Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik Liquid Yahoo
Abis saya ngedengernya dari orang galak sih, jadi kesannye horor banget, 
cerita sambil matanye platat plotot



  - Original Message - 
  From: Tantono Subagyo 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, 23 September, 2008 04:28
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


  Blon baca saja udah galak, apalagi kalau sudah.  Salam damai, Tantono


  2008/9/22 Liquid Yahoo <[EMAIL PROTECTED]>


Yang kejar2 kan yang beragama non kristen, bukan Atheis

Iya, saya juga ude bosan ngebaca topic itu, tapi lagi hangat tuh brita 
di korea selatan, kristen radikal yang ngebakar Vihara tua, perdana mentrinya 
(atau president ya?) nyuruh ngebakarin semua vihara buddhis, malahan katanya 
ada bikhu yang di paksa baptis (tapi itu baru katanya, britanya blon saya baca 
sih)

Sudah lah, agama untuk di jalanin oleh yang percaya, bukan di 
bicarakan, kecuali tingkah laku umat2nya ya



  - Original Message - 
  From: Tantono Subagyo 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, 22 September, 2008 11:03
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


  Sebaliknya dimilis ini sering kali agama yang dikejar-kejar, 
kenyataan-nya 'kan begitu, jadi dimana ada minoritas-mayoritas selalu yang 
merasa mayoritas petentengan karena merasa jadi panglima.  Didunia diluar sana 
yang mayoritas petentengan, tetapi di milis BT ini saya merasa acap kali agama 
terutama Kristen dikejar-kejar, ada statement : tidak ada agama yang ada budaya 
etc.  Dan itu juga mengganggu bagi saya.  Salam, Tantono.






  -- 
  Best regards, Tantono Subagyo

   

RE: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik Ulysee
 
Iye noh, Agoeng agoeng galak galak, terutama Agoeng Setiawan
krrrekeke, 
salah makan Blackberry kali jadi galak, kayak kisah SMURF hitam,
hihihihi.
Agoeng Setiyono juga galak?
W Apalagi Agoeng Sutiyoso, lebih galak lagi deh.
 
Weeekkks, ganti2 nama orang ntar ditagih bubur merah bubur putih,
krrrkkkekekekeke.
 

-Original Message-
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Tantono Subagyo
Sent: Tuesday, September 23, 2008 4:12 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun





Mau cari member di mall takut sama yang bawa Blackberry apalagi sama
yang namanya Agoeng Setiyono waduhhh gualakkk apalagi kalau sedang
stress. 


On Mon, Sep 22, 2008 at 2:02 PM, mailto:[EMAIL PROTECTED]"[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Itu seh jaman dahulu kala, ketika banyak yg cari member di mall. Heheehe
skrg kok dah ga ada yah? Padahal boleh tuh klo pas stress ketemu yg
begitu. Biasanya kagak ngerti apa2 tp fanatiknya amit2 dah cocok buat
dijadiin pelampiasan stress. Hehehe

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT



   _  




 


No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008
12:00 AM



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.7.0 - Release Date: 9/18/2008
12:00 AM
 


Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik Tantono Subagyo
Blon baca saja udah galak, apalagi kalau sudah.  Salam damai, Tantono

2008/9/22 Liquid Yahoo <[EMAIL PROTECTED]>

>Yang kejar2 kan yang beragama non kristen, bukan Atheis
>
> Iya, saya juga ude bosan ngebaca topic itu, tapi lagi hangat tuh brita
> di korea selatan, kristen radikal yang ngebakar Vihara tua, perdana
> mentrinya (atau president ya?) nyuruh ngebakarin semua vihara buddhis,
> malahan katanya ada bikhu yang di paksa baptis (tapi itu baru katanya,
> britanya blon saya baca sih)
>
> Sudah lah, agama untuk di jalanin oleh yang percaya, bukan di
> bicarakan, kecuali tingkah laku umat2nya ya
>
>
>
>
> - Original Message -
> *From:* Tantono Subagyo <[EMAIL PROTECTED]>
> *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com
> *Sent:* Monday, 22 September, 2008 11:03
> *Subject:* Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
>
> Sebaliknya dimilis ini sering kali agama yang dikejar-kejar, kenyataan-nya
> 'kan begitu, jadi dimana ada minoritas-mayoritas selalu yang merasa
> mayoritas petentengan karena merasa jadi panglima.  Didunia diluar sana yang
> mayoritas petentengan, tetapi di milis BT ini saya merasa acap kali agama
> terutama Kristen dikejar-kejar, ada statement : tidak ada agama yang ada
> budaya etc.  Dan itu juga mengganggu bagi saya.  Salam, Tantono.
>
>
>
>  
>



-- 
Best regards, Tantono Subagyo


Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik Tantono Subagyo
2008/9/22 Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED]>

Sisakanlah sedikit tempat bagi kami untuk jauh dari kebisingan se-hari2.


Salam orang kafir
ZFy


Lha kok, saya yang harusnya minta tempat untuk dapat belajar Budaya Tionghua
tanpa diuber-uber dan tiap kali di kata-katain.  Salam, Tantono


Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik Tantono Subagyo
Mau cari member di mall takut sama yang bawa Blackberry apalagi sama yang
namanya Agoeng Setiyono waduhhh gualakkk apalagi kalau sedang stress.

