[budaya_tionghua] Re: Setiap Pribadi Itu Unik. (Was: sejarah baju koko: Koko Masuk Islam)

2010-09-06 Terurut Topik east_road
Bahasan Topik yang menarik, artikelnya sangat menarik, mohon ijin kopasnya. 
Saya mau koment saja 
menurut Pandangan saya tentang Baju koko, sebenarnya tidak lah aneh bagi 
Masyarakat Tionghoa, Bahkan baju koko Tidak harus motif Islami, mungkin ditulis 
oleh bung Helmi, Menjadi batu acuan sebernarnya beraneka ragam Budaya Indonesia 
itu, memang sangat disayangkan kalau ada orang Tionghoa anti memakai Baju koko, 
saya sendiri memiliki 2 baju koko, tapi bukan versi islami, polos dengan motif 
cukup menarik.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng opho...@... wrote:

 Bund David Kwa dan Ttm semuah,
 
 Hai, apakabar? Sudah makan?
 
 Hehehe.. maksud hati sih diam ajah dan senyum baca komentar anda, tapi 
 apalah daya tangan ni gatal tak kuasa menahan gejolak hati untuk 
 mengetuk-ketuk-kannya di atas keyboard.
 
 Nama Remy Sylado konon benar adanya diambil dari nada lagu, karena dia 
 penggemar musik di samping menjadi novelis. Tapi, sorry, Re = 2 mi = 3, bener 
 adanya. Cuma Sy = 4? Kayaknya anda salah terpeleset jari di atas keyboard. Sy 
 atau si dalam nada lagu adalah 7, jadi yang bener - sorry, agak betrele-trele 
 nih: 23 761.
 
 Lalu, kalau soal 'engkoh' untuk merujuk 'ko', kayaknya sih sah ajah, lha 
 bukankah (anda sendiri yang ngepost?) pernah dibahas di milis kita, bahwa 
 'enso' itu dari 'sousou', engkong dari 'kungkung', encim, encek, engkim, jadi 
 kayaknya emang bener sih 'engkoh' itu untuk koko.
 
 Kalau anda bilang gaya dia bertutur itu mengada-ada, lebai, rasanya sih ya 
 boleh-boleh saja dan sah-sah saja, sebab dia sedang bertutur di novel 
 tulisannya: Pangeran Diponegoro: Menuju Sosok Khalifah.
 
 Dan, kalau ditanya, kenapa harus “pake ribet” sebab dihubungkan dulu 
 dengan “engkoh-engkoh” segala rupa (pake tambahan “eng” di depannya)? 
 Kenapa bahasa Indonesia (apakah pasti bahasa Indonesia dan bukan bahasa lain, 
 Melayu, Sunda, atau Jawa, misalnya?) harus mengejanya DARI kata 
 “engkoh-engkoh”, seperti kata dia, bukan LANGSUNG dari kata “koko” 
 saja? -- Jawabnya: karena dia namanya Remy Sylado, bukan David Kwa, sih, jeh!
 
 Hehehe. kalem ajah-lah, sesama bus kota kabarnya dilarang saling 
 menyalip, tiap individu katanya memang unik, gak ada yang sama persis, bahkan 
 sepasang anak kembar sekalipun!
 
 Salam makan enak dan sehat,
 Ophoeng
 
 
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, David dkhkwa@ wrote:
 
 Owe rasa Remy Sylado (23 461) terlalu “maksa” di sini. Bila baju koko mau 
 dihubungkan dengan “baju kakak laki-laki”, itu sah-sah saja; toh tidak 
 ada yang melarang, sebab “koko ����” kan artinya “kakak 
 laki-laki” dalam bahasa Indonesia; “abang” dalam bahasa Melayu; 
 “lae” dalam bahasa Batak; “akang atau a’a” dalam bahasa Sunda; 
 “mas” dalam bahasa Jawa; dan “belih” dalam bahasa Bali. Tapi 
 “Koko” ya MBOK cukup “koko” saja, karena kata ini cukup populer dan 
 singkat pula, kenapa harus “pake ribet” sebab dihubungkan dulu dengan 
 “engkoh-engkoh” segala rupa (pake tambahan “eng” di depannya)? Kenapa 
 bahasa Indonesia (apakah pasti bahasa Indonesia dan bukan bahasa lain, 
 Melayu, Sunda, atau Jawa, misalnya?) harus mengejanya DARI kata 
 “engkoh-engkoh”, seperti kata dia, bukan LANGSUNG dari kata “koko” 
 saja? Koq rasanya dia terlalu mengada-ada alias Lebay ya…
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, hendri f isnaeni hendrifisnaeni@ 
 wrote:
  
 Bagaimana ceritanya tui-khim menjadi baju koko? Menurut Remy Sylado, karena 
 yang memakai tui-khim itu engkoh-engkoh sebutan umum bagi lelaki Cina maka 
 baju ini pun disebut baju engkoh-engkoh. Dieja bahasa Indonesia sekarang 
 menjadi baju koko, kata Remy dalam novelnya Pangeran Diponegoro: Menuju Sosok 
 Khalifah.





Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik zhoufy
Hahaha, kalau begitu saya lebih baik pilih jadi tionghoa yg tidak mau maju saja 
deh. Toh sudah cukup bahagia.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: agoeng_...@yahoo.com
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Mon, 6 Sep 2010 05:20:47 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh 
sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya 
seperti itu. 
-Original Message-
From: sf sa...@indosat.net.id
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik,
maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg
pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa
itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama
aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam
suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si
jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron
dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di
jl. TSS.

kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu
tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika
dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang
rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg
berat.

pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin
dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg
sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran
anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi
karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy
sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di
warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi
karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya
daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai,
hehehe….

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy
belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri,
kungfu atau karate atau boxing sekalipun.
sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg
kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat
terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka
jera.
tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg
akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe…

dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya
sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia
ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika.  yg
mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di
sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat
sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe… padahal
ia adalah seorang sarjana hukum.

semoga di pontianak dan daerah2 lain semakin banyak orang2 spt teman
makassar itu atau spt koko dari ikkyosensei, maka menurut sy, huaren akan
lebih dipandang dlm kehidupan bermasyarakat secara nasional.




-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ikkyosensei_ym
Sent: 05 September 2010 7:50
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta


[…]
Tapi, untuk kasus koko saya itu, memang sempat keluar umpatan tongsenghugnya
Cino kowe. Dasar jiwa  fisik muda, apalagi koko saya waktu itu khan
pelatih karate di batalyon 511 Blitar. :)
Ya setelah itu, di rumah, dia menyesal juga. Diajak duduk ngomong, mungkin
akan memberikan dampak positif yang lebih luas.







RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Iwan Setiadi K.
Maju atau mundur bukan dinilai dari agamanya.  Tapi dari cara bertingkah
lakunya baik dengan pikiran, perbuatan atau perkataannya.

Dalam segala aspek, kita harus tetap berpikir secara bijaksana dan jangan
hanya mengedepankan keyakinan yang membuta.

Ada sebab dan ada akibat.  Thanks.

 

Namaste,

 

Iwan

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: 06 September 2010 12:21
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh
sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya
seperti itu. 

  _  

From: sf sa...@indosat.net.id 

Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Date: Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 +0700

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik,
maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg
pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa
itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama
aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam
suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si
jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron
dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di
jl. TSS.

kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu
tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika
dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang
rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg
berat.

pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin
dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg
sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran
anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi
karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy
sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di
warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi
karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya
daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai,
hehehe.. 

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy
belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri,
kungfu atau karate atau boxing sekalipun.

sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg
kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat
terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka
jera.

tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg
akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe. 

dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya
sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia
ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika.  yg
mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di
sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat
sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe. padahal
ia adalah seorang sarjana hukum.

semoga di pontianak dan daerah2 lain semakin banyak orang2 spt teman
makassar itu atau spt koko dari ikkyosensei, maka menurut sy, huaren akan
lebih dipandang dlm kehidupan bermasyarakat secara nasional.

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ikkyosensei_ym
Sent: 05 September 2010 7:50
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

  

[.]
Tapi, untuk kasus koko saya itu, memang sempat keluar umpatan tongsenghugnya
Cino kowe. Dasar jiwa  fisik muda, apalagi koko saya waktu itu khan
pelatih karate di batalyon 511 Blitar. :)
Ya setelah itu, di rumah, dia menyesal juga. Diajak duduk ngomong, mungkin
akan memberikan dampak positif yang lebih luas.








RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik sf
setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak,
singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta.
stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti
itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang,
dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh
agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya
berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang?

implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau
karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2
kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan
indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka  kedua premis itu (kristal 
orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir
tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo
ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin
pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat
membutuhkan ketrampilan itu.  mereka juga lebih pinter main biola atau piano
drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar
sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung  tenaga
dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan
berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak
akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin
anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui.
meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin
dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju,
lho.




-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: 06 September 2010 12:21
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta


komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh
sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya
seperti itu.
  _

.




Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik agoeng_set
Yah kalo kejadian seperti itu berarti apa yg saya katakan ga salah donk, 
mungkin  agustin boleh bilang ke org2 tersebut, kalo engga mau dengar disebut 
seperti itu yah coba kelalukannya diperhatikan. Kan ga enak diblg kalo belom ke 
gereja blom maju. Apa ga takut terdengar sodara2 sesama tionghoa yg bukan 
kristiani?  
-Original Message-
From: sf sa...@indosat.net.id
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Mon, 6 Sep 2010 13:49:51 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak,
singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta.
stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti
itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang,
dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh
agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya
berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang?

implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau
karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2
kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan
indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka  kedua premis itu (kristal 
orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir
tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo
ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin
pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat
membutuhkan ketrampilan itu.  mereka juga lebih pinter main biola atau piano
drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar
sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung  tenaga
dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan
berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak
akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin
anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui.
meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin
dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju,
lho.




-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: 06 September 2010 12:21
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta


komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh
sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya
seperti itu.
  _

.





Bls: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir

2010-09-06 Terurut Topik evi riana
terima kasih banyak atas jawabannya ini sangat membantu sekali karena 
selama ini saya bingung dengan perbedaan tanggal lahir china dan masehi 
dan sekarang saya tahu tanggal lahir masehi saya thanks banyak

--- Pada Ming, 5/9/10, Jen Ku Luk jenku...@yahoo.co.id menulis:


Dari: Jen Ku Luk jenku...@yahoo.co.id
Judul: Bls: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 5 September, 2010, 9:48 AM







 



  



  
  
  Ibu Evi.

Menurut perhitungan 8 Nyet Cho 8,1984 (8 Agustus 1984 Imlek) jatuh pd tgl.3 
September 1984 Hari Senin.
Sedangkan 8 Nyet 18,1965 (18 Agustus 1965 Imlek) jatuh pd tgl.13 September 1965 
Hari Senin.

Semoga membantu.Terima kasih.


Dari: evi riana v1ol3...@yahoo.com
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Terkirim: Ming, 5 September, 2010
 14:11:27
Judul: [budaya_tionghua] RE: Mo tanya masalah tanggal lahir








 




  
  
  sebelumnya salam kenal ya
saya
 baru neh di group budaya tionghua saya mo tanya maslah tanggal lahir 
karena selama ini saya tidak tau tanggal lahir masehi saya.
tanggal lahir china saya tgl 8 agustus 1984 saya mo tau tanggal lahir masehi 
saya berapa
dan saya jg mo tanya tanggal lahir mama saya tgl cina nya 18 agustus 1965 
berapa tanggal lahir masehinya






 









 





 



  







Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik 刘恩文
tapi komunis kan tidak ada hubungannya dengan agamis ya sebetulnya..
walau komunis tidak menganggap agama sebagai hal yang penting, tapi
komunis bukan berarti atheis, dan jua sepertinya memang tidak cocok
untuk negara kepulauan seperti Indonesia

ah tapi hal seperti ini sudah sering dibahas ya? dan juga masih banyak
masyarakat kita yang masih percaya bahwa komunis adalah kata lain dari
atheis

Salam

Lauw Ong Bun


sf wrote:
 
 
-cut-
 implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu
 atau karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya
 perguruan2 kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis
 (sedangkan indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka �kedua premis
 itu (kristal  orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua
 (disana) hampir tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak
 ada cerita2 spt lo ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini
 itu yg kemudian nerusin pengobatan atau perguruan ina inu, padahal
 lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan itu. 
-cut-



Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik 刘恩文
hahahahahhahahahahaha
betul betul betul...
saya juga terbelakang hehehehehe

Salam,
Lauw Ong Bun

zho...@yahoo.com wrote:
 
 
 Hahaha, kalau begitu saya lebih baik pilih jadi tionghoa yg tidak mau
 maju saja deh. Toh sudah cukup bahagia.
 
