Re: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata
Yah, sampai akhir hayat Shindunata tidak pernah mengaku salah, dia tetap mempertahankan Politik pemburannya yang memojokkan kaum Tionghoa. Zhou Fy - Original Message - From: perfect_harmony2000 [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, August 25, 2005 12:04 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata sdr.Ambon , tulisan yang di harian Kompas ini sungguh menohok hati saya. Fakta sejarah mengatakan bahwa universitas Trisakti berasal dari universitas Res Publica , jadi tidak benar mereka mendirikan universitas Trisakti. Yang benar adalah mengambil alih. Sindhunata sendiri secara jelas menyatakan bahwa kepres 14 /1967 adalah gagasannya. Harry Tjan Silalahi boleh berdalih apapun , tapi perbuatan Sindhunata jelas-jelas melukai sdr.2 kita yang beragama Khong HuCu. hormat saya , Xuan Tong Yahoo! Groups Sponsor ~-- Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital. http://us.click.yahoo.com/ons1pC/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
OOT To No Name RE: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata
Yang namanya ideologi itu bukan saja hanya ideologi formal tertulis seperti pancasila dan uud 45. Tetapi ideologi yang tertanam dalam pikiran sedari anda kecil. Seperti anak-anak onta diajarkan sama ulamanya kalo jabat tangan dengan kafirun itu haram hukumnya, atau darah kafirun itu halal, atau kafiruan memurtadkan kaum mukmin. Ato ideologi yang ditanamkan para cimed kepada anaknya, kalo tiko itu identik dengan jorok dan miskin dan oleh karena itu sebisa mungkin jangan berteman dengan mereka kalo tidak mau diperas. Ini yang kemudian menciptakan ekslusivisme dan kemudian melahirkan lagi sebuah antitesis yang baru, dan interaksi keduanya ini kemudian melahirkan sebuah sintesa baru. Lagipula, saya tidak bermaksud menawarkan solusi instan karena saya yakin seyakin-yakinnya semua ini memang perlu proses, sama seperti proses terbentuknya ideologi itu sendiri. Dan saya melihat asimilasi yang dibawa oleh sidhunata adalah sintesa dari masalah ini. Masa gini aja kudu dijelasin kembali cici? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote: Hehehe kebetulan baru nyimak obrol-obrol pulitik semalem. Yang dibahas kurang lebih memper. Masalah system yang rusak sak sak. Tapi ora mudheng system yang gimana. Kalau dihubungin ama tulisan si NONO, ideologinya harus dirumuskan ulang? Ideologi yang mana? Apa ideologi Pancasila dan UUD 45 ngga cukup? Apa harus bikin baru? Kalu kata gue sih bikin ideologi baru Cuma solusi instant yang belon ketauan juntrungannya, mendingan balik lagi ke ideologi lama tapi dijalankan dengan komitmen. Kalu masalah system. iya nih harus ada SAP kali nih. -Origi nal Message- From: No Name [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, August 26, 2005 9:59 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata Hebat sekali bung ambon. Kenapa hanya berpangkat mayor? Bobot pertanyaannya sama seperti begini: Jangan naik mobil, karena sering terjadi tabrakan. Lha wong yang rusak itukan sistem yang telah salah dibangun dari awalnya yang notabene juga dipengaruhi perubahan sosial. Perubahan sosial itu yach dipengaruhi oleh ideologi. Ideologi itu sendiri dipengaruhi oleh akumulasi efek-efek dari perubahan sosial sebelumnya. Nah, kalo merunut pemikiran ini, kenapa kita tidak membalikan proses ini? Dari efek sekarang yang ada, lalu merumuskan ideologi trus merealisasikannya pada tataran praxis sehingga diharapkan adanya perubahan sosial dan perbaikan dari yang sebelumnya. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Indonesia terdiri dari berbagai etnik. Bila asimilasi, timbul pertanyaan ke etnik mana harus berasimilasi? Sebab kalau keliru mungkin menjadi problem bagi diri sendiri atau generasi mendatang dari mereka yang berasimilasi. Selalu ditekankan untuk minoritas mengikuti mayoritas, tetapi mengapa tidak sebaliknya, dengan mendidik diri bahwa yang menjadi warganegara mempunyai hak dan kewajiban tanpa dibedakan nama, warna kulit, keturunan, bentuk muka, mata, etnik maupun agama dsbnya. Saya kira yang paling cocok ialah integrasi. Apakah pikiran saya keliru? Hemat saya alm Sindhunata sudah berasimilasi, ini adalah haknya berbuat begitu. Suatu langkah yang wajib dipuji, tetapi secara iseng timbul pertanyaan mengingat pendidikannya yang bagus, mengapa cuma mendapat pangkat mayor? - Original Message - From: ulysee [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, August 25, 2005 12:50 PM Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata Apa salahnya memperjuangkan paham asimilasi? Selama yang melakukan tanpa paksaan khan bagus? Yang jadi tidak bagus adalah karena kemudian terdapat unsur pemaksaan dengan campur tangan pemerintah. Idenya sendiri belah mananya yang tidak bagus? Kata cina juga bukannya jelek. Jadi jelek karena banyak yang menjelek-jelekkan toh. Sampe sekarang RRC disebut Cina/China apakah jelek? -Original Message- From: Dedi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, August 25, 2005 5:19 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata saya rasa, Sindhunata maupun Harry Tjan hanyalah penjilat yang tidak tahu malu. Mereka adalah orang2 yang memperjuangkan paham asimilasi (harus membuang ketionghoaan supaya bisa membaur), dan bahkan sindhunata adalah orang yang mengusulkan penggunaan kembali kata 'cina'. Kepergian Sundhunata tidak patut untuk dikenang. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua
[budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote: Pufff déj?vu.. pernah baca dimana yaaa :D Sdr. Ka Te yang tersayang :P mengutip tulisan Sdr sendiri: Asimilisai tidak bermasalah sejauh dilakukan secara ALAMI, dan tanpa PAKSAAN. Fine, jadi kita sepakat ya, Asimilasinya sendiri bukan masalah, yang jadi masalah adalah PAKSAAN. (g copy paste sampe ke salah hurupnya itu.. heheh)Bahwa Asimilasi yang tidak masalah itu begitu diambil-alih menjadi kebijaksanaan pemerintah, efeknya negatif. Dan pertanyaan anda: Siapa dibalik keputusan pemerintah ttg pelarangan budaya dan kepercayaan tradisional etnis Tionghoa? Jawab: Tentunya orang-orang yang punya kepentingan politik dan diuntungkan dengan adanya pelarangan itu. Apakah cuma Sindhunata seorang? KT: Sdr. Ulysee yang terkasih, tentu saja tidak hanya Sindhunata seorang, tetapi ada satu kelompok lainnya, dan Sindhunata termasuk salah satu konseptornya, termasuk Boss CSIS juga. Sementara katanyaa (sebab gue ngga kenal jadi ngga denger sendiri) tahun-tahun belakangan dia menyesali kesalahannya yang membuat posisi etnis tionghua jadi malah tergencet dan bukannya terbebas dari kecurigaan masa itu (kali maksudnya kecurigaan bahwa mentang mentang tionghua- trus disangkutin sama RRC dan komunisme dan loyalitasnya diragukan). Bener enggaknya, tanya ama yang kenal deket aja deh gih. KT: Bagus kalau seandainya dia menyesali itu, tetapi tidak pernah terucap dari mulutnya bahwa dia menyesal apalagi minta maaf, dan tidak ada tindakan nyata yang membuktikan dia menyesal. Kalau upaya cuci dosa, mungkin saja ada. Bagusnya adalah Sindhunata sempat melihat hasil karya dia dengan konsep asimilasi yang berakhir dengan kegagalan, entah mau diakui atau tidak, semasa hidupnya. Semoga Almarhum Sindhunata berbahagia di dunia maupun di akhirat, dibumi maupun di surga, bersama-sama dengan Bapa yang Esa sedang kopi darat menikmati hidup bahagia tanpa beban di Surga, atas karyanya di bumi Nusantara terhadap saudara se-etnis dia, dan juga korban-korban yg timbul, terutama generasi kita yang harus bersusah payah menggali kembali identitas diri kita. Ini juga gue masih belajar-belajar soal sejarahnya nih. Sapa punya referensi buku bagus? Infonya donk. Sementara ini, bisa dibuka website : http://www.indonesiamedia.com/2002/july/local-0702-std1.htm Siaw Tiong Djin Vs Sindhunata Pertemuan kedua tokoh dalam suatu forum diskusi antara Siaw Tiong Djin, yg merupakan anak dari ketua Baperki, dengan Sindhunata, sang tokoh asmilasi. -Original Message- From: karang_terjal [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, August 26, 2005 1:29 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata Sdr. Ullysee yang tercinta, uhuy! Skip K.Sindhunatha mengakui secara gamblang bahwa ia yang mengusulkan kepada Presiden Soeharto agar seluruh tradisi,adat-istiadat, kepercayaan dan agama etnis Tionghoa dilarang di bumi Indonesia Ia menambahkan bahwa Presiden Soeharto masih cukup baik karena masih mengijinkan etnis Tionghoa merayakannya di lingkungan keluarga dan di dalam ruangan tertutup (indoor). Padahal usul yang diajukannya, melarang secara total. Dengan dikeluarkannya Inpres N0.14/1967 seluruh perayaan tradisi dan keagamaan etnis Tionghoa termasuk Tahun Baru Imlek, Capgomeh, Pehcun dan sebagainya dilarang dirayakan secara terbuka. Demikian juga tarian-tarian barongsay (tari singa) dan liang- liong (tari naga) dilarang dipertunjukkan di muka umum. Ironisnya, Sindhunata sempat berobat ke RRC sebelum meninggal, negara yang budayanya tersebut dibenci dan diharamkan oleh dia di bumi Nusantara. -cut--- PResiden Soeharto masih cukup baik, tidak melarang secara TOTAL spt usul Sindhunata. ___ Saya tambahkan tulisan di bawah ini: (lengkapnya silahkan baca di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/14220 ttg Kegagalan Doktrin Asimilasi) Pemasungan terhadap etnis Tionghoa kemudian dilanjutkan dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri N0. 4555.2-360 tahun 1968 tentang Penataan Klenteng dan Surat Edaran Menteri Penerangan N0.02/SE/Ditjen/PPG/K/1988 tentang Larangan Penerbitan dan Pencetakan Tulisan/Iklan beraksara dan berbahasa Cina, ditambah dengan Peraturan Daerah Tingkat I DKI Jakarta N0.K-I/OS-12 tentang keharusan warga negara Indonesia keturunan Tionghoa di daerah DKI Jakarta melapor dan mengisi formulir K-1. Demikian juga setiap warga negara Indonesia keturunan Tionghoa dan anak-anaknya melalui Surat Keputusan Bersama Menteri Kehakiman dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia SKB 01- UM.09.30,N0 42 wajib memiliki Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia atau SBKRI. Kemudian selaras dengan perkembangan situasi di dalam negeri, pada Juni 1969,SCUT dibubarkan dan fungsinya diambil alih BAKIN
[budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata
sama sekali tidak menangkap pemikiran bahwa mereka 'mengharamkan' budaya Tionghoa. Anyway, menurut saya mereka sudah berjuang dengan cara yang mereka tahu dan mampu. ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote: Tidak perlu memuji, tapi jangan pula menghujat. Jangan pula terburu-buru ambil kesimpulan kalau BUKAN hitam maka PASTI putih. Sindhunata mencetuskan asimilasi- apa berarti dia membenci dan mengharamkan budaya Cina? Harry Tjan Silalahi mendukung Asimilasi - apa berarti anti budaya tionghua? Biar bagaimanapun kita bukan cacing di perut orang, isi hati orang manalah kita tahu. -Original Message- From: karang_terjal [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, August 26, 2005 3:49 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata KT: Wajib dipuji? Nah itu yang tanda tanya bagi saya. _ TOLONG TULISAN SAYA JANGAN DIHILANGKAN DIBAGIAN INI YANG MENGUATKAN PERNYATAAN SAYA DIBAWAHNYA. SAYA KUTIP LAGI TULISAN TERSEBUT DI ATAS. TOLONG DIBACA. __ Ironisnya, Sindhunata sempat berobat ke RRC sebelum meninggal, negara yang budayanya tersebut dibenci dan diharamkan oleh dia di bumi Nusantara. Mustinya, dia berobat ke Amerika dan Eropa. Bukankah kedokteran mereka lebih maju? Sama memalukannya dgn Harry Tjan Silalahi, yang anti budaya tionghoa, tetapi setiap hari latihan meditasi kesehatan yang berasal dari negri Tiongkok untuk mengobati penyakit diabetesnya. Mendukung asimilasi, tetapi konon kabarnya putra tercintanya itu sempat ditentang pacaran dengan dosen UI karena beda komponen SARA nya. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital. http://us.click.yahoo.com/ons1pC/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata
yup pendapat setiap org harus dihormati kok, bukan dipaksakan dengan perpu UU dll hahahahahha, mereka harus dikenang tuh sebagai manusia yg ga punya kaca dirumah, ga bisa liat diri sendiri siapa. hahahahhha btw kalo begitu bisa dianggap menjual teman demi harta gak? --- Dewi O'Barnas [EMAIL PROTECTED] wrote: Menurut saya, mau apapun paham setiap orang - integrasi atau asimilasi - mereka tidak pantas dihujat karenanya. setiap orang bebas berpendapat, dan menurut saya itu harus kita hargai. Saya sendiri menganut paham integrasi, adalah hak masyarakat Tionghoa untuk memilih menjalankan budaya leluhurnya atau mengikuti budaya tempaynya yang baru. Tapi seandainya ada yang lebih senang dengan asimilasi, itu pun adalah hak mereka. HArus diakui, kelemahan paham integrasi memiliki kelemahannya sendiri, yaitu sulit diterima mayoritas masyarakat Indonesia yang tidak mengenyam pendidikan tinggi sehingga tidak paham mengenai hal ini. Mungkin inilah yang ada di benak para penganut paham asimilasi, bagaimana agar lebih mudah diterima di lingkungan yang lebih besar. Sejauh saya membaca tulisan dan pemikiran mereka, saya sama sekali tidak menangkap pemikiran bahwa mereka 'mengharamkan' budaya Tionghoa. Anyway, menurut saya mereka sudah berjuang dengan cara yang mereka tahu dan mampu. ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote: Tidak perlu memuji, tapi jangan pula menghujat. Jangan pula terburu-buru ambil kesimpulan kalau BUKAN hitam maka PASTI putih. Sindhunata mencetuskan asimilasi- apa berarti dia membenci dan mengharamkan budaya Cina? Harry Tjan Silalahi mendukung Asimilasi - apa berarti anti budaya tionghua? Biar bagaimanapun kita bukan cacing di perut orang, isi hati orang manalah kita tahu. -Original Message- From: karang_terjal [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, August 26, 2005 3:49 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata KT: Wajib dipuji? Nah itu yang tanda tanya bagi saya. Ironisnya, Sindhunata sempat berobat ke RRC sebelum meninggal, negara yang budayanya tersebut dibenci dan diharamkan oleh dia di bumi Nusantara. Mustinya, dia berobat ke Amerika dan Eropa. Bukankah kedokteran mereka lebih maju? Sama memalukannya dgn Harry Tjan Silalahi, yang anti budaya tionghoa, tetapi setiap hari latihan meditasi kesehatan yang berasal dari negri Tiongkok untuk mengobati penyakit diabetesnya. Mendukung asimilasi, tetapi konon kabarnya putra tercintanya itu sempat ditentang pacaran dengan dosen UI karena beda komponen SARA nya. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Yahoo! Groups Sponsor ~-- 1.2 million kids a year are victims of human trafficking. Stop slavery. http://us.click.yahoo.com/X3SVTD/izNLAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata
Hebat sekali bung ambon. Kenapa hanya berpangkat mayor? Bobot pertanyaannya sama seperti begini: Jangan naik mobil, karena sering terjadi tabrakan. Lha wong yang rusak itukan sistem yang telah salah dibangun dari awalnya yang notabene juga dipengaruhi perubahan sosial. Perubahan sosial itu yach dipengaruhi oleh ideologi. Ideologi itu sendiri dipengaruhi oleh akumulasi efek-efek dari perubahan sosial sebelumnya. Nah, kalo merunut pemikiran ini, kenapa kita tidak membalikan proses ini? Dari efek sekarang yang ada, lalu merumuskan ideologi trus merealisasikannya pada tataran praxis sehingga diharapkan adanya perubahan sosial dan perbaikan dari yang sebelumnya. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Indonesia terdiri dari berbagai etnik. Bila asimilasi, timbul pertanyaan ke etnik mana harus berasimilasi? Sebab kalau keliru mungkin menjadi problem bagi diri sendiri atau generasi mendatang dari mereka yang berasimilasi. Selalu ditekankan untuk minoritas mengikuti mayoritas, tetapi mengapa tidak sebaliknya, dengan mendidik diri bahwa yang menjadi warganegara mempunyai hak dan kewajiban tanpa dibedakan nama, warna kulit, keturunan, bentuk muka, mata, etnik maupun agama dsbnya. Saya kira yang paling cocok ialah integrasi. Apakah pikiran saya keliru? Hemat saya alm Sindhunata sudah berasimilasi, ini adalah haknya berbuat begitu. Suatu langkah yang wajib dipuji, tetapi secara iseng timbul pertanyaan mengingat pendidikannya yang bagus, mengapa cuma mendapat pangkat mayor? - Original Message - From: ulysee [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, August 25, 2005 12:50 PM Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata Apa salahnya memperjuangkan paham asimilasi? Selama yang melakukan tanpa paksaan khan bagus? Yang jadi tidak bagus adalah karena kemudian terdapat unsur pemaksaan dengan campur tangan pemerintah. Idenya sendiri belah mananya yang tidak bagus? Kata cina juga bukannya jelek. Jadi jelek karena banyak yang menjelek-jelekkan toh. Sampe sekarang RRC disebut Cina/China apakah jelek? -Original Message- From: Dedi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, August 25, 2005 5:19 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata saya rasa, Sindhunata maupun Harry Tjan hanyalah penjilat yang tidak tahu malu. Mereka adalah orang2 yang memperjuangkan paham asimilasi (harus membuang ketionghoaan supaya bisa membaur), dan bahkan sindhunata adalah orang yang mengusulkan penggunaan kembali kata 'cina'. Kepergian Sundhunata tidak patut untuk dikenang. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links Yahoo! Groups Sponsor ~-- Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital. http://us.click.yahoo.com/ons1pC/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata
Pufff déjà vu.. pernah baca dimana yaaa :D Sdr. Ka Te yang tersayang :P mengutip tulisan Sdr sendiri: Asimilisai tidak bermasalah sejauh dilakukan secara ALAMI, dan tanpa PAKSAAN. Fine, jadi kita sepakat ya, Asimilasinya sendiri bukan masalah, yang jadi masalah adalah PAKSAAN. (g copy paste sampe ke salah hurupnya itu.. heheh)Bahwa Asimilasi yang tidak masalah itu begitu diambil-alih menjadi kebijaksanaan pemerintah, efeknya negatif. Dan pertanyaan anda: Siapa dibalik keputusan pemerintah ttg pelarangan budaya dan kepercayaan tradisional etnis Tionghoa? Jawab: Tentunya orang-orang yang punya kepentingan politik dan diuntungkan dengan adanya pelarangan itu. Apakah cuma Sindhunata seorang? Sementara katanyaa (sebab gue ngga kenal jadi ngga denger sendiri) tahun-tahun belakangan dia menyesali kesalahannya yang membuat posisi etnis tionghua jadi malah tergencet dan bukannya terbebas dari kecurigaan masa itu (kali maksudnya kecurigaan bahwa mentang mentang tionghua- trus disangkutin sama RRC dan komunisme dan loyalitasnya diragukan). Bener enggaknya, tanya ama yang kenal deket aja deh gih. Ini juga gue masih belajar-belajar soal sejarahnya nih. Sapa punya referensi buku bagus? Infonya donk. -Original Message- From: karang_terjal [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, August 26, 2005 1:29 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata Sdr. Ullysee yang tercinta, uhuy! Skip K.Sindhunatha mengakui secara gamblang bahwa ia yang mengusulkan kepada Presiden Soeharto agar seluruh tradisi,adat-istiadat, kepercayaan dan agama etnis Tionghoa dilarang di bumi Indonesia Ia menambahkan bahwa Presiden Soeharto masih cukup baik karena masih mengijinkan etnis Tionghoa merayakannya di lingkungan keluarga dan di dalam ruangan tertutup (indoor). Padahal usul yang diajukannya, melarang secara total. Dengan dikeluarkannya Inpres N0.14/1967 seluruh perayaan tradisi dan keagamaan etnis Tionghoa termasuk Tahun Baru Imlek, Capgomeh, Pehcun dan sebagainya dilarang dirayakan secara terbuka. Demikian juga tarian-tarian barongsay (tari singa) dan liang- liong (tari naga) dilarang dipertunjukkan di muka umum. Ironisnya, Sindhunata sempat berobat ke RRC sebelum meninggal, negara yang budayanya tersebut dibenci dan diharamkan oleh dia di bumi Nusantara. -cut--- PResiden Soeharto masih cukup baik, tidak melarang secara TOTAL spt usul Sindhunata. ___ Saya tambahkan tulisan di bawah ini: (lengkapnya silahkan baca di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/14220 ttg Kegagalan Doktrin Asimilasi) Pemasungan terhadap etnis Tionghoa kemudian dilanjutkan dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri N0. 4555.2-360 tahun 1968 tentang Penataan Klenteng dan Surat Edaran Menteri Penerangan N0.02/SE/Ditjen/PPG/K/1988 tentang Larangan Penerbitan dan Pencetakan Tulisan/Iklan beraksara dan berbahasa Cina, ditambah dengan Peraturan Daerah Tingkat I DKI Jakarta N0.K-I/OS-12 tentang keharusan warga negara Indonesia keturunan Tionghoa di daerah DKI Jakarta melapor dan mengisi formulir K-1. Demikian juga setiap warga negara Indonesia keturunan Tionghoa dan anak-anaknya melalui Surat Keputusan Bersama Menteri Kehakiman dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia SKB 01- UM.09.30,N0 42 wajib memiliki Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia atau SBKRI. Kemudian selaras dengan perkembangan situasi di dalam negeri, pada Juni 1969,SCUT dibubarkan dan fungsinya diambil alih BAKIN yang kemudian melalui Keputusan KABAKIN N0.Kpts-031 Tahun 1973 membentuk Badan Koordinasi Masalah Cina (BKMC) yang tugas utamanya mengawasi seluruh gerak-gerik dan kegiatan etnis Tionghoa di Indonesia, sedangkan BKUT dialihkan ke Departemen Dalam Negeri. Melalui Keputusan KABAKIN N0-Kpts-032 tahun 1973 ditentukan struktur organisasi, prosedur dan tata cara kerja BKMC. ___ ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote: Sindhunata mencetuskan asimilasi- apa berarti dia membenci dan mengharamkan budaya Cina? Pertanyaan anda sebenarnya sudah terjawab dipostingan yang lalu, sayang sekali anda menghilangkan bagian tulisan tsb. Asimilisai tidak bermasalah sejauh dilakukan secara ALAMI, dan tanpa PAKSAAN. Bila dituangkan dalam bentuk sejumlah Perintah dan Instruksi berkekuatan hukum yang bersifat memaksa etnis Tionghoa untuk menaatinya, dan akan dijebloskan ke dalam sel bila tdk menaatinya, maka itu adalah tidak benar dan sudah melanggar HAM, bahkan UUD'45 pasal 29 ttg kerukunan beragama. Siapa dibalik keputusan pemerintah ttg pelarangan budaya dan kepercayaan tradisional etnis Tionghoa? Apa sepak terjang mereka dan lembaga yang menaungi mereka untuk menyuskeskan ide asimilasi mereka supaya bisa dikenang sebagai pahlawan nasional? Keputusan apa saja yang telah dihasilkan oleh lembaga dibawah pimpinan mereka yg berhasil memasung budaya tionghoa selama 32 tahun? Silahkan
[budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata
saya rasa, Sindhunata maupun Harry Tjan hanyalah penjilat yang tidak tahu malu. Mereka adalah orang2 yang memperjuangkan paham asimilasi (harus membuang ketionghoaan supaya bisa membaur), dan bahkan sindhunata adalah orang yang mengusulkan penggunaan kembali kata 'cina'. Kepergian Sundhunata tidak patut untuk dikenang. Date: Thu, 25 Aug 2005 05:04:22 - From: perfect_harmony2000 [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata sdr.Ambon , tulisan yang di harian Kompas ini sungguh menohok hati saya. Fakta sejarah mengatakan bahwa universitas Trisakti berasal dari universitas Res Publica , jadi tidak benar mereka mendirikan universitas Trisakti. Yang benar adalah mengambil alih. Sindhunata sendiri secara jelas menyatakan bahwa kepres 14 /1967 adalah gagasannya. Harry Tjan Silalahi boleh berdalih apapun , tapi perbuatan Sindhunata jelas-jelas melukai sdr.2 kita yang beragama Khong HuCu. hormat saya , Xuan Tong Start your day with Yahoo! - make it your home page http://www.yahoo.com/r/hs Yahoo! Groups Sponsor ~-- font face=arial size=-1a href=http://us.ard.yahoo.com/SIG=12ht9oe63/M=320369.6903865.7846595.3022212/D=groups/S=1705329729:TM/Y=YAHOO/EXP=1124972628/A=2896112/R=0/SIG=1107idj9u/*http://www.thanksandgiving.com Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children¿s Research Hospital/a./font ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata
Sdr Harmony, Beberapa waktu setelah Pak Harto jatuh terpelanting dari kursi kekuasaan, saya menelepon seorang kenalan yang menetahui seluk beluk berdirinya Universitas Respublica sampai diambil alih menjadi Trisakti, saya menanyakan apakah tidak bisa diambil kembali universitas tsb oleh pemilik semula. Jawab yang saya peroleh ialah bahwa sekalipun penyerahan terpaksa, surat kuasa penyerahan itu tak ada klausul untuk kelak dikembalikan kepada pemilik semula, jadi katanya sekarang sulit. Diberitahukan juga bahwa pemegang surat kuasa itu adalah seorang militer. Saya tidak menanyakan siapa namanya, baru sekarang ini tahu dengan adanya artikel tsb ini. di kompas. Saya pernah melihat beberapa gambar universitas Respublica diobrak abrik KAMI, KAPI etc pada tahun 1960-an, singkatnya dirusaki, sekarang yang obrak abrik omong manis. Salam, - Original Message - From: perfect_harmony2000 [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, August 25, 2005 7:04 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata sdr.Ambon , tulisan yang di harian Kompas ini sungguh menohok hati saya. Fakta sejarah mengatakan bahwa universitas Trisakti berasal dari universitas Res Publica , jadi tidak benar mereka mendirikan universitas Trisakti. Yang benar adalah mengambil alih. Sindhunata sendiri secara jelas menyatakan bahwa kepres 14 /1967 adalah gagasannya. Harry Tjan Silalahi boleh berdalih apapun , tapi perbuatan Sindhunata jelas-jelas melukai sdr.2 kita yang beragama Khong HuCu. hormat saya , Xuan Tong Yahoo! Groups Sponsor ~-- Fund a student project in NYC/NC today! http://us.click.yahoo.com/KG3KmC/4zNLAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata
Idee asimilasi ini baik, tapi kita harus lihat dimana dan kapan idee itu dicetuskan dan dimana akan di-implementasikan. Idee asimilasi adalah gagasan KOTI sewaktu masa pancaroba dimana golongan Tionghoa, dituduh adalah antek PKI yang ceritanya di dukung oleh RRT. Saat itu di-cetuskan idee asimilasi ini yang ditujukan kepada golongan Tionghoa, yang waktu itu terasa terjepit posisinya. Disinilah politik militerist fascist yang didengkoti oleh Suharto melihat kesempatan untuk melancarkan tekanan yang tidak langsung terhadap golongan Tionghoa. Apabila dikatakan bahwa asimilasi itu hanya anjuran, himbauan, tapi kita harus menginsyafi kalau waktu dan tempat memang di-eksploitasi oleh militerist fascist. Jadi mereka2 ini yang dengan getol ingin melaksanakan idee ini yang albeit terang2an dengan melihat waktu dan tempat, sebenarnya telah melanggar HAM dan suatu kekejian. Disinilah bedanya, idee ini dicetuskan dengan cara mengambil kesempatan dalam kesempitan, walaupun dibungkus dengan ocehan2 asimilasi itu bebas untuk dianut atau tidak. Asimilasi itu idee yang sebelum tumbuh sebenarnya sudah tidak laku, sudah bangkrut. Mengapa ada pihak2 yang mengagungkan proponent dari suatu idee yang selain melanggar HAM juga sudah bangkrut. Harry Adinegara. ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote: Apa salahnya memperjuangkan paham asimilasi? Selama yang melakukantanpa paksaan khan bagus? Yang jadi tidak bagus adalah karena kemudian terdapat unsur pemaksaandengan campur tangan pemerintah. Idenya sendiri belah mananya yang tidakbagus? Kata cina juga bukannya jelek. Jadi jelek karena banyak yangmenjelek-jelekkan toh. Sampe sekarang RRC disebut Cina/China apakahjelek?-Original Message-From: Dedi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, August 25, 2005 5:19 PMTo: budaya_tionghua@yahoogroups.comSubject: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut KSindhunatasaya rasa, Sindhunata maupun Harry Tjan hanyalah penjilat yang tidaktahumalu. Mereka adalah orang2 yang memperjuangkan paham asimilasi (harus membuangketionghoaan supaya bisa membaur), dan bahkan sindhunata adalah orangyangmengusulkan penggunaan kembali kata 'cina'.Kepergian Sundhunata tidak patut untuk dikenang. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Fund a student project in NYC/NC today!http://us.click.yahoo.com/KG3KmC/4zNLAA/E2hLAA/BRUplB/TM~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :..: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :..: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :..: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links* To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/* To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED]* Your use of Yahoo! Groups is subject to:http://docs.yahoo.com/info/terms/Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
Asimilasi? Integrasi? KengPo? SinPo? (Re: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata)
- Original Message - From: Harry Adinegara To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, 25 August, 2005 20:44 Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata Idee asimilasi adalah gagasan KOTI sewaktu masa pancaroba dimana golongan Tionghoa, dituduh adalah antek PKI yang ceritanya di dukung oleh RRT. Secara kronologis historis, statement ini tidak tepat. Issue asimilasi vs. integrasi sudah ada justru ketika pengaruh PKI sedang kuat-kuatnya. Jadi sebelum G-30-S yang (katanya) didukung RRC itu. Kalau yang mengalami jaman itu, akan tahu bahwa kedua kata itu tidak substansial, hanya sekedar jargon untuk labeling afiliasi politis. Yang satu dipakai untuk identitas yang pro komunis dan yang satunya yang anti komunis. Karena untuk nyata-nyata memakai label anti komunis, dan juga pro komunis,saat itu tidak dimungkinkan, setidak-tidaknya orang sungkan. Saat itu pun ada jargon "nasakom bersatu" dan "nasakom jiwaku", yang kalau dibaca sekarang, nampak tidak ada bedanya. Tetapi di jaman itu merupakan labeling yang maknanya bertentangan 180 derajat, yang pemakainya siap bertarung sampai mati antara masing-masingnya. Memang di jaman perang dingin itu banyak jargon-jargon yang sepertinyakata-kata yang substansial, tetapi sebetulnya hanya labeling. Seperti revolusioner, kontra-revolusioner, hegemonist, revisionist, kapitalis-birokrat, yang kalau ditelisik, tidak ada isi substansial-nya, hanya untuk memberi label pada kawan dan lawan. Bahkan kata-kata "KengPo" dan "SinPo" di jaman itu pun menunjukkan label afiliasi politis... Sekarang, setelah 50 tahun kemudian, kalau kata-kata jargon itu hendak dikembangkan substansinya sebagai bahan perdebatan, seperti misalnya asimilasi itu apa dan integrasi itu apa, atau KengPo itu bagaimana dan SinPo itu bagaimana, samanya apa dan bedanya apa, mana yang baik mana yang jelek, sampai berbusa-busa juga'gak nyambung' (kalau pinjam 'bahasa' SMS). Jadi mempersoalkannya sekarang, hanya merupakan kesia-siaan, baik bagi masyarakat secara umum, apalagi bagi suku Tionghoa di Indonesia. Wasalam. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
