[Dokter Umum] O O T Surat Terbuka untuk Anggota DPR Baru dan Pencegahan Bencana (Detik online)

2009-04-15 Terurut Topik Taruna Ikrar

Kamis, 16/04/2009 09:53 WIB
Surat Terbuka untuk Anggota DPR Baru dan Pencegahan Bencana
Taruna Ikrar - Opini



Jakarta - Satu tahap pemilihan umum telah selesai dan dalam waktu dekat kita 
akan mengetahui siapa pemenang. Termasuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 
yang baru.

Mereka merupakan perwakilan kita di DPR yang akan menentukan arahan bangsa ini 
ke depan lewat produk undang-undang yang akan dijalankan oleh eksekutif di masa 
depan. Dengan konteks tersebut berarti peran anggota DPR sangat penting.

Kalau kita melihat ke belakang sangat banyak aturan yang telah ditetapkan oleh 
DPR RI. Namun, kelihatannya ada hal yang terlupakan yaitu produk undang-undang 
yang mengatur tentang bencana yang belum ada. Baik tentang pencegahan, 
penanganan, evakuasi, bantuan, kerja sama, dan evaluasinya. Padahal negeri kita 
sangat rawan terhadap bencana.

Bencana adalah sesuatu yang tak terpisahkan dalam sejarah umat manusia. Manusia 
bergumul dan terus bergumul agar bebas dari bencana (free from disaster). 
Demikian pula bangsa Indonesia. Kenyataannya 5 tahun terakhir ini bangsa kita 
didera oleh berbagai bencana.

Mulai bencana tsunami di Aceh tahun 2004, gempa bumi: di Yogya, Jawa Barat, 
Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, dan Irian Jaya. Bencana kekeringan dan 
kekurangan pangan di Nusa Tenggara, angin topan di Jawa Timur, bencana 
longsoran sampah di Bogor, bencana kebakaran hutan di Kalimantan, hingga 
bencana banjir di Sulawesi Selatan, dan yang teraktual adalah Bencana Situ 
Gintung di Ciputat. Bencana-bencana tersebut telah mengorbankan ratusan ribu 
jiwa dan tak terhitung kerugian harta benda.

Melihat kondisi tersebut sudah seharusnya menjadi warning bagi kita semua untuk 
meningkatkan mawas diri terhadap berbagai bencana. Baik dalam konteks individu 
maupun dalam konteks masyarakat dan bangsa.

Wilayah Indonesia berada pada posisi yang sangat rawan terhadap bencana sudah 
seharusnya pemerintah dibantu berbagai komponen bangsa bertanggung jawab untuk 
mempersiapkan konsep peringatan dini dan pencegahan. Karena pada prinsipnya 
beberapa bencana tersebut dapat dicegah lebih dini sehingga tidak perlu 
mengorbankan begitu banyak harta benda dan jiwa yang tak ternilai harganya.

Secara historis dalam pergumulan terhadap bencana di dunia, melahirkan praktek 
mitigasi, seperti mitigasi banjir, mitigasi kekeringan, dan lain-lain. Praktek 
mitigasi kekeringan ini sudah berusia lebih dari 4.000 tahun. Konsep tentang 
sistim peringatan dini untuk kelaparan (famine) dan kesiapsiagaan 
(preparedness) dengan lumbung raksasa yang disiapkan selama tujuh tahun pertama 
kelimpahan pangan dan disimpan untuk digunakan selama tujuh tahun masa 
kekeringan sudah lahir pada tahun 2.000 BC di Mesir.

Dalam wahana keindonesiaan tentunya menjadi tanggung jawab pemerintah sebagai 
pelaksana aturan atau undang-undang yang telah di buat oleh DPR sebagai 
perwakilan rakyat untuk mempersiapakan berbagai hal dalam mengantisipasi 
bencana yang terjadi. Tentunya kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.

Konsep manajemen bencana mengenai pencegahan (prevention) atas bencana ini 
kalau di zaman dulu pada zaman non peradababan berlandaskan pada astrologi atau 
ilmu bintang dalam 'simbol-simbol' seperti kurban, penyangkalan diri, dan 
pengakuan dosa. Maka di zaman modern ini tentunya harus berlandaskan ilmu 
pengetahuan dan teknologi.

Dalam merespon berbagai bencana yang memilukan ini sudah saatnya pemerintah dan 
DPR melakukan langkah preventif atau pencegahan yang diatur secara jelas dalam 
sebuah produk undang-undang. Pemerintah dan DPR perlu merevisi kembali manual 
prosedur operasi dan pemeliharaan dari berbagai aspek yang bisa menyebabkan 
bencana di tanah air Indonesia.

Terutama yang memiliki tingkat risiko tinggi. Seperti tsunami, gempa bumi, 
kekeringan, sanitasi lingkungan dan manejemen sampah, perbaikan dan 
pemeliharaan bendungan yang mempunyai sedimen dan kerusakan tinggi. Dengan 
menerapkan sistem ini maka upaya yang dilaksanakan tidak hanya menyentuh sektor 
fisik semata. Namun, juga akan menyentuh sektor sosial yang turut menentukan 
dalam keberlangsungan serta rasa aman masyarakat.

Jadi tindakan yang dilakukan bukan sekedar bersifat kuratif, lipstik, atau 
suportif semata. Tetapi, yang lebih penting dan utama adalah pencegahan atau 
preventif untuk melindungi masyarakat Indonesia dari berbagai ketakutan dan 
kekuatiran terhadap bencana yang mungkin akan terjadi di masa depan.

Taruna Ikrar
Postdoctoral Scholar,
University of California,
School of Medicine, 364 Irvine, CA, US of America


(msh/msh)


Suara rakyat untuk anggota DPR RI yang baru, www.detik.com
Semoga opini ini bermanfaat:
http://suarapembaca.detik.com/read/2009/04/16/095348/1116282/471/surat-terbuka-untuk-anggota-dpr-baru-dan-pencegahan-bencana


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Dokter Umum] Kangker otak...

2009-04-15 Terurut Topik Titah Rahayu
Seperti bagian-bagian tubuh lain, otak bisa terkena tumor maupun
kanker. Bedanya, jika pada bagian tubuh lain tumor jinak kadang tidak
mengganggu dan tidak berbahaya, di otak tumor jinak pun bisa sangat
mengganggu dan membahayakan nyawa.

Banyaknya bagian otak yang memiliki fungsi pengaturan tubuh yang
berbeda-beda membuat tumor dan kanker otak memiliki gejala yang sangat
variatif. Gejala yang muncul sangat tergantung di bagian otak mana
tumor tersebut muncul.

Dr. Iskandar Japardi menjelaskan gejala umum tumor dan kanker otak
adalah sebagai berikut:

Gejala Serebral Umum
Dapat berupa perubahan mental yang ringan (psikomotor asthenia), yang
dapat dirasakan oleh keluarga dekat penderita berupa: mudah
tersinggung, emosi, labil, pelupa, perlambatan aktivitas mental dan
sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitas, mungkin diketemukan
ansietas dan depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai
pada 2/3 kasus.

Nyeri Kepala
Diperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan 30% gejala
awal tumor otak adalah nyeri kepala. Sedangkan gejala lanjut
diketemukan 70% kasus. Sifat nyeri kepala bervariasi dari ringan dan
episodik sampai berat dan berdenyut, umumnya bertambah berat pada
malam hari dan pada saat bangun tidur pagi serta pada keadaan dimana
terjadi peninggian tekanan tinggi intrakranial. Adanya nyeri kepala
dengan psikomotor asthenia perlu dicurigai tumor otak.

Muntah
Terdapat pada 30% kasus dan umumnya meyertai nyeri kepala. Lebih
sering dijumpai pada tumor di fossa posterior, umumnya muntah bersifat
proyektil dan tak disertai dengan mual.

Kejang
Bangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada 25%
kasus, dan lebih dari 35% kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2%
penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak.
Perlu dicurigai penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak bila:
- Bangkitan kejang pertama kali pada usia lebih dari 25 tahun
- Mengalami post iktal paralisis
- Mengalami status epilepsi
- Resisten terhadap obat-obat epilepsi
- Bangkitan disertai dengan gejala tekanan tinggi intrakranial lain.
Bangkitan kejang ditemui pada 70% tumor otak di korteks, 50% pasien
dengan astrositoma, 40% pada pasien meningioma, dan 25% pada
glioblastoma.

Gejala Tekanan Tinggi Intrakranial (TTIK)
Berupa keluhan nyeri kepala di daerah frontal dan oksipital yang
timbul pada pagi hari dan malam hari, muntah proyektil dan penurunan
kesadaran. Pada pemeriksaan diketemukan papil udem. Keadaan ini perlu
tindakan segera karena setiap saat dapat timbul ancaman herniasi.
Selain itu dapat dijumpai parese N.VI akibat teregangnya N.VI oleh
TTIK. Tumor-tumor yang sering memberikan gejala TTIK tanpa
gejala-gejala fokal maupun lateralisasi adalah meduloblatoma,
spendimoma dari ventrikel III, haemangioblastoma serebelum, dan
craniopharingioma.

Selain gejala umum di atas ada gejala-gejala spesifik berdasarkan
lokasi dan fungsi otak yang diserang. Antara lain:

Tumor pada Lobus Frontal:
- Perubahan perilaku dan kepribadian
- Penurunan kemampuan menilai sesuatu
- Penurunan daya penciuman
- Penurunan daya ingat
- Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh
- Penurunan fungsi mental/kognitif
- Penurunan penglihatan dan radang syaraf mata

Tumor pada Lobus Parietal:
- Penurunan kemampuan bicara
- Tidak bisa menulis
- Tidak mampu mengenali seseorang
- Kejang-kejang
- Disorientasi ruang

Tumor pada Lobus Oksipital:
- Kehilangan penglihatan pada salah satu atau kedua belah mata
- Kejang-kejang

Tumor pada Lobus Temporal:
- Penurunan kemampuan bicara
- Kejang-kejang
- Kadang tanpa gejala sama sekali

Tumor pada Fosa Posterior:
- Gangguan berjalan
- Nyeri kepala
- Muntah

Tumor pada Cerebello Pontin Angie:
- Gangguan pendengaran

Tumor pada Batang Otak:
- Perubahan perilaku dan emosional (lebih sensitif, mudah tersinggung)
- Sulit bicara dan menelan
- Mengantuk
- Sakit kepala, terutama pada pagi hari
- Kehilangan pendengaran
- Kelemahan syaraf pada salah satu sisi wajah
- Kelemahan syaraf pada salah satu sisi tubuh
- Gerakan tak terkontrol
- Kehilangan penglihatan, kelopak mata menutup, juling, dll.
- Muntah