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 
 *From: * agoeng_...@yahoo.com
 *Sender: * budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Date: *Mon, 6 Sep 2010 05:20:47 +
 *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *ReplyTo: * budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Subject: *Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
 
  
 
 komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja
 
 Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh
 sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo
 bicaranya seperti itu.



Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik twasey
Ya iya Sdr. Se Wen, seharusnya sdh pernah dibahas. Komunisme/sosialisme  itu 
ideologi di politik pemerintahan, spt liberalisme. Seharusnya tdk ada hub nya 
dgn masalah agama.
 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: 刘恩文 ayam_o...@yahoo.com.sg
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Mon, 06 Sep 2010 15:08:33 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

tapi komunis kan tidak ada hubungannya dengan agamis ya sebetulnya..
walau komunis tidak menganggap agama sebagai hal yang penting, tapi
komunis bukan berarti atheis, dan jua sepertinya memang tidak cocok
untuk negara kepulauan seperti Indonesia

ah tapi hal seperti ini sudah sering dibahas ya? dan juga masih banyak
masyarakat kita yang masih percaya bahwa komunis adalah kata lain dari
atheis

Salam

Lauw Ong Bun


sf wrote:
 
 
-cut-
 implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu
 atau karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya
 perguruan2 kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis
 (sedangkan indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka �kedua premis
 itu (kristal  orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua
 (disana) hampir tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak
 ada cerita2 spt lo ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini
 itu yg kemudian nerusin pengobatan atau perguruan ina inu, padahal
 lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan itu. 
-cut-





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links





RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Leon Agustian
Tergabung di gerej? 听天安命? - No !

生命不息,战斗不止 ! - Yes !

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: Monday, September 06, 2010 3:02 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

Yah kalo kejadian seperti itu berarti apa yg saya katakan ga salah donk,
mungkin agustin boleh bilang ke org2 tersebut, kalo engga mau dengar disebut
seperti itu yah coba kelalukannya diperhatikan. Kan ga enak diblg kalo belom
ke gereja blom maju. Apa ga takut terdengar sodara2 sesama tionghoa yg bukan
kristiani? 

  _  

From: sf sa...@indosat.net.id 

Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Date: Mon, 6 Sep 2010 13:49:51 +0700

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak,
singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta.

stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti
itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang,
dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh
agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya
berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang?

implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau
karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2
kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan
indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka  kedua premis itu (kristal 
orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir
tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo
ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin
pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat
membutuhkan ketrampilan itu.  mereka juga lebih pinter main biola atau piano
drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar
sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung  tenaga
dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan
berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak
akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin
anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui.

meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin
dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju,
lho.

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: 06 September 2010 12:21
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

  

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh
sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya
seperti itu. 

  _  

.

 
http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgI
d=51674/stime=1283750454/nc1=3848586/nc2=5741392/nc3=3848644 





RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik sf
betul pak lauw. itu bagian dari point yg mau sy sampaikan dlm cerita thread 
ini, masyarakat masih banyak yg percaya bahwa komunis adalah kata lain dari 
atheis, padahal akademisi sangat paham perbedaannya. tetapi mengapa masyarakat 
bisa begitu? hal ini tidak terlepas dari orba yg selalu mendengung2kan kalimat 
: bahaya laten komunis, tanpa ada penjelasan lebih lanjut yg lebih jelas (atau 
memang sengaja  bikin tidak jelas?).
kesemuanya itu di tingkat akar rumput bermuara pd opini rasial thd tionghua. 
padahal masyarakat yg bisa berpikir jernih tentu akan bertanya lebih jauh: apa 
hubungannya antara konsep2 filosofis itu dg tionghua?
 
dlm rangka mencari jawaban : mengapa melayu di pontianak (kebetulan kota ini 
disebut dlm email thread ini oleh sdr.yitzhak) bisa rasial sejak usia kanak2, 
sy menduga hal ini terjadi, ada hubungannya dg kebijakan penguasa. (cmiiw).
 
 
 
 
-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ???
Sent: 06 September 2010 15:09
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
 
  
tapi komunis kan tidak ada hubungannya dengan agamis ya sebetulnya..
walau komunis tidak menganggap agama sebagai hal yang penting, tapi
komunis bukan berarti atheis, dan jua sepertinya memang tidak cocok
untuk negara kepulauan seperti Indonesia

ah tapi hal seperti ini sudah sering dibahas ya? dan juga masih banyak
masyarakat kita yang masih percaya bahwa komunis adalah kata lain dari
atheis

Salam

Lauw Ong Bun





RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik sf
haiy…,  mesti coba2 buka translator nih (sekalian ngetes font AR
HeiWSHYL, tau kebaca gak yah) tapi koq artinya jadi gini yah :


听  天  安  命  - No !  =  Listen Heaven Peaceful Life   - No !



生命不息,战斗不止 ! - Yes ! = Birth Life No Breath, Fight Struggle No
Stop - Yes !

(Life does not be cease, Battle more than)
barangkali maksudnya kayak gini kali yah: selama masih bernapas, berjuanglah
terus dg sungguh-sungguh.





-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of Leon Agustian
Sent: 06 September 2010 15:55
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta


Tergabung di gerej? 听天安命? - No !
生命不息,战斗不止 ! - Yes !





Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik zhoufy
天行健,君子自强不息!
Tian xing jian, junzi zi qiang bu xi!
Itu baru tionghoa!haha

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Leon Agustian leon.agust...@telkom.net.id
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Mon, 6 Sep 2010 15:55:23 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

Tergabung di gerej? 听天安命? - No !

生命不息,战斗不止 ! - Yes !

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: Monday, September 06, 2010 3:02 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

Yah kalo kejadian seperti itu berarti apa yg saya katakan ga salah donk,
mungkin agustin boleh bilang ke org2 tersebut, kalo engga mau dengar disebut
seperti itu yah coba kelalukannya diperhatikan. Kan ga enak diblg kalo belom
ke gereja blom maju. Apa ga takut terdengar sodara2 sesama tionghoa yg bukan
kristiani? 

_  

From: sf sa...@indosat.net.id 

Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Date: Mon, 6 Sep 2010 13:49:51 +0700

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak,
singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta.

stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti
itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang,
dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh
agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya
berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang?

implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau
karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2
kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan
indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka  kedua premis itu (kristal 
orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir
tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo
ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin
pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat
membutuhkan ketrampilan itu.  mereka juga lebih pinter main biola atau piano
drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar
sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung  tenaga
dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan
berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak
akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin
anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui.

meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin
dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju,
lho.

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: 06 September 2010 12:21
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

  

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh
sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya
seperti itu. 

_  

.

 
http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgI
d=51674/stime=1283750454/nc1=3848586/nc2=5741392/nc3=3848644 






[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Dada


Pemenang yang menentukan , dalam hal ini , imbas dari perang dingin , di 
Indonesia , komunis di pihak yang kalah . Di Vietnam , komunis yang menang , di 
Tiongkok komunis yang menang dan seterusnya. Yang kalah menjadi sesuatu yang 
haram , perlu menjalani semacam ghetto , karantina atau pembantaian. 

Dalam kondisi bangsa Indonesia ini , hampir sebagian besar rakyatnya kurang 
terdidik. Mudah di setir , mudah di boncengi , mudah di provokasi dan melahap 
propaganda , melahap informasi , berita , yang memang bertujuan untuk membentuk 
opini publik . Katakanlah seperti seorang anak kecil yang di katakan oleh orang 
tuanya , jangan keluar sore2 , nanti kesambet setan . Begitu juga dengan 
(komunis = atheist) yang  jelas2 salah kaprah memang suatu cara jitu dari 
pihak yang berseberangan dengan komunis , untuk mengkonfrontasikan komunis 
dengan agama . Padahal sejarah komunisme di Indonesia ini tidak lepas dari 
Sarikat Islam. 





--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sa...@... wrote:

 betul pak lauw. itu bagian dari point yg mau sy sampaikan dlm cerita thread 
 ini, masyarakat masih banyak yg percaya bahwa komunis adalah kata lain dari 
 atheis, padahal akademisi sangat paham perbedaannya. tetapi mengapa 
 masyarakat bisa begitu? hal ini tidak terlepas dari orba yg selalu 
 mendengung2kan kalimat : bahaya laten komunis, tanpa ada penjelasan lebih 
 lanjut yg lebih jelas (atau memang sengaja  bikin tidak jelas?).
 kesemuanya itu di tingkat akar rumput bermuara pd opini rasial thd tionghua. 
 padahal masyarakat yg bisa berpikir jernih tentu akan bertanya lebih jauh: 
 apa hubungannya antara konsep2 filosofis itu dg tionghua?
  
 dlm rangka mencari jawaban : mengapa melayu di pontianak (kebetulan kota ini 
 disebut dlm email thread ini oleh sdr.yitzhak) bisa rasial sejak usia kanak2, 
 sy menduga hal ini terjadi, ada hubungannya dg kebijakan penguasa. (cmiiw).
  
  
  
  
 -Original Message-
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
 [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of ???
 Sent: 06 September 2010 15:09
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
  
   
 tapi komunis kan tidak ada hubungannya dengan agamis ya sebetulnya..
 walau komunis tidak menganggap agama sebagai hal yang penting, tapi
 komunis bukan berarti atheis, dan jua sepertinya memang tidak cocok
 untuk negara kepulauan seperti Indonesia
 
 ah tapi hal seperti ini sudah sering dibahas ya? dan juga masih banyak
 masyarakat kita yang masih percaya bahwa komunis adalah kata lain dari
 atheis
 
 Salam
 
 Lauw Ong Bun





[budaya_tionghua] Harga Sebuah Permintaan Maaf!

2010-09-06 Terurut Topik david_apank
Permintaan maaf Pemerintah Australia kepada Rakyat Aborigin tentu bukan hanya 
kemenangan besar Rakyat Aborigin, tetapi sekaligus juga merupakan kemenangan 
telak kemanusiaan; kemenangan etnis minoritas; kemenangan kaum pribumi dan 
kemenangan sejarah atas pembelokan (Manipulasi). Permintaan maaf nasional itu 
telah mempertegas dan mempersatukan kembali nation Australia yang tidak hanya 
terdiri dari kulit putih, tetapi juga ada kulit berwarna dan penduduk Aborigin.
Permintaan ini patut diapresiasi, kendati tindakan Perdana Menteri Kevin Rudd 
dari partai buruh ini merupakan keharusan untuk dilakukan sebagai imbalan 
kepada konstituennya yang kebanyakan etnis minoritas dan kelompok kulit 
berwarna yang menjadi pekerja di Australia.

Permohonan maaf ini juga menambah deretan negara-negara yang melakukan hal 
serupa. Pada th 1998, Pemerintah Kanada meminta maaf kepada warga indian yang 
telah dirampas tanahnya oleh warga kulit putih. Pemerintah Afrika Selatan, pada 
th 1992, meminta maaf atas kebijakan pemisahan ras atau apartheid. Pada th 
1998, Kongres Amerika Serikat juga meminta maaf atas perlakukan terhadap kaum 
Amerika keturunan Jepang yang ditindas selama Perang Dunia II.

Tindakan-tindakan Pemerintah Negara ini belum setimpal dengan penderitaan 
akibat politik diskriminasi politik, ekonomi, kekerasan dan upaya permusnahan. 
Namun, setidaknya ini merupakan langkah maju. Permohonan maaf kepada Negara 
mewakili sebuah bangasa merupakan perwujudan rekonsiliasi Nasional untuk 
melangkah ke masa depan, tanpa adanya perbedaan.

Bagaimana dengan Indonesia?

Di Indonesia, kediktatoran Orde Baru telah meluluh-lantakkan semangat 
kesukarelaan membentuk nation yang berbasiskan seluruh suku bangasa/Etnis, 
aliran kepercayaan, agama dan ideologi yang dibangun semasa revolusi nasional. 
Orde Baru menggantikan prinsip “Kesukarelaan” berdasarkan kesamaan nasib dan 
kepentingan menjadi pemaksaan dengan todongan senjata. Pada saat merebut 
kekuasaan dari Bung Karno, Orba telah melakukan pembinasaan dan pemusnahan 
terhadap kelompok ideologis lain, yakni kaum komunis dan kaum nasionalis kiri.