On Mon, Sep 22, 2008 at 2:02 PM, <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

>Itu seh jaman dahulu kala, ketika banyak yg cari member di mall.
> Heheehe skrg kok dah ga ada yah? Padahal boleh tuh klo pas stress ketemu yg
> begitu. Biasanya kagak ngerti apa2 tp fanatiknya amit2 dah cocok buat
> dijadiin pelampiasan stress. Hehehe
>
> Sent from my BlackBerry(R)
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
> --
>


Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik Liquid Yahoo
Saya ucapkan selamat kepada calon pendeta Tantono Subagyo yang akan di 
baptis tanggal 9 November yang akan datang, saya yakin anda akan berbeda dengan 
pendeta lain karena mau & ingin mendengar keluhan, kritikan dari member di BT 
ini, dengan penuh harapan juga bahwa anda akan tetap terus mendukung Kebudayaan 
TiongHua di gereja anda dengan mengesampingkan mitos2 dikalangan christiani 
yang selama ini terdengung bahwa budaya TiongHua adalah budaya menyembah setan 
atau sesat.



  - Original Message - 
  From: Tantono Subagyo 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, 22 September, 2008 11:25
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


  Dear Melani,
  Apapun kata orang bilamana Tuhan menghendaki, tanggal 9 Nopember yang akan 
datang saya akan ditahbiskan menjadi pendeta.  Salam, Tan Loo Kay (pengemis tua 
yang tak ada apa-apanya, terutama dihadapan Tuhan)

   
   

Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik Liquid Yahoo
Yang kejar2 kan yang beragama non kristen, bukan Atheis

Iya, saya juga ude bosan ngebaca topic itu, tapi lagi hangat tuh brita di 
korea selatan, kristen radikal yang ngebakar Vihara tua, perdana mentrinya 
(atau president ya?) nyuruh ngebakarin semua vihara buddhis, malahan katanya 
ada bikhu yang di paksa baptis (tapi itu baru katanya, britanya blon saya baca 
sih)

Sudah lah, agama untuk di jalanin oleh yang percaya, bukan di bicarakan, 
kecuali tingkah laku umat2nya ya



  - Original Message - 
  From: Tantono Subagyo 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, 22 September, 2008 11:03
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


  Sebaliknya dimilis ini sering kali agama yang dikejar-kejar, kenyataan-nya 
'kan begitu, jadi dimana ada minoritas-mayoritas selalu yang merasa mayoritas 
petentengan karena merasa jadi panglima.  Didunia diluar sana yang mayoritas 
petentengan, tetapi di milis BT ini saya merasa acap kali agama terutama 
Kristen dikejar-kejar, ada statement : tidak ada agama yang ada budaya etc.  
Dan itu juga mengganggu bagi saya.  Salam, Tantono.



   

Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik gsuryana

From: Tantono Subagyo 



  Dear Melani,
  Apapun kata orang bilamana Tuhan menghendaki, tanggal 9 Nopember yang akan 
datang saya akan ditahbiskan menjadi pendeta.  Salam, Tan Loo Kay (pengemis tua 
yang tak ada apa-apanya, terutama dihadapan Tuhan)
  
  Selamat dan Sukses Yesus selalu bersama Bapak.

  Dan semoga setelah jadi Pendeta masih tetap aktif di BT yah..
  sur

Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik Fy Zhou
Mas Tantono harap memaklumi, karena se hari2 di NEGERI SALEH kesayangan Tuhan 
ini banyak yang stress berat diteror oleh kampanye agamanisasi yang mengharu 
biru, dan mereka tak berdaya sama sekali untuk melawan, bahkan sedikit 
menggerutu protes saja bisa diuber2 massa super religius yang dibeckingi aparat 
penguasa, untuk ditangkap dan diadili, mirip eropa di abad pertengahan lah.
 
Maka begitu ketemu warung kopi yang murtad ini, ramai2lah mereka memojok dan 
menumpahkan uneg2nya, habis mau di mana lagi bisa ngomel tuntas? ini kan 
satu2na tempat pelarian. Maka kalau tak ingin mendengar omel2an frustasi ini 
sebaiknya janganlah menyinggung2 masalah agama di sini. 
 
Sisakanlah sedikit tempat bagi kami untuk jauh dari kebisingan se-hari2.
 
 
Salam orang kafir
ZFy

--- On Mon, 9/22/08, Tantono Subagyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Tantono Subagyo <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Monday, September 22, 2008, 4:03 AM






Sebaliknya dimilis ini sering kali agama yang dikejar-kejar, kenyataan-nya 'kan 
begitu, jadi dimana ada minoritas-mayoritas selalu yang merasa mayoritas 
petentengan karena merasa jadi panglima.  Didunia diluar sana yang mayoritas 
petentengan, tetapi di milis BT ini saya merasa acap kali agama terutama 
Kristen dikejar-kejar, ada statement : tidak ada agama yang ada budaya etc.  
Dan itu juga mengganggu bagi saya.  Salam, Tantono.



  














  

Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-22 Terurut Topik agoeng_set
Itu seh jaman dahulu kala, ketika banyak yg cari member di mall. Heheehe skrg 
kok dah ga ada yah? Padahal boleh tuh klo pas stress ketemu yg begitu. Biasanya 
kagak ngerti apa2 tp fanatiknya amit2 dah cocok buat dijadiin pelampiasan 
stress. Hehehe
Sent from my BlackBerry�
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "Liquid Yahoo" <[EMAIL PROTECTED]>

Date: Sun, 21 Sep 2008 21:52:47 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan pertanyaan 
"Agama anda apa?" Pertanyaan itu aja bagi saya sudah mengganggu sekali, lha 
wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja tanya, "Kelamin kamu sudah berbulu 
blon?"



  - Original Message - 
  From: Tantono Subagyo 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


  Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama tidak ada 
gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc.  Ateis adalah jenis kepercayaan 
juga, dan kepercayaan sifatnya sangat pribadi jadi monggo mawon.  Bagi saya 
ateis dapat diibaratkan sebagai air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai 
air kali.  Jadi kalau air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka 
terjadilah koeksistensi damai.  Salam, Tantono

   


Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-21 Terurut Topik Tantono Subagyo
Terimakasih atas kecintaan rekan-rekan sekalian, di milis ini juga ada
pendeta lain lho, Pak Can Keng Hong dari Kalimantan, tapi beliaunya low
profile, kalau saya dari kalangan sungai telaga, jadi letakkan golok
penjagal tetapi ambil tongkat hok mo thung.  Salam, Tan Lookay


Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-21 Terurut Topik melani chia
Tyh  pak Tan,

Congrat atas pentahbisannya,..setuju sekali apa yg dikatkan org
itu tdk penting.


