Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Salam... Maaf, argumen sdr jackson tidak tepat, saya rasa sudah ada brapa tulisan2 pendapat yang menerangkan latar belakang sejarah, kebudayaan , sosial atau situasi saat itu berkenaan dng istilah yang diributkan. Saya yakin , istilah Tiongkok . Tionghoa tidak akan hilang atau diganti dengan istilah lain, ( dlm hal koneksitas , konstektual ,konsep pengertian di Indonesia) Kalau kita mengerti konteks sejarah dan masalah2 yang menjadi latar belakang pemakaian nama2 tersebut , tidak ada yg perlu diributkan , dan seharusnya kita menjadi lebih mengerti dan sepaham , kata atau istilah mana yg tepat dan cocok untk hal tertentu, misalnya : made in China ( dan ngak usahlah kata China itu dikasih tanda kurung ( Cina ). dan kata mana yg tepat untk memberikan rasa hormat , santun dan bangga akan akar asal muasal kebudayaan dan jati diri kita. Saya melihat tidak ada pemaksaan dalam tulisan2 di milis ini, cuma ada beberapa orang yang melemparkan argumentasi yang sifatnya umum dan kita sudah tahu kalau istilah yg diperdebatkan itu mempunyai dua sisi pandangan yang berbeda, karena lingkup dan konstektual atau kebiasaan tempat pemakaian istilah itu berbeda pengertian, karena salah kaprah atau ketidak tahuan . ( misalnya kata cabo, cabolang; atau cungkok yang dikonotasikan negatif untk hanya segelintir orang , kelompok tertentu ). Saya hanya tertawa , ktk melihat perdebatan2 itu , semua ada benarnya. Justru saya mau mengikuti milis budaya tionghoa karena saya ingin belajar dan ingin lebih tahu mengenai banyak hal tentang kebudayaan Tionghoa, sejarah dan kebudayaannya , terutama yg menyangkut atau ada kaitannya dengan keturunan Tionghoa di Indonesia. ( karena kita pernah mengalami masa pembekuan , diskriminatif ), jadi ada benarnya kalau banyak generasi keturunan tionghoa sekarang yang kurang mengetahui sejarah dan kebudayaan akar jati dirinya . Harapan saya , milis budaya tionghoa dapat menjadi wadah untuk sharing, bertukar pikiran , kegiatan2 , untuk kita2 warga keturunan atau siapapun yang tertarik dengan kebudayaan Tionghoa di Indonesia . Tidak bisa dihindari kalau terjadi polemik, perdebatan dllnya , karena itu dinamikanya berkehidupan. Toh , kita akan tahu siapa yang cuma iseng , atau mau provokasi ( karena mau tahu intelektualitas seseorang ..? ). salam hormat, beng mazmuri. note; ( terlahir dng nama tan kiat beng, pada thn 1967,, aneh tapi nyata ganti nama jadi musa mazmuri, dan seandainya tahun itu saya sudah mengerti hak saya sebagai manusia sesuai hukum human right ( international dan berlaku umum ), saya tidak akan pernah mau untuk mengganti nama saya, karna nama itu adalah akar identitas jati diri saya,, saya lebih senang seperti Yap Thiam Hien atau Kwik Kian Gie atau Soe Hok Gie ..dan ketika kesadaran itu datang,sampai saat ini saya memakai nama panggilan beng dng embel2 mazmuri, bahkan untk business card saya, 'beng mazmuri'. ( maaf, ini adalah masalah sentimentil pribadi saya sendiri , bukan untk diperdebatkan,,,ah..ah...atau ntar katanya 'pemaksaan ) . Sekali lagi, salam hormat.. --- On Wed, 10/21/09, Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com wrote: From: Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, October 21, 2009, 5:43 PM hehehe...bro Jackso bole juga argumennya nih...:) kapan selesainya yah..? --- On Tue, 10/20/09, jackson_yahya@ yahoo.com jackson_yahya@ yahoo.com wrote: From: jackson_yahya@ yahoo.com jackson_yahya@ yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Tuesday, October 20, 2009, 11:40 PM Ini masalah perasaan ya. Nanti kalau istilah tionghoa dipakai ledekan sama orang lain, lalu ganti nama mau dpanggil cungkuo, lalu kalau kalau istilah cungkuo dijadikan bahan ledekan lagi ganti nama lagi. Jadi tiongkok, tiongkok diledek lagi mau diganti nama jadi apa...??? Kapan selesainya?? ? Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: agoeng_...@yahoo. com Date: Wed, 21 Oct 2009 03:11:00 + To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Banyak org tionghoa tidak bermasalah dipanggil cina berarti ada yg bermasalah dipanggil cina donk, so ada gak yg bermasalah dipanggil tionghoa? Kenapa udah tau ada yg bermasalah masih juga dipaksa panggil? From: jackson_yahya@ yahoo.com Date: Wed, 21 Oct 2009 02:48:38 + To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Tolong yang maksa2 pakai kata tionghoa sadar diri. Banyak orang tionghoa yang tidak masalah di panggil cina. Sent from
Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Saran saya Kalau mau dalami kebudayaan tionghoa mulai lah dari sisi religiusnya. Karena Budaya tidak terlepas dari agama / kepercayaan, apalagi budaya china sangat saran dengan kepercayaan / agama. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: beng mazmuri beng...@yahoo.com Date: Thu, 22 Oct 2009 05:23:36 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Salam... Maaf, argumen sdr jackson tidak tepat, saya rasa sudah ada brapa tulisan2 pendapat yang menerangkan latar belakang sejarah, kebudayaan , sosial atau situasi saat itu berkenaan dng istilah yang diributkan. Saya yakin , istilah Tiongkok . Tionghoa tidak akan hilang atau diganti dengan istilah lain, ( dlm hal koneksitas , konstektual ,konsep pengertian di Indonesia) Kalau kita mengerti konteks sejarah dan masalah2 yang menjadi latar belakang pemakaian nama2 tersebut , tidak ada yg perlu diributkan , dan seharusnya kita menjadi lebih mengerti dan sepaham , kata atau istilah mana yg tepat dan cocok untk hal tertentu, misalnya : made in China ( dan ngak usahlah kata China itu dikasih tanda kurung ( Cina ). dan kata mana yg tepat untk memberikan rasa hormat , santun dan bangga akan akar asal muasal kebudayaan dan jati diri kita. Saya melihat tidak ada pemaksaan dalam tulisan2 di milis ini, cuma ada beberapa orang yang melemparkan argumentasi yang sifatnya umum dan kita sudah tahu kalau istilah yg diperdebatkan itu mempunyai dua sisi pandangan yang berbeda, karena lingkup dan konstektual atau kebiasaan tempat pemakaian istilah itu berbeda pengertian, karena salah kaprah atau ketidak tahuan . ( misalnya kata cabo, cabolang; atau cungkok yang dikonotasikan negatif untk hanya segelintir orang , kelompok tertentu ). Saya hanya tertawa , ktk melihat perdebatan2 itu , semua ada benarnya. Justru saya mau mengikuti milis budaya tionghoa karena saya ingin belajar dan ingin lebih tahu mengenai banyak hal tentang kebudayaan Tionghoa, sejarah dan kebudayaannya , terutama yg menyangkut atau ada kaitannya dengan keturunan Tionghoa di Indonesia. ( karena kita pernah mengalami masa pembekuan , diskriminatif ), jadi ada benarnya kalau banyak generasi keturunan tionghoa sekarang yang kurang mengetahui sejarah dan kebudayaan akar jati dirinya . Harapan saya , milis budaya tionghoa dapat menjadi wadah untuk sharing, bertukar pikiran , kegiatan2 , untuk kita2 warga keturunan atau siapapun yang tertarik dengan kebudayaan Tionghoa di Indonesia . Tidak bisa dihindari kalau terjadi polemik, perdebatan dllnya , karena itu dinamikanya berkehidupan. Toh , kita akan tahu siapa yang cuma iseng , atau mau provokasi ( karena mau tahu intelektualitas seseorang ..? ). salam hormat, beng mazmuri. note; ( terlahir dng nama tan kiat beng, pada thn 1967,, aneh tapi nyata ganti nama jadi musa mazmuri, dan seandainya tahun itu saya sudah mengerti hak saya sebagai manusia sesuai hukum human right ( international dan berlaku umum ), saya tidak akan pernah mau untuk mengganti nama saya, karna nama itu adalah akar identitas jati diri saya,, saya lebih senang seperti Yap Thiam Hien atau Kwik Kian Gie atau Soe Hok Gie ..dan ketika kesadaran itu datang,sampai saat ini saya memakai nama panggilan beng dng embel2 mazmuri, bahkan untk business card saya, 'beng mazmuri'. ( maaf, ini adalah masalah sentimentil pribadi saya sendiri , bukan untk diperdebatkan,,,ah..ah...atau ntar katanya 'pemaksaan ) . Sekali lagi, salam hormat.. --- On Wed, 10/21/09, Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com wrote: From: Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, October 21, 2009, 5:43 PM hehehe...bro Jackso bole juga argumennya nih...:) kapan selesainya yah..? --- On Tue, 10/20/09, jackson_yahya@ yahoo.com jackson_yahya@ yahoo.com wrote: From: jackson_yahya@ yahoo.com jackson_yahya@ yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Tuesday, October 20, 2009, 11:40 PM Ini masalah perasaan ya. Nanti kalau istilah tionghoa dipakai ledekan sama orang lain, lalu ganti nama mau dpanggil cungkuo, lalu kalau kalau istilah cungkuo dijadikan bahan ledekan lagi ganti nama lagi. Jadi tiongkok, tiongkok diledek lagi mau diganti nama jadi apa...??? Kapan selesainya?? ? Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: agoeng_...@yahoo. com Date: Wed, 21 Oct 2009 03:11:00 + To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Banyak org tionghoa tidak
Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Saya sangat beruntung Sdr Beng, karena kecelakaan sejarah, luput dari pemaksaan ganti nama. Tapi saya sempat tertekan oleh situasi lingkungan yg tdk ramah terhadap nama Tionghoa saya. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: beng mazmuri beng...@yahoo.com Date: Thu, 22 Oct 2009 05:23:36 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Salam... Maaf, argumen sdr jackson tidak tepat, saya rasa sudah ada brapa tulisan2 pendapat yang menerangkan latar belakang sejarah, kebudayaan , sosial atau situasi saat itu berkenaan dng istilah yang diributkan. Saya yakin , istilah Tiongkok . Tionghoa tidak akan hilang atau diganti dengan istilah lain, ( dlm hal koneksitas , konstektual ,konsep pengertian di Indonesia) Kalau kita mengerti konteks sejarah dan masalah2 yang menjadi latar belakang pemakaian nama2 tersebut , tidak ada yg perlu diributkan , dan seharusnya kita menjadi lebih mengerti dan sepaham , kata atau istilah mana yg tepat dan cocok untk hal tertentu, misalnya : made in China ( dan ngak usahlah kata China itu dikasih tanda kurung ( Cina ). dan kata mana yg tepat untk memberikan rasa hormat , santun dan bangga akan akar asal muasal kebudayaan dan jati diri kita. Saya melihat tidak ada pemaksaan dalam tulisan2 di milis ini, cuma ada beberapa orang yang melemparkan argumentasi yang sifatnya umum dan kita sudah tahu kalau istilah yg diperdebatkan itu mempunyai dua sisi pandangan yang berbeda, karena lingkup dan konstektual atau kebiasaan tempat pemakaian istilah itu berbeda pengertian, karena salah kaprah atau ketidak tahuan . ( misalnya kata cabo, cabolang; atau cungkok yang dikonotasikan negatif untk hanya segelintir orang , kelompok tertentu ). Saya hanya tertawa , ktk melihat perdebatan2 itu , semua ada benarnya. Justru saya mau mengikuti milis budaya tionghoa karena saya ingin belajar dan ingin lebih tahu mengenai banyak hal tentang kebudayaan Tionghoa, sejarah dan kebudayaannya , terutama yg menyangkut atau ada kaitannya dengan keturunan Tionghoa di Indonesia. ( karena kita pernah mengalami masa pembekuan , diskriminatif ), jadi ada benarnya kalau banyak generasi keturunan tionghoa sekarang yang kurang mengetahui sejarah dan kebudayaan akar jati dirinya . Harapan saya , milis budaya tionghoa dapat menjadi wadah untuk sharing, bertukar pikiran , kegiatan2 , untuk kita2 warga keturunan atau siapapun yang tertarik dengan kebudayaan Tionghoa di Indonesia . Tidak bisa dihindari kalau terjadi polemik, perdebatan dllnya , karena itu dinamikanya berkehidupan. Toh , kita akan tahu siapa yang cuma iseng , atau mau provokasi ( karena mau tahu intelektualitas seseorang ..? ). salam hormat, beng mazmuri. note; ( terlahir dng nama tan kiat beng, pada thn 1967,, aneh tapi nyata ganti nama jadi musa mazmuri, dan seandainya tahun itu saya sudah mengerti hak saya sebagai manusia sesuai hukum human right ( international dan berlaku umum ), saya tidak akan pernah mau untuk mengganti nama saya, karna nama itu adalah akar identitas jati diri saya,, saya lebih senang seperti Yap Thiam Hien atau Kwik Kian Gie atau Soe Hok Gie ..dan ketika kesadaran itu datang,sampai saat ini saya memakai nama panggilan beng dng embel2 mazmuri, bahkan untk business card saya, 'beng mazmuri'. ( maaf, ini adalah masalah sentimentil pribadi saya sendiri , bukan untk diperdebatkan,,,ah..ah...atau ntar katanya 'pemaksaan ) . Sekali lagi, salam hormat.. --- On Wed, 10/21/09, Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com wrote: From: Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, October 21, 2009, 5:43 PM hehehe...bro Jackso bole juga argumennya nih...:) kapan selesainya yah..? --- On Tue, 10/20/09, jackson_yahya@ yahoo.com jackson_yahya@ yahoo.com wrote: From: jackson_yahya@ yahoo.com jackson_yahya@ yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Tuesday, October 20, 2009, 11:40 PM Ini masalah perasaan ya. Nanti kalau istilah tionghoa dipakai ledekan sama orang lain, lalu ganti nama mau dpanggil cungkuo, lalu kalau kalau istilah cungkuo dijadikan bahan ledekan lagi ganti nama lagi. Jadi tiongkok, tiongkok diledek lagi mau diganti nama jadi apa...??? Kapan selesainya?? ? Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: agoeng_...@yahoo. com Date: Wed, 21 Oct 2009 03:11:00 + To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Banyak org tionghoa tidak bermasalah dipanggil cina berarti ada
Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Ini salah besar! (Terpaksa dng tanda seru) Inti dari Budaya Tionghoa justru jauh dari aroma agama. Budayawan Tiongkok sempat berkesimpulan: salah satu sebab peradaban Tiongkok bisa bertahan tak terputuskan selama ribuan tahun, karena. Tiongkok tak pernah hanyut oleh kefanatikan sebuah agama. Budayawan yg lain berujar: keindahan puisi klasik, sangup menggantikan peran agama dlm memperkaya batin manusia tionghoa. Confucius berujar: belum tahu hidup, untuk apa bicara kematian? Maka, agama Budha yang hendak menjauh dari dunia fana pun dibumikan kembali. Laozi dan zhuangzi berujar: hidup dan mati adalah irama alam, jika mau memahami hidup belajarlah dr alam, maka dogma agama Budha yg begitu solidpun dicairkan kembali, dikembalikan ke kesadaran individu. Tengoklah buku hebat peninggalan almarhum Romo Mangun: sastra dan religiositas, di dalamnya dia menjuluki manusia Tiongkok adalah pahlawan nilai2 keprofanan. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: jackson_ya...@yahoo.com Date: Thu, 22 Oct 2009 14:53:12 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Saran saya Kalau mau dalami kebudayaan tionghoa mulai lah dari sisi religiusnya. Karena Budaya tidak terlepas dari agama / kepercayaan, apalagi budaya china sangat saran dengan kepercayaan / agama. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: beng mazmuri beng...@yahoo.com Date: Thu, 22 Oct 2009 05:23:36 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Salam... Maaf, argumen sdr jackson tidak tepat, saya rasa sudah ada brapa tulisan2 pendapat yang menerangkan latar belakang sejarah, kebudayaan , sosial atau situasi saat itu berkenaan dng istilah yang diributkan. Saya yakin , istilah Tiongkok . Tionghoa tidak akan hilang atau diganti dengan istilah lain, ( dlm hal koneksitas , konstektual ,konsep pengertian di Indonesia) Kalau kita mengerti konteks sejarah dan masalah2 yang menjadi latar belakang pemakaian nama2 tersebut , tidak ada yg perlu diributkan , dan seharusnya kita menjadi lebih mengerti dan sepaham , kata atau istilah mana yg tepat dan cocok untk hal tertentu, misalnya : made in China ( dan ngak usahlah kata China itu dikasih tanda kurung ( Cina ). dan kata mana yg tepat untk memberikan rasa hormat , santun dan bangga akan akar asal muasal kebudayaan dan jati diri kita. Saya melihat tidak ada pemaksaan dalam tulisan2 di milis ini, cuma ada beberapa orang yang melemparkan argumentasi yang sifatnya umum dan kita sudah tahu kalau istilah yg diperdebatkan itu mempunyai dua sisi pandangan yang berbeda, karena lingkup dan konstektual atau kebiasaan tempat pemakaian istilah itu berbeda pengertian, karena salah kaprah atau ketidak tahuan . ( misalnya kata cabo, cabolang; atau cungkok yang dikonotasikan negatif untk hanya segelintir orang , kelompok tertentu ). Saya hanya tertawa , ktk melihat perdebatan2 itu , semua ada benarnya. Justru saya mau mengikuti milis budaya tionghoa karena saya ingin belajar dan ingin lebih tahu mengenai banyak hal tentang kebudayaan Tionghoa, sejarah dan kebudayaannya , terutama yg menyangkut atau ada kaitannya dengan keturunan Tionghoa di Indonesia. ( karena kita pernah mengalami masa pembekuan , diskriminatif ), jadi ada benarnya kalau banyak generasi keturunan tionghoa sekarang yang kurang mengetahui sejarah dan kebudayaan akar jati dirinya . Harapan saya , milis budaya tionghoa dapat menjadi wadah untuk sharing, bertukar pikiran , kegiatan2 , untuk kita2 warga keturunan atau siapapun yang tertarik dengan kebudayaan Tionghoa di Indonesia . Tidak bisa dihindari kalau terjadi polemik, perdebatan dllnya , karena itu dinamikanya berkehidupan. Toh , kita akan tahu siapa yang cuma iseng , atau mau provokasi ( karena mau tahu intelektualitas seseorang ..? ). salam hormat, beng mazmuri. note; ( terlahir dng nama tan kiat beng, pada thn 1967,, aneh tapi nyata ganti nama jadi musa mazmuri, dan seandainya tahun itu saya sudah mengerti hak saya sebagai manusia sesuai hukum human right ( international dan berlaku umum ), saya tidak akan pernah mau untuk mengganti nama saya, karna nama itu adalah akar identitas jati diri saya,, saya lebih senang seperti Yap Thiam Hien atau Kwik Kian Gie atau Soe Hok Gie ..dan ketika kesadaran itu datang,sampai saat ini saya memakai nama panggilan beng dng embel2 mazmuri, bahkan untk business card saya, 'beng mazmuri'. ( maaf, ini adalah masalah sentimentil pribadi saya sendiri , bukan untk diperdebatkan,,,ah..ah...atau ntar katanya 'pemaksaan ) . Sekali lagi, salam hormat.. --- On Wed, 10/21/09, Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com wrote: From: Nasir Tan
Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Terbalik, budaya setempat yg mempengaruhi agama. Bukan sebaliknya. Yg ada agama membawa budaya luar mempengaruhi budaya lokal. -Original Message- From: jackson_ya...@yahoo.com Date: Thu, 22 Oct 2009 14:53:12 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Saran saya Kalau mau dalami kebudayaan tionghoa mulai lah dari sisi religiusnya. Karena Budaya tidak terlepas dari agama / kepercayaan, apalagi budaya china sangat saran dengan kepercayaan / agama. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: beng mazmuri beng...@yahoo.com Date: Thu, 22 Oct 2009 05:23:36 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Salam... Maaf, argumen sdr jackson tidak tepat, saya rasa sudah ada brapa tulisan2 pendapat yang menerangkan latar belakang sejarah, kebudayaan , sosial atau situasi saat itu berkenaan dng istilah yang diributkan. Saya yakin , istilah Tiongkok . Tionghoa tidak akan hilang atau diganti dengan istilah lain, ( dlm hal koneksitas , konstektual ,konsep pengertian di Indonesia) Kalau kita mengerti konteks sejarah dan masalah2 yang menjadi latar belakang pemakaian nama2 tersebut , tidak ada yg perlu diributkan , dan seharusnya kita menjadi lebih mengerti dan sepaham , kata atau istilah mana yg tepat dan cocok untk hal tertentu, misalnya : made in China ( dan ngak usahlah kata China itu dikasih tanda kurung ( Cina ). dan kata mana yg tepat untk memberikan rasa hormat , santun dan bangga akan akar asal muasal kebudayaan dan jati diri kita. Saya melihat tidak ada pemaksaan dalam tulisan2 di milis ini, cuma ada beberapa orang yang melemparkan argumentasi yang sifatnya umum dan kita sudah tahu kalau istilah yg diperdebatkan itu mempunyai dua sisi pandangan yang berbeda, karena lingkup dan konstektual atau kebiasaan tempat pemakaian istilah itu berbeda pengertian, karena salah kaprah atau ketidak tahuan . ( misalnya kata cabo, cabolang; atau cungkok yang dikonotasikan negatif untk hanya segelintir orang , kelompok tertentu ). Saya hanya tertawa , ktk melihat perdebatan2 itu , semua ada benarnya. Justru saya mau mengikuti milis budaya tionghoa karena saya ingin belajar dan ingin lebih tahu mengenai banyak hal tentang kebudayaan Tionghoa, sejarah dan kebudayaannya , terutama yg menyangkut atau ada kaitannya dengan keturunan Tionghoa di Indonesia. ( karena kita pernah mengalami masa pembekuan , diskriminatif ), jadi ada benarnya kalau banyak generasi keturunan tionghoa sekarang yang kurang mengetahui sejarah dan kebudayaan akar jati dirinya . Harapan saya , milis budaya tionghoa dapat menjadi wadah untuk sharing, bertukar pikiran , kegiatan2 , untuk kita2 warga keturunan atau siapapun yang tertarik dengan kebudayaan Tionghoa di Indonesia . Tidak bisa dihindari kalau terjadi polemik, perdebatan dllnya , karena itu dinamikanya berkehidupan. Toh , kita akan tahu siapa yang cuma iseng , atau mau provokasi ( karena mau tahu intelektualitas seseorang ..? ). salam hormat, beng mazmuri. note; ( terlahir dng nama tan kiat beng, pada thn 1967,, aneh tapi nyata ganti nama jadi musa mazmuri, dan seandainya tahun itu saya sudah mengerti hak saya sebagai manusia sesuai hukum human right ( international dan berlaku umum ), saya tidak akan pernah mau untuk mengganti nama saya, karna nama itu adalah akar identitas jati diri saya,, saya lebih senang seperti Yap Thiam Hien atau Kwik Kian Gie atau Soe Hok Gie ..dan ketika kesadaran itu datang,sampai saat ini saya memakai nama panggilan beng dng embel2 mazmuri, bahkan untk business card saya, 'beng mazmuri'. ( maaf, ini adalah masalah sentimentil pribadi saya sendiri , bukan untk diperdebatkan,,,ah..ah...atau ntar katanya 'pemaksaan ) . Sekali lagi, salam hormat.. --- On Wed, 10/21/09, Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com wrote: From: Nasir Tan hitaci2...@yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wednesday, October 21, 2009, 5:43 PM hehehe...bro Jackso bole juga argumennya nih...:) kapan selesainya yah..? --- On Tue, 10/20/09, jackson_yahya@ yahoo.com jackson_yahya@ yahoo.com wrote: From: jackson_yahya@ yahoo.com jackson_yahya@ yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Tuesday, October 20, 2009, 11:40 PM Ini masalah perasaan ya. Nanti kalau istilah tionghoa dipakai ledekan sama orang lain, lalu ganti nama mau dpanggil cungkuo, lalu kalau kalau istilah cungkuo dijadikan bahan ledekan lagi ganti nama lagi. Jadi tiongkok, tiongkok diledek lagi mau diganti nama
[budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Ha ha ha, mana yang lebih sering: Haiyaa, engko cina nihh, atau engko tionghoa nihh engko cina lebih pas kali ya? Ya udah, tetap aja: dasar engko cina.. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote: Kalau dipakai ledekan gimana? Engk tionghoa haiya Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: younginheart5000 crv...@... Date: Wed, 21 Oct 2009 03:40:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Siapa yang sakit hati dipanggil Tionghoa? Ulise? jackson yahya? Biasa orang memaki dasar Cina lu, tapi ada tidak ya yang bilang dasar Tionghoa, lu, kayaknya nggak deh, sebab kata Tionghoa konotasinya beda. Ato keliru? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_set@ wrote: Banyak org tionghoa tidak bermasalah dipanggil cina berarti ada yg bermasalah dipanggil cina donk, so ada gak yg bermasalah dipanggil tionghoa? Kenapa udah tau ada yg bermasalah masih juga dipaksa panggil? -Original Message- From: jackson_yahya@ Date: Wed, 21 Oct 2009 02:48:38 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Tolong yang maksa2 pakai kata tionghoa sadar diri. Banyak orang tionghoa yang tidak masalah di panggil cina. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_me2@ Date: Tue, 20 Oct 2009 16:12:05 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Eeeeh, kumaha sih, ieu jelema teh hayang pasea wae! Mamawa Engkong deuih!! Kapan gue maksa-maksa orang pake sebuah istilah? Tunjukkin coba! Gue sih kaga maksa orang, mau pake istilah yang mana terserah aje. Statement gue khan sudah jelas: GUE pribadi mah nggak masalah disebut Cina ataupun Tionghoa, buat gue nggak ada bedanya, selama orang enggak ada maksud menghina. Liat donk, istilah Cina dan Tionghoa yang gue pake sama sama banyak kok, kadang ini kadang itu, toh buat gue artinya sama. Sadar diri donk! Ngaca! Sendirinya yang maksa2 orang pake satu istilah dan melarang-larang orang pake istilah lain. Justeru sikap seperti itu yang gue sebel tuh, overacting, pake maksa maksa segala, lebay! Situ sendiri yang memakai sebuah istilah untuk menghina-hina, hayo berani ngaku nggak! Tetap saja, bukan istilahnya yang salah, bukan istilahnya yang harus dihilangkan, tapi orang yang punya maksud menghina itulah yang keji. Na kalo situ sendiri yang alergi sama kata Cina, ya problem situ donk itu mah. Jangan maksa orang yang enggak kenapa-napa untuk ikut alergi donk! Orang nggak punya maksud buruk, nggak ada niat menghina, kok situ mendadakan sewot. Penyakit akut apa sih tu namanya Cina Phobia kali ya. Begitu ada kata Cina langsung blingsatan. Na tu ada artikel berjudul Cina, 60 tahun Kedepan, apa langsung kebakaran jenggot juga kali ya? Gue kasi tahu ya, Situ kalo panggil nama gue dengan yang enggak enggak lagi, mau Cabo kek, mau Sayang kek, mau Pretty Woman kek, kalau terkesan menghina sih gue bales kontan aje deh. Nah gimana, apa masih betah dipanggil Koh Tionghoa? Ini panggilan sudah sangat memberi muka lhoh. Balasan yang sangat tidak setimpal sebetulnya, tapi mengingat yang berambut putih... apa boleh buat. Gue kasi muka deh, kasi muka. Muhahaha. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Rupanya, penyakit kamu memang sudah akut! Engkong kamu rupanya tak pernah ngajari: jangan pakai panggilan yg orang lain tdk suka! Kamu mau pakai istilah cina silahkan di rumah kamu sendiri, diantara teman2 kamu yg tak alergi thd istilah ini. Di tempat umum yg sebagian orang merasa terhina dng istilah ini, kamu tetap memaksa pakai, ini sudah kurangajar! Apa kamu masih senang dipanggil cabo uly? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_me2@ Date: Tue, 20 Oct 2009 02:14:27 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Apa yang salah dengan kalimat,sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. ??? Wadoh, ini nih,refot donk jawabnya nih. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Kalau dibilang termasuk, khan koh Tionghoa sudah jelas menyatakan diri bukan Cina, kalau gue bilang termasuk, ntar gue dimaki pula. Kalau dibilang enggak termasuk, nanti dibilang gue memisahkan dia dari komunitasnya. Salah juga. Mendingan Koh Tionghoa jawab sendiri aje deh, merasa
Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Maksud Jackson, suatu kata walau diganti apa pun, diganti seribu kali pun, kalau konteks penggunaannya ledekan, ya tetap saja ledekan... Kata cina kalau konteksnya penggunaannya untuk ledekan, maka jadilah dia ledekan. Kalau konteksnya bukan ledekan, maka bukanlah dia itu ledekan. Kata cina kalau konteksnya penggunaannya untuk ledekan, maka jadilah dia ledekan. Kalau konteksnya bukan ledekan, maka bukanlah dia itu ledekan. Kata cungkuo kalau konteksnya penggunaannya untuk ledekan, maka jadilah dia ledekan. Kalau konteksnya bukan ledekan, maka bukanlah dia itu ledekan. Semua buktinya kan sudah ada. Jadi wajar-wajar saja lah. Tidak perlu debat di milis ini dilakukan secara ngotot sampai kata yang bisa baik bisa ledekan disambung-sambungkan ke nama orang secara ledekan. Wasalam. = - Original Message - From: younginheart5000 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, October 21, 2009 1:43 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Ha ha ha, mana yang lebih sering: Haiyaa, engko cina nihh, atau engko tionghoa nihh engko cina lebih pas kali ya? Ya udah, tetap aja: dasar engko cina.. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote: Kalau dipakai ledekan gimana? Engk tionghoa haiya Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: younginheart5000 crv...@... Date: Wed, 21 Oct 2009 03:40:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Siapa yang sakit hati dipanggil Tionghoa? Ulise? jackson yahya? Biasa orang memaki dasar Cina lu, tapi ada tidak ya yang bilang dasar Tionghoa, lu, kayaknya nggak deh, sebab kata Tionghoa konotasinya beda. Ato keliru? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_set@ wrote: Banyak org tionghoa tidak bermasalah dipanggil cina berarti ada yg bermasalah dipanggil cina donk, so ada gak yg bermasalah dipanggil tionghoa? Kenapa udah tau ada yg bermasalah masih juga dipaksa panggil? -Original Message- From: jackson_yahya@ Date: Wed, 21 Oct 2009 02:48:38 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Tolong yang maksa2 pakai kata tionghoa sadar diri. Banyak orang tionghoa yang tidak masalah di panggil cina. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_me2@ Date: Tue, 20 Oct 2009 16:12:05 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Eeeeh, kumaha sih, ieu jelema teh hayang pasea wae! Mamawa Engkong deuih!! Kapan gue maksa-maksa orang pake sebuah istilah? Tunjukkin coba! Gue sih kaga maksa orang, mau pake istilah yang mana terserah aje. Statement gue khan sudah jelas: GUE pribadi mah nggak masalah disebut Cina ataupun Tionghoa, buat gue nggak ada bedanya, selama orang enggak ada maksud menghina. Liat donk, istilah Cina dan Tionghoa yang gue pake sama sama banyak kok, kadang ini kadang itu, toh buat gue artinya sama. Sadar diri donk! Ngaca! Sendirinya yang maksa2 orang pake satu istilah dan melarang-larang orang pake istilah lain. Justeru sikap seperti itu yang gue sebel tuh, overacting, pake maksa maksa segala, lebay! Situ sendiri yang memakai sebuah istilah untuk menghina-hina, hayo berani ngaku nggak! Tetap saja, bukan istilahnya yang salah, bukan istilahnya yang harus dihilangkan, tapi orang yang punya maksud menghina itulah yang keji. Na kalo situ sendiri yang alergi sama kata Cina, ya problem situ donk itu mah. Jangan maksa orang yang enggak kenapa-napa untuk ikut alergi donk! Orang nggak punya maksud buruk, nggak ada niat menghina, kok situ mendadakan sewot. Penyakit akut apa sih tu namanya Cina Phobia kali ya. Begitu ada kata Cina langsung blingsatan. Na tu ada artikel berjudul Cina, 60 tahun Kedepan, apa langsung kebakaran jenggot juga kali ya? Gue kasi tahu ya, Situ kalo panggil nama gue dengan yang enggak enggak lagi, mau Cabo kek, mau Sayang kek, mau Pretty Woman kek, kalau terkesan menghina sih gue bales kontan aje deh. Nah gimana, apa masih betah dipanggil Koh Tionghoa? Ini panggilan sudah sangat memberi muka lhoh. Balasan yang sangat tidak setimpal sebetulnya, tapi mengingat yang berambut putih... apa boleh buat. Gue kasi muka deh, kasi muka. Muhahaha. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Rupanya, penyakit kamu memang sudah akut! Engkong kamu rupanya tak pernah ngajari: jangan pakai panggilan yg orang lain tdk suka
Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Salut sama kebijaksanaan anda. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id Date: Wed, 21 Oct 2009 14:27:32 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Maksud Jackson, suatu kata walau diganti apa pun, diganti seribu kali pun, kalau konteks penggunaannya ledekan, ya tetap saja ledekan... Kata cina kalau konteksnya penggunaannya untuk ledekan, maka jadilah dia ledekan. Kalau konteksnya bukan ledekan, maka bukanlah dia itu ledekan. Kata cina kalau konteksnya penggunaannya untuk ledekan, maka jadilah dia ledekan. Kalau konteksnya bukan ledekan, maka bukanlah dia itu ledekan. Kata cungkuo kalau konteksnya penggunaannya untuk ledekan, maka jadilah dia ledekan. Kalau konteksnya bukan ledekan, maka bukanlah dia itu ledekan. Semua buktinya kan sudah ada. Jadi wajar-wajar saja lah. Tidak perlu debat di milis ini dilakukan secara ngotot sampai kata yang bisa baik bisa ledekan disambung-sambungkan ke nama orang secara ledekan. Wasalam. = - Original Message - From: younginheart5000 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, October 21, 2009 1:43 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Ha ha ha, mana yang lebih sering: Haiyaa, engko cina nihh, atau engko tionghoa nihh engko cina lebih pas kali ya? Ya udah, tetap aja: dasar engko cina.. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote: Kalau dipakai ledekan gimana? Engk tionghoa haiya Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: younginheart5000 crv...@... Date: Wed, 21 Oct 2009 03:40:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Siapa yang sakit hati dipanggil Tionghoa? Ulise? jackson yahya? Biasa orang memaki dasar Cina lu, tapi ada tidak ya yang bilang dasar Tionghoa, lu, kayaknya nggak deh, sebab kata Tionghoa konotasinya beda. Ato keliru? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_set@ wrote: Banyak org tionghoa tidak bermasalah dipanggil cina berarti ada yg bermasalah dipanggil cina donk, so ada gak yg bermasalah dipanggil tionghoa? Kenapa udah tau ada yg bermasalah masih juga dipaksa panggil? -Original Message- From: jackson_yahya@ Date: Wed, 21 Oct 2009 02:48:38 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Tolong yang maksa2 pakai kata tionghoa sadar diri. Banyak orang tionghoa yang tidak masalah di panggil cina. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_me2@ Date: Tue, 20 Oct 2009 16:12:05 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Eeeeh, kumaha sih, ieu jelema teh hayang pasea wae! Mamawa Engkong deuih!! Kapan gue maksa-maksa orang pake sebuah istilah? Tunjukkin coba! Gue sih kaga maksa orang, mau pake istilah yang mana terserah aje. Statement gue khan sudah jelas: GUE pribadi mah nggak masalah disebut Cina ataupun Tionghoa, buat gue nggak ada bedanya, selama orang enggak ada maksud menghina. Liat donk, istilah Cina dan Tionghoa yang gue pake sama sama banyak kok, kadang ini kadang itu, toh buat gue artinya sama. Sadar diri donk! Ngaca! Sendirinya yang maksa2 orang pake satu istilah dan melarang-larang orang pake istilah lain. Justeru sikap seperti itu yang gue sebel tuh, overacting, pake maksa maksa segala, lebay! Situ sendiri yang memakai sebuah istilah untuk menghina-hina, hayo berani ngaku nggak! Tetap saja, bukan istilahnya yang salah, bukan istilahnya yang harus dihilangkan, tapi orang yang punya maksud menghina itulah yang keji. Na kalo situ sendiri yang alergi sama kata Cina, ya problem situ donk itu mah. Jangan maksa orang yang enggak kenapa-napa untuk ikut alergi donk! Orang nggak punya maksud buruk, nggak ada niat menghina, kok situ mendadakan sewot. Penyakit akut apa sih tu namanya Cina Phobia kali ya. Begitu ada kata Cina langsung blingsatan. Na tu ada artikel berjudul Cina, 60 tahun Kedepan, apa langsung kebakaran jenggot juga kali ya? Gue kasi tahu ya, Situ kalo panggil nama gue dengan yang enggak enggak lagi, mau Cabo kek, mau Sayang kek, mau Pretty Woman kek, kalau terkesan menghina sih gue bales kontan aje deh. Nah gimana, apa masih betah dipanggil Koh Tionghoa? Ini panggilan sudah sangat memberi muka lhoh. Balasan yang sangat tidak setimpal sebetulnya, tapi
Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Bagaimana jika orang malay mempopulerkan kata indon di sini? Lama kelamaan orang2 yg sdh terbiasa ya bisa saja anggap itu istilah netral bahkan pujian? Bagaimana jika kita pertahankan istilah inlander? Toh tergantung yg makai? Penggunaan Istilah Cabo adalah sebuah analogi bahasa yg logis, bukan asal jeplak! Mungkin pak Abs saja yg tak mampu menangkap esensi dari argument ini. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Akhmad Bukhari Saleh absa...@indo.net.id Date: Wed, 21 Oct 2009 14:27:32 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Maksud Jackson, suatu kata walau diganti apa pun, diganti seribu kali pun, kalau konteks penggunaannya ledekan, ya tetap saja ledekan... Kata cina kalau konteksnya penggunaannya untuk ledekan, maka jadilah dia ledekan. Kalau konteksnya bukan ledekan, maka bukanlah dia itu ledekan. Kata cina kalau konteksnya penggunaannya untuk ledekan, maka jadilah dia ledekan. Kalau konteksnya bukan ledekan, maka bukanlah dia itu ledekan. Kata cungkuo kalau konteksnya penggunaannya untuk ledekan, maka jadilah dia ledekan. Kalau konteksnya bukan ledekan, maka bukanlah dia itu ledekan. Semua buktinya kan sudah ada. Jadi wajar-wajar saja lah. Tidak perlu debat di milis ini dilakukan secara ngotot sampai kata yang bisa baik bisa ledekan disambung-sambungkan ke nama orang secara ledekan. Wasalam. = - Original Message - From: younginheart5000 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, October 21, 2009 1:43 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Ha ha ha, mana yang lebih sering: Haiyaa, engko cina nihh, atau engko tionghoa nihh engko cina lebih pas kali ya? Ya udah, tetap aja: dasar engko cina.. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote: Kalau dipakai ledekan gimana? Engk tionghoa haiya Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: younginheart5000 crv...@... Date: Wed, 21 Oct 2009 03:40:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Siapa yang sakit hati dipanggil Tionghoa? Ulise? jackson yahya? Biasa orang memaki dasar Cina lu, tapi ada tidak ya yang bilang dasar Tionghoa, lu, kayaknya nggak deh, sebab kata Tionghoa konotasinya beda. Ato keliru? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_set@ wrote: Banyak org tionghoa tidak bermasalah dipanggil cina berarti ada yg bermasalah dipanggil cina donk, so ada gak yg bermasalah dipanggil tionghoa? Kenapa udah tau ada yg bermasalah masih juga dipaksa panggil? -Original Message- From: jackson_yahya@ Date: Wed, 21 Oct 2009 02:48:38 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Tolong yang maksa2 pakai kata tionghoa sadar diri. Banyak orang tionghoa yang tidak masalah di panggil cina. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_me2@ Date: Tue, 20 Oct 2009 16:12:05 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Eeeeh, kumaha sih, ieu jelema teh hayang pasea wae! Mamawa Engkong deuih!! Kapan gue maksa-maksa orang pake sebuah istilah? Tunjukkin coba! Gue sih kaga maksa orang, mau pake istilah yang mana terserah aje. Statement gue khan sudah jelas: GUE pribadi mah nggak masalah disebut Cina ataupun Tionghoa, buat gue nggak ada bedanya, selama orang enggak ada maksud menghina. Liat donk, istilah Cina dan Tionghoa yang gue pake sama sama banyak kok, kadang ini kadang itu, toh buat gue artinya sama. Sadar diri donk! Ngaca! Sendirinya yang maksa2 orang pake satu istilah dan melarang-larang orang pake istilah lain. Justeru sikap seperti itu yang gue sebel tuh, overacting, pake maksa maksa segala, lebay! Situ sendiri yang memakai sebuah istilah untuk menghina-hina, hayo berani ngaku nggak! Tetap saja, bukan istilahnya yang salah, bukan istilahnya yang harus dihilangkan, tapi orang yang punya maksud menghina itulah yang keji. Na kalo situ sendiri yang alergi sama kata Cina, ya problem situ donk itu mah. Jangan maksa orang yang enggak kenapa-napa untuk ikut alergi donk! Orang nggak punya maksud buruk, nggak ada niat menghina, kok situ mendadakan sewot. Penyakit akut apa sih tu namanya Cina Phobia kali ya. Begitu ada kata Cina langsung blingsatan. Na tu ada artikel berjudul Cina, 60 tahun Kedepan, apa langsung kebakaran jenggot juga kali ya? Gue kasi tahu ya, Situ
Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
hehehe...bro Jackso bole juga argumennya nih...:) kapan selesainya yah..? --- On Tue, 10/20/09, jackson_ya...@yahoo.com jackson_ya...@yahoo.com wrote: From: jackson_ya...@yahoo.com jackson_ya...@yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tuesday, October 20, 2009, 11:40 PM Ini masalah perasaan ya. Nanti kalau istilah tionghoa dipakai ledekan sama orang lain, lalu ganti nama mau dpanggil cungkuo, lalu kalau kalau istilah cungkuo dijadikan bahan ledekan lagi ganti nama lagi. Jadi tiongkok, tiongkok diledek lagi mau diganti nama jadi apa...??? Kapan selesainya?? ? Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: agoeng_...@yahoo. com Date: Wed, 21 Oct 2009 03:11:00 + To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Banyak org tionghoa tidak bermasalah dipanggil cina berarti ada yg bermasalah dipanggil cina donk, so ada gak yg bermasalah dipanggil tionghoa? Kenapa udah tau ada yg bermasalah masih juga dipaksa panggil? From: jackson_yahya@ yahoo.com Date: Wed, 21 Oct 2009 02:48:38 + To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Tolong yang maksa2 pakai kata tionghoa sadar diri. Banyak orang tionghoa yang tidak masalah di panggil cina. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: ulysee_me2 ulysee_...@yahoo. com.sg Date: Tue, 20 Oct 2009 16:12:05 - To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Eeeeh, kumaha sih, ieu jelema teh hayang pasea wae! Mamawa Engkong deuih!! Kapan gue maksa-maksa orang pake sebuah istilah? Tunjukkin coba! Gue sih kaga maksa orang, mau pake istilah yang mana terserah aje. Statement gue khan sudah jelas: GUE pribadi mah nggak masalah disebut Cina ataupun Tionghoa, buat gue nggak ada bedanya, selama orang enggak ada maksud menghina. Liat donk, istilah Cina dan Tionghoa yang gue pake sama sama banyak kok, kadang ini kadang itu, toh buat gue artinya sama. Sadar diri donk! Ngaca! Sendirinya yang maksa2 orang pake satu istilah dan melarang-larang orang pake istilah lain. Justeru sikap seperti itu yang gue sebel tuh, overacting, pake maksa maksa segala, lebay! Situ sendiri yang memakai sebuah istilah untuk menghina-hina, hayo berani ngaku nggak! Tetap saja, bukan istilahnya yang salah, bukan istilahnya yang harus dihilangkan, tapi orang yang punya maksud menghina itulah yang keji. Na kalo situ sendiri yang alergi sama kata Cina, ya problem situ donk itu mah. Jangan maksa orang yang enggak kenapa-napa untuk ikut alergi donk! Orang nggak punya maksud buruk, nggak ada niat menghina, kok situ mendadakan sewot. Penyakit akut apa sih tu namanya Cina Phobia kali ya. Begitu ada kata Cina langsung blingsatan. Na tu ada artikel berjudul Cina, 60 tahun Kedepan, apa langsung kebakaran jenggot juga kali ya? Gue kasi tahu ya, Situ kalo panggil nama gue dengan yang enggak enggak lagi, mau Cabo kek, mau Sayang kek, mau Pretty Woman kek, kalau terkesan menghina sih gue bales kontan aje deh. Nah gimana, apa masih betah dipanggil Koh Tionghoa? Ini panggilan sudah sangat memberi muka lhoh. Balasan yang sangat tidak setimpal sebetulnya, tapi mengingat yang berambut putih... apa boleh buat. Gue kasi muka deh, kasi muka. Muhahaha . --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote: Rupanya, penyakit kamu memang sudah akut! Engkong kamu rupanya tak pernah ngajari: jangan pakai panggilan yg orang lain tdk suka! Kamu mau pakai istilah cina silahkan di rumah kamu sendiri, diantara teman2 kamu yg tak alergi thd istilah ini. Di tempat umum yg sebagian orang merasa terhina dng istilah ini, kamu tetap memaksa pakai, ini sudah kurangajar! Apa kamu masih senang dipanggil cabo uly? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_me2@ ... Date: Tue, 20 Oct 2009 02:14:27 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Apa yang salah dengan kalimat,sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. ??? Wadoh, ini nih,refot donk jawabnya nih. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Kalau dibilang termasuk, khan koh Tionghoa sudah jelas menyatakan diri bukan Cina, kalau gue bilang termasuk, ntar gue dimaki pula. Kalau dibilang enggak termasuk, nanti dibilang gue memisahkan dia dari komunitasnya. Salah juga. Mendingan Koh Tionghoa jawab sendiri aje deh, merasa termasuk masyarakat Cina atau tidak? Termasuk ya monggo, enggak juga silakan. Khan nggak ada urusannya sama gue. Mending bahas soal
[budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Saudara Zhou dan Saudari Uly yang terpelajar, saya rasa tidak perlu dilanjutkan terus-menerus pembahasan tionghua ataupun cina, menurut saya, maaf kalo juga tidak diterima ya :-) - Kalo orang tidak mau mengucapkan tionghua ya, kita jelaskan, dan tidak perlu memaksa kehendak orang, ini kan mulutnya masing-masing. - Kalo merasa diri tionghua dan bukan cina (mungkin anggapan cina itu orang republick rakyat cina) ya silakan di kasih tahu aja, cukup sekali dua kali saja, ga perlu diteruskan panjang lebar yang pembahasan makin ke pribadinya orang. Namanya pribadi orang ya terserah orang itu sendiri. - Yang merasakan cina itu adalah panggilan yg cocok untuk etnis tionghua di Indonesia, silakan walaupun secara pemerintah juga skrg lebih mengunakan etnis tionghua, bukanlah etnis cina. Bagi saya sendiri seh merasa tren dan arti dari kata etnis tionghua ini lebih mencerminkan kita skrg ini di Indonesia yang merupakan perkembangan sejarah dan budaya, dan ga ada salahnya mengunakan kata tionghua dalam sehari-hari, begitupun dgn milis kita namanya juga budaya tionghua , karena apa? Karena tionghua ini kata yang muncul di Indonesia dari perkembangan jaman dulu sampai sekarang yg melambangkan kita, tidak ditemui di Singapore, Filipina, Malaysia, Thailand. Walaunpun Tionghua sendiri mempunyai arti yang kira-kira sama dengan Hua Ren, Hua Jin, Teng Lang, dan sebaginya. Terima kasih, JK --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Rupanya, penyakit kamu memang sudah akut! Engkong kamu rupanya tak pernah ngajari: jangan pakai panggilan yg orang lain tdk suka! Kamu mau pakai istilah cina silahkan di rumah kamu sendiri, diantara teman2 kamu yg tak alergi thd istilah ini. Di tempat umum yg sebagian orang merasa terhina dng istilah ini, kamu tetap memaksa pakai, ini sudah kurangajar! Apa kamu masih senang dipanggil cabo uly? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_...@... Date: Tue, 20 Oct 2009 02:14:27 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Apa yang salah dengan kalimat,sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. ??? Wadoh, ini nih,refot donk jawabnya nih. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Kalau dibilang termasuk, khan koh Tionghoa sudah jelas menyatakan diri bukan Cina, kalau gue bilang termasuk, ntar gue dimaki pula. Kalau dibilang enggak termasuk, nanti dibilang gue memisahkan dia dari komunitasnya. Salah juga. Mendingan Koh Tionghoa jawab sendiri aje deh, merasa termasuk masyarakat Cina atau tidak? Termasuk ya monggo, enggak juga silakan. Khan nggak ada urusannya sama gue. Mending bahas soal si A Q aje deh, nggak perlu nanya yang enggak-enggak. Dan please deh, jangan lebay --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Jangan menghindarlah. Kamu memang tak pernah memanggil langsung saya cina, tapi setiap anda posting dng memakai istilah cina, apa itu tdk merujuk ke saya juga? Misalnya: sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Sent from my BlackBerryî powered by Sinyal Kuat INDOSAT
[budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Saya rasa justru di milis inilah tempat yg tepat utk pembahasan tionghoa ataupun cina, masak harus dibahas di milis budaya India. Andaikata memang konklusinya mendapatkan istilah cina lebih bisa diterima, ya rubah saja nama milis menjadi FORUM BUDAYA CINA SEJARAH CINA. sojah wushu, Koay Hiap. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, joao_kho joao@... wrote: Saudara Zhou dan Saudari Uly yang terpelajar, saya rasa tidak perlu dilanjutkan terus-menerus pembahasan tionghua ataupun cina, menurut saya, maaf kalo juga tidak diterima ya :-) - Kalo orang tidak mau mengucapkan tionghua ya, kita jelaskan, dan tidak perlu memaksa kehendak orang, ini kan mulutnya masing-masing. - Kalo merasa diri tionghua dan bukan cina (mungkin anggapan cina itu orang republick rakyat cina) ya silakan di kasih tahu aja, cukup sekali dua kali saja, ga perlu diteruskan panjang lebar yang pembahasan makin ke pribadinya orang. Namanya pribadi orang ya terserah orang itu sendiri. - Yang merasakan cina itu adalah panggilan yg cocok untuk etnis tionghua di Indonesia, silakan walaupun secara pemerintah juga skrg lebih mengunakan etnis tionghua, bukanlah etnis cina. Bagi saya sendiri seh merasa tren dan arti dari kata etnis tionghua ini lebih mencerminkan kita skrg ini di Indonesia yang merupakan perkembangan sejarah dan budaya, dan ga ada salahnya mengunakan kata tionghua dalam sehari-hari, begitupun dgn milis kita namanya juga budaya tionghua , karena apa? Karena tionghua ini kata yang muncul di Indonesia dari perkembangan jaman dulu sampai sekarang yg melambangkan kita, tidak ditemui di Singapore, Filipina, Malaysia, Thailand. Walaunpun Tionghua sendiri mempunyai arti yang kira-kira sama dengan Hua Ren, Hua Jin, Teng Lang, dan sebaginya. Terima kasih,
[budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
