CiKEAS * Gugatan Goro2 Tommy Masuk Tahap Mediasi ETC
* Gugatan Goro2 Tommy Masuk Tahap Mediasi ETC Koran Tempo - Selasa, 02 Oktober 2007 JAKARTA -- Gugatan perdata pemerintah dalam kasus ruilslag PT Goro Batara Sakti dengan Bulog memasuki tahap mediasi. Ketua majelis hakim Haswandi mengatakan proses mediasi akan berlangsung selama 22 hari dan diketuai hakim Edy Risdianto. Jika tidak terjadi perdamaian, akan masuk ligitasi, kata Haswandi dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemarin. Seusai sidang, kedua pihak melakukan pertemuan tertutup dengan hakim mediator selama sekitar 15 menit. Seusai pertemuan tersebut, ketua tim jaksa penuntut umum Yoseph Suardi Sabda mengatakan mediasi selanjutnya akan berlangsung Senin pekan depan. Saat itu, kata dia, pihak penggugat dan tergugat akan memberikan usul-usul mediasi. Sementara itu, kuasa hukum Hutomo Mandala Putra, Elza Syarif, mengatakan akan melihat terlebih dulu usul mediasi dari penggugat. Tercapai atau tidak, kita lihat nanti, ujarnya. Seperti yang diberitakan, pemerintah mengajukan gugatan perdata terhadap PT Goro Batara Sakti, Tommy Soeharto, Ricardo Gelael, dan Beddu Amang. Pemerintah menuntut ganti rugi materiil sebesar Rp 244 miliar, ganti rugi imateriil Rp 100 miliar, dan gugatan membayar bunga atas kerugian Rp 206,52 miliar. RINI KUSTIANI = * Judges order Tommy lawyers to negotiate before court National News - Tuesday, October 02, 2007 http://www.thejakartapost.com/detailnational.asp? fileid=20071002.H03irec=2 The Jakarta Post, Jakarta A panel of judges handling a land swap case involving Soeharto's youngest son has asked all parties to seek a possible out-of-court settlement, presiding judge Haswandi said. The panel of judges has appointed judge Edi Risdianto as mediator for the case, as per a Supreme Court regulation that stipulates mediation must be attempted. The first negotiation meeting would be held at the South Jakarta District Court on Monday to discuss the state prosecutor's proposal. But Dachamer Munthe said his state prosecution team was still deliberating the proposal. One of Tommy's lawyers, Elza Syarief, said they would study the prosecution's proposal before they discussed it further with their client. The Attorney General's Office filed a civil lawsuit on Aug. 22 against Hutomo Tommy Mandala Putra in response to a ruling by a court in Guernsey. The court on the British island off the northern French coast ordered on May 23 the Indonesian government prove the 35 million euros attached to Tommy's Garnet Investment Company had been raised via illegal activities. The Guernsey court gave the Indonesian government until the end of 2007 to prove Tommy had been involved in illegal activity. The Guernsey court has agreed to continue withholding Tommy's funds now held at the BNP Paribas branch in Guernsey. Further suspects in the civil case involving PT Goro Batara Sakti include PT Goro's commissioner Ricardo Gelael and former State Logistics Agency (Bulog) chief Beddu Amang. The prosecution has ordered the two men and Tommy to repay Rp 500 billion (US$55 million) in alleged state losses. The case started in 1996 when PT Goro, one of Tommy's companies and one of the country's biggest retailers at that time, set up a land swap agreement with Bulog. Bulog had agreed to give PT Goro a warehouse complex occupying 50 hectares of land in Kelapa Gading, North Jakarta, in exchange for some 125,000 hectares of land in Marunda, also in North Jakarta. Later, in a criminal court proceeding, prosecutors presented evidence to show the land was half swamp. The Supreme Court, however, approved Tommy's request for a case review in 2001 and then acquitted him of all graft charges. (10) * Jaksa Minta Hakim Tolak Intervensi Supersemar Koran Tempo - Selasa, 02 Oktober 2007 JAKARTA -- Jaksa penuntut umum dalam gugatan perdata Soeharto dan Yayasan Supersemar meminta majelis hakim menolak gugatan intervensi yang diajukan penerima beasiswa Supersemar. Sebab, Permohonan ini terlalu prematur, kata ketua tim jaksa penuntut umum Kejaksaan Agung, Dachamer Munthe, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemarin. Dachamer menjelaskan, jika gugatan perdata ini dikabulkan dan eksekusi terhadap yayasan mengganggu kepentingan penerima beasiswa, mereka bisa mengajukan gugatan. Lagi pula, ujar dia, pemerintah tidak mempermasalahkan penggunaan dana untuk beasiswa seperti yang dilakukan yayasan selama ini. Yang digugat, kata Dachamer, adalah dana yayasan yang disalahgunakan untuk membiayai sejumlah perusahaan. Selain itu, hubungan emosional antara penerima beasiswa dan yayasan yang dinyatakan pemohon intervensi, menurut dia, tidak berdasar. Gugatan intervensi tidak bisa didasarkan pada hubungan emosional, melainkan hubungan hukum apa yang terjadi antara penerima dan yayasan, katanya. Kejaksaan Agung saat ini tengah menggugat perdata Soeharto dan Yayasan Supersemar. Dalam
CiKEAS didepan penghulu terpaksa berlakon BUNGLON
Sepakat banget: bukankah jilbab tidak ada hubungannya dengan sikap pribadi masing2 orang? artinya yang tidak berjilbab belum tentu lebih saleha dari pada yg berjilbab namun sy tidak sepakat untuk: “jangan anda menyalahkan islam, hanya karena anak anda berpindah keyakinan pada islam. Tapi salahkan diri anda sendiri yg tidak mampu mendidik anak, hingga anak anda lebih mencintai wanita dari pada mencintai agamanya sendiri..” Seperti yang kita ketahui besama, agama sudah masuk kedomain Keluarga. Di republik ini, sulit sekali bagi pasangan yg ingin menikah karena perbedaan agama, makanya terpaksa didepan penghulu terpaksa berlakon BUNGLON Salute, Ch Fs | YM : broercharlie HYPERLINK http://sohoshare.blogspot.com/http://sohoshare.blogspot.com/ _ From: CIKEAS@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of suhana hana Sent: Tuesday, October 02, 2007 12:21 PM To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; cikeas@yahoogroups.com Subject: CiKEAS SALAH ASUHAN HINGGA SALAH MENCARI FIGUR Assalamu'alaykum wr.wb !--[if !supportEmptyParas]-- !--[endif]-- hmm..dimulai dengan perasaan miris membaca komentar salah seorang wanita yg merasa bangga sekali sudah membuka kerudungnya/-jilbab. dan merasa lebih jernih pikiran dan sikap karena menanggalkan jilbab. dan setelah kutelusuri alasannya menanggalkan jilbab, hanya karena tidak mau di anggap sholeha, padahal bengal (itu komentarnya yg aku intip). !--[if !supportEmptyParas]-- !--[endif]-- hmm..sungguh nda habis dalam pikiranku, kenapa jadi risih dianggap sholeha? bukannya itu bisa disikapi sebagai suatu doa? lalu kenapa jadi merasa nyaman dikatakan wanita bengal, hanya karena belum sempurna sikapnya saat memakai jilbab? bukankah jilbab tidak ada hubungannya dengan sikap pribadi masing2 orang? . HYPERLINK http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=14157774/grpspId=1705329729/msgI d=22131/stime=1191302503/nc1=3848641/nc2=4776371/nc3=4776366 Internal Virus Database is out-of-date. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.476 / Virus Database: 269.13.28/1023 - Release Date: 9/22/2007 1:27 PM
CiKEAS Re: didepan penghulu terpaksa berlakon BUNGLON
Kalo anda mencintai seseorang, jangankan harta, jiwapun rela anda korbankan. Kalo anda mencintai seseorang, jangankan agama, jiwapun rela anda korbankan. Kalo anda mencintai seseorang, jangankan harta, agamapun rela anda korbankan. Kalo anda mencintai seseorang, jangankan jiwa, agamapun rela anda korbankan. Kalo anda mencintai seseorang, jangankan agama, orang tuapun rela anda korbankan. Tapi adalah paling bijaksana, kalo saling mencintai janganlah saling mengorbankan atau janganlah ada korban !!! Tapi kalo anda saling mencintai, sebaiknya saling berkorban agama, karena agama khan cuma diluarnya saja sedangkan didalam enggak ada yang bisa lihat. Kalo kedua belah pihak sama2 fanatik, maka buatlah pesta pernikahan dua kali, dan masing2 mengaku sudah pindah agama, atau keduanya benar2 pindah agama kepihak pasangannya masing2 agar puas kedua orang tuanya. Kalo tetap masih ngotot juga, akhirnya enggak bisa kawin, karena keduanya memang lebih mencintai agamanya dan tidak saling mencintai. Ada teman saya orang Batak Kristen laki2, pacaran dengan wanita Sunda, Islam. Ke2nya menikah. Di Bandung mereka menikah secara Islam karena pasangan laki2 pindah jadi Islam. Di Jakarta mereka menikah lagi, dan yang wanita pindah Kristen. Demikianlah ke2nya tetap saling mencintai dan masing2 pindah ke agama pasangannya cuma untuk menipu kedua orang tuanya agar tidak kecewa terhadap pilihan anaknya yang ternyata bersedia pindah agama. Begitulah seharusnya yang kita namakan toleransi beragama. Agama janganlah dijadikan sarana untuk saling menyusahkan, agama juga jangan dijadikan alasan untuk saling tidak mencintai. Apakah hal ini salah??? Kalo tetap anda anggap salah, yang salah itu siapa??? agamanya atau anda yang salah??? Yang salah sudah pasti agamanya, dan kesalahan anda hanyalah karena memilih agama anda. Seharusnya beragama bukanlah mengikat diri anda seperti kambing, dan juga jangan dijadikan tali untuk mengikat orang lain, APALAGI, LEBIH BIADAB AGAMA DIJADIKAN ALAT EXEKUSI UNTUK MEMBUNUH ORANG LAIN!!! JUGA, ingatlah, janganlah perkawinan atau pernikahan dijadikan alat untuk menyebarkan agama anda dengan cara memaksa pasangan anda pindah agama. Adalah sangat amoral kalo anda jadikan perkawinan anda sebagai alat dakwah yang memaksa pasangan anda harus pindah agama, hal itu menjadikan perkawinan anda rendah nilainya, dan anda merendahkan nilai perkawinan anda sendiri yang seharusnya anda sucikan. Semoga nasihat saya ini bisa direnungkan semua pihak, pasangan teman saya yang kedua belah pihak telah pindah agama sekarang ini sudah menetap menjadi warganegara Australia, disana keduanya hidup bahagia, gaji besar, tidak ada yang menanyakan apakah agama mereka karena Australia adalah negara yang menegakkan HAM, sedangkan Indonesia adalah negara yang meng-injak2 HAM, sampai rakyat jelata juga meng-injak2 HAM dengan cara memaksakan menantunya pindah agama mentang2 menantunya mencintai anaknya. Mertua yang memaksakan menantunya pindah agama adalah mertua yang lebih sayang dengan agamanya katimbang menyayangi anaknya. Demikianlah, tidak ada ajaran agama yang baik, karena semua agama memaksakan umat lain untuk mempercayai agamanya dengan berbagai cara. Ny. Muslim binti Muskitawati. --- In CIKEAS@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Sepakat banget: bukankah jilbab tidak ada hubungannya dengan sikap pribadi masing2 orang? artinya yang tidak berjilbab belum tentu lebih saleha dari pada yg berjilbab namun sy tidak sepakat untuk: jangan anda menyalahkan islam, hanya karena anak anda berpindah keyakinan pada islam. Tapi salahkan diri anda sendiri yg tidak mampu mendidik anak, hingga anak anda lebih mencintai wanita dari pada mencintai agamanya sendiri.. Seperti yang kita ketahui besama, agama sudah masuk kedomain Keluarga. Di republik ini, sulit sekali bagi pasangan yg ingin menikah karena perbedaan agama, makanya terpaksa didepan penghulu terpaksa berlakon BUNGLON Salute, Ch Fs | YM : broercharlie HYPERLINK http://sohoshare.blogspot.com/http://sohoshare.blogspot.com/ _ From: CIKEAS@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of suhana hana Sent: Tuesday, October 02, 2007 12:21 PM To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; cikeas@yahoogroups.com Subject: CiKEAS SALAH ASUHAN HINGGA SALAH MENCARI FIGUR Assalamu'alaykum wr.wb !--[if !supportEmptyParas]-- !--[endif]-- hmm..dimulai dengan perasaan miris membaca komentar salah seorang wanita yg merasa bangga sekali sudah membuka kerudungnya/-jilbab. dan merasa lebih jernih pikiran dan sikap karena menanggalkan jilbab. dan setelah kutelusuri alasannya menanggalkan jilbab, hanya karena tidak mau di anggap sholeha, padahal bengal (itu komentarnya yg aku intip). !--[if !supportEmptyParas]-- !--[endif]-- hmm..sungguh nda habis dalam pikiranku, kenapa jadi risih dianggap sholeha? bukannya itu bisa disikapi sebagai suatu doa?
CiKEAS Bagaimana Seharusnya Anda Beragama ???
Bagaimana Seharusnya Anda Beragama Dalam Bercinta ??? Mengorbankan Cinta Demi Agama Adalah Cinta Palsu !!! Mengorbankan Agama Demi Cinta Adalah Cinta Suci Dan tidak bisa dianggap agamanya yang Palsu. HAM melindungi pilihan anda karena HAM menghargai cinta kasih anda, dan juga menghargai agama anda. Kalo anda mencintai seseorang, jangankan harta, jiwapun rela anda korbankan. Kalo anda mencintai seseorang, jangankan agama, jiwapun rela anda korbankan. Kalo anda mencintai seseorang, jangankan harta, agamapun rela anda korbankan. Kalo anda mencintai seseorang, jangankan jiwa, agamapun rela anda korbankan. Kalo anda mencintai seseorang, jangankan agama, orang tuapun rela anda korbankan. Tapi adalah paling bijaksana, kalo saling mencintai janganlah saling mengorbankan atau janganlah ada korban !!! Tapi kalo anda saling mencintai, sebaiknya saling berkorban agama, karena agama khan cuma diluarnya saja sedangkan didalam enggak ada yang bisa lihat. Kalo kedua belah pihak sama2 fanatik, maka buatlah pesta pernikahan dua kali, dan masing2 mengaku sudah pindah agama, atau keduanya benar2 pindah agama kepihak pasangannya masing2 agar puas kedua orang tuanya. Kalo tetap masih ngotot juga, akhirnya enggak bisa kawin, karena keduanya memang lebih mencintai agamanya dan tidak saling mencintai. Ada teman saya orang Batak Kristen laki2, pacaran dengan wanita Sunda, Islam. Ke2nya menikah. Di Bandung mereka menikah secara Islam karena pasangan laki2 pindah jadi Islam. Di Jakarta mereka menikah lagi, dan yang wanita pindah Kristen. Demikianlah ke2nya tetap saling mencintai dan masing2 pindah ke agama pasangannya cuma untuk menipu kedua orang tuanya agar tidak kecewa terhadap pilihan anaknya yang ternyata bersedia pindah agama. Begitulah seharusnya yang kita namakan toleransi beragama. Agama janganlah dijadikan sarana untuk saling menyusahkan, agama juga jangan dijadikan alasan untuk saling tidak mencintai. Apakah hal ini salah??? Kalo tetap anda anggap salah, yang salah itu siapa??? agamanya atau anda yang salah??? Yang salah sudah pasti agamanya, dan kesalahan anda hanyalah karena memilih agama anda. Seharusnya beragama bukanlah mengikat diri anda seperti kambing, dan juga jangan dijadikan tali untuk mengikat orang lain, APALAGI, LEBIH BIADAB AGAMA DIJADIKAN ALAT EXEKUSI UNTUK MEMBUNUH ORANG LAIN!!! JUGA, ingatlah, janganlah perkawinan atau pernikahan dijadikan alat untuk menyebarkan agama anda dengan cara memaksa pasangan anda pindah agama. Adalah sangat amoral kalo anda jadikan perkawinan anda sebagai alat dakwah yang memaksa pasangan anda harus pindah agama, hal itu menjadikan perkawinan anda rendah nilainya, dan anda merendahkan nilai perkawinan anda sendiri yang seharusnya anda sucikan. Semoga nasihat saya ini bisa direnungkan semua pihak, pasangan teman saya yang kedua belah pihak telah pindah agama sekarang ini sudah menetap menjadi warganegara Australia, disana keduanya hidup bahagia, gaji besar, tidak ada yang menanyakan apakah agama mereka karena Australia adalah negara yang menegakkan HAM, sedangkan Indonesia adalah negara yang meng-injak2 HAM, sampai rakyat jelata juga meng-injak2 HAM dengan cara memaksakan menantunya pindah agama mentang2 menantunya mencintai anaknya. Mertua yang memaksakan menantunya pindah agama adalah mertua yang lebih sayang dengan agamanya katimbang menyayangi anaknya. Demikianlah, tidak ada ajaran agama yang baik, karena semua agama memaksakan umat lain untuk mempercayai agamanya dengan berbagai cara. Agama menganggap bahwa cinta suci anda harus dikorbankan demi agama anda. Dan Cinta yang suci tidak seharusnya meminta korban ataupun pengorbanan. Bahkan percintaan di tempat pelacuran sekalipun masih lebih suci dari percintaan orang yang beragama, karena percintaan ditempat pelacuran masih bisa saling tawar menawar, tapi kenapa percintaan antara umat beragama harus harga mati memaksakan pasangannya harus pindah agama tanpa bisa ditawar lagi ??? Begitulah, seharusnya mencintai seseorang janganlah pakai tawar2, sedangkan dalam beragama wajar kalo anda tawar menawar. Ny. Muslim binti Muskitawati.
CiKEAS Bagaimana Seharusnya Anda Beragama Dalam Bercinta ???
Bagaimana Seharusnya Anda Beragama Dalam Bercinta ??? Mengorbankan Cinta Demi Agama Adalah Cinta Palsu !!! Mengorbankan Agama Demi Cinta Adalah Cinta Suci Dan tidak bisa dianggap agamanya yang Palsu. HAM melindungi pilihan anda karena HAM menghargai cinta kasih anda, dan juga menghargai agama anda. Kalo anda mencintai seseorang, jangankan harta, jiwapun rela anda korbankan. Kalo anda mencintai seseorang, jangankan agama, jiwapun rela anda korbankan. Kalo anda mencintai seseorang, jangankan harta, agamapun rela anda korbankan. Kalo anda mencintai seseorang, jangankan jiwa, agamapun rela anda korbankan. Kalo anda mencintai seseorang, jangankan agama, orang tuapun rela anda korbankan. Tapi adalah paling bijaksana, kalo saling mencintai janganlah saling mengorbankan atau janganlah ada korban !!! Tapi kalo anda saling mencintai, sebaiknya saling berkorban agama, karena agama khan cuma diluarnya saja sedangkan didalam enggak ada yang bisa lihat. Kalo kedua belah pihak sama2 fanatik, maka buatlah pesta pernikahan dua kali, dan masing2 mengaku sudah pindah agama, atau keduanya benar2 pindah agama kepihak pasangannya masing2 agar puas kedua orang tuanya. Kalo tetap masih ngotot juga, akhirnya enggak bisa kawin, karena keduanya memang lebih mencintai agamanya dan tidak saling mencintai. Ada teman saya orang Batak Kristen laki2, pacaran dengan wanita Sunda, Islam. Ke2nya menikah. Di Bandung mereka menikah secara Islam karena pasangan laki2 pindah jadi Islam. Di Jakarta mereka menikah lagi, dan yang wanita pindah Kristen. Demikianlah ke2nya tetap saling mencintai dan masing2 pindah ke agama pasangannya cuma untuk menipu kedua orang tuanya agar tidak kecewa terhadap pilihan anaknya yang ternyata bersedia pindah agama. Begitulah seharusnya yang kita namakan toleransi beragama. Agama janganlah dijadikan sarana untuk saling menyusahkan, agama juga jangan dijadikan alasan untuk saling tidak mencintai. Apakah hal ini salah??? Kalo tetap anda anggap salah, yang salah itu siapa??? agamanya atau anda yang salah??? Yang salah sudah pasti agamanya, dan kesalahan anda hanyalah karena memilih agama anda. Seharusnya beragama bukanlah mengikat diri anda seperti kambing, dan juga jangan dijadikan tali untuk mengikat orang lain, APALAGI, LEBIH BIADAB AGAMA DIJADIKAN ALAT EXEKUSI UNTUK MEMBUNUH ORANG LAIN!!! JUGA, ingatlah, janganlah perkawinan atau pernikahan dijadikan alat untuk menyebarkan agama anda dengan cara memaksa pasangan anda pindah agama. Adalah sangat amoral kalo anda jadikan perkawinan anda sebagai alat dakwah yang memaksa pasangan anda harus pindah agama, hal itu menjadikan perkawinan anda rendah nilainya, dan anda merendahkan nilai perkawinan anda sendiri yang seharusnya anda sucikan. Semoga nasihat saya ini bisa direnungkan semua pihak, pasangan teman saya yang kedua belah pihak telah pindah agama sekarang ini sudah menetap menjadi warganegara Australia, disana keduanya hidup bahagia, gaji besar, tidak ada yang menanyakan apakah agama mereka karena Australia adalah negara yang menegakkan HAM, sedangkan Indonesia adalah negara yang meng-injak2 HAM, sampai rakyat jelata juga meng-injak2 HAM dengan cara memaksakan menantunya pindah agama mentang2 menantunya mencintai anaknya. Mertua yang memaksakan menantunya pindah agama adalah mertua yang lebih sayang dengan agamanya katimbang menyayangi anaknya. Demikianlah, tidak ada ajaran agama yang baik, karena semua agama memaksakan umat lain untuk mempercayai agamanya dengan berbagai cara. Agama menganggap bahwa cinta suci anda harus dikorbankan demi agama anda. Dan Cinta yang suci tidak seharusnya meminta korban ataupun pengorbanan. Bahkan percintaan di tempat pelacuran sekalipun masih lebih suci dari percintaan orang yang beragama, karena percintaan ditempat pelacuran masih bisa saling tawar menawar, tapi kenapa percintaan antara umat beragama harus harga mati memaksakan pasangannya harus pindah agama tanpa bisa ditawar lagi ??? Begitulah, seharusnya mencintai seseorang janganlah pakai tawar2, sedangkan dalam beragama wajar kalo anda tawar menawar. Ny. Muslim binti Muskitawati.
CiKEAS Papuan independence groups seek talks with Indonesia
http://www.signonsandiego.com/news/world/20071001-0600-indonesia-papua-.html Papuan independence groups seek talks with Indonesia By Sara Webb REUTERS 6:00 a.m. October 1, 2007 JAKARTA - A group of pro-independence Papuans said it has asked Indonesia's government to meet to discuss greater democracy and self-determination as well as the withdrawal of troops from the troubled, resource-rich region. A resolution of the decades-long conflict in Papua, one of Indonesia's most backward regions, could pave the way for Papuans to form political parties and have greater say over resources that include vast forests and huge copper and gold deposits. The West Papua Coalition for National Liberation (WPCNL), an umbrella organisation which includes the Free Papua Movement (OPM), said on Monday it had written to Indonesia's president, and asked for negotiations with the government to be supervised by an internationally recognised mediator. 'The pro-independence groups demand a peace dialogue with Indonesia with third-party mediators, as that will guarantee transparency,' Paula Makabori, a member of the group, told Reuters. She said that Finland, which helped broker a peace agreement between Indonesia's government and the Free Aceh Movement (GAM) in Aceh in 2005, was willing to mediate between predominantly Christian Papua and the government of the world's most populous Muslim country. Indonesia's President Susilo Bambang Yudhoyono has promised to end decades of conflict in Papua and speed up development but critics say little has been achieved under the 2001 special autonomy agreement for Papua. Since former President Suharto's resignation in 1998, Indonesia has been transformed from a dictatorship to a vibrant democracy and has settled two of its three main conflicts, agreeing to East Timor's independence and Aceh's greater autonomy. But its role in Papua, which has a population of just over 2 million people, continues to attract widespread international criticism, with human rights groups reporting abuses by the military. 'A deal means Indonesia would have to pull out the military, allow genuine democracy, international human rights monitors, an economic redistribution, and the creation of political parties,' said Damien Kingsbury, an associate professor at Australia's Deakin University, who advised on the Aceh peace talks. 'Papua would be looking at creating a more democratic political environment in keeping with Indonesia's own democratisation. That could contribute to a more secure investment climate for Papua with the support of local Papuans.' A peace agreement and increased autonomy could change how investors such as Freeport-McMoran Copper Gold Inc. FCX.N{QR}- whose Grasberg mine in Papua is one of the largest copper and gold mines in the world - negotiate deals in future, Kingsbury said. Freeport paid a total of $1.6 billion in royalties, tax and dividends in 2006 to the Indonesian government, and is the single biggest foreign taxpayer in the country. Papua, which occupies the western half of New Guinea island, was under Dutch colonial rule until 1963 when Indonesia took over. Jakarta formalised its rule in 1969 in a vote by community leaders which was widely criticised. 'There were reports of extrajudicial executions, torture and ill-treatment, excessive use of force during demonstrations and harassment of human rights defenders' in Papua, Amnesty International said in its 2007 report. In February, Human Rights Watch said 'a low-level armed separatist insurgency in the province has resulted in a large military presence and a climate of mutual suspicion and fear'. t.gif
Re: CiKEAS Re: didepan penghulu terpaksa berlakon BUNGLON
Nyonya Mus nan cantik bin sexy, Cinta itu harus dibumbui dengan sex. Tanpa bumbu sex, cinta itu layu dan mati kekeringan. Sama halnya seperti makanan tanpa bumbu makan tak nikmat. Untuk ini oleh Allah dibolehkan menikah banyak wanita, dengan kemungkinan talak dan ambil baru lagi. Jadi agaknya makin banyak sex, makin cinta. Ada yang mempunyai pandangan lain? - Original Message - From: Hafsah Salim To: CIKEAS@yahoogroups.com Sent: Tuesday, October 02, 2007 10:36 AM Subject: CiKEAS Re: didepan penghulu terpaksa berlakon BUNGLON Kalo anda mencintai seseorang, jangankan harta, jiwapun rela anda korbankan. Kalo anda mencintai seseorang, jangankan agama, jiwapun rela anda korbankan. Kalo anda mencintai seseorang, jangankan harta, agamapun rela anda korbankan. Kalo anda mencintai seseorang, jangankan jiwa, agamapun rela anda korbankan. Kalo anda mencintai seseorang, jangankan agama, orang tuapun rela anda korbankan. Tapi adalah paling bijaksana, kalo saling mencintai janganlah saling mengorbankan atau janganlah ada korban !!! Tapi kalo anda saling mencintai, sebaiknya saling berkorban agama, karena agama khan cuma diluarnya saja sedangkan didalam enggak ada yang bisa lihat. Kalo kedua belah pihak sama2 fanatik, maka buatlah pesta pernikahan dua kali, dan masing2 mengaku sudah pindah agama, atau keduanya benar2 pindah agama kepihak pasangannya masing2 agar puas kedua orang tuanya. Kalo tetap masih ngotot juga, akhirnya enggak bisa kawin, karena keduanya memang lebih mencintai agamanya dan tidak saling mencintai. Ada teman saya orang Batak Kristen laki2, pacaran dengan wanita Sunda, Islam. Ke2nya menikah. Di Bandung mereka menikah secara Islam karena pasangan laki2 pindah jadi Islam. Di Jakarta mereka menikah lagi, dan yang wanita pindah Kristen. Demikianlah ke2nya tetap saling mencintai dan masing2 pindah ke agama pasangannya cuma untuk menipu kedua orang tuanya agar tidak kecewa terhadap pilihan anaknya yang ternyata bersedia pindah agama. Begitulah seharusnya yang kita namakan toleransi beragama. Agama janganlah dijadikan sarana untuk saling menyusahkan, agama juga jangan dijadikan alasan untuk saling tidak mencintai. Apakah hal ini salah??? Kalo tetap anda anggap salah, yang salah itu siapa??? agamanya atau anda yang salah??? Yang salah sudah pasti agamanya, dan kesalahan anda hanyalah karena memilih agama anda. Seharusnya beragama bukanlah mengikat diri anda seperti kambing, dan juga jangan dijadikan tali untuk mengikat orang lain, APALAGI, LEBIH BIADAB AGAMA DIJADIKAN ALAT EXEKUSI UNTUK MEMBUNUH ORANG LAIN!!! JUGA, ingatlah, janganlah perkawinan atau pernikahan dijadikan alat untuk menyebarkan agama anda dengan cara memaksa pasangan anda pindah agama. Adalah sangat amoral kalo anda jadikan perkawinan anda sebagai alat dakwah yang memaksa pasangan anda harus pindah agama, hal itu menjadikan perkawinan anda rendah nilainya, dan anda merendahkan nilai perkawinan anda sendiri yang seharusnya anda sucikan. Semoga nasihat saya ini bisa direnungkan semua pihak, pasangan teman saya yang kedua belah pihak telah pindah agama sekarang ini sudah menetap menjadi warganegara Australia, disana keduanya hidup bahagia, gaji besar, tidak ada yang menanyakan apakah agama mereka karena Australia adalah negara yang menegakkan HAM, sedangkan Indonesia adalah negara yang meng-injak2 HAM, sampai rakyat jelata juga meng-injak2 HAM dengan cara memaksakan menantunya pindah agama mentang2 menantunya mencintai anaknya. Mertua yang memaksakan menantunya pindah agama adalah mertua yang lebih sayang dengan agamanya katimbang menyayangi anaknya. Demikianlah, tidak ada ajaran agama yang baik, karena semua agama memaksakan umat lain untuk mempercayai agamanya dengan berbagai cara. Ny. Muslim binti Muskitawati. --- In CIKEAS@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Sepakat banget: bukankah jilbab tidak ada hubungannya dengan sikap pribadi masing2 orang? artinya yang tidak berjilbab belum tentu lebih saleha dari pada yg berjilbab namun sy tidak sepakat untuk: jangan anda menyalahkan islam, hanya karena anak anda berpindah keyakinan pada islam. Tapi salahkan diri anda sendiri yg tidak mampu mendidik anak, hingga anak anda lebih mencintai wanita dari pada mencintai agamanya sendiri.. Seperti yang kita ketahui besama, agama sudah masuk kedomain Keluarga. Di republik ini, sulit sekali bagi pasangan yg ingin menikah karena perbedaan agama, makanya terpaksa didepan penghulu terpaksa berlakon BUNGLON Salute, Ch Fs | YM : broercharlie HYPERLINK http://sohoshare.blogspot.com/http://sohoshare.blogspot.com/ _ From: CIKEAS@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of suhana hana Sent: Tuesday, October 02, 2007 12:21 PM To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
CiKEAS Lama Berseteru, Gus Dur Temui Megawati
Refleksi: Siapa bersetru kepada siapa? Agaknya persetruannya mengenai kursi empuk bukan berazaskan kepentingan rakyat. Betulkah? http://www.sinarharapan.co.id/berita/0710/02/sh01.html Lama Berseteru, Gus Dur Temui Megawati Oleh Tutut Herlina/Suradi Jakarta - Sehari setelah Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mendeklarasikan pencalonan dirinya sebagai presiden periode 2009-2014, Selasa (2/10) siang, mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri dan mantan Presiden RI lainnya Abdurrahman Wahid (Gus Dur) langsung melakukan pertemuan. Megawati didampingi Sekjen Pramono Anung, Ketua DPP PDIP Tjahyo Kumolo, Panda Nababan, dan Daryatmo Mardiyanto. Sementara itu, Gus Dur didampingi putrinya, Yenny Wahid, dan Bendahara PKB Aris Junaedi. Pertemuan ini merupakan pertemuan bersejarah setelah kedua tokoh ini lama berseteru. Keakraban Mega-Gus Dur terjalin pada Pertemuan Ciganjur menjelang Pemilu 1999. Hubungan keduanya kemudian retak setelah Mega gagal menjadi presiden dan malah Poros Tengah berhasil mengusung Gus Dur sebagai presiden. Tapi dalam perjalanan, 2001, Presiden Gus Dur akhirnya diberhentikan oleh MPR. . Di Teuku Umar Pertemuan dua tokoh negara tersebut berlangsung di kediaman Megawati di Jl Teuku Umar, Jakarta Pusat, sekitar pukul 11.20 WIB. Namun menurut Ketua DPP PDIP Tjahyo Kumolo yang ikut mendampingi Megawati, pertemuan tersebut tidak terkait dengan pencalonan Sutiyoso sebagai presiden. Pertemuan kedua mantan presiden tersebut lebih sebagai antara kakak dan adik, karena sejak lama Mega dan Gus Dur cukup akrab, kata Tjahyo. Pertemuan itu hanya merupakan silaturahmi antara mantan presiden dan wakil presiden. Pertemuan ini juga telah dijadwalkan sejak dua hari yang lalu. Tokoh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bertemu itu wajar saja, tidak ada kaitannya dengan itu (Sutiyoso, red), kata Tjahyo. Ketika ditanyakan apakah pertemuan itu membahas soal pencalonan presiden, termasuk soal deklarasi Sutiyoso sebagai capres, Tjahyo mengelak. Pertemuan itu hanya silaturahmi kekeluargaan, tapi diselingi masalah kenegaraan dan masalah kerakyatan. Lobi Sangat Penting Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Indoensia Prof. Maswadi Rauf ketika dimintai tanggapannya soal pertemuan Mega-Gus Dur mengatakan, karena yang bertemu adalah tokoh politik, apalagi keduanya juga mantan Presiden RI, pastilah porsi terbesar yang dibahas soal politik, terutama soal pencalonan presiden. Lobi intensif memang harus dilakukan elite politik, jika tidak, mereka akan tertinggal dalam persaingan menuju 2009 karena waktu menjelang pemilu presiden itu tidak lama. Ini positif, ujar Maswadi. Maswadi menduga pertemuan dipicu oleh deklarasi Sutiyoso sebagai capres. Untuk itu memang diperlukan strategi bagaimana mencari orang kedua atau calon wakil presiden. Dalam waktu dekat ini, menurut perkiraan Maswadi, akan muncul lagi serangkaian pertemuan para tokoh partai atau pemimpin. Semua ini tidak lain dalam rangka lobi-lobi mendekatkan kepentingan masing-masing menuju 2009.
CiKEAS Sutiyoso Muncul, Mega Tetap Capres
Refleksi: Siapa mau hasratnya untuk menduduki kursi empuk penuh fasilitas pembawa rejeki dihilangkan begitu saja? http://www.sinarharapan.co.id/berita/0710/02/sh03.html Sutiyoso Muncul, Mega Tetap Capres Jakarta-Hadirnya Sutiyoso sebagai kandidat calon presiden (capres) dalam Pemilu 2009 memunculkan informasi bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan membatalkan pencalonan Megawati Soekarnoputri sebagai capres. Namun, informasi tersebut buru-buru dibantah oleh salah satu Ketua DPP PDIP Sutradara Gintings. Menurut Gintings, kehadiran Sutiyoso sebagai kandidat tidak akan mengubah keputusan institusi untuk mengusung Megawati sebagai capres pada 2009. Apa yang diungkapkan kemarin adalah keputusan partai. Kalau secara institusi Ibu Mega juga tunduk. Kalau mau mengubah harus institusi juga. Sampai sekarang tidak ada keputusan institusi untuk itu, kata Gintings ketika dihubungi di Jakarta, Senin (1/10) malam, menanggapi silaturahmi yang dilakukan Sutiyoso di kediaman Megawati sebelum acara pendeklarasian diri sebagai capres. Sebaliknya, dalam acara buka puasa bersama, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Megawati Soekarnoputri menyambut positif pencalonan Sutiyoso sebagai capres pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009. Megawati menyatakan bahwa siapa saja berhak untuk maju dalam pencalonan presiden mendatang, sehingga dia tidak menganggap pencalonan Sutiyoso sebagai sebuah persaingan. Yang menganggap saingan kan bukan saya. Saya kan sudah dari lama mengatakan, kalau kita betul konsisten Indonesia masuk dalam alam demokrasi, maka tidak apa-apa, kata Megawati. Sementara itu, dalam deklarasi yang cukup meriah, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mantap maju sebagai capres pada Pemilu 2009. Namun, dia mengakui hingga kini belum memiliki partai politik (parpol) yang secara formal mendukung pencalonan tersebut. Dia mengharapkan ke depan ada parpol yang mendekati. Saya tidak punya partai. Partai sudah sangat banyak. Kalau saya layak pasti ada kereta. Di samping saya melakukan pendekatan, saya harap ada kereta yang mendekat, katanya. Dalam acara deklarasi itu, sejumlah tokoh tampak hadir, antara lain mantan Ketua Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, dan mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Dia mengaku dukungan terhadap dirinya selama ini diberikan oleh parpol-parpol kecil yang sudah lama ada. Selain itu, dukungan juga diberikan oleh organisasi kemasyarakatan (ormas) dan parpol yang baru akan muncul. Hanya saja dia tidak bersedia menyebutkan nama parpol tersebut karena selama ini dukungan yang diberikan baru secara lisan, padahal dalam politik dukungan selalu pasang surut. Dia juga menyampaikan sejumlah alasan tentang latar belakang pencalonan itu. Salah satunya adalah desakan beberapa kalangan dan pengalamannya selama sepuluh tahun memimpin ibu kota negara. Dengan memohon ridha Tuhan Yang Maha Esa, saya menyatakan siap mencalonkan diri sebagai Presiden RI periode 2009, katanya. Dia menjelaskan reformasi yang selama ini berjalan ternyata belum mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Jonsep dasar arah dan tujuan reformasi hingga kini belum berhasil dirumuskan. Untuk itu, ke depan membangun rumusan konsep dasar tersebut harus dilandasi Pancasila dan UUD 1945. Terkait dengan kesejahteraan, ia menilai hal tersebut hanya bisa terwujud melalui pembangunan di setiap daerah yang melibatkan seluruh lapisan golongan utamanya guru, petani, buruh, nelayan, karyawan, pengusaha kecil dan menengah. Pembangunan nasional memerlukan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Itu berarti tidak adanya dominasi negara lain baik ekonomi, politik, sosial, dan budaya terhadap Indonesia, katanya. Try Sutrisno mengharapkan siapapun yang terpanggil untuk menjadi pemimpin negeri ini hendaknya ingat pengorbanan para pendahulu dan penderitaan rakyat. Pemimpin Indonesia bisa baik bila pemimpin memegang teguh prinsip kebenaran dan kejujuran, katanya. (tutut herlina)
CiKEAS Korban Gempa Masih Saja Mengeluh Soal Bantuan
Refleksi: Masyaalloh! http://www.sinarharapan.co.id/berita/0710/01/nus04.html Korban Gempa Masih Saja Mengeluh Soal Bantuan Oleh Purwandi Padang - Susan (35), warga Jambatan Luak, Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan menatap pilu bangunan rumahnya yang porak poranda digoyang gempa 12 September lalu. Rumah permanen yang baru dibangunnya tiga bulan lalu, sudah tinggal puing. Kesedihannya semakin menjadi-jadi manakala bantuan yang datang cuma numpang lewat saja di depan hidungnya. Kendati mobil yang lalu lalang di tendanya mengungsi, mengangkut berkardus-kardus mi instan, air mineral dan beras. Kalaupun ia mendapat bantuan sejak gempa, itu pun cuma pelepas tanya. Kalau ada orang bertanya, sudah dapat bantuan, dijawab sudah. Padahal, yang diterimanya hanya satu tekong (kaleng susu) beras, satu bungkus mi instan dan satu gelas air mineral.Memang sebanyak itu yang kami terima, tidak lebih. Semua orang tahu, saya dan warga tempat kami tinggal ini yang juga korban gempa, ujarnya. Bantuan yang lewat lebih banyak didistribusikan ke kampung sebelah yakni Koto Kareh. Memang di kampung tersebut, lebih banyak bangunan yang rusak akibat gempa. Tetapi, itu bukan jadi alasan. Sama halnya dengan Rohana (60), warga Air Haji. Ia sejak gempa terjadi baru menerima bantuan satu tekong beras, satu mi instan dan satu gelas air mineral. Padahal, ia tahu, bantuan begitu banyaknya mengalir ke daerahnya. Sejak ia menghuni salah satu posko bencana, hanya itu bantuan yang ia dapat. Sudah berulang kali ia bersama penghuni posko yang lain melakukan protes, tapi tidak juga mendapat tanggapan. Ia berkeyakinan, apa yang dikeluhkan masyarakat korban itu benar adanya. Tidak mungkin di bulan Ramadan ini, warga berdusta. Bisa rusak pahala puasa mereka nanti. Kalau tidak percaya, ia mempersilakan pejabat pemerintah untuk turun ke posko melihat langsung kondisi para pengungsi. Merin salah seorang relawan kepada SH mengatakan, saat ini muncul rasa kecewa masyarakat terhadap pemerintah. Ada bantuan yang selayaknya mereka terima, tetapi tidak juga didapat. Malah, ada oknum yang sengaja mendahulukan memberikan bantuan kepada warga kampungnya, tetangga maupun orang terdekat. Banyak warga yang tidak puas dengan kerja petugas di posko. Ketidakpuasan mereka terutama dalam hal pendistribusian bantuan. Mereka sudah saling curiga dengan yang lain. Selain persoalan logistik, masyarakat juga berharap bantuan pemerintah untuk memulihkan kondisi bangunan seperti dulu segera turun. Jangan berlama-lama seperti korban gempa 6 Maret 2007 lalu. Tak Butuh Bantuan Salah seorang petugas posko di Air Haji menyesalkan sikap para pengungsi yang seolah-olah tidak diperhatikan. Padahal, bantuan sudah mereka nikmati. Tapi, herannya, banyak yang mengaku-ngaku belum kebagian bantuan. Baru saja kami berikan bantuan, sekarang malah menggerutu. Saya tidak habis pikir dengan sikap mereka. Padahal, sudah banyak bantuan yang kami salurkan, mengapa tidak cukup juga, tuturnya. Langkah yang diambil Syamsul (60) ini patut ditiru oleh korban gempa yang lain. Ia tidak terlalu berharap benar dengan bantuan dari pemerintah. Ia sudah mengambil contoh dengan gempa 6 Maret 2007 dimana bantuan yang dijanjikan tidak juga pernah turun. Biarlah saya bangun sendiri rumah kembali. Tidak perlu pemerintah berjanji memberikan bantuan, tuturnya.
CiKEAS Agenda Transformasi TNI
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0710/02/opi01.html Agenda Transformasi TNI Oleh Alman Helvas Ali Memasuki usia ke-62, satu pertanyaan yang patut ditujukan kepada TNI adalah menyangkut pembenahan internal yang dikenal sebagai transformasi. Terdapat perbedaan signifikan antara reformasi TNI dan transformasi TNI. Reformasi TNI ruang lingkupnya sebatas tidak terlibatnya TNI dalam kancah politik, sementara transformasi merupakan pembenahan internal yang didorong oleh kemajuan teknologi militer dan perubahan lingkungan strategis. Tulisan ini akan membahas tentang pentingnya transformasi TNI. Tidak ada yang membantah bahwa doktrin TNI Tri Dharma Eka Karma (Tridek) berbeda dengan doktrin ABRI. Tak ada yang menyangkal kenyataan bahwa TNI bukan lagi kekuatan sosial politik. Tidak seorang pun yang menolak realitas TNI tengah melakukan modernisasi kekuatan di tengah keterbatasan anggaran yang disediakan oleh pemerintah. Namun apakah fakta-fakta demikian secara otomatis TNI telah mela-kukan transformasi dan siap menghadapi tantangan perkembangan lingkungan strategis? Betul bahwa doktrin TNI telah direvisi, namun menurut hemat penulis, doktrin tersebut masih menggunakan pendekatan medan tempur (battlefield) di tengah era peperangan generasi keempat yang bertumpu pada ruang tempur (battlespace). Doktrin TNI dirancang untuk menghadapi skenario peperangan generasi kedua dan ketiga, bukan peperangan generasi keempat. Benar bahwa TNI tengah melaksanakan modernisasi, namun modernisasi tersebut tidak dituntun oleh peta besar yang disiapkan oleh Departemen Pertahanan. Modernisasi yang dilakukan tidak serta merta identik dengan aplikasi RMA. Program modernisasi sepertinya lebih didasari oleh pendekatan berdasarkan ancaman daripada pendekatan berdasarkan kapabilitas. Doktrin Transformasi pertahanan sangat terkait erat dengan revolution in military affairs (RMA). RMA adalah kemajuan teknologi yang mempengaruhi berbagai hal dalam organisasi militer, baik doktrin, operasi dan organisasi. Transformasi pertahanan tidak pula sekedar menyangkut teknologi dan perangkat baru dalam struktur kekuatan militer, namun juga membutuhkan perubahan fundamental dalam doktrin militer, operasi, dan organisasi. Transformasi pertahanan sudah pasti akan menyentuh pula isu transformasi militer, karena transformasi pertahanan tak akan berjalan bila unsur militernya justru tidak mengalami transformasi. Dikaitkan dengan TNI, merupakan kebutuhan mendesak untuk melakukan transformasi karena tuntutan tugas yang senantiasa terkait dengan perkembangan lingkungan strategis sepertinya menuntut hal itu. Perlu diinsyafi bahwa kekuatan militer negara-negara di sekitar Indonesia terus mengalami transformasi, sehingga pendekatan TNI untuk menghadapi kekuatan tersebut suatu waktu nanti tidak dapat menggunakan pendekatan lama yang sudah ketinggalan zaman. Agenda apa saja yang harus dilakukan dalam transformasi TNI? Bila memang pemerintah, dalam hal ini Departemen Pertahanan, ingin membangun kekuatan TNI yang mempunyai daya gigit di kawasan Asia Tenggara, beberapa hal berikut merupakan pekerjaan rumah dalam transformasi TNI. Pertama, doktrin. Tantangan atau ancaman saat ini tidak dapat lagi dihadapi dengan menggunakan doktrin lama yang berbasis pada peperangan generasi kedua dan ketiga. Doktrin baru dibutuhkan untuk menghadapi konflik masa kini, baik konflik antarnegara maupun intranegara. Berdasarkan aplikasi dan pengalaman negara lain, doktrin pertahanan dan militer masa kini mengadopsi beberapa hal baru (tanpa meninggal hal-hal lama yang tetap relevan), seperti RMA, gabungan (jointness) dan peperangan generasi keempat. Tanpa perlu menengok jauh ke Amerika Serikat pun, negara seperti Singapura sudah mengadopsi hal tersebut dalam doktrin pertahanan dan militernya. Saat ini, TNI mempunyai doktrin yang mengadopsi operasi gabungan dengan prasyarat tertentu, yaitu keselamatan negara terancam (imminent threat). Apakah prasyarat demikian masih absah dalam kondisi kekinian? Sebagai ilustrasi, di negara-negara lain operasi gabungan dapat digelar setiap saat tanpa harus ada prasyarat keselamatan negara terancam. Lihatlah Australia yang dalam mengamankan perairannya selalu menggelar operasi gabungan yang melibatkan unsur-unsur AL dan AU. Padahal ancaman terhadap keamanan perairan Australia hanyalah soal imigran gelap dan pencurian ikan, bukan ancaman militer yang bersifat segera. Budaya Gabungan Kedua, organisasi. Organisasi militer senantiasa mengalami penyesuaian menyikapi perkembangan lingkungan strategis, ancaman atau tantangan yang dihadapi dan kemajuan teknologi. Secara prinsipil, tak ada yang keliru dengan organisasi militer konvensional saat ini. Namun untuk menghadapi era peperangan generasi keempat dan aplikasi RMA secara meluas, sangat mungkin dituntut adanya validasi organisasi pada satuan-satuan tertentu militer. Dikaitkan dengan TNI, sebaiknya dikaji kemampuan dan kebisaan organisasi
CiKEAS Merauke Diusulkan Jadi Ibu Kota Provinsi Papua Selatan
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/10/02/Nusantar/nus01.htm SUARA PEMBARUAN DAILY Merauke Diusulkan Jadi Ibu Kota Provinsi Papua Selatan [MERAUKE] Merauke diusulkan menjadi calon ibu kota Provinsi Papua Selatan yang akan diajukan dalam rancangan undang-undang (RUU) kepada Menteri Dalam Negeri untuk selanjutnya dibahas Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) setelah mendapatkan Amanat Presiden (Ampres). Usul tersebut disepakati dalam pertemuan empat pemerintah kabupaten (pemkab) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) serta masyarakat adat, tokoh agama dan perempuan, Senin (1/10) malam, di Hotel Asmat Merauke, Provinsi Papua. Pertemuan yang dipandu Bupati Merauke, John Gubla Gebze dihadiri Bupati Mappi, Aminadap Yumame, Bupati Boven Digoel, Yusak Yaluwo, dan Bupati Asmat yang diwakili Sekretaris Daerah, Lourens Gebze dan DPRD dari keempat kabupaten. Pertemuan tersebut dalam rangka melengkapi persyaratan yang diminta Pemerintah Provinsi Papua sebagai provinsi induk berkaitan dengan pengusulan pembentukan Provinsi Papua Selatan kepada pemerintah pusat sesuai amanat Pasal 76 UU No 21/2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua. Pembentukan provinsi-provinsi di Papua mendapatkan persetujuan Majelis Rakyat Papua (MRP), Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) dengan memperhatikan secara sungguh-sungguh kesatuan sosial budaya, ketersediaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber penghasilan daerah. Pertemuan itu diawali presentasi dari setiap bupati tentang usulan ibu kota Provinsi Papua Selatan. Bupati Mappi, Aminadap Yumame yang mendapat urutan pertama mengusulkan Merauke sebagai ibu kota Provinsi Papua Selatan. Tidak tertutup kemungkinan untuk ke depan sesuai perkembangan bisa juga ibu kota di Keppi, ibu kota Kabupaten Mappi atau Bade yang merupakan titik sentral bagi Papua Selatan. Bupati Boven Digoel, Yusak Yaluwo mengusulkan Tanah Merah sebagai calon ibu kota Provinsi Papua. Alasannya, darah ini merupakan kota sejarah perjuangan mencapai Indonesia merdeka, yakni pengasingan tokoh-tokoh pejuang nasional di antaranya Mohammad Hatta yang kemudian dikenal sebagai Proklamator Kemerdekaan RI bersama Soekarno. Di samping itu daerah ini memiliki ketersediaan sumber daya alam yang sangat kaya, yakni hasil hutan, sungai, dan mineral. Bahkan tersedianya lahan yang luas untuk pembangunan infrastruktur, ujarnya. Kota Niaga Senada dengan Yumame, Yaluwo juga mengusulkan, walaupun Merauke menjadi calon ibu kota tetapi ke depan harus dipikirkan alternatif pengembangan wilayah, di mana membangun ibu kota Provinsi Papua Selatan yang berada di tengah-tengah empat kabupaten sehingga mudah dijangkau. Sedangkan Merauke ke depan adalah kota niaga dan jasa seperti halnya New York dan Washington DC di Amerika Serikat. Sedangkan Sekda Asmat, Loures Gebze yang mewakili bupati mendukung dan mengusulkan Merauke sebagai ibu kota Provinsi Papua Selatan. Demikian halnya, Bupati John Gubla Gebze mengusulkan Merauke sebagai kota sejarah sejak masuknya misionaris Katolik 14 Agustus 1905 sebagai ibu kota Provinsi Papua Selatan. Awal modernisasi dan sejak zaman Belanda, Merauke menjadi pusat peradaban penduduk Papua Selatan sehingga pantas menjadi ibu kota provinsi, ujarnya. Kendatipun berbeda usulan, namun semuanya sepakat Merauke sebagai calon ibu kota Provinsi Papua Selatan. Usulan itu akan disampaikan kepada Gubernur Provinsi Papua sebagai provinsi Induk untuk diteruskan ke Jakarta. Selain itu, disepakati diadakan pertemuan dengan Gubernur Papua guna membahas rekomendasi provinsi induk atas pembentukan provinsi tersebut. Kita harus bertemu dengan Gubernur Papua sebagai provinsi induk untuk menyampaikan usulan-usulan pembentukan provinsi secara administratif dan memohon kesediaannya mengeluarkan rekomendasi pembentukan Provinsi Papua Selatan, ujar Yaluwo. Menurut John Gubla Gebze, pembentukan provinsi ini untuk mempercepat pembangunan masyarakat, kendali pemerintahan, pemberantasan kemiskinan, dan keterbelakangan. Pembentukannya tidak merobek-robek kesatuan Tanah Papua. Walaupun ada tiga atau empat provinsi, kita tetap satu dalam kesatuan budaya dan persaudaraan sejati sebagai manusia Papua yang adalah warga negara Indonesia. Tanah Papua milik kita bersama dan pasti saling menopang dalam pembangunan masyarakat untuk memajukan daerah ini dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yakni dari Sabang sampai Merauke. Jadi sangatlah tepat dibentuk Provinsi Papua Selatan, tandasnya. [W-8] Last modified: 1/10/07
CiKEAS Sultan Heran Jadi Capres Alternatif
Refleksi: Mungkin saja akal bulus perlu rekalme untuk dapat pemilih yang berjumlah banyak dan oleh karena itu nama Sri Sultan dicantumkan sebagai calon alternatif. http://www.suarapembaruan.com/News/2007/10/02/Nasional/nas01.htm SUARA PEMBARUAN DAILY Sultan Heran Jadi Capres Alternatif [YOGYAKARTA] Sri Sultan Hamengku Buwono X heran sekaligus kaget atas pernyataan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir yang mencalonkan dirinya sebagai salah satu calon presiden (capres) alternatif dalam Pilpres 2009. Kepada wartawan di Kepatihan Yogyakarta, Senin (1/10) siang, Sultan berkomentar, Saya justru tidak tahu, saya juga dengar dari orang lain, mestinya tanyakan ini ke DPP PAN, bukan kepada saya, saya juga kaget, ucap Sultan. Sultan mengaku tidak tahu alasan maupun asal-usul PAN mencalonkan dirinya sebagai alternatif calon Presiden, selain itu Sultan juga merasa tidak pernah dihubungi untuk alasan itu. Karenanya, ketika disinggung apakah ada kesepakatan antara Sultan dengan PAN atau dengan mantan Ketua DPP PAN Amien Rais, Sultan membantahnya. Tidak, tidak ada statement dan perjanjian apa-apa, tegas Sultan. Diserbu pertanyaan, Sultan malah balik bertanya. Silakan tanya ke PAN apa alasan dan kenapa saya dicalonkan. Yang jelas, saya kan belum tahu dan saya tidak tahu apa alasan pencalonan itu. Toh, kalaupun bahasa mereka seandainya saya dicalonkan, saya juga akan jawab seandainya saja saya tidak dicalonkan, ketus Sultan. Ditanya, jika pencalonan itu resmi? Ya belum karuan, jawab Sultan singkat. Tak Terusik Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono justru tidak terusik dengan maraknya penyebutan dan bahkan deklarasi capres untuk Pilpres 2009. Presiden bahkan belum memikirkan pencalonannya kembali karena masih berkonsentrasi pada pekerjaannya sebagai Presiden yang tengah menjalankan tugas. Sikap Presiden Yudhoyono itu dikemukakan Juru Bicara Kepresidenan Andi A Mallarangeng, di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (1/10), ketika ditanya wartawan soal mulai maraknya penyebutan capres. Kemarin misalnya, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, yang akan mengakhiri tugas dan jabatannya, menyatakan siap bersaing di Pilpres 2009. Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri melalui Rakernas menyatakan siap bersaing. Selain itu beberapa parpol, seperti PAN dan PPP telah menyebut beberapa tokoh untuk diajukan sebagai capres. Menurut Andi, sampai saat ini Presiden Yudhoyono tetap fokus pada pekerjaannya sebagai presiden. Belum mau mikir soal Pilpres 2009 karena rasanya beliau anggap jabatannya masih dua tahun, yang 2009 pada waktunya nanti dipikirkan. Tapi kalau ada yang mau duluan, ya itu hak masing-masing. Biar rakyat menilai, kata Andi. Terkait pencalonan Sutiyoso oleh PAN, Sri Sultan Hamengku Buwono X hanya berkomentar, kalau mantan Gubernur DKI Jakarta itu siap. Kalau Pak Sutiyoso kan siap. Kalau saya, tidak siap kok, katanya. [152/B-14/Y-3] Last modified: 2/10/07
CiKEAS Lawmaker accuses Malaysia of heritage theft
Reflection: Menuduh bisa saja, tetapi apakah diadukan ke pengadilan? Itu bedanya, antara macan ompong dan macan bergigi. http://www.thejakartapost.com/[EMAIL PROTECTED]irec=2 Lawmaker accuses Malaysia of heritage theft The Jakarta Post, Jakarta The House on Monday urged an immediate response from the government to Malaysia's use of the traditional Indonesian song Rasa Sayange in its Truly Asia tourism campaign. House of Representatives member Hakam Naja of the National Mandate Party (PAN) said if the government could prove the song belonged to Indonesia, Indonesia should sue the Malaysian government. The government needs to check on its origins, whether it's from Indonesia or not, the deputy chairman of House Commission X overseeing education and tourism was quoted as saying by detik.com newsportal. Rasa Sayange is believed to have originated in Maluku, where it has been sung for generations by people to express their love for the environment. Hakam said Malaysia has in the past claimed ownership of traditional Indonesian handicrafts such as batik and wayang puppets. Such claims occurred because of the lack of action by the Indonesian government to copyright or patent the nation's heritage. In order to avoid one-sided claims, the government should patent the song immediately, he said. He also urged an immediate inventory of the country's culture, to help protect Indonesia's heritage through patents or copyrights. So if someone wants to use cultural elements of Indonesia, there should be compensation for the government, otherwise, other countries will keep trying to undermine us, he said. Chairman of the Golkar Party faction at the House, Priyo Budi Santoso, said the government needed to determine whether Malaysia was using the song without Indonesia's permission. If they want to use Indonesia's traditional music, Malaysia should first ask for our permission, because that's our country's heritage, he said. Chairman of Indonesia's Copyright Council, Enteng Tanamal, said suing Malaysia was unlikely to succeed because the song's author was unknown. How can we sue Malaysia if nobody knows who wrote the song? he said. Therefore, it's fine if Malaysia uses the song as their tourism theme song. However, he said the government could check the Directorate General for Patents or the Tourism and Culture Ministry to try and find the song's creator. He said Malaysia was not the only party to claim the song. Ambon in Maluku and Manado in North Sulawesi have been arguing over ownership of the song for generations. (13) printer friendly Post Your Comments Comments could also be sent to: [EMAIL PROTECTED]
CiKEAS Kepada siapa nanti taruh harapan ?
Selain sederet prestasi termasuk stadion menteng, masyarakat sudah menobatkan dia sebagai bapak transportasi, meski kadang kita harus tarik nafas dan tekan peedal kopling saat memasuki lintasan (project) busyway Suhu dan riak politik sudah mulai terasa, dari sekarang ... para elit politik sudah mulai umbar slogan mengalahkan supir angkot cari setoran Investor tentunya tidak siap dengan pergolakan, Reformasi yang katanya kebablasan turut andil dalam permasalahan Kepada siapa nanti taruh harapan ? Salute, Ch _ On Behalf Of mitramanajemen usaha Subject: Re: [IYE! Yoook :)..] Sutiyoso Deklarasikan Diri sebagai Calon Presiden Rekn2 IYE, Baguslah, informasi ini sungguh menginspirasi kita soal natinonal leadership dari berbagai dimensi. Saya sendiri dan kaum reformis, juga kalangan pengamat asing, sangat kecewa dengan KERAGUAN dan KELAMBANAN SBY dalam bertindak. Tapi hati hati juga, kalau Sutiyoso menang dari SBY dari segi keberanian dan tegas, bukan berarti dia sudah memenuhi persyaratan. Masih banyak kasus di DKI (mungkin ini beyond his control) yang memperlihatkan keberpihakan pemda DKI pada pengusaha yang demen nyogok Milyaran. Lihat saja ijin pembangunan mal, tower yang menabarak konsep tataruang - kasus misterius kebakaran tanah pasar tanah abang digandeng dengan pembangunan/-peremajaan pasar yang kontraversial - dan banyak lagi..Tapi bicara soal ini, salah satu keberhasilan Sutiyoso yang dapat mendorong gerakan pembersihan KKn adalah dibubarkannya stadion persija menteng yang didalamnya dikuasainya oleh raja 2 kecil yang menjual kapling usaha (bagian bagian dari stadion menteng yang dikomersilkan. Betul sekali, bila Sutiyoso konsisten berani dan tegas terhadap para maling alias koruptor, berani menegakkkan good governance, mampu mempercepat e procurement plus berani membongkar tuntas keterlibatan oknum BIN dalam kasus Munir, maka kita sekarang punya pilihan yang lumayan bagus untuk calon presiden (sayang ya umurnya bukan 48 tahun) Salam, Nugget F Gunawi. Christovita Wiloto [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan2 IYE! Menarik utk menyimak perkembangan politik Indonesia, yg faktanya sangat berpengaruh terhadap perekonomian (termasuk bisnis) di Indonesia. salam IYE! Christovita Wiloto Internal Virus Database is out-of-date. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.476 / Virus Database: 269.13.28/1023 - Release Date: 9/22/2007 1:27 PM
CiKEAS Lomba Menulis Pengalaman Berpuasa di Bulan Ramadhan
Lomba Menulis Pengalaman Berpuasa di Bulan Ramadhan Oleh : Redaksi-kabarindonesia 19-Sep-2007 , 13:44:20 WIB - [www.kabarindonesia.com] KabarIndonesia Assalammu 'alaikum Wr. Wb. Ingin mendapatkan kado istimewa dari KabarIndonesia pada hari raya Idul Fitri mendatang? Jangan kuatir, karena bersempena dengan bulan suci Ramadhan 1428 H ini, koran online KabarIndonesia menyelenggarakan lomba menulis dengan tema Pengalaman Terindah Berpuasa di Bulan Ramadhan. Lomba ini terbuka bagi siapa saja tanpa terkecuali. KabarIndonesia menyediakan 3 hadiah paket lebaran untuk 3 nominator atau pemenang yang tulisan pengalamannya paling menarik dan berkesan. Tulis dan kirimkan pengalaman Anda selama menjalankan ibadah puasa tahun ini dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut ini. A. Ketentuan Umum: 1. Peserta lomba adalah penulis atau pewarta warga KabarIndonesia. Bagi Anda yang belum terdaftar, silahkan mendaftarkan diri sebagai penulis di http://www.kabarindonesia.com// dengan meng-klik Daftar Jadi Penulis dan mengisi formulir yang disediakan di website tersebut. Kemudian, setelah log-in kembali, Anda bisa langsung menulis dan mengirimkan pengalaman menariknya untuk ditayangkan di KabarIndonesia. 2. Pengiriman tulisan hanya dengan satu cara yakni melalui website http://www.kabarindonesia.com//. Tidak dilayani pengiriman melalui media lain, semisal surat-menyurat atau melalui email. 3. Lomba dibuka untuk semua orang tanpa pengecualian agama, usia, jenis kelamin, status sosial, latar belakang pendidikan, tempat domisili, dan lain-lain. 4. Lomba dimulai dari tanggal pengumuman ini ditayangkan di KabarIndonesia dan ditutup pada tanggal 12 Oktober 2007 (30 Ramadhan 1428 H), jam 00.00 WIB. 5. Tulisan akan dinilai oleh dewan juri untuk dipilih 3 nominator yang tulisannya paling menarik dan berkesan. 6. Pengumuman pemenang akan dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2007, dan pengiriman hadiah akan dilaksanakan paling lambat tanggal 20 Oktober 2007. 7. Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat. B. Ketentuan Khusus (Tulisan): 1. Tulisan asli bukan jiplakan, saduran atau terjemahan. 2. Tulisan berisi tentang pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain yang Anda ketahui dan ingin diceritakan. 3. Isi tulisan berkaitan dengan ibadah puasa secara umum (seperti makan sahur, berbuka puasa, proses menahan lapar dan haus, menahan emosi, menahan nafsu, shalat tarawih, bersedekah dan lain-lain). 4. Panjang tulisan tidak dibatasi. 5. Judul tulisan disesuaikan dengan tema di atas. 6. Setiap peserta boleh mengirimkan tulisan sebanyak-banyaknya. 7. Tulisan harus mengikuti kaidah penulisan menggunakan ejaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (Ejaan Yang Disempurnakan). 8. Tulisan dikirimkan melalui website KabarIndonesia pada rubrik Serba-serbi. 9. Tiap tulisan yang dikirim sebagai Lomba Tulis dicantumkan LOMBA TULIS sebagai awal dari artikel. Apabila mengalami kesulitan pada saat mendaftarkan diri sebagai penulis atau pun mengirimkan tulisan, harap menhubungi: [EMAIL PROTECTED] Demikianlah pengumuman lomba menulis ini disampaikan kepada pembaca KabarIndonesia untuk diketahui dan dimaklumi. Kirimkanlah tulisan Anda sebanyak-banyaknya tentang pengalaman-pengalaman menarik di bulan suci Ramadhan ini. Semoga Anda terpilih dan layak mendapatkan hadiah khusus paket lebaran 1428 H dari KabarIndonesia. Selamat berlomba! Wassalam, Redaksi KabarIndonesia Blog: http://pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/ Alamat ratron (surat elektronik): [EMAIL PROTECTED]
CiKEAS Conflict areas more peaceful: Govt
http://www.thejakartapost.com/detailnational.asp?fileid=20071002.H02irec=1 Conflict areas more peaceful: Govt The Jakarta Post, Jakarta The government has said the situation in the three conflict areas of Aceh, Maluku and Papua are moving steadily toward peace -- but said national security would remain on alert against separatist movements. In general, security conditions in the three areas are relatively conducive to peace ... there are almost no armed conflicts, Coordinating Minister for Political, Legal and Security Affairs Widodo A.S. was quoted as saying by Antara. Widodo met with the House of Representatives Commission I overseeing defense and security affairs on Monday, along with Maritime Affair and Fisheries Minister Freddy Numberi, the Indonesia Military chief Air Chief Marshal Djoko Suyanto, the National Police chief Gen. Sutanto and the State Intelligence Agency chief Syamsir Siregar. Widodo said small criminal incidents in Aceh were because Aceh residents were not satisfied with tsunami rehabilitation works or with post-conflict reintegration efforts. Flag-burning and the establishment of a new local party GAM are against the spirit of Helsinki peace agreement and have led to security incidents in Aceh, Widodo said. The flag-burning incident took place in North Aceh before the celebration of Indonesia's Independence Day on Aug. 17. Aug. 17 also saw some 150 national flags lowered across Aceh, including in the provincial capital Banda Aceh. Widodo said the implementation in Papua of a special autonomy status and the following developments throughout Papua and West Papua provinces had eased security problems there. However, Papuan armed and unarmed separatists movement still exist. The armed group is considered a threat despite its small size. The Free Papua Organization (OPM) is involved in a low-level conflict in Papua. The separatist groups often focus on poor human rights and slow development issues, Widodo said. They also try to bring Papua issues to the international arena to demand the United Nations review the integration of Papua into Indonesia. On Maluku, Widodo said the separatists incidents carried out by supporters of the South Maluku Republic (RMS) included a separatist flag being raised in Ambon on July 3. And he said on March 24 a flag was flown in Utrecht, the Netherlands. Widodo said RMS supporters were seeking sympathy from local and international communities through the distribution of brochures, flag raising activities and bombings. They just want to show their existence to local and international communities, he said. RMS supporters performed on June 29 a cakalele war dance and tried to unfurl a separatist flag in front of President Susilo Bambang Yudhoyono who was in Ambon to commemorate National Family Day. Widodo said his office had issued policies to prevent similar disintegration movements nationwide. Technically, we are conducting intelligence and defense operations for the defense sector, he said. The central government also urges regional administrations to carry out existing regional autonomy schemes. Regions should develop local economies to increase their public's welfare. printer friendly Post Your Comments Comments could also be sent to: [EMAIL PROTECTED] Name required City Country E-mail will not be shown bold.gifitalic.gifunderline.gifseparator.gifstrikethrough.gifjustifyleft.gifjustifycenter.gifjustifyright.gifjustifyfull.gifbullist.gifnumlist.gifundo.gifredo.gif
CiKEAS Apa Jalan Keluar Dalam Islam Untuk Memecahkan Pengangguran?
Apa Jalan Keluar Dalam Islam Untuk Memecahkan Pengangguran? Propaganda Islam Merupakan Ajaran Yang Lengkap hanyalah sebatas propaganda dakwah umatnya, sepanjang sejarah belum ada satupun sumbangsih umat Islam dan ajaran Islamnya untuk mengatasi pengangguran. Malah sebaliknya, ajaran Islam hanyalah menambah jumlah pengangguran. Contoh yang paling sederhana, ajaran Islam melarang pelacuran, ajaran Islam melarang club2 malam. Larangan demi larangan yang ada dalam Islam hanyalah mendorong umatnya ber-lomba2 menghancurkan tempat2 yang terlarang itu. Menghancurkan memang gampang, tapi apakah mereka bisa menampung pengangguran2 yang diakibatkannya??? Sudah menjadi standard system management diseluruh dunia, apabila pemerintahnya mau melarang suatu kegiatan, maka sebelum larangan itu dijalankan selalu sudah dipikirkan akibat2nya, selalu sudah dicarikan penyalurannya kepada pengangguran2 yang diakibatkan oleh larangan tsb. Dalam ajaran Islam hanya cara2 menghancurkannya saja yang diajarkan, tidak ada satupun yang mengajarkan untuk mengatasi akibat2nya, untuk menyalurkan pengangguran sebagai akibatnya. Tidaklah berbeda dengan kasus pembakaran mesjid Ahmadiah dan penjarahan harta benda umatnya, akibat perbuatan tsb mengakibatkan makin banyak bangsa ini terjerembab kedalam pengangguran, tak ada penyaluran para korbannya. Cara2 biadab oleh ajaran biadab memang seharusnya dilarang didunia ini, namun demikianlah, sebaiknya kita serahkan kepada mereka sendiri yang dimana akhirnya mereka akan juga terjerumus saling membunuh antar mereka seperti hal nya yang terjadi di Gaza Strip sekarang. Janganlah menyalahkan pihak lain memboykot karena pihak lain wajar kalo tidak mau tersangkut urusan bunuh membunuh, dan tidak mau berinvestasi diwilayah yang penuh kebiadaban seperti ini. Ny. Muslim binti Muskitawati.
CiKEAS Sutiyoso Tantang SBY
Refleksi: Sutiyoso atau SBY tidak beda besar, kedua-duanya ex militer yang tentunya terikat sumpah prajurit, jadi bisa dipikirkan bahwa reformasi militer tidak akan mudah berlangung sebagaimana dikehendaki, sama halnya dengan menagih $35 milyar simpanan Pak Harto untuk negara. Ada pendapat lain? http://www.indopos.co.id/index.php?act=detailid=9338 Selasa, 02 Okt 2007, Sutiyoso Tantang SBY Deklarasikan Diri sebagai Capres 2009 JAKARTA - Lengser dari gubernur DKI Jakarta nanti tidak membuat Sutiyoso pensiun. Justru dia memulai pekerjaan yang lebih besar untuk memburu kursi lebih tinggi, kursi presiden! Kemarin dia mulai melangkah dengan deklarasi Sutiyoso for President yang berlangsung di sebuah hotel berbintang di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Pusat. Seribu lebih simpatisan Sutiyoso hadir. Mereka menggunakan kaus putih bertajuk Bang Yos Pemimpin Masa Depan. Warna putih bakal menjadi warna 'kebesaran' pencalonan pria yang akrab disapa Bang Yos itu. Sebuah poster raksasa bergambar wajah sosok yang akan melepaskan jabatan gubernur DKI pada 7 Oktober itu menjadi latar belakang panggung. Berbagai hiburan juga digelar sambil menunggu waktu buka puasa. Hadir sejumlah tokoh nasional dengan beragam basis. Tokoh dari militer antara lain mantan Panglima ABRI Jenderal (pur) Try Sutrisno dan mantan Kepala BIN Jenderal (pur) Hendropriyono. Juga terlihat beberapa politisi, seperti mantan Presiden Abdurrahman Wahid, politisi PAN A.M. Fatwa, Ketua Umum PNBK Eros Djarot dan Sophan Sopiaan. Juga ada penyair Taufik Ismail dan mantan Gubernur Jawa Timur Basofi Sudirman. Selain itu, hadir sejumlah artis dan atlet, seperti Chris John dan Wulan Guritno. Deklarasi Sutiyoso itu bakal meramaikan panggung Pilpres 2009. Dia bakal menjadi salah satu penantang serius incumbent Presiden SBY. Selain itu, ada kandidat kuat lain, yakni Megawati Soekarnoputri, yang sudah menyatakan kesediaannya maju lagi ke gelanggang capres. Selain tiga tokoh tersebut, calon lain tak bisa dianggap enteng. Misalnya, mantan Panglima ABRI Jenderal Wiranto yang telah membangun dukungan lewat deklarasi Partai Hanura. Sedangkan Golkar, partai pemenang Pemilu 2004, belum mengeluarkan nama calon. Sangat mungkin partai beringin itu mengusung nama Ketua Umum Jusuf Kalla. Dari calon yang sudah tampak di permukaan itu, Sutiyoso praktis menjadi kandidat yang tidak memiliki basis partai besar. Hingga kemarin belum ada partai besar yang secara eksplisit memberi dukungan. Padahal, untuk meraih tiket calon presiden, dia minimal mengantongi 15 persen suara dari parpol atau koalisi parpol. Andaikan melewati pintu calon independen, hingga saat ini belum ada aturan di UU. Masalah tersebut masih digodok di DPR, bahkan sulit terealisasi karena partai-partai yang menguasai parlemen cenderung mempersulit persyaratan calon perseorangan. Walaupun belum memiliki kendaraan politik, Sutiyoso sangat percaya diri untuk tampil. Itu tergambar dalam pidato politiknya kemarin. Dia begitu membanggakan diri dengan klaim sukses memimpin Jakarta. Sepuluh tahun (menjadi gubernur DKI Jakarta, Red) banyak pengalaman yang saya peroleh. Keberhasilan adalah hasil kerja keras rakyat Jakarta dan dukungan semua pihak. Kekurangannya karena keterbatasan saya sebagai manusia, cetus pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah, tersebut yang langsung disambut teriakan hidup Bang Yos oleh para simpatisan. Sutiyoso yang pernah menjadi atasan SBY saat menjadi Pangdam Jaya -saat itu SBY Kasdam- menegaskan, niat menjadi calon presiden ada sejak setahun terakhir. Alasannya adalah semangat pengabdian dan kuatnya dorongan dan dukungan partai politik, organisasi, sejumlah tokoh nasional, hingga keluarga. Dia pun langsung menyebut nama Try Sutrisno sebagai salah satu pendukungnya. Secara diplomatis purnawirawan TNI berpangkat letnan jenderal itu menjawab pertanyaan wartawan. Anda tahu sendiri siapa yang mengundang Anda kemari (Try Sutrisno, Red). Itu kepala sukunya purnawirawan TNI, katanya dengan bangga. Sutiyoso juga mengaku didukung sejumlah partai kecil yang sudah ada dan beberapa partai baru. Saya nggak mau menyebut apa saja partainya. Karena dukungan itu sifatnya tidak resmi, ujarnya. Saat ditanya hal apa yang membuatnya yakin menang dari incumbent Susilo Bambang Yudhoyono, Sutiyoso juga enggan berkomentar banyak. Dia meminta masyarakat menilai kinerja serta visi misinya untuk membangun Indonesia. Program utama saya, menyukseskan otonomi daerah. Sasarannya buruh, tani, dan nelayan, tandas mantan Asisten Operasi Koppassus tersebut. Namun, Gus Dur yang hadir dalam deklarasi itu menjelaskan, kehadirannya bukan berarti memberi dukungan untuk Sutiyoso. Siapa yang mendukung. Wong saya ke sini cuma diundang, ujar ketua Dewan Syura PKB itu. Hanya, Gus Dur menyambut baik kesiapan Sutiyoso bertarung di 2009. Siapa pun calonnya memang harus siap, tandasnya. Empat jam menjelang deklarasi, Bang Yos -panggilan akrab Sutiyoso- ternyata masih menyempatkan
CiKEAS Freepot Protes Rencana Pelelangan Asetnya
KOMPAS Rabu, 03 Oktober 2007 Freepot Protes Rencana Pelelangan Asetnya Jayapura, Kompas - PT Freeport Indonesia alias PTFI mendatangi Pengadilan Negeri atau PN Jayapura dan memprotes rencana Pengadilan Hubungan Industrial pada PN Jayapura melelang sejumlah aset PT Freeport Indonesia, Selasa (2/10). Nilai aset yang akan dilelang itu mencapai kisaran Rp 6,2 miliar. Rencana pelelangan itu merupakan tindak lanjut sita eksekusi Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) pada PN Jayapura terhadap PTFI pada 23 Agustus lalu. PHI pada PN Jayapura menyita sejumlah bangunan rumah dan mobil PTFI, karena perusahaan pertambangan itu tidak melaksanakan putusan Panitia Perselisihan Perburuhan Daerah (P4D) Provinsi Papua dalam kasus pemecatan terhadap karyawannya, Timotius Kambu. PTFI menolak melaksanakan putusan P4D Papua tanggal 16 Juni 2005 untuk mempekerjakan kembali Kambu. PTFI juga menolak membayar upah yang belum dibayar sejak April 2001 hingga pelaksanaan putusan P4D itu. Padahal, putusan itu telah dikuatkan hukum dengan putusan Mahkamah Agung Nomor 03PK/PHI/2006 tanggal 28 Desember 2006. Karena PTFI menolak mempekerjakan kembali Kambu, tanggal 10 Juni lalu PHI pada PN Jayapura menetapkan nilai kewajiban PTFI terhadap Kambu mencapai Rp 6,3 miliar. Nilai itu berupa upah yang belum diterima sejak April 2001 sampai Mei 2007 senilai Rp 2,5 miliar, dan nilai upah yang akan diterima sejak Juni 2007 sampai masa pensiun sebesar Rp 3,8 miliar. Hingga kini, nilai kewajiban yang sudah dibayarkan PTFI kepada Kambu baru Rp 131 juta yang dititipkan pada PN Tangerang pada 15 Mei lalu. PHI pada PN Jayapura menetapkan pembayaran kekurangan Rp 6,2 miliar akan dilakukan dengan melelang aset PTFI yang sudah disita berupa 45 kapling tanah dan bangunan rumah serta 27 mobil. Kuasa hukum PTFI Kemalsyah Siregar dan Antonius Raharusun mendatangi PN Jayapura, Selasa. Mereka menemui juru sita Dominggus Pattirajawane dan meminta proses pelelangan dihentikan. Usai pertemuan itu, Timotius Kambu menyatakan, dalam pertemuan itu kuasa hukum PTFI menawarkan upaya damai agar aset PTFI tidak perlu dilelang. Mereka mau tawar lebih rendah dari Rp 6 miliar. Saya hanya memberikan dua opsi, yakni bayar (sesuai penetapan PHI pada PN Jayapura), atau pelelangan aset itu dilaksanakan, katanya. Kuasa hukum PTFI Antonius Raharusun menyatakan akan melakukan perlawanan terhadap rencana pelelangan itu karena masih ada upaya hukum yang bisa dilakukan. Namun, juru sita Dominggus Pattirajawane menyatakan, upaya hukum tidak akan menghalangi pelelangan aset PTFI. (ROW)
CiKEAS Data Korupsi Soeharto?
KOMPAS Rabu, 03 Oktober 2007 Data Korupsi Soeharto? Harry Seldadyo September adalah bulan perlawanan korupsi. Di antara rentetan kasus korupsi yang mengemuka di bulan ini, kasus Soeharto tetap yang paling menonjol. Ini karena ada kado Rp 1 triliun yang diberikan kepada sang Jenderal Besar, selain penolakan MA atas data Time Asia yang dipublikasikan 24 Mei 1999. Sebaliknya, StAR Initiative Bank Dunia-PBB menggebrak publik dengan menempatkan sang penerima penghargaan FAO 1984 itu di posisi pertama liga korupsi dunia. Dalam laporannya StAR Initiative juga menyodorkan data (hal 11). Asal data Pertanyaannya, bisakah kita bergantung pada data itu? Ada beberapa hal yang bisa didiskusikan di sini. Pertama, soal sumber data. Patut dicatat, StAR Initiative tidak melakukan investigasi baru, ia hanya mendaur ulang data Transparansi Internasional (TI) yang pernah dituang dalam Global Corruption Report 2004 (hal 13). Data ini juga pernah muncul dalam The Guardian (24/3/2004) di laporan khusus soal Indonesia dan Timor Timur. Menariknya, tentang Soeharto, TI menyebut Time Asia sebagai sumber data. Padahal, data Time Asia ini ditolak mentah-mentah oleh MA. Kedua, data korupsi Soeharto dalam StAR Initiative, TI, The Guardian, dan Time Asia adalah produk investigasi jurnalistik. Dalam laporan TI ataupun StAR Initiative, beberapa kali diberikan catatan atas akurasinya. TI menulis .the estimates.are extremely approximate. Hal senada juga dinyatakan StAR Initiative. Pertanyaan bagi kita, apakah ada kandungan yuridis dalam data ini? Hampir terang, jawabannya tidak. Artinya, kalau data ini dipakai, penuntut Soeharto harus siap ditembak lagi oleh MA di titik yang persis sama. Ketiga, hal serupa juga muncul jika data ini dipersoalkan secara ilmiah. Korupsi adalah sebuah ruang gelap. Banyak eksperimen metodologis yang mencoba menyingkap tabirnya. Untuk masuk pada isu magnitudo korupsi, benturan pertama yang harus dihadapi adalah presisi data. Sejauh ini tidak ada teknik estimasi yang bisa mengklaim punya presisi tinggi dalam menggambarkan magnitudo korupsi. Ini menjadi penjelas mengapa di tingkat makro, korupsi didekati dari persepsi untuk kemudian dilahirkan sebuah indeks. Di tingkat mikro, masih mungkin kita mengestimasi besaran suap yang dibayar perusahaan ke petugas perizinan, Pajak, Bea dan Cukai, dan lain-lain. Namun, di tingkat individual, isu sudah bergeser ke sisi hukum. Keempat, seberapa lebar Soeharto harus didefinisikan? Time Asia memakai kata Suharto Inc, the Family Firm yang di dalamnya ada nama enam anaknya. Jadi ini terbatas pada keluarga batih. Namun, siapakah sebenarnya pemegang saham Soeharto Inc? Soeharto sendiri? Terlibatkah para (mantan) menantu, kroni, atau proksi Soeharto? Rentang definisi ini akan menentukan seberapa makmur kerajaan Bapak Pembangunan Indonesia itu. Kelima, estimasi 15 miliar-35 miliar dollar AS tentu tergantung rentang definisi Soeharto Inc dan metode penghitungannya. Ia bisa terlalu besar atau justru terlalu kecil. Kleptokrat, apalagi yang telah puluhan tahun berkarat, tentu paham betul di mana celah untuk sembunyi. Tak mudah kita melacaknya seraya berharap akan hasil yang berpresisi tinggi, apalagi menyeretnya ke bui. Apa daya? Merujuk data korupsi Soeharto saja, kita harus berhadapan dengan problem pembuktian. Ini menunjukkan betapa tebalnya magnitudo persoalan Soeharto. Namun, kasus Soeharto bukan ketiak ular, kita masih bisa mengambil beberapa jalan pilihan. Pertama, mengingat korupsi telah dianggap sebagai kasus extraordinary, tindakan yang diambil juga harus extraordinary. Pendekatan legalistik-formal telah terbukti gagal karena terlalu banyak aral menjegal. Kalau boleh saya sarankan, lupakanlah. Kita perlu menjajal pendekatan politik, dari yang ekstrem, semisal nasionalisasi perusahaan anak dan kroninya, hingga yang moderat, semisal meja perundingan. Lagi pula, data kejahatan Soeharto tidak tunggal. Pintu kamar penjara masih banyak bisa dibuka untuk banyak kasus agar beliau menikmati hari tuanya di sana. Kedua, lakukan kilas balik rentetan kebijakan yang pernah dibuatnya, lalu kejar siapa yang pernah mengambil manfaatnya. Kebijakan Soeharto pada masa lalu punya potensi tinggi menciptakan rentseekers. Segelintir orang telah menjadi hartawan karena kepada kroninya, Soeharto amat dermawan. Membangun basis data untuk kepentingan itu masih dimungkinkan ketimbang mencari harta Soeharto. Lelah kita menegakkan benang basah. Ketiga, telusuri perilaku bisnis dan pergerakan aset anak dan kroni Soeharto. Ini cuma punya dua syarat. Satu, jangan ada lagi pejabat pengkhianat yang menggunting dalam lipatan. Sungguh tak bisa dimengerti, bagaimana bisa dua pejabat tinggi hukum susul-menyusul memberi ruang gerak lebar bagi aliran dana mencurigakan anak Soeharto? Yang menarik, keduanya tidak buta hukum dan politik. Lalu, dua, lakukan tindakan extraordinary. Sekali lagi, extraordinary. Keempat, saat ini kita bak
CiKEAS Sekitar G30S, Suharto, PKI dan TNI-AD (10)
(Tulisan ini juga disajikan dalam website http://kontak.club.fr/index.htm) Sekitar G30S, Suharto, PKI dan TNI-AD Berikut di bawah ini adalah lanjutan dari serangkaian tulisan Sdr Harsutejo mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan peristiwa G30S. Dalam tulisan ini secara berturut-turut ia mengungkap kembali soal-soal yang berkaitan dengan G30S, istilah Gestapu dan Gestok, Lubang Buaya, Gerwani, Letkol Untung, Kolonel Abdul Latief, Syam Kamaruzaman, Brigjen Suparjo dll. Serangkaian tulisan ini bisa merupakan bantuan kepada banyak orang untuk memperoleh informasi atau pandangan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan peristiwa tersebut, yang berbeda dengan versi rejim militer Orde Baru. HARI KESAKTIAN PANCASILA (10) Oleh: Harsutejo Seperti kita ketahui pembunuhan enam orang jenderal dan seorang perwira pertama AD yang dilakukan oleh gerombolan militer G30S terjadi pada pagi hari 1 Oktober 1965, selanjutnya pasukan tersebut dilumpuhkan oleh RPKAD. Kejadian itu ditahbiskan sebagai Hari Kesaktian Pancasila dengan SK No.153/1967 27 September 1967, diteken oleh Pejabat Presiden Jenderal Suharto. Sebagai yang ditulis oleh wartawan senior Joesoef Isak, pentahbisan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila merupakan suatu perzinahan politik khas gaya Suharto, menggunakan gugurnya para jenderal dan Pancasila untuk melegitimasi kepemimpinannya. Apa yang dilakukan Suharto pada 1 Oktober 1965 ketika sebelumnya Kolonel Latief memberitahukan kepadanya tentang gerakan perwira muda yang akan menangkap sejumlah jenderal sebelum Hari ABRI 5 Oktober 1965? Bukankah justru Suharto yang mengkhianati Pancasila, mengkhianati Saptamarga dan para jenderal rekan-rekannya sendiri dengan membiarkan semua gerakan itu berlangsung? Kita semua baru tahu belakangan sesudah rencana konspirasi meledak rupanya informasi Kol. Latief itu berkaitan dengan gerakan Letkol. Untung terhadap Jenderal Yani cs tetapi apa yang dikerjakan Suharto yang sudah tahu beberapa hari sebelum kejadian berlangsung? Jenderal Suharto justru menangguk di air keruh, dia bagian penting dari konspirasi itu dengan menempuh jalannya sendiri! Jenazah para jenderal tersebut dimasukkan ke dalam sebuah sumur tua di Lubang Buaya yang kemudian digali pada 4 Oktober 1965. Dalam keadaan emosional kesedihan orang banyak sejak penggalian jenazah, pemakaman di Kalibata, dimulailah kampanye hitam terhadap PKI dan ormas pendukungnya, utamanya Gerwani berupa dongeng horor fitnah tentang tindakan biadab terhadap para jenderal seiring dengan fitnah terhadap AURI dan petingginya. Setelah situasi matang, maka dilakukanlah gerakan militer untuk melakukan pembunuhan massal dengan menggunakan emosi tinggi sebagian rakyat terhadap anggota PKI dan siapa saja yang dianggap PKI serta pendukung Bung Karno yang lain di Jateng, Jatim, Bali, dan akhirnya di seluruh Indonesia. Hal ini dilanjutkan dengan pembersihan terhadap siapa saja, utamanya aparat yang mendukung BK, pertama-tama AURI selanjutnya di kalangan ABRI yang lain. Muaranya ialah menjatuhkan Presiden Sukarno. Hari Kesaktian Pancasila diabadikan dalam bentuk Monumen Pancasila Sakti yang terletak di Lubang Buaya, Pondokgede, Jakarta. Gagasan mendirikan monumen ini dituangkan dalam surat perintah Men Pangad Brigjen Hartono pada 2 Desember 1965, ketika pembantaian rakyar tak berdosa sedang berjalan. Disebutkan monumen tersebut merekam fakta-fakta pemberontakan G30S/PKI, teror, penculikan, pembunuhan, perebutan kekuasaan hendak meruntuhkan negara Pancasila RI. Mayjen dokter Soedjono yang menulis buku Monumen Pancasila Sakti (1973) melukiskan apa yang disebutnya kebiadaban di Lubang Buaya antara lain seperti berikut. Segerombolan perempuan Gerwani berteriak melompat-lompat, menari. Dengan tiada rasa kemanusiaan mereka memainkan pisau silet ke tubuh Jenderal Prapto. Jenderal Prapto telah meninggal dianiaya oleh gerombolan haus darah yang tak mengenal Tuhan kecuali dewa-dewa mereka Marx, Lenin dan Aidit. Betapa entengnya Pak Jenderal Dokter tersebut ikut memfitnah, yang tentunya sudah digodok dalam dinas intelijen. Kita tidak tahu apakah Pak Dokter yang tentunya orang saleh beragama ini di kemudian hari menyesal akan fitnah yang ikut disebarkannya dan menancap pada sebagian rakyat dan meracuni generasi muda Indonesia. Fitnah model itulah yang antara lain diabadikan dalam diorama pada apa yang disebut Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya. Meski monumen ini berisi fitnah, tapi kelak jangan sampai dihancurkan, tambahkanlah satu plakat yang mudah dibaca khalayak: Di sini berdiri monumen kebohongan, agar kita semua belajar bahwa pernah ada masanya suatu rezim menghalalkan segala cara untuk menopang kekuasaannya, dengan fitnah paling kotor dan keji pun. (Dari naskah belum terbit). No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.13.37/1042 - Release
CiKEAS In Jews, Indian-Americans see a role model in activism
http://www.iht.com/articles/2007/10/02/america/02hindu.php In Jews, Indian-Americans see a role model in activism By Neela Banerjee Tuesday, October 2, 2007 When Anil Godhwani and his brother, Gautam, looked into creating a community center for Indian-Americans in Silicon Valley, they turned to the Jewish Community Center of San Francisco as a model. When the Hindu American Foundation began, it looked to groups like the Anti-Defamation League and the Simon Wiesenthal Center for guidance with its advocacy and lobbying efforts. Indian-Americans, who now number 2.4 million in this country, are turning to American Jews as role models and partners in areas like establishing community centers, advocating on civil rights issues and lobbying Congress. Indians often say they see a version of themselves and what they hope to be in the experience of Jews in American politics: a small minority that has succeeded in combating prejudice and building political clout. Sanjay Puri, the chairman of the U.S. India Political Action Committee, said: What the Jewish community has achieved politically is tremendous, and members of Congress definitely pay a lot of attention to issues that are important to them. We will use our own model to get to where we want, but we have used them as a benchmark. One instance of Indians following the example of Jews occurred last year when Indian-American groups, including associations of doctors and hotel owners, banded together with political activists to win passage of the United States-India Peaceful Nuclear Cooperation Act, which allows New Delhi to buy fuel, reactors and other technology to expand its civilian nuclear program. Indian-Americans have taken a page out of the Jewish community's book to enhance relations between the homeland and the motherland, said Nissim Reuben, program officer for India-Israel-United States Relations at the American Jewish Committee and himself an Indian Jew. The American Jewish Committee, like some other Jewish groups, has worked with Indians on immigration and hate crimes legislation. It has taken three groups of Indian-Americans to Israel, where they have met Arabs and Palestinians, as well as Jews. Many Indian-Americans, like the Godhwanis and others with the India Community Center in Milpitas, California, have taken an avowedly nonsectarian approach in creating institutions. But among Hindus, who are a majority in India and among Indian-Americans here, some assert that a vital bond they share with Jews is the threat to India and Israel from Muslim terrorists. Some on both sides of the discussion feel that way, and take a stance that is anti-Muslim or anti-terrorist, depending on your point of view, said Nathan Katz, professor of religious studies at Florida International University in Miami. Most Jewish groups, however, have tried to avoid a sectarian cast to their work with Indian-Americans. Instead, Jews said they were struck by the parallels between the issues that Jews and Indians had faced. It echoes 30 years ago, said Rabbi Abraham Cooper, associate dean of the Wiesenthal center. There is the same feeling of a growing community that says, 'We want our voices to be represented, and how do we that?' For years, many Indians who immigrated to the United States in the late 1960s and early 1970s considered India their home. Now, most are rooted in the United States, as are their children, and they have moved with astonishing speed into politics, said Representative Frank Pallone Jr., Democrat of New Jersey, where there is a large Indian-American constituency. Pallone is a founder of the congressional Caucus on India. Representative Bobby Jindal, a Republican from Louisiana who is Indian-American, is running for governor of his state, and Indian-Americans hold or are vying for other local elected positions nationwide. Indian-Americans have reached out to American Jews, in part, because of the growing friendship between India and Israel, whose chilly cold war relations began to thaw in the 1990s. Indian and Israeli heads of state have recently visited each other's countries. The countries have strengthened trade and intelligence ties. In February, the chief rabbi of Israel, Yona Metzger, met with Hindu leaders in India, after which the Jewish and Hindu clerics declared common beliefs, among them that their respective traditions teach that there is one supreme being. The statement was a breakthrough because many Jews had long considered Hinduism a form of idolatry, Professor Katz said. Inspired by the Wiesenthal Center, which produces a CD annually that compiles Internet hate speech, the Hindu American Foundation issued its own report this year about online hatred and bigotry against Hindus, Suhag Shukla, the foundation's legal counsel, said. The foundation also learned from the success of Jewish groups that it needed a full-time staff member to lobby Congress. The Hindu American
CiKEAS Serangan G30S Merupakan Serangan Komando !!!
Serangan G30S Merupakan Serangan Komando !!! Apa yang dilakukan dan apa yang terjadi akibat G30S selama ini hanyalah berbagai analysis tentang penyebabnya, dan juga pendapat2 dari sisi pro dan contra kebijakan pemerintah pada waktu itu, hampir tidak ada dan tidak pernah ada yang mampu meneliti aspek dari tehnik yang digunakan para penyerangnya. Setelah enam jenderal sekaligus terbunuh, Angkatan Bersenjata RI sama sekali tidak lumpuh, jumlah jenderal2 yang dimiliki Indonesia ada ratusan, bahkan mati enam tidak mungkin membuat system pertahanan RI lumpuh secara keseluruhan. Bahkan Nasution gagal dibunuh, dan dengan pangkatnya, keseniorannya, bahkan dengan pengalamannya, seharusnya dia bisa mengejar dan menangkap semua pelaku2nya. Namun kenyataannya kita sama2 tahu, Nasution sama sekali buta lebih buta dari Suharto yang jauh dibawah ranking pangkatnya. ABRI dimanapun diseluruh dunia tidak bisa keluar baraknya tanpa laporan ataupun pengetahuan para jenderal2nya. Hirarki vertikal dalam ketentaraan dimanapun juga tidak memungkinkan adanya pasukan yang bisa nyelonong untuk menculik, karena jangankan menculik, meminjam senjata sekalipun tidak bisa, bahkan kalo ada senjatanyapun pelurunya hanya bisa didapatkan apabila ada izin dari yang teratas. Serangan Komando ini bergerak serentak bukan menculik satu2, setiap rumah jenderal dijaga bukan cuma didepan dan dibelakang rumahnya, tetapi juga dikedua ujung jalan masuknya. Kalo saja ada pasukan tak dikenal yang mencoba masuk pasti dalam sekejab secepat kilat laporan sudah dikirimkan. Singkatnya saya menyimpulkan, serangan ini adalah serangan komando, senjata yang digunakan semuanya menggunakan peredam suara. Tidak ada tujuannya untuk menangkap atau menyandra tapi bunuh langsung. Setelah berhasil mayat2nya dibawa kelubang buaya. Namun kenapa ke Lubang Buaya??? Karena dilubang buaya inilah para pelaku kabur dengan pesawat udara balik ke kapal induk. Lalu apakah Omar Dhani tidak tahu?? Bukan cuma Omar Dhani saja yang tahu, bahkan Bung Karno juga tahu, itulah sebabnya kedua orang ini tahu dengan baik pelaku2nya. Bahkan yang lebih mengejutkan, bahwa Bung Karno ternyata juga berada di Lubang Buaya pada saat kejadian. Tentu, tak mungkin Bung Karno dan Omar Dhani tidak tahu adanya penjagalan jenderal2 di Lubang Buaya. Dizaman Bung Karno, Halim Perdana Kusumah itu merupakan lapangan udara militer, tak ada semarangan orang bisa masuk. Itulah juga sebabnya Bung Karno menyatakan keyakinannya bahwa tidak pernah terjadi penyiksaan2 terhadap para jenderal yang terbunuh !!! Waktu di Mahmilub, Omar Dhani ditanya oleh hakim bagaimana bisa Bung Karno berada di Halim. Jawaban Omar Dhani hanya sederhana, katanya apabila dibutuhkan, maka Bung Karno bisa segera diterbangkan ke Jogya. Jelas, jawaban Omar Dhani cuma asal2an, darimana dia tahu keadaannya itu sudah emergency atau belum ??? Apalagi pasukan penculik juga ada bersama mereka !!! Hanya satu yang bisa disimpulkan, Bung Karno juga berhasil diculik meskipun tidak dibunuh melainkan disuruh balik ke Istananya untuk mempersiapkan penyerahan kekuasaan. Itulah sebabnya Bung Karno tak mungkin bisa diterbangkan kemanapun juga karena dia ditawan di Lubang Buaya bersama jenderal2nya yang terbunuh. Dia berada di Lubang Buaya bukanlah karena mau diterbangkan ke Jogya melainkan dia dibawa oleh penculiknya sendiri. Hal inilah yang juga membuat Sukarno tahu bahwa enggak ada cerita Gerwani yang menari telanjang sambil bernyanyi genjer2. Semua detail gerakan komando ini sama2 diketahui dan dilihatnya sendiri execusi para jenderalnya didepan matanya Bung Karno dan Omar Dhani, sementara Suharto hanyalah pemain figuran yang bertugas menggeser pasukan ke Istana dan kemudian menangkapi mereka yang ada dalam list yang diserahkan oleh dutabesar Amerika. Itulah sebabnya banyak orang merasa aneh dengan peranan Suharto, karena pada mulanya se-olah2 berhubungan akrab dengan Suparjo dan juga dengan untung maupun Latif, namun koq kenapa kemudian dia seorang2 jadi berlawanan. Masalahnya bukanlah berlawanan atau tidak tetapi karena dia sekedar diperintah, kalo mulanya dalam perintah itu Suharto se-olah2 bekerja sama dengan pasukan G30S, belakangan se-olah2 justru berlawanan dengan G30S. Tentara Indonesia tidak mampu berperang, karena persenjataan tentara Indonesia semuanya tergantung dari import dari luar negeri. Analisa tentang adanya perbedaan pendapat antara Bung Karno yang ingin mengganyang Malaysia dan Angkatan Darat yang katanya ogah2an bukanlah demikian kenyataannya. Masalahnya justru Angkatan Darat tahu kemampuan persenjataannya tidak memadai untuk berperang sementara Sukarno mau memaksakan perang. Sekali lagi agar kita menyimak pernyataan Omar Dhani, bahwa belum ada orang Indonesia yang mampu mendesign G30S, artinya belum ada orang Indonesia yang mampu melakukan serangan komando yang begitu brillian. Ada beberapa anak jenderal yang ayahnya dihukum mati akibat dituduh terlibat G30S yang ternyata bisa menyelamatkan diri ke
CiKEAS Cubans treat man who killed Che
http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/americas/7023706.stm Last Updated: Tuesday, 2 October 2007, 11:32 GMT 12:32 UK Cubans treat man who killed Che Guevara arrived in Bolivia in 1966 Cuban doctors working in Bolivia have saved the sight of the man who executed revolutionary leader Che Guevara in 1967, Cuban official media report. Mario Teran, a Bolivian army sergeant, shot dead Che Guevara after he was captured in Bolivia's eastern lowlands. Cuban media reported news of the surgery ahead of the 40th anniversary of Che's death on 9 October. Mr Teran had cataracts removed under a Cuban programme to offer free eye treatment across Latin America. The operation on Mr Teran took place last year and was first revealed when his son wrote to a Bolivian newspaper to thank the Cuban doctors for restoring his father's sight. But Cuban media took up the story at the weekend as the island prepares for commemorations to mark Che Guevara's death 40 years ago. Four decades after Mario Teran attempted to destroy a dream and an idea, Che returns to win yet another battle, the Communist Party's official newspaper Granma proclaimed. Now an old man, he [Teran] can once again appreciate the colours of the sky and the forest, enjoy the smiles of his grandchildren and watch football games. Wounded Che Guevara, who played a key role in the Cuban revolution of 1959, travelled to Bolivia in 1966 to start a social revolution. But in October 1967, the Bolivian army, with assistance from the CIA, captured Guevara and his remaining fighters. Che Guevara, wounded in the fighting, was taken to a schoolhouse in the village of La Higuera on 8 October where the soldiers debated what to do with him. Mario Teran is reported to have drawn the short straw and been ordered to execute the captured guerrilla. Che Guevara was killed on 9 October and his body taken to a hospital in nearby Vallegrande, where his corpse was paraded before the world's media. In 1997 his remains were discovered, exhumed and returned to Cuba, where he was reburied. o.gif_41113743_che_ap203b.jpg
CiKEAS Serangan G30S Merupakan Serangan Komando !!!
Serangan G30S Merupakan Serangan Komando !!! Apa yang dilakukan dan apa yang terjadi akibat G30S selama ini hanyalah berbagai analysis tentang penyebabnya, dan juga pendapat2 dari sisi pro dan contra kebijakan pemerintah pada waktu itu, hampir tidak ada dan tidak pernah ada yang mampu meneliti aspek dari tehnik yang digunakan para penyerangnya. Setelah enam jenderal sekaligus terbunuh, Angkatan Bersenjata RI sama sekali tidak lumpuh, jumlah jenderal2 yang dimiliki Indonesia ada ratusan, bahkan mati enam tidak mungkin membuat system pertahanan RI lumpuh secara keseluruhan. Bahkan Nasution gagal dibunuh, dan dengan pangkatnya, keseniorannya, bahkan dengan pengalamannya, seharusnya dia bisa mengejar dan menangkap semua pelaku2nya. Namun kenyataannya kita sama2 tahu, Nasution sama sekali buta lebih buta dari Suharto yang jauh dibawah ranking pangkatnya. ABRI dimanapun diseluruh dunia tidak bisa keluar baraknya tanpa laporan ataupun pengetahuan para jenderal2nya. Hirarki vertikal dalam ketentaraan dimanapun juga tidak memungkinkan adanya pasukan yang bisa nyelonong untuk menculik, karena jangankan menculik, meminjam senjata sekalipun tidak bisa, bahkan kalo ada senjatanyapun pelurunya hanya bisa didapatkan apabila ada izin dari yang teratas. Serangan Komando ini bergerak serentak bukan menculik satu2, setiap rumah jenderal dijaga bukan cuma didepan dan dibelakang rumahnya, tetapi juga dikedua ujung jalan masuknya. Kalo saja ada pasukan tak dikenal yang mencoba masuk pasti dalam sekejab secepat kilat laporan sudah dikirimkan. Singkatnya saya menyimpulkan, serangan ini adalah serangan komando, senjata yang digunakan semuanya menggunakan peredam suara. Tidak ada tujuannya untuk menangkap atau menyandra tapi bunuh langsung. Setelah berhasil mayat2nya dibawa kelubang buaya. Namun kenapa ke Lubang Buaya??? Karena dilubang buaya inilah para pelaku kabur dengan pesawat udara balik ke kapal induk. Lalu apakah Omar Dhani tidak tahu?? Bukan cuma Omar Dhani saja yang tahu, bahkan Bung Karno juga tahu, itulah sebabnya kedua orang ini tahu dengan baik pelaku2nya. Bahkan yang lebih mengejutkan, bahwa Bung Karno ternyata juga berada di Lubang Buaya pada saat kejadian. Tentu, tak mungkin Bung Karno dan Omar Dhani tidak tahu adanya penjagalan jenderal2 di Lubang Buaya. Dizaman Bung Karno, Halim Perdana Kusumah itu merupakan lapangan udara militer, tak ada semarangan orang bisa masuk. Itulah juga sebabnya Bung Karno menyatakan keyakinannya bahwa tidak pernah terjadi penyiksaan2 terhadap para jenderal yang terbunuh !!! Waktu di Mahmilub, Omar Dhani ditanya oleh hakim bagaimana bisa Bung Karno berada di Halim. Jawaban Omar Dhani hanya sederhana, katanya apabila dibutuhkan, maka Bung Karno bisa segera diterbangkan ke Jogya. Jelas, jawaban Omar Dhani cuma asal2an, darimana dia tahu keadaannya itu sudah emergency atau belum ??? Apalagi pasukan penculik juga ada bersama mereka !!! Hanya satu yang bisa disimpulkan, Bung Karno juga berhasil diculik meskipun tidak dibunuh melainkan disuruh balik ke Istananya untuk mempersiapkan penyerahan kekuasaan. Itulah sebabnya Bung Karno tak mungkin bisa diterbangkan kemanapun juga karena dia ditawan di Lubang Buaya bersama jenderal2nya yang terbunuh. Dia berada di Lubang Buaya bukanlah karena mau diterbangkan ke Jogya melainkan dia dibawa oleh penculiknya sendiri. Hal inilah yang juga membuat Sukarno tahu bahwa enggak ada cerita Gerwani yang menari telanjang sambil bernyanyi genjer2. Semua detail gerakan komando ini sama2 diketahui dan dilihatnya sendiri execusi para jenderalnya didepan matanya Bung Karno dan Omar Dhani, sementara Suharto hanyalah pemain figuran yang bertugas menggeser pasukan ke Istana dan kemudian menangkapi mereka yang ada dalam list yang diserahkan oleh dutabesar Amerika. Itulah sebabnya banyak orang merasa aneh dengan peranan Suharto, karena pada mulanya se-olah2 berhubungan akrab dengan Suparjo dan juga dengan untung maupun Latif, namun koq kenapa kemudian dia seorang2 jadi berlawanan. Masalahnya bukanlah berlawanan atau tidak tetapi karena dia sekedar diperintah, kalo mulanya dalam perintah itu Suharto se-olah2 bekerja sama dengan pasukan G30S, belakangan se-olah2 justru berlawanan dengan G30S. Tentara Indonesia tidak mampu berperang, karena persenjataan tentara Indonesia semuanya tergantung dari import dari luar negeri. Analisa tentang adanya perbedaan pendapat antara Bung Karno yang ingin mengganyang Malaysia dan Angkatan Darat yang katanya ogah2an bukanlah demikian kenyataannya. Masalahnya justru Angkatan Darat tahu kemampuan persenjataannya tidak memadai untuk berperang sementara Sukarno mau memaksakan perang. Sekali lagi agar kita menyimak pernyataan Omar Dhani, bahwa belum ada orang Indonesia yang mampu mendesign G30S, artinya belum ada orang Indonesia yang mampu melakukan serangan komando yang begitu brillian. Ada beberapa anak jenderal yang ayahnya dihukum mati akibat dituduh terlibat G30S yang ternyata bisa menyelamatkan diri ke
CiKEAS Space Odyssey
http://context.themoscowtimes.com/stories/2007/09/28/105.html Space Odyssey Fifty years after Sputnik streaked into the sky, a book by Matthew Brzezinski reconstructs the dawn of a new age. By Asif Siddiqi Published: September 28, 2007 It is hard to imagine that a metal ball about the size of a basketball could throw the United States into panic. But 50 years ago, on Oct. 4, 1957, when the Soviet Union launched the world's first artificial satellite into orbit, Americans went into collective shock. To them, the Soviet Union embodied a nation of collective farms, drab cities and household appliances that rarely worked. Sputnik's success completely altered this view, as the Soviets took the first baby steps into the final frontier of outer space. Beyond its political and scientific importance, the success of Sputnik also underscored the vulnerability of the United States: After all, if the Soviets could launch a satellite that flew around the world, they could also deliver an atomic bomb to the enemy. Matthew Brzezinski provides an absorbing account of these hidden rivalries that ignited the space age in Red Moon Rising, an expansive work full of colorful characters worthy of a great Cold War novel. Although Brzezinski, a former Moscow correspondent for The Wall Street Journal, often glosses over the messy complexities of history, he displays a particular talent for capturing the human essence of this epic battle -- the small detail of a scene, the odd biographical factoid, the cultural fashions of the day that distinguish his book from the many generic works on the early history of the space program. The central personality in Brzezinski's narrative is the famous Chief Designer of the Soviet space program, Sergei Korolyov. A childhood aviation enthusiast who later in life was attracted to space travel, Korolyov started his career in the 1930s as a rocket engineer before being sent to the gulag on trumped-up charges. Six years in the camps left him deeply scarred, but he never fully lost his faith in Josef Stalin. After the war, Korolyov rose rapidly in the missile program and gained a reputation as a hardheaded manager. His gruff personality, stubbornness and managerial genius were indispensable in convincing uninterested Communist Party and military leaders to commit resources to a satellite project. Brzezinski gives a fascinating account of Nikita Khrushchev's visit to Korolyov's design bureau in 1956, during which the Chief Designer extracted a verbal commitment from the Soviet leader to back the launching of a satellite. Khrushchev and his fellow Politburo members were more bewildered than bedazzled when Korolyov showed them a full-scale model of the R-7, the first Soviet intercontinental ballistic missile, or ICBM. Itar-Tass Sputnik's launch marked a major milestone in a race filled with hurdles on either side. To Soviet leaders, developing an ICBM was a matter of life and death. The Soviet Union was literally surrounded by U.S. military bases, where squadrons of bombers waited for orders to deliver their deadly nuclear weapons to the Soviet landmass. By the middle of the 1950s, the U.S. nuclear arsenal was five times bigger than the Soviet one. Desperate to counter this juggernaut, Soviet industrial leaders invested enormous resources in developing nuclear weapons and the ballistic missiles for sending them across oceans. But Korolyov and his colleagues knew that an ICBM could also lob a small object into orbit around the Earth. It was this marriage of military imperative and utopian dreaming that Korolyov exploited. The Soviet military enthusiastically supported the ICBM project, while Korolyov surreptitiously made plans to use it for a goal whose importance few understood. As Brzezinski shows, the road to launching Sputnik was littered with wrong turns, serendipitous events and brushes with failure. Korolyov came out ahead by barely a hair's breadth. In the United States, there were many with similar ambitions, including the handsome and erudite German rocket scientist Wernher von Braun, widely considered to be Korolyov's Western doppelganger. To his credit, Brzezinski foregoes that well-trod ground and instead touts Major General John Bruce Medaris, the commander of the Army's ballistic rocket efforts and von Braun's superior, as a more worthy parallel to Korolyov. Brzezinski convincingly argues that it was really Medaris' iron will and stubborn refusal to yield to bureaucratic setbacks that eventually facilitated an American foothold in space. U.S. efforts to reach the high frontier were bogged down by fierce inter-service rivalry, major missteps, ill-advised decisions and just plain bad luck. From 1955, Medaris, a veteran of two world wars, consistently advanced von Braun's idea of using a Redstone long-range rocket to lob a U.S. satellite into space. These entreaties fell on deaf ears, as senior
CiKEAS Polisi Usut Sweeping FPI di Samarinda
http://www.tribunkaltim.co.id/ Polisi Usut Sweeping FPI di Samarinda | Cetak | Senin, 01 Oktober 2007 SAMARINDA, TRIBUN- Poltabes Samarinda terus mengusut tindakan sweeping yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI), Sabtu (29/9) dinihari lalu. Polisi sudah mendapat laporan seorang warga yang terjaring sweeping tersebut. Menurut Kasat Reskrim Poltabes Samarinda, Kompol Novi Irawan SIK, pihaknya sedang mendalami laporan itu, yakni terkait unsur pidana pengeroyokan oleh oknum anggota FPI. Polisi sudah mengantongi nama pelaku. Sekarang kami sedang mencari yang bersangkutan untuk dimintai keterangan, ujar Novi, Minggu (30/9) siang. Ia menjelaskan, pria berinisial JY itu dikenali oleh korban pengeroyokan saat FPI sweeping. Novi mengaku telah menelusuri tempat tinggal pelaku namun sejauh ini belum menemukannya. Selain JY, kata Novi, kemungkinan masih ada pelaku lain yang tidak dikenali korban. Kabag Operasional Poltabes Samarinda, Kompol Robert SP SIK mengatakan, peristiwa pengeroyokan di Samarinda Seberang sebenarnya tidak termasuk dalam agenda aksi konvoi FPI malam itu. Kami hanya mendapat pemberitahuan dari FPI, mereka akan melakukan konvoi keliling Kota Samarinda. Isi pemberitahuan cuma konvoi. Tidak ada yang lain, ujarnya. Karena itu, Robert menurunkan sekitar 400 pesrsonil untuk membantu pengawalan aksi damai tersebut. Namun setelah 2 jam melakukan konvoi, polisi kata Robert tak mengira sebagian anggota FPI akan melakukan sweeping di Samarinda Seberang karena mereka kembali ke tempat semula, Masjid Darun Nikmah Karang Asam. Sebagian dari mereka sudah pulang, karena itu anggota juga kembali ke Mapoltabes, ujarnya. Robert mengatakan, Poltabes Samarinda akan melakukan tindakan sesuai dengan undang-undang pidana. Ketua Laskar FPI Kaltim, Habib Fauzi yang dikonfirmasi mengatakan, sweeping di Samarinda Seberang tidak masuk dalam agenda. Malam itu FPI hanya menggelar konvoi damai. Tujuannya cuma konvoi saja. Kita tidak tahu persoalan pemukulan itu, ujarnya. Jika hal tersebut terjadi Habib Fauzi mengatakan itu hanya ulah segelintir oknum FPI, tidak mengatasnamakan FPI secara kelembagaan. Tidak Boleh Pengurus Wilayah GP Ansor Kaltim menyayangkan aksi sweeping Front Pembela Islam (FPI) Kaltim, Sabtu (29/9) kemarin, hingga menyebabkan Kapolsek Seberang AKP Arif Budiman SIK terluka. Kita ini ada aturan hukum, tidak lantas ada ormas atau OKP yang lalu mengambil langkah- langkah sendiri tanpa memperdulikan hukum yang telah berlaku. Itu namanya main hakim sendiri, kata Syaparudin J, ketua PW GP Ansor Kaltim kepada Tribun, Minggu (30/9). Menurut dia, jika berbentuk anarkhis maka aparat kepolisian berhak melakukan tindakan tegas dan tidak membiarkan aksi-aksi tersebut dilakukan sehingga mengganggu stabilitas keamanan kota Samarinda pada khususnya. Polisi kami yakin tahu yang mana bentuknya anarkhis, mana yang tidak. Apalagi sampai ada yang terluka. Polisi berhak untuk mengambil tindakan hukum yang tegas terhadap aksi yang tidak dibenarkan itu, jelasnya. Muhammadiyah Menyayangkan Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Muhammadiyah Kaltim juga menyayangkan aksi itu. Menurut Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Kaltim Ahmad Aznem, seharusnya sweeping tak dilakukan oleh ormas tersebut. Kami di Pemuda Muhammadiyah pun begitu, jika menemukan kejanggalan atau sesuatu temuan serahkan kepada polisi. Biar aparat kepolisian yang bertindak, kata Aznem, Minggu (30/9). Meski demikian Aznem memandang, konvoi damai yang berujung pada pemukulan hingga mengakibatkan sejumlah warga dan Kapolsek Samarinda Seberang terluka itu sebagai bentuk kekecewaan FPI terhadap kinerja aparat. Semestinya, hal ini bisa dicegah jika saja aparat telah lebih dulu mengantisipai dan mawas diri. Kenapa FPI turun? Itu mungkin karena aparat kurang sigap, dan dipandang kurang proaktif. Dalam hal ini saya menilai kerja aparat lamban, karena terbukti ada ormas Islam yang harus turun menertibkan kota di bulan puasa ini. Kenapa setelah FPI turun, aparat baru turun? tanya Aznem. Pada Ramadan 1428 H ini, PW Pemuda Muhammadiyah Kaltim menyerukan pesan-pesan perubahan dan pembebasan kepada seluruh umat Islam. Di antaranya mengajak masyarakat Kaltim untuk menahan diri, mengendalikan emosi dan menjalankan hak dan kewajiban hidupnya namun tidak harus mengganggu hak dan kewajiban hidup orang lain. Tugas Aparat Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama (Kanwil Depag) Kaltim Farid Wadjdy berharap jika ada ormas yang akan turun ke jalan, terkait pengamanan di bulan Ramadan bisa meminta pengawalan dari kepolisian. Jika ada tindakan main hakim sendiri aparat harus bertindak untuk lebih responsif. Dan bagi ormas yang turun ke jalan dan sudah meminta pengawalan dari kepolisian maka yang melakukan tindakan di lapangan hanya dari aparat, ujar Farid, Minggu (30/9). Sebelumnya,
Re: CiKEAS Polisi Usut Sweeping FPI di Samarinda
Salam, Kita tidak mempermasalahkan apa yang menjadi pemahaman dan keyakinan serta sikap FPI atau kelompok lainya. Yang kita permasalahkan adalah adanya dugaan tindak kekerasan yang melanggar hukum. Sekali lagi tindakanya bukan keyakinanya. On 10/3/07, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.tribunkaltim.co.id/ *Polisi Usut Sweeping FPI di Samarinda* | Cetak |http://www.tribunkaltim.com/index2.php?option=com_contenttask=viewid=123pop=1page=0Itemid=1 *Senin, 01 Oktober 2007 * *SAMARINDA, TRIBUN- Poltabes Samarinda terus mengusut tindakan sweeping yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI), Sabtu (29/9) dinihari lalu. Polisi sudah mendapat laporan seorang warga yang terjaring sweeping tersebut.* *Menurut Kasat Reskrim Poltabes Samarinda, Kompol Novi Irawan SIK, pihaknya sedang mendalami laporan itu, yakni terkait unsur pidana pengeroyokan oleh oknum anggota FPI. Polisi sudah mengantongi nama pelaku. Sekarang kami sedang mencari yang bersangkutan untuk dimintai keterangan, ujar Novi, Minggu (30/9) siang. * *Ia menjelaskan, pria berinisial JY itu dikenali oleh korban pengeroyokan saat FPI sweeping. Novi mengaku telah menelusuri tempat tinggal pelaku namun sejauh ini belum menemukannya.* *Selain JY, kata Novi, kemungkinan masih ada pelaku lain yang tidak dikenali korban.* *Kabag Operasional Poltabes Samarinda, Kompol Robert SP SIK mengatakan, peristiwa pengeroyokan di Samarinda Seberang sebenarnya tidak termasuk dalam agenda aksi konvoi FPI malam itu. Kami hanya mendapat pemberitahuan dari FPI, mereka akan melakukan konvoi keliling Kota Samarinda. Isi pemberitahuan cuma konvoi. Tidak ada yang lain, ujarnya.* *Karena itu, Robert menurunkan sekitar 400 pesrsonil untuk membantu pengawalan aksi damai tersebut. Namun setelah 2 jam melakukan konvoi, polisi kata Robert tak mengira sebagian anggota FPI akan melakukan sweeping di Samarinda Seberang karena mereka kembali ke tempat semula, Masjid Darun Nikmah Karang Asam. Sebagian dari mereka sudah pulang, karena itu anggota juga kembali ke Mapoltabes, ujarnya.* *Robert mengatakan, Poltabes Samarinda akan melakukan tindakan sesuai dengan undang-undang pidana. * *Ketua Laskar FPI Kaltim, Habib Fauzi yang dikonfirmasi mengatakan, sweeping di Samarinda Seberang tidak masuk dalam agenda. Malam itu FPI hanya menggelar konvoi damai. Tujuannya cuma konvoi saja. Kita tidak tahu persoalan pemukulan itu, ujarnya. Jika hal tersebut terjadi Habib Fauzi mengatakan itu hanya ulah segelintir oknum FPI, tidak mengatasnamakan FPI secara kelembagaan. Tidak Boleh * *Pengurus Wilayah GP Ansor Kaltim menyayangkan aksi sweeping Front Pembela Islam (FPI) Kaltim, Sabtu (29/9) kemarin, hingga menyebabkan Kapolsek Seberang AKP Arif Budiman SIK terluka. * *Kita ini ada aturan hukum, tidak lantas ada ormas atau OKP yang lalu mengambil langkah- langkah sendiri tanpa memperdulikan hukum yang telah berlaku. Itu namanya main hakim sendiri, kata Syaparudin J, ketua PW GP Ansor Kaltim kepada Tribun, Minggu (30/9).* *Menurut dia, jika berbentuk anarkhis maka aparat kepolisian berhak melakukan tindakan tegas dan tidak membiarkan aksi-aksi tersebut dilakukan sehingga mengganggu stabilitas keamanan kota Samarinda pada khususnya.* *Polisi kami yakin tahu yang mana bentuknya anarkhis, mana yang tidak. Apalagi sampai ada yang terluka. Polisi berhak untuk mengambil tindakan hukum yang tegas terhadap aksi yang tidak dibenarkan itu, jelasnya.* *Muhammadiyah Menyayangkan * *Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Muhammadiyah Kaltim juga menyayangkan aksi itu. Menurut Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Kaltim Ahmad Aznem, seharusnya sweeping tak dilakukan oleh ormas tersebut. Kami di Pemuda Muhammadiyah pun begitu, jika menemukan kejanggalan atau sesuatu temuan serahkan kepada polisi. Biar aparat kepolisian yang bertindak, kata Aznem, Minggu (30/9). * *Meski demikian Aznem memandang, konvoi damai yang berujung pada pemukulan hingga mengakibatkan sejumlah warga dan Kapolsek Samarinda Seberang terluka itu sebagai bentuk kekecewaan FPI terhadap kinerja aparat. Semestinya, hal ini bisa dicegah jika saja aparat telah lebih dulu mengantisipai dan mawas diri.* *Kenapa FPI turun? Itu mungkin karena aparat kurang sigap, dan dipandang kurang proaktif. Dalam hal ini saya menilai kerja aparat lamban, karena terbukti ada ormas Islam yang harus turun menertibkan kota di bulan puasa ini. Kenapa setelah FPI turun, aparat baru turun? tanya Aznem.* *Pada Ramadan 1428 H ini, PW Pemuda Muhammadiyah Kaltim menyerukan pesan-pesan perubahan dan pembebasan kepada seluruh umat Islam. Di antaranya mengajak masyarakat Kaltim untuk menahan diri, mengendalikan emosi dan menjalankan hak dan kewajiban hidupnya namun tidak harus mengganggu hak dan kewajiban hidup orang lain.* *Tugas Aparat* *Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama (Kanwil Depag) Kaltim Farid Wadjdy berharap jika ada ormas yang akan turun ke jalan, terkait pengamanan di bulan Ramadan
CiKEAS 77. Joris Rahadi : �Dia keras Kepala�.�
= Seri : Membangun Keluarga Indonesia = [EQ] CHRISYE : SEBUAH MEMOAR MUSIKAL [Naga Legendaris INDONESIA] Oleh : Alberthiene Endah Bermimpilah, sebab harapan akan memberi hidup Berkaryalah, sebab seni akan memberi makna [Naga belajar . . . sampai menutup mata] SUARA SAHABAT 77. Joris Rahadi : Dia keras Kepala . DIBILANG NAKAL TIDAK. DIKATAKAN PENURUT JUGA TIDAK. Yang pasti adik saya ini terbilang keras kepala. Hanya saja, dia bisa menyamarkan itu dengan sikapnya yang tampak tenang, nggak macam-macam, dan patuh. Dalam diamnya, Chrisye adalah orang yang dinamis dengan imajinasinya. Saya bisa melihat kenekatannya sudah tidak bisa disamarkan lagi ketika dia mulai tertarik pada musik. Duduk di SMA, kami sama-sama dibelikan gitar oleh Papi, tapi dampak yang terjadi pada Chrisye jauh lebih hebat dibandingkan saya. Dengan gitar itu, angan-angan Chrisye melambung dan dia mulai merindukan jadi pemain band betulan! Praktis setelah dia nimbrung di rumah tetangga kami, keluarga Nasution, dan sibuk ngeband, saya mulai melihat diri adik saya yang sesungguhnya. Saya masih ingat betul, dia mulai berani berterus terang. Tentang kuliah yang tidak dia sukai, tentang harapan Papi agar dia jadi insinyur yang membuat dia mengalami depresi, dan tentang hasratnya jadi pemain band. Dalam masa-masa curhat itu, teman bicara Chrisye di rumah hanya saya dan Mami. Dia tidak pernah berani terus terang pada Papi. Syukurlah waktu akhirnya melumerkan segalanya. Papi ikhlas Chrisye bergerak ke arah yang dikehendaki. Dan terbukti, saat mendapatkan lampu hijau, Chrisye tak pernah main-main dengan niatnya. Saya tahu, dia akan merasa sangat bersalah katau gagal dengan bidang yang dia perjuangkan itu. Papi memang bukan tipikal orang yang cepat memberikan pujian, tapi di luar sepengetahuan Chrisye Papi sering mengungkapkan kebanggaannya terhadap Chrisye. Saya juga masih ingat saat Papi dengan cerah menjawil lengan saya dan melihat Chrisye yang asyik dengan mobil barunya di tahun 1980. Hebat adikmu! Lihat dia, beli mobil sendiri! Kebanggaan pula yang memancar dari wajah Papi saat Chrisye menggelar konser tunggal. Buat saya, Chrisye mampu menjawab keraguan Papi tentang profesi penyanyi lewat pencapaian yang diraihnya! [bersambung ] ERDcraft INDONESIA Corporate Care JEPANG antisipasi gempa besar . . . SONETA INDONESIA www.soneta.org Retno Kintoko Hp. 0818-942644 Aminta Plaza Lt. 10 Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan Ph. 62 21-7511402-3 - Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! FareChase.
CiKEAS Re: CIA - G30S/PKI
Re: CIA - G30S/PKI Henny [EMAIL PROTECTED] wrote: Kan namanya melihat arah anginmasa iya kita kirim jenderal kita ke KorSel...yah Amerika itu sdh betuldan apa gampang mau direkrut jadi CIAwah tau nggak anda jenjang birokrasi? Jangan mentang-menatng sekolah di US lalu CIA.tanya deh itu yg sekolah disini ...Amin Rais pernah buat apa mereka waktu di US? Boro-boro dikenal Semua anggauta CIA yang direkrut pasti harus lulus seleksi, dan persyaratan utamanya sebelum mendaftar adalah ber-warganegara Amerika, tidak seorangpun bisa menjadi anggauta CIA kalo bukan US Citizen. Tetapi kalo untuk menjadi agen CIA, tentu siapapun bisa, karena yang disebut agen CIA bukanlah CIA tetapi mereka hanya dipekerjakan untuk sementara dan bukan bekerja langsung pada CIA. Dan yang bisa direkrut untuk menjadi agen CIA adalah mereka yang justru memiliki bidang karir yang baik di-negaranya masing2. Indonesia sejak pertama berdirinya juga sudah merupakan boneka Amerika, dan Sukarno sendiri merupakan agen CIA yang direkrut sehingga beroleh kesempatan menjadi presiden RI yang pertama. Tanpa mendapatkan kepercayaan Amerika, tentu tak mungkin Sukarno bisa jadi presiden, dan tidak mungkin Indonesia diterima menjadi anggauta PBB. Semua calon2 panglima sebelum diangkat harus melalui seleksi khusus dan mengikuti pendidikan di Akademy Militer West Point. Kalo di Indonesia, semua calon BrigJen harus lebih dulu lulus SesKo, seperti SesKoad, SesKoU, SesKoAl, dan SesKoPol. Kemudian untuk menjadi Panglima harus melalui West Point di Amerika. Semua korban jendral yang terbunuh dalam G30S juga adalah alumni West Point. Semua jendral yang terbunuh ini pernah mendapatkan tawaran bantuan untuk menggulingkan Bung Karno, mereka menerima tawaran ini dan juga menerima bantuan dana, namun tidak ada satupun operasi yang mereka lakukan. Amerika merasa dipermainkan, Sukarno memang seorang yang pandai mengambil hati, para jenderalnya yang merencanakan menggulingkan dirinya selalu berhasil dicegah, termasuk dalam hal ini peristiwa pemberontakan2 PRRI-Permesta yang kesemuanya melibatkan para Jendral disisi Bung Karno. Pemberontakan berhasil dijinakkan dan kembali seperti tidak pernah terjadi apa2. Namun dana habis percuma. Akhirnya Omar Dhani ditawari juga untuk menggulingkan Bung Karno, namun Omar Dhani menolak, dia mengakui bahwa cara pemerintahan Bung Karno tidak bisa dikatakan benar namun Omar Dhani tidak bermental melawan atasan, itulah alasan Omar Dhani. Akhirnya sama2 kita menyaksikan, semua jendral yang pernah menikmati dana dari Amerika, mati terkapar oleh serangan komando G30S didepan mata Bung Karno sendiri. Mungkin, dimata Amerika pertikaian para Jenderal TNI-AD dengan Bung Karno hanyalah sandiwara untuk memancing dana Amerika. Kemudian sandiwara untuk se-olah2 memusuhi Amerika juga sandiwara untuk menipu china dan Soviet. Itulah sebabnya, sebelum dia dikerjain oleh CIA, Dubes P.Jones meminta agar Sukarno di undang ke Washington untuk di approach secara personal. Namun Lyndon Johnson konsultasi dengan Mr. Bundy tentang usul P.Jones tsb. Oleh Mr.Bundy dijawab bahwa approach personal itu percuma tidak ada gunanya cuma buang2 waktu. Dari jawaban Bundy inilah akhirnya P.Jones yang jadi Dubes AS di Indonesia malah ditarik pulang dan digantikan oleh Marshal Green seorang maestro konflik Teluk Tonkin 1964. Marshal Green masuk ke Indonesia bulan Maret 1965. G30S memiliki 2 skenario, yaitu tujuan primernya adalah menculik dan membunuh jenderal2 penting disekitar Bung Karno bersama juga menculik Bung Karno untuk dipertontonkan penjagalan jenderal2nya. Sedangkan tujuan sekundernya adalah memaksakan Sukarno menyerahkan kekuasaannya kepada siapapun juga dalam waktu se-singkat2nya setelah mendapatkan Shock Therapy dengan penjagalan jenderal2nya ini. Dalam mencari penggantinya inilah Suharto ikut serta berkompetisi. Semua analysis dan sebab musabab pecahnya G30S yang diberitakan di-koran2 hanyalah tujuan sekundernya saja yang diungkapkan karena tujuan primernya bukanlah merupakan konflik politik tetapi merupakan gerakan serangan komando yang bertujuan untuk membuka babak baru dalam mencapai tujuan sekundernya. Namun mau percaya atau tidak percaya bukanlah masalah penting karena realitasnya apa yang terjadi setelah berjalannya waktu bisa membuktikan bahwa kejadian ini berulang, Suharto akhirnya juga dipaksa dengan cara yang sama dimana dia seperti juga Bung Karno, sampai ter-kencing2 melarikan diri bersembunyi untuk kemudian mengeluarkan pernyataan pengunduran diri tanpa perlu sandiwara seperti Sp 11 Maret yang dilakukan oleh Bung Karno. Bahkan Sadam Hussein sendiri sudah ditawari skenario ini, namun dia tetap masih tawar menawar sehingga akhirnya dilakukan serbuan pendudukan. Mengenai tehnik serangan komando seperti ini, bukanlah baru pertama kali. Kalo saja anda masih ingat tentang terorist terkenal Abu Nidal yang sangat ketat sekuritynya, ternyata dalam beberapa jam ditemukan mati semuanya,