Tumor pada Selaput Otak:
- Sakit kepala
- Kehilangan pendengaran
- Gangguan bicara
- Inkontinensi (tidak mampu mengontrol buang air kecil/besar)
- Gangguan mental dan emosional (apatis, anarkis, dll)
- Mengantuk berkepanjangan
- Kejang-kejang
- Kehilangan penglihatan

Tumor pada Kelenjar Pituitary:
- Berhenti menstruasi (amenorrhea)
- Memproduksi air susu
- Impotensi

Tumor pada Hipotalamus:
- Gangguan perkembangan seksual pada anak-anak
- Kerdil
- Berhenti menstruasi (amenorrhea)
- Gangguan cairan dan elektrolit

Tumor pada Ventrikel:
- Hidrosefalus
- Leher kaku
- Kepala miring
- Nyeri kepala mendadak
- Penglihatan kabur
- Penurunan kesadaran

Walaupun mengalami salah satu atau beberapa gejala seperti di atas,
belum tentu seseorang mengidap tumor atau kanker otak. Untuk
memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan langsung oleh dokter
spesialis (bedah) syaraf dan pemeriksaan lanjutan seperti CT scan,
MRI, angi

[Dokter Umum] sariawan

2009-04-15 Terurut Topik bwikasari
mau tanya dok, apakah sariawan ada hubungannya dengan stress?
saya merasakan setiap kali banyak kerjaan dan tekanan, selalu muncul 
sariawan...padahal dulu, saya sangat jarang sekali sariawan kalo ga 
kegigit...tapi sariawan saya tidak diikuti gejala fisik lainnya...
terimakasih..
GBU

_benedicta_



Re: [Dokter Umum] tanya DB vs menyusui

2009-04-15 Terurut Topik yossi arioseno
Saya tidak setuju dengan pendapat Pak Donny di bawah. 

Apabila sang ibu mencret/diare, ASI dari sang ibu tidak akan menyebabkan sang 
anak ikut menjadi diare. Yang menyebabkan sang anak ikut terkena diare, adalah 
faktor hygiene dari sang ibu yang masih kurang.

Hal ini bisa dilihat di textbook pediatric manapun, especially tentang 
breastfeeding. 

Mengenai jenis obat yang boleh dikonsumsi sembari menyusui, itu trgantung jenis 
obatnya, ada yang bisa disekresi melalui ASI, ada yang tidak. Dan ditimbang2 
seberapa besar efeknya ke sang bayi.
Apabila benar disekresi tetapi efeknya ke bayi sedikit... Tentu hal ini mnjadi 
prtimbangan kputusan dokter anda.

Warm Regards,



Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "Dr.(Naturopathy) Ir. Donny Hosea MBA. PhD." 

Date: Wed, 15 Apr 2009 19:15:14 
To: 
Subject: Re: [Dokter Umum] tanya DB vs menyusui


Sebagai tambahan, anggapan bahwa pada asi ada bahan2 immunitas jadi tdk 
berbahaya:
"..dengan dokter anak dan kata dokternya saya boleh tetep nyusui karena 
di dalam ASI itu sendiri sudah mengandung antibodi, jadi tidak masalah 
(anak saya tidak bahaya tertular dan juga tidak bahaya terminum 
kandungan obat yang saya minum)."

Adalah suatu anggapan yg kurang sesuai, mengingat bila sang ibu menceret 
atau diare, n anak menggunakan asi sang ibu, anak juga mengalami hal yg 
sama, menceret.

Dlm hal case ini, seluruh system immun Ibu bersiaga n melakukan gerakan 
utk memerangi intruder yg menyerang ibu sehingga terjadi infeksi n panas 
badan meningkat, dg demikian kesiagapan utk memproduksi asi juga 
menurun, kecuiali sang ibu adalah ibu super yg bisa paralel processing 
menghasilkan semua prodsuk n sekaligus menajga daris ernagan, n 
memeprbaikinya.
Anda benar bahwa kwalitas susu ketika sedang demam adalah jauh dibawah 
ketika sedang sehat.
Dan itu tercermin dg warnaya.

Selanjutnya sangat diharapkan agar para ibu menjaga kondisi tubuh n 
system immun nya agar selalu perfrom menjaga diri dari serangan intruder.

Sallam,


Elvy Surya wrote:
> Duh,
>
> Ini susahnya. Beda dokter beda pendapat. Saya sendiri juga pernah ngalamin. 
> Panas, awalnya sih demam, tapi kagak turun-turun, dan sempat panas sampai 39 
> derajat. Waktu demam pertama ke dokter internis, si dokter bilang stop 
> menyusui, kalau ibunya lagi minum obat harus stop menyusui karena otomatis 
> obat itu akan tercampur dalam kandungan asi. Ya wis, saya stop nyusui dulu 
> (tapi tetep dipompa), ternyata demam kagak turun malah jadi panas sampai 39 
> derajat, pusing dan lemes, sempet dibawa ke RS, ditanganin ama dokter UGD, 
> ditest DBD dan typhus, hasil typhus negatif tapi untuk DBD nya masih harus 
> ditunggu lagi waktu itu krn baru panas hari ketiga. Saya diinfus penurun 
> panas, obat dari dokter internis saya tunjukkan ke dokter UGD, katanya tidak 
> apa-apa saya boleh tetep nyusui... nah lho.. bingung kan.. saya waktu itu sih 
> stop nyusui dulu, karena badan lemes banget, kebetulan besoknya anak saya 
> jadwal imunisasi ke dokter anak, jadi suami saya berkonsultasi
>  dengan dokter anak dan kata dokternya saya boleh tetep nyusui karena di 
> dalam ASI itu sendiri sudah mengandung antibodi, jadi tidak masalah (anak 
> saya tidak bahaya tertular dan juga tidak bahaya terminum kandungan obat yang 
> saya minum).
>
> Di ahri kelima saya udah kagak panas dan demam, tapi saya lemes banget, sama 
> mama diajak ke RS lagi, kata dokternya dirawat aja. Dari hasil test bukan 
> DBD, tapi leukosit saya waktu itu turun terus, sampai hanya sekitar 2000an. 
> Dokter yang ini bilang saya kena infeksi virus tapi dia kagak tau virus apa, 
> karena virus kan banyak. Nah lhoo... lebih pusing lagi. Untung hari minggunya 
> saya udah boleh pulang (dirawat 2 malam di RS), leukosit saya masih di bawah 
> normal, tapi sudah menunjukkan tanda-tanda kenaikan dan trombosit yang 
> tadinya menurun pun juga sudah mulai naik.
>
> Waktu sakit itu saya mutuskan kagak menyusui dulu, demi keamanan aja. Saya 
> takut kalau ternyata ada virus yang bisa masuk ke ASI dan nular ke si anak. 
> Contoh yang paling jreng aja deh, ibu yang terjangkit HIV kan kagak boleh 
> nyusui (karena bisa bular yah ke bayinya?) jadi saya takut aja, ya kemarin 
> sih saya bukan kena HIV, tapi virus jaman sekarang sudah bermutasi dan 
> semakin aneh-aneh aja, jadi kalau lagi kg enak badan ya mending jangan nyusui 
> dulu sampai jelas si ibunya sakit apa.
>
> Anak saya emang agak uring-uringan setelahnya, karena ternyata dokter yang 
> merawat saya di RS itu memberikan obat flu yang menurut perkiraan dokter 
> tempat saya kontrol, obat itu mengurangi sekresi cairan tubuh, jadi mungkin 
> maksudnya mengurangi ingus, tapi asi saya juga berkurang. 
>
> Sekedar tambahan, entah sugesti atau bukan, sepertinya warna ASI saya pun 
> sedikit berbeda dengan warna ASI ketika badan lagi sehat 100%.
>
> Tinggal terserah ibunya, sih mau tetap menyusui atau tidak. Tapi 
> pertimbangkan juga, menyusui berarti ada cairan yang kelu

Re: [Dokter Umum] tanya DB vs menyusui

2009-04-15 Terurut Topik Dr.(Naturopathy) Ir. Donny Hosea MBA. PhD.
Sebagai tambahan, anggapan bahwa pada asi ada bahan2 immunitas jadi tdk 
berbahaya:
"..dengan dokter anak dan kata dokternya saya boleh tetep nyusui karena 
di dalam ASI itu sendiri sudah mengandung antibodi, jadi tidak masalah 
(anak saya tidak bahaya tertular dan juga tidak bahaya terminum 
kandungan obat yang saya minum)."

Adalah suatu anggapan yg kurang sesuai, mengingat bila sang ibu menceret 
atau diare, n anak menggunakan asi sang ibu, anak juga mengalami hal yg 
sama, menceret.

Dlm hal case ini, seluruh system immun Ibu bersiaga n melakukan gerakan 
utk memerangi intruder yg menyerang ibu sehingga terjadi infeksi n panas 
badan meningkat, dg demikian kesiagapan utk memproduksi asi juga 
menurun, kecuiali sang ibu adalah ibu super yg bisa paralel processing 
menghasilkan semua prodsuk n sekaligus menajga daris ernagan, n 
memeprbaikinya.
Anda benar bahwa kwalitas susu ketika sedang demam adalah jauh dibawah 
ketika sedang sehat.
Dan itu tercermin dg warnaya.

Selanjutnya sangat diharapkan agar para ibu menjaga kondisi tubuh n 
system immun nya agar selalu perfrom menjaga diri dari serangan intruder.