bener jok, sebenernya istilah tionghoa itu KHAS INDONESIA yg gak bakalan lu temuin dibelahan dunia mana jg. Justru istilah ini keren abis alias gak membebek ame istilah2 cina di singapore or malay hueheheheheheheheheh so istilah tionghoa itu sebenernya nunjukin chinese di Indonesia. Ngkale waktu ngomong org cina or china bisa bikin bingung itu org china dari tiongkok or dari hongkong ? waktu ngomong org cina, jgn2 cina malaysia huehehehehe but waktu ngomong org TIONGHOA so pastilar itu org cina di indonesia. owe seh setuju kalu istilah tionghoa itu buat nunjukin identitas org chinese di indonesia. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, joao_kho joao@... wrote: Saudara Zhou dan Saudari Uly yang terpelajar, saya rasa tidak perlu dilanjutkan terus-menerus pembahasan tionghua ataupun cina, menurut saya, maaf kalo juga tidak diterima ya :-) - Kalo orang tidak mau mengucapkan tionghua ya, kita jelaskan, dan tidak perlu memaksa kehendak orang, ini kan mulutnya masing-masing. - Kalo merasa diri tionghua dan bukan cina (mungkin anggapan cina itu orang republick rakyat cina) ya silakan di kasih tahu aja, cukup sekali dua kali saja, ga perlu diteruskan panjang lebar yang pembahasan makin ke pribadinya orang. Namanya pribadi orang ya terserah orang itu sendiri. - Yang merasakan cina itu adalah panggilan yg cocok untuk etnis tionghua di Indonesia, silakan walaupun secara pemerintah juga skrg lebih mengunakan etnis tionghua, bukanlah etnis cina. Bagi saya sendiri seh merasa tren dan arti dari kata etnis tionghua ini lebih mencerminkan kita skrg ini di Indonesia yang merupakan perkembangan sejarah dan budaya, dan ga ada salahnya mengunakan kata tionghua dalam sehari-hari, begitupun dgn milis kita namanya juga budaya tionghua , karena apa? Karena tionghua ini kata yang muncul di Indonesia dari perkembangan jaman dulu sampai sekarang yg melambangkan kita, tidak ditemui di Singapore, Filipina, Malaysia, Thailand. Walaunpun Tionghua sendiri mempunyai arti yang kira-kira sama dengan Hua Ren, Hua Jin, Teng Lang, dan sebaginya. Terima kasih, JK --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Rupanya, penyakit kamu memang sudah akut! Engkong kamu rupanya tak pernah ngajari: jangan pakai panggilan yg orang lain tdk suka! Kamu mau pakai istilah cina silahkan di rumah kamu sendiri, diantara teman2 kamu yg tak alergi thd istilah ini. Di tempat umum yg sebagian orang merasa terhina dng istilah ini, kamu tetap memaksa pakai, ini sudah kurangajar! Apa kamu masih senang dipanggil cabo uly? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_me2@ Date: Tue, 20 Oct 2009 02:14:27 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Apa yang salah dengan kalimat,sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. ??? Wadoh, ini nih,refot donk jawabnya nih. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Kalau dibilang termasuk, khan koh Tionghoa sudah jelas menyatakan diri bukan Cina, kalau gue bilang termasuk, ntar gue dimaki pula. Kalau dibilang enggak termasuk, nanti dibilang gue memisahkan dia dari komunitasnya. Salah juga. Mendingan Koh Tionghoa jawab sendiri aje deh, merasa termasuk masyarakat Cina atau tidak? Termasuk ya monggo, enggak juga silakan. Khan nggak ada urusannya sama gue. Mending bahas soal si A Q aje deh, nggak perlu nanya yang enggak-enggak. Dan please deh, jangan lebay --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Jangan menghindarlah. Kamu memang tak pernah memanggil langsung saya cina, tapi setiap anda posting dng memakai istilah cina, apa itu tdk merujuk ke saya juga? Misalnya: sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Sent from my BlackBerryî powered by Sinyal Kuat INDOSAT
[budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
jgn jauh2 dah, itu tionghoa net, jaringan tionghoa muda, paguyuban marga tionghoa dsbnya khan pake kata tionghoa heuehehehehehehe --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kwaih...@... kwaih...@... wrote: Saya rasa justru di milis inilah tempat yg tepat utk pembahasan tionghoa ataupun cina, masak harus dibahas di milis budaya India. Andaikata memang konklusinya mendapatkan istilah cina lebih bisa diterima, ya rubah saja nama milis menjadi FORUM BUDAYA CINA SEJARAH CINA. sojah wushu, Koay Hiap. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, joao_kho Joao.Kho@ wrote: Saudara Zhou dan Saudari Uly yang terpelajar, saya rasa tidak perlu dilanjutkan terus-menerus pembahasan tionghua ataupun cina, menurut saya, maaf kalo juga tidak diterima ya :-) - Kalo orang tidak mau mengucapkan tionghua ya, kita jelaskan, dan tidak perlu memaksa kehendak orang, ini kan mulutnya masing-masing. - Kalo merasa diri tionghua dan bukan cina (mungkin anggapan cina itu orang republick rakyat cina) ya silakan di kasih tahu aja, cukup sekali dua kali saja, ga perlu diteruskan panjang lebar yang pembahasan makin ke pribadinya orang. Namanya pribadi orang ya terserah orang itu sendiri. - Yang merasakan cina itu adalah panggilan yg cocok untuk etnis tionghua di Indonesia, silakan walaupun secara pemerintah juga skrg lebih mengunakan etnis tionghua, bukanlah etnis cina. Bagi saya sendiri seh merasa tren dan arti dari kata etnis tionghua ini lebih mencerminkan kita skrg ini di Indonesia yang merupakan perkembangan sejarah dan budaya, dan ga ada salahnya mengunakan kata tionghua dalam sehari-hari, begitupun dgn milis kita namanya juga budaya tionghua , karena apa? Karena tionghua ini kata yang muncul di Indonesia dari perkembangan jaman dulu sampai sekarang yg melambangkan kita, tidak ditemui di Singapore, Filipina, Malaysia, Thailand. Walaunpun Tionghua sendiri mempunyai arti yang kira-kira sama dengan Hua Ren, Hua Jin, Teng Lang, dan sebaginya. Terima kasih,
[budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Saudara Koay Hiap, jika anda baca dari postingan 500, perulangan pembahasan Cina dan Tionghua sudah terulang banyak kali, dan dan mayoritas atau konklusinya masih tetap lebih dominan memakai tionghua :-) Salam, JK --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kwaih...@... kwaih...@... wrote: Saya rasa justru di milis inilah tempat yg tepat utk pembahasan tionghoa ataupun cina, masak harus dibahas di milis budaya India. Andaikata memang konklusinya mendapatkan istilah cina lebih bisa diterima, ya rubah saja nama milis menjadi FORUM BUDAYA CINA SEJARAH CINA. sojah wushu, Koay Hiap. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, joao_kho Joao.Kho@ wrote: Saudara Zhou dan Saudari Uly yang terpelajar, saya rasa tidak perlu dilanjutkan terus-menerus pembahasan tionghua ataupun cina, menurut saya, maaf kalo juga tidak diterima ya :-) - Kalo orang tidak mau mengucapkan tionghua ya, kita jelaskan, dan tidak perlu memaksa kehendak orang, ini kan mulutnya masing-masing. - Kalo merasa diri tionghua dan bukan cina (mungkin anggapan cina itu orang republick rakyat cina) ya silakan di kasih tahu aja, cukup sekali dua kali saja, ga perlu diteruskan panjang lebar yang pembahasan makin ke pribadinya orang. Namanya pribadi orang ya terserah orang itu sendiri. - Yang merasakan cina itu adalah panggilan yg cocok untuk etnis tionghua di Indonesia, silakan walaupun secara pemerintah juga skrg lebih mengunakan etnis tionghua, bukanlah etnis cina. Bagi saya sendiri seh merasa tren dan arti dari kata etnis tionghua ini lebih mencerminkan kita skrg ini di Indonesia yang merupakan perkembangan sejarah dan budaya, dan ga ada salahnya mengunakan kata tionghua dalam sehari-hari, begitupun dgn milis kita namanya juga budaya tionghua , karena apa? Karena tionghua ini kata yang muncul di Indonesia dari perkembangan jaman dulu sampai sekarang yg melambangkan kita, tidak ditemui di Singapore, Filipina, Malaysia, Thailand. Walaunpun Tionghua sendiri mempunyai arti yang kira-kira sama dengan Hua Ren, Hua Jin, Teng Lang, dan sebaginya. Terima kasih,
Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Takutnya mereka2 itu Gua yangtou mai gouru, alias gantung kepala domba jual daging anjing. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: ardian_c ardia...@yahoo.co.id Date: Tue, 20 Oct 2009 08:24:46 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina jgn jauh2 dah, itu tionghoa net, jaringan tionghoa muda, paguyuban marga tionghoa dsbnya khan pake kata tionghoa heuehehehehehehe --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kwaih...@... kwaih...@... wrote: Saya rasa justru di milis inilah tempat yg tepat utk pembahasan tionghoa ataupun cina, masak harus dibahas di milis budaya India. Andaikata memang konklusinya mendapatkan istilah cina lebih bisa diterima, ya rubah saja nama milis menjadi FORUM BUDAYA CINA SEJARAH CINA. sojah wushu, Koay Hiap. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, joao_kho Joao.Kho@ wrote: Saudara Zhou dan Saudari Uly yang terpelajar, saya rasa tidak perlu dilanjutkan terus-menerus pembahasan tionghua ataupun cina, menurut saya, maaf kalo juga tidak diterima ya :-) - Kalo orang tidak mau mengucapkan tionghua ya, kita jelaskan, dan tidak perlu memaksa kehendak orang, ini kan mulutnya masing-masing. - Kalo merasa diri tionghua dan bukan cina (mungkin anggapan cina itu orang republick rakyat cina) ya silakan di kasih tahu aja, cukup sekali dua kali saja, ga perlu diteruskan panjang lebar yang pembahasan makin ke pribadinya orang. Namanya pribadi orang ya terserah orang itu sendiri. - Yang merasakan cina itu adalah panggilan yg cocok untuk etnis tionghua di Indonesia, silakan walaupun secara pemerintah juga skrg lebih mengunakan etnis tionghua, bukanlah etnis cina. Bagi saya sendiri seh merasa tren dan arti dari kata etnis tionghua ini lebih mencerminkan kita skrg ini di Indonesia yang merupakan perkembangan sejarah dan budaya, dan ga ada salahnya mengunakan kata tionghua dalam sehari-hari, begitupun dgn milis kita namanya juga budaya tionghua , karena apa? Karena tionghua ini kata yang muncul di Indonesia dari perkembangan jaman dulu sampai sekarang yg melambangkan kita, tidak ditemui di Singapore, Filipina, Malaysia, Thailand. Walaunpun Tionghua sendiri mempunyai arti yang kira-kira sama dengan Hua Ren, Hua Jin, Teng Lang, dan sebaginya. Terima kasih,
Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Kalau menurut saya sih gak apa-apa walaupun sudah dibahas berulang-ulang, soalnya masih banyak generasi muda yang belum mengerti kenapa sebutan Tionghua selalu dipertahankan. From: joao_kho joao@gmail.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tue, October 20, 2009 3:59:05 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Saudara Koay Hiap, jika anda baca dari postingan 500, perulangan pembahasan Cina dan Tionghua sudah terulang banyak kali, dan dan mayoritas atau konklusinya masih tetap lebih dominan memakai tionghua :-) Salam, JK --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, kwaih...@.. . kwaih...@.. . wrote: Saya rasa justru di milis inilah tempat yg tepat utk pembahasan tionghoa ataupun cina, masak harus dibahas di milis budaya India. Andaikata memang konklusinya mendapatkan istilah cina lebih bisa diterima, ya rubah saja nama milis menjadi FORUM BUDAYA CINA SEJARAH CINA. sojah wushu, Koay Hiap. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, joao_kho Joao.Kho@ wrote: Saudara Zhou dan Saudari Uly yang terpelajar, saya rasa tidak perlu dilanjutkan terus-menerus pembahasan tionghua ataupun cina, menurut saya, maaf kalo juga tidak diterima ya :-) - Kalo orang tidak mau mengucapkan tionghua ya, kita jelaskan, dan tidak perlu memaksa kehendak orang, ini kan mulutnya masing-masing. - Kalo merasa diri tionghua dan bukan cina (mungkin anggapan cina itu orang republick rakyat cina) ya silakan di kasih tahu aja, cukup sekali dua kali saja, ga perlu diteruskan panjang lebar yang pembahasan makin ke pribadinya orang. Namanya pribadi orang ya terserah orang itu sendiri. - Yang merasakan cina itu adalah panggilan yg cocok untuk etnis tionghua di Indonesia, silakan walaupun secara pemerintah juga skrg lebih mengunakan etnis tionghua, bukanlah etnis cina. Bagi saya sendiri seh merasa tren dan arti dari kata etnis tionghua ini lebih mencerminkan kita skrg ini di Indonesia yang merupakan perkembangan sejarah dan budaya, dan ga ada salahnya mengunakan kata tionghua dalam sehari-hari, begitupun dgn milis kita namanya juga budaya tionghua , karena apa? Karena tionghua ini kata yang muncul di Indonesia dari perkembangan jaman dulu sampai sekarang yg melambangkan kita, tidak ditemui di Singapore, Filipina, Malaysia, Thailand. Walaunpun Tionghua sendiri mempunyai arti yang kira-kira sama dengan Hua Ren, Hua Jin, Teng Lang, dan sebaginya. Terima kasih,
[budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Mau dibahas sampai kapanpun, topik cina-tionghoa-china gak bakalan selesai. malah sering berakhir gak baik. Apa betul 'banyak' generasi 'muda' saat ini gak ngerti soal cina-tionghoa? Mereka itu 'gak ngerti' ataukah malahan mereka mencoba mencari 'jalan tengah' sih? Teman-teman yg 'pro' tionghoa, mengabsolutkan bahwa (a) cina itu pasti menghina, sementara (b) tionghoa (dan china?) itu pasti tidak menghina. Sehingga teman-teman ini menghimbau utk selalu menggunakan kata tionghoa bukan cina. Apa argumen diatas selalu menjadi kenyataan? Argumen diatas itu lho yg coba dikritik sebagian (atau seluruhnya?) oleh teman-teman 'pro' cina (sy sadar istilah pro-cina ini juga terlalu menyederhanakan; istilah ini dipilih hanya sebagai kontras kelompok sebelumnya). Bagi mereka, (a) cina tidak selalu berartian menghina, sementara (b) tionghoa (dan china?) sekalipun bisa digunakan untuk menghina. Sehingga mereka lalu membawa dimensi intensi atau tujuan atau cara menggunakan kata tersebut dalam suatu kalimat. Dengan melihat kalimat tersebut, lebih lanjut argumen para pro cina, bisa dilihat kandungan nilai kata cina/tionghoa yg dibuat. Apa iya para pro-cina itu tidak setuju menggunakan kata tionghoa? Saya rasa kesimpulan tersebut kok terasa terlalu menyederhanakan (over simplification). Sejauh yg saya pahami (bisa jadi saya salah memahami), para pro-cina itu tidak setuju bila ada pemaksaan menggunakan tionghoa (dan china) sebagai pengganti cina. Bila perubahan terjadi dengan alami, saya pikir mereka dengan senang hati menerima. Toh para pro-cina tersebut, dalam beberapa forum, diskusi, pembicaraan, dll juga menggunakan kata tionghoa (dan cina dengan bergantian). Tanpa perlu dicaci-maki, tanpa perlu pengastaan, toh pro-cina juga sering menggunakan kata 'tionghoa'. Bagi pro-cina, yg lebih berperan adalah intensi/tujuan seseorang dalam menggunakan kata tionghoa/cina dalam suatu kalimat. Argumen klasik mereka, dalam kalimat cina jenius dan tionghoa tolol kata cina bernilai positif sementara tionghoa malah menjadi negatif. Kelemahan argumen diatas tersebut hanya terletak pada jarangnya penggunaan kata cina/tionghoa seperti diatas. Kata 'cina', karena lebih umum, saat ini dibandingkan dengan kata 'tionghoa', punya lebih banyak pasangan kata bernilai negatif. Misalnya kata cina tolol mungkin lebih banyak dibandingkan tionghoa tolol. Dalam konteks keumuman penggunaan kata, sebenarnya kata tionghoa diuntungkan oleh regim orde baru. Oleh karena pemilihan kata 'cina' sebagai ganti 'tionghoa' pada regim orba, maka kata cina menjadi lebih sering digunakan. Baik digunakan secara positif, maupun, sayangnya, juga secara negatif. Bila kita melepas faktor keumuman penggunaan pasangan kata, argumen cina jenius dan tionghoa tolol diatas apakah tidak mengandung kebenaran? Bila argumen cina jenius... itu bisa diterima, lalu apakah kritik bahwa dalam konteks penghinaan/deregatory, intensi seseorang mungkin lebih penting (dan lebih mewakili) daripada penggunaan kata an sich bisa diterima? Nah sekarang, apakah para pro-tionghoa bisa menerima kritik para pro-cina? Silang pendapat ini seperti semacam ironi. Disatu sisi para pro-tionghoa merasa sakit hati karena dipaksa oleh orba menggunakan kata 'cina' sebagai ganti 'tionghoa'. Disisi lainnya, teman-teman pro-tionghoa malah menggunakan metode 'pemaksaan' yang sama untuk meminta penggunaan kata 'tionghoa' sebagai ganti 'cina'. Pro-tionghoa juga beberapa kali berargumen bahwa bila penggunaan kata 'cina' terjadi dengan alami, tanpa paksaan, tanpa penggiringan opini, dll; maka kata tersebut bisa diterima. Bukankah tindakan 'memaksakan' kata tionghoa saat ini menjadi suatu paradoks? Lah apakah balas-membalas ini mau terus dilanjutkan? Sudahilah diskusi kata cina-tionghoa ini. Gak mutu, gak relevan, dan relatif tidak berguna saat ada beberapa masalah yg lebih penting dan lebih bermakna. Ataukah memang soal cina-tionghoa ini dianggap maha penting dan bermakna bagi para etnis cina/tionghoa di indonesia? mohon pengajaran dari teman-teman sekalian. salam, jimmy NB: diforum online tertentu, kata 'china' juga sudah digunakan untuk mencaci-maki. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Santo Putra santopu...@... wrote: Kalau menurut saya sih gak apa-apa walaupun sudah dibahas berulang-ulang, soalnya masih banyak generasi muda yang belum mengerti kenapa sebutan Tionghua selalu dipertahankan.
[budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Kok panjang banget, mending suruh baca dulu.. dari halamn 500.. nah disitu akan ditemui kembali banyak pikiran2 dari teman2 yg posting terdahulu, mungkin dari situ sudah terjawab. jadi nga melakukan pekerjaan berulang-ulang. Bahas Cina Tionghua bukan ga boleh tapi ya jgn sampai ke pribadi orang diserang. Mungkin pengguna milis/forum di Indonesia masih seperti guru mendidik anak tk atau sd, maunya dinyusuin mulu, spt informasi begitu mestinya diluar moderator ataupun yang baru menjadi member silakan baca dari awal seluruh postingan forum/milis atau melakukan search sesuai kata kunci ttg artikel yang mau ditemukan.. Yang mau saya komentar, adalah bukan mempertahankan tionghua, karena tionghua itu seperti EYD, sedangkan cina itu ungkapan lama yg masih dipertahankan oleh sebagian teman2. Justru jaman berjalan istilah tionghua itu suatu proses perkembangan. Karena tionghua itu mencerminkan itu cina di Indonesia, begitu anda ngomong lgs orang mengerti, kenapa mesti ngomong cina yang diluar sana banyak negara lain diluar sana yg juga ada cinanya :D Salam JK --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, tanaya.geo tanaya@... wrote: Mau dibahas sampai kapanpun, topik cina-tionghoa-china gak bakalan selesai. malah sering berakhir gak baik. Apa betul 'banyak' generasi 'muda' saat ini gak ngerti soal cina-tionghoa? Mereka itu 'gak ngerti' ataukah malahan mereka mencoba mencari 'jalan tengah' sih? Teman-teman yg 'pro' tionghoa, mengabsolutkan bahwa (a) cina itu pasti menghina, sementara (b) tionghoa (dan china?) itu pasti tidak menghina. Sehingga teman-teman ini menghimbau utk selalu menggunakan kata tionghoa bukan cina. Apa argumen diatas selalu menjadi kenyataan? Argumen diatas itu lho yg coba dikritik sebagian (atau seluruhnya?) oleh teman-teman 'pro' cina (sy sadar istilah pro-cina ini juga terlalu menyederhanakan; istilah ini dipilih hanya sebagai kontras kelompok sebelumnya). Bagi mereka, (a) cina tidak selalu berartian menghina, sementara (b) tionghoa (dan china?) sekalipun bisa digunakan untuk menghina. Sehingga mereka lalu membawa dimensi intensi atau tujuan atau cara menggunakan kata tersebut dalam suatu kalimat. Dengan melihat kalimat tersebut, lebih lanjut argumen para pro cina, bisa dilihat kandungan nilai kata cina/tionghoa yg dibuat. Apa iya para pro-cina itu tidak setuju menggunakan kata tionghoa? Saya rasa kesimpulan tersebut kok terasa terlalu menyederhanakan (over simplification). Sejauh yg saya pahami (bisa jadi saya salah memahami), para pro-cina itu tidak setuju bila ada pemaksaan menggunakan tionghoa (dan china) sebagai pengganti cina. Bila perubahan terjadi dengan alami, saya pikir mereka dengan senang hati menerima. Toh para pro-cina tersebut, dalam beberapa forum, diskusi, pembicaraan, dll juga menggunakan kata tionghoa (dan cina dengan bergantian). Tanpa perlu dicaci-maki, tanpa perlu pengastaan, toh pro-cina juga sering menggunakan kata 'tionghoa'. Bagi pro-cina, yg lebih berperan adalah intensi/tujuan seseorang dalam menggunakan kata tionghoa/cina dalam suatu kalimat. Argumen klasik mereka, dalam kalimat cina jenius dan tionghoa tolol kata cina bernilai positif sementara tionghoa malah menjadi negatif. Kelemahan argumen diatas tersebut hanya terletak pada jarangnya penggunaan kata cina/tionghoa seperti diatas. Kata 'cina', karena lebih umum, saat ini dibandingkan dengan kata 'tionghoa', punya lebih banyak pasangan kata bernilai negatif. Misalnya kata cina tolol mungkin lebih banyak dibandingkan tionghoa tolol. Dalam konteks keumuman penggunaan kata, sebenarnya kata tionghoa diuntungkan oleh regim orde baru. Oleh karena pemilihan kata 'cina' sebagai ganti 'tionghoa' pada regim orba, maka kata cina menjadi lebih sering digunakan. Baik digunakan secara positif, maupun, sayangnya, juga secara negatif. Bila kita melepas faktor keumuman penggunaan pasangan kata, argumen cina jenius dan tionghoa tolol diatas apakah tidak mengandung kebenaran? Bila argumen cina jenius... itu bisa diterima, lalu apakah kritik bahwa dalam konteks penghinaan/deregatory, intensi seseorang mungkin lebih penting (dan lebih mewakili) daripada penggunaan kata an sich bisa diterima? Nah sekarang, apakah para pro-tionghoa bisa menerima kritik para pro-cina? Silang pendapat ini seperti semacam ironi. Disatu sisi para pro-tionghoa merasa sakit hati karena dipaksa oleh orba menggunakan kata 'cina' sebagai ganti 'tionghoa'. Disisi lainnya, teman-teman pro-tionghoa malah menggunakan metode 'pemaksaan' yang sama untuk meminta penggunaan kata 'tionghoa' sebagai ganti 'cina'. Pro-tionghoa juga beberapa kali berargumen bahwa bila penggunaan kata 'cina' terjadi dengan alami, tanpa paksaan, tanpa penggiringan opini, dll; maka kata tersebut bisa diterima. Bukankah tindakan 'memaksakan' kata tionghoa saat ini menjadi suatu paradoks? Lah apakah balas-membalas ini mau terus dilanjutkan? Sudahilah
Kontekstual (Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina)
Sebetulnya penggunaan istilah cina, tiongkok, tionghoa, bahkan mandarin, itu kontekstual juga. Di kalangan paguyuban cersil selalu dibilang cerita silat cina. Tidak pernah cerita silat tiongkok, apalagi cerita silat tionghoa. Di kalangan movie-goers dan song lovers selalu dibilang film mandarin dan lagu mandarin. Tidak pernah film tiongkok dan lagu tiongkok atau film tionghoa dan lagu tionghoa. Kalau bicara tentang ban lie tiang shia, selalu dibilang tembok tiongkok. Tidak pernah tembok cina, apalagi tembok mandarin. Kenapa begitu, yah itu sudah kebiasaan puluhan tahun yang tidak pernah dipermasalahkan. Walau mungkin mengandung ketidak-tepatan etimologis... Dan hal itu juga tidak bisa dijadikan alasan untuk meng-istiqomah-kan semua-semuanya. Kalau seseorang memilih bilang cina, tidak perlu kita paksa dia merubah semua tionghoa harus jadi cina. Seperti milis budaya tionghoa tidak harus jadi milis budaya cina, misalnya. Begitu juga kalau seseorang memilih bilang tionghoa dan tiongkok, tidak perlu kita paksa dia merubah semua cina harus jadi tionghoa atau tiongkok. Seperti petai cina tidak harus jadi petai tiongkok atau petai cina, misalnya. Bahkan juga kalau seseorang merasa perlu bilang mandarin, tidak perlu kita paksa dia merubah semua cina atau tiongkok harus jadi mandarin. Seperti arak cina tidak harus jadi arak mandarin atau republik rakyat tiongkok harus jadi republik rakyat mandarin, misalnya. Bahkan cina dan tionghoa bisa saja muncul bareng dalam satu kalimat, keduanya dalam konteksnya masing-masing. Kalimat Sekarang ini sudah mudah bagi orang tionghoa untuk mengunjungi kerabat cinanya, misalnya, singkat namun maknanya jelas. Jadi wajar-wajar saja lah. Tidak perlu ribut memperdebatkannya sampai bawa-bawa cabo segala... Wasalam. - Original Message - From: joao_kho To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tuesday, October 20, 2009 10:38 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Kok panjang banget, mending suruh baca dulu.. dari halamn 500.. nah disitu akan ditemui kembali banyak pikiran2 dari teman2 yg posting terdahulu, mungkin dari situ sudah terjawab. jadi nga melakukan pekerjaan berulang-ulang. Bahas Cina Tionghua bukan ga boleh tapi ya jgn sampai ke pribadi orang diserang. Mungkin pengguna milis/forum di Indonesia masih seperti guru mendidik anak tk atau sd, maunya dinyusuin mulu, spt informasi begitu mestinya diluar moderator ataupun yang baru menjadi member silakan baca dari awal seluruh postingan forum/milis atau melakukan search sesuai kata kunci ttg artikel yang mau ditemukan.. Yang mau saya komentar, adalah bukan mempertahankan tionghua, karena tionghua itu seperti EYD, sedangkan cina itu ungkapan lama yg masih dipertahankan oleh sebagian teman2. Justru jaman berjalan istilah tionghua itu suatu proses perkembangan. Karena tionghua itu mencerminkan itu cina di Indonesia, begitu anda ngomong lgs orang mengerti, kenapa mesti ngomong cina yang diluar sana banyak negara lain diluar sana yg juga ada cinanya :D Salam JK --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, tanaya.geo tanaya@... wrote: Mau dibahas sampai kapanpun, topik cina-tionghoa-china gak bakalan selesai. malah sering berakhir gak baik. Apa betul 'banyak' generasi 'muda' saat ini gak ngerti soal cina-tionghoa? Mereka itu 'gak ngerti' ataukah malahan mereka mencoba mencari 'jalan tengah' sih? Teman-teman yg 'pro' tionghoa, mengabsolutkan bahwa (a) cina itu pasti menghina, sementara (b) tionghoa (dan china?) itu pasti tidak menghina. Sehingga teman-teman ini menghimbau utk selalu menggunakan kata tionghoa bukan cina. Apa argumen diatas selalu menjadi kenyataan? Argumen diatas itu lho yg coba dikritik sebagian (atau seluruhnya?) oleh teman-teman 'pro' cina (sy sadar istilah pro-cina ini juga terlalu menyederhanakan; istilah ini dipilih hanya sebagai kontras kelompok sebelumnya). Bagi mereka, (a) cina tidak selalu berartian menghina, sementara (b) tionghoa (dan china?) sekalipun bisa digunakan untuk menghina. Sehingga mereka lalu membawa dimensi intensi atau tujuan atau cara menggunakan kata tersebut dalam suatu kalimat. Dengan melihat kalimat tersebut, lebih lanjut argumen para pro cina, bisa dilihat kandungan nilai kata cina/tionghoa yg dibuat. Apa iya para pro-cina itu tidak setuju menggunakan kata tionghoa? Saya rasa kesimpulan tersebut kok terasa terlalu menyederhanakan (over simplification). Sejauh yg saya pahami (bisa jadi saya salah memahami), para pro-cina itu tidak setuju bila ada pemaksaan menggunakan tionghoa (dan china) sebagai pengganti cina. Bila perubahan terjadi dengan alami, saya pikir mereka dengan senang hati menerima. Toh para pro-cina tersebut, dalam beberapa forum, diskusi, pembicaraan, dll juga menggunakan kata tionghoa (dan cina dengan bergantian). Tanpa perlu dicaci-maki, tanpa perlu pengastaan, toh pro-cina
[budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Eeeeh, kumaha sih, ieu jelema teh hayang pasea wae! Mamawa Engkong deuih!! Kapan gue maksa-maksa orang pake sebuah istilah? Tunjukkin coba! Gue sih kaga maksa orang, mau pake istilah yang mana terserah aje. Statement gue khan sudah jelas: GUE pribadi mah nggak masalah disebut Cina ataupun Tionghoa, buat gue nggak ada bedanya, selama orang enggak ada maksud menghina. Liat donk, istilah Cina dan Tionghoa yang gue pake sama sama banyak kok, kadang ini kadang itu, toh buat gue artinya sama. Sadar diri donk! Ngaca! Sendirinya yang maksa2 orang pake satu istilah dan melarang-larang orang pake istilah lain. Justeru sikap seperti itu yang gue sebel tuh, overacting, pake maksa maksa segala, lebay! Situ sendiri yang memakai sebuah istilah untuk menghina-hina, hayo berani ngaku nggak! Tetap saja, bukan istilahnya yang salah, bukan istilahnya yang harus dihilangkan, tapi orang yang punya maksud menghina itulah yang keji. Na kalo situ sendiri yang alergi sama kata Cina, ya problem situ donk itu mah. Jangan maksa orang yang enggak kenapa-napa untuk ikut alergi donk! Orang nggak punya maksud buruk, nggak ada niat menghina, kok situ mendadakan sewot. Penyakit akut apa sih tu namanya Cina Phobia kali ya. Begitu ada kata Cina langsung blingsatan. Na tu ada artikel berjudul Cina, 60 tahun Kedepan, apa langsung kebakaran jenggot juga kali ya? Gue kasi tahu ya, Situ kalo panggil nama gue dengan yang enggak enggak lagi, mau Cabo kek, mau Sayang kek, mau Pretty Woman kek, kalau terkesan menghina sih gue bales kontan aje deh. Nah gimana, apa masih betah dipanggil Koh Tionghoa? Ini panggilan sudah sangat memberi muka lhoh. Balasan yang sangat tidak setimpal sebetulnya, tapi mengingat yang berambut putih... apa boleh buat. Gue kasi muka deh, kasi muka. Muhahaha. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Rupanya, penyakit kamu memang sudah akut! Engkong kamu rupanya tak pernah ngajari: jangan pakai panggilan yg orang lain tdk suka! Kamu mau pakai istilah cina silahkan di rumah kamu sendiri, diantara teman2 kamu yg tak alergi thd istilah ini. Di tempat umum yg sebagian orang merasa terhina dng istilah ini, kamu tetap memaksa pakai, ini sudah kurangajar! Apa kamu masih senang dipanggil cabo uly? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_...@... Date: Tue, 20 Oct 2009 02:14:27 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Apa yang salah dengan kalimat,sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. ??? Wadoh, ini nih,refot donk jawabnya nih. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Kalau dibilang termasuk, khan koh Tionghoa sudah jelas menyatakan diri bukan Cina, kalau gue bilang termasuk, ntar gue dimaki pula. Kalau dibilang enggak termasuk, nanti dibilang gue memisahkan dia dari komunitasnya. Salah juga. Mendingan Koh Tionghoa jawab sendiri aje deh, merasa termasuk masyarakat Cina atau tidak? Termasuk ya monggo, enggak juga silakan. Khan nggak ada urusannya sama gue. Mending bahas soal si A Q aje deh, nggak perlu nanya yang enggak-enggak. Dan please deh, jangan lebay --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Jangan menghindarlah. Kamu memang tak pernah memanggil langsung saya cina, tapi setiap anda posting dng memakai istilah cina, apa itu tdk merujuk ke saya juga? Misalnya: sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Sent from my BlackBerry?® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
[budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Kalo gue sih udah bosen bahas kedua istilah itu. Kaga ada argumen baru, selalu yang itu-itu melulu. Trus ujung-ujungnya ada yang memaksa-maksa pake istilah Tionghoa sambil memaki-maki kepada mereka yang punya pendapat berbeda. Malahan sampai dikatakan kasta lebih rendah apa segala. H...serrem deh. Cuman, kadang kadang ada yang menarik tuh kayak kemaren artikel dari koran Sin Po taon 30-an yang dibawa oleh Beng siapa itu kemarin. Kebayang nggak, dari taon 1900 lalu ke 1930 lalu ke 1950 lalu ke taon 2000, itu persoalan istilah Cina-Tionghoa selalu berulang. Nggak bisa diselesaikan sekali untuk selamanya. Heran nggak siiihhh? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Santo Putra santopu...@... wrote: Kalau menurut saya sih gak apa-apa walaupun sudah dibahas berulang-ulang, soalnya masih banyak generasi muda yang belum mengerti kenapa sebutan Tionghua selalu dipertahankan. From: joao_kho joao@... To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Tue, October 20, 2009 3:59:05 PM Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina ? Saudara Koay Hiap, jika anda baca dari postingan 500, perulangan pembahasan Cina dan Tionghua sudah terulang banyak kali, dan dan mayoritas atau konklusinya masih tetap lebih dominan memakai tionghua :-) Salam, JK --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, kwaihiap@ . kwaihiap@ . wrote: Saya rasa justru di milis inilah tempat yg tepat utk pembahasan tionghoa ataupun cina, masak harus dibahas di milis budaya India. Andaikata memang konklusinya mendapatkan istilah cina lebih bisa diterima, ya rubah saja nama milis menjadi FORUM BUDAYA CINA SEJARAH CINA. sojah wushu, Koay Hiap. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, joao_kho Joao.Kho@ wrote: Saudara Zhou dan Saudari Uly yang terpelajar, saya rasa tidak perlu dilanjutkan terus-menerus pembahasan tionghua ataupun cina, menurut saya, maaf kalo juga tidak diterima ya :-) - Kalo orang tidak mau mengucapkan tionghua ya, kita jelaskan, dan tidak perlu memaksa kehendak orang, ini kan mulutnya masing-masing. - Kalo merasa diri tionghua dan bukan cina (mungkin anggapan cina itu orang republick rakyat cina) ya silakan di kasih tahu aja, cukup sekali dua kali saja, ga perlu diteruskan panjang lebar yang pembahasan makin ke pribadinya orang. Namanya pribadi orang ya terserah orang itu sendiri. - Yang merasakan cina itu adalah panggilan yg cocok untuk etnis tionghua di Indonesia, silakan walaupun secara pemerintah juga skrg lebih mengunakan etnis tionghua, bukanlah etnis cina. Bagi saya sendiri seh merasa tren dan arti dari kata etnis tionghua ini lebih mencerminkan kita skrg ini di Indonesia yang merupakan perkembangan sejarah dan budaya, dan ga ada salahnya mengunakan kata tionghua dalam sehari-hari, begitupun dgn milis kita namanya juga budaya tionghua , karena apa? Karena tionghua ini kata yang muncul di Indonesia dari perkembangan jaman dulu sampai sekarang yg melambangkan kita, tidak ditemui di Singapore, Filipina, Malaysia, Thailand. Walaunpun Tionghua sendiri mempunyai arti yang kira-kira sama dengan Hua Ren, Hua Jin, Teng Lang, dan sebaginya. Terima kasih,
Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Dear Mods, Pertikaian Uly dan zhoufy ini menurut saya sudah mengganggu. Sebaiknya diselasaikan diluar aja, kalau berbeda pendapat dan diskusikan dengan baik gak apa2N ini sudah menjurus kasar dan norak. Thanks Andrew M Sent from my BlackBerry® wireless device -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_...@yahoo.com.sg Date: Tue, 20 Oct 2009 16:12:05 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Eeeeh, kumaha sih, ieu jelema teh hayang pasea wae! Mamawa Engkong deuih!! Kapan gue maksa-maksa orang pake sebuah istilah? Tunjukkin coba! Gue sih kaga maksa orang, mau pake istilah yang mana terserah aje. Statement gue khan sudah jelas: GUE pribadi mah nggak masalah disebut Cina ataupun Tionghoa, buat gue nggak ada bedanya, selama orang enggak ada maksud menghina. Liat donk, istilah Cina dan Tionghoa yang gue pake sama sama banyak kok, kadang ini kadang itu, toh buat gue artinya sama. Sadar diri donk! Ngaca! Sendirinya yang maksa2 orang pake satu istilah dan melarang-larang orang pake istilah lain. Justeru sikap seperti itu yang gue sebel tuh, overacting, pake maksa maksa segala, lebay! Situ sendiri yang memakai sebuah istilah untuk menghina-hina, hayo berani ngaku nggak! Tetap saja, bukan istilahnya yang salah, bukan istilahnya yang harus dihilangkan, tapi orang yang punya maksud menghina itulah yang keji. Na kalo situ sendiri yang alergi sama kata Cina, ya problem situ donk itu mah. Jangan maksa orang yang enggak kenapa-napa untuk ikut alergi donk! Orang nggak punya maksud buruk, nggak ada niat menghina, kok situ mendadakan sewot. Penyakit akut apa sih tu namanya Cina Phobia kali ya. Begitu ada kata Cina langsung blingsatan. Na tu ada artikel berjudul Cina, 60 tahun Kedepan, apa langsung kebakaran jenggot juga kali ya? Gue kasi tahu ya, Situ kalo panggil nama gue dengan yang enggak enggak lagi, mau Cabo kek, mau Sayang kek, mau Pretty Woman kek, kalau terkesan menghina sih gue bales kontan aje deh. Nah gimana, apa masih betah dipanggil Koh Tionghoa? Ini panggilan sudah sangat memberi muka lhoh. Balasan yang sangat tidak setimpal sebetulnya, tapi mengingat yang berambut putih... apa boleh buat. Gue kasi muka deh, kasi muka. Muhahaha. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Rupanya, penyakit kamu memang sudah akut! Engkong kamu rupanya tak pernah ngajari: jangan pakai panggilan yg orang lain tdk suka! Kamu mau pakai istilah cina silahkan di rumah kamu sendiri, diantara teman2 kamu yg tak alergi thd istilah ini. Di tempat umum yg sebagian orang merasa terhina dng istilah ini, kamu tetap memaksa pakai, ini sudah kurangajar! Apa kamu masih senang dipanggil cabo uly? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_...@... Date: Tue, 20 Oct 2009 02:14:27 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Apa yang salah dengan kalimat,sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. ??? Wadoh, ini nih,refot donk jawabnya nih. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Kalau dibilang termasuk, khan koh Tionghoa sudah jelas menyatakan diri bukan Cina, kalau gue bilang termasuk, ntar gue dimaki pula. Kalau dibilang enggak termasuk, nanti dibilang gue memisahkan dia dari komunitasnya. Salah juga. Mendingan Koh Tionghoa jawab sendiri aje deh, merasa termasuk masyarakat Cina atau tidak? Termasuk ya monggo, enggak juga silakan. Khan nggak ada urusannya sama gue. Mending bahas soal si A Q aje deh, nggak perlu nanya yang enggak-enggak. Dan please deh, jangan lebay --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Jangan menghindarlah. Kamu memang tak pernah memanggil langsung saya cina, tapi setiap anda posting dng memakai istilah cina, apa itu tdk merujuk ke saya juga? Misalnya: sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Sent from my BlackBerry?® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Tolong yang maksa2 pakai kata tionghoa sadar diri. Banyak orang tionghoa yang tidak masalah di panggil cina. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_...@yahoo.com.sg Date: Tue, 20 Oct 2009 16:12:05 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Eeeeh, kumaha sih, ieu jelema teh hayang pasea wae! Mamawa Engkong deuih!! Kapan gue maksa-maksa orang pake sebuah istilah? Tunjukkin coba! Gue sih kaga maksa orang, mau pake istilah yang mana terserah aje. Statement gue khan sudah jelas: GUE pribadi mah nggak masalah disebut Cina ataupun Tionghoa, buat gue nggak ada bedanya, selama orang enggak ada maksud menghina. Liat donk, istilah Cina dan Tionghoa yang gue pake sama sama banyak kok, kadang ini kadang itu, toh buat gue artinya sama. Sadar diri donk! Ngaca! Sendirinya yang maksa2 orang pake satu istilah dan melarang-larang orang pake istilah lain. Justeru sikap seperti itu yang gue sebel tuh, overacting, pake maksa maksa segala, lebay! Situ sendiri yang memakai sebuah istilah untuk menghina-hina, hayo berani ngaku nggak! Tetap saja, bukan istilahnya yang salah, bukan istilahnya yang harus dihilangkan, tapi orang yang punya maksud menghina itulah yang keji. Na kalo situ sendiri yang alergi sama kata Cina, ya problem situ donk itu mah. Jangan maksa orang yang enggak kenapa-napa untuk ikut alergi donk! Orang nggak punya maksud buruk, nggak ada niat menghina, kok situ mendadakan sewot. Penyakit akut apa sih tu namanya Cina Phobia kali ya. Begitu ada kata Cina langsung blingsatan. Na tu ada artikel berjudul Cina, 60 tahun Kedepan, apa langsung kebakaran jenggot juga kali ya? Gue kasi tahu ya, Situ kalo panggil nama gue dengan yang enggak enggak lagi, mau Cabo kek, mau Sayang kek, mau Pretty Woman kek, kalau terkesan menghina sih gue bales kontan aje deh. Nah gimana, apa masih betah dipanggil Koh Tionghoa? Ini panggilan sudah sangat memberi muka lhoh. Balasan yang sangat tidak setimpal sebetulnya, tapi mengingat yang berambut putih... apa boleh buat. Gue kasi muka deh, kasi muka. Muhahaha. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Rupanya, penyakit kamu memang sudah akut! Engkong kamu rupanya tak pernah ngajari: jangan pakai panggilan yg orang lain tdk suka! Kamu mau pakai istilah cina silahkan di rumah kamu sendiri, diantara teman2 kamu yg tak alergi thd istilah ini. Di tempat umum yg sebagian orang merasa terhina dng istilah ini, kamu tetap memaksa pakai, ini sudah kurangajar! Apa kamu masih senang dipanggil cabo uly? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_...@... Date: Tue, 20 Oct 2009 02:14:27 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Apa yang salah dengan kalimat,sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. ??? Wadoh, ini nih,refot donk jawabnya nih. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Kalau dibilang termasuk, khan koh Tionghoa sudah jelas menyatakan diri bukan Cina, kalau gue bilang termasuk, ntar gue dimaki pula. Kalau dibilang enggak termasuk, nanti dibilang gue memisahkan dia dari komunitasnya. Salah juga. Mendingan Koh Tionghoa jawab sendiri aje deh, merasa termasuk masyarakat Cina atau tidak? Termasuk ya monggo, enggak juga silakan. Khan nggak ada urusannya sama gue. Mending bahas soal si A Q aje deh, nggak perlu nanya yang enggak-enggak. Dan please deh, jangan lebay --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Jangan menghindarlah. Kamu memang tak pernah memanggil langsung saya cina, tapi setiap anda posting dng memakai istilah cina, apa itu tdk merujuk ke saya juga? Misalnya: sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Sent from my BlackBerry?® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
[budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Mungkin Ulise itu cuman tamu di milis ini, dia anggota milis Budaya Cina (ato Budaya China?) - ato rame rame kita ganti jadi Milis Budaya Huaren Indonesia? ha ha ha gimana? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kwaih...@... kwaih...@... wrote: Saya rasa justru di milis inilah tempat yg tepat utk pembahasan tionghoa ataupun cina, masak harus dibahas di milis budaya India. Andaikata memang konklusinya mendapatkan istilah cina lebih bisa diterima, ya rubah saja nama milis menjadi FORUM BUDAYA CINA SEJARAH CINA. sojah wushu, Koay Hiap. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, joao_kho Joao.Kho@ wrote: Saudara Zhou dan Saudari Uly yang terpelajar, saya rasa tidak perlu dilanjutkan terus-menerus pembahasan tionghua ataupun cina, menurut saya, maaf kalo juga tidak diterima ya :-) - Kalo orang tidak mau mengucapkan tionghua ya, kita jelaskan, dan tidak perlu memaksa kehendak orang, ini kan mulutnya masing-masing. - Kalo merasa diri tionghua dan bukan cina (mungkin anggapan cina itu orang republick rakyat cina) ya silakan di kasih tahu aja, cukup sekali dua kali saja, ga perlu diteruskan panjang lebar yang pembahasan makin ke pribadinya orang. Namanya pribadi orang ya terserah orang itu sendiri. - Yang merasakan cina itu adalah panggilan yg cocok untuk etnis tionghua di Indonesia, silakan walaupun secara pemerintah juga skrg lebih mengunakan etnis tionghua, bukanlah etnis cina. Bagi saya sendiri seh merasa tren dan arti dari kata etnis tionghua ini lebih mencerminkan kita skrg ini di Indonesia yang merupakan perkembangan sejarah dan budaya, dan ga ada salahnya mengunakan kata tionghua dalam sehari-hari, begitupun dgn milis kita namanya juga budaya tionghua , karena apa? Karena tionghua ini kata yang muncul di Indonesia dari perkembangan jaman dulu sampai sekarang yg melambangkan kita, tidak ditemui di Singapore, Filipina, Malaysia, Thailand. Walaunpun Tionghua sendiri mempunyai arti yang kira-kira sama dengan Hua Ren, Hua Jin, Teng Lang, dan sebaginya. Terima kasih,
[budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
dear all, buat rekan2 yang tidak keberatan dipanggil cina mungkin ini bisa memuaskan napsu rekan2 semua : http://groups.yahoo.com/group/budaya_cina/messages *kalau tidak salah ini dibuat oleh salah seorang moderator juga CMIIW. daripada ngeributin yang kagak jelas2 toh udah ada ruangnya masing2 kecuali Owner milis ini menggantikan diri nama milis nya :D. lagian bosen kale masalah begituan terus, ganti topik napee Sent from my E71 from sinyal putus nyambung terus...@#$%^*() --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote: Tolong yang maksa2 pakai kata tionghoa sadar diri. Banyak orang tionghoa yang tidak masalah di panggil cina. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_...@... Date: Tue, 20 Oct 2009 16:12:05 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Eeeeh, kumaha sih, ieu jelema teh hayang pasea wae! Mamawa Engkong deuih!! Kapan gue maksa-maksa orang pake sebuah istilah? Tunjukkin coba! Gue sih kaga maksa orang, mau pake istilah yang mana terserah aje. Statement gue khan sudah jelas: GUE pribadi mah nggak masalah disebut Cina ataupun Tionghoa, buat gue nggak ada bedanya, selama orang enggak ada maksud menghina. Liat donk, istilah Cina dan Tionghoa yang gue pake sama sama banyak kok, kadang ini kadang itu, toh buat gue artinya sama. Sadar diri donk! Ngaca! Sendirinya yang maksa2 orang pake satu istilah dan melarang-larang orang pake istilah lain. Justeru sikap seperti itu yang gue sebel tuh, overacting, pake maksa maksa segala, lebay! Situ sendiri yang memakai sebuah istilah untuk menghina-hina, hayo berani ngaku nggak! Tetap saja, bukan istilahnya yang salah, bukan istilahnya yang harus dihilangkan, tapi orang yang punya maksud menghina itulah yang keji. Na kalo situ sendiri yang alergi sama kata Cina, ya problem situ donk itu mah. Jangan maksa orang yang enggak kenapa-napa untuk ikut alergi donk! Orang nggak punya maksud buruk, nggak ada niat menghina, kok situ mendadakan sewot. Penyakit akut apa sih tu namanya Cina Phobia kali ya. Begitu ada kata Cina langsung blingsatan. Na tu ada artikel berjudul Cina, 60 tahun Kedepan, apa langsung kebakaran jenggot juga kali ya? Gue kasi tahu ya, Situ kalo panggil nama gue dengan yang enggak enggak lagi, mau Cabo kek, mau Sayang kek, mau Pretty Woman kek, kalau terkesan menghina sih gue bales kontan aje deh. Nah gimana, apa masih betah dipanggil Koh Tionghoa? Ini panggilan sudah sangat memberi muka lhoh. Balasan yang sangat tidak setimpal sebetulnya, tapi mengingat yang berambut putih... apa boleh buat. Gue kasi muka deh, kasi muka. Muhahaha. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Rupanya, penyakit kamu memang sudah akut! Engkong kamu rupanya tak pernah ngajari: jangan pakai panggilan yg orang lain tdk suka! Kamu mau pakai istilah cina silahkan di rumah kamu sendiri, diantara teman2 kamu yg tak alergi thd istilah ini. Di tempat umum yg sebagian orang merasa terhina dng istilah ini, kamu tetap memaksa pakai, ini sudah kurangajar! Apa kamu masih senang dipanggil cabo uly? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_me2@ Date: Tue, 20 Oct 2009 02:14:27 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Apa yang salah dengan kalimat,sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. ??? Wadoh, ini nih,refot donk jawabnya nih. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Kalau dibilang termasuk, khan koh Tionghoa sudah jelas menyatakan diri bukan Cina, kalau gue bilang termasuk, ntar gue dimaki pula. Kalau dibilang enggak termasuk, nanti dibilang gue memisahkan dia dari komunitasnya. Salah juga. Mendingan Koh Tionghoa jawab sendiri aje deh, merasa termasuk masyarakat Cina atau tidak? Termasuk ya monggo, enggak juga silakan. Khan nggak ada urusannya sama gue. Mending bahas soal si A Q aje deh, nggak perlu nanya yang enggak-enggak. Dan please deh, jangan lebay --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Jangan menghindarlah. Kamu memang tak pernah memanggil langsung saya cina, tapi setiap anda posting dng memakai istilah cina, apa itu tdk merujuk ke saya juga? Misalnya: sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Sent from my BlackBerry?® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Kontekstual (Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina)
saya sependapat dg ABS locianpwe. cuma utk Kalimat Sekarang ini sudah mudah bagi orang tionghoa untuk mengunjungi kerabat cinanya, misalnya, singkat namun maknanya jelas. apakah tdk lebih enak misalnya:Ia orang tionghoa yg selalu beli petai cina utk kerabat Tiongkoknya yg bekerja dikedubes RRT disini andaikata Ia adalah bung Skalaras pasti tdk tersinggung, penjual petai dipasar juga tdk bingung, demikian pula kedubes RRT juga tdk akan protes. jadi win win solution. Jadi wajar-wajar saja lah. Tidak perlu ribut memperdebatkannya sampai bawa-bawa cabo segala... soal bawa-bawa cabo, saya rasa bung Skalaras cuma bermaksud menunjukan kata yg pernah berkonotasi buruk dibiasakan dipakai utk selang wkt lama akan berubah jadi maksud baik adalah tetap tdk mengenakkan. sojah wushu, Koay Hiap
Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Banyak org tionghoa tidak bermasalah dipanggil cina berarti ada yg bermasalah dipanggil cina donk, so ada gak yg bermasalah dipanggil tionghoa? Kenapa udah tau ada yg bermasalah masih juga dipaksa panggil? -Original Message- From: jackson_ya...@yahoo.com Date: Wed, 21 Oct 2009 02:48:38 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Tolong yang maksa2 pakai kata tionghoa sadar diri. Banyak orang tionghoa yang tidak masalah di panggil cina. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_...@yahoo.com.sg Date: Tue, 20 Oct 2009 16:12:05 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Eeeeh, kumaha sih, ieu jelema teh hayang pasea wae! Mamawa Engkong deuih!! Kapan gue maksa-maksa orang pake sebuah istilah? Tunjukkin coba! Gue sih kaga maksa orang, mau pake istilah yang mana terserah aje. Statement gue khan sudah jelas: GUE pribadi mah nggak masalah disebut Cina ataupun Tionghoa, buat gue nggak ada bedanya, selama orang enggak ada maksud menghina. Liat donk, istilah Cina dan Tionghoa yang gue pake sama sama banyak kok, kadang ini kadang itu, toh buat gue artinya sama. Sadar diri donk! Ngaca! Sendirinya yang maksa2 orang pake satu istilah dan melarang-larang orang pake istilah lain. Justeru sikap seperti itu yang gue sebel tuh, overacting, pake maksa maksa segala, lebay! Situ sendiri yang memakai sebuah istilah untuk menghina-hina, hayo berani ngaku nggak! Tetap saja, bukan istilahnya yang salah, bukan istilahnya yang harus dihilangkan, tapi orang yang punya maksud menghina itulah yang keji. Na kalo situ sendiri yang alergi sama kata Cina, ya problem situ donk itu mah. Jangan maksa orang yang enggak kenapa-napa untuk ikut alergi donk! Orang nggak punya maksud buruk, nggak ada niat menghina, kok situ mendadakan sewot. Penyakit akut apa sih tu namanya Cina Phobia kali ya. Begitu ada kata Cina langsung blingsatan. Na tu ada artikel berjudul Cina, 60 tahun Kedepan, apa langsung kebakaran jenggot juga kali ya? Gue kasi tahu ya, Situ kalo panggil nama gue dengan yang enggak enggak lagi, mau Cabo kek, mau Sayang kek, mau Pretty Woman kek, kalau terkesan menghina sih gue bales kontan aje deh. Nah gimana, apa masih betah dipanggil Koh Tionghoa? Ini panggilan sudah sangat memberi muka lhoh. Balasan yang sangat tidak setimpal sebetulnya, tapi mengingat yang berambut putih... apa boleh buat. Gue kasi muka deh, kasi muka. Muhahaha. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Rupanya, penyakit kamu memang sudah akut! Engkong kamu rupanya tak pernah ngajari: jangan pakai panggilan yg orang lain tdk suka! Kamu mau pakai istilah cina silahkan di rumah kamu sendiri, diantara teman2 kamu yg tak alergi thd istilah ini. Di tempat umum yg sebagian orang merasa terhina dng istilah ini, kamu tetap memaksa pakai, ini sudah kurangajar! Apa kamu masih senang dipanggil cabo uly? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_...@... Date: Tue, 20 Oct 2009 02:14:27 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Apa yang salah dengan kalimat,sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. ??? Wadoh, ini nih,refot donk jawabnya nih. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Kalau dibilang termasuk, khan koh Tionghoa sudah jelas menyatakan diri bukan Cina, kalau gue bilang termasuk, ntar gue dimaki pula. Kalau dibilang enggak termasuk, nanti dibilang gue memisahkan dia dari komunitasnya. Salah juga. Mendingan Koh Tionghoa jawab sendiri aje deh, merasa termasuk masyarakat Cina atau tidak? Termasuk ya monggo, enggak juga silakan. Khan nggak ada urusannya sama gue. Mending bahas soal si A Q aje deh, nggak perlu nanya yang enggak-enggak. Dan please deh, jangan lebay --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Jangan menghindarlah. Kamu memang tak pernah memanggil langsung saya cina, tapi setiap anda posting dng memakai istilah cina, apa itu tdk merujuk ke saya juga? Misalnya: sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Sent from my BlackBerry?® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
[budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Saya rasa tdk ada yg maksa. Maaf, banyak itu berapa ya? dari sekian juta orang tionghoa, kalau diadakan semacam referendum atau pooling saya yakin yg daftar pertama Lim Sioe Liong karena sudah dapat kangtao banyak dari mbah Harto. sojah wushu, Koay Hiap. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote: Tolong yang maksa2 pakai kata tionghoa sadar diri. Banyak orang tionghoa yang tidak masalah di panggil cina.
Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Ini masalah perasaan ya. Nanti kalau istilah tionghoa dipakai ledekan sama orang lain, lalu ganti nama mau dpanggil cungkuo, lalu kalau kalau istilah cungkuo dijadikan bahan ledekan lagi ganti nama lagi. Jadi tiongkok, tiongkok diledek lagi mau diganti nama jadi apa...??? Kapan selesainya??? Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: agoeng_...@yahoo.com Date: Wed, 21 Oct 2009 03:11:00 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Banyak org tionghoa tidak bermasalah dipanggil cina berarti ada yg bermasalah dipanggil cina donk, so ada gak yg bermasalah dipanggil tionghoa? Kenapa udah tau ada yg bermasalah masih juga dipaksa panggil? -Original Message- From: jackson_ya...@yahoo.com Date: Wed, 21 Oct 2009 02:48:38 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Tolong yang maksa2 pakai kata tionghoa sadar diri. Banyak orang tionghoa yang tidak masalah di panggil cina. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_...@yahoo.com.sg Date: Tue, 20 Oct 2009 16:12:05 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Eeeeh, kumaha sih, ieu jelema teh hayang pasea wae! Mamawa Engkong deuih!! Kapan gue maksa-maksa orang pake sebuah istilah? Tunjukkin coba! Gue sih kaga maksa orang, mau pake istilah yang mana terserah aje. Statement gue khan sudah jelas: GUE pribadi mah nggak masalah disebut Cina ataupun Tionghoa, buat gue nggak ada bedanya, selama orang enggak ada maksud menghina. Liat donk, istilah Cina dan Tionghoa yang gue pake sama sama banyak kok, kadang ini kadang itu, toh buat gue artinya sama. Sadar diri donk! Ngaca! Sendirinya yang maksa2 orang pake satu istilah dan melarang-larang orang pake istilah lain. Justeru sikap seperti itu yang gue sebel tuh, overacting, pake maksa maksa segala, lebay! Situ sendiri yang memakai sebuah istilah untuk menghina-hina, hayo berani ngaku nggak! Tetap saja, bukan istilahnya yang salah, bukan istilahnya yang harus dihilangkan, tapi orang yang punya maksud menghina itulah yang keji. Na kalo situ sendiri yang alergi sama kata Cina, ya problem situ donk itu mah. Jangan maksa orang yang enggak kenapa-napa untuk ikut alergi donk! Orang nggak punya maksud buruk, nggak ada niat menghina, kok situ mendadakan sewot. Penyakit akut apa sih tu namanya Cina Phobia kali ya. Begitu ada kata Cina langsung blingsatan. Na tu ada artikel berjudul Cina, 60 tahun Kedepan, apa langsung kebakaran jenggot juga kali ya? Gue kasi tahu ya, Situ kalo panggil nama gue dengan yang enggak enggak lagi, mau Cabo kek, mau Sayang kek, mau Pretty Woman kek, kalau terkesan menghina sih gue bales kontan aje deh. Nah gimana, apa masih betah dipanggil Koh Tionghoa? Ini panggilan sudah sangat memberi muka lhoh. Balasan yang sangat tidak setimpal sebetulnya, tapi mengingat yang berambut putih... apa boleh buat. Gue kasi muka deh, kasi muka. Muhahaha. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Rupanya, penyakit kamu memang sudah akut! Engkong kamu rupanya tak pernah ngajari: jangan pakai panggilan yg orang lain tdk suka! Kamu mau pakai istilah cina silahkan di rumah kamu sendiri, diantara teman2 kamu yg tak alergi thd istilah ini. Di tempat umum yg sebagian orang merasa terhina dng istilah ini, kamu tetap memaksa pakai, ini sudah kurangajar! Apa kamu masih senang dipanggil cabo uly? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_...@... Date: Tue, 20 Oct 2009 02:14:27 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Apa yang salah dengan kalimat,sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. ??? Wadoh, ini nih,refot donk jawabnya nih. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Kalau dibilang termasuk, khan koh Tionghoa sudah jelas menyatakan diri bukan Cina, kalau gue bilang termasuk, ntar gue dimaki pula. Kalau dibilang enggak termasuk, nanti dibilang gue memisahkan dia dari komunitasnya. Salah juga. Mendingan Koh Tionghoa jawab sendiri aje deh, merasa termasuk masyarakat Cina atau tidak? Termasuk ya monggo, enggak juga silakan. Khan nggak ada urusannya sama gue. Mending bahas soal si A Q aje deh, nggak perlu nanya yang enggak-enggak. Dan please deh, jangan lebay --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Jangan menghindarlah. Kamu memang tak pernah memanggil langsung saya cina, tapi setiap anda posting dng memakai istilah cina, apa itu tdk merujuk ke saya juga
[budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Siapa yang sakit hati dipanggil Tionghoa? Ulise? jackson yahya? Biasa orang memaki dasar Cina lu, tapi ada tidak ya yang bilang dasar Tionghoa, lu, kayaknya nggak deh, sebab kata Tionghoa konotasinya beda. Ato keliru? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote: Banyak org tionghoa tidak bermasalah dipanggil cina berarti ada yg bermasalah dipanggil cina donk, so ada gak yg bermasalah dipanggil tionghoa? Kenapa udah tau ada yg bermasalah masih juga dipaksa panggil? -Original Message- From: jackson_ya...@... Date: Wed, 21 Oct 2009 02:48:38 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Tolong yang maksa2 pakai kata tionghoa sadar diri. Banyak orang tionghoa yang tidak masalah di panggil cina. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_...@... Date: Tue, 20 Oct 2009 16:12:05 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Eeeeh, kumaha sih, ieu jelema teh hayang pasea wae! Mamawa Engkong deuih!! Kapan gue maksa-maksa orang pake sebuah istilah? Tunjukkin coba! Gue sih kaga maksa orang, mau pake istilah yang mana terserah aje. Statement gue khan sudah jelas: GUE pribadi mah nggak masalah disebut Cina ataupun Tionghoa, buat gue nggak ada bedanya, selama orang enggak ada maksud menghina. Liat donk, istilah Cina dan Tionghoa yang gue pake sama sama banyak kok, kadang ini kadang itu, toh buat gue artinya sama. Sadar diri donk! Ngaca! Sendirinya yang maksa2 orang pake satu istilah dan melarang-larang orang pake istilah lain. Justeru sikap seperti itu yang gue sebel tuh, overacting, pake maksa maksa segala, lebay! Situ sendiri yang memakai sebuah istilah untuk menghina-hina, hayo berani ngaku nggak! Tetap saja, bukan istilahnya yang salah, bukan istilahnya yang harus dihilangkan, tapi orang yang punya maksud menghina itulah yang keji. Na kalo situ sendiri yang alergi sama kata Cina, ya problem situ donk itu mah. Jangan maksa orang yang enggak kenapa-napa untuk ikut alergi donk! Orang nggak punya maksud buruk, nggak ada niat menghina, kok situ mendadakan sewot. Penyakit akut apa sih tu namanya Cina Phobia kali ya. Begitu ada kata Cina langsung blingsatan. Na tu ada artikel berjudul Cina, 60 tahun Kedepan, apa langsung kebakaran jenggot juga kali ya? Gue kasi tahu ya, Situ kalo panggil nama gue dengan yang enggak enggak lagi, mau Cabo kek, mau Sayang kek, mau Pretty Woman kek, kalau terkesan menghina sih gue bales kontan aje deh. Nah gimana, apa masih betah dipanggil Koh Tionghoa? Ini panggilan sudah sangat memberi muka lhoh. Balasan yang sangat tidak setimpal sebetulnya, tapi mengingat yang berambut putih... apa boleh buat. Gue kasi muka deh, kasi muka. Muhahaha. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Rupanya, penyakit kamu memang sudah akut! Engkong kamu rupanya tak pernah ngajari: jangan pakai panggilan yg orang lain tdk suka! Kamu mau pakai istilah cina silahkan di rumah kamu sendiri, diantara teman2 kamu yg tak alergi thd istilah ini. Di tempat umum yg sebagian orang merasa terhina dng istilah ini, kamu tetap memaksa pakai, ini sudah kurangajar! Apa kamu masih senang dipanggil cabo uly? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_me2@ Date: Tue, 20 Oct 2009 02:14:27 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Apa yang salah dengan kalimat,sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. ??? Wadoh, ini nih,refot donk jawabnya nih. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Kalau dibilang termasuk, khan koh Tionghoa sudah jelas menyatakan diri bukan Cina, kalau gue bilang termasuk, ntar gue dimaki pula. Kalau dibilang enggak termasuk, nanti dibilang gue memisahkan dia dari komunitasnya. Salah juga. Mendingan Koh Tionghoa jawab sendiri aje deh, merasa termasuk masyarakat Cina atau tidak? Termasuk ya monggo, enggak juga silakan. Khan nggak ada urusannya sama gue. Mending bahas soal si A Q aje deh, nggak perlu nanya yang enggak-enggak. Dan please deh, jangan lebay --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Jangan menghindarlah. Kamu memang tak pernah memanggil langsung saya cina, tapi setiap anda posting dng memakai istilah cina, apa itu tdk merujuk ke saya juga? Misalnya: sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Sent from my
[budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Kayaknya Lim Sioe Liong nggak keberatan dipanggil cina, kenapa yang orang biasa keberatan ya? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kwaih...@... kwaih...@... wrote: Saya rasa tdk ada yg maksa. Maaf, banyak itu berapa ya? dari sekian juta orang tionghoa, kalau diadakan semacam referendum atau pooling saya yakin yg daftar pertama Lim Sioe Liong karena sudah dapat kangtao banyak dari mbah Harto. sojah wushu, Koay Hiap. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_yahya@ wrote: Tolong yang maksa2 pakai kata tionghoa sadar diri. Banyak orang tionghoa yang tidak masalah di panggil cina.
Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Kalau dipakai ledekan gimana? Engk tionghoa haiya Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: younginheart5000 crv...@yahoo.com Date: Wed, 21 Oct 2009 03:40:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Siapa yang sakit hati dipanggil Tionghoa? Ulise? jackson yahya? Biasa orang memaki dasar Cina lu, tapi ada tidak ya yang bilang dasar Tionghoa, lu, kayaknya nggak deh, sebab kata Tionghoa konotasinya beda. Ato keliru? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote: Banyak org tionghoa tidak bermasalah dipanggil cina berarti ada yg bermasalah dipanggil cina donk, so ada gak yg bermasalah dipanggil tionghoa? Kenapa udah tau ada yg bermasalah masih juga dipaksa panggil? -Original Message- From: jackson_ya...@... Date: Wed, 21 Oct 2009 02:48:38 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Tolong yang maksa2 pakai kata tionghoa sadar diri. Banyak orang tionghoa yang tidak masalah di panggil cina. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_...@... Date: Tue, 20 Oct 2009 16:12:05 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Eeeeh, kumaha sih, ieu jelema teh hayang pasea wae! Mamawa Engkong deuih!! Kapan gue maksa-maksa orang pake sebuah istilah? Tunjukkin coba! Gue sih kaga maksa orang, mau pake istilah yang mana terserah aje. Statement gue khan sudah jelas: GUE pribadi mah nggak masalah disebut Cina ataupun Tionghoa, buat gue nggak ada bedanya, selama orang enggak ada maksud menghina. Liat donk, istilah Cina dan Tionghoa yang gue pake sama sama banyak kok, kadang ini kadang itu, toh buat gue artinya sama. Sadar diri donk! Ngaca! Sendirinya yang maksa2 orang pake satu istilah dan melarang-larang orang pake istilah lain. Justeru sikap seperti itu yang gue sebel tuh, overacting, pake maksa maksa segala, lebay! Situ sendiri yang memakai sebuah istilah untuk menghina-hina, hayo berani ngaku nggak! Tetap saja, bukan istilahnya yang salah, bukan istilahnya yang harus dihilangkan, tapi orang yang punya maksud menghina itulah yang keji. Na kalo situ sendiri yang alergi sama kata Cina, ya problem situ donk itu mah. Jangan maksa orang yang enggak kenapa-napa untuk ikut alergi donk! Orang nggak punya maksud buruk, nggak ada niat menghina, kok situ mendadakan sewot. Penyakit akut apa sih tu namanya Cina Phobia kali ya. Begitu ada kata Cina langsung blingsatan. Na tu ada artikel berjudul Cina, 60 tahun Kedepan, apa langsung kebakaran jenggot juga kali ya? Gue kasi tahu ya, Situ kalo panggil nama gue dengan yang enggak enggak lagi, mau Cabo kek, mau Sayang kek, mau Pretty Woman kek, kalau terkesan menghina sih gue bales kontan aje deh. Nah gimana, apa masih betah dipanggil Koh Tionghoa? Ini panggilan sudah sangat memberi muka lhoh. Balasan yang sangat tidak setimpal sebetulnya, tapi mengingat yang berambut putih... apa boleh buat. Gue kasi muka deh, kasi muka. Muhahaha. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Rupanya, penyakit kamu memang sudah akut! Engkong kamu rupanya tak pernah ngajari: jangan pakai panggilan yg orang lain tdk suka! Kamu mau pakai istilah cina silahkan di rumah kamu sendiri, diantara teman2 kamu yg tak alergi thd istilah ini. Di tempat umum yg sebagian orang merasa terhina dng istilah ini, kamu tetap memaksa pakai, ini sudah kurangajar! Apa kamu masih senang dipanggil cabo uly? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_me2@ Date: Tue, 20 Oct 2009 02:14:27 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Apa yang salah dengan kalimat,sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. ??? Wadoh, ini nih,refot donk jawabnya nih. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Kalau dibilang termasuk, khan koh Tionghoa sudah jelas menyatakan diri bukan Cina, kalau gue bilang termasuk, ntar gue dimaki pula. Kalau dibilang enggak termasuk, nanti dibilang gue memisahkan dia dari komunitasnya. Salah juga. Mendingan Koh Tionghoa jawab sendiri aje deh, merasa termasuk masyarakat Cina atau tidak? Termasuk ya monggo, enggak juga silakan. Khan nggak ada urusannya sama gue. Mending bahas soal si A Q aje deh, nggak perlu nanya yang enggak-enggak. Dan please deh, jangan lebay --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Jangan menghindarlah. Kamu
Re: Kontekstual (Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina)
He he he, setuju pada target mencapai win-win solution dari koay tayhiap! Hanya saja frasa kerabat Tiongkok akan membingungkan. Karena kata kerabat mengacu pada orang (manusia), sedangkan kata Tiongkok mengacu pada nama negara. Memang dalam hal begini ini, 'kelebihan' dari kata cina dalam bertutur kata adalah karena dwi fungsinya, di mana kata itu bisa mengacu pada orang tetapi juga bisa mengacu pada nama negara. Soal debat membawa-bawa kata cabo, saya tidak mempersoalkan siapa yang pertama memakainya dalam diskusi dalam milis ini. Karena itu panjang urutannya, dimulai dari pembahasan kata cabolang. Yang saya persoalkan adalah digunakannya kata itu untuk mengasosiasikan lawan diskusinya sebagai pelacur. Wasalam. = - Original Message - From: kwaih...@ymail.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Wednesday, October 21, 2009 10:05 AM Subject: Kontekstual (Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina) saya sependapat dg ABS locianpwe. cuma utk kalimat Sekarang ini sudah mudah bagi orang tionghoa untuk mengunjungi kerabat cinanya, misalnya, singkat namun maknanya jelas. apakah tdk lebih enak misalnya:Ia orang tionghoa yg selalu beli petai cina utk kerabat Tiongkoknya yg bekerja dikedubes RRT disini andaikata Ia adalah bung Skalaras pasti tdk tersinggung, penjual petai dipasar juga tdk bingung, demikian pula kedubes RRT juga tdk akan protes. jadi win win solution. Jadi wajar-wajar saja lah. Tidak perlu ribut memperdebatkannya sampai bawa-bawa cabo segala... soal bawa-bawa cabo, saya rasa bung Skalaras cuma bermaksud menunjukan kata yg pernah berkonotasi buruk dibiasakan dipakai utk selang wkt lama akan berubah jadi maksud baik adalah tetap tdk mengenakkan. sojah wushu, Koay Hiap No virus found in this outgoing message. Checked by AVG - www.avg.com Version: 8.5.423 / Virus Database: 270.14.24/2449 - Release Date: 10/20/09 18:42:00
[budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Umumnya yg nggak keberatan: 1.karena memberhalakan harta/posisi 2.agak buta sejarah yg no2 ini yg paling perlu dikasihani, karena seperti pepatah jawa bilang kacang lupa akan kulitnya orang biasa keberatan karena dia tidak luar biasa, maaf sedikit canda. sojah wushu, Koay Hiap. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, younginheart5000 crv...@... wrote: Kayaknya Lim Sioe Liong nggak keberatan dipanggil cina, kenapa yang orang biasa keberatan ya? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, kwaihiap@ kwaihiap@ wrote: Saya rasa tdk ada yg maksa. Maaf, banyak itu berapa ya? dari sekian juta orang tionghoa, kalau diadakan semacam referendum atau pooling saya yakin yg daftar pertama Lim Sioe Liong karena sudah dapat kangtao banyak dari mbah Harto. sojah wushu, Koay Hiap. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_yahya@ wrote: Tolong yang maksa2 pakai kata tionghoa sadar diri. Banyak orang tionghoa yang tidak masalah di panggil cina.
Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Bagi saya, Hari gini, dimana media internet merajalela, kata cina itu menceritakan sejarah kerdil/kekerdilan masa/pribadi suatu bangsa. :) Rasa dari para yang sakit hati bagus untuk dramatisir sejarah. Rasa dari para yg cuek, bagus untuk show up history ;) Any matters got a points. Now how you see and use that point in good way and for good will. ___ Just keep your own history in great story ;) Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: younginheart5000 crv...@yahoo.com Date: Wed, 21 Oct 2009 03:40:21 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Siapa yang sakit hati dipanggil Tionghoa? Ulise? jackson yahya? Biasa orang memaki dasar Cina lu, tapi ada tidak ya yang bilang dasar Tionghoa, lu, kayaknya nggak deh, sebab kata Tionghoa konotasinya beda. Ato keliru? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote: Banyak org tionghoa tidak bermasalah dipanggil cina berarti ada yg bermasalah dipanggil cina donk, so ada gak yg bermasalah dipanggil tionghoa? Kenapa udah tau ada yg bermasalah masih juga dipaksa panggil? -Original Message- From: jackson_ya...@... Date: Wed, 21 Oct 2009 02:48:38 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Tolong yang maksa2 pakai kata tionghoa sadar diri. Banyak orang tionghoa yang tidak masalah di panggil cina. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_...@... Date: Tue, 20 Oct 2009 16:12:05 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Eeeeh, kumaha sih, ieu jelema teh hayang pasea wae! Mamawa Engkong deuih!! Kapan gue maksa-maksa orang pake sebuah istilah? Tunjukkin coba! Gue sih kaga maksa orang, mau pake istilah yang mana terserah aje. Statement gue khan sudah jelas: GUE pribadi mah nggak masalah disebut Cina ataupun Tionghoa, buat gue nggak ada bedanya, selama orang enggak ada maksud menghina. Liat donk, istilah Cina dan Tionghoa yang gue pake sama sama banyak kok, kadang ini kadang itu, toh buat gue artinya sama. Sadar diri donk! Ngaca! Sendirinya yang maksa2 orang pake satu istilah dan melarang-larang orang pake istilah lain. Justeru sikap seperti itu yang gue sebel tuh, overacting, pake maksa maksa segala, lebay! Situ sendiri yang memakai sebuah istilah untuk menghina-hina, hayo berani ngaku nggak! Tetap saja, bukan istilahnya yang salah, bukan istilahnya yang harus dihilangkan, tapi orang yang punya maksud menghina itulah yang keji. Na kalo situ sendiri yang alergi sama kata Cina, ya problem situ donk itu mah. Jangan maksa orang yang enggak kenapa-napa untuk ikut alergi donk! Orang nggak punya maksud buruk, nggak ada niat menghina, kok situ mendadakan sewot. Penyakit akut apa sih tu namanya Cina Phobia kali ya. Begitu ada kata Cina langsung blingsatan. Na tu ada artikel berjudul Cina, 60 tahun Kedepan, apa langsung kebakaran jenggot juga kali ya? Gue kasi tahu ya, Situ kalo panggil nama gue dengan yang enggak enggak lagi, mau Cabo kek, mau Sayang kek, mau Pretty Woman kek, kalau terkesan menghina sih gue bales kontan aje deh. Nah gimana, apa masih betah dipanggil Koh Tionghoa? Ini panggilan sudah sangat memberi muka lhoh. Balasan yang sangat tidak setimpal sebetulnya, tapi mengingat yang berambut putih... apa boleh buat. Gue kasi muka deh, kasi muka. Muhahaha. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zhoufy@ wrote: Rupanya, penyakit kamu memang sudah akut! Engkong kamu rupanya tak pernah ngajari: jangan pakai panggilan yg orang lain tdk suka! Kamu mau pakai istilah cina silahkan di rumah kamu sendiri, diantara teman2 kamu yg tak alergi thd istilah ini. Di tempat umum yg sebagian orang merasa terhina dng istilah ini, kamu tetap memaksa pakai, ini sudah kurangajar! Apa kamu masih senang dipanggil cabo uly? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_me2@ Date: Tue, 20 Oct 2009 02:14:27 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Apa yang salah dengan kalimat,sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. ??? Wadoh, ini nih,refot donk jawabnya nih. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Kalau dibilang termasuk, khan koh Tionghoa sudah jelas menyatakan diri bukan Cina, kalau gue bilang termasuk, ntar gue dimaki pula. Kalau dibilang enggak termasuk, nanti dibilang gue memisahkan dia dari komunitasnya. Salah juga. Mendingan Koh Tionghoa jawab sendiri aje deh
[budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Yah, namanya nggak tahu, namanya belajar, ya musti banyak tanya donk, sama siapa aja donk, ga usah pilih pilih. Ntar kalau gue mau jadi sarjana dalam bidang sastra, baru gue cari profesor buat bimbingan. Kalau sekedar pengen tahu mah ya nanya sama engkong atau tanya sama Oom G juga ga apa apa donk, namanya juga usaha. Untung Engkong dan Oom G nggak pelit pengetahuan, nggak sekedar bilang meleset kepleset tanpa penjelasan apa apa. Mbok ya bilang donk, melesetnya di belah mana gitu. *malu bertanya sesat di jalan, malu belanja selamat jalan* --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Kalau mau belajar sastra, jangan bersandar pada Om atau Engkong. Mereka kan bukan doktor sastra, tak bisa diandalkan, omongannya ttg AQ meleset sama sekali! Sebaiknya baca langsung! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: ulysee_me2 ulysee_...@... Date: Mon, 19 Oct 2009 01:11:50 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina Kemaren ada yang YM tanya sama gue, Ul, kenape sih cewek bernama Sofy itu sewot banget sama lu?. Gue bingung, soalnya gue nggak punya masalah sama cewek bernama Sofy, lha kenalan gue yang namanya sofy tuh udah tante-tante gitu kok. Lalu dia bilang lagi, Itu yang di milis BT, yang cabo-caboin lu. Hwarakadah, rupanya ZHOUFY itu dia baca Sofy, hihihihi. Gue terpaksa menjelaskan panjang lebar, soal perbedaan pendapat, berawal dari debat soal sejarah istilah Tionghoa dan Cina. Kejadian pengkastaan istilah Tionghoa dan istilah Cina. Dan yang namanya Zhoufy itu kayaknya nggak pernah jadi cewek deh, setahu gue. Lalu kita review lagi, iya sih awalnya gimana sih tu soal Cabo2? lalu terbaca satu msg *45218* yang kelewat: Bung John, saya mempraktekkan argumentasi Uly yg ngotot manggil orang Cina kok.Jelas saya tak memanggil Cabou pada orang yg mau memanggil saya Tionghoa. Kawan gue tanya, Emangnya lu panggil dia apa? ya gue jawab aja, Ya gue panggil sesuai namanya, Koh Fuyen. Dengan cueknya kawan gue itu bilang Besok, lu panggil dia KOh Tionghoa, biar dia nggak cabo-caboin orang lagi! Gue ketawa aja. Great idea! Lalu terbaca lagi satu msg:Penjelasan dari saya mengapa memanggil anda cabo sudah cukup jelas, bisa anda telusuri dan pelajari sendiri dari posting saya sebelumnya. Jika masih belum jelas, ya silahkan baca itu Story of A Q, karya Lu Xun. Saya Tionghoa kok, tak bakalan punya Cabo di rumah. Nah ini lebih menarik. Something ring a bell on my head, bukan soal Cabo nya, tapi soal judul cerpennya. Kayaknya dulu banget pernah dibaca deh soal itu Story of a Q, yang lalu dipelesetin dan diparodikan dan berkelanjutan menjadi Master Q Maka gue pun tanya Oom G, apa sih isinya tu Story of a Q (A Q Zhengzhuan)? Singkatnya, cerpen karya Lu Xun, mengisahkan orang bernama A Q,yang sebetulnya mah orang biasa aja, petani tidak berpendidikan, tapi punya penyakit waham kebesaran, merasa dirinya superior bak pahlawan, ngelawan semua orang, sibuk dengan kesuksesan dalam khayalan sendiri, nggak mau melihat kenyataan bahwa sebetulnya dia bukan siapa-siapa. Langsung mengingatkan gue akan seseorang, yang pernah gue anggap sebagai Don Quixote Tionghoa hihihi, tapi, ah itu cerita lampau. Siapa Don Quixote? Dia adalah seorang tokoh karya Cervantes, petani yang kebanyakan baca buku tentang pahlawan masa lalu, sampai lupa menanam dan lupa memanen. Lalu dia berkhayal dirinya adalah pahlawan gagah berbaju zirah, yang harus menyelamatkan penduduk desa nya dari naga besar yang jahat dan menakutkan. Karena jaman dia hidup nggak ada naga, kadang-kadang dia ajak berantem lah kincir angin tua yang dia khayalkan sebagai naga. Pernah ada sangkaan bahwa Lu Xun menciptakan tokoh A Q ini terinspirasi dari kisah Don Quixote. Malah ada yang ekstrim bilang Lu Xun ini menyontek. Gue pribadi, nggak peduli siapa nyontek siapa, sekarang gue lagi ketawa-ketiwi, masyaampun, sekarang ini sepertinya Don Quixote Tionghoa sudah bertemu dan berkawan bahkan barangkali berkoalisi dengan A Q Tionghoa. Hehehehe. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ulysee_me2 ulysee_me2@ wrote: Sikap gue mah sudah pasti. Disebut Cina ataupun Tionghoa, enggak usyah jadi masalah. Dua duanya sama kok, enggak ada satu lebih jelek dari yang lain. Jadi, ngapain refot? Dan gue sih masih demen aje ngeledekin mereka yang blingsatan menolak-nolak istilah Cina, abis menurut gue reaksi berlebihan seperti itu menggelikan, hehehe. Gue yakin, nggak ada image baik dengan memaksakan suatu istilah. Memaksakan orang pakai istilah tionghoa sama sintingnya dengan yang memaksakan pakai istilah cina, yang jelek bukan istilahnya, tapi sikap yang suka MAKSA. Jadi menurut gue, untuk orang muda, nggak perlu lah ikut-ikut dendam nggak jelas soal istilah. Thats it.
[budaya_tionghua] Re: Story of A Q, kisah Don Quixote versi C(h)ina
Apa yang salah dengan kalimat,sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. ??? Wadoh, ini nih,refot donk jawabnya nih. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Kalau dibilang termasuk, khan koh Tionghoa sudah jelas menyatakan diri bukan Cina, kalau gue bilang termasuk, ntar gue dimaki pula. Kalau dibilang enggak termasuk, nanti dibilang gue memisahkan dia dari komunitasnya. Salah juga. Mendingan Koh Tionghoa jawab sendiri aje deh, merasa termasuk masyarakat Cina atau tidak? Termasuk ya monggo, enggak juga silakan. Khan nggak ada urusannya sama gue. Mending bahas soal si A Q aje deh, nggak perlu nanya yang enggak-enggak. Dan please deh, jangan lebay --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote: Jangan menghindarlah. Kamu memang tak pernah memanggil langsung saya cina, tapi setiap anda posting dng memakai istilah cina, apa itu tdk merujuk ke saya juga? Misalnya: sembahyang di klenteng di malam sincia itu merupakan bagian dari budaya masyarakat Cina. Mohon tanya, yg dimaksud masyarakat Cina di atas itu termasuk saya apa tidak? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT