CiKEAS * Gugatan Goro2 Tommy Masuk Tahap Mediasi ETC

2007-10-02 Terurut Topik Merapi 08
* Gugatan Goro2 Tommy Masuk Tahap Mediasi ETC
Koran Tempo - Selasa, 02 Oktober 2007
 
JAKARTA -- Gugatan perdata pemerintah dalam kasus ruilslag PT Goro 
Batara Sakti dengan Bulog memasuki tahap mediasi. Ketua majelis 
hakim Haswandi mengatakan proses mediasi akan berlangsung selama 22 
hari dan diketuai hakim Edy Risdianto. 

Jika tidak terjadi perdamaian, akan masuk ligitasi, kata Haswandi 
dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemarin. 
Seusai sidang, kedua pihak melakukan pertemuan tertutup dengan hakim 
mediator selama sekitar 15 menit. 

Seusai pertemuan tersebut, ketua tim jaksa penuntut umum Yoseph 
Suardi Sabda mengatakan mediasi selanjutnya akan berlangsung Senin 
pekan depan. Saat itu, kata dia, pihak penggugat dan tergugat akan 
memberikan usul-usul mediasi. 

Sementara itu, kuasa hukum Hutomo Mandala Putra, Elza Syarif, 
mengatakan akan melihat terlebih dulu usul mediasi dari 
penggugat. Tercapai atau tidak, kita lihat nanti, ujarnya. 

Seperti yang diberitakan, pemerintah mengajukan gugatan perdata 
terhadap PT Goro Batara Sakti, Tommy Soeharto, Ricardo Gelael, dan 
Beddu Amang. Pemerintah menuntut ganti rugi materiil sebesar Rp 244 
miliar, ganti rugi imateriil Rp 100 miliar, dan gugatan membayar 
bunga atas kerugian Rp 206,52 miliar. RINI KUSTIANI 
=
* Judges order Tommy lawyers to negotiate before court 

National News - Tuesday, October 02, 2007 
http://www.thejakartapost.com/detailnational.asp?
fileid=20071002.H03irec=2

The Jakarta Post, Jakarta

A panel of judges handling a land swap case involving Soeharto's 
youngest son has asked all parties to seek a possible out-of-court 
settlement, presiding judge Haswandi said.

The panel of judges has appointed judge Edi Risdianto as mediator 
for the case, as per a Supreme Court regulation that stipulates 
mediation must be attempted. 

The first negotiation meeting would be held at the South Jakarta 
District Court on Monday to discuss the state prosecutor's proposal. 

But Dachamer Munthe said his state prosecution team was still 
deliberating the proposal. 

One of Tommy's lawyers, Elza Syarief, said they would study the 
prosecution's proposal before they discussed it further with their 
client. 

The Attorney General's Office filed a civil lawsuit on Aug. 22 
against Hutomo Tommy Mandala Putra in response to a ruling by a 
court in Guernsey. 

The court on the British island off the northern French coast 
ordered on May 23 the Indonesian government prove the 35 million 
euros attached to Tommy's Garnet Investment Company had been raised 
via illegal activities. 

The Guernsey court gave the Indonesian government until the end of 
2007 to prove Tommy had been involved in illegal activity. 

The Guernsey court has agreed to continue withholding Tommy's funds 
now held at the BNP Paribas branch in Guernsey. 

Further suspects in the civil case involving PT Goro Batara Sakti 
include PT Goro's commissioner Ricardo Gelael and former State 
Logistics Agency (Bulog) chief Beddu Amang. 

The prosecution has ordered the two men and Tommy to repay Rp 500 
billion (US$55 million) in alleged state losses. 

The case started in 1996 when PT Goro, one of Tommy's companies and 
one of the country's biggest retailers at that time, set up a land 
swap agreement with Bulog. 

Bulog had agreed to give PT Goro a warehouse complex occupying 50 
hectares of land in Kelapa Gading, North Jakarta, in exchange for 
some 125,000 hectares of land in Marunda, also in North Jakarta. 

Later, in a criminal court proceeding, prosecutors presented 
evidence to show the land was half swamp. 

The Supreme Court, however, approved Tommy's request for a case 
review in 2001 and then acquitted him of all graft charges. (10) 

* Jaksa Minta Hakim Tolak Intervensi Supersemar
 Koran Tempo - Selasa, 02 Oktober 2007

JAKARTA -- Jaksa penuntut umum dalam gugatan perdata Soeharto dan 
Yayasan Supersemar meminta majelis hakim menolak gugatan intervensi 
yang diajukan penerima beasiswa Supersemar. Sebab, Permohonan ini 
terlalu prematur, kata ketua tim jaksa penuntut umum Kejaksaan 
Agung, Dachamer Munthe, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemarin.

Dachamer menjelaskan, jika gugatan perdata ini dikabulkan dan 
eksekusi terhadap yayasan mengganggu kepentingan penerima beasiswa, 
mereka bisa mengajukan gugatan.

Lagi pula, ujar dia, pemerintah tidak mempermasalahkan penggunaan 
dana untuk beasiswa seperti yang dilakukan yayasan selama ini. Yang 
digugat, kata Dachamer, adalah dana yayasan yang disalahgunakan 
untuk membiayai sejumlah perusahaan.

Selain itu, hubungan emosional antara penerima beasiswa dan yayasan 
yang dinyatakan pemohon intervensi, menurut dia, tidak 
berdasar. Gugatan intervensi tidak bisa didasarkan pada hubungan 
emosional, melainkan hubungan hukum apa yang terjadi antara penerima 
dan yayasan, katanya.

Kejaksaan Agung saat ini tengah menggugat perdata Soeharto dan 
Yayasan Supersemar. Dalam

CiKEAS didepan penghulu terpaksa berlakon BUNGLON

2007-10-02 Terurut Topik [EMAIL PROTECTED]
Sepakat banget: bukankah jilbab tidak ada hubungannya dengan sikap pribadi
masing2 orang?
artinya yang tidak berjilbab belum tentu lebih saleha dari pada yg berjilbab
 
namun sy tidak sepakat untuk: “jangan anda menyalahkan islam, hanya karena
anak anda berpindah keyakinan pada islam. Tapi salahkan diri anda sendiri yg
tidak mampu mendidik anak, hingga anak anda lebih mencintai wanita dari pada
mencintai agamanya sendiri..”
 
Seperti yang kita ketahui besama, agama sudah masuk kedomain Keluarga.
Di republik ini, sulit sekali bagi pasangan yg ingin menikah karena
perbedaan agama, makanya terpaksa didepan penghulu terpaksa berlakon BUNGLON
 
 
Salute,
Ch
 
 Fs | YM : broercharlie
   HYPERLINK http://sohoshare.blogspot.com/http://sohoshare.blogspot.com/
 

   _  

From: CIKEAS@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
suhana hana
Sent: Tuesday, October 02, 2007 12:21 PM
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; cikeas@yahoogroups.com
Subject: CiKEAS SALAH ASUHAN HINGGA SALAH MENCARI FIGUR




Assalamu'alaykum wr.wb
!--[if !supportEmptyParas]-- !--[endif]--
hmm..dimulai dengan perasaan miris membaca komentar salah seorang wanita yg
merasa bangga sekali sudah membuka kerudungnya/-jilbab. dan merasa lebih
jernih pikiran dan sikap karena menanggalkan jilbab. dan setelah
kutelusuri alasannya menanggalkan jilbab, hanya karena tidak mau di anggap
sholeha, padahal bengal (itu komentarnya yg aku intip).
!--[if !supportEmptyParas]-- !--[endif]--
hmm..sungguh nda habis dalam pikiranku, kenapa jadi risih dianggap sholeha?
bukannya itu bisa disikapi sebagai suatu doa? lalu kenapa jadi merasa nyaman
dikatakan wanita bengal, hanya karena belum sempurna sikapnya saat memakai
jilbab? bukankah jilbab tidak ada hubungannya dengan sikap pribadi masing2
orang?
.
 HYPERLINK
http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=14157774/grpspId=1705329729/msgI
d=22131/stime=1191302503/nc1=3848641/nc2=4776371/nc3=4776366


Internal Virus Database is out-of-date.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.476 / Virus Database: 269.13.28/1023 - Release Date: 9/22/2007
1:27 PM
 


CiKEAS Re: didepan penghulu terpaksa berlakon BUNGLON

2007-10-02 Terurut Topik Hafsah Salim

Kalo anda mencintai seseorang, jangankan harta, jiwapun rela anda
korbankan.

Kalo anda mencintai seseorang, jangankan agama, jiwapun rela anda
korbankan.

Kalo anda mencintai seseorang, jangankan harta, agamapun rela anda
korbankan.

Kalo anda mencintai seseorang, jangankan jiwa, agamapun rela anda
korbankan.

Kalo anda mencintai seseorang, jangankan agama, orang tuapun rela anda
korbankan.

Tapi adalah paling bijaksana, kalo saling mencintai janganlah saling
mengorbankan atau janganlah ada korban !!!

Tapi kalo anda saling mencintai, sebaiknya saling berkorban agama,
karena agama khan cuma diluarnya saja sedangkan didalam enggak ada
yang bisa lihat.

Kalo kedua belah pihak sama2 fanatik, maka buatlah pesta pernikahan
dua kali, dan masing2 mengaku sudah pindah agama, atau keduanya benar2
pindah agama kepihak pasangannya masing2 agar puas kedua orang tuanya.

Kalo tetap masih ngotot juga, akhirnya enggak bisa kawin, karena
keduanya memang lebih mencintai agamanya dan tidak saling mencintai.

Ada teman saya orang Batak Kristen laki2, pacaran dengan wanita Sunda,
Islam.  Ke2nya menikah.  Di Bandung mereka menikah secara Islam karena
pasangan laki2 pindah jadi Islam.  Di Jakarta mereka menikah lagi, dan
yang wanita pindah Kristen.  Demikianlah ke2nya tetap saling mencintai
dan masing2 pindah ke agama pasangannya cuma untuk menipu kedua orang
tuanya agar tidak kecewa terhadap pilihan anaknya yang ternyata
bersedia pindah agama.  Begitulah seharusnya yang kita namakan
toleransi beragama.  Agama janganlah dijadikan sarana untuk saling
menyusahkan, agama juga jangan dijadikan alasan untuk saling tidak
mencintai.  Apakah hal ini salah???  Kalo tetap anda anggap salah,
yang salah itu siapa???  agamanya atau anda yang salah???  Yang salah
sudah pasti agamanya, dan kesalahan anda hanyalah karena memilih agama
anda.  Seharusnya beragama bukanlah mengikat diri anda seperti
kambing, dan juga jangan dijadikan tali untuk mengikat orang lain,
APALAGI, LEBIH BIADAB AGAMA DIJADIKAN ALAT EXEKUSI UNTUK MEMBUNUH
ORANG LAIN!!!

JUGA, ingatlah, janganlah perkawinan atau pernikahan dijadikan alat
untuk menyebarkan agama anda dengan cara memaksa pasangan anda pindah
agama.

Adalah sangat amoral kalo anda jadikan perkawinan anda sebagai alat
dakwah yang memaksa pasangan anda harus pindah agama, hal itu
menjadikan perkawinan anda rendah nilainya, dan anda merendahkan nilai
perkawinan anda sendiri yang seharusnya anda sucikan.

Semoga nasihat saya ini bisa direnungkan semua pihak, pasangan teman
saya yang kedua belah pihak telah pindah agama sekarang ini sudah
menetap menjadi warganegara Australia, disana keduanya hidup bahagia,
gaji besar, tidak ada yang menanyakan apakah agama mereka karena
Australia adalah negara yang menegakkan HAM, sedangkan Indonesia
adalah negara yang meng-injak2 HAM, sampai rakyat jelata juga
meng-injak2 HAM dengan cara memaksakan menantunya pindah agama
mentang2 menantunya mencintai anaknya.

Mertua yang memaksakan menantunya pindah agama adalah mertua yang
lebih sayang dengan agamanya katimbang menyayangi anaknya.

Demikianlah, tidak ada ajaran agama yang baik, karena semua agama
memaksakan umat lain untuk mempercayai agamanya dengan berbagai cara.

Ny. Muslim binti Muskitawati.
























--- In CIKEAS@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sepakat banget: bukankah jilbab tidak ada hubungannya dengan sikap
pribadi
 masing2 orang?
 artinya yang tidak berjilbab belum tentu lebih saleha dari pada yg
berjilbab
  
 namun sy tidak sepakat untuk: jangan anda menyalahkan islam, hanya
karena
 anak anda berpindah keyakinan pada islam. Tapi salahkan diri anda
sendiri yg
 tidak mampu mendidik anak, hingga anak anda lebih mencintai wanita
dari pada
 mencintai agamanya sendiri..
  
 Seperti yang kita ketahui besama, agama sudah masuk kedomain Keluarga.
 Di republik ini, sulit sekali bagi pasangan yg ingin menikah karena
 perbedaan agama, makanya terpaksa didepan penghulu terpaksa berlakon
BUNGLON
  
  
 Salute,
 Ch
  
  Fs | YM : broercharlie
HYPERLINK
http://sohoshare.blogspot.com/http://sohoshare.blogspot.com/
  
 
_  
 
 From: CIKEAS@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of
 suhana hana
 Sent: Tuesday, October 02, 2007 12:21 PM
 To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
 [EMAIL PROTECTED]; cikeas@yahoogroups.com
 Subject: CiKEAS SALAH ASUHAN HINGGA SALAH MENCARI FIGUR
 
 
 
 
 Assalamu'alaykum wr.wb
 !--[if !supportEmptyParas]-- !--[endif]--
 hmm..dimulai dengan perasaan miris membaca komentar salah seorang
wanita yg
 merasa bangga sekali sudah membuka kerudungnya/-jilbab. dan merasa lebih
 jernih pikiran dan sikap karena menanggalkan jilbab. dan setelah
 kutelusuri alasannya menanggalkan jilbab, hanya karena tidak mau di
anggap
 sholeha, padahal bengal (itu komentarnya yg aku intip).
 !--[if !supportEmptyParas]-- !--[endif]--
 hmm..sungguh nda habis dalam pikiranku, kenapa jadi risih dianggap
sholeha?
 bukannya itu bisa disikapi sebagai suatu doa? 

CiKEAS Bagaimana Seharusnya Anda Beragama ???

2007-10-02 Terurut Topik Hafsah Salim
Bagaimana Seharusnya Anda Beragama Dalam Bercinta ???

Mengorbankan Cinta Demi Agama Adalah Cinta Palsu !!!

Mengorbankan Agama Demi Cinta Adalah Cinta Suci Dan tidak bisa
dianggap agamanya yang Palsu.  HAM melindungi pilihan anda karena HAM
menghargai cinta kasih anda, dan juga menghargai agama anda.

Kalo anda mencintai seseorang, jangankan harta, jiwapun rela anda
korbankan.

Kalo anda mencintai seseorang, jangankan agama, jiwapun rela anda
korbankan.

Kalo anda mencintai seseorang, jangankan harta, agamapun rela anda
korbankan.

Kalo anda mencintai seseorang, jangankan jiwa, agamapun rela anda
korbankan.

Kalo anda mencintai seseorang, jangankan agama, orang tuapun rela anda
korbankan.

Tapi adalah paling bijaksana, kalo saling mencintai janganlah saling
mengorbankan atau janganlah ada korban !!!

Tapi kalo anda saling mencintai, sebaiknya saling berkorban agama,
karena agama khan cuma diluarnya saja sedangkan didalam enggak ada
yang bisa lihat.

Kalo kedua belah pihak sama2 fanatik, maka buatlah pesta pernikahan
dua kali, dan masing2 mengaku sudah pindah agama, atau keduanya benar2
pindah agama kepihak pasangannya masing2 agar puas kedua orang tuanya.

Kalo tetap masih ngotot juga, akhirnya enggak bisa kawin, karena
keduanya memang lebih mencintai agamanya dan tidak saling mencintai.

Ada teman saya orang Batak Kristen laki2, pacaran dengan wanita Sunda,
Islam.  Ke2nya menikah.  Di Bandung mereka menikah secara Islam karena
pasangan laki2 pindah jadi Islam.  Di Jakarta mereka menikah lagi, dan
yang wanita pindah Kristen.  Demikianlah ke2nya tetap saling mencintai
dan masing2 pindah ke agama pasangannya cuma untuk menipu kedua orang
tuanya agar tidak kecewa terhadap pilihan anaknya yang ternyata
bersedia pindah agama.  Begitulah seharusnya yang kita namakan
toleransi beragama.  Agama janganlah dijadikan sarana untuk saling
menyusahkan, agama juga jangan dijadikan alasan untuk saling tidak
mencintai.  Apakah hal ini salah???  Kalo tetap anda anggap salah,
yang salah itu siapa???  agamanya atau anda yang salah???  Yang salah
sudah pasti agamanya, dan kesalahan anda hanyalah karena memilih agama
anda.  Seharusnya beragama bukanlah mengikat diri anda seperti
kambing, dan juga jangan dijadikan tali untuk mengikat orang lain,
APALAGI, LEBIH BIADAB AGAMA DIJADIKAN ALAT EXEKUSI UNTUK MEMBUNUH
ORANG LAIN!!!

JUGA, ingatlah, janganlah perkawinan atau pernikahan dijadikan alat
untuk menyebarkan agama anda dengan cara memaksa pasangan anda pindah
agama.

Adalah sangat amoral kalo anda jadikan perkawinan anda sebagai alat
dakwah yang memaksa pasangan anda harus pindah agama, hal itu
menjadikan perkawinan anda rendah nilainya, dan anda merendahkan nilai
perkawinan anda sendiri yang seharusnya anda sucikan.

Semoga nasihat saya ini bisa direnungkan semua pihak, pasangan teman
saya yang kedua belah pihak telah pindah agama sekarang ini sudah
menetap menjadi warganegara Australia, disana keduanya hidup bahagia,
gaji besar, tidak ada yang menanyakan apakah agama mereka karena
Australia adalah negara yang menegakkan HAM, sedangkan Indonesia
adalah negara yang meng-injak2 HAM, sampai rakyat jelata juga
meng-injak2 HAM dengan cara memaksakan menantunya pindah agama
mentang2 menantunya mencintai anaknya.

Mertua yang memaksakan menantunya pindah agama adalah mertua yang
lebih sayang dengan agamanya katimbang menyayangi anaknya.

Demikianlah, tidak ada ajaran agama yang baik, karena semua agama
memaksakan umat lain untuk mempercayai agamanya dengan berbagai cara.

Agama menganggap bahwa cinta suci anda harus dikorbankan demi agama
anda.  Dan Cinta yang suci tidak seharusnya meminta korban ataupun
pengorbanan.  Bahkan percintaan di tempat pelacuran sekalipun masih
lebih suci dari percintaan orang yang beragama, karena percintaan
ditempat pelacuran masih bisa saling tawar menawar, tapi kenapa
percintaan antara umat beragama harus harga mati memaksakan
pasangannya harus pindah agama tanpa bisa ditawar lagi ???  Begitulah,
seharusnya mencintai seseorang janganlah pakai tawar2, sedangkan dalam
beragama wajar kalo anda tawar menawar.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




CiKEAS Bagaimana Seharusnya Anda Beragama Dalam Bercinta ???

2007-10-02 Terurut Topik Hafsah Salim
Bagaimana Seharusnya Anda Beragama Dalam Bercinta ???

Mengorbankan Cinta Demi Agama Adalah Cinta Palsu !!!

Mengorbankan Agama Demi Cinta Adalah Cinta Suci Dan tidak bisa
dianggap agamanya yang Palsu.  HAM melindungi pilihan anda karena HAM
menghargai cinta kasih anda, dan juga menghargai agama anda.

Kalo anda mencintai seseorang, jangankan harta, jiwapun rela anda
korbankan.

Kalo anda mencintai seseorang, jangankan agama, jiwapun rela anda
korbankan.

Kalo anda mencintai seseorang, jangankan harta, agamapun rela anda
korbankan.

Kalo anda mencintai seseorang, jangankan jiwa, agamapun rela anda
korbankan.

Kalo anda mencintai seseorang, jangankan agama, orang tuapun rela anda
korbankan.

Tapi adalah paling bijaksana, kalo saling mencintai janganlah saling
mengorbankan atau janganlah ada korban !!!

Tapi kalo anda saling mencintai, sebaiknya saling berkorban agama,
karena agama khan cuma diluarnya saja sedangkan didalam enggak ada
yang bisa lihat.

Kalo kedua belah pihak sama2 fanatik, maka buatlah pesta pernikahan
dua kali, dan masing2 mengaku sudah pindah agama, atau keduanya benar2
pindah agama kepihak pasangannya masing2 agar puas kedua orang tuanya.

Kalo tetap masih ngotot juga, akhirnya enggak bisa kawin, karena
keduanya memang lebih mencintai agamanya dan tidak saling mencintai.

Ada teman saya orang Batak Kristen laki2, pacaran dengan wanita Sunda,
Islam.  Ke2nya menikah.  Di Bandung mereka menikah secara Islam karena
pasangan laki2 pindah jadi Islam.  Di Jakarta mereka menikah lagi, dan
yang wanita pindah Kristen.  Demikianlah ke2nya tetap saling mencintai
dan masing2 pindah ke agama pasangannya cuma untuk menipu kedua orang
tuanya agar tidak kecewa terhadap pilihan anaknya yang ternyata
bersedia pindah agama.  Begitulah seharusnya yang kita namakan
toleransi beragama.  Agama janganlah dijadikan sarana untuk saling
menyusahkan, agama juga jangan dijadikan alasan untuk saling tidak
mencintai.  Apakah hal ini salah???  Kalo tetap anda anggap salah,
yang salah itu siapa???  agamanya atau anda yang salah???  Yang salah
sudah pasti agamanya, dan kesalahan anda hanyalah karena memilih agama
anda.  Seharusnya beragama bukanlah mengikat diri anda seperti
kambing, dan juga jangan dijadikan tali untuk mengikat orang lain,
APALAGI, LEBIH BIADAB AGAMA DIJADIKAN ALAT EXEKUSI UNTUK MEMBUNUH
ORANG LAIN!!!

JUGA, ingatlah, janganlah perkawinan atau pernikahan dijadikan alat
untuk menyebarkan agama anda dengan cara memaksa pasangan anda pindah
agama.

Adalah sangat amoral kalo anda jadikan perkawinan anda sebagai alat
dakwah yang memaksa pasangan anda harus pindah agama, hal itu
menjadikan perkawinan anda rendah nilainya, dan anda merendahkan nilai
perkawinan anda sendiri yang seharusnya anda sucikan.

Semoga nasihat saya ini bisa direnungkan semua pihak, pasangan teman
saya yang kedua belah pihak telah pindah agama sekarang ini sudah
menetap menjadi warganegara Australia, disana keduanya hidup bahagia,
gaji besar, tidak ada yang menanyakan apakah agama mereka karena
Australia adalah negara yang menegakkan HAM, sedangkan Indonesia
adalah negara yang meng-injak2 HAM, sampai rakyat jelata juga
meng-injak2 HAM dengan cara memaksakan menantunya pindah agama
mentang2 menantunya mencintai anaknya.

Mertua yang memaksakan menantunya pindah agama adalah mertua yang
lebih sayang dengan agamanya katimbang menyayangi anaknya.

Demikianlah, tidak ada ajaran agama yang baik, karena semua agama
memaksakan umat lain untuk mempercayai agamanya dengan berbagai cara.

Agama menganggap bahwa cinta suci anda harus dikorbankan demi agama
anda.  Dan Cinta yang suci tidak seharusnya meminta korban ataupun
pengorbanan.  Bahkan percintaan di tempat pelacuran sekalipun masih
lebih suci dari percintaan orang yang beragama, karena percintaan
ditempat pelacuran masih bisa saling tawar menawar, tapi kenapa
percintaan antara umat beragama harus harga mati memaksakan
pasangannya harus pindah agama tanpa bisa ditawar lagi ???  Begitulah,
seharusnya mencintai seseorang janganlah pakai tawar2, sedangkan dalam
beragama wajar kalo anda tawar menawar.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




CiKEAS Papuan independence groups seek talks with Indonesia

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
http://www.signonsandiego.com/news/world/20071001-0600-indonesia-papua-.html


Papuan independence groups seek talks with Indonesia 

By Sara Webb
REUTERS 

6:00 a.m. October 1, 2007 

JAKARTA - A group of pro-independence Papuans said it has asked Indonesia's 
government to meet to discuss greater democracy and self-determination as well 
as the withdrawal of troops from the troubled, resource-rich region. 
A resolution of the decades-long conflict in Papua, one of Indonesia's most 
backward regions, could pave the way for Papuans to form political parties and 
have greater say over resources that include vast forests and huge copper and 
gold deposits. 



 The West Papua Coalition for National Liberation (WPCNL), an umbrella 
organisation which includes the Free Papua Movement (OPM), said on Monday it 
had written to Indonesia's president, and asked for negotiations with the 
government to be supervised by an internationally recognised mediator. 
'The pro-independence groups demand a peace dialogue with Indonesia with 
third-party mediators, as that will guarantee transparency,' Paula Makabori, a 
member of the group, told Reuters. 

She said that Finland, which helped broker a peace agreement between 
Indonesia's government and the Free Aceh Movement (GAM) in Aceh in 2005, was 
willing to mediate between predominantly Christian Papua and the government of 
the world's most populous Muslim country. 

Indonesia's President Susilo Bambang Yudhoyono has promised to end decades of 
conflict in Papua and speed up development but critics say little has been 
achieved under the 2001 special autonomy agreement for Papua. 

Since former President Suharto's resignation in 1998, Indonesia has been 
transformed from a dictatorship to a vibrant democracy and has settled two of 
its three main conflicts, agreeing to East Timor's independence and Aceh's 
greater autonomy. 

But its role in Papua, which has a population of just over 2 million people, 
continues to attract widespread international criticism, with human rights 
groups reporting abuses by the military. 

'A deal means Indonesia would have to pull out the military, allow genuine 
democracy, international human rights monitors, an economic redistribution, and 
the creation of political parties,' said Damien Kingsbury, an associate 
professor at Australia's Deakin University, who advised on the Aceh peace 
talks. 

'Papua would be looking at creating a more democratic political environment in 
keeping with Indonesia's own democratisation. That could contribute to a more 
secure investment climate for Papua with the support of local Papuans.' 

A peace agreement and increased autonomy could change how investors such as 
Freeport-McMoran Copper  Gold Inc.
FCX.N{QR}- whose Grasberg mine in Papua is one of the largest copper and gold 
mines in the world - negotiate deals in future, Kingsbury said. 

Freeport paid a total of $1.6 billion in royalties, tax and dividends in 2006 
to the Indonesian government, and is the single biggest foreign taxpayer in the 
country. 

Papua, which occupies the western half of New Guinea island, was under Dutch 
colonial rule until 1963 when Indonesia took over. Jakarta formalised its rule 
in 1969 in a vote by community leaders which was widely criticised. 

'There were reports of extrajudicial executions, torture and ill-treatment, 
excessive use of force during demonstrations and harassment of human rights 
defenders' in Papua, Amnesty International said in its 2007 report. 

In February, Human Rights Watch said 'a low-level armed separatist insurgency 
in the province has resulted in a large military presence and a climate of 
mutual suspicion and fear'. 

t.gif

Re: CiKEAS Re: didepan penghulu terpaksa berlakon BUNGLON

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
Nyonya Mus nan cantik bin sexy,

Cinta itu harus dibumbui dengan sex. Tanpa bumbu sex, cinta itu layu dan mati 
kekeringan. Sama halnya seperti makanan tanpa bumbu makan tak nikmat. Untuk ini 
oleh Allah dibolehkan menikah banyak wanita, dengan kemungkinan talak dan ambil 
baru lagi. Jadi agaknya makin banyak sex, makin cinta.

Ada yang mempunyai pandangan lain?


  - Original Message - 
  From: Hafsah Salim 
  To: CIKEAS@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, October 02, 2007 10:36 AM
  Subject: CiKEAS Re: didepan penghulu terpaksa berlakon BUNGLON



  Kalo anda mencintai seseorang, jangankan harta, jiwapun rela anda
  korbankan.

  Kalo anda mencintai seseorang, jangankan agama, jiwapun rela anda
  korbankan.

  Kalo anda mencintai seseorang, jangankan harta, agamapun rela anda
  korbankan.

  Kalo anda mencintai seseorang, jangankan jiwa, agamapun rela anda
  korbankan.

  Kalo anda mencintai seseorang, jangankan agama, orang tuapun rela anda
  korbankan.

  Tapi adalah paling bijaksana, kalo saling mencintai janganlah saling
  mengorbankan atau janganlah ada korban !!!

  Tapi kalo anda saling mencintai, sebaiknya saling berkorban agama,
  karena agama khan cuma diluarnya saja sedangkan didalam enggak ada
  yang bisa lihat.

  Kalo kedua belah pihak sama2 fanatik, maka buatlah pesta pernikahan
  dua kali, dan masing2 mengaku sudah pindah agama, atau keduanya benar2
  pindah agama kepihak pasangannya masing2 agar puas kedua orang tuanya.

  Kalo tetap masih ngotot juga, akhirnya enggak bisa kawin, karena
  keduanya memang lebih mencintai agamanya dan tidak saling mencintai.

  Ada teman saya orang Batak Kristen laki2, pacaran dengan wanita Sunda,
  Islam. Ke2nya menikah. Di Bandung mereka menikah secara Islam karena
  pasangan laki2 pindah jadi Islam. Di Jakarta mereka menikah lagi, dan
  yang wanita pindah Kristen. Demikianlah ke2nya tetap saling mencintai
  dan masing2 pindah ke agama pasangannya cuma untuk menipu kedua orang
  tuanya agar tidak kecewa terhadap pilihan anaknya yang ternyata
  bersedia pindah agama. Begitulah seharusnya yang kita namakan
  toleransi beragama. Agama janganlah dijadikan sarana untuk saling
  menyusahkan, agama juga jangan dijadikan alasan untuk saling tidak
  mencintai. Apakah hal ini salah??? Kalo tetap anda anggap salah,
  yang salah itu siapa??? agamanya atau anda yang salah??? Yang salah
  sudah pasti agamanya, dan kesalahan anda hanyalah karena memilih agama
  anda. Seharusnya beragama bukanlah mengikat diri anda seperti
  kambing, dan juga jangan dijadikan tali untuk mengikat orang lain,
  APALAGI, LEBIH BIADAB AGAMA DIJADIKAN ALAT EXEKUSI UNTUK MEMBUNUH
  ORANG LAIN!!!

  JUGA, ingatlah, janganlah perkawinan atau pernikahan dijadikan alat
  untuk menyebarkan agama anda dengan cara memaksa pasangan anda pindah
  agama.

  Adalah sangat amoral kalo anda jadikan perkawinan anda sebagai alat
  dakwah yang memaksa pasangan anda harus pindah agama, hal itu
  menjadikan perkawinan anda rendah nilainya, dan anda merendahkan nilai
  perkawinan anda sendiri yang seharusnya anda sucikan.

  Semoga nasihat saya ini bisa direnungkan semua pihak, pasangan teman
  saya yang kedua belah pihak telah pindah agama sekarang ini sudah
  menetap menjadi warganegara Australia, disana keduanya hidup bahagia,
  gaji besar, tidak ada yang menanyakan apakah agama mereka karena
  Australia adalah negara yang menegakkan HAM, sedangkan Indonesia
  adalah negara yang meng-injak2 HAM, sampai rakyat jelata juga
  meng-injak2 HAM dengan cara memaksakan menantunya pindah agama
  mentang2 menantunya mencintai anaknya.

  Mertua yang memaksakan menantunya pindah agama adalah mertua yang
  lebih sayang dengan agamanya katimbang menyayangi anaknya.

  Demikianlah, tidak ada ajaran agama yang baik, karena semua agama
  memaksakan umat lain untuk mempercayai agamanya dengan berbagai cara.

  Ny. Muslim binti Muskitawati.

  --- In CIKEAS@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Sepakat banget: bukankah jilbab tidak ada hubungannya dengan sikap
  pribadi
   masing2 orang?
   artinya yang tidak berjilbab belum tentu lebih saleha dari pada yg
  berjilbab
   
   namun sy tidak sepakat untuk: jangan anda menyalahkan islam, hanya
  karena
   anak anda berpindah keyakinan pada islam. Tapi salahkan diri anda
  sendiri yg
   tidak mampu mendidik anak, hingga anak anda lebih mencintai wanita
  dari pada
   mencintai agamanya sendiri..
   
   Seperti yang kita ketahui besama, agama sudah masuk kedomain Keluarga.
   Di republik ini, sulit sekali bagi pasangan yg ingin menikah karena
   perbedaan agama, makanya terpaksa didepan penghulu terpaksa berlakon
  BUNGLON
   
   
   Salute,
   Ch
   
   Fs | YM : broercharlie
   HYPERLINK
  http://sohoshare.blogspot.com/http://sohoshare.blogspot.com/
   
   
   _ 
   
   From: CIKEAS@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
  Behalf Of
   suhana hana
   Sent: Tuesday, October 02, 2007 12:21 PM
   To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];

CiKEAS Lama Berseteru, Gus Dur Temui Megawati

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Siapa bersetru kepada siapa?  Agaknya persetruannya mengenai kursi 
empuk bukan berazaskan kepentingan rakyat. Betulkah?

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0710/02/sh01.html

Lama Berseteru, Gus Dur Temui Megawati
Oleh
Tutut Herlina/Suradi



Jakarta - Sehari setelah Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mendeklarasikan 
pencalonan dirinya sebagai presiden periode 2009-2014, Selasa (2/10) siang, 
mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri dan mantan Presiden RI lainnya 
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) langsung melakukan pertemuan.

Megawati didampingi Sekjen Pramono Anung, Ketua DPP PDIP Tjahyo Kumolo, Panda 
Nababan, dan Daryatmo Mardiyanto. Sementara itu, Gus Dur didampingi putrinya, 
Yenny Wahid, dan Bendahara PKB Aris Junaedi. Pertemuan ini merupakan pertemuan 
bersejarah setelah kedua tokoh ini lama berseteru. Keakraban Mega-Gus Dur 
terjalin pada Pertemuan Ciganjur menjelang Pemilu 1999. Hubungan keduanya 
kemudian retak setelah Mega gagal menjadi presiden dan malah Poros Tengah 
berhasil mengusung Gus Dur sebagai presiden. Tapi dalam perjalanan, 2001, 
Presiden Gus Dur akhirnya diberhentikan oleh MPR. .

Di Teuku Umar
Pertemuan dua tokoh negara tersebut berlangsung di kediaman Megawati di Jl 
Teuku Umar, Jakarta Pusat, sekitar pukul 11.20 WIB. Namun menurut Ketua DPP 
PDIP Tjahyo Kumolo yang ikut mendampingi Megawati, pertemuan tersebut tidak 
terkait dengan pencalonan Sutiyoso sebagai presiden. 


Pertemuan kedua mantan presiden tersebut lebih sebagai antara kakak dan adik, 
karena sejak lama Mega dan Gus Dur cukup akrab, kata Tjahyo.

Pertemuan itu hanya merupakan silaturahmi antara mantan presiden dan wakil 
presiden. Pertemuan ini juga telah dijadwalkan sejak dua hari yang lalu. Tokoh 
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 
(PDIP) bertemu itu wajar saja, tidak ada kaitannya dengan itu (Sutiyoso, red), 
kata Tjahyo. Ketika ditanyakan apakah pertemuan itu membahas soal pencalonan 
presiden, termasuk soal deklarasi Sutiyoso sebagai capres, Tjahyo mengelak. 
Pertemuan itu hanya silaturahmi kekeluargaan, tapi diselingi masalah kenegaraan 
dan masalah kerakyatan.

Lobi Sangat Penting
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Indoensia Prof. Maswadi Rauf 
ketika dimintai tanggapannya soal pertemuan Mega-Gus Dur mengatakan, karena 
yang bertemu adalah tokoh politik, apalagi keduanya juga mantan Presiden RI, 
pastilah porsi terbesar yang dibahas soal politik, terutama soal pencalonan 
presiden.


Lobi intensif memang harus dilakukan elite politik, jika tidak, mereka akan 
tertinggal dalam persaingan menuju 2009 karena waktu menjelang pemilu presiden 
itu tidak lama. Ini positif, ujar Maswadi. Maswadi menduga pertemuan dipicu 
oleh deklarasi Sutiyoso sebagai capres. Untuk itu memang diperlukan strategi 
bagaimana mencari orang kedua atau calon wakil presiden.


Dalam waktu dekat ini, menurut perkiraan Maswadi, akan muncul lagi serangkaian 
pertemuan para tokoh partai atau pemimpin. Semua ini tidak lain dalam rangka 
lobi-lobi mendekatkan kepentingan masing-masing menuju 2009.


CiKEAS Sutiyoso Muncul, Mega Tetap Capres

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
Refleksi:  Siapa mau hasratnya untuk menduduki kursi empuk penuh fasilitas 
pembawa rejeki dihilangkan begitu saja?

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0710/02/sh03.html

Sutiyoso Muncul, Mega Tetap Capres



Jakarta-Hadirnya Sutiyoso sebagai kandidat calon presiden (capres) dalam Pemilu 
2009 memunculkan informasi bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 
akan membatalkan pencalonan Megawati Soekarnoputri sebagai capres. Namun, 
informasi tersebut buru-buru dibantah oleh salah satu Ketua DPP PDIP Sutradara 
Gintings. 
Menurut Gintings, kehadiran Sutiyoso sebagai kandidat tidak akan mengubah 
keputusan institusi untuk mengusung Megawati sebagai capres pada 2009. 


Apa yang diungkapkan kemarin adalah keputusan partai. Kalau secara institusi 
Ibu Mega juga tunduk. Kalau mau mengubah harus institusi juga. Sampai sekarang 
tidak ada keputusan institusi untuk itu, kata Gintings ketika dihubungi di 
Jakarta, Senin (1/10) malam, menanggapi silaturahmi yang dilakukan Sutiyoso di 
kediaman Megawati sebelum acara pendeklarasian diri sebagai capres. Sebaliknya, 
dalam acara buka puasa bersama, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP 
Megawati Soekarnoputri menyambut positif pencalonan Sutiyoso sebagai capres 
pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009.


Megawati menyatakan bahwa siapa saja berhak untuk maju dalam pencalonan 
presiden mendatang, sehingga dia tidak menganggap pencalonan Sutiyoso sebagai 
sebuah persaingan. 
Yang menganggap saingan kan bukan saya. Saya kan sudah dari lama mengatakan, 
kalau kita betul konsisten Indonesia masuk dalam alam demokrasi, maka tidak 
apa-apa, kata Megawati.
Sementara itu, dalam deklarasi yang cukup meriah, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso 
mantap maju sebagai capres pada Pemilu 2009. Namun, dia mengakui hingga kini 
belum memiliki partai politik (parpol) yang secara formal mendukung pencalonan 
tersebut. Dia mengharapkan ke depan ada parpol yang mendekati. 

Saya tidak punya partai. Partai sudah sangat banyak. Kalau saya layak pasti 
ada kereta. Di samping saya melakukan pendekatan, saya harap ada kereta yang 
mendekat, katanya. Dalam acara deklarasi itu, sejumlah tokoh tampak hadir, 
antara lain mantan Ketua Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono, mantan 
Wakil Presiden Try Sutrisno, dan mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). 


Dia mengaku dukungan terhadap dirinya selama ini diberikan oleh parpol-parpol 
kecil yang sudah lama ada. Selain itu, dukungan juga diberikan oleh organisasi 
kemasyarakatan (ormas) dan parpol yang baru akan muncul. Hanya saja dia tidak 
bersedia menyebutkan nama parpol tersebut karena selama ini dukungan yang 
diberikan baru secara lisan, padahal dalam politik dukungan selalu pasang 
surut. 


Dia juga menyampaikan sejumlah alasan tentang latar belakang pencalonan itu. 
Salah satunya adalah desakan beberapa kalangan dan pengalamannya selama sepuluh 
tahun memimpin ibu kota negara. Dengan memohon ridha Tuhan Yang Maha Esa, saya 
menyatakan siap mencalonkan diri sebagai Presiden RI periode 2009, katanya. 
Dia menjelaskan reformasi yang selama ini berjalan ternyata belum mampu membawa 
Indonesia ke arah yang lebih baik. Jonsep dasar arah dan tujuan reformasi 
hingga kini belum berhasil dirumuskan. Untuk itu, ke depan membangun rumusan 
konsep dasar tersebut harus dilandasi Pancasila dan UUD 1945. 


Terkait dengan kesejahteraan, ia menilai hal tersebut hanya bisa terwujud 
melalui pembangunan di setiap daerah yang melibatkan seluruh lapisan golongan 
utamanya guru, petani, buruh, nelayan, karyawan, pengusaha kecil dan menengah. 
Pembangunan nasional memerlukan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Itu 
berarti tidak adanya dominasi negara lain baik ekonomi, politik, sosial, dan 
budaya terhadap Indonesia, katanya. 


Try Sutrisno mengharapkan siapapun yang terpanggil untuk menjadi pemimpin 
negeri ini hendaknya ingat pengorbanan para pendahulu dan penderitaan rakyat. 
Pemimpin Indonesia bisa baik bila pemimpin memegang teguh prinsip kebenaran 
dan kejujuran, katanya. 
(tutut herlina)


CiKEAS Korban Gempa Masih Saja Mengeluh Soal Bantuan

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Masyaalloh! 

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0710/01/nus04.html

Korban Gempa Masih Saja Mengeluh Soal Bantuan

Oleh
Purwandi


Padang - Susan (35), warga Jambatan Luak, Kecamatan Linggo Sari Baganti, 
Kabupaten Pesisir Selatan menatap pilu bangunan rumahnya yang porak poranda 
digoyang gempa 12 September lalu. Rumah permanen yang baru dibangunnya tiga 
bulan lalu, sudah tinggal puing.
Kesedihannya semakin menjadi-jadi manakala bantuan yang datang cuma numpang 
lewat saja di depan hidungnya. Kendati mobil yang lalu lalang di tendanya 
mengungsi, mengangkut berkardus-kardus mi instan, air mineral dan beras. 


Kalaupun ia mendapat bantuan sejak gempa, itu pun cuma pelepas tanya. Kalau ada 
orang bertanya, sudah dapat bantuan, dijawab sudah. Padahal, yang diterimanya 
hanya satu tekong (kaleng susu) beras, satu bungkus mi instan dan satu gelas 
air mineral.Memang sebanyak itu yang kami terima, tidak lebih. Semua orang 
tahu, saya dan warga tempat kami tinggal ini yang juga korban gempa, ujarnya. 


Bantuan yang lewat lebih banyak didistribusikan ke kampung sebelah yakni Koto 
Kareh. Memang di kampung tersebut, lebih banyak bangunan yang rusak akibat 
gempa. Tetapi, itu bukan jadi alasan. Sama halnya dengan Rohana (60), warga Air 
Haji. Ia sejak gempa terjadi baru menerima bantuan satu tekong beras, satu mi 
instan dan satu gelas air mineral. Padahal, ia tahu, bantuan begitu banyaknya 
mengalir ke daerahnya.


Sejak ia menghuni salah satu posko bencana, hanya itu bantuan yang ia dapat. 
Sudah berulang kali ia bersama penghuni posko yang lain melakukan protes, tapi 
tidak juga mendapat tanggapan. Ia berkeyakinan, apa yang dikeluhkan masyarakat 
korban itu benar adanya. Tidak mungkin di bulan Ramadan ini, warga berdusta. 
Bisa rusak pahala puasa mereka nanti. Kalau tidak percaya, ia mempersilakan 
pejabat pemerintah untuk turun ke posko melihat langsung kondisi para pengungsi.


Merin salah seorang relawan kepada SH mengatakan, saat ini muncul rasa kecewa 
masyarakat terhadap pemerintah. Ada bantuan yang selayaknya mereka terima, 
tetapi tidak juga didapat. Malah, ada oknum yang sengaja mendahulukan 
memberikan bantuan kepada warga kampungnya, tetangga maupun orang terdekat.


Banyak warga yang tidak puas dengan kerja petugas di posko. Ketidakpuasan 
mereka terutama dalam hal pendistribusian bantuan. Mereka sudah saling curiga 
dengan yang lain. Selain persoalan logistik, masyarakat juga berharap bantuan 
pemerintah untuk memulihkan kondisi bangunan seperti dulu segera turun. Jangan 
berlama-lama seperti korban gempa 6 Maret 2007 lalu.

Tak Butuh Bantuan 
Salah seorang petugas posko di Air Haji menyesalkan sikap para pengungsi yang 
seolah-olah tidak diperhatikan. Padahal, bantuan sudah mereka nikmati. Tapi, 
herannya, banyak yang mengaku-ngaku belum kebagian bantuan. Baru saja kami 
berikan bantuan, sekarang malah menggerutu. Saya tidak habis pikir dengan sikap 
mereka. Padahal, sudah banyak bantuan yang kami salurkan, mengapa tidak cukup 
juga, tuturnya. 


Langkah yang diambil Syamsul (60) ini patut ditiru oleh korban gempa yang lain. 
Ia tidak terlalu berharap benar dengan bantuan dari pemerintah. Ia sudah 
mengambil contoh dengan gempa 6 Maret 2007 dimana bantuan yang dijanjikan tidak 
juga pernah turun. Biarlah saya bangun sendiri rumah kembali. Tidak perlu 
pemerintah berjanji memberikan bantuan, tuturnya.


CiKEAS Agenda Transformasi TNI

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0710/02/opi01.html

Agenda Transformasi TNI

Oleh
Alman Helvas Ali



Memasuki usia ke-62, satu pertanyaan yang patut ditujukan kepada TNI adalah 
menyangkut pembenahan internal yang dikenal sebagai transformasi. Terdapat 
perbedaan signifikan antara reformasi TNI dan transformasi TNI. Reformasi TNI 
ruang lingkupnya sebatas tidak terlibatnya TNI dalam kancah politik, sementara 
transformasi merupakan pembenahan internal yang didorong oleh kemajuan 
teknologi militer dan perubahan lingkungan strategis. Tulisan ini akan membahas 
tentang pentingnya transformasi TNI.


Tidak ada yang membantah bahwa doktrin TNI Tri Dharma Eka Karma (Tridek) 
berbeda dengan doktrin ABRI. Tak ada yang menyangkal kenyataan bahwa TNI bukan 
lagi kekuatan sosial politik. Tidak seorang pun yang menolak realitas TNI 
tengah melakukan modernisasi kekuatan di tengah keterbatasan anggaran yang 
disediakan oleh pemerintah.
Namun apakah fakta-fakta demikian secara otomatis TNI telah mela-kukan 
transformasi dan siap menghadapi tantangan perkembangan lingkungan strategis? 
Betul bahwa doktrin TNI telah direvisi, namun menurut hemat penulis, doktrin 
tersebut masih menggunakan pendekatan medan tempur (battlefield) di tengah era 
peperangan generasi keempat yang bertumpu pada ruang tempur (battlespace). 
Doktrin TNI dirancang untuk menghadapi skenario peperangan generasi kedua dan 
ketiga, bukan peperangan generasi keempat.
Benar bahwa TNI tengah melaksanakan modernisasi, namun modernisasi tersebut 
tidak dituntun oleh peta besar yang disiapkan oleh Departemen Pertahanan. 
Modernisasi yang dilakukan tidak serta merta identik dengan aplikasi RMA. 
Program modernisasi sepertinya lebih didasari oleh pendekatan berdasarkan 
ancaman daripada pendekatan berdasarkan kapabilitas.

Doktrin
Transformasi pertahanan sangat terkait erat dengan revolution in military 
affairs (RMA). RMA adalah kemajuan teknologi yang mempengaruhi berbagai hal 
dalam organisasi militer, baik doktrin, operasi dan organisasi. Transformasi 
pertahanan tidak pula sekedar menyangkut teknologi dan perangkat baru dalam 
struktur kekuatan militer, namun juga membutuhkan perubahan fundamental dalam 
doktrin militer, operasi, dan organisasi.


Transformasi pertahanan sudah pasti akan menyentuh pula isu transformasi 
militer, karena transformasi pertahanan tak akan berjalan bila unsur militernya 
justru tidak mengalami transformasi. Dikaitkan dengan TNI, merupakan kebutuhan 
mendesak untuk melakukan transformasi karena tuntutan tugas yang senantiasa 
terkait dengan perkembangan lingkungan strategis sepertinya menuntut hal itu. 
Perlu diinsyafi bahwa kekuatan militer negara-negara di sekitar Indonesia terus 
mengalami transformasi, sehingga pendekatan TNI untuk menghadapi kekuatan 
tersebut suatu waktu nanti tidak dapat menggunakan pendekatan lama yang sudah 
ketinggalan zaman.
Agenda apa saja yang harus dilakukan dalam transformasi TNI? Bila memang 
pemerintah, dalam hal ini Departemen Pertahanan, ingin membangun kekuatan TNI 
yang mempunyai daya gigit di kawasan Asia Tenggara, beberapa hal berikut 
merupakan pekerjaan rumah dalam transformasi TNI.


Pertama, doktrin. Tantangan atau ancaman saat ini tidak dapat lagi dihadapi 
dengan menggunakan doktrin lama yang berbasis pada peperangan generasi kedua 
dan ketiga. Doktrin baru dibutuhkan untuk menghadapi konflik masa kini, baik 
konflik antarnegara maupun intranegara. Berdasarkan aplikasi dan pengalaman 
negara lain, doktrin pertahanan dan militer masa kini mengadopsi beberapa hal 
baru (tanpa meninggal hal-hal lama yang tetap relevan), seperti RMA, gabungan 
(jointness) dan peperangan generasi keempat. Tanpa perlu menengok jauh ke 
Amerika Serikat pun, negara seperti Singapura sudah mengadopsi hal tersebut 
dalam doktrin pertahanan dan militernya. Saat ini, TNI mempunyai doktrin yang 
mengadopsi operasi gabungan dengan prasyarat tertentu, yaitu keselamatan negara 
terancam (imminent threat). Apakah prasyarat demikian masih absah dalam kondisi 
kekinian? 


Sebagai ilustrasi, di negara-negara lain operasi gabungan dapat digelar setiap 
saat tanpa harus ada prasyarat keselamatan negara terancam. Lihatlah Australia 
yang dalam mengamankan perairannya selalu menggelar operasi gabungan yang 
melibatkan unsur-unsur AL dan AU. Padahal ancaman terhadap keamanan perairan 
Australia hanyalah soal imigran gelap dan pencurian ikan, bukan ancaman 
militer yang bersifat segera.

Budaya Gabungan
Kedua, organisasi. Organisasi militer senantiasa mengalami penyesuaian 
menyikapi perkembangan lingkungan strategis, ancaman atau tantangan yang 
dihadapi dan kemajuan teknologi. Secara prinsipil, tak ada yang keliru dengan 
organisasi militer konvensional saat ini. Namun untuk menghadapi era peperangan 
generasi keempat dan aplikasi RMA secara meluas, sangat mungkin dituntut adanya 
validasi organisasi pada satuan-satuan tertentu militer. 


Dikaitkan dengan TNI, sebaiknya dikaji kemampuan dan kebisaan organisasi 

CiKEAS Merauke Diusulkan Jadi Ibu Kota Provinsi Papua Selatan

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/10/02/Nusantar/nus01.htm

SUARA PEMBARUAN DAILY 

Merauke Diusulkan Jadi Ibu Kota Provinsi Papua Selatan


[MERAUKE] Merauke diusulkan menjadi calon ibu kota Provinsi Papua Selatan yang 
akan diajukan dalam rancangan undang-undang (RUU) kepada Menteri Dalam Negeri 
untuk selanjutnya dibahas Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) setelah mendapatkan 
Amanat Presiden (Ampres). 

Usul tersebut disepakati dalam pertemuan empat pemerintah kabupaten (pemkab) 
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) serta masyarakat adat, tokoh agama 
dan perempuan, Senin (1/10) malam, di Hotel Asmat Merauke, Provinsi Papua. 

Pertemuan yang dipandu Bupati Merauke, John Gubla Gebze dihadiri Bupati Mappi, 
Aminadap Yumame, Bupati Boven Digoel, Yusak Yaluwo, dan Bupati Asmat yang 
diwakili Sekretaris Daerah, Lourens Gebze dan DPRD dari keempat kabupaten. 

Pertemuan tersebut dalam rangka melengkapi persyaratan yang diminta Pemerintah 
Provinsi Papua sebagai provinsi induk berkaitan dengan pengusulan pembentukan 
Provinsi Papua Selatan kepada pemerintah pusat sesuai amanat Pasal 76 UU No 
21/2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua. 

Pembentukan provinsi-provinsi di Papua mendapatkan persetujuan Majelis Rakyat 
Papua (MRP), Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) dengan memperhatikan secara 
sungguh-sungguh kesatuan sosial budaya, ketersediaan sumber daya alam, sumber 
daya manusia dan sumber penghasilan daerah. 

Pertemuan itu diawali presentasi dari setiap bupati tentang usulan ibu kota 
Provinsi Papua Selatan. Bupati Mappi, Aminadap Yumame yang mendapat urutan 
pertama mengusulkan Merauke sebagai ibu kota Provinsi Papua Selatan. 

Tidak tertutup kemungkinan untuk ke depan sesuai perkembangan bisa juga ibu 
kota di Keppi, ibu kota Kabupaten Mappi atau Bade yang merupakan titik sentral 
bagi Papua Selatan. 

Bupati Boven Digoel, Yusak Yaluwo mengusulkan Tanah Merah sebagai calon ibu 
kota Provinsi Papua. 

Alasannya, darah ini merupakan kota sejarah perjuangan mencapai Indonesia 
merdeka, yakni pengasingan tokoh-tokoh pejuang nasional di antaranya Mohammad 
Hatta yang kemudian dikenal sebagai Proklamator Kemerdekaan RI bersama 
Soekarno. 

Di samping itu daerah ini memiliki ketersediaan sumber daya alam yang sangat 
kaya, yakni hasil hutan, sungai, dan mineral. Bahkan tersedianya lahan yang 
luas untuk pembangunan infrastruktur, ujarnya. 


Kota Niaga 

Senada dengan Yumame, Yaluwo juga mengusulkan, walaupun Merauke menjadi calon 
ibu kota tetapi ke depan harus dipikirkan alternatif pengembangan wilayah, di 
mana membangun ibu kota Provinsi Papua Selatan yang berada di tengah-tengah 
empat kabupaten sehingga mudah dijangkau. 

Sedangkan Merauke ke depan adalah kota niaga dan jasa seperti halnya New York 
dan Washington DC di Amerika Serikat. 

Sedangkan Sekda Asmat, Loures Gebze yang mewakili bupati mendukung dan 
mengusulkan Merauke sebagai ibu kota Provinsi Papua Selatan. Demikian halnya, 
Bupati John Gubla Gebze mengusulkan Merauke sebagai kota sejarah sejak masuknya 
misionaris Katolik 14 Agustus 1905 sebagai ibu kota Provinsi Papua Selatan. 
Awal modernisasi dan sejak zaman Belanda, Merauke menjadi pusat peradaban 
penduduk Papua Selatan sehingga pantas menjadi ibu kota provinsi, ujarnya. 

Kendatipun berbeda usulan, namun semuanya sepakat Merauke sebagai calon ibu 
kota Provinsi Papua Selatan. Usulan itu akan disampaikan kepada Gubernur 
Provinsi Papua sebagai provinsi Induk untuk diteruskan ke Jakarta. Selain itu, 
disepakati diadakan pertemuan dengan Gubernur Papua guna membahas rekomendasi 
provinsi induk atas pembentukan provinsi tersebut. 

Kita harus bertemu dengan Gubernur Papua sebagai provinsi induk untuk 
menyampaikan usulan-usulan pembentukan provinsi secara administratif dan 
memohon kesediaannya mengeluarkan rekomendasi pembentukan Provinsi Papua 
Selatan, ujar Yaluwo. 

Menurut John Gubla Gebze, pembentukan provinsi ini untuk mempercepat 
pembangunan masyarakat, kendali pemerintahan, pemberantasan kemiskinan, dan 
keterbelakangan. 

Pembentukannya tidak merobek-robek kesatuan Tanah Papua. Walaupun ada tiga 
atau empat provinsi, kita tetap satu dalam kesatuan budaya dan persaudaraan 
sejati sebagai manusia Papua yang adalah warga negara Indonesia. Tanah Papua 
milik kita bersama dan pasti saling menopang dalam pembangunan masyarakat untuk 
memajukan daerah ini dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), 
yakni dari Sabang sampai Merauke. Jadi sangatlah tepat dibentuk Provinsi Papua 
Selatan, tandasnya. [W-8] 




Last modified: 1/10/07

CiKEAS Sultan Heran Jadi Capres Alternatif

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Mungkin saja akal bulus perlu rekalme untuk dapat pemilih yang 
berjumlah banyak dan oleh karena itu nama Sri Sultan dicantumkan sebagai calon 
alternatif.

http://www.suarapembaruan.com/News/2007/10/02/Nasional/nas01.htm

SUARA PEMBARUAN DAILY 

Sultan Heran Jadi Capres Alternatif


[YOGYAKARTA] Sri Sultan Hamengku Buwono X heran sekaligus kaget atas pernyataan 
Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir yang mencalonkan 
dirinya sebagai salah satu calon presiden (capres) alternatif dalam Pilpres 
2009. 

Kepada wartawan di Kepatihan Yogyakarta, Senin (1/10) siang, Sultan 
berkomentar, Saya justru tidak tahu, saya juga dengar dari orang lain, 
mestinya tanyakan ini ke DPP PAN, bukan kepada saya, saya juga kaget, ucap 
Sultan. 

Sultan mengaku tidak tahu alasan maupun asal-usul PAN mencalonkan dirinya 
sebagai alternatif calon Presiden, selain itu Sultan juga merasa tidak pernah 
dihubungi untuk alasan itu. Karenanya, ketika disinggung apakah ada kesepakatan 
antara Sultan dengan PAN atau dengan mantan Ketua DPP PAN Amien Rais, Sultan 
membantahnya. Tidak, tidak ada statement dan perjanjian apa-apa, tegas 
Sultan. 

Diserbu pertanyaan, Sultan malah balik bertanya. Silakan tanya ke PAN apa 
alasan dan kenapa saya dicalonkan. Yang jelas, saya kan belum tahu dan saya 
tidak tahu apa alasan pencalonan itu. Toh, kalaupun bahasa mereka seandainya 
saya dicalonkan, saya juga akan jawab seandainya saja saya tidak dicalonkan, 
ketus Sultan. Ditanya, jika pencalonan itu resmi? Ya belum karuan, jawab 
Sultan singkat. 


Tak Terusik 

Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono justru tidak terusik dengan 
maraknya penyebutan dan bahkan deklarasi capres untuk Pilpres 2009. Presiden 
bahkan belum memikirkan pencalonannya kembali karena masih berkonsentrasi pada 
pekerjaannya sebagai Presiden yang tengah menjalankan tugas. 

Sikap Presiden Yudhoyono itu dikemukakan Juru Bicara Kepresidenan Andi A 
Mallarangeng, di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (1/10), ketika ditanya 
wartawan soal mulai maraknya penyebutan capres. Kemarin misalnya, Gubernur DKI 
Jakarta Sutiyoso, yang akan mengakhiri tugas dan jabatannya, menyatakan siap 
bersaing di Pilpres 2009. 

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati 
Soekarnoputri melalui Rakernas menyatakan siap bersaing. Selain itu beberapa 
parpol, seperti PAN dan PPP telah menyebut beberapa tokoh untuk diajukan 
sebagai capres. 

Menurut Andi, sampai saat ini Presiden Yudhoyono tetap fokus pada pekerjaannya 
sebagai presiden. Belum mau mikir soal Pilpres 2009 karena rasanya beliau 
anggap jabatannya masih dua tahun, yang 2009 pada waktunya nanti dipikirkan. 
Tapi kalau ada yang mau duluan, ya itu hak masing-masing. Biar rakyat menilai, 
kata Andi. 

Terkait pencalonan Sutiyoso oleh PAN, Sri Sultan Hamengku Buwono X hanya 
berkomentar, kalau mantan Gubernur DKI Jakarta itu siap. Kalau Pak Sutiyoso 
kan siap. Kalau saya, tidak siap kok, katanya. [152/B-14/Y-3] 




Last modified: 2/10/07 

CiKEAS Lawmaker accuses Malaysia of heritage theft

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
Reflection: Menuduh bisa saja,  tetapi apakah diadukan ke pengadilan? Itu 
bedanya, antara macan ompong dan macan bergigi.

http://www.thejakartapost.com/[EMAIL PROTECTED]irec=2

Lawmaker accuses Malaysia of heritage theft 


The Jakarta Post, Jakarta

The House on Monday urged an immediate response from the government to 
Malaysia's use of the traditional Indonesian song Rasa Sayange in its Truly 
Asia tourism campaign.

House of Representatives member Hakam Naja of the National Mandate Party (PAN) 
said if the government could prove the song belonged to Indonesia, Indonesia 
should sue the Malaysian government. 

The government needs to check on its origins, whether it's from Indonesia or 
not, the deputy chairman of House Commission X overseeing education and 
tourism was quoted as saying by detik.com newsportal. 

Rasa Sayange is believed to have originated in Maluku, where it has been sung 
for generations by people to express their love for the environment. 

Hakam said Malaysia has in the past claimed ownership of traditional Indonesian 
handicrafts such as batik and wayang puppets. 

Such claims occurred because of the lack of action by the Indonesian 
government to copyright or patent the nation's heritage. In order to avoid 
one-sided claims, the government should patent the song immediately, he said. 

He also urged an immediate inventory of the country's culture, to help protect 
Indonesia's heritage through patents or copyrights. 

So if someone wants to use cultural elements of Indonesia, there should be 
compensation for the government, otherwise, other countries will keep trying to 
undermine us, he said. 

Chairman of the Golkar Party faction at the House, Priyo Budi Santoso, said the 
government needed to determine whether Malaysia was using the song without 
Indonesia's permission. 

If they want to use Indonesia's traditional music, Malaysia should first ask 
for our permission, because that's our country's heritage, he said. 

Chairman of Indonesia's Copyright Council, Enteng Tanamal, said suing Malaysia 
was unlikely to succeed because the song's author was unknown. 

How can we sue Malaysia if nobody knows who wrote the song? he said. 

Therefore, it's fine if Malaysia uses the song as their tourism theme song. 

However, he said the government could check the Directorate General for Patents 
or the Tourism and Culture Ministry to try and find the song's creator. 

He said Malaysia was not the only party to claim the song. 

Ambon in Maluku and Manado in North Sulawesi have been arguing over ownership 
of the song for generations. (13)


printer friendly 


Post Your Comments

Comments could also be sent to: [EMAIL PROTECTED]


CiKEAS Kepada siapa nanti taruh harapan ?

2007-10-02 Terurut Topik [EMAIL PROTECTED]
 
Selain sederet prestasi termasuk stadion menteng, 
masyarakat sudah  menobatkan dia sebagai bapak transportasi, 
meski kadang kita harus tarik nafas dan 
tekan peedal kopling saat memasuki lintasan (project) busyway
 
Suhu dan riak politik sudah mulai terasa, 
dari sekarang ... para elit politik sudah mulai umbar slogan 
mengalahkan supir angkot cari setoran
 
Investor tentunya tidak siap dengan pergolakan,
Reformasi yang katanya kebablasan turut andil dalam permasalahan 
 
 
Kepada siapa nanti taruh harapan ?
 
 
Salute,
Ch
 
 
 

   _  

On Behalf Of mitramanajemen usaha
Subject: Re: [IYE! Yoook :)..] Sutiyoso Deklarasikan Diri sebagai Calon
Presiden


Rekn2 IYE,
Baguslah, informasi ini sungguh menginspirasi kita soal natinonal leadership
dari berbagai dimensi.
Saya sendiri dan kaum reformis, juga kalangan pengamat asing, sangat kecewa
dengan KERAGUAN dan KELAMBANAN  SBY dalam bertindak. Tapi hati hati juga,
kalau Sutiyoso menang dari SBY dari segi keberanian dan tegas, bukan berarti
dia sudah memenuhi persyaratan. Masih banyak kasus di DKI (mungkin ini
beyond his control) yang memperlihatkan keberpihakan pemda DKI pada
pengusaha yang demen nyogok Milyaran. Lihat saja ijin pembangunan mal, tower
yang menabarak konsep tataruang - kasus misterius  kebakaran tanah  pasar
tanah abang digandeng dengan pembangunan/-peremajaan pasar yang
kontraversial - dan banyak lagi..Tapi bicara soal ini, salah satu
keberhasilan Sutiyoso yang dapat mendorong gerakan pembersihan KKn adalah
dibubarkannya stadion persija menteng yang didalamnya dikuasainya oleh raja
2 kecil yang menjual kapling usaha (bagian bagian dari stadion menteng yang
dikomersilkan.

Betul sekali, bila Sutiyoso konsisten  berani dan tegas terhadap para maling
alias koruptor, berani menegakkkan good governance, mampu mempercepat e
procurement plus berani membongkar tuntas keterlibatan oknum BIN dalam kasus
Munir, maka kita sekarang punya pilihan yang lumayan bagus untuk calon
presiden (sayang ya umurnya bukan 48 tahun)
Salam,
Nugget F Gunawi.

Christovita Wiloto [EMAIL PROTECTED] wrote: 

Rekan2 IYE!
Menarik utk menyimak perkembangan politik Indonesia, 
yg faktanya sangat berpengaruh terhadap perekonomian (termasuk bisnis) di
Indonesia.
 
salam IYE!
Christovita Wiloto 


 


Internal Virus Database is out-of-date.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.476 / Virus Database: 269.13.28/1023 - Release Date: 9/22/2007
1:27 PM
 


CiKEAS Lomba Menulis Pengalaman Berpuasa di Bulan Ramadhan

2007-10-02 Terurut Topik kabarindonesia
Lomba Menulis Pengalaman Berpuasa di Bulan Ramadhan 
Oleh : Redaksi-kabarindonesia 

19-Sep-2007 , 13:44:20  WIB - [www.kabarindonesia.com] 

 

KabarIndonesia –  

Assalammu 'alaikum Wr. Wb.

Ingin mendapatkan kado istimewa dari KabarIndonesia pada hari raya 
Idul Fitri mendatang? Jangan kuatir, karena bersempena dengan bulan 
suci Ramadhan 1428 H ini, koran online KabarIndonesia 
menyelenggarakan lomba menulis dengan tema Pengalaman Terindah 
Berpuasa di Bulan Ramadhan. 

Lomba ini terbuka bagi siapa saja tanpa terkecuali. 
KabarIndonesia menyediakan 3 hadiah paket lebaran untuk 3 nominator 
atau pemenang yang tulisan pengalamannya paling menarik dan 
berkesan. 

Tulis dan kirimkan pengalaman Anda selama menjalankan ibadah puasa 
tahun ini dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut ini. 


A. Ketentuan Umum:

1. Peserta lomba adalah penulis atau pewarta warga KabarIndonesia. 
Bagi Anda yang belum terdaftar, silahkan mendaftarkan diri sebagai 
penulis di http://www.kabarindonesia.com// dengan meng-klik Daftar 
Jadi Penulis dan mengisi formulir yang disediakan di website 
tersebut. Kemudian, setelah log-in kembali, Anda bisa langsung 
menulis dan mengirimkan pengalaman menariknya untuk ditayangkan di 
KabarIndonesia. 

2. Pengiriman tulisan hanya dengan satu cara yakni melalui website 
http://www.kabarindonesia.com//. Tidak dilayani pengiriman melalui 
media lain, semisal surat-menyurat atau melalui email. 

3. Lomba dibuka untuk semua orang tanpa pengecualian agama, usia, 
jenis kelamin, status sosial, latar belakang pendidikan, tempat 
domisili, dan lain-lain.

4. Lomba dimulai dari tanggal pengumuman ini ditayangkan di 
KabarIndonesia dan ditutup pada tanggal 12 Oktober 2007 (30 Ramadhan 
1428 H), jam 00.00 WIB.

5. Tulisan akan dinilai oleh dewan juri untuk dipilih 3 nominator 
yang tulisannya paling menarik dan berkesan. 

6. Pengumuman pemenang akan dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 
2007, dan pengiriman hadiah akan dilaksanakan paling lambat  tanggal 
20 Oktober 2007.

7. Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat.


B. Ketentuan Khusus (Tulisan):

1. Tulisan asli bukan jiplakan, saduran atau terjemahan.

2. Tulisan berisi tentang pengalaman pribadi atau pengalaman orang 
lain yang Anda ketahui dan ingin diceritakan. 

3. Isi tulisan berkaitan dengan ibadah puasa secara umum (seperti 
makan sahur, berbuka puasa, proses menahan lapar dan haus, menahan 
emosi, menahan nafsu, shalat tarawih, bersedekah dan lain-lain).

4. Panjang tulisan tidak dibatasi. 

5. Judul tulisan disesuaikan dengan tema di atas.

6. Setiap peserta boleh mengirimkan tulisan sebanyak-banyaknya.

7. Tulisan harus mengikuti kaidah penulisan menggunakan ejaan Bahasa 
Indonesia yang baik dan benar (Ejaan Yang Disempurnakan). 

8. Tulisan dikirimkan melalui website KabarIndonesia pada rubrik 
Serba-serbi.  

9. Tiap tulisan yang dikirim sebagai Lomba Tulis dicantumkan LOMBA 
TULIS sebagai awal dari artikel.

Apabila mengalami kesulitan pada saat mendaftarkan diri sebagai 
penulis atau pun mengirimkan tulisan, harap menhubungi: 

[EMAIL PROTECTED] 

Demikianlah pengumuman lomba menulis ini disampaikan kepada pembaca 
KabarIndonesia untuk diketahui dan dimaklumi. Kirimkanlah tulisan 
Anda sebanyak-banyaknya tentang pengalaman-pengalaman menarik di 
bulan suci Ramadhan ini. Semoga Anda terpilih dan layak mendapatkan 
hadiah khusus paket lebaran 1428 H dari KabarIndonesia. Selamat 
berlomba!

Wassalam, 

Redaksi KabarIndonesia 

Blog: http://pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/ 
Alamat ratron (surat elektronik): [EMAIL PROTECTED]




CiKEAS Conflict areas more peaceful: Govt

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
http://www.thejakartapost.com/detailnational.asp?fileid=20071002.H02irec=1


Conflict areas more peaceful: Govt 
The Jakarta Post, Jakarta

The government has said the situation in the three conflict areas of Aceh, 
Maluku and Papua are moving steadily toward peace -- but said national security 
would remain on alert against separatist movements.

In general, security conditions in the three areas are relatively conducive to 
peace ... there are almost no armed conflicts, Coordinating Minister for 
Political, Legal and Security Affairs Widodo A.S. was quoted as saying by 
Antara. 

Widodo met with the House of Representatives Commission I overseeing defense 
and security affairs on Monday, along with Maritime Affair and Fisheries 
Minister Freddy Numberi, the Indonesia Military chief Air Chief Marshal Djoko 
Suyanto, the National Police chief Gen. Sutanto and the State Intelligence 
Agency chief Syamsir Siregar. 

Widodo said small criminal incidents in Aceh were because Aceh residents were 
not satisfied with tsunami rehabilitation works or with post-conflict 
reintegration efforts. 

Flag-burning and the establishment of a new local party GAM are against the 
spirit of Helsinki peace agreement and have led to security incidents in Aceh, 
Widodo said. 

The flag-burning incident took place in North Aceh before the celebration of 
Indonesia's Independence Day on Aug. 17. 

Aug. 17 also saw some 150 national flags lowered across Aceh, including in the 
provincial capital Banda Aceh. 

Widodo said the implementation in Papua of a special autonomy status and the 
following developments throughout Papua and West Papua provinces had eased 
security problems there. 

However, Papuan armed and unarmed separatists movement still exist. The armed 
group is considered a threat despite its small size. 

The Free Papua Organization (OPM) is involved in a low-level conflict in Papua. 

The separatist groups often focus on poor human rights and slow development 
issues, Widodo said. 

They also try to bring Papua issues to the international arena to demand the 
United Nations review the integration of Papua into Indonesia. 

On Maluku, Widodo said the separatists incidents carried out by supporters of 
the South Maluku Republic (RMS) included a separatist flag being raised in 
Ambon on July 3. And he said on March 24 a flag was flown in Utrecht, the 
Netherlands. 

Widodo said RMS supporters were seeking sympathy from local and international 
communities through the distribution of brochures, flag raising activities and 
bombings. 

They just want to show their existence to local and international 
communities, he said. 

RMS supporters performed on June 29 a cakalele war dance and tried to unfurl a 
separatist flag in front of President Susilo Bambang Yudhoyono who was in Ambon 
to commemorate National Family Day. 

Widodo said his office had issued policies to prevent similar disintegration 
movements nationwide. 

Technically, we are conducting intelligence and defense operations for the 
defense sector, he said. 

The central government also urges regional administrations to carry out 
existing regional autonomy schemes. 

Regions should develop local economies to increase their public's welfare. 


printer friendly 

Post Your Comments

Comments could also be sent to: [EMAIL PROTECTED]

  Name  required  
  City  
  Country  
  E-mail  will not be shown  

   
   
 
 
bold.gifitalic.gifunderline.gifseparator.gifstrikethrough.gifjustifyleft.gifjustifycenter.gifjustifyright.gifjustifyfull.gifbullist.gifnumlist.gifundo.gifredo.gif

CiKEAS Apa Jalan Keluar Dalam Islam Untuk Memecahkan Pengangguran?

2007-10-02 Terurut Topik Hafsah Salim
Apa Jalan Keluar Dalam Islam Untuk Memecahkan Pengangguran?

Propaganda Islam Merupakan Ajaran Yang Lengkap hanyalah sebatas
propaganda dakwah umatnya, sepanjang sejarah belum ada satupun
sumbangsih umat Islam dan ajaran Islamnya untuk mengatasi pengangguran.

Malah sebaliknya, ajaran Islam hanyalah menambah jumlah pengangguran.
 Contoh yang paling sederhana, ajaran Islam melarang pelacuran, ajaran
Islam melarang club2 malam.  Larangan demi larangan yang ada dalam
Islam hanyalah mendorong umatnya ber-lomba2 menghancurkan tempat2 yang
terlarang itu.  Menghancurkan memang gampang, tapi apakah mereka bisa
menampung pengangguran2 yang diakibatkannya???

Sudah menjadi standard system management diseluruh dunia, apabila
pemerintahnya mau melarang suatu kegiatan, maka sebelum larangan itu
dijalankan selalu sudah dipikirkan akibat2nya, selalu sudah dicarikan
penyalurannya kepada pengangguran2 yang diakibatkan oleh larangan tsb.
 Dalam ajaran Islam hanya cara2 menghancurkannya saja yang diajarkan,
tidak ada satupun yang mengajarkan untuk mengatasi akibat2nya, untuk
menyalurkan pengangguran sebagai akibatnya.

Tidaklah berbeda dengan kasus pembakaran mesjid Ahmadiah dan
penjarahan harta benda umatnya, akibat perbuatan tsb mengakibatkan
makin banyak bangsa ini terjerembab kedalam pengangguran, tak ada
penyaluran para korbannya.  Cara2 biadab oleh ajaran biadab memang
seharusnya dilarang didunia ini, namun demikianlah, sebaiknya kita
serahkan kepada mereka sendiri yang dimana akhirnya mereka akan juga
terjerumus saling membunuh antar mereka seperti hal nya yang terjadi
di Gaza Strip sekarang.  Janganlah menyalahkan pihak lain memboykot
karena pihak lain wajar kalo tidak mau tersangkut urusan bunuh
membunuh, dan tidak mau berinvestasi diwilayah yang penuh kebiadaban
seperti ini.

Ny. Muslim binti Muskitawati.





CiKEAS Sutiyoso Tantang SBY

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
Refleksi: Sutiyoso atau SBY tidak beda besar, kedua-duanya ex militer yang 
tentunya terikat sumpah prajurit, jadi bisa dipikirkan bahwa reformasi militer 
tidak akan mudah berlangung sebagaimana dikehendaki, sama halnya dengan menagih 
$35 milyar simpanan Pak Harto untuk negara. Ada pendapat lain?

http://www.indopos.co.id/index.php?act=detailid=9338
Selasa, 02 Okt 2007,


Sutiyoso Tantang SBY 


Deklarasikan Diri sebagai Capres 2009
JAKARTA - Lengser dari gubernur DKI Jakarta nanti tidak membuat Sutiyoso 
pensiun. Justru dia memulai pekerjaan yang lebih besar untuk memburu kursi 
lebih tinggi, kursi presiden! Kemarin dia mulai melangkah dengan deklarasi 
Sutiyoso for President yang berlangsung di sebuah hotel berbintang di kawasan 
Mega Kuningan, Jakarta Pusat.

Seribu lebih simpatisan Sutiyoso hadir. Mereka menggunakan kaus putih bertajuk 
Bang Yos Pemimpin Masa Depan. Warna putih bakal menjadi warna 'kebesaran' 
pencalonan pria yang akrab disapa Bang Yos itu. Sebuah poster raksasa bergambar 
wajah sosok yang akan melepaskan jabatan gubernur DKI pada 7 Oktober itu 
menjadi latar belakang panggung. Berbagai hiburan juga digelar sambil menunggu 
waktu buka puasa. 

Hadir sejumlah tokoh nasional dengan beragam basis. Tokoh dari militer antara 
lain mantan Panglima ABRI Jenderal (pur) Try Sutrisno dan mantan Kepala BIN 
Jenderal (pur) Hendropriyono. Juga terlihat beberapa politisi, seperti mantan 
Presiden Abdurrahman Wahid, politisi PAN A.M. Fatwa, Ketua Umum PNBK Eros 
Djarot dan Sophan Sopiaan. Juga ada penyair Taufik Ismail dan mantan Gubernur 
Jawa Timur Basofi Sudirman. Selain itu, hadir sejumlah artis dan atlet, seperti 
Chris John dan Wulan Guritno.

Deklarasi Sutiyoso itu bakal meramaikan panggung Pilpres 2009. Dia bakal 
menjadi salah satu penantang serius incumbent Presiden SBY. Selain itu, ada 
kandidat kuat lain, yakni Megawati Soekarnoputri, yang sudah menyatakan 
kesediaannya maju lagi ke gelanggang capres. 

Selain tiga tokoh tersebut, calon lain tak bisa dianggap enteng. Misalnya, 
mantan Panglima ABRI Jenderal Wiranto yang telah membangun dukungan lewat 
deklarasi Partai Hanura. Sedangkan Golkar, partai pemenang Pemilu 2004, belum 
mengeluarkan nama calon. Sangat mungkin partai beringin itu mengusung nama 
Ketua Umum Jusuf Kalla. 

Dari calon yang sudah tampak di permukaan itu, Sutiyoso praktis menjadi 
kandidat yang tidak memiliki basis partai besar. Hingga kemarin belum ada 
partai besar yang secara eksplisit memberi dukungan. Padahal, untuk meraih 
tiket calon presiden, dia minimal mengantongi 15 persen suara dari parpol atau 
koalisi parpol. 

Andaikan melewati pintu calon independen, hingga saat ini belum ada aturan di 
UU. Masalah tersebut masih digodok di DPR, bahkan sulit terealisasi karena 
partai-partai yang menguasai parlemen cenderung mempersulit persyaratan calon 
perseorangan. 

Walaupun belum memiliki kendaraan politik, Sutiyoso sangat percaya diri untuk 
tampil. Itu tergambar dalam pidato politiknya kemarin. Dia begitu membanggakan 
diri dengan klaim sukses memimpin Jakarta. Sepuluh tahun (menjadi gubernur DKI 
Jakarta, Red) banyak pengalaman yang saya peroleh. Keberhasilan adalah hasil 
kerja keras rakyat Jakarta dan dukungan semua pihak. Kekurangannya karena 
keterbatasan saya sebagai manusia, cetus pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 
tersebut yang langsung disambut teriakan hidup Bang Yos oleh para simpatisan.

Sutiyoso yang pernah menjadi atasan SBY saat menjadi Pangdam Jaya -saat itu SBY 
Kasdam- menegaskan, niat menjadi calon presiden ada sejak setahun terakhir. 
Alasannya adalah semangat pengabdian dan kuatnya dorongan dan dukungan partai 
politik, organisasi, sejumlah tokoh nasional, hingga keluarga.

Dia pun langsung menyebut nama Try Sutrisno sebagai salah satu pendukungnya. 
Secara diplomatis purnawirawan TNI berpangkat letnan jenderal itu menjawab 
pertanyaan wartawan. Anda tahu sendiri siapa yang mengundang Anda kemari (Try 
Sutrisno, Red). Itu kepala sukunya purnawirawan TNI, katanya dengan bangga. 

Sutiyoso juga mengaku didukung sejumlah partai kecil yang sudah ada dan 
beberapa partai baru. Saya nggak mau menyebut apa saja partainya. Karena 
dukungan itu sifatnya tidak resmi, ujarnya.

Saat ditanya hal apa yang membuatnya yakin menang dari incumbent Susilo Bambang 
Yudhoyono, Sutiyoso juga enggan berkomentar banyak. Dia meminta masyarakat 
menilai kinerja serta visi misinya untuk membangun Indonesia. Program utama 
saya, menyukseskan otonomi daerah. Sasarannya buruh, tani, dan nelayan, tandas 
mantan Asisten Operasi Koppassus tersebut.

Namun, Gus Dur yang hadir dalam deklarasi itu menjelaskan, kehadirannya bukan 
berarti memberi dukungan untuk Sutiyoso. Siapa yang mendukung. Wong saya ke 
sini cuma diundang, ujar ketua Dewan Syura PKB itu. Hanya, Gus Dur menyambut 
baik kesiapan Sutiyoso bertarung di 2009. Siapa pun calonnya memang harus 
siap, tandasnya. 

Empat jam menjelang deklarasi, Bang Yos -panggilan akrab Sutiyoso- ternyata 
masih menyempatkan 

CiKEAS Freepot Protes Rencana Pelelangan Asetnya

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
KOMPAS
Rabu, 03 Oktober 2007 

 
Freepot Protes Rencana Pelelangan Asetnya 


Jayapura, Kompas - PT Freeport Indonesia alias PTFI mendatangi Pengadilan 
Negeri atau PN Jayapura dan memprotes rencana Pengadilan Hubungan Industrial 
pada PN Jayapura melelang sejumlah aset PT Freeport Indonesia, Selasa (2/10). 
Nilai aset yang akan dilelang itu mencapai kisaran Rp 6,2 miliar. 

Rencana pelelangan itu merupakan tindak lanjut sita eksekusi Pengadilan 
Hubungan Industrial (PHI) pada PN Jayapura terhadap PTFI pada 23 Agustus lalu. 
PHI pada PN Jayapura menyita sejumlah bangunan rumah dan mobil PTFI, karena 
perusahaan pertambangan itu tidak melaksanakan putusan Panitia Perselisihan 
Perburuhan Daerah (P4D) Provinsi Papua dalam kasus pemecatan terhadap 
karyawannya, Timotius Kambu. 

PTFI menolak melaksanakan putusan P4D Papua tanggal 16 Juni 2005 untuk 
mempekerjakan kembali Kambu. PTFI juga menolak membayar upah yang belum dibayar 
sejak April 2001 hingga pelaksanaan putusan P4D itu. Padahal, putusan itu telah 
dikuatkan hukum dengan putusan Mahkamah Agung Nomor 03PK/PHI/2006 tanggal 28 
Desember 2006. 

Karena PTFI menolak mempekerjakan kembali Kambu, tanggal 10 Juni lalu PHI pada 
PN Jayapura menetapkan nilai kewajiban PTFI terhadap Kambu mencapai Rp 6,3 
miliar. Nilai itu berupa upah yang belum diterima sejak April 2001 sampai Mei 
2007 senilai Rp 2,5 miliar, dan nilai upah yang akan diterima sejak Juni 2007 
sampai masa pensiun sebesar Rp 3,8 miliar. 

Hingga kini, nilai kewajiban yang sudah dibayarkan PTFI kepada Kambu baru Rp 
131 juta yang dititipkan pada PN Tangerang pada 15 Mei lalu. PHI pada PN 
Jayapura menetapkan pembayaran kekurangan Rp 6,2 miliar akan dilakukan dengan 
melelang aset PTFI yang sudah disita berupa 45 kapling tanah dan bangunan rumah 
serta 27 mobil. 

Kuasa hukum PTFI Kemalsyah Siregar dan Antonius Raharusun mendatangi PN 
Jayapura, Selasa. Mereka menemui juru sita Dominggus Pattirajawane dan meminta 
proses pelelangan dihentikan. 

Usai pertemuan itu, Timotius Kambu menyatakan, dalam pertemuan itu kuasa hukum 
PTFI menawarkan upaya damai agar aset PTFI tidak perlu dilelang. Mereka mau 
tawar lebih rendah dari Rp 6 miliar. Saya hanya memberikan dua opsi, yakni 
bayar (sesuai penetapan PHI pada PN Jayapura), atau pelelangan aset itu 
dilaksanakan, katanya. 

Kuasa hukum PTFI Antonius Raharusun menyatakan akan melakukan perlawanan 
terhadap rencana pelelangan itu karena masih ada upaya hukum yang bisa 
dilakukan. Namun, juru sita Dominggus Pattirajawane menyatakan, upaya hukum 
tidak akan menghalangi pelelangan aset PTFI. (ROW) 


CiKEAS Data Korupsi Soeharto?

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
KOMPAS
Rabu, 03 Oktober 2007 

 
Data Korupsi Soeharto? 


Harry Seldadyo 

September adalah bulan perlawanan korupsi. Di antara rentetan kasus korupsi 
yang mengemuka di bulan ini, kasus Soeharto tetap yang paling menonjol. Ini 
karena ada kado Rp 1 triliun yang diberikan kepada sang Jenderal Besar, 
selain penolakan MA atas data Time Asia yang dipublikasikan 24 Mei 1999. 

Sebaliknya, StAR Initiative Bank Dunia-PBB menggebrak publik dengan menempatkan 
sang penerima penghargaan FAO 1984 itu di posisi pertama liga korupsi dunia. 
Dalam laporannya StAR Initiative juga menyodorkan data (hal 11). 

Asal data 

Pertanyaannya, bisakah kita bergantung pada data itu? Ada beberapa hal yang 
bisa didiskusikan di sini. 

Pertama, soal sumber data. Patut dicatat, StAR Initiative tidak melakukan 
investigasi baru, ia hanya mendaur ulang data Transparansi Internasional (TI) 
yang pernah dituang dalam Global Corruption Report 2004 (hal 13). Data ini juga 
pernah muncul dalam The Guardian (24/3/2004) di laporan khusus soal Indonesia 
dan Timor Timur. Menariknya, tentang Soeharto, TI menyebut Time Asia sebagai 
sumber data. Padahal, data Time Asia ini ditolak mentah-mentah oleh MA. 

Kedua, data korupsi Soeharto dalam StAR Initiative, TI, The Guardian, dan Time 
Asia adalah produk investigasi jurnalistik. Dalam laporan TI ataupun StAR 
Initiative, beberapa kali diberikan catatan atas akurasinya. TI menulis .the 
estimates.are extremely approximate. Hal senada juga dinyatakan StAR 
Initiative. Pertanyaan bagi kita, apakah ada kandungan yuridis dalam data ini? 
Hampir terang, jawabannya tidak. Artinya, kalau data ini dipakai, penuntut 
Soeharto harus siap ditembak lagi oleh MA di titik yang persis sama. 

Ketiga, hal serupa juga muncul jika data ini dipersoalkan secara ilmiah. 
Korupsi adalah sebuah ruang gelap. Banyak eksperimen metodologis yang mencoba 
menyingkap tabirnya. Untuk masuk pada isu magnitudo korupsi, benturan pertama 
yang harus dihadapi adalah presisi data. Sejauh ini tidak ada teknik estimasi 
yang bisa mengklaim punya presisi tinggi dalam menggambarkan magnitudo korupsi. 

Ini menjadi penjelas mengapa di tingkat makro, korupsi didekati dari persepsi 
untuk kemudian dilahirkan sebuah indeks. Di tingkat mikro, masih mungkin kita 
mengestimasi besaran suap yang dibayar perusahaan ke petugas perizinan, Pajak, 
Bea dan Cukai, dan lain-lain. Namun, di tingkat individual, isu sudah bergeser 
ke sisi hukum. 

Keempat, seberapa lebar Soeharto harus didefinisikan? Time Asia memakai kata 
Suharto Inc, the Family Firm yang di dalamnya ada nama enam anaknya. Jadi ini 
terbatas pada keluarga batih. Namun, siapakah sebenarnya pemegang saham 
Soeharto Inc? Soeharto sendiri? Terlibatkah para (mantan) menantu, kroni, atau 
proksi Soeharto? Rentang definisi ini akan menentukan seberapa makmur kerajaan 
Bapak Pembangunan Indonesia itu. 

Kelima, estimasi 15 miliar-35 miliar dollar AS tentu tergantung rentang 
definisi Soeharto Inc dan metode penghitungannya. Ia bisa terlalu besar atau 
justru terlalu kecil. Kleptokrat, apalagi yang telah puluhan tahun berkarat, 
tentu paham betul di mana celah untuk sembunyi. Tak mudah kita melacaknya 
seraya berharap akan hasil yang berpresisi tinggi, apalagi menyeretnya ke bui. 

Apa daya? 

Merujuk data korupsi Soeharto saja, kita harus berhadapan dengan problem 
pembuktian. Ini menunjukkan betapa tebalnya magnitudo persoalan Soeharto. 
Namun, kasus Soeharto bukan ketiak ular, kita masih bisa mengambil beberapa 
jalan pilihan. 

Pertama, mengingat korupsi telah dianggap sebagai kasus extraordinary, tindakan 
yang diambil juga harus extraordinary. Pendekatan legalistik-formal telah 
terbukti gagal karena terlalu banyak aral menjegal. Kalau boleh saya sarankan, 
lupakanlah. Kita perlu menjajal pendekatan politik, dari yang ekstrem, semisal 
nasionalisasi perusahaan anak dan kroninya, hingga yang moderat, semisal meja 
perundingan. Lagi pula, data kejahatan Soeharto tidak tunggal. Pintu kamar 
penjara masih banyak bisa dibuka untuk banyak kasus agar beliau menikmati hari 
tuanya di sana. 

Kedua, lakukan kilas balik rentetan kebijakan yang pernah dibuatnya, lalu kejar 
siapa yang pernah mengambil manfaatnya. Kebijakan Soeharto pada masa lalu punya 
potensi tinggi menciptakan rentseekers. Segelintir orang telah menjadi hartawan 
karena kepada kroninya, Soeharto amat dermawan. Membangun basis data untuk 
kepentingan itu masih dimungkinkan ketimbang mencari harta Soeharto. Lelah kita 
menegakkan benang basah. 

Ketiga, telusuri perilaku bisnis dan pergerakan aset anak dan kroni Soeharto. 
Ini cuma punya dua syarat. Satu, jangan ada lagi pejabat pengkhianat yang 
menggunting dalam lipatan. Sungguh tak bisa dimengerti, bagaimana bisa dua 
pejabat tinggi hukum susul-menyusul memberi ruang gerak lebar bagi aliran dana 
mencurigakan anak Soeharto? Yang menarik, keduanya tidak buta hukum dan 
politik. Lalu, dua, lakukan tindakan extraordinary. Sekali lagi, extraordinary. 

Keempat, saat ini kita bak 

CiKEAS Sekitar G30S, Suharto, PKI dan TNI-AD (10)

2007-10-02 Terurut Topik Umar Said
(Tulisan ini juga disajikan dalam website
http://kontak.club.fr/index.htm)



Sekitar G30S, Suharto, PKI dan TNI-AD

Berikut di bawah ini adalah lanjutan dari serangkaian tulisan Sdr Harsutejo
mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan peristiwa G30S. Dalam tulisan
ini secara berturut-turut ia mengungkap kembali soal-soal yang berkaitan
dengan G30S, istilah Gestapu dan Gestok, Lubang Buaya, Gerwani, Letkol
Untung, Kolonel Abdul Latief, Syam Kamaruzaman, Brigjen Suparjo dll.

Serangkaian tulisan ini bisa merupakan bantuan kepada banyak orang untuk
memperoleh informasi atau pandangan mengenai berbagai hal yang berkaitan
dengan peristiwa tersebut, yang berbeda dengan versi rejim militer Orde
Baru.



HARI KESAKTIAN
PANCASILA (10)

Oleh: Harsutejo



Seperti kita ketahui pembunuhan enam orang jenderal dan seorang perwira
pertama AD yang dilakukan oleh gerombolan militer G30S terjadi pada pagi
hari 1 Oktober 1965, selanjutnya pasukan tersebut dilumpuhkan oleh RPKAD.
Kejadian itu ditahbiskan sebagai Hari Kesaktian Pancasila dengan SK
No.153/1967 27 September 1967, diteken oleh Pejabat Presiden Jenderal
Suharto.



Sebagai yang ditulis oleh wartawan senior Joesoef Isak, pentahbisan 1
Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila merupakan “suatu perzinahan politik
khas gaya Suharto, menggunakan gugurnya para jenderal dan Pancasila untuk
melegitimasi kepemimpinannya. Apa yang dilakukan Suharto pada 1 Oktober 1965
ketika sebelumnya Kolonel Latief memberitahukan kepadanya tentang gerakan
perwira muda yang akan menangkap sejumlah jenderal sebelum Hari ABRI 5
Oktober 1965?



Bukankah justru Suharto yang mengkhianati Pancasila, mengkhianati Saptamarga
dan para jenderal rekan-rekannya sendiri dengan membiarkan semua gerakan itu
berlangsung? Kita semua baru tahu belakangan sesudah rencana konspirasi
meledak – rupanya informasi Kol. Latief itu berkaitan dengan gerakan Letkol.
Untung terhadap Jenderal Yani cs – tetapi apa yang dikerjakan Suharto yang
sudah tahu beberapa hari sebelum kejadian berlangsung?” Jenderal Suharto
justru menangguk di air keruh, dia bagian penting dari konspirasi itu dengan
menempuh jalannya sendiri!



Jenazah para jenderal tersebut dimasukkan ke dalam sebuah sumur tua di
Lubang Buaya yang kemudian digali pada 4 Oktober 1965. Dalam keadaan
emosional kesedihan orang banyak sejak penggalian jenazah, pemakaman di
Kalibata, dimulailah kampanye hitam terhadap PKI dan ormas pendukungnya,
utamanya Gerwani berupa dongeng horor fitnah tentang tindakan biadab
terhadap para jenderal seiring dengan fitnah terhadap AURI dan petingginya.
Setelah situasi matang, maka dilakukanlah gerakan militer untuk melakukan
pembunuhan massal dengan menggunakan emosi tinggi sebagian rakyat terhadap
anggota PKI dan siapa saja yang dianggap PKI serta pendukung Bung Karno yang
lain di Jateng, Jatim, Bali, dan akhirnya di seluruh Indonesia. Hal ini
dilanjutkan dengan pembersihan terhadap siapa saja, utamanya aparat yang
mendukung BK, pertama-tama AURI selanjutnya di kalangan ABRI yang lain.
Muaranya ialah menjatuhkan Presiden Sukarno.



Hari Kesaktian Pancasila diabadikan dalam bentuk Monumen Pancasila Sakti
yang terletak di Lubang Buaya, Pondokgede, Jakarta. Gagasan mendirikan
monumen ini dituangkan dalam surat perintah Men Pangad Brigjen Hartono pada
2 Desember 1965, ketika pembantaian rakyar tak berdosa sedang berjalan.
Disebutkan monumen tersebut merekam fakta-fakta pemberontakan G30S/PKI,
teror, penculikan, pembunuhan, perebutan kekuasaan hendak meruntuhkan negara
Pancasila RI.



Mayjen dokter Soedjono yang menulis buku Monumen Pancasila Sakti (1973)
melukiskan apa yang disebutnya kebiadaban di Lubang Buaya antara lain
seperti berikut. Segerombolan perempuan Gerwani berteriak melompat-lompat,
menari. Dengan tiada rasa kemanusiaan mereka memainkan pisau silet ke tubuh
Jenderal Prapto. “Jenderal Prapto telah meninggal dianiaya oleh gerombolan
haus darah yang tak mengenal Tuhan kecuali dewa-dewa mereka Marx, Lenin dan
Aidit”.



Betapa entengnya Pak Jenderal Dokter tersebut ikut memfitnah, yang tentunya
sudah digodok dalam dinas intelijen. Kita tidak tahu apakah Pak Dokter yang
tentunya orang saleh beragama ini di kemudian hari menyesal akan fitnah yang
ikut disebarkannya dan menancap pada sebagian rakyat dan meracuni generasi
muda Indonesia. Fitnah model itulah yang antara lain diabadikan dalam
diorama pada apa yang disebut Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya.



Meski monumen ini berisi fitnah, tapi kelak jangan sampai dihancurkan,
tambahkanlah satu plakat yang mudah dibaca khalayak: “Di sini berdiri
monumen kebohongan”, agar kita semua belajar bahwa pernah ada masanya suatu
rezim menghalalkan segala cara untuk menopang kekuasaannya, dengan fitnah
paling kotor dan keji pun. (Dari naskah belum terbit).



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.13.37/1042 - Release 

CiKEAS In Jews, Indian-Americans see a role model in activism

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
http://www.iht.com/articles/2007/10/02/america/02hindu.php


In Jews, Indian-Americans see a role model in activism 
By Neela Banerjee

Tuesday, October 2, 2007 

When Anil Godhwani and his brother, Gautam, looked into creating a community 
center for Indian-Americans in Silicon Valley, they turned to the Jewish 
Community Center of San Francisco as a model.

When the Hindu American Foundation began, it looked to groups like the 
Anti-Defamation League and the Simon Wiesenthal Center for guidance with its 
advocacy and lobbying efforts.

Indian-Americans, who now number 2.4 million in this country, are turning to 
American Jews as role models and partners in areas like establishing community 
centers, advocating on civil rights issues and lobbying Congress.

Indians often say they see a version of themselves and what they hope to be in 
the experience of Jews in American politics: a small minority that has 
succeeded in combating prejudice and building political clout.

Sanjay Puri, the chairman of the U.S. India Political Action Committee, said: 
What the Jewish community has achieved politically is tremendous, and members 
of Congress definitely pay a lot of attention to issues that are important to 
them. We will use our own model to get to where we want, but we have used them 
as a benchmark.

One instance of Indians following the example of Jews occurred last year when 
Indian-American groups, including associations of doctors and hotel owners, 
banded together with political activists to win passage of the United 
States-India Peaceful Nuclear Cooperation Act, which allows New Delhi to buy 
fuel, reactors and other technology to expand its civilian nuclear program.

Indian-Americans have taken a page out of the Jewish community's book to 
enhance relations between the homeland and the motherland, said Nissim Reuben, 
program officer for India-Israel-United States Relations at the American Jewish 
Committee and himself an Indian Jew.

The American Jewish Committee, like some other Jewish groups, has worked with 
Indians on immigration and hate crimes legislation. It has taken three groups 
of Indian-Americans to Israel, where they have met Arabs and Palestinians, as 
well as Jews.

Many Indian-Americans, like the Godhwanis and others with the India Community 
Center in Milpitas, California, have taken an avowedly nonsectarian approach in 
creating institutions. But among Hindus, who are a majority in India and among 
Indian-Americans here, some assert that a vital bond they share with Jews is 
the threat to India and Israel from Muslim terrorists.

Some on both sides of the discussion feel that way, and take a stance that is 
anti-Muslim or anti-terrorist, depending on your point of view, said Nathan 
Katz, professor of religious studies at Florida International University in 
Miami.

Most Jewish groups, however, have tried to avoid a sectarian cast to their work 
with Indian-Americans. Instead, Jews said they were struck by the parallels 
between the issues that Jews and Indians had faced.

It echoes 30 years ago, said Rabbi Abraham Cooper, associate dean of the 
Wiesenthal center. There is the same feeling of a growing community that says, 
'We want our voices to be represented, and how do we that?' 

For years, many Indians who immigrated to the United States in the late 1960s 
and early 1970s considered India their home. Now, most are rooted in the United 
States, as are their children, and they have moved with astonishing speed into 
politics, said Representative Frank Pallone Jr., Democrat of New Jersey, where 
there is a large Indian-American constituency. Pallone is a founder of the 
congressional Caucus on India. Representative Bobby Jindal, a Republican from 
Louisiana who is Indian-American, is running for governor of his state, and 
Indian-Americans hold or are vying for other local elected positions nationwide.

Indian-Americans have reached out to American Jews, in part, because of the 
growing friendship between India and Israel, whose chilly cold war relations 
began to thaw in the 1990s.

Indian and Israeli heads of state have recently visited each other's countries. 
The countries have strengthened trade and intelligence ties. In February, the 
chief rabbi of Israel, Yona Metzger, met with Hindu leaders in India, after 
which the Jewish and Hindu clerics declared common beliefs, among them that 
their respective traditions teach that there is one supreme being. The 
statement was a breakthrough because many Jews had long considered Hinduism a 
form of idolatry, Professor Katz said.

Inspired by the Wiesenthal Center, which produces a CD annually that compiles 
Internet hate speech, the Hindu American Foundation issued its own report this 
year about online hatred and bigotry against Hindus, Suhag Shukla, the 
foundation's legal counsel, said. The foundation also learned from the success 
of Jewish groups that it needed a full-time staff member to lobby Congress.

The Hindu American 

CiKEAS Serangan G30S Merupakan Serangan Komando !!!

2007-10-02 Terurut Topik Hafsah Salim
Serangan G30S Merupakan Serangan Komando !!!

Apa yang dilakukan dan apa yang terjadi akibat G30S selama ini
hanyalah berbagai analysis tentang penyebabnya, dan juga pendapat2
dari sisi pro dan contra kebijakan pemerintah pada waktu itu, hampir
tidak ada dan tidak pernah ada yang mampu meneliti aspek dari tehnik
yang digunakan para penyerangnya.

Setelah enam jenderal sekaligus terbunuh, Angkatan Bersenjata RI sama
sekali tidak lumpuh, jumlah jenderal2 yang dimiliki Indonesia ada
ratusan, bahkan mati enam tidak mungkin membuat system pertahanan RI
lumpuh secara keseluruhan.  Bahkan Nasution gagal dibunuh, dan dengan
pangkatnya, keseniorannya, bahkan dengan pengalamannya, seharusnya dia
bisa mengejar dan menangkap semua pelaku2nya.  Namun kenyataannya kita
sama2 tahu, Nasution sama sekali buta lebih buta dari Suharto yang
jauh dibawah ranking pangkatnya.

ABRI dimanapun diseluruh dunia tidak bisa keluar baraknya tanpa
laporan ataupun pengetahuan para jenderal2nya.  Hirarki vertikal dalam
ketentaraan dimanapun juga tidak memungkinkan adanya pasukan yang bisa
nyelonong untuk menculik, karena jangankan menculik, meminjam senjata
sekalipun tidak bisa, bahkan kalo ada senjatanyapun pelurunya hanya
bisa didapatkan apabila ada izin dari yang teratas.

Serangan Komando ini bergerak serentak bukan menculik satu2, setiap
rumah jenderal dijaga bukan cuma didepan dan dibelakang rumahnya,
tetapi juga dikedua ujung jalan masuknya.  Kalo saja ada pasukan tak
dikenal yang mencoba masuk pasti dalam sekejab secepat kilat laporan
sudah dikirimkan.  Singkatnya saya menyimpulkan, serangan ini adalah
serangan komando, senjata yang digunakan semuanya menggunakan peredam
suara.  Tidak ada tujuannya untuk menangkap atau menyandra tapi bunuh
langsung.  Setelah berhasil mayat2nya dibawa kelubang buaya.  Namun
kenapa ke Lubang Buaya???  Karena dilubang buaya inilah para pelaku
kabur dengan pesawat udara balik ke kapal induk.  Lalu apakah Omar
Dhani tidak tahu??  Bukan cuma Omar Dhani saja yang tahu, bahkan Bung
Karno juga tahu, itulah sebabnya kedua orang ini tahu dengan baik
pelaku2nya.  Bahkan yang lebih mengejutkan, bahwa Bung Karno ternyata
juga berada di Lubang Buaya pada saat kejadian.  Tentu, tak mungkin
Bung Karno dan Omar Dhani tidak tahu adanya penjagalan jenderal2 di
Lubang Buaya.  Dizaman Bung Karno, Halim Perdana Kusumah itu merupakan
lapangan udara militer, tak ada semarangan orang bisa masuk.

Itulah juga sebabnya Bung Karno menyatakan keyakinannya bahwa tidak
pernah terjadi penyiksaan2 terhadap para jenderal yang terbunuh !!!

Waktu di Mahmilub, Omar Dhani ditanya oleh hakim bagaimana bisa Bung
Karno berada di Halim.  Jawaban Omar Dhani hanya sederhana, katanya
apabila dibutuhkan, maka Bung Karno bisa segera diterbangkan ke Jogya.

Jelas, jawaban Omar Dhani cuma asal2an, darimana dia tahu keadaannya
itu sudah emergency atau belum ???  Apalagi pasukan penculik juga ada
bersama mereka !!!  Hanya satu yang bisa disimpulkan, Bung Karno juga
berhasil diculik meskipun tidak dibunuh melainkan disuruh balik ke
Istananya untuk mempersiapkan penyerahan kekuasaan.  Itulah sebabnya
Bung Karno tak mungkin bisa diterbangkan kemanapun juga karena dia
ditawan di Lubang Buaya bersama jenderal2nya yang terbunuh.  Dia
berada di Lubang Buaya bukanlah karena mau diterbangkan ke Jogya
melainkan dia dibawa oleh penculiknya sendiri.  Hal inilah yang juga
membuat Sukarno tahu bahwa enggak ada cerita Gerwani yang menari
telanjang sambil bernyanyi genjer2.  Semua detail gerakan komando ini
sama2 diketahui dan dilihatnya sendiri execusi para jenderalnya
didepan matanya Bung Karno dan Omar Dhani, sementara Suharto hanyalah
pemain figuran yang bertugas menggeser pasukan ke Istana dan kemudian
menangkapi mereka yang ada dalam list yang diserahkan oleh dutabesar
Amerika.  Itulah sebabnya banyak orang merasa aneh dengan peranan
Suharto, karena pada mulanya se-olah2 berhubungan akrab dengan Suparjo
dan juga dengan untung maupun Latif, namun koq kenapa kemudian dia
seorang2 jadi berlawanan.  Masalahnya bukanlah berlawanan atau tidak
tetapi karena dia sekedar diperintah, kalo mulanya dalam perintah itu
Suharto se-olah2 bekerja sama dengan pasukan G30S, belakangan se-olah2
justru berlawanan dengan G30S.

Tentara Indonesia tidak mampu berperang, karena persenjataan tentara
Indonesia semuanya tergantung dari import dari luar negeri.  Analisa
tentang adanya perbedaan pendapat antara Bung Karno yang ingin
mengganyang Malaysia dan Angkatan Darat yang katanya ogah2an bukanlah
demikian kenyataannya.  Masalahnya justru Angkatan Darat tahu
kemampuan persenjataannya tidak memadai untuk berperang sementara
Sukarno mau memaksakan perang.

Sekali lagi agar kita menyimak pernyataan Omar Dhani, bahwa belum ada
orang Indonesia yang mampu mendesign G30S, artinya belum ada orang
Indonesia yang mampu melakukan serangan komando yang begitu brillian.

Ada beberapa anak jenderal yang ayahnya dihukum mati akibat dituduh
terlibat G30S yang ternyata bisa menyelamatkan diri ke 

CiKEAS Cubans treat man who killed Che

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/americas/7023706.stm

Last Updated: Tuesday, 2 October 2007, 11:32 GMT 12:32 UK  

  Cubans treat man who killed Che 
 
 
Guevara arrived in Bolivia in 1966 
  Cuban doctors working in Bolivia have saved the sight of the man who 
executed revolutionary leader Che Guevara in 1967, Cuban official media report. 
  Mario Teran, a Bolivian army sergeant, shot dead Che Guevara after he was 
captured in Bolivia's eastern lowlands. 

  Cuban media reported news of the surgery ahead of the 40th anniversary of 
Che's death on 9 October. 

  Mr Teran had cataracts removed under a Cuban programme to offer free eye 
treatment across Latin America. 

  The operation on Mr Teran took place last year and was first revealed 
when his son wrote to a Bolivian newspaper to thank the Cuban doctors for 
restoring his father's sight. 

  But Cuban media took up the story at the weekend as the island prepares 
for commemorations to mark Che Guevara's death 40 years ago. 

  Four decades after Mario Teran attempted to destroy a dream and an idea, 
Che returns to win yet another battle, the Communist Party's official 
newspaper Granma proclaimed. 

  Now an old man, he [Teran] can once again appreciate the colours of the 
sky and the forest, enjoy the smiles of his grandchildren and watch football 
games. 

  Wounded 

  Che Guevara, who played a key role in the Cuban revolution of 1959, 
travelled to Bolivia in 1966 to start a social revolution. 

  But in October 1967, the Bolivian army, with assistance from the CIA, 
captured Guevara and his remaining fighters. 

  Che Guevara, wounded in the fighting, was taken to a schoolhouse in the 
village of La Higuera on 8 October where the soldiers debated what to do with 
him. 

  Mario Teran is reported to have drawn the short straw and been ordered to 
execute the captured guerrilla. 

  Che Guevara was killed on 9 October and his body taken to a hospital in 
nearby Vallegrande, where his corpse was paraded before the world's media. 

  In 1997 his remains were discovered, exhumed and returned to Cuba, where 
he was reburied.
 
o.gif_41113743_che_ap203b.jpg

CiKEAS Serangan G30S Merupakan Serangan Komando !!!

2007-10-02 Terurut Topik Hafsah Salim
Serangan G30S Merupakan Serangan Komando !!!

Apa yang dilakukan dan apa yang terjadi akibat G30S selama ini
hanyalah berbagai analysis tentang penyebabnya, dan juga pendapat2
dari sisi pro dan contra kebijakan pemerintah pada waktu itu, hampir
tidak ada dan tidak pernah ada yang mampu meneliti aspek dari tehnik
yang digunakan para penyerangnya.

Setelah enam jenderal sekaligus terbunuh, Angkatan Bersenjata RI sama
sekali tidak lumpuh, jumlah jenderal2 yang dimiliki Indonesia ada
ratusan, bahkan mati enam tidak mungkin membuat system pertahanan RI
lumpuh secara keseluruhan.  Bahkan Nasution gagal dibunuh, dan dengan
pangkatnya, keseniorannya, bahkan dengan pengalamannya, seharusnya dia
bisa mengejar dan menangkap semua pelaku2nya.  Namun kenyataannya kita
sama2 tahu, Nasution sama sekali buta lebih buta dari Suharto yang
jauh dibawah ranking pangkatnya.

ABRI dimanapun diseluruh dunia tidak bisa keluar baraknya tanpa
laporan ataupun pengetahuan para jenderal2nya.  Hirarki vertikal dalam
ketentaraan dimanapun juga tidak memungkinkan adanya pasukan yang bisa
nyelonong untuk menculik, karena jangankan menculik, meminjam senjata
sekalipun tidak bisa, bahkan kalo ada senjatanyapun pelurunya hanya
bisa didapatkan apabila ada izin dari yang teratas.

Serangan Komando ini bergerak serentak bukan menculik satu2, setiap
rumah jenderal dijaga bukan cuma didepan dan dibelakang rumahnya,
tetapi juga dikedua ujung jalan masuknya.  Kalo saja ada pasukan tak
dikenal yang mencoba masuk pasti dalam sekejab secepat kilat laporan
sudah dikirimkan.  Singkatnya saya menyimpulkan, serangan ini adalah
serangan komando, senjata yang digunakan semuanya menggunakan peredam
suara.  Tidak ada tujuannya untuk menangkap atau menyandra tapi bunuh
langsung.  Setelah berhasil mayat2nya dibawa kelubang buaya.  Namun
kenapa ke Lubang Buaya???  Karena dilubang buaya inilah para pelaku
kabur dengan pesawat udara balik ke kapal induk.  Lalu apakah Omar
Dhani tidak tahu??  Bukan cuma Omar Dhani saja yang tahu, bahkan Bung
Karno juga tahu, itulah sebabnya kedua orang ini tahu dengan baik
pelaku2nya.  Bahkan yang lebih mengejutkan, bahwa Bung Karno ternyata
juga berada di Lubang Buaya pada saat kejadian.  Tentu, tak mungkin
Bung Karno dan Omar Dhani tidak tahu adanya penjagalan jenderal2 di
Lubang Buaya.  Dizaman Bung Karno, Halim Perdana Kusumah itu merupakan
lapangan udara militer, tak ada semarangan orang bisa masuk.

Itulah juga sebabnya Bung Karno menyatakan keyakinannya bahwa tidak
pernah terjadi penyiksaan2 terhadap para jenderal yang terbunuh !!!

Waktu di Mahmilub, Omar Dhani ditanya oleh hakim bagaimana bisa Bung
Karno berada di Halim.  Jawaban Omar Dhani hanya sederhana, katanya
apabila dibutuhkan, maka Bung Karno bisa segera diterbangkan ke Jogya.

Jelas, jawaban Omar Dhani cuma asal2an, darimana dia tahu keadaannya
itu sudah emergency atau belum ???  Apalagi pasukan penculik juga ada
bersama mereka !!!  Hanya satu yang bisa disimpulkan, Bung Karno juga
berhasil diculik meskipun tidak dibunuh melainkan disuruh balik ke
Istananya untuk mempersiapkan penyerahan kekuasaan.  Itulah sebabnya
Bung Karno tak mungkin bisa diterbangkan kemanapun juga karena dia
ditawan di Lubang Buaya bersama jenderal2nya yang terbunuh.  Dia
berada di Lubang Buaya bukanlah karena mau diterbangkan ke Jogya
melainkan dia dibawa oleh penculiknya sendiri.  Hal inilah yang juga
membuat Sukarno tahu bahwa enggak ada cerita Gerwani yang menari
telanjang sambil bernyanyi genjer2.  Semua detail gerakan komando ini
sama2 diketahui dan dilihatnya sendiri execusi para jenderalnya
didepan matanya Bung Karno dan Omar Dhani, sementara Suharto hanyalah
pemain figuran yang bertugas menggeser pasukan ke Istana dan kemudian
menangkapi mereka yang ada dalam list yang diserahkan oleh dutabesar
Amerika.  Itulah sebabnya banyak orang merasa aneh dengan peranan
Suharto, karena pada mulanya se-olah2 berhubungan akrab dengan Suparjo
dan juga dengan untung maupun Latif, namun koq kenapa kemudian dia
seorang2 jadi berlawanan.  Masalahnya bukanlah berlawanan atau tidak
tetapi karena dia sekedar diperintah, kalo mulanya dalam perintah itu
Suharto se-olah2 bekerja sama dengan pasukan G30S, belakangan se-olah2
justru berlawanan dengan G30S.

Tentara Indonesia tidak mampu berperang, karena persenjataan tentara
Indonesia semuanya tergantung dari import dari luar negeri.  Analisa
tentang adanya perbedaan pendapat antara Bung Karno yang ingin
mengganyang Malaysia dan Angkatan Darat yang katanya ogah2an bukanlah
demikian kenyataannya.  Masalahnya justru Angkatan Darat tahu
kemampuan persenjataannya tidak memadai untuk berperang sementara
Sukarno mau memaksakan perang.

Sekali lagi agar kita menyimak pernyataan Omar Dhani, bahwa belum ada
orang Indonesia yang mampu mendesign G30S, artinya belum ada orang
Indonesia yang mampu melakukan serangan komando yang begitu brillian.

Ada beberapa anak jenderal yang ayahnya dihukum mati akibat dituduh
terlibat G30S yang ternyata bisa menyelamatkan diri ke 

CiKEAS Space Odyssey

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
http://context.themoscowtimes.com/stories/2007/09/28/105.html

Space Odyssey 

Fifty years after Sputnik streaked into the sky, a book by Matthew Brzezinski 
reconstructs the dawn of a new age. 

By Asif Siddiqi
Published: September 28, 2007 

It is hard to imagine that a metal ball about the size of a basketball could 
throw the United States into panic. But 50 years ago, on Oct. 4, 1957, when the 
Soviet Union launched the world's first artificial satellite into orbit, 
Americans went into collective shock. To them, the Soviet Union embodied a 
nation of collective farms, drab cities and household appliances that rarely 
worked. Sputnik's success completely altered this view, as the Soviets took the 
first baby steps into the final frontier of outer space. Beyond its political 
and scientific importance, the success of Sputnik also underscored the 
vulnerability of the United States: After all, if the Soviets could launch a 
satellite that flew around the world, they could also deliver an atomic bomb to 
the enemy.

Matthew Brzezinski provides an absorbing account of these hidden rivalries 
that ignited the space age in Red Moon Rising, an expansive work full of 
colorful characters worthy of a great Cold War novel. Although Brzezinski, a 
former Moscow correspondent for The Wall Street Journal, often glosses over the 
messy complexities of history, he displays a particular talent for capturing 
the human essence of this epic battle -- the small detail of a scene, the odd 
biographical factoid, the cultural fashions of the day that distinguish his 
book from the many generic works on the early history of the space program.

The central personality in Brzezinski's narrative is the famous Chief Designer 
of the Soviet space program, Sergei Korolyov. A childhood aviation enthusiast 
who later in life was attracted to space travel, Korolyov started his career in 
the 1930s as a rocket engineer before being sent to the gulag on trumped-up 
charges. Six years in the camps left him deeply scarred, but he never fully 
lost his faith in Josef Stalin. After the war, Korolyov rose rapidly in the 
missile program and gained a reputation as a hardheaded manager. His gruff 
personality, stubbornness and managerial genius were indispensable in 
convincing uninterested Communist Party and military leaders to commit 
resources to a satellite project. Brzezinski gives a fascinating account of 
Nikita Khrushchev's visit to Korolyov's design bureau in 1956, during which the 
Chief Designer extracted a verbal commitment from the Soviet leader to back the 
launching of a satellite. Khrushchev and his fellow Politburo members were more 
bewildered than bedazzled when Korolyov showed them a full-scale model of the 
R-7, the first Soviet intercontinental ballistic missile, or ICBM.



  Itar-Tass
  Sputnik's launch marked a major milestone in a race filled with hurdles 
on either side.  
 


To Soviet leaders, developing an ICBM was a matter of life and death. The 
Soviet Union was literally surrounded by U.S. military bases, where squadrons 
of bombers waited for orders to deliver their deadly nuclear weapons to the 
Soviet landmass. By the middle of the 1950s, the U.S. nuclear arsenal was five 
times bigger than the Soviet one. Desperate to counter this juggernaut, Soviet 
industrial leaders invested enormous resources in developing nuclear weapons 
and the ballistic missiles for sending them across oceans. But Korolyov and his 
colleagues knew that an ICBM could also lob a small object into orbit around 
the Earth. It was this marriage of military imperative and utopian dreaming 
that Korolyov exploited. The Soviet military enthusiastically supported the 
ICBM project, while Korolyov surreptitiously made plans to use it for a goal 
whose importance few understood. As Brzezinski shows, the road to launching 
Sputnik was littered with wrong turns, serendipitous events and brushes with 
failure. Korolyov came out ahead by barely a hair's breadth. 

In the United States, there were many with similar ambitions, including the 
handsome and erudite German rocket scientist Wernher von Braun, widely 
considered to be Korolyov's Western doppelganger. To his credit, Brzezinski 
foregoes that well-trod ground and instead touts Major General John Bruce 
Medaris, the commander of the Army's ballistic rocket efforts and von Braun's 
superior, as a more worthy parallel to Korolyov. Brzezinski convincingly argues 
that it was really Medaris' iron will and stubborn refusal to yield to 
bureaucratic setbacks that eventually facilitated an American foothold in 
space. 

U.S. efforts to reach the high frontier were bogged down by fierce 
inter-service rivalry, major missteps, ill-advised decisions and just plain bad 
luck. From 1955, Medaris, a veteran of two world wars, consistently advanced 
von Braun's idea of using a Redstone long-range rocket to lob a U.S. satellite 
into space. These entreaties fell on deaf ears, as senior 

CiKEAS Polisi Usut Sweeping FPI di Samarinda

2007-10-02 Terurut Topik Sunny
  http://www.tribunkaltim.co.id/


  Polisi Usut Sweeping FPI di Samarinda  | Cetak |  

  Senin, 01 Oktober 2007  
  SAMARINDA, TRIBUN- Poltabes Samarinda terus mengusut tindakan sweeping 
yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI), Sabtu (29/9) dinihari lalu. 
Polisi sudah mendapat laporan seorang warga yang terjaring sweeping tersebut.

  Menurut Kasat Reskrim Poltabes Samarinda, Kompol Novi Irawan SIK, 
pihaknya sedang mendalami laporan itu, yakni terkait unsur pidana pengeroyokan 
oleh oknum anggota FPI. Polisi sudah mengantongi nama pelaku. Sekarang kami 
sedang mencari yang bersangkutan untuk dimintai keterangan, ujar Novi, Minggu 
(30/9) siang. 

  Ia menjelaskan, pria berinisial JY itu dikenali oleh korban pengeroyokan 
saat FPI sweeping. Novi mengaku telah menelusuri tempat tinggal pelaku namun 
sejauh ini belum menemukannya.

  Selain JY, kata Novi, kemungkinan masih ada pelaku lain yang tidak 
dikenali korban.

  Kabag Operasional Poltabes Samarinda, Kompol Robert SP SIK mengatakan, 
peristiwa pengeroyokan di Samarinda Seberang sebenarnya tidak termasuk dalam 
agenda aksi konvoi FPI malam itu. Kami hanya mendapat pemberitahuan dari FPI, 
mereka akan melakukan konvoi keliling Kota Samarinda. Isi pemberitahuan cuma 
konvoi. Tidak ada yang lain, ujarnya.

  Karena itu, Robert menurunkan sekitar 400 pesrsonil untuk membantu 
pengawalan aksi damai tersebut. Namun setelah 2 jam melakukan konvoi, polisi 
kata Robert tak mengira sebagian anggota FPI akan melakukan sweeping di 
Samarinda Seberang karena mereka kembali ke tempat semula, Masjid Darun Nikmah 
Karang Asam. Sebagian dari mereka sudah pulang, karena itu anggota juga 
kembali ke Mapoltabes, ujarnya.

  Robert mengatakan, Poltabes Samarinda akan melakukan tindakan sesuai 
dengan undang-undang pidana. 

  Ketua Laskar FPI Kaltim, Habib Fauzi yang dikonfirmasi mengatakan, 
sweeping di Samarinda Seberang tidak masuk dalam agenda. Malam itu FPI hanya 
menggelar konvoi damai. Tujuannya cuma konvoi saja. Kita tidak tahu persoalan 
pemukulan itu, ujarnya. Jika hal tersebut terjadi Habib Fauzi mengatakan itu 
hanya ulah segelintir oknum FPI, tidak mengatasnamakan FPI secara kelembagaan. 
Tidak Boleh 

  Pengurus Wilayah GP Ansor Kaltim menyayangkan aksi  sweeping Front 
Pembela Islam (FPI) Kaltim, Sabtu (29/9) kemarin, hingga menyebabkan Kapolsek 
Seberang AKP Arif Budiman SIK terluka. 

  Kita ini ada aturan hukum, tidak lantas ada ormas atau OKP yang lalu 
mengambil langkah- langkah sendiri tanpa memperdulikan hukum yang telah 
berlaku.  Itu namanya main hakim sendiri, kata Syaparudin J, ketua PW GP Ansor 
Kaltim kepada Tribun, Minggu (30/9).

  Menurut dia, jika berbentuk anarkhis maka aparat kepolisian berhak 
melakukan tindakan tegas dan tidak membiarkan aksi-aksi tersebut dilakukan 
sehingga mengganggu stabilitas keamanan kota Samarinda pada khususnya.

  Polisi kami yakin tahu yang mana bentuknya anarkhis, mana yang tidak. 
Apalagi sampai ada yang terluka. Polisi berhak untuk mengambil tindakan hukum 
yang tegas terhadap aksi yang tidak dibenarkan itu, jelasnya.

