CiKEAS Buang Sampah Sembarangan, Didenda Rp 1 Juta

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Bravo Banjermasin! Semoga sampahnya bisa juga diolah menjadi bahan 
yang berguna untuk dipakai lagi seperti pupuk dan lain bahan. Bravo, Bravo 
Banjermasin.  Kota  atau kampung mana mau ikut contoh Banjermasin. Ayo jangan 
malu-malu kucing. Allah pasti lebih memberkati mereka yang kreatif menolong 
dirinya sendiri.  

http://www.gatra.com/artikel.php?id=106042


Penerapan Perda
Buang Sampah Sembarangan, Didenda Rp 1 Juta


Banjarmasin, 12 Juli 2007 15:02
Jangan coba-coba membuang sampah sembarangan di Kota Banjarmasin, Kalimantan 
Selatan, karena itu berarti denda Rp 1 juta, sesuai Perda Nomor 4 Tahun 2000 
tentang larangan membuang sampah sembarangan di siang hari.

Menurut Kepala Dinas Kebersihan Kota Banjarmasin Sayidin Noor kepada wartawan 
di Balai Kota, Kamis (12/7), Perda itu mulai efektif berlaku mulai Juli 2007.

Perda 4/2000 itu jelas dan secara tegas menyebutkan ancaman sanksi denda Rp 1 
juta atau kurungan badan tiga bulan, bagi pelaku yang diketahui dan terbukti 
membuang sampah di sembarang tempat pada siang hari.

Guna mendukung kelancaran operasi Yustisi, tersedia dana operasional dari APBD 
tahun 2007 sebesar Rp5 juta setiap kali dilakukan operasi lapangan dengan 
melibatkan pihak terkait.

Tingginya biaya operasional operasi Yustisi karena harus memanfaatkan tenaga 
penyidik dari pihak Kepolisian dan Kejaksanaan, disamping tenaga Satuan Pilisi 
Pamong Praja (Satpol PP) dan tenaga dari Dinas Kebersihan sendiri.

Operasi Yustisi penerapan Perda 4/2000 ditekankan di jalan protokol, yakni 
Jalan A Yani, dari kilometer 1 hingga kilometer 7 Banjarmasin, untuk 
menciptakan kawasan yang menjadi pintu gerbang masuk ke dalam Kota Banjarmasin 
itu bersih, indah, rapi, dan teratur.

Kendati sementara operasi dan razia dipusatkan di Jalan A. Yani, pengawasan 
membuang sampah tersebut juga dilakukan di jalan protokol yang lain seperti 
jalan Lambung Mangkurat, jalan Teluk Dalam serta di kawasan Jalan Brigjen Hasan 
Basri.

Guna mewujudkan komitmen tersebut pihak Pemko telah mendirikan tiga pos 
pengawasan di sepanjang Jalan A Yani dan dua pos pengawasan lagi di Jalan Teluk 
Dalam dan Brigjen Hasan Basri.

Selain itu terdapat sebuah mobil yang dengan 10 petugas gabungan yang menyisir 
kawasan yang dilarang membuangb sampah untuk melakukan pengawasan tersebut, 
tambah Sayidin Noor.

Ketika ditanya terhentinya yustisi Perda tersebut, padahal sebelmnya pernah 
juga dilakukan yustisi demikian, ia menyebutkan memang terkendala dana 
masalahnya di Pemko Banjarmasin tidak ada Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) 
akibatnya terpaksa menggunakan petugas penyidik dari pihak kepolisian dan 
kejaksaan.

Padahal seandainya PPNS tersebut tersedia dibantu Satpol PP maka pelaksanaan 
yustisi Perda tersebut tidak semahal demikian, karena PPNS bisa bekerja rutin 
sebagaimana mestinya.

Sebagai contoh, Kota Surabaya saja jumlah PPNS tersedia, akhirnya pengawasan 
dan yustisi bisa dilakukan setiap hari sebagai kegiatan rpin dari PPNS 
tersebut. Oleh karena itu, pihak Pemko Banjarmasin khususnya Dinas Kebersihan 
akan menjadikan dua PNS yang akan didik menjadi PPNS, selain itu juga ada 
harapan semua instansi yang ada di Pemko memiliki PPNS masing-masing guna 
memudahkan kegiatan penyidikan.

Berdasarkan catatan, katika digelar yustisi Perda sampah setahun yang lalu 
memang sempat tertangkap empat orang pembuang sampah sembarangan dan telah 
diberikan sanksi dan disidang dua orang, serta diberikan peringatan bagi dua 
orang lainnya. [TMA

[Non-text portions of this message have been removed]



CiKEAS Wapres: Aceh Tak Akan Merdeka

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Kalau Aceh tidak akan merdeka, berarti sekarang ini statusnya apa? 
Bukankah yang tidak merdeka itu tidak lain daripada jajahan, atau bagaimana 
Wapres? Hehehehe.

Di dunia ini tidak ada orang berpikiran waras yang rela mau memisahkan dirinya 
dari sesuatu ikatan atau persekutan yang baik, berguna dan menguntungkan bagi 
dirinya. Contohnya hubungan suami isteri. Katanya perkawinan adalah untuk 
kehidupan bersama untuk hidup bersama dan hari depanya dalam suasana bahagia, 
nyaman, aman dan damai. Jadi kurang lebih lebih harus sama rasa, berdiri sama 
tinggi, tidur sama lurus dan sama mesranya. 

Tetapi, kalau sang suami main kayu, tidak jujur, sering memberlakukan sang 
isteri seperti budakbelian, maka jalan keluar bagi sang isteri sesuai hak 
azasinya ialah memisahkan diri dari perlakuan tidak adil dan penderitaan yang 
dideritanya.  Hal serupa tentu juga berlaku bagi sang suami. 

Bukankah Allah tidak melarang orang meminsahkan diri dari keadaan buruk, baik 
jasmaniah dan/atau rochaniah? Sebagai tambahan hendaklah dilihat juga contoh 
pemerintah Jakarta selama ini mau menjual pulau-pulau yang dinilai tidak 
berguna. Bukankah ini juga sama sejenisnya dipisahkan diri dari 
ketidakberhargaan pulau tsb? 

Berbahagialah mereka yang bisa memisahkan diri dari penderitaan, kesusahan dan 
miseri untuk hari depan yang lebih baik  dalam suasana nan sejahtera, aman, 
nyaman dan damai!
Amin. 

http://www.suarapembaruan.com/News/2007/07/12/Utama/ut01.htm

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Wapres: Aceh Tak Akan Merdeka
Perjuangan GAM Diduga Dialihkan ke Jalur Politik 

 

Saya tidak yakin, karena pimpinan GAM sudah bersepakat bahwa NKRI itu suatu 
pilihan kita. Kajian boleh saja, tapi saya tidak yakin bahwa teman-teman di 
Aceh berpikir begitu (memisahkan diri dari NKRI). (Wakil Presiden Jusuf Kalla) 

[JAKARTA] Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan dirinya tidak yakin kalau para 
mantan pemimpin Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ingin memisahkan Aceh dari Negara 
kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebab, baik pimpinan GAM maupun Pemerintah 
Republik Indonesia sudah sepakat bahwa NKRI adalah keputusan bersama dan 
merupakan pilihan final. 

Saya tidak yakin, karena pimpinan GAM sudah bersepakat bahwa NKRI itu suatu 
pilihan kita. Kajian boleh saja, tapi saya tidak yakin bahwa teman-teman di 
Aceh berpikir begitu (memisahkan diri dari NKRI, Red), tegas Kalla kepada 
wartawan di Jakarta, Kamis (12/7) pagi. 

Penegasan Wapres tersebut menjawab pertanyaan soal hasil kajian Lemhannas yang 
menyebutkan bahwa GAM tetap berniat merdeka dengan cara menggelar referendum 
setelah menguasai parlemen di Aceh. Lemhannas boleh melakukan kajian apa saja 
dan itu tugasnya. Tetapi sekali lagi saya tegaskan bahwa Aceh tidak akan 
merdeka, ujar Wapres. 


Jajaki Opini 

Munculnya Partai GAM dinilai kalangan DPR sebagai bukti bahwa keinginan GAM 
untuk melepaskan Aceh dari NKRI tidak pernah berhenti. Setelah gagal berjuang 
lewat jalur kekerasan, GAM mengubah melalui jalur politik, bergerak dalam 
sistem yang ada dengan memanfaatkan apa yang telah diatur dalam Undang-Undang 
Pemerintahan Aceh, kata Agus Condro Prayitno, anggota Komisi II DPR dari 
FPDI-P kepada SP di Jakarta, Rabu (11/7). 

Penggunaan nama GAM sebagai nama partai politik lokal, lanjut Agus, hanya untuk 
menjajaki opini yang akan muncul, dan sikap apa yang akan diambil oleh 
pemerintah pusat. Mereka (GAM) pasti sudah tahu penggunaan nama itu akan 
mendapat penolakan. Ini hanya penjajakan mereka, untuk melihat sejauh mana 
opini yang muncul dan apa sikap serta tindakan yang akan diambil pemerintah, 
ucapnya. 

Menurut Agus, keputusan akhir referendum memang ada pada presiden. Tapi jika 
seluruh rakyat Aceh menuntut adanya referendum, apa yang bisa dilakukan 
presiden, kecuali memberikan apa yang mereka inginkan, ucapnya. 

Oleh karena itu, pemerintah harus bertindak tegas. Laporan-laporan intelijen 
mengenai Aceh harus disikapi serius oleh pemerintah. Fungsi intelijen di Aceh 
juga harus diperkuat. 

Andi Yuliani Paris, anggota Komisi II dari FPAN mengatakan penggunaan lambang 
separatisme untuk partai lokal di Aceh, tidak boleh terjadi. Prinsipnya, saya 
tidak mendukung adanya partai yang menggunakan lambang-lambang gerakan 
separatisme. NKRI adalah hal yang sudah final dalam konstitusi kita, katanya. 

Pengertian partai lokal dalam UU PA, menurut Andi, perlu dipertegas, sehingga 
tidak menjadi inspirasi atau pintu masuk untuk memisahkan diri dari NKRI. 
Pengaturan mengenai larangan penggunaan lambang-lambang separatisme bisa 
dirumuskan dalam RUU Parpol, yang sedang dibahas DPR. 

Selaras dengan itu, Ketua Pansus RUU Parpol Ganjar Pranowo dari FPDI-P, 
mengatakan bahwa munculnya Partai GAM bisa menjadi inspirasi dibuatnya klausul 
soal penggunaan lambang-lambang separatisme dalam RUU Parpol. Silakan 
mendirikan partai, tapi penggunaan bendera dan nama GAM sangatlah tidak 
kondusif dalam rangka pemulihan Aceh. Pemakaian simbol-simbol itu hanya akan 
mengingatkan pada situasi masa 

CiKEAS Radikalisme, Ancaman Baru di Poso

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/07/12/Sorotan/sorot01.htm

SUARA PEMBARUAN DAILY 

Radikalisme, Ancaman Baru di Poso
Pengantar 


Masih segar dalam ingatan kita, kerusuhan Poso beberapa waktu lalu yang 
berlangsung cukup lama dan memakan korban jiwa yang tidak sedikit. Korban luka 
dan hancurnya sejumlah bagunan karena dibakar, masih harus dibenahi. Kondisi 
Poso kini sudah jauh lebih baik. Sejumlah tokoh yang berada di balik kerusuhan 
tersebut sudah ditangkap dan sebagian lagi masih diburu oleh aparat kepolisian. 

Namun, permasalahan Poso belumlah selesai. Apalagi masih ada sebagian warga 
yang sampai saat ini memilih berada di tempat pengungsian karena takut kembali 
ke rumah mereka. Masih ada persoalan dan tersisa trauma akibat dari kerusuhan 
yang berkepanjangan tersebut. Masih dibutuhkan upaya yang komprehensif untuk 
menuntaskan masalah tersebut. Untuk mengetahui lebih banyak persoalan Poso 
kini, koresponden SP, Jeis Montesori menuliskannya dalam sorotan kali ini. 

 

 

SP/Jeis Montesori S 

Warga berjualan sayur-mayur di Pasar Sentral Poso. Suasana damai dan aman 
membuat aktivitas di pasar yang menjadi pusat perekonomian warga Poso itu hidup 
kembali. 

elum pernah dalam delapan tahun terakhir di mana saat ini orang kembali bisa 
dengan bebas keluar-masuk Poso, tanpa dihantui perasaan takut. Juga belum 
pernah terjadi warga begitu mudahnya bepergian pada malam hari melewati tanah 
Poso, dan tidak perlu lagi minta pengawalan aparat keamanan, seperti dulu. 

Situasi ini sudah berlangsung sejak sekitar empat bulan terakhir. Bukan hanya 
penduduk lokal, tapi warga dari luar Poso seperti Manado, Gorontalo, Makassar, 
dan Jakarta, akhir-akhir ini banyak yang bepergian ke Poso. Mereka tidak takut 
lagi pada ancaman ledakan bom atau penembakan misterius yang telah menjadi 
stigma bertahun-tahun dalam kehidupan masyarakat. 

Warga dari luar daerah itu umumnya ke Desa Meko, Kecamatan Lore Utara (sekitar 
75 km dari kota Poso). Di desa terpencil ini, sejak Februari memang dihebohkan 
dengan munculnya seorang anak kecil, Sherlin (8) yang mampu menyembuhkan 
bermacam-macam penyakit. Mulai dari sakit lumpuh, buta, tuli, stroke hingga 
beragam penyakit berat lain, dilaporkan bisa disembuhkan Sherlin hanya dengan 
doa dan menyanyi puji-pujian bagi Tuhan. 

Ribuan orang dari berbagai penjuru setiap minggu datang ke Meko dengan tujuan 
berobat pada Sherlin. Yang menarik, masyarakat yang datang itu berasal dari 
latar belakang suku dan agama yang berbeda-beda. Ketika jadwal penyembuhan itu 
berlangsung setiap malam Jumat dan puncaknya hari Jumat, tidak peduli apa 
agamanya, semua yang ingin mendapatkan kesembuhan, bersatu dan berdoa bersama 
di Lapangan Meko, di mana Sherlin yang didampingi ibunya mengadakan doa dan 
jamahan penyembuhan. 

Seusai berobat warga itu kembali ke daerah asalnya dan harus melewati bekas 
basis-basis konflik di Poso. Yang sangat melegakan, tidak lagi ada aksi-aksi 
kekerasan atau teror bom seperti yang sering menimpa warga ketika melewati 
wilayah itu. Semua kembali dengan selamat. tidak lagi ada pemeriksaan KTP di 
pos-pos penjagaan polisi/tentara.. Pemilik/penumpang kendaraan cukup 
melambaikan tangan saja ke arah aparat, semua kendaraan sudah boleh lewat 
dengan nyaman. 

