[Forum-Pembaca-KOMPAS] Masa Keemasan Majapahit Diungkap

2009-09-06 Thread agushamonangan
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/04/04035377/masa.keemasan.majapahit.diungkap



Jakarta, Kompas - Masa keemasan Majapahit yang tertuang dalam karya Mpu 
Prapanca, Nagara Krtagama, ditulis ulang dan diulas oleh Prof I Ketut Riana. 
Sejauh ini ada 15 versi naskah Nagara Krtagama yang beredar sejak tahun 1902.

Dalam peluncuran dan bedah buku berjudul Kakawin Desa Warnnnana uthawi Nagara 
Krtagama; Masa Keemasan Majapahit, Kamis (3/9), ahli linguistik, Prof I Ketut 
Riana mengatakan, buku itu diterbitkan guna melestarikan warisan leluhur yang 
tinggi dan mulia. "Melalui karya ini, masyarakat dapat memahami lebih lanjut 
tentang karya sastra sejarah Nusantara yang mengagumkan," katanya.

Buku yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas tersebut mengulas kejayaan Majapahit 
yang terkenal di Nusantara, bahkan di negara lain. Buku disajikan lengkap 
dengan huruf Bali dan salinannya dengan bahasa Jawa Kuna.

Dr HIR Hinzler, asisten guru besar bidang Arkeologi dan Sejarah Purba, 
Universitas Leiden, mengungkapkan, berdasarkan penelusurannya, terdapat 
setidaknya 15 versi Nagara Krtagama sejak tahun 1902 hingga kini. Karya 
tersebut disalin kembali ke daun lontar ataupun ke atas kertas. Tak 
mengherankan jika kerap timbul pertanyaan naskah mana yang asli dan paling tua. 
Karya asli diduga hancur bersama runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad ke-15.

Prof I Ketut Riana menggunakan naskah lontar koleksi Museum Mpu Tantular, 
Sidoarjo, Jawa Timur. Naskah itu relatif lebih lengkap karena merupakan hasil 
revisi dari beberapa naskah yang dianggap kurang lengkap oleh penyadur.

Pembahas yang lain, sejarawan Prof Djoko Suryo, mengatakan, teks itu menjadi 
menarik karena juga memiliki nilai sejarah. "Prapanca menggubah karya tidak 
hanya menggunakan sumber karya-karya masa lampau, tetapi juga pengamatan 
sendiri, seperti soal tata kota dan pemerintahan. Ini dapat digunakan untuk 
merekonstruksi Kerajaan Majapahit," ujarnya.

Prof Riana mengatakan, naskah dapat menjadi sumber informasi yang menghidupkan 
artefak-artefak yang ada. "Di candi-candi banyak terdapat relief yang 
sebetulnya ceritanya dapat dicari di berbagai naskah sehingga relief itu 
'berbicara' dan masyarakat dapat memahaminya," ujarnya. (INE)





[Forum-Pembaca-KOMPAS] Selamat Datang Undang-Undang Kesehatan yang Diskriminatif

2009-09-06 Thread agushamonangan
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/04/04211730/selamat.datang.undang-undang.kesehatan.yang.diskriminatif



Pasal-pasal yang diskriminatif dalam Rancangan Undang-Undang Kesehatan yang 
akan disahkan dalam sidang paripurna pada 15 September 2009 tampaknya tak akan 
berubah. Karena lebih mengedepankan isu moral, perspektif hak asasi manusia 
dalam RUU Kesehatan itu sangat lemah dan memberi peluang negara melepaskan 
tanggung jawabnya.

Gambarannya tak sulit ditengarai. Meski audiensi organisasi-organisasi 
masyarakat sipil dengan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Rabu 
(2/9), terlihat kondusif, beberapa rumusan yang mengandung unsur diskriminasi 
akan tetap dipertahankan.

Seperti rumusan Pasal 81 Butir a yang berbunyi, "Setiap orang berhak menjalani 
kehidupan reproduksi dan kehidupan seksual yang sehat, aman, bebas dari paksaan 
dan/atau kekerasan dengan pasangannya yang sah."

Formulasi tersebut, menurut Rita Serena Kolibonso dari Yayasan Kesehatan 
Perempuan, mendiskriminasi hak kesehatan seseorang atas dasar status 
perkawinan. Hal itu bertentangan dengan Pasal 28 H Ayat 1 UUD 1945 yang 
menegaskan, "Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin bertempat 
tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak 
memperoleh layanan kesehatan."

"RUU Kesehatan tetap berpegang pada perkawinan," ujar Luwih Soepomo dari 
F-PDIP. Rumusan itu dipertahankan untuk menutup peluang tak baik, seperti 
pelacuran.

Fasis

Menanggapi itu, Koordinator Jaringan Kerja Program Legislasi Nasional Pro 
Perempuan (JKP3) Ratna Batara Munti dengan suara gemetar menyatakan, 
"Prostitute pun adalah warga negara. Memberantas prostitusi dengan tidak 
memberikan pelayanan kesehatan adalah tindakan fasis yang tidak sesuai dengan 
perjuangan PDI-P."

Ratna menegaskan, persoalan struktural-lah yang menyebabkan perempuan masuk ke 
dunia prostitusi. "Saya sangat kecewa karena banyak pasal tak masuk akal dan 
tak memberi solusi efektif atas dasar penghakiman. Tolong kembalikan isu 
kesehatan sebagai isu universal, hak setiap warga negara yang dijamin 
konstitusi."

Dalam audiensi yang terkesan lebih satu arah dengan Fraksi Partai Demokrat, 
Senin (31/8), pandangan serupa juga mengemuka. Namun, alasan dr Hakim Sori Muda 
Pohan dari F-PD, menurut Ratna, adalah menutup peluang bagi perkawinan sejenis. 
Pohan juga menginterpretasikan Pasal 28 UUD 1945 untuk mengaitkan hak kesehatan 
dengan perkawinan yang sah.

Dalam audiensi kemarin, pasal-pasal tentang kesehatan reproduksi perempuan, 
khususnya Pasal 84 Ayat 2 dan 3 yang terkait dengan aborsi, yang masukannya 
diberikan secara rinci oleh dr Kartono Muhamad, tampaknya tak akan berubah. Pun 
Pasal 78 Ayat 1 yang menguatkan stigma pada kelompok tertentu serta aspek 
kerahasiaan dari status pasien pada Pasal 10 Ayat 2.

Para legal drafter tampaknya juga ceroboh dengan beberapa diksi yang digunakan, 
seperti istilah "kedaruratan". "Darurat seperti apa? Apa orang mau mati baru 
dianggap darurat?" tanya dr Kartono.

Kata "memungkinkan" pekerja hidup sehat, menurut Ari Sunaryati dari Federasi 
Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Reformasi, memperlihatkan lepasnya tanggung 
jawab pemerintah terhadap hak kesehatan buruh. Dalam soal kesehatan kerja, RUU 
Kesehatan lebih lemah dibandingkan dengan UU No 13/2003 tentang Ketenagakerjaan.

Masa depan

Kesehatan, seperti ditegaskan Ratna Kusuma dari Indonesia Corruption Watch, 
harus disikapi sebagai investasi masa depan. Oleh karena itu, pendekatannya 
harus preventif dan promotif. Pendekatan kuratif seperti sekarang tidak akan 
efektif, baik dari segi dana maupun kesadaran masyarakat tentang kesehatan.

Abdul Ghofur dari Gerakan Anti Pemiskinan Rakyat Indonesia (GAPRI) 
mengingatkan, urusan kesehatan sangat potensial memiskinkan rakyat kalau negara 
melepaskan tanggung jawabnya.

"Perspektif hak asasi manusia dalam RUU Kesehatan sangat tipis karena sebagian 
besar mengatur kewajiban warga negara. Tak ada sanksi bagi negara kalau ada 
warganya yang meninggal karena tak mendapat pelayanan kesehatan yang layak," 
ujarnya.

Imam Cahyono dari Perkumpulan Prakarsa menghitung, jika 175 juta penduduk yang 
produktif dengan rata-rata pendapatan Rp 25.000 per hari sakit selama 12 hari 
setahun, nilai produktivitas ekonomi yang hilang besarnya sekitar Rp 52,5 
triliun.

Jika 134,9 juta penduduk tanpa jaminan kesehatan harus membiayai sendiri biaya 
kesehatannya dengan rata-rata Rp 40.000 per bulan per orang, biaya yang 
dibutuhkan adalah Rp 64,7 triliun per tahun.

Kalau 230 juta penduduk dicakup dalam Jaminan Kesehatan Masyarakat dengan premi 
Rp 5.000 per orang, negara hanya perlu menyisihkan Rp 13,8 triliun atau 1,38 
persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Imam juga mengingatkan, 
sekitar 30 persen penduduk tergolong mampu sehingga tak perlu dicakup Jamkesmas.

"Sebenarnya ini soal kehendak politik saja. Tidak besar kalau dibandingkan 
kerugian ekonomi karena hilangnya produktivitas," ungkap Imam.

RUU Kesehatan 

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Nasionalisme yang Kebablasan - Bls: Undip Tolak Mahasiswa Malaysia Sejak 2006

2009-09-06 Thread Lasma siregar
Nasionalisme yang kebablasan, nasionalisme yang dangkal dan merugikan
diri kita sendiri!
Tapi agaknya bisa memberikan kepuasan buat emosi yang lagi ngamuk.

Kata "amuk" ini sampai masuk dalam kamus bahasa asing, dikatakannya
merupakan ledakan emosi yang gelapkan mata
Bisa dimengerti tapi disesalkan!

Salam
Las
--- On Thu, 3/9/09, A Nizami  wrote:


From: A Nizami 
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Nasionalisme yang Kebablasan - Bls: Undip Tolak 
Mahasiswa Malaysia Sejak 2006
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Received: Thursday, 3 September, 2009, 3:50 PM


 



Mungkin inilah Nasionalisme yang kebablasan.
Negara-negara maju seperti AS, Jepang, Australia, bahkan Singapura gemar 
memberi beasiswa pada mahasiswa2 negara lain yang cerdas dgn harapan, mahasiswa 
tsb nanti jadi agen yang membela kepentingan mereka di negara itu.

Contohnya ketika perusahaan AS Exxon dan Pertamina rebutan blok Migas Cepu, 
akhirnya mantan mahasiswa yang diberi beasiswa AS memberikan blok Cepu kepada 
perusahaan AS Exxon dalam perundingan perebutan tsb.

Biar saja mahasiswa Malaysia itu belajar di Universitas di Indonesia. Tapi 
biayanya dinaikkan jadi rp 1 milyar per orang misalnya. Jadi kalau ada 1000 
mahasiswa, kita dapat rp 1 trilyun. Nah itu bisa membiayai mahasiswa Indonesia 
yang miskin untuk tetap bisa kuliah.

Toh meski Indonesia melarang, mereka bisa kok kuliah di AS, Australia, Jepang, 
dsb.


Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polri: Deddy Corbuzier Bohong

2009-09-06 Thread Priatna Dimas
Trik yang dipergunakan oleh Dedi Corbuzier pernah di perlihatkan di salah satu 
stasiun tv, kalau tidak salah judulnya menguak trik-trik pesulap dunia, ini 
dalam bahasa Indonesianya, kalau dalam bahas inggrisnya saya agak lupa..  semua 
memang trik dan bukan membohongi publik, jadi polisi untuk apa mencari sensasi 
dengan memanggil Dedi. Emang kurang kerjaan? sehingga hal-hal yang kecil 
dibesar-besarkan?. Pak Polisi tolong tugas anda mememberi rasa aman dari 
ancaman teroris. Tolong temukan Noordin M Top. wassalam Priatna 

--- Pada Rab, 2/9/09, Wal Suparmo  menulis:

Dari: Wal Suparmo 
Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polri: Deddy Corbuzier Bohong
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 2 September, 2009, 5:42 PM













 





  Salam,

Semua orang tahu bahwa tukang sulap itu membohongi publik dengan berbagai 
trick, DEMI HIBURAN dan UANG.

Tetapi� pelajaran bagi tukang sulap� jika berbohong yang menyangkut 
INSTANSI atau perorangan karena risiko ybs tidak setuju atau menyukai hal 
semacam itu.



Wasalam,

Wal Suparmo



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.

2009-09-06 Thread Adyanto Aditomo
Bung Asep Kurniawan,
 
Bagi orang seperti saya tidaklah terlalu penting siapa yang akan duduk di 
kabinet.
Yang penting adalah:
Apakah benar pernyataan pejabat BI bahwa ada 13 Bank Lain diluar Bank Century 
yang kondisinya tidak lebih baik dari Bank Century???
Apakah Benar tidak ada yang bisa dilakukan oleh BI kecuali hanya menunggu 
mukzizat agar 13 Bank tersebut tidak collaps???
Bila informasi ini benar adanya, potensi terjadinya BLBI Jilid 2 hanya tinggal 
menunggu waktu.
Karena uang LPS yang katanya sebesar Rp. 18 Triliun sudah terpakai Rp. 6,7 
Triliun untuk menyelamatkan Bank Century, mau tidak mau kekurangannya akan 
harus ditalangi oleh APBN.
 
Soal kompetensi Sri Mulyani dan Boediono memang tidak perlu diragukan lagi. 
Mungkin mereka itu untuk saat ini merupakan Putra Terbaik bangsa ini.
Tetapi yang dipersoalkan oleh msyarakat bukan soal Kompetensi, tetapi soal 
Moral.
Apakah Moral Boediono dalam mengawasi bank yang bermasalah sudah sesuai dengan 
yang harus dilakukannya???
Kalau pernyataan Pejabat BI memang benar bahwa upaya BI dalam mengawasi Bank 
Bermasalah sudah optimal karena keterbatasan kewenangan sesuai yang diatur 
dalam UU Perbankkan, sehingga bila ada Bank yang tiba - tiba Collapse tidak 
bisa disalahkan ke BI, mengapa Boediono tidak menyampaikan hal tersebut ke 
DPR???
Ini persoalan moral atau kompetensi???
Mengapa begitu mudahnya seorang Pejabat Publik mengelak dari tanggung jawab???
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 3/9/09, Asep Kurniawan  menulis:


Dari: Asep Kurniawan 
Judul: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] opini campur aduk yg semuanya benar [ was ] 
Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 3 September, 2009, 2:59 PM


 



Kesimpulannya ini sudah isu politis, dengan sasaran tembak Sri Mulyani dan 
Boediono. Maklumlah, sudah jelang pembentukan kabinet. Yang ribut memang masih 
kubu JK, kalo kubu Mega kan masih belum jelas akan oposisi lagi atau ikut 
kabinet.

Salam,


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.

2009-09-06 Thread Adyanto Aditomo
Kalau ternyata biaya penyelamatan Bank Century sebesar Rp. 6,7 Triliun tetap 
akan membuat 13 Bank lain yang kondisinya tidak lebih baik dari Bank Century 
Collapse, maka potensi terjadinya BLBI Jilid 2 hanya masalah waktu.
Kalau ini benar terjadi, maka seluruh Rakyat Indonesia yang akan menanggung 
akibatnya.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 3/9/09, Harya Setyaka  menulis:


Dari: Harya Setyaka 
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 3 September, 2009, 3:05 PM


 



Kalao gagal?? experimen pakai duit rakyat, kalao gagal cuma say sorry gitu?
Situ berani jamin kalao sudah di-selamatkan dengan 6,7T lantas krisis
terhindarkan?
Situ berani jamin, tidak terjadi BLBI ke-2?

Salam,
-K-


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Iklan SMK

2009-09-06 Thread Dharma Hutauruk
Mr. Tung DW, Hermawan Kertajaya, James Gwee dan para guru terkemuka lainnya
banyak belajar dari para guru di luar sono.
Istilah terkenal pak Tung adalah ATM, amati, tiru dan Modivikasi.
Kalau mengamati di anggap Belajar, yah silahkan saja.
Saya dengar bahwa Jepang maju karena meng ATMkan kemajuan bangsa lain,
demikian juga China yang sering membeli mesin baru hanya untuk jadi bahan
pembelajaran (bongkar habis).
Istilah lain di Indonesia adalah Pengusaha X dapat proyek karena ATM pejabat
Y
he he he (semoga tidak benar)

dh

2009/9/4 Pandu Ganesa 

>
>
> Petronas belajar perminyakan dari Pertamina. Mereka berbondong-bondong
> datang ke Pertamina, dan sekarang Petronas menjadi salah satu dari 500 dari
> daftar Fortune.
>
> Seorang Malaysia yang pernah belajar di Yogya, beristri orang Jawa, dan
> kemudian menjadi dosen di Malaysia (dan hidupnya makmur sebagai dosen)
> mengatakan, orang Indonesia itu hebat-hebat, sayang rusaknya karena korupsi.
>
> gono


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Memperkuat BUMN - Re: Kesabaran Mulai Habis, Exxon Terancam

2009-09-06 Thread A Nizami
Bukan itu masalahnya.
Negara Malaysia yang SDMnya di bawah kita saja tetap bisa menguasai migas 
mereka melalui BUMN mereka Petronas.

Kemudian Arab Saudi mengakuisisi ARAMCO itu bukan tahun 1990, tapi kalau dari 
Wikipedia yang anda kutip sudah mulai dari tahun 1973. Coba lihat isinya:
==
1973 Saudi Government acquires 25 percent interest in Aramco.1980 Saudi 
Government acquires 100 percent participation interest in Aramco, purchasing 
almost all of the company's assets==

Banyak negara bahkan negara dgn ekonomi Liberal seperti Norwegia yang mengelola 
migas mereka melalui BUMN sehingga kekayaan alam mereka tidak dicuri asing dan 
mereka bisa jadi bangsa yang makmur. Tidak miskin seperti Indonesia.


===



--- Pada Rab, 2/9/09, verdi adhanta  menulis:

Dari: verdi adhanta 
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Memperkuat BUMN - Re: Kesabaran Mulai Habis, 
Exxon Terancam
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 2 September, 2009, 10:01 PM






 





  Sy rasa logikanya justru terbalik:



"Saudi Aramco" (Saudi Arabian Oil Company) itu tadinya "Aramco" (American 
Arabian Oil Company), dan baru -> dibeli <- kendalinya oleh negara Arab 
menjelang tahun 90, justru karena jumlah penduduk S. Arabia yang relatif 
sedikit (27 juta), tapi dengan kapasitas produksi melimpah (10 juta barel/h) -- 
dibandingkan Indonesia yang berpenduduk hampir 9 kali lipat (240 juta) tapi 
dengan kapasitas produksi sedikit (1 juta barel/hari), sehingga Arab mampu 
membeli kendali total atas produksi minyaknya, Indonesia tidak.



Saudi Arab: Penduduk: 27 juta, Produksi: 10,7 juta barel per hari.

Qatar : Penduduk: 900 ribu, Produksi: 1,4 juta barel per hari.

Kuwait : Penduduk: 1 juta, Produksi: 2,7 juta barel per hari.

Venezuela : Penduduk: 26 juta, Produksi: 2,7 juta barel per hari.

 - - - - - -

INDONESIA: Penduduk: 230 juta, Produksi: 1 juta barel per hari.



http://en.wikipedia .org/wiki/ Pertamina

 - - - - - -



Saudi Arab

http://en.wikipedia .org/wiki/ Saudi_Aramco



Qatar:

http://en.wikipedia .org/wiki/ Qatar_Petroleum



Kuwait:

http://en.wikipedia .org/wiki/ Petroleum_ industry_ in_Kuwait



Venezuela:

http://www.eia. doe.gov/cabs/ Venezuela/ Oil.html



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Trans Studio Makassar: Indoor Theme Park Terbesar di Dunia

2009-09-06 Thread Dharma Hutauruk
Selamat ya pak Satrio,
Minggu lalu saya dibawa kawan ke Tanjung Bunga di Malam hari dan melihat
studi Trans tersebut.
Sayang kami tidak masuk untuk melihat kehebatan studio tersebut.
Tapi dari luar gemerlap lampu dan disainnya mengagumkan.

dharma

2009/9/3 Satrio Arismunandar 

>
>
> Trans Studio Makassar:
> Indoor Theme Park Terbesar di Dunia
>
> Oleh Satrio Arismunandar
>
> Jika semua berjalan sesuai rencana, Insya Allah, pada hari Rabu, 9
> September 2009 ini, akan diresmikan kehadiran Trans Studio di Makassar.
> Trans Studio, yang merupakan bagian dari Para Group, adalah Indoor Theme
> Park terbesar di dunia. Ada rencana jangka panjang bahwa Theme Park semacam
> ini akan dibangun di 20 kota di Indonesia.
>
> Trans Studio Theme Park berlokasi di jalur utama Jalan Metro Tanjung Bunga,
> Makassar, sekitar 2 km baratdaya atau 3 menit dari kawasan Pantai Losari.
> Theme Park seluas 2,7 hektar ini dapat ditempuh dalam waktu 30 menit dari
> pusat-pusat terpenting di kota Makassar. Ia juga dekat dengan rencana
> terminal kendaraan umum.
>
> Trans Corp (Trans TV dan Trans7) merupakan stasiun televisi pertama di
> dunia yang memiliki Theme Park. Trans Studio, yang dikembangkan oleh PT.
> Trans Kalla Makassar, dibangun di atas lahan seluas lebih kurang 24 hektar
> di wilayah Tanjung Bunga. Di lokasi lapang ini akan hadir sebuah proyek
> pembangunan terpadu bertaraf dunia, yang mencakup pusat hiburan keluarga,
> pusat perbelanjaan, hotel dan pemukiman.
>
> Setiap unit usaha saling melengkapi dan mampu merangkul pasar yang luas.
> Keberadaannya di kawasan pariwisata, yang dekat dengan wilayah pemukiman dan
> usaha, merupakan nilai tambah. Kawasan pemukiman kelas menengah dan kelas
> atas, serta kawasan bisnis di Kota Mandiri Tanjung Bunga yang berada dalam
> satu lokasi, adalah pasar potensial yang menjanjikan. Pantai Selat Makassar
> yang terdapat di sebelah utara dan barat lokasi menjadi daya tarik yang
> menguntungkan, dan akan menjadi bagian dari konsep pembangunan secara
> keseluruhan.
>
> Karya Anak Bangsa
>
> Kita patut berbangga karena Indoor Theme Park ini adalah karya putra-putri
> bangsa Indonesia yang sekelas dunia dan tidak kalah dari Disneyland. Lewat
> Trans Studio ini, terbukti bahwa sejumlah karyawan Trans Corp telah berkarya
> jauh melampaui sekadar mengoperasikan sebuah stasiun TV. Kehadiran Trans
> Studio tentunya juga akan bersinergi dengan unit-unit bisnis Para Group
> lainnya.
>
> Di Trans Studio ini ada 21 wahana, seperti Dunia Lain, Si Bolang, Jelajah,
> Magic Thunder Coaster, Ayun Ombak, Angin Beliung, dan masih banyak lagi
> wahana yang menarik dan seru. Jika Anda perhatikan, beberapa wahana itu
> dinamai persis seperti nama program-program di Trans TV dan Trans7. Para
> pengunjung dapat merasakan bagaimana menjadi seorang bintang di depan
> kamera, serta menjadi orang-orang di balik layar dari tayangan-tayangan
> favorit Trans TV dan Trans7, seperti: Ceriwis, Dunia Lain, dan Jelajah.
>
> Ada Studio Central, sebuah kawasan menakjubkan yang menampilkan gemerlap
> dunia layar lebar dan TV dalam tampilan a’la Hollywood era tahun 60-an. Zona
> ini menyingkap rahasia-rahasia di balik layar. Ada juga The Lost City, suatu
> kawasan super seru yang dikemas secara apik untuk dinikmati para petualang
> sejati.
>
> Trans Studio juga memiliki toko-toko merchandise (Trans Studio Store) yang
> menjual barang-barang unik, bagus, dan menjadi ciri khas keberadaan
> pengunjung di Trans Studio, Trans TV, dan Trans7. Ada Fashion Hub yang
> menampilkan fashion items dari merek-merek ternama dunia, yang akan
> mengukuhkan Trans Studio Walk sebagai kawasan paling modis dan prestisius di
> kota Makassar.
>
> Tak lupa, ada bioskop 4D yang memanfaatkan kecanggihan teknologi visual dan
> suara serta peralatan audio-visual termodern, untuk memberi kepuasan
> menonton yang maksimal bagi para penikmat layar lebar. Bagi penggemar barang
> elektronik dan gadget, juga disajikan produk inovasi terbaru di bidang IT,
> elektronik dan digital. Selain itu, ada Gourmet Emporium yang mempunyai
> banyak sekali tempat makanan (Food Chain), dari menu Nusantara sampai menu
> internasional, yang dijamin enak-enak dan pastinya menggugah selera.
>
> Harga tiket di Trans Studio ini juga relatif murah. Hanya dengan uang Rp 10
> ribu, Anda sudah mendapatkan tiket pass yang berlaku seumur hidup. Untuk
> menikmati wahananya, hanya dengan Rp 90 ribu, Anda dapat bermain di sebanyak
> 15 wahana dan masih ada 6 wahana lain di luar wahana tersebut.
>
> Mengapa Memilih Makassar
>
> Mungkin ada yang bertanya, mengapa Theme Park ini dipilih dibangun pertama
> di Makassar, bukan di Bandung, Surabaya, Medan, atau Denpasar, misalnya?
> Jawabannya: Coba lihat besarnya pasar yang jadi target. Jumlah penduduk di
> lingkungan Makassar ada 3,4 juta. Sedangkan penduduk di lingkungan Sulawesi
> Selatan ada 4,6 juta. Jika ditotalkan, ada 8 juta penduduk.
>
> Kemudian, pertumbuhan ekonomi di kawasan ini sangat tinggi. GDP Makassar
> lebih tinggi dari GDP rat

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polri: Deddy Corbuzier Bohong

2009-09-06 Thread Adyanto Aditomo
Iya juga sih. Dulu saat Jaman Orde Baru di Makasar ada seorang Pengusaha asal 
Bugis yang ditembak oleh lawannya di muka umum tapi pelurunya tidak bisa 
menembus kulit.
Bajunya bolong - bolong terkena peluru.
Ya tentu saja masyarakat geger melihat kenyataan ada orang yang kebal peluru 
Pistol.
Setelah penembaknya tertangkap terus gak jelas lagi ceritanya bagaimana.
Sebetulnya banyak orang ingin tahu, Pedagang asal Bugis itu punya ilmu apa kok 
saat ditembak pakai pistol sampai beberapa kali, selain badannya tidak 
tertembus peluru, juga yang bersangkutan tidak terlihat kesakitan.
Kalau pakai Rompi Anti Peluru kan katanya yang bersangkutan tetap akan 
terpental dan kesakitan.
Kalau yang bersangkutan kerjasama dengan Deddy Corbuzier di panggung 
pertunjukan, wah bisa seru juga tuh he he he he he
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 3/9/09, Nursalam AR  menulis:


Dari: Nursalam AR 
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polri: Deddy Corbuzier Bohong
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 3 September, 2009, 4:35 PM


 



Ada, Mas Adyanto, di debus asal Banten:)). Memang sih kesenian ini jarang
ditampilkan di TV Indonesia. Mungkin menunggu diklaim Malaysia dulu baru
pada ngeh,hehe...

Tabik,

--
"Open up your mind and fly!"
-Nursalam AR
Translator & Writer
0813-10040723
021-92727391
www.nursalam. multiply. com
www.facebook. com/nursalam. ar


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] CENTURY (Om Asep & Om Godlip)

2009-09-06 Thread Godlip Pasaribu
Deposito Rp 2T? Informasi darimana pula ituan saya sangat meragukan informasi 
anda. Kalau bikin issue jangan terlalu bombastislah. Secara tunai tidak 
mungkin, ditransferpun pasti PPATK sudah ribut. Saya tidak membela BI, pasti 
mereka punya porsi kesalahan tetapi kalau dikatakan ada kolusi dengan pemilik 
Bank Century, saya sangat meragukannya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Achmad Jauzi 

Date: Thu, 3 Sep 2009 20:15:14 
To: 
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] CENTURY (Om Asep & Om Godlip)


Om Asep Yang Baik...

Saya pernah kerja di akuntan publik asing di jakarta dan singapore dengan 
spesialisasi auditor perbankan...Interbank call money itu tidak bisa diberikan 
secara ujuk-ujuk (instant), ada prosesnya...Dibuka dulu money market 
line...Untuk  buka money morket line banyak faktor yang harus direview...Bank 
mana yang berani kasih line gede sama bank "seperti" century??? Kalaupun ada, 
akumulasi dari seluruh line yang diberikan bank tidak akan melebihi aset bank 
tersebut...Tagihan lebih gede daripada aset atau terjadi leveraging hanya bisa 
terjadi pada transaksi derivative...Lagi-lagi saya mempertanyakan fungsi 
pengawasan dari BI. Kenapa ini bisa terjadi sampe-sampe CAR minus...Padahal 
sedetikpun CAR kurang mestinya BI sudah bereaksi karena semua bank menghitung 
CAR setiap hari dan dilaporkan ke BI.

Selain itu katanya ada satu orang yang punya deposito 2T...Ck ck ck...Orang 
kaya sekalipun, Aburizal Bakrie sekalipun, saya kira tidak punya uang tunai 2T 
(kalau total kekayaan pasti lebih, tapi bukan dalam bentuk uang 
tunai)...Pertanyaan saya, siapa dia? Terafiliasi atau tidak? Karena menurut 
logika awam saya hanya yang sangat kaya tetapi gila yang mau membuka deposito 
2T di bank seperti century...Siapa dia? Kapan depositonya dibuka? Waktu buka 
depo pake setoran uang tunai tidak? Kalau pake tunai, dari mana uangnya? Setor 
bawa uang tunai (berapa banyak tuch), atau transfer dari bank 
lain...Jangan-jangan setoran bodong...Ini harus dibuka karena uang LPS adalah 
uang publik (sedikit banyak uang saya juga), itu kan akumulasi premi asuransi 
yang dibayar para penabung.

Jadi jangan bikin masalah gede...Pengawasan lemah (gak tahu karena bloon atau 
turut menikmati)...Terus todong uang rakyat dan bilang : KASIH GUE DUIT ATAU 
TERJADI RESIKO SISTEMIKAya aya wae...

Senang berdiskusi dengan anda...





=
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.

2009-09-06 Thread Godlip Pasaribu
Yang jelas kalau pun gagal menanggung kerugian satu Bank masih lebih mudah 
daripada menanggung kerugian 33 Bank bahkan mungkin bisa lebih. Apa tidak kapok 
dengan kejadian krisis perbankan th 98? Kalaupun menyelamatan Bank Century 
gagal tidak mungkin jumlahnya sampai RP 6.7T karena ada aset2 bank tsb termasuk 
yang sudah disita oleh kepolisian dari para pemegang saham yang katanya 
berjumlah Rp 1.9T. Lagipula waktu menyalurkan dana RP 6.7T itu harusnya sudah 
ada hitung2annya, tidak mungkin asal digelontorkan begitu saja kan?


--Original Message--
From: Harya Setyaka
Sender: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
ReplyTo: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.
Sent: Sep 3, 2009 10:05 PM

  Kalao gagal?? experimen pakai duit rakyat, kalao gagal cuma say sorry gitu? 
Situ berani jamin kalao sudah di-selamatkan dengan 6,7T lantas krisis 
terhindarkan? Situ berani jamin, tidak terjadi BLBI ke-2? Salam, -K- On 9/3/09, 
Godlip Pasaribu  wrote: > > Kalau diselamatkan dengan 
biaya 6.7T, Banknya diambil alih Pemerintah, > syukur-syukur nilai total asset 
keseluruhannya melebihi Rp 6.7T. Kalau > ditutup maka risikonya kepercayaan 
terhadap perbankan kembali hancur yg > akibatnya bisa bank-bank dirush dan 
krisis perbankan th 98 terjadi kembali. > Mana yang anda pilih? > 

Powered by Telkomsel BlackBerry?
 




=
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Resiko Sistemik di Kabinet SBY-Boediono.

2009-09-06 Thread Godlip Pasaribu
Yang jelas kalau pun gagal menanggung kerugian satu Bank masih lebih mudah 
daripada menanggung kerugian 33 Bank bahkan mungkin bisa lebih. Apa tidak kapok 
dengan kejadian krisis perbankan th 98? Kalaupun menyelamatan Bank Century 
gagal tidak mungkin jumlahnya sampai RP 6.7T karena ada aset2 bank tsb termasuk 
yang sudah disita oleh kepolisian dari para pemegang saham yang katanya 
berjumlah Rp 1.9T. Lagipula waktu menyalurkan dana RP 6.7T itu harusnya sudah 
ada hitung2annya, tidak mungkin asal digelontorkan begitu saja kan?

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Harya Setyaka 

Date: Thu, 3 Sep 2009 22:05:11
To: 
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Resiko Sistemik di Kabinet
SBY-Boediono.


Kalao gagal?? experimen pakai duit rakyat, kalao gagal cuma say sorry gitu?
Situ berani jamin kalao sudah di-selamatkan dengan 6,7T lantas krisis
terhindarkan?
Situ berani jamin, tidak terjadi BLBI ke-2?

Salam,
-K-




[Forum-Pembaca-KOMPAS] Pernyataan Solidaritas PRP untuk korban gempa Tasikmalaya

2009-09-06 Thread Perhimpunan Rakyat Pekerja















PERNYATAAN
SOLIDARITAS

PERHIMPUNAN
RAKYAT PEKERJA
Nomor:
128/PS/KP-PRP/e/IX/09




Solidaritas
terhadap rakyat pekerja yang menjadi korban gempa Tasikmalaya !!!








Salam
rakyat pekerja,
Indonesia
kembali dikejutkan dengan bencana alam. Pada tanggal 2 September
2009, di perairan selatan Jawa Barat atau 142 kilometer barat daya
Tasikmalaya, mengalami gempa tektonik sebesar 7,3 SR, di kedalaman
lebih dari 30 kilometer. Dampak gempa tersebut sangat besar, bahkan
getaran gempa tidak hanya dirasakan di Jawa Barat, Jakarta, Jawa
Tengah, tetapi hingga Jawa Timur dan beberapa daerah Sumatera.
Kepanikan pun melanda masyarakat di beberapa kota besar di Indonesia,
termasuk Jakarta.
Gempa
yang awalnya diduga berpotensi tsunami tersebut akhirnya telah
menelan korban dan menyebabkan kerugian material. Diketahui hingga
saat ini, korban jiwa meninggal telah mencapai 59 orang dan ratusan
orang menderita luka berat serta luka ringan. Bahkan masih dikabarkan
bahwa puluhan orang masih hilang akibat gempa tersebut.
Sementara
ribuan orang terpaksa mengungsi dari daerahnya masing-masing karena
rumahnya rusak berat. Kerusakan yang diakibatkan oleh gempa kemarin
memang tidak tanggung-tanggung. Sekitar 10.695 unit rumah roboh/rusak
berat dan 13.157 unit rumah mengalami rusak ringan. Belum jika
dihitung dengan kerusakan yang dialami institusi-institusi
pendidikan, tempat ibadah dan tempat usaha yang juga menjadi korban
keganasan gempa.
Gempa
bumi tentunya tidak bisa dicegah keberlangsungannya. Namun tentunya
kemunculan gempa tersebut seharusnya dapat diprediksi sehingga tidak
menimbulkan korban jiwa yang sangat besar. Ini jelas merupakan
kelemahan dari pihak pemerintah untuk memprediksi kemunculan gempa
tersebut, sementara pembaharuan alat-alat untuk mendeteksi gempa dan
tsunami telah dilakukan. pembaharuan alat-alat teknologi tersebut
dilakukan mengingat wilayah Indonesia sangat rentan terhadap bencana
alam.
Selain
itu, kelambanan pihak pemerintah dalam merespon terjadinya gempa
tersebut sangat dirasakan oleh masyarakat korban. Pemerintah baru
hari ini melakukan persiapan-persiapan untuk memberikan bantuan
kemanusiaan. Sementara pertolongan terhadap korban bencana alam
seharusnya telah dilakukan semenjak kemarin.
Terlepas
dari kelambanan pihak pemerintah dalam mengantisipasi dan merespon
terjadinya bencana, di sisi lain banyak sekali rakyat pekerja yang
saat ini telah menjadi korban. Bukan hanya kerusakan rumah yang
dialami oleh masyarakat disana, namun tempat mereka bekerja pun ikut
hancur. Hal ini jelas akan menyebabkan masyarakat akan kehilangan
pekerjaan dan penghasilannya selama ini. 





Untuk
itu, Perhimpunan Rakyat Pekerja menyatakan sikap:

Turut
bersolidaritas dan berduka terhadap seluruh korban bencana alam
(gempa bumi) yang terjadi pada tanggal 2 September 2009 dimanapun
berada.

Menuntut
kepada pemerintah pusat dan daerah untuk segera sigap, tanggap, dan
responsif dalam menanggulangi kejadian-kejadian bencana alam di
Indonesia. Selain itu, pihak yang berwenang pun harus sigap terhadap
kemungkinan-kemungkinan bencana alam yang akan terjadi di Indonesia
di kemudian hari, sehingga akan meminimalisir korban jiwa.

Menyerukan
kepada seluruh elemen gerakan rakyat agar dapat bersatu dan
memberikan solidaritas dan bantuan kepada korban bencana alam akibat
gempa Tasikmalaya 2 September 2009. Untuk itu diperlukan
penggalangan solidaritas yang tinggi dari sesama rakyat pekerja di
Indonesia, dengan mengumpulkan  dan memberikan bahan-bahan makanan,
pakaian, hingga dana pada korban bencana alam tersebut. 


