Re: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata
Indonesia terdiri dari berbagai etnik. Bila asimilasi, timbul pertanyaan ke etnik mana harus berasimilasi? Sebab kalau keliru mungkin menjadi problem bagi diri sendiri atau generasi mendatang dari mereka yang berasimilasi. Selalu ditekankan untuk minoritas mengikuti mayoritas, tetapi mengapa tidak sebaliknya, dengan mendidik diri bahwa yang menjadi warganegara mempunyai hak dan kewajiban tanpa dibedakan nama, warna kulit, keturunan, bentuk muka, mata, etnik maupun agama dsbnya. Saya kira yang paling cocok ialah integrasi. Apakah pikiran saya keliru? Hemat saya alm Sindhunata sudah berasimilasi, ini adalah haknya berbuat begitu. Suatu langkah yang wajib dipuji, tetapi secara iseng timbul pertanyaan mengingat pendidikannya yang bagus, mengapa cuma mendapat pangkat mayor? - Original Message - From: ulysee [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, August 25, 2005 12:50 PM Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata Apa salahnya memperjuangkan paham asimilasi? Selama yang melakukan tanpa paksaan khan bagus? Yang jadi tidak bagus adalah karena kemudian terdapat unsur pemaksaan dengan campur tangan pemerintah. Idenya sendiri belah mananya yang tidak bagus? Kata cina juga bukannya jelek. Jadi jelek karena banyak yang menjelek-jelekkan toh. Sampe sekarang RRC disebut Cina/China apakah jelek? -Original Message- From: Dedi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, August 25, 2005 5:19 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata saya rasa, Sindhunata maupun Harry Tjan hanyalah penjilat yang tidak tahu malu. Mereka adalah orang2 yang memperjuangkan paham asimilasi (harus membuang ketionghoaan supaya bisa membaur), dan bahkan sindhunata adalah orang yang mengusulkan penggunaan kembali kata 'cina'. Kepergian Sundhunata tidak patut untuk dikenang. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links Yahoo! Groups Sponsor ~-- 1.2 million kids a year are victims of human trafficking. Stop slavery. http://us.click.yahoo.com/X3SVTD/izNLAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Indonesia terdiri dari berbagai etnik. Bila asimilasi, timbul pertanyaan ke etnik mana harus berasimilasi? Sebab kalau keliru mungkin menjadi problem bagi diri sendiri atau generasi mendatang dari mereka yang berasimilasi. Selalu ditekankan untuk minoritas mengikuti mayoritas, tetapi mengapa tidak sebaliknya, dengan mendidik diri bahwa yang menjadi warganegara mempunyai hak dan kewajiban tanpa dibedakan nama, warna kulit, keturunan, bentuk muka, mata, etnik maupun agama dsbnya. Saya kira yang paling cocok ialah integrasi. Apakah pikiran saya keliru? KT: Tentu saja tidak sdr. Ambon. Lihat Amerika Serikat, negara adidaya tersebut, bukankah terdiri dari keanekaragaman suku bangsa yang ada di sana, dan itu tidak melemahkan, malah menguatkan Amerika Serikat. Lihatlah 2 kerajaan Nusantara yang mencapai masa keemasan di jaman dulu, kerajaan Sriwijaya Majapahit, dan lihatlah semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Sudah jelas Asimilasi tdk cocok untuk diterapkan di bumi indonesia ini. Keanekaragaman budaya etnis di Indonesia itu justru membuat bangsa ini menjadi besar dan mempunyai budaya yang tinggi. Hemat saya alm Sindhunata sudah berasimilasi, ini adalah haknya berbuat begitu. Suatu langkah yang wajib dipuji, tetapi secara iseng timbul pertanyaan mengingat pendidikannya yang bagus, mengapa cuma mendapat pangkat mayor? KT: Wajib dipuji? Nah itu yang tanda tanya bagi saya. K.Sindhunatha mengakui secara gamblang bahwa ia yang mengusulkan kepada Presiden Soeharto agar seluruh tradisi,adat-istiadat, kepercayaan dan agama etnis Tionghoa dilarang di bumi Indonesia Ia menambahkan bahwa Presiden Soeharto masih cukup baik karena masih mengijinkan etnis Tionghoa merayakannya di lingkungan keluarga dan di dalam ruangan tertutup (indoor). Padahal usul yang diajukannya, melarang secara total. Dengan dikeluarkannya Inpres N0.14/1967 seluruh perayaan tradisi dan keagamaan etnis Tionghoa termasuk Tahun Baru Imlek, Capgomeh, Pehcun dan sebagainya dilarang dirayakan secara terbuka. Demikian juga tarian-tarian barongsay (tari singa) dan liang- liong (tari naga) dilarang dipertunjukkan di muka umum. Ironisnya, Sindhunata sempat berobat ke RRC sebelum meninggal, negara yang budayanya tersebut dibenci dan diharamkan oleh dia di bumi Nusantara. Mustinya, dia berobat ke Amerika dan Eropa. Bukankah kedokteran mereka lebih maju? Sama memalukannya dgn Harry Tjan Silalahi, yang anti budaya tionghoa, tetapi setiap hari latihan meditasi kesehatan yang berasal dari negri Tiongkok untuk mengobati penyakit diabetesnya. Mendukung asimilasi, tetapi konon kabarnya putra tercintanya itu sempat ditentang pacaran dengan dosen UI karena beda komponen SARA nya. - Original Message - From: ulysee [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, August 25, 2005 12:50 PM Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata Apa salahnya memperjuangkan paham asimilasi? Selama yang melakukan tanpa paksaan khan bagus? Yang jadi tidak bagus adalah karena kemudian terdapat unsur pemaksaan dengan campur tangan pemerintah. Idenya sendiri belah mananya yang tidak bagus? Kata cina juga bukannya jelek. Jadi jelek karena banyak yang menjelek-jelekkan toh. Sampe sekarang RRC disebut Cina/China apakah jelek? -Original Message- From: Dedi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, August 25, 2005 5:19 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata saya rasa, Sindhunata maupun Harry Tjan hanyalah penjilat yang tidak tahu malu. Mereka adalah orang2 yang memperjuangkan paham asimilasi (harus membuang ketionghoaan supaya bisa membaur), dan bahkan sindhunata adalah orang yang mengusulkan penggunaan kembali kata 'cina'. Kepergian Sundhunata tidak patut untuk dikenang. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links Yahoo! Groups Sponsor ~-- Take a look at donorschoose.org! http://us.click.yahoo.com/LG3KmC/5zNLAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL
RE: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata
Nah itu dia. Idenya sendiri tidak jelek toh. Pencetusannya juga dengan tujuan survive (daripada dibredel habis). Meskipun sudah terbukti GAGAL diterapkan. Tapi menghujat si pencetus ide adalah terlalu kebablasen menurut saya. Please lah, kalau mau bilang asimilasi jelek sebut aja idenya jelek dimana, kenapa jadi jelek, yang lebih bagus apa. Jangan terus menghujat-hujat orangnya/pencetusnya. Ndak genah ah. -Original Message- From: Harry Adinegara [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Thursday, August 25, 2005 8:45 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata Idee asimilasi ini baik, tapi kita harus lihat dimana dan kapan idee itu dicetuskan dan dimana akan di-implementasikan. Idee asimilasi adalah gagasan KOTI sewaktu masa pancaroba dimana golongan Tionghoa, dituduh adalah antek PKI yang ceritanya di dukung oleh RRT. Saat itu di-cetuskan idee asimilasi ini yang ditujukan kepada golongan Tionghoa, yang waktu itu terasa terjepit posisinya. Disinilah politik militerist fascist yang didengkoti oleh Suharto melihat kesempatan untuk melancarkan tekanan yang tidak langsung terhadap golongan Tionghoa. Apabila dikatakan bahwa asimilasi itu hanya anjuran, himbauan, tapi kita harus menginsyafi kalau waktu dan tempat memang di-eksploitasi oleh militerist fascist. Jadi mereka2 ini yang dengan getol ingin melaksanakan idee ini yang albeit terang2an dengan melihat waktu dan tempat, sebenarnya telah melanggar HAM dan suatu kekejian. Disinilah bedanya, idee ini dicetuskan dengan cara mengambil kesempatan dalam kesempitan, walaupun dibungkus dengan ocehan2 asimilasi itu bebas untuk dianut atau tidak. Asimilasi itu idee yang sebelum tumbuh sebenarnya sudah tidak laku, sudah bangkrut. Mengapa ada pihak2 yang mengagungkan proponent dari suatu idee yang selain melanggar HAM juga sudah bangkrut. Harry Adinegara. ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote: Apa salahnya memperjuangkan paham asimilasi? Selama yang melakukan tanpa paksaan khan bagus? Yang jadi tidak bagus adalah karena kemudian terdapat unsur pemaksaan dengan campur tangan pemerintah. Idenya sendiri belah mananya yang tidak bagus? Kata cina juga bukannya jelek. Jadi jelek karena banyak yang menjelek-jelekkan toh. Sampe sekarang RRC disebut Cina/China apakah jelek? -Original Message- From: Dedi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, August 25, 2005 5:19 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata saya rasa, Sindhunata maupun Harry Tjan hanyalah penjilat yang tidak tahu malu. Mereka adalah orang2 yang memperjuangkan paham asimilasi (harus membuang ketionghoaan supaya bisa membaur), dan bahkan sindhunata adalah orang yang mengusulkan penggunaan kembali kata 'cina'. Kepergian Sundhunata tidak patut untuk dikenang. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Fund a student project in NYC/NC today! http://us.click.yahoo.com/KG3KmC/4zNLAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
RE: Asimilasi? Integrasi? KengPo? SinPo? (Re: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata)
Wah, saya baru tahu soal ini. Maklum lahir belakangan. Jadi Asimilasi itu waktu jaman dulu hanya kata lain dari anti-komunis, sedangkan Integrasi juga Cuma kata lain dari pro-komunis? Jadi kemaren dolo ributin asimilasi itu apa, dan integrasi itu bagaimana sama aja tebak-tebakan pepesan kosong isinya apa, begitu donk? Hehehhe, jadi merasa bodoh nih.. -Original Message- From: Akhmad Bukhari Saleh [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, August 25, 2005 10:50 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Asimilasi? Integrasi? KengPo? SinPo? (Re: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata) - Original Message - From: Harry Adinegara To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, 25 August, 2005 20:44 Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata Idee asimilasi adalah gagasan KOTI sewaktu masa pancaroba dimana golongan Tionghoa, dituduh adalah antek PKI yang ceritanya di dukung oleh RRT. Secara kronologis historis, statement ini tidak tepat. Issue asimilasi vs. integrasi sudah ada justru ketika pengaruh PKI sedang kuat-kuatnya. Jadi sebelum G-30-S yang (katanya) didukung RRC itu. Kalau yang mengalami jaman itu, akan tahu bahwa kedua kata itu tidak substansial, hanya sekedar jargon untuk labeling afiliasi politis. Yang satu dipakai untuk identitas yang pro komunis dan yang satunya yang anti komunis. Karena untuk nyata-nyata memakai label anti komunis, dan juga pro komunis,saat itu tidak dimungkinkan, setidak-tidaknya orang sungkan. Saat itu pun ada jargon nasakom bersatu dan nasakom jiwaku, yang kalau dibaca sekarang, nampak tidak ada bedanya. Tetapi di jaman itu merupakan labeling yang maknanya bertentangan 180 derajat, yang pemakainya siap bertarung sampai mati antara masing-masingnya. Memang di jaman perang dingin itu banyak jargon-jargon yang sepertinyakata-kata yang substansial, tetapi sebetulnya hanya labeling. Seperti revolusioner, kontra-revolusioner, hegemonist, revisionist, kapitalis-birokrat, yang kalau ditelisik, tidak ada isi substansial-nya, hanya untuk memberi label pada kawan dan lawan. Bahkan kata-kata KengPo dan SinPo di jaman itu pun menunjukkan label afiliasi politis... Sekarang, setelah 50 tahun kemudian, kalau kata-kata jargon itu hendak dikembangkan substansinya sebagai bahan perdebatan, seperti misalnya asimilasi itu apa dan integrasi itu apa, atau KengPo itu bagaimana dan SinPo itu bagaimana, samanya apa dan bedanya apa, mana yang baik mana yang jelek, sampai berbusa-busa juga'gak nyambung' (kalau pinjam 'bahasa' SMS). Jadi mempersoalkannya sekarang, hanya merupakan kesia-siaan, baik bagi masyarakat secara umum, apalagi bagi suku Tionghoa di Indonesia. Wasalam. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. SPONSORED LINKS Indonesian languages Indonesian language learn Indonesian Dari YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
RE: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata
Tidak perlu memuji, tapi jangan pula menghujat. Jangan pula terburu-buru ambil kesimpulan kalau BUKAN hitam maka PASTI putih. Sindhunata mencetuskan asimilasi- apa berarti dia membenci dan mengharamkan budaya Cina? Harry Tjan Silalahi mendukung Asimilasi - apa berarti anti budaya tionghua? Biar bagaimanapun kita bukan cacing di perut orang, isi hati orang manalah kita tahu. -Original Message- From: karang_terjal [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, August 26, 2005 3:49 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata KT: Wajib dipuji? Nah itu yang tanda tanya bagi saya. Ironisnya, Sindhunata sempat berobat ke RRC sebelum meninggal, negara yang budayanya tersebut dibenci dan diharamkan oleh dia di bumi Nusantara. Mustinya, dia berobat ke Amerika dan Eropa. Bukankah kedokteran mereka lebih maju? Sama memalukannya dgn Harry Tjan Silalahi, yang anti budaya tionghoa, tetapi setiap hari latihan meditasi kesehatan yang berasal dari negri Tiongkok untuk mengobati penyakit diabetesnya. Mendukung asimilasi, tetapi konon kabarnya putra tercintanya itu sempat ditentang pacaran dengan dosen UI karena beda komponen SARA nya. - Original Message - From: ulysee [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, August 25, 2005 12:50 PM Subject: RE: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata Apa salahnya memperjuangkan paham asimilasi? Selama yang melakukan tanpa paksaan khan bagus? Yang jadi tidak bagus adalah karena kemudian terdapat unsur pemaksaan dengan campur tangan pemerintah. Idenya sendiri belah mananya yang tidak bagus? Kata cina juga bukannya jelek. Jadi jelek karena banyak yang menjelek-jelekkan toh. Sampe sekarang RRC disebut Cina/China apakah jelek? -Original Message- From: Dedi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, August 25, 2005 5:19 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata saya rasa, Sindhunata maupun Harry Tjan hanyalah penjilat yang tidak tahu malu. Mereka adalah orang2 yang memperjuangkan paham asimilasi (harus membuang ketionghoaan supaya bisa membaur), dan bahkan sindhunata adalah orang yang mengusulkan penggunaan kembali kata 'cina'. Kepergian Sundhunata tidak patut untuk dikenang. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links Yahoo! Groups Sponsor ~-- Take a look at donorschoose.org! http://us.click.yahoo.com/LG3KmC/5zNLAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata
Beberapa hari ini tiba2 jadi ramai lagi topik Asimilasi, sampai2 ada beberapa orang menjadi emosionil membaca tulisan Harry Tjan Silalahi di Kompas. Memang sepak terjang Shindunata sangat membekas dihati orang2 yang mengetahui duduk perkara sebenarnya. Ada yang menyindir mengapa dia yang menyarankan keppres 14 / th 67 , tapi berobatnya ke RRT, bukan ke AS, dlsbnya. Ada yang bilang dia itu penjilat , hati orang siapa tahu, mengapa pangkatnya hanya mentok di Mayor?. dlsbgnya. Betul hati orang siapa yang tahu, maka bosnya diam2 juga tidak berani kasih pangkat yang tinggi2 tentunya mengingat tindakannya itu. (sesama kaumnya saja dia tega berbuat gitu , apa lagi.) Mengabdi kepada negara tentu adalahhal yang mulia, mendapatkan proyek Trisakti juga bukan sesuatu yang haram, tapi kalau semua itu didapatkan dengan berdiri diatas penderitaan orang banyak, itu haram hukumnya. Namunkita juga jangan berlebihan menghujat orang yang sudah tiada. Harry Tjan Silalahi juga tidak perlu berlebihan disalahkan karena dia "Mengantar Kepergian AlmarhumMayor Laut K. Sindhunata". Coba bayangkan kalau tidak ada yang mengantar, apa bisa dia jalan sendiri ke Kalibata? salam, Dr.Irawan. .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "budaya_tionghua" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.
RE: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata
Menurut saya, mau apapun paham setiap orang - integrasi atau asimilasi - mereka tidak pantas dihujat karenanya. setiap orang bebas berpendapat, dan menurut saya itu harus kita hargai. Saya sendiri menganut paham integrasi, adalah hak masyarakat Tionghoa untuk memilih menjalankan budaya leluhurnya atau mengikuti budaya tempaynya yang baru. Tapi seandainya ada yang lebih senang dengan asimilasi, itu pun adalah hak mereka. HArus diakui, kelemahan paham integrasi memiliki kelemahannya sendiri, yaitu sulit diterima mayoritas masyarakat Indonesia yang tidak mengenyam pendidikan tinggi sehingga tidak paham mengenai hal ini. Mungkin inilah yang ada di benak para penganut paham asimilasi, bagaimana agar lebih mudah diterima di lingkungan yang lebih besar. Sejauh saya membaca tulisan dan pemikiran mereka, saya sama sekali tidak menangkap pemikiran bahwa mereka 'mengharamkan' budaya Tionghoa. Anyway, menurut saya mereka sudah berjuang dengan cara yang mereka tahu dan mampu. ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote: Tidak perlu memuji, tapi jangan pula menghujat. Jangan pula terburu-buru ambil kesimpulan kalau BUKAN hitam maka PASTI putih. Sindhunata mencetuskan asimilasi- apa berarti dia membenci dan mengharamkan budaya Cina? Harry Tjan Silalahi mendukung Asimilasi - apa berarti anti budaya tionghua? Biar bagaimanapun kita bukan cacing di perut orang, isi hati orang manalah kita tahu. -Original Message- From: karang_terjal [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, August 26, 2005 3:49 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengantar Kepergian Almarhum Mayor Laut K Sindhunata KT: Wajib dipuji? Nah itu yang tanda tanya bagi saya. Ironisnya, Sindhunata sempat berobat ke RRC sebelum meninggal, negara yang budayanya tersebut dibenci dan diharamkan oleh dia di bumi Nusantara. Mustinya, dia berobat ke Amerika dan Eropa. Bukankah kedokteran mereka lebih maju? Sama memalukannya dgn Harry Tjan Silalahi, yang anti budaya tionghoa, tetapi setiap hari latihan meditasi kesehatan yang berasal dari negri Tiongkok untuk mengobati penyakit diabetesnya. Mendukung asimilasi, tetapi konon kabarnya putra tercintanya itu sempat ditentang pacaran dengan dosen UI karena beda komponen SARA nya. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital. http://us.click.yahoo.com/ons1pC/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/