Ini menandakan, situasi Poso sudah berubah. Poso sudah benar-benar pulih, 
kondusif dan aman. Siapa pun, sudah boleh ke Poso tanpa pengawalan, tanpa perlu 
merasa takut dicurigai/dibuntutin seperti dulu ketika konflik berbau agama itu 
meletus mulai Desember 1998 dan berlanjut April-Mei 2000 sampai akhir 2006. 


Ditangkap 

Harus diakui, situasi Poso yang kondusif seperti itu, terutama tercipta 
pascadilakukan penegakan hukum oleh aparat keamanan atau yang dikenal dengan 
peristiwa 11 dan 22 Januari 2007. 

Dalam dua peristiwa itu, polisi menangkap paksa para aktor kekerasan di Poso. 
Mereka ditangkap di basis persembunyiannya di kawasan tanah runtuh, Kelurahan 
Gebang Rejo dan Kayamanya, Kecamatan Poso Kota. 

Penangkapan itu juga tidak berlangsung mulus. Para tersangka yang sebelumnya 
sudah ditetapkan sebagai buron polisi atau dikenal istilah DPO (daftar 
pencarian orang), memberikan perlawanan keras pada polisi. 

Akibatnya, kontak senjata tak dapat dihindari. Sedikitnya 15 warga sipil 
terdiri dari DPO dan pendukungnya, tewas ditembak aparat. Sedang di pihak 
polisi terdapat dua prajurit (anggota Brimob dan Polmas) mati 
tertembak/dikeroyok massa. 

Selama hampir sebulan, polisi melakukan pembersihan di Poso di antaranya 
menggerebek wilayah Tanah Runtuh yang diidentifikasi sebagai sarang pelaku 
kekerasan. Dari tempat itu berhasil ditemukan berbagai jenis bahan peledak 
berbahaya yang diduga dipakai selama ini. 

Di antaranya diamankan 30 jenis senjata berat organik maupun rakitan, 10.786 
butir amunisi dalam berbagai kaliber, 235 bom rakitan aktif. Juga ditangkap dan 
menyerahkan diri 56 tersangka pelaku kekerasan. Dari penangkapan itu, berhasil 
diungkap 21 kasus kekerasan di Poso dan Palu yang 

CiKEAS Dukunglah perjuangan Rakyat Kecil

2007-07-12 Terurut Topik kabarindonesia
Kepada siapa rakyat kecil sekarang ini bisa mengeluh, walaupun 
mereka ngomong sampai berbuih sekalipun jangan harap ada yang mau 
mendengarkan suara mereka. Suara mereka terlalu kecil dan tidak 
berarti sehingga tidak akan pernah bisa mendapatkan perhatian. 
Sarana mereka satu-satunya ialah demo di depan kantor permerintah 
dengan risiko digebukin oleh aparat. 

Mas media baru tertarik untuk memberitakannya, apabila pada saat 
demo tersebut,  terjadi huru-hara. Sudah bertahun-tahun lamanya kita 
mencanangkan Indonesia sebagai negara  reformasi, tetapi 
kenyataannya budaya yang berlaku tetap saja budaya Sungkem dan 
Bungkem seperti ketika jaman VOC.

Memang harus diakui bahwa di Indonesia sekarang ini sudah banyak 
sekali media, mulai dari media cetak sampai dengan media elektronik, 
Radio, TV maupun koran online, tetapi jawablah dengan jujur, apakah 
tulisan wong kecil disana bisa dijadikan berita? 

Kalau bisa ditayangkan sebagai surat atau komentar pembaca saja 
sudah bagus. Masalahnya berita yang ditayangkan di media utama 
(mainstream) hanya ditulis oleh para wartawan profesional atau para 
tokoh politik. Disamping itu di media utama: Redaksi dan para 
Editornya yang mendikte dan menentukan berita apa saja yang 
sebaiknya diketahui atau tidak diketahui oleh publik. 

Berita disana ditentukan oleh sang pemilik modal, politik, bisnis 
bahkan terkadang oleh agama. Di sana tidak ada tempat bagi orang 
biasa ataupun wong kecil. 

Di koran mainstream manapun juga redaksi dan editor yang menentukan 
berita apa saja yang harus dimuat. Pemilihan berita pada umumnya 
bukan mencerminkan kepentingan publik, melainkan kepentingan bisnis, 
politik maupun pemodal, disamping itu juga karena adanya 
keterbatasan space. 

Jurnalisme manstream (jurnalisme resmi) di mana-mana telah 
kehilangan landasan filosofis sehingga dengan mudah mereka 
mendiktekan apa saja yang sebaiknya diketahui atau tidak diketahui 
oleh publik. Yang dicorongkan disana bukannya suara atau inspirasi 
rakyat murni melainkan suara redaksi dan sang pemilik modal.

Hal-hal inilah yang mendorong lahirnya media www.kabarindonesia.com 
sebagai media akar rumput, media alternatif atau yang lebih dikenal 
sebagai Citizen Jurnalisme. 

Media yang bisa menjadi corong suara orang biasa atau suaranya wong 
kecil. Semua berita yang ditayangkan berasal dari publik dan dibaca 
oleh publik. Jadi pembacalah yang akan memilih dan menentukan berita 
pilihannya bukan redaksi

Di koran online www.kabarindonesia.com setiap warga bisa menjadi 
reporter dan penulis oleh sebab itulah reporter dari koran 
underground ini lebih dikenal dengan sebutan  Citizen Reporter - 
pewarta warga. Mereka adalah orang biasa, mulai dari ibu rumah 
tangga, mahasiswa, buruh kecil sampai dengan dosen bisa jadi citizen 
reporter. 

Citizen jurnalism bisa disebut juga sebagai junarlisme advokasi, 
karena disini setiap penulis dapat memberitakan perjuangan mereka. 
Misalnya memberitakan tentang pencemaran lingkungan, mulai dari 
pembakaran hutan sampai dengan semburan lumpur panas. Dalam citizen 
jurnalism siapa pun dapat membuat, menyebarkan, bahkan menjadi 
narasumber sekaligus mengonsumsi berita dalam format tulisan maupun 
foto.

Berita sekecil apapun juga bisa menjadi berita besar, penulis 
sekecil apapun juga bisa menjadi penulis besar.  

Dukunglah perjuangan kami dengan meng-klik Daftar Jadi Penulis di 
www.kabarindonesia.com

Email:  [EMAIL PROTECTED]
Big News Today..!!! Let's see here:
www.kabarindonesia.com





CiKEAS Utang Luar Negeri Bertambah

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/07/12/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Utang Luar Negeri Bertambah

[JAKARTA] Pemerintah menambah plafon jumlah utang luar negeri yang berasal dari 
Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) serta Japan Bank for International 
Cooperation (JBIC). Penambahan jumlah pinjaman luar negeri itu ditujukan untuk 
pinjaman program dalam APBN Perubahan 2007. 

Namun, pemerintah menegaskan bahwa penambahan pinjaman luar negeri tersebut 
bukan utang baru. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan, Anggito 
Abimanyu, membenarkan adanya penambahan plafon utang luar negeri tersebut di 
Departemen Keuangan, Rabu (11/7). 

Bukan utang baru, tapi jumlahnya ditambah, ujar Anggito. Penambahan utang 
tersebut sebagai upaya pembiayaan defisit anggaran dalam RAPBN Perubahan 2007 
yang diprediksi membengkak dari Rp 40,5 triliun atau 1,1 persen terhadap produk 
domestik bruto (PDB) menjadi Rp 62 triliun atau 1,6 persen terhadap PDB. 

Dalam RAPBN 2007 yang diusulkan pemerintah ke DPR, rasio utang terhadap PDB 
naik dari 35,35 persen menjadi 35,61 persen. Sementara penarikan pinjaman luar 
negeri bruto naik dari Rp 40,3 triliun menjadi Rp 42,4 triliun dengan rincian 
pinjaman program meningkat dari Rp 16,3 triliun menjadi Rp 19,1 triliun. 

Sedangkan penarikan pinjaman proyek lebih rendah 2,8 persen dari asumsi awal di 
APBN 2007 yakni dari semula Rp 24 triliun menjadi Rp 23,3 triliun. Anggito 
menjelaskan, penambahan jumlah utang luar negeri itu sebagai alternatif 
terakhir untuk pembiayaan defisit anggaran. 

Prinsipnya, kalau utang luar negeri yang pinjaman program, itu sebagai upaya 
terakhir. Kita prioritaskan utang dalam negeri, tapi kalau sudah maksimum akan 
kita gunakan alternatif yang kedua, kita minta plafonnya dinaikkan dari Bank 
Dunia, ADB, serta JBIC, kata Anggito. 

Ia menegaskan penarikan utang tersebut bisa dijadwalkan karena pinjaman program 
biasanya bersifat berkesinambungan (multi years). Menurutnya juga, walau pun 
ada penambahan rasio utang terhadap PDB namun tetap aman dan tidak berisiko. 

Bisa naik turun. Waktu Jepang (pinjaman ke JBIC-red), tidak kita tarik. Yang 
penting programnya berdimensi multi years dan penarikannya tergantung pada 
kondisi APBN, kata Anggito. 

Ia juga membenarkan adanya beban bunga yang harus dibayar dengan penambahan 
utang tersebut. Namun, sifat dari pinjaman program itu merupakan pinjaman lunak 
dengan bunga yang murah dan berjangka waktu panjang. Pinjaman program bukan 
untuk pembangunan fisik namun ditujukan untuk perbaikan tata kelola pemerintah 
seperti reformasi keuangan dan fiskal. 

Namun, beban bunga itu akan dikenakan jika pemerintah menarik pinjaman luar 
negeri tersebut tahun ini juga. Tetapi, sambung Anggito, penambahan pinjaman 
dalam RAPBN-P 2007 bukan berarti harus ditarik tahun ini. 

Nanti pada September atau Oktober kita tetapkan kira-kira perlu atau tidak. 
Tapi kan harus direncanakan, kita naikkan plafonnya dulu supaya Bank Dunia 
meminta persetujuan dari dewan untuk menaikkan, kata Anggito. [L-10] 




Last modified: 12/7/07 

[Non-text portions of this message have been removed]



CiKEAS Fw: Save Rizana from

2007-07-12 Terurut Topik Sunny




 Save Rizana

 Blog Archive



 Save Rizana


 Thursday, July 5, 2007
 Save Rizana from Beheading

 Rizana Nafeek

* 17 years old Muslim girl from Sri Lanka.
* Sent to Saudi Arabia as a nanny.
* She was assigned 10 children to look after.
* Had to get up 3AM to work until late at night.
* She has been accused of strangling a four month old infant in
 Saudi Arabia.
* She was then sentenced a death penalty of beheading according to
 the Saudi Arabian High Court.
* No one knows whether she committed the crime or not.

 How you can save her? Please Sign Petitions Below:

 Petition 1:

 http://www.ahrchk.net/ua/mainfile.php/2007/2463/


 Petition 2:

 www.petitiononline.com/rizana1


 The poor girl sent to build a new house for family and good life for
 her brothers and sisters shouldn't have to die because of a
 misunderstanding. It is very very possible she did not a crime.

 Rizana's Family Rizana's House


 Story and pictures are from the BBC:
 http://www.bbc.co.uk/sinhala/news/story/2007/07/070704_saudifeature.shtml

 Click and watch this presentation on youtube and don't forget to share
 http://www.youtube.com/watch?v=3W0ycles2Oo


 Please send/post/text the following message to your friends and
 relatives asking to sign the petition:

 17 year old teen babysitter is waiting to be executed without a proper
 trial in Saudi Arabia for death of an infant which she denies
 responsible. Click the site below to sign the petition.
 http://saverizana.blogspot.com/ and watch the small video clip here
 http://www.youtube.com/watch?v=3W0ycles2Oo and post your comments
 there. Your support will force Saudi government to give her a fair
 trial and finally her life.
 Thank you.
 Save Rizana online community.

 Latest News:
 The Asian Human Rights Commission is of the view that was has
 happened is a tragedy and not a crime. At no stage was any allegation
 made of any animosity between the teenaged helper and the family. If
 such animosity existed it is very unlikely that a four month old
 infant would have been handed over to her care.

 http://www.lankabusinessonline.com/fullstory.php?newsID=1541513238no_view=1SEARCH_TERM=11


 Death Sentence Draws Near as Maid Waits for Appeal
 Sarah Abdullah, Arab News
 http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=98302d=9m=7y=2007pix=kingdom.jpgcategory=Kingdom

 After Two Years, Lankan Officials Move in Rizana Case
 http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=98340d=10m=7y=2007
 According to the Asian Human Rights Commission, Nafeek defense is
 that the child died during bottle-feeding and that she tried to revive
 the child and called for help. (Accidental death is not a capital
 crime under Shariah.) Nafeek was found guilty of murder with no legal
 representation.

 Posted by Save Rizana at 12:17 PM 0 comments


 -- 
 No virus found in this incoming message.
 Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.476 / Virus Database: 
 269.10.4/897 - Release Date: 7/11/2007 9:57 PM

 



CiKEAS Letter from China: Mosque siege reveals the Chinese connection

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
http://www.iht.com/articles/2007/07/12/asia/letter.php

 
 
An aerial view of the Red Mosque complex in Islamabad. (Inter Services Public 
Relations/AP) 

 

Letter from China: Mosque siege reveals the Chinese connection 
By Howard W. French

Thursday, July 12, 2007 

SHANGHAI: The facts may be murky, but the situation itself is riddled with 
hints that favor certain interpretations.

Seminarians in the Pakistani capital, Islamabad, who were associated with the 
city's notorious Red Mosque, site of a recent gun battles and a military siege, 
were scouring the town in search of redoubts of loose morals.

After weeks of free rein in the city attacking fellow Pakistanis, the squads of 
self-appointed enforcers of strict Shariah, consisting of armed male and female 
students, raised the stakes, and selected a foreign target.

On June 23, the seminarians entered a Chinese-run health care center, which is 
often a euphemism for sex parlor, and kidnapped seven Chinese people, including 
five females whom they believed to be prostitutes.

Within Pakistan, and indeed much more widely among people who have followed 
these events closely, this incident, along with the killing two weeks later of 
three Chinese people in the western Pakistani city of Peshawar, is believed by 
many South Asian diplomats to have precipitated the decision by President 
Pervez Musharraf to lay siege to the mosque, mounting a rare, direct 
confrontation with the forces of radical Islam in his country.

Alarmed by the attacks on their citizens, and on the sensitive question of 
public perception of these events, Chinese leaders are widely reported by these 
diplomats to have put strong pressure on Musharraf to take action. And China 
being an increasingly important ally, militarily and economically, for 
Pakistan, that is exactly what Musharraf did.

This understanding of events may be common elsewhere, but it has gone all but 
unheard of here in China. There has been scarcely any mention of a possible 
role of the anti-Chinese attacks in the Pakistani government's decision to take 
on the radicals at the Red Mosque, and none at all in the Chinese media.

Moreover, almost no one in the press has printed, even speculatively, what many 
Chinese themselves presume to be the truth of this matter, that the women 
kidnapped and later released in Islamabad were sex workers.

After all, there are important myths to protect: One of them is the essential 
goodness of the Chinese people, and the other, that China does not interfere in 
other countries' internal affairs.

Chinese citizens and Chinese interests are fanning out around the globe at a 
rate that is unequaled in this country's long history. Wherever they land the 
Chinese are very often reproducing a Chinese way of life, as Americans did in 
the postwar era over half a century ago.

As with overseas Americans - the Ugly American became a cliché in Asia - 
among the Chinese, naturally enough, there is good and bad. Along with fresh 
injections of capital and ingenuity and China's famous entrepreneurial bustle, 
the Chinese also often bring an insular clannishness, a driven style of 
management, an unblushing attitude toward corruption, and as the case in 
Pakistan suggests, an acceptance of things like brothels, which are common in 
China but in many other societies are seen as undesirable or are illegal.

Beyond the very real issue of the problems such things might cause abroad, 
there is an issue of growing importance in China itself, one of information and 
candor and an ability to accept criticism, or more to the point where the 
events of Pakistan are concerned, to promote and accept self-criticism.

In online discussions of the massage parlor kidnappings, Chinese who mentioned 
the possibility that the abductees were prostitutes were quickly denounced. 
Others who had been fed sanitized accounts of the incident demanded military 
action.

If you ask me, I'd say we stop protesting, and just go there and eliminate the 
problem, wrote one man on a popular forum after the Peshawar killings. How 
about it? We have over one billion people. We needn't fear. If our country 
loves its people, it should stand up for them. If the Americans have a lot of 
excuses, we can find excuse too!

Another person lamented that the last page of an American passport says, 'The 
U.S.A. stands behind you!' The last page of a Chinese passport says, 'When 
Chinese citizens encounter difficulties, please look for necessary assistance 
from the country or area you are in.'  Unfortunately, neither passport 
description was correct.

Why does any of this matter? Because as the Chinese presence in countries 
around the world grows and as the country's overseas interests deepen, 
nationalistic reasoning like this, fed by skewed and censored news accounts - 
filled with conspiring foreigners and innocent Chinese - is likely to grow.

The Chinese government will, of course, have only itself to blame if a crisis 
like 

CiKEAS Illegal activities in madressahs not to be tolerated: PM

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
http://www.dawn.com/2007/07/12/top4.htm

  July 12, 2007  Thursday  Jamadi-us-Sani 26, 1428  



Illegal activities in madressahs not to be tolerated: PM

By Ahmed Hassan

ISLAMABAD, July 11: The government will take stern action against madressahs 
involved in illegal activities or promoting militancy and extremism, and such 
institutions will be dealt with strictly in accordance with the law, says Prime 
Minister Shaukat Aziz.

Talking to newsmen here on Wednesday, he said that the exact number of 
militants' causalities in the Lal Masjid operation would be known after 
completion of the clean-up operation in the mosque-madressah complex.

He said that between 40 and 50 militants had been killed, adding that no woman 
was among the dead. At least 10 military personnel had lost their lives in the 
operation which was carried out with utmost care to save the lives of women and 
children, the prime minister said.

He said he was not aware if the mother of Abdul Rashid Ghazi had been killed.

He said that the issue of militancy in Lal Masjid had been brewing for quite 
some time and the government had credible information about the presence of a 
'certain category' of people inside the mosque-madressah complex who were not 
students.

Blaming the people inside Jamia Hafsa for triggering the action, he said that 
they were interfering in normal civic life and challenging the writ of the 
government.

He said the government had tried its best to resolve the issue through 
dialogue, but the administration of Lal Masjid and Jamia Hafsa did not respond 
positively, adding that political and religious leaders had also tried to 
resolve the issue peacefully.

The prime minister said that last-minute attempts were made to resolve the 
issue, but the dialogue was deadlocked particularly when the negotiating team 
was told that there were foreign militants in the complex and safe passage was 
sought for them.

The intransigence of a few extremists hampered every attempt for a peaceful 
solution and the government was compelled to launch the operation, said the 
prime minister.

He said the government had initiated a reforms programme to ensure that 
madressahs' curricula, which focussed only on religious education, also 
included formal education.



[Non-text portions of this message have been removed]



CiKEAS Radical cleric in Pakistan predicts an Islamic revolution

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
http://www.iht.com/articles/2007/07/12/news/pakistan.php

 
The chief cleric of the Red Mosque, Abdul Aziz, left, arriving to attend the 
funeral prayers for his younger brother. (Asim Tanveer/Reuters) 
Radical cleric in Pakistan predicts an Islamic revolution

Reuters, The Associated PressPublished: July 12, 2007


BASTI ABDULLAH, Pakistan: The captured chief cleric of a radical mosque in 
Islamabad gave an incendiary funeral oration at the burial of his brother 
Thursday, predicting that the latest bloodshed would drive Pakistan toward an 
Islamic revolution.

But hours later, President Pervez Musharraf vowed to crush extremists 
throughout the country and move against the religious schools, like the Red 
Mosque, that breed them.

In a nationwide television address, Musharraf also said that within the next 
six months security forces along the Pakistan-Afghanistan border would be 
equipped with modern weaponry, including tanks, to bolster a counterterrorism 
push.

Terrorism and extremism have not ended in Pakistan, he said. But it is our 
resolve that we will eliminate extremism and terrorism wherever it exists. 
Extremism and terrorism will be defeated in every corner of the country.

In an apparent reaction to the siege at the mosque, a suicide bomber blew 
himself up Thursday after forcing his way into the government headquarters of 
the North Waziristan region near the Afghan border, killing two government 
officials, intelligence officials said. Three police officers in another area 
of the frontier were killed by a car bomber.

Related Articles

After mosque battle, Musharraf's troubles persist
 
There was no immediate claim of responsibility for the blasts, but they 
followed Taliban and Qaeda calls for attacks to avenge the army raid on the Red 
Mosque, or Lal Masjid. The bloodshed at the mosque has given hard-liners a 
rallying point and new martyrs to mourn. But the crackdown has raised 
Musharraf's standing among moderates and foreign backers worried about 
extremism.

Troops combing the Islamabad mosque and its adjoining seminary for girls found 
the body of Abdur Rashid Ghazi among the remains of at least 75 people after a 
commando assault ended Wednesday.

His brother, Mohammed Abdul Aziz, who was arrested during the eight-day siege 
while trying to flee disguised as a woman, was allowed to attend Ghazi's burial 
at his ancestral village in Pujab Province. According to custom, prisoners are 
normally granted permission to attend the funerals of close relatives.

Whatever happened in the past days is not hidden from anyone. God willing, 
Pakistan will have an Islamic revolution soon. The blood of martyrs will bear 
fruit, Aziz said before leading prayers attended by about 3,000 people.

Ghazi's wooden coffin was surrounded by mourners as it was brought to a madrasa 
for burial. About two dozen police commandos led Aziz into the compound while 
about 700 officers were deployed for security at the gathering, the regional 
police chief, Maqsoodul Hassan Chaudhry, said.

After the funeral prayers, Ghazi's body was lowered into a grave on the 
dust-strewn ground of the madrasa surrounded by a mud wall.

The remains of dozens of militants were placed into temporary graves in the 
capital.

According to official reports, 108 people died in eight days of fighting around 
the Red Mosque and its adjoining seminary for girls, which had challenged the 
government with an increasingly aggressive anti-vice campaign in the capital.

Some opposition figures claimed the death toll was higher but have not offered 
any evidence.


[Non-text portions of this message have been removed]



CiKEAS Warning over toxic fake toothpaste

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
http://www.guardian.co.uk/uk_news/story/0,,2125055,00.html


Warning over toxic fake toothpaste
James Sturcke
Thursday July 12, 2007
Guardian Unlimited 


The pharmaceutical maker GlaxoSmithKline (GSK) today warned that fake tubes of 
its Sensodyne toothpaste on sale in the UK contain a chemical used to thicken 
anti-freeze. 

The counterfeit 50ml tubes of Sensodyne Original and Sensodye Mint contained 
diethylene glycol, which is toxic to young children and anyone with impaired 
liver or kidney function, the manufacturer warned. 

The alert comes a few days after more than 120,000 tubes of toothpaste were 
seized by Italian and Spanish authorities amid fears that the same chemical was 
being passed off as glycerine. The Italian and Spanish tubes were believed to 
have been imported from China, which is in the middle of a product safety 
crisis.
 
Last month the same chemical was found in fake Colgate toothpaste on sale in 
the US. 

A GSK spokeswoman today said the UK fakes were also being linked to China. It 
seems to be an industry issue worldwide. We have increased vigilance after the 
US Food and Drug Administration ordered testing for diethylene glycol, she 
said. It is fair to suggest that it is all part of the same worries about fake 
products imported from China. 

The fake product was sold in packaging with both English and Arabic wording, 
the manufacturer said. Toothpaste in English-only packaging was genuine and 
unaffected by the scare. 

Britain's Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency said in a 
statement: GlaxoSmithKline have informed us that fake toothpaste products in 
combined Arabic with English livery packs have been sold in unauthorised 
markets and discount shops and are a potential danger to public health. 
Tests indicate that the products contain diethylene glycol at levels which 
could be toxic to young children and anyone with impaired liver or kidney 
function. 

Legitimate Sensodyne labelled only in English and sourced from authorised 
suppliers is not defective and the public can continue to purchase and use 
these products with confidence. 

The agency said the tubes were known to be on sale illegally in discount shops 
and market stalls in Britain. The fakes had no connection with GSK, the MHRA 
said. It has listed known details of the fake tubes on its website. 
Earlier this week, Spanish authorities said they had seized toothpaste probably 
tainted by the same chemical that contaminated medicine in Panama last year, 
causing dozens of deaths. No one in Europe is known to have been harmed. 

The Spanish tubes were of a type normally handed out in hospitals, hotels and 
on aeroplanes. 

Late yesterday, China's quality and inspection watchdog banned the used of 
diethylene glycol, although it insisted there was no evidence the chemical was 
harmful. It said the move would avoid exporters suffering unnecessary losses. 

The chemical is similar to, but much cheaper than, glycerine, which is widely 
used as a syrup in medicines and toothpaste

[Non-text portions of this message have been removed]



CiKEAS Why does Kuwait keep oil reserves secret?

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
http://news.xinhuanet.com/english/2007-07/12/content_6366227.htm

 2007-07-12 16:55:13 

Why does Kuwait keep oil reserves secret?


KUWAIT CITY, July 12 (Xinhua) -- Kuwait's Acting Oil Minister Mohammad Al-Olaim 
has reaffirmed the oil reserves at 100 billion barrels under the pressure from 
the members of parliament. 
Some lawmakers had threatened not to pass this year's budget, which is with 
a projected deficit of around 10.3 billion U.S. dollars, if the oil sector 
didn't tell them the truth about the country's oil reserves. 

This budget, one of the largest in Kuwait's history, is heavily reliant on 
oil income. 

So the parliament held a part of session behind closed doors to discuss 
Kuwait's oil reserves before disclosing it to the public. We are reaffirming 
the declared oil reserves, the acting minister told reporters on Wednesday, 
raising speculation why Kuwait is so reluctant to make public its oil reserves? 

Official Kuwait oil sector statistics placed the country's oil reserves at 
some 100 billion barrels, accounting for 10 percent of the world's total 
reserves. The country is pumping around 2.4 million barrels per day (bpd) and 
oil income contributes more than 95 percent of public revenues. 

Asked whether the 100 billion barrels represented exploited and unexploited 
reserves, Al-Olaim, also Minister of Electricity and Water, said, What is 
invested at present is not part of oil reserves ... there is no doubt that 
Kuwait has not exploited its oil reserves. 

But industry newsletter Petroleum Intelligence Weekly last year said it has 
seen Kuwait's internal records showing reserves were about 48 billion barrels - 
half the officially stated 99 billion. Former Oil Minister Sheikh Ali al-Jarrah 
al-Sabah, who resigned in late June, refused to disclose reserves during his 
tenure saying this is related to the country's security. 

Kuwait's analyst Jamie Etheridge said in an article published here that 
there's sound logic in keeping the real figure secret. First of all, within the 
energy industry there is a significant difference between proven, probable and 
possible reserves. 

Generally, proven suggests about a 90 percent chance - all conditions being 
favorable - of the oil actually being pumped up from underground and sold on 
the market. Probable suggests a 50 percent chance and possible about a 10 
percent chance. 

He added that Kuwait's proven reserves may represent only a fraction of the 
larger whole. 

While banks and international stock markets will accept only proven 
reserves as assets, a nation or an energy company will develop its long term 
strategic plans based not only on what's proven but also what's probable and 
even possible. 

In other words, Kuwait can raise funds by borrowing against proven 
reserves, if need be, from an international bank. 

But Kuwait's Energy Ministry, Supreme Petroleum Council and Kuwait 
Petroleum Corporation will plan for the country's energy future by taking into 
account not just proven but also probable and possible reserves. 

Another reason for Kuwait to keep silence on its oil reserve is the OPEC 
quota system, according to Etheridge. 

In 1985, OPEC decided to tie production quotas to proven reserves. 

Under its agreement with other OPEC producers, Kuwait has the right to 
produce nearly 2 million barrels per day. Its quota is based on Kuwait's 
official statement that it has 99 billion barrels of proven oil reserves. 

Since quotas are calculated based on proven reserves, there is considerable 
doubt about the veracity of each OPEC nation's stated proven reserves, 
Etheridge said. 

In 1984, the year before the quota system was introduced, Kuwait announced 
proven oil reserves of 63.9 billion barrels. A year later, when the quota 
system came in, Kuwait's stated proven reserves jumped to 90 billion -- an 
incredible leap of 26.1 billion in the space of one year. 

Other OPEC producers also saw suspicious jumps in proven oil reserves. Iraq 
went from 47 billion barrels in 1987 to 100 billion barrels in proven reserves 
a year later. The same year, Iran doubled its reserves from 49 billion barrels 
to 93 billion. 

Kuwait hopes to raise its production to 4 million barrels per day by 2020. 
To do so, it needs to increase its OPEC quotas which are tied to proven 
reserves.

  Editor: Gao Ying  


[Non-text portions of this message have been removed]



CiKEAS Ergonomi Terapan, Jakarta, 21-22 Agustus 2007

2007-07-12 Terurut Topik Sudjoko KUSWADJI
Ergonomi Terapan, Jakarta, 21-22 Agustus 2007

Perkataan ergonomi seringkali diucapkan, sering dengan
pemahaman yang samar-samar. Bahkan sering dimanfaatkan
secara kurang tepat, misalnya pernyataan penjual kursi
yang ergonomis. Berbagai upaya ergonomi telah banyak
dilakukan, namun hasilnya nihil. Ergonomi merupakan
bidang yang harus dilakukan secara multidisiplin. Ada
yang berangkat dari produktivitas, misalnya desainer
mesin. Ada yang berangkat dari lingkungan, misalnya
pencipta mesin dengan emisi rendah. Ada pula yang
berangkat dari kesehatan, misalnya desain kursi yang
tidak menyebabkan nyeri pinggang.

Ergonomi pada hakekatnya menyesuaikan peralatan
manusia sehingga sesuai dengan kodrat alami manusia.
Misalnya manusia sudah berdiri tegak, tidak lagi
merangkat seperti dulu kala. Semua mesin dirancang
untuk kondisi berdiri. Sebagian besar manusia
menggunakan tangan kanan, sehingga sebagian besar
peralatan dirancang untuk mereka yang tidak kidal.

Peralatan umat manusia menurut sejarahnya berkembang
sesuai dengan peradaban umat manusia. Alvin Toffler
membagi peradaban umat manusia menjadi tiga: pertanian
peternakan, industri, dan teknologi informasi. Pada
jaman sekarang hampir semua peralatan dijalankan
dengan teknologi informasi. Dampaknya terlihat pada
gangguan kesehatan akibat penggunaan komputer.

Dulu manusia menulis dengan pena di atas kertas putih
pada posisi mendatar. Sekarang harus mengetik pada
layar monitor dengan mesin ketik QWERTY. Perubahan
alat yang cepat tidak bisa mengubah secara sama cepat
dengan kebiasaan posisi tubuh manusia.

Di antara beberapa kekurangan itu ternyata ergonomi
telah merambah ke seluruh aspek kesehatan kerja.
Hampir semua gangguan kesehatan terkait pekerjaan akan
bisa dijelaskan dengan ergonomi. Dua aspek akan
membelah kajian ergonomi: peralatan dan mesin dan
tubuh manusia dan kesehatan. Dua aspek ini akan
dibicarakan pada pelatihan Ergonomi Terapan pada
pelatihan dua hari pada tanggal 21 dan 22 Agustus
2007.

Silakan untuk mendaftarkan diri pada Pelatihan ini
dengan menghubungi:

Naila KHAIRIYAH HP 081380158333  Telp 021 734 3651
Sri WIDIAWATI HP Nomor 0812 1025 123 Telp 021 734 3651
Yayasan IDKI di telepon Nomor  021 734 3651, Fax: 021
735 8966, email ke [EMAIL PROTECTED]

Atas perhatian Saudara kami ucapkan banyak terima
kasih.

Wasalam,
Dr Sudjoko KUSWADJI MSc(OM) PKK SpOk
Pakar Kedokteran Keluarga, Spesialis Okupasi
(Kesehatan Kerja)
Yayasan IDKI - Konsultasi dan Pelatihan
Jl Puyuh Timur III EG3 No 1 Bintaro Jaya Sektor V
Jurang Manggu Timur Tangerang 15222 Indonesia
Tel: +6221 734 3651 Fax: +6221 735 8966 HP: +62 812
9290059
Email: [EMAIL PROTECTED] HTTP://www.yayasanidki.or.id/


 

Sucker-punch spam with award-winning protection. 
Try the free Yahoo! Mail Beta.
http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/features_spam.html


CiKEAS Orangtua Siswa Baru Menjerit

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
http://www.indomedia.com/bpost/072007/13/depan/utama1.htm

 
Orangtua Siswa Baru Menjerit

  a.. Pungutan Daftar Ulang Sangat Mahal 
BANJARBARU, BPOST - Meski sangat terbebani, para orangtua siswa baru harus 
membayar berbagai pungutan yang ditetapkan sekolah. Karena dalam posisi tawar 
lemah, orangtua terutama yang berpenghasilan kecil, hanya bisa menjerit. 

Berbagai pungutan memang bagaikan hantu yang menakutkan bagi orangtua siswa 
saat mendaftarulangkan anaknya. Mereka harus merogoh kocek dalam-dalam untuk 
memenuhi persyaratan 'wajib' tersebut, meski sekolah-sekolah telah menerima 
dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Orangtua tercekik karena jumlahnya 
mencapai jutaan rupiah.

Seperti yang terjadi di Banjarbaru. Dari pantauan BPost, sejumlah SMAN/SMKN 
secara terang-terangan menarik pungutan kepada siswa baru. Pungutan daftar 
ulang ini menggunakan berbagai macam label seperti tebusan seragam dan atribut 
sekolah, biaya sarana/prasarana atau biaya bimbingan belajar. Jumlahnya 
bervariasi dari Rp 200 ribu hingga Rp 1 juta tiap siswa. Di luar itu, siswa pun 
masih dibebani lagi uang ratusan ribu rupiah untuk biaya partisipasi. 

Pungutan terbesar ada di SMK. Siswa baru di SMKN 2 Banjarbaru dibebani uang 
keperluan pendidikan lebih dari satu juta rupiah. Katanya untuk untuk membayar 
perlengkapan/keperluan sekolah dan perlengkapan siswa. Memberatkan sekali, 
kata salah satu orangtua siswa, Kamis (12/7). 

Dari perincian biaya daftar ulang yang diperoleh koran ini disebutkan adanya 
uang partisipasi sekolah sebesar Rp 400 ribu selain biaya daftar ulang sebesar 
Rp. 1.031.000. Pembayaran dilakukan dengan bayar di muka dengan tujuan tidak 
memberatkan jenjang berikutnya.

Parjiono, Kepala Sekolah SMKN 2, ketika dikonfirmasi tak menampik biaya daftar 
ulang ditetapkan itu tergolong mahal. Dia berdalih, agar saat naik ke dua 
jenjang berikutnya para siswa tak lagi harus membayar uang partisipasi serupa.

Memang mahal, namun, semuanya bisa dinegosiasi. Bahkan, bisa dicicil. Untuk 
yang tidak mampu malah bisa bebas, ucapnya. 

Di SMA, alasan keseragaman diusung. Uniknya, semuanya itu mengatasnamakan 
kesepakatan komite sekolah. Padahal, siswa baru memang belum ikut dalam 
kesepakatan komite tersebut. 

Ini untuk keseragaman dan sudah menjadi kesepakatan komite dan sekolah, ujar 
Ketua Komite SMA 1 Banjarbaru, Rustam Effendi.

Menyikapi beban masyarakatnya ini, Walikota Banjarbaru, Rudy Resnawan meminta 
sekolah melakukan sistem subsidi silang. Siswa tak mampu, tidak diwajibkan 
bayar, namun disubsidi oleh siswa lain yang berasal dari keluarga mampu. 

Sekolah bisa memungut, sepanjang untuk keperluan siswa seperti seragam dan 
kelengkapan siswa. Di luar itu juga masih boleh, asalkan sesuai kesepakatan 
komite terlebih dahulu dan jumlahnya tidak boleh terlalu besar, tandasnya. 

Uruk Sekolah
Bagaimana di Banjarmasin? Pantauan BPost di sejumlah SMPN di Banjarmasin, biaya 
daftar ulang ini untuk menebus biaya seragam sasirangan, kaos olahraga, emblem, 
topi dan dasi serta iuran tahunan untuk Pramuka, OSIS, perpustakaan, UKS/PMR 
dan koperasi. Selain pungutan ini, banyak pula beredar surat sakti dari pejabat 
yang meminta jatah bangku (baca halaman 3).

Di SMPN 25 Banjarmasin, setiap siswa baru dikenakan biaya sebesar Rp 72.000. 
Kita menyebutnya bukan daftar ulang, melainkan lapor diri. Untuk apa saja uang 
itu, di antaranya iuran OSIS, Pramuka, PMR/UKS, perpustakaan dan iuran pencak 
silat. Sifatnya juga tidak wajib, ujar Kepala SMPN 25 Banjarmasin, Baihaki. 

Selain itu ada biaya lain. Untuk siswa baru dan siswa kelas II dipungut Rp 
100.000 dan siswa kelas III sebesar Rp 75 ribu. Rencananya uang itu untuk 
menguruk halaman sekolah. 

Pungutan serupa terjadi di SMPN 19. Setiap siswa baru dikenakan biaya biaya Rp 
50 ribu untuk perlengkapan seragam sekolah dan iuran tahunan. Setelah itu, 
setiap siswa baru ditarik Rp 217.000 untuk laki-laki dan Rp 232.000 untuk 
perempuan. Namun itu baru kita putuskan setelah ada rapat dengan orangtua, 
ujar Kepala SMPN 19 Banjarmasin, Slamet. 

Begitupula di SMPN 30. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai 16 Juli nanti, 
setiap siswa baru dikenakan biaya sebesar Rp 265 ribu untuk laki-laki dan Rp 
300 ribu untuk perempuan. Setelah itu, ujar kepala sekolah Djarmansyah, mereka 
kembali diminta iuran pembangunan sebesar Rp 250 ribu dan Rp 150 ribu untuk 
siswa kelas II dan III.

Sementara di SMPN 6 Banjarmasin yang difavoritkan masyarakat, menurut kepala 
sekolah, Thamriani Azidin, siswa baru laki-laki membayar sebesar Rp 290 ribu, 
dan siswa perempuan sebesar Rp 350 ribu. Ini untuk kelengkapan seragam sekolah.

Seminggu setelah proses belajar mengajar dimulai, orangtua siswa baru diundang 
untuk membahas iuran pembangunan. Rencananya dipatok Rp 500 ribu per siswa.

Walikota Banjarmasin, Yudhi Wahyuni pun bersikap. Sekolah dilarang melakukan 
praktik pungutan liar, sogok, calo dan lainnya. Sekolah juga tidak dibenarkan 
melakukan pembebanan biaya pada saat daftar ulang, kecuali 

CiKEAS Awas Sering Buang Air Kecil

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
http://www.indomedia.com/bpost/072007/13/nusantara/nusa3.htm

 
Awas Sering Buang Air Kecil

APA saja gejala yang perlu dicurigai sebagai diabetes? Antara lain buang air 
kecil lebih dari dua kali dalam semalam, mudah lapar dan haus, luka sulit 
sembuh, penglihatan kabur, gatal-gatal di sekitar kemaluan, dan kesemutan. 

Namun lebih banyak lagi pasien diabetes yang tidak menyadari penyakitnya karena 
tidak adanya gejala. Lebih baik periksa kadar gula darah sedini mungkin, 
apalagi jika ada faktor keturunan, kata Prof Dr Sidartawan Soegondo, spesialis 
penyakit dalam dari Departemen Penyakit Dalam, FKUI. 

Secara umum ada tiga macam pencegahan diabetes. Pertama, pencegahan primer, 
yakni mencegah agar jangan sampai terkena diabetes. Hal ini bisa dilakukan 
dengan menerapkan gaya hidup sehat. 

Kedua, pencegahan sekunder, ini untuk orang yang sudah kena diabetes, dicegah 
jangan sampai komplikasi, ujar Sidartawan. Caranya adalah dengan menjaga dan 
mempertahankan kadar gula darah sebaik mungkin. Terakhir, pencegahan tersier 
yang mencegah penderita komplikasi diabetes agar jangan mengalami kecacatan.


[Non-text portions of this message have been removed]



CiKEAS Oknum Karyawan Freeport Diduga Terlibat Kegiatan Separatis OPM

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
http://www.antara.co.id/arc/2007/7/13/oknum-karyawan-freeport-diduga-terlibat-kegiatan-separatis-opm/

13/07/07 01:10

Oknum Karyawan Freeport Diduga Terlibat Kegiatan Separatis OPM

Timika, Papua (ANTARA News) - Penyidik Polres Mimika saat ini tengah mengusut 
keterlibatan oknum karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI), Melki Tabuni, dalam 
kegiatan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Melki Tabuni, karyawan pada bagian oreflow Grasberg Tembagapura, dalam dokumen 
Struktur Badan Kerja Daerah (Name Ndugy) PK II Wamena Timika yang ditemukan 
aparat Satuan Tugas (Satgas) Amole II saat penangkapan anggota OPM, Musa 
Kombana Tabuni, Kamis, tercatat menduduki jabatan sebagai Sekretaris Umum.

Selain itu, Melki Tabuni juga diketahui selama ini sering menampung Musa 
Kombana Tabuni di kamarnya M 241 Ridge Camp Mile 72 Tembagapura.

Saat diinterogasi aparat Polres Mimika, Kamis, Melki Tabuni membantah terlibat 
dalam kegiatan OPM. Saya tidak pernah tahu kalau nama saya dimasukkan dalam 
struktur kepengurusan Badan Kerja Daerah PK II Wamena Timika. Semua dokumen 
yang ditemukan di kamar saya bukan milik saya pak, itu milik Musa. Saya tidak 
pernah tahu kegiatan mereka, tuturnya.

Menurutnya, sejak beberapa bulan belakangan ini Musa Kombana Tabuni sering 
mengunjungi kamar tidurnya untuk meminta makanan. Adapun kegiatan Musa Kombana 
Tabuni sehari-hari yaitu mendulang emas di areal sungai Kali Kabur Mile 71.

Sering-sering dia datang ke kamar untuk minta makan. Kebetulan dia berasal 
dari satu kampung dengan saya di Sinak Wamena. Saya hanya tahu dia bekerja 
sebagai pendulang, tambah Melki.

Musa Kombana Tabuni (30) ditangkap aparat brimob yang tergabung dalam Satgas 
Amole II yang dipimpin Ipda Bl Malau di heatroad Mile 72 Tembagapura, Kamis 
pagi sekitar pukul 08.30 WIT. Saat ditangkap, Musa sedang memotret pos Satgas 
Amole II dan pos security PTFI dengan handphone kamera miliknya.

Melihat gerak-gerik yang mencurigakan tersebut aparat lalu membawa Musa ke pos 
security untuk diinterogasi. Mula-mula Musa mengaku berstatus sebagai mahasiswa 
yang sedang berkunjung ke Tembagapura. Namun setelah dimintai dokumen 
perjalanan, Musa tidak bisa berkelit lagi.

Aparat kemudian menggeledah tas milik Musa dan menemukan sejumlah dokumen 
penting dan buku-buku yang berisi perjuangan kelompok separatis OPM. Saat itu 
juga aparat menggelandang Musa ke Tembagapura dan selanjutnya dibawa ke Markas 
Detazemen B Brimob Mimika di kota Timika dengan mobil.

Dari keterangan Musa inilah aparat mendapatkan informasi jika selama ini ia 
selalu menginap di kamar Melki Tabuni. Tidak lama kemudian, aparat juga 
menggeledah kamar Melki Tabuni dan menemukan beberapa dokumen lain. 

Dokumen itu meliputi Laporan Rencana Kerja Umum dan Badan Kerja Daerah PK II 
Wamena Timika Papua Barat Tahun 2007 oleh Tentara Revolusi Papua Barat (TRPB) 
yang ditandatangani Apa M Tabuni selaku Sekjen dan Pdt Willem Tabuni SMPAK 
selaku Dewan Penasihat. 

Selanjutnya surat kepada Panglima Komando Tertinggi TRPB Jendral Mathias Wenda 
dan Struktur Badan Kerja Nasional Name Ndugy tahun 2007 serta beberapa surat 
penting lainnya.

Aparat juga menemukan uang Rp 7 juta yang tersimpan dalam amplop dan sebuah 
handphone milik Melki.

Dengan temuan bukti-bukti tersebut, aparat Satgas Amole II menangkap Melki di 
tempat kerjanya dan selanjutnya dibawa ke Timika untuk menjalani pemeriksaan. 

Setelah menjalani pemeriksaan singkat di Markas Detasemen B Brimob Timika, 
Kamis petang sekitar pukul 17.00 WIT Musa dan Melki diserahkan kepada aparat 
penyidik Polres Mimika untuk diproses lebih lanjut.(*)


Copyright © 2007 ANTARA


[Non-text portions of this message have been removed]



CiKEAS Kaya dan Miskin

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
http://www.indomedia.com/bpost/072007/13/opini/opini2.htm

 
Kaya dan Miskin

Oleh:
Ika Salawiska
Mahasiswa IAIN Antasari

Dalam realita kehidupan baik di Indonesia maupun di negara lain di dunia, 
sering kita lihat dan temui orang kaya dan miskin. Mengapa ada kaya dan miskin? 
Pertanyaan ini yang timbul dalam lubuk hati saya sejak masih duduk di bangku 
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Kini pertanyaan itu muncul lagi, 
setelah beberapa tahun terlupakan.

Ada yang mengatakan, adanya kaya dan adanya miskin itu merupakan takdir dari 
Sang Khaliq. Ada juga yang mengatakan, miskin itu disebabkan kemalasan 
seseorang dan kaya merupakan hasil dari kerja keras seseorang. Selain itu ada 
yang mengatakan, kemiskinan disebabkan adanya keserakahan si kaya yang tidak 
memberi kesempatan kepada si miskin. 

Namun ada pula yang mengatakan, adanya si kaya dan si miskin itu dari 
keturunannya. Juga ada yang mengatakan, terjadinya kaya dan miskin karena 
sistem ekonomi yang digunakan. 

Semua perbedaan pendapat tersebut memiliki faktor kebenaran. Miskin karena 
malas. Hal ini tidak selalu salah, karena bagaimana pun ada program 
penghilangan kemiskinan. Namun, jika si miskin sendiri tidak mau bekerja keras, 
bersusah payah belajar dan bekerja, berusaha untuk lepas dari kemiskinan dan 
membenci dirinya karena miskin, maka program tersebut akan sia-sia.

Orang kaya itu perlu dihormati. Namun, jika kekayaannya itu diperoleh dengan 
cara haram seperti mencuri, merampok, merampas, korupsi, kolusi, menipu, 
menzalimi orang lain dan semacamnya, berarti bukan kekayaan yang ada. Namun, 
keserakahan dengan cara haram dan melanggar ajaran agama serta hukum. Hal ini 
yang harus ditekankan dalam keadilan dan kebenaran, serta ketertiban hukum. 
Aparat kepolisian harus tegas bertindak sebagai abdi masyarakat, jangan sampai 
ada diskriminasi. Meskipun kekayaannya diperoleh dengan cara halal, namun harus 
ditekankan untuk menjadi manusia yang gemar berderma dan beramal saleh.

Kesempatan mendapatkan pekerjaan harus diwujudkan secara adil. Namun, dalam 
waktu bersamaan, materi pendidikan juga harus memperhatikan link and match atas 
pekerjaan yang tersedia.

Kita percaya takdir (ketentuan) karena termasuk salah satu Rukun Iman. Namun, 
kita tidak tahu kapan atau di mana takdir itu hadir atau terjadi. Artinya, kita 
bisa mengatakan takdir kalau usaha secara maksimal sudah dikerjakan. Kalau kita 
belum melakukan usaha maksimal, bukan takdir yang sebenarnya namun kemalasan 
berkedok takdir yang terjadi.

Kita sering melihat bahkan banyak orang mengatakan, kaya dan miskin itu 
merupakan keturunan. Pendapat seperti itu tidak selalu salah dan benar. Apabila 
seseorang diwarisi kekayaan tetapi ia tidak bisa menggunakan dan mengelolanya, 
maka lambat laun kekayaannya itu habis dan tidak akan menghasilkan apa-apa. 
Bahkan tak tertutup kemungkinan, ia menjadi orang miskin. Begitu pun 
sebaliknya. Kalau bisa mengelola dan menggunakan kekayaannya dengan baik, maka 
ia akan menjadi orang yang sukses melalui kekayaannya itu.

Sistem ekonomi sekarang. Banyak ekonom mengatakan, salah satu penyebab 
terjadinya kaya dan miskin adalah sistem ekonomi yang digunakan 'kurang tepat' 
dalam suatu negara. Pada gilirannya melahirkan negara yang semakin hari semakin 
kaya dan negara yang semakin miskin. Dengan kata lain, pengaplikasian sistem 
ekonomi tersebut melahirkan ketidakseimbangan dalam perkembangan ekonomi dalam 
suatu negara.

Oleh karena itu, marilah kita mawas diri. Lebih baik kita intropeksi diri. 
Menyalahkan diri kita sendiri, bukan menyalahkan Allah atau orang lain. 
Wallahu'alam bis shawab.

e-mail: [EMAIL PROTECTED]


[Non-text portions of this message have been removed]



CiKEAS RI, China agree to cooperate in population field

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
http://www.antara.co.id/en/arc/2007/7/12/ri-china-agree-to-cooperate-in-population-field/

07/12/07 01:07

RI, China agree to cooperate in population field

Beijing (ANTARA News) - China and Indonesia, the world`s most and fourth most 
populous nations, agreed Wednesday to establish cooperation in the fields of 
population and family planning/reproduction health.

Chairman of the Indonesian National Family Planning Coordinating Board (BKKBN) 
Sugiri Syarief and Chinese Minister of National Population Zhang Weiqing signed 
a memorandum of understanding (Mou) to that effect.

The two nations are so far known as pioneers of the world`s family planning 
movement so they need to establish cooperation, Sugiri said.

Under the MoU, the two nations agreed to encourage each other to develop 
cooperation in the population and family planning/reproduction health fields, 
he said.

The cooperation covered family planning training, family planning/reproduction 
health officer and ranking official exchanges, he said.

In addition, the two countries also agreed to conduct joint scientific and 
technological research work on contraceptives, he said.

Both Indonesia and China are also well-known for their efforts to pioneer the 
invention of a number of contraceptives, and to give family planning training 
to other countries, he said.(*)



[Non-text portions of this message have been removed]



CiKEAS JPU Tolak Yusril Dijadikan Terdakwa

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
http://www.balipost.com/balipostcetak/2007/7/12/n2.htm


JPU Tolak Yusril Dijadikan Terdakwa


Jakarta (Bali Post) -
Desakan untuk menjadikan mantan Mensekneg Yusril Ihza Mehendra sebagai terdakwa 
perkara dugaan korupsi pengadaan Automatic Fingerprints Identification System 
(AFIS -- Alat Otomatis Pemindai Sidik Jari), ditolak tim JPU. Alasannya, hal 
sebatas pendapat, karena tak didukung alat bukti yang cukup.

Demikian dikatakan JPU Edi Hartoyo dalam sidang perkara tersebut di Pengadilan 
Tipikor, Jakarta, Rabu (11/7) kemarin. Pernyataan itu disampaikannya menanggapi 
nota keberatan (eksepsi) terdakwa Apendi (Kabag Perlengkapan dan Rumah Tangga 
Depkum dan HAM/pimpro pengadaan AFIS). ''Permintaan terdakwa untuk menjadikan 
Yusril sebagai terdakwa, juga sudah memasuki pokok perkara,'' katanya. 

Menurut Edi, para pihak yang terlibat kasus korupsi ini sudah ditetapkan KPK 
berdasarkan bukti-bukti yang mendukung. Penetapan seorang untuk dijadikan 
terdakwa, juga harus didasari fakta dan alat bukti yang cukup. Selain itu, juga 
harus ada penetapan dari majelis hakim untuk memeriksa seseorang yang dicurigai 
terlibat kasus ini. 

Sebelumnya, dalam eksepsi pada Rabu (4/7) lalu, terdakwa Apendi mendesak KPK 
untuk menjadikan mantan Mensekneg Yusril Ihza Mahendra sebagai terdakwa. Yusril 
merupakan orang yang mengeluarkan surat persetujuan penunjukan langsung rekanan 
pengadaan alat tersebut. Selain Yusril, Apendi juga meminta sejumlah pejabat di 
jajaran Depkum dan HAM ikut dijadikan terdakwa.

Mereka yang ditudingnya tersebut, di antaranya Direktur Daktiloskopi Ditjen 
Administrasi Hukum Umum (AHU) Depkum dan HAM Nazaruddin Bunas, Sekretaris 
Ditjen AHU Richson Hormat Tjapah, Sekretaris Panitia Pengadaan Alat AFIS 
Garnowo dan pengusaha bernama Yendra Fahmi. Para pejabat ini dinyatakan ikut 
terlibat dan menikmati keuntungan dari proyek tersebut. 

Selanjutnya, dalam tanggapannya, JPU Edi Hartoyo juga mengatakan kurangnya 
pihak yang dijadikan terdakwa dalam perkara ini, tidak tepat. Pasalnya, 
pengertian kurangnya pihak itu tidak dikenal dalam hukum acara pidana. 
Sebaliknya, hal itu hanya ada dalam hukum perdata. ''Penambahan pihak yang akan 
dijadikan terdakwa, hanya dapat dilakukan setelah sidang ini masuk dalam pokok 
perkara atau pemeriksaan saksi-saksi serta alat bukti,'' tandasnya.

Atas pendapat JPU tersebut, terdakwa Apendi hanya diam. Ia pun tidak sempat 
berkonsultasi dengan penasihat hukumnya, Lifa Malahanum. Pasalnya, majelis 
hakim Pengadilan Tipikor yang diketuai Moefri langsung mengeluarkan penetapan 
untuk menunda sidang hingga Rabu (18/7) mendatang. Agenda persidangan langsung 
memasuki putusan sela dari majelis hakim yang menentukan perkara ini 
dilanjutkan atau tidak.

Mangkir Sidang

Dalam sidang ini, sebenarnya Sekjen Depkum HAM Zulkarnain Yunus (terdakwa I) 
juga harus hadir. Tetapi, ia mangkir dari sidang. Hakim ketua Moefri tetap 
melanjutkannya, meski hanya dihadiri Apendi (terdakwa II). Mangkirnya 
Zulkarnain baru diketahui mejelis setelah pengacaranya, Albert M Sagala, 
menginformasikan kliennya tengah sakit di Rutan Mabes Polri.

Albert sempat meminta majelis hakim untuk mengizinkan Zulkarnain berobat ke 
luar rutan, tetapi hakim tidak mengizinkan. Berobat ke luar penjara baru boleh 
dilakukan setelah ada pemeriksaan awal dari dokter yang harus didatangkan ke 
sel Zulkarnain. Kalau dokter bersangkutan memberikan rekomendasi, barulah izin 
untuk berobat dikabulkan. (kmb3)




[Non-text portions of this message have been removed]



CiKEAS Pulang Mengaji + Sambil Berdiri [UNTUK 18 TAHUN KEATAS]

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
GALAMEDIA
13/07/2007 
  Usai Pulang Mengaji
  ABG Diperkosa Pengangguran
 


INDRAMAYU, (GM).-
Malang benar nasib Mawar (14), bukan nama sebenarnya, seorang pelajar sebuah 
SMP kelas I ini. Pasalnya, anak baru gede (ABG), warga Desa Karangkerta, Kec. 
Tukdana, Kab. Indramayu itu diperkosa Dd alias Tepos (26) yang masih tetangga 
korban. 

Mawar mengaku diperkosa dua kali di sebuah lapangan sepak bola dan di belakang 
bangunan sekolah taman kanak-kanak (TK) pada Selasa dan Rabu (10-11/7) seusai 
mengaji. Orangtua korban setelah mengetahui peristiwa itu, kemudian melaporkan 
kasusnya ke polisi. Informasi yang diperoleh GM menyebutkan, peristiwa 
bermula saat Mawar pulang dari kegiatan rutinitasnya mengaji di salah satu 
musala setempat. Mawar yang telah terbiasa berangkat dan pulang mengaji dengan 
berjalan kaki ini, sering diperhatikan pelaku.

Namun saat itu pelaku belum berani melakukan niatnya untuk mencicipi tubuh 
putih montok ABG ini. Pemuda pengguran ini hanya menggoda serta merayu Mawar. 
Di saat ada kesempatan pada malam berikutnya, pelaku pun mencoba menunggu Mawar 
di jalanan.

Ketika korban pulang sendirian, Dd langsung menghampirinya. Ia langsung 
menyeret tubuh gadis ini ke belakang sebuah sekolah TK. Karuan korban berontak. 
Mawar terdiam ketika diancam akan dibunuh jika berteriak. Pelaku yang sudah 
tidak bisa menahan hasratnya ini memaksa Mawar untuk melayani nafsu bejatnya. 

Meski Mawar berontak, Dd tetap memaksanya hingga berhasil menggagahinya. 
Rupanya, setelah berhasil memerkosa Mawar, pelaku mulai ketagihan.

Hari berikutnya, Mawar kembali diperkosa. Namun kali ini dilakukan di tengah 
lapangan sepak bola. Setelah selesai melampiaskan nafsunya, pelaku mengancam 
agar korban jangan menceritakan peristiwa tersebut kepada siapa pun, termasuk 
ke petugas polisi. (udi)**



  
http://sumeks.co.id/index.php?option=com_contenttask=viewid=20978Itemid=56


  Dicekik, Diperkosa Sambil Berdiri


  Sabtu, 28 April 2007  
  Sebelumnya Ditodong Pisau

  
  PALEMBANG - Sungguh mengenaskan, nasib seorang gadis asal Pagar Alam, 
berinisial HR (19), yang baru sebulan tinggal di Palembang, di Jl Tembok Baru, 
Kelurahan 9-10 Ulu. Niatnya mencari kerja di Palembang, malahan diperkosa 
begundal yang didapatnya. Korban tak bisa berbuat banyak, karena sebelumnya 
ditodong dengan pisau oleh tersangka yang mengaku bernama Maman.
  