Jakarta,
4 September 2009





Komite
Pusat
Perhimpunan
Rakyat Pekerja
(KP-PRP)




Ketua Nasional


Sekretaris
Jenderal








[Forum-Pembaca-KOMPAS] Semalam di Malaysia, Sekejap di Cianjur

2009-09-06 Thread Berthy B Rahawarin

Dear All,

Sulit menyambung rasa kebanyakan saudara
di Indonesia, yang pada beberapa pekan terakhir sulit menahan diri
untuk mencercah dan mencaci Malaysia sedemikian rupa. Di Jawa Tengah bendera 
Malaysia dibakar
di lapangan di mana banyak generasi pelajar berseragam sekolah 
dilumuri pikiran “pengganyangan Malaysia”. Arus besar tabiat
pengganyangan Malaysia tampak tidak terhenti, bahkan ketika
saudara-saudara kita di Tasik-Malaya, Jawa Barat,
sedang dilanda bencana. Dampak gempa 7.3 SR kemarin hanya sekejap
menelan puluhan nyawa” di Cianjur, dan belasan lainnya di luar Cianjur,
dan daerah-daerah lain di kabupaten Tasik-malaysia, eh Tasikmalaya, Jawa Barat.
Dasar kedongkolan arus besar orang yang berhaluan “ganyang Malaysia” tidak 
datang dari pengulangan pidato Bung Karno.
Kedongkolan timbul dari klaim dan kontra klaim atas karya-karya seni,
ya lagu, ya tari, yang konon super-asli Indonesia. Lagu “Rasa
Sayang-Sayange” yang merupakan salah satu momentum membangkitkan
“nasionalisme Indonesia sayang-sayang” itu, telah dijelaskan Roy Suryo, kalau 
lagu tersebut telah ada sejak tahun 1943, atau sebelum Indonesia merdeka. 
Penciptanya juga tidak jelas atau “Nomen Nescio” (NN, inisial Latin yang 
artinya, “nama(-pencipta} tidak saya ketahui”). Demikan halnya, lagu “Terang 
Bulan”
yang tidak terang dari Indonesia maupun Malysia itu. Jadi, lagu “Rasa
Sayang-Sayange” tentu tidak seterang dan sejelas, “Semalam Di Malaysia”
karya Bimbo (bersaudara) atau “Semalam Di Cianjur” karya Sarwana.
Terhadap arus pemberitaan citra negatif
Malaysia di media, Duta Besar Malaysia suatu saat berujar, “Kami sangat
menghargai bangsa Indonesia. Kami terkejut dengan pemberitaan media
terhadap negara
kami. Media Indonesia misalnya tidak pernah membahas, misalnya penghuni
seperdua dari penjara di Malasia adalah warga negara Indonesia.”
Sangat sulit menemukan sambung rasa bangsa Indonesia dengan bangsa Malaysia
ketika media secara vulgar menyiarkan berita gempa pada tayangan
pertama, dan pada tayangan berikutnya menyiarkan pembakaran bendera
Malaysia. Atau, bila Anda mempunyai lebih dari dua monitor TV maka,
berbarengan berita bencana saudara kita di Tasikmalaya, buka puasa, dan
kecaman secara serentak.
Beberapa orang arif bijak, semisal Wimar
Witoelar memperingatkan kita betapa sejarah konfrontasi Malaysia lawan
RI, banyak nyawa rakyat Indonesia tersia-siakan ketika sejarah
pengganyangan Malaysia berlangsung. Konfrontasi, menurut
sosiolong-budayawan Wimar akhirnya meninggalkan kepahitan pada rakyat.
Dengan nada yang sama, wartawan senior Budiarto Shambazy secara terbuka
(Jangan Masuk Jurang, di Kompas) menyarankan masyarakat untuk kembali
bersikap rasional terhadap Malaysia, dan kritis terhadap arus isu anti
Malaysia. Pepih Nugroho menyindir arus umum pengganyangan dengan
mengatakan, “Jangan-jangan, kita perlu Malaysia”.
Ketika saya menulis klarifikasi lagu
“Rasa Sayang-Sayange” yang tidak asli Indonesia (bangets) di Forum
Pembaca Kompas tiga tahun lalu, salah seorang pembaca TKI di negeri
Jiran, lewat ‘japri’, menyatakan keharuannya atas sikap tengah beberapa
orang Indonesia, dan itu menguatkan mereka untuk bertahan mencari
nafkah. Karena betapa mereka malu dan tersiksa di tempat kerja atas 
pemberitaan anti-Malaysia.
Dalam sulit menyambung rasa itu, di
bulan Puasa, ketika banyak saudara kita di Malaysia sedang menjalankan
ibadah Puasa dengan tenang, sementara saudara-saudara kita di
Tasik-Malaya, secara khusus kematian akibat gempa di Cianjur, tidakkah
mengubah bahasa kita? Sebagai seorang non-Muslim, saya mengirimkan
pesan menjelang ibadah puasa dengan harapan memperkuat “ukhuwah
fathoniah”, kebersamaan sebagai bangsa. Dan saya amat yakin bahwa,
ibadah puasa kaum Muslim di Malaysia dan Tasikmalaya meminta “ukhuwah islamiyah 
sejati” lebih dari yang pernah ada.
Di samping sambung rasa yang utama dan pertama lewat ukhuwah
islamiyah itu, saya tergoda mengajak merenungi syair penuh makna Bimbo,
Semalam di Malaysia; dan Sarwana, Semalam di Cianjur. Sarwana
menuangkan syairnya secara sederhana dan dinyanyikan Alfian: *Kan
kuingat…di dalam hatiku, Betapa indah semalam di Cianjur, Janji kasih
yang tlah kau ucapkan, Penuh kenangan…yang takkan terlupakan . **Tapi
sayang…hanya semalam, Berat rasa…perpisahan, Namunku…telah berjanji, Di
suatu waktu… Kita bertemu lagi. ” Cianjur juga telah tercatat
dalam bencana di Tasikmalaya, sebagai korban terbanyak. Ketika sedang
merenungkan dua syair dari dua pujangga, puluhan korban masih tertimbun. 
Bimbo bersaudara yang tinggal di
Bandung, Jawa Barat, tidak atau belum bersuara tentang berlawan arah
syair musafir mereka dengan hasutan pengganyangan Malaysia. Sementara
itu, mereka harus menyaksikan duka di Tasikmalaya, ya Cianjur. Bait
“Semalam di Malaysia”, sekedar menyambung rasa atas cara lain, betapa
nostalgia Bimbo tentang Malaysia dari Bandung, sedang meminta dicerna: *Aku 
pulang dari rantau, Bertahun-tahun di negri orang, oh Malaysia; Oh di mana 
kawan dulu, Kawan
dulu yang sama berjuang, oh Malaysi

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kapal Perang RI Untuk Misi PBB "Bermasalah"

2009-09-06 Thread wawan suwandi
Kasihan ya TNI kita, pantes Malaysia sampai ratusan kali berani melanggar 
perbatasan laut indonesia, rupanya kapal perang kita begitu. Jangan2 Malaysia 
juga tau kalau indonesia membeli kapal perang bekas dari Jerman Timur yg 
sekarang sebagian gak jelas nasibnya. 

Tapi anehnya kenapa uang 6,7 T lebih diutamakan untuk bank century ketimbang 
buat pertahanan atau program kesejahteraan rakyat? Negara ku yang aneh.


 Wawan Suwandi






Dari: arifin 
Kepada: Milis forum pembaca kompas 
Terkirim: Jumat, 4 September, 2009 06:10:01
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kapal Perang RI Untuk Misi PBB "Bermasalah"

  
Kapal Perang Indonesia Diponegoro-365 yang tergabung dalam Satgas Maritim 
Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon (MTF-UNIFIL) , tengah mengalami 
masalah pada as propelernya dan kini tengah menjalani perawatann rutin di 
Spanyol.

http://www.antarane ws.com/berita/ 1251997069/ kapal-perang- ri-untuk- 
misi-pbb- bermasalah

   


  Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang 
Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Letjen (Purn) Agus Widjojo: Tentara Tak Dirancang untuk Tegakkan Hukum

2009-09-06 Thread Adyanto Aditomo
Bung Bambang Sulistomo,
 
Pertanyaan anda soal kepatuhan Prajurit terhadap hukum sipil, saya teringat 
beberapa tahun yang lalu saat saya sedang berkunjung ke Kuala Lumpur.
Saat itu saya sedang satu mobil dengan beberapa rekan saya asal Malaysia.
Saat Lampu Lalu Lintas menunjukkan warna merah, seluruh kendaraan yang melintas 
langsung berhenti dengan tertib, termasuk 1 truk berisi penuh dengan Tentara. 
Truk berisi Tentara tersebut berhenti dibarisan paling depan.
Melihat hal tersebut, secara reflek saya tanya ke rekan saya asal Malaysia:
Kok Truk Pengangkut Tentara yang bersenjata lengkap itu berhenti saat lampu 
lalu Lintas berwarna Merah menyala???
 
Jawab rekan saya asal Malaysia:
Ya tentu saja berhenti. Apa anda tidak melihat di pinggir jalan ada beberapa 
Polisi Lalu Lintas yang sedang berjaga?
Kalau Truk Pengangkut Tentara tersebut berani melanggar Lampu Lalu Lintas, ya 
pasti akan ditangkap oleh Polisi tersebut.
Lha kalau di Indonesia bagaimana???
Saya jawab:
Kalau sampai ada Polisi Lalu Lintas berani menangkap Truk Pengangkut Tentara 
yang bersenjata lengkap hanya karena melanggar Lampu Lalulintas, bisa hancur 
Polisinya digebugi tentara.
Rekan saya asal Malaysia sangat terheran - heran mendengar jawaban saya.
Setelah itu, pernyataan saya disebarkan ke rekan - rekan lain asal Malaysia dan 
itu jadi bahan olok - olok, betapa tidak berdayanya Polisi Indonesia dalam 
menegakkan Hukum Sipil.
Ya memang kenyataannya demikian; Tidak ada ceritanya Truk Pengangkut Tentara di 
tilang oleh Polisi Lalu Lintas hanya karena melangar lampu lalu lintas. 
Militer memang punya hak istimewa di Indonesia.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo


--- Pada Kam, 3/9/09, Bambang Sulistomo  
menulis:


Dari: Bambang Sulistomo 
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Letjen (Purn) Agus Widjojo: Tentara Tak 
Dirancang untuk Tegakkan Hukum
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 3 September, 2009, 7:12 PM


 



begini aja deh,
apakah dalam keadaan perang seorang prajurit
tidak diharuskan memahami dan patuh pada hukum perang ?,
namanya juga hukum,
dalam peperangan apa yang ada hanya hukum rimba ?
dalam keadaan damai, apa seorang prajurit tidak harus patuh pada hukum sipil
juga ?
misalnya boleh sekenanya nyerobot lampu lalu lintas,
atau kesalahan menembak karena senjata belum terkunci,
atau menembak seorang supir metro mini yang nyerempet mobilnya.
apakah seorang prajurit tidak bisa melaporkan suatu tindakan korupsi
yang dilakukan oleh atasan-nya, jika itu akan membahayakan
keselamatan keseluruhan satuan tempur misalnya ?
dengan kepatuhan pada hukum sipil dalam keadaan damai,
seorang prajurit itu juga menegakkan hukum om !
saya ingin pendapat sang jenderal tersebut dimuat lengkap,
istilah to kill or to be kill kalau diterapkan dalam kondisi damai,
atau diterapkan dalam proses politik yang demokratis,
apa jadinya negeri ini om ?
salambambangsulisto mo.


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polri: Deddy Corbuzier Bohong

2009-09-06 Thread Jaka Santika
Debus bukan sulap, tapi  ilmu kekebalan.
Begitu juga yang ada di Bali (Lupa namanya) adalah ilmu kekebalan.


--- On Thu, 9/3/09, Nursalam AR  wrote:


From: Nursalam AR 
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polri: Deddy Corbuzier Bohong
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 3, 2009, 4:35 PM


 



Ada, Mas Adyanto, di debus asal Banten:)). Memang sih kesenian ini jarang
ditampilkan di TV Indonesia. Mungkin menunggu diklaim Malaysia dulu baru
pada ngeh,hehe...

Tabik,

--
"Open up your mind and fly!"
-Nursalam AR
Translator & Writer
0813-10040723
021-92727391
www.nursalam. multiply. com
www.facebook. com/nursalam. ar


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mencari Cara Memprediksi Gempa Bumi

2009-09-06 Thread Dharma Hutauruk
Dalam diskusi dengan ibu-ibu anggota Jemaat GKPI Rawamangun tadi malam,
diungkapkan kehebatan manusia dengan bahasa Teknologi yang diciptakan belum
bisa menetapkan kapan tepatnya gempa akan terjadi.
Begitu banyak dan mahalnya peralatan deteksi dini Gempa dan tsunami sudah
dipasang namun kita tetap baru ribut setelah kejadian dan tidak sempat
memberikan peringatan dini.
"Hal ini mempertebal keimanan dan kepercayaan saya kepada Tuhan" tegas Ibu
Sipahutar.

dh

2009/9/4 agushamonangan 

>
>
> Oleh Yuni Ikawati
>
> http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/04/03025759/mencari.cara.memprediksi.gempa.bumi
>
> Apakah gempa bumi dapat diprediksi? Tantangan ini hingga kini belum
> terjawab. Namun, berbagai cara dilakukan, baik dengan menangkap fenomena
> alam maupun secara ilmiah. Belakangan ini tengah dicoba pengembangan deteksi
> kegempaan menggunakan gravimeter. Alat ini dilengkapi dengan sebuah sistem
> superkomputer yang disebut Superconducting Gravimeter (SG).
>
> Bumi bukanlah benda statis, tetapi seperti mengalami dinamika. Pada inti
> atau mantelnya terjadi pasang surut atau pemuaian dan penyusutan. Proses ini
> dipengaruhi pula oleh tarik-menarik dengan planet di sekitarnya, terutama
> Matahari dan Bulan.
>
> Perubahan kondisi Bumi ini dapat dipantau dengan parameter yang bekerja di
> dalamnya, seperti medan gravitasi, medan magnet, kelistrikan, suhu,
> porositas, atau kandungan air di permukaan tanah.
>
> Dijelaskan Fauzi, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi,
> Klimatologi, dan Geofisika, tekanan lempeng menyebabkan penekanan
> rongga-rongga di lapisan Bumi. Hal ini menyebabkan keluarnya air ke
> permukaan.
>
> Sejak September tahun lalu Stasiun Pengamatan Gaya Berat Badan Koordinasi
> Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) bekerja sama dengan perguruan
> tinggi di Jepang menerapkan Superconducting Gravimeter (SG).
>
> Parluhutan Manurung, Kepala Bidang Medan Gaya Berat dan Pasang Surut
> Bakosurtanal menjelaskan, alat ini merupakan bagian dari Global Geodynamics
> Project (GCP).
>
> Keberadaan stasiun ini di Indonesia sangat penting karena merupakan
> satu-satunya di khatulistiwa dan kawasan tektonik paling aktif di dunia.
> Jumlah alat ini terbatas, hanya 25 unit yang tersebar dalam jejaring Stasiun
> SG Global.
>
> Alat GCP berfungsi memonitor terus-menerus perubahan medan gaya berat atau
> gravitasi Bumi dari detik ke detik hingga tahunan. Alat ini memantau sinyal
> perubahan nilai gaya berat secara kontinu selama enam tahun sampai diperoleh
> empat parameter.
>
> Sejak teori gravitasi dilontarkan Isaac Newton 300 tahun lalu, pemahaman
> tentang gravitasi meningkat dan dikembangkan sistem pemantauan fenomena
> gravitasi Bumi. Sistem itu lalu dimanfaatkan untuk tujuan ekonomi, mencari
> sumber daya mineral dan minyak bumi.
>
> Superconducting Gravimeter merupakan alat pengukur perubahan gaya berat
> atau gravitasi Bumi dengan kepekaan sangat tinggi—fraksi satu permiliar kali
> atau nano Gal. Dengan kemampuan ini, alat yang ditempatkan di permukaan Bumi
> itu dapat menangkap sinyal peubah mulai dari aktivitas inti Bumi hingga ke
> permukaan Bumi.
>
> Alat ini mampu memantau sinyal perubahan gaya berat atau gelombang
> gravitasi yang disebabkan oleh aktivitas inti Bumi dan pengaruhnya terhadap
> gravitasi di permukaan hingga diperoleh gambaran tentang dinamika Bumi.
>
> SG memiliki keunggulan, yaitu dapat memantau perubahan gravitasi dengan
> kepekaan yang tinggi dan memberi gambaran interaksi perubahan massa atmosfer
> sesuai kondisi cuaca.
>
> Selain itu, digunakan untuk memantau perilaku kerak bumi yang dipengaruhi
> konstelasi Bumi terhadap planet lain yang berperan dalam memicu gempa bumi.
> Alat ini dapat mendeteksi gempa kecil dan besar.
>
> Sistem SG yang terpasang di Kantor Bakosurtanal Cibinong, sejak September
> 2008 dapat memantau gempa Gorontalo, Desember tahun lalu, dan gempa
> Tasikmalaya, Rabu (2/9).
>
> Pengukuran gaya berat di Indonesia, ujar Kepala Bakosurtanal Rudolf W
> Matindas, telah lama dilakukan oleh perusahaan minyak di Jawa dan Sumatera.
> Namun, cakupannya tergolong sempit.
>
> Data itu selama ini dirahasiakan perusahaan itu karena dapat mengungkap
> kondisi lapisan permukaan Bumi yang memiliki cekungan minyak. Sementara itu,
> di luar Pulau Jawa dan Sumatera boleh dibilang hingga kini minim data gaya
> berat, bahkan Papua masih tergolong blank area.
>
> Penyediaan data gaya berat secara nasional untuk keperluan pembangunan di
> daerah dilakukan Bakosurtanal dengan menggandeng Denmark Technical
> University.
>
> Untuk mempercepat survei gravitasi ini dipilih wahana pesawat terbang, yang
> menurut Koordinator Survey Airborne Gravity Indonesia (SAGI) 2008 Fientje
> Kasenda, memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan survei di darat
> atau teresterial dan satelit.
>
> Dengan pesawat terbang, jangkauan lebih luas dan cepat untuk medan yang
> berat, seperti hutan, pegunungan, dan perairan dangkal hingga pesisir.
>
> Selain itu, juga ada kesinambungan d

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Gali-Gali JATAM: Kebijakan Keruk dari Presiden Ke Presiden

2009-09-06 Thread Luluk Uliyah
GALI-GALI Volume 3, Nomor III, Juli 2009

Upaya untuk melakukan pencadangan dan proteksi Sumber Daya Alam (SDA)
yang sejak lama dilakukan Bung Karno (BK) melalui penerbitan
Undang-undang (UU) No. 44 Prp Tahun 1960 Tentang Pertambangan Minyak dan
UU No. 37 Prp Tahun 1960 Tentang Pertambangan menjadi karut marut, pasca
kudeta sistemik yang dilakukan militer pada 1966.

Presiden Suharto memulai kekuasannya dengan mengeluarkan kebijakan yang
justru ‘mengobral SDA’ Indonesia. Melalui UU No. 1 Tahun 1967 Tentang
Penanaman Modal Asing dan UU Pokok No 11 Tahun 1967 Tentang Pertambangan
Umum Pemerintah Orde Baru telah menghancurkan segala usaha proteksi dan
pencadangan tadi. Bahkan dimasa itu, Suharto menerapkan “Tax Holiday”
yaitu sebuah kebijakan untuk meniadakan pajak bagi investor asing yang
bersedia menanamkan modalnya di Indonesia. Inilah awal dari kehancuran
ekologi jutaan hektar hutan lindung yang sejatinya tidak boleh ditambang
oleh jenis usaha apapun.

Obral murah SDA yang disegerakan UU No 11 Tahun 1967 disempurnakan
melalui penetapan UU No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Kehutanan yang tidak mengatur larangan untuk melakukan pertambangan di
kawasan hutan, khususnya hutan lindung.


Baca informasi selengkapnya di Newsletter Gali-Gali JATAM Volume 3, Juli
2009
Caranya, buka website JATAM di www.jatam.org dan melakukan login,
kemudian masuk ke bagian publikasi, lanjut ke dokumen, maka anda bisa
mendownload Newsletter Gali-Gali JATAM


Dukung perluasan informasi dan kemudahan akses informasi, khususnya
warga di lokasi-lokasi terpencil yang terancam industri tambang, juga
pubik secara umum. Dukung WE ARE CONNECTED

Kunjungi terus website JATAM di www.jatam.org agar anda menjadi yang
pertama yang mengetahui informasi terkait daya rusak pertambangan. Dan
apabila anda ingin mendapatkan informasi terbaru dari website JATAM
secara berkala, daftarkan segera email anda di JATAM RSS yang ada di
website JATAM www.jatam.org
===








=
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Lagu Kebangsaan Malaysia Ciptaan Orang Indonesia

2009-09-06 Thread Jaka Santika
Dulunya aku dengar bahwa lagu "Terang Bulan" itu ciptaan Gesang komponis lagu 
Bengawan Solo.


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] LOGIKA AWAM SAYA KASUS CENTURY

2009-09-06 Thread Punduit
Bung Achmadselamat siang.

thanx atas sumbangan wawasannya
ya..benar..."pengawasan yang lemah" cuma dalih, pengalihan tanggung-jawab
maksud dan tujuan dari pembikinan segala peraturan dan undang-undang adalah 
dijadikan "alat pemeras" bukan sebagai "alat check & balance".
siapa yang pernah dan akan "mengawasi" harta kekayaan orang-orang di Bapepam-Lk 
& BI? 
belasan tahun silambangkrutnya bank-bank plat merah ya diakibatkan oleh 
para ceo-nyatapi...ya...mereka aman-aman aja
jangan mau jadi tikus yang cari makan keluar masuk got yang bau pesingjika 
tak ada pilihan, jadilah tikus yang menggerayangi lumbung padi...

mungkininilah yang dimaksudKorupsi 
Sistemik...Sistemik...Sistemik...gempa sistemikawa-moral sistemik.

salam sistemik

punduit




From: Achmad Jauzi 
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Friday, September 4, 2009 9:59:56 AM
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] LOGIKA AWAM SAYA KASUS CENTURY

  
Om Asep yang baik...

Bapepam-LK tidak hanya mengawasi bank tapi mengawasi seluruh perusahaan yang 
bergelar Tbk atau perusahaan publik...Berhubung Bank Century adalah perusahaan 
publik, maka dengan sendirinya turut diawasi oleh Bapepam-LK.. .

Kasus Bank Century ini mulai muncul ketika ada reksadana Antaboga yang 
dikawinkan dengan deposito Century entah bagaimana produk ini dijual resmi di 
bank...karena imbal hasil yang ditawarkan sangat tinggi, banyak orang yang 
beli, mulanya aman tapi saat market crash, bermasalah.. .disinyalir dana 
tersebut digunakan oleh Robert Tantular untuk margin trading...Saat harga 
underlying naik gak masalah tapi saat turun hancur semuanya...Disinila h fungsi 
Bapepam-LK yang saya pertanyakan. ..TAPI... kalau anda buka-buka file di 
kompas, media lain khusus bisnis dan keuangan ataupun media on line, anda bisa 
melihat kembali komentar Ketua Bapepam yang cuma menyatakan keherananya dan 
bilang penipuannya canggih...Kalau DG BI cuma bilang produk tersebut ilegal 
(kok bisa ilegal karena dijual di bank resmi, bukan bank gelap)

Itu lho om yang saya maksudkan...


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Korupsi, Biang Kebangkrutan VOC

2009-09-06 Thread agushamonangan
Laporan wartawan WARTA KOTA Pradaningrum Mijarto


http://www.kompas.com/read/xml/2009/09/04/10470542/Korupsi..Biang.Kebangkrutan.VOC



DI masa kolonial, negeri ini mengenal dua golongan gubernur jenderal. Pertama 
Gubernur Jenderal VOC yang berkuasa sejak masa awal Kongsi Dagang Belanda ini 
bercokol di Nusantara hingga tahun 1799 ketika perusahaan dagang ini bangkrut. 
Golongan kedua adalah gubernur jenderal yang berkuasa setelah VOC bangkrut. 
Para gubernur jenderal di masa VOC terang saja lebih makmur ketimbang gubernur 
jenderal setelah VOC bangkrut.

Gubernur Jenderal VOC legendaris, Jan Pieterszoon Coen, tercatat menerima gaji 
700 gulden/bulan ditambah "uang meja" sebesar 1.000 gulden selama setahun. Itu 
di periode jabatan pertama. Ketika Coen kembali diangkat untuk kali kedua, ia 
digaji 1.200 gulden/bulan plus "uang meja" 200 gulden/bulan  serta makanan dari 
persediaan makanan milik VOC. Persediaan makanan itu misalnya, anggur, bir 
Belanda, daging babi dan sapi, mentega, beras, dll.

Tentu saja gaji gubernur jenderal setelah Coen semakin tinggi seiring dengan  
makin makmurnya VOC. Penghasilan tambahan di luar gaji juga lebih banyak. 
Berbeda ketika VOC bangkrut di sekitar tahun 1799 dan kemudian bubar, demikian 
seperti dicatat oleh Thomas B Ataladjar dalam buku Toko Merah Saksi Kejayaan 
Batavia Lama di Tepian Muara Ciliwung, gaji Gubernur Jenderal VOC 1.400 
gulden/bulan dengan "uang meja" 400 gulden. Jika tak ada penghasilan tambahan 
(baca: korupsi) maka sang gubernur jenderal tak mungkin bisa menyimpan banyak. 
Singkatnya, hidup susah.

Kejatuhan VOC tak lain akibat sifat rakus para petingginya hingga korupsi 
merajalela dan tak tertahankan. Jual beli jabatan empuk dan basah kepada 
sahabat dan kerabat dekat biasa dilakukan sang gubernur VOC. Bayangkan, untuk 
sebuah jabatan, calon pejabat harus setor kontan 50.000 gulden ditambah 7.000 
ringgit/bulan. Alhasil, ketika seseorang mendapat jabatan maka ia berusaha 
untuk mendapat  jumlah dua kali lipat dari yang sudah ia keluarkan. Caranya? 
Penyelewengan dan pemerasan.

Untuk jabatan kepala, bisa memberi 50.00 gulden/tahun ke gubernur sebagai balas 
jasa. Pemegang hak pungut pajak Tionghoa, khususnya pajak judi, turut 
menyumbang kekayaan ke gubernur jenderal. Demikian pula tukang lelang di 
Batavia yang jadi penyumbang isi kocek sang gubernur VOC.

Membaca mentalitas petinggi VOC sekian abad lalu,  sepertinya sudah tak asing 
lagi pada keadaan yang sesungguhnya di abad milenium ini.



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Jatim Adakan Pelatihan Pengemis

2009-09-06 Thread agushamonangan
http://regional.kompas.com/read/xml/2009/09/04/11440127/Jatim.Adakan.Pelatihan.Pengemis


SURABAYA, KOMPAS.com  - Pemprov Jatim menggandeng PT Bogasari untuk memberikan 
pelatihan bagi para pengemis di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan Mojokerto. 
Mereka akan diberi modal usaha dan pelatihan agar bangkit dari ketergantungan 
mereka sebagai pengemis.

"Pada prinsipnya orang mengemis karena keterpaksaan. Tapi, bila (kegiatan) ini 
menjadi mata pencaharian maka tak bagus. Tak heran sempat muncul fatwa larangan 
mengemis karena di suatu daerah secara terorganisasi seluruh warganya menajadi 
pengemis," kata Gubernur Jatim Soekarwo, Jumat (4/9) di Surabaya.

Untuk mengatasi ini, Pemprov Jatim bekerjasama dengan PT Bogasari. Pemprov 
jatim akan memberikan modal, sedangkan PT Bogasari akan melatih dan menyiapkan 
bahan agar para pengemis memiliki lapangan kerja baru.



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Tertarik untuk menjadi Relawan JATAM?

2009-09-06 Thread Luluk Uliyah
Tertarik untuk menjadi Relawan JATAM?

Tentu bisa dirasakan bagaimana susahnya hidup kita dengan listrik yang
nyala mati/byar pet. Apalagi di kota Jakarta, yang setiap peralatan
sehari-hari, mulai dari menanak nasi, menyetrika, menyalakan air,
menonton TV hingga bekerja dengan komputer,yang semuanya bergantung pada
listrik.

Padahal di tempat lain, seperti di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,
Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah dan lain-laian, byar pet menjadi
bagian dari kehidupan sehari-hari. Hari ini listrik menyala, besok mati.
Begitu seterusnya.

Tapi tahukah kita, bahwa justru sumber energi yang dihasilkan untuk
menyalakan listrik di Jakarta berasal dari Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur dan kawasan kaya batubara lainnya?

Untuk itu, JATAM mengajak kawan-kawan semua menjadi relawan untuk
mengkampanyekan "We Are Connected", Kita Terhubung. Bahwa yang kita
nikmati saat ini, ternayta berasal dari kawasan lain, yang belum tentu
bisa ikut menikmatinya

Dengan menjadi relawan JATAM, kawan-kawan dapat berkontribusi membantu
menyampaikan informasi apa yang terjadi di suatu tempat kepada
masyarakat di tempat yang lain, yang selama ini telah dikeruk
summberdaya alamnya. Baik yang ada di Jakarta, di Sumatera hingga di
bumi Papua.

Caranya, kirimkan biodata anda ke email lu...@jatam.org kemudian kami
akan menghubungi anda setelahnya

Jika ingin tahu apa itu JATAM, silahkan buka www.jatam.org


Dukung perluasan informasi dan kemudahan akses informasi, khususnya 
warga di lokasi-lokasi terpencil yang terancam industri tambang, juga 
pubik secara umum. Dukung WE ARE CONNECTED

Kunjungi terus website JATAM di www.jatam.org agar anda menjadi yang 
pertama yang mengetahui informasi terkait daya rusak pertambangan. Dan 
apabila anda ingin mendapatkan informasi terbaru dari website JATAM 
secara berkala, daftarkan segera email anda di JATAM RSS yang ada di 
website JATAM www.jatam.org
===


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Konfrontasi Lagi?

2009-09-06 Thread A Nizami
Sipadan dan Ligitan itu kan dalam sengketa. Bukan murni milik kita.
Lagi pula Indonesia dan Malaysia sudah pergi ke Mahkamah Internasional. Dan 
pengadilan memutuskan itu milik Malaysia.

Ke depan, harusnya TNI langsung menduduki pulau2 terluar Indonesia yang 
berbatasan dgn negara lain agar tidak terjadi hal seperti itu.


===
MIFTA (Muslim IT Association - www.mifta.org)



--- Pada Jum, 4/9/09, atriza_...@yahoo.co.id  menulis:

> Dari: atriza_...@yahoo.co.id 
> Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Konfrontasi Lagi?
> Kepada: "Forum Kompas" 
> Tanggal: Jumat, 4 September, 2009, 12:29 AM
> Sedikit menginjak kaki kita?apakah
> penulis lupa Malaysia ambil sipadan -ligitan?kemudian coba2
> di ambalat yg kaya minyak?rentetan klaim tentang kebudayaan
> Indonesia bisa saja ada sebagian masyarakat kita yg
> menganggap itu hal kecil. Tapi coba bayangkan andai kita
> tenang2 saja dan tidak bereaksi,seperti kasus
> Sipadan-Ligitan dulu,kita baru sadar bahwa ternyata Malaysia
> sudah lama membangun infrastruktur pariwisata di sana, dan
> selama itu pula kita tidak bereaksi apa2,sehingga sebelum
> perundingan secara de facto pulau itu milik Malaysia. Kalau
> saya lihat Malaysia ini seperti tikus usil yg senang
> mengganggu kucing. Memang untuk konfrontasi militer kita
> perlu mempertimbangkan banyak hal,tetapi juga bukan berarti
> kita bersikap lunak,lalu menyalahkan saudara2 sebangsa yg
> bereaksi keras. Bukankah kita juga sudah terbiasa menghadapi
> demonstrasi?             
>                
>     Sebagai salah seorang alumni kedokteran,saya
> mendukung sikap almamater yg memutuskan kerjasama pendidikan
> dg Malaysia (bukan mengusir) untuk menunjukkan perasaan
> tidak senang. Kita tahu bagaimana kapasitas mahasiswa
> mereka. Perlu dicermati juga minat mereka hanya terhadap
> bidang kedokteran,yang setiap tahun jumlahnya terus
> meningkat, sementara berapa siy jumlah penduduk
> Malaysia?bandingkan dg rasio dokter-penduduk Indonesia saat
> ini.          Apakah mau terima
> uang besar tapi harga diri diinjak?masih banyak kok
> masyarakat kita yg berpunya dan sanggup membayar uang kuliah
> anaknya di kelas extension/internasional.   
>             Salam..
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL,
> Nyambung Teruuusss...!


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pengiriman Dosen ke Malaysia Dihentikan

2009-09-06 Thread Dharma Hutauruk
Apakah kemungkinan Dosen ke Malaysia di kirim karena tidak lulus test di PTN
Papan Atas ?
Terkadang bangsa kita mau mudahnya saja.
karena di Malaysia tidak pakai test, yah Dosen senior kirim ke sana saja.
Maaf saya tidak menuduh siapa siapa.
Seperti yang marak sekarang ini, tiba-tiba saja sudah lulus S2 atau bahkan
S3 padahal kita bersama dengan dia setiap hari.
Atau tiba-tiba sudah jadi professor entah kapan mengajar Perguruan Tinggi.

dh

2009/9/3 agushamonangan 

>
>
>
> http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/03/03434379/pengiriman.dosen.ke.malaysia.dihentikan
>
> Yogyakarta, Kompas - Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, menghentikan
> pengiriman dosen untuk kuliah di Malaysia. Keputusan ini diambil karena
> kualitas pendidikan tinggi di Malaysia dinilai tidak lebih baik dari
> perguruan tinggi di Indonesia.
>
> Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta, Kasiyarno menyatakan,
> pengambilan keputusan ini tidak ada kaitannya dengan sentimen negatif
> Indonesia-Malaysia yang timbul akhir-akhir ini. †Keputusan kami ambil
> semata-mata berdasarkan evaluasi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang
> menyebutkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia masih lebih baik
> daripada Malaysia,†tuturnya di Yogyakarta, Rabu (2/8).
>
> Menurut Kasiyarno, keputusan ini berlaku mulai tahun ajaran 2009/2010 ini.
> UAD tidak lagi memberi ataupun menerima tawaran beasiswa dosen dari
> perguruan tinggi di Malaysia. Pendidikan dosen UAD selanjutnya akan
> dialihkan ke perguruan tinggi di Jepang, Australia, ataupun Eropa, serta
> sejumlah perguruan tinggi papan atas di Indonesia, di antaranya Universitas
> Indonesia, Universitas Gadjah Mada, atau Universitas Diponegoro.
>
> Selain itu, UAD juga berupaya meningkatkan kerja sama dengan perguruan
> tinggi dari negara lain, salah satunya dari China. Tahun ini Fakultas Bahasa
> dan Sastra UAD menerima 42 mahasiswa asal China dalam Program Sandwich yang
> rencananya berlangsung hingga lima tahun.
>
> Pembajakan ide
>
> Sejauh ini Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah V DI
> Yogyakarta belum menerima rekomendasi untuk menghentikan pengiriman dosen
> berkuliah di Malaysia. †Namun, memang ada sejumlah laporan tentang
> kurangnya kualitas perguruan tinggi di Malaysia,†ujar Koordinator Kopertis
> Wilayah V DI Yogyakarta Budi Santosa Wignyosukarto.
>
> Laporan tersebut di antaranya menyebutkan penyelenggaraan kelas jauh dan
> sejumlah dosen penerima beasiswa yang dimanfaatkan untuk mengajar di jenjang
> S-1 ataupun sebagai peneliti. Selain itu, ada pula kekhawatiran terjadinya
> pembajakan ide mahasiswa Indonesia.
>
> Menurut Budi, kekhawatiran ini timbul dari banyaknya jurnal ilmiah
> internasional karya warga negara Indonesia, tetapi atas nama universitas
> Malaysia. †Ini bisa merugikan. Ide penelitian mungkin dari pembelajarannya
> di Indonesia, tetapi yang mendapat nama internasional universitas di
> Malaysia itu,†ujarnya. (IRE)
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]





=
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polri: Deddy Corbuzier Bohong

2009-09-06 Thread Doni Arian
mending ganti aza siarannya...
cari yang ga boong-boong...
tapi emang masyarakat kita sendiri (mungkin) yang suka boong-boongan..
ehm...

tuch acara retingnya naek trus..
berarti???

tebak sendiri aza..

--- Pada Kam, 3/9/09, Ridwan Nyak Baik  menulis:

Dari: Ridwan Nyak Baik 
Judul: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polri: Deddy Corbuzier Bohong
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 3 September, 2009, 11:28 AM






 





  Memang TV kita banyak yang menayangkan hal-hal palsu (baca: 
tidak

berpijak pada realitas kehidupan masyarakat Indonesia) seperti:

sinetron, lotere/undian SMS lewat berbagai Idol/Bintang, tayangan

hantu-hantu / klenik/tahayul, sulap menyulap, dst.



Jadi mau apa kita. Gak senang, ya matiin aja TV nya, atau geser ke

channel animal world, tour & travel; dan national geographic. Khan hewan

selalu bicara/tampil jujur apa adanya. Karena tidak mau disebut hewan

maka peneglola TV kita menayangkan acara racun seperti itu..



Tabik;



RnB



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] 85 Persen Wartawan Indonesia Tidak Memahami Kode Etik Jurnalistik

2009-09-06 Thread Asep Kurniawan
Betul, pak.
Hanya saja masalah ini tidak semata selembar kertas sertifikat atau ijazah, 
tetapi terkait dengan perlu adanya lembaga yang bertanggung jawab atas kualitas 
profesi ini. Dengan demikian, tidak cuma kebebasannya saja yang dinikmati dan 
dibela, tetapi juga ada jaminan atas terjaganya kualitas para jurnalis. Dengan 
begini kan jadi sama2 enak juga, misalnya ada kasus perselisihan macam wartawan 
dengan satpam BI kemaren, tidak perlu ke pengadilan kriminal, gugatan cukup 
adukan saja ke komisi etik-nya wartawan. Serahkan sidang profesi itu yang 
memutuskan.

Salam,




Dari: halim hd 
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Terkirim: Kamis, 3 September, 2009 23:48:20
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] 85 Persen Wartawan Indonesia Tidak Memahami 
Kode Etik Jurnalistik

  
ujian profesi jurnalis, jika memang perusahaan
media itu benar dan gableg kode etik, tentu saja
di dalam perusahaannya. seorang lulusan dari
jurusan komunikasi, belum tentu bisa jadi jurnalis.
maka beberapa perusahaan media, menerima 
sarjana dan kembali mendidiknya. 
dan sebenarnya, ujian bagi seorang profesional
sebenarnya setiap hari, setiap waktu, bukan 
sekedar dapat sertipikat atau ijasah. apa seeh
jaminannya ijasah atau sertipikat? berapa banyak
doktor di kampus kerjanya cuma dodok (duduk)
dan molor, kayak legislator di senayan, hehehe.


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Konfrontasi Lagi?

2009-09-06 Thread mirza ahmad
saya kira masalah sipadan ligitan perlu anda pelajari secara fakta, bikan
rumor. sipadan ligitan memang dari awal tak jelas keberadaannya, tanyakan
pada departemen luarnegri Indonesia. masalahnya, Malaysia memang menaruh
perhatian besar terhadap daerah perbatasannya, termasuk sipadan-ligitan yang
mereka klaim, sebaliknya tidak dengan Indonesia.
masalah ambalat, pilau ini yg jelas memang dimiliki oleh 2 negara, dan di
pulau tersebut ada batas mana daerah Indonesia dan mana Malaysia.
pertanyaannya, apa kita sebelumnya pernah menaruh perhatian pada ambalat?
tak pernah, penduduk pulau ambalat pun dipaksa bernasionaliskan Indonesia
dengan kesengsaraannya, sementara diluar pagar mereka lihat saudaranya hidup
nyaman. masalah perbatasan memang sensitif, tapi jangan salahkan orang lain
atas ke cuekan kita.

masalah budaya sebenarnya harusnya kita bangga, karena secara tak langsung
kita menjajah budaya mereka. bayangkan lagu kebangsaan mereka diimport dari
Indonesia. kita juga ga boleh merasa sombong pula, karena kita toh juga
melakukan hal yg sama, lihat, berapa lagu india dan timur tengah yang kita
ubah liriknya jadi lagu dangdut.

sebenarnya banyak orang malaysia yang berharap mereka jadi orang Indonesia
karena budaya Indonesia. musik, sinetron, bahasa Indonesia selalu jadi no.1
dimalysia, apakah kita tak bangga?

klaim mereka seharusnya dianggap seperti orang tak tau diri, klaim orang
bodoh atau gila, maka orang apakah yg menanggapi sikap orang gila dengan
marah2?


Pada 4 September 2009 14:29,  menulis:

> Sedikit menginjak kaki kita?apakah penulis lupa Malaysia ambil sipadan
> -ligitan?kemudian coba2 di ambalat yg kaya minyak?rentetan klaim tentang
> kebudayaan Indonesia bisa saja ada sebagian masyarakat kita yg menganggap
> itu hal kecil. Tapi coba bayangkan andai kita tenang2 saja dan tidak
> bereaksi,seperti kasus Sipadan-Ligitan dulu,kita baru sadar bahwa ternyata
> Malaysia sudah lama membangun infrastruktur pariwisata di sana, dan selama
> itu pula kita tidak bereaksi apa2,sehingga sebelum perundingan secara de
> facto pulau itu milik Malaysia. Kalau saya lihat Malaysia ini seperti tikus
> usil yg senang mengganggu kucing. Memang untuk konfrontasi militer kita
> perlu mempertimbangkan banyak hal,tetapi juga bukan berarti kita bersikap
> lunak,lalu menyalahkan saudara2 sebangsa yg bereaksi keras. Bukankah kita
> juga sudah terbiasa menghadapi demonstrasi?
>  Sebagai salah seorang alumni kedokteran,saya mendukung sikap almamater yg
> memutuskan kerjasama pendidikan dg Malaysia (bukan mengusir) untuk
> menunjukkan perasaan tidak senang. Kita tahu bagaimana kapasitas mahasiswa
> mereka. Perlu dicermati juga minat mereka hanya terhadap bidang
> kedokteran,yang setiap tahun jumlahnya terus meningkat, sementara berapa siy
> jumlah penduduk Malaysia?bandingkan dg rasio dokter-penduduk Indonesia saat
> ini.  Apakah mau terima uang besar tapi harga diri diinjak?masih
> banyak kok masyarakat kita yg berpunya dan sanggup membayar uang kuliah
> anaknya di kelas extension/internasional.   
 