Sekitar 500.000 orang hingga 2.000.000 dinyatakan dibunuh tanpa proses 
peradilan. Mereka menjalankan kerja paksa dibawah kontrol militer selama 
puluhan tahun dalam kamp konsentrasi tersebut. Keluarga mereka yang lolos 
proses hukum dikenakan “wajib lapor” tiap bulannya.
Tahanan-tahanan politik walau telah menjalani proses hukum, tetap tidak bisa di 
integrasikan dengan masyarakat luas, karena masih di anggap sebagai “Penyakit” 
berbahaya. Oleh Pejabat Orde Baru, mereka mendapatkan cap “ET” yang berarti 
“Eks Tapol” di KTP-nya. Dan sudah pasti, kartu identitas mereka tidak dapat 
dipergunakan untuk melamar pekerjaan, karena diskriminasi politik.

Selain politik kekerasan terhadap PKI, Orde Baru juga melakukan 
serangan-serangan terhadap etnis lain, terutama Tionghoa. Selain karena orang 
China banyak yang menjadi anggota dan penyebar ide komunisme dan terkait dengan 
revolusi komunis yang berkembang di Tiongkok, juga ada kaitannya dengan 
kepentingan Orba untuk mengalihkan persoalan kesenjangan ekonomi kepada 
kelompok etnis Tionghoa sebagai biang-kerok.

Sejak awal kekuasaannya, Penguasa Orba dan militer aktif mengkampanyekan isu 
Anti-Tionghoa dengan memanfaatkan provokasi dari media massa dan 
organisasi-organisasi yang berhasil di kooptasi dan dikontrol. Setidaknya, 
puluhan ribu orang Tionghoa tewas sejak th 1966 hingga th 1998. Belum lagi yang 
diperkosa, mengalami cacat permanen, harta dan asetnya dijarah dan sebagainya.

Rencana Pemerintah untuk memberikan maaf terhadap Penguasa Orde Baru tentu 
sangat melukai korban kejahatan Orde Baru, melukai kebenaran dan keadilan, 
serta melukai bangsa ini dalam melangkah ke masa depan yang lebih baik. 
Memberikan maaf terhadap SOEHARTO atas alasan kemanusiaan adalah sangat 
manipulatif. Justru, setelah SOEHARTO meninggal harus ada kejelasan sejarah 
yang dibuat oleh Pemerintah.

Dengan berdasarkan fakta-fakta yang dibeberkan oleh korban, media massa, 
peneliti asing maupun dalam negeri, pengakuan pelaku, sudah semestinya, 
Pemerintah Indonesia secara terbuka dan rendah hati meminta maaf kepada ratusan 
ribu hingga jutaan anggota, simpatisan dan keluarga PKI. Pemerintah Indonesia 
juga harus meminta maaf kepada etnis Tionghoa, korban DOM di Aceh dan Papua, 
Korban Tanjung Priok, Talang Sari, Petrus dan kasus Timor-Leste.

Hakikat “Permohonan Maaf”

Permaafan berarti kesukarelaan, pengakuan dan kebebasan. Harus ada kesukarelaan 
kita untuk melepaskan dendam pribadi/golongan atas sebuah golongan terhadap 
golongan lain. Kesukarelaan biasanya sangat susah diberikan oleh korban, 
mengingat rentetan kejadian masa lalu yang membentuk memori yang kuat, 
kebencian, pertentangan dan permusuhan.

Pemberian maaf juga harus disertai pengakuan, keterbukaan untuk melihat konteks 
sejarah secara objektif, tidak di tutup-tutupi. Setelah itu, diharuskan ada 
sikap berani untuk mengakui. Sangat 

[budaya_tionghua] Re: Harga Sebuah Permintaan Maaf!

2010-09-06 Terurut Topik Dada
Dari peringkat jumlah populasi di australia (excluding imigran asia dll
)

1. kulit putih
2. kangguru
3. aborigin

hehe

***


ini untuk menggambarkan betapa mengenaskannya nasib aborigin.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, david_ap...@... wrote:

 Permintaan maaf Pemerintah Australia kepada Rakyat Aborigin tentu
bukan hanya kemenangan besar Rakyat Aborigin, tetapi sekaligus juga
merupakan kemenangan telak kemanusiaan; kemenangan etnis minoritas;
kemenangan kaum pribumi dan kemenangan sejarah atas pembelokan
(Manipulasi). Permintaan maaf nasional itu telah mempertegas dan
mempersatukan kembali nation Australia yang tidak hanya terdiri dari
kulit putih, tetapi juga ada kulit berwarna dan penduduk Aborigin.
 Permintaan ini patut diapresiasi, kendati tindakan Perdana Menteri
Kevin Rudd dari partai buruh ini merupakan keharusan untuk dilakukan
sebagai imbalan kepada konstituennya yang kebanyakan etnis minoritas dan
kelompok kulit berwarna yang menjadi pekerja di Australia.

 Permohonan maaf ini juga menambah deretan negara-negara yang melakukan
hal serupa. Pada th 1998, Pemerintah Kanada meminta maaf kepada warga
indian yang telah dirampas tanahnya oleh warga kulit putih. Pemerintah
Afrika Selatan, pada th 1992, meminta maaf atas kebijakan pemisahan ras
atau apartheid. Pada th 1998, Kongres Amerika Serikat juga meminta maaf
atas perlakukan terhadap kaum Amerika keturunan Jepang yang ditindas
selama Perang Dunia II.

 Tindakan-tindakan Pemerintah Negara ini belum setimpal dengan
penderitaan akibat politik diskriminasi politik, ekonomi, kekerasan dan
upaya permusnahan. Namun, setidaknya ini merupakan langkah maju.
Permohonan maaf kepada Negara mewakili sebuah bangasa merupakan
perwujudan rekonsiliasi Nasional untuk melangkah ke masa depan, tanpa
adanya perbedaan.

 Bagaimana dengan Indonesia?

 Di Indonesia, kediktatoran Orde Baru telah meluluh-lantakkan semangat
kesukarelaan membentuk nation yang berbasiskan seluruh suku
bangasa/Etnis, aliran kepercayaan, agama dan ideologi yang dibangun
semasa revolusi nasional. Orde Baru menggantikan prinsip
Kesukarelaan berdasarkan kesamaan nasib dan kepentingan
menjadi pemaksaan dengan todongan senjata. Pada saat merebut kekuasaan
dari Bung Karno, Orba telah melakukan pembinasaan dan pemusnahan
terhadap kelompok ideologis lain, yakni kaum komunis dan kaum nasionalis
kiri.

 Sekitar 500.000 orang hingga 2.000.000 dinyatakan dibunuh tanpa proses
peradilan. Mereka menjalankan kerja paksa dibawah kontrol militer selama
puluhan tahun dalam kamp konsentrasi tersebut. Keluarga mereka yang
lolos proses hukum dikenakan wajib lapor tiap bulannya.
 Tahanan-tahanan politik walau telah menjalani proses hukum, tetap
tidak bisa di integrasikan dengan masyarakat luas, karena masih di
anggap sebagai Penyakit berbahaya. Oleh Pejabat Orde Baru,
mereka mendapatkan cap ET yang berarti Eks Tapol di
KTP-nya. Dan sudah pasti, kartu identitas mereka tidak dapat
dipergunakan untuk melamar pekerjaan, karena diskriminasi politik.

 Selain politik kekerasan terhadap PKI, Orde Baru juga melakukan
serangan-serangan terhadap etnis lain, terutama Tionghoa. Selain karena
orang China banyak yang menjadi anggota dan penyebar ide komunisme dan
terkait dengan revolusi komunis yang berkembang di Tiongkok, juga ada
kaitannya dengan kepentingan Orba untuk mengalihkan persoalan
kesenjangan ekonomi kepada kelompok etnis Tionghoa sebagai biang-kerok.

 Sejak awal kekuasaannya, Penguasa Orba dan militer aktif
mengkampanyekan isu Anti-Tionghoa dengan memanfaatkan provokasi dari
media massa dan organisasi-organisasi yang berhasil di kooptasi dan
dikontrol. Setidaknya, puluhan ribu orang Tionghoa tewas sejak th 1966
hingga th 1998. Belum lagi yang diperkosa, mengalami cacat permanen,
harta dan asetnya dijarah dan sebagainya.

 Rencana Pemerintah untuk memberikan maaf terhadap Penguasa Orde Baru
tentu sangat melukai korban kejahatan Orde Baru, melukai kebenaran dan
keadilan, serta melukai bangsa ini dalam melangkah ke masa depan yang
lebih baik. Memberikan maaf terhadap SOEHARTO atas alasan kemanusiaan
adalah sangat manipulatif. Justru, setelah SOEHARTO meninggal harus ada
kejelasan sejarah yang dibuat oleh Pemerintah.

 Dengan berdasarkan fakta-fakta yang dibeberkan oleh korban, media
massa, peneliti asing maupun dalam negeri, pengakuan pelaku, sudah
semestinya, Pemerintah Indonesia secara terbuka dan rendah hati meminta
maaf kepada ratusan ribu hingga jutaan anggota, simpatisan dan keluarga
PKI. Pemerintah Indonesia juga harus meminta maaf kepada etnis Tionghoa,
korban DOM di Aceh dan Papua, Korban Tanjung Priok, Talang Sari, Petrus
dan kasus Timor-Leste.

 Hakikat Permohonan Maaf

 Permaafan berarti kesukarelaan, pengakuan dan kebebasan. Harus ada
kesukarelaan kita untuk melepaskan dendam pribadi/golongan atas sebuah
golongan terhadap golongan lain. Kesukarelaan biasanya sangat susah
diberikan oleh korban, mengingat rentetan kejadian masa lalu yang
membentuk memori yang kuat, kebencian, pertentangan dan 

Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik zhoufy
天行健,君子自强不息!

Artinya: 

Alam semesta kukuh berjalan, satria tiada henti memperkuat diri.

Ini adalah filosofi yg memacu semangat orang tionghoa menghadapi tantangan 
hidup!

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: zho...@yahoo.com
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Mon, 6 Sep 2010 10:21:27 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

天行健,君子自强不息!
Tian xing jian, junzi zi qiang bu xi!
Itu baru tionghoa!haha

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Leon Agustian leon.agust...@telkom.net.id
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Mon, 6 Sep 2010 15:55:23 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

Tergabung di gerej? 听天安命? - No !

生命不息,战斗不止 ! - Yes !

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: Monday, September 06, 2010 3:02 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

Yah kalo kejadian seperti itu berarti apa yg saya katakan ga salah donk,
mungkin agustin boleh bilang ke org2 tersebut, kalo engga mau dengar disebut
seperti itu yah coba kelalukannya diperhatikan. Kan ga enak diblg kalo belom
ke gereja blom maju. Apa ga takut terdengar sodara2 sesama tionghoa yg bukan
kristiani? 

_  

From: sf sa...@indosat.net.id 

Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Date: Mon, 6 Sep 2010 13:49:51 +0700

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak,
singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta.

stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti
itu, jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang,
dianggap masih dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh
agoeng, mereka akan mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya
berlian bisa bikin rumah jadi lebih terang?

implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau
karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2
kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan
indonesia adalah negara yg sangat agamis), maka  kedua premis itu (kristal 
orba) saling menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir
tidak ada yg mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo
ban teng yg punya anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin
pengobatan atau perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat
membutuhkan ketrampilan itu.  mereka juga lebih pinter main biola atau piano
drpd, bahkan mungkin tidak mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar
sangat asing, bahkan aneh. cerita ttg suara alat musik yg mengandung  tenaga
dalam dianggap cerita klenik. pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan
berhubungan dg syeeethan, maka orang tionghua yg lebih maju (disana) tidak
akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua yg lebih maju akan ngomelin
anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui.

meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin
dah, paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju,
lho.

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: 06 September 2010 12:21
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

  

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh
sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya
seperti itu. 

_  

.

 
http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgI
d=51674/stime=1283750454/nc1=3848586/nc2=5741392/nc3=3848644 






RE: [budaya_tionghua] Harga Sebuah Permintaan Ma af!

2010-09-06 Terurut Topik sf
hehehe, sangking semangatnya, kata2 penutup sepertinya kepleset. barangkali
yg dimaksud dg kata MEMAAFKAN, adalah: MEMINTA MAAF KEPADA..
MASA DENGAN, maksudnya adalah : ...MASA DEPAN..


-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of david_ap...@yahoo.com
Sent: 06 September 2010 18:34

[...] Justru, penguasa negeri ini sekarang ditantang dan berada dalam
tantangan untuk melakukan tindakan serupa dengan Kevin Rudd di Australia:
memaafkan ratusan ribu hingga jutaan anggota PKI, etnis Tionghoa, maupun
korban kekerasan HAM lainnya selama masa kekuasaan Order Baru. Denngan jalan
inilah, masa dengan bangsa Indonesia akan lebih cerah.







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com 
budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Dr. Irawan
Dong Bao yb,


Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi, jarang
diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja mengajak
umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian.


KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan
begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei
disini)


Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang
mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan.
Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan.


Dalam hal ini saya tidak menyalahkan gereja , karena memang filosofinya
sudah begitu. Tapi bukan berarti semua pandita begitu. Ada juga pendeta atau
pastur (romo) yang memanggil barongsai untuk main di gerejanya waktu chinese
new year. Maka dalam hal ini kita punya pilihan, ibarat kalau kita nggak
senang belanja di Care four , kita bisa belanja di Hero .


Atau kalau kita tidak mau mencampur adukan agama dengan kesenian
tradisionil, maka kita bisa membentuk atau bergabung kepada club martial art
Naga Sakti, misalnya.


salam,

Dr.Irawan.




komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy
belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri,
kungfu atau karate atau boxing sekalipun.

sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg
kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat
terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka
jera.

tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg
akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe…



dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya
sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia
ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika.  yg
mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di
sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat
sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe… padahal
ia adalah seorang sarjana hukum.


2010/9/5 agoeng_...@yahoo.com



 komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

 Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh
 sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya
 seperti itu.
 --
 *From: * sf sa...@indosat.net.id
 *Sender: * budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Date: *Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 +0700
 *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *ReplyTo: * budaya_tionghua@yahoogroups.com
 *Subject: *RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di
 Jakarta



  sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik,
 maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg
 pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa
 itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama
 aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On.
 dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si
 jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron
 dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di
 jl. TSS.



 kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu
 tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika
 dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang
 rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg
 berat.



 pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin
 dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg
 sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran
 anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi
 karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy
 sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di
 warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi
 karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya
 daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai,
 hehehe….



 komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy
 belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri,
 kungfu atau karate atau boxing sekalipun.

 sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg
 kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat
 terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka
 jera.

 tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang
 yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe…



 dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah 

[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Erik
Filosofi gereja mengajak umat tidak menggunakan kekerasan? Ya, bukan
cuma gereja tapi juga kelenteng, vihara, pura dan mesjid pun menganut
filosofi yg sama.  Pertanyaannya adalah mengapa cuma Kungfu dan Taichi
saja yang jarang diajarkan di komunitas Gereja, sementara perguruan
Karate banyak bertaburan dalam komunitas Gereja??
Saya kira dasar pemikirannya bukan cuma filosofi non kekerasan, tapi ada
pertimbangan-pertimbangan lain.


Salam,

Erik
\
-
In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drira...@... wrote:

 Dong Bao yb,


 Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi,
jarang diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja
mengajak umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian.

KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan
begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei
disini)

Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang
mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu
setan.
 Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan.





[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik ikkyosensei_ym
@Ko Zhou:
Saya pikir, menutup muka itu hanya untuk menghindari jeratan hukum saja.. :)
Saya menyarankan pendekatan lain lagi. Ini juga masih terkait dengan koko saya 
(cuman ini ide dari yang paling besar, koh de). 
Ketika koko yang nomor 3 (koh lek) dikeroyok oleh komunitas Madura di Blitar, 
siang hari. Koh lek mengambil keputusan bijak, lari secepat-cepatnya ... 
meskipun masih terkena beberapa puluh gebukan. Ha ha ha.

Malam harinya, bertiga datang ke perkampungan Madura, tempat tinggal para 
pengeroyok. Dengan sopan  ramah, koh de menanyakan alamat orang yang pertama 
kali berperkara dengan koh lek. 
Setelah mengetuk, dan berbasa-basi dengan bapak dari anak yang telah 
menggerakkan massa etnis Madura untuk mengeroyok tersebut. Disampaikan 
ketidakpuasan koh lek atas pengeroyokan tersebut. Esensinya, kami sangat 
menghargai jiwa besar etnis Madura ... mengapa harus mengeroyok? Akhirnya 
disepakati untuk re-match satu lawan satu, ... sayang harus berakhir dengan 
anak tersebut digebuki bapaknya sendiri, karena menolak (takut?).

Kunjungan dilanjut ke rumah para pengeroyok, satu demi satu, dengan diantar 
oleh sang bapak berjiwa terhormat tersebut, anaknya, dan ketua RT/RW kampung 
Meduran.
Selesai, dengan saling terhormat, saling akrab bahkan disuguhi makan/minum. 
Datang dengan penghormatan  terhormat, pulang dengan benjut namun juga 
terhormat ... bonus diamuk2 mamah di rumah.

Saya yakin, semua etnis pasti memiliki jiwa terhormat  jiwa besar. Jika sempat 
terbakar emosi, dengan mengabaikan sikap ksatria ... akan mudah diselesaikan 
jika kita datang dengan hormat untuk menyelesaikan masalah. Bukan mendiamkan 
masalah.

Salam


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:

 Yg ditakutkan memang: satu orang melayu digebukin seorang tionghoa, satu 
 kampung orang melayu menyerbu satu kota orang tionghoa.
 
 Maka selain unjuk keberanian melawan, juga hrs diimbangin dng kecerdikan 
 melihat situasi. Bila perlu nggebukinnya pakai cara kkk, menutupi muka dan 
 identitas si penggebuk! Atau habis menggebuk langsung rapat dng semua warga 
 tionghoa, siap menghadapi pembalasan, secepatnya lapor ke pihak berwajib 
 minta perlindungan keamanan.
  
 
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 -Original Message-
 From: sf sa...@...
 Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
 
 sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik,
 maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg
 pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa
 itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama
 aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam
 suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si
 jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron
 dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di
 jl. TSS.
 
 kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu
 tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika
 dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang
 rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg
 berat.
 
 pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin
 dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg
 sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran
 anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi
 karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy
 sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di
 warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi
 karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya
 daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai,
 hehehe….
 
 komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy
 belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri,
 kungfu atau karate atau boxing sekalipun.
 sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg
 kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat
 terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka
 jera.
 tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg
 akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe…
 
 dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya
 sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia
 ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika.  yg
 mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia 

Re: [budaya_tionghua] Harga Sebuah Permintaan Maaf!

2010-09-06 Terurut Topik revli_mandagie

Silakan simak dengan seksama dan sepenuh hati, ok?


http://johanku.wordpress.com/2008/07/23/makanan-terkutuk-laknat-





Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: sf sa...@indosat.net.id
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Mon, 6 Sep 2010 20:27:03 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Harga Sebuah Permintaan Ma
af!

hehehe, sangking semangatnya, kata2 penutup sepertinya kepleset. barangkali
yg dimaksud dg kata MEMAAFKAN, adalah: MEMINTA MAAF KEPADA..
MASA DENGAN, maksudnya adalah : ...MASA DEPAN..


-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of david_ap...@yahoo.com
Sent: 06 September 2010 18:34

[...] Justru, penguasa negeri ini sekarang ditantang dan berada dalam
tantangan untuk melakukan tindakan serupa dengan Kevin Rudd di Australia:
memaafkan ratusan ribu hingga jutaan anggota PKI, etnis Tionghoa, maupun
korban kekerasan HAM lainnya selama masa kekuasaan Order Baru. Denngan jalan
inilah, masa dengan bangsa Indonesia akan lebih cerah.







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com 
budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



RE: [budaya_tionghua] Harga Sebuah Permintaan Ma af!

2010-09-06 Terurut Topik sf
hm... maap, barangkali hati saya sudah agak low-bat, jadi kurang tersentuh
tuh.
pertama, sumber / penulis asli tidak jelas.
kedua, kalaupun diasumsikan kejadian itu benar, spekulasi kalimat :  ...
Menurut beberapa sumber, janin yang dikonsumsi semua adalah janin bayi
perempuan. Apakah ini merupakan akibat kebijaksanaan pemerintah China untuk
mewajibkan satu anak dalam satu keluarga yg berlaku sampai sekarang,...
menurut sy, utk ukuran masa kini, statement itu sangat dangkal shg merusak
artikel itu.



-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of
revli_manda...@yahoo.com
Sent: 06 September 2010 20:34
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Harga Sebuah Permintaan Maaf!


Silakan simak dengan seksama dan sepenuh hati, ok?


http://johanku.wordpress.com/2008/07/23/makanan-terkutuk-laknat-









.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com 
budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[budaya_tionghua] Re: Harga Sebuah Permintaan�Maaf!

2010-09-06 Terurut Topik henyung
Bagaimana kalau diganti simak seksama dengan rasio, logika dan tidak hanya 
berdasarkan hati ?

Mau sampai kapan anda-anda semua percaya dengan hoax sup janin manusia dan 
varian-variannya ? Ini sudah bertahun-tahun dibahas di internet dan sudah sejak 
bertahun-tahun sebelumnya, si biang kerok pemulai isu haram jadah ini mengaku 
bahwa dia memulainya hanya untuk sebuah proyek seni. Entah apa yang ada di 
otak biang kerok itu dengan definisi seni.

Singkat kata, ini termasuk HOAX !!!

Sayangnya isu-isu sejenis ini seringkali dipakai untuk menyudutkan budaya 
tertentu. Lihat itu budaya CINA, bayi juga dimakan !!!


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, revli_manda...@... wrote:


 Silakan simak dengan seksama dan sepenuh hati, ok?


 http://johanku.wordpress.com/2008/07/23/makanan-terkutuk-laknat-









RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Leon Agustian
Gereja Khatolik di Sukabumi malah punya barongsay sendiri, biasanya
dimainkan saat imlek untuk memeriahkan suasana di komunitas sendiri saja
(lingkungan gereja). Tentunya barongsay tsb tidak ditempel 'hu' seperti saat
perayaan imlek umumnya yang harus 'pai-pai' dulu ke kelenteng sebelum mulai
arak-arakan.

 

Jadi kalau mau ditilik, sebenarnya yang ngawur itu adalah pendetanya, yang
ga ngerti apa2, tapi sudah main tuduh sesat atau setan atau apalah .!

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Dr. Irawan
Sent: Tuesday, September 07, 2010 2:29 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

Dong Bao yb,

 

Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi, jarang
diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja mengajak
umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian.

 

KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan
begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei
disini)  

 

Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang
mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan.
Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan. 

 

Dalam hal ini saya tidak menyalahkan gereja , karena memang filosofinya
sudah begitu. Tapi bukan berarti semua pandita begitu. Ada juga pendeta atau
pastur (romo) yang memanggil barongsai untuk main di gerejanya waktu chinese
new year. Maka dalam hal ini kita punya pilihan, ibarat kalau kita nggak
senang belanja di Care four , kita bisa belanja di Hero .

 

Atau kalau kita tidak mau mencampur adukan agama dengan kesenian
tradisionil, maka kita bisa membentuk atau bergabung kepada club martial art
Naga Sakti, misalnya. 

 

salam,

Dr.Irawan.  

 

 

 

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy
belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri,
kungfu atau karate atau boxing sekalipun.

sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat mengadu, biasanya menenangkan dg
kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, biarkan mereka berbuat jahat
terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka
jera.

tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang yg
akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe. 

 

dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya
sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia
ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika.  yg
mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di
sana. kalau ada yg belagu atau ngata2in cino, dia akan pancing ke tempat
sepi, dan hajar di sana, tapi jangan sampai mati, katanya, hehehe. padahal
ia adalah seorang sarjana hukum.

 

2010/9/5 agoeng_...@yahoo.com

  

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh
sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya
seperti itu. 

  _  

From: sf sa...@indosat.net.id 

Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Date: Mon, 6 Sep 2010 11:29:09 +0700

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik,
maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg
pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa
itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama
aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam
suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si
jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron
dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di
jl. TSS.

 

kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu
tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika
dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang
rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg
berat.

 

pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin
dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg
sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran
anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi
karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy
sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di
warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi
karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya
daripada mati konyol. 

RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Leon Agustian
Haiy…. Klo menurut kamus owe adalah sbb:

 

听天安命 = To accept one’s situation as dictated by heaven (terima nasib
yang digariskan Tuhan)

生命不息,战斗不止 = While there is life, the fight continues; to fight to
the last (selama hayat masih dikandung badan, berjuang terus)

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of sf
Sent: Monday, September 06, 2010 5:11 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

haiy…,  mesti coba2 buka translator nih (sekalian ngetes font AR
HeiWSHYL, tau kebaca gak yah) tapi koq artinya jadi gini yah :

听  天  安  命  - No !  =  Listen Heaven Peaceful Life   - No !   

生命不息,战斗不止 ! - Yes ! = Birth Life No Breath, Fight Struggle No Stop
- Yes !

(Life does not be cease, Battle more than)

barangkali maksudnya kayak gini kali yah: selama masih bernapas, berjuanglah
terus dg sungguh-sungguh.

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of Leon Agustian
Sent: 06 September 2010 15:55
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

  

Tergabung di gerej? 听天安命? - No !

生命不息,战斗不止 ! - Yes !

 

 





RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Leon Agustian
Sungguh sulit ditemukan satria di zaman ini, bayar pajak aja susah, malah cari 
makan juga susah - buat hidup aja musti berjuang ., apalagi buat para 
Tionghoa di Indonesia sini …… so …  生命不息,战斗不止! 

 

Ini adalah filosofi orang Tionghoa (baca: Leon Agustian) di Indonesia dalam 
menghadapi tantangan diskriminasi !

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] 
On Behalf Of zho...@yahoo.com
Sent: Monday, September 06, 2010 8:12 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

天行健,君子自强不息!

Artinya: 

Alam semesta kukuh berjalan, satria tiada henti memperkuat diri.

Ini adalah filosofi yg memacu semangat orang tionghoa menghadapi tantangan 
hidup!

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

  _  

From: zho...@yahoo.com 

Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Date: Mon, 6 Sep 2010 10:21:27 +

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

天行健,君子自强不息!
Tian xing jian, junzi zi qiang bu xi!
Itu baru tionghoa!haha

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

  _  

From: Leon Agustian leon.agust...@telkom.net.id 

Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Date: Mon, 6 Sep 2010 15:55:23 +0700

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

Tergabung di gerej? 听天安命? - No !

生命不息,战斗不止 ! - Yes !

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] 
On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: Monday, September 06, 2010 3:02 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

Yah kalo kejadian seperti itu berarti apa yg saya katakan ga salah donk, 
mungkin agustin boleh bilang ke org2 tersebut, kalo engga mau dengar disebut 
seperti itu yah coba kelalukannya diperhatikan. Kan ga enak diblg kalo belom ke 
gereja blom maju. Apa ga takut terdengar sodara2 sesama tionghoa yg bukan 
kristiani? 

  _  

From: sf sa...@indosat.net.id 

Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Date: Mon, 6 Sep 2010 13:49:51 +0700

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

setting cerita yg sy tulis terjadi di kalimantan barat, meliputi pontianak, 
singkawang dan sekitarnya. budaya setempat tentu sangat berbeda dg jakarta.

stigma yg ditanamkan dlm benak komunitas tionghua di sana adalah seperti itu, 
jika belum tau soal kristal yg didatangkan dari lautan seberang, dianggap masih 
dalam kegelapan. soal berlian yg dianggap berharga oleh koh agoeng, mereka akan 
mencibir, emangnya manusia bisa makan berlian? emangnya berlian bisa bikin 
rumah jadi lebih terang?

implikasinya, krn negeri lautan seberang tdk mengajarkan soal kungfu atau 
karate, ditambah lagi dg kebijakan orba yg melarang berdirinya perguruan2 
kungfu karena berasal dari cina yg katanya negeri komunis (sedangkan indonesia 
adalah negara yg sangat agamis), maka  kedua premis itu (kristal  orba) saling 
menguatkan, implikasinya komunitas tionghua (disana) hampir tidak ada yg 
mewarisi ilmu bela diri keluarganya, tidak ada cerita2 spt lo ban teng yg punya 
anak lo siaw gok, punya cucu ini itu yg kemudian nerusin pengobatan atau 
perguruan ina inu, padahal lingkungan di sana sangat membutuhkan ketrampilan 
itu.  mereka juga lebih pinter main biola atau piano drpd, bahkan mungkin tidak 
mengenal harpa. suara petikan yangkhim terdengar sangat asing, bahkan aneh. 
cerita ttg suara alat musik yg mengandung  tenaga dalam dianggap cerita klenik. 
pengobatan dg tenaga chi dianggap gaib dan berhubungan dg syeeethan, maka orang 
tionghua yg lebih maju (disana) tidak akan berhubungan dg hal2 spt itu. org tua 
yg lebih maju akan ngomelin anaknya: ngomong apa sih, sin-sin kui-kui.

meskipun kalau datang ke jakarta akan dikatain norak atau sok maju, biarin dah, 
paling tidak, di kampungnya sono, dia adalah orang yang lebih maju, lho.

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com]on Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: 06 September 2010 12:21
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

  

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja

Maksudnya apa yah? Menurut saya malah sok maju lho. Ibarat berlian dirmh 
sendiri ga keliatan tp sok jualan kristal dr negeri seberang kalo bicaranya 
seperti itu. 

  _  

.

  
http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgId=51674/stime=1283750454/nc1=3848586/nc2=5741392/nc3=3848644
 





Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik 刘恩文
ya betul pak..
sebetulnya bukan salah agamanya, tapi salah orang yang
menyalahgunakannya entah dengan sengaja atau karena keterbatasan
pengetahuan..

setahu saya, proses brainwash juga merupakan tindakan kekerasan,
bahkan lebih bahaya daripada adu jotos

Salam,
Lauw Ong Bun


Leon Agustian wrote:
 
 
-cut-
 Jadi kalau mau ditilik, sebenarnya yang ngawur itu adalah pendetanya,
 yang ga ngerti apa2, tapi sudah main tuduh sesat atau setan atau apalah …!



[budaya_tionghua] Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)

2010-09-06 Terurut Topik Ophoeng
Bung SF or Sawfa dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?

Nimbrung dikit ya...

Saya suka heran ajah, mengapa ya ada saja TTM yang suka membaca posting cuma 
sekelebatan ajah, lantas buru-buru respon cuma satu-dua kalimat saja, yang 
lantas konteks-nya jadi seolah berdiri sendiri dan ditanggapi secara apa 
istilahnya nih: salah, sembrono, ngawur, atau sempit - nanti pasti dibahas lagi 
masalah yang ini.



Coba saja baca lagi posting Bung SF di bawah secara lengkap, mestinya ndak 
perlu lantas pada tersinggung dan merespon dengan reaktip oleh kalimat yang 
ini: komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja - sebab 
kalimat tsb utuhnya adalah sebagai berikut:

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy 
belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri kungfu 
atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat 
mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, 
biarkan mereka berbuat jahat
terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka 
jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang 
yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe…



Apakah hal ini - baca sepotong-sepotong, langsung spontan respon sepenggal-dua 
kalimat, karena pengaruh 'kemajuan' (atau kemunduran?) teknologi, anda bisa 
secara mobile mengikuti milis, baca-nya pakai BB di jalan, di mobil, di kantor, 
jadi mesti buru-buru - sebab lampu lalin sudah ijo atau boss manggil, hurufnya 
kecil-kecil tak terbaca, jadi secara acak saja comot satu dua baris kalimat 
yang kebetulan pas dapatnya yang sepotong itu, lantas merespon-nya tanpa mau 
baca selebihnya lagi?

Yah kalau sudah begitu, anda tidak salah sih, kalau dibilang salah nanti 
jadi manjang, sebab memang bukan salah anda memegang BB, tapi salah si BB yang 
menyediakan fasilitas layar mini dengan huruf mini ya? Gak apa-apa sih, saya 
bukan bermaksud protes, malah bagus juga, jadi milis gak sepi, rame terus 
dengan pemahaman sepotong-sepotong yang menggiring respon lain yang juga 
sepotong-sepotong, makin kabur dan jadi OOT. 

Mayan, daripada milis sepi toh yah? (jawab si Ipin: betul! betul! betul!)


Saya pernah mukim di Pontianak agak lama, sekitar 2 tahunan - waktu KM Tampomas 
terbakar dan tenggelam di perairan Masalembo itu, dan bergaul dengan masyarakat 
Tionghua maupun Melayu di sana karena tuntutan perut: gawean saya mesti ke 
rumah sakit, dokter-dokter, apotik dan toko obat. Setidaknya yang dikatakan 
Bung SF adalah cerminan masyarakat setempat di sana. 

Saya rasa, gak ada salahnya mereka merasa 'terbelakang' dibanding komunitas 
tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, sebab memang begitulah 
selalu 'positioning' yang mereka terima sejak kecil. Jangan anda bayangkan 
masyarakat Tionghua di sana (juga di Medan?) dengan yang di Jawa. 

Di Jawa, boleh dibilang semiskin-miskinnya orang Tionghua, gak ada yang sampai 
menjadi petani penggarap gurem, kuli, tukang becak atau babu, yang mesti 
tinggal di rumah gedek berlantai tanah becek deket kandang babi, mandi dan 
berak di sungai berair soklat - sampai juga mesti terpaksa 'menjual' anak 
perempuannya untuk dikawin ama duda atau perjaka tua di Taiwan sana. Cuma 
mereka yang 'maju' - secara ekonomi terutama, yang bisa 'makan' bangku sekolah 
- sekolah itu suatu kemewahan, di sekolah Katolik atau Kristen, karena tak 
mungkin mereka bersekolah di sekolah negeri - kecuali yang berkahwin-mahwin 
dengan suku-suku lain. 

Tapi, memang susah sih ya, seperti kata teman saya, anak Tionghua Dili (Timtim) 
waktu tahu saya naksir anak perempuan tetangganya: bebek itu 
ber-kwek-kwek-kwek, sementara ayam berkok-kok-kok, keduanya susah bertemu. 
Kalau membayangkan masyarakat tertentu sebagai masyarakat yang ada di 
lingkungannya sendiri, tentu saja referensi-nya berbeda, dan kayaknya kalau 
sudah begitu, ibarat membandingkan apel vs jeruk - sampai kapan pun gak bisa 
ketemu atuh, euy!



O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu 
Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi bisnis 
besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari modernitas. 
Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah ama safari-nya 
si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?), jual memorabilia, 
bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka pada maen kompi juga - 
jangan-jangan pada baca milis kita juga tuh, pegang HP, dan ketika ditanya apa 
gak takut kuwalat ama kakek moyang (di Saolin gak ada 'nenek') boss-nya bilang: 
kalau pendiri Saolin masih ada, kayaknya mereka akan merestui langkah kami ini, 
jeh! 



Begitu sajah sih ya kira-kira.

Salam makan enak dan sehat,
Ophoeng








--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sa...@... wrote:

sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka 
sy lebih merasa 

Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Dr. Irawan
Pak Erik yb,
Benar kata anda , Ini memang aneh, tapi jangan salah juga banyak orang
melihat permainan barongsai dimulai dari club2 yang ada di Bio yang katanya
Bio itu adalah tempat orang2 Tionghoa berkumpul dan bermufakat dulu,
belakangan antara Kelenteng dan Bio sulit dibedakan, Maaf kalau ada istilah
yang saya keliru, setidaknya pernah saya baca kasus ini di BT dulu.  Nah,
dari pada itu setiap kali barongsai keluar biasanya ada pasang Hio dan
berdoa untuk memohon agar prosesi berjalan lancar dan tidak ada kecelakaan ,
maksudnya hanya untuk menjaga keselamatan. Disaat inilah barongsai disorot
oleh pendeta2 Kristen itu saya kira, dibilangnya barongsai itu ada setannya,
disembahyangi pakai Hio, karena permainan Chai Lan Shen (jailangkung) juga
pakai sembayhang pakai hio , maka itu diidentikkan dengan pemanggilan setan,
alhasil pegang Hio itu nggak boleh kalau di Kristen, Tapi kalau di Katholik
boleh2 saja. Di Indonesia Media pernah memuat berita misa untuk Chinese New
Year , dimana Kardinal Roger Mahony menyulut Hio besar. Ini hanya kenyataan
yang terjadi , tidak dimaksudkan untuk membangkitkan persengketaan antar
Kristiani.

Namun kita selaku orang Tionghoa harus menyikapi phenomena ini dengan arif ,
dan berusaha sedemikian rupa agar kebudayaan kita bisa dipelihara, namun
tetap tidak ada pergesekan dengan agamawan dan umat agama lainnya.

salam,
Dr.Irawan..