--- On Mon, 22/9/08, Tantono Subagyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Tantono Subagyo <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Monday, 22 September, 2008, 12:25 PM







Dear Melani,
Apapun kata orang bilamana Tuhan menghendaki, tanggal 9 Nopember yang akan 
datang saya akan ditahbiskan menjadi pendeta.  Salam, Tan Loo Kay (pengemis tua 
yang tak ada apa-apanya, terutama dihadapan Tuhan)

  














  

Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-21 Terurut Topik BUD'S 1
Pak. Tantono,

Kami ucapkan selamat ya, dan kami doakan semoga Jalan yang Bapak Ambil ini
akan memberikan Kedamaian dalam kehidupan Bapak serta Orang2 yang berada
disekeliling anda.

Salam,

Budiman


On 9/22/08, Tantono Subagyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>Dear Melani,
> Apapun kata orang bilamana Tuhan menghendaki, tanggal 9 Nopember yang akan
> datang saya akan ditahbiskan menjadi pendeta.  Salam, Tan Loo Kay (pengemis
> tua yang tak ada apa-apanya, terutama dihadapan Tuhan)
>
>
>
> 
>


Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-21 Terurut Topik Akhmad Bukhari Saleh
Acaranya di mana, jam berapa, Tan lookay?.
Tolong loohoe diundang ya...



  - Original Message - 
  From: Tantono Subagyo 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, September 22, 2008 11:25 AM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun



  Dear Melani,
  Apapun kata orang bilamana Tuhan menghendaki, tanggal 9 Nopember yang akan 
datang saya akan ditahbiskan menjadi pendeta.  Salam, Tan Loo Kay (pengemis tua 
yang tak ada apa-apanya, terutama dihadapan Tuhan)

   

   


--



  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG - http://www.avg.com 
  Version: 8.0.169 / Virus Database: 270.7.0/1683 - Release Date: 9/21/2008 
10:10 AM


Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-21 Terurut Topik Tantono Subagyo
Dear Melani,
Apapun kata orang bilamana Tuhan menghendaki, tanggal 9 Nopember yang akan
datang saya akan ditahbiskan menjadi pendeta.  Salam, Tan Loo Kay (pengemis
tua yang tak ada apa-apanya, terutama dihadapan Tuhan)


Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-21 Terurut Topik melani chia
Yg penting iman kristennya kan tdk berubah Pak Tan,..
berpendapat biarin aja,kan tdk semua org setuju.
 
GBU



--- On Mon, 22/9/08, Tantono Subagyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Tantono Subagyo <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Monday, 22 September, 2008, 12:03 PM






Sebaliknya dimilis ini sering kali agama yang dikejar-kejar, kenyataan-nya 'kan 
begitu, jadi dimana ada minoritas-mayoritas selalu yang merasa mayoritas 
petentengan karena merasa jadi panglima.  Didunia diluar sana yang mayoritas 
petentengan, tetapi di milis BT ini saya merasa acap kali agama terutama 
Kristen dikejar-kejar, ada statement : tidak ada agama yang ada budaya etc.  
Dan itu juga mengganggu bagi saya.  Salam, Tantono.



  














  

Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-21 Terurut Topik Tantono Subagyo
Sebaliknya dimilis ini sering kali agama yang dikejar-kejar, kenyataan-nya
'kan begitu, jadi dimana ada minoritas-mayoritas selalu yang merasa
mayoritas petentengan karena merasa jadi panglima.  Didunia diluar sana yang
mayoritas petentengan, tetapi di milis BT ini saya merasa acap kali agama
terutama Kristen dikejar-kejar, ada statement : tidak ada agama yang ada
budaya etc.  Dan itu juga mengganggu bagi saya.  Salam, Tantono.


Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-21 Terurut Topik Liquid Yahoo
Biasanya sih orang yang beragama yang ganggu orang lain dengan pertanyaan 
"Agama anda apa?" Pertanyaan itu aja bagi saya sudah mengganggu sekali, lha 
wong privasi dia koq ditanya, sekalian aja tanya, "Kelamin kamu sudah berbulu 
blon?"



  - Original Message - 
  From: Tantono Subagyo 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, 21 September, 2008 21:25
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


  Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama tidak ada 
gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc.  Ateis adalah jenis kepercayaan 
juga, dan kepercayaan sifatnya sangat pribadi jadi monggo mawon.  Bagi saya 
ateis dapat diibaratkan sebagai air sumur dan agama dapat diibaratkan sebagai 
air kali.  Jadi kalau air sumur tidak mengganggu air kali dan sebaliknya maka 
terjadilah koeksistensi damai.  Salam, Tantono

   

Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-21 Terurut Topik Tantono Subagyo
Jadi ateis, urusan pribadilah, asal jangan bilang bahwa agama tidak ada
gunanya dan agama senang memecah belah etc.etc.  Ateis adalah jenis
kepercayaan juga, dan kepercayaan sifatnya sangat pribadi jadi monggo
mawon.  Bagi saya ateis dapat diibaratkan sebagai air sumur dan agama dapat
diibaratkan sebagai air kali.  Jadi kalau air sumur tidak mengganggu air
kali dan sebaliknya maka terjadilah koeksistensi damai.  Salam, Tantono


Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-21 Terurut Topik Liquid Yahoo
Jangan bilang baca yang jeli, lha wong anda yang salah ketik koq, hehehehe, 
just kidding bozz, seperti yang dibawah tadi, cuma iseng aje, abis suntuk 
ngebaca orang lain diskusi etnis lah di bandingin dengan agama, piye toh



  - Original Message - 
  From: Fy Zhou 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, 21 September, 2008 03:37
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


  baca yang jeli:

  Kalau menjadi atheis saja dibolehkan, berarti yang tidak atheis tapi tak 
memeluk satu agamapun tak menjadi masalah...
  cukup jelas bukan? 



  - Original Message 
  From: Liquid Yahoo <[EMAIL PROTECTED]>
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Saturday, September 20, 2008 10:03:26 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun



  ZFy:
  Jika menjadi Atheis saja berhak, apalagi menjadi seorang yang tak beragama!

  ***

  Emangnya ada atheis punya agama? Emangnya ada agama atheis?

  Sorry, ngai ga tahan isengin kata2 tersebut, hehehehe, tapi jangan2 bener2 
ada



- Original Message - 
From: Fy Zhou 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Friday, 19 September, 2008 18:13
Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


  Terimakasih pak Syariff! ternyata tak hanya NU yang sanggup 
melahirkan tokoh2 berwawasan terbuka dan humanis!

  Jika menjadi Atheis saja berhak, apalagi menjadi seorang yang tak 
beragama! harusnya tak menjadi masalah.

  Saya jadi teringat saat dialog dng Arif Budiman tentang masuknya dia 
ke Islam (ini omongan di forum resmi lho, bukan gosip bisik2), pada intinya dia 
menyebut alasannya masuk islam karena disyartkan oleh orang tua Leyla -calon 
istrinya, demi cinta ya dia mengalah, dalam kenyatannya dia toh tak sepenuhnya 
sbg pemeluk islam yang  sejati. tapi memang dia tak berani terang2an dimuka 
umum mengumbar bahwa islamnya hanya islam KTP atau fomalitas!

  Dari kasus di atas, saya menagkap sebuah ketak berdayaan yang tragis. 
Seorang Aeif yang berani vokal melawan tirani poliik, dng resiko dipenjara 
sekalipun, tapi tak berani melawan arus umum di negeri kita yang sebenarnya 
salah kaprah: bahwa suami istri harus se-agama, Arif tak berani terang2an 
menyatakan, bahwa agama bukan hal yang utama dalam hubungan antar manusia! 

  Yang lebih ironis, istrinya Leyla pernah menyindir di kompas, bahwa 
banyak kalangan di universitas Satyawacana sering mempersoalkan islmnya Arief.. 
Rupanya, Leyla sendiri sudah lupa, keluarganya juga pernah mempersoalkan 
ketidak islman arief kok! mungkin bukan Leyla pribadi yang mempersoalkan, tapi 
saat itu dia tak berdiri satu front dng arief untuk melawan kehendak orang tua! 
Apa dia masih punya hak menyindir orang lain? Arif pernah membela bahwa demi 
cinta dia mengalah, tapi mengapa demi cinta bukan agama yang mengalah?

  Mungkin ada yang menilai ini adalah persoalan pribadi Arif, tak perlu 
kita ikut campur. Tapi karena Arief adalah seorang pemikir sekaligus aktivis, 
perjuanganya menjadi sorotan publik, ketakberdayaannya melawan tirani politik 
agama di Indonesia menjadi sebuah catatan getir.


  ZFy


  --- On Thu, 9/18/08, HKSIS <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: HKSIS <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
To: "HKSIS" <[EMAIL PROTECTED] com>
Date: Thursday, September 18, 2008, 2:21 AM


http://www.sinarhar apan.co.id/ berita/0809/ 17/pol02. html

Syafii Maarif 
Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun



JAKARTA– Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif tak 
bisa berbuka puasa dengan tenang. Ia harus menerima ucapan selamat yang terus 
mengalir dari para tamu yang memenuhi aula Gedung PP Muhammadiyah, Senin (15/9) 
sore itu. 
Laki-laki yang akrab dipanggil Buya itu baru saja menerima 
penghargaan Magsaysay Award dari The Board of Trustees of the Ramon Magsaysay 
Foundation (RMAF) untuk kategori Peace and International Understanding. 
Magsaysay sebelumnya juga pernah dianugerahkan kepada Mochtar Lubis, 
Soedjatmoko, Pramudya Ananta Toer Abdurrahman Wahid dan Dita Indah Sari. 
Namun pria kelahiran Sumbar itu justru menanggapi biasa saja 
penghargaan itu. “Sebenarnya saya tidak bisa menanggung beban pujian-pujian 
itu. Karena tidak sehebat itu. Tanya saja pada istri saya,” katanya. 
Ia malah mengharapkan penghargaan yang diterimanya itu dapat 
memberi inspirasi bagi kalangan muda untuk meneruskan perjuangan menegakkan 
demokrasi, inklusivitas dan pluralisme dengan serius. Baginya, pluralitas harus 
mendapatkan perhatian utama, karena bangsa Indonesia lahir dari banyaknya 
suku-suku yang bersatu. Masyarakat di dalam suku tersebut memiliki beragama 
kepercayaan yang hidup. Sehingga, pemaksaan

Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-20 Terurut Topik Fy Zhou
baca yang jeli:

Kalau menjadi atheis saja dibolehkan, berarti yang tidak atheis tapi tak 
memeluk satu agamapun tak menjadi masalah...
cukup jelas bukan? 



- Original Message 
From: Liquid Yahoo <[EMAIL PROTECTED]>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Saturday, September 20, 2008 10:03:26 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


ZFy:
Jika menjadi Atheis saja berhak, apalagi menjadi seorang yang tak beragama!

***

Emangnya ada atheis punya agama? Emangnya ada agama atheis?