Salam..


> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
> Teruuusss...!




=
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS

2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ , 
http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/

3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota

4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id

5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] LOGIKA AWAM SAYA KASUS CENTURY

2009-09-06 Thread Asep Kurniawan
Setahu saya Bapepam-LK mengawasi pasar modal dan semua perusahaan jasa keuangan 
non-bank. Ini kan kompromi dari tarik-menarik antara BI dan rencana membuat 
OJT. Akhirnya OJT batal dibentuk dan pengawasan bank tetap ada di tangan BI. 
Saya hanya koreksi soal pernyataan Anda bahwa Bank Century diawasi oleh 
Bapepam-LK. Saya katakan tidak, karena pengawasan lembaga perbankan adalah 
tanggung jawab BI. Yang saya tahu sih gitu...

Salam,




Dari: Achmad Jauzi 
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Terkirim: Jumat, 4 September, 2009 09:59:56
Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] LOGIKA AWAM SAYA KASUS CENTURY

  
Om Asep yang baik...

Bapepam-LK tidak hanya mengawasi bank tapi mengawasi seluruh perusahaan yang 
bergelar Tbk atau perusahaan publik...Berhubung Bank Century adalah perusahaan 
publik, maka dengan sendirinya turut diawasi oleh Bapepam-LK.. .

Kasus Bank Century ini mulai muncul ketika ada reksadana Antaboga yang 
dikawinkan dengan deposito Century entah bagaimana produk ini dijual resmi di 
bank...karena imbal hasil yang ditawarkan sangat tinggi, banyak orang yang 
beli, mulanya aman tapi saat market crash, bermasalah.. .disinyalir dana 
tersebut digunakan oleh Robert Tantular untuk margin trading...Saat harga 
underlying naik gak masalah tapi saat turun hancur semuanya...Disinila h fungsi 
Bapepam-LK yang saya pertanyakan. ..TAPI... kalau anda buka-buka file di 
kompas, media lain khusus bisnis dan keuangan ataupun media on line, anda bisa 
melihat kembali komentar Ketua Bapepam yang cuma menyatakan keherananya dan 
bilang penipuannya canggih...Kalau DG BI cuma bilang produk tersebut ilegal 
(kok bisa ilegal karena dijual di bank resmi, bukan bank gelap)

Itu lho om yang saya maksudkan...


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Mempertahankan Kementerian Pemberdayaan Perempuan di Indonesia

2009-09-06 Thread Aria Indrawati
ya, saya sangat tidak setuju juga jika meneg PP digabungkan dengan menpora

Dengan kondisi berdiri sendiri sekarang pun belum semua isu perempuan bisa 
mereka cover.Salah satu di antaranya adalah perempuan penyandang cacat. Sampai 
saat ini meneg PP belum memiliki kebijakan strategis dalam pemberdayaan 
perempuan penyandang cacat. Nah, apa jadinya jika digabungkan dengan Menpora, 
maka isu penyandang cacat di sektor gender akan semakin dikecilkan.

Salam hangat
Aria.

  - Original Message - 
  From: Mariana Amiruddin 
  To: jurnalperemp...@yahoogroups.com 
  Cc: kajianwan...@yahoogroups.com ; Forum-Pembaca-Kompas 
  Sent: Friday, September 04, 2009 12:07 AM
  Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Mempertahankan Kementerian Pemberdayaan 
Perempuan di Indonesia


Terimakasih atas tulisan ini mbak Gadis, akan disampaikan pada konferensi
  pers besok.

  Mar

  2009/9/3 Gadis Arivia 

  >
  >
  > *MEMPERKUAT KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, MEMAJUKAN MARTABAT
  > INDONESIA
  > .*
  > * *
  > *Oleh: Gadis Arivia*
  > * *
  > Pandangan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tentang perlunya meniadakan
  > Kementerian Pemberdayaan Perempuan atau menggabungkannya dengan Kementerian
  > Olah Raga atau Pendidikan (Kompas, 2 September 2009), sungguh membuat gusar
  > sebagian besar organisasi perempuan di Indonesia.
  >
  > Pernyataan yang diwakili oleh Siti Zuhro tidak berdasarkan argumen
  > filosofis
  > pentingnya keberadaan Kementeriaan Pemberdayaan Perempuan akan tetapi lebih
  > pada argumentasi pragmatis dengan cara berpikir yang sangat instan.
  >
  > Secara historis, pembentukkan Meneg PP merupakan perjuangan yang cukup lama
  > di Indonesia meskipun penuh kritik karena banyak kelemahan pada kementerian
  > ini di masa lampau. Di mulai pada tahun 1978 dengan adanya penetapan PBB
  > sebagai International Decade for Women (1975-1985), dibentuklah status
  > kementerian yunior dengan nama Menteri Peranan Wanita yang lebih banyak
  > berlatar belakang Kowani. Pada tahun 1983, status kementerian ini naik
  > menjadi status Kabinet, namun tetap dipandang lemah karena tidak memiliki
  > Departemen sehingga masih tergantung pada Departemen Kesehatan dan
  > Pendidikan. Pada akhirnya, setelah Reformasi, perubahan nama ditetapkan
  > menjadi Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan karena situasi
  > Reformasi menghendaki keaktifan dan penghormatan pada hak-hak perempuan.
  >
  > Kini, Meneg PP menjadi kementerian yang penting karena terbukti dapat
  > memainkan peran memajukan kualitas hidup manusia yang termarjinal dan
  > meningkatkan tingkat kesejahteraan manusia Indonesia. Kementerian ini juga
  > diperluas dengan mandat melindungi dan menjamin hak-hak anak Indonesia.
  >
  > Selama sebelas tahun masa Reformasi tidak dapat dipungkiri bahwa perempuan
  > Indonesia termasuk kelompok masyarakat yang sangat aktif memerangi
  > kemiskinan, buta huruf, memperjuangkan hak-hak minoritas dan keadilan.
  > Kemajuan perempuan Indonesia baru saja dimulai, masih banyak pekerjaan yang
  > hendak dilakukan terutama memperluas dan memperkuat Kementerian
  > Pemberdayaan
  > Perempuan guna mengejar program MDG (Millenium Development Goal) dimana
  > status perempuan banyak ditentukan.
  >
  > Tentu banyak kelemahan dari Meneg PP saat ini, seperti banyaknya
  > pernyataan-pernyataan yang merugikan perempuan serta kebijakan-kebijakan
  > yang tidak sensitif gender. Namun, kelemahan tersebut lebih bertumpu pada
  > soal leadership dan bukan keberaadaan kementerian tersebut. Jadi,
  > penyeruan untuk melenyapkan Meneg PP merupakan kesalahan besar.
  >
  > Seperti yang dikatakan oleh Sekjen PBB, Ban Ki-moon, "bila perempuan
  > benar-benar berdaya dan berpartisipasi, maka, semua masyarakat merasakan
  > keuntungannya, oleh sebab itu, setiap negara harus memastikan kemajuan dan
  > perlindungan hak-hak perempuan".
  >
  > *Wajah Kemisikinan Perempuan Indonesia*
  >
  > Mengapa PBB sangat menuntut negara untuk menegakkan hak-hak perempuan?
  > Sebab bagaimanapun statistik menunjukkan perempuan masih tertinggal di
  > semua
  > bidang. Padahal, perempuan di dunia ini berjumlah setengah dari populasi
  > dunia, dengan demikian, kualitas kehidupan perempuan akan mempengaruhi
  > kualitas keseluruhan populasi dunia. Sama halnya di tingkat nasional,
  > perempuan di Indonesia menjunjung setengah dari langit bumi Indonesia,
  > sehingga, kualitas hidup setiap generasi ditentukan oleh kualitas hidup
  > perempuan.
  >
  > Berbeda dari negara-negara maju, statistik menunjukkan bahwa perempuan di
  > negara-negara berkembang masih membutuhkan dukungan untuk mencapai kualitas
  > hidup yang layak dan baik. Hal ini tercermin dari laporan UNDP tahun
  > 2007/2008 yang menempatkan tingkat HDI (Human Development Index) Indonesia
  > masih dalam keadaan yang memprihatinkan yakni 0.728 atau ranking 107 dari
  > 177 negara. Indeks HDI negara Indonesia di bawah Palestina, panjang hidup
  > manusia Indonesia masih di bawah Sri Langka, tingkat pend

Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] CENTURY (Om Asep & Om Godlip)

2009-09-06 Thread Asep Kurniawan
Yang pasti interbank call money Bank Century itu ada (beritanya bertebaran 
dalam google), soal berapa banyaknya.. saya memang sempat searching, tetapi 
tidak dapat data angkanya. Angka 32 bank itu saya dapat dari posting Bung Eko 
Kertajaya.

Paparan Anda masih berkisar soal fraud yang terjadi di Century.Bahwa terjadi 
fraud di sana, saya sama sekali tidak menolak. Pokok diskusi yang menarik 
perhatian saya kan bukan di situ, tetapi mana keputusan yang paling tepat? 
Selamatkan atau tutup? Kalo selamatkan, sudah ketahuan resikonya keluar dana 
LPS 6,7 trilyun. Kalo tutup, tidakkah akan muncul "kehebohan" yang sama? 
Bisakah pertanyaan-pertanyaan saya sebagaimana dalam posting sebelum ini 
terjawab? 

Soal dana talangan Century, saya masih heran kok masih saja banyak yang anggap 
itu uang rakyat?  Berikut posting saya menanggapi tulisan bung rifky pradana:



Saya masih bingung. Saya tahu dari setiap tabungan kita di bank, selain pajak, 
ada potongan untuk administrasi. Saya memahaminya sebagai biaya jasa yang harus 
dibayarkan oleh nasabah kepada bank. Imbalannya, tabungan kita tercatat dengan 
baik, aman, bisa diambil kapanpun (melalui ATM), dsb. Selain ADM dan PJK, tak 
ada lagi potongan lain yang tercatat dalam buku tabungan saya. Lebih tegas 
lagi, tak ada dalam buku ditulis premi untuk LPS. Bahkan ada bank lain yang 
akhir-akhir ini malah beriklan tabungan tanpa potongan.

Mungkin saja dari potongan sekian ribu itu (kalo di BCA potongan ADM selalu 
fixed 10.000 per bulan) ada sekian persen yang disetorkan ke LPS (dlm UU LPS 
disebutkan Bank wajib menyetorkan premi sebesar 0,1% (satu perseribu) dari 
rata-rata saldo bulanan total Simpanan dalam setiap periode), tetapi saya 
menganggapnya itu bukan lagi uang saya sebagai nasabah, tetapi sudah merupakan 
hak milik bank atas jasa yang diberikan kepada saya. 

Penjelasan ini penting agar untuk verifikasi tulisan bung rifky yang menyatakan 
bahwa premi itu adalah dana masyarakat.


==

Setahu saya itu adalah dana simpanan LPS yang merupakan premi atas simpanan 
yang dihimpun dari setiap bank peserta penjaminan. Itu yang saya baca di UU 
LPS. Sama sekali bukan uang APBN atau uang BI. Bagaimana logikanya hingga dana 
talangan dari LPS itu bisa dipandang sebagai uang rakyat?

Salam,




Dari: Achmad Jauzi 
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Terkirim: Jumat, 4 September, 2009 10:15:14
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] CENTURY (Om Asep & Om Godlip)

  
Om Asep Yang Baik...

Saya pernah kerja di akuntan publik asing di jakarta dan singapore dengan 
spesialisasi auditor perbankan... Interbank call money itu tidak bisa diberikan 
secara ujuk-ujuk (instant), ada prosesnya... Dibuka dulu money market 
line...Untuk  buka money morket line banyak faktor yang harus direview...Bank 
mana yang berani kasih line gede sama bank "seperti" century??? Kalaupun ada, 
akumulasi dari seluruh line yang diberikan bank tidak akan melebihi aset bank 
tersebut...Tagihan lebih gede daripada aset atau terjadi leveraging hanya bisa 
terjadi pada transaksi derivative.. .Lagi-lagi saya mempertanyakan fungsi 
pengawasan dari BI. Kenapa ini bisa terjadi sampe-sampe CAR minus...Padahal 
sedetikpun CAR kurang mestinya BI sudah bereaksi karena semua bank menghitung 
CAR setiap hari dan dilaporkan ke BI.

Selain itu katanya ada satu orang yang punya deposito 2T...Ck ck ck...Orang 
kaya sekalipun, Aburizal Bakrie sekalipun, saya kira tidak punya uang tunai 2T 
(kalau total kekayaan pasti lebih, tapi bukan dalam bentuk uang 
tunai)...Pertanyaan saya, siapa dia? Terafiliasi atau tidak? Karena menurut 
logika awam saya hanya yang sangat kaya tetapi gila yang mau membuka deposito 
2T di bank seperti century...Siapa dia? Kapan depositonya dibuka? Waktu buka 
depo pake setoran uang tunai tidak? Kalau pake tunai, dari mana uangnya? Setor 
bawa uang tunai (berapa banyak tuch), atau transfer dari bank lain...Jangan- 
jangan setoran bodong...Ini harus dibuka karena uang LPS adalah uang publik 
(sedikit banyak uang saya juga), itu kan akumulasi premi asuransi yang dibayar 
para penabung.

Jadi jangan bikin masalah gede...Pengawasan lemah (gak tahu karena bloon atau 
turut menikmati).. .Terus todong uang rakyat dan bilang : KASIH GUE DUIT ATAU 
TERJADI RESIKO SISTEMIK Aya aya wae...

Senang berdiskusi dengan anda...


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Senyum Indonesia Diragukan oleh Malaysia

2009-09-06 Thread halim hd
saya setuju dengan pendapat cik norah binti
jaelani; senyum indonesia memang lebih
misterius dari senyum monalisa, hehehe. 

--- On Thu, 9/3/09, agushamonangan  wrote:

From: agushamonangan 
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Senyum Indonesia Diragukan oleh Malaysia
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 3, 2009, 8:30 PM






 





  http://travel. kompas.com/ read/xml/ 2009/09/04/ 05061536/ 
Senyum.Indonesia .Diragukan. oleh.Malaysia



KOMPAS.com -  Hasil survei The Smiling Report Swedia pada 2009 yang menyebutkan 
Indonesia merupakan negara yang paling murah senyum sepertinya harus dikaji 
ulang.Karena faktanya "wajah" Indonesia masih tercitra masam di kalangan 
turis asing.

 

Norah Binti Jelani, Supervisor Muslim Department Malaysian Harmony Tour & 
Travel S/B, mengatakan, jangankan diberi senyum, sukses melewati birokrasi 
untuk masuk ke Indonesia dengan mudah saja, dianggapnya sebagai prestasi luar 
biasa. Norah yang juga berprofesi sebagai tour leader mengaku kerap dihadapkan 
pada birokrasi berbelit di sejumlah titik dalam kaitannya memandu wisatawan 
asal Malaysia ke Indonesia.

 

"Satu senyum saja sudah cukup buat kami, karena kami datang ke Indonesia untuk 
melancong," katanya. Norah mengatakan,  agen perjalanan yang ditanganinya 
menempatkan Indonesia sebagai destinasi utama dengan tingkat frekuensi/repetisi 
berwisata yang tinggi.

 

Sementara itu, Akil Yusof, Managing Director Triways Travel Network Malaysia, 
meminta dengan sangat, senyum masyarakat di tanah air untuk menghibur para 
kliennya yang melancong ke Indonesia.  "Dan yang terpenting jangan 
memperlakukan kami seperti pelaku kriminal khususnya pada layanan imigrasi," 
katanya.

 

Akil sangat menyayangkan sikap oknum dan sejumlah masyarakat di Indonesia yang 
tidak memberikan sambutan baik kepada turis mancanegara khususnya dari Malaysia.



Destinasi favorit

 

Pada dasarnya, Indonesia masih tetap merupakan destinasi terfavorit bagi 
masyarakat di sejumlah negara bahkan setelah terjadi peledakan bom di Mega 
Kuningan baru-baru ini. Bagi Malaysia, misalnya, Indonesia tetap favorit untuk 
dilancongi meskipun belakangan ini juga marak pemberitaan tentang isu klaim 
Malaysia atas kesenian Indonesia termasuk Tari Pendet.

 

Gary Oh yang berprofesi sebagai World Business Development Manager dari Travel 
Services Sdn Bhd di Malaysia bahkan berani menekankan, Indonesia tetap tujuan 
wisata masyarakat Malaysia yang utama meskipun hubungan kedua negara sedikit 
memanas dengan konflik-konflik kecil yang timbul belakangan ini.

 

"Itu tidak memberikan efek signifikan karena Indonesia adalah destinasi 
tradisional kami," katanya. Berwisata ke Indonesia, menurut Gary, berarti 
"value for money" dibandingkan dengan besarnya ringgit yang harus dibelanjakan 
untuk melancongi Singapura. Thailand sebagai alternatif lain saat ini masih 
dinilai belum stabil secara politik dan keamanan.

 

Jadi Indonesia, di mata masyarakat Malaysia, merupakan destinasi wisata yang 
menarik dengan biaya yang murah, kultur yang serumpun, dan kuliner yang mirip. 
Malaysia hanya satu cermin di negara-negara tetangga lain, Singapura misalnya, 
menempatkan Indonesia sebagai primadona pariwisata masyarakat mereka.

 

Dua negara itu dari tahun ke tahun menjadi penyumbang jumlah wisman terbanyak 
ke Indonesia. Singapura pada 2008 mengkontribusi 1,197 wisman ke Indonesia 
sedangkan turis asal Malaysia yang melancong ke Indonesia sebesar 864.000 
wisman. Indonesia juga terbukti menjadi favorit bagi masyarakat di negara lain 
seperti Jepang, Korea, Australia, China, Eropa, Filipina, India, dan Saudi 
Arabia. Negara-negara itu menjadi 10 besar penyumbang jumlah wisman terbanyak 
ke Indonesia dari tahun ke tahun.

 

Oleh karena itu sudah saatnya mengingatkan kembali masyarakat di tanah air 
untuk mengamalkan senyum sebagai salah satu komponen Sapta Pesona; ramah tamah. 
 Apalagi sektor pariwisata tergolong segmen yang memberikan kontribusi besar 
bagi pendapatan nasional. Tahun lalu saja lebih dari Rp200 triliun sukses 
diraup dari sektor pelancongan.



Saatnya dibenahi

 

Senyum adalah harga mati dalam dunia pariwisata. Senyum melambangkan pelayanan 
prima dan profesionalitas yang kondusif bagi wisman. Senyum sekaligus menjadi 
simbol penerimaan yang memberikan rasa aman bagi turis asing. Akil Yusof yang 
sempat menjabat sebagai Country Manager Visit Indonesia Tourism Office (Vito) 
untuk Malaysia berpendapat, dengan tersenyum Indonesia akan memiliki modal 
untuk membenahi pelayanan pariwisata yang dinilainya sampai saat ini belum 
optimal.

 

"Selain servis, Anda juga harus segera membenahi infrastruktur agar sektor 
pariwisata maju," katanya. Indonesia juga dinilai belum memiliki variasi obyek 
wisata pada destinasi-destinasi nya. Sisi hospotality, logistik, dan keamanan 
menjadi pekerjaan rumah yang lain bagi pariwisata tanah air.

 

Direktur Promosi Internasiona

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: KOLOM Agenda Besar Kebudayaan

2009-09-06 Thread halim hd
cocok. dari dulu juga emang pamarentah
itu bisanya cuma memerentah aja. dan agenda
yang paling perlu dikerjakan sekarang memang
bagaimana membikin jaringan sosial NGI, non
governmental individual dalam kebudayaan.
hhd. (saya teman kongko dan dolan ente).

--- On Thu, 9/3/09, yudhistira massardi  wrote:

From: yudhistira massardi 
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: KOLOM Agenda Besar Kebudayaan
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 3, 2009, 7:23 PM






 





  teman-teman, terimakasih atas semua urun-pikirnya yang 
berharga. prinsip saya sih, dari dulu, tidak pernah percaya kepada pemerintah, 
dan saya percaya bahwa pemerintah, di mana pun, bukanlah pemecah masalah, 
melainkan justeru pembuat masalah. maka, untuk pelaksanaan "agenda besar 
kebudayaan" ini, saya lebih berharap kepada seluruh masyarakat yang sepakat, 
terlibat dan bersemangat. jika itu ada, saya siap mengerjakannya. tentu saja, 
diperlukan dukungan dari semua provinsi/kota/ kabupaten, perguruan-perguruan 
tinggi di seluruh Indonesia, dan sudah pasti para sponsor, penyandang dana, dan 
pebisnis yang bisa melihat ini sebagai potensi pasar yang luarbiasa. sebagai 
ujungtombaknya adalah para sukarelawan dan para pekerja profesional yang siap 
bekerja keras untuk membangun kebudayaan dan meningkan harkat dan martabat 
bangsa. mari berhimpun!



(btw, ini halim hd teman di yogya/solo/serang tea?)

salam,

yudhis

 


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polri: Deddy Corbuzier Bohong

2009-09-06 Thread T o T o T
Saya pribadi melihat Polri agak2 merusak pertunjukan Deddy
dgn mengungkap hal ini ke publik hehehehe
Tapi ya wajar, mana ada yg mau sih anggota atau temannya 
dilibatkan tanpa ada alasan dan ijin?

Saya rasa polri memanggil bukan krn sulapnya, tapi penyebutan
anggota mabes polri yg dipermasalahkan...

Di luar itu semua, dari awal saya sudah yakin Deddy 'bohong'
dan itu sah2 saja dalam pertunjukan sulap.

  - Original Message - 
  From: Ridwan Nyak Baik 
  To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, September 03, 2009 11:28 AM
  Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polri: Deddy Corbuzier Bohong


Memang TV kita banyak yang menayangkan hal-hal palsu (baca: tidak
  berpijak pada realitas kehidupan masyarakat Indonesia) seperti:
  sinetron, lotere/undian SMS lewat berbagai Idol/Bintang, tayangan
  hantu-hantu / klenik/tahayul, sulap menyulap, dst.

  Jadi mau apa kita. Gak senang, ya matiin aja TV nya, atau geser ke
  channel animal world, tour & travel; dan national geographic. Khan hewan
  selalu bicara/tampil jujur apa adanya. Karena tidak mau disebut hewan
  maka peneglola TV kita menayangkan acara racun seperti itu..

  Tabik;

  RnB

  


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Teori konspirasi yang tidak pernah dibuktikan

2009-09-06 Thread verdi adhanta
=
Mungkin untuk memahami apa yang bisa diakibatkan oleh SOLAR FLARES, silakan 
mencoba untuk nonton film KNOWING yang dibintangi oleh Nicholas Cage. 

=

Ha ha ha.
ITU lah mengapa Anda tidak paham-paham juga. 
Kalau ingin PAHAM, jangan ambil pengetahuan DARI FILM ACTION ! -- HOLLYWOOD 
LAGI !!

Dan JANGAN JUGA dari SITUS GOSIP PSEUDO-SAINS macam UFOS-ALIENS.CO.UK INI !!

==
Mungkin belum sempat lihat topik RADIATION pada link yang saya beri sebelumnya 
yaitu http://www.ufos- aliens.co. uk/cosmicapollo. html
Saya bantu kutipannya sbb:


Yang ditulis disitu TENTU SAJA GOSIP!

Penggambaran dalam film KNOWING itu juga salah kaprah !
"Radiasi" dalam bingkai aktifitas Matahari, adalah berbicara mengenai SEP 
(SOLAR ENERGETIC PARTICLES), yang terdiri dari Alpha, Beta, Proton, Elektron, 
Gamma dan sebagainya. Bukan sinar macam deathray dalam film-film sci-fi 50an 
yang "dahysat" (yang tampaknya mempengaruhi genre film knowing ini) yang 
menghancurkan gedung-gedung sampai jadi abu ... dsb (Wua ha ha)

Silahkan lihat daftar rad yang TERUKUR saat misi Apollo melalui Telemetri: 
http://workingonthemoon.com/WOTM-Radiation.html

Saya kutip:

Apollor 11: radiasi rata-rata yang diterima: 0,18 rad
The A12 Mission Report give uncorrected final readings of 0.25, 0.26, and 0.28 
rads.These values are consistent with an extrapolation from readings prior to 
Belt passage, indicating that doses received during both belt passages were 
low. Telemetry from a seperate Van Allen Belt dosimeter in the Command Module 
indicated a total, integrated skin dosage of 0.11 rad.  Bailey gives a mission 
average of 0.18 rads.

Apollo 12: radiasi rata-rata yang diterima: 0,58 rad
Mission report (uncorrected), 0.69, 0.63, 0.64 rad. Return trajectory had long 
traverse thru the belts. The Van Allen belt dosimeter gave a skin dose of 0.97 
rad, perhaps indicating that the PRDs were stowed in such a way that they were 
better shielded than expected.  Bailey gives 0.58 rad.

Apollo 14: catatan radiasi terbesar yang diterima dari seluruh misi Apollo: 
1,14 rad
Mission Report gives 0.64 and 0.63. Bailey gives 1.14 rad. Largest in Apollo 
due to high doses during belt passages.

dst 


Bandingkan dengan radiasi yang kita terima saat CT-scan di rumah sakit, yaitu 
antara 1 s/d 3 rad.
http://www.hps.org/publicinformation/ate/q2685.html


Why did NASA only use a small sheet of aluminium to protect the astronauts  
==
Sudah saya post sebelum ini.

= 
 . when they knew that the radiation levels in Space and on the Moon's 
surface would be many hundreds of times more deadly? 

Tulisan gossip ini bilang, radiasi di ruang angkasa dan bulan akan "ratusan 
kali" lebih mematikan.
Jawabnya = dengan memperhitungkan trajectory dalam melewati van allen belt, 
dengan menggunakan shielding yang ada (DAN DIGUNAKAN JUGA OLEH MISI-MISI 
BERAWAK RUSIA DAN CHINA) yang ditempatkan pada ruang-ruang khusus seperti 
kompartemen (Lunar lander tidak diberi lapisan khusus karena SEP flux di bulan 
lebih kecil dari tumpukan SEP flux di van allen belt, karena itu yang diberi 
khusus justru adalah Command Module-nya)  dan tanpa ada MAJOR SEP matahari, 
TIDAK BENAR.

Dalam jangka waktu pendek (Misi Apollo 11 = 21 jam, misi-misi yang lain 3 
hari), SEP rata-rata di Bulan sebesar 10MeV tidak punya health risk yang 
terlalu besar. Bahkan puncaknya SEP = 30MeV pun tidak, karena terjadinya sekali 
tiap 9 atau 14 tahun, dan tidak dalam jangka waktu panjang. Radiasi di Van 
Allen belt (SEP menumpuk disana karena paruh waktu / half-life partikel sekitar 
4 tahun) justru lebih berbahaya (100-300 MeV), tapi aman bila dilewati dengan 
cepat (sekitar 5 menit), dengan perhitungan trajectory dengan memanfaatkan 
escape velocity roket untuk bebas dari gravitasi Bumi yaitu 11,2 kilometer per 
detik.  

===
Jadi ini berdasarkan penemuan orang Rusia kalau butuh 4 kaki timah (1,2 meter 
timah) untuk melindung manusia dari kematian di bulan.
=

MANA? Mana papernya, atau paling tidak Abstrak-nya saja deh. Dari abstrak sudah 
dapat dibaca konteks penelitian yang dibuat.


Ini adalah gambaran tentang SEP:
http://solarphysics.livingreviews.org/open?pubNo=lrsp-2008-3&page=articlese5.html

- QUOTE -
 Peak intensity of SEP flux can be very high, up to 104 particles (with energy 
30 MeV) per cm2 per sec. In fact, the long-term average flux (or fluence) of 
SEP is mostly defined by rare major events, which occur one to two times pe

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: KOLOM Agenda Besar Kebudayaan

2009-09-06 Thread verdi adhanta
Betul,
Jadi ingat dulu ketika kakak saya mau mentas, mereka bikin set dari bambu, 
bambunya diambil JALAN KAKI dari Klender dan Jati negara ramai-ramai. Semuanya 
diambil dari bahan-bahan yang tidak terpakai. Brosur dibuat pakai rugos, atau 
dilukis SATU-SATU. Militansi seperti itu sudah tidak sy lihat lagi, sekarang. 
Paling tidak di Jakarta, tidak tahu di tempat lain.




From: halim hd 
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Thursday, September 3, 2009 22:56:28
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: KOLOM Agenda Besar Kebudayaan

  
dalam skala yang kecil-kecilan namun fatalistik 
akibatnya banyak terjadi di dalam kehidupan 
banyak grup teater atau komunitas kesenian.
gejala ketergantungan kepada dana dari luar
demikian akut dan sangat hegemonik. 
bayangkan, banyak grup atau komunitas 
kesenian yang dulu kere mere-mere namun
bisa manggung dan menciptakan karya yang
bagus. kini, dengan 2-3-4 juta, mereka tak
mampu dan bahkan undur dari proses. bentuk
dan sikap ketergantungan dan salah kaprah
profesionalisme menindih, menggencet dan
membuat banyak pekerja kesenian, aktivis
melata bagaikan cacing di atas pasir panas.


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Ya...ya...ya... Kualitas Perguruan Tinggi di Malaysia Memang Kurang!

2009-09-06 Thread halim hd
pada taon 2000, diulang lagi, pernyataan
oleh ben anderson, kalou bisa ambil doktor
itu di nusantara saja, gak usah ke mana
mana, katanya, waktu ceramah di graha
sabha ugm.

--- On Thu, 9/3/09, manneke budiman  wrote:

From: manneke budiman 
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Ya...ya...ya... Kualitas Perguruan Tinggi 
di Malaysia Memang Kurang!
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 3, 2009, 11:01 AM




  Ada kesempatan, ada dana, dan paling nggak ,punya embel-embel 
pernah kuliah di "luar negeri". Ini tak khusus buat Malaysia saja. Banyak juga 
kok college dan universitas tak jelas di negeri-negeri Barat yang diserbu WNI. 
Yang penting status: lulusan luar negeri, mek!

 

Sebodoh amat statusnya merem-melek atau senin-kemis.

 

manneke


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Koalisi Tak Jelas

2009-09-06 Thread halim hd
dulu, jereh wong bengen (ungkapan orang banten:
kata orang dulu) nyali dan perut ada hubungannya.
sekarang jaman berubah. beda: mbek  (kambing)
sama kuda jelas lain jenis.
nyali mingslep karena perut kian gendut, dan partei
butuh dokap, terutama perut sendiri.
dan koalisi ini, bakalan makin yahuud dan kayak
suharto part two: PAN akan ganti ketua, rasanya
hatta rajasa akan naek. anak-anak muda PKB
muhaimin nyusu ke SBY; dan aburizal bakrie
bakalan lolos, maka SBY kian loncer dan lancar,
apalagi ditambah PDIP. komplitlah sudah. dan
oposisi, demokrasi? emangnya dipikirin sama
yang punya kuasa? mereka targetnya, gimana
ekonomi lancar berdasarkan neo-lib-syariah,
hehehe, lantaran dukungan PKS dan partai
agama lennya.


--- On Thu, 9/3/09, manneke budiman  wrote:

From: manneke budiman 
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Koalisi Tak Jelas
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 3, 2009, 10:59 AM





  Udah, jadi oposisi ajalah. Raihlah kekuasaan dengan cara 
jantan, jangan pake dagang sapi. Mumpung PDIP udah ubah haluan mau masuk inner 
circle kelompok pemenang Pemilu, maka PKS, PKB dll punya kesempatan emas jadi 
oposan handal. Tinggal masalahnya, punya nyali nggak? Atau takut gak kebagian 
kue?

 

manneke



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Teori konspirasi yang tidak pernah dibuktikan

2009-09-06 Thread verdi adhanta
Ha ha. Iya pak, cuma heran aja melihat para conspiracy theorist yang pada 
ge-er, dikiranya kalau apa yang ditulisnya tidak dijawab atau ditanggapi oleh 
pihak institusi yang diserangnya, itu karena institusi tersebut tak mampu 
menjawabnya, padahal cuma NGGAK LEVEL aja. Padahal, tuduhan-tuduhan itu datang 
dari ketidak-tahuan dan sifat penolakan pengetahuan, dan sebenarnya bisa 
dijawab dengan pengetahuan dasar setara SMP/SMA. Lalu mereka bilang para 
ilmuwan itu arogan. Bahkan mereka sendiri nggak pernah SEKALIPUN berusaha 
bertanya pada institusi yang terkait. Nanya saja belum langsung main tuduh. 
Mereka bilang pertanyaannya tidak pernah dijawab. Sy pernah buktikan sendiri, 
dan pernah sy post di forum ini juga, bahwa pertanyaan sy ke NASA dijawab 
dengan cepat dan baik -- bukan cuma mesin penjawab otomatis  -- respon mereka 
sangat spesifik dan cukup detil. Jadi siapa yang arogan coba?

Jadinya sy pikir, jangan-jangan begitu banyak dis-informasi yang ada di negara 
ini. Jangan-jangan itu sebabnya banyak hal jadi kacau. Jangan-jangan masyarakat 
umum di negara ini punya banyak masalah komunikasi. Apakah pernah ada buku atau 
penelitian sosial yang fokus dengan masalah ini?

Thx.
   




From: manneke budiman 
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Friday, September 4, 2009 12:23:52
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re:  Teori konspirasi yang tidak pernah  
dibuktikan

  
Kita-kita sih bukannya menganggap ini tak penting Pak Verdi. CUma memang kini 
tiap kali si nebeng ini kirim email sensasional dengan segala macam link 
ajaibnya itu, saya anggap dagelan aja, jadi gak perlu dipikirin repot-repot. 
Lha wong isinya ngawur semua, apa yang mau diseriusin? Hehehe.
 
Tapi baguslah ada Pak Verdi yang gatel dan getol memblejeti kekacauan 
pengetahuan dan pikiran rudy nebeng. Cuma, jangan sadis-sadis, pak. Kacian 
dianya, hehehe. Tiap kali kirim email mosok ditelanjangi sampe abis-abisan?
 
Untung ybs itu punya kulit lebih tebel dari kulit gajah, jadi gak malu :)
 
manneke


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Yatinem, Pahlawan Devisa Yang Kini Merana

2009-09-06 Thread peduli buruh migran

Yatinem, Pahlawan Devisa Yang Kini Merana




Tiga
tahun lalu Yatinem berangkat bekerja ke Malaysia dalam kondisi
segar-bugar. Selama di Malaysia, ia selalu berkirim kabar ke keluarga
di rumah, lancar-lancar saja tanpa ada kendala. Dari hari ke hari,
bulan ke bulan bahkan menginjak tahun kedua, komunikasi masih sering
dilakukan. Namun setelah tahun kedua, Yatinem jarang berkomunikasi lagi
dengan pihak keluarga.Read More..

Silahkan kunjungi website Peduli Buruh Migran:
peduliburuhmigran.blogspot.com



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Konfrontasi Lagi?

2009-09-06 Thread reuben sihite
SAya sangat menghormati Prof Magnis tapi dalam hal ini saya terpaksa tida 
sependapat dengan Prof. Saya kira dan saya rasa malaysia ( dengan 'm' kecil) 
akn semakin berani terhadap kita, karena sikap low profile yang kita tunjukkan 
malah akan dipersepsikan malaysia sebagai sikap yang tidak tahu harus bersikap 
apa dan tidak tahu bagaimana bersikap sebagai negara besar, karena menurut saya 
salah satu indikator negara besar adalah bahwa negara lain segan terhadap 
negara besar tersebut. Silence is not always golden in international politics. 
Speak up and show Power is golden!



  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Teori konspirasi yang tidak pernah dibuktikan

2009-09-06 Thread gceyung

Ya, ok lah, anggap saja claim anda tentang perlunya pelindung radiasi dari 
timah setebal 1,2 meter itu benar. Koq tidak pernah terdengar tentang akan 
dibuatnya space suit berlapis timah setebal 1,2 meter yang harus dipakai 
astronot yang dikirim ke bulan? Ini saya bukan bicara cuma tentang Amerika lho, 
tapi Rusia, dan juga sekarang China dan India yang juga sedang ancang-ancang 
mengirim manusia ke bulan. Tidak pernah saya melihat negara-negara itu 
merancang baju astronot berlapis timah setebal 1,2 meter. Apakah mereka 
pura-pura bodoh dengan fakta ini?

Ceyung


> ===
> Mungkin perlu dilihat dulu skalanya. reaktor nuklir kok dibandingkan dengan 
> sumber radiasi yang ada di bulan, bisa-bisa skalanya 1:1000..., silakan 
> tambah sendiri nolnya :)
> 
> Mungkin belum sempat lihat topik RADIATION pada link yang saya beri 
> sebelumnya yaitu http://www.ufos-aliens.co.uk/cosmicapollo.html
> Saya bantu kutipannya sbb:
> Radiation plays a big part in space travel. Solar flares could have affected 
> the astronauts at any time. The Apollo leaving Earth would travel through 2 
> specific areas of very high radiation called the Van Allen Belt. The first 
> field is 272 miles out from Earth. The amount of radiation in the belts 
> actually varies from year to year, but every 11 years its at its worst when 
> the sunspot cycle is at its highest. And guess what? 1969 to 1970 was one of 
> the worst times to go, as this was the time where the radiation was at its 
> peak. I have had numerous internet chats with sceptics who say that the 
> radiation would not play a part in the missions because Man would have not 
> been in the radiation belt for too long. My answer to that is, when Dentists 
> or Doctors take X ray pictures they either leave the room or stand behind a 
> sheet of thick lead to shelter from the radiation. Why did NASA only use a 
> small sheet of aluminium to protect the astronauts when they knew that the 
> radiation levels in Space and on the Moon's surface would be many hundreds of 
> times more deadly? And why would they risk their astronauts to such 
> conditions? In 1959 Bill Kaysing was privy to a study made by the Russians. 
> The Russians discovered that the radiation on the moon would require 
> astronauts to be clothed in four feet of lead to avoid being killed. Why 
> didn't NASA heed their warnings?
> 
> Jadi ini berdasarkan penemuan orang Rusia kalau butuh 4 kaki timah (1,2 meter 
> timah) untuk melindung manusia dari kematian di bulan.
> ===
> 
> > Heran anda bisa menemukan link tentang perlunya lapisan timah 1,2 meter 
> > untuk melindungi radiasi di bulan tapi tidak berhasil menemukan link 
> > tentang tidak begitu berbahayanya radiasi sabuk van allen bagi astronout.
> > 
> > Dr. James Van Allen sendiri akhirnya mengatakan: "The recent Fox TV show, 
> > which I saw, is an ingenious and entertaining assemblage of nonsense. The 
> > claim that radiation exposure during the Apollo missions would have been 
> > fatal to the astronauts is only one example of such nonsense."
> > 
> 
> Silakan diberikan linknya dulu. Jangan Wikipedia, nanti saya bisa edit juga 
> lho :)
> 
> Seringkali saya lihat beberapa orang melihat suatu berita 
> sepenggal-sepenggal, jadinya pemahamannya kurang pas.
> 
> Mungkin untuk memahami apa yang bisa diakibatkan oleh SOLAR FLARES, silakan 
> mencoba untuk nonton film KNOWING yang dibintangi oleh Nicholas Cage. 
> 
> Best Regards,
> rudyanto
> We can't be absolutely sure of anything that goes on up there, unless we go 
> up there ourselves, like space tourists
>




[Forum-Pembaca-KOMPAS] Media dan Konstruksi Bahasa oleh Pemilik Modal

2009-09-06 Thread mundo

*Buletin Elektronik**www.Prakarsa-Rakyat.org*

*SADAR *

*Simpul Untuk Keadilan dan Demokrasi*
* Edisi: 236 Tahun V - 2009
Sumber: www.prakarsa-rakyat.org*



*MEDIA DAN KONSTRUKSI BAHASA OLEH PEMILIK MODAL*



*Oleh Fredy Wansyah * *


Koran, sebagai media masa terbesar di negeri ini, telah menjadi 
referensi suatu fakta dan bahkan dianggap faktual. Di kalangan 
mahasiswa, koran dianggap sebagai gaya kehidupan. Beberapa mahasiswa 
(teman saya) membaca koran di kampus telah menjadi kebiasaan. Sebuah 
persepsi menyatakan hal tersebut sebagai gengsi mahasiswa aktivis. 
Dinyatakan orang tersebut dengan kata, "Kalau tidak membaca koran tidak 
mahasiswa sejati namanya." Terlepas dari implementasi pembacaan wacana 
yang tertera di dalam koran, mahasiswa telah teracuni dengan pola 
konsumsi wacana oleh media. Dari beberapa media yang menawarkan harga 
yang di atas harga Rp.15.000 pun laku di dunia mahasiswa.

