[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
Tentang pemerintahan, Nabi Khongcu bersabda " Makna memerintah ialah meluruskan. Bila kamu menjadi pelopor berbuat lurus, siapakah berani berbuat tidak lurus?" Sabda Suci XII : 17 Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
" Mengendalikan diri pulang kepada Kesusilaan, itulah Cinta Kaih. Bila suatu hari dapat mengendalikan diri pulang pada Kesusilaan, dunia akan kembali kepada Cinta Kasih. Cinta Kasih itu bergantung kepada usaha diri sendiri; dapatkah bergantung kepada orang lain?" (Confucius) Sabda Suci jilid XII : 1 Soajh, Teng Aina
Re: [budaya_tionghua] Renungan minggu ini - cicit kaisar
*memang tionghoa sejati itu seperti apa , boleh saya tahu bung iwan? bukannya anda saja , saya juga pernah menulis hal yang sama , jangan sampai mengangkat derajat budaya tionghoa terlalu tinggi , tapi diri sendiri tidak sanggup menjadikan diri sebagai "kitab terbuka" alias contoh dan suri teladan jadi bolehlah teladan itu sendiri di mulai oleh anda , tentu menarik menurut apa yang anda ketahui , mana yang santun , mana yang tidak sombong , mana yang boleh berargumen klo ada kejanggalan , menurut anda mana yang janggal ? * 2009/12/6 iwan kustiawan > > > yang saya maksudkan adalah sebagai orang tionghoa selayaknya kita > mendengaran pendapat seseorang dahulu, mencoba berfikir terbuka untuk > melihat kungkinan kemungkinan lain selain apa yang kita anggap benar, lalu > bolehlah beragument bila ada kejanggalan, tetapi pergunakan kata yang *santun > dan tidak sombong.* > Saya rasa kalau anda membaca bukan dengan emosi sudah jelas apa yang saya > tulis tuan/puan takezo. > > --- On *Sun, 12/6/09, shinmen takezo * wrote: > > > From: shinmen takezo > Subject: Re: [budaya_tionghua] Renungan minggu ini - cicit kaisar > > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Date: Sunday, December 6, 2009, 2:47 PM > > > > > betul sekali bung iwan , ilmu bisa berkembang , sejarah bisa berganti . > tapi ntar ente suruh anak anda jangan belajar atau baca buku sejarah di > sekolah , atau baca koran , karena semua itu lum tentu benar hihihi > > sepandai apapun anda , kalau tidak mempublikasikan apa yang anda ketahui > (terlepas apa yang anda ketahui itu benar atau salah ) sama saja tidak > berguna bagi orang lain > > lebih baik si cicit kaisar itu , terlepas dari klaim2nya , dia berani > mempublikasikan apa yang dia yakini > > 2009/12/5 iwan kustiawan com<http://mc/compose?to=iwanph...@yahoo.com> > > > >> >> >> ini baru budaya tiong hoa... >> he...he..he. .jadi teringat subjek cicit kaisar.. >> orang2 yang mentertawakan orang lain itu seperti botol penuh tak bisa >> diisi lagi...sudah penuh dengan kesombongannya sendiri...ilmu pasti >> (science) saja berkembang dan bisa digantikan apalagi sejarah yang banyak >> dipengaruhi oleh politik, religi, etc.. >> selayaknyalah jika merekalah dari segi moral tiong hoa yang menjadi subjek >> tertawaan... .sepandai apapun orang yang sombong sama saja tak berguna bagi >> orang lain. >> >> >> --- On *Sat, 12/5/09, east_road > com<http://mc/compose?to=east_r...@yahoo.com> >> >* wrote: >> >> >> From: east_road > com<http://mc/compose?to=east_r...@yahoo.com> >> > >> Subject: [budaya_tionghua] Renungan minggu ini Jika kalau murid Baru bisa >> kencing berdiri, Guru kencing ??? >> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. >> com<http://mc/compose?to=budaya_tiong...@yahoogroups.com> >> Date: Saturday, December 5, 2009, 9:13 AM >> >> >> >> Dulu waktu kita SD, Selalu pas pelajaran Bahasa Indonesia, selalu ada >> pelajaran bagian belajar pepatah. Anda tentu ingat pepatah yang satu ini >> sering sekali, kita harus menghapal pepatah yang satu ini " Guru kencing >> berdiri, murid kencing berlari". Nah sekarang saya merenung dan mendapat >> sebuat ide untuk membuat saduran baru Dari pepatah ini bagaimana kalu Si >> murid baru bisa kencing berdiri si guru kencing gimana ?. >> >> Simak alkisah berikut ini : >> >> Pada suatu saat si Murid dengan bangganya dia memberi tahukan teman >> temannya yang masih kencing berlari lari, dia berkata" Loe pada tuh masih >> GOBLOK, liat g udah pintar G aja sekarang Kencing aja udah berdiri, Loe pada >> masih lari- lari ", Dengan sombongnya si murid baru bisa kencing berdiri, >> menantang semua orang sekitar dirinya, tak ada yang mampu kencing berdiri >> sebaik dirinya. >> >> Karena kesombongan si murid dia menantang Gurunya sendiri dan berkata " >> Guru sekarang saya bisa kencing berdiri, gimana dengan anda pas anda tidak >> bisa melampaui diri saya". Sang guru tersenyum dan muridnya berkata " Ayo >> kita adu kencing, siapa kencingnya lebih jago saya atau anda, pastilah saya >> karena saya sudah bisa kencing berdiri tidak seperti yang lainnya?". Dan >> sang guru menjawab tantangan muridnya. Maka mereka beradu kencing , Simurid >> ternyata si murid kalah oleh sang Guru dia bingung kok bisa ???. Padahal >> tehniknya sama sama berdiri. >> >> Anda mau tau kenapa si murid bisa kalah, jawabnya ternyata eh ternyata >> siGuru mampu kencing berdiri dan mengeluarkan air kencing dengan tegak lurus >> dan teratur, sehingga tidak mengotori bada
Re: [budaya_tionghua] Renungan minggu ini - cicit kaisar
saya setuju dengan pendpat anda ...bahwa mempublikasikan atau menghasilkan sesuatu yang berguna bagi orang lain lebih penting ( apalagi dibanding membaca teori si A teori si B, memoar si A, memoar si B tapi merasa dirinya paling pintar dan benar karena sudah baca ini dan itu).satu hal anda kehilangan esensi disiniyang saya maksudkan adalah sebagai orang tionghoa selayaknya kita mendengaran pendapat seseorang dahulu, mencoba berfikir terbuka untuk melihat kungkinan kemungkinan lain selain apa yang kita anggap benar, lalu bolehlah beragument bila ada kejanggalan, tetapi pergunakan kata yang santun dan tidak sombong.Saya rasa kalau anda membaca bukan dengan emosi sudah jelas apa yang saya tulis tuan/puan takezo. --- On Sun, 12/6/09, shinmen takezo wrote: From: shinmen takezo Subject: Re: [budaya_tionghua] Renungan minggu ini - cicit kaisar To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, December 6, 2009, 2:47 PM betul sekali bung iwan , ilmu bisa berkembang , sejarah bisa berganti . tapi ntar ente suruh anak anda jangan belajar atau baca buku sejarah di sekolah , atau baca koran , karena semua itu lum tentu benar hihihi sepandai apapun anda , kalau tidak mempublikasikan apa yang anda ketahui (terlepas apa yang anda ketahui itu benar atau salah ) sama saja tidak berguna bagi orang lain lebih baik si cicit kaisar itu , terlepas dari klaim2nya , dia berani mempublikasikan apa yang dia yakini 2009/12/5 iwan kustiawan ini baru budaya tiong hoa...he...he..he. .jadi teringat subjek cicit kaisar..orang2 yang mentertawakan orang lain itu seperti botol penuh tak bisa diisi lagi...sudah penuh dengan kesombongannya sendiri...ilmu pasti (science) saja berkembang dan bisa digantikan apalagi sejarah yang banyak dipengaruhi oleh politik, religi, etc.. selayaknyalah jika merekalah dari segi moral tiong hoa yang menjadi subjek tertawaan... .sepandai apapun orang yang sombong sama saja tak berguna bagi orang