Sallam,


Elvy Surya wrote:
> Duh,
>
> Ini susahnya. Beda dokter beda pendapat. Saya sendiri juga pernah ngalamin. 
> Panas, awalnya sih demam, tapi kagak turun-turun, dan sempat panas sampai 39 
> derajat. Waktu demam pertama ke dokter internis, si dokter bilang stop 
> menyusui, kalau ibunya lagi minum obat harus stop menyusui karena otomatis 
> obat itu akan tercampur dalam kandungan asi. Ya wis, saya stop nyusui dulu 
> (tapi tetep dipompa), ternyata demam kagak turun malah jadi panas sampai 39 
> derajat, pusing dan lemes, sempet dibawa ke RS, ditanganin ama dokter UGD, 
> ditest DBD dan typhus, hasil typhus negatif tapi untuk DBD nya masih harus 
> ditunggu lagi waktu itu krn baru panas hari ketiga. Saya diinfus penurun 
> panas, obat dari dokter internis saya tunjukkan ke dokter UGD, katanya tidak 
> apa-apa saya boleh tetep nyusui... nah lho.. bingung kan.. saya waktu itu sih 
> stop nyusui dulu, karena badan lemes banget, kebetulan besoknya anak saya 
> jadwal imunisasi ke dokter anak, jadi suami saya berkonsultasi
>  dengan dokter anak dan kata dokternya saya boleh tetep nyusui karena di 
> dalam ASI itu sendiri sudah mengandung antibodi, jadi tidak masalah (anak 
> saya tidak bahaya tertular dan juga tidak bahaya terminum kandungan obat yang 
> saya minum).
>
> Di ahri kelima saya udah kagak panas dan demam, tapi saya lemes banget, sama 
> mama diajak ke RS lagi, kata dokternya dirawat aja. Dari hasil test bukan 
> DBD, tapi leukosit saya waktu itu turun terus, sampai hanya sekitar 2000an. 
> Dokter yang ini bilang saya kena infeksi virus tapi dia kagak tau virus apa, 
> karena virus kan banyak. Nah lhoo... lebih pusing lagi. Untung hari minggunya 
> saya udah boleh pulang (dirawat 2 malam di RS), leukosit saya masih di bawah 
> normal, tapi sudah menunjukkan tanda-tanda kenaikan dan trombosit yang 
> tadinya menurun pun juga sudah mulai naik.
>
> Waktu sakit itu saya mutuskan kagak menyusui dulu, demi keamanan aja. Saya 
> takut kalau ternyata ada virus yang bisa masuk ke ASI dan nular ke si anak. 
> Contoh yang paling jreng aja deh, ibu yang terjangkit HIV kan kagak boleh 
> nyusui (karena bisa bular yah ke bayinya?) jadi saya takut aja, ya kemarin 
> sih saya bukan kena HIV, tapi virus jaman sekarang sudah bermutasi dan 
> semakin aneh-aneh aja, jadi kalau lagi kg enak badan ya mending jangan nyusui 
> dulu sampai jelas si ibunya sakit apa.
>
> Anak saya emang agak uring-uringan setelahnya, karena ternyata dokter yang 
> merawat saya di RS itu memberikan obat flu yang menurut perkiraan dokter 
> tempat saya kontrol, obat itu mengurangi sekresi cairan tubuh, jadi mungkin 
> maksudnya mengurangi ingus, tapi asi saya juga berkurang. 
>
> Sekedar tambahan, entah sugesti atau bukan, sepertinya warna ASI saya pun 
> sedikit berbeda dengan warna ASI ketika badan lagi sehat 100%.
>
> Tinggal terserah ibunya, sih mau tetap menyusui atau tidak. Tapi 
> pertimbangkan juga, menyusui berarti ada cairan yang keluar, sedangkan si ibu 
> sendiri sedang membutuhkan cairan dan dalam kondisi tidak sehat. 
> Pertimbangkan juga napsu makan si ibu ketika sedang sakit apakah ia tetap 
> mampu makan sebanyak biasanya dan makan makanan yang bergizi? Jika tidak, 
> susu formula untuk sementara sih rasanya tidak apa-apa daripada si ibu lambat 
> pulihnya, si bayi akan semakin menderita kalau ibunya sakit. Asal jangan 
> lupa, si ibu tetap harus memerah walaupun tidak diminumkan, atur jadwalnya, 
> setiap berapa jam sekali biasanya harus diperah / diminumkan (kalau saya 
> minimal 4 jam) agar kemampuan payudara si ibu untuk memproduksi asi tidak 
> berkurang. Dari yang saya baca, banyak/sedikitnya asi tergantung kepada 
> berapa seringnya dikosongkan, jika malas menyusui dan malas memerah, maka asi 
> akan berkurang dengan sendirinya (ini juga salah satu cara untuk menyapih 
> anak nanti).
>
> Semoga membantu, maaf

Re: [Dokter Umum] tanya DB vs menyusui

2009-04-15 Terurut Topik mursyida arif
wah menarik cerita dan pengalaman ibu Elvy,,,Terima kasih banyak lo,,, saya 
dapat
pencerahan,,,
nanti akan saya info kan ke adik saya,,, jalan terbaiknya  gimana...

 




From: Elvy Surya 
To: dokter_umum@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, April 15, 2009 1:41:00 PM
Subject: Re: [Dokter Umum] tanya DB vs menyusui





Duh,

Ini susahnya. Beda dokter beda pendapat. Saya sendiri juga pernah ngalamin. 
Panas, awalnya sih demam, tapi kagak turun-turun, dan sempat panas sampai 39 
derajat. Waktu demam pertama ke dokter internis, si dokter bilang stop 
menyusui, kalau ibunya lagi minum obat harus stop menyusui karena otomatis obat 
itu akan tercampur dalam kandungan asi. Ya wis, saya stop nyusui dulu (tapi 
tetep dipompa), ternyata demam kagak turun malah jadi panas sampai 39 derajat, 
pusing dan lemes, sempet dibawa ke RS, ditanganin ama dokter UGD, ditest DBD 
dan typhus, hasil typhus negatif tapi untuk DBD nya masih harus ditunggu lagi 
waktu itu krn baru panas hari ketiga. Saya diinfus penurun panas, obat dari 
dokter internis saya tunjukkan ke dokter UGD, katanya tidak apa-apa saya boleh 
tetep nyusui... nah lho.. bingung kan.. saya waktu itu sih stop nyusui dulu, 
karena badan lemes banget, kebetulan besoknya anak saya jadwal imunisasi ke 
dokter anak, jadi suami saya berkonsultasi
dengan dokter anak dan kata dokternya saya boleh tetep nyusui karena di dalam 
ASI itu sendiri sudah mengandung antibodi, jadi tidak masalah (anak saya tidak 
bahaya tertular dan juga tidak bahaya terminum kandungan obat yang saya minum).