Sorry, ngai ga tahan isengin kata2 tersebut, hehehehe, tapi jangan2 bener2 
ada



- Original Message - 
From: Fy Zhou 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Friday, 19 September, 2008 18:13
Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

Terimakasih pak Syariff! ternyata tak hanya NU yang sanggup melahirkan tokoh2 
berwawasan terbuka dan humanis!

Jika menjadi Atheis saja berhak, apalagi menjadi seorang yang tak beragama! 
harusnya tak menjadi masalah.

Saya jadi teringat saat dialog dng Arif Budiman tentang masuknya dia ke Islam 
(ini omongan di forum resmi lho, bukan gosip bisik2), pada intinya dia menyebut 
alasannya masuk islam karena disyartkan oleh orang tua Leyla -calon istrinya, 
demi cinta ya dia mengalah, dalam kenyatannya dia toh tak sepenuhnya sbg 
pemeluk islam yang  sejati. tapi memang dia tak berani terang2an dimuka umum 
mengumbar bahwa islamnya hanya islam KTP atau fomalitas!

Dari kasus di atas, saya menagkap sebuah ketak berdayaan yang tragis. Seorang 
Aeif yang berani vokal melawan tirani poliik, dng resiko dipenjara sekalipun, 
tapi tak berani melawan arus umum di negeri kita yang sebenarnya salah kaprah: 
bahwa suami istri harus se-agama, Arif tak berani terang2an menyatakan, bahwa 
agama bukan hal yang utama dalam hubungan antar manusia! 

Yang lebih ironis, istrinya Leyla pernah menyindir di kompas, bahwa banyak 
kalangan di universitas Satyawacana sering mempersoalkan islmnya Arief.. 
Rupanya, Leyla sendiri sudah lupa, keluarganya juga pernah mempersoalkan 
ketidak islman arief kok! mungkin bukan Leyla pribadi yang mempersoalkan, tapi 
saat itu dia tak berdiri satu front dng arief untuk melawan kehendak orang 
tua! Apa dia masih punya hak menyindir orang lain? Arif pernah membela bahwa 
demi cinta dia mengalah, tapi mengapa demi cinta bukan agama yang mengalah?

Mungkin ada yang menilai ini adalah persoalan pribadi Arif, tak perlu kita ikut 
campur. Tapi karena Arief adalah seorang pemikir sekaligus aktivis, 
perjuanganya menjadi sorotan publik, ketakberdayaannya melawan tirani politik 
agama di Indonesia menjadi sebuah catatan getir.


ZFy


--- On Thu, 9/18/08, HKSIS <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: HKSIS <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
To: "HKSIS" <[EMAIL PROTECTED] com>
Date: Thursday, September 18, 2008, 2:21 AM


http://www.sinarhar apan.co.id/ berita/0809/ 17/pol02. html
Syafii Maarif 
Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


JAKARTA– Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif tak bisa berbuka 
puasa dengan tenang. Ia harus menerima ucapan selamat yang terus mengalir dari 
para tamu yang memenuhi aula Gedung PP Muhammadiyah, Senin (15/9) sore itu. 
Laki-laki yang akrab dipanggil Buya itu baru saja menerima penghargaan 
Magsaysay Award dari The Board of Trustees of the Ramon Magsaysay Foundation 
(RMAF) untuk kategori Peace and International Understanding. Magsaysay 
sebelumnya juga pernah dianugerahkan kepada Mochtar Lubis, Soedjatmoko, 
Pramudya Ananta Toer Abdurrahman Wahid dan Dita Indah Sari. 
Namun pria kelahiran Sumbar itu justru menanggapi biasa saja penghargaan itu. 
“Sebenarnya saya tidak bisa menanggung beban pujian-pujian itu.. Karena tidak 
sehebat itu. Tanya saja pada istri saya,” katanya. 
Ia malah mengharapkan penghargaan yang diterimanya itu dapat memberi inspirasi 
bagi kalangan muda untuk meneruskan perjuangan menegakkan demokrasi, 
inklusivitas dan pluralisme dengan serius. Baginya, pluralitas harus 
mendapatkan perhatian utama, karena bangsa Indonesia lahir dari banyaknya 
suku-suku yang bersatu. Masyarakat di dalam suku tersebut memiliki beragama 
kepercayaan yang hidup. Sehingga, pemaksaan atas nama satu keyakinan tertentu 
pada masyarakat tersebut tidak boleh dibiarkan karena bisa melahirkan 
perpecahan. 
Bahkan, Sjafii juga menegaskan, di dunia ini, manusia diperbolehkan untuk tidak 
beragama ataupun menjadi ateis sekalipun. Asalkan, masing-masing pihak saling 
menghormati, tidak memiliki agenda tersembunyi ataupun saling menghancurkan 
satu sama lain. Pendapat tersebut didasarkan pada nilai-nilai toleransi yang 
terkandung dalam Kitab Suci Al – Quran. “Menurut saya, Al – Quran itu lebih 
toleransi dibandingkan dengan orang Islam,” katanya.
Ia mengakui, saat ia memutuskan untuk bicara masalah itu persoalannya tidak 
mudah. Ia menuai kemarahan yang hebat dari para ulama dan jug

Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-20 Terurut Topik Liquid Yahoo
ZFy:
Jika menjadi Atheis saja berhak, apalagi menjadi seorang yang tak beragama!

***

Emangnya ada atheis punya agama? Emangnya ada agama atheis?

Sorry, ngai ga tahan isengin kata2 tersebut, hehehehe, tapi jangan2 bener2 
ada



  - Original Message - 
  From: Fy Zhou 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, 19 September, 2008 18:13
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


Terimakasih pak Syariff! ternyata tak hanya NU yang sanggup melahirkan 
tokoh2 berwawasan terbuka dan humanis!