lain. --- On Sat, 12/5/09, east_road wrote: From: east_road Subject: [budaya_tionghua] Renungan minggu ini Jika kalau murid Baru bisa kencing berdiri, Guru kencing ??? To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Saturday, December 5, 2009, 9:13 AM Dulu waktu kita SD, Selalu pas pelajaran Bahasa Indonesia, selalu ada pelajaran bagian belajar pepatah. Anda tentu ingat pepatah yang satu ini sering sekali, kita harus menghapal pepatah yang satu ini " Guru kencing berdiri, murid kencing berlari". Nah sekarang saya merenung dan mendapat sebuat ide untuk membuat saduran baru Dari pepatah ini bagaimana kalu Si murid baru bisa kencing berdiri si guru kencing gimana ?. Simak alkisah berikut ini : Pada suatu saat si Murid dengan bangganya dia memberi tahukan teman temannya yang masih kencing berlari lari, dia berkata" Loe pada tuh masih GOBLOK, liat g udah pintar G aja sekarang Kencing aja udah berdiri, Loe pada masih lari- lari ", Dengan sombongnya si murid baru bisa kencing berdiri, menantang semua orang sekitar dirinya, tak ada yang mampu kencing berdiri sebaik dirinya. Karena kesombongan si murid dia menantang Gurunya sendiri dan berkata " Guru sekarang saya bisa kencing berdiri, gimana dengan anda pas anda tidak bisa melampaui diri saya". Sang guru tersenyum dan muridnya berkata " Ayo kita adu kencing, siapa kencingnya lebih jago saya atau anda, pastilah saya karena saya sudah bisa kencing berdiri tidak seperti yang lainnya?". Dan sang guru menjawab tantangan muridnya. Maka mereka beradu kencing , Simurid ternyata si murid kalah oleh sang Guru dia bingung kok bisa ???. Padahal tehniknya sama sama berdiri. Anda mau tau kenapa si murid bisa kalah, jawabnya ternyata eh ternyata siGuru mampu kencing berdiri dan mengeluarkan air kencing dengan tegak lurus dan teratur, sehingga tidak mengotori badannya, dan simurid mengeluarkan air kencing dengan masih air kencingnya mencar mencar ketangannya, celananya, dan pula ke bajunya. Bertanya sama gurunya kok bisa air kencingnya lancar ?. Si guru berkata " dirimu masih baru mempelajari kencing berdiri, sementara aku sudah makan asam garam dari kencing berdiri, sehingga aku tau Air kencing ternyata juga sama penting daripada cara posisi kencing, cara mengeluarkan air kencing juga sama penting mempelajari cara posisi kencing" Arti dari kisah ini adalah janganlah kita sombong ketika kita berhasil mempalajari sebuah pengetahuan, menantang semua orang, Guru kita dgn diri kita masih lebih baik guru kita, karena dia sudah lama mempelajari ilmu pengtahuan tersebut dan fasih akan adanya, dia tidak perlu mencari lagi karena dia sudah tau mesti cari dimana, sementara orang yang baru bisa tahu ilmu masih mencari kesana kemari jawabannya apa lewat internet, buku dan sebgainya, itu lah bed
Re: [budaya_tionghua] Renungan minggu ini - cicit kaisar
betul sekali bung iwan , ilmu bisa berkembang , sejarah bisa berganti . tapi ntar ente suruh anak anda jangan belajar atau baca buku sejarah di sekolah , atau baca koran , karena semua itu lum tentu benar hihihi sepandai apapun anda , kalau tidak mempublikasikan apa yang anda ketahui (terlepas apa yang anda ketahui itu benar atau salah ) sama saja tidak berguna bagi orang lain lebih baik si cicit kaisar itu , terlepas dari klaim2nya , dia berani mempublikasikan apa yang dia yakini 2009/12/5 iwan kustiawan > > > ini baru budaya tiong hoa... > he...he..he..jadi teringat subjek cicit kaisar.. > orang2 yang mentertawakan orang lain itu seperti botol penuh tak bisa > diisi lagi...sudah penuh dengan kesombongannya sendiri...ilmu pasti > (science) saja berkembang dan bisa digantikan apalagi sejarah yang banyak > dipengaruhi oleh politik, religi, etc.. > selayaknyalah jika merekalah dari segi moral tiong hoa yang menjadi subjek > tertawaansepandai apapun orang yang sombong sama saja tak berguna bagi > orang lain. > > > --- On *Sat, 12/5/09, east_road * wrote: > > > From: east_road > Subject: [budaya_tionghua] Renungan minggu ini Jika kalau murid Baru bisa > kencing berdiri, Guru kencing ??? > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Date: Saturday, December 5, 2009, 9:13 AM > > > > Dulu waktu kita SD, Selalu pas pelajaran Bahasa Indonesia, selalu ada > pelajaran bagian belajar pepatah. Anda tentu ingat pepatah yang satu ini > sering sekali, kita harus menghapal pepatah yang satu ini " Guru kencing > berdiri, murid kencing berlari". Nah sekarang saya merenung dan mendapat > sebuat ide untuk membuat saduran baru Dari pepatah ini bagaimana kalu Si > murid baru bisa kencing berdiri si guru kencing gimana ?. > > Simak alkisah berikut ini : > > Pada suatu saat si Murid dengan bangganya dia memberi tahukan teman > temannya yang masih kencing berlari lari, dia berkata" Loe pada tuh masih > GOBLOK, liat g udah pintar G aja sekarang Kencing aja udah berdiri, Loe pada > masih lari- lari ", Dengan sombongnya si murid baru bisa kencing berdiri, > menantang semua orang sekitar dirinya, tak ada yang mampu kencing berdiri > sebaik dirinya. > > Karena kesombongan si murid dia menantang Gurunya sendiri dan berkata " > Guru sekarang saya bisa kencing berdiri, gimana dengan anda pas anda tidak > bisa melampaui diri saya". Sang guru tersenyum dan muridnya berkata " Ayo > kita adu kencing, siapa kencingnya lebih jago saya atau anda, pastilah saya > karena saya sudah bisa kencing berdiri tidak seperti yang lainnya?". Dan > sang guru menjawab tantangan muridnya. Maka mereka beradu kencing , Simurid > ternyata si murid kalah oleh sang Guru dia bingung kok bisa ???. Padahal > tehniknya sama sama berdiri. > > Anda mau tau kenapa si murid bisa kalah, jawabnya ternyata eh ternyata > siGuru mampu kencing berdiri dan mengeluarkan air kencing dengan tegak lurus > dan teratur, sehingga tidak mengotori badannya, dan simurid mengeluarkan air > kencing dengan masih air kencingnya mencar mencar ketangannya, celananya, > dan pula ke bajunya. Bertanya sama gurunya kok bisa air kencingnya lancar ?. > Si guru berkata " dirimu masih baru mempelajari kencing berdiri, sementara > aku sudah makan asam garam dari kencing berdiri, sehingga aku tau Air > kencing ternyata juga sama penting daripada cara posisi kencing, cara > mengeluarkan air kencing juga sama penting mempelajari cara posisi kencing" > > Arti dari kisah ini adalah janganlah kita sombong ketika kita berhasil > mempalajari sebuah pengetahuan, menantang semua orang, Guru kita dgn diri > kita masih lebih baik guru kita, karena dia sudah lama mempelajari ilmu > pengtahuan tersebut dan fasih akan adanya, dia tidak perlu mencari lagi > karena dia sudah tau mesti cari dimana, sementara orang yang baru bisa tahu > ilmu masih mencari kesana kemari jawabannya apa lewat internet, buku dan > sebgainya, itu lah bedanya dengan guru yang telah lama belajar dia tanpa > mencari pun tau mesti bagaimana mengarahkan yang lebih baik ( lebih > berpengalaman dari kita yang baru bisa ilmu pengetahuan) > > > >
Re: [budaya_tionghua] Renungan minggu ini - cicit kaisar
ini baru budaya tiong hoa...he...he..he..jadi teringat subjek cicit kaisar..orang2 yang mentertawakan orang lain itu seperti botol penuh tak bisa diisi lagi...sudah penuh dengan kesombongannya sendiri...ilmu pasti (science) saja berkembang dan bisa digantikan apalagi sejarah yang banyak dipengaruhi oleh politik, religi, etc..selayaknyalah jika merekalah dari segi moral tiong hoa yang menjadi subjek tertawaansepandai apapun orang yang sombong sama saja tak berguna bagi orang lain. --- On Sat, 12/5/09, east_road wrote: From: east_road Subject: [budaya_tionghua] Renungan minggu ini Jika kalau murid Baru bisa kencing berdiri, Guru kencing ??? To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Saturday, December 5, 2009, 9:13 AM Dulu waktu kita SD, Selalu pas pelajaran Bahasa Indonesia, selalu ada pelajaran bagian belajar pepatah. Anda tentu ingat pepatah yang satu ini sering sekali, kita harus menghapal pepatah yang satu ini " Guru kencing berdiri, murid kencing berlari". Nah sekarang saya merenung dan mendapat sebuat ide untuk membuat saduran baru Dari pepatah ini bagaimana kalu Si murid baru bisa kencing berdiri si guru kencing gimana ?. Simak alkisah berikut ini : Pada suatu saat si Murid dengan bangganya dia memberi tahukan teman temannya yang masih kencing berlari lari, dia berkata" Loe pada tuh masih GOBLOK, liat g udah pintar G aja sekarang Kencing aja udah berdiri, Loe pada masih lari- lari ", Dengan sombongnya si murid baru bisa kencing berdiri, menantang semua orang sekitar dirinya, tak ada yang mampu kencing berdiri sebaik dirinya. Karena kesombongan si murid dia menantang Gurunya sendiri dan berkata " Guru sekarang saya bisa kencing berdiri, gimana dengan anda pas anda tidak bisa melampaui diri saya". Sang guru tersenyum dan muridnya berkata " Ayo kita adu kencing, siapa kencingnya lebih jago saya atau anda, pastilah saya karena saya sudah bisa kencing berdiri tidak seperti yang lainnya?". Dan sang guru menjawab tantangan muridnya. Maka mereka beradu kencing , Simurid ternyata si murid kalah oleh sang Guru dia bingung kok bisa ???. Padahal tehniknya sama sama berdiri. Anda mau tau kenapa si murid bisa kalah, jawabnya ternyata eh ternyata siGuru mampu kencing berdiri dan mengeluarkan air kencing dengan tegak lurus dan teratur, sehingga tidak mengotori badannya, dan simurid mengeluarkan air kencing dengan masih air kencingnya mencar mencar ketangannya, celananya, dan pula ke bajunya. Bertanya sama gurunya kok bisa air kencingnya lancar ?. Si guru berkata " dirimu masih baru mempelajari kencing berdiri, sementara aku sudah makan asam garam dari kencing berdiri, sehingga aku tau Air kencing ternyata juga sama penting daripada cara posisi kencing, cara mengeluarkan air kencing juga sama penting mempelajari cara posisi kencing" Arti dari kisah ini adalah janganlah kita sombong ketika kita berhasil mempalajari sebuah pengetahuan, menantang semua orang, Guru kita dgn diri kita masih lebih baik guru kita, karena dia sudah lama mempelajari ilmu pengtahuan tersebut dan fasih akan adanya, dia tidak perlu mencari lagi karena dia sudah tau mesti cari dimana, sementara orang yang baru bisa tahu ilmu masih mencari kesana kemari jawabannya apa lewat internet, buku dan sebgainya, itu lah bedanya dengan guru yang telah lama belajar dia tanpa mencari pun tau mesti bagaimana mengarahkan yang lebih baik ( lebih berpengalaman dari kita yang baru bisa ilmu pengetahuan)
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini Jika kalau murid Baru bisa kencing berdiri, Guru kencing ???
Dulu waktu kita SD, Selalu pas pelajaran Bahasa Indonesia, selalu ada pelajaran bagian belajar pepatah. Anda tentu ingat pepatah yang satu ini sering sekali, kita harus menghapal pepatah yang satu ini " Guru kencing berdiri, murid kencing berlari". Nah sekarang saya merenung dan mendapat sebuat ide untuk membuat saduran baru Dari pepatah ini bagaimana kalu Si murid baru bisa kencing berdiri si guru kencing gimana ?. Simak alkisah berikut ini : Pada suatu saat si Murid dengan bangganya dia memberi tahukan teman temannya yang masih kencing berlari lari, dia berkata" Loe pada tuh masih GOBLOK, liat g udah pintar G aja sekarang Kencing aja udah berdiri, Loe pada masih lari- lari ", Dengan sombongnya si murid baru bisa kencing berdiri, menantang semua orang sekitar dirinya, tak ada yang mampu kencing berdiri sebaik dirinya. Karena kesombongan si murid dia menantang Gurunya sendiri dan berkata " Guru sekarang saya bisa kencing berdiri, gimana dengan anda pas anda tidak bisa melampaui diri saya". Sang guru tersenyum dan muridnya berkata " Ayo kita adu kencing, siapa kencingnya lebih jago saya atau anda, pastilah saya karena saya sudah bisa kencing berdiri tidak seperti yang lainnya?". Dan sang guru menjawab tantangan muridnya. Maka mereka beradu kencing , Simurid ternyata si murid kalah oleh sang Guru dia bingung kok bisa ???. Padahal tehniknya sama sama berdiri. Anda mau tau kenapa si murid bisa kalah, jawabnya ternyata eh ternyata siGuru mampu kencing berdiri dan mengeluarkan air kencing dengan tegak lurus dan teratur, sehingga tidak mengotori badannya, dan simurid mengeluarkan air kencing dengan masih air kencingnya mencar mencar ketangannya, celananya, dan pula ke bajunya. Bertanya sama gurunya kok bisa air kencingnya lancar ?. Si guru berkata " dirimu masih baru mempelajari kencing berdiri, sementara aku sudah makan asam garam dari kencing berdiri, sehingga aku tau Air kencing ternyata juga sama penting daripada cara posisi kencing, cara mengeluarkan air kencing juga sama penting mempelajari cara posisi kencing" Arti dari kisah ini adalah janganlah kita sombong ketika kita berhasil mempalajari sebuah pengetahuan, menantang semua orang, Guru kita dgn diri kita masih lebih baik guru kita, karena dia sudah lama mempelajari ilmu pengtahuan tersebut dan fasih akan adanya, dia tidak perlu mencari lagi karena dia sudah tau mesti cari dimana, sementara orang yang baru bisa tahu ilmu masih mencari kesana kemari jawabannya apa lewat internet, buku dan sebgainya, itu lah bedanya dengan guru yang telah lama belajar dia tanpa mencari pun tau mesti bagaimana mengarahkan yang lebih baik ( lebih berpengalaman dari kita yang baru bisa ilmu pengetahuan)
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
" Bila mengerti berlakulah sebagai orang yang mengerti; bila tidak mengerti berlakulah sebagai orang yg tidak mengerti. itulah yang dinamai 'mengerti' " (Confucius) Sabda Suci II bab 17 Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
Tentang hal Laku Bakti Nabi Khongcu bersabda " Sikap wajahlah yang sukar. Ada pekerjaan, anak melakukan dengan sekuat tenaga; ada anggur dan makanan, lebih dahulu disuguhkan kepada orang tua; kalau hanya demikian saja, cukupkah dinamai Laku Bakti?" Lun Yu II, 8 Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
" Dengan makan nasi kasar, minum air tawar dan tangan dilipat sebagai bantal, orang masih dapat merasakan kebahagiaan di dalamnya. Maka harta dan kemuliaan yang tidak berlandaskan Kebenaran, bagiKu laksana awan berlalu saja " (Confucius) Sabda Suci VII, 16 Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan Minggu ini
Kemarin adalah sejarah, hari esok adalah misteri, hari ini adalah Anugrah...maka Bersyukurlah. Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan Minggu ini
