gampang mencari kambing hitam kepada oknum orgnya. Coba diteliti sejarah kebijakan agama tertentu dalam menyebarkan ajarannya. Apakah itu memang kebijakan dan cara mereka atau oknum tertentu saja yg ngaco. _ From: 刘恩文 ayam_o...@yahoo.com.sg Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tue, 07 Sep 2010 10:22:56 +0700 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta ya betul pak.. sebetulnya bukan salah agamanya, tapi salah orang yang menyalahgunakannya entah dengan sengaja atau karena keterbatasan pengetahuan.. setahu saya, proses brainwash juga merupakan tindakan kekerasan, bahkan lebih bahaya daripada adu jotos Salam, Lauw Ong Bun Leon Agustian wrote: -cut- Jadi kalau mau ditilik, sebenarnya yang ngawur itu adalah pendetanya, yang ga ngerti apa2, tapi sudah main tuduh sesat atau setan atau apalah …!
RE: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)
Siancai .. Siancai .. ternyata rahib botak pun sudah dimanipulasi untuk cari duwit .. Nanti owe sebrangkan mereka semua ke langit barat .. J Tapi ... show-nya boleh juga tuh .., seneng juga owe nontonnya .., anggap aja menaikkan pamor kungfu China sono ... From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of henyung Sent: Tuesday, September 07, 2010 12:01 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta) Yang mana yang kemaren ? Di Kompas atau di NatGeo ? Semua rahib itu marganya Shi. Kalau pun benar itu rahib ketuanya, berarti campur tangan Gongchandang semakin merajalela. Jadi ingat Shanghai, satu biara 4 rahib ketua. Karena ada 4 botak pake baju kilat2 khusus rahib kepala yang pasang harga, jualan servis doa. Tiket masuknya aja 10 rmb ! Liat patung giok tambah lagi 10 rmb ! Welcome to China, mate --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , agoeng_...@... wrote: Yg kmrn seh katanya shaolin asli kok, yg pernah dibahas di kompas ketuanya rahib shi klo ga salah. N merupakan wakil propinsi (henan?) Untuk duduk diparlemen n disebut2 merupakan salah seorang paling berpengaruh di tiongkok. -Original Message- From: henyung heny...@... Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com Date: Tue, 07 Sep 2010 04:23:58 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta) Ini setahu saya yah. Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song itu sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu aliran Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata. Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah foya-foya. Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu. Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin lengkap dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah berkilat-kilat. Di mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung oleh seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor. Penyelenggaranya satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa. Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor. Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya bersilahturahim dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu pulang pas rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan botak tersebut setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk berdoa (Zhao Ke), tentu saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala bukan di hati, ini sama saja dengan menyiksa. Sekian, agar jelas. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , Ophoeng ophoeng@ wrote: Bung SF or Sawfa dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)? Nimbrung dikit ya... --- dipotong --- biar hemat bandwith O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?), jual memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka pada maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita juga tuh, pegang HP, dan ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek moyang (di Saolin gak ada 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin masih ada, kayaknya mereka akan merestui langkah kami ini, jeh! Begitu sajah sih ya kira-kira. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , sf sawfa@ wrote: sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. TSS. kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu