CiKEAS Joseph Estrada, Time, dan Suharto
Joseph Estrada, Time, dan Soeharto Reaksi masyarakat terhadap dimenangkannya gugatan Suharto lawan majalah TIME masih terus mengalir dalam pers. Dari reaksi yang berbagai ragam itu dapatlah kiranya diambil kesimpulan bahwa sikap yang menyetujui putusan hakim kasasi dari Mahkamah Agung adalah jauh lebih sedikit dari yang menentang atau yang menganggapnya tidak baik. Banyak reaksi yang menyatakan bahwa sikap para hakim kasasi Mahkamah Agung itu tidak mencerminkan keadilan, atau merusak citra Mahkamah Agung dan dunia peradilan di Indonesia. Adalah menarik juga untuk diperhatikan bahwa sikap Ketua Umum PWI Pusat, Tarman Azam, tidak mencerminkan fikiran dan perasaan yang hidup di kalangan pers Indonesia sendiri. Pernyataan Tarman Azam yang menyebut bahwa putusan Mahkamah Agung mengenai gugatan Suharto sudah tepat bertentangan dengan kebanyakan reaksi dari masyarakat yang sudah dimuat dalam pers. Berikut di bawah ini disajikan kembali tajuk rencana harian Suara Pembaruan, yang isinya jauh sekali berbeda dengan sikap Ketua Umum PWI Pusat. Tajuk rencana Suara Pembaruan ini menjoroti kasus gugatan Suharto terhadap TIME dengan mengangkat perbedaan yang dialami antara dua pressiden, Suharto dan Estrada dari Flilipina, yang sama-sama korup, tetapi yang nasibnya berbeda. Kalau mantan presiden Filipina Estrada dihukum berat seumur hidup karena sudah mengkorupsi uang negara sebesar US$ 87 juta (sekitar Rp 800 miliar, maka Suharto masih bebas dan bisa hidup dengan mewah, meskipun korupsinya berlipat-lipat ganda besarnya dari pada korupsi Estrada (harap baca kembali laporan majalah TIME). Tajuk rencana Suara Pembaruan dengan tajam menyoroti kelemahan sistem peradilan di Indonesia yang masih tunduk kepada penguasa (yang sebagian masih bersimpati kepada Suharto) dan bukan kepada perasaan keadilan dan nurani masyarakat. Jelaslah bahwa isi atau jiwa tajuk rencana ini mencerminkan fikiran dan perasaan banyak orang di Indonesia. Mengingat bahwa tidak semua orang sempat membacanya, maka di bawah ini disajikan kembali tajuk rencana Suara Pembaruan itu, di samping dimasukkan dalam Kumpulan berita tentang gugatan Suharto terhadap TIME 1.. Umar Said === Suara Pembaruan, 14 September 2007 Tajuk rencana Joseph Estrada, Time, dan Soeharto Pekan ini, ada berita penting menyangkut dua mantan presiden dari dua negara bertetangga. Kebetulan beritanya menyangkut persoalan yang sama, yakni dugaan memperkaya diri sendiri selama berkuasa. Adalah Soeharto dari Indonesia, dan Joseph Estrada dari Filipina, dua mantan kepala negara yang menyita perhatian publik di negeri masing-masing. Namun, ada perbedaan yang substansial yang dialami keduanya. Soeharto beruntung, gugatannya terhadap Majalah Time edisi Asia dimenangkan oleh Mahkamah Agung (MA) pada akhir Agustus lalu. MA menganggap laporan khusus Time pada 24 Mei 1999 yang berjudul Suharto Inc.: How Indonesia's Longtime Boss Built a Family Fortune melawan asas kepatutan, ketelitian, dan kehati-hatian. MA juga memerintahkan Time membayar ganti rugi immateriil Rp 1 triliun kepada Soeharto. Nasib berkebalikan dialami Estrada, yang pada Rabu (12/9) divonis penjara seumur hidup, dan seluruh kekayaannya yang ditaksir senilai US$ 87 juta (sekitar Rp 800 miliar) disita. Vonis dijatuhkan atas dakwaan korupsi selama dia memerintah. Menarik untuk menyimak peristiwa yang dialami kedua mantan presiden itu. Untuk kasus di Filipina, kita layak memberi apresiasi terhadap putusan pengadilan setempat, yang berani menjatuhkan hukuman kepada seorang mantan presiden. Hukum benar-benar ditegakkan tanpa pandang bulu. Terlepas dari perlawanan yang dilakukan kubu Estrada untuk membuktikan dia tak bersalah, vonis tersebut merupakan angin segar bagi upaya mengikis habis korupsi yang menjangkiti kalangan penguasa di Filipina. Melalui vonis itu, kita melihat betapa harapan untuk membasmi korupsi, masih ada di Filipina. Sebaliknya, putusan kasasi MA atas kasus Soeharto dan Time sontak memicu kecaman. Ada dua hal yang menjadi keprihatinan. Pertama, putusan itu menyiratkan lemahnya upaya penyelesaian dugaan korupsi yang dilakukan Soeharto dan kroninya, meskipun sudah dimandatkan secara tegas melalui Tap MPR No XI/MPR/1998. Kedua, bagi dunia pers, putusan kasasi MA bagai menikam jantung kebebasan pers. Majelis hakim tinggi yang memutuskan kasus itu, sepertinya mengirim sinyal kepada masyarakat bahwa informasi mengenai penyimpangan yang melibatkan penguasa diharamkan. Dengan segala instrumen hukum di bawah kendalinya, penguasa akan selalu berupaya mementahkan semua informasi yang dipublikasikan, dan mencari celah untuk menyerang balik. Simpul dari apa yang terjadi atas diri Joseph Erap Estrada, Time, dan Soeharto, adalah penyakit umat manusia yang bernama korupsi. Apa yang dilakukan Time melalui laporannya, sebenarnya mirip dengan langkah berani pengadilan Filipina. Time mencoba mengedukasi publik, termasuk aparat penegak hukum di Indonesia, bahwa telah terjadi
CiKEAS Penguasa Mati Rasa!
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2007091503092916 Sabtu, 15 September 2007 BURAS Penguasa Mati Rasa! H.Bambang Eka Wijaya: MAYORITAS atau 69 persen warga Jakarta tidak setuju orang yang memberi uang pada pengemis dan pengamen dikenai sanksi denda atau hukuman badan seperti diatur perda baru DKI! ujar Umar. Itu hasil survei Litbang Media Group! Hasil survei itu sebuah good news, kabar menggemberikan! sambut Amir. Lebih lagi, survei itu dilakukan melalui telepon secara acak, berarti mencerminkan pendapat mayoritas kelompok mampu yang punya telepon di rumahnya! Pantas gembira, ketika tahu ajaran moral agar yang kuat dan mampu membantu yang lemah dan papa masih hidup dalam sanubari warga Ibu Kota! Terpenting, hasil survei itu menunjukkan penolakan mayoritas warga DKI pada perda yang memberi sanksi bagi pemberi uang ke pengemis dan pengamen! tegas Umar. Itu mencuatkan adanya konflik moral antara penguasa antipengemis serta pengamen dan warga yang masih menganggap sebagai perbuatan mulia menolong kaum duafa! Konflik ini layak disimak! Konflik itu sederhana, akibat penguasa--eksekutif dan legislatif pembuat perda--telah mati rasa dari derita rakyat yang paling sengsara! timpal Amir. Akibat mati rasa itu, ideal-ideal dalam perspektifnya bukan saja tak lagi menyertakan perbaikan nasib duafa, malah mengeliminasikan warga tak berdaya itu lewat sanksi berat yang bahkan tak bakal mampu dipikul kaum lemah itu! Bukan hanya itu! potong Umar. Akibat mati rasa, para penguasa merasa amat berkuasa sehingga menganggap wajar bertentangan dengan perintah Ilahiah yang mewajibkan kalangan mampu menolong kaum lemah! Itu sikap 'amat maju' dalam memilah kehidupan bernegara yang sekuler dari keyakinan beragama yang terbukti masih dominan di kalangan warga--tercermin dari hasil survei! Namun, dengan hukum alam survival of the fittest--hanya yang terkuat berhak hidup--perlawanan warga yang tercermin dari hasil survei itu tak akan berarti banyak! sambut Amir. Lebih jauh lagi, kehidupan bernegara-bangsa kita akan semakin sekuler juga tak bisa dihindari! Kasus DKI Jakarta dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai kekuatan terbesar di legislatif daerahnya saja bisa begitu, bandingkan dengan daerah lain yang kekuatan politik religious oriented-nya jauh lebih kecil! Sebaliknya di Turki, yang sejak Kemal Attaturk di tahun 1920-an sistem kenegaraan lebih condong ke sekuler, era terakhir partai religious oriented kembali memenangkan pemilu! tegas Umar. Artinya, kemungkinan perubahan arah dari sekularisme yang kian menguat di negeri kita masih mungkin terjadi! Jangkar kasih pada mayoritas warga pada pengemis dan pengamen itu jelas tak cukup mudah dieliminasikan penguasa bersama pengemis dan pengamen! Memang, semaraknya perkembangan ekonomi syariah juga akan berpengaruh dalam bidang-bidang kehidupan lainnya, bisa dijadikan petunjuk akan selalu terjadinya tarik-menarik dalam konflik bersendi moral antara penguasa dan warga itu! timpal Amir. Artinya, meski penguasa selalu menang, terjadinya tidak dengan mudah! Meski lewat diam, silent majority senantiasa melakukan perlawanan! * bening.gifburas.jpg
CiKEAS Soeharto Ingin Sumbang Rp 1 T untuk Rakyat
Refleksi: Wah, tak disangka bahwa Pak Harto sangat baik hati dan oleh karena ingin menyumbangkan Rp 1 trilyun kepada rakyat. Mudah-mudahan yang dimaksudkan dengan rakyat itu bukan konco-konco sahabat kental Pak Harto, tetapi mereka yang terpaksa untuk hidup harus mengemis. HARIAN KOMENTAR 15 September 2007 Soeharto Ingin Sumbang Rp 1 T untuk Rakyat Mantan Presiden Soeharto dinyatakan menang melawan majalah Time Inc. Penguasa Orde Baru itu pun memper-oleh ganti rugi immateril Rp 1 triliun. Janjinya, uang itu bakal diserahkan untuk rakyat. Apabila gugatan ganti rugi ini dikabulkan, hasilnya akan diserahkan kepada negara untuk kepentingan rakyat dan bangsa Indonesia guna mengentaskan kemiskinan, janji Soeharto dalam gugatannya seperti di-lansir detik.com, kemarin (14/09). Gugatan ini diajukan Soeharto atas pemberitaan Time edisi Asia volume 153 nomor 20 tanggal 24 Mei 1999. Dalam sampul depan, Time memuat tulisan Suharto Inc. How In-donesia's longtime boss built a family fortune. Dalam halaman 16-19, Time memuat berita tentang adanya transfer dana sebesar US$ miliar dari Swiss ke Austria yang diduga milik Soeharto. Selain itu, Time juga memuat gambar Soeharto sedang memeluk gambar rumah. Soeharto pun merasa dirugikan atas pemuatan berita tersebut. Soeharto juga mengaku telah 2 kali melakukan somasi kepada pihak Time. Soeharto pun akhirnya meminta kepada Time untuk membayar ganti rugi secara materiil sebesar Rp 280 juta atau ekuivalen dengan US$ 40 ribu dengan kurs Rp 7 ribu per dollar. Kerugian ini dimohonkan untuk mengganti biaya rapat, biaya konsultasi, biaya perjalanan, dan biaya akomodasi. Selain secara materiil, Soeharto juga meminta ganti rugi secara immateriil sebesar Rp 189 triliun atau ekuivalen US$ 27 miliar dengan kurs Rp 7 ribu per dolar. Permintaan ini dimintakan untuk memulihkan kehormatan dan nama baik serta kepercayaan terhadap Soeharto. Namun, PN Jakarta Pusat dan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menolak permohonan Soeharto ini. Atas penolakan itu, Soeharto pun lantas me-ngajukan kasasi pada 8 April 2001. Dalam putusan MA tertanggal 30 Agustus 2007, majelis kasasi yang diketuai Mayjen TNI Purnawirawan German Hoediarto menerima gugatan dari Jenderal Besar TNI Soeharto. Namun, Ketua Muda MA bidang Peradilan Militer itu hanya mengabulkan gugatan Soeharto agar Time membayar ganti rugi immateriil sebesar Rp 1 triliun dari Rp 189 triliun yang dimintakan.(
CiKEAS Seperti Cerita Bersambung. Di Arab, Pembantu Dianiaya Lagi
http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=38581ik=6 Seperti Cerita Bersambung. Di Arab, Pembantu Dianiaya Lagi Minggu 16 September 2007, Jam: 19:40:00 JAKARTA (Pos Kota) - Seperti cerita bersambung. Penyiksaan keji terhadap pembantu rumahtangga (PRT) di luar negeri tak pernah putus. Belum beres kasus tewasnya dua PRT, seorang pembantu asal Indonesia kembali diperlakukan keji majikan di Arab Saudi. Dr Nora Al Jumaih, anggota Saudi National Society for Human Rights, semacam Komnas HAM Saudi Arabia, mengungkapkan seorang pembantu asal Indonesia dianiaya sepasang majikan, 14 September 2007. Pembantu yang belum diketahui identitas lengkapnya ini, seperti dilansir siaran pers LSM Migrant Care, Minggu (16/9), kini tengah tergolek dalam kondisi kritis setelah menjalani operasi amputasi tangan dan kaki. Penyiksaan keji yang diterima PRT asal Indonesia ini berlangsung selama satu bulan. Setiap hari, pembantu tersebut dipukuli dengan batang besi hingga bibirnya robek dan gigitnya copot. Tak puas sampai di situ, sepasang majikannya kemudian menjemur di tengah terik matahari. PROSES HUKUM Aksi ganas sang majikan sedang dipantau dan ditindaklanjuti Saudi National Society for Human Rights. Bahkan lembaga ini mendesak adanya proses hukum terhadap kasus ini. Dengan ada informasi ini, Migrant Care mendesak pemerintah terutama KBRI Saudi Arabia untuk menindaklanjuti dan melanjutkan penuntasan terhadap kasus empat PRT lain. Migrant Care juga mendukung inisiatif Saudi National Society for Human Rights memonitor dan menindaklanjuti kasus pelanggaran HAM terhadap buruh migran di Saudi Arabia, jelas Anis Hidayah Direktur eksekutif Migrant Care. (agus w)
CiKEAS Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/092007/16/0102.htm Jawa Berpotensi Diguncang Gempa 9 SR BANDUNG, (PR).- Masyarakat diminta waspada atas gempa dengan magnitude berkekuatan besar yang berpotensi mengguncang Pulau Jawa. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) memprediksi gempa berkekuatan 9 pada Skala Richter (SR) bisa terjadi di Pulau Jawa dan Sumatera. Hal itu diakui Kepala BMG Stasiun Kelas I Bandung Hendri Subakti, ketika dihubungi lewat telefon, Sabtu (15/9) malam. Potensi gempa memang ada, termasuk prediksi kekuatannya. Namun, sampai sejauh ini kapan terjadinya, tidak dapat diprediksi, ujar Hendri Subakti. Kepala Bidang Seismologi Teknis dan Tsunami BMG, Ir. Fauzi dalam seminar Mewaspadai Gempa Berantai di Indonesia di Jakarta mengatakan, potensi gempa berkekuatan 9 SR itu bisa terjadi di Jawa dan Sumatera. Untuk mengantisipasi, selain membangun stasiun seismik tambahan, BMG juga akan membagi Indonesia dalam enam zona pengawasan gempa. Pembagian zona diatur berdasarkan potensi aktif gempa yang akan terjadi sampai daerah yang dianggap paling stabil, belum mengalami gempa. Misalnya, pantai barat Sumatera masuk dalam kategori zona sangat aktif, sementara Kalimantan masuk dalam kategori daerah stabil. Wilayah Papua bagian utara juga masuk dalam kategori zona seismik aktif. BMG, juga akan terus melakukan perapatan pengamatan dengan membangun 76 dari total 160 stasiun seismik yang direncanakan. Hal itu dilakukan untuk mendeteksi gempa lebih dini, sehingga dapat meminimalisasi kerugian materi maupun korban jiwa ketika bencana alam terjadi, ungkap Fauzi. Minta naik Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah berharap, DPR dapat menyetujui kenaikan dana tanggap darurat Rp 800 miliar untuk tahun 2008 yang diajukan Depsos. Dengan dana sebesar itu, diharapkan Depsos akan lebih mampu menanggulangi bencana, termasuk gempa bumi dengan lebih baik lagi. Kalau teman-teman DPR menyetujui Rp 800 miliar saja, maka kemampuan Depsos cukup luar biasa, ungkap Bachtiar dalam acara diskusi obrolan Sabtu, di Jakarta, Sabtu (15/9). Menurut dia, kenaikan dana tanggap darurat itu akan dialokasikan untuk melipatkan anggaran bencana di daerah-daerah yang berpotensi terkena bencana alam. Jadi, untuk daerah-daerah yang sering terkena gempa akan dilipatkan stoknya, baik dalam pasokan makanan, maupun perlatan bantuan lainnya, ujar Bachtiar. Bachtiar mengemukakan, tahun lalu dana tanggap darurat di Depsos berkisar Rp 400 miliar. Hal itu masih kurang, karena banyaknya kejadian-kejadian bencana alam yang melanda tanah air. Ia pun mengklarifikasi bahwa Depsos mempunyai anggaran Rp 1,2 triliun untuk tanggap darurat bencana. Anggaran Rp 1,2 triliun itu sebenarnya ada di Departemen Kesra, bukan milik Depsos, kata Bachtiar. Mensos pun meminta agar para gubernur berada di daerahnnya masing-masing jika terjadi bencana supaya proses pengambilan keputusan untuk korban bencana, bisa dilakukan cepat. Saya bersyukur, Gubernur Bengkulu sudah kembali dari AS, sehingga koordinasi dan penaggung jawab di lapangan menjadi lebih tegas dan jelas, kata Bachtiar. Rp 2,7 triliun Meneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan, pemerintah akan menggunakan sebagian dana pos anggaran bencana dari APBN-P 2007 yang jumlahnya sekitar Rp 2,7 triliun, untuk mengatasi dampak dari bencana yang terjadi di Bengkulu dan Sumatra Barat (Sumbar). Menurut Paskah, Presiden telah meminta Bappenas menghitung dampak kerugian yang ditimbulkan bencana berkekuatan 7,9 SR di Bengkulu itu. Kami (Bappenas-red) meminta waktu 7-10 hari untuk membuat laporan dan evaluasi di lapangan, yang dapat dijadikan pemerintah untuk mengeluarkan anggaran, katanya. Paskah menjelaskan, penanganan korban gempa, tempat-tempat pengungsian, pengiriman bahan-bahan makanan, dan pengobatan berlangsung dengan baik. Bahkan, bahan makanan dan obat-obatan terus mengalir. Wapres Jusuf Kalla mengatakan, bencana gempa di Bengkulu tidak separah di Aceh dan Yogayakarta, sehingga tidak perlu meminta bantuan luar negeri. Selain itu, wapres menilai bahwa pemerintah masih bisa mengatasi bencana di Bengkulu dengan sumber daya yang ada. Namun, wapres pun tidak menampik jika ada pihak luar yang ingin menyumbang bantuan terhadap bencana gempa itu. Jika ada yang mau menymbang, ya artinya terbuka saja, tapi kita tidak meminta, kata Kalla. Kalla mengatakan, gemba di Bengkulu tentu akan ditanggulangi dengan treatment yang sama. Para korban kan mendapat santunan untuk memperbaiki rumah dan lain-lain.Seperti di Yogya yang dibantu dengan perbaikan rumah, maka di Bengkulu pun sama. Hanya saja tergantung keadaannya, kata Kalla. (A-130/A-158/A-156)***
CiKEAS Merusak atas Nama Agama
GALAMEDIA SABTU, 15 SEPTEMBER 2007 Merusak atas Nama Agama SEHARI menjelang tibanya bulan Ramadan, bulan yang disucikan umat Islam, noda terpercik di Kampung Kereteg, Kel. Cigantang, Kec. Mangkubumi, Kota Tasikmalaya. Di wilayah yang sering disebut Kota Santri itu, tindak kekerasan terjadi. Sebuah tempat ibadah dibakar dan sejumlah rumah dirusak. Warga setempat sangat ketakutan. Pelakunya disebut-sebut sebagai massa tidak dikenal. Karena mereka menggunakan penutup muka seperti dalam film-film jagoan ninja. Serangan yang dilakukan hampir tengah malam tersebut begitu cepat dan terarah. Dalam waktu singkat kerusakan pun terjadi. Meskipun massa penyerang tidak diketahui, namun menilik sasaran perusakan, kita selintas bisa membuat perkiraan-perkiraan. Korban serangan adalah Jemaah Wahidiyah. Yaitu sebuah komunitas yang dalam beberapa waktu belakangan ini ramai diprotes keberadaannya oleh sebagian masyarakat. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai aliran sesat. Kita tidak hendak menguji atau membahas masalah sesat tidaknya aliran tersebut. Kita juga tidak akan berdiskusi mengenai persoalan fikih beserta amalan-amalan yang mereka anut. Karena memang bukan tempatnya hal itu dibicarakan di sini. Pembicaraan masalah-masalah tersebut membutuhkan kompetensi tersendiri. Hal yang ingin kita diskusikan di sini adalah kekerasan dan perusakan pada sekelompok orang, yang dipicu perbedaan pemahaman agama. Ini bukan kejadian yang pertama di wilayah Jawa Barat. Lebih khusus lagi di wilayah Tasikmalaya. Dari masa ke masa, insiden seperti ini selalu saja terjadi. Barangkali sudah menjadi kebiasaan buruk pada masyarakat kita, gemar menghukum orang lain hanya karena perbedaan pendapat. Pada masalah yang menyangkut agama, hukuman itu bisa lebih berat lagi. Antara lain berupa sebutan sesat atau kafir. Padahal yang menghukum dan dihukum itu sama-sama orang Islam, yang bertuhankan Allah SWT. Biasanya, pihak yang menjatuhkan hukuman dalam kasus serupa itu, selalu merasa dirinya paling benar dibanding siapa pun. Karenanya pula, mereka merasa berhak untuk menentukan orang lain itu sesat atau tidak. Seolah-olah penentuan surga dan neraka ada dalam genggamannya. Tidakkah lebih baik jika kita menyikapi perbedaan pandangan dan pemahaman itu dengan kepala dingin? Bukan dengan cara memutuskan silaturahmi sesama muslim sehingga mereka yang dituduh sesat harus mengungsi ke tempat lain? Bagi pihak yang berbeda pendapat dengan pemahaman mayoritas, seolah tidak punya hak hidup dengan tenang. Mungkin kita harus banyak belajar lagi sebagai sebuah masyarakat yang majemuk. Bahwa di tengah kaum muslimin pun begitu kaya dengan keragaman pemahaman atas agamanya. Tidak mungkin dan tidak ada pihak mana pun yang diberi wewenang untuk menyeragamkan pemahaman itu. Maka yang kita butuhkan adalah sikap toleransi sesama pemeluk Islam. Ada baiknya kita renungkan nasihat yang dikemukakan seorang cendekiawan Islam. Dalam beragama, katanya, marilah kita bersepakat dalam hal-hal yang qoth'i (jelas dan pasti) dan saling menghormati pada hal-hal yang dzonni (belum jelas dan belum pasti). Kepada pihak kepolisian, diharapkan sungguh-sungguh menyelidiki kasus penyerangan dan perusakan ini. Sebab perbuatan itu jelas-jelas tindakan kriminal yang harus mendapat ganjaran sesuai aturan hukum. **
CiKEAS Ledakan Dahsyat, 1 Tewas Sembilan Rumah Rusak
GALAMEDIA 15/09/2007 Ledakan Dahsyat, 1 Tewas Sembilan Rumah Rusak UDI/GM Salah satu kamar rumah milik Toif (50), warga Desa Kalianyar, Kab. Indramayu rusak berat akibat ledakan, Jumat (14/9) sekira pukul 16.30 WIB. Dalam kejadian tersebut Toif ditemukan tewas. INDRAMAYU, (GM).- Ledakan hebat yang diduga berasal dari bom di sebuah rumah mengagetkan warga Desa Kalianyar, Kec. Krangkeng, Kab. Indramayu, Jumat (14/9) sekira pukul 16.30 WIB. Dalam peristiwa tersebut, Toif (50), pemilik rumah tewas, dan sedikitnya 9 rumah rusak. Belum diketahui pasti benda (bahan peledak) yang menjadi pemicu terjadinya ledakan tersebut. Dalam peristiwa tersebut, Toif tewas beberapa saat setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Pelabuhan Cirebon. Belum ada catatan resmi mengenai warga yang terluka. Berdasarkan informasi yang dihimpun GM di lokasi kejadian, ledakan yang terjadi petang kemarin sangat mengejutkan warga. Pasalnya, peristiwanya terjadi saat sebagian besar warga tengah mempersiapkan diri untuk berbuka puasa. Saat itu tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat keras dari ruang tengah rumah milik Toif. Suara keras yang ditimbulkan ledakan itu terdengar hingga radius 5 km. Akibatnya, rumah Toif hancur seketika. Delapan rumah lain yang berdekatan dengan rumah Toif ikut mengalami kerusakan. Kedelapan rumah itu masing-masing milik Kusnadi, Suwenah, Endang, Sadi, Ido, Dasmirah, Toyib, dan Yopi. Ratusan warga yang berada di dekat lokasi kejadian panik dan berhamburan menyelamatkan diri. Mereka khawatir bakal terjadi ledakan susulan. Beberapa warga lainnya berusaha mencari tahu asal ledakan. Mereka kemudian beramai-ramai mendatangi rumah Toif. Warga menemukan Toif terkapar. Sedangkan istri Toif, Wenti (45), dan dua anaknya, Meli dan Neli, dapat diselamatkan. Kedua anak Toif serta istrinya langsung diungsikan ke rumah warga yang lebih aman. Sedangkan Toif dilarikan ke RS Pelabuhan Cirebon, ungkap Asmuin (50), warga setempat. Berdasarkan keterangan, Toif adalah seorang penjual es keliling. Hanya saja, menurut warga, keluarga Toif yang baru tinggal sekitar 4 tahun di desa tersebut, cenderung tertutup. Beberapa warga juga menyatakan, rumah Toif selama ini sering dikunjungi orang tak dikenal. Maka, ketika peristiwa ledakan terjadi, sempat muncul spekulasi soal identitas Toif yang sebenarnya. Warga menduga ledakan tersebut berasal dari sebuah benda yang mudah meledak. Dugaan warga dibantah Kapolres Indramayu, AKBP Drs. Syamsudin Djanieb. Menurutnya, untuk sementara polisi belum bisa menyimpulkan soal identitas korban serta penyebab ledakan dan bahan yang menjadi pemicu terjadinya ledakan tersebut. Untuk memastikannya, kami masih menyelidiki dan melakukan olah TKP. Kami juga akan menerjunkan satuan gegana dan puslabfor dari Polda Jabar dan Mabes Polri, tuturnya. (udi)** 20070915023426head1.jpg
CiKEAS Lari dari Rumah Setelah Orangtua Bercerai (1)
GALAMEDIA SELASA, 11 SEPTEMBER 2007 Lari dari Rumah Setelah Orangtua Bercerai (1) Setahun Aku Hidup Sengsara Mencari Ibu BAGAIMANA pedih dan sengsaranya ketika aku lari dari rumah dan hidup sebatang kara di daerah orang. Tujuanku hanya mencari keberadaan ibu dan kakakku yang minggat setelah diceraikan bapakku. Lebih lengkapnya simak cerita pilu gadis belasan tahun ini. Kisah ini ditulis oleh Engkos Kosasih (wartawan HU Galamedia). JIKA orang melihat penampilanku secara sepintas, mungkin mereka akan menduga aku ini masih gadis. Buktinya banyak ibu rumah tangga dan remaja pria terkecoh dengan penampilanku dan menyebutku masih perawan tingting. Padahal sebutan itu kedengarannya sangat menyakitkan dan tojaiyah dengan kenyataan hi dupku yang sesungguhnya. Orang tidak akan percaya kalau aku ini sudah bukan lagi perawan atau gadis. Bahkan sebenarnya aku mempunyai empat anak. Mungkin aku sedikit pandai merawat tubuhku sehingga terlihat sintal, meski sekarang aku sedang hamil lagi. Aku memang ibu muda karena usiaku saat menikah berusia 17 tahun. Sebenarnya aku dilahirkan dari keluarga yang tingkat ekonominya cukup lu mayan. Ayahku seorang pegawai Telkom dan punya jabatan. Sekarang ia sudah pensiun. Dulu semasa ayahku muda dan masih aktif, hidupku sangat dimanja. Segala kebutuhan hidup terpenuhi. Namun, di balik itu semua memang ada yang kurang dalam hidupku. Ayah dengan ibuku entah gara-gara apa bercerai. Ayah tinggal di Kepulauan Riau dan menikah lagi, sementara ibuku minggat ke Kota Bandung bersama kakak laki-lakiku. Meski aku saat itu banyak uang, namun tidak membuatku bahagia. Rumah bagiku ibarat neraka yang tidak pernah memberikan kenyamanan. Pada usia 16 tahun, aku pun nekat meninggalkan rumah dengan harapan bisa bertemu ibu. Kota yang dituju adalah Kota Bandung. Karena, aku mendapat kabar ibu lari ke Kota Bandung. Setahun lamanya aku tinggal di rumah kos seorang diri, tanpa saudara dan kerabat. Selama itulah aku hidup terlunta-lunta karena tidak bekerja. Un tuk mempertahankan hidup, aku hanya mengandalkan belas kasihan dari teman-teman atau sedikit uang kiriman dari ayahku. Sakit rasanya saat itu, namun aku tetap tegar dan tabah. Dalam keputusasaan, aku tak henti-hentinya mencari keberadaan ibuku. Namun, usahaku selalu gagal. Aku benar-benar frustrasi dan pikiranku sudah tidak jernih lagi. Segala ke inginan dan tindakanku saat itu jadi tidak rasional. Ingin rasanya aku bunuh diri dan menganggap hidup ini sudah tidak berarti lagi. Bahkan, aku menu ding Tuhan itu tidak adil. Padahal ketika itu dalam segala doaku tidak me minta yang lebih. Aku hanya ingin bertemu dengan ibu dan kakakku saja. Ma sya Allah, aku berdosa sudah suuzan. Malaikat penyelamat Dalam ketidakberdayaan, aku sepenuhnya menyerahkan diri kepada Tuhan dan memohon ampun karena aku telah menuduh Tuhan tidak adil dan tidak mau mengabulkan doaku. Rupanya doaku semalaman dengan mengurus air mata penyesalan didengar Tuhan. Keesokan harinya, aku seperti mendapatkan energi lebih. Aku benar-benar bahagia. Padahal sebelumnya, aku belum pernah merasakan perasaan seperti itu. Terima kasih Tuhan, ternyata Engkau telah membukakan mata hatiku yang selama ini buta. Beberapa jam setelah aku bangun tidur, tiba-tiba pintu kamar kosanku ada yang mengetuk sambil memanggil namaku, El.El, udah bangun? Kenapa temanku memanggilku El, sebab nama lengkapku Elsa. Aku pun membukakan pintu, ternyata yang datang Marni, sohib-ku bersama seorang lelaki yang usianya tidak jauh berbeda denganku. Saat itu aku pikir lelaki itu pacarnya Marni. Marni bersama teman lelakinya, aku persilakan masuk. Kami bertiga pun terlibat perbincangan sambil duduk di lantai beralaskan karpet yang sudah dekil dan robek. O iya El, ini temanku, namanya Rudi. Katanya ia ingin berkenalan denganmu, kata Marni. Mendengar ucapan Marni, aku jadi grogi dan tidak percaya. Masa iya sih ada cowok yang mau berkenalan denganku? Aku sebelumnya tidak pernah mengenal laki-laki. Sebab dalam kamus hidupku, yang aku kenal hanya kesengsaraan dan kesedihan saja. Aku hanya bisa menganggukan kepala saja sambil menunduk ketika Marni ngomong. Namaku Rudi, temannya Marni, kata pria yang baru aku lihat itu sambil mengajak bersalaman. Aku tetap saja membisu sambil menjabat tangannya. Marni sudah sering cerita banyak tentang kamu, katanya lagi. Kami akhirnya saling mengenalkan diri masing-masing. Aku seperti memiliki napas kehidupan baru, meski baru mengenal Rudi. Dalam pandanganku, Rudi tipe pria yang bertanggung jawab. Bahkan yang membuat hatiku lega dan berbunga-bunga, Rudi begitu memahami keadaanku apa adanya. Sejak pertemuan pertama, hubunganku dengan Rudi semakin dekat saja. Rudi sering datang ke tempat kosku dengan penuh perhatian. Singkat cerita, Rudi pun ingin menjalin hubungan denganku, tidak lagi sekadar teman. Rudi siap lahir dan batin untuk mendampingi hidupku. Bagiku, niat baik Rudi itu merupakan satu
CiKEAS Pertarungan Antara Etnis Tionghoa dan Tokoh Sumedang
GALAMEDIA 15/09/2007 Pertarungan Antara Etnis Tionghoa dan Tokoh Sumedang MASJID Agung Sumedang yang berdiri megah di pusat Pemerintahan Kabupaten Sumedang, kian menawan setelah direstorasi. Keberadaan Masjid Agung ini sudah barang tentu selain menjadi kebanggaan masyarakat, sekaligus mendapat penobatan sebagai salah satu bangunan cagar budaya yang harus dilestarikan. Di atas tanah seluas 6.755 m2, wakaf dari Rd. Dewi Aisah, Masjid Agung Sumedang dibangun sejak 1850. Untuk melestarikan aset budaya yang tidak ternilai harganya itu, Pemkab Sumedang memprakarsai untuk melakukan restorasi pada bangunan tersebut. Tidak tanggung-tangung, demi mempertahankan keaslian arsitektur masjid ini, restorasi yang dilaksanakan pada 2002, menghabiskan anggaran senilai Rp 4,2 miliar. Restorasi itu meliputi perbaikan lantai, atap, dan ornamen. Penataan halaman, pemagaran, pemugaran tempat wudu. Untuk menambah kesan megah, masjid yang merupakan perpaduan arsitektur etnis Tionghoa dan Islam itu, kini di bagian selatan bangunan didirikan menara setinggi 35,5 meter. Sedangkan untuk memberikan rasa nyaman bagi mayarakat yang datang ke sana, halaman parkir diperluas dengan merelokasi bangunan Kantor Departemen Agama, Pengadilan Agama, dan Gedung Dakwah Islam yang mengapit masjid tersebut. Mahkota raja Setelah proses restorasi tuntas, perpaduan arsitektur etnis Tionghoa dengan Islama kian kentara pada atap masjid bersusun tiga mirip bangunan pagoda, kelenteng atau vihara. Pada bagian puncak bertengger sebuah benda yang disebut mustaka. Benda tersebut bentuknya menyerupai mahkota raja-raja di masa lalu. Puluhan tiang beton berbentuk pilar-pilar terpancang kokoh menyangga bangunan tersebut, sekaligus menjadi pernak-pernik keindahan dan kekhasan arsitekturnya. Sementara itu pada bagian atas kusen pintu dan jendela, penuh dengan ukiran kayu yang konon menorehkan citra ukiran model Cina. Demikian pula pada bagian mimbar, terdapat sebuah properti yang penuh dengan ukiran bergaya Cina. Dari hasil penulusuran yang berhasil dihimpun, ihwal terciptanya perpaduan arsitektur etnis Tioanghoa dengan Islam itu, bermula dari cerita yang berkembang di masyarakat. Cerita itu berawal pada saat Masjid Agung akan didirikan, yang secara kebetulan berbarengan dengan masuknya sejumlah imigran dari daratan Tionghoa ke Sumedang. Konon saat itu terdapat sekelompok etnis Tionghoa yang datang ke Sumedang dan bergaya hidup nomaden. Etnis tersebut dikenal sebagai bangsa yang memiliki keterampilan berniaga dan bertani. Selebihnya mereka juga mahir dalam menguasai bela diri yang disebut kun taw serta piawai dalam membangun rumah ibadat dan mengukir ornamennya. Jajal bela diri Seiring dengan waktu yang terus berjalan, sekelompok etnis Tionghoa itu terus berkeinginan menunjukkan eksistensinya dengan mencoba menjajal ilmu bela diri mereka dengan penduduk di sekitar Kota Sumedang. Untuk memuaskan hasrat bertarungnya, dipertemukanlah mereka dengan sejumlah tokoh Sumedang, yang juga memiliki ilmu bela diri. Apalagi di daerah Kaum, konon dikenal ada tempat khusus yang disebut kalangan atau arena bertanding atau berlatih bela diri. Sebab itu, pantang bagi tokoh Sumedang untuk mengabaikan tantangan mereka. Setelah kedua belah pihak menyatakan kesiapannya, terjadilah pertarungan sengit yang menguras tenaga dan menghabiskan waktu cukup lama. Begitu hebatnya kedigjayaan tokoh Sumedang, akhirnya ilmu bela diri yang diperagakan etnis Tionghoa itu, tidak berdaya meladeninya. Mereka pun lantas mengaku kalah dan segera menyudahi pertarungan tersebut. Sebagai tanda menyerah, mereka bersedia mengabdikan diri kepada para tokoh Sumedang. Dengan kebesaran hati para tokoh Sumedang, lantas memperbantukan mereka dalam pembangunan masjid yang ketika itu digagas oleh Pangeran Soegih atau Pangeran Soeria Koesoemah Adinata 1836-1882. Demi rasa kemanusiaan, Pangeran Soegih selanjutnya memberi tempat permukiman mereka di sebelah utara pusat Pemerintahan Kabupaten Sumedang. Hingga kini, tempat itu dikenal dengan sebutan Gunung Cina. (ade hadeli/GM/berbagai sumber
CiKEAS Lari dari Rumah Setelah Orangtua Bercerai (2)
GALAMEDIA 12 september 2007 Lari dari Rumah Setelah Orangtua Bercerai (2) Aku Dipaksa Harus Kawin Siri dengan Wali Hakim SEBELUMNYA diceritakan betapa beratnya perjuangan Elsa menelusuri jejak ibu dan kakaknya. Namun di balik kegundahan hatinya, ia pun menemukan sang malaikat penolong, lelaki yang bisa menghibur kedukaannya. Selanjutnya, bagaimana kisah Elsa? Kisah ini ditulis oleh Engkos Kosasih (wartawan HU Galamedia). SEJAK pertemuan pertama, hubungan Elsa dengan Rudi semakin dekat saja. Rudi pun sering datang ke tempat kosku. Ia juga penuh perhatian. Dan singkat cerita Rudi pun ingin menjalin hubungan denganku tidak sekadar sebatas teman, tetapi lebih dari itu. Rudi siap lahir dan batin mendampingi hidupku. Bagiku tentu niat baik Rudi itu merupakan satu anugerah dan sosok Rudi bagaikan malaikat penyelamat hidupku. Jika saat itu aku menilai Rudi sebagai lelaki yang penuh perhatian dan bertanggung jawab, memang tidak ada salahnya. Rudi bagiku segala-galanya. Meski aku baru mengenal sosok Rudi lewat Marni, temanku, tapi aku begitu percaya bahwa Rudi bukan tipe pria yang suka mempermaikan perasaan wanita. Aku begitu percaya padanya. Meski hubunganku dengannya baru berjalan beberapa bulan dan baru saling mengenal karakter masing-masing, tetapi Rudi memanjakanku secara berlebihan. Aku dilarang tinggal di rumah kosku. Ia mengontrak sebuah rumah untukku. Meski rumah itu tidak besar, tetapi bersih. Saat itu aku harus bilang apa kepada Rudi ketika baru menginjakkan kakiku pertama kali di rumah itu. Kamu suka rumah ini? tanya Rudi. Mendengar pertanyaan Rudi, dadaku benar-benar sesak. Jawaban dariku hanya menganggukkan kepala, tanpa bersuara. Saking bahagianya aku saat itu, tak terasa air mataku menetes. Kenapa menangis, kamu tidak suka dengan semua ini, tegas Rudi. Tidak, aku bahagia, jawabku sambil memeluk Rudi erat-erat. Ya Tuhan terima kasih atas segalanya. Engkau begitu baik terhadapku. Ampunilah segala dosaku. Dalam hatiku hanya keluar kalimat itu. Setelah menempati rumah itu, hari-hariku berjalan baik. Bahkan kehidupanku sudah tidak lagi mengandalkan belas kasihan dari teman-teman lagi. Rudi menjamin hidupku dan memenuhi kebutuhanku sehari-hari. Menikah siri Memasuki bulan keenam aku menempati rumah yang dikontrak Rudi, saat itu sekira pukul 19.00 WIB Rudi datang dengan berpakaian rapi. Dia mengenakan kemeja putih dan celana hitam. Pakaian tersebut memang di luar kebiasaannya. Jika berpakaian, Rudi termasuk orang yang cuek. Pakaian yang sering dipakai paling kaus dan jins. Tetapi malam itu Rudi benar-benar tampil beda. Yang lebih mengejutkan lagi, ia tidak datang sendirian. Ia bersama empat orang lelaki yang usianya sudah agak tua. Aku pun mempersilakan mereka masuk, tetapi hatiku sungguh bergetar tidak seperti biasa. Dalam hatiku bertanya-tanya, ada apa ini? Mungkinkah Rudi mau melamarku? Karena dilihat dari pakaiannya, ia begitu rapi dan harum parfumnya begitu terasa menusuk hidungku. Setelah mempersilakan tamuku minum, Rudi memberitahukan kepadaku bahwa kedua laki-laki itu adalah saudaranya. Sedangkan yang dua orang lainnya yang mengenakan pakaian putih-putih adalah penghulu. Mendengar keterangan Rudi, aku terkejut. Dengan memberanikan diri aku menanyakan maksud kedatangannya? Rudi hanya menjawab singkat. Aku ingin menikahimu ma lam ini. Ah, menikah, kataku. Aku benar-benar tidak percaya. Kenapa bisa secepat ini, Rud, jelasku. Tidak mungkin ini terjadi, aku punya orangtua. Bukan aku menolak permintaanmu, tapi sahnya pernikahan 'kan harus ada wali. Dan wali itu orangtuaku, jelasku. Namun penjelasanku saat itu, tidak membuat Rudi mengurungkan niatnya. Dengan nada berat dan gemetar, Rudi menjawab, Aku berniat baik dan semua ini aku lakukan demi menghindari zina, tutur Rudi tegas. Lalu, bagaimana dengan orangtuaku? kataku. Sebelum Rudi menjawab, tamuku yang paling tua menyela, Nak Elsa, masalah wali itu bisa dengan wali hakim, ujarnya. Setelah mendengar perkataan bapak tua itu, aku benar-benar pusing dan ingin muntah. Kepala ini rasanya mau pecah. Masalahnya bukannya aku bukan menolak permintaan Rudi yang selama ini telah memperhatikanku, tetapi apa jadinya jika orangtuaku mengetahuinya. Orangtuaku pasti akan marah besar. Sebab aku sengsara bukan karena ditelantarkan mereka, tetapi aku lari dari rumah. (bersambung
CiKEAS Buruh Migran Indonesia Diamputasi setelah Disiksa Majikan
refleksi: Masyaallouh! Bagaimana tuan-tuan dan nyonya-nyonya berkuasa, kalian tidak bersuara memberi perlindungan dan pembelaan kepada TKI karena merugikan bisnis kalian? Sebagaimana biasa tentunya MUI juga membungkam. HARIAN ANALISA Edisi Senin, 17 September 2007 Buruh Migran Indonesia Diamputasi setelah Disiksa Majikan Pontianak, (Analisa) Lembaga swadaya peduli buruh migran, Migrant CARE, mengungkapkan bahwa seorang pembantu rumah tangga (PRT) migran asal Indonesia di Saudi Arabia dalam kondisi kritis setelah menjalani operasi amputasi kaki dan tangan yang diduga akibat penganiayaan majikan. Direktur Eksekutif Migrant CARE, Anis Hidayah dalam keterangan tertulis di Pontianak, Minggu, menyatakan hingga kini belum diketahui identitas lengkap dari PRT migran tersebut. Namun, lanjutnya, informasi mengenai kasus itu berdasarkan laporan dari Nora Al Jumaih, seorang anggota Saudi National Society for Human Rights tanggal 14 September lalu. Nora menyebutkan bahwa penganiayaan keji yang dilakukan sepasang majikan itu antara lain dengan menjemur PRT migran tersebut setiap hari di tengah terik matahari, dan setelah itu dipukuli dengan batang besi. Akibatnya giginya lepas dan bibirnya robek-robek. Peristiwa keji itu diperkirakan berlangsung selama satu bulan terakhir ini dan kasusnya tengah dimonitor dan akan ditindaklanjuti oleh Saudi National Society for Human Rights, sebuah institusi semacam KOMNAS HAM di Saudi Arabia. National Society for Human Rights juga mendesak adanya proses hukum terhadap kasus ini. Terhadap kasus itu, Migrant CARE mendesak kepada Pemerintah RI (terutama KBRI Saudi Arabia) untuk segera menindaklanjutinya dengan mencari identitas lengkap dan mengadvokasinya. Selain itu, juga melanjutkan desakan untuk kasus penganiayaan keji empat PRT migran lainnya. Migrant CARE juga mendukung inisiatif Saudi National Society for Human Rights dalam memonitor dan menindaklanjuti kasus-kasus pelanggaran HAM terhadap buruh migran di Saudi Arabia. (Ant
CiKEAS Bangunan Rusak karena Gempa di Sumbar Capai 13 Ribu
HARIAN ANALISA Edisi Senin, 17 September 2007 Bangunan Rusak karena Gempa di Sumbar Capai 13 Ribu Korban Meninggal Gempa Bengkulu Bertambah Jadi 23 Padang, (Analisa) Bangunan rusak berat, sedang dan ringan karena gempa beruntun sejak Rabu sore hingga Kamis terjadi pada sejumlah daerah di Sumbar mencapai 13 ribu unit, terbanyak berada di Kabupaten Pessel, dan Kepulauan Mentawai. Informasi yang dihimpun dari Posko Satkorlak Sumbar, Minggu, tercatat bangunan rumah rusak sebanyak 12.681 unit tersebar di Kabupaten Pessel sebanyak 6.942 unit, Mentawai (3.116 unit), Padang Pariaman (2.434 unit), Agam (70 unit), Padang (42 unit) dan Solok (81 unit). Gedung sekolah rusak sebanyak 42 unit terdapat di Kabupaten Pessel delapan unit, Mentawai (15 unit), Padang Pariaman (12 unit), dan Agam (satu unit). Bangunan rumah ibadah rusak sebanyak 194 unit tersebar di Kabupaten Pessel 95 unit, Mentawai (12 unit), Padang Pariaman (83 unit), dan Kabupaten Solok (empat unit). Selanjutnya gedung perkantoran yang rusak 26 unit, yakni di Kabupaten Pessel 11 unit, Mentawai (tiga unit), Padang Pariaman (tiga unit), Kabupaten Solok (tujuh unit) dan Solok Selatan (dua unit). Gedung perkantoran rusak tersebut termasuk Kantor Gubernur Sumbar, sejumlah bank di Kota Padang, dan bangunan pusat perbelanjaan moderen. Gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi, menyebutkan, untuk sementara mulai Senin (17/9) aktivitas unit di kantor gubernur, khusus ruang gubernur, wagub, asisten dipindahkan ke gedung Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) di Jalan Khatib Sulaiman. Untuk aktivitas unit lainnya dipindahkan ke aula atau gedung lain berada pada lantai satu, karena lantai dua dan tiga dinilai cukup membahayakan, katanya. Sementara jumlah korban meninggal karena gempa tercatat delapan orang yakni di Kota Padang dua orang, Pessel (dua orang), Mentawai (tiga orang) dan Solok (satu orang). Sejumlah kabupaten/kota di Sumbar merata merasakan guncangan gempa, pertama pada Rabu Sore pukul 18.10 WIB berkekuatan 7,9 SR kedalaman 10 km di bawah permukaan tanah pada titik koordinat 4,69 Lintang Selatan (LS) dan 101,13 Bujur Timur (BT), atau 159 km dari pantai Bengkulu. Kedua berkekuatan 7,7 SR terjadi pada Kamis pagi, pada titik koordinat 2,88 Lintang Selatan (LS) dan 100,43 Bujur Timur (BT) tepat di Kerinci, Prov. Jambi. Ketiga berkekuatan 6,3 SR pada arah Barat Daya Sumbar di kedalaman 20 meter, pukul 09.30 WIB, terakhir berkekuatan 5,7 SR di Painan, Kab. Pessel. KORBAN MENINGGAL Korban meninggal karena gempa bumi di Bengkulu terus bertambah, hingga Minggu pagi tercatat 23 korban meninggal dunia, dan 88 orang luka-luka, baik luka berat atau ringan. Para korban meninggal dunia itu tersebar di sejumlah lokasi yakni di Bengkulu Utara enam (6) orang, Padang (3), Bengkulu (2), di Mentawai (3), satu orang di Jambi, satu orang di Solok dan tujuh orang di Kabupaten Mukomuko, demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi Depaartemen Kesehatan Rustam S Pakaya di Jakarta, Minggu pagi. Menurut Rustam, hingga saat ini belum ada laporan kehilangan anggota keluarga dari warga. Sementara itu untuk menanggulangi terjadinya penyakit menular seperti diare atau infeksi saluran pernafasan, pemerintah telah mengirimkan bantuan obat-obatan, sistem sanitasi, dan selimut selain makanan. Dia juga menyebutkan bahwa pasokan makanan bagi balita dan anak-anak mencukupi. Pihak Depkes telah mengirimkan tenaga kesehatan (Nakes) ke lokasi bencana yang hingga saat ini sudah mencapai 81 orang, dengan dana operasional Rp150 juta, satu ton obat-obatan, makanan siap saji empat ton, kantong mayat 100 lembar, dua mobil ambulan dan dua mobil klinik. Selain itu juga dikirimkan bantuan dua tenda balon, dan 400 selimut. Pada Rabu (12/9) gempa berkekuatan 7,9 SR mengguncang Bengkulu dan mengakibatkan sejumlah kerusakan fisik. Menurut pantauan Departemen Sosial, kerusakan paling parah terjadi di Kecamatan Lais, Kabupaten Bengkulu. (Ant)
CiKEAS Merosotnya Kehidupan Petani Tambak Ds. Tani Baru Akibat Operasi PT. Total Indonesia EP
Merosotnya Kehidupan Petani Tambak Ds. Tani Baru Akibat Operasi PT. Total Indonesia EP Permasalahan yang terjadi antara PT. TOTAL INDONESIA EP dan Para Masyarakat Desa Tani Baru Kec. Anggana Kab. Kutai Kertanegara Prop. Kalimantan Timur (RT.06-Tanjung Nipah, RT.07-Prangat Pokok, RT.08-Pulau Seribu, RT.19 Pole Wali) dan Serikat Tani Tambak desa Tani Baru yang diakibatkan oleh armada operasional PT. TOTAL INDONESIA EP yang merusak seluruh bantaran sungai Desa Tani Baru (RT.06-Tanjung Nipah, RT.07-Prangat Pokok, RT.08-Pulau Seribu, RT.19 Pole Wali). Lebih lanjut, klik dan baca di http://serikat-tani-nasional.blogspot.com/2007/09/kalimantan-timur-merosotnya-kehidupan.html Salam, /donny pradana wr -- --- Komite Pimpinan Pusat - Serikat Tani Nasional [Sementara] Jl. Pustaka Jaya II No. 3, Rawamangun Jakarta Timur, Indonesia 13220. Fax: +62-21-4757281 M-phone +62 856 8075066 Email : [EMAIL PROTECTED] Blog : http://serikat-tani-nasional.blogspot.com ---
CiKEAS 67. Eksklusivitas, Sang Penjaga
= Seri : Membangun Keluarga Indonesia = [EQ] CHRISYE : SEBUAH MEMOAR MUSIKAL [Naga Legendaris INDONESIA] Oleh : Alberthiene Endah Bermimpilah, sebab harapan akan memberi hidup Berkaryalah, sebab seni akan memberi makna [Naga belajar . . . sampai menutup mata] 67. Eksklusivitas, Sang Penjaga Di negeri dimana nasib seorang penyanyi begitu rentan untuk berubah mendadak, tindakan aji mumpung menjadi hal yang jamak terjadi. ini bisa dimaklumi. Kita tidak seperti di Barat sana, karena penyanyi yang bisa mencetak satu lagu hit saja bisa kipas-kipas menunggu proyek album selanjutnya. Tak perlu heboh hilir-mudik show di sana-sini, finansialnya sudah terjamin. Pemasaran yang worldwide menjamin tingkat penjualan yang tinggi. Di Indonesia, sukses album tidak cukup menjamin kesejahteraan si penyanyi. Buat penyanyi rekaman seperti saya, ini adalah kondisi yang sulit. Saya harus sangat berhemat menjaga hasil royalti agar bisa menjadi modal hidup sampai proyek berikutnya. Tentu saja ada tawaran show yang datang. Seperti juga penyanyi lain, saya akan menerima tawaran itu sepanjang cocok. Namun, sangat hati-hati dengan tawaran yang mengancam ekslusivitas saya. Kita harus mengakui bahwa psikologi penggemar sangat dipengaruhi oleh sensasi kerinduan. Jika mereka terlalu sering melihat bintang idola, perlahan cahaya penyanyi akan pudar. Ini jangan diremehkan karena respon penggemar adalah tonggak yang menentukan sukses seorang penyanyi komersial. Eklusivitas adalah sang penjaga yang melindungi kebintangan seorang penyanyi. Saya sendiri pernah ditawari untuk tampil dalam live show mingguan di TV swasta. Tampil setiap minggu, satu jam lamanya? Wow! Honornya menggiurkan sekali. Tetapi kemudian saya berfikir panjang. Mau dikemanakan sisi eklusivitas saya? Orang tidak akan lagi merindukan kehadiran dan suara saya. Performa saya bisa menjadi tawar. Dengan berat hati saya menolak tawaran itu. Saya sangat menaruh hormat kepada penyanyi yang mampu menegakkan eklusivitasnya walau sudah heboh tampil di sana sini dengan intensitas yang tinggi. Mereka pasti memiliki magnet yang sangat luar biasa. [bersambung . . ] SONETA INDONESIA www.soneta.org Retno Kintoko Hp. 0818-942644 Aminta Plaza Lt. 10 Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan Ph. 62 21-7511402-3 - Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! FareChase.
CiKEAS Hukum Online Connect With Poeple - Hak Kewajiban Warganegara Indonesia, Grand Cempaka Hotel, 29 September 2007
Hukum Online Connect With Poeple Grand Cempaka Hotel, Sabtu, 29 September 2007 Hak Kewajiban Warganegara dalam Aspek Pidana Perdata Pendekatan Praktis dan Studi Kasus dalam Bermasyarakat Organisasi Perusahaan Pengantar Hukum akan selalu bersinggungan dalam setiap kehidupan manusia, sejak ia lahir, tumbuh dewasa, sampai saat ia meninggal dunia-pun setiap langkah kehidupannya tidak akan pernah terlepas dari aturan/hukum. Bahkan seorang janin yang masih dalam kandungan-pun dapat bertindak sebagai subyek hukum bila kepentingannya menghendaki, misalnya dalam hal-hal yang berhubungan dengan harta warisan. Dalam pengertian yang lazim dikenal masyarakat, yaitu hukum perdata dan hukum pidana, keduanya selalu menjadi pedoman dan aturan dalam setiap perwujudan hak dan kewajiban manusia sebagai individu maupun warga Negara. Kadang kala kita tidak menyadari bahwa mengerti hukum adalah keharusan bagi kita. Banyak yang beranggapan bahwa yang wajib mengerti hukum cukup lawyer atau pekerja hukum saja. Ini jelas pandangan yang salah. Pada dasarnya kita wajib mengetahui hukum, sehingga untuk masalah-masalah yang notabene dapat kita selesaikan sendiri, kita tidak perlu harus mencari lawyer untuk membantu kita. Dengan mengetahui konsepsi hukum perdata dan hukum pidana, setiap manusia akan lebih memahami hak dan kewajibannya. Baik sebagai individu, anggota masyarakat yang berhubungan secara perdata dengan anggota masyarakat lainnya, maupun sebagai warga negara yang diatur dalam hukum publik. Tidak sulit untuk memahami konsepsi perdata maupun pidana. Ckup dengan menggali semua permasalahan-permasalahan yang seringkali muncul di masyarakat, talenta kita dalam memahami hukum akan lebih terasah. Manfaat Tujuan - Memahami konsepsi hukum perdata dan hukum pidana - Memahami dan menumbuhkan kesadaran hukum selaku individu, anggota masyarakat maupun sebagai warga negara - Mengerti hak kewajiban sebagai warganegara apabila terjadi permasalahan yang menyangkut hukum publik dan perdata - Mengerti dan memahami tindakan negara melalui aparat yang terkait apabila terjadi suatu permasalahan di bidang hukum publik - Mampu memberikan solusi yang sederhana dan tepat sebagai upaya penyelesaian hukum, khususnya bidang hukum perdata - Memahami konsepsi arbitrase sebagai sarana penyelesaian permasalahan hukum yang efektif, efisien dan ekonomis Pokok Bahasan - Konsepsi hukum perdata/pidana - Hukum Perdata Hukum Pidana - Hukum Acara Perdata Hukum Acara Pidana - Upaya hukum Perdata Upaya hukum pidana - Contoh-contoh kasus (perdata/pidana) dan upaya penyelesaiannya Fasilitator 1. Christyanto Noviantoro SH Law Advisor Dosen di Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) 2. Edi Siswoyo SH Praktisi HRD Pengamat Ketenagakerjaan Waktu Tempat Sabtu, 29 September 2007 Hotel Grand Cempaka, Jl. Letjen Suprapto, Jakarta Durasi 09.00 s/d 12.30 WIB Informasi Pendaftaran Shella Ariesiana Telp : (021) - 71601089 Fax : (021) - 8579510 Email: [EMAIL PROTECTED] Investment Biaya : Rp. 200.000,- BCA - KCP Matraman - Jakarta Timur No. Acc. 739 041 0829 An. PT. CEO Indonesia Bukti transfer asli dibawa saat acara dan diserahkan pada saat registrasi ulang Organized by : CEO Indonesia Formulir Pendaftaran : Nama : Perusahaan / Perorangan : Alamat : Telp/HP :Email : Tanggal Transfer Formulir harap di isi kemudian di kirim via email ke [EMAIL PROTECTED] Ingin bergabung dalam komunitas kami ? kirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED]
CiKEAS Beasiswa Belajar di Korea
Beasiswa Belajar di Korea http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13dn=20070917115859 Secara berkala koran Online KabarIndonesia memberikan informasi beasiswa bagi mereka yang tertarik untuk melanjutkan studinya di luar negeri, misalnya Eropa, Australia, Canada maupun Amerika, bagi yang tertarik silahkan Klik Daftar Jadi Penulis di www.kabarindonesia.com 17-Sep-2007, 11:58:59 WIB - [www.kabarindonesia.com] KabarIndonesia - Dear rekan-rekan Saya lanjutkan pesan seorang Professor di Korea yang menginginkan candidate pelajar Indonesia yang ingin belajar Bhs Korea di salah satu Universitas di Korea. Beasiswa akan diusahakan oleh beliau bagi candidate selama menempuh pendidikan di Korea. Candidate diharapkan mempunyai latar belakang bahasa Indonesia yang kuat dan diharapkan dikemudian hari dapat menjadi staff di Universitas tsb untuk mengajar babahasa Indonesia. Bagi yang berminat silakan menghubungi saya dengan mengirimkan CV dan daftar nilai selama ini, dan nantiakan saya lanjutkan kepada beliau. Dateline 20 September 2007. Berdasarkan dokumen-dokumen tersebut nanti akandilakukan seleksi oleh beliau. Semoga bermanfaat, Salam Josaphat Tetuko Sri Sumantyo Email: [EMAIL PROTECTED] http://www2.cr.chiba-u.jp/mrsl/ Blog: http://pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/ Alamat ratron (surat elektronik): [EMAIL PROTECTED]
CiKEAS Beasiswa Belajar di Korea
Beasiswa Belajar di Korea http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13dn=20070917115859 Secara berkala koran Online KabarIndonesia memberikan informasi beasiswa bagi mereka yang tertarik untuk melanjutkan studinya di luar negeri, misalnya Eropa, Australia, Canada maupun Amerika, bagi yang tertarik silahkan Klik Daftar Jadi Penulis di www.kabarindonesia.com 17-Sep-2007, 11:58:59 WIB - [www.kabarindonesia.com] KabarIndonesia - Dear rekan-rekan Saya lanjutkan pesan seorang Professor di Korea yang menginginkan candidate pelajar Indonesia yang ingin belajar Bhs Korea di salah satu Universitas di Korea. Beasiswa akan diusahakan oleh beliau bagi candidate selama menempuh pendidikan di Korea. Candidate diharapkan mempunyai latar belakang bahasa Indonesia yang kuat dan diharapkan dikemudian hari dapat menjadi staff di Universitas tsb untuk mengajar babahasa Indonesia. Bagi yang berminat silakan menghubungi saya dengan mengirimkan CV dan daftar nilai selama ini, dan nantiakan saya lanjutkan kepada beliau. Dateline 20 September 2007. Berdasarkan dokumen-dokumen tersebut nanti akan dilakukan seleksi oleh beliau. Semoga bermanfaat, Salam Josaphat Tetuko Sri Sumantyo Email: [EMAIL PROTECTED] http://www2.cr.chiba-u.jp/mrsl/ Blog: http://pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/ Alamat ratron (surat elektronik): [EMAIL PROTECTED]