" Bila pemimpin berperi Cinta Kasih, niscaya tiada yang tidak berperi Cinta kasih. Bila pemimpin menjunjung Kebenaran, niscaya tiada yang tidak berlaku Benar : (Ming Zi) Bingcu IV B : 5 Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
" Seorang Kuncu berwibawa tetapi tidak congkak, seorang rendah budi congkak tetapi tidak berwibawa " (Confucius) Sabda Suci XIII, 26 Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
" Seorang Kuncu terhadap persoalan di dunia tidak mengiakan atau menolak mentah-mentah. Hanya Kebenaranlah yang dijadikan ukuran " (Confucius) Sabda Suci IV : 10 Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
Tentang persahabatan Nabi Kongzi bersabda " Bila kawan bersalah, dengan satya berilah nasehat agar dapat kembali ke Jalan Suci. Kalau dia tidak mau menurut, janganlah mendesaknya, itu hanya akan memalukan diri sendiri " Sabda Suci XII : 23 Sojah, Teng Aina
Re: [budaya_tionghua] Renungan Minggu ini
Salam sejahtera, Sdr. Jackson terima kasih untuk sarannya. Setiap minggu saya senantiasa berusaha mengirimkan satu buah Renungan. Semoga untuk kedepannya kita bisa lebih baik dan baik. Sojah, Teng Aina --- On Sun, 10/4/09, jackson_ya...@yahoo.com wrote: From: jackson_ya...@yahoo.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Renungan Minggu ini To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 4, 2009, 3:30 PM Wah bagus nih.sering sering ya email kata2 bijaknya agar selalu tersadarkanSent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... !From: Teng Aina Date: Sun, 4 Oct 2009 08:27:07 -0700 (PDT)To: Subject: [budaya_tionghua] Renungan Minggu ini " Ada tiga macam sahabat yang membawa faedah dan ada tiga macam sahabat yang membawa celaka. Seorang sahabat yang lurus, yang jujur dan berpengetahuan luas; akan membawa faedah. Seorang sahabat yang licik, yang lemah dalam hal-hal baik dan hanya pandai memutar lidah, akan membawa celaka. " ( Confucius ) Sabda Suci XVI : 4 Sojah, Teng Aina
Re: [budaya_tionghua] Renungan Minggu ini
Wah bagus nih.sering sering ya email kata2 bijaknya agar selalu tersadarkan Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Teng Aina Date: Sun, 4 Oct 2009 08:27:07 To: Subject: [budaya_tionghua] Renungan Minggu ini " Ada tiga macam sahabat yang membawa faedah dan ada tiga macam sahabat yang membawa celaka. Seorang sahabat yang lurus, yang jujur dan berpengetahuan luas; akan membawa faedah. Seorang sahabat yang licik, yang lemah dalam hal-hal baik dan hanya pandai memutar lidah, akan membawa celaka. " ( Confucius ) Sabda Suci XVI : 4 Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan Minggu ini
" Ada tiga macam sahabat yang membawa faedah dan ada tiga macam sahabat yang membawa celaka. Seorang sahabat yang lurus, yang jujur dan berpengetahuan luas; akan membawa faedah. Seorang sahabat yang licik, yang lemah dalam hal-hal baik dan hanya pandai memutar lidah, akan membawa celaka. " ( Confucius ) Sabda Suci XVI : 4 Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan Minggu ini
Tentang bersahabat Nabi Kongzi bersabda " (Bila kawan bersalah), dengan Satya berilah nasehat agar dapat kembali ke Jalan Suci. Kalau dia tidak mau menurut, janganlah mendesaknya, itu hanya akan memalukan diri sendiri " (Lun Gi XII : 23) Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan Minggu ini
" Suka belajar itu mendekatkan kita kepada Kebijaksanaan; dengan sekuat tenaga melaksanakan tugas mendekatkan kita pada Cinta Kasih dan Rasa Tahu Malu mendekatkan kita kepada Berani " (Confucius) Tengah Sempurna XIX ; 10 Sojah, Teng Aina
Re: [budaya_tionghua] Renungan minggu ini
adem banget sering sering dimuat jangan mingguan tapi harian, misalnya pas malam mau tidur baca seperti ini aduh adem mak From: Teng Aina To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, September 13, 2009 9:16:21 PM Subject: [budaya_tionghua] Renungan minggu ini " Keselarasan hidup bersama anak istri itu laksana alat musik yang ditabuh harmonis. Kerukunan diantara kakak dan adik itu membangun damai dan bahagia. Maka demikianlah hendaknya engkau berbuat di dalan rumah tanggamu; bahagiakanlah istri dan anak-anakmu " Tengah Sempurna XIV : 2 Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
" Keselarasan hidup bersama anak istri itu laksana alat musik yang ditabuh harmonis. Kerukunan diantara kakak dan adik itu membangun damai dan bahagia. Maka demikianlah hendaknya engkau berbuat di dalan rumah tanggamu; bahagiakanlah istri dan anak-anakmu " Tengah Sempurna XIV : 2 Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan Minggu ini
" Mengurus hartapun ada Jalannya Yang Benar, bila penghasilan lebih besar dari pada pemakaian dan bekerja setangkas mungkin sambil berhemat, niscaya harta benda akan terpelihara " Ajaran Besar X : 19 Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
" Rasa malu itu besar artinya bagi manusia " (Ming Zi) Bingcu VII A : 7 Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan Minggu ini
Kenapa "Bila" dan "Bilamana" harusnya "Aku telah mengasihi keluargaku, aku bahagia, dan aku berdoa semua orang telah melakukannya. dunia bahagia!" namaste samtin --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Teng Aina wrote: > > " Bila dalam keluarga saling mengasihi niscaya seluruh negara akan di dalam > Cinta Kasih. Bila dalam tiap keluarga saling mengalah, niscaya seluruh negara > akan di dalam suasana saling mengalah. Tetapi bilamana orang tamak dan > curang, niscaya seluruh negara akan terjerumus ke dalam kekalutan; > demikianlah semuanya itu beperan. Maka dikatakan, sepatah kata dapat merusak > perkara dan saru orang dapat berperan menentramkan negara. " ( Ajaran Besar > IX ; 3 ) > > Sojah, > > Teng Aina >
[budaya_tionghua] Renungan Minggu ini
" Bila dalam keluarga saling mengasihi niscaya seluruh negara akan di dalam Cinta Kasih. Bila dalam tiap keluarga saling mengalah, niscaya seluruh negara akan di dalam suasana saling mengalah. Tetapi bilamana orang tamak dan curang, niscaya seluruh negara akan terjerumus ke dalam kekalutan; demikianlah semuanya itu beperan. Maka dikatakan, sepatah kata dapat merusak perkara dan saru orang dapat berperan menentramkan negara. " ( Ajaran Besar IX ; 3 ) Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
" Ada pujian yang datang tanpa diharapkan, ada pula celaan yang datang biarpun sudah berusaha sebaiknya " ( Ming Zi ) BC IV A : 21 Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
" Yang benar-benar dapat menyelami Hati, akan mengenal Watak Sejatinya; yang mengenal Watak Sejatinya akan mengenal Tuhan Yang Maha Esa " (Ming Zi) Bingcu Jilid VIIA : 1 ayat 1 Sojah, Teng Aina __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
" Kini kalau ada sebakul nasi dan semangkok sayur, lalu ada seorang yg bila mendapatkan itu ia hidup, bila tidak mendapatkan itu ia mati; kalau diberikan dengan maki-makian, seorang gelandanganpun tidak akan menerimanya. Kalau diberikan dengan lebih dahulu di injak-injak, maka seorang pengemispun; tidak mau mengambilnya." (Ming Zi) Bingcu VI A, 10 : 6 Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini.