Jika menjadi Atheis saja berhak, apalagi menjadi seorang yang tak 
beragama! harusnya tak menjadi masalah.

Saya jadi teringat saat dialog dng Arif Budiman tentang masuknya dia ke 
Islam (ini omongan di forum resmi lho, bukan gosip bisik2), pada intinya dia 
menyebut alasannya masuk islam karena disyartkan oleh orang tua Leyla -calon 
istrinya, demi cinta ya dia mengalah, dalam kenyatannya dia toh tak sepenuhnya 
sbg pemeluk islam yang  sejati. tapi memang dia tak berani terang2an dimuka 
umum mengumbar bahwa islamnya hanya islam KTP atau fomalitas!

Dari kasus di atas, saya menagkap sebuah ketak berdayaan yang tragis. 
Seorang Aeif yang berani vokal melawan tirani poliik, dng resiko dipenjara 
sekalipun, tapi tak berani melawan arus umum di negeri kita yang sebenarnya 
salah kaprah: bahwa suami istri harus se-agama, Arif tak berani terang2an 
menyatakan, bahwa agama bukan hal yang utama dalam hubungan antar manusia! 

Yang lebih ironis, istrinya Leyla pernah menyindir di kompas, bahwa 
banyak kalangan di universitas Satyawacana sering mempersoalkan islmnya Arief.. 
Rupanya, Leyla sendiri sudah lupa, keluarganya juga pernah mempersoalkan 
ketidak islman arief kok! mungkin bukan Leyla pribadi yang mempersoalkan, tapi 
saat itu dia tak berdiri satu front dng arief untuk melawan kehendak orang tua! 
Apa dia masih punya hak menyindir orang lain? Arif pernah membela bahwa demi 
cinta dia mengalah, tapi mengapa demi cinta bukan agama yang mengalah?

Mungkin ada yang menilai ini adalah persoalan pribadi Arif, tak perlu 
kita ikut campur. Tapi karena Arief adalah seorang pemikir sekaligus aktivis, 
perjuanganya menjadi sorotan publik, ketakberdayaannya melawan tirani politik 
agama di Indonesia menjadi sebuah catatan getir.


ZFy


--- On Thu, 9/18/08, HKSIS <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

  From: HKSIS <[EMAIL PROTECTED]>
  Subject: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
  To: "HKSIS" <[EMAIL PROTECTED]>
  Date: Thursday, September 18, 2008, 2:21 AM


  http://www.sinarhar apan.co.id/ berita/0809/ 17/pol02. html

  Syafii Maarif 
  Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun



  JAKARTA– Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif tak 
bisa berbuka puasa dengan tenang. Ia harus menerima ucapan selamat yang terus 
mengalir dari para tamu yang memenuhi aula Gedung PP Muhammadiyah, Senin (15/9) 
sore itu. 
  Laki-laki yang akrab dipanggil Buya itu baru saja menerima 
penghargaan Magsaysay Award dari The Board of Trustees of the Ramon Magsaysay 
Foundation (RMAF) untuk kategori Peace and International Understanding. 
Magsaysay sebelumnya juga pernah dianugerahkan kepada Mochtar Lubis, 
Soedjatmoko, Pramudya Ananta Toer Abdurrahman Wahid dan Dita Indah Sari. 
  Namun pria kelahiran Sumbar itu justru menanggapi biasa saja 
penghargaan itu. “Sebenarnya saya tidak bisa menanggung beban pujian-pujian 
itu. Karena tidak sehebat itu. Tanya saja pada istri saya,” katanya. 
  Ia malah mengharapkan penghargaan yang diterimanya itu dapat memberi 
inspirasi bagi kalangan muda untuk meneruskan perjuangan menegakkan demokrasi, 
inklusivitas dan pluralisme dengan serius. Baginya, pluralitas harus 
mendapatkan perhatian utama, karena bangsa Indonesia lahir dari banyaknya 
suku-suku yang bersatu. Masyarakat di dalam suku tersebut memiliki beragama 
kepercayaan yang hidup. Sehingga, pemaksaan atas nama satu keyakinan tertentu 
pada masyarakat tersebut tidak boleh dibiarkan karena bisa melahirkan 
perpecahan. 
  Bahkan, Sjafii juga menegaskan, di dunia ini, manusia diperbolehkan 
untuk tidak beragama ataupun menjadi ateis sekalipun. Asalkan, masing-masing 
pihak saling menghormati, tidak memiliki agenda tersembunyi ataupun saling 
menghancurkan satu sama lain. Pendapat tersebut didasarkan pada nilai-nilai 
toleransi yang terkandung dalam Kitab Suci Al – Quran. “Menurut saya, Al – 
Quran itu lebih toleransi dibandingkan dengan orang Islam,” katanya.
  Ia mengakui, saat ia memutuskan untuk bicara masalah itu persoalannya 
tidak mudah. Ia menuai kemarahan yang hebat dari para ulama dan juga kaum 
intelektual. Bahkan, salah satu dari mereka sangat kecewa dan segera menanyakan 
posisi teologis Sjafii sebagai seorang muslim. Namun, setelah dijelaskan 
pandangannya, pihak-pihak ya

Re: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-19 Terurut Topik Fy Zhou
Terimakasih pak Syariff! ternyata tak hanya NU yang sanggup melahirkan tokoh2 
berwawasan terbuka dan humanis!
 
Jika menjadi Atheis saja berhak, apalagi menjadi seorang yang tak beragama! 
harusnya tak menjadi masalah.
 
Saya jadi teringat saat dialog dng Arif Budiman tentang masuknya dia ke Islam 
(ini omongan di forum resmi lho, bukan gosip bisik2), pada intinya dia menyebut 
alasannya masuk islam karena disyartkan oleh orang tua Leyla -calon istrinya, 
demi cinta ya dia mengalah, dalam kenyatannya dia toh tak sepenuhnya sbg 
pemeluk islam yang  sejati. tapi memang dia tak berani terang2an dimuka umum 
mengumbar bahwa islamnya hanya islam KTP atau fomalitas!
 
Dari kasus di atas, saya menagkap sebuah ketak berdayaan yang tragis. Seorang 
Aeif yang berani vokal melawan tirani poliik, dng resiko dipenjara sekalipun, 
tapi tak berani melawan arus umum di negeri kita yang sebenarnya salah kaprah: 
bahwa suami istri harus se-agama, Arif tak berani terang2an menyatakan, bahwa 
agama bukan hal yang utama dalam hubungan antar manusia! 
 
Yang lebih ironis, istrinya Leyla pernah menyindir di kompas, bahwa banyak 
kalangan di universitas Satyawacana sering mempersoalkan islmnya Arief. 
Rupanya, Leyla sendiri sudah lupa, keluarganya juga pernah mempersoalkan 
ketidak islman arief kok! mungkin bukan Leyla pribadi yang mempersoalkan, tapi 
saat itu dia tak berdiri satu front dng arief untuk melawan kehendak orang 
tua! Apa dia masih punya hak menyindir orang lain? Arif pernah membela bahwa 
demi cinta dia mengalah, tapi mengapa demi cinta bukan agama yang mengalah?
 
Mungkin ada yang menilai ini adalah persoalan pribadi Arif, tak perlu kita ikut 
campur. Tapi karena Arief adalah seorang pemikir sekaligus aktivis, 
perjuanganya menjadi sorotan publik, ketakberdayaannya melawan tirani politik 
agama di Indonesia menjadi sebuah catatan getir.
 
 
ZFy
 

--- On Thu, 9/18/08, HKSIS <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: HKSIS <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun
To: "HKSIS" <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Thursday, September 18, 2008, 2:21 AM








http://www.sinarhar apan.co.id/ berita/0809/ 17/pol02. html
Syafii Maarif 
Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun


JAKARTA– Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif tak bisa berbuka 
puasa dengan tenang. Ia harus menerima ucapan selamat yang terus mengalir dari 
para tamu yang memenuhi aula Gedung PP Muhammadiyah, Senin (15/9) sore itu. 
Laki-laki yang akrab dipanggil Buya itu baru saja menerima penghargaan 
Magsaysay Award dari The Board of Trustees of the Ramon Magsaysay Foundation 
(RMAF) untuk kategori Peace and International Understanding. Magsaysay 
sebelumnya juga pernah dianugerahkan kepada Mochtar Lubis, Soedjatmoko, 
Pramudya Ananta Toer Abdurrahman Wahid dan Dita Indah Sari. 
Namun pria kelahiran Sumbar itu justru menanggapi biasa saja penghargaan itu. 
“Sebenarnya saya tidak bisa menanggung beban pujian-pujian itu. Karena tidak 
sehebat itu. Tanya saja pada istri saya,” katanya. 
Ia malah mengharapkan penghargaan yang diterimanya itu dapat memberi inspirasi 
bagi kalangan muda untuk meneruskan perjuangan menegakkan demokrasi, 
inklusivitas dan pluralisme dengan serius. Baginya, pluralitas harus 
mendapatkan perhatian utama, karena bangsa Indonesia lahir dari banyaknya 
suku-suku yang bersatu. Masyarakat di dalam suku tersebut memiliki beragama 
kepercayaan yang hidup. Sehingga, pemaksaan atas nama satu keyakinan tertentu 
pada masyarakat tersebut tidak boleh dibiarkan karena bisa melahirkan 
perpecahan.. 
Bahkan, Sjafii juga menegaskan, di dunia ini, manusia diperbolehkan untuk tidak 
beragama ataupun menjadi ateis sekalipun. Asalkan, masing-masing pihak saling 
menghormati, tidak memiliki agenda tersembunyi ataupun saling menghancurkan 
satu sama lain. Pendapat tersebut didasarkan pada nilai-nilai toleransi yang 
terkandung dalam Kitab Suci Al – Quran. “Menurut saya, Al – Quran itu lebih 
toleransi dibandingkan dengan orang Islam,” katanya.
Ia mengakui, saat ia memutuskan untuk bicara masalah itu persoalannya tidak 
mudah. Ia menuai kemarahan yang hebat dari para ulama dan juga kaum 
intelektual. Bahkan, salah satu dari mereka sangat kecewa dan segera menanyakan 
posisi teologis Sjafii sebagai seorang muslim. Namun, setelah dijelaskan 
pandangannya, pihak-pihak yang marah tersebut hanya diam hingga sekarang. 
Menurutnya, beberapa ayat di dalam Al – Quran sangat jelas menegaskan tidak 
boleh adanya pemaksaan dalam beragama. Bahkan, katanya, nabi pun dilarang 
memaksa. “Jadi, kalau orang mau beriman mari beriman kalau tidak juga mari. 
Perkara nanti perkara di depan Tuhan itu urusan mereka. Tapi tidak ada kekuatan 
duniawi untuk memaksa orang atau pengadilan untuk membunuh atau menghukum orang 
yang tidak beriman. Itu pendapat saya,” paparnya. 
Ia melihat, kemarahan yang ditunjukkan kepadanya, kemungkinan besar karena 
terbatasnya pengetahuan mereka tentang pemahaman teologis aya

[budaya_tionghua] Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun

2008-09-17 Terurut Topik HKSIS
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0809/17/pol02.html