Selengkapnya:
http://www.prakarsa-rakyat.org/download/Buletin%20SADAR/SADAR%20236%20tahun%20V%202009.html


 

*webmas...@prakarsa-rakyat.org    *



[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Tangga Darurat, Gempa Berpusat di Tasikmalaya

2009-09-06 Thread Adyanto Aditomo
Bung Wina,
 
Kalau soal Dinding Shaft memang bagian dari Struktur Gedung, karena biasanya 
digunakan juga sebagai "pengaku" bangunan tinggi agar tidak terlalu lentur saat 
terkena gempa. Dengan demikian dinding dari Shaft tidak akan runtuh selama 
gedungnya tidak runtuh.
Jadi yang saya bicarakan adalah Tangga Darurat yang ada didalam Shaft tersebut.
Kata para ahli struktur gedung, sebelum gedungnya runtuh, tangganya akan runtuh 
duluan.
Jadi sebetulnya, saat terjadi gempa dan kita sedang berada di gedung yang 
tinggi, tidak banyak yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan diri, 
kecuali tiarap disebelah benda kokoh seperti meja, tempat tidur, lemari dan 
sebagainya sesuai artikel yang disampaikan oleh Bung Lilianto Apriadi di milis 
ini, agar saat gedungnya runtuh ada celah diantara benda tersebut dan kita.
Celah tersebutlah yang akan menyelamatkan jiwa kita dari himpitan benda berat.
Bila kita tiarap dibawah meja atau tempat tidur, katanya sih berdasarkan 
pengalaman selama ini, potensi kita tewas jauh lebih besar karena meja atau 
tempat tidur dipastikan tidak kuat menahan beban atap yang runtuh. 
 
Tetapi memang sebaiknya ada pakar struktur bangunan yang mengomentari tulisan 
saya ini, karena spesialisasi saya adalah Mechanical & Elektrical.
 
Salam,
 
Adyanto Aditomo

--- Pada Kam, 3/9/09, Wina. A  menulis:


Dari: Wina. A 
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Tangga Darurat, Gempa Berpusat di Tasikmalaya
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 3 September, 2009, 10:31 AM


Maaf Pak Adyanto saya kurang setuju bahwa pada umumnya tangga darurat akan 
runtuh duluan jika terjadi gempa

Tangga darurat (anak tangganya untuk pijakannya) memang tidak didesain terhadap 
beban gempa, TETAPI struktur tembok yang mengelilingi ruang tangga darurat pada 
umumnya adalah concrete wall yang biasa disebut dinding geser/shearwall.

AFAIK, shearwall selalu didesain dgn memperhitungkan gaya gempa, bahkan pada 
gedung2 tinggi didesain untuk bisa menyerap gaya gempa dengan persentase yang 
lebih besar dari yang diserap kolom-kolomnya. Hal ini dilakukan agar struktur 
shearwall tidak fail/gagal duluan saat terjadi gempa dengan kata lain saat 
terjadi gempa struktur shearwall ini ada rusak/runtuh paling terakhir dari 
keseluruhan komponen struktur gedung.

Cara berlindung paling baik memang mengikuti cara "segitiga keselamatan", tapi 
jika ingin segera lari karena panik satu2nya tujuan paling aman adalah tangga 
darurat...karena struktur tembok yang mengelilinginya yang tidak akan runtuh 
duluan seperti yang saya jelaskan tadi, namun setelah berada di tangga darurat 
hendaklah menuruni tangga dengan tertib dan tenang, terutama di gedung2 tinggi. 
Kebanyakan orang tidak tahu bahwa pada gedung2 tinggi khususnya, tempat paling 
aman jika ingin melarikan diri saat terjadi gempa yaitu lewat tangga darurat.

Mngkn disini ada Ahli Struktur Bangunan Gedung? CMIIW









Salam,

WA


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


[Forum-Pembaca-KOMPAS] WVI Sosialisasikan Pendidikan Antikorupsi di NTT

2009-09-06 Thread agushamonangan
http://regional.kompas.com/read/xml/2009/09/04/19101092/WVI.Sosialisasikan.Pendidikan.Antikorupsi.di.NTT..


JAKARTA, KOMPAS.com - Sejalan dengan upaya pemerintah untuk menangani tingginya 
tingkat korupsi yang terjadi di masyarakat, World Vision Indonesia bekerjasama 
dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mensosialisasikan UU Antikorupsi dan 
Pendidikan Anti Korupsi kepada masyarakat sejak dini.

Sebanyak 70 guru yang merupakan perwakilan dari Kabupaten Manggarai, Alor, 
Flores Timur, Sumba Timur, Kupang, Timor Tengah Utara dan Rote di Wilayah NTT 
diberikan pencerahan dalam seminar selama dua hari, Jumat (4/9) dan Sabtu (5/9) 
di Balai Diklat Dinas Sosial Propinsi NTT, Kupang. "Selain para guru, seminar 
ini juga dihadiri oleh dinas pendidikan setempat, tokoh agama dan beberapa NGO 
lainnya," kata John Nelwan, Marketing Public Relations Manager World Vision 
Indonesia, Jumat (4/9) di Jakarta.

Amsal Ginting, Pejabat Kepala Kantor Regional World Vision ADP NTT, wakil dari 
World Vision Indonesia yang memfasilitasi pelaksanaan program ini mengatakan, 
World Vision dan KPK mempunyai visi yang sama untuk membangun pendidikan nilai 
atau karakter sejak dini tentang pendidikan antikorupsi.
Program yang baru pertama kalinya diselenggarakan di Wilayah NTT ini dibuka 
oleh Yoseph A. Mamulak, Asisten Pemerintahan Setda Propinsi NTT (mewakili 
Gubernur NTT) dan Bapak Yudi Purnomo, Fungsional Deputi Direktorat Pendidikan 
dari Pelayan Masyarakat KPK.

Menurut Amsal Ginting, KPK menyambut baik inisiatif ini dan mendukung tekad 
World Vision untuk memfasilitasi upaya sosialisasi pendidikan antikorupsi sejak 
dini tersebut. "Kami sangat antusias terhadap pelaksanaan sminar ini, mengingat 
yang hadir adalah para guru SD, yang kelak akan meneruskan pendidikan anti 
korupsi kepada murid-muridnya," ungkapnya.

Visi World Vision Indonesia adalah anak yang hidup seutuhnya, selain cukup 
sehat, bersekolah, juga harus memiliki ahlak yang baik. Kerja sama dengan KPK 
ini akan memberdayakan masyarakat khususnya menyiapkan generasi penerus yang 
anti korupsi.

John Nelwan menambahkan, pihaknya menyadari bahwa pendidikan antikorupsi harus 
dilakukan sejak dini untuk menciptakan masa depan bangsa yang lebih baik. "Mari 
didik anak-anak kita untuk bisa menumbuhkan karakter yang dibangun berlandaskan 
nilai-nilai kejujuran, integritas dan keluhuran. Mari berikan pendidikan 
terbaik untuk mereka. Stop Korupsi!" ujarnya.

Pelaksanaan program ini akan terus dikembangkan untuk jangka waktu ke depan 
sehingga kesadaran publik mengenai anti korupsi dapat terus ditingkatkan. 



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kubu Paloh Rapatkan Barisan

2009-09-06 Thread agushamonangan
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/09/04/19332120/kubu.paloh.rapatkan.barisan



SURABAYA, KOMPAS.com — Kubu Surya Paloh kembali merapatkan barisan di Surabaya 
untuk menggalang dukungan menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar dalam Musyawarah 
Nasional (Munas) VIII Partai Golkar di Pekanbaru, Riau, pada tanggal 4-7 
Oktober mendatang.

Sejumlah ketua dan sekretaris DPD II Partai Golkar dari Jawa Timur dan kawasan 
Indonesia timur berkumpul di sebuah hotel di Surabaya, Jumat (4/9).

Ketua Departemen Hukum DPP Partai Golkar Edison Betaubun menyatakan, dukungan 
terhadap Surya Paloh dari kawasan Indonesia timur semakin menguat. Dari Jawa 
Tengah, misalnya, terkumpul 28 DPD II, Jatim (26 DPD II), Daerah Istimewa 
Yogyakarta (2 DPD II), Maluku (11 DPD II), Maluku Utara (4 DPD II), dan 
Kalimantan Timur (8 DPD II).

"Dukungan ini diperkirakan masih akan terus bertambah karena masih ada beberapa 
DPD, baik di Jatim maupun di daerah lain yang akan bergabung mendukung kubu 
Surya Paloh," katanya.

Dalam Munas VIII nanti pihaknya akan mempertahankan tata tertib pemilihan ketua 
umum sebagaimana ditetapkan dalam AD/ART partai berlambang pohon beringin itu. 
"Kubu lain berupaya akan menerapkan sistem voting block (DPD I diberi jatah 
lima suara) dalam Munas nanti. Itu akan kami tentang karena tidak diatur dalam 
AD/ART partai," kata Edison.

Menurut dia, dalam AD/ART Partai Golkar disebutkan, setiap delegasi mendapatkan 
hak satu suara. "Jangan sampai keputusan itu dianulir hanya karena ada 
kepentingan lain," katanya.

Mengenai figur dan loyalitas Surya Paloh terhadap Partai Golkar, lanjut dia, 
tidak ada kader yang meragukannya. "Siapa sih yang enggak kenal Surya Paloh? 
Saat kampanye pemilu legislatif, justru dia yang paling aktif turun ke 
daerah-daerah, padahal dia jabatannya Ketua Penasihat DPP Partai Golkar," 
katanya.

Dalam kesempatan itu, dia menambahkan, Partai Golkar sudah terbiasa memimpin 
pemerintah. "Ketika sudah tidak lagi memimpin, tidak ada pilihan lain, kecuali 
harus beroposisi terhadap pemerintah," katanya.

Oleh sebab itu, kubu Surya Paloh akan melawan bentuk-bentuk intervensi dari 
pihak penguasa dalam Munas VIII Partai Golkar nanti. 

Sebelumnya, kubu Surya Paloh berambisi menempatkan Munas VIII di Kota Surabaya. 
Bahkan, mereka menggalang dukungan beberapa DPD II Partai Golkar untuk 
mendukung ambisi tersebut. Sayangnya, ambisi itu kandas setelah Rapimnas Partai 
Golkar di Jakarta beberapa waktu lalu memutuskan pelaksanaan Munas VIII di 
Pekanbaru, Riau. 



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Teori konspirasi yang tidak pernah dibuktikan

2009-09-06 Thread rudyanto_nebeng
--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, verdi adhanta  
wrote:
>
> Rekan-rekan FPK,
> 
> Terus-terang saya GATEL juga melihat bagaimana orang memanfaatkan 
> ketidak-tahuan dan delusi yang ada di kalangan orang awam untuk membuat 
> sensasi. Jadi saya putuskan untuk buka saja link yang ada di post si Rudy. 
> Ini untuk menjadi pelajaran kita juga, bagaimana orang-orang sering tertipu 
> oleh pseudo-sains (seolah-olah sains, padahal tidak ada hubungannya sama 
> sekali) dan juga segala urusan mitos, tahayul dan sebagainya.
> 
+++
GATEL bisa dihilangkan dengan DIGARUK, kalau tetap GATEL jangan salahkan yang 
MENGGARUK dong, memang saatnya mandi :)

Sekali lagi, nampaknya Pak Verdi menempuh jalan sesat dalam memahami sesuatu, 
masih ingat kisah Romeo Juliet? :)
+
> Sebelumnya, mohon maaf, bukan bermaksud menggurui, sok, atau semacam itu. Sy 
> yakin banyak rekan di sini yang lebih kompeten, tapi biasanya mereka tak 
> punya waktu untuk mengurus hal macam begini, dan mungkin menganggap ini 
> "nggak penting banget!". Tapi seperti yang sudah kita lihat, ternyata ADA 
> orang yang masih tertipu dengan pseudo-sains. Sy harap juga, kalau ada yang 
> bisa memanfaatkan, adalah ajakan supaya rekan-rekan bisa sedikit meluangkan 
> waktu untuk membawa teman, anak, anak didik, dll, untuk keluar dari delusi 
> dan kekonyolan dalam memahami dunia natural bekerja, sebagaimana mestinya, 
> supaya bangsa kita dapat bersikap rasional dan berpikir dengan baik. 
> 
++
Memang tidak perlu menggurui lah di sini, adu nalar saja lah, supaya bangsa 
kita dapat belajar apa itu RASIONAL.

> Setelah sy pertimbangkan, sy akan ambil satu saja contoh bagaimana 
> ketidak-tahuan di ekspolitasi menjadi dis-informasi. Pertimbangan mengapa sy 
> pilih DELUSI yang satu ini adalah karena (1) ia jarang dijawab / artikel yang 
> membahasnya tidak saya temukan (2) tidak harus terlalu banyak menaruh link.  
> 
> Ini salah satu "argumen" dari conspiracy theorist yang ada di link tersebut:
> 
> =
> An important factor to take into consideration is the great variations in 
> temperature that the film would have had to endure whilst on the lunar 
> surface. The temperature during the Apollo missions were recorded as being 
> between -180F in the shade to an incredible +200F in full Sunshine. How could 
> the film emulsion have withstood such temperature differences? The astronauts 
> can be seen to move between the shadows of the rocks and then into full 
> sunlight in some shots. Surely the film would have perished under such 
> conditions? If the film used during the Apollo missions had such qualities as 
> to withstand such differences in temperature, why are Kodak not publicly 
> selling them in today's market?
> ==
> 
> Intinya: Temperatur di Bulan itu kan berubah-ubah, saat gelap -180F dan saat 
> terang +200F. Bagaimana film emulsi di kamera yang digunakan bisa bertahan 
> pada perubahan temperatur macam itu?
> 
> Hal ini sangat mudah dijawab hanya dengan basic science yang kita terima 
> waktu SMP tentang termodinamika.
> 
> Para konspiras theorist ini memanfaatkan "Kebingungan" yang ada pada 
> orang-orang, karena banyak orang tidak tahu (atau lupa?) apa BEDA 
> "TEMPERATUR" dan "PANAS". Bagi banyak orang, keduanya sama-saja, Temperatur 
> ya ukuran panas ... 
> 
> Anggapan itu: SALAH.
> 
> Siapapun akan bisa melakukan observasi ini:
> 
> Observasi 1.
> 
> 1) Masuk ke sebuah kamar yang "hangat"
> 2) Tempelkan tangan ke dinding/lantai (telanjang).
> 3) Apakah Dinding terasa LEBIH DINGIN dari UDARA di RUANGAN?
> 
> Observasi 2.
> 
> 1) Panaskan sebuah oven bersuhu tinggi (100-500 derajat C)
> 2) Matikan dan segera buka pintu oven lalu segera masukan tangan pada RUANG 
> oven ... tapi JANGAN SENTUH OBYEK PADAT di dalam oven, dan JANGAN TERLALU 
> LAMA.
> 3) Bukankah tangan Anda baik-baik saja? Siapapun yang pernah membuat kue di 
> oven akan mengetahui hal ini, selama tangan Anda tidak menyentuh obyek padat 
> dan tidak terlalu lama, ia tak akan terbakar, hanya kepanasan saja.

+++
Aha, ada embel-embelnya JANGAN TERLALU LAMA, itu kuncinya. Emulsi Film waktu di 
bulan memangnya SEBENTAR atau LAMA?
Silakan coba pelajari dulu bagaimana kita memperlakukan EMULSI di link berikut:
http://www.allbusiness.com/retail-trade/apparel-accessory-stores/379-1.html
+++
> 
> Observasi 3:
> 
> Ketika sedang memasak dengan microwave oven, perhatikan, adakah nyala api di 
> dalam oven yang "memanas"kan makanan?
> Anda tidak akan menemukan nyala api yang memanaskan makanan, karena microwave 
> oven bekerja denga

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Larang Iklan Rokok di Film Indonesia!

2009-09-06 Thread agushamonangan
Laporan wartawan KOMPAS Elok Dyah Messwati

http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/09/04/19073147/Larang.Iklan.Rokok.di.Film.Indonesia



JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam banyak kasus dan pengalaman, Komisi Nasional 
Perlindungan Anak (Komnas PA), film nasional bahkan yang bertema remaja dan 
anak sering ditumpangi sebagai sarana iklan dan mempromosikan rokok, termasuk 
bantuan sponsor. Demikian dikemukakan Ketua Umum Komnas PA Seto Mulyadi di 
Jakarta, Jumat (4/9).

Bahkan, masih banyak film nasional yang menggambarkan adegan merokok secara 
vulgar, seakan-akan rokok bukanlah zat yang berbahaya dan mengancam kesehatan 
serta kehidupan manusia.

Fakta ini semakin memperkuat bukti jika film merupakan sarana vital dan media 
beriklan yang digemari oleh industri rokok untuk menjaring anak dan remaja 
menjadi perokok pemula, sebagaimana tercantum dalam Phillip Morris Internal 
Document, 1990, yang menyatakan while sport is by far the best avenue to 
attract, sample and influence our core target smoker's, it's not the only way. 
International movies and video also have tremendeous appeal to our young adult 
consumers in Asia.

Penggunaan film sebagai media iklan juga merupakan strategi terselubung 
industri rokok karena tidak dapat disangkal jika dalam praktiknya sebuah film 
akan melibatkan banyak publik figur atau artis yang setiap tindak tanduknya 
akan diikuti oleh penggemarnya, termasuk oleh remaja dan anak. Kenyataan ini 
jelas telah melanggar International Tobacco Marketing Standard yang telah 
disepakati oleh Phillip Morris, British American Tobacco, dan Japan Tobacco 
pada tahun 2001.

Berdasar hasil pemantauan Komnas PA terhadap aktivitas pemasaran industri rokok 
di Indonesia, maka tercatat banyak film dan kegiatan berhubungan dengan dunia 
film yang disponsori oleh industri rokok, di antaranya pada tahun 2007 terdapat 
9 judul film, tahun 2008 tercatat 3 film, dan kegiatan perfilman yang 
disponsori oleh perusahaan rokok.

Hingga Juni 2009 tercatat 5 film dan kegiatan perfilman yang disponsori rokok, 
yaitu Rasa (Clas Movie), Benci Disko (Clas Movie), Wakil Rakyat, Djarum Super 
on Art Under The Three by Garin Nugroho (Djarum Super), dan King (Djarum 
Movie).  

Komnas PA menyatakan, RUU Perfilman mestinya tidak mengabaikan hak-hak anak 
untuk terlindungi dari berbagai efek destruktif-negatif, yakni memastikan 
pelarangan iklan, promosi, dan sponsor rokok dalam pembuatan film. Hal itu 
termasuk membuat larangan tayangan merokok dalam produk film.

Dari berbagai pengalaman di negara lain, seperti India, yang banyak memproduksi 
film, negara itu telah mengambil kebijakan yang melarang tayangan merokok dalam 
film, dan demikian pula iklan, promosi, dan sponsor rokok itu sendiri.

RUU Perfilman diminta secara tegas dan jelas memuat aturan yang melarang iklan, 
promosi, dan sponsor rokok dalam kegiatan perfilman karena telah terbukti 
sebagai zat adiktif yang karsinogenik dan mematikan. Pelarangan ini dimaksudkan 
mencegah efek adiksi bahaya rokok yang mematikan atau menumpang citra artis dan 
film sebagai karya kreatif yang dikonsumsi masyarakat. Bagaimanapun film 
sebagai karya seni yang disaksikan dan dikonsumsi publik, termasuk anak-anak.  

RUU Perfilman yang sedang dibahas saat ini sama sekali tanpa perlindungan anak 
dan remaja dari penetrasi industri untuk mempromosikan rokok.

"RUU ini bahkan lebih lemah dibandingkan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 
2002 tentang Penyiaran maupun Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, 
walaupun kedua undang-undang tersebut masih menganut pembatasan promosi rokok, 
belum pelarangan total iklan, promosi dan sponsor rokok yang mengacu pada 
Framework Convention on Tobacco Control," kata Seto Mulyadi.  

Saat ini, Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Pasifik yang belum 
meratifikasi FCTC sehingga terkucil dan asing dalam khazanah pengendalian 
tembakau.

Sebanyak 80 juta anak Indonesia menaruh harapan besar pada Komisi X DPR RI dan 
secara khurus pada Panja dan Pansus RUU Perfilman. RUU Perfilman diharapkan 
dapat mengakomodasi kepentingan anak dan menjadi benteng pertahanan anak dari 
pengaruh buruk rokok.



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Ya...ya...ya... Kualitas Perguruan Tinggi di Malaysia Memang Kurang!

2009-09-06 Thread Tabrani Yunis
Hmmm,
Jadi ada yang banyak kita perbaiki juga dari diri kita. Bukankah begitu pak 
Manneke?
Saya sendiri melihat banyak sekali predator pendidikan di negri kita yang 
ngambil master dan segalanya sekedar dapat titel, termasuk ke luar negeri.  
Atau juga sengaja mencari yang kurang biar lebih mudah ya pak?

Salam

Tabrani Yunis




From: manneke budiman 
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Friday, September 4, 2009 1:01:49
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Ya...ya...ya... Kualitas Perguruan Tinggi 
di Malaysia Memang Kurang!


Ada kesempatan, ada dana, dan paling nggak ,punya embel-embel pernah kuliah di 
"luar negeri". Ini tak khusus buat Malaysia saja. Banyak juga kok college dan 
universitas tak jelas di negeri-negeri Barat yang diserbu WNI. Yang penting 
status: lulusan luar negeri, mek!

Sebodoh amat statusnya merem-melek atau senin-kemis.

manneke


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Gempabumi — How Safe is Safe?

2009-09-06 Thread agushamonangan
Oleh Kusmayanto Kadiman

http://kusmayantokadiman.kompasiana.com/2009/09/04/gempabumi-how-safe-is-safe/



Saya dan kita semua tersentak kaget dengan kejadian gempa bumi yang terjadi 
Rabu, 2 September 2009. Jakarta yang sering dimitoskan sebagai kota yang bebas 
dari ancaman gempa kini diguncang gempa besar.

Heboh diberitakan baik dalam bentuk teks, foto bahkan video bagaimana 
masyarakat Jakarta, khususnya yang sedang berada di gedung-gedung pencakar 
langit berlarian dan sebagian panik mencari jalan yang bisa ditempuh 
secepat-cepatnya dan berhambur mencari tempat terbuka yang dinilai aman. 
Pemberitaan ini tidak kalah hebohnya dengan berita berhamburannya para penghuni 
Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton yang menjadi target bom bunuh diri 
medio Agustus lalu.

Sumber Gempa Bumi

Berita dikirim via Surat Menyurat Singkat (SMS) yang saya terima di HP jam 
14.58 adalah:

Info gempa mag: 7.3SR, 02-Sep-09 14.55.00 WIB Lok: 8.24 LS-107.32BT (142 km 
BaratDaya TASIKMALAYA-JABAR), kedlmn 30 Km. Potensi TSUNAMI utkditrskn pd 
msyrkt::BKMG

Pesan tersebut memiliki arti:

Telah terjadi sebuah gempabumi dengan kekauatan 7.3 pada Skala Richter pada 
tanggal 2 September 2009 pukul 14.55 Waktu Indonesia barat dengan lokasi titik 
pusat gempa (epicentrum) pada 8.24 derajat Lintang Selatan dan 107.32 derajat 
Bujur Timur yaitu sekitar 142 km barat Daya kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa 
Barat. Titik pusat gempa berada sedalam 30 km dari permukaan. Mengingat gempa 
ini tergolong gempa kuat, terjadi di tempat yang tidak jauh dari permukaaan dan 
terjadi didasar laut maka diperkirakan gempa ini akan menimbulkan tsunami 
(gelombang yang bergerak menuju pesisir pantai). Segera informasi ancaman gempa 
dan tsunami ini diteruskan pada masyarakat, khususnya diwilayah yang berpotensi 
kena dampak gempa dan tsunami. Pesan ini dikirim oleh Badan Metrologi, 
Klimatologi dan Geofisika (BMKG RI).

SMS tersebut akan menjadi perhatian dan wajib ditindaklanjuti secara benar 
sesuai acuan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama. Penerima SMS 
tersebut adalah para petugas yang memang punya tugas dan tanggungjawab terkait 
bencana alam. Mereka itu diantaranya adalah aparat pemerintah, Badan Nasional 
Penangulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri serta media.

Gempa dan Tsunami, Peringatan Dini dan Mitigasi

Pakar geologi, geometik, geofisik dll dalam negeri dan mancnegara tidak pernah 
berhenti memenuhi rasa keingintahuannya untuk mengenali, menirukan dan menyusun 
upaya mitigasi. Teknologi super moderen sampai kearifan lokal (NB. Kompas 16 
Juni 2006 "Niteni, Niroake dan Nambahake : Menyikapi Bencana Alam") semua 
digalang untuk diterapkan dengan satu misi – keselamatan dan keamanan umat 
manusia !

Kebebasan akademik yang mendorong para ilmuwan menyampaikan bukan hanya dalam 
forum ilmiah namun juga pada media masa tentang berbagai potensi ancaman gempa 
bumi dan tsunami. Namun demikian keterbukaan dan kebebasan ini sering kali 
jugasecara psikologis menimbulkan kekhawatiran bahkan kepanikan masyarakat. 
Contoh: Gempa di Tasikmalaya ini berpeluang menjadi pemicu terjadinya gempa 
yang jauh lebh besar yaitu sampai 8.3 Skala Richter mengingat patahan besar 
yang berlokasi dipantai selatan Jawa yang tidak pernah aktif menimbulkan gempa 
sejak terakhir kali sekitar 100 tahun lalu. Secara ilmiah, pernyataan itu tidak 
salah. Namun telah menimbulkan keisengan beberapa oknum yang tak bertanggung 
jawab dengan mengirimkan pesan via SMS seolah-olah itu datang dari otoritas 
yaitu BMKG. Haruskah kebebasan akademik itu dikekang? Tidak ! Pembelajaran 
publik adalah kunci jawabannya.

Perhatikan kembali pesan yang disampaikan di SMS, disitu tertera bahwa gempa 
terjadi pukul 14.55.00 sedangkan di HP saya SMS tersebut diterima pukul 14.58 
(PS. Sebagai eks-ilmuwan dan kini pejabat telah menjadi kebiasaaan dan kini 
kewajiban bagi saya untuk secara periodik melakukan sinkronisasi waktu di jam 
tangan, jam dinding, HP dan komputer dengan jam acuan yaitu jam standar di 
Telkom yang dapat kita akses dengan memutar tombol tilpun 103). Ini prestasi 
anak negeri, dalam 3 menit sejak gempa, SMS telah terkirim dan diterima oleh 
pihak-pihak yang berwajib. Tentu 3 menit ini masih jadi perdebatan karena 
enough is never enough ! Penyempurnaan sistem peringatan dini akan bencana 
terus disempurnakan.

Perlengkapan lain yang mendukung pemantauan gempa juga terus beroperasi 
menyampaikan data. Khusus untuk tsunami maka buoy, tide gauge, sea level dll 
aktif memantau gerakan air laut. Hasil pemantauan mengarah pada kesimpulan 
bahwa tsunami memang terjadi namun reatif kecil (sekitar 20 cm) dan ini tidak 
berbahaya. Informasi ini yang kemduian memicu dikirimnya SMS susulan yang 
mengatakan bahwa peringatan akan ancaman tsunami sudah tidak berlaku. Ini 
dikirim vis SMS, radio, TV dan media lain yang tersedia.

Peringatan dini akan bencana tsunami hanya merupakan bagian kecil dari mitigasi 
yaitu meminimumkan dampak bencana alam. Bagian yang lebih besar dan lebih 

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Mengirim SMS ke Istri Presiden, Seorang Guru Ditangkap Polisi

2009-09-06 Thread Jaka Santika
Lalu sekarang bagaimana nasibnya pak guru itu, ada yang tahu?

--- On Wed, 9/2/09, Adyanto Aditomo  wrote:

From: Adyanto Aditomo 
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Mengirim SMS ke Istri Presiden, Seorang 
Guru Ditangkap Polisi
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 2, 2009, 9:47 AM






 





  Yang paling Over Acting itu ya Ibu Ani Yudhoyono dan Bapak 
Susilo Bambang Yudhoyono.

Mereka kan sebenarnya tahu bahwa Guru tersebut sudah mengirimkan SMS keluhannya 
sampai puluhan kali, tapi tidak direspon sama sekali.

Begitu isi SMS sudah mulai kasar karena SMS sebelumnya tidak digubris, baru Ibu 
Ani dan suaminya merespon keluhan tersebut, tetapi dengan cara mengutus Polisi 
kerumah guru tersebut.

 

Mentang - mentang sudah dipilih lebih dari 60 % rakyat Indonesia, terus 
sombongnya bukan main.

Itukah sikap Pemimpin idola rakyat???

 

Salam,

 

Adyanto Aditomo



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Penderitaan Korban Gempa Berlanjut

2009-09-06 Thread agushamonangan
Oleh A Handoko dan Adhitya Ramadhan
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/09/05/05350624/penderitaan.korban.gempa.berlanjut



KOMPAS.com - Hermawan (15) duduk termenung di pojok tenda. Tatapannya kosong. 
Jari tangannya memainkan ujung bajunya. Sesekali wajahnya diarahkan ke luar 
tenda, seperti mencari sesuatu.

"Saya kehilangan nenek, ibu, dan tiga adik saya. Saya tidak bisa menyelamatkan 
mereka," kata Hermawan, korban gempa di Desa Pamoyanan, Kecamatan Cibinong, 
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (4/9).

Khanah (50), nenek Hermawan; Tatin Handayani (35), ibu Hermawan; dan tiga adik 
Hermawan, yakni Itar Suwandari (11), M Devan (7), dan M Afansah (tiga minggu); 
tewas tertimbun bebatuan akibat gempa berkekuatan 7,3 skala Richter, Rabu lalu.

Sebelum gempa terjadi, Hermawan dan anggota keluarga yang lain berada di dalam 
rumah. Ketika gempa, keluarga itu langsung meninggalkan rumah dan lari menuju 
ke arah sawah.

"Ketika sampai di sawah, saya melihat tebing batu di belakang kami longsor dan 
langsung menimpa rumah-rumah. Ketika bongkahan-bongkahan batu mengarah kepada 
kami, kami lari lagi. Namun, hanya saya yang selamat. Mereka tertimbun 
batu-batu," kata Hermawan.

Gempa yang terjadi Rabu lalu mengakibatkan 57 warga Desa Cikangkareng dan Desa 
Pamoyanan tertimbun longsor tebing batu, 21 orang di antaranya sudah ditemukan 
hingga Jumat siang.

Hermawan sebetulnya baru saja merasakan indahnya berkumpul kembali dengan 
keluarganya.

Kedua orangtua beserta tiga adiknya tinggal di Jakarta. Menjelang kelahiran 
adik bungsu Hermawan, ibunya kembali ke kampung. Ayah Hermawan, Anton (40), 
tetap tinggal di Jakarta, bekerja di sebuah perusahaan penyalur tenaga kerja ke 
luar negeri, dan baru kembali ke Cibinong begitu gempa terjadi.

Selain kehilangan keluarga inti, Hermawan juga kehilangan tiga keponakannya. 
"Saya sangat sedih. Begitu banyak anggota keluarga saya yang meninggal dengan 
cara yang mengenaskan," tutur Hermawan.

Tekanan psikologis akibat kehilangan orang-orang terdekat bukan akhir 
penderitaan Hermawan. Selama dua malam tinggal di pengungsian, Hermawan tidak 
bisa tidur. Selain karena masih merasa kehilangan orang-orang yang dicintainya, 
dingin malam membuat istirahat Hermawan terganggu.

Seperti Hermawan, ratusan pengungsi yang tersebar di sejumlah tenda darurat di 
Desa Pamoyanan dan Desa Cikangkareng juga mengalami penderitaan lanjutan 
setelah merasakan tekanan psikologis kehilangan anggota keluarga.

Aroh (35) yang tinggal di tenda pengungsian Cisalak, Desa Cikangkareng, mengaku 
tersiksa tinggal di pengungsian.

"Kalau siang hari panas sekali, ditambah lagi dengan debu yang beterbangan. 
Kalau malam juga dingin sekali, apalagi alasnya hanya terpal," kata Aroh. 
Sepanjang Kamis, para pengungsi di Cisalak bertahan dengan perbekalan seadanya. 
Baru sore hari mereka mendapatkan pengiriman bahan makanan.

Serba darurat

Derita serupa dialami warga Pangalengan, Bandung Selatan. "Sabar ya, biar cepat 
sembuh," ujar Irma Wasilah (43), warga Desa dan Kecamatan Pangalengan, 
Kabupaten Bandung, kepada Monica (13) yang terbaring lemah tidak berdaya.

Kepalanya yang terluka akibat tertimpa batu bata, saat terjadi gempa, sudah 
diperban. Ada lima jahitan di kepalanya yang luka itu. Monica hanya terbaring 
di dalam tenda perawatan posko bencana di kantor Kecamatan Pangalengan.

Ia ditemani keluarganya dan orang lain yang mengalami nasib kurang beruntung 
saat gempa sekuat 7,3 skala Richter menyapu 12 daerah di Jawa Barat.

"Pengungsi sekarang butuh air bersih. Karena kemarau, sumur warga banyak yang 
kering dan air PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) juga alirannya kecil," kata 
Mimin Nurjanah (35), warga Desa Jayapura, Kecamatan Cisayong, Kabupaten 
Tasikmalaya. Mimin adalah satu di antara ratusan korban gempa Tasikmalaya yang 
juga mengungsi dan ditampung di tenda darurat.

Persoalan penting yang tersisa hingga Jumat kemarin adalah kebutuhan air bersih 
bagi para pengungsi yang belum bisa dipenuhi sepenuhnya meski ada kiriman tiga 
tangki air dari PDAM per hari.

"Kebutuhan pengungsi yang mendesak memang air, tetapi mobil tangki kami cuma 
ada tiga. Kami sedang menghitung berapa pastinya kebutuhan mobil tangki untuk 
dipakai di sini," kata Atang Kardian, Direktur Umum PDAM Tirta Sukapura, 
Tasikmalaya.

Selain keperluan air bersih yang mendesak, korban gempa yang tinggal di tenda 
pengungsian juga memerlukan pelayanan kesehatan. Situasi pancaroba ditambah 
kondisi yang memaksa mereka untuk tinggal di tenda membuat para pengungsi itu 
rentan jatuh sakit.

Posko kesehatan darurat ada di Desa Sukasetia, Kecamatan Cisayong. Posko 
tersebut didirikan di salah satu rumah warga. Perawat di posko tersebut, Rini 
Sumarni (22), mengatakan, mayoritas pasien yang berobat adalah orang dewasa dan 
kebanyakan warga yang sakit menderita flu dan batuk.

Meskipun darurat, Saidah dan Rini mengatakan persediaan obat masih mencukupi. 
Tenaga medis pun siap melayani pasien secara bergantian 24 jam sehari.

Dalam kete

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Pendidikan Bencana Sangat Minim

2009-09-06 Thread agushamonangan
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/09/04/20181616/pendidikan.bencana.sangat.minim



JAKARTA, KOMPAS.com — Pendidikan kesiapsiagaan untuk mengurangi risiko bencana 
yang sewaktu-waktu bisa terjadi di sekolah-sekolah sangat minim. Akibatnya, 
siswa tidak banyak tahu bagaimana bertindak secara tepat saat menghadapi 
bencana yang secara tiba-tiba terjadi karena pengetahuan praktis dan pembiasaan 
yang terbatas.

S Hamid Hasan, Ketua Umum Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia, yang 
dihubungi dari Jakarta, Jumat (4/9), mengatakan, kurikulum pendidikan yang 
diajarkan di sekolah-sekolah minim berorientasi pada kehidupan. Pembelajaran di 
kelas difokuskan pada penguasaan ilmu semata, bukan kemampuan 
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kaitan dengan kondisi geografis Indonesia yang rawan gempa dan bencana 
alam, pengetahuan yang diajarkan kepada siswa sebatas mengenalkan tanpa dibawa 
lebih jauh untuk mengajak siswa mampu beradaptasi dengan kondisi tersebut. 
Selain itu, siswa juga tidak diajarkan secara rinci mengenai panduan-panduan 
praktis dan tepat yang mesti mereka lakukan saat bencana terjadi.

Akibatnya, tiap kali bencana, seperti gempa bumi, banjir, atau kebakaran, siswa 
terbiasa panik. Hal ini bisa mengancam keselamatan. "Pembelajaran kesiapsiagaan 
menghadapi bencana itu tidak mesti dalam mata pelajaran khusus. Itu bisa 
diajarkan di mata pelajaran apa saja yang sesuai. Yang penting, siswa diajarkan 
dengan terus-menerus sehingga mereka paham bagaimana seharusnya cara yang tepat 
untuk menghindari bahaya yang lebih serius saat bencana datang. Tidak kalah 
penting, siswa itu diajarkan benar soal kondisi gerografi dan sosial 
wilayahnya," ujar Hamid.

Hari Risnanda, Guru Ilmu Pengetahuan Sosial SMP di Jakarta, mengatakan, 
pembelajaran soal peringatan dini atau early warning system menghadapi bencana 
di buku pelajaran sekolah memang minim. Untuk itu, guru perlu berinisiatif 
untuk bisa menambah pengetahuan siswa soal prosedur penyelamatan diri yang 
benar kala bencana tiba.

"Pembelajaran bagaimana menghadapi bencana biasanya terbatas, pas ada materi 
pelajaran itu saja. Lagi-lagi itu bergantung gurunya, apa cuma sebatas 
pengenalan jenis-jenis gempa, atau juga secara rinci menyampaikan panduan 
bagaimana bersikap saat terjadi gempa," ungkap Hari.

Loula Maretta dari Green Education mengatakan, sekolah perlu membangun 
pembiasaan menghadapi bencana, mulai dari gempa bumi, tsunami, kebakaran, 
hingga kerusuhan. Wilayah Indonesia memang rawan bencana alam. Karena itu, 
setiap warga negara, termasuk siswa, mesti tahu bagaimana bisa meloloskan diri 
secara tepat supaya tidak menambah korban jiwa karena bencana.

Untuk di sekolah-sekolah alam, pembiasaan menghadapi bencana itu selalu 
dilakukan, baik untuk guru maupun siswa. Sebab, bencana itu bisa terjadi kapan 
dan di mana saja. "Jika siswa memiliki pengetahuan yang cukup, tahu bagaimana 
menyelamatkan diri secara tepat, ya mereka bisa tenang saja menghadapi bencana. 
Sekolah-sekolah kita harus rutin membiasakan kesiapsiagaan itu," kata Loula.



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kondom barang terlarang

2009-09-06 Thread Wal Suparmo
Salam,
Menurut berita  Kompas, Kakanwil Kesehatan Jakarta Timur, kemarin melakukan 
razzia obat terlarang dan kondom.
Dengan dirampasnya dan dilarangya penjual kondom efeknya lebih jahat karena  
menyebarkan penyakit kelamin dan menentang program KB pemerintah, dibandingkan 
menyuburkan pelacuran.Bagaianmana suatu kakawil bisa melakukan hal seperti ini 
yang berada diluar wenangnya mengenai pelarangan penggunaan kondom. 
Wasalam,
Wal Suparmo



  Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polri: Deddy Corbuzier Bohong

2009-09-06 Thread Ida Arimurti
Ngomong2 Pak Polisi kadang2 suka bohong jugaa kaan hehehe... Namanya juga 
sulap Pak ya...
Peace...

Salam,
Ida Arimurti

- Original Message - 
From: "agushamonangan" 
To: 
Sent: Wednesday, September 02, 2009 10:02 PM
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polri: Deddy Corbuzier Bohong


> http://entertainment.kompas.com/read/xml/2009/09/02/e211102/Polri.Deddy.Cobuzier.Bohong
>
> JAKARTA, KOMPAS.com - Kredibilitas mentalis Deddy Corbuzier dipertanyakan. 
> Ia dianggap telah melakukan pembohongan kepada publik dalam aksinya dalam 
> acara HUT ke-20 RCTI, Senin lalu (24/8), yang menampilkan ia ditembak dan 
> kemudian menangkap peluru dengan mulut.



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Korban Gempa Diobati Gratis

2009-09-06 Thread agushamonangan
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/05/02540782/korban.gempa.diobati.gratis



Cianjur, Kompas - Setiap korban gempa bumi yang berobat di rumah sakit dan 
pelayanan kesehatan digratiskan dari biaya kesehatan. Biaya kesehatan korban 
gempa ditanggung oleh pemerintah daerah setempat yang dibantu oleh Pemerintah 
Provinsi Jawa Barat.

"Saat ini, siapa pun yang datang ke lokasi pelayanan kesehatan akan dilayani 
secara gratis. Personel kesehatan di daerah bencana diinstruksikan agar tidak 
membeda-bedakan warga," kata Kepala Dinas Kesehatan Jabar Alma Lucyati, Jumat 
(4/9), seusai meninjau lokasi bencana gempa tektonik di Tasikmalaya dan 
Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Hingga Jumat malam, jumlah korban gempa yang hilang atau belum ditemukan akibat 
tertimbun longsoran bukit yang dipicu gempa itu 38 orang. Mereka adalah warga 
Babakan Ciwaringin, Desa Cikangkareng, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur, 
Jabar.

Gempa besar berskala 7,3 skala Richter, Rabu lalu pukul 14.55, mengguncang 
sebagian besar wilayah Jabar bagian selatan. Besarnya kekuatan gempa yang 
terpusat di 142 kilometer barat daya Kabupaten Tasikmalaya di kedalaman 30 
kilometer di bawah Samudra Indonesia itu juga dirasakan penduduk di Pulau 
Sumatera dan Pulau Bali.

Hingga Jumat malam, menurut Sekretaris Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) 
Penanggulangan Bencana Jabar Udjwalaprana Sigit, jumlah korban meninggal di 
wilayah Jabar tercatat 60 orang dan korban luka 813 orang. Lebih dari 120.000 
rumah hancur, rusak berat, dan rusak ringan.

Sementara itu, Sekretariat Daerah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, semalam, 
melaporkan, di wilayah Cilacap yang berbatasan dengan daerah utama gempa di 
Jabar tidak ada korban meninggal, tetapi sekitar 1.200 rumah dan bangunan 
hancur, rusak berat, dan rusak ringan (lihat grafis).

Pencarian korban yang tertimpa reruntuhan rumah dan longsoran batu akibat gempa 
di Desa Cikangkareng dan Desa Pamoyanan, Kecamatan Cibinong, tetap menggunakan 
cara manual. Alat berat baru bisa digunakan untuk membersihkan timbunan longsor 
di jalan.

Dengan peralatan seadanya, proses pencarian, sepanjang Jumat, berjalan lambat. 
Hingga Jumat sore, total korban yang sudah ditemukan 21 orang. "Satu korban 
ditemukan lagi Kamis pukul 23.00 dengan menggunakan peralatan sekadarnya," kata 
Komandan Kodim 0608 Cianjur Letnan Kolonel (Inf) Sunoto. Dengan demikian, 
diperkirakan masih ada 31 korban lain yang tertimbun. Namun, masyarakat 
melaporkan, ada 57 orang yang hilang sehingga masih ada 38 korban yang diduga 
tertimbun.

"Ya, perbedaan data itu wajar karena kita semua tidak bisa memastikan berapa 
warga yang tertimbun," kata Sunoto.

Keluhan dan stok pangan

Sejak Kamis malam, di kalangan para korban gempa mulai muncul keluhan sakit 
setelah kedinginan karena tidur di tenda darurat, sesak napas dan batuk, serta 
demam.

Menurut Alma Lucyati, pelayanan kesehatan gratis disesuaikan dengan masa 
tanggap darurat selama dua minggu yang ditetapkan oleh Menteri Sosial.

Sejak Jumat kemarin, para pengungsi di Cisalak, Desa Cikangkareng, juga sudah 
mulai mendapat distribusi air bersih sebanyak satu tangki dari Perusahaan 
Daerah Air Minum (PDAM) Cianjur. Hal serupa dilakukan PDAM Tirta Sukapura, 
Kabupaten Tasikmalaya, dengan menggilir tiga tangki sehari ke setiap lokasi.

Cicih, seorang nenek warga Kampung Sukadana, Pangalengan, terpaksa dilarikan ke 
Puskesmas Pangalengan, Jumat malam. Cicih telah dua hari tinggal di dalam tenda 
karena rumahnya roboh. Karena berusia lanjut dan terus kedinginan, Cicih sesak 
napas. Keluhan serupa diungkapkan Aep Rukmana, warga Kampung Parabon, Desa 
Warnasari, Pangalengan, yang mengeluh dadanya sakit.

Meskipun bantuan terus mengalir, Pemerintah Kabupaten Garut dan Tasikmalaya 
menyatakan masih kekurangan bahan makanan, obat-obatan, selimut, minyak tanah, 
dan air bersih. "Untuk itu, warga yang belum mendapat bantuan diminta 
bersabar," kata Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Garut Dikdik 
Hendrajaya.

Kepala Satkorlak Kabupaten Tasikmalaya Budi Utarma menjelaskan, keberadaan 
pengungsi yang tersebar di 30 kecamatan dari 39 kecamatan yang ada menyulitkan 
distribusi bantuan.

Meski demikian, lanjutnya, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya telah meminta semua 
camat dan kepala desa untuk terus melaporkan kondisi daerah masing-masing 
secara rutin untuk memudahkan pemetaan kerusakan, korban, dan penanganannya.

Namun, Agusdin Fariedh, Kepala Perum Bulog Divisi Regional Jabar, kemarin, 
menyatakan, stok beras Perum Bulog untuk 12 daerah di Jabar yang terkena gempa 
masih mencukupi. Hingga kini baru Kabupaten Bandung dan Kabupaten Tasikmalaya 
yang mengajukan pengadaan beras bagi pengungsi. Padahal, cadangan beras di 
Divisi Regional Jabar saat ini 2.800 ton dan dialokasikan untuk bantuan bencana 
hingga operasi pasar.

Kepala Subbidang Pengamatan Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi 
Bencana Geologi Wawan Irawan di Bandung mengingatkan, potensi longsor susulan 
sangat mungkin terjadi aki

[Forum-Pembaca-KOMPAS] THR Wajib Dibayarkan pada H-7 Lebaran

2009-09-06 Thread agushamonangan
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/05/03160587/thr.wajib.dibayarkan.pada.h-7.lebaran


Jakarta, Kompas - Pengusaha wajib membayarkan tunjangan hari raya pekerja 
paling lambat seminggu menjelang Lebaran. Para gubernur, bupati, dan wali kota 
diminta untuk mengingatkan pengusaha agar tidak lalai melaksanakan kewajiban 
yang dibutuhkan pekerja.

Hal ini tercantum dalam surat edaran Nomor 314/MEN/PHIJSK-PK-KAD/VIII/2009 
tentang Pembayaran THR Keagamaan.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno, Jumat (4/9) di Jakarta, 
mengatakan, pengusaha di seluruh Indonesia wajib membayarkan THR sesuai 
ketentuan. Dalam kondisi tertentu, pengusaha harus berembuk dengan wakil 
pekerja secara bipartit guna mencari solusi terbaik bagi kedua pihak.

"Bisa saja pengusaha membayarkan dalam bentuk barang senilai THR selama pekerja 
menyetujuinya. Pemerintah sendiri berterima kasih kepada pengusaha karena sejak 
tahun lalu telah membayarkan THR," ujarnya.

Mereka yang telah bekerja lebih tiga bulan, tetapi kurang dari 12 bulan, berhak 
mendapat THR sebanyak masa kerja berjalan dibagi 12 bulan kali 1 bulan upah. 
Pekerja dengan masa kerja terus- menerus 12 bulan atau lebih berhak satu bulan 
upah.

Pemerintah daerah pun harus segera membentuk satuan tugas ketenagakerjaan 
peduli Lebaran 2009. Satgas tersebut berperan menampung pengaduan pekerja yang 
belum menerima THR sesuai ketentuan atau pelaksanaan mudik Lebaran.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan, 
sebagian besar pengusaha menyatakan tidak ada masalah dalam pembayaran THR. 
Pembayaran THR merupakan agenda rutin tahunan yang sudah menjadi kewajiban 
pengusaha terhadap pekerja. Para pengusaha akan mulai membayarkan THR pekan 
depan.

"Kami sudah cek sampai ke daerah beberapa hari lalu dan saya tidak melihat ada 
alasan untuk tidak membayarkan THR. Pengusaha akan membayar antara seminggu dan 
sepuluh hari menjelang Lebaran," ujar Sofjan.

Sementara itu, dari Paris, Perancis, Presiden Konfederasi Serikat Buruh 
Sejahtera Indonesia (K-SBSI) Rekson Silaban mengingatkan potensi konflik soal 
THR karena setelah krisis global banyak sengketa PHK belum berkekuatan hukum 
tetap.

Banyak juga buruh kontrak yang diwanti-wanti pengusaha tidak menerima atau 
ditunda THR karena krisis global. Rekson meminta pemda menyiapkan jalur 
penyelesaian sengketa agar kasus ini diselesaikan tujuh hari sebelum Lebaran. 
(ham)



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Era Kejayaan Opium Berakhir?

2009-09-06 Thread agushamonangan
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/04/03071556/era.kejayaan.opium.berakhir


Mungkinkah era kejayaan opium Afganistan berakhir? Bisa jadi. Menurut laporan 
terbaru Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Penanggulangan Narkoba dan 
Kriminalitas Terkait dengan Narkoba atau UNODC, Survei Opium Afganistan 2009, 
produksi opium di Afganistan menurun hingga 22 persen.

Penurunan produksi opium selama dua tahun berturut-turut itu terutama terjadi 
di Helmand, salah satu provinsi yang memproduksi 70 persen opium Afganistan. 
Laporan PBB, Rabu (2/9), menyebutkan jumlah ladang opium berkurang dari 157.000 
hektar menjadi 123.000 hektar pada tahun 2008. Jumlah wilayah yang "bebas 
opium" pun sudah bertambah menjadi 34 provinsi.

"Kekuatan pasar opium Afganistan mulai rontok. Produksi, harga, keuntungan, 
tenaga kerja, ekspor turun seiring bertambahnya jumlah provinsi bebas opium," 
kata Direktur Eksekutif UNODC Antonio Maria Costa.

Harga opium kering kini rata-rata turun menjadi 64 dollar AS per kilogram dari 
95 dollar per kilogram, harga paling rendah sejak akhir 1990-an saat Taliban 
masih berkuasa. "Afganistan memasuki era baru yang hanya bisa tercapai dengan 
bantuan internasional, terutama AS dan Inggris," kata Menteri Penanggulangan 
Narkotika Afganistan Jenderal Khodaidad.

Harian the Washington Post menyebutkan, Afganistan sebenarnya masih memproduksi 
6.900 ton opium setiap tahun. Jumlah ini 1.900 ton lebih banyak daripada yang 
dikonsumsi dunia. Para pakar menilai overproduksi opium membuat pasar jenuh dan 
memaksa harga turun sehingga opium menjadi kurang menguntungkan. Stok opium 
yang diduga mencapai 10.000 ton diduga masih disimpan di tempat tersembunyi, 
antara lain menurut situs Al Jazeera dalam goa tersembunyi milik Taliban.

Lalu, benarkah era kejayaan opium berakhir? Rasanya tidak juga, karena meski 
disimpan dalam jangka waktu lama semisal 10-15 tahun, menurut laporan PBB itu, 
kualitas opium tidak berubah. Nilai opium juga tidak akan berubah karena di 
sejumlah daerah di sepanjang perbatasan Afganistan-Pakistan, opium justru 
biasanya berfungsi sebagai "mata uang".

Namun, kini yang menjadi kekhawatiran PBB justru jumlah stok opium yang 
disembunyikan. Jika benar ada 10.000 ton opium, jumlah itu masih cukup untuk 
memenuhi kebutuhan dunia akan heroin selama dua tahun. Bagi PBB, simpanan opium 
itu sama saja dengan bom yang sewaktu-waktu bisa meledak dan membanjiri pasar 
dunia dengan heroin murah.

Sumber pendapatan

Sekitar 90 persen opium yang beredar di dunia berasal dari Afganistan. 
Keuntungan hasil penjualan opium pun tidak main-main, 3,4 juta miliar dollar AS 
per tahun. Situs majalah Times dan the Washington Post menyebutkan, hasil 
penjualan opium sebagian besar digunakan untuk membiayai operasional Taliban 
dan menjadi tambang korupsi pejabat pemerintah. Taliban diduga meraih 
keuntungan 100-400 juta dollar AS per tahun dari hasil penjualan opium. Lebih 
tepatnya Taliban mengutip "uang keamanan" dari para petani dan truk yang 
melewati daerah kekuasaan mereka.

Dalam laporan survei PBB diketahui keberadaan kartel narkotika (terdiri dari 
elemen-elemen antipemerintah) seperti halnya di Kolombia. Elemen antipemerintah 
itu tidak lagi hanya mengutip "uang keamanan", tetapi juga terlibat mulai dari 
proses produksi, pengolahan, penyimpanan, hingga ekspor. "Opium menjadi sumber 
penghasilan utama sekaligus racun bagi masyarakat Afganistan yang sebagian 
besar miskin," kata Costa.

Selama ini petani tidak memiliki pilihan lain selain menanam opium karena 
sangat menguntungkan. Karena itu, salah satu cara memutus rantai bisnis opium 
ini adalah dengan mengubah ladang opium menjadi ladang perkebunan atau 
pertanian. Strategi ini yang coba dilakukan AS dan Inggris untuk menghancurkan 
sumber pendapatan operasional kelompok-kelompok bersenjata di Afganistan yakni 
opium. (LUK)



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Klaim Tari Pendet

2009-09-06 Thread agushamonangan
Oleh DEWA GDE SATRYA
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/05/03232418/klaim.tari.pendet.


Malaysia kembali melakukan manuver klaim ke dunia internasional atas aset seni 
budaya Indonesia. Selain klaim atas reog ponorogo, batik, lagu "Rasa Sayange", 
dan lainnya, dalam iklan Visit Malaysia 2009 turut ditampilkan tari pendet. 
DEWA GDE SATRYA

Kesengajaan Malaysia mengambil alih dan mengakui kepemilikan tarian Nusantara 
jelas-jelas merupakan trik dan strategi marketing murni. Gaya Malaysia 
mengampanyekan Visit Malaysia 2009, juga materi promosi lainnya, mengandung 
esensi gaya showbiz yang dewasa ini amat mengena pada pasar wisatawan dunia.

Bernd H Schmitt dalam There's No Business That's Not Show Business (2004) 
menyatakan, pelanggan kini menilai sebuah produk (brand) dan organisasi 
perusahaan secara keseluruhan berdasarkan pengalaman yang ditawarkan perusahaan 
kepadanya. Pengalaman ini haruslah menghibur (entertaining), melibatkan 
konsumen (engaging), memberikan sesuatu yang lebih dari yang diharapkan 
konsumen (boundary breaking), dan pada saat bersamaan menciptakan nilai kepada 
bisnis (value creating). Menurut Schmitt, semua bisnis kini harus dikelola 
sebagai show business yang menyenangkan semua orang (happy appealing) (Mix, No 
05/09 Juni-12 Juli 2005, hal 12-13).

Sentuhan emosi itulah yang tepat sasaran dan kerap kali menjadi senjata dan 
jurus jitu kampanye pariwisata Malaysia. Terlepas suka tidak suka, kita sebagai 
pihak yang dirugikan, tetapi itulah kenyataan kejamnya dunia pemasaran.

Di Asia, badan pariwisata (tourism board) berperan besar mendongkrak kinerja 
pariwisata di negara masing-masing. Sebut saja Malaysia Tourism Board dan 
Singapore Tourism Board. Kehadiran dua badan pariwisata itu paralel dengan 
kemajuan pariwisata di kedua negara tersebut. Elemen swasta dan Pemerintah 
Malaysia, termasuk Menteri Pelancongan dan duta besar Malaysia di luar negeri, 
bekerja optimal dan saling menguatkan. Mindset bekerja total dan habis-habisan 
untuk kejayaan dan popularitas pariwisata Malaysia di kancah dunia menjadi 
semacam bentuk aktualisasi nilai nasionalisme.

Badan Promosi Pariwisata

Pada Pasal 36-42 Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan 
diatur dua bagian kelembagaan Badan Promosi Pariwisata Indonesia. Bagian 
pertama tentang Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) yang berkedudukan di 
Jakarta. Bagian kedua tentang badan promosi pariwisata daerah yang berkedudukan 
di ibu kota provinsi dan kabupaten/kota.

Pasal 36 menjelaskan, BPPI merupakan lembaga swasta dan bersifat mandiri (Ayat 
2), ditetapkan dengan keputusan presiden (Ayat 3). Keanggotaannya terdiri dari 
unsur penentu kebijakan yang berjumlah 9 orang (4 orang wakil asosiasi 
kepariwisataan, 2 orang wakil asosiasi profesi, 1 orang wakil asosiasi 
penerbangan, dan 2 orang pakar atau akademisi), dengan masa tugas empat tahun 
dan unsur pelaksana yang dipimpin seorang direktur eksekutif, dibantu beberapa 
direktur sesuai kebutuhan dengan masa kerja tiga tahun. Sementara itu, 
keanggotaan badan promosi pariwisata daerah sama seperti BPPI, hanya saja 
jangkauannya di daerah provinsi dan kabupaten/kota.

Kekuatan

Kehadiran badan promosi pariwisata pertama-tama memiliki tantangan untuk 
menyatukan berbagai kekuatan dan potensi yang ada. Kekayaan dan keunikan di 
tiap daerah dan negara tidak saja merupakan medan riil yang membutuhkan 
sentuhan manajemen yang tepat, tetapi sekaligus juga pengorganisasian yang 
didasari kepentingan bersama untuk memajukan pariwisata daerah dan nasional. 
Maka, pelestarian, penumbuhkembangan, dan kampanye seni budaya serta berbagai 
potensi yang dimiliki daerah menjadi suatu keniscayaan. Kelemahan dalam ranah 
ini merupakan cikal bakal "pencurian" kekayaan warisan seni budaya Nusantara 
oleh negara lain.

 

 

 

Selain dasar hukum dan alokasi anggaran negara, kehadiran BPPI dan badan 
promosi pariwisata daerah juga memerlukan dukungan komitmen yang kuat terutama 
dari pihak Dewan. Banyak pengalaman menunjukkan, pemanfaatan uang negara yang 
dialokasikan berdasarkan keputusan Dewan mengundang prasangka buruk yang 
berlebihan justru dari kalangan Dewan sendiri. Kepercayaan yang besar bahwa 
personel badan pariwisata dapat memanfaatkan dana yang terbatas secara efektif 
sangatlah dibutuhkan.

DEWA GDE SATRYA Dosen dan Peneliti Pariwisata Universitas Widya Kartika 
Surabaya; R&D Manager Surabaya Tourism Promotion Board



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Mengawal Keputusan Kongres Kebudayaan

2009-09-06 Thread agushamonangan
Oleh Nunus Supardi 
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/05/02503211/mengawal.keputusan.kongres.kebudayaan



Menyimak artikel H Hardi, Departemen Kebudayaan, Isu Basi Menjelang Penentuan 
Menteri (Kompas, 22/8/2009), menanggapi artikel Kebudayaan, Bagaimana Nasibmu? 
(Kompas, 18/9/2009), saya terpanggil untuk memberi tanggapan balik.

Tidak ada yang ganjil dari tanggapan itu, tetapi perlu ada penjelasan guna 
membangun wacana lebih luas.

Hanya potret

Pada alinea kedua, Hardi menyatakan, penulis (Nunus Supardi) kurang bisa 
membedakan pengertian "kebudayaan" sebagai proses dialektis pada masyarakat 
yang tak kunjung usai dengan kebudayaan yang dianggap produk dari unsur suatu 
lembaga yang di-set up sebuah birokrasi.

Rasanya tulisan saya tidak menyiratkan pendapat yang bisa melahirkan kesimpulan 
seperti itu. Tulisan itu potret pemikiran budayawan, seniman, dan cendekiawan 
yang menginginkan Kementerian Kebudayaan.

Ketika keinginan itu dirangkai sejak Musyawarah Kebudayaan di Sukabumi tahun 
1945 hingga Kongres Kebudayaan (KK) 2008 di Bogor ternyata telah menjadi 
catatan sejarah panjang perjuangan kebudayaan. Jika ditambah aneka forum, 
catatan akan kian panjang. Memang terkesan menjadi isu lama. Namun, di balik 
langkah itu, kita dibuat sadar, betapa mereka gigih dalam memperjuangkan 
kesepakatan.

Potret itu juga melahirkan sejumlah pertanyaan. Mengapa usul itu terus diulang 
dan tak kunjung mendapat tanggapan? Bukankah keinginan itu merupakan cermin 
tekad dan kesepakatan yang dicetuskan dalam forum tingkat tinggi, yaitu Kongres 
Kebudayaan? Adakah yang salah dengan kebudayaan?

Mungkin benar pendapat Robert Klitgaard, pakar pemberantasan korupsi yang 
pernah diundang membantu Indonesia tahun 2006. Melihat kurang mesranya hubungan 
antara pakar kebudayaan dan pengatur kebijakan, ia bertanya, "Jika kebudayaan 
itu penting dan orang telah mempelajarinya berabad-abad, mengapa kita tidak 
mempunyai hubungan profesional antara yang mempelajari kebudayaan dengan yang 
membuat serta mengatur kebijakan?" Jangan-jangan pernyataan Robert Klitgaard 
(1992) sedang terjadi di Indonesia.

Khawatir

Sebagai anggota Panitia Pengarah, Putu Wijaya sejak awal sudah khawatir dengan 
rekomendasi KK 2008 itu. Khawatir pemerintah tidak akan menyambut estafet 
rekomendasi kongres 2003 di Bukittinggi yang diangkat lagi oleh kongres di 
Bogor. Selama ini aneka keputusan dalam kongres hanya berhenti sebagai 
keputusan. Tidak pernah ada tindakan. Secara berseloroh Putu menganggap "sudah 
saatnya ada kongres untuk membicarakan tabiat kongres itu sendiri" (1997).

Untuk mengantisipasi kekhawatiran, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata mengambil 
langkah tepat dan cepat, membentuk Badan Pekerja Kongres Kebudayaan Indonesia 
(BPKKI), terdiri delapan orang. Tugas pokok badan ini adalah mengawal keputusan 
KK 2008 dan menyosialisasikan hasil kepada masyarakat. Agar kerja badan tidak 
macet, dilengkapi fasilitas kantor dan anggaran belanja memadai.

Langkah yang perlu dilakukan badan ini adalah menggelar jumpa pers dan 
sosialisasi melalui stasiun TV. Selain itu, harus melakukan pertemuan dengan 
pemerintah daerah dan kementerian terkait serta lembaga-lembaga kebudayaan, 
termasuk lembaga kebudayaan asing.

Mengawal dan menyosialisasikan keputusan kongres harus menjadi komitmen semua 
anggota BPKKI. Sebab, selain harus bertanggung jawab kepada menteri, badan ini 
juga harus bertanggung jawab kepada peserta kongres yang telah melahirkan 
keputusan kongres. Jika BPKKI tidak optimal mengawal dan menyosialisasikan 
hasil, peserta kongres akan menuntut pertanggungjawaban.

Wacana yang berkembang sekarang dapat menjadi salah satu argumen. Munculnya 
"klaim" Malaysia atas tari pendet, menyusul kasus-kasus sebelumnya, media-media 
gencar memberitakan dan mengulas masalah itu.

Ada tiga hal yang dapat dicatat. Pertama, dari berbagai ulasan, hampir semua 
menilai lemah dan kurangnya perlindungan pemerintah atas kekayaan kebudayaan 
bangsa.

Kedua, memasuki era industri budaya, persaingan pemanfaatan budaya kian tajam. 
Industri budaya akan menjadi primadona ekonomi karena diyakini mampu memberi 
kontribusi besar bagi devisa negara. Mau tidak mau pemerintah yang akan 
mengambil langkah kebijakan dalam memperkuat potensi budaya.

Ketiga, seperti dikatakan Samuel Huntington (2000) tentang kebangkitan peran 
budaya, kebudayaan punya andil dalam membentuk kemajuan manusia. Malaysia 
termasuk yang kini sibuk dengan konsep itu. Peluang itu juga harus ditangkap 
Indonesia sebagai bangsa multietnik dan multikultur yang memerlukan perhatian 
lebih serius dibandingkan dengan bangsa lain. Lagi-lagi, pemerintah perlu 
mengambil posisi yang tepat dalam mengelola potensi budaya untuk memajukan 
bangsa.

Ketiga catatan ini menambah alasan perlunya penataan ulang posisi kelembagaan 
kebudayaan di pemerintahan. Sayang, jika rekomendasi kongres yang menghabiskan 
dana miliaran rupiah itu terbuang sia-sia?

Nunus SupardiAnggota Badan Pekerja Kongres Kebudayaan 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Buat Apa Pemimpin?

2009-09-06 Thread agushamonangan
Oleh Hary Tjahyono
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/05/03234452/buat.apa.pemimpin



Martabat organisasi (organization dignity) merupakan elemen terpenting dalam 
konsep perilaku organisasi. Maka, sebuah organisasi tanpa martabat sesungguhnya 
sudah tidak bisa disebut organisasi lagi.

Proses untuk melenyapkan martabat organisasi ini adalah dengan lebih dulu 
mengikis eksistensi organisasi tersebut. Sedangkan cara mengikis eksistensi 
adalah dengan menghancurkan dan mengeksploitasi sumber-sumber dayanya 
(resources).

Itulah yang dilakukan Malaysia terhadap "organisasi mahabesar" Indonesia! Dalam 
konteks hubungan kedua negara, Malaysia cukup berhasil menghancurkan eksistensi 
Indonesia dan akhirnya mengikis martabat bangsa Indonesia. Rentetan dosa 
Malaysia sudah susah dihitung, sampai belakangan lewat "pencaplokan" tari 
pendet dan penyiksaan barbar terhadap seorang TKI oleh aparat Malaysia yang 
ditayangkan secara gamblang oleh sebuah stasiun TV swasta. Penyiksaan tak 
berperikemanusiaan yang hanya bisa dilakukan oleh manusia barbar dengan naluri 
primitif binatang. Respons paling gampang untuk itu memang yang bersifat 
reaktif emosional: perang, hajar balik Malaysia, dan seterusnya. Namun, itu 
cuma melegakan hati sesaat belaka, bukan menyelesaikan substansi permasalahan.

Dalam konteks ini, ada dua pilar organisasi yang dikikis, yaitu sumber daya 
manusia (human resources) dan budaya (cultural resources). Segudang dosa 
Malaysia lewat eksploitasi dan penyiksaan terhadap para TKI kita menjadi bukti 
nyata bahwa SDM kita diperlakukan lebih buruk daripada mesin produksi. Bahkan 
mesin produksi pun masih dipelihara. Analoginya, kita ini ibarat perusahaan 
outsourcing yang mengirim karyawan kita kepada perusahaan pelanggan. Dan, di 
sana karyawan kita dieksploitasi seenaknya, tetapi kita tak berdaya apa pun.

Pengikisan sumber daya budaya tak kalah sadisnya, mulai dari lagu "Rasa 
Sayange" yang dipakai jingle kampanye Truly Asia mereka sampai belakangan tari 
pendet, dan masih banyak lagi. Prinsipnya tak jauh beda dari proses pengikisan 
SDM sebuah organisasi. Pendeknya, semakin terkikis sumber-sumber daya sebagai 
pilar organisasi, semakin tergerus eksistensinya.

Proses pengikisan semacam ini sampai batas tertentu akan menghancurkan martabat 
organisasi. Beberapa elemen terpenting martabat organisasi, seperti nilai-nilai 
kebanggaan (pride) dan identitas diri (identity), tergerus habis. Di mata 
Malaysia, bangsa kita tak lebih dari segerombolan TKI liar yang bisa 
diperlakukan lebih buruk dari sebuah mesin produksi. Bagi mereka, simbol-simbol 
identitas dan kekayaan nilai (budaya) boleh dirampok seenaknya. Dan kita cuma 
bisa geram sebab tak berdaya akibat eksistensi dan martabat yang tergerus. 
Hanya bisa melongo.

Martabat

Eksistensi dan martabat organisasi bisa digembosi oleh pihak luar. Namun ingat, 
hal itu bisa dengan mudah dilakukan karena kita sendiri sebagai :orang dalam" 
organisasi, sadar atau tidak, juga lebih dulu melakukan berbagai penggembosan 
yang sama. Atau, setidaknya, sesuai dengan konsep perilaku organisasi modern, 
kita tak melakukan pemberdayaan organisasi (organization empowerment) yang 
selayaknya.

Maka, dalam konteks penggembosan oleh Malaysia ini, ada satu upaya pokok dalam 
melakukan pemberdayaan organisasi, yakni transformasi tugas kepemimpinan, 
khususnya jajaran tertinggi pemimpin bangsa ini. Transformasi tugas 
kepemimpinan itu menyangkut dua dimensi: tugas manajerial (managerial task) dan 
tugas komunikasi (communication task).

Tugas manajerial mencakup bagaimana para pemimpin memelihara, mengelola, 
mengembangkan, dan melegitimasi sumber daya budaya, bukan cuma menikmati dan 
menjualnya (ini tak ubahnya eksploitasi dalam bentuk paling halus). Pendeknya, 
tugas ini mulai dari yang bersifat administratif (lihat Yudhistira ANM 
Massardi, Kompas, 29/8) sampai pengembangan seperti memberikan dan mengelola 
nilai kreasi, inovasi, teknologi, serta eksposisi formal dan informalnya 
terhadap sumber daya budaya itu.

Terhadap SDM pun tak jauh beda, bagaimana mengelolanya sampai pada tingkat 
tertinggi eksistensi SDM dalam sebuah organisasi (Adrian Levy). Bahwa SDM lebih 
dari sebagai aset terpenting (not only the most important assets) sebuah 
organisasi, tapi bahkan sebagai organisasi itu sendiri (human resource is the 
company/organiztion itself, lihat "Membangun Manusia Paripurna", Kompas, 25/6). 
Kita jangan hanya bisa "memakai" dan "mengirim" SDM (TKI) kita ke luar negeri, 
ini juga tak lebih dari bentuk eksploitasi paling halus terhadap SDM.

Maka, salah satu tugas kepemimpinan terpenting terkait dimensi manajerial ini, 
merujuk pada John Maxwell, bagaimana pemimpin mampu menemukan dan memberikan 
tempat yang tepat bagi pengikutnya (SDM, rakyat). Banyaknya TKI ilegal yang 
disiksa dan dieksploitasi bak binatang di negeri tetangga merefleksikan bahwa 
mereka belum mempunyai dan menemukan "tempat" yang tepat bahkan di negerinya 
sendiri. Maka, tugas kepemimpinan par

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bank Century yang Mencengangkan

2009-09-06 Thread agushamonangan
Oleh Andi Suruji
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/05/02552668/bank.century.yang.mencengangkan



Mencengangkan pengungkapan upaya penyelamatan Bank Century. Upaya itu 
sebenarnya telah diputuskan pada tahun lalu oleh pemerintah bersama Bank 
Indonesia, bahkan telah disetujui juga oleh DPR.

Akan tetapi, akhir-akhir ini kasusnya mencuat karena ada hal-hal yang dinilai 
DPR kurang transparan dan kurang akuntabel. Misalnya, mengapa ketika DPR 
menyetujui upaya penyelamatan itu, biaya penyelamatan hanya sekitar Rp 1,3 
triliun. Belakangan ketahuan uang dari kantong negara ternyata harus dikuras Rp 
6,7 triliun.

Di situlah letak permasalahan awalnya. Namun, pemerintah dan BI menyatakan, 
dalam proses penyembuhan bank ini terdapat berbagai persoalan yang mengharuskan 
pemerintah terus menyuntikkan dana untuk memenuhi syarat kesehatan bank. 
Akhirnya biaya penyelamatan membengkak berlipat-lipat kali dari yang disetujui 
DPR.

Dalam aturan yang ada, kewenangan untuk menyatakan suatu bank bermasalah tidak 
dapat melanjutkan hidupnya alias bank gagal, walaupun telah berkali-kali 
diselamatkan, adalah BI. Selaku otoritas, BI juga yang berhak menyatakan bank 
gagal itu harus diselamatkan atau dimatikan saja.

Dalam hal bank gagal itu harus diselamatkan, maka harus dipenuhi kriteria 
sistemik. Artinya, jika bank tersebut dibuat "wassalam", dampaknya akan sangat 
besar. Menimbulkan persoalan yang lebih rumit karena keterkaitannya dengan 
bank-bank lain (sistem perbankan) begitu luas. Misalnya, berdampak pada sistem 
pembayaran nasional, mengganggu stabilitas pasar uang, terganggunya bank-bank 
lain. Pertimbangan lain adalah faktor psikologis pasar keuangan.

Ada pertanyaan, mengapa Bank Century tidak dimatikan saja? Toh sudah 
berkali-kali membuat ulah dan menimbulkan permasalahan. Apakah bank nakal tidak 
sebaiknya dimatikan saja seiring dengan upaya pemerintah dan BI menciutkan 
jumlah bank agar pasar perbankan nasional tidak selalu ricuh. Apalagi ukuran 
Bank Century dalam skala perbankan nasional tidak signifikan amat.

Karena itu, ada penilaian publik bahwa BI lemah dalam pengawasan perbankan. Itu 
ada benarnya, tetapi tidak sepenuhnya juga. Sebab, pengawas bank yang dimiliki 
BI di setiap bank adalah para profesional muda dan senior yang memahami betul 
tugas dan tanggung jawabnya. Aturannya jelas.

Hal yang mungkin terlupakan adalah sikap tegas BI selaku otoritas perbankan 
untuk menegakkan aturannya sendiri. Mungkin ini terjadi lantaran adanya 
berbagai faktor pertimbangan yang tidak bisa dikalkulasi secara matematis dalam 
setiap pengambilan keputusan BI untuk menutup atau tidak menutup suatu bank.

Bagi Wakil Presiden Jusuf Kalla, persoalan Bank Century adalah tindakan 
kriminal. Masalahnya, Wapres tidak menjelaskan siapa yang melakukan tindak 
kriminal dalam persoalan ini. Namun jelas sikap Wapres, menginstruksikan Kepala 
Polri agar menangkap pemilik bank dan memasukkannya ke dalam penjara.

Betul...! Manakala setiap pelaku kriminalitas di sektor finansial, lingkungan 
perbankan, pasar uang, pasar modal, sekecil apa pun tindakan kriminalnya, 
senantiasa segera ditangkap dan dipenjarakan, masyarakat pasti angkat jempol. 
Bank adalah bisnis kepercayaan. Besar atau kecil, pengaruhnya pasti ada dalam 
menciutkan nyali pelaku sektor finansial untuk bermain-main di atas 
ketidaktegasan otoritas dan penegak hukum lainnya.

Dengan berbagai gugatan itu, wajar dan masuk akal jika semakin timbul aneka 
rupa tanda tanya dalam benak publik. Jangan-jangan..., jangan-jangan..., dan 
pelbagai jangan-jangan lainnya.

Misalnya, jangan sampai penyelamatan Bank Century itu sebenarnya bukan karena 
faktor-faktor teknis perbankan yang disebutkan di atas, tetapi faktor lain yang 
sangat fleksibel sifatnya. Apalagi kalau kita mendengar nama-nama deposan besar 
Bank Century. Siapa tahu?

Tidak main-main

Akan tetapi, pemerintah dan BI menyatakan secara tegas bahwa tidak ada yang 
main-main dalam penyelamatan Bank Century. Mantap...! Syukurlah jika memang 
demikian adanya.

Akan tetapi, apakah publik percaya begitu saja? Saya tidak mengajak publik, 
khalayak pembaca, untuk tidak memercayai ucapan pejabat publik. Kepada siapa 
lagi kita percaya kalau bukan mereka. Oleh karena itu, mari kita percaya kepada 
langkah-langkah yang diambil Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang mengaudit 
kasus ini.

Kita tentu percaya BPK yang diminta Komisi Pemberantasan Korupsi untuk 
melakukan audit. Apalagi Ketua BPK Anwar Nasution adalah mantan Deputi Gubernur 
Senior BI. Tentu masih segar dalam ingatannya tata kelola yang diterapkan di BI 
dan segala macam perilaku mantan koleganya di sana.

Tentu kita menitip harapan agar kasus ini terungkap secara transparan dan 
akuntabel. Siapa melakukan apa, siapa mengatakan apa saat pengambilan 
keputusan, siapa mengambil apa? Siapa menguntungkan siapa?

Satu hal lagi, jangan pula kasus ini jadi alat kepentingan. He-he-he...! 
Soalnya, sebentar lagi periode kabinet berakhir dan yang baru terbentuk. Banya

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Teori konspirasi yang tidak pernah dibuktikan

2009-09-06 Thread satriadharma2002
Saya berharap Bung Rudi tidak berkecil hati dengan sikap sinis semacam ini. 
Seandainya Anda tidak memberi umpan seperti ini maka saya juga tidak akan bisa 
menikmati penjelasan menarik dari Pak Verdi. Sebuah diskusi justru menarik 
kalau terjadi perbedaan pendapat. Perkara siapa yang benar di antara Anda 
berdua masih bisa diperdebatkan. :-) Tapi saya memang selalu menikmati 
penjelasan ilmiah Pak Verdi. Beliau juga tidak sedang 'menelanjangi' 
whatsoever. Beliau hanya menyatakan pendapatnya sepanjang yang beliau ketahui 
berdasarkan referensi yang dipunyainya.
Jangan pernah berkecil hati, Pak Rudi! 
Salam
Satria

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman  
wrote:
Kita-kita sih bukannya menganggap ini tak penting Pak Verdi. CUma memang kini 
tiap kali si nebeng ini kirim email sensasional dengan segala macam link 
ajaibnya itu, saya anggap dagelan aja, jadi gak perlu dipikirin repot-repot. 
Lha wong isinya ngawur semua, apa yang mau diseriusin? Hehehe.
 
Tapi baguslah ada Pak Verdi yang gatel dan getol memblejeti kekacauan 
pengetahuan dan pikiran rudy nebeng. Cuma, jangan sadis-sadis, pak. Kacian 
dianya, hehehe. Tiap kali kirim email mosok ditelanjangi sampe abis-abisan?
 