" Mengendalikan diri pulang kepada Kesusilaan, itulah Cinta Kasih. Bila suatu hari dapat mengendalikan diri pulang kepada Kesusilaan, dunia akan kembali kepada Cinta Kasih. Cinta Kasih itu bergantung kepada usaha diri sendiri; dapatkah bergantung kepada orang lain? " ( Confucius , Sabda Suci XII : 1 ) Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
" Siapa menuntut aliran sesat, akan membahayakan diri sendiri " ( Confucius ) Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
" Bila seseorang benar - benar mencintai, dapatkah tidak berjerih payah? Kalau seseorang benar - benar Satya, dapatkah tidak memberi bimbingan? " ( Confucius ) Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
" Kalau tiada atas hal yang berhubungan dengan kedudukanmu, janganlah ikut campur tangan " ( Confucius ) Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
" Di antara benih yang tumbuh ada yang tidak berbunga, dan di antara yang berbunga ada pula yang tak berbuah " ( Confucius ) Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
" Bila melihat seorang yang Bijaksana, berusahalah menyamainya; dan, bila melihat seorang yang tidak Bijaksana, periksalah dirimu sendiri " (Confucius) Sojah, Teng Aina
Re: [budaya_tionghua] Renungan Minggu ini
Terimakasih sdri Teng Aina, untuk melengkapi saya paste kan dari Analect of Confucius : "Look not at what is contrary to propriety; listen not to what is contrary to propriety; speak not what is contrary to propriety; make no movement which is contrary to propriety" (非禮勿視, 非禮勿聽,非禮勿言, 非禮勿動) Sojah, Tan Lookay
[budaya_tionghua] Renungan Minggu ini
" Yang tidak susila jangan dilihat, yang tidak susila jangan didengar, yang tidak susila jangan dibicarakan, dan yang tidak susila jangan dilakukan " ( Confucius ) Sojah, Teng Aina
Re: [budaya_tionghua] Renungan minggu ini
Teng ai na apakah ada cerita cerita mengenai lelucon tapi mengajar orang membuat atau dan menyadarkan orang mengenai cerita tersebut.terima kasih sebelumnya dan salam sejahtrera selalu from kendytan Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Teng Aina Date: Mon, 8 Jun 2009 00:57:34 To: Subject: [budaya_tionghua] Renungan minggu ini " Sungguh Maha Besarlah Kebajikan Tuhan Yang Maha Rokh. Dilihat tiada nampak, didengar tiada terdengar, namun tiap wujud tiada yang tanpa Dia " (Confucius) Salam sejahtera untuk kita semua, Karena ada kerusakan teknis pd komputer, saya mohon maaf untuk Renungan minggu ini baru hari ini saya sampaikan. Terima kasih atas perhatiannya. Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
" Sungguh Maha Besarlah Kebajikan Tuhan Yang Maha Rokh. Dilihat tiada nampak, didengar tiada terdengar, namun tiap wujud tiada yang tanpa Dia " (Confucius) Salam sejahtera untuk kita semua, Karena ada kerusakan teknis pd komputer, saya mohon maaf untuk Renungan minggu ini baru hari ini saya sampaikan. Terima kasih atas perhatiannya. Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
" Belajar dan selalu dilatih, tidakkah itu menyenangkan? " (Confucius) Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
" Terima Kasih " adalah sebuah kata yang sederhana, indah dan bermakna, tapi sayang...kadang kita lupa mengucapkannya. Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan Minggu Ini
"Seorang yang Berbudi berbuat sesuai dengan kedudukannya, ia tidak ingin berbuat luar dari padanya" (Confucius) Sojah, Teng Aina
Re: [budaya_tionghua] Renungan Minggu ini
masalahnya ukuran bahagia di dunia ini tidak sama ... 2009/5/10 Teng Aina > > > "Keinginan orang tua di dunia ini sama, yaitu ingin melihat anaknya > bahagia" > > Sojah, > Teng Aina > > >
[budaya_tionghua] Renungan Minggu ini
"Keinginan orang tua di dunia ini sama, yaitu ingin melihat anaknya bahagia" Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan Minggu Ini
Nabi Khongcu bersabda " Miskin tanpa menggerutu itu sukar. Kaya tanpa merasa sombong itu mudah" Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan Minggu ini
Janganlah menghitung berapa kebaikan yang pernah kita lakukan, tetapi ingatlah kejahatan atau keburukan apa yang telah kita lakukan sehingga membuat orang lain menderita.dengan demikian bisa membuat kita lebih introspeksi ke dalam diri. Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan Minggu ini
Tentang hal Laku Bakti, Nabi Khongcu bersabda " Pada saat orang tua masih hidup, layanilah sesuai dengan Kesusilaan. Ketika meninggal dunia, makamkanlah sesuai dengan Kesusilaan, dan sembahyangilah sesuai dengan Kesusilaan " Soja, Teng Aina
[budaya_tionghua] Renungan Minggu ini
"Kehilangan orang yang kita sayangi dan cintailah adalah merupakan duka, tapi kita tak boleh larut dalam duka, karena hidup terus berlanjut"Teng Aina sojah, Teng Aina
Re: [budaya_tionghua] Renungan Minggu Ini
Bravo, renungan yang mengena, singkat padat dan ber isi. Nyonya Teng sepertinya termasuk kutu buku juga yah :o), nulis puisi dong. sur. - Original Message - From: Teng Aina Salam sejahtera Pak Sur, renungan ini bukan saya "petik" dari kata2 Konfucius, tapi ini adalah merupakan pengalaman saya sebagai anak dan orang tua. Terimakasih. Soja (tangan diangkat sebatas hidung), Teng Aina --
Re: [budaya_tionghua] Renungan Minggu Ini
Salam sejahtera Pak Sur, renungan ini bukan saya "petik" dari kata2 Konfucius, tapi ini adalah merupakan pengalaman saya sebagai anak dan orang tua. Terimakasih. Soja (tangan diangkat sebatas hidung), Teng Aina From: gsuryana To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, April 5, 2009 11:51:27 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Renungan Minggu Ini Maaf apakah renungan yang ini masih dari Konfucius ? sur. - Original Message - From: Teng Aina "Kebahagiaan terbesar orang tua adalah bila melihat anaknya sehat, Keberhasilan terbesar seorang anak adalah bila dapat membuat orang tuanya tidak merasa khawatir" Teng Aina Sojah (tangan diangkat sebatas hidung), Teng Aina.
Re: [budaya_tionghua] Renungan Minggu Ini
Maaf apakah renungan yang ini masih dari Konfucius ? sur. - Original Message - From: Teng Aina "Kebahagiaan terbesar orang tua adalah bila melihat anaknya sehat, Keberhasilan terbesar seorang anak adalah bila dapat membuat orang tuanya tidak merasa khawatir" Teng Aina Sojah (tangan diangkat sebatas hidung), Teng Aina.