Di ahri kelima saya udah kagak panas dan demam, tapi saya lemes banget, sama 
mama diajak ke RS lagi, kata dokternya dirawat aja. Dari hasil test bukan DBD, 
tapi leukosit saya waktu itu turun terus, sampai hanya sekitar 2000an. Dokter 
yang ini bilang saya kena infeksi virus tapi dia kagak tau virus apa, karena 
virus kan banyak. Nah lhoo... lebih pusing lagi. Untung hari minggunya saya 
udah boleh pulang (dirawat 2 malam di RS), leukosit saya masih di bawah normal, 
tapi sudah menunjukkan tanda-tanda kenaikan dan trombosit yang tadinya menurun 
pun juga sudah mulai naik.

Waktu sakit itu saya mutuskan kagak menyusui dulu, demi keamanan aja. Saya 
takut kalau ternyata ada virus yang bisa masuk ke ASI dan nular ke si anak. 
Contoh yang paling jreng aja deh, ibu yang terjangkit HIV kan kagak boleh 
nyusui (karena bisa bular yah ke bayinya?) jadi saya takut aja, ya kemarin sih 
saya bukan kena HIV, tapi virus jaman sekarang sudah bermutasi dan semakin 
aneh-aneh aja, jadi kalau lagi kg enak badan ya mending jangan nyusui dulu 
sampai jelas si ibunya sakit apa.

Anak saya emang agak uring-uringan setelahnya, karena ternyata dokter yang 
merawat saya di RS itu memberikan obat flu yang menurut perkiraan dokter tempat 
saya kontrol, obat itu mengurangi sekresi cairan tubuh, jadi mungkin maksudnya 
mengurangi ingus, tapi asi saya juga berkurang. 

Sekedar tambahan, entah sugesti atau bukan, sepertinya warna ASI saya pun 
sedikit berbeda dengan warna ASI ketika badan lagi sehat 100%.

Tinggal terserah ibunya, sih mau tetap menyusui atau tidak. Tapi pertimbangkan 
juga, menyusui berarti ada cairan yang keluar, sedangkan si ibu sendiri sedang 
membutuhkan cairan dan dalam kondisi tidak sehat. Pertimbangkan juga napsu 
makan si ibu ketika sedang sakit apakah ia tetap mampu makan sebanyak biasanya 
dan makan makanan yang bergizi? Jika tidak, susu formula untuk sementara sih 
rasanya tidak apa-apa daripada si ibu lambat pulihnya, si bayi akan semakin 
menderita kalau ibunya sakit. Asal jangan lupa, si ibu tetap harus memerah 
walaupun tidak diminumkan, atur jadwalnya, setiap berapa jam sekali biasanya 
harus diperah / diminumkan (kalau saya minimal 4 jam) agar kemampuan payudara 
si ibu untuk memproduksi asi tidak berkurang. Dari yang saya baca, 
banyak/sedikitnya asi tergantung kepada berapa seringnya dikosongkan, jika 
malas menyusui dan malas memerah, maka asi akan berkurang dengan sendirinya 
(ini juga salah satu cara untuk menyapih anak nanti).

Semoga membantu, maaf jika ada yang salah

Regards,

Elvy S. Setheono
 - - - - -
Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono & Rekan
Member of PKF International Association
Jl. Barito 2 no. 31
Jakarta12130 
Ph. (021) 725 2780
Fax. (021) 720 3026
P Save A Tree – Think before you print
 = = = = = = 
= 

Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono & Rekan is a member of PKF International 
Limited, an association of legally independent firms which does not accept any 
responsibility or liability for the actions or inactions on the part of any 
individual member firm or firms. Individual member firms do not accept 
responsibility or liability for actions or inactions on the part of other 
individual member firm or firms.

 _ _ __
From: mursyida arif 
To: dokter_umum@ yahoogroups. com
Sent: Wednesday, April 15, 

[Dokter Umum] Kangker otak...

2009-04-15 Terurut Topik ♡diaz
Dear all..

Ada yg mau share g ttg gejala kangker otak... 
Apa aja keluhannya.. Ampe gimana cara penanganannya ketika kangker menginjak 
stadium 3...

Makasih ya...


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!



[ Forum Kesehatan : http://www.medisiana.com ]Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/dokter_umum/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/dokter_umum/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:dokter_umum-dig...@yahoogroups.com 
mailto:dokter_umum-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
dokter_umum-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[Dokter Umum] Re: (ask) Tes darah Hepatitis

2009-04-15 Terurut Topik dr_...@ymail.com
pemeriksaan HAV, HCV dan HbsAg merupakan pemeriksaan spesifik untuk mengenali 
jenis virus yang menyerang(hepatitis virus A, C, atau B) sedangkan alkali 
Fosfatase dan Gama GT dilakukan untuk mengenali kerusakan sel hati penderita. 