  Sambil menangis, korban datang melapor ke Poltabes Palembang, Kamis 
(26/4) pukul 23.00 WIB. Dituturkannya, dia baru saja diperkosa sekitar pukul 
21.00 WIB, di sebuah semak-semak, disamping Kampus IGM, Km 10, Jl Kolonel H 
Barlian, atau di seberang Asrama Haji. Tersangka menyenderkannya berdiri di 
dinding tembok, sambil tangan kirinya mencekik leher korban. 
 
   Aku sudah berontak dan mau lari, tapi cekikannyo di leher tambah kuat. 
Tadinyo dio nempelke pisaunyo ke perut aku, tutur korban. Diterangkannya, 
awalnya dia baru pulang dari rumah saudaranya di kawasan Lemabang, hendak 
mencari kerja. Sepulangnya, sekitar pukul 17.00 WIB, bersantai dulu sendirian 
di pelataran BKB Palembang. Lalu mendekatlah tersangka, yang bersama 
teman-temannya.
  
  Korban yang mulai merasa ketakutan, berjalan meninggalkannya menuju pos 
Polantas Air Mancur. Sedangkan tersangka yang mengaku bernama Maman, 
menguntitnya. Namun saat korban hendak melapor kepada polisi, tersangka 
menghilang. Begitu korban berjalan lagi, tersangka nongol lagi dan langsung 
menarik paksa tangan korban. Aku nyari wartel nak nelpon ayuk aku, tapi dio 
makso ikut dio. Pas naik bus kota, dio mulai nempelke pisaunyo ke perut aku. 
Sedangke tas aku dipegangnyo, katanya.
  
  Dibawah paksaan, korban diajak naik bus kota jurusan Km 12. Setibanya di 
depan Asrama Haji, tersangka menyeret korban turun dan mengajaknya ke 
semak-semak di samping Kampus IGM. Sudah berjalan kaki sekitar 20 meter, dio 
ngelepas todongan pisaunyo. Tapi tangan kirinyo cekik leher aku, tangan 
kanannyo buka pakso celano aku dan celano dio dewek. Sudah itu (diperkosa), aku 
ditinggalinyo. Handuk kecil aku diambilnyo, ujar korban sambil berderai air 
mata.

  Nasib serupa, juga nyaris dialami seorang siswi sebuah SMP negeri di 
Palembang, berinisial RA (15), warga Jl Karya Baru, Sukarami. Dia nyaris 
diperkosa oleh seorang begundal yang tak dikenalnya, sekitar pukul 06.30 WIB, 
kemarin. Korban bernasib lebih beruntung, karena saat terdesak dia memohon 
tidak diperkosa karena dia adalah anak yatim. Tak dinyana tersangka yang 
awalnya beringus, tidak jadi menggauli korban walau sudah sempat mencabulinya.
  
  Terungkapnya kasus itu, setelah korban melaporkannya ke Mapolsek Sukarami 
pimpinan AKP Romylus Tamtelahitu SSos SIk. Diterangkan korban, pagi itu dia 
baru saja hendak pergi sekolah. Tak disangka, dia dibuntuti tersangka. Ketika 
hampir sampai di sekolahnya, tepatnya di belakang sekolah, tersangka langsung 

CiKEAS Rumah Dieksekusi, Puluhan Warga Demo

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
http://www.cenderawasihpos.com/detail.php?id=1684ses=


Rumah Dieksekusi, Puluhan Warga Demo


MERAUKE- Setelah rumahnya diratakan melalui eksekusi Pengadilan Negeri Merauke 
sesuai perintah Mahkama Agung, pada Senin (9/7) kemarin, Keluarga Silvester 
Tanggipaimu melakukan aksi demo damai ke DPRD Merauke.


Demo damai yang dilakukan sekitar puluhan orang dari keluarga Silvester 
tersebut dimulai sekitar pukul 10.30 WIT dengan membawa sebuah spanduk dan 2 
buah pamlet, yang bertuliskan, 'Kembalikan tanah hak milik kami', 'kami tidak 
punya tempat tinggal'. Pamflet Lainnya berbunyi Hargai hak asli orang Papua dan 
Kami juga warga Negara yang bayar pajak. Kedatangan keluarga Silvester tersebut 
diterima langsung Ketua DPRD Merauke Daniel Walinaulik. Tampak pula Ketua 
Komisi A Hilbertus Silubun, SH dan Ketua Komisi C Anton Walab Gebze, SH. 


Kepada Ketua DPRD Merauke yang menerimanya, Silvester Tanggipaimu berharap agar 
tanah yang berlokasi di Jalan Ampera seluas 1.215 meter persegi yang menurutnya 
sudah ditempati sejak tahun 1962 dikembalikan. Menurut pensiunan Pengadilan 
Negeri Merauke tersebut, tanah yang dieksekusi tersebut merupakan hak miliknya, 
karena memiliki surat-surat kepemilikan yang sah berupa sertifikat tanah. 


Kepada keluarga Silvester, Ketua DPRD Merauke Daniel Walinaulik mengungkapkan 
apa yang dilakukan oleh pihak Pengadilan Negeri Merauke adalah hukum.Namun 
demikian, lanjut Daniel Walinaulik, DPRD akan membuat surat bersama Pemerintah 
Daerah untuk disampaikan ke Ketua Pengadilan Negeri Merauke. Sementara itu, 
Ketua Komisi A dan C, pada intinya menyampaikan bahwa masalah hukum tidak dapat 
diintervensi oleh DPRD karena menyangkut supremasi hukum harus dijunjung 
tinggi. 


Hilbertus Silubun menyarankan kepada keluarga Silvester, karena sebelumnya 
menggunakan pengacara untuk berkonsultasi kemungkinan adanya langkah-langkah 
yang bisa digunakan lebih lanjut. Sedangkan dari sisi tanggung jawab dan 
kewenangan Dewan, langkah yang dapat dilakukan adalah melakukan koordinasi 
dengan Pemerintah Daerah untuk mencari solusinya. ''Apakah kemudian pemerintah 
bisa memberikan dukungan dalam bentuk bantuan terutama kepada Pak Silvester yang
terlibat dalam permasalahan tanah tersebut,'' terangnya. 


Untuk diketahui, gugatan atas tanah seluas 1.215 meter persegi yang terletak di 
samping BRI Unit Ampera itu terjadi sejak tahun 2003 lalu antara pihak Jaidil 
Ali (Penggugat,red) dengan Silvester Tanggipaimu (Tergungat,red) yang menempati 
atas tanah tersebut di tingkat Pengadilan Negeri Merauke. Hasil putusan saat 
itu dinyatakan NO atau tidak ada yang menang dan kalah. Lalu oleh penggugat 
banding ke Pengadilan Tinggi Jayapura. Hasilnya, dimenangkan oleh Jaidil


Ali. Lalu lanjut ke Mahkama Agung hasilnya dimenangkan lagi oleh Jaidil Ali 
pada tahun 2004 lalu. Untuk diketahui pula, bahwa baik penggugat maupun 
tergugat memiliki sertikat atas tanah tersebut ''Kedua-duanya memiliki 
sertifikat,'' ungkap salah satu sumber di Pengadilan Negeri Merauke, kemarin. 
(ulo) 



[Non-text portions of this message have been removed]



CiKEAS [info] Eye Need Love

2007-07-12 Terurut Topik trishanty rondonuwu
 

 http://www.lilykasoem.com/ 

 

Thank you .hope you all can participate!

 

Lily Kasoem Optical

T. 021. 3903853

[EMAIL PROTECTED]

www.lilykasoem.com



[Non-text portions of this message have been removed]



CiKEAS JANGAN SEDIH KARENA DIMISKINKAN

2007-07-12 Terurut Topik suhana hana
  JANGAN SEDIH KARENA DIMISKINKAN
   
   
  Aku senang memperhatikan banyak kejadian peristiwa2 yg terjadi pada diri 
sendiri, keluarga maupun lingkungan orang2 yg berada disekitarku. Yang menarik 
hatiku adalah pada saat seseorang ditimpa kejadian buruk, jarang sekali orang 
mengambil hikmah bahwa ternyata itu terbaik untuk dirinya dari Allah, karena 
Allah mengasihinya.
   
  Contoh satu kasus yaitu berapa banyak orang2 kaya dan konglomerat yg tiba2 
bangkrut dan habis semua harta bendanya, kemudian menyalahkan semua orang yg 
berada disekitarnya, ataupun frustasi dan melakukan tindakan2 bodoh yg 
mendzolimi dirinya maupun orang lain. 
   
  hmm..ada beberapa kasus, dimana saat kejayaannya dan saat hartanya berlimpah, 
orang tsb selalu saja melakukan tindakan2 maksiat yg menimbulkan dosa2 besar 
spt berjudi, berzina, mabuk2an, berkumpul dengan orang2 yg tidak baik, lupa 
kewajiban dirinya terhadap Tuhannya maupun keluarganya dlsbnya. Tanpa ada 
satupun orang disekitarnya yg mampu melarang perbuatannya, dengan alasan takut, 
tidak enak atau maupun HAM.
   
  Namun suatu saat jatuh miskin karena bangkrut semua usahanya, hingga tidak 
lagi mampu berjudi, berzina, mabuk2an dan berfoya2 dengan orang2 yg tidak baik, 
karena untuk lakukan itu semua memerlukan biaya yg tidak sedikit. Kemiskinannya 
tsb pun dikarenakan hartanya dihabiskan untuk melakukan perbuatan2 buruknya 
selama ini.
   
  Hmm..andai diambil hikmahnya dari kejadian itu semua, maka akan ditemukan 
bentuk kasih sayang Allah kepadanya melalui kebangkrutannya tersebut. Dengan 
kemiskinannya saat ini, orang tsb tidak lagi mampu melakukan perbuatan2 maksiat 
yg menimbulkan dosa2 besar yg dilarang oleh Allah dan RasulNya. Dan jika 
dibiarkan oleh Allah terus menerus dengan kemewahannya, maka akan berapa lama 
dan banyak lagi orang tersebut melakukan dosa2 besar dengan harta kekayaannya 
yg diamanatkan oleh Allah kepada-Nya. Dan pada saat orang2 lain disekitarnya 
tidak lagi mampu untuk mengingatkan dan menegur perbuatannya, maka melalui 
jalan kesenangannya yg selama ini dilakukan oleh orang tsb, karena rasa kasih 
sayang Allah kepada hamba itu, yg kemudian mengambil semua kekayaannya yg sudah 
menyebabkan dirinya jauh dari Allah dan jauh dari orang2 sekitarnya yg 
menyayanginya, agar kembali kepadaNya dan kepada keluarganya yg selama ini 
dilupakannya.
   
  Hmm..sadarkah..jika ternyata Allah masih menyayanginya dan masih memberi 
kesempatan padanya untuk kembali mengingatNya dan meninggalkan semua perbuatan 
buruknya dan meninggalkan dosa2 besar yg selama ini dilakukan olehnya. 
Sadarkah..jika Allah sudah menghalangi dirinya untuk terus melakukan dosa2 
besar yg selama ini dilakukannya?sadarkah dia..jika Allah tidak inginkan 
hambaNya tsb, untuk terus melakukan dosa2 besar yg sudah dilarangNya..?sadarkah 
dia..jika Allah sangat inginkan kebaikan pada diri hambaNya tersebut?sadarkah 
dia..jika Allah inginkan hambaNya tersebut untuk kembali mengingatNya? Namun 
sayang..banyak sekali mereka yg tidak sadar akan kasih sayang Allah, banyak 
sekali diantara mereka yg justru mengumpat dan mencaci maki dan menyalahkan 
Allah karena kemiskinannya tsb.
   
  Benarlah ungkapan Rasulullah dalam hadist qudsynya, “bahwa tidak ada satupun 
yg lebih sabar kecuali Allah semata. Dia tidak marah pada orang2 yg tidak mau 
menyembah padaNya, dan Dia tetap memberikan rizky kepada orang2 yg 
mengingkariNya.”
   

hmm..kira2 apa yg akan terjadi, andai orang tersebut tidak menyadari kasih 
sayang Allah tsb?? apakah Allah akan menghancurkannya sehancur2nya, ataukah 
kembali dengan kesabaran dan kasih sayangNya??wallahu a'lam bisowab..
  

Jika harta kekayaan merupakan ukuran kemuliaan, maka sesungguhnya Allah akan 
membuat kaya semua Nabi dan Rasul2 yg diutus olehNya. Sesungguhnya yg paling 
mulia di sisi Allah diantara hamba2Nya, adalah yg paling bertaqwa kepadaNya. 
 
  Wallahu a’lam bisowab,
   Kamis, 12 Juli 2007
By
  hana
   
  
 
-
We won't tell. Get more on shows you hate to love
(and love to hate): Yahoo! TV's Guilty Pleasures list.

[Non-text portions of this message have been removed]



CiKEAS NKRI, Harga Mati

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Barangkali untuk dipahami  masalahnya perlu ditekankan bahwa dalam 
dunia ini tidak ada orang waras yang mau memisahkan dirinya dari sesuatu yang 
baik dan berguna bagi dirinya, tetapi karena hal-hal buruk yang ditimpakan atau 
yang menimpa pada dirinya. 

Sebagai contoh dapat diberitakan bahwa penduduk Papua Barat kurang lebih 2 juta 
orang. Pajak perusahaan untuk tahun 2004 yang diterima pemerintah Indonesia 
dari PT Freeport adalah US$ 297 [Sinar Harapan 16/2/2005]. Sesuai Jakarta Post 
3/3/2005 diberitakan bahwa pihak keamanan [TNI] menerima untuk tahun 2001 US 
4,7 juta dan untuk 2002 US$ 5,7 juta. Ini hanya sebagian kecil angka-angka yang 
bocor untuk umum. 

Bagaimana kehidupan rakyat Papua?  80% dari rakyat Papua hidup dalam kemiskinan 
[Kompas 22/3/2005]. Mayoritas anak-anak  dibawah umur 10  di Papua menderita 
Hipatit A [Sinar Harapan, 02/3/2005.  Belum lagi dibicarakan kerusakan alam 
dengan dicemarkan Sungai Ajkwa, Aghawagon dan Otomona. Apakah rakyat Papua yang 
tanahnya kaya raya dengan berbagai kekayaan alam hanya mempunyai harga mati 
untuk hidup dalam kemiskinan dan tidak mempunyai hak untuk mencari jalannya 
sendiri?

  
KOMPAS
 Jumat, 13 Juli 2007 

NKRI, Harga Mati 


Aloys Budi Purnomo 

Pemerintah harus tegas, jangan sampai Partai GAM menjadi embrio gerakan 
separatis. Itulah pernyataan Gubernur Lemhannas Muladi tentang munculnya Partai 
GAM di Nanggroe Aceh Darussalam (Suara Pembaruan, 10 Juli 2007). 

Pernyataan itu lahir sebagai kekhawatiran atas wacana referendum di Aceh untuk 
memerdekakan diri dari NKRI yang bakal diajukan Partai GAM dalam parlemen 
lokal. Wacana itu masih bersifat spekulatif, lahir dari kajian Lemhannas 
terkait dengan keinginan GAM untuk memerdekakan diri lewat referendum setelah 
menguasai parlemen. 