2010/9/6 Erik rsn...@yahoo.com



 Filosofi gereja mengajak umat tidak menggunakan kekerasan? Ya, bukan cuma
 gereja tapi juga kelenteng, vihara, pura dan mesjid pun menganut filosofi yg
 sama.  Pertanyaannya adalah mengapa cuma Kungfu dan Taichi saja yang jarang
 diajarkan di komunitas Gereja, sementara perguruan Karate banyak bertaburan
 dalam komunitas Gereja??
 Saya kira dasar pemikirannya bukan cuma filosofi non kekerasan, tapi ada
 pertimbangan-pertimbangan lain.


 Salam,

 Erik

 -
 In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drira...@... wrote:
 
  Dong Bao yb,
 
 
  Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi,
 jarang diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja
 mengajak umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian.
 
 KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan
 begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei
 disini)
 
 Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang
 mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan.
  Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan.
 

  



RE: [budaya_tionghua] Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)

2010-09-06 Terurut Topik Leon Agustian
Wakakak . daripada sepi, malah ga ada bahasan sama sekali.

Jadi . menurut saya sih, tuliskan sajalah apa opini kita .. Namanya juga
ngobrol ngalor ngidul . n ngibul ..

 

Tapi kalo ngibulnya kelewatan, pasti ada yang protes . hehe .

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Ophoeng
Sent: Tuesday, September 07, 2010 11:00 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial
di bis kota di Jakarta)

 

  

Bung SF or Sawfa dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?

Nimbrung dikit ya...

Saya suka heran ajah, mengapa ya ada saja TTM yang suka membaca posting cuma
sekelebatan ajah, lantas buru-buru respon cuma satu-dua kalimat saja, yang
lantas konteks-nya jadi seolah berdiri sendiri dan ditanggapi secara apa
istilahnya nih: salah, sembrono, ngawur, atau sempit - nanti pasti dibahas
lagi masalah yang ini.

Coba saja baca lagi posting Bung SF di bawah secara lengkap, mestinya ndak
perlu lantas pada tersinggung dan merespon dengan reaktip oleh kalimat yang
ini: komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja - sebab
kalimat tsb utuhnya adalah sebagai berikut:

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy
belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri kungfu
atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat
mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja,
biarkan mereka berbuat jahat
terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka
jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara
orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul,
hehehe.

Apakah hal ini - baca sepotong-sepotong, langsung spontan respon
sepenggal-dua kalimat, karena pengaruh 'kemajuan' (atau kemunduran?)
teknologi, anda bisa secara mobile mengikuti milis, baca-nya pakai BB di
jalan, di mobil, di kantor, jadi mesti buru-buru - sebab lampu lalin sudah
ijo atau boss manggil, hurufnya kecil-kecil tak terbaca, jadi secara acak
saja comot satu dua baris kalimat yang kebetulan pas dapatnya yang sepotong
itu, lantas merespon-nya tanpa mau baca selebihnya lagi?

Yah kalau sudah begitu, anda tidak salah sih, kalau dibilang salah nanti
jadi manjang, sebab memang bukan salah anda memegang BB, tapi salah si BB
yang menyediakan fasilitas layar mini dengan huruf mini ya? Gak apa-apa sih,
saya bukan bermaksud protes, malah bagus juga, jadi milis gak sepi, rame
terus dengan pemahaman sepotong-sepotong yang menggiring respon lain yang
juga sepotong-sepotong, makin kabur dan jadi OOT. 

Mayan, daripada milis sepi toh yah? (jawab si Ipin: betul! betul! betul!)

Saya pernah mukim di Pontianak agak lama, sekitar 2 tahunan - waktu KM
Tampomas terbakar dan tenggelam di perairan Masalembo itu, dan bergaul
dengan masyarakat Tionghua maupun Melayu di sana karena tuntutan perut:
gawean saya mesti ke rumah sakit, dokter-dokter, apotik dan toko obat.
Setidaknya yang dikatakan Bung SF adalah cerminan masyarakat setempat di
sana. 

Saya rasa, gak ada salahnya mereka merasa 'terbelakang' dibanding komunitas
tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, sebab memang begitulah
selalu 'positioning' yang mereka terima sejak kecil. Jangan anda bayangkan
masyarakat Tionghua di sana (juga di Medan?) dengan yang di Jawa. 

Di Jawa, boleh dibilang semiskin-miskinnya orang Tionghua, gak ada yang
sampai menjadi petani penggarap gurem, kuli, tukang becak atau babu, yang
mesti tinggal di rumah gedek berlantai tanah becek deket kandang babi, mandi
dan berak di sungai berair soklat - sampai juga mesti terpaksa 'menjual'
anak perempuannya untuk dikawin ama duda atau perjaka tua di Taiwan sana.
Cuma mereka yang 'maju' - secara ekonomi terutama, yang bisa 'makan' bangku
sekolah - sekolah itu suatu kemewahan, di sekolah Katolik atau Kristen,
karena tak mungkin mereka bersekolah di sekolah negeri - kecuali yang
berkahwin-mahwin dengan suku-suku lain. 

Tapi, memang susah sih ya, seperti kata teman saya, anak Tionghua Dili
(Timtim) waktu tahu saya naksir anak perempuan tetangganya: bebek itu
ber-kwek-kwek-kwek, sementara ayam berkok-kok-kok, keduanya susah bertemu.
Kalau membayangkan masyarakat tertentu sebagai masyarakat yang ada di
lingkungannya sendiri, tentu saja referensi-nya berbeda, dan kayaknya kalau
sudah begitu, ibarat membandingkan apel vs jeruk - sampai kapan pun gak bisa
ketemu atuh, euy!

O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu
Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi
bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari
modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah
ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?),
jual memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka
pada maen kompi juga - jangan-jangan 

[budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)

2010-09-06 Terurut Topik henyung
Ini setahu saya yah.

Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song itu 
sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu aliran 
Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata.

Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah foya-foya. 
Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu.

Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin lengkap 
dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah berkilat-kilat. Di 
mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. 

Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung oleh 
seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor. Penyelenggaranya 
satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa.

Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor. 
Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut 
kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya bersilahturahim 
dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu pulang pas 
rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan botak tersebut 
setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk berdoa (Zhao Ke), tentu 
saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala bukan di hati, ini sama saja 
dengan menyiksa.

Sekian, agar jelas.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng opho...@... wrote:

 Bung SF or Sawfa dan TTM semuah,
 
 Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
 
 Nimbrung dikit ya...
 
--- dipotong --- biar hemat bandwith

 
 O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu 
 Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi 
 bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari 
 modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah 
 ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?), jual 
 memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka pada 
 maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita juga tuh, pegang HP, dan 
 ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek moyang (di Saolin gak ada 
 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin masih ada, kayaknya mereka 
 akan merestui langkah kami ini, jeh! 
 
 
 
 Begitu sajah sih ya kira-kira.
 
 Salam makan enak dan sehat,
 Ophoeng
 
 
 
 
 
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sawfa@ wrote:
 
 sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka 
 sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg 
 pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa 
 itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama 
 aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam 
 suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang 
 pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan 
 disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. 
 TSS.
 
 kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu 
 tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika 
 dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang 
 rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg 
 berat.
 
 pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin 
 dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg 
 sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran 
 anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi 
 karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy 
 sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di 
 warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi 
 karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya 
 daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, hehehe….
 
 komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy 
 belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu 
 atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat 
 mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, 
 biarkan mereka berbuat jahat terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan 
 ketemu orang yg membuat mereka jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak 
 yg ngomong begitu, sementara orang yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, 
 tak kunjung muncul, hehehe…
 
 dlm sebuah retret meditasi, sy ketemu kawan2 dari makassar. salah satunya 
 sangat menggemari ilmu beladiri, bahkan di retret sebelumnya katanya dia 
 ketemu seorang ahli taichi yg masih muda huaqiao dari amerika.  yg 
 mengagetkan sy, teman ini bercerita bahwa ia sering duel dg tukang2 becak di 
 sana. 

Re: [budaya_tionghua] Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)

2010-09-06 Terurut Topik agoeng_set
Om ophoeng, 
Dlm konteks postingan saya kan sudah diconfrim ama yg posting om SF sendiri 
bahwa emang itu yg dia maksud n berdasarkan  kejadian yg dialaminya sendiri. 
Lagian perkataan seperti itu sudah biasa terlontar dr para tionghoa modern 
kok. Jd tidak perlu menyalahkan BB atau lampu merah dkk krn emang saya mau 
menanyakan n menanggapi kalimat tersebut. 
-Original Message-
From: Ophoeng opho...@yahoo.com
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Tue, 07 Sep 2010 03:59:32 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di 
bis kota di Jakarta)

Bung SF or Sawfa dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?

Nimbrung dikit ya...

Saya suka heran ajah, mengapa ya ada saja TTM yang suka membaca posting cuma 
sekelebatan ajah, lantas buru-buru respon cuma satu-dua kalimat saja, yang 
lantas konteks-nya jadi seolah berdiri sendiri dan ditanggapi secara apa 
istilahnya nih: salah, sembrono, ngawur, atau sempit - nanti pasti dibahas lagi 
masalah yang ini.



Coba saja baca lagi posting Bung SF di bawah secara lengkap, mestinya ndak 
perlu lantas pada tersinggung dan merespon dengan reaktip oleh kalimat yang 
ini: komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja - sebab 
kalimat tsb utuhnya adalah sebagai berikut:

komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy 
belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri kungfu 
atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat 
mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, 
biarkan mereka berbuat jahat
terhadap kita, suatu saat mereka pasti akan ketemu orang yg membuat mereka 
jera. tapi dari hari ke hari, semakin banyak yg ngomong begitu, sementara orang 
yg akan memberi pelajaran yg membuat jera, tak kunjung muncul, hehehe…



Apakah hal ini - baca sepotong-sepotong, langsung spontan respon sepenggal-dua 
kalimat, karena pengaruh 'kemajuan' (atau kemunduran?) teknologi, anda bisa 
secara mobile mengikuti milis, baca-nya pakai BB di jalan, di mobil, di kantor, 
jadi mesti buru-buru - sebab lampu lalin sudah ijo atau boss manggil, hurufnya 
kecil-kecil tak terbaca, jadi secara acak saja comot satu dua baris kalimat 
yang kebetulan pas dapatnya yang sepotong itu, lantas merespon-nya tanpa mau 
baca selebihnya lagi?

Yah kalau sudah begitu, anda tidak salah sih, kalau dibilang salah nanti 
jadi manjang, sebab memang bukan salah anda memegang BB, tapi salah si BB yang 
menyediakan fasilitas layar mini dengan huruf mini ya? Gak apa-apa sih, saya 
bukan bermaksud protes, malah bagus juga, jadi milis gak sepi, rame terus 
dengan pemahaman sepotong-sepotong yang menggiring respon lain yang juga 
sepotong-sepotong, makin kabur dan jadi OOT. 

Mayan, daripada milis sepi toh yah? (jawab si Ipin: betul! betul! betul!)


Saya pernah mukim di Pontianak agak lama, sekitar 2 tahunan - waktu KM Tampomas 
terbakar dan tenggelam di perairan Masalembo itu, dan bergaul dengan masyarakat 
Tionghua maupun Melayu di sana karena tuntutan perut: gawean saya mesti ke 
rumah sakit, dokter-dokter, apotik dan toko obat. Setidaknya yang dikatakan 
Bung SF adalah cerminan masyarakat setempat di sana. 

Saya rasa, gak ada salahnya mereka merasa 'terbelakang' dibanding komunitas 
tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, sebab memang begitulah 
selalu 'positioning' yang mereka terima sejak kecil. Jangan anda bayangkan 
masyarakat Tionghua di sana (juga di Medan?) dengan yang di Jawa. 

Di Jawa, boleh dibilang semiskin-miskinnya orang Tionghua, gak ada yang sampai 
menjadi petani penggarap gurem, kuli, tukang becak atau babu, yang mesti 
tinggal di rumah gedek berlantai tanah becek deket kandang babi, mandi dan 
berak di sungai berair soklat - sampai juga mesti terpaksa 'menjual' anak 
perempuannya untuk dikawin ama duda atau perjaka tua di Taiwan sana. Cuma 
mereka yang 'maju' - secara ekonomi terutama, yang bisa 'makan' bangku sekolah 
- sekolah itu suatu kemewahan, di sekolah Katolik atau Kristen, karena tak 
mungkin mereka bersekolah di sekolah negeri - kecuali yang berkahwin-mahwin 
dengan suku-suku lain. 