--- In dokter_umum@yahoogroups.com, Makmur AS  wrote:
>
> Dok, Mau tanya;Apakah pemeriksaan anti HAV total, anti HCV (immunologi), 
> HbsAg(immunologi/serologi), alkali fostate, gamma GT adalah untuk pemeriksaan 
> hepatitis ? untuk mengetahui jenis hepatitis apa ini dok ?Terima kasih atas 
> bantuannya.Makmur As 
> 
> "It's very nice to be an important man but more important to be a nice man"
> 
> 
>   
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[Dokter Umum] Re: berapa lama?

2009-04-15 Terurut Topik dr_...@ymail.com

Pada wanita tidak hamil kadar hormon hCG sekitar 5IU/L
sedangkan apabila wanita tersebut mengandung maka dalam 28 hari setelah 
mentruasi terakhir akan terjadi peningkatan kadar sampai 50 iu/L sengga 
logikanya hari pertama telat haid sudah dapat dilakukan pengecekan kehamilan 
dengan PP test( dengan catatan ia memiliki sensitifitas mendeteksi hCG sampai 
25 IU/L)



--- In dokter_umum@yahoogroups.com, sri rahayu  wrote:
>
> dok, untuk melakukan tes kehamilan menggunakan alat tes peck, sebaiknya 
> berapa hari setelah berhubungan?
> thanks
> 
> 
> 
>   Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
> cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
> Dapatkan IE8 di sini! 
> http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




Re: [Dokter Umum] berapa lama?

2009-04-15 Terurut Topik yossi arioseno
Trgantung hari ke berapa setelah mens berhubungannya bu..
Jawaban awamnya mah... Kalau mens/haid biasanya teratur, trus ada feeling kok 
ga dapet2 yah... Coba aja dicek langsung pakai urine pagi.
Jawaban ilmiahnya mah agak panjang... Dan saya lagi tidak di dpn PC... Hehehe

SOL

Regards,

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: sri rahayu 

Date: Wed, 15 Apr 2009 15:00:09 
To: dokter
Subject: [Dokter Umum] berapa lama?


dok, untuk melakukan tes kehamilan menggunakan alat tes peck, sebaiknya berapa 
hari setelah berhubungan?
thanks



  Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]





[ Forum Kesehatan : http://www.medisiana.com ]Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/dokter_umum/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/dokter_umum/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:dokter_umum-dig...@yahoogroups.com 
mailto:dokter_umum-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
dokter_umum-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Dokter Umum] cek darah

2009-04-15 Terurut Topik irasyidi
Trims mbak Irma atas jawabannya.


Salam

--- In dokter_umum@yahoogroups.com, "Irma Handayani"  wrote:
>
> siang imam,
> 
> wah hasil lab nya lumayan juga yaa,,..
> 
> ada cara mudah untuk menurunkan kadar kolesterol dengan cara paling alami dan 
> tanpa obat, cobalah minum 1 sendok extra virgin Olive Oil 2x sehari, di pagi 
> dan siang hari. sebenarnya tidak berasa, olive oil memiliki rasa yang lebih 
> enak karena ditambahkan mint. carilah di supermarket, pilihlah yang terbaik. 
> sehingga waktu anda minum rasanya tetap enak.
> 
> olive oil mengandung monounsaturated fat terbanyak didunia ini. 
> monounsaturated fat ini membantu menurunkan LDL dan menaikkan HDL. hasilnya 
> baru terasa setelah 2 mingguan. kemudian sedapat mungkin menerapkan healthy 
> life style karena merupakan obat yang paling mujarab untuk hidup lebih sehat.
> 
> wokeh, semoga bermanfaat and terima kasih,,..
> 
> cheers,
> irma
> 
> Catatan: Moderator tdk bertanggung jawab terhadap munculnya rekasi lainnya 
> sebagai akibat dari penggunaan VCO maupun Olive terhadap kelainan metabolisme 
> tingginya Cholest.
> 
> 
>   - Original Message - 
>   From: imam rasyidi 
>   To: dokter umum 
>   Sent: Wednesday, April 15, 2009 7:33 AM
>   Subject: [Dokter Umum] cek darah
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>   Dokter,
> 
>   Saya baru aja cek darah di laboratorium. Hasilnya adalah:
>   - Gula darah sewaktu 141 mg%, 
>   - Cholesterol total 245 mg%
>   - Asam urat 6,3 mg%
> 
>   Saya mengkhawatirkan cholesterol saya yang lewat jauh dr normal. Diet apa 
> yg harus saya kurangi. Saya jogging 4 kali seminggu sejauh 5 km dgn waktu 
> sekitar 25 menit. 
> 
>   Terima kasih atas bantuannya.
> 
>   Salam
>   Imam R
> 
>  
> 
> 
>   
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[Dokter Umum] berapa lama?