  Muhammadiyah Menyayangkan 

  Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Muhammadiyah Kaltim juga menyayangkan aksi 
itu. Menurut Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Kaltim Ahmad Aznem, seharusnya 
sweeping tak dilakukan oleh ormas tersebut. Kami di Pemuda Muhammadiyah pun 
begitu, jika menemukan kejanggalan atau sesuatu temuan serahkan kepada polisi. 
Biar aparat kepolisian yang bertindak, kata Aznem, Minggu (30/9).

  Meski demikian Aznem memandang, konvoi damai yang berujung pada pemukulan 
hingga mengakibatkan sejumlah warga dan Kapolsek Samarinda Seberang terluka itu 
sebagai bentuk kekecewaan FPI terhadap kinerja aparat. Semestinya, hal ini bisa 
dicegah jika saja aparat telah lebih dulu mengantisipai dan mawas diri.

  Kenapa FPI turun? Itu mungkin karena aparat kurang sigap, dan dipandang 
kurang proaktif. Dalam hal ini saya menilai kerja aparat lamban, karena 
terbukti ada ormas Islam yang harus turun menertibkan kota di bulan puasa ini. 
Kenapa setelah FPI turun, aparat baru turun? tanya Aznem.

  Pada Ramadan 1428 H ini, PW Pemuda Muhammadiyah Kaltim menyerukan 
pesan-pesan perubahan dan pembebasan kepada seluruh umat Islam. Di antaranya 
mengajak masyarakat Kaltim untuk menahan diri, mengendalikan emosi dan 
menjalankan hak dan kewajiban hidupnya namun tidak harus mengganggu hak dan 
kewajiban hidup orang lain.

  Tugas Aparat

  Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama (Kanwil Depag) Kaltim Farid Wadjdy 
berharap jika ada ormas yang akan turun ke jalan, terkait pengamanan di bulan 
Ramadan bisa meminta pengawalan dari kepolisian.

   Jika ada tindakan main hakim sendiri aparat harus bertindak untuk lebih 
responsif. Dan bagi ormas yang turun ke jalan dan sudah meminta pengawalan dari 
kepolisian maka yang melakukan tindakan di lapangan hanya dari aparat, ujar 
Farid, Minggu (30/9).

  Sebelumnya, 

Re: CiKEAS Polisi Usut Sweeping FPI di Samarinda

2007-10-02 Terurut Topik Kaka Suminta
Salam,

Kita tidak mempermasalahkan apa yang menjadi pemahaman dan keyakinan serta
sikap FPI atau kelompok lainya. Yang kita permasalahkan adalah adanya dugaan
tindak kekerasan yang melanggar hukum.

Sekali lagi tindakanya bukan keyakinanya.

On 10/3/07, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:

  http://www.tribunkaltim.co.id/


 *Polisi Usut Sweeping FPI di Samarinda*
 | Cetak 
 |http://www.tribunkaltim.com/index2.php?option=com_contenttask=viewid=123pop=1page=0Itemid=1

 *Senin, 01 Oktober 2007 *

 *SAMARINDA, TRIBUN- Poltabes Samarinda terus mengusut tindakan sweeping
 yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI), Sabtu (29/9) dinihari lalu.
 Polisi sudah mendapat laporan seorang warga yang terjaring sweeping
 tersebut.*

 *Menurut Kasat Reskrim Poltabes Samarinda, Kompol Novi Irawan SIK,
 pihaknya sedang mendalami laporan itu, yakni terkait unsur pidana
 pengeroyokan oleh oknum anggota FPI. Polisi sudah mengantongi nama pelaku.
 Sekarang kami sedang mencari yang bersangkutan untuk dimintai keterangan,
 ujar Novi, Minggu (30/9) siang. *

 *Ia menjelaskan, pria berinisial JY itu dikenali oleh korban pengeroyokan
 saat FPI sweeping. Novi mengaku telah menelusuri tempat tinggal pelaku namun
 sejauh ini belum menemukannya.*

 *Selain JY, kata Novi, kemungkinan masih ada pelaku lain yang tidak
 dikenali korban.*

 *Kabag Operasional Poltabes Samarinda, Kompol Robert SP SIK mengatakan,
 peristiwa pengeroyokan di Samarinda Seberang sebenarnya tidak termasuk dalam
 agenda aksi konvoi FPI malam itu. Kami hanya mendapat pemberitahuan dari
 FPI, mereka akan melakukan konvoi keliling Kota Samarinda. Isi pemberitahuan
 cuma konvoi. Tidak ada yang lain, ujarnya.*

 *Karena itu, Robert menurunkan sekitar 400 pesrsonil untuk membantu
 pengawalan aksi damai tersebut. Namun setelah 2 jam melakukan konvoi, polisi
 kata Robert tak mengira sebagian anggota FPI akan melakukan sweeping di
 Samarinda Seberang karena mereka kembali ke tempat semula, Masjid Darun
 Nikmah Karang Asam. Sebagian dari mereka sudah pulang, karena itu anggota
 juga kembali ke Mapoltabes, ujarnya.*

 *Robert mengatakan, Poltabes Samarinda akan melakukan tindakan sesuai
 dengan undang-undang pidana. *

 *Ketua Laskar FPI Kaltim, Habib Fauzi yang dikonfirmasi mengatakan,
 sweeping di Samarinda Seberang tidak masuk dalam agenda. Malam itu FPI hanya
 menggelar konvoi damai. Tujuannya cuma konvoi saja. Kita tidak tahu
 persoalan pemukulan itu, ujarnya. Jika hal tersebut terjadi Habib Fauzi
 mengatakan itu hanya ulah segelintir oknum FPI, tidak mengatasnamakan FPI
 secara kelembagaan. Tidak Boleh *

 *Pengurus Wilayah GP Ansor Kaltim menyayangkan aksi  sweeping Front
 Pembela Islam (FPI) Kaltim, Sabtu (29/9) kemarin, hingga menyebabkan
 Kapolsek Seberang AKP Arif Budiman SIK terluka. *

 *Kita ini ada aturan hukum, tidak lantas ada ormas atau OKP yang lalu
 mengambil langkah- langkah sendiri tanpa memperdulikan hukum yang telah
 berlaku.  Itu namanya main hakim sendiri, kata Syaparudin J, ketua PW GP
 Ansor Kaltim kepada Tribun, Minggu (30/9).*

 *Menurut dia, jika berbentuk anarkhis maka aparat kepolisian berhak
 melakukan tindakan tegas dan tidak membiarkan aksi-aksi tersebut dilakukan
 sehingga mengganggu stabilitas keamanan kota Samarinda pada khususnya.*

 *Polisi kami yakin tahu yang mana bentuknya anarkhis, mana yang tidak.
 Apalagi sampai ada yang terluka. Polisi berhak untuk mengambil tindakan
 hukum yang tegas terhadap aksi yang tidak dibenarkan itu, jelasnya.*

 *Muhammadiyah Menyayangkan *

 *Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Muhammadiyah Kaltim juga menyayangkan aksi
 itu. Menurut Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Kaltim Ahmad Aznem, seharusnya
 sweeping tak dilakukan oleh ormas tersebut. Kami di Pemuda Muhammadiyah pun
 begitu, jika menemukan kejanggalan atau sesuatu temuan serahkan kepada
 polisi. Biar aparat kepolisian yang bertindak, kata Aznem, Minggu (30/9).
 *

 *Meski demikian Aznem memandang, konvoi damai yang berujung pada pemukulan
 hingga mengakibatkan sejumlah warga dan Kapolsek Samarinda Seberang terluka
 itu sebagai bentuk kekecewaan FPI terhadap kinerja aparat. Semestinya, hal
 ini bisa dicegah jika saja aparat telah lebih dulu mengantisipai dan mawas
 diri.*

 *Kenapa FPI turun? Itu mungkin karena aparat kurang sigap, dan dipandang
 kurang proaktif. Dalam hal ini saya menilai kerja aparat lamban, karena
 terbukti ada ormas Islam yang harus turun menertibkan kota di bulan puasa
 ini. Kenapa setelah FPI turun, aparat baru turun? tanya Aznem.*

 *Pada Ramadan 1428 H ini, PW Pemuda Muhammadiyah Kaltim menyerukan
 pesan-pesan perubahan dan pembebasan kepada seluruh umat Islam. Di antaranya
 mengajak masyarakat Kaltim untuk menahan diri, mengendalikan emosi dan
 menjalankan hak dan kewajiban hidupnya namun tidak harus mengganggu hak dan
 kewajiban hidup orang lain.*

 *Tugas Aparat*

 *Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama (Kanwil Depag) Kaltim Farid Wadjdy
 berharap jika ada ormas yang akan turun ke jalan, terkait pengamanan di
 bulan Ramadan 

CiKEAS 77. Joris Rahadi : �Dia keras Kepala�.�

2007-10-02 Terurut Topik Retno Kintoko
=
  Seri : Membangun Keluarga Indonesia  
  =
  [EQ]
   
   
  CHRISYE : SEBUAH MEMOAR MUSIKAL
  [Naga Legendaris INDONESIA]
  Oleh : Alberthiene Endah
   
   
  Bermimpilah,
  sebab harapan akan memberi hidup
   
  Berkaryalah,
  sebab seni akan memberi makna
   
  [Naga belajar . . . sampai menutup mata]
   
   
   
  SUARA SAHABAT
   
  77. Joris Rahadi : “Dia keras Kepala….”
   
  DIBILANG NAKAL TIDAK. DIKATAKAN PENURUT JUGA TIDAK. Yang pasti adik saya ini 
terbilang keras kepala. Hanya saja, dia bisa menyamarkan itu dengan sikapnya 
yang tampak tenang, nggak macam-macam, dan patuh. Dalam diamnya, Chrisye adalah 
orang yang dinamis dengan imajinasinya.
   
  Saya bisa melihat kenekatannya sudah tidak bisa disamarkan lagi ketika dia 
mulai tertarik pada musik. Duduk di SMA, kami sama-sama dibelikan gitar oleh 
Papi, tapi dampak yang terjadi pada Chrisye jauh lebih hebat dibandingkan saya. 
Dengan gitar itu, angan-angan Chrisye melambung dan dia mulai merindukan jadi 
pemain band betulan! Praktis setelah dia nimbrung di rumah tetangga kami, 
keluarga Nasution, dan sibuk ngeband, saya mulai melihat diri adik saya yang 
sesungguhnya.
   
  Saya masih ingat betul, dia mulai berani berterus terang. Tentang kuliah yang 
tidak dia sukai, tentang harapan Papi agar dia jadi insinyur yang membuat dia 
mengalami depresi, dan tentang hasratnya jadi pemain band. Dalam masa-masa 
curhat itu, teman bicara Chrisye di rumah hanya saya dan Mami. Dia tidak pernah 
berani terus terang pada Papi.
   
  Syukurlah waktu akhirnya melumerkan segalanya. Papi ikhlas Chrisye bergerak 
ke arah yang dikehendaki. Dan terbukti, saat mendapatkan lampu hijau, Chrisye 
tak pernah main-main dengan niatnya. Saya tahu, dia akan merasa sangat bersalah 
katau gagal dengan bidang yang dia perjuangkan itu.
   
  Papi memang bukan tipikal orang yang cepat memberikan pujian, tapi di luar 
sepengetahuan Chrisye Papi sering mengungkapkan kebanggaannya terhadap Chrisye. 
Saya juga masih ingat saat Papi dengan cerah menjawil lengan saya dan melihat 
Chrisye yang asyik dengan mobil barunya di tahun 1980. “Hebat adikmu! Lihat 
dia, beli mobil sendiri!” Kebanggaan pula yang memancar dari wajah Papi saat 
Chrisye menggelar konser tunggal. Buat saya, Chrisye mampu menjawab keraguan 
Papi tentang profesi penyanyi lewat pencapaian yang diraihnya!
   
  [bersambung ]
   
   
  ERDcraft INDONESIA 
  Corporate Care
  JEPANG antisipasi gempa besar . . .
   



  SONETA INDONESIA www.soneta.org

  Retno Kintoko Hp. 0818-942644
  Aminta Plaza Lt. 10
  Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
  Ph. 62 21-7511402-3 
   


   
-
Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.

CiKEAS Re: CIA - G30S/PKI

2007-10-02 Terurut Topik Hafsah Salim
Re: CIA - G30S/PKI

 Henny [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kan namanya melihat arah anginmasa iya kita kirim jenderal kita 
 ke KorSel...yah Amerika itu sdh betuldan apa gampang mau 
 direkrut jadi CIAwah tau nggak anda jenjang birokrasi? Jangan 
 mentang-menatng sekolah di US lalu CIA.tanya deh itu yg sekolah 
 disini ...Amin Rais pernah buat apa mereka waktu di US? 
 Boro-boro dikenal
 


Semua anggauta CIA yang direkrut pasti harus lulus seleksi, dan
persyaratan utamanya sebelum mendaftar adalah ber-warganegara Amerika,
tidak seorangpun bisa menjadi anggauta CIA kalo bukan US Citizen.

Tetapi kalo untuk menjadi agen CIA, tentu siapapun bisa, karena yang
disebut agen CIA bukanlah CIA tetapi mereka hanya dipekerjakan untuk
sementara dan bukan bekerja langsung pada CIA.  Dan yang bisa direkrut
untuk menjadi agen CIA adalah mereka yang justru memiliki bidang karir
yang baik di-negaranya masing2.

Indonesia sejak pertama berdirinya juga sudah merupakan boneka
Amerika, dan Sukarno sendiri merupakan agen CIA yang direkrut sehingga
beroleh kesempatan menjadi presiden RI yang pertama.  Tanpa
mendapatkan kepercayaan Amerika, tentu tak mungkin Sukarno bisa jadi
presiden, dan tidak mungkin Indonesia diterima menjadi anggauta PBB.

Semua calon2 panglima sebelum diangkat harus melalui seleksi khusus
dan mengikuti pendidikan di Akademy Militer West Point.  Kalo di
Indonesia, semua calon BrigJen harus lebih dulu lulus SesKo, seperti
SesKoad, SesKoU, SesKoAl, dan SesKoPol.  Kemudian untuk menjadi
Panglima harus melalui West Point di Amerika.

Semua korban jendral yang terbunuh dalam G30S juga adalah alumni West
Point.  Semua jendral yang terbunuh ini pernah mendapatkan tawaran
bantuan untuk menggulingkan Bung Karno, mereka menerima tawaran ini
dan juga menerima bantuan dana, namun tidak ada satupun operasi yang
mereka lakukan.  Amerika merasa dipermainkan, Sukarno memang seorang
yang pandai mengambil hati, para jenderalnya yang merencanakan
menggulingkan dirinya selalu berhasil dicegah, termasuk dalam hal ini
peristiwa pemberontakan2 PRRI-Permesta yang kesemuanya melibatkan para
Jendral disisi Bung Karno.  Pemberontakan berhasil dijinakkan dan
kembali seperti tidak pernah terjadi apa2.  Namun dana habis percuma.
 Akhirnya Omar Dhani ditawari juga untuk menggulingkan Bung Karno,
namun Omar Dhani menolak, dia mengakui bahwa cara pemerintahan Bung
Karno tidak bisa dikatakan benar namun Omar Dhani tidak bermental
melawan atasan, itulah alasan Omar Dhani.

Akhirnya sama2 kita menyaksikan, semua jendral yang pernah menikmati
dana dari Amerika, mati terkapar oleh serangan komando G30S didepan
mata Bung Karno sendiri.  Mungkin, dimata Amerika pertikaian para
Jenderal TNI-AD dengan Bung Karno hanyalah sandiwara untuk memancing
dana Amerika.  Kemudian sandiwara untuk se-olah2 memusuhi Amerika juga
sandiwara untuk menipu china dan Soviet.  Itulah sebabnya, sebelum dia
dikerjain oleh CIA, Dubes P.Jones meminta agar Sukarno di undang ke
Washington untuk di approach secara personal.  Namun Lyndon Johnson
konsultasi dengan Mr. Bundy tentang usul P.Jones tsb.  Oleh Mr.Bundy
dijawab bahwa approach personal itu percuma tidak ada gunanya cuma
buang2 waktu.  Dari jawaban Bundy inilah akhirnya P.Jones yang jadi
Dubes AS di Indonesia malah ditarik pulang dan digantikan oleh Marshal
Green seorang maestro konflik Teluk Tonkin 1964.  Marshal Green masuk
ke Indonesia bulan Maret 1965.

G30S memiliki 2 skenario, yaitu tujuan primernya adalah menculik dan
membunuh jenderal2 penting disekitar Bung Karno bersama juga menculik
Bung Karno untuk dipertontonkan penjagalan jenderal2nya.

Sedangkan tujuan sekundernya adalah memaksakan Sukarno menyerahkan
kekuasaannya kepada siapapun juga dalam waktu se-singkat2nya setelah
mendapatkan Shock Therapy dengan penjagalan jenderal2nya ini.  Dalam
mencari penggantinya inilah Suharto ikut serta berkompetisi.

Semua analysis dan sebab musabab pecahnya G30S yang diberitakan
di-koran2 hanyalah tujuan sekundernya saja yang diungkapkan karena
tujuan primernya bukanlah merupakan konflik politik tetapi merupakan
gerakan serangan komando yang bertujuan untuk membuka babak baru dalam
mencapai tujuan sekundernya.

Namun mau percaya atau tidak percaya bukanlah masalah penting karena
realitasnya apa yang terjadi setelah berjalannya waktu bisa
membuktikan bahwa kejadian ini berulang, Suharto akhirnya juga dipaksa
dengan cara yang sama dimana dia seperti juga Bung Karno, sampai
ter-kencing2 melarikan diri bersembunyi untuk kemudian mengeluarkan
pernyataan pengunduran diri tanpa perlu sandiwara seperti Sp 11 Maret
yang dilakukan oleh Bung Karno.

Bahkan Sadam Hussein sendiri sudah ditawari skenario ini, namun dia
tetap masih tawar menawar sehingga akhirnya dilakukan serbuan pendudukan.

Mengenai tehnik serangan komando seperti ini, bukanlah baru pertama
kali.  Kalo saja anda masih ingat tentang terorist terkenal Abu Nidal
yang sangat ketat sekuritynya, ternyata dalam beberapa jam ditemukan
mati semuanya,