Untung ybs itu punya kulit lebih tebel dari kulit gajah, jadi gak malu :)
 
manneke




Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Update dari berbagai misi pemulihan perdamaian PBB

2009-09-06 Thread Sulaeman_H.
Kesuksesan tugas dibawah bendera PBB patut dipuji itu sebetulnya belum
bisa jadi ukuran sukses karena bukan berada di medan laga sebenarnya.
Medan laga kawah Chandradimuka terberat justeru bertugas di negeri
sendiri yag terkadang tidak jelas batas medanya dan tersamar mana
kawan mana lawan dan apa perannya. Di Congo oknum TNI tidak ada yang
ditugaskan dan sukses jadi Bupati, Gubernur atau menteri Congo.
Suksesnya murni sukses sebagai pasukan penjaga keamanan negara dan
pemelihara perdamaian.

TNI yang direkrut PBB pasti termotivasi berusaha kerja baik karena
kerja di LN suatu pengalaman kebanggaan bisa tahu negara luar, dapat
tambahan uang saku, dapat bekal pengalaman dan teman dari manca negara
dan yang pasti pulang dapat bintang promosi. TNI tidak punya konflik
kepentingan di Congo dll, lagi pula kalau neko-neko di negeri orang
dia bisa diusir. Nah, dinegeri sendiri untuk bisa exist terkadang
beberapa oknum merasa perlu unjuk gigi pamer otot menunjukkan dia
manusia pilihan dan top leader yang perlu dihormati dan
dinomor-satukan, paling layak memimpin rakyat walau faktanya justeru
lebih banyak yang berkata lain.

Selamat bertugas dan berharap kelak bisa mempraktekan kebiasaan
baiknya di tanah air.
SH


 wrote:
> Tapi waktu pulang dari tugas luar negeri, nggak nabokin tukang rujak atau
> kenek angkot kan? Semoga nggak ya.
>
> Kalo pas tugas di luar negeri bisa penuh welas asih dan sabar, mestinya sama
> rakyat sendiri begitu jugalah adanya. Tapi Kujang ceritanya suka serem-serem
> lho. Medheni, kalo orang Jawa bilang. Hehehe.
>
> manneke


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kultur Indonesia Harmoni, Bukan Teroris

2009-09-06 Thread agushamonangan
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/05/03092552/kultur.indonesia.harmoni.bukan.teroris


Jakarta, Kompas - Kultur masyarakat Indonesia harmoni dan bukan teroris. Itu 
sebabnya, semua agama yang masuk ke Indonesia cenderung menjadi sinkretis.

Hal tersebut disampaikan pengurus Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, dalam "Tadarus 
Kebangsaan Ramadhan 1430 H, Pluralisme, Film Si Anak Kampoeng, dan Terorisme" 
di Gedung Pusat Dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta, Jumat (4/9).

"Masyarakat juga sikapnya setengah mengolok-olok ketika polisi serius memburu 
teroris. Ada yang bilang teroris itu, kan, teh roris," katanya.

Abdul Mu'ti melanjutkan, ketika ada bencana alam, orang mungkin lebih banyak 
melakukan wisata bencana ketimbang membantu. "Ada rasa kemanusiaan yang 
tereduksi. Dan, inilah paradoks, dalam pemberantasan teroris, ketika polisi 
serius dengan segenap peralatan antiterornya malah jadi bahan tertawaan. Karena 
memang kultur kita harmoni. Di Indonesia ini, jangankan menjadi teroris, 
menjadi oposisi saja sesungguhnya tidak ada yang berani," ujarnya.

Solusinya, menurut Mu'ti, adalah dengan pendekatan sosial dan pendidikan. Anak 
muda kita harus lebih banyak saling bergaul dalam masyarakat yang pluralistik 
ketimbang membentuk masyarakat eksklusif dan monolitik.

Sebelumnya, guru besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Franz Magnis-Suseno 
mengatakan, terorisme itu polisi yang menindaknya. Ia memperkirakan, ancaman 
itu masih akan lama karena wilayah negara Indonesia yang sangat luas belum bisa 
dikontrol. "Namun, jangan terorisme diberi bobot yang terlalu besar. Masih 
lebih besar bahaya kecelakaan dalam perjalanan menuju Marriott ketimbang bom di 
Marriott itu," ujarnya.

Guru besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra, 
mengatakan, masa depan kebangsaan ini akan ditentukan oleh Islam wasathiyah 
atau kelompok-kelompok jalan tengah.

"Peran kelompok jalan tengah tetap akan menjadi faktor determinan negeri ini. 
Apalagi, organisasi jalan tengah sudah mengutuk terorisme yang dialami bangsa 
ini," ujarnya. (MAM)



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Perang dengan Malaysia?

2009-09-06 Thread agushamonangan
Oleh Susanto Pudjomartono
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/05/02525244/perang.dengan.malaysia




Pada awal tahun 1950-an ada lelucon. Jika ada sejumlah orang sedang berselisih, 
datanglah seseorang yang akan memisah dengan mengatakan, "Sudahlah jangan 
bertengkar. Itu tentara Belanda akan datang menyerang." Ajaibnya, konon, 
pertikaian berakhir karena semua siap menghadapi musuh.

Inti lelucon itu adalah bangsa Indonesia akan bersatu bila ada musuh bersama. 
Lelucon ini menyakitkan karena kita dianggap baru bersatu bila ada musuh 
bersama.

Gampang tersulut

Tampaknya, itulah yang terjadi. Ketika kasus Ambalat muncul dan konon Malaysia 
akan menyerobot pulau Indonesia itu, orang menyerukan untuk mengganyang 
Malaysia. Saat lagu "Rasa Sayange", kain batik, dan reog ponorogo didaku milik 
Malaysia, masyarakat menggusari Malaysia. Bumbu kemarahan lain adalah nasib 
tenaga kerja Indonesia yang kabarnya di sana banyak dizalimi. Terakhir, saat 
tari pendet masuk program pariwisata Malaysia, orang siap mengamuk melawan 
jiran serumpun itu.

Di sisi lain, kasus itu menunjukkan sampai tahap tertentu, rasa cinta tanah air 
dan semangat nasionalisme masih kuat pada bangsa Indonesia. Namun, kasus itu 
juga mengungkap, kemarahan gampang disulut dan kita mudah terpancing untuk 
bertindak irasional. Seruan-seruan untuk mengganyang Malaysia, yang dulu pernah 
didengungkan saat Trikora dideklarasikan, merupakan contoh irasionalitas itu.

Namun, kita juga disadarkan. Ingatan kolektif bangsa tentang masa konfrontasi 
dengan Malaysia ternyata masih ada dan kuat. Sentimen anti-Malaysia mudah 
disulut meski generasi sudah berganti.

Apa yang terjadi pada kita? Bila mawas diri, soul searching, kita merasa, 
kekesalan kepada Malaysia sebenarnya tercampur perasaan lain, di antaranya 
perasaan tersinggung karena merasa dilecehkan saudara serumpun yang lebih muda. 
Juga ada rasa iri dan cemburu karena kini Malaysia lebih maju dan lebih makmur 
dibandingkan dengan Indonesia, padahal kita merdeka lebih dulu. Dan pada awal 
kemerdekaan, mereka "berguru" kepada Indonesia. Juga ada rasa kecewa karena 
Malaysia dianggap kurang tenggang rasa dan menganggap enteng saudara tua, 
Indonesia.

Selama ini, banyak di antara kita merasa lebih unggul dibandingkan dengan 
Malaysia karena Indonesia merebut kemerdekaan dengan darah dan keringat? 
Sedangkan Malaysia "diberi" kemerdekaan oleh bekas penjajahnya

Mendadak, kita disadarkan, kini dunia sepertinya memakai parameter berbeda, 
bagaimana cara suatu negara merdeka kurang diperhatikan. Yang lebih penting dan 
diperhitungkan adalah kemajuan dan kesejahteraan rakyat negara itu.

Kita masih bisa berbangga diri, Indonesia adalah negara demokrasi nomor tiga di 
dunia setelah India dan Amerika Serikat. Sedangkan Malaysia dan Singapura bukan 
negara demokratis. Apalagi di dua negara itu masih berlaku ketentuan seperti 
Internal Security Act yang memungkinkan orang ditangkap dan ditahan 
sewenang-wenang. Namun, apakah hal itu dapat membuat kita lebih unggul?

Sedang galau

Hati kita sebagai bangsa sedang galau. Kita seperti menggapai-gapai dan 
mencari-cari apa yang dapat mengangkat martabat bangsa. Kemiskinan dan 
pengangguran terserak di mana-mana. Korupsi di Indonesia masih bertengger di 
papan atas. Prestasi bidang olahraga yang memungkinkan atlet kita meraih medali 
emas hingga lagu "Indonesia Raya" dikumandangkan tak juga kunjung tiba. 
Olahraga kita sedang jeblok. Karena itu, kini kita cenderung menjulangtinggikan 
prestasi-prestasi "anak bangsa" yang lumayan tetapi tak terlalu tinggi, seperti 
medali emas di lomba fisika internasional atau kemenangan penyanyi di festival.

Kita juga gusar jika ada suara-suara yang mau mengecilkan atau meniadakan 
kebanggaan nasional seperti Candi Borobudur atau komodo dari daftar keajaiban 
dunia. Singkat kata, sebagai bangsa, kita sedang gampang tersinggung. Dalam 
hati, sebenarnya kita ingin tinggi menjulang dengan prestasi-prestasi besar, 
tetapi realitas menyadarkan, kita belum mampu. Meniadakan orang antre minyak 
tanah pun belum mampu, apalagi menghapus korupsi. Perjalanan masih jauh.

Dalam keterbatasan, apakah kita malu karena tidak bisa menepuk dada?

Tidak. Seperti bayi belajar berjalan, kita masih tertatih-tatih, harus puas dan 
bangga dengan prestasi-prestasi "kecil". Untuk mencapai prestasi besar, kita 
harus lebih banyak belajar dan bekerja lebih keras.

Kita juga harus becermin. Setelah beberapa jenis produk budaya Indonesia di 
klaim Malaysia, kita baru sadar selama ini telah melalaikan harta pusaka 
budaya. Dalam arus globalisasi dan pendewaan materi yang kini makin 
bersimaharajalela, secara setengah sadar kita telah mencampakkan kebudayaan 
nasional.

Celakanya, tampaknya kita juga masih melakukan kealpaan yang sama dengan 
retorika yang juga sama. Sekadar contoh, kita membanggakan diri, wayang kulit 
sejak 2003 diakui Unesco sebagai warisan budaya Indonesia. Kenyataannya, wayang 
kulit kita sebagai seni pertunjukan sudah bertahun-tahu

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Akan Matikah Media Cetak?

2009-09-06 Thread agushamonangan
Oleh Amir Effendi Siregar
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/05/02482712/akan.matikah.media.cetak



Pertanyaan sudah muncul 15 tahun lalu akibat cepatnya perkembangan teknologi. 
Kenyataannya, hingga kini media cetak masih hadir.

Pertanyaan itu muncul kembali dan mencari jawaban karena dalam beberapa tahun 
ini banyak perusahaan media cetak, terutama di Amerika Serikat, digantikan oleh 
internet.

Belajar dari kebangkrutan

Tanggal 14 Juli 2009, Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS) menggelar diskusi 
bertopik "Belajar dari Kebangkrutan Koran- koran di Amerika Serikat" yang 
menghadirkan beberapa pimpinan media.

Menurut salah satu pembicara, koran di AS yang bangkrut menggunakan modal 
publik, menghadapi masalah biaya, utang, pajak, dan penurunan pendapatan iklan 
sekitar 20 persen. Pendapatan dari sirkulasi koran juga turun meski tiras masih 
cukup tinggi (ratusan ribu).

Selain itu, perpindahan dari print ke online lebih merupakan exit strategy 
daripada inovasi. Contoh, Philadelphia Inquirer bangkrut saat tirasnya 300.674 
eksemplar. The Minneapolis Star berhenti saat tiras 300.000, akan terbit dalam 
bentuk digital. Seattle Post Intelligencer berhenti saat tiras 117.600 dan exit 
strategy-nya terbit digital.

Sementara itu, di Eropa, banyak perusahaan media mampu bertahan bahkan sukses. 
Ini, antara lain, disebabkan pendapatan sirkulasi relatif stabil, menjadikan 
online sebagai pendukung, bukan musuh, mengembangkan bisnis print dan online 
secara simultan dalam kerangka strategi bisnis. Media online lalu bukan lagi 
exit strategy, tetapi inovasi.

Pembicara lain menambahkan, sejumlah perusahaan penerbitan yang bangkrut 
merupakan perusahaan publik yang tiap tahun harus tumbuh untuk meningkatkan 
harga saham, mengambil alih banyak perusahaan, yang menyebabkan pembengkakan 
biaya dan utang.

Meski demikian, optimisme tetap tumbuh bahwa media cetak akan tetap hadir. 
Hanya, media harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Juga 
ditawarkan content aggregation management bagi anggota SPS.

Krisis keuangan

Dari berbagai pendapat itu, ada beberapa hal yang perlu ditekankan dan 
ditambah. Hingga kini, jumlah pembaca media masih cukup tinggi karena itu 
kebangkrutan perusahaan media bukan disebabkan kekurangan pembaca, tetapi 
krisis keuangan dalam sebuah sistem dan pasar keuangan yang salah.

Sistem dan pasar keuangan di AS yang kontrol dan regulasinya lemah 
mengakibatkan banyak perusahaan tutup. Inilah yang, antara lain, menyebabkan 
pendapatan iklan media turun, berakibat kebangkrutan banyak perusahaan di AS, 
termasuk perusahaan penerbitan, lebih disebabkan krisis keuangan global dan 
kapitalisme (neoliberal).

Beberapa perusahaan besar, termasuk media cetak, lebih banyak memperdagangkan 
saham, uang, dan memperdagangkan perusahaan. Perusahaan media cetak tidak lagi 
memperdagangkan surat kabar dan ruang (space) media, tetapi memperdagangkan 
saham, melakukan akuisisi, jual beli perusahaan dan harapan. Semua ini membuat 
perusahaan menjadi "bengkak", menjadikan biaya rutin dan utang kian besar, yang 
berdampak kebangkrutan.

Di Eropa Barat, perusahaan media cetak relatif bisa bertahan dan banyak yang 
sukses karena pasar keuangannya terkontrol. Selain itu, media cetak tetap 
memusatkan kegiatan bisnis pada jual beli media cetak, termasuk ruang untuk 
iklan. Teknologi dimanfaatkan sebagai pendukung media cetak dan secara simultan 
dikelola bersama-sama.

Diskontinuitas budaya

Hingga kini, media cetak masih tetap hadir di negara-negara yang penetrasi 
internetnya tinggi. Menurut Internet World Stats (2008), di Singapura, 
misalnya, penetrasi internetnya 67,8 persen, Jepang 73,8 persen, Jerman 67 
persen, Denmark 80,4 persen, Belanda 82,9 persen. Di negara- negara itu, 
seluruh media cetak masih berjalan baik. Di toko buku, banyak pengunjung datang 
dan pergi. Di lapangan terbang negara-negara itu, banyak dijumpai koran, 
majalah, dan buku. Media cetak tetap dibaca di banyak tempat dan waktu.

Membaca media cetak sudah menjadi kebudayaan yang tidak mudah diganti begitu 
saja. Kita tidak dapat mempertentangkan teknologi dengan internet sebagai 
"musuh" media cetak, karena cara berpikir seperti itu akan menjadi ahistoris 
ataupun akultural. Jika itu terjadi, yang satu akan membunuh yang lain, akan 
terjadi diskontinuitas budaya, kebudayaan yang satu akan melenyapkan kebudayaan 
yang lain. Hal itu tak mungkin terjadi.

Dalam seminar dan rapat kerja nasional SPS, 19-20 Agustus 2009, bertema "Media 
di Indonesia: Kini dan Masa Datang" juga menyimpulkan—melalui penelitian maupun 
diskusi—bahwa animo membaca media cetak di Indonesia masih tinggi. Meski 
demikian, media cetak harus meningkatkan kemampuan profesionalnya sekaligus 
mengantisipasi dan mengadaptasi perkembangan teknologi.

Secara sinergis, media cetak dan digital harus tumbuh dan berkembang bersama. 
Perlu dicatat, penetrasi internet di Indonesia terus meningkat meski saat ini 
masih amat kecil, sekitar 10,5 persen (25 juta), di bawa

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bunga Cinta untuk Teroris

2009-09-06 Thread agushamonangan
Oleh Gede Prama 
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/05/02451084/bunga.cinta.untuk.teroris



Ada yang serupa dalam cara manusia berespons di muka bumi, yakni mencampakkan 
hal-hal yang menjengkelkan, berebut hal- hal yang menyenangkan.

Jangankan dalam perang dan perceraian, dalam spiritualitas juga serupa. Tuhan 
dipuja setan dicerca, orang suci dipuji orang jahat dimaki. Hasilnya dicatat 
rapi oleh sejarah, berbagai guncangan tidak kian menjauh, malah kian dekat 
dengan kadar yang semakin menakutkan. Bom teroris, nuklir Korea Utara hanya 
sebagian bukti.

Bahan pertumbuhan

Amerika Serikat dan George W Bush adalah salah satu guru. Kedigdayaan AS mau 
menghentikan teroris dengan kekerasan. Dalam usaha ini, terang-terangan 
menyebut segelintir negara sebagai "poros setan". Setelah sekian tahun berlalu, 
tidak saja teroris kian menyeramkan, Afganistan dan Irak menyedihkan, AS pun 
mengalami penurunan menakutkan.

Ini memberi pelajaran bermakna. Menyelesaikan kekerasan dengan kekerasan, 
menghentikan kekejaman dengan kekejaman, serupa dengan menambah bensin pada api 
membara, makin lama makin berkobar.

Bila boleh jujur, setiap putaran waktu selalu ada penggoda. Yesus digoda Judas, 
istri Rama dilarikan Rahwana, Shri Krishna terpaksa turun perang karena 
keserakahan Duryodana, Buddha berkali-kali dicoba dibunuh Devadatta. Rangkaian 
sejarah ini bercerita, mencoba melenyapkan penggoda tidak saja sia-sia, tetapi 
juga melanggar hukum alam. Lebih dari itu, tidak ada pertumbuhan tanpa godaan.

Pesan seorang papa kepada putranya, "Semakin tua umurmu, semakin banyak masalah 
yang datang. Namun, tolong diingat, persoalan muncul tidak untuk menghancurkan, 
tetapi untuk membuatmu tambah dewasa."

Semesta memang semakin tua, akibatnya masalah semakin menumpuk. Namun, hanya 
tangan kebijaksanaan yang bisa mengolah persoalan menjadi berkah pertumbuhan. 
When sorrow invades the mind, compassion arises. Saat kegelapan kesedihan 
mengguncang, ia tidak mengundang kegelapan kemarahan, tetapi memunculkan cahaya 
kasih sayang.

Di salah satu majelis taklim di Jakarta pernah terdengar pesan indah, 
"Sahabat-sahabat yang keras dan ganas itu jangan dijauhi. Harus ada yang 
mendekati, menyayangi, mencintai mereka. Terutama agar mereka keluar dari 
lingkaran gelap kekerasan".

Undangan kebijaksanaan itu sungguh menyejukkan, sekaligus memberi masukan, 
masih banyak tersisa wajah yang sejuk, teduh, dan memayungi.

Seorang kakek mengelus cucu yang sedang marah dan sedih sambil berucap lembut: 
"Sesakit apa pun tubuhmu, seberat apa pun beban jiwamu, ingatlah manusia tidak 
pernah menjadi musuh kita. Musuh sesungguhnya adalah kesalahpahaman."

Bermesraan

Coba perhatikan para teroris, mereka dibikin oleh sepasang orangtua yang 
berpelukan dan bermesraan. Didoakan orangtua agar menjadi manusia berguna. 
Bertumbuh di sekolah yang mengajarkan kebaikan. Berdoa di tempat ibadah yang 
mendoakan keselamatan. Namun, karena berbagai hal yang tak sepenuhnya 
dimengerti, mereka diselimuti sejumlah awan kesalahpahaman. Dan awan ini tak 
menjadi hasil kerja mereka seorang diri.

Ketidakadilan tatanan dunia, pemberitaan yang penuh kekerasan, pemerintah yang 
tidak sepenuhnya terkelola, sekolah yang menakutkan, keluarga yang mengalami 
keruntuhan, miskinnya keteladanan tokoh, iklan yang terus menggoda nafsu, 
hanyalah sebagian jejaring yang menggiring mereka masuk terowongan gelap 
kesalahpahaman. Mencaci mereka hanya akan mempertebal kesalahpahaman.

Dalam bingkai pemahaman seperti ini, tidak adil bila menempatkan teroris 
sebagai terdakwa yang hanya layak disalahkan. Menyadari pendidikan, pergaulan, 
dan pemahaman agama para teroris yang terbatas, mereka lebih layak disebut 
"korban" kesalahpahaman dibandingkan menjadi "penyebab" kesalahpahaman.

Serupa dengan seseorang yang amat marah kepada lalat yang masuk rumahnya, 
sementara rumahnya penuh kotoran menjijikkan. Sebenarnya dengan semua kekerasan 
dan kekisruhan yang ditimbulkan, umat manusialah yang mengundang kekerasan 
teroris. Padahal, bila rumahnya bersih dan wangi, otomatis lalatnya menghilang.

Untuk itulah, setelah kekerasan tak kunjung pergi dengan jalan memaki-maki 
teroris, mungkin ini saatnya membersihkan rumah keseharian. Meminjam bahasa 
tetua, orang baik terlihat baik, orang jahat pun terlihat baik, bila kita di 
dalamnya cukup baik.

Seorang pertapa berkali-kali menggigil menangis saat bom teroris meledak, 
mendengar suara guru di dalam, "Bawa orang-orang pulang. Kebencian, kemarahan, 
apalagi kekejaman bukan rumah sebenarnya. Rumah jiwa adalah cinta dan 
keikhlasan". Ini mengingatkan kisah Nabi Nuh. Kendati tempat tinggalnya padang 
pasir tak berair, ia ikuti suara saat diminta membuat perahu.

Diterangi cahaya spiritual seperti ini, mungkin layak dipertimbangkan mengirim 
bunga cinta bagi teroris. Bagi pemimpin dan tokoh, hati-hatilah karena menjadi 
teladan yang ditiru. Bagi para guru (terutama guru agama), ajarkan wajah agama 
yang indah di awal, di tengah, dan di akhir. 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Pemilu berlalu dan harga pun naik

2009-09-06 Thread Haniwar Syarif
Ada dua konon yg mau dinaikkan oleh pemerintah yaitui TDL  dan   tarif toll


pertanyaannya haruskah  ???


kalau soal TDL  , saya pernah juga ikut  "demo " anti kenaikan TDL, 
nah saat iti dipaparkan  jika aja  disuplai cukup gas/LNG   utk 
pembangkit listrik ( konon mengubah  bahan  baku utk produksi listrik 
, menjadi  dgngas, itu memungkinkan  ),  maka jangankan naik,  dgn 
harga tetap aja   PLN udah untung

lau kenapa opsi yg palingmenyakitkan konsumen yg dipilih ??

yg lebih menarik soal  jalan Toll..,  yg dipakai alasan selalu UU yg 
mengatakan boleh naik  ( atau harus naik ??) tiap dua 
tahun  sebear   besaran  tingkat  inflasi


Pertanyaan  : memang inflasi  satu sartu nya faktor  yg pengaryuhi 
rugu laba sebuah usaha ??   lalu kalau toh iya  ,   apa iya berbanding lurus ??


Berrbamding lurus aja saya ragukan ..,  bisa saja  kenaikan 
biaya  sebenarnya lebih rendah dr   kenaikan inflasi


Tapi ada satu lagi yg penting /..apa iya  gak ada faktor lain yg 
lebih pengaruh ?

dalam hal ini berapa jumlah yg sebenarnya memakai jalan toll itu 
dibanding proyeksinya



Kalau ternyata jauh lebih banyak  , maka sebenarnya dia sudah dapat 
ekstra profit lebih besar dan malah  harusnya bis   nurunkan harga bukan naik


Cerita yg nyata  ttg hal ini , adalahj contoh kasus dimana Jas 
Marga  menuntut Bangun Cipta Sarana dalam kasus tol jakarta Cikampek.


Antara lain disebut bhw bagian laba  Bangun Cipta jadi terlalu besar, 
karena  jumlah kendaraan yg memakai jalan toll itu jauh lebih 
banyak  dari yg ada di proposal atau yg diperkirakan sebelumnya. 
Akibat  nya titik pulang modal di capai jauh lebih cepat  dari yg 
diperhitungkan semula/.


Kata jasa Marga  itu antara lain terkoeksinya  jalur itu dgnj alur 
lain yg dibuat jasa Marga misal , cileunyi dan JORR ..

Yang menarik disini adalah fakta .., bahwa jalan toll itu bisa dapat 
untung lebih cepat   krn prediksi meleset dan yg liwat jauh lebih banyak

Tapi kita smeua juga tahu .., bahwa jalan toll itu yg sdh dapat 
ekstra laba  ,  tetap  ikut naik tiap dua tahun  ...


Dan bagi yg mengamati jalan toll dalam kota Jakarta yg selalu macet , 
tentu bertanya apa kemacetan  juga karena yg masuk jauh lebih banyak 
dr yg diprediksi sebelumnya ??


kalau ya..., kenapa mesti naik  tarifnya   , kan untungnya  sdh lebih banyak .?


Kalau nggak ??  nah disini gilanya mereka


  karena \berarti mrk memang merencanakan pemasukan sebanyak itu dgn 
volume jalan yg gak memadai utk jumlah pemaiaki sebanyak itu terbukti 
dari adanya kemacetan


jadi memangmacet by design




Ah..ayo kita sbg konsumen  jangan mau di bohongi dong ...!!!


HS...




  .







[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Letjen (Purn) Agus Widjojo: Tentara Tak Dirancang untuk Tegakkan Hukum

2009-09-06 Thread patrick_hutapea

Supaya perdebatan tak melebar kemana-mana, CMIIW, maksud Pak Agus Widjojo, 
aspek keamanan (security) ialah domain polisi (sipil). Lain halnya aspek 
pertahanan (defense), itu adalah domain militer. 

Namun, ada kalanya militer terlibat dalam aspek keamanan. Maka muncul konsepsi 
Operasi Militer Selain Perang (MOOTW). Terkait dgn terorisme, keterlibatan 
militer perlu keputusan politik. Saya kira begitu saja maksud Pak Agus Widjojo..

Perkara lain menyangkut tunduknya militer terhadap otoritas sipil, misalnya, 
bila seorang prajurit militer melanggar pidana umum lantas si prajurit 
seyogianya disidik polisi (BUKAN POLISI MILITER); maka masalah itu butuh 
perdebatan lain (bisa ditilik dari "terkatung-katungnya" RUU Peradilan 
Militer)..Saya kira begitu.

Salam,

Patrick Hutapea

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Bambang Sulistomo 
 wrote:
>
> begini aja deh,
> apakah dalam keadaan perang seorang prajurit
> tidak diharuskan memahami dan patuh pada hukum perang ?,
> namanya juga hukum,
> dalam peperangan apa yang ada hanya hukum rimba ?
> dalam keadaan damai, apa seorang prajurit tidak harus patuh pada hukum sipil
> juga ?
> misalnya boleh sekenanya nyerobot lampu lalu lintas,
> atau kesalahan menembak karena senjata belum terkunci,
> atau menembak seorang supir metro mini yang nyerempet mobilnya.
> apakah seorang prajurit tidak bisa melaporkan suatu tindakan korupsi
> yang dilakukan oleh atasan-nya, jika itu akan membahayakan
> keselamatan keseluruhan satuan tempur misalnya ?
> dengan kepatuhan pada hukum sipil dalam keadaan damai,
> seorang prajurit itu juga menegakkan hukum om !
> saya ingin pendapat sang jenderal tersebut dimuat lengkap,
> istilah to kill or to be kill kalau diterapkan dalam kondisi damai,
> atau diterapkan dalam proses politik yang demokratis,
> apa jadinya negeri ini om ?
> salambambangsulistomo.
> 




Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Senyum Indonesia Diragukan oleh Malaysia

2009-09-06 Thread Sulaeman_H.
Kritikannya diterima.
jangan kira Imigrasi Malaysia ramah dengan turis Indonesia. Mereka
akan memeriksa turis indonesia 2x lebih lama dari turis asing
diplototi betul itu dokument. Terkadang keluar pertanyaan yang tidak
relevan mengira orang Indonesia yang datang punya potensi jadi TKI.
Orang yang datang compang-camping malah lebih dicurigai. Pastikan anda
datang pakai jas keren lampirkan semua credit card dan tongolkan uang
tebal supaya mengurangi pertanyaan yang tidak perlu.
SH

On 9/4/09, agushamonangan  wrote:


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Iklan SMK

2009-09-06 Thread Mamang
Ass.Wr.Wb.

Siapa dulu gurunya, kalau bukan Eyang Soeharto, makanya mantan murid2nya
ingin mengangkat beliau sebagai Pahlawan Korupsi, peace.

Wassalam
Mamang





2009/9/4 Pandu Ganesa 

>
>
> Petronas belajar perminyakan dari Pertamina. Mereka berbondong-bondong
> datang ke Pertamina, dan sekarang Petronas menjadi salah satu dari 500 dari
> daftar Fortune.
>
> Seorang Malaysia yang pernah belajar di Yogya, beristri orang Jawa, dan
> kemudian menjadi dosen di Malaysia (dan hidupnya makmur sebagai dosen)
> mengatakan, orang Indonesia itu hebat-hebat, sayang rusaknya karena korupsi.
>
> gono


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] CENTURY (Om Asep & Om Godlip)

2009-09-06 Thread Mamang
Ass.Wr.Wb.
Tq u, bung Achmad atas pencerahan, emang betul kapan pegawai kita bisa
bertindak jika ada keganjalan dalam kinereja, malah ditunggu setelah itu
dimanfaatkan dgn mengancam, kapan bisa berhenti bertindak konyol seperti di
Era ORBA, malah dipupuk terus.

Wassalam
Mamang





2009/9/4 Achmad Jauzi 

>
>
> Om Asep Yang Baik...
>
> Saya pernah kerja di akuntan publik asing di jakarta dan singapore dengan
> spesialisasi auditor perbankan...Interbank call money itu tidak bisa
> diberikan secara ujuk-ujuk (instant), ada prosesnya...Dibuka dulu money
> market line...Untuk  buka money morket line banyak faktor yang harus
> direview...Bank mana yang berani kasih line gede sama bank "seperti"
> century??? Kalaupun ada, akumulasi dari seluruh line yang diberikan bank
> tidak akan melebihi aset bank tersebut...Tagihan lebih gede daripada aset
> atau terjadi leveraging hanya bisa terjadi pada transaksi
> derivative...Lagi-lagi saya mempertanyakan fungsi pengawasan dari BI. Kenapa
> ini bisa terjadi sampe-sampe CAR minus...Padahal sedetikpun CAR kurang
> mestinya BI sudah bereaksi karena semua bank menghitung CAR setiap hari dan
> dilaporkan ke BI.
>
> Selain itu katanya ada satu orang yang punya deposito 2T...Ck ck ck...Orang
> kaya sekalipun, Aburizal Bakrie sekalipun, saya kira tidak punya uang tunai
> 2T (kalau total kekayaan pasti lebih, tapi bukan dalam bentuk uang
> tunai)...Pertanyaan saya, siapa dia? Terafiliasi atau tidak? Karena menurut
> logika awam saya hanya yang sangat kaya tetapi gila yang mau membuka
> deposito 2T di bank seperti century...Siapa dia? Kapan depositonya dibuka?
> Waktu buka depo pake setoran uang tunai tidak? Kalau pake tunai, dari mana
> uangnya? Setor bawa uang tunai (berapa banyak tuch), atau transfer dari bank
> lain...Jangan-jangan setoran bodong...Ini harus dibuka karena uang LPS
> adalah uang publik (sedikit banyak uang saya juga), itu kan akumulasi premi
> asuransi yang dibayar para penabung.
>
> Jadi jangan bikin masalah gede...Pengawasan lemah (gak tahu karena bloon
> atau turut menikmati)...Terus todong uang rakyat dan bilang : KASIH GUE DUIT
> ATAU TERJADI RESIKO SISTEMIKAya aya wae...
>
> Senang berdiskusi dengan anda...


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Polri: Deddy Corbuzier Bohong

2009-09-06 Thread Sulaeman_H.
Orang kita banyak yang mencampuradukan antara sihir/magic dengan
sulap,  termasuk penyulapnya sendiri. Sulap memang palsu. Orang-orang
Melayu menyebut pertunjukan sulap dengan istilah "silap mata" yang
artinya mengelabui mata. Kata palsu disini untuk menerangkan bahwa si
pesulap itu sebenarnya orang biasa yang kebetulan memegang rahasia
permainan sehingga dalam atraksinya seolah-olah dia melakukan
keajaiban laur biasa. Keajaiban itu palsu adanya, karena semua itu
hanya kelihaian pesulap mengelabui mata orang lain dengan trik-trik
tertentu yang sebenarnya kalau dibongkar rahasianya tidak ada yang
akan bilang itu ajaib. Sebab itu tukang sulap selalu bilang "seguru
seilmu jangan mengganggu".

Si pesulap harus tegas mengatakan ini pertunjukan sulap dan jangan
mencoba mengambil keuntungan dari orang awam untuk membangun citra
bahwa dia manusia sakti dan kebal, bukan lagi citra dia sebagai
pesulap dalam artian umum. Kalau dia mengatakan itu bukan sulap maka
jangan disalahkan  kalau ada orang  yang mau menguji kesaktian dia.
Jadi jangan sompral istilahnya.
SH


On 9/3/09, EKO KERTAJAYA  wrote:
> su - lap.
> baca dari belakang.
> pal -  su.


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Pelecehan Nasionalisme didepan Kedubes Australia !!!.

2009-09-06 Thread rifky pradana
Lupakan sejenak tentang kecongkakan Malaysiayang akhir-akhir
ini hangat dibicarakan di pelbagai forum. 
 
Di sini, di negara kita ini, di ibukota
Jakarta, Anda mungkin tidak menyangka bahwa pelecehanterhadap harga diri 
bangsaterjadi terang-terangandan nyata-nyatadi depan mata. Di tengah-tengah 
keramaian lalu lalang
para pekerja, di depan Kedubes Australia,
Kuningan, Jakarta.
 
Penulis yang bekerja disamping gedung
kedubes yang angkuhini merasakannya
sendiri. 
 
Sejak semula penulis sudah merasa kurang
sreg dengan tindak tanduk penguasa sejengkal
tanahdi Rasuna Said ini. 
 
Sejak kejadian Bom Kuningan 2004 lalu dan
terlebih lagi setelah kejadian Bom Mega Kuningan baru-baru ini, petugas
keamanan gedung angkuh ini semakin bertindak over acting.
 
Mungkin kita semua paham, bahwa memang
kedutaan besar setiap negara merupakan tanah negara tersebut yang ditempelkan
di negara tuan rumah, dan masuk akal pula jika di dalam pagar kedutaan 
besartersebut berlaku hukum-hukum si
negara tamu.
 
Namun yang terjadi di depan Kedubes Australiamalah sebaliknya. 
 
Pertama, di depan gedung angkuh mereka, mereka memblokade trotoaryang berada di 
wilayah Republik Indonesia, sehingga merampas hak-hak pejalan kakiyang
mayoritas adalah rakyat Indonesia. 
 
Kedua, di depan trotoar yang telah di blokade tersebut
mereka (lewat petugas keamanan) menempatkan sebuah mobil patroli yang hampir
selalu standby 24 jam, sehingga sangat
mengganggu pejalan kakiyang sudah tersingkir akibat trotoar di blokade.
Akibatnya sering terjadi para pejalan
kaki hampir terserempet kendaraan ketika melintasi bagian depan trotoar di
sisi mobil patroli yang parkir tersebut. Ini jelas-jelas membahayakan 
keselamatan jiwa Rakyat Indonesia.
 
Ketiga(ini bagian
yang paling saya tidak suka), setiap hari Jumat mulai pagi, para pejalan 
kakiyang sudah tersingkir dari trotoar dan potensial
terkena kecelakaan lalu lintas, harus diperiksa
seluruh barang bawaannya, ketika melewati
depan trotoartadi.
 
Mungkin dengan asumsi semua pejalan kakiadalah terorissehingga wajib
membuktikan dirinya bukan teroris.
 
Jumat kemarin saya mendapatkan perlakuan
ini, namun saya menolak dengan tegassambil membentak petugas keamanan 
mereka.”Anda
petugas keamanan Kedubes Australia, wilayah kerja Anda di balik tembok sana,
jangan atur-atur saya, saya berada di wilayah Republik Indonesia!”.
 
Salah satu dari mereka mencoba memegang
bahu saya mencegah saya meronta. Kembali saya membentak, ”Jangan berlebihan deh 
!”. Setelah itu saya berlalu tanpa
mengacuhkan teriakan-teriakan mereka.
 
Mungkin ini kejadian ringan yang tidak
penting, namun entah kenapa ‘nasionalisme’
saya terusik oleh kejadian tidak penting ini. 
 
Bagaimana tanggapan pembaca ???
 
Selamat berhari libur dan Salam Kompasiana
! 
 
Artikel ini dapat dibaca di :
Congkaknya Kedubes Australia
http://public.kompasiana.com/2009/09/05/congkaknya-kedubes-australia/
 
*


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Karena lakukan teror sih: SMS ke Bu Ani Yudhoyono, Warga Pandeglang Ditangkap

2009-09-06 Thread putra wardana
Sehubungan
dengan adanya berita, bahwa ada penduduk ditangkap polisi karena
mengadukan tentang pembangunan SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi) yang dianggap bisa merugikan/membahayakan masyarakat, sehingga
bisa menimbulkan fitnah bahwa seolah2 Presiden SBY
dan keluarga alergi terhadap kritik dan tidak suka jika ada rakyat yang
protes terhadap kebijakan pemerintah, maka perlu juga diketahui jawaban
Bpk Andi Mallarangeng. 
Sehingga
diketahui, bahwa warga tersebut ternyata melakukan teror kepada Ibu
Negara.. dan ini wajar jika aparat hukum segera menindak/menangkap

Minggu, 30/08/2009 23:29 WIB

Kirim SMS ke Ibu Ani Ditangkap

Andi Mallarangeng: Isi SMS Bukan Cuma Sutet, Tapi Teror

Anwar Khumaini - detikNews






Jakarta 
- Pria asal Pandeglang, Banten ditangkap polisi akibat mengirimkan SMS kepada
Ibu Ani Yudhoyono. Keluarga mengaku isi SMS cuma terkait masalah pembangunan
Sutet (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi). Namun pihak Istana membantah hal 
tersebut. Isi SMS juga berupa teror
terhadap Presiden SBY dan keluarga.



"Bukan soal Sutetnya, kalau cuma soal Sutet, tiap hari ratusan SMS datang
ke presiden, isinya macam-macam," ujar Juru Bicara Kepresidenan Andi
Mallarangeng kepada detikcom, Minggu (30/8/2009) malam.



"Orang ini sudah beberapa kali kali mengirim ke presiden, Ibu Ani. Nadanya
tidak pantas," ungkap Andi.



Andi menjelaskan, isi SMS tersebut lebih berisikan teror ketimbang masukan atau
pun saran seperti layaknya para pengirim lain yang tiap harinya mencapai
ratusan SMS.



"Sekarang ini, engkaulah target utama. Hati-hati, pada tanggal sekian akan
terjadi sesuatu kepada presiden," Andi mencontohkan salah satu isi SMS.



"Ini bukan cuma sekali. Tapi sudah berkali-kali," papar Andi.



Arif Rohmana (39), warga Kampung Lebak Purut, Desa Kupahandak, Kecamatan
Cimanuk, Pandeglang, Banten ditangkap polisi pada 29 Agustus kemarin. Sang
istri mengaku Arif ditangkap lantaran mengeluh kepada Ibu Ani Yudhoyono soal
pembangunan Sutet yang melintasi rumahnya di Labuan ,
Pandeglang, Banten.