2009-04-15 Terurut Topik sri rahayu
dok, untuk melakukan tes kehamilan menggunakan alat tes peck, sebaiknya berapa 
hari setelah berhubungan?
thanks



  Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Dokter Umum] tanya DB vs menyusui

2009-04-15 Terurut Topik Elvy Surya
Duh,

Ini susahnya. Beda dokter beda pendapat. Saya sendiri juga pernah ngalamin. 
Panas, awalnya sih demam, tapi kagak turun-turun, dan sempat panas sampai 39 
derajat. Waktu demam pertama ke dokter internis, si dokter bilang stop 
menyusui, kalau ibunya lagi minum obat harus stop menyusui karena otomatis obat 
itu akan tercampur dalam kandungan asi. Ya wis, saya stop nyusui dulu (tapi 
tetep dipompa), ternyata demam kagak turun malah jadi panas sampai 39 derajat, 
pusing dan lemes, sempet dibawa ke RS, ditanganin ama dokter UGD, ditest DBD 
dan typhus, hasil typhus negatif tapi untuk DBD nya masih harus ditunggu lagi 
waktu itu krn baru panas hari ketiga. Saya diinfus penurun panas, obat dari 
dokter internis saya tunjukkan ke dokter UGD, katanya tidak apa-apa saya boleh 
tetep nyusui... nah lho.. bingung kan.. saya waktu itu sih stop nyusui dulu, 
karena badan lemes banget, kebetulan besoknya anak saya jadwal imunisasi ke 
dokter anak, jadi suami saya berkonsultasi
 dengan dokter anak dan kata dokternya saya boleh tetep nyusui karena di dalam 
ASI itu sendiri sudah mengandung antibodi, jadi tidak masalah (anak saya tidak 
bahaya tertular dan juga tidak bahaya terminum kandungan obat yang saya minum).

Di ahri kelima saya udah kagak panas dan demam, tapi saya lemes banget, sama 
mama diajak ke RS lagi, kata dokternya dirawat aja. Dari hasil test bukan DBD, 
tapi leukosit saya waktu itu turun terus, sampai hanya sekitar 2000an. Dokter 
yang ini bilang saya kena infeksi virus tapi dia kagak tau virus apa, karena 
virus kan banyak. Nah lhoo... lebih pusing lagi. Untung hari minggunya saya 
udah boleh pulang (dirawat 2 malam di RS), leukosit saya masih di bawah normal, 
tapi sudah menunjukkan tanda-tanda kenaikan dan trombosit yang tadinya menurun 
pun juga sudah mulai naik.

Waktu sakit itu saya mutuskan kagak menyusui dulu, demi keamanan aja. Saya 
takut kalau ternyata ada virus yang bisa masuk ke ASI dan nular ke si anak. 
Contoh yang paling jreng aja deh, ibu yang terjangkit HIV kan kagak boleh 
nyusui (karena bisa bular yah ke bayinya?) jadi saya takut aja, ya kemarin sih 
saya bukan kena HIV, tapi virus jaman sekarang sudah bermutasi dan semakin 
aneh-aneh aja, jadi kalau lagi kg enak badan ya mending jangan nyusui dulu 
sampai jelas si ibunya sakit apa.

Anak saya emang agak uring-uringan setelahnya, karena ternyata dokter yang 
merawat saya di RS itu memberikan obat flu yang menurut perkiraan dokter tempat 
saya kontrol, obat itu mengurangi sekresi cairan tubuh, jadi mungkin maksudnya 
mengurangi ingus, tapi asi saya juga berkurang. 

Sekedar tambahan, entah sugesti atau bukan, sepertinya warna ASI saya pun 
sedikit berbeda dengan warna ASI ketika badan lagi sehat 100%.

Tinggal terserah ibunya, sih mau tetap menyusui atau tidak. Tapi pertimbangkan 
juga, menyusui berarti ada cairan yang keluar, sedangkan si ibu sendiri sedang 
membutuhkan cairan dan dalam kondisi tidak sehat. Pertimbangkan juga napsu 
makan si ibu ketika sedang sakit apakah ia tetap mampu makan sebanyak biasanya 
dan makan makanan yang bergizi? Jika tidak, susu formula untuk sementara sih 
rasanya tidak apa-apa daripada si ibu lambat pulihnya, si bayi akan semakin 
menderita kalau ibunya sakit. Asal jangan lupa, si ibu tetap harus memerah 
walaupun tidak diminumkan, atur jadwalnya, setiap berapa jam sekali biasanya 
harus diperah / diminumkan (kalau saya minimal 4 jam) agar kemampuan payudara 
si ibu untuk memproduksi asi tidak berkurang. Dari yang saya baca, 
banyak/sedikitnya asi tergantung kepada berapa seringnya dikosongkan, jika 
malas menyusui dan malas memerah, maka asi akan berkurang dengan sendirinya 
(ini juga salah satu cara untuk menyapih anak nanti).

Semoga membantu, maaf jika ada yang salah

 
Regards,
 
Elvy S. Setheono
-
Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono & Rekan
Member of PKF International Association
Jl. Barito 2 no. 31
Jakarta12130 
Ph. (021) 725 2780
Fax. (021) 720 3026
P Save A Tree – Think before you print
===

Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono & Rekan is a member of PKF International 
Limited, an association of legally independent firms which does not accept any 
responsibility or liability for the actions or inactions on the part of any 
individual member firm or firms. Individual member firms do not accept 
responsibility or liability for actions or inactions on the part of other 
individual member firm or firms.





From: mursyida arif 
To: dokter_umum@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, April 15, 2009 11:37:43 AM
Subject: Re: [Dokter Umum] tanya DB vs menyusui





Terima kasih Bu Irma atas jawabannya,,
saya juga mikir, kalau ibunya sakitnya agak lama (mudah2an tidak)
takutnya si bayi ngak mau lagi minum asi, karna selama ibunya sakit
dikasih susu formula.. sayang juga kan,,,padahal selama ini ibunya
bela2in bawa anak ke kantor, dan titip di tpa, biar b