Tapi, memang susah sih ya, seperti kata teman saya, anak Tionghua Dili (Timtim) 
waktu tahu saya naksir anak perempuan tetangganya: bebek itu 
ber-kwek-kwek-kwek, sementara ayam berkok-kok-kok, keduanya susah bertemu. 
Kalau membayangkan masyarakat tertentu sebagai masyarakat yang ada di 
lingkungannya sendiri, tentu saja referensi-nya berbeda, dan kayaknya kalau 
sudah begitu, ibarat membandingkan apel vs jeruk - sampai kapan pun gak bisa 
ketemu atuh, euy!



O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu 
Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi bisnis 
besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari modernitas. 
Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show 

Re: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)

2010-09-06 Terurut Topik agoeng_set
Yg kmrn seh katanya shaolin asli kok, yg pernah dibahas di kompas ketuanya 
rahib shi klo ga salah. N merupakan wakil propinsi (henan?) Untuk duduk 
diparlemen n disebut2 merupakan salah seorang paling berpengaruh di tiongkok. 
-Original Message-
From: henyung heny...@yahoo.com
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Tue, 07 Sep 2010 04:23:58 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial 
di bis kota di Jakarta)

Ini setahu saya yah.

Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song itu 
sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu aliran 
Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata.

Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah foya-foya. 
Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu.

Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin lengkap 
dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah berkilat-kilat. Di 
mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. 

Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung oleh 
seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor. Penyelenggaranya 
satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa.

Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor. 
Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut 
kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya bersilahturahim 
dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu pulang pas 
rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan botak tersebut 
setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk berdoa (Zhao Ke), tentu 
saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala bukan di hati, ini sama saja 
dengan menyiksa.

Sekian, agar jelas.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng opho...@... wrote:

 Bung SF or Sawfa dan TTM semuah,
 
 Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
 
 Nimbrung dikit ya...
 
--- dipotong --- biar hemat bandwith

 
 O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu 
 Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi 
 bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari 
 modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah 
 ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?), jual 
 memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka pada 
 maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita juga tuh, pegang HP, dan 
 ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek moyang (di Saolin gak ada 
 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin masih ada, kayaknya mereka 
 akan merestui langkah kami ini, jeh! 
 
 
 
 Begitu sajah sih ya kira-kira.
 
 Salam makan enak dan sehat,
 Ophoeng
 
 
 
 
 
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sawfa@ wrote:
 
 sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, maka 
 sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg 
 pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa 
 itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama 
 aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam 
 suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si jepang 
 pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron dan 
 disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di jl. 
 TSS.
 
 kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu 
 tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal jika 
 dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di singkawang 
 rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu mengatasi medan yg 
 berat.
 
 pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin 
 dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg 
 sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran 
 anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi 
 karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy 
 sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di 
 warung sendirian, pernah dicegat dan dikerubuti 6-7 anak2 tetangga tapi 
 karena gelap, sepi, gak ada pilihan lain, lebih baik melawan sebisanya 
 daripada mati konyol. itu pengalaman berantem satu2nya yg sy punyai, hehehe….
 
 komunitas tionghua yg lebih maju umumnya tergabung di gereja, yg setau sy 
 belum pernah ada sejarahnya, gereja mengadakan latihan ilmu bela diri, kungfu 
 atau karate atau boxing sekalipun. sesepuh2 yg dianggap bijaksana sbg tempat 
 mengadu, biasanya menenangkan dg kata2: sebisa mungkin kita menghindar saja, 
 biarkan mereka berbuat 

[budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik henyung
Beginilah salah persepsi atau sengaja dengan tujuan ... gak tau lah daripada 
perang lagi di sini.

Giliran pihak sendiri dibilang suci, giliran pihak lain dibilang setan.

Sepertinya label setan ini mudah sekali terucap.

Asal bukan gue/kami yah setan.

Hebat betul.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drira...@... wrote:

 Pak Erik yb,
 Benar kata anda , Ini memang aneh, tapi jangan salah juga banyak orang
 melihat permainan barongsai dimulai dari club2 yang ada di Bio yang katanya
 Bio itu adalah tempat orang2 Tionghoa berkumpul dan bermufakat dulu,
 belakangan antara Kelenteng dan Bio sulit dibedakan, Maaf kalau ada istilah
 yang saya keliru, setidaknya pernah saya baca kasus ini di BT dulu.  Nah,
 dari pada itu setiap kali barongsai keluar biasanya ada pasang Hio dan
 berdoa untuk memohon agar prosesi berjalan lancar dan tidak ada kecelakaan ,
 maksudnya hanya untuk menjaga keselamatan. Disaat inilah barongsai disorot
 oleh pendeta2 Kristen itu saya kira, dibilangnya barongsai itu ada setannya,
 disembahyangi pakai Hio, karena permainan Chai Lan Shen (jailangkung) juga
 pakai sembayhang pakai hio , maka itu diidentikkan dengan pemanggilan setan,
 alhasil pegang Hio itu nggak boleh kalau di Kristen, Tapi kalau di Katholik
 boleh2 saja. Di Indonesia Media pernah memuat berita misa untuk Chinese New
 Year , dimana Kardinal Roger Mahony menyulut Hio besar. Ini hanya kenyataan
 yang terjadi , tidak dimaksudkan untuk membangkitkan persengketaan antar
 Kristiani.
 
 Namun kita selaku orang Tionghoa harus menyikapi phenomena ini dengan arif ,
 dan berusaha sedemikian rupa agar kebudayaan kita bisa dipelihara, namun
 tetap tidak ada pergesekan dengan agamawan dan umat agama lainnya.
 
 salam,
 Dr.Irawan..
 
 2010/9/6 Erik rsn...@...
 
 
 
  Filosofi gereja mengajak umat tidak menggunakan kekerasan? Ya, bukan cuma
  gereja tapi juga kelenteng, vihara, pura dan mesjid pun menganut filosofi yg
  sama.  Pertanyaannya adalah mengapa cuma Kungfu dan Taichi saja yang jarang
  diajarkan di komunitas Gereja, sementara perguruan Karate banyak bertaburan
  dalam komunitas Gereja??
  Saya kira dasar pemikirannya bukan cuma filosofi non kekerasan, tapi ada
  pertimbangan-pertimbangan lain.
 
 
  Salam,
 
  Erik
 
  -
  In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drirawan@ wrote:
  
   Dong Bao yb,
  
  
   Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi,
  jarang diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja
  mengajak umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian.
  
  KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan
  begitu saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei
  disini)
  
  Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang
  mengajarkan anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan.
   Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan.
  
 
   
 





Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik agoeng_set
Ah masa seh? Jgnlah terlalu gampang mencari kambing hitam kepada oknum orgnya. 
Coba diteliti sejarah kebijakan agama tertentu dalam menyebarkan ajarannya. 
Apakah itu memang kebijakan dan cara mereka atau oknum tertentu saja yg ngaco.

-Original Message-
From: 刘恩文 ayam_o...@yahoo.com.sg
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Tue, 07 Sep 2010 10:22:56 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

ya betul pak..
sebetulnya bukan salah agamanya, tapi salah orang yang
menyalahgunakannya entah dengan sengaja atau karena keterbatasan
pengetahuan..

setahu saya, proses brainwash juga merupakan tindakan kekerasan,
bahkan lebih bahaya daripada adu jotos

Salam,
Lauw Ong Bun


Leon Agustian wrote:
 
 
-cut-
 Jadi kalau mau ditilik, sebenarnya yang ngawur itu adalah pendetanya,
 yang ga ngerti apa2, tapi sudah main tuduh sesat atau setan atau apalah …!




Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Vheru Prayitno

Pa Irawan
Menurut saya melakukan aktifitas apapun dibuka denga doa baik memang cara dan 
pemahaman orang perorang memang berbeda
Diagama apapun pasti membenarkan
Tapi yaitu manusianya...hehhe

Salam
Heru  

--- Pada Sel, 7/9/10, Dr. Irawan drira...@indonesiamedia.com menulis:

Dari: Dr. Irawan drira...@indonesiamedia.com
Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 7 September, 2010, 4:07 AM







 



  



  
  
  Pak Erik yb,
Benar kata anda , Ini memang aneh, tapi jangan salah juga banyak orang melihat 
permainan barongsai dimulai dari club2 yang ada di Bio yang katanya Bio itu 
adalah tempat orang2 Tionghoa berkumpul dan bermufakat dulu, belakangan antara 
Kelenteng dan Bio sulit dibedakan, Maaf kalau ada istilah yang saya keliru, 
setidaknya pernah saya baca kasus ini di BT dulu.  Nah, dari pada itu setiap 
kali barongsai keluar biasanya ada pasang Hio dan berdoa untuk memohon agar 
prosesi berjalan lancar dan tidak ada kecelakaan , maksudnya hanya untuk 
menjaga keselamatan. Disaat inilah barongsai disorot oleh pendeta2 Kristen itu 
saya kira, dibilangnya barongsai itu ada setannya, disembahyangi pakai Hio, 
karena permainan Chai Lan Shen (jailangkung) juga pakai sembayhang pakai hio , 
maka itu diidentikkan dengan pemanggilan setan, alhasil pegang Hio itu nggak 
boleh kalau di Kristen, Tapi kalau di Katholik boleh2 saja. Di Indonesia Media 
pernah memuat berita misa untuk Chinese
 New Year , dimana Kardinal Roger Mahony menyulut Hio besar. Ini hanya 
kenyataan yang terjadi , tidak dimaksudkan untuk membangkitkan persengketaan 
antar Kristiani. 


Namun kita selaku orang Tionghoa harus menyikapi phenomena ini dengan arif , 
dan berusaha sedemikian rupa agar kebudayaan kita bisa dipelihara, namun tetap 
tidak ada pergesekan dengan agamawan dan umat agama lainnya. 


salam,
Dr.Irawan.    . 

2010/9/6 Erik rsn...@yahoo.com
















 



  



  
  
  
Filosofi gereja mengajak umat tidak menggunakan kekerasan? Ya, bukan cuma 
gereja tapi juga kelenteng, vihara, pura dan mesjid pun menganut filosofi yg 
sama.  Pertanyaannya adalah mengapa cuma Kungfu dan Taichi saja yang jarang 
diajarkan di komunitas Gereja, sementara perguruan Karate banyak bertaburan 
dalam komunitas Gereja?? 

Saya kira dasar pemikirannya bukan cuma filosofi non kekerasan, tapi ada 
pertimbangan-pertimbangan lain.


Salam,

Erik
-

In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dr. Irawan drira...@... wrote:

 Dong Bao yb,
 

 
 Saya hanya mau menambahkan sedikit. Mengenai mengapa Kungfu, Taichi, jarang 
 diajarkan di komunitas Gereja. itu memang karena filosofi gereja mengajak 
 umatnya tidak menggunakan kekerasan , lebih pulih perdamaian.

 
 KungFu, Taichi, Ci Gong, dan barongsai , kadang tidak dapat dipisahkan begitu 
saja. Mereka masih ada kaitannya. (Tanya saja sama Lo Cian Pei disini)

 
Saya malah pernah melihat seorang pendeta memarahi majelisnya yang mengajarkan 
anak2 main barongsai, kata pendeta itu, barongsai itu setan.
 Termasuk Taichi juga dikategorikan Setan.
 







 









  











 





 



  







[budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)

2010-09-06 Terurut Topik henyung
Yang mana yang kemaren ? Di Kompas atau di NatGeo ?

Semua rahib itu marganya Shi. Kalau pun benar itu rahib ketuanya, berarti 
campur tangan Gongchandang semakin merajalela.

Jadi ingat Shanghai, satu biara 4 rahib ketua. Karena ada 4 botak pake baju 
kilat2 khusus rahib kepala yang pasang harga, jualan servis doa.

Tiket masuknya aja 10 rmb ! Liat patung giok tambah lagi 10 rmb !

Welcome to China, mate

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote:

 Yg kmrn seh katanya shaolin asli kok, yg pernah dibahas di kompas ketuanya 
 rahib shi klo ga salah. N merupakan wakil propinsi (henan?) Untuk duduk 
 diparlemen n disebut2 merupakan salah seorang paling berpengaruh di tiongkok. 
 -Original Message-
 From: henyung heny...@...
 Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Tue, 07 Sep 2010 04:23:58 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan 
 rasial di bis kota di Jakarta)
 
 Ini setahu saya yah.
 
 Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song itu 
 sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu aliran 
 Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata.
 
 Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah 
 foya-foya. Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu.
 
 Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin lengkap 
 dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah berkilat-kilat. 
 Di mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. 
 
 Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung 
 oleh seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor. 
 Penyelenggaranya satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa.
 
 Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor. 
 Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut 
 kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya bersilahturahim 
 dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu pulang pas 
 rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan botak 
 tersebut setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk berdoa (Zhao 
 Ke), tentu saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala bukan di hati, 
 ini sama saja dengan menyiksa.
 
 Sekian, agar jelas.
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote:
 
  Bung SF or Sawfa dan TTM semuah,
  
  Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
  
  Nimbrung dikit ya...
  
 --- dipotong --- biar hemat bandwith
 
  
  O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu 
  Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi 
  bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari 
  modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak 
  kalah ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari 
  Perancis(?), jual memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama 
  Vatikan. Mereka pada maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita 
  juga tuh, pegang HP, dan ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek 
  moyang (di Saolin gak ada 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin 
  masih ada, kayaknya mereka akan merestui langkah kami ini, jeh! 
  
  
  
  Begitu sajah sih ya kira-kira.
  
  Salam makan enak dan sehat,
  Ophoeng
  
  
  
  
  
  
  
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sawfa@ wrote:
  
  sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, 
  maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg 
  pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka 
  masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa 
  nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On. 
  dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah 
  si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi 
  buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya 
  tinggal di jl. TSS.
  
  kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu 
  tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal 
  jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di 
  singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu 
  mengatasi medan yg berat.
  
  pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin 
  dihilangkan.  di tingkat implementasi, sejak anak2 sdh timbul kebencian yg 
  sangat kental terhadap cina di kalangan melayu, entah apa yg ada di pikiran 
  anak2 itu sehingga harus malak dan ngajak berantem. dan tambah menjadi-jadi 
  karena tidak ada lagi komunitas tionghua yg mengajarkan ilmu bela diri. sy 
  sendiri waktu umur 9 atau 10 tahun di suatu malam pulang dari belanja di 
  

Re: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)

2010-09-06 Terurut Topik agoeng_set
Semalem di natgeo, tp pernah dibahas dikompas beberapa bulan lalu. 
-Original Message-
From: henyung heny...@yahoo.com
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Tue, 07 Sep 2010 05:01:11 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial 
di bis kota di Jakarta)

Yang mana yang kemaren ? Di Kompas atau di NatGeo ?

Semua rahib itu marganya Shi. Kalau pun benar itu rahib ketuanya, berarti 
campur tangan Gongchandang semakin merajalela.

Jadi ingat Shanghai, satu biara 4 rahib ketua. Karena ada 4 botak pake baju 
kilat2 khusus rahib kepala yang pasang harga, jualan servis doa.

Tiket masuknya aja 10 rmb ! Liat patung giok tambah lagi 10 rmb !

Welcome to China, mate

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote:

 Yg kmrn seh katanya shaolin asli kok, yg pernah dibahas di kompas ketuanya 
 rahib shi klo ga salah. N merupakan wakil propinsi (henan?) Untuk duduk 
 diparlemen n disebut2 merupakan salah seorang paling berpengaruh di tiongkok. 
 -Original Message-
 From: henyung heny...@...
 Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Date: Tue, 07 Sep 2010 04:23:58 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan 
 rasial di bis kota di Jakarta)
 
 Ini setahu saya yah.
 
 Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song itu 
 sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu aliran 
 Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata.
 
 Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah 
 foya-foya. Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu.
 
 Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin lengkap 
 dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah berkilat-kilat. 
 Di mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. 
 
 Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung 
 oleh seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor. 
 Penyelenggaranya satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa.
 
 Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor. 
 Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut 
 kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya bersilahturahim 
 dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu pulang pas 
 rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan botak 
 tersebut setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk berdoa (Zhao 
 Ke), tentu saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala bukan di hati, 
 ini sama saja dengan menyiksa.
 
 Sekian, agar jelas.
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ophoeng ophoeng@ wrote:
 
  Bung SF or Sawfa dan TTM semuah,
  
  Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
  
  Nimbrung dikit ya...
  
 --- dipotong --- biar hemat bandwith
 
  
  O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin Kungfu 
  Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu jadi 
  bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari 
  modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak 
  kalah ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari 
  Perancis(?), jual memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama 
  Vatikan. Mereka pada maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita 
  juga tuh, pegang HP, dan ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek 
  moyang (di Saolin gak ada 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin 
  masih ada, kayaknya mereka akan merestui langkah kami ini, jeh! 
  
  
  
  Begitu sajah sih ya kira-kira.
  
  Salam makan enak dan sehat,
  Ophoeng
  
  
  
  
  
  
  
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, sf sawfa@ wrote:
  
  sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik, 
  maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg 
  pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka 
  masa itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa 
  nama aslinya siapa (dulu sy tidak tau)  tapi dikenal dg panggilan cimuk On. 
  dalam suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah 
  si jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi 
  buron dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya 
  tinggal di jl. TSS.
  
  kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah itu 
  tidak terdengar lagi cerita2 pembela kebenaran dari singkawang. padahal 
  jika dirunut-runut ke belakang, sy rasa nenek moyang orang tionghua di 
  singkawang rata2 menguasai ilmu bela diri yg cukup mumpuni shg mampu 
  mengatasi medan yg berat.
  
  pd jaman orba, di tingkat kebijakan, semua yg berbau cina sebisa mungkin 
  

RE: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

2010-09-06 Terurut Topik Leon Agustian
Agama apakah itu?

 

Bukankah kita lagi membahas gerj / pendeta yang mengharamkan pemakaian hio, 
barongsay, taichi, dll yang berhubungan ke Tionghoaisasi?

Apakah maksud anda yang ini? Setahu saya, ga ada di alkitab tertulis bahwa yang 
berbau Tionghoa itu diharamkan, alias mengandung ‘setan’.

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] 
On Behalf Of agoeng_...@yahoo.com
Sent: Tuesday, September 07, 2010 11:53 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

Ah masa seh? Jgnlah terlalu gampang mencari kambing hitam kepada oknum orgnya. 
Coba diteliti sejarah kebijakan agama tertentu dalam menyebarkan ajarannya. 
Apakah itu memang kebijakan dan cara mereka atau oknum tertentu saja yg ngaco.

  _  

From: 刘恩文 ayam_o...@yahoo.com.sg 

Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Date: Tue, 07 Sep 2010 10:22:56 +0700

To: budaya_tionghua@yahoogroups.com

ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 

Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta

 

  

ya betul pak..
sebetulnya bukan salah agamanya, tapi salah orang yang
menyalahgunakannya entah dengan sengaja atau karena keterbatasan
pengetahuan..

setahu saya, proses brainwash juga merupakan tindakan kekerasan,
bahkan lebih bahaya daripada adu jotos

Salam,
Lauw Ong Bun

Leon Agustian wrote:
 
 
-cut-
 Jadi kalau mau ditilik, sebenarnya yang ngawur itu adalah pendetanya,
 yang ga ngerti apa2, tapi sudah main tuduh sesat atau setan atau apalah …!





RE: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan rasial di bis kota di Jakarta)

2010-09-06 Terurut Topik Leon Agustian
Siancai .. Siancai .. ternyata rahib botak pun sudah dimanipulasi untuk cari
duwit .. 

Nanti owe sebrangkan mereka semua ke langit barat .. J

 

Tapi ... show-nya boleh juga tuh .., seneng juga owe nontonnya .., anggap
aja menaikkan pamor kungfu China sono ...

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of henyung
Sent: Tuesday, September 07, 2010 12:01 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan
rasial di bis kota di Jakarta)

 

  

Yang mana yang kemaren ? Di Kompas atau di NatGeo ?

Semua rahib itu marganya Shi. Kalau pun benar itu rahib ketuanya, berarti
campur tangan Gongchandang semakin merajalela.

Jadi ingat Shanghai, satu biara 4 rahib ketua. Karena ada 4 botak pake baju
kilat2 khusus rahib kepala yang pasang harga, jualan servis doa.

Tiket masuknya aja 10 rmb ! Liat patung giok tambah lagi 10 rmb !

Welcome to China, mate

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , agoeng_...@... wrote:

 Yg kmrn seh katanya shaolin asli kok, yg pernah dibahas di kompas ketuanya
rahib shi klo ga salah. N merupakan wakil propinsi (henan?) Untuk duduk
diparlemen n disebut2 merupakan salah seorang paling berpengaruh di
tiongkok. 
 -Original Message-
 From: henyung heny...@...
 Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com 
 Date: Tue, 07 Sep 2010 04:23:58 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com 
 Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com 
 Subject: [budaya_tionghua] Re: Baca Dan Respon Posting. (Was: Kejahatan
rasial di bis kota di Jakarta)
 
 Ini setahu saya yah.
 
 Shaolin yang dikomersialisasi itu adalah Shaoling BODONG. Di gunung Song
itu sepanjang jalan menuju biara Shaolin ASLI bertebaran sekolah kungfu
aliran Shaloin dan biara BODONG untuk tujuan komersial dan pariwisata.
 
 Para BOTAK BODONG inilah yang melanglang buana cari duit makan mewah
foya-foya. Bhiksu-Bhiksu aslinya mah gak begitu.
 
 Jadi tidak heran kalo pihak Nat Geo bisa mendapatkan sumber Shaolin
lengkap dengan botak-botaknya, kalau perlu pasang botak dengan jubah
berkilat-kilat. Di mana justru bhiksu aslinya berpakaian sederhana. 
 
 Ada kejadian lucu beberapa waktu yang lalu di Bogor. Diceritakan langsung
oleh seorang rekan yang panitia pegelaran kungfu Shaolin di Bogor.
Penyelenggaranya satu organisasi besar yang mengusung nama Tionghoa.
 
 Ceritanya rombongan BOTAK diberi penginapan di vihara Vajrabodhi di Bogor.
Tentu saja dengan setengah menggerutu, mereka terima. Nah Vihara tersebut
kebetulan baru kedatanan Bhiksu ASLI dari Shaolin, singkatnya
bersilahturahim dan bertukar ilmu. Sayangnya si Bhiksu ASLI itu sudah keburu
pulang pas rombongan BOTAK datang. Oleh Bhiksu vihara Vajrabodhi, rombongan
botak tersebut setengah dikerjain. Disuruh bangun pagi-pagi buta untuk
berdoa (Zhao Ke), tentu saja karena mereka cuman BOTAK alias gundul kepala
bukan di hati, ini sama saja dengan menyiksa.
 
 Sekian, agar jelas.
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , Ophoeng ophoeng@ wrote:
 
  Bung SF or Sawfa dan TTM semuah,
  
  Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?
  
  Nimbrung dikit ya...
  
 --- dipotong --- biar hemat bandwith
 
  
  O, ya, by the way, busway, kemaren malem saya nonton tayangan Saolin
Kungfu Inc. di Nat-Geo - ternyata 'gereja' aka vihara aka biara Saolin itu
jadi bisnis besar di Tiongkok sana. Para 'biksu'nya gak menutup diri dari
modernitas. Mereka mengadakan tur keliling dunia bikin show yang tidak kalah
ama safari-nya si Jacko, kolaborasi dengan koreografer dari Perancis(?),
jual memorabilia, bikin tur keliling biara - gak kalah ama Vatikan. Mereka
pada maen kompi juga - jangan-jangan pada baca milis kita juga tuh, pegang
HP, dan ketika ditanya apa gak takut kuwalat ama kakek moyang (di Saolin gak
ada 'nenek') boss-nya bilang: kalau pendiri Saolin masih ada, kayaknya
mereka akan merestui langkah kami ini, jeh! 
  
  
  
  Begitu sajah sih ya kira-kira.
  
  Salam makan enak dan sehat,
  Ophoeng
  
  
  
  
  
  
  
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , sf sawfa@ wrote:
  
  sekian lama sy merasa cara ahimsa nya mahatma gandhi adalah paling baik,
maka sy lebih merasa cara bun lebih baik dari bu. pilihan sy ini sejalan dg
pandangan 1 generasi di atas sy, tentunya berdasarkan pengalaman mereka masa
itu. di singkawang dulu ada seorang jago kungfu yg sekarang sy lupa nama
aslinya siapa (dulu sy tidak tau) tapi dikenal dg panggilan cimuk On. dalam
suatu pertandingan persahabatan dg jago karate dari jepang, setelah si
jepang pulang ke rumah, muntah darah dan mati. cimuk On kemudian jadi buron
dan disembunyikan murid2nya di jakarta, dan sampai akhir hayatnya tinggal di
jl. TSS.
  
  kejadian itu mungkin salah satu kejadian yg membuat trauma shg setelah
itu