Kapolda Banten Brigjen Pol Rumiah mengaku tengah memeriksa Arif Rohmana terkait
kasus pengiriman SMS ke Ibu Ani Yudhoyono. Status Arif saat ini masih sebagai
saksi. (anw/mei) 




___
From: Bambang Glewo 
Subject: SMS ke Bu Ani Yudhoyono, Warga Pandeglang Ditangkap
Date: Thursday, September 3, 2009, 12:35 PM





Minggu, 30/08/2009 19:19 WIB

SMS Ibu Ani Yudhoyono Soal Sutet, Warga Pandeglang Ditangkap

Edward S - detikNews


Banten - Arif Rohmana (39), warga Kampung
Lebak Purut, Desa Kupahandak, Kecamatan Cimanuk, Pandeglang, Banten ditangkap
polisi. Dia ditangkap lantaran setahun terakhir sering mengirim SMS kepada Ibu
Negara Ani Yudhoyono yang berisi keluhan dipasangnya Sutet (saluran udara
tegangan ekstra tinggi) yang melintas di rumahnya yang dia anggap membahayakan.



"Benar, ada penangkapan warga saya jam 3 subuh kemarin Sabtu Pagi. Polisi
datang minta izin penangkapan dan mengambil surat laporan izin tinggal," kata 
Ketua
RT 01/01, Sukia di kediamannya di Kampung Lebak Purut, Desa Kupahandak,
Kecamatan Cimanuk, Pandeglang.



Menurut istri Arif Rohmana, Nur Aini, penangkapan terhadap suaminya terjadi
sekitar pukul 03.00 WIB dini hari saat orang sedang melaksanakan ibadah sahur.



"Suami saya ditangkap kemarin jam 3 subuh. Tapi nggak tahu tentang apa.
Tapi setahu saya terakhir-terakhir ini suami saya SMS ke Ibu Negara tentang
Sutet yang melintas di rumah di Perumahan Griya Labuan Asri," jelas Nur
Aini.



Nur Aini dan Arif Rohmana tinggal di kampung tersebut baru sekitar 20 hari. Di
kampung itu mereka mengontrak. Sebelumnya mereka tinggal di Perumahan Griya
Labuan Asri, Labuan , Banten. 



"Tapi masak masalah SMS saja suami saya ditangkap," keluhnya.



Adik Amin Rohmana, Pilan, mengaku heran dengan surat penangkapan yang 
dikirimkan oleh
polisi. Surat 
tersebut datang dua kali dengan alasan penangkapan yang berbeda-beda.



Pilan menjelaskan, pada surat penangkapan
pertama yang tiba pukul 14.00 WIB, Jumat 28 Agustus, kakaknya ditangkap dengan 
surat penangkapan
pelanggaran terhadap KUHP. Tepatnya, tindak pidana kejahatan terhadap keamanan
negara atau kejahatan terhadap presiden dan wakil presiden dan atau penghinaan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 104 dan pasal 134 dan atau pasal 137, 311, 310
KUHP. 



"Tapi pada surat 
penangkapan kedua yang datang pukul 9 malam, tentang IT. Pasal 45 (3) dan pasal
45 (1) UU nomor 11 tahun 2008, tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan
tindak pidana penghinaan sesuai dengan pasal 310 ayat 1 dan pasal 311 ayat 1
KUHP," beber Pilan yang juga mengaku tidak terima kakaknya ditangkap.



Pilan menjelaskan, awalnya kakaknya diamankan di Polres Pandeglang. Namun
terakhir informasi yang dia peroleh saat ini kasus kakaknya sudah ditangani
oleh Polda Banten. 



"Katanya ditangani oleh Densus 88," Pungkas Pilan.



Kapolres Pandeglang AKBP Aminudin yang dikonfirmasi perihal penangkapan ini
belum bisa dihubungi. (anw/ndr) 



Tetap update in

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Pengiriman Dosen ke Malaysia Dihentikan

2009-09-06 Thread nur suhascaryo
sebenarnya menurut pendapat saya tentang kasus dengan malaysia dengan 
pemerintah kita sudah sering terjadi, tetapi kalau kita intropeksi diri bahwa 
semua itu terjadi menunjukan birokrasi kita antar departemen atau instansi 
terkait pengawasannya kurang berjalan dengan tertib dan tegas baik tingkat 
pusat, daerah, bahkan kecamatan dan kelurahan. Kita harus menyadari bahwa 
negara kita negara kepulauan dan lautan kita sangat luas dibanding daratan, 
harusnya kita kuatkan disektor ini pengawasan dan pengelolaannya berdasarkan 
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia untuk bidang IPOLEKSOSBUD 
DEPHAN_KAM. sesuai wawasan nusantara kita. jangan setelah ada kejadian baru 
kita gerah dan berbuat sesuatu, sebaiknya lakukan pencegahan biar hidup kita 
dan hubungan kita tingkat Internasional berjalan baik, tertib dan lancar. 
Jayalah Indonesiaku demi tumpah darah, bumi pertiwi, bangsa dan negara yang 
kita cintai dan banggakan INDONESIA.

--- On Wed, 9/2/09, Tabrani Yunis  wrote:


From: Tabrani Yunis 
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Pengiriman Dosen ke Malaysia Dihentikan
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 2, 2009, 11:34 PM


 



Haruskah pengiriman dosen ke Malaysia dihentikan?
lalu, bisakah kita menghentikan langkah dosen kita untuk hijrah ke negeri 
seberang itu?
Kalau dosen kita dihentikan untuk ke Malaysia, adakah peluang kerja bagi mereka 
di tanah air?
Tidakkah ada cara-cara yang lebih bijaksana bisa ditempuh dalam menghadapi 
konflik antara Indonesia dengan malaysia ini?

Bagaimana kalau nanti mereka juga melakukan hal yang sama, apakah kita siap 
dengan kondisi itu?

Salam

Tabrani Yunis


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ya...ya...ya... Kualitas Perguruan Tinggi di Malaysia Memang Kurang!

2009-09-06 Thread nur suhascaryo
Saya ada cerita dari kawan yang mengambil PhD di UTM, yang sebelumnya sudah 
kuliah program doktor di ITB sekitar 8 tahun dan akhirnya disuruh mengundurkan 
diri dari ITB karena dianggap tdk mampu menyelesaikan, tetapi setelah itu 
langsung ambil beasiswa dari UTM dan diterima lulus PhD dengan waktu kurang 
lebih 4-5 tahun, ini yang akhirnya membuat dia merasa sistem pembelajaran dan 
bimbingan di UTM lebih baik krn bisa meluluskan lebih cepat ditunjang dana 
untuk beasiswa, riset tersedia dengan memadai ditambah peralatan yang 
lengkap.apa hal itu dapat dikatakan kualitas perguruan tinggi di Malaysia 
menurun.

--- On Wed, 9/2/09, agushamonangan  wrote:


From: agushamonangan 
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ya...ya...ya... Kualitas Perguruan Tinggi di 
Malaysia Memang Kurang!
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 2, 2009, 9:44 PM


  



Laporan wartawan KOMPAS Irene Sarwindaningrum

http://edukasi. kompas.com/ read/xml/ 2009/09/03/ 11273173/ Ya...ya.. 
.yaKualitas. Perguruan. Tinggi.di. Malaysia. Memang.Kurang.

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah 
V DI Yogyakarta menyatakan belum menerima rekomendasi penghentian pengiriman 
dosen ke Malaysia. Meski begitu, mereka mengakui ada sejumlah laporan tentang 
kurangnya kualitas perguruan tinggi di Negeri Jiran itu.

Hal tersebut diungkapkan oleh Koordinator Kopertis Wilayah V DI Yogyakarta Budi 
Santosa Wignyosukarto di Yogyakarta, Rabu (2/9), terkait penghentian pengiriman 
dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ke Malaysia.

”Namun, memang ada sejumlah laporan tentang kurangnya kualitas perguruan tinggi 
di Malaysia,” ujar Budi.

Laporan tersebut, kata dia, di antaranya menyebutkan penyelenggaraan kelas jauh 
dan sejumlah dosen penerima beasiswa yang dimanfaatkan untuk mengajar di 
jenjang S-1 ataupun sebagai peneliti. Selain itu, ada pula kekhawatiran 
terjadinya pembajakan ide mahasiswa Indonesia.

Sumber : Kompas Cetak

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: LOGIKA AWAM SAYA KASUS CENTURY

2009-09-06 Thread muslimkristianto
Itu sebabnya perlu ada OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK).  Otoritas ini punya 
KEWAJIBAN mengawasi segala usaha KUMPUL DANA MASYARAKAT UMUM dengan janji 
keuntungan.  BANK mengumpulkan dana berupa deposito, REKSADANA mengumpulkan 
dana untuk diinvestasikan dengan keuntungan, ASURANSI JIWA mengumpulkan dana 
untuk dikembalikan waktu hari tua atau meninggal, PIALANG BERJANGKA 
mengumpulkan dana utk ditradingkan di instrumen derivatif, DANA PENSIUN, DANA 
PESANGON dan ASTEK SERTA PENIPU yang mengumpulkan dana dengan janji bagi hasil 
atau tingkat bunga yang fantastis, semua itu diawasi pelbagai instansi yg belum 
tentu sadar akan kewajibannya dan saling lempar tanggung jawab.  SATU otoritas 
cukup. OTORITAS JASA KEUANGAN.


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Achmad Jauzi  
wrote:
>
> Om Asep yang baik...
>
> Bapepam-LK tidak hanya mengawasi bank tapi mengawasi seluruh perusahaan yang 
> bergelar Tbk atau perusahaan publik...Berhubung Bank Century adalah 
> perusahaan publik, maka dengan sendirinya turut diawasi oleh Bapepam-LK...
>
> Kasus Bank Century ini mulai muncul ketika ada reksadana Antaboga yang 
> dikawinkan dengan deposito Century entah bagaimana produk ini dijual resmi di 
> bank...karena imbal hasil yang ditawarkan sangat tinggi, banyak orang yang 
> beli, mulanya aman tapi saat market crash, bermasalah...disinyalir dana 
> tersebut digunakan oleh Robert Tantular untuk margin trading...Saat harga 
> underlying naik gak masalah tapi saat turun hancur semuanya...Disinilah 
> fungsi Bapepam-LK yang saya pertanyakan...TAPI...kalau anda buka-buka file di 
> kompas, media lain khusus bisnis dan keuangan ataupun media on line, anda 
> bisa melihat kembali komentar Ketua Bapepam yang cuma menyatakan keherananya 
> dan bilang penipuannya canggih...Kalau DG BI cuma bilang produk tersebut 
> ilegal (kok bisa ilegal karena dijual di bank resmi, bukan bank gelap)
>
> Itu lho om yang saya maksudkan...


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Batik

2009-09-06 Thread bakri arbie

--- On Sat, 9/5/09, Erik  wrote:

From: Erik 
Subject: Re: Batik
To: avonp...@gmail.com
Date: Saturday, September 5, 2009, 7:16 AM

Horeee MALINGSIA nangis dee..
--

Tgl 2 Oktober nanti, UNESCO mengukuhkan BATIK Indonesia sebagai Warisan Budaya 
Dunia (World Heritage). Jika Anda merasa sebagai bangsa Indonesia, mari kita 
pakai baju batik pada tgl 2/10 (Let's wear Batik on Oct 2nd). Sebarkan berita 
ini, walau ke satu teman. Peduli kita utk Indonesia.


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Agung Laksono Tak Lolos ke Senayan

2009-09-06 Thread ajud ajudri
Gak papa gak ada Agung Laksono.Lima tahun ke pemimpinannya, ada tak ada 
Agung tak ada pengaruhnya.

--- On Thu, 9/3/09, halim hd  wrote:

From: halim hd 
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Agung Laksono Tak Lolos ke Senayan
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Thursday, September 3, 2009, 8:18 AM






 





  tak ada jaminan pengganti agung laksono

bisa kita harapkan. tapi,s ebagai warga

kita berharap, jangan sampai cara-cara

agung laksono bisa terulang: tak ada wibawa

untuk menertibkan anggota dpr, terlalu banyak

lobalobi anggaran dengan sekreatiat dpr.



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Konfrontasi Lagi?

2009-09-06 Thread muslimkristianto
Yang penting periksa diri dan tahu diri.  Jangan telantarkan warga kita.  Ingat 
bahwa Angkatan Bersenjata kita tidak bisa sampai ke Aceh waktu Tsunami.  
Tentara degara lain sudah sampai lebih dahulu.  Mau perang?  Kalau menang 
gimana yah?  BANGUN NEGERI KITA.  BERHENTI KORUPSI.  KERJA KERJA.

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, atriza_...@... wrote:
>
> Sedikit menginjak kaki kita?apakah penulis lupa Malaysia ambil sipadan 
> -ligitan?kemudian coba2 di ambalat yg kaya minyak?rentetan klaim tentang 
> kebudayaan Indonesia bisa saja ada sebagian masyarakat kita yg menganggap itu 
> hal kecil. Tapi coba bayangkan andai kita tenang2 saja dan tidak 
> bereaksi,seperti kasus Sipadan-Ligitan dulu,kita baru sadar bahwa ternyata 
> Malaysia sudah lama membangun infrastruktur pariwisata di sana, dan selama 
> itu pula kita tidak bereaksi apa2,sehingga sebelum perundingan secara de 
> facto pulau itu milik Malaysia. Kalau saya lihat Malaysia ini seperti tikus 
> usil yg senang mengganggu kucing. Memang untuk konfrontasi militer kita perlu 
> mempertimbangkan banyak hal,tetapi juga bukan berarti kita bersikap 
> lunak,lalu menyalahkan saudara2 sebangsa yg bereaksi keras. Bukankah kita 
> juga sudah terbiasa menghadapi demonstrasi?  
> Sebagai salah seorang alumni kedokteran,saya mendukung sikap almamater yg 
> memutuskan kerjasama pendidikan dg Malaysia (bukan mengusir) untuk 
> menunjukkan perasaan tidak senang. Kita tahu bagaimana kapasitas mahasiswa 
> mereka. Perlu dicermati juga minat mereka hanya terhadap bidang 
> kedokteran,yang setiap tahun jumlahnya terus meningkat, sementara berapa siy 
> jumlah penduduk Malaysia?bandingkan dg rasio dokter-penduduk Indonesia saat 
> ini.  Apakah mau terima uang besar tapi harga diri diinjak?masih 
> banyak kok masyarakat kita yg berpunya dan sanggup membayar uang kuliah 
> anaknya di kelas extension/internasional.Salam..
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss...!


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Malaysia, Membalas Air Susu dengan Air Tuba!!!

2009-09-06 Thread Sulaeman_H.
Baik Pangeran Melawar maupun Parameshwara bukanlah Raja/Sultan dari
Indonesia, tapi penduduk kepulauan nusantara jaman dahulu kala. Jangan
mengaku-ngaku terlalu berlebihan. Yang lebih penting lagi siapkan apa
langkah konkrit kedepan bangsa ini untuk bisa tampil berkompetisi
dengan kesuksesan negara tetangga. Sayangnya dalam percaturan dunia
saat ini sebuah bangsa akan dihargai bangsa lain karena prestasi yang
diperlihatkannya, bukan karena sejarah nenek moyangnya.
SH

On 9/3/09, wrote:
> Dear All,
>
> Mungkin semua msh ingat wawacara Anwar lbrahim di Kick
> Andy, bahwa kata beliau malaysia dahulu ngemis2 minta tenaga TKI dan
> juga guru2.
>
> Saat itu slesai konfrontasi, malaysia msh sangat
> terbelakang dlm hal pendidikan dan hanya ada 2 university di sana,
> itupun kaum melayu harus berjuang ekstra dgn pihak Cina, tahun 1968
> mulai angkatan pertama mahasiswa malaysia belajar di lndonesia.
> dan ribuan guru mulai didatangkan ke sana.
>
> Tapi
> sebelumnya sekitar tahun 1962 Sutan Takdir Alisjahbana tokoh Pujangga
> Baru sudah menjadi Direktur di Dewan Bahasa Universiti Malaya, STA
> berandil besar dlm memajukan/memodrenkan bahasa melayu/malaysia.
>
> Petronas malaysia mulai belajar dgn Pertamina, dll.
>
> Jauh
> sebelum itu, tahun 1955 di Bandung diadakan Konferensi AA, gaung tsb
> membuahkan solidaritas dan secara tdk langsung lnggris memberi
> kemerdekaan pd Malaya tahun 1957. Konferensi AA sendiri adalah cikal
> bakal gerakan Non Blok, Sukarno salah seorang arsitek dari gerakan tsb.
>
> Malaysia
> sendiri daerah tak bertuan, tempat bermain Raja2 nusantara, tercatat
> dlm Negarakertagama Buku yg diakui UNESCO sbg Memory of the World, bhw
> malaysia daerah Majapahit, sebelumnya wilyah Sriwijaya.
>
> Hampir
> semua Raja/Sultan berasal dari lndonesia, seperti Pangeran Melewar dari
> Pagaruyung yg mendirikan Kerajaan di Negeri Sembilan
> (htt://www.id.wikipedia.org/wiki/Raja_Melewar), Pangeran Parameswara yg
> mendirikan Malaka dll.
> Hanya tercatat satu kerajaan saja yg lokal,
> Langkasuka (nama ini sebenranya akan dipakai oleh malaysia, namun
> menjelang membentukan federasi thn 1962 Tunku Abdul Rahman memutuskan
> nama malaysia).
>
> PM malaysia saat ini Datuk Najib tun Razak msh
> berdarah Bugis, begitu banyak pejabat lainnya msh bertalian darah dgn
> Padang, Aceh, Jawa dan lainnya.
>
> Maka sungguh tak berbudi bila air susu di balas dgn air tuba!!!
>
> Salam Historia!
>
> Ahmed Jakarta, KHI
> Koorwil Dakar, Senegal
>
> KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA  Komunitas Peduli Sejarah dan Budaya Indonesia
> Mobile: 0818-0807-3636
>


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Gagasan Merdeka Itu Lahir dari Pergerakan Politik Perempuan

2009-09-06 Thread roni_febrianto
Bisa dianalogikan gagasan MERDEKA karena DITINDAS ,seperti Kartini yang ingin 
memerdekakan diri dan kaumnya dari penindasan feodalisme yang mengingit para 
perempoean saat itu .Semoga tidak ada pemahaman bias dari perempuan bahwa 
mereka tidak pernah diberi ruang politik oleh laki laki dibanyak hal gender 
bisa bias karena tuntutan dan semangat yang luar biasa ,sampai kadang maaf lupa 
untuk menikah ( cuma intermezo ) .
Sejatinya MERDEKA tidak bisa diklaim hanya oleh sekelompok golongan karena itu 
adalah HAK AZASI MANUSIA .

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Mariana Amiruddin 
 wrote:
>
> * *
> 
> *Gagasan "Merdeka" Itu Lahir dari Pergerakan Politik Perempuan*
> 
> * *
> 
> * *
> 
> Mariana Amiruddin
> 
> Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan
> 
> * *
> 
> * *
> 
> Bila kita bicara soal nasionalisme dan kepemimpinan bangsa, sebetulnya tidak
> bisa dipisahkan dari sejarah kesadaran perempuan melawan feodalisme dan
> kolonialisme Belanda. Kesadaran pergerakan perempuan dalam mempertahankan
> kemerdekaan adalah sejarah politik bangsa ini juga. Dalam kesadaran tersebut
> terdapat kepemimpinan yang dapat kita temukan, seperti adanya kongres,
> adanya organisasi perempuan, adanya agenda bersama tentang perjuangan
> kemerdekaan. Sayangnya sejarah konvensional hanya mencatat pergerakan
> laki-laki dalam melawan kolonialisme. Misal saja, dalam buku-buku sejarah
> jelas, diutamakan tentang Sumpah Pemuda yang lahir dari Kongres Pemuda, dan
> sama sekali tidak disetarakan tentang adanya Kongres Perempuan Indonesia di
> tahun yang sama. Kongres Perempuan yang diawasi oleh tentara Belanda itu  juga
> membicarakan tentang kemerdekaan dan hak-hak perempuan. Beberapa peserta
> kongres berani berteriak "Merdeka", dan pasukan Belanda nyaris membubarkan
> kongres yang seluruh isinya perempuan tersebut.
> 
> 
> 
> Bicara perempuan, pergerakan dan politik kaitannya sangat jelas dengan
> kepemimpinan, sudah disuarakan sejak abad 20 oleh Kartini, Sri
> Mangoensarkoro dan Roehana Koeddoes. Keduanya telah menetapkan pentingnya
> kehidupan perempuan di ruang publik. Mereka mencemaskan terjadinya
> domestifikasi kehidupan perempuan. Bagi mereka mengurung perempuan di dalam
> rumah sama dengan melanggengkan pola hidup priyayi feodal-kolonial yang
> menjadi cikal bakal penindasan dan penjajahan umat manusia. Berikut
> pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan hal tersebut, yang setara dengan
> pernyataan hak-hak perempuan di luar Indoensia:
> 
> * *
> 
> "perempuan kalau bukan sebagai pemimpin, sebagai orang yang pandai". *(Rohana
> Koedoes)*
> 
> 
> 
> "Perempuan (sebagai sebuah entitas) tak memiliki masa lalu, sejarah, atau
> agama sendiri. Mereka hidup berpencaran diantara laki-laki, lebih terikat
> kepada tempat tinggal pribadi, pekerjaan rumah tangga, kondisi ekonomi dan
> kedirian sosial menurut laki-laki tertentu – ayah atau suami – ketimbang
> kepada perempuan lain." *(Simone de Beauvoir)*
> 
> 
> 
> *Sementara Sri Mangoensarkoro* dalam Kongres Perempuan Indonesia II
> mengatakan:
> 
> 
> 
> "Sekarang kita tidak maoe mendasarkan arti keperempoenan kepada arti jang
> kita dapat dari kaoem bapak. Ta' moengkinlah kaoem bapak memeberi arti
> keperempoenan demikian kepada kita itoe, sebab mereka tidak loepoet dari
> egoisme. Arti keperempoeanan seakan-akan hanja didasarkan kepada kesenangan
> diri. Kita sekarang haroes mentjari dasar jang tetap oentoek memberi arti
> kepada keperempoenan. Dan arti tidak lain, tidak kboekan, hanjalah haroes
> didasarkan kepada KEMANOESIAAN.
> 
> 
> 
> 
> 
> Bahkan semangat revolusioner yang mewarnai gerakan perempuan sejak dekade
> ke-2 abad 20 mendorong perempuan untuk menentang nilai-nilai Viktorian dan
> tradisi feodal priyayi:
> 
> 
> 
> *Perempoean dipandang seperti perhiasan roemah tangga dan mendjadi kepalanja
> koki... memilih doedoek diam sambil makan angin.*
> 
> 
> 
> 
> 
> Semangat revolusioner perempuan pada waktu itu akhirnya mengantar mereka
> untuk berorganisasi. Melalui keorganisasian, perempuan dapat istirahat dari
> tugas-tugas rumah tangganya dan mulai bicara hal-hal di luar domestik
> seperti masalah kemerdekaan, bahkan pertemuan-pertemuan antar perempuan
> berhasil membawa mereka pada persoalan dasar hak-hak perempuan, kaitannya
> dengan kemerdekaan dan melawan kolonialisme. Disinilah perempuan merasa
> pentingnya politik, terus sampai akhirnya hancur lebur di tahun 1965 yang
> kemudian lahirlah rezim orde baru.
> 
> 
> 
> 
> 
> Di masa Orde baru tidak memungkinkan untuk meneruskan pernyataan Rohana
> Koeddoes dan Kartini,  karena kekuatan perempuan di ruang publik kemudian
> dialihkan pada fungsi KEIBUAN, bahwa pendidikan perempuan agar perempuan
> pintar mendidik anak-anaknya, bukan untuk diri dan bangsanya atau bukan
> untuk memiliki pengaruh dalam kehidupan publik. Organisasi perempuan
> dilarang kecuali organisasi yang di bawah pemerintahan, dan tetap pada
> fungsi KEIBUAN. Bayangkan ini terjadi selama 32 tahun.
> 
> 
> 
> *Gerakan Perempuan Kini dan Ap

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Konfrontasi Lagi?

2009-09-06 Thread roni_febrianto
  JIWA dan RAGA bangsa ini harus dibangun dulu agar siap bila harus 
berkonfrontasi .Soal MALAYSIA jangan cuma jadi retorika dan polemik ,dorong 
pemerintah untuk tegas bila perlu KeDUBES Malaysia dikepung dan putus hubungan 
diplomatik .Tapi pemerintah juga harus siap menarih ratusan ribu bahkan jutaan 
TKI dari Malaysia toh di Indonesai masih kaya kenapa harus jauh merantau ke 
Jiran jelas pemerintah malas dalam menciptakan lapangan kerja .Aksi di daerah 
adalah reaksi terhadap sikap pemerintah yang tidak tegas pada Malaysia ,

--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, atriza_...@... wrote:
>
> Sedikit menginjak kaki kita?apakah penulis lupa Malaysia ambil sipadan 
> -ligitan?kemudian coba2 di ambalat yg kaya minyak?rentetan klaim tentang 
> kebudayaan Indonesia bisa saja ada sebagian masyarakat kita yg menganggap itu 
> hal kecil. Tapi coba bayangkan andai kita tenang2 saja dan tidak 
> bereaksi,seperti kasus Sipadan-Ligitan dulu,kita baru sadar bahwa ternyata 
> Malaysia sudah lama membangun infrastruktur pariwisata di sana, dan selama 
> itu pula kita tidak bereaksi apa2,sehingga sebelum perundingan secara de 
> facto pulau itu milik Malaysia. Kalau saya lihat Malaysia ini seperti tikus 
> usil yg senang mengganggu kucing. Memang untuk konfrontasi militer kita perlu 
> mempertimbangkan banyak hal,tetapi juga bukan berarti kita bersikap 
> lunak,lalu menyalahkan saudara2 sebangsa yg bereaksi keras. Bukankah kita 
> juga sudah terbiasa menghadapi demonstrasi?  
> Sebagai salah seorang alumni kedokteran,saya mendukung sikap almamater yg 
> memutuskan kerjasama pendidikan dg Malaysia (bukan mengusir) untuk 
> menunjukkan perasaan tidak senang. Kita tahu bagaimana kapasitas mahasiswa 
> mereka. Perlu dicermati juga minat mereka hanya terhadap bidang 
> kedokteran,yang setiap tahun jumlahnya terus meningkat, sementara berapa siy 
> jumlah penduduk Malaysia?bandingkan dg rasio dokter-penduduk Indonesia saat 
> ini.  Apakah mau terima uang besar tapi harga diri diinjak?masih 
> banyak kok masyarakat kita yg berpunya dan sanggup membayar uang kuliah 
> anaknya di kelas extension/internasional.Salam..
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss...!


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: LOGIKA AWAM SAYA KASUS CENTURY

2009-09-06 Thread bro_ando23
ikutan ah :
dalam kasus CENTRUY, ada yang perlu saya sendiri dapat pemahamannya, yakni :
1. apakah itu sistemik ?
apakah sistemik tersebut definisi umum atau terdefinisikan dalam peraturan 
perbankan di Indonesia? apabila ia, maka unsur2 sistemik tersebut harus 
terpenuhi barulah dikatakan "sistemik"

2. hubungan hukum antara LPS dan CENTURY ? lalu LPS itu badan hukum seperti apa 
?
hubungan hukum apakah yang terjadi antara LPS dan CENTURY ? pemegang saham kah? 
atau apa? apakah kedudukan yang diperoleh LPS atas CENTURY tersebut bersesuaian 
dengan norma hukum pendirian LPS ?


saya sendiri tidak tau apa itu sistemik, kenapa dia sistemik, dan lain 
sebagainya, lalu kedudukan LPS itu sesungguhnya seperti apa, latar belakang 
pendiriannya ?

karena yang menjadi masalah adalah :
Apakah uang yang disetorkan ke CENTURY oleh LPS bertentangan dengan hukum ?

hal ini hanya dapat dijawab apabila kita memiliki banyak informasi mengenai 
LPS, peraturan perbankan, juknis-juklak penanganan bank bermasalah dan lain 
sebagainya..

tidak bisa hanya karena seolah-olah yang disetujui itu 1 T terus melebihi 1 T 
lalu dikatakan bermasalah? karena kita sesungguhnya harus tahu apakah LPS 
berwenang untuk melakukan setoran melebihi 1 T tersebut ?

mengenai pengawasan..?? =D memang di AS saja pengawasan juga tidak bisa 
sempurna kok?

ada lagi yang diluar ini yang perlu dicermati :
a. mengenai kejadian CENTURY dengan sentimen pasar finansial regional maupun 
global ?
b. adanya upaya DEPOSAN tertentu menyelamatkan uangnya ? coba perhatikan kasus 
ini dengan berita lain ?
c. statement WAPRES bahwa ini PERAMPOKAN, saya pikir kalimat ini saja dikaji 
dapat mengundang pertanyaan ?
d. ada nama yang disebut RT yang buron ? itu sapa? benar ada ngak ? kenapa 
belum dapat ?

ingat loh, kita kan kadang liat demo nasabah century yang tersangkut antaboga, 
itu Warga Negara juga jadi perlu perlindungan, karena bukan soal sedikit atau 
banyak, maksud saya :ilustrasinya adalah :

kalu cat tembok saya kotor 1 meter saya bilang ah, ngak papa nanti aja 5 bulan 
lagi, tau2 setiap 1 bulan kotor 1 meter, jadinya apa tuh ? kalu saya langsung 
cat kan beres ? tapi saya ada tukang ngak ? punya duit ngak ? catnya warnanya 
masih ada gak ? kapan dilakukan ? dan lain sebagainya

itu baru mau ngecat, ini mau benerin bank loh yang bicara T?? tempe tahu 
berton-ton.

maaf panjang sekalii...
ando


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Achmad Jauzi  
wrote:
>
> Om Asep yang baik...
>
> Bapepam-LK tidak hanya mengawasi bank tapi mengawasi seluruh perusahaan yang 
> bergelar Tbk atau perusahaan publik...Berhubung Bank Century adalah 
> perusahaan publik, maka dengan sendirinya turut diawasi oleh Bapepam-LK...
>
> Kasus Bank Century ini mulai muncul ketika ada reksadana Antaboga yang 
> dikawinkan dengan deposito Century entah bagaimana produk ini dijual resmi di 
> bank...karena imbal hasil yang ditawarkan sangat tinggi, banyak orang yang 
> beli, mulanya aman tapi saat market crash, bermasalah...disinyalir dana 
> tersebut digunakan oleh Robert Tantular untuk margin trading...Saat harga 
> underlying naik gak masalah tapi saat turun hancur semuanya...Disinilah 
> fungsi Bapepam-LK yang saya pertanyakan...TAPI...kalau anda buka-buka file di 
> kompas, media lain khusus bisnis dan keuangan ataupun media on line, anda 
> bisa melihat kembali komentar Ketua Bapepam yang cuma menyatakan keherananya 
> dan bilang penipuannya canggih...Kalau DG BI cuma bilang produk tersebut 
> ilegal (kok bisa ilegal karena dijual di bank resmi, bukan bank gelap)
>
> Itu lho om yang saya maksudkan...


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bank Century yang Mencengangkan - Jika Diungkap, Kasus Century Bisa Melebar ke Mana-mana - BI Mengaku Tak Sadar Bail Out Bank Century Membengkak

2009-09-06 Thread Satrio Arismunandar

 





Bank Century yang Mencengangkan





 

KOMPAS/LASTI KURNIA
Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Forum Nasabah Bank Century menggelar aksi 
damai di tengah kepesimistisan akan kembalinya uang mereka, Jumat (4/9) di 
Kantor Bank Century, Senayan, Jakarta. Dari sekitar 250 nasabah Bank Century 
yang menjadi korban reksadana Antaboga, kali ini hanya sekitar 20 orang yang 
berunjuk rasa. Mereka berharap setidaknya uang mereka dapat kembali walaupun 
secara bertahap. 





/




Sabtu, 5 September 2009 | 04:55 WIB

 
 

Andi Suruji
KOMPAS.com - Mencengangkan pengungkapan upaya penyelamatan Bank Century. Upaya 
itu sebenarnya telah diputuskan pada tahun lalu oleh pemerintah bersama Bank 
Indonesia, bahkan telah disetujui juga oleh DPR.
Akan tetapi, akhir-akhir ini kasusnya mencuat karena ada hal-hal yang dinilai 
DPR kurang transparan dan kurang akuntabel. Misalnya, mengapa ketika DPR 
menyetujui upaya penyelamatan itu, biaya penyelamatan hanya sekitar Rp 1,3 
triliun. Belakangan ketahuan uang dari kantong negara ternyata harus dikuras Rp 
6,7 triliun.
Di situlah letak permasalahan awalnya. Namun, pemerintah dan BI menyatakan, 
dalam proses penyembuhan bank ini terdapat berbagai persoalan yang mengharuskan 
pemerintah terus menyuntikkan dana untuk memenuhi syarat kesehatan bank. 
Akhirnya biaya penyelamatan membengkak berlipat-lipat kali dari yang disetujui 
DPR.
Dalam aturan yang ada, kewenangan untuk menyatakan suatu bank bermasalah tidak 
dapat melanjutkan hidupnya alias bank gagal, walaupun telah berkali-kali 
diselamatkan, adalah BI. Selaku otoritas, BI juga yang berhak menyatakan bank 
gagal itu harus diselamatkan atau dimatikan saja.
Dalam hal bank gagal itu harus diselamatkan, maka harus dipenuhi kriteria 
sistemik. Artinya, jika bank tersebut dibuat ”wassalam”, dampaknya akan sangat 
besar. Menimbulkan persoalan yang lebih rumit karena keterkaitannya dengan 
bank-bank lain (sistem perbankan) begitu luas. Misalnya, berdampak pada sistem 
pembayaran nasional, mengganggu stabilitas pasar uang, terganggunya bank-bank 
lain. Pertimbangan lain adalah faktor psikologis pasar keuangan.
Ada pertanyaan, mengapa Bank Century tidak dimatikan saja? Toh sudah 
berkali-kali membuat ulah dan menimbulkan permasalahan. Apakah bank nakal tidak 
sebaiknya dimatikan saja seiring dengan upaya pemerintah dan BI menciutkan 
jumlah bank agar pasar perbankan nasional tidak selalu ricuh. Apalagi ukuran 
Bank Century dalam skala perbankan nasional tidak signifikan amat.
Karena itu, ada penilaian publik bahwa BI lemah dalam pengawasan perbankan. Itu 
ada benarnya, tetapi tidak sepenuhnya juga. Sebab, pengawas bank yang dimiliki 
BI di setiap bank adalah para profesional muda dan senior yang memahami betul 
tugas dan tanggung jawabnya. Aturannya jelas.
Hal yang mungkin terlupakan adalah sikap tegas BI selaku otoritas perbankan 
untuk menegakkan aturannya sendiri. Mungkin ini terjadi lantaran adanya 
berbagai faktor pertimbangan yang tidak bisa dikalkulasi secara matematis dalam 
setiap pengambilan keputusan BI untuk menutup atau tidak menutup suatu bank.
Bagi Wakil Presiden Jusuf Kalla, persoalan Bank Century adalah tindakan 
kriminal. Masalahnya, Wapres tidak menjelaskan siapa yang melakukan tindak 
kriminal dalam persoalan ini. Namun jelas sikap Wapres, menginstruksikan Kepala 
Polri agar menangkap pemilik bank dan memasukkannya ke dalam penjara.
Betul...! Manakala setiap pelaku kriminalitas di sektor finansial, lingkungan 
perbankan, pasar uang, pasar modal, sekecil apa pun tindakan kriminalnya, 
senantiasa segera ditangkap dan dipenjarakan, masyarakat pasti angkat jempol. 
Bank adalah bisnis kepercayaan. Besar atau kecil, pengaruhnya pasti ada dalam 
menciutkan nyali pelaku sektor finansial untuk bermain-main di atas 
ketidaktegasan otoritas dan penegak hukum lainnya.
Dengan berbagai gugatan itu, wajar dan masuk akal jika semakin timbul aneka 
rupa tanda tanya dalam benak publik. Jangan-jangan. .., jangan-jangan. .., dan 
pelbagai jangan-jangan lainnya.
Misalnya, jangan sampai penyelamatan Bank Century itu sebenarnya bukan karena 
faktor-faktor teknis perbankan yang disebutkan di atas, tetapi faktor lain yang 
sangat fleksibel sifatnya. Apalagi kalau kita mendengar nama-nama deposan besar 
Bank Century. Siapa tahu?
Tidak main-main
Akan tetapi, pemerintah dan BI menyatakan secara tegas bahwa tidak ada yang 
main-main dalam penyelamatan Bank Century. Mantap...! Syukurlah jika memang 
demikian adanya.
Akan tetapi, apakah publik percaya begitu saja? Saya tidak mengajak publik, 
khalayak pembaca, untuk tidak memercayai ucapan pejabat publik. Kepada siapa 
lagi kita percaya kalau bukan mereka. Oleh karena itu, mari kita percaya kepada 
langkah-langkah yang diambil Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang mengaudit 
kasus ini.
Kita tentu percaya BPK yang diminta Komisi Pemberantasan Korupsi untuk 
melakukan audit. Apalagi Ketua BPK Anwar Nasution adalah mantan Deputi Gubernur 
Senior BI. Tentu masih segar dalam ingatannya tata kelola

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Hubungan Indonesia-Malaysia; Tanggapan Kritis Untuk Franz Magnis Suseno

2009-09-06 Thread winwannur
Di Kompas kemarin, di halaman opini. Saya membaca sebuah tulisan Franz Magnis 
Suseno, dosen filsafat di STT Driyakara yang membahas tentang ketersinggungan 
orang Indonesia terhadap Malaysia dan bagaimana seharusnya orang Indonesia 
menyikapinya.

Opini yang ditulis Romo Magnis di Kompas edisi 4 September 2009 ini berlawanan 
dengan arus utama opini masyarakat Indonesia saat ini, yang rata-rata 
tersinggung dan terusik rasa nasionalismenya dengan apa yang dilakukan Malaysia 
yang selama ini terus menerus seolah sengaja cari perkara dengan negara ini. 

Jika kebanyakan orang Indonesia termasuk anggota DPR RI ingin pemerintah 
bersikap keras terhadap Malaysia, Romo Magnis sebaliknya. Tawaran Romo Magnis 
sebagai solusi untuk masalah ini adalah solusi khas dari penganut kristen 
tipikal. "Kalau ada orang menampar pipi kanan, solusinya sodorkan pipi kiri". 

Untuk bangsa sebesar Indonesia dengan penduduk nomer 4 terbanyak di dunia. 
Menurut Romo Magnis, marah-marah hanya karena dihina seperti itu sangatlah 
tidaklah layak untuk dilakukan. Sebaliknya Romo Magnis menganjurkan, 
selesaikanlah masalah itu dengan sabar dan kepala dingin. 

Franz Magnis memberi contoh saat Soeharto menjadi presiden. Dia katakan, saat 
itu Indonesia tidak pernah berkata dengan kata keras dan justru dengan sikap 
seperti itu Malaysia hormat. Entah amnesia atau memang sengaja, tampaknya Franz 
Magnis sengaja mengaburkan fakta tentang sosok Soeharto mantan Presiden yang 
paling kejam sepanjang sejarah Indonesia itu. 

Soeharto memang tidak pernah dan tidak perlu berkata keras. Dia hanya perlu 
menebar senyum, karena semua orang tahu di balik senyumnya yang khas itu ada 
kekuatan militer besar yang sangat loyal dan patuh tanpa syarat kepadanya. Dia 
dengan mudah bisa menggerakkan kekuatan itu, semudah anak kecil menggerakkan 
mainan mobil-mobilan dengan remote control di tangan. Bandingkan dengan SBY 
yang jangankan militer, bahkan dalam politik saja pun di negara ini banyak 
musuhnya. SBY baru mau mellibatkan TNI dalam menangani teror saja kecaman sudah 
muncul dari mana-mana. Jadi kalau SBY mau bergaya meniru-niru gaya Soeharto, ya 
diludahi orang.