Syafii Maarif 
Manusia Berhak Menjadi Ateis Sekalipun



JAKARTA? Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif tak bisa berbuka 
puasa dengan tenang. Ia harus menerima ucapan selamat yang terus mengalir dari 
para tamu yang memenuhi aula Gedung PP Muhammadiyah, Senin (15/9) sore itu. 
Laki-laki yang akrab dipanggil Buya itu baru saja menerima penghargaan 
Magsaysay Award dari The Board of Trustees of the Ramon Magsaysay Foundation 
(RMAF) untuk kategori Peace and International Understanding. Magsaysay 
sebelumnya juga pernah dianugerahkan kepada Mochtar Lubis, Soedjatmoko, 
Pramudya Ananta Toer Abdurrahman Wahid dan Dita Indah Sari. 
Namun pria kelahiran Sumbar itu justru menanggapi biasa saja penghargaan itu. 
?Sebenarnya saya tidak bisa menanggung beban pujian-pujian itu. Karena tidak 
sehebat itu. Tanya saja pada istri saya,? katanya. 
Ia malah mengharapkan penghargaan yang diterimanya itu dapat memberi inspirasi 
bagi kalangan muda untuk meneruskan perjuangan menegakkan demokrasi, 
inklusivitas dan pluralisme dengan serius. Baginya, pluralitas harus 
mendapatkan perhatian utama, karena bangsa Indonesia lahir dari banyaknya 
suku-suku yang bersatu. Masyarakat di dalam suku tersebut memiliki beragama 
kepercayaan yang hidup. Sehingga, pemaksaan atas nama satu keyakinan tertentu 
pada masyarakat tersebut tidak boleh dibiarkan karena bisa melahirkan 
perpecahan. 
Bahkan, Sjafii juga menegaskan, di dunia ini, manusia diperbolehkan untuk tidak 
beragama ataupun menjadi ateis sekalipun. Asalkan, masing-masing pihak saling 
menghormati, tidak memiliki agenda tersembunyi ataupun saling menghancurkan 
satu sama lain. Pendapat tersebut didasarkan pada nilai-nilai toleransi yang 
terkandung dalam Kitab Suci Al ? Quran. ?Menurut saya, Al ? Quran itu lebih 
toleransi dibandingkan dengan orang Islam,? katanya.
Ia mengakui, saat ia memutuskan untuk bicara masalah itu persoalannya tidak 
mudah. Ia menuai kemarahan yang hebat dari para ulama dan juga kaum 
intelektual. Bahkan, salah satu dari mereka sangat kecewa dan segera menanyakan 
posisi teologis Sjafii sebagai seorang muslim. Namun, setelah dijelaskan 
pandangannya, pihak-pihak yang marah tersebut hanya diam hingga sekarang. 
Menurutnya, beberapa ayat di dalam Al ? Quran sangat jelas menegaskan tidak 
boleh adanya pemaksaan dalam beragama. Bahkan, katanya, nabi pun dilarang 
memaksa. ?Jadi, kalau orang mau beriman mari beriman kalau tidak juga mari. 
Perkara nanti perkara di depan Tuhan itu urusan mereka. Tapi tidak ada kekuatan 
duniawi untuk memaksa orang atau pengadilan untuk membunuh atau menghukum orang 
yang tidak beriman. Itu pendapat saya,? paparnya. 
Ia melihat, kemarahan yang ditunjukkan kepadanya, kemungkinan besar karena 
terbatasnya pengetahuan mereka tentang pemahaman teologis ayat-ayat Quran 
terkait dengan kebebasan untuk berkehendak dan memilih. Dalam pandangannya, 
sesuai dengan Al-Quran, Tuhan sejatinya menawarkan kebebasan terhadap seluruh 
umat manusia untuk mempercayai ataupun tidak mempercayai, sedangkan resikonya 
merupakan urusan pribadi masing-masing dengan Tuhan. 
?Dengan kata lain, seseorang yang mengklaim dirinya sebagai seorang ateis 
ataupun orang yang ingkar terhadap agama tidak dapat dibawa ke pengadilan untuk 
menghadapi hukuman agama sebagaimana pandangan yang dianut muslim klasik,? 
katanya. 

Tak Boleh Monopoli
Ia juga menyadari, saat ini tidak banyak ulama yang mau membuka kembali Quran 
dan menempatkanya secara kontekstual. Sehingga, untuk masalah ini ke depan akan 
sangat tergantung pada kemampuan umat muslim untuk memberikan respon secara 
kreatif dalam menghadapi tantangan hari ini. Pasalnya, interpretasi teks 
keagamaan harus dilihat dalam kaca mata waktu saat itu. Karenanya, seorang ahli 
yang kaliberpun tidak punya hak untuk memonopoli kebenaran. 
Al ? Quran, katanya, secara tegas melarang umat manusia secara buta menjadi 
pengikut para ulama. Bahkan, Al- Quran menegaskan membunuh seseorang artinya 
membunuh seluruh kemanusiaan. 
Dia melihat, kelompok militan dan radikal yang siap untuk mati umumnya 
mempertahankan fatwa-fatwa dari pandangan Islam klasik. Salah satu contohnya 
adalah peledakan bom di Bali dan JW Mariot. Terkadang, untuk kelompok seperti 
ini, membunuh orang lain yang berbeda secara ideologis dari pandangan agamanya 
dalam beberapa kasus sebenarnya justru demi kepentingan uang. Oleh karena itu, 
yang terjadi sebenarnya adalah penyalahgunaan agama untuk kepentingan dan 
tujuan rendah. 
?Secara adil tidak hanya orang muslim yang melakukan monopoli praktik bom bunuh 
diri. Beberapa pengikut agama lain juga sering melakukan hal yang sama. 
Ketidakadilan dan penindasan yang dilakukan oleh beberapa orang harus 
bertanggung jawab terhadap tindakan-tindakan yang salah tersebut,? imbuhnya. 
Namun, bagaimana itu dijalankan di Indonesia, ketika hukum negarapun ternyata 
masih mencantumkan pasal tentang penistaan agama? Ia pun menjawab dengan 
singkat