[budaya_tionghua] Renungan Minggu Ini
"Kebahagiaan terbesar orang tua adalah bila melihat anaknya sehat, Keberhasilan terbesar seorang anak adalah bila dapat membuat orang tuanya tidak merasa khawatir" Teng Aina Sojah (tangan diangkat sebatas hidung), Teng Aina.
[budaya_tionghua] Renungan Minggu ini
" Bersalah tetapi tidak mau memperbaiki, inilah benar-benar suatu kesalahan " (Confucius)
Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI
Hhahahasemakin lama saya mengamati milis ini, semacam banyak keanekaragaman pemikiran. menurut saya masalah etika penulisan milist tidak perlu dipermasalahkan, milis ini jgn dijadikan arena untuk saling berdebat, saling mengkritik dan saling menyerang. Pakelah milist butiong ini untuk saling bertukar informasi. ini pemikiran orang yang awam, yang meilihat milissebagai media informasi bukan saling menyerang. On 3/24/09, Budiman Wijaya wrote: > > > wawa... > kayak nya banyak sekali ya etika penulisan yg harus kita pelajari di dunia > maya ini yg belon pernah gw dengar sebelum nya,he..he,mungkin suhu di > bawah ini bisa tolong kasih petunjuk beberapa etika kecil sehingga orang2 yg > gaptek seperti kami2 ini tidak lagi mambuat anda / atau orang2 se tipe anda > (bila ada) sewot tanpa di sengaja di kemudian hari,...please dehh... > > maaf jangan marah ya kalo tulisan atau bahasa gw ga sesusai standard etika > anda,karena gw baru mau belajar etika dari anda...,itu pun kalo anda > bersedia ,...he..he.. > > --- On *Mon, 3/23/09, a...@cbn.net.id * wrote: > > > > From: a...@cbn.net.id > Subject: Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Date: Monday, March 23, 2009, 1:50 PM > > Mungkin Anda lupa, atau bahkan belum tahu, bahwa penulisan dengan huruf > besar di dunia maya dianggap meNERIAKkan apa yang ditulis itu. Saya hanya > mencoba "mengingatkan" Anda mengenai etika kecil ini, tapi keputusan tetap > berada di tangan Anda! :-) > > Soja (tangan diangkat sebatas "ajna chakra") :-) > > > > > Salam sejahtera, terima kasih untuk masukannya. tapi maaf, bukannya saya > > ingin meneriakan ayat ini seperti penjual kaos kaki. Mengapa saya menulis > > dengan huruf besar semua,...karena. bagi saya ini adalah suatu ajaran > > yang sangat berharga, sehingga saya menuliskannya dengan huruf besar. > > TIDAK ada sama sekali maksud saya untuk "MENGAJARI apalagi MENGGURUI" > > semuanya. dengan segala hormat,terimakasih sekali lagi.Soja (tangan > > diangkat sebatas hidung) > > > > _ _ __ > > From: "a...@cbn.net. > > id<http://us.mc01g.mail.yahoo.com/mc/compose?to=als%40cbn.net.id>" > id<http://us.mc01g.mail.yahoo.com/mc/compose?to=als%40cbn.net.id> > > > > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. > > com<http://us.mc01g.mail.yahoo.com/mc/compose?to=budaya_tionghua%40yahoogroups.com> > > Sent: Monday, March 23, 2009 11:09:42 AM > > Subject: Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI > > > > > > Wah, wah, wah...soal latar belakang "turun"nya ayat ini sy jadi teringat > > seorang Nabi lain yang punya "kebiasaan" dituruni ayat segera setelah > > beliau berbuat sesuatu yang 'kontroversial' pada zamannya...: -) > > > > Usul sedikit sama Teng Aina agar lain kali jika mau menurunkan "ayat" > > jangan memakai huruf besar semua karena ayat yang bernilai tidak perlu > > diteriak-teriakkan bagaikan orang menjajakan kaos kali sepuluh ribu tiga > > di kaki lima. :-) > > > > als > > > > > >
Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI
wawa... kayak nya banyak sekali ya etika penulisan yg harus kita pelajari di dunia maya ini yg belon pernah gw dengar sebelum nya,he..he,mungkin suhu di bawah ini bisa tolong kasih petunjuk beberapa etika kecil sehingga orang2 yg gaptek seperti kami2 ini tidak lagi mambuat anda / atau orang2 se tipe anda (bila ada) sewot tanpa di sengaja di kemudian hari,..please dehh... maaf jangan marah ya kalo tulisan atau bahasa gw ga sesusai standard etika anda,karena gw baru mau belajar etika dari anda...,itu pun kalo anda bersedia ,...he..he.. --- On Mon, 3/23/09, a...@cbn.net.id wrote: From: a...@cbn.net.id Subject: Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, March 23, 2009, 1:50 PM Mungkin Anda lupa, atau bahkan belum tahu, bahwa penulisan dengan huruf besar di dunia maya dianggap meNERIAKkan apa yang ditulis itu. Saya hanya mencoba "mengingatkan" Anda mengenai etika kecil ini, tapi keputusan tetap berada di tangan Anda! :-) Soja (tangan diangkat sebatas "ajna chakra") :-) > > Salam sejahtera, terima kasih untuk masukannya. tapi maaf, bukannya saya > ingin meneriakan ayat ini seperti penjual kaos kaki. Mengapa saya menulis > dengan huruf besar semua,...karena. bagi saya ini adalah suatu ajaran > yang sangat berharga, sehingga saya menuliskannya dengan huruf besar. > TIDAK ada sama sekali maksud saya untuk "MENGAJARI apalagi MENGGURUI" > semuanya. dengan segala hormat,terimakasih sekali lagi.Soja (tangan > diangkat sebatas hidung) > > _ _ __ > From: "a...@cbn.net. id" > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Sent: Monday, March 23, 2009 11:09:42 AM > Subject: Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI > > > Wah, wah, wah...soal latar belakang "turun"nya ayat ini sy jadi teringat > seorang Nabi lain yang punya "kebiasaan" dituruni ayat segera setelah > beliau berbuat sesuatu yang 'kontroversial' pada zamannya...: -) > > Usul sedikit sama Teng Aina agar lain kali jika mau menurunkan "ayat" > jangan memakai huruf besar semua karena ayat yang bernilai tidak perlu > diteriak-teriakkan bagaikan orang menjajakan kaos kali sepuluh ribu tiga > di kaki lima. :-) > > als
Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI
salam sejahtera,.maaf sekali lagi maafmemang benar saya tidak tau dan baru tau tentang penulisan dengan huruf besar (harap sekali lagi harapdimaklumi karena saya baru di "dumay") terimakasih dan sekali lagi terimakasih untuk masukan dan pengetahuan yg sudah anda berikan kepada saya. selajutnya dan untuk selanjutnya saya akan akan tetap menulis dengan cara saya..(apakah ada ketentuan untuk penulisan ..) mohon petunjuk dan sekali lagi mohon petunjuk.. sudahlah dan sudahlah... soja (tangan diangkat sebatas hidung) From: "a...@cbn.net.id" To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, March 23, 2009 8:50:33 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI Mungkin Anda lupa, atau bahkan belum tahu, bahwa penulisan dengan huruf besar di dunia maya dianggap meNERIAKkan apa yang ditulis itu. Saya hanya mencoba "mengingatkan" Anda mengenai etika kecil ini, tapi keputusan tetap berada di tangan Anda! :-) Soja (tangan diangkat sebatas "ajna chakra") :-) > > Salam sejahtera, terima kasih untuk masukannya. tapi maaf, bukannya saya > ingin meneriakan ayat ini seperti penjual kaos kaki. Mengapa saya menulis > dengan huruf besar semua,...karena. bagi saya ini adalah suatu ajaran > yang sangat berharga, sehingga saya menuliskannya dengan huruf besar. > TIDAK ada sama sekali maksud saya untuk "MENGAJARI apalagi MENGGURUI" > semuanya. dengan segala hormat,terimakasih sekali lagi.Soja (tangan > diangkat sebatas hidung) > > _ _ __ > From: "a...