Well, terlepas dari soal Soeharto, anjuran Romo Magnis memang bisa kita 
terapkan terhadap beberapa kasus dan terbukti manjur. 

Misalnya jika anda yang pendatang kebetulan berkunjung ke Bali, bukan sebagai 
turis.  Anda bisa jadi mengalalami pengalaman tidak menyenangkan ditangkap dan 
diperlakukan tidak enak oleh 'Pecalang' (Hansip Adat). Jika mengalami hal 
seperti ini di Bali, saran saya akan sama seperti cara yang disarankan Romo 
Magnis, lebih baik selesaikan masalah itu secara diplaomatis. Hubungi ketua 
pecalangnya atau langsung usahakan berbicara dengan 'klian' adat setempat. 

Meskipun anda mungkin Preman terkenal dan ditakuti di kampung asal anda, tapi 
dalam menghadapi situasi ini. Mengajak konfrontasi 'pecalang Bali, sangat tidak 
saya anjurkan. Kecuali anda punya ilmu tahan pukul dan ilmu kebal atau siap 
mental di'massa' orang 'sebanjar'.

Tapi anjuran seperti tersebut di atas bukanlah obat ajaib yang manjur untuk 
segala kasus, situasi dan kondisi. Untuk kasus yang berbeda, kadang-kadang cara 
seperti yang dianjurkan Romo Magnis ini sama sekali tidak efektif, malah 
menjadi kontra produktif.

Saya secara pribadi pernah mengalami musibah yang tidak perlu karena 
berbaik-baik seperti saran favorit Romo Magnis ini. 

Saat itu saya baru pindah ke kompleks perumahan yang saya tinggali sekarang. 
Untuk menuju ke rumah saya, saya harus melewati sebuah rumah yang memiliki 
seekor anjing buras alias anjing kampung yang selalu mengonggong keras kepada 
siapapun yang melintas di depan rumah majikannya itu. Kalau orang yang 
digonggong ketakutan kadang anjing kampung berkulit belang ini tidak 
segan-segan mengejar sampai orang yang dikejar berteriak-teriak ketakutan. 
Warga  di kompleks tempat saya tinggal sebenarnya cukup resah dengan keberadaan 
anjing itu di kompleks kami. 

Istri dan anak saya sering sangat ketakutan ketika harus melewati rumah itu 
menuju rumah kami. Ketika keluhan itu saya sampaikan kepada pemilik anjing 
dengan enteng dia bilang "Anjing saya itu memang senang bercanda".

Karena 'diplomasi' dengan pemilik anjing itu tidak berhasil. Karena istri saya 
sangat ketakutan setiap kali melewati rumah itu, sayapun secara resmi 
melaporkan masalah ini kepada ketua RT yang merupakan penguasa tertinggi di 
kompleks kami. Tapi ketua RT kami yang secara penampilan luar sangat perlente 
dan berwibawa ini sama sekali tidak dapat memberi solusi yang memuaskan.

Suatu kali istri saya pulang bersepeda dan melewati rumah itu, dan seperti 
biasa anjing itupun  menggonggong dengan keras dan seperti biasa pula istri 
sayapun menjerit panik tidak kalah kerasnya. Sialnya kali ini anjing ini tidak 
hanya menggonggong tapi juga mengejar istri saya, istri saya yang panik dan 
ketakutan memacu sepedanya dengan kencang dan saat berbelok menuju persimpangan 
rumah saya, istri saya tidak dapat

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Festival Film Mahasiswa Indonesia 2009

2009-09-06 Thread Tomy W. Taslim
Temans, mohon maaf kalau OOT.

Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Seni Indonesia melalui Institut Kesenian 
Jakarta (IKJ) akan menyelenggarakan Festival Film Mahasiswa Indonesia
pada bulan Oktober 2009. Festival ini merupakan rangkaian dari kegiatan
Festival Kesenian Indonesia. Program-program yang telah disiapkan
diantaranya adalah pemutaran film karya mahasiswa dari berbagai sekolah
film internasional, pemutaran film karya mahasiswa seni Indonesia,
workshop animasi eksperimental dan sarasehan mahasiswa untuk
mengembangkan jaringan kerja antarkampus yang memiliki interes dengan
dunia perfilman.

Rangkaian informasi terbaru tentang Festival Film Mahasiswa Indonesia 2009 bisa 
anda akses di: http://filmpelajar.com/


Semoga informasi ini bermanfaat untuk teman-teman. Terima kasih atas 
perhatiannya :-)



  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Quo Vadis Dialog Jakarta-Papua?

2009-09-06 Thread oktovianus pogau
Sabtu, 2009 September 05



Quo Vadis Dialog Jakarta-Papua?



.fullpost{display:inline;}
OCTHO- Banyak orang mendegungkan model dialog damai antara pemerintah Indonesia 
(selanjutnya baca; pemerintah)
dan orang Papua sebagai solusi dalam penyelesaikan segala masalah di
Papua. Bahkan yang mengherankan lagi, sudah terbentuk team khusus untuk
memperjuangkan konsep ini sampai ke Jakarta. 

Koran Kompas, Edisi Kamis 03  September 2009 tertera judul "Tokoh Papua: Beri 
JK Mandat Jembatani Dialog Kebangsaan".
Hal ini di tandai dengan perjuangan 10 tokoh masyarakat Papua menghadap
Wapres Jusuf Kalla untuk melaporkan berbagai permasalahan di Papua. Ke
10 tokoh masyarakat Papua tersebut; mantan rektor Universitas
Cendrawasih August Kafiar, anggota DPD Ny Ferdinanda ibo Yatipau, Ketua
Presidium Dewan Papua Tom Beanal, anggota DPR-RI Simon P Morin, John
Djopari, Anthonius Rahail, Frits Kirihio, Max Demeitouw dan Joel
Rohrohmana. 


10 tokoh masyarakat
Papua yang menemui wakil presiden Jusuf kalla, intinya dimana meminta
beliau untuk memediasi proses berlangsungnya dialog antara pemerintah
dan orang Papua, dengan tujuan menyelesaikan konfik yang terjadi di
Papua secara bermartabat. Banyak pertimbangan dalam memilih pak Jusuf
Kalla, karena pengalaman beliau yang telah berperan aktif dalam
mendamaikan berbagai konflik di Indonesia, diantaranya Aceh dan Poso. 

Kepergian
10 orang, yang di klaim sebagai tokoh msayarakat Papua sudah tentu
sangat-sangat membingungkan generasi muda, dan rakyat Papua. Ada
kepentingan apa di balik semua itu? Bahkan para diplomat yang memegang
kepercayaaan penuh rakyat Papua-pun sedemikian kaget, hal ini terlihat
dengan komentar beberapa orang Papua yang berada di luar negeri dalam
Milis Komunitas Papua.

Namun perlu diketahui, tidak banyak yang
berpikir, apakah masyarakat akar rumput yang selama ini menjadi korban
kekerasan, ketidakadilan, serta korban kekelaman sejarah menerima
dengan lapang dada model dialog damai itu? Model dialog yang konsepnya
di bawah Simon Maureen dan kawan-kawannya ke Jakarta.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam bukunya “Papua Road Map (PRM)”
boleh saja menyatakan bahwa dialog antara Jakarta-Papua adalah solusi
akhir dari segala solusi. Tidak ada yang salah dengan gagasan itu,
bahkan tidak ada yang timpang dengan gagasan itu. Sudah tentu ide serta
gagasan ini muncul untuk pemenuhan kebutuhan rakyat Papua yang selama
ini kosong.

Selain itu Dr. Neles Tebay dengan bukunya “Dialog Jakarta-Papua, Sebuah 
Perspektif Papua”
boleh saja mengklaim yang sama, dimana model dialog damai satu-satunya
jalan untuk menyelesaikan segala masalah di Papua, termasuk kesenjangan
sosial yang terjadi di tanah Papua.

Setelah di amati, memang
benar, bahwa LIPI dengan pater Neles Tebay sepaham untuk mengakat
wacana dialog damai sebagai proses penyelesaian masalah yang terjadi di
Papua. banyak alasan yang di beberkan, diantara kegagalan Otonomi
Khusus (Otsus) serta jenjang sosial yang terjadi antara penduduk asli
Papua dan non Papua yang tidak imbang. Dan memang itu betul.

Tetapi
yang saat ini jadi pertanyaan, apakah model dialog itu akan betul-betul
menyelesaikan masalah di Papua. dan apakah model dialog itu sebuah
kerinduan terbesar yang selama ini menjadi harapan terbesar rakyat
Papua dari waktu ke waktu. Ataukah model dialog antara Jakarta-Papua
yang LIPI dan pater Neles Tebay tawarkan hanya-lah sebuah menu pesanan
elit-elit dari Jakarta. 

Satu yang perlu di pahami, sampai
kapan-pun rakyat Papua yang selama ini menjadi korban ketidakadilan,
korban kekerasan, serta korban kekelaman sejarah tidak akan pernah
menerima sebuah konsep dialog damai yang arahnya tetap berada dalam
bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 

Otsus telah
menenggelamkan mimpi-mimpi indah rakyat asli Papua untuk melihat sebuah
perubahan hidup yang lebih baik lagi. Otsus membuat semua kacau balau,
Otsus membelenggu, bahkan sampai pada sebuah kesimpulan Otsus telah
memusnahkan rakyat Papua. hal ini bisa di simpulkan ketika tebaran
virus HIV/AIDS yang dengan gampangnya sampai kepada rakyat Papua. walau
dana Otsus Triliyunan rupiah, proses pembiaran tetap diberlakukan. 

Mungkin
tujuan tidak lain, memusnahkan etnis Melanesia dari tanah yang penuh
dengan susu dan madu. Dalam berbagai data kongrkit yang di himpun
berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Papua memang demikian,
proses pembiara di lakukan oleh pemerintah pusat, dengan tujuan tidak
lain tetap menjajah rakyat Papua.

Dalam beberapa tulisan
sebelumnya saya pernah mengatakan bahwa rakyat Papua akan menerima
dengan lapang dada model dialog damai antara Jakarta-Papua, apabila di
dalamnya membicarakan kedaulatan rakyat Papua. Karena akar masalah dari
konflik di Papua adalah masalah kedaulatan yang di gagalkan Amerika,
Indonesia, serta PBB sebagai lembaga tertiggi di dunia. 

Mewakili
masyarakat akar rumput, saya mau katakan, sampai kapan-pun rakyatPapua
tidak akan pernah mau menerima model dialog itu, jika saja arah dari
dialog itu tetap ber

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Lagu Kebangsaan Malaysia Ciptaan Orang Indonesia

2009-09-06 Thread Ramadhani
saya juga taunya itu ciptaan Gesang. tapi kalau ternyata itu lagu dari Eropa
dan berasal dari abad 17-an, lebih baik kita juga tidak usah singgung
singgung lagi karena ternyata 'Terang Bulan' pun hanya saduran...

Aryo Satyo Ramadhani

http://ramagoo.blogspot.com


2009/9/4 Jaka Santika 

>
>
> Dulunya aku dengar bahwa lagu "Terang Bulan" itu ciptaan Gesang komponis
> lagu Bengawan Solo.
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Negeri Seremonial

2009-09-06 Thread suryo pratomo
 Negeri Seremonial
    Setiap kali seorang diplomat asing ditugaskan di Indonesia, 
maka kesan pertama yang muncul pasti adalah negeri ini adalah negeri yang penuh 
dengan seremonial. Begitu banyaknya acara yang diselenggarakan di negeri ini, 
yang harus dihadiri. Kalau sudah urusan seremonial, semua pejabat negara 
sepertinya wajib hadir dan itu mengalahkan urusan pekerjaan penting lainnya.
    Persoalan lain yang krusial di samping terbuangnya waktu 
berharga adalah besar biaya yang harus  dikeluarkan untuk urusan seremonial 
tadi. Yang menarik untuk menjadi perhatian kita bersama sekarang ini adalah 
seremoni pelantikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mulai dari 
tingkat provinsi hingga kabupaten/kota. Ada lebih dari 500 DPRD seluruh 
Indonesia yang harus dilantik dan biaya untuk satu acara minimal Rp 500 juta.
    Mengapa biayanya begitu mahal? Karena setiap anggota DPRD 
diberikan sebuah pakaian jas yang baru. Di Batam misalnya, untuk biaya 
pembuatan jas anggota DPRD mencapai Rp 500 juta. Sementara untuk acara 
seremonialnya sekitar Rp 350 juta, sehingga untuk satu hari acara pelantikan 
anggota DPRD itu dibutuhkan biaya sekitar Rp 850 juta.
    Bayangkan ada sekitar 500 pelantikan yang harus dilakukan 
dengan biaya rata-rata ekitar Rp 500 juta.  Artinya untuk seluruh pelantikan 
anggota DPRD di seluruh Indonesia, rakyat harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 
250 miliar.
    Kita tahu bahwa biaya untuk membangun demokrasi itu memang 
mahal. Tetapi demokrasi yang kita ingin bangun itu bukanlah demokrasi 
seremonial seperti ini. Kita menginginkan sebuah pembangunan demokrasi yang 
seperti dikaji dalam Majalah Foreign Affairs yaitu demokrasi yang bisa 
menyejahterakan kehidupan rakyatnya.
    Terus terang kita menggugat, mengapa yang lebih didahulukan 
dalam pembangunan demokrasi kita ini adalah penampilan dari para anggota 
legislatifnya? Mengapa kita harus menggunakan jas yang biayanya bisa sampai Rp 
10 juta per orang? Bukankah kita mempunyai pakaian yang bukan hanya lebih cocok 
dengan cuaca di negeri ini dan bahkan menjadi idenditas negeri ini yaitu batik.
    UNESCO sudah menetapkan batik Indonesia sebagai sebagai warisan 
budaya dunia atau world heritage. Tanggal 2 Oktober nanti, badan PBB itu akan 
mengumumkannya secara resmi. Mengapa kita sendiri tidak mau mengakui itu 
sebagai identitas dari bangsa kita dan malah memilih untuk menggunakan jas yang 
bukan tradisi budaya dari bangsa ini?
    Apalagi kalau kita kontraskan dengan kehidupan kebanyakan dari 
bangsa ini. Di tengah-tengah juga bencana yang harus dihadapi ratusan ribu 
orang di Jawa Barat menyusul gempa bumi berkekuatan 7,3 skala Richter pada hari 
Rabu lalu. Para korban bencana saat ini sedang hidup dalam keprihatinan. Setiap 
hari mereka hanya bisa makan mie. Padahal mereka harus melawan beratnya cuaca 
karena harus hidup di tempat penampungan umum, setelah tempat tinggal mereka 
hancur karena gempa bumi.
    Kita ingin mempertanyakan rasa solidaritas dari para elite 
bangsa ini. Bagaimana di tengah penderitaan begitu banyak orang, mereka bisa 
enak-enak hidup dalam kemewahan. Dengan bangganya menggunakan pakaian berharga 
jutaan rupiah. Padahal pakaian yang mereka gunakan itu berasal dari keringat 
rakyatnya, yang kini sedang hidup dalam penderitaan.
    Tentu bisa saja para elite berdalih bahwa bencana itu adalah 
sebuah musibah yang hanya sesekali saja datang. Tetapi lihatlah kondisi di 
sekeliling kita, ketika orang rela antre hanya untuk mendapatkan sembako 
gratis, itu menunjukkan bahwa masih banyak warga bangsa ini yang hidup dalam 
keterbatasan. Di Kediri, di Magelang, dengan kasat mata kita bisa lihat 
kemiskinan yang masih menghinggapi begitu  banyak warga bangsa ini.
    Kepekaan itulah yang sebenarnya ingin kita ingatkan kepada para 
elite bangsa ini. Sadarlah bahwa belum saatnya kita hidup dalam kemewahan. 
Bangsa ini masih membutuhkan kerja keras dari para elitenya. Marilah kita lebih 
dulu berlomba menunjukkan kinerja, baru kemudian menikmati hasil dari kerja 
keras itu. Bukankah pepatah bangsa kita mengajarkan agar kita mau 
“berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, 
bersenang-senang kemudian.”
    Memang konsumerisme dan konsumtivisme sekarang ini sudah 
menjadi fenomena global. Arus besar itu suka tidak suka memang mengimbas sampai 
ke negeri kita. Tetapi kita harus menyadari bahwa konsumerisme dan 
konsumtivisme yang berlaku di negara-negara maju diperoleh dari sebuah 
perjalanan yang sangat panjang. Mereka memulai perjalanan dengan penderitaan 
yang berat sampai kemudian terjadi revolusi, baik itu revolusi hijau maupun 
revolusi industri. Revolusi itu melahirkan sebuah etos kerja yang tinggi di 
mana disiplin, kerja keras, inovasi, dan kreativitas menjadi sebuah kultur yang 
melekat pada diri setiap warga bang

[Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Sentil Kader Demokrat: Jangan Obral Janji dan Jadi Broker

2009-09-06 Thread agushamonangan
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/09/05/22163211/sby.sentil.kader.demokrat.jangan.obral.janji.dan.jadi.broker


CIKEAS, KOMPAS.com- Presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono memaparkan 
sejumlah kriteria dan hal yang menentukan pilihan bagi figur-figur yang akan 
masuk dalam kabinet mendatang.

"Saya pasti punya alat, kriteria dan parameter seseorang untuk jadi anggota 
kabinet. Ada yang berkaitan dengan integritas, kapasitas, pengalaman, 
pengetahuan, dan acceptabilitas," kata Yudhoyono saat memberikan sambutan dalam 
buka bersama dengan para kader partai Demokrat, kader organisasi sayap partai 
itu dan tim sukses di Puri Cikeas, Sabtu (5/9) malam.

Ia menjelaskan anggota kabinet yang nanti memiliki kemampuan kerja sama dan 
pemahaman yang baik sehingga bisa saling mengisi karena tantangan kabinet lima 
tahun mendatang tidak mudah. 

"Untuk melaksanakan tugas yang tidak ringan lima tahun mendatang, saya akan 
mengutamakan suksesnya tugas pemerintah dan kabinet," tegasnya.

Yudhoyono mengatakan, selama lima tahun mendatang, anggota kabinet yang 
disebutnya kabinet Indonesia Bersatu II akan terus menerus dievaluasi terkait 
kinerja mereka.

"Dalam pakta integritas dan kontrak kinerja akan ada evaluasi tahun pertama, 
lanjut atau tidak. Dua setengah tahun akan ada evaluasi berikutnya.  Saya tidak 
suka melaksanakan reshuffle (perombakan kabinet-Red), tapi bila perlu mengapa 
tidak," katanya.

Ia menjelaskan, seseorang bisa saja dibebaskan tugasnya sebagai menteri dan 
diberi penugasan lainnya. Hal itu bukan berarti individu itu dianggap tidak 
mampu.

"Banyak yang saya bebaskan jadi menteri saya kasih tugas lain dan berhasil. 
Juga ada keterwakilan partai dalam membangun koalisi dalam batas tertentu tanpa 
mengurangi integritas dan kapasitas seseorang tanpa membedakan jender, tetapi 
tetap tidak meninggalkan kriteria dasar yang disebutkan tadi," katanya.

Yudhoyono meminta saat ini semua pihak tidak terjebak atas desas-desus 
penyusunan kabinet karena baru akan disusun setelah 1 Oktober mendatang. Ia 
meminta agar masing-masing kader partai Demokrat dari pusat hingga daerah tidak 
memberikan komentar terhadap suatu isu yang bukan menjadi kewenangannya.

"Saya minta kita jangan terlalu banyak berkomentar terutama di media massa 
apalagi di luar otoritas dan urusannya, meski niat baik tapi bisa menimbulkan 
kekisruhan politik," katanya.

Dalam kesempatan itu Yudhoyono juga menegaskan jangan ada "broker" politik di 
masa-masa penyusunan awak kabinet.

"Saya berpesan, jangan ada yang jadi broker dan obral janji, dengan segala 
kekurangan saya, saya tidak memerlukan broker politik," paparnya.



[Forum-Pembaca-KOMPAS] ”Gini Loh…”

2009-09-06 Thread agushamonangan
Oleh Samuel Mulia

1. Kalau Anda seperti saya, berwajah rusak, mbok dibenerin. Lha wong sudah 
begitu banyak rumah perawatan kulit. Sehingga kalau diabadikan yaa… tak perlu 
harus menipu. What you see yaaa… what you get. Gitu aja kok repot. "Repot, Mas. 
Capai ngurusin muka?" kata teman saya. Yaa... kalau capai terima saja mukanya 
seperti saya, tetapi jangan menipu dan cermin jangan dipecah. Itu salahnya 
sendiri.

2. Teknologi itu ada bukan untuk menguasai Anda. Kalau seandainya dimisalkan 
sebuah cerita film, Anda itu aktor utamanya, teknologi aktor pembantu. Ojo 
diwolak-walik. Itu bahasa Jawa yang artinya jangan dibolak-balik. Karena 
sukanya dibolak-balik, lama-lama Anda tak tahu lagi yang salah dan yang benar. 
Bukan…. Saya salah, bukan itu maksudnya. Lama-lama Anda lupa Anda itu manusia 
atau teknologi.

3. Saya beberapa kali melayat orang meninggal. "Ya iyalahhh, nekk… ngelayat itu 
orang meninggal," kata suara menyebalkan itu. Dan saya selalu melihat foto yang 
dipampang di depan peti mati. Atau kadang saat membaca iklan RIP, foto-fotonya 
macam-macam. Ada yang meninggal usia delapan puluh tahun, tetapi menggunakan 
foto masa muda.

Saya kemudian berpikir, kalau nanti saya meninggal, anggap saja pada usia lima 
puluh tahun, kira-kira empat tahun lagi, yaaa… saya akan menggunakan foto saya 
pada usia yang kata orang sekarang belum senja itu. Tidak mungkin pakai foto 
saya waktu masih remaja. Nurani saya berkicau lagi. "Enggak mau pakai yang 
sudah direkayasa? Nipu buat terakhir kale, bo." Saya menggelengkan kepala dan 
membalas. "Enggak mau. Ntar Tuhan tanya siapa ahli 'bedah plastik'-nya."

4. Tanyakan kepada diri Anda sendiri kalau foto-foto Anda sampai direkayasa 
sedemikian rupa sehingga Anda sendiri tahu itu bukan Anda, tetapi Anda bahagia. 
Apa yang terlintas di benak Anda?

a. Saya ini sukanya memang menipu.

b. Ndak kerasa apa-apa. Lha wong cuma gambar tok.

c. Yaa… gitu deh. Engggak tahu juga. Nanyanya kok nyindir mulu sih.

d. Yang penting bahagia. Bukankah lo yang ngajarin kita mesti bahagia. Lah 
kalau sekarang bahagia meski katanya nipu, yaaa… biarin aja napa?

e. Seneng aja lihat muka gue beda.



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Digital Imaging

2009-09-06 Thread agushamonangan
Oleh Samuel Mulia
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/06/03191023/digital.imaging



Beberapa waktu lalu saya membuka sebuah majalah gaya hidup. Saya berhenti pada 
seorang sosok. Awalnya saya enggak ngeh sosok itu seorang yang saya kenal. Saya 
pangling kok bisa muda sekali dan kulitnya bersih dan halus.

Saya membaca sepintas artikel itu dan yaa… saya tak keliru, ia seorang yang 
saya kenal. Saya curiga wajahnya sebegitu halusnya. Lha wong beberapa hari 
sebelumnya saya bertemu dengan dia dan masih melihat wajahnya yang sebelas dua 
belas dengan saya. Hancur, maksudnya. Yaa... mirip-mirip peta kawah gunung 
berapi.

Kemudian saya baru sadar itu gara-gara hebatnya teknologi. Bisa menghapus yang 
jelek dan mengubah menjadi indah. Menghilangkan segala cacat dan cela kemudian 
kelihatan kinclong seperti berlian. Kadang bahkan rambut tipis bisa ditebalkan. 
Yang gemuk bisa kelihatan kurus langsing. Kalau foto dan mau memiliki latar 
belakang gedung pencakar langit atau kota Paris, tak perlu harus susah-susah 
terbang. Semua bisa diatur lewat teknologi digital imaging.

Bohong

Waktu saya kaget melihat sosok itu, pada saat yang bersamaan nurani saya yang 
sudah ikut selama empat puluh enam tahun langsung berteriak. Nurani saya itu 
sudah tahu gelagat saya perlu mendapat teriakan. "Udah deh… enggak usah sok mau 
nuding orang. Inget enggak waktu lo difoto sama majalah sebuah mal, bukan lo 
minta ama fotografernya, 'Mbak, mukanya saya dibersihin ya.'"

Yaa… saya pernah melakukan hal sama. Dan saya tak merasa malu meminta kepada 
sang fotografer untuk melakukan penipuan itu. Sekarang saya malah jadi merasa 
bersalah sudah menjerat orang menjadi kurang ajar, turut dalam penipuan 
besar-besaran itu. Bagaimana tidak besar? Lha wong muka saya seperti jalan 
rusak—nyaris semua orang yang mengenal saya tahu kondisi wajah saya—kok 
tiba-tiba sehalus kain sutra. Yaa... pastinyalah kebohongan saya begitu 
besarnya. Tak hanya terhadap diri saya sendiri dan fotografer, tetapi juga 
teman-teman saya yang lumayan banyaknya dan ada juga yang badannya besar.

Demikian juga kalau saya melihat lembaran-lembaran indah di banyak majalah 
mode. Di mana halaman modenya begitu menakjubkan. Bukan karena fotonya bagus, 
tetapi kehebatan manipulasinya yang luar biasa. Pencahayaan dimanipulasi, wajah 
disapu bersih halus tanpa kerut yang mengingatkan saya pada wajah model produk 
kecantikan.

Setelah selesai membaca majalah itu saya berniat melihat foto-foto di netbook 
saya. Tentu foto-foto penipuan itu. Kemudian saya memerhatikan foto sebelum dan 
sesudah ditusir habis. Saya tertawa tergelak melihat wajah saya begitu 
mulusnya. Alis saya yang tak seperti semut beriring sekarang beriring bener. 
Hidung saya yang pernah dijuluki sebagai pengganti tutup botol anggur, sudah 
dilangsingkan. Kerut di wajah saya yang seperti gorden dan kelopak bawah mata 
yang hitam dan membengkak, lenyap seketika. Tetapi, hasilnya saya seperti orang 
lain. Itu bukan saya.

Menipu

Nah, pada saat-saat seperti ini nurani saya mencari peluang untuk memukul. "Lo 
tuh, ya, maunya apa, sih?" Ditanya seperti itu saya tak bisa menjawab. Saya 
sendiri tak tahu maunya apa.

Selang sekian detik saya mendapat jawabannya. Saya merindukan muda lagi, saya 
rindu punya kulit kinclong, dan teknologi membuat saya senang. Meski semuanya 
sebuah penipuan dan sesaat saja. Mungkin begini rasanya orang korupsi. 
Merindukan jadi kaya secara cepat, meski menipu tetapi hati senang.

Akankah saya menyalahkan teknologi? Atau saya yang sepantasnya dipertanyakan? 
Beberapa hari lalu saya membuka Google dan menuliskan nama saya dan ternyata 
banyak sekali situs mengenai diri saya. Saya baca satu per satu meski tak habis 
semuanya, sampai pukul dua pagi dari sejak pukul sepuluh malam. Ada yang 
menghujat kok saya cuma bisanya nyindir mulu, sangat sarkastis, dan yang 
membuat jantung saya berdenyut lebih keras adalah yang mempertanyakan tampang 
saya itu seperti apa.

Kemudian, saya ingat lagi foto-foto hasil kemajuan teknologi alias rekayasa 
yang saya miliki. Kalau seandainya saya memuat foto hasil rekayasa itu dan 
mereka yang melihat merasa itulah saya yang sesungguhnya, bukankah itu 
penipuan? Mereka memiliki pemikiran, saya bebas kerut dan bintik-bintik, muka 
sehalus sutra. Bayangkan kalau suatu hari saya bertemu mereka dan mereka tahu 
saya yang sesungguhnya, tidakkah itu membuat orang kecewa? Mungkin awalnya saya 
bisa mengatakan it's only a game. Tetapi, permainan macam apa yang bisa sampai 
mengecewakan dan menipu? Dan saya mengaku beragama. Beragama kok nipu?

Sama seperti halaman-halaman mode yang saya buat dan kemudian dimanipulasi, 
tidakkah saya akan dikagumi karena orang pikir saya hebat? Yang hebat bukan 
hanya saya, teknologi rekayasa itu kan juga membantu. Tetapi, apalah gunanya 
kalau hasil karya foto saya cuma bagus karena teknologi? Bukankah otentisitas 
itu diperlukan? Dan otentisitas itu adalah saya, bukan teknologi. Saya yang 
harus kelihatan dan diingat, bukan 

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Tenggelamnya "Indonesia Incorporated"

2009-09-06 Thread agushamonangan
Oleh Simon Saragih
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/09/06/03351611/tenggelamnya.indonesia.incorporated



Kritik sering membuat pemerintah menjadi berang. Kita jadi bertanya, apakah 
kritik itu tidak disukai karena memang tidak tepat. Atau apakah hal itu 
menunjukkan "telinga tipis"? Jika Indonesia ingin memaksimalkan potensi, jelas 
kritik harus dianggap sebagai pendorong atau katakanlah penghardik, dan bukan 
untuk ditakuti.

Demikian juga soal perdagangan internasional, terlalu banyak hal yang diajukan, 
atau katakanlah kritik. Dalam perundingan internasional, soal liberalisasi, 
soal tuntutan agar akses pasar di negara maju dibuka, Indonesia tidak 
ketinggalan.

Bersama Menteri Perdagangan India Anand Sharma dan Menteri Luar Negeri Brasil 
Celso Amorim, Menteri Perdagangan RI Mari Pangestu tergolong sebagai kampiun 
pembela kepentingan negara berkembang. Sebagai Ketua G-33, kumpulan 
negara-negara berkembang yang mendobrak ketidakadilan perdagangan 
internasional, Mari Pangestu telah memiliki nama tersendiri. Apakah kemampuan 
perundingan di tingkat internasional memadai?

Di dalam kiprah perdagangan dunia, Indonesia tergolong lumayan, dengan berada 
di posisi ke-31 sebagai eksportir dunia dengan nilai ekspor 138,8 miliar dollar 
AS pada 2008. Ini adalah data berdasarkan catatan Organisasi Perdagangan Dunia 
(WTO).

Namun, jika komposisi ekspor Indonesia dibedah, dengan mudah bisa disimpulkan 
bahwa Indonesia pada umumnya mengandalkan endowment factor. Indonesia lebih 
mengandalkan faktor kekayaan alam, seperti minyak dan gas. Di sektor pertanian, 
Indonesia lebih mengandalkan kesuburan lahan, seperti perkebunan sawit.

Adakah ekspor lain yang bernilai tambah tinggi? Jelas banyak jenisnya, seperti 
elektronik, tekstil, komponen komputer, dan mebel. Namun, porsinya tidak banyak 
dan tidak terlalu menonjol.

Mengapa ini terjadi?

Indonesia pernah gencar mengampanyekan Indonesia Incorporated. Ini meniru Japan 
Incorporated yang mengharumkan nama dan produk-produk Jepang di dunia. 
Kombinasi antara pembinaan pengusaha skala menengah dan kecil, pendanaan 
perbankan, pengadaan prasarana pelabuhan, jalan raya, kawasan industri, 
pelatihan, riset, dan pengembangan, serta trading house membuat Jepang merajai 
pasar di mana-mana.

Malaysia pun meniru keberhasilan ini, dan kini membuat Malaysia berada di 
urutan ke-20 sebagai eksportir terbesar dunia, dengan nilai ekspor 195,7 miliar 
dollar AS, juga pada 2008 berdasarkan data WTO. Ini sebuah prestasi Malaysia, 
yang sebagian murid-muridnya pernah dididik para guru asal Indonesia, terus 
melambung dari sisi perdagangan dunia.

Keberadaan infrastruktur jalan, pelabuhan kaliber internasional, pengembangan 
sektor pertanian, yang tidak saja di sektor hulu tetapi juga sektor hilir, 
membuat Malaysia menjadi sebuah negara industri baru berbasis pertanian. Ini 
melengkapi kebijakan industrialisasi dan jasa-jasa yang juga mengalami kemajuan 
di Malaysia.

Adakah Indonesia sudah melakukan itu? Apakah ada kesadaran dan implementasi 
dari Indonesia Incorporated yang dicanangkan dekade 1990-an itu?

Kita harus meragukan ini. Jangankan mengekspor, untuk memenuhi kebutuhan pangan 
domestik saja, Indonesia harus sering bergantung pada impor pangan.

Sangat disayangkan, keberadaan jumlah penduduk dan keberadaan kekayaan alam 
hanya dibiarkan begitu saja tanpa ada sentuhan kebijakan yang memadai, agar 
Indonesia memiliki produk unggulan, yang bahkan bisa diekspor dalam jumlah 
signifikan.

Dengan ekspor, akan banyak tercipta kegiatan ekonomi, mulai dari produksi, 
packaging, armada, jasa keuangan, jasa asuransi, dan berbagai efek lain yang 
ditimbulkan kegiatan ekspor.

Dengan ekspor, Hongkong, Singapura, Taiwan, dan kini China, semakin merajai 
pasar ekspor dunia. Warga punya harga diri dengan kebangkitan ekonomi, dan 
salah satunya akibat keunggulan produk-produk untuk diekspor.

Siapa yang harus melakukan kebijakan yang menata industri sehingga Indonesia 
bisa mencapai prestasi seperti itu? Berbagai pengalaman di dunia menunjukkan, 
peran pemerintah sebagai fasilitator amat dibutuhkan dalam hal ini. Peranan 
pemerintah seperti inilah yang lenyap dan membuat Indonesia Incorporated 
menjadi tenggelam.

Menurut Mari Pangestu, sebenarnya ada banyak potensi yang bisa diraih dalam 
ekspor. Beberapa produk Indonesia sudah memasuki pasar.

Wakil Perwakilan Tetap RI di WTO Erwidodo mengatakan, produk-produk Indonesia 
telah memasuki pasar nontradisional. Dari tahun ke tahun, ekspor Indonesia 
terus meningkat.

Namun, jika dibandingkan dengan kesempatan dan potensi Indonesia, hal ini tetap 
tidak seberapa. Terbukti, jutaan warga Indonesia terpaksa eksodus ke luar 
negeri untuk mencari pekerjaan. Negaranya tidak mampu memberi lapangan kerja 
sehingga banyak yang rela pergi ke luar negeri dengan segala derita yang sudah 
sering menghiasi media massa.

Dengan jumlah penduduk 240 juta jiwa, ekspor senilai 138 miliar tidak begitu 
signifikan menampung kesempatan kerja.

Di sinilah pera

[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: 85 Persen Wartawan Indonesia Tidak Memahami Kode Etik Jurnalisti

2009-09-06 Thread nuraliem halvaima
Mas, itu masih mending kalau 85 persen wartawan Indonesia tidak memahami kode 
etik jurnalistik. Yang lebih parah lagi, banyak wartawan yang tidak nulis 
berita, apalagi bikin tulisan analisa yg panjang2ng, teks gambar saja masih 
banyak yang tidak bisa. Heran, dulunya itu jadi wartawan melalui siapa sih?
Ini mungkin karena gampangnya orang sekarang ini menerbitkan media, tukang 
tambal dan kondektur bus saja ngaku wartawan. Kan gila? Saya punya fakta di 
lapangan. dan kalau mau diinvestigasi, penerbitan pers bisa didata wartawannya 
yang gak bisa menulis.

Nur Aliem Halvaima
Wartawan Harian Terbit
Ketua PWI Jakarta Timur


--- Pada Sen, 31/8/09, Bertha Suranto  menulis:

Dari: Bertha Suranto 
Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: 85 Persen Wartawan Indonesia Tidak Memahami 
Kode Etik Jurnalisti
Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 31 Agustus, 2009, 1:37 PM






 





  Mudah2an tulisan Bang Pahalahutabarat di forum ini  dibaca  
oleh

banyak  wartawan  kita  ya.

Biar   bisa  menjadi  pemicu  yang  positif  untuk  mereka.

Mudah2an  para  wartawan  tidak tersinggung,  tapi  malah  terpacu,

karena  menurut  saya  tulisan  abang  ini  benar.



Hayo  janganhanya  bisa  menulis  ttg  gosip  selebrities  dan

tulisan  orderan.

Semalam  saya  nonton  film  "QUIZ  SHOW",   sebuah  kisah  nyata

ttg  kejahatan  pertelevisian  yang  diungkap  oleh  Richard  Goodwind.

Mungkin  para  wartawan  kita  harus  belajar  dari  si  Richard

Goodwind (mahasiswa  terbaik  Harvard)  selain  cerdas,  bermoral

dan  juga

jiwa  menyelidiknya  kuat  bener.



Ayo  abang2  dan  mbak2  wartawan,  mulai  lagi  singkirkan  sifat

kemalasan.  Gali  potensi  berita2  yang  cenderung  memihak  rakyat.

Agar  bangsa  kita  tidak  mudah  dibodohi  siapa  saja.







[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Batik

2009-09-06 Thread bakri arbie

--- On Sat, 9/5/09, Mahmud Syaltout Syahidulhaq Qudratullah Cholil Asy'ari 
 wrote:

  Pak Bakrie dan kawan-kawan alumni yang baik,
Saya pikir adalah sangat cerdas dengan mendaftarkan beberapa warisan budaya 
Indonesia untuk dijadikan Warisan Budaya Dunia (World Culture Heritage) ke 
UNESCO. Karena dengan demikian, berarti Indonesia telah IKHLAS memberikan atau 
membagi warisan budaya bangsanya untuk seluruh umat manusia. Ya, di sini 
berlaku hukum "Tangan di atas selalu lebih baik daripada di bawah".
Dengan menjadi Warisan Budaya Dunia itu bukan berarti budaya Indonesia itu 
dipatenkan lho! Karena, seperti tulisan saya tempo hari, warisan budaya itu 
tidak bisa dipatenkan! 
Hal ini juga berbeda dengan logika HKI sama seperti properti yang lain, 
memberikan hak privelege pada pemegang atau ahli warisnya untuk mendapat 
keuntungan, mengontrol, memonopoli dan mengalihtangankan apa yang dimilikinya. 
Hukum memproteksi agar HKI itu tidak dipakai atau digunakan tanpa izin. Ya, 
dalam HKI, izin atau otorisasi atau hak kontrol sangat vital! Dengan HKI, 
warisan budaya berubah dari nature-nya yang Free Culture menjadi Permission 
Culture. 
Sedangkan, Warisan Budaya Dunia, secara implisit maupun eksplisit menegaskan 
hilangnya hak privelege, karena warisan itu sekali lagi bukan hanya milik kita 
tetapi menjadi milik bersama seluruh umat manusia. Di sini tentu berlaku hukum 
"Ce qui appartient à tous appartient à personne". Karena dimiliki oleh 
semuanya, maka tidak lagi menjadi milik seorang pun, maka setiap orang berhak 
menggunakan atau memanfaatkannya tanpa izin! Di sini, warisan budaya kembali ke 
kodratnya menjadi Free Culture.
Singkat kata, dengan pengukuhan batik menjadi warisan budaya dunia, malah 
sebaliknya Malaysia mendapatkan legitimasi penuh untuk ikut mewarisinya dan 
kemudian memanfaatkannya. ;)
Bukankah begitu?

Salam hangat,Syaltout  

 



--- On Sat, 9/5/09, Erik  wrote:





Tgl 2 Oktober nanti, UNESCO mengukuhkan BATIK Indonesia sebagai Warisan Budaya 
Dunia (World Heritage). Jika Anda merasa sebagai bangsa Indonesia, mari kita 
pakai baju batik pada tgl 2/10 (Let's wear Batik on Oct 2nd). Sebarkan berita 
ini, walau ke satu teman. Peduli kita utk Indonesia.






  1   2   >