Menurut Muladi, pendirian Partai GAM menyalahi Undang-Undang Nmoro 11 Tahun 
2006 tentang Pemerintahan Aceh terkait partai lokal dan Nota Kesepahaman 
Helsinki. Karena itu, Partai GAM harus dihentikan secara yuridis sehingga tidak 
bisa ikut pemilu (Kompas, 11/7). 

Bahaya laten 

Harus tetap disadari, bahaya laten separatisme dan disintegrasi selalu 
menghantui keutuhan republik ini. Baru-baru ini kita dikejutkan bangkitnya roh 
kelompok Republik Maluku Selatan (RMS) di Ambon, Maluku. 

Puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XIV di Lapangan Merdeka, 
Ambon, beberapa waktu lalu, tiba-tiba diwarnai insiden oleh sekelompok 
pendukung RMS. Insiden itu membuat panik panitia penyelenggara dan aparat 
keamanan. 

GAM di Aceh, RMS di Maluku, Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Papua ialah 
percik-percik api separatisme dan disintegrasi yang de facto menjadi bahaya 
laten, yang rupanya akan terus muncul dan menjadi tantangan bagi keutuhan NKRI. 

Kecuali berbagai kelompok separatis disintegratif yang bersifat teritorial, 
republik ini juga masih harus berhadapan dengan kelompok-kelompok serupa yang 
lebih bersifat ideologis. Yang terakhir justru kerap lebih sulit dikendalikan 
sebab bergerak dalam tataran regulatif yuridis yang kerap dengan mudah menyusup 
ke sistem perundangan kita. 

Akibatnya, produk hukum dan undang-undang yang harus berlaku guna mengatur 
kehidupan bersama yang menyejahterakan bangsa terjebak ke dalam kepentingan 
politik dan ideologis sektarian sesaat. Ujung-ujungnya, gerakan itu memasung 
kemerdekaan kelompok minoritas dalam level apa pun, sosial, keagamaan, dan 
kebudayaan. 

Dalam arti tertentu, gerakan separatis disintegratif yang kedua ini lebih 
berbahaya dibandingkan dengan yang pertama. Gerakan pertama bisa dengan mudah- 
meski tidak pernah menyelesaikan masalah-dihentikan dengan aksi penumpasan dan 
pendekatan militeristik, dengan bermacam bentuk korban dan ketidakadilan yang 
menyertainya. 

Rekonsientisasi nasionalisme 

Sebenarnya, bahaya-bahaya laten gerakan separatis disintegratif itu selalu 
nyata di hamparan nusantara ini, entah yang bersifat teritorial maupun 
ideologis. Untuk itulah, perlu terus dikumandangkan perlunya membangun 
kesadaran kembali wawasan kebangsaan. Itulah yang disebut rekonsientisasi 
nasionalisme. 

Benar, NKRI merupakan harga mati, yang tidak bisa ditawar demi menjaga keutuhan 
republik dari maksud jahat sekelompok oknum yang hendak mencabik-cabik kesatuan 
bangsa. Namun, demi harga mati sebuah NKRI, kita tidak boleh mengabaikan aspek 
kemanusiaan, termasuk di dalamnya, hak-hak paling asasi milik setiap warga. 

Oleh karena itu, dalam rangka membangkitkan rekonsientisasi nasionalisme, kita 
perlu kembali pada spirit founding mothers and fathers republik ini yang telah 
meletakkan dasar-dasar ideal konstitusional bagi kelangsungan hidup bangsa. 
Paling tidak tiga unsur perlu diperhatikan untuk rekonsientisasi nasionalisme. 

Pertama, secara konstitusional, UUD 1945 dan Pancasila harus menjadi bingkai 
dalam menangani berbagai gerakan separatis disintegratif. Dua warisan dasar 
hukum bagi republik ini tidak bisa ditawar-tawar lagi untuk diimplementasikan 
dalam kehidupan berbangsa dan 

CiKEAS Keindonesiaan dalam Agama Cegah Konflik

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
REFLEKSI: Sayang sekali Keindonesiaan ketiduran untuk mencegah terjadinya 
konflik di Garut, Tasyikmalaya  dan beitupun di Maluku, Poso dsb.

KOMPAS
Jumat, 13 Juli 2007 
 
Keagamaan
Keindonesiaan dalam Agama Cegah Konflik 




Jakarta, Kompas - Pengaruh berbagai faham keagamaan dari negara lain atau 
transnasional yang diserap mentah- mentah dengan mengabaikan konteks 
keindonesiaan rentan menimbulkan konflik dan disintegrasi bangsa. 

Faham keagamaan apa pun yang ada di Indonesia harus mampu menjadi modal bangsa 
untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan, kata Ketua Umum 
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi di Jakarta, Kamis (12/7). 

Faham keagamaan transnasional, baik dalam Islam maupun Kristen, banyak muncul 
di Indonesia sejak era reformasi. Kehadirannya tidak hanya memengaruhi 
kehidupan beragama masyarakat, tetapi juga mewarnai sistem politik dan keamanan 
Indonesia. 

Simbiosis antara gerakan keagamaan dan gerakan politik memengaruhi ideologi 
negara. Pancasila tak lagi dijadikan satu-satunya asas dalam membangun 
kehidupan berbangsa dan bernegara, ungkap Hasyim. Sejumlah faham keagamaan 
justru mengampanyekan penghilangan batas-batas negara menjadi sebuah sistem 
politik tunggal berbasis agama. 

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Reform Institute Yudi Latif mengatakan, 
pengaruh faham keagamaan transnasional dalam kehidupan masyarakat sebenarnya 
terbatas. Penanaman faham baru yang dipaksakan dengan memandang rendah kultur 
lokal yang ada membuat apresiasi masyarakat terhadap faham baru tersebut juga 
rendah. 

Meskipun jumlah penganut faham keagamaan transnasional terbatas, mereka mampu 
memengaruhi wacana politik bangsa dengan kevokalan dan artikulasi mereka 
menyuarakan ide-idenya. Kemampuan mereka menguasai simbol-simbol keagamaan 
membuat pengaruh mereka kepada elite politik sangat tinggi. 

Kuatnya suara mereka membuat seolah-olah suara mereka merepresentasikan suara 
mayoritas masyarakat, kata Yudi. 

(MZW) 


[Non-text portions of this message have been removed]



CiKEAS Tidak Ada Tempat untuk Kapitalisme

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
Refleksi:  Apakah benar presiden mengucapakan demikian ataukah wartawan keliru 
mengutip ucapannya?. 

KOMPAS
Jumat, 13 Juli 2007

KOPERASI
Tidak Ada Tempat untuk Kapitalisme 


Ungasan, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, tidak ada 
tempat untuk sistem perekonomian yang berbasis kapitalisme dan neoliberalisme 
di Indonesia. Kedua ideologi ekonomi itu sama sekali tak mampu menjamin 
kemakmuran bagi seluruh rakyat. 

Oleh karena itu, bangsa Indonesia tetap memilih ideologi yang menguntungkan 
bagi seluruh rakyat, yakni ideologi ekonomi terbuka berkeadilan sosial yang 
mampu memaknai kerja sama dan kemitraan yang bermanfaat bagi bangsa. 

Ideologi berbasis kapitalisme dan neoliberalisme tidak mencerminkan dan tidak 
sesuai dengan keadilan sosial terhadap rakyat Indonesia, termasuk bagi 
antarwarga bangsa. Maka, segala ideologi dari luar yang tidak memberi manfaat 
dan keadilan bagi rakyat harus ditentang dan dicegah masuk ke Indonesia, ujar 
Presiden dalam sambutan tanpa teksnya pada puncak perayaan Hari Koperasi Ke-60 
di Kompleks Garuda Wisnu Kencana, Ungasan, Badung, Bali, Kamis (12/7). 

Peringatan itu dihadiri 7.000 anggota dan pengurus koperasi dari seluruh 
Indonesia. Hadir pula perwakilan anggota Aliansi Koperasi Internasional (ICA) 
dari 42 negara. Acara itu juga dihadiri Menteri Negara Koperasi dan UKM 
Suryadharma Ali, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, mantan Menteri BUMN 
Sugiharto, Gubernur Bali Dewa Beratha, Bupati Badung Anak Agung Gede Agung, dan 
beberapa gubernur serta wali kota/bupati. 

Presiden mengatakan, bangsa Indonesia hidup dalam komunitas masyarakat dengan 
modal sosial yang kuat di samping sumber daya lainnya. Koperasi menjadi wadah 
yang paling baik untuk melengkapi semua modal sosial dan sumber daya, katanya. 

Presiden mengimbau semua pejabat pemerintah daerah agar terus mendukung gerakan 
koperasi. Koperasi diam-diam tanpa publikasi mampu mandiri. Maka terimalah 
ucapan terima kasih dan penghargaan saya kepada seluruh anggota koperasi, kata 
Presiden. 

Menurut Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Adi Sasono, pergerakan 
koperasi berdasarkan budi pekerti dengan kasih sayang tanpa mengedepankan 
pamrih harta benda. Ke depan koperasi akan mengupayakan kebangkitan di berbagai 
bidang pertanian, energi terbarukan, hingga teknologi pengolahan minyak sawit. 

Dalam acara itu Presiden juga memberikan penghargaan Satya Lencana Pembangunan 
di Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, antara lain kepada Gubernur 
Kalimantan Barat Usman Jaffar. Penghargaan Satya Lencana Wira Karya kepada 
Budianto Sudianto, Ketua Koperasi Pasar Ciracas, DKI Jakarta. Selain itu, 
sebanyak 261 orang mendapat berbagai kategori penghargaan dalam memajukan 
koperasi, termasuk Bupati Gianyar (Bali) Anak Agung Gede Agung Bharata, Bupati 
Balangan (Kalimantan Selatan) Sefek Effendi, dan Wali Kota Ternate (Maluku 
Utara) Syamsir Andili. (AYS/BEN) 


 
  
 


[Non-text portions of this message have been removed]



CiKEAS Para Pejuang Keutuhan NKRI Tolak Lambang Kultur Papua

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=299929kat_id=23


Para Pejuang Keutuhan NKRI Tolak Lambang Kultur Papua



Jayapura--RoL-- Para pejuang keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 
bersama generasi mudanya menyatakan menolak secara tegas bendera Bintang 
Kejora, lagu Hai Tanahku Papua dan burung Mambruk sebagai lambang kultur orang 
Papua.

Hal itu disampaikan para pejuang dan generasi pejuang keutuhan NKRI di Papua 
pada jumpa pers yang berlangsung di Jayapura, Kamis (12/7) menanggapi berbagai 
upaya dari banyak pihak untuk menjadikan bendera Bintang Kejora, lagu Hai 
Tanahku Papua dan burung Mambruk sebagai lambang kultur orang Papua. UU Nomor 
21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Papua tidak mengamanatkan bendera 
Bintang Kejora, lagu Hai Tanahku Papua dan burung Mambruk sebagai lambang 
kultur orang Papua, kata salah seorang tokoh pejuang NKRI, Daniel Wanda.

Tetapi, lanjutnya UU Otsus itu hanya mengamanatkan bahwa Provinsi Papua dapat 
memiliki lambang daerah sebagai panji kebesaran dan simbol kulturall bagi 
kemegahan jati diri orang Papua dalam bentuk bendera daerah dan lagu daerah 
yang tidak diposisikan sebagai simbol kedaulatan.

Merekapun meminta pihak DPR Provinsi Papua (DPRP) dan Majelis Rakyat Papua 
(MRP) agar tidak mengesahkan simbol-simbol tersebut menjadi lambang kultur 
orang asli Papua karena lambang itu merupakan simbol pemisahan Papua dari 
bingkai NKRI.

Para pejuang dan generasi pejuang NKRI ini pun menolak intervensi DPRP terhadap 
Polda Papua yang sedang melakukan penyidikan terhadap Dewan Adat Papua (DAP) 
yang nyata adalah separatis. Kami juga meminta agar Bab II pasal 2 dari UU 
Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otsus bagi Papua segera direvisi karena memberikan 
ruang bagi disahkannya bendera Bintang Kejora, lagu Hai Tanahku Papua dan 
burung Mambruk sebagai lambang daerah walaupun tidak diposisikan sebagai simbol 
kedaulatan. Semua komponen masyarakat Papua harus ikutserta dalam penetapan 
lambang daerah, kata Daniel Wanda.

Para pejuang dan generasi muda pejuang NKRI ini pun menyatakan bahwa DPRP 
merupakan wakil seluruh rakyat Papua sebaliknya bukan hanya wakil DAP. Untuk 
itu DPRP perlu menerima aspirasi dari seluruh rakyat Papua yang memiliki 
aspirasi nasionalisme Indonesia.

Pada bagian terakhir pernyataan sikap itu, mereka meminta agar menjadikan 1 Mei 
(1963) sebagai hari kembalinya Irian Barat ke dalam pangkuan ibu pertiwi 
Indonesia, hari lahirnya pemerintahan Provinsi Irian Barat sekaligus menjadikan 
hari itu sebagai hari raya nasional serta memberlakukan 1 Mei sebagai hari 
libur di seluruh wilayah NKRI khususnya di tanah Papua.

Hadir pada kesempatan jumpa pers tersebut dan ikut menandatangani pernyataan 
sikap para pejuang dan generasi muda pejuang keutuhan NKRI itu adalah tokoh 
pejuang dan tokoh adat, Ramses Ohee, Ketua Rumpun Trikora, Alfons Nussy, Tokoh 
generasi muda pejuang, Daniel Wanda, Nico A.J.Maury dan Yoppy Kafiar serta 
tokoh perempuan Heemskercke Bonay. 

[Non-text portions of this message have been removed]



CiKEAS Sekularisme bukan Solusi

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=299905kat_id=16

Jumat, 13 Juli 2007




Sekularisme bukan Solusi 
Oleh : 
M Hilaly Basya
Direktur Eksekutif Center for Moderate Muslim (CMM)


Modernisasi membuat umat Islam hidup dalam dilema, yaitu menjadi warga negara 
yang cenderung berpijak pada modernitas sekuler di satu sisi, dan tuntutan 
keimanan di lain sisi. Tidak dapat dipungkiri bahwa ada kesenjangan antara 
ajaran Islam dan modernitas. 

Hal ini disebabkan ajaran Islam merupakan kombinasi produk dari wahyu dan 
konstruksi pengetahuan beberapa abad lalu. Sedangkan modernitas adalah produk 
akal budi di masa kontemporer. Menurut Robert Audy, konflik terjadi ketika 
masyarakat berusaha menyeimbangkan komitmen keagamaan mereka dengan penalaran 
modern-sekuler (2003).