@cbn.net. id" > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Sent: Monday, March 23, 2009 11:09:42 AM > Subject: Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI > > > Wah, wah, wah...soal latar belakang "turun"nya ayat ini sy jadi teringat > seorang Nabi lain yang punya "kebiasaan" dituruni ayat segera setelah > beliau berbuat sesuatu yang 'kontroversial' pada zamannya...: -) > > Usul sedikit sama Teng Aina agar lain kali jika mau menurunkan "ayat" > jangan memakai huruf besar semua karena ayat yang bernilai tidak perlu > diteriak-teriakkan bagaikan orang menjajakan kaos kali sepuluh ribu tiga > di kaki lima. :-) > > als
Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI
Mungkin Anda lupa, atau bahkan belum tahu, bahwa penulisan dengan huruf besar di dunia maya dianggap meNERIAKkan apa yang ditulis itu. Saya hanya mencoba "mengingatkan" Anda mengenai etika kecil ini, tapi keputusan tetap berada di tangan Anda! :-) Soja (tangan diangkat sebatas "ajna chakra") :-) > > Salam sejahtera, terima kasih untuk masukannya. tapi maaf, bukannya saya > ingin meneriakan ayat ini seperti penjual kaos kaki. Mengapa saya menulis > dengan huruf besar semua,...karena.bagi saya ini adalah suatu ajaran > yang sangat berharga, sehingga saya menuliskannya dengan huruf besar. > TIDAK ada sama sekali maksud saya untuk "MENGAJARI apalagi MENGGURUI" > semuanya. dengan segala hormat,terimakasih sekali lagi.Soja (tangan > diangkat sebatas hidung) > > > From: "a...@cbn.net.id" > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Sent: Monday, March 23, 2009 11:09:42 AM > Subject: Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI > > > Wah, wah, wah...soal latar belakang "turun"nya ayat ini sy jadi teringat > seorang Nabi lain yang punya "kebiasaan" dituruni ayat segera setelah > beliau berbuat sesuatu yang 'kontroversial' pada zamannya...: -) > > Usul sedikit sama Teng Aina agar lain kali jika mau menurunkan "ayat" > jangan memakai huruf besar semua karena ayat yang bernilai tidak perlu > diteriak-teriakkan bagaikan orang menjajakan kaos kali sepuluh ribu tiga > di kaki lima. :-) > > als
Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI
Sebuah kalimat mutiara yang bagus, saya harap jangan dicari-cari kesalahan penulisnya dah. Di milis tidak selalu mengikuti kaidah bahasa, misalnya kata gua bukan bahasa Indonesia, apalagi gue, tak ada asal usulnya cuma pelesetan. Kalau masalah kecil didengungkan akan mengaburkan tujuan penulis sesungguhnya. Usul sih boleh jangan menyerang. Bravo dik Ai Na Liang U --- On Mon, 3/23/09, Mr sanliong thee wrote: From: Mr sanliong thee Subject: Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, March 23, 2009, 11:27 AM Dear Teng Ai Na, Kata kata yang sungguh bagus dan berarti sekali, juga bagi saya merupakan peringatan,menginga tkan agar saya tidak sembarangan berucap kalau tidak yakin dapat memnuhinya.Saya percaya Tuhan menciptakan kita manusia dengan 1 mulut dan 2 telinga agar banyak mendengar dan sedikit berbicara,terima kasih Ai Na.. Salam dari Perth Sunny Thee 2009/3/22 Teng Aina ADAPUN SEBABNYA ORANG JAMAN DAHULU MERASA SUKAR MENGUCAPKAN KATA-KATANYA IALAH KARENA MERASA MALU KALAU TIDAK DAPAT MELAKSANAKANNYA. (Confucius) Stay connected to the people that matter most with a smarter inbox. Take a look.
Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI
he..he..he.. yang nama nya renungan tentu saja untuk di renung kan,bukan untuk di perdebatkan,apalagi di kecam,mungkin ada rekan senior kita yg tersinggung karena merasa di gurui atau?... merasa di sindir dengan kutipan tersebut..? he..he.. --- On Mon, 3/23/09, Teng Aina wrote: From: Teng Aina Subject: Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, March 23, 2009, 10:26 AM Salam sejahtera, terima kasih untuk masukannya. tapi maaf, bukannya saya ingin meneriakan ayat ini seperti penjual kaos kaki. Mengapa saya menulis dengan huruf besar semua,...karena. bagi saya ini adalah suatu ajaran yang sangat berharga, sehingga saya menuliskannya dengan huruf besar. TIDAK ada sama sekali maksud saya untuk "MENGAJARI apalagi MENGGURUI" semuanya. dengan segala hormat,terimakasih sekali lagi.Soja (tangan diangkat sebatas hidung) From: "a...@cbn.net. id" To: budaya_tionghua@ yahoogroups. .com Sent: Monday, March 23, 2009 11:09:42 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI Wah, wah, wah...soal latar belakang "turun"nya ayat ini sy jadi teringat seorang Nabi lain yang punya "kebiasaan" dituruni ayat segera setelah beliau berbuat sesuatu yang 'kontroversial' pada zamannya...: -) Usul sedikit sama Teng Aina agar lain kali jika mau menurunkan "ayat" jangan memakai huruf besar semua karena ayat yang bernilai tidak perlu diteriak-teriakkan bagaikan orang menjajakan kaos kali sepuluh ribu tiga di kaki lima. :-) als > mohon dibabarkan artinya. Saya masih belum bisa tahu persi intinya. Pasti > ada latar belakang kejadian/cerita sehingga ayat ini di ucapka. oleh > Beliau. > > 2009/3/22 Teng Aina > >> ADAPUN SEBABNYA ORANG JAMAN DAHULU MERASA SUKAR MENGUCAPKAN >> KATA-KATANYA >> IALAH KARENA MERASA MALU KALAU TIDAK DAPAT MELAKSANAKANNYA. (Confucius) >>
Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI
Dear Teng Ai Na, Kata kata yang sungguh bagus dan berarti sekali, juga bagi saya merupakan peringatan,mengingatkan agar saya tidak sembarangan berucap kalau tidak yakin dapat memnuhinya.Saya percaya Tuhan menciptakan kita manusia dengan 1 mulut dan 2 telinga agar banyak mendengar dan sedikit berbicara,terima kasih Ai Na. Salam dari Perth Sunny Thee 2009/3/22 Teng Aina ADAPUN SEBABNYA ORANG JAMAN DAHULU MERASA SUKAR MENGUCAPKAN KATA-KATANYA IALAH KARENA MERASA MALU KALAU TIDAK DAPAT MELAKSANAKANNYA. (Confucius) Stay connected to the people that matter most with a smarter inbox. Take a look http://au.docs.yahoo.com/mail/smarterinbox
Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI
Salam sejahtera, terima kasih untuk masukannya. tapi maaf, bukannya saya ingin meneriakan ayat ini seperti penjual kaos kaki. Mengapa saya menulis dengan huruf besar semua,...karena.bagi saya ini adalah suatu ajaran yang sangat berharga, sehingga saya menuliskannya dengan huruf besar. TIDAK ada sama sekali maksud saya untuk "MENGAJARI apalagi MENGGURUI" semuanya. dengan segala hormat,terimakasih sekali lagi.Soja (tangan diangkat sebatas hidung) From: "a...@cbn.net.id" To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, March 23, 2009 11:09:42 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI Wah, wah, wah...soal latar belakang "turun"nya ayat ini sy jadi teringat seorang Nabi lain yang punya "kebiasaan" dituruni ayat segera setelah beliau berbuat sesuatu yang 'kontroversial' pada zamannya...: -) Usul sedikit sama Teng Aina agar lain kali jika mau menurunkan "ayat" jangan memakai huruf besar semua karena ayat yang bernilai tidak perlu diteriak-teriakkan bagaikan orang menjajakan kaos kali sepuluh ribu tiga di kaki lima. :-) als > mohon dibabarkan artinya. Saya masih belum bisa tahu persi intinya. Pasti > ada latar belakang kejadian/cerita sehingga ayat ini di ucapka. oleh > Beliau. > > 2009/3/22 Teng Aina > >> ADAPUN SEBABNYA ORANG JAMAN DAHULU MERASA SUKAR MENGUCAPKAN >> KATA-KATANYA >> IALAH KARENA MERASA MALU KALAU TIDAK DAPAT MELAKSANAKANNYA. (Confucius) >>
Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI
terima kasih cukup bisa diterima keterangan singkat ini 2009/3/23 Teng Aina > salam sejahtera,..dari ujaran Nabi KongZe, saya mengambil kesimpulan > (maaf bila kesimpulan saya ini terlalu "cetek" ) bahwa orang jaman > dahulu sangat menjunjung tinggi kejujuran dan keberanian. sehingga bila > mengucapkan kata atau janji, harus mampu dan bisa melaksanakannya. sehingga > tidak membuat malu keluarga dan leluhur. tidak seperti jaman sekarang > (seperti para caleg) pada saat kampanye mengubar janji2."bila saya > terpilih akan begini,...akan begitu. dsb" tapi pada kenyataannya setelah > terpilih, banyak yg kecewa karena sang caleg tidak dapat memenuhi > janji2nya. dan masih banyak contoh lainnya. demikian kesimpulan saya. bila > ada yg lebih tau tentang ujaran ini, mohon kesediaannya utk dapat > menjabarkan lebih jelas (karena saya masih belajar untuk mengerti).saya > sangat berterimakasih. Soja (tangan diangkat sebatas hidung)... > > -- > *From:* Ning M. Widjaja > *To:* budaya_tionghua@yahoogroups.com > *Sent:* Monday, March 23, 2009 10:25:57 AM > *Subject:* Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI > > mohon dibabarkan artinya. Saya masih belum bisa tahu persi intinya. Pasti > ada latar belakang kejadian/cerita sehingga ayat ini di ucapka. oleh Beliau. > > 2009/3/22 Teng Aina > > >>ADAPUN SEBABNYA ORANG JAMAN DAHULU MERASA SUKAR MENGUCAPKAN >> KATA-KATANYA IALAH KARENA MERASA MALU KALAU TIDAK DAPAT MELAKSANAKANNYA. >> (Confucius) >> >> > > >
Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI
salam sejahtera,..dari ujaran Nabi KongZe, saya mengambil kesimpulan (maaf bila kesimpulan saya ini terlalu "cetek" ) bahwa orang jaman dahulu sangat menjunjung tinggi kejujuran dan keberanian. sehingga bila mengucapkan kata atau janji, harus mampu dan bisa melaksanakannya. sehingga tidak membuat malu keluarga dan leluhur. tidak seperti jaman sekarang (seperti para caleg) pada saat kampanye mengubar janji2."bila saya terpilih akan begini,...akan begitu. dsb" tapi pada kenyataannya setelah terpilih, banyak yg kecewa karena sang caleg tidak dapat memenuhi janji2nya. dan masih banyak contoh lainnya. demikian kesimpulan saya. bila ada yg lebih tau tentang ujaran ini, mohon kesediaannya utk dapat menjabarkan lebih jelas (karena saya masih belajar untuk mengerti).saya sangat berterimakasih. Soja (tangan diangkat sebatas hidung)... From: Ning M. Widjaja To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, March 23, 2009 10:25:57 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI mohon dibabarkan artinya. Saya masih belum bisa tahu persi intinya. Pasti ada latar belakang kejadian/cerita sehingga ayat ini di ucapka. oleh Beliau. 2009/3/22 Teng Aina ADAPUN SEBABNYA ORANG JAMAN DAHULU MERASA SUKAR MENGUCAPKAN KATA-KATANYA IALAH KARENA MERASA MALU KALAU TIDAK DAPAT MELAKSANAKANNYA. (Confucius)
Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI
Wah, wah, wah...soal latar belakang "turun"nya ayat ini sy jadi teringat seorang Nabi lain yang punya "kebiasaan" dituruni ayat segera setelah beliau berbuat sesuatu yang 'kontroversial' pada zamannya...:-) Usul sedikit sama Teng Aina agar lain kali jika mau menurunkan "ayat" jangan memakai huruf besar semua karena ayat yang bernilai tidak perlu diteriak-teriakkan bagaikan orang menjajakan kaos kali sepuluh ribu tiga di kaki lima. :-) als > mohon dibabarkan artinya. Saya masih belum bisa tahu persi intinya. Pasti > ada latar belakang kejadian/cerita sehingga ayat ini di ucapka. oleh > Beliau. > > 2009/3/22 Teng Aina > >> ADAPUN SEBABNYA ORANG JAMAN DAHULU MERASA SUKAR MENGUCAPKAN >> KATA-KATANYA >> IALAH KARENA MERASA MALU KALAU TIDAK DAPAT MELAKSANAKANNYA. (Confucius) >>
Re: [budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI
mohon dibabarkan artinya. Saya masih belum bisa tahu persi intinya. Pasti ada latar belakang kejadian/cerita sehingga ayat ini di ucapka. oleh Beliau. 2009/3/22 Teng Aina > ADAPUN SEBABNYA ORANG JAMAN DAHULU MERASA SUKAR MENGUCAPKAN KATA-KATANYA > IALAH KARENA MERASA MALU KALAU TIDAK DAPAT MELAKSANAKANNYA. (Confucius) > > >
[budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI
ADAPUN SEBABNYA ORANG JAMAN DAHULU MERASA SUKAR MENGUCAPKAN KATA-KATANYA IALAH KARENA MERASA MALU KALAU TIDAK DAPAT MELAKSANAKANNYA. (Confucius)
[budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI
JIKA KITA MASIH MEMILIKI WAKTU, KESEMPATAN DAN TENAGA, PERGUNAKANLAH UNTUK BERBAKTI PADA ORANG TUA KITA. SAYANGI, HARGAI DAN HORMATILAH ORANG TUA KITA, KARENA SOSOK MEREKA HARI INI ADALAH SOSOK KITA DI MASA YANG AKAN DATANG.
[budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI.
" USIA AYAH BUNDA TIDAK BOLEH TIDAK DIKETAHUI, DISATU PIHAK BOLEH MERASA GEMBIRA, DILAIN PIHAK HARUS MERASA KHAWATIR " (Confucius)
[budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI
" DI DALAM MELAYANI AYAH BUNDA, BOLEH MEMPERINGATI (TETAPI HENDAKLAH LEMAH LEMBUT). BILA TIDAK DITURUT, BERSIKAPLAH LEBIH HORMAT DAN JANGANLAH MELANGGAR. MESKIPUN HARUS BERCAPAI LELAH, JANGANLAH MENGGERUTU" (CONFUCIUS) LUN YU Salam sejahtera untuk kita semua,
[budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI
" SEORANG YANG BERPERI CINTA KASIH, HATI-HATI DALAM BICARA." (CONFUCIUS)
[budaya_tionghua] RENUNGAN MINGGU INI
" Seorang muda, di rumah hendaklah Berlaku Bakti, di luar hendaklah bersikap Rendah Hati, hati-hati sehingga dapat dipercaya, menaruh cinta kepada masyarakat dan berhubungan erat dengan orang yang ber-Peri Cinta Kasih. Bila telah melakukan hal ini dan masih mempunyai kelebihan tenaga, gunakanlah untuk belajar " (Confucius)