Pada dasarnya kesenjangan antara Islam dan modernitas terletak pada perbedaan 
parameter dalam mengukur dan menilai manusia dan Tuhannya. Bagi Islam, 
orientasi aktivitas manusia adalah untuk Tuhan. Sehingga kebaikan senantiasa 
dinilai dari seberapa besar kualitas ibadahnya kepada Tuhan. Hal ini mengandung 
pengertian bahwa amal kebaikan itu harus bernuansa penyembahan dan pengagungan 
kepada Tuhan. Pandangan seperti ini dapat ditemukan dalam hampir seluruh aliran 
teologi Islam, terutama Asy'ariyah.

Bahkan dalam pandangan politik pun para ulama menyatakan bahwa negara merupakan 
alat untuk menegakkan hukum Tuhan. Sebuah kitab yang sangat masyhur di kalangan 
Islam tradisionalis (penganut ahlus sunnah wal jama'ah dan mazhab Syafi'i), 
yaitu Al Ahkam As Sulthoniyyah, yang ditulis Imam A Mawardi, hingga ratusan 
tahun telah menjadi pedoman bagi umat Islam dalam membangun sistem politik. 
Mawardi menyatakan bahwa negara diciptakan untuk menopang agama. Karena itu 
bisa disimpulkan bahwa kedaulatan Tuhan berada di atas kedaulatan manusia.

Sangat berbeda
Dapat dibayangkan kesenjangan tersebut ketika dibandingkan dengan sistem 
politik modern, yang lebih menjunjung tinggi kedaulatan manusia ketimbang 
kedaulatan Tuhan. Tidak heran jika di masa awal perjalanan bangsa Indonesia 
terjadi perdebatan yang cukup panjang berkenaan dengan sistem politik 
Indonesia. Hal itu menggambarkan, dalam batas-batas tertentu, Islam di 
Indonesia mengalami kegagapan dalam berhadapan dengan modernitas.

Richard T Antoun, seorang pakar antropologi, dalam penelitiannya di Yordania 
dan beberapa negara Muslim Timur Tengah lainnya menemukan bahwa benturan antara 
agama dan modernitas itu disebabkan oleh kecenderungan modernitas menggeser dan 
menggantikan norma-norma yang sudah mengakar di masyarakat (2003). Salah 
satunya adalah 'efisiensi komersial' yang merepresentasikan nilai-nilai modern 
berhadapan dengan simpati manusiawi, yang merupakan ajaran hablum min an-nas 
dalam agama Islam.

Dalam pengalaman penelitiannya di tahun 1959, Antoun belajar mengaji secara 
intensif dengan seorang ustadz di sebuah desa, namanya Ustadz Lukman. Suatu 
ketika Antoun membuat janji untuk belajar dengan Ustadz Lukman di siang hari. 
Namun pada hari yang sama, tiba-tiba Antoun diajak oleh kepala desa untuk 
berkenalan dengan teman-temannya yang merupakan pejabat kepala desa lainnya. 

Antoun menerima ajakan tersebut dengan syarat siang hari mereka sudah kembali 
karena ia punya janji dengan ustadz Lukman. Namun yang terjadi ternyata di luar 
dugaan. Tuan rumah menyembelihkan kambing untuk mereka. Kepala desa itu meminta 
Antoun untuk menghormati tuan rumah dengan menunggu proses penyiapan dan 
menikmati hidangan masakan tersebut. Ternyata Antoun malah bersikeras untuk 
tetap pulang dan membuat kepala desa dan tuan rumah itu kecewa padanya.

Apa yang dilakukan Antoun merupakan representasi dari nilai-nilai modern, yaitu 
kedisiplinan terhadap waktu. Modernitas mengkondisikan setiap orang untuk 
menaati waktu yang telah tersusun sedemikian rupa, dan itu adalah prinsip 
efisiensi. Di sisi lain, tradisi yang sebagian besar juga berakar pada agama, 
meskipun juga sangat menghargai waktu sebagaimana sering ditafsirkan dari Surat 
Al 'Ashr, lebih menekankan pada hubungan kehangatan pada sesama.

Fenomena serupa ternyata tidak hanya Antoun temukan pada penduduk desa, 
melainkan juga pada masyarakat terpelajar. Seorang dosen yang merupakan 
sahabatnya di American University of Beirut, misalnya, merasa dikecewakan 
ketika ingin bertukar pikiran dengan Antoun. Antoun menolak lantaran hari itu 
agenda kegiatannya sangat padat. Lagi-lagi Antoun merepresentasikan nilai-nilai 
modern yang ia pegang teguh dalam kehidupannya. Bagi Antoun, modernitas semacam 
itu tidak menjadi masalah untuk diterapkan, karena salah satunya disebabkan ia 
lahir dari lingkungan yang berakar pada modernitas. Tetapi bagaimana dengan 
masyarakat lain yang justru hidup dengan nilai-nilai kehangatan relasi sosial 
di atas efisiensi?

Jadi bumerang
Sejatinya kegagapan dalam menghadapi modernitas itu tidak serta merta 
melazimkan untuk meminggirkan agama dalam kehidupan bangsa. Turki adalah salah 
satu contoh negara yang 

CiKEAS Kenapa Negeriku Malah Dijadikan Syurga Bagi Expatriate?

2007-07-12 Terurut Topik kabarindonesia
Sumber:
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20dn=20070710204429

Oleh : Vima Tista Putriana 

10-Jul-2007, 22:13:03 WIB - [www.kabarindonesia .com]

KabarIndonesia Tiga setengah abad berada di bawah penjajahan Belanda 
yang sangat tidak beradab telah membuat bangsa Indonesia tumbuh 
menjadi bangsa yang rendah diri. Meskipun sudah lebih dari 60 
tahun merdeka, tetapi sindrom mental bangsa terjajah ini tetap 
belum hilang. Masih saja merasa diri belum sejajar dengan bangsa 
lain.

Satu contoh sederhana keminderan ini terlihat dari diskriminasi 
tingkat gaji yang sangat tinggi antara expatriate dan anak negeri 
sendiri. Para expatriate di Indonesia digaji 10 kali lipat dari 
orang Indonesia meskipun dengan tingkat pendidikan, kemampuan, 
tanggung jawab dan kinerja yang sama. 

Seorang foreign engineer di Jakarta misalnya, menurut standar 
Bappenas, mendapatkan gaji sekitar US $5.000,00 per tahun. 
Sebaliknya orang Indonesia, dengan kualifikasi sama hanya menerima 
sebesar $500,00 saja. Tidak jarang dalam suatu proyek, meskipun 
dengan kualifikasi pendidikan lebih tinggi semisal MSc atau PHd, 
orang Indonesia digaji tetap lebih rendah dari expatriate yang cuma 
BSc (Rahardjo,2006) .

Di samping gaji tinggi, biasanya expatrite juga mendapat berbagai 
fasilitas berlimpah seperti berkantor di kawasan segitiga mas 
(Sudirman, Thamrin dan Kuningan), tempat tinggal di apartemen mewah, 
keanggotan di club-club olah raga dan hiburan elite dan lain-lain. 

Intinya mereka sangat dimanjakan, sehingga tidak salah kalau 
dikatakan Indonesia adalah syurga bagi para expatriate.
Sebenarnya tidak masalah jika expatriate digaji sedemikian tinggi 
jika memang memiliki kemampuan unik yang tidak dimiliki oleh orang 
Indonesia dan betul-betul dibutuhkan. Tetapi jika kemampuan dan 
kinerja sama, lalu digaji lebih tinggi hanya karena statusnya bule, 
sungguh tidak logis menurut cara fakir orang yang berjiwa merdeka. 

Jika pemerintah atau perusahaan harus membayar mahal hanya untuk 
status ke-bule-an saja, bukankah ini standar yang sangat stupid. 
Ketika jasa seseorang dihargai cuma 1/10 dari koleganya, hanya 
karena dia orang INDONESIA, berarti sungguh malang menjadi orang 
Indonesia.

Mirisnya lagi, yang mengeluarkan standar gaji yang sangat 
diskriminatif ini adalah Bappenas-Pemerintah Indonesia sendiri. 
Berarti pemerintah Indonsia melecehkan rakyatnya sendiri, menganggap 
bodoh bangsanya sendiri. Ini sungguh bertolak belakang dari peran 
yang seharusnya dimainkan oleh pemerintah.

Bukankah pemerintah suatu negara seharusnya menyokong rakyatnya, 
mendorong mereka supaya bisa maju, jika belum mampu difasilitasi 
supaya mencapai kualifikasi sama dengan expatriate. Singkatnya 
memberi kesempatan seluas-luasnya kepada anak bangsa untuk bisa 
berkembang dan mengekspolasi potensinya.

Kenyataan di lapangan menunjukkan tidak selalu yang bernama bule 
lebih pintar dari orang Indonesia. Banyak diantara mereka memiliki 
kemampuan biasa-biasa saja. Malah mungkin di negaranya berada pada 
lapis ke-3 atau 4, tapi di Indonesia mereka disanjung sedemikian 
rupa, mendapatkan posisi yang sangat bagus dan hidup mewah.

Keadaan ini tidak hanya berlaku di dunia bisnis, tetapi juga pada 
proyek-proyek pemerintah. Suatu kali tim peneliti dari UGM mendapat 
tugas membuat perencanaan daerah wisata pulau Jemur, di Kabupaten 
Rokan Hulu Riau. Sebagai arsitek dan perencana local, tim ini hanya 
mendapat dana sebesar 500 juta rupiah untuk jangka waktu 6 (enam) 
bulan. Sementara ada satu kabupaten lain yang lebih percaya pada 
konsultan dari Singapura harus mengeluarkan anggaran sebesar 3 
milyar rupiah. 

Saat hasil penelitian dan perencanaan sama sama dipresentasikan, 
ternyata perencanaan yang dibuat tim peneliti UGM tidak kalah bagus 
dari konsultan Singapura yang dibayar enam kali lipat lebih tinggi. 
Malahan perencaanan UGM terlihat lebih menyentuh apa yang dibutuhkan 
masyarakat karena mereka memadukan dengan metode Partisipatory 
Planning sehinga mereka tahu betul apa keinginan masyarakat. 

Sebenarnya kita sendiri yang menempatkan para expatriate pada posisi 
yang sangat tinggi, menyanjung mereka sedemikian rupa, begitu 
percaya dan yakin mereka lebih baik, dan lebih berkualitas. 
Sebaliknya tidak memberi perlakuan sama kepada bangsa sendiri. 
Secara umum di seluruh dunia, expatriate memang digaji lebih tinggi 
dari pekerja lokal, namun perbedaannya tidak separah di Indonesia. 
Di Silicon Valley misalnya, gaji seorang software engineer 
(expatriate) dua kali pekerja lokal, termasuk jika expatriate-nya 
orang Indonesia (Patriawan, 2006).

Pemerintah Indonesia sepertinya tidak yakin dengan kemampuan 
sendiri. Inilah warisan mental Inlander (sindrom minder, rasa rendah 
diri, dan inferior) dari Belanda (Yulianto, 2007). Padahal fakta 
membuktikan banyak anak-anak Indonesia yang brilliant malah 
dimanfaatkan oleh orang luar negeri. Bukankah banyak jebolan ITB 
yang menjadi enginer-nya perusahan-perusahan minyak dunia di Houston 
misalnya, yang 

CiKEAS KOPERASI

2007-07-12 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Dalam sistem kapitalisme tidak ada tempat untuk koperasi!


KOMPAS
Jumat, 13 Juli 2007 

 
KOPERASI
Tidak Ada Tempat untuk Kapitalisme 


Ungasan, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, tidak ada 
tempat untuk sistem perekonomian yang berbasis kapitalisme dan neoliberalisme 
di Indonesia. Kedua ideologi ekonomi itu sama sekali tak mampu menjamin 
kemakmuran bagi seluruh rakyat. 

Oleh karena itu, bangsa Indonesia tetap memilih ideologi yang menguntungkan 
bagi seluruh rakyat, yakni ideologi ekonomi terbuka berkeadilan sosial yang 
mampu memaknai kerja sama dan kemitraan yang bermanfaat bagi bangsa. 

Ideologi berbasis kapitalisme dan neoliberalisme tidak mencerminkan dan tidak 
sesuai dengan keadilan sosial terhadap rakyat Indonesia, termasuk bagi 
antarwarga bangsa. Maka, segala ideologi dari luar yang tidak memberi manfaat 
dan keadilan bagi rakyat harus ditentang dan dicegah masuk ke Indonesia, ujar 
Presiden dalam sambutan tanpa teksnya pada puncak perayaan Hari Koperasi Ke-60 
di Kompleks Garuda Wisnu Kencana, Ungasan, Badung, Bali, Kamis (12/7). 

Peringatan itu dihadiri 7.000 anggota dan pengurus koperasi dari seluruh 
Indonesia. Hadir pula perwakilan anggota Aliansi Koperasi Internasional (ICA) 
dari 42 negara. Acara itu juga dihadiri Menteri Negara Koperasi dan UKM 
Suryadharma Ali, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, mantan Menteri BUMN 
Sugiharto, Gubernur Bali Dewa Beratha, Bupati Badung Anak Agung Gede Agung, dan 
beberapa gubernur serta wali kota/bupati. 

Presiden mengatakan, bangsa Indonesia hidup dalam komunitas masyarakat dengan 
modal sosial yang kuat di samping sumber daya lainnya. Koperasi menjadi wadah 
yang paling baik untuk melengkapi semua modal sosial dan sumber daya, katanya. 

Presiden mengimbau semua pejabat pemerintah daerah agar terus mendukung gerakan 
koperasi. Koperasi diam-diam tanpa publikasi mampu mandiri. Maka terimalah 
ucapan terima kasih dan penghargaan saya kepada seluruh anggota koperasi, kata 
Presiden. 

Menurut Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Adi Sasono, pergerakan 
koperasi berdasarkan budi pekerti dengan kasih sayang tanpa mengedepankan 
pamrih harta benda. Ke depan koperasi akan mengupayakan kebangkitan di berbagai 
bidang pertanian, energi terbarukan, hingga teknologi pengolahan minyak sawit. 

Dalam acara itu Presiden juga memberikan penghargaan Satya Lencana Pembangunan 
di Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, antara lain kepada Gubernur 
Kalimantan Barat Usman Jaffar. Penghargaan Satya Lencana Wira Karya kepada 
Budianto Sudianto, Ketua Koperasi Pasar Ciracas, DKI Jakarta. Selain itu, 
sebanyak 261 orang mendapat berbagai kategori penghargaan dalam memajukan 
koperasi, termasuk Bupati Gianyar (Bali) Anak Agung Gede Agung Bharata, Bupati 
Balangan (Kalimantan Selatan) Sefek Effendi, dan Wali Kota Ternate (Maluku 
Utara) Syamsir Andili. (AYS/BEN


[Non-